BAB I PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan perekonomian nasional. Pemerintah daerah hendaknya
|
|
- Sugiarto Hartanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap daerah memiliki sumber daya alam dan potensi masing-masing dalam pertumbuhan perekonomian nasional. Pemerintah daerah hendaknya dapat menentukan prioritas pembangunannya sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh daerahnya masing-masing. Industri pariwisata merupakan salah satu sektor jasa yang sangat penting untuk dikembangkan. Meskipun bukan penerimaan retribusi yang utama, namun sektor pariwisata berperan dalam menyumbang perkembangan perekonomian. Kepariwisataan mempunyai potensi yang cukup besar dalam mempererat serta meningkatkan kualitas hubungan antar manusia dan antar bangsa sehingga terjalin saling pengertian, sikap saling menghargai, dan nasionalisme. Menurut Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (2014) dalam kliping berita pariwisata dan ekonomi kreatif diunduh tanggal 8 Agustus 2015, menteri pariwisata dan ekonomi kreatif Mari Elka Pangestu mengklaim sumbangan sektor pariwisata untuk devisa negara mencapai US$ 10 miliar. Sektor pariwisata berada di posisi ke-4 setelah minyak dan gas, batu bara, dan kelapa sawit. Pariwisata sebagai salah satu sektor yang mampu memberikan sumbangan cukup besar dalam perekonomian nasional. Kontribusi dalam pembentukan Produk Domestik Bruto, penyerapan lapangan kerja, hingga pemasukan devisa. 1
2 2 Kontribusi sektor pariwisata terhadap Produk Domestik Bruto nasional merupakan dukungan kementrian pariwisata terhadap peningkatan laju pertumbuhan ekonomi nasional untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Semakin tinggi kontribusi Produk Domestik Bruto sektor pariwisata, semakin penting posisi sektor kepariwisataan dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Industri pariwisata akan membawa perekonomian suatu daerah (negara) menjadi lebih maju dengan meningkatnya Produk Domestik Bruto suatu daerah (negara). Produk Domestik Bruto sering digunakan sebagai gambaran keadaan dari perekonomian suatu negara. Dari data kementrian pariwisata 2014 tentang realisasi kontribusi sektor pariwisata terhadap Produk Domestik Bruto nasional menjelaskan bahwa pada tahun 2011 kontribusi pariwisata terhadap Produk Domestik Bruto nasional sebesar Rp 296,96 triliun atau 4,00 persen dari total Produk Domestik Bruto nasional Rp 7.427,09 triliun. Pada tahun 2012 persentase kontribusi pariwisata turun menjadi 3,96 persen dibandingkan total Produk Domestik Bruto nasional, meskipun jumlah kontribusi pariwisata naik menjadi 326,24 triliun. Pada tahun 2013 kontribusi pariwisata meningkat menjadi Rp 365,02 triliun atau 4,02 persen dari total Produk Domestik Bruto nasional Rp 9.083,97 triliun. Pada tahun 2014 kontribusi menurun jika dibandingkan tahun 2013 yaitu 4,01 persen, walaupun Produk Domestik Bruto pariwisata tetap naik menjadi 391,48 triliun. Menurut Tambunan (1999) dalam Pleanggra (2013), bahwa industri pariwisata yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah adalah industri
3 3 pariwisata milik masyarakat daerah (Community Tourism Development atau CTD). Dengan mengembangkan CTD pemerintah daerah dapat memperoleh penerimaan pajak dan beragam retribusi resmi dari kegiatan industri pariwisata yang bersifat multisektoral yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan wisata, pendidikan formal dan informal, pelatihan dan transportasi. Sedangkan pariwisata merupakan industri jasa yang memiliki sistem pengaturan yang kompleks karena mencakup pengaturan pergerakan wisatawan dari daerah atau negara asal, ke daerah tujuan wisata hingga kembali ke negara asalnya yang melibatkan berbagai komponen seperti biro perjalanan, pemandu wisata, akomodasi, restoran, artshop, transportasi dan yang lainnya. Pariwisata juga menawarkan jenis produk dan wisata yang beragam mulai dari wisata alam, wisata budaya, wisata sejarah, wisata buatan, hingga beragam wisata minat khusus. Keberhasilan pengembangan sektor kepariwisataan berarti akan meningkatkan perannya dalam penerimaan daerah. Kepariwisataan merupakan komponen penerimaan daerah dengan memperhatikan juga faktorfaktor yang mempengaruhinya, seperti: jumlah obyek wisata, jumlah wisatawan yang berkunjung baik domestik maupun internasional (Qadarrochman, 2010). Wiyadi (2005) dalam Pleanggra (2013) menjelaskan para pakar ekonomi memperkirakan sektor pariwisata akan menjadi salah satu kegiatan ekonomi yang penting pada abad ke-21. Keberhasilan pengembangan sektor kepariwisataan berarti akan meningkatkan perannya dalam penerimaan
4 4 daerah, kepariwisataan merupakan komponen utamanya dengan memperhatikan juga faktor yang mempengaruhinya, seperti: jumlah obyek wisata yang ditawarkan, jumlah wisatawan yang berkunjung baik wisatawan domestik maupun wisatawan internasional, dan pendapatan perkapita. Jawa Tengah merupakan salah satu Provinsi di Pulau Jawa yang terletak pada jalur perlintasan antara Jawa Barat dengan Jawa Timur. Banyak wisatawan yang hanya melewati Jawa Tengah, tidak menyempatkan singgah ke tempat wisata yang ada di Jawa Tengah. Karena Jawa Tengah hanya sebagai daerah perlintasan. Apabila para wisatawan dapat singgah merelakan waktunya di Jawa Tengah meski dalam waktu sehari, sudah memiliki efek positif untuk pengembangan bisnis wisata. Dengan demikian, industri pariwisata merupakan salah satu sektor jasa yang sangat penting untuk dikembangkan. Jawa Tengah merupakan salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia yang memiliki daya tarik wisata alam dan budaya yang beraneka ragam. Daya tarik wisata alam seperti Gardu Pandang Ketep Merapi yang berada di Magelang. Kepulauan Karimunjawa dalam wilayah kabupaten Jepara memiliki pemandangan yang sangat indah sehingga banyak wisatawan yang berminat untuk berkunjung ke Pulau Karimunjawa. Selain itu, ada Goa Jatijajar Kebumen, Waduk Gajahmungkur, dan lain-lain. Daya tarik budaya yang banyak dikenal di Jawa Tengah adalah peninggalan situs-situs purbakala seperti Candi Prambanan yang merupakan candi peninggalan agama Hindu, terletak di perbatasan wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah. Candi Borobudur merupakan sebuah candi peninggalan agama Budha yang
5 5 dianggap sebagai candi Budha terbesar di dunia sehingga mengundang wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Candi Borobudur. Berikut adalah jumlah obyek wisata di Jawa Tengah Tabel 1.1 Jumlah Obyek Wisata Di Jawa Tengah ( ) Tahun Jumlah Obyek Wisata Pertumbuhan ,77% ,56% ,31% Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah 2014, diolah. Dari Tabel 1.1 dapat disimpulkan bahwa pada tahun pertumbuhan obyek wisata mengalami peningkatan dan penurunan. Pada tahun 2011 jumlah obyek wisata mengalami pertumbuhan sebesar 6,77%, dan mengalami peningkatan sangat tinggi pada tahun 2012 mencapai 35,56%. Pada tahun 2013 tingkat pertumbuhan mengalami penurunan menjadi 8,31%. Pertumbuhan akan berdampak positif pada perkembangan jumlah wisatawan yang berkunjung di Jawa Tengah. Berikut adalah jumlah wisatawan yang berkunjung di Jawa Tengah Tabel 1.2 Jumlah Wisatawan Yang Berkunjung Di Jawa Tengah ( ) Tahun Jumlah Wisatawan Pertumbuhan ,65% ,23% ,46% Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah 2014, diolah. Dari Tabel 1.2 dapat disimpulkan bahwa pada tahun pertumbuhan jumlah wisatawan tidak seimbang. Peningkatan pertumbuhan tinggi terjadi
6 6 pada tahun 2012 yang mencapai 15,23%. Pertumbuhan kunjungan wisatawan yang tinggi tentu menguntungkan dalam membantu peningkatan perekonomian melalui penerimaan retribusi daerah. Dari sisi perekonomian Jawa Tengah yang cukup baik, Produk Domestik Regional Bruto juga akan semakin meningkat. Berikut perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Jawa Tengah. Tabel 1.3 Produk Domestik Regional Bruto Jawa Tengah ( ) Tahun Produk Domestik Regional Bruto (Juta Rupiah) Pertumbuhan ,91 % ,92 % Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah 2014, diolah. Dari Tabel 1.3 dapat dilihat tahun Produk Domestik Regional Bruto di Jawa Tengah mengalami peningkatan, yang merupakan peningkatan perekonomian seluruh wilayah kabupaten/kota yang ada di Jawa Tengah. Berikut merupakan retribusi daerah Jawa Tengah Tabel 1.4 Realisasi Retribusi Daerah Di Jawa Tengah ( ) Tahun Retribusi Daerah (Juta Rupiah) Pertumbuhan ,71% ,06% ,27% Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten/Kota Jawa Tengah 2014, diolah. Dari Tabel 1.4 dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan retribusi daerah Jawa Tengah tidak seimbang. Retribusi daerah Jawa Tengah mengalami penurunan cukup besar pada tahun 2012 dengan minus 13,06% meskipun tahun 2013
7 7 mengalami peningkatan dalam pertumbuhannya sebesar 14,27%. Peningkatan pada tahun 2013 dapat terjadi karena pada tahun 2012 dibuat peraturan kenaikan tarif retribusi. Dengan meningkatnya jumlah obyek wisata, jumlah wisatawan dan Produk Domestik Regional Bruto seharusnya retribusi daerah dapat lebih ditingkatkan. Salah satu penerimaan retribusi daerah adalah retribusi tempat pariwisata. Berikut retribusi tempat pariwisata di Jawa Tengah. Tabel 1.5 Retribusi Tempat Pariwisata Di Jawa Tengah ( ) Tahun Retribusi Tempat Wisata (Juta Rupiah) Pertumbuhan ,97% ,49% Sumber:Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah 2015, diolah. Dari Tabel 1.5 dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan retribusi tempat pariwisata di Jawa Tengah pada tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 8,97%. Pada tahun 2012 pertumbuhan retribusi tempat pariwisata 2011 mengalami peningkatan sebesar 10,49%. Pada tahun 2012 dan 2013 retribusi tempat pariwisata sama besar sehingga tidak terjadi pertumbuhan. Seiring dengan usaha pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka pemerintah diharapkan mampu mengembangkan potensi ekonomi yang dimiliki. Terkait sektor pariwisata menjadi salah satu penyumbang pendapatan daerah, diharapkan mampu memberikan penerimaan yang cukup besar pada retribusi daerah. Retribusi daerah merupakan salah satu penyumbang pendapatan asli daerah. Berdasarkan latar belakang masalah, untuk melihat kontribusi sektor
8 8 pariwisata terhadap retribusi daerah, penulis membuat penelitian dengan judul Pengaruh Jumlah Obyek Wisata, Jumlah Wisatawan Dan PDRB Terhadap Retribusi Daerah Di Provinsi Jawa Tengah Tahun B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dikemukakan rumusan masalah dalam penelitian sebagai berikut: 1. Apakah jumlah obyek wisata berpengaruh pada retribusi daerah di Provinsi Jawa Tengah? 2. Apakah jumlah wisatawan berpengaruh pada retribusi daerah di Provinsi Jawa Tengah? 3. Apakah Produk Domestik Regional Bruto berpengaruh pada retribusi daerah di Provinsi Jawa Tengah? C. Tujuan Penelitian Dengan penelitian ini diharapkan masyarakat lebih mengetahui tentang kepariwisataan dan retribusi daerah sebagai salah satu penentu pendapatan daerah. Adapun tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis apakah jumlah obyek wisata berpengaruh terhadap retribusi daerah di Provinsi Jawa Tengah. 2. Untuk menganalisis apakah jumlah wisatawan berpengaruh terhadap retribusi daerah di Provinsi Jawa Tengah.
9 9 3. Untuk menganalisis apakah Produk Domestik Regional Bruto berpengaruh terhadap retribusi daerah di Provinsi Jawa Tengah. D. Manfaat Penelitian Penulisan diharapkan berguna, memberikan manfaat diantaranya: 1. Manfaat Akademis Penelitian yang dilakukan berhubungan erat dengan Program S1 Transfer Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta, guna memenuhi syarat-syarat kelulusan akademik mencapai gelar Sarjana Ekonomi. Dengan penelitian yang telah dilakukan, diharapkan semua pihak yang berkepentingan dapat lebih memahami tentang pengaruh jumlah obyek wisata, jumlah wisatawan dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap retribusi daerah Provinsi Jawa Tengah. 2. Manfaat teoritis dan praktis Penulisan Skripsi diharapkan dapat memberikan informasi dan manfaat kepada masyarakat mengenai pariwisata, Produk Domestik Regional Bruto dan retribusi daerah. Ataupun sebagai sarana memperoleh pengetahuan tambahan, informasi dan referensi yang dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian sejenis selanjutnya.
BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan ini semakin dirasakan oleh daerah terutama sejak diberlakukannya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembiayaan pemerintah daerah dalam melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan senantiasa memerlukan sumber penerimaan yang dapat diandalkan. Kebutuhan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menjadi sumber pendapatan bagi beberapa negara di dunia. Pada tahun 2011,
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri pariwisata saat ini sudah menjadi salah satu primadona dunia dan menjadi sumber pendapatan bagi beberapa negara di dunia. Pada tahun 2011, United Nations World
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata dewasa ini adalah sebuah mega bisnis. Jutaan orang mengeluarkan triliunan dollar Amerika, meninggalkan rumah dan pekerjaan untuk memuaskan atau membahagiakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses penyediaan lapangan kerja, standar hidup bagi sektor-sektor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan salah satu sumber pendapatan yang penting bagi suatu negara. Dengan adanya pariwisata, maka suatu negara akan mendapatkan pemasukan dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka pembangunan nasional di Indonesia, pembangunan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka pembangunan nasional di Indonesia, pembangunan daerah yang merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang di arahkan untuk mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada jaman modern ini pariwisata telah berubah menjadi sebuah industri yang menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO (United Nations World
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penghasil devisa terbesar di bawah minyak dan gas bumi, batu bara, minyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan sektor yang sangat strategis dan memiliki trend kontribusi positif terhadap pendapatan domestik bruto (PDB) Indonesia. Menurut data BPS,
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2013
BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA No.01/10/31/75/Th. V, 1 Oktober 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2013 Ekonomi Jakarta Utara Tahun 2013 tumbuh 5,80 persen. Pada tahun 2013, besaran Produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan keleluasaan kepada daerah Kota/kabupaten untuk mengurus rumah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lahirnya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang kemudian diubah dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah memberikan keleluasaan kepada
Lebih terperinciTabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)
3.14. KECAMATAN NGADIREJO 3.14.1. PDRB Kecamatan Ngadirejo Besarnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kecamatan Ngadirejo selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.14.1
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang berpotensi untuk dijadikan objek pariwisata. Perkembangan industri pariwisata Indonesia terus meningkat dalam beberapa tahun
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN
7 Desember 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN EKONOMI TAHUN 2015 TUMBUH 4,06 PERSEN MELAMBAT SEJAK EMPAT TAHUN TERAKHIR Perekonomian Kabupaten Bangka Selatan tahun 2015 yang diukur
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2011
BPS KABUPATEN PADANG LAWAS PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2011 No. 01/06/1221/Th. IV, 30 Juli 2012 Pertumbuhan ekonomi Padang Lawas tahun 2011 yang diukur berdasarkan kenaikan laju pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara karena merupakan salah satu sumber devisa.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan industri yang memiliki peran penting terhadap perekonomian suatu negara karena merupakan salah satu sumber devisa. Industri pariwisata merupakan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2013
No. 09/02/31/Th. XVI, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2013 Secara total, perekonomian DKI Jakarta pada triwulan IV/2013 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat melalui beberapa proses dan salah satunya adalah dengan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2012
BPS KABUPATEN PADANG LAWAS PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2012 No. 01/07/1221/Th. V, 8 Juli 2013 Pertumbuhan ekonomi Padang Lawas tahun 2012 yang diukur berdasarkan kenaikan laju pertumbuhan Produk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan trend ke arah zona ekonomi sebagai kota metropolitan, kondisi ini adalah sebagai wujud dari
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kontribusi Pajak Dan Retribusi Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kontribusi Pajak Dan Retribusi Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Potensi pendapatan asli daerah adalah kekuatan yang ada di suatu daerah untuk menghasilkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perjalananan wisatawan dunia mencapai 1 miliar pada tahun 2012. Menurut Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa depan yang baik di Indonesia. Tidak dapat dipungkiri bahwa. kegiatan pariwisata memberikan keuntungan dan manfaat bagi suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata merupakan bisnis yang terus berkembang dan memiliki masa depan yang baik di Indonesia. Tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan pariwisata memberikan keuntungan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI ASAHAN TAHUN 2013
BPS KABUPATEN ASAHAN No. 01/05/1208/Th. XVII, 26 Mei 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI ASAHAN TAHUN 2013 Pertumbuhan Ekonomi Asahan Tahun 2013 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas
Lebih terperinciBPS KABUPATEN BATU BARA
BPS KABUPATEN BATU BARA No. 01/07/1219/Th.VI, 24 Juli 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN BATU BARA TAHUN 2016 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Batu Bara tahun 2016 yang diukur berdasarkan Produk Domestik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas seluruh sistem sosial seperti politik, ekonomi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas seluruh sistem sosial seperti politik, ekonomi, infrastrukur dan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2008
BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 31/08/31/Th. X, 14 Agustus 2008 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2008 Secara total, perekonomian DKI Jakarta pada triwulan II tahun 2008 yang diukur berdasarkan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TAHUN 2014
No. /2/1/Th.XVI, 5 Februari 215 PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TAHUN Release PDRB tahun dan selanjutnya menggunakan tahun dasar 2 berbasis SNA 28 EKONOMI RIAU TAHUN TUMBUH 2,62 PERSEN Perekonomian Riau tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tumbuh dengan cepat. Pariwisata merupakan industri baru yang mampu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata adalah industri yang besar di dunia dan salah satu sektor yang tumbuh dengan cepat. Pariwisata merupakan industri baru yang mampu mempercepat pertumbuhan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN 2016
No. 12/02/51/Th. XI, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN EKONOMI BALI TAHUN TUMBUH 6,24 PERSEN MENINGKAT JIKA DIBANDINGKAN DENGAN TAHUN SEBELUMNYA. Perekonomian Bali tahun yang diukur berdasarkan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Letak dan kondisi Geografis a. Batas Administrasi Daerah Secara geografis Kabupaten Magetan terletak pada 7 o 38` 30 LS dan 111
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat besar, di antaranya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat besar, di antaranya adalah wisata alam, wisata budaya, wisata sejarah, wisata belanja, dan masih banyak lagi. Dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Menurut John Naisbit, pada abad ke 21 nanti pariwisata akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini, sektor pariwisata mengalami perkembangan yang sangat pesat. Menurut John Naisbit, pada abad ke 21 nanti pariwisata akan menjadi Globalization
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi ini dapat dipandang sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi berarti adalah perkembangan kegiatan yang terjadi dalam perekonomian yang mengakibatkan barang dan jasa yang diproduksi dimasyarakat akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun 2010 dan tahun Bahkan pada tahun 2009 sektor pariwisata. batu bara, dan minyak kelapa sawit (Akhirudin, 2014).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sektor strategis dalam pengembangan perekonomian Indonesia adalah sektor pariwisata. Selain sebagai salah satu sumber penerima devisa, sektor ini juga dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional merupakan pembangunan yang dapat diharapkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat, oleh karena itu hasil pembangunan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008
No. 19/05/31/Th. X, 15 Mei 2008 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008 Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan I tahun 2008 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 menunjukkan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang terpenting setelah udara dan air, serta merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang harus segera terpenuhi untuk mempertahankan kelangsungan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH
PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH No.12/02/33/Th.VII, 5 Februari 2013 PERTUMBUHAN PDRB JAWA TENGAH TAHUN 2012 MENCAPAI 6,3 PERSEN Besaran PDRB Jawa Tengah pada tahun 2012 atas dasar harga berlaku mencapai
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2016
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 11/2/16/Th.XIX, 6 Februari 217 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 216 EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 216 TUMBUH 5,3 PERSEN
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2012
BPS KABUPATEN DELI SERDANG No. 01/07/1212/Th. XIV, 8 Juli 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2012 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Deli Serdang tahun 2012 yang diukur berdasarkan kenaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perdagangan dan pariwisata atau dalam istilah tertentu pariwisata memimpin
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada prinsipnya, pertumbuhan ekonomi dapat dirangsang oleh perdagangan dan pariwisata atau dalam istilah tertentu pariwisata memimpin pertumbuhan, pertumbuhan dipimpin
Lebih terperinciGAMBAR 1.1 LAMBANG DAN BENDERA KOTA BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di provinsi Jawa Barat yang sekaligus menjadi ibukota dari provinsi tersebut. Bandung terletak di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara, dengan adanya pariwisata suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah tempat
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. ProvinsiNusa Tenggara Barat yang terletak di sebelah timur Pulau Lombok.
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Profil Kabupaten Lombok Timur a. Luas Wilayah Kabupaten Lombok Timur adalah salah satu Daerah Tingkat II di ProvinsiNusa Tenggara
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2007
BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 30/08/31/Th.IX, 15 AGUSTUS 2007 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2007 Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan II tahun 2007 yang diukur berdasarkan PDRB atas
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH
No. 06/02/72/Th. XIV. 7 Februari 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH Ekonomi Sulawesi Tengah tahun 2010 yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia demi mencapai masyarakat yang sejahtera. Namun, mengingat Negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan usaha yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia demi mencapai masyarakat yang sejahtera. Namun, mengingat Negara Indonesia merupakan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012
BPS KABUPATEN SIMALUNGUN No. 01/08/1209/Th. XII, 1 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Simalungun tahun 2012 sebesar 6,06 persen mengalami percepatan
Lebih terperinciPRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator ekonomi makro yang dapat digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Majalengka
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PEREKONOMIAN KALIMANTAN BARAT PERTUMBUHAN PDRB TAHUN 2013 MENCAPAI 6,08 PERSEN No. 11/02/61/Th. XVII, 5 Februari 2014 Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 2016
No. 010/0/15/Th.XI, 6 Februari 017 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN TUMBUH,37 PERSEN Perekonomian Provinsi Jambi tahun yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional
Lebih terperinciS, 2015 KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, sosial, dan budaya.hal ini terlihat dari banyaknya pulau yaitu13.466pulau (BIG, 2012)yangdihuni olehdari
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara agraris terbesar di dunia. Sebagian besar penduduk Indonesia hidup dari sektor agribisnis. Agribisnis merupakan suatu sistem yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sektor pariwisata merupakan sektor penting dalam pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata merupakan sektor penting dalam pembangunan perekonomian nasional maupun daerah. Seperti yang dituangkan dalam konsep Masterplan Percepatan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2015
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 11/02/16/Th.XVIII, 5 Februari 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN TUMBUH 4,50 PERSEN Perekonomian
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No.38/08/12/Th.VII, 6 Agustus 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH TRIWULAN II-2012 Pertumbuhan ekonomi Aceh dengan migas pada triwulan II-2012 secara triwulanan (q-to-q) mencapai
Lebih terperinciPeran CSR dalam Pembangunan Kebudayaan
Rakor Pusat dan Daerah Bidang Kebudayaan, Kemendikbud, Hotel Sunan, Solo, 22 Maret 2016 Peran CSR dalam Pembangunan Kebudayaan Rimawan Pradiptyo PT Taman Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (Persero)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia atau masyarakat suatu bangsa, dalam berbagai kegiatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan sering dikaitkan dalam perkembangan ekonomi suatu negara dengan tujuan sebagai upaya untuk mewujudkan kesejahteraan hidup manusia atau masyarakat suatu bangsa,
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepariwisataan meliputi berbagai kegiatan yang berhubungan dengan wisata, pengusahaan, objek dan daya tarik wisata serta usaha lainnya yang terkait. Pembangunan kepariwisataan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memerlukan suatu penerimaan yang rutin, maka pemerintah menempatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan merupakan hal yang penting bagi suatu negara yang terus menerus berkembang. Dalam peningkatan dan pembangunan nasional pemerintah memerlukan suatu penerimaan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI ACEH SEMESTER I
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 37/08/Th.XX, 7 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH SEMESTER I - 2017 EKONOMI ACEH SEMESTER I-2017 DENGAN MIGAS NAIK 3,67 PERSEN, TANPA MIGAS TUMBUH 3,54 PERSEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Pusat dan Daerah di mana sistem pemerintahan negara yang semula. pembangunan perekonomian daerah setempat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu sumber pendapatan yang dapat menyumbangkan pemasukan bagi
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah Indonesia. Berdasarkan Intruksi Presiden nomor 16 tahun 2005 tentang Kebijakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara
Lebih terperinciPROFIL PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA di DKI JAKARTA TAHUN 2011
No. 44/10/31/Th. XIV, 1 Oktober 2012 PROFIL PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA di DKI JAKARTA TAHUN 2011 Laju pertumbuhan ekonomi yang diukur dari PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan total PDRB Kabupaten/Kota
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN III-2016
No. 76/XI/71/Th. X, 7 November 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN III-2016 PEREKONOMIAN SULAWESI UTARA TRIWULAN III-2016 TUMBUH 6,01 PERSEN Perekonomian Sulawesi Utara Triwulan III-2016 yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perkembangan Realisasi Penerimaan Pajak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perpajakan menjadi salah satu sumber penerimaan paling berkontribusi dalam APBN Negara Indonesia sampai saat ini. Dalam empat tahun terakhir ini perkembangan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 2014
No. 11/02/15/Th.IX, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN TUMBUH 7,9 PERSEN KINERJA POSITIF YANG TERUS TERJAGA DALAM KURUN LIMA TAHUN TERAKHIR Perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setelah komoditi minyak dan gas bumi serta minyak kelapa sawit. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan sektor penting dalam peningkatan pendapatan nasional maupun daerah. Pariwisata dapat menjadi sektor utama dalam meningkatan sektor-sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. World Travel and Tourism Council mencatat bahwa Australia memiiki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang World Travel and Tourism Council mencatat bahwa Australia memiiki pertumbuhan ekowisata paling cepat di dunia sehingga mendapatkan devisa Negara yang tinggi. Sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan sektor-sektor ekonomi di Indonesia kini sudah semakin berkembang sangat pesat, terutama pertumbuhan di sektor industri.sektor industri diyakini
Lebih terperinciPendapatan Regional / Product Domestic Regional Bruto
Kabupaten Penajam Paser Utara Dalam Angka 2011 258 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dalam bab ini disajikan data dalam bentuk tabel dan grafik dengan tujuan untuk mempermudah evaluasi terhadap data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang gencar-gencarnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang gencar-gencarnya melakukan pembangunan di berbagai daerah dan di segala bidang. Pembangunan ini sendiri bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berbagai sumber mengatakan bahwa pariwisata adalah salah satu sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasalahan Berbagai sumber mengatakan bahwa pariwisata adalah salah satu sektor ekonomi yang menyumbangkan devisa bagi banyak negara. Beberapa tahun terakhir banyak
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran (rumah makan) merupakan lapangan usaha yang sangat berperan terhadap perekonomian Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah
35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun kelompok di dalam wilayah sendiri atau negara lain dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata dalam arti yang bersifat umum adalah keseluruhan kegiatan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat untuk mengatur, mengurus dan melayani kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki keunggulan sebagai negara manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan menengah
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No.21/05/12/Th.VII, 7 Mei 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH TRIWULAN I-2012 Pertumbuhan ekonomi Aceh dengan migas pada triwulan I-2012 secara triwulanan (q-to-q) mencapai
Lebih terperinciPERTUMBUHAN PDRB TAHUN 2013 MENCAPAI 6,2 %
No, 11/02/13/Th.XVII, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN PDRB TAHUN 2013 MENCAPAI 6,2 % Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2013 meningkat sebesar 6,2 persen terhadap 2012, terjadi pada semua
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai sumber penerimaan devisa, membuka lapangan kerja sekaligus kesempatan berusaha. Hal ini didukung dengan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI TAPANULI SELATAN TAHUN 2016
BPS KABUPATEN TAPANULI SELATAN PERTUMBUHAN EKONOMI TAPANULI SELATAN TAHUN 2016 No. 01/08/03/Th. V, 1 Agustus 2017 Kabupaten Tapanuli Selatan terdiri dari 14 kecamatan dan 248 desa/kelurahan Pertumbuhan
Lebih terperinciPROSPEK PENGEMBANGAN INDUSTRI CINDERAMATA DAN MAKANAN OLEH-OLEH DI KABUPATEN MAGELANG TUGAS AKHIR TKP Oleh: RINAWATI NUZULA L2D
PROSPEK PENGEMBANGAN INDUSTRI CINDERAMATA DAN MAKANAN OLEH-OLEH DI KABUPATEN MAGELANG TUGAS AKHIR TKP- 481 Oleh: RINAWATI NUZULA L2D 000 450 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia pariwisata saat ini membawa pengaruh positif bagi masyarakat yaitu meningkatnya taraf
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul Dunia pariwisata saat ini membawa pengaruh positif bagi masyarakat yaitu meningkatnya taraf perekonomian masyarakat. Namun pengembangan sektor pariwisata juga
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TRIWULAN II-2013
No. 37/08/91/Th. VII, 02 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TRIWULAN II-2013 Besaran PDRB atas dasar harga berlaku pada triwulan II-2013 mencapai Rp 11.972,60 miliar, sedangkan menurut harga
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2008
BADAN PUSAT STATISTIK No.43/08/Th. XI, 14 Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II- Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II-
Lebih terperinci2015 STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS RUMAH MAKAN PADA SAUNG KATINEUNG RASA PUNCLUT MELALUI ANALISIS SWOT
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pariwisata di dunia saat ini dari masa ke masa demikian pesat dan menjadi hal penting bagi setiap negara dan kalangan industri pariwisata. Indonesia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan perkapita penduduk yang diikuti oleh perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara. Pembangunan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TAHUN 2014
No. 09/02/31/Th.XVII, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TAHUN EKONOMI JAKARTA TAHUN TUMBUH 5,95 PERSEN MELAMBAT SEJAK TIGA TAHUN TERAKHIR Release PDRB tahun dan selanjutnya menggunakan tahun
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2007
BPS PROVINSI D.K.I. JAKARTA PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2007 No. 17/05/31/Th.IX, 15 MEI 2007 Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan I tahun 2007 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2012
PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2012 Secara total, perekonomian DKI Jakarta pada triwulan IV/2012 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 menunjukkan pertumbuhan sebesar
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN ,71 PERSEN
No.10/02/75/Th.VII, 5 Februari 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN 7,71 PERSEN Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo tahun yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II 2013
No. 45/08/72/Th. XVI, 02 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II 2013 Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada
Lebih terperinciBPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2012
BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH No. 01/07/1204/Th. XII, 5 Juli 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2012 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2012 sebesar 6,35 persen mengalami
Lebih terperinciDAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv vi ix xi xiii BAB 1 PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya pengamatan empiris menunjukkan bahwa tidak ada satupun
BAB I PENDAHULUAN 1.3 Latar Belakang Pada umumnya pengamatan empiris menunjukkan bahwa tidak ada satupun negara yang dapat mencapai tahapan tinggal landas (take-off) menuju pembangunan ekonomi berkelanjutan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2014
No. 06/2/62/Th. IX, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2014 EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2014 TUMBUH 6,21 PERSEN MELAMBAT SEJAK LIMA TAHUN TERAKHIR Perekonomian Kalimantan Tengah
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAMBI TAHUN 2009
No. 09/02/15/Th. IV, 10 Februari 2010 PERTUMBUHAN EKONOMI JAMBI TAHUN Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Jambi pada tahun meningkat sebesar 6,4 persen dibanding tahun 2008. Peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan ± 18.110 pulau yang dimilikinya dengan garis pantai sepanjang 108.000 km. (Yerik Afrianto
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TAHUN 2015
No. 11/2/36/Th.X, 5 Februari 216 PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TAHUN 215 EKONOMI BANTEN TAHUN 215 TUMBUH 5,37 PERSEN MELAMBAT DIBANDINGKAN DENGAN TAHUN SEBELUMNYA Perekonomian Banten tahun 215 yang diukur
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2011
No. 11/02/63/Th XV, 6 Februari 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2011 Perekonomian Kalimantan Selatan tahun 2011 tumbuh sebesar 6,12%, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor jasajasa sebesar
Lebih terperinci