JURNAL. Oleh DEWI A. RAUF. Jurusan pendidikan Guru Sekolah Dasar Pembimbing 1: Dra. Elmia Umar, M.Pd Pembimbing 2: Nurhayati Tine, S.Pd.I, M.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JURNAL. Oleh DEWI A. RAUF. Jurusan pendidikan Guru Sekolah Dasar Pembimbing 1: Dra. Elmia Umar, M.Pd Pembimbing 2: Nurhayati Tine, S.Pd.I, M."

Transkripsi

1 1 JURNAL MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA TENTANG GLOBALISASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING DI KELAS IV SDN 24 PULUBALA KABUPATEN GORONTALO Oleh DEWI A. RAUF Jurusan pendidikan Guru Sekolah Dasar Pembimbing 1: Dra. Elmia Umar, M.Pd Pembimbing 2: Nurhayati Tine, S.Pd.I, M.HI Abstrak Meningkatkan Minat Belajar Siswa Tentang Globalisasi Melalui Model Pembelajara Kooperatif Tipe Snowball Throwing Di Kelas IV SDN 24 Pulubala Kabupaten Gorontalo. Pembimbing 1: Dra. Elmia Umar, M.Pd, Pembimbing 2: Nurhayati Tine, S.Pd, M.HI. Permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing minat belajar siswa tentang globalisasi di kelas IV SDN 24 Pulubala Kabupaten Gorontalo akan meningkat? Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas dengan prosedur penelitian melalui tahap persiapan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap pemantauan/observasi dan evaluasi, serta tahap analisis dan refleksi. Penetapan indikator kinerja pada penelitian adalah 75% siswa yang dikenai tindakan mendapat nilai 70. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus. Berdasarkan data yang diperoleh mengenai minat belajar siswa tentang globalisasi pada siklus 1, dari 22 siswa yang memperoleh nilai 70 ke atas berjumlah 13 orang dengan persentase 59% dan yang memperoleh nilai 70 ke bawah berjumlah 9

2 2 orang dengan persentase 41%. Pada pembelajaran siklus II mengalami peningkatan yaitu siswa yang memperoleh nilai 70 ke atas berjumlah 19 orang atau 86% dan yang memperoleh nilai 70 ke bawah 3 orang atau 14 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing minat belajar siswa tentang globalisasi di kelas IV SDN 24 Pulubala Kabupaten Gorontalo meningkat. Kata Kunci: Minat Belajar, Globalisasi, Model Snowball Throwing Pendahuluan Tugas seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa tidaklah mudah. Guru harus memiliki berbagai kemampuan intelektual yang dapat menunjang tugasnya agar tujuan pendidikan dapat di capai. Salah satu kemampuan yang harus di miliki seorang guru dalam meningkatkan kompotensi profesinya adalah kemampuan mengembangkan model pembelajaran (dalam Widyarti dan Suranto, 2009:36) Dalam mengembangkan model pembelajaran seorang guru harus dapat menyesuaikan antara model yang di pilihnya dengan kondisi siswa, materi pelajaran, dan sarana yang ada. Oleh karena itu, guru harus menguasai beberapa jenis model pembelajaran agar harus proses belajar mengajar berjalan lancar dan tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud. Mata pelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan Warga Negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi Warga Negara yang baik, yang cerdas, terampil dan berkarakter yang di amanatkan oleh Pancasila dan UUD PKn juga merupakan pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosiokultur, bahasa, usia, suku bangsa (Ruminiati, 2007: 1-25). Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman selama ini pembelajaran kurang efektif karena disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya : 1. Siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar. 2. Anak cenderung tidak begitu tertarik dengan pelajaran PKn.

3 3 Adanya faktor internal dan eksternal dari siswa. Faktor internal siswa itu diantaranya: a) minat belajar; b) motivasi belajar; c) intelegensi; d) kebiasaan; e) rasa percaya diri. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang terdapat dari guru sebagai pembina kegiatan belajar, strategi pembelajaran, penggunaan model pembelajaran yang tepat seperti pembelajaran kooperatif, saran dan prasarana, kurikulum dan lingkungan pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan adanya kerja sama dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi menjadi kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Sesuai dengan observasi awal yang telah dilakukan oleh peneliti pada kelas IV SDN 24 Pulubala Kabupaten Gorontalo pada mata pelajaran Pkn dari 22 orang siswa tedapat 8 orang (36%) yang mendapatkan nilai belajar baik, namun masih ada 14 orang (64%) yang belum tuntas. Hal ini disebabkan kurangnya minat siswa dalam menerima pelajaran yang diberikan guru. Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka peneliti akan mencoba menerapkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan minat belajar siswa menguasai materi mata pelajaran secara mendalam melalui model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing. Dari uraian-uraian diatas, maka peneliti akan melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan mengangkat judul: Meningkatkan minat belajar siswa tentang Globalisasi melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing di kelas 1V SDN 24 Pulubala Kabupaten Gorontalo. Kajian Teori defenisi tentang minat yang telah dirumuskan oleh para ahli, antara lain; (a) Tidjan (dalam Hariyanto, 2010:1. Online) mengatakan bahwa minat adalah gejala psikologis yang menunjukkan pemusatan perhatian terhadap suatu objek sebab ada perasaan senang. Dari pengertian tersebut jelaslah bahwa minat itu sebagai pemusatan perhatian atau reaksi terhadap suatu objek seperti benda tertentu atau situasi tertentu yang didahului oleh perasaan senang terhadap objek. (b) Drs.

4 4 Dyimyati Mahmud (2005) minat adalah sebagai sebab yaitu kekuatan pendorong yang memaksa seseorang menaruh perhatian pada orang situasi atau aktivitas tertentu dan bukan pada yang lain, atau minat sebagai akibat yaitu pengalaman efektif yang distimular oleh hadirnya seseorang atau sesuatu objek atau karena berpartisipasi dalam suatu aktivitas. (c) Hilfard (dalam belajarpisikologi. Online) memberi rumusan tentang minat yaitu interes is persisting tendency to pay attention to and enjoy same activity or content. Minat adalah kecenderungan tetap untuk memperhatikan dan menikmati beberapa kegiatan. (d) Witherington (2005 :100) minat adalah kesadaran seseorang terhadap suatu objek, suatu masalah atau situasi yang mengandung kaitan dengan dirinya. Menurut Slameto ( 2010:180 ) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat juga pada dasarnya penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Suatu minat dapat di ekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Sumadi Suryabrata (2007:109) berpendapat minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik pada sesuatu objek atau menyenangi sesuatu objek. Menurut Crow and Crow minat juga merupakan pendorong yang menyebabkan seseorang memberi perhatian terhadap orang, sesuatu, aktivitas-aktivitas tertentu individu itu sendiri yang mempunyai minat terhadap belajar, maka akan terdorong untuk memberikan perhatian belajar tersebut. Menurut Crow and Crow juga ada 3 faktor yang menimbulkan minat yaitu: Faktor yang timbul dari dalam diri individu, faktor motif social, faktor emosional. Dari beberapa definisi di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan jiwa terhadap sesuatu yang terdiri dari perasaan senang, memperhatikan, kesungguhan, adanya motif dan tujuan dalam mencapai satu tujuan. Maka dapat di pahami pula bahwa dalam minat terdapat unsur perasaan senang, perhatian, kesungguhan dan adanya motif dan tujuan.dan minat sangat mempengaruhi perasaan tingkah laku individu dalam menentukan tujuan,

5 5 sehingga pengaruh minat sangat besar dalam kehidupan, dan sebuah kecenderungan siswa merupakan pengaruh dari minat individu. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara siswa dengan lingkungannya. Menurut Purwodarminto (dalam Murniasih, Shopian 2010:4) belajar adalah berusaha supaya memperoleh kepandaian (ilmu dan sebagainya) Good dan Brophy (dalam Purwanto 2007:85) mengemukakan arti belajar dengan kata-kata yang singkat, yaitu Learning is the develovment of new Associations as a result of experience. Beranjak dari definisi yang dikemukakannya itu selanjutnya ia menjelaskan bahwa belajar itu proses yang benar-benar bersifat internal yang tidak dapat dilihat dengan nyata, proses itu terjadi didalam diri seseorang yang sedang mengalami belajar. Jadi yang dimaksud dengan belajar menurutnya bukan tingkah laku yang Nampak, tetapi terutama adalah prosesnya yang terjadi secara internal didalam diri individu dalam usahanya memperoleh hubungan-hubungan baru (new associations). Menurut Loekmono (dalam Sarjanaku, 2012:1. Online) minat belajar membentuk sikap akademik tertentu yang bersifat sangat pribadi pada siswa. Oleh karena itu, minat belajar harus ditumbuhkan sendiri oleh masing-masing siswa. Pihak lainnya hanya memperkuat dan menumbuhkan minat atau untuk memelihara minat yang telah dimiliki seseorang. Selanjutnya Loekmono juga mengemukakan 5 butir motif yang penting yang dapat dijadikan alasan untuk mendorong tumbuhnya minat belajar dalam diri seorang siswa yaitu: 1. Suatu hasrat untuk memperoleh nilai-nilai yang lebih baik dalam semua mata pelajaran. 2. Suatu dorongan batin untuk memuaskan rasa ingin tahu dalam satu atau lain bidang studi. 3. Hasrat siswa untuk meningkatkan siswa dalam meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi. 4. Hasrat siswa untuk menerima pujian dari orang tua, guru atau teman-teman 5. Gambaran diri di masa depan mendorong untuk meraih sukses dalam suatu bidang khusus tertentu.

6 6 Minat belajar dapat diingatkan melalui konsentrasi. Konsentrasi merupakan aktifitas jiwa untuk memperhatikan suatu objek secara mendalam. Dapat dikatakan bahwa konsentrasi itu muncul jika seseorang menaruh minat pada suatu objek, demikian pula sebaliknya merupakan kondisi psikologi yang sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar disekolah. Slameto (2005) mengatakan factor-faktor yang mempengaruhi minat belajar disekolah bisa diatasi guru dengan cara: 1. Penyajian materi yang dirancang secara sistematis, lebih praktis dan penyajiannya lebih berseri 2. Memberikan rangsangan kepada siswa agar menaruh perhatian yang tinggi terhadap bidang studi yang sedang diajarkan 3. Mengembangkan kebiasaan yang teratur 4. Meningkatkan kondisi fisik siswa 5. Mempertahankan cita-cita dan aspirasi siswa 6. Menyediakan sarana penunjang yang mandiri Model pembelajaran Snowball Throwing merupakan salah satu metode kooperatif learning. Menurut Saminanto (2010:37) Model Pembelajaran Snowball Throwing disebut juga model pembelajaran gelundungan bola salju. Model pembelajaran ini melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari siswa lain dalam bentuk bola salju yang terbuat dari kertas dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok. Lemparan pertanyaan tidak menggunakan tongkat seperti model pembelajaran Talking Stik. Akan tetapi menggunakan kertas berisi pertanyaan yang diremas menjadi sebuah bola kertas dilempar-lemparkan kepada siswa lain. Siswa yang mendapat bola kertas lalu membuka dan menjawab pertanyaannya. Model Pembelajaran Snowball Throwing adalah merupakan suatu tipe model pembelajaran yang menggali potensi kepemimpinan murid dalam kelompok dan keterampilan membuat-menjawab pertanyaan yang dipadukan melalui permainan imajinatif membentuk dan melempar bola salju (Komalasari, 2010).

7 7 Menurut (Farhan, 2012) Snowball Throwing merupakan pembelajaran yang melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari orang lain dan menyampaikan pesan tersebut kepada teman lainnya disatu kelompok serta menggunakan kertas berisi pertanyaan yang diremas menjadi sebuah bola kertas lalu dilemparkan kepada siswa lain. Kemudian siswa yang mendapat kertas menjawab pertanyaan tersebut. Menurut Diyan Tunggal Safitri (2011) kelebihan dari model pembelajaran Snowball Throwing adalah: a) Melatih kesiapan siswa dalam merumuskan pertanyaan. b) Siswa lebih memahami dan mengerti tentang materi pelajaran yang dipelajari. c) Membangkitkan keberanian siswa dalam mengemukakan pertanyaan kepada teman lain maupun guru. d) Melatih siswa menjawab pertanyaan. e) Merangsang siswa mengemukakan pertanyaan sesuai dengan topik yang sedang dibicarakan. f) Mengurangi rasa takut siswa dalam bertanya. g) Siswa akan lebih mengerti makna kerjasama dalam menemukan pemecahan suatu masalah. h) Siswa akan memahami makna tanggung jawab. i) Siswa akan terus termotivasi untuk meningkatkan kemampuannya. Sedangkan kekurangannya adalah: a) Tercipta suasana kelas yang kurang kondusif. b) Adanya siswa yang bergantung pada siswa lain. c) Pengetahuan tidak luas hanya berkutat pada pengetahuan siswa. Hipotesis tindakan pada penelitian adalah Jika guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing, maka minat belajar siswa pada materi Globalisasi akan meningkat. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dikelas 1V SDN 24 Pulubala Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo. Alasan tempat penelitian ini dipilih karena peneliti sebagai tenaga pendidik di sekolah tersebut di atas. Sehingga mempermudah peneliti menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas ini sesuai dengan kurikulum yang ada dan dapat dilaksanakan secara efektif. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, dimulai pada bulan April sampai dengan Juni Jumlah murid yang terdaftar di kelas 1V DSN 24 Pulubala Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo adalah 22 orang siswa. Terdiri dari 8 orang lakilaki dan 14 orang perempuan dengan usia rata-rata 9-10 Tahun.

8 8 Variabel output dalam penelitian ini adalah meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, siswa dapat bekerja sama untuk memecahkan masalah pembelarajan. Hasil Penelitian dan Pembahasan Siklus I NO Pengamatan Penilaian Minat Belajar Siswa pada Siklus I NAMA SISWA Aspek Yang dinilai Perhatian Kepuasan Relevansi Percaya diri 1 Adrianto Mahmud 2 Ibrahim Madiko 3 Ismail Kuasina 4 Kadir Puhi 5 Kadir Suleman 6 Rahman Umar 7 Wandri Umar 8 Yunus Puhi 9 Adinda Suleman 10 Amina Malapo 11 Ehan Hanio 12 Fatma Pendi 13 Indriani Harun 14 Isnawati P. Rais 15 Maimuna Suleman 16 Rina Setiadewi Tahir 17 Rini Setiawati Tahir 18 Sintiawati Hasan 19 Sri Selvila Riska 20 Salma Puhi 21 Winda Suleman 22 Yusni Abdulah Jumlah Persentase 64% 40% 64% 50% Berdasarkan pengamatan penilaian minat belajar siswa pada siklus I yang terdapat pada 4 aspek penilaian, yaitu: perhatian, kepuasan, relevansi, dan percaya diri. Dimana pada 22 orang siswa terbagi dalam 4 aspek yaitu aspek perhatian ada 14 orang atau 64%, aspek kepuasan ada 9 orang atau 40 %, aspek relevansi ada 14

9 9 orang atau 64%, dan aspek percaya diri ada 11 orang atau 50%. Sesuai capaian hasil peneliti dalam meningkatkan minat belajar siswa. Hal ini menunjukkan bahwa model snowball throwing dapat meningkatkan minat belajar siswa dibandingkan dengan observasi awal. Akan tetapi hasil ini belum mencapai indikator kinerja sehingga perlu dilanjutkan tindakan pada siklus II. Siklus II Pengamatan Penilaian Minat Belajar Siswa pada Siklus II NO NAMA SISWA Aspek Yang dinilai Perhatian Kepuasan Relevansi Percaya diri 1 Adrianto Mahmud 2 Ibrahim Madiko 3 Ismail Kuasina 4 Kadir Puhi 5 Kadir Suleman 6 Rahman Umar 7 Wandri Umar 8 Yunus Puhi 9 Adinda Suleman 10 Amina Malapo 11 Ehan Hanio 12 Fatma Pendi 13 Indriani Harun 14 Isnawati P. Rais 15 Maimuna Suleman 16 Rina Setiadewi Tahir 17 Rini Setiawati Tahir 18 Sintiawati Hasan 19 Sri Selvila Riska 20 Salma Puhi 21 Winda Suleman 22 Yusni Abdulah Jumlah Persentase 100% 100% 86% 82% Berdasarkan pengamatan penilaian minat belajar siswa pada siklus II yang terdapat pada 4 aspek penilaian, yaitu: perhatian, kepuasan, relevansi, dan percaya diri. Dari 22 orang siswa sudah mencapai 100% pada aspek perhatian, 100% pada

10 10 aspek kepuasan, dan pada aspek relevansi sudah mencapai 86 % atau 19 orang, serta pada aspek percaya diri mencapai 82 % atau 18 orang. Hal ini menunjukkan bahwa keempat aspek yang telah digunakan sudah mencapai keberhasilan melebihi indikator kinerja yang ditetapkan. Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing di kelas IV peneliti laksanakan yakni Berdasarkan data yang diperoleh mengenai minat belajar siswa tentang globalisasi pada siklus 1, siswa yang memperoleh nilai 70 ke atas berjumlah13 orang dengan persentase 59% dan yang memperoleh nilai 70 ke bawah berjumlah 9 orang atau 41% dan Pada pembelajaran siklus II mengalami peningkatan yaitu siswa yang memperoleh nilai 70 ke atas berjumlah 19 orang atau 86% dan yang memperoleh nilai 70 ke bawah 3 orang atau 14 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing minat belajar siswa tentang globalisasi di kelas IV SDN 24 Pulubala Kabupaten Gorontalo meningkat. 5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, peneliti memberikan beberapa saran, sebagai berikut: 1. Diharapkan kepada guru kelas yang mengajarkan materi globalisasi menggunakan model snowball throwing sehingga dapat meningkatkan minat belajar siswa yang diajarkan. 43

11 11 2. Diharapkan guru untuk mengajar model pembelajaran ini sebagai variasi dalam proses belajar mengajar untuk menghindarkan kejenuhan siswa dalam mengikuti pembelajaran sehingga kualitas pelajaran dapat meningkat. 3. Sebelum menggunakan model pembelajaran snowball ini, guru harus mampu menguasai langkah-langkah model pembelajaran, sehingga dengan mudah guru menyampaikan serta siswa pun cepat tanggap menggunakan model pembelajaran ini, sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai. 4. Diharapkan kepada pihak-pihak terkait dapat memberikan dukungan terhadap kegiatan yang dilakukan oleh setiap guru dalam meningkatkan minat belajar siswa. DAFTAR PUSTAKA Abimanyu, Soli dkk Strategi Pembelajaran. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi: Departemen Pendidikan Nasional. Asma, Nur Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta : Departemen Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Aunurrahman, dkk Penelitian Pendidikan SD. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Murniasih, Eri dan Shopian, Irpan Tips Belajar Efektif dan Menyenangkan. Semarang: PT Sindur Press. Purwanto.2007.Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Qodratilah, Meity Taqdir Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Ruminiati Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraaan SD. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi : Departemen Pendidikan Nasional. Slameto Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

12 12 Uno, Hamzah B. dan Masri Kudrat Umar. Belajar Cepat Menjadi Peneliti. Badan Penjamin Mutu Pendidikan Tinggi Universitas Negeri Gorontalo. Wardhani, Igak dan Wihardit, Kuswaya Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka Widyarti dan Suranto, Konsep Mutu Dalam Manajemen Pendidikan Vokasi. Semarang: PT Sindur Press. Sumber dari Online : Hariyanto Pengertian Minat Belajar. tian- minat/, diakses 09 April 2013 Loekmono (online). diakses 09 April Slameto jar.html (Online). diakses 09 April Suryabrata, Sumadi. (online). Diakses 09 April Witherington Diakses 09 April (Online).

METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING A. Pengertian dari model pembelajaran Snowball Throwing Snowball secara etimologi berarti bola salju, sedangkan throwing artinya melempar. Snowball Throwing secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dipandang sebagai salah satu faktor utama yang menentukan pertumbuhan ekonomi, yaitu melalui meningkatkan produktivitas tenaga kerja terdidik. Disamping

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING KELAS VII.1 SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING KELAS VII.1 SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING KELAS VII.1 SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI FAUZIAH NASUTION Guru SMP Negeri 5 kota Tebing Tinggi Email

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu 153 PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATERI KEGIATAN EKONOMI DAN PEMANFAATAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DI SMP NEGERI 1 WONOAYU Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

Lebih terperinci

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara Media Bina Ilmiah51 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MENCARI PASANGAN (Make a Match) PADA POKOK BAHASAN GEJALA ALAM DI INDONESIA DAN NEGARA-NEGARA TETANGGA KELAS VI

Lebih terperinci

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh: Meilan Ladiku Jurusan Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Gorontalo

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Slameto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang telah dilakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang telah dilakukan oleh penulis di kelas XII-A SMK 45 Lembang, baik wawancara dengan guru maupun siswa, diketahui bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya dan masyarakat (Anonim 2008). pembelajaran saat pembelajaran berlangsung.

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya dan masyarakat (Anonim 2008). pembelajaran saat pembelajaran berlangsung. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SDN MARGAHAYU PADA MATERI KEANEKARAGAMAN BUDAYA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi, yang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi, yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerjasama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik potensi yang bersumber dari dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak lepas dari permasalahan, di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak lepas dari permasalahan, di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak lepas dari permasalahan, di antaranya adalah masalah belajar. Permasalahan belajar dapat dipengaruhi oleh dua faktor,

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH KABUPATEN BATANGHARI. Oleh: NURHAYATI NIM : A1D109167

ARTIKEL ILMIAH KABUPATEN BATANGHARI. Oleh: NURHAYATI NIM : A1D109167 ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN MODEL EXPLICIT INTRUCTION DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN SAINS DI KELAS IV SD N 99/I BENTENG RENDAH KABUPATEN BATANGHARI Oleh: NURHAYATI NIM : A1D109167

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun tentang Pendidikan Nasional yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. Nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun tentang Pendidikan Nasional yang berbunyi: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pembangunan Indonesia yang diarahkan pada pembangunan sumber daya manusia yang berkulitas.

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS Ani Rosidah anirosidah.cjr@gmail.com Universitas Majalengka ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi tersebut menurun drastis menjadi hanya 18% waktu mereka berusia 16

BAB I PENDAHULUAN. tinggi tersebut menurun drastis menjadi hanya 18% waktu mereka berusia 16 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan kegiatan penting setiap orang, termasuk di dalamnya belajar bagaimana seharusnya belajar. Sebuah survey memperlihatkan bahwa 82% anak-anak

Lebih terperinci

Oleh: SULFADLI.T Mahasiswa Jurusan PPKn Universitas Negeri Makassar MUSTARI Dosen Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar

Oleh: SULFADLI.T Mahasiswa Jurusan PPKn Universitas Negeri Makassar MUSTARI Dosen Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI TOMPOBULU KABUPATEN BANTAENG Oleh: SULFADLI.T Mahasiswa Jurusan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI JUNI, 2014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI JUNI, 2014 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERUBAHAN KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR TIGA DIMENSI DI KELAS IV SDN 110/I TENAM SKRIPSI Oleh : GUSNI INDRIYANI A1D109079 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Jufri Lanasir, Anthonius Palimbong, dan Hasdin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Jufri Lanasir, Anthonius Palimbong, dan Hasdin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKn Melalui Metode Diskusi di Kelas III SDN Pembina Salakan Kecamatan Tinangkung Kabupaten Banggai Kepulauan Jufri Lanasir, Anthonius Palimbong, dan Hasdin

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. (Dalam bukunya Purwanto,

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. (Dalam bukunya Purwanto, 8 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar (Winkel,1965 : 51) Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. (Dalam bukunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan manusia di era global seperti saat ini menjadi kebutuhan yang amat menentukan bagi masa depan seseorang dalam kehidupannya, yang menuntut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Sosial Bidang studi IPS yang masuk ke Indonesia adalah berasal dari Amerika Serikat, yang di negara asalnya disebut Social Studies. Pertama

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PAKEM PADA PEMBELAJARAN

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PAKEM PADA PEMBELAJARAN ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PAKEM PADA PEMBELAJARAN PKn KELAS I SDN 10 SUMPUR KUDUS KABUPATEN SIJUNJUNG Oleh: WIKE DENI WISKA NPM. 1110013411683 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan berkembangnya pula tuntutan masyarakat terhadap peningkatan kualitas output pendidikan. Output pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

BAB I PENDAHULUAN. emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab II kajian pustaka berisi tentang kajian teoriyang menjelaskan tentang pembelajaran,pengertian dari IPA sebagai ilmu pengetahuan yang berisi tentang alam semesta. Hasil belajar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan Sekolah Dasar Negeri Dukuh 02 Salatiga. Penelitian ini rancang dengan menggunakan tahap-tahap penelitian seperti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi seluruh umat manusia. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan seperti. Tahun 2003, yang menjelaskan bahwa :

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi seluruh umat manusia. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan seperti. Tahun 2003, yang menjelaskan bahwa : BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pendidikan adalah persemaian dari kehidupan moral suatu masyarakat serta revitalisasi moral masyarakat itu sendiri. Untuk itu, peranan pendidikan dianggap sangat

Lebih terperinci

Oleh SIKRIPON AMU NIM

Oleh SIKRIPON AMU NIM JURNAL PENELITIAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN OPERASI HITUNG CAMPURAN BILANGAN DUA ANGKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS II SDN 5 PULUBALA

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN PKn MATERI KEBEBASAN BERORGANISASI KELAS V SDN 2 TAPA KEC. TAPA KAB. BONE BOLANGO.

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN PKn MATERI KEBEBASAN BERORGANISASI KELAS V SDN 2 TAPA KEC. TAPA KAB. BONE BOLANGO. PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN PKn MATERI KEBEBASAN BERORGANISASI KELAS V SDN 2 TAPA KEC. TAPA KAB. BONE BOLANGO. Oleh : Stivan Saleh 1. Pembimbing I Dra. Elmia Umar, M.Pd 2. Pembimbing

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Model Pembelajaran Snowball Throwing 1. Pengertian Model Pembelajaran Snowball Throwing Menurut Arahman (2010:3) mengemukakan bahwa model pembelajaran Snowball

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan secara bersama dengan teman sekelas lainnya. Menurut Hamruni 2009: 290, Model pembelajaran Make A Match adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan secara bersama dengan teman sekelas lainnya. Menurut Hamruni 2009: 290, Model pembelajaran Make A Match adalah 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakekat Teknik Make A Match 2.1.1 Pengertian Teknik Make A Match Make a match merupakan salah satu bagian dari pembelajaran kooperatif. Sebagai bagian dari pembelajaran kooperatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa : Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Motivasi sangat penting dalam proses pembelajaran. Motivasi. memberikan kontribusi pada peserta didik, menurut Agus Suprijono untuk

BAB I PENDAHULUAN. Motivasi sangat penting dalam proses pembelajaran. Motivasi. memberikan kontribusi pada peserta didik, menurut Agus Suprijono untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Motivasi sangat penting dalam proses pembelajaran. Motivasi memberikan kontribusi pada peserta didik, menurut Agus Suprijono untuk memecahkan masalah peserta

Lebih terperinci

BAB II Kajian Pustaka

BAB II Kajian Pustaka 4 BAB II Kajian Pustaka 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar 2.1.2.1 Pengertian Hasil Belajar Belajar adalah proses kegiatan dan bukan hasil suatu tujuan (Oemar Hamalik, 2008). Hasil belajar menunjukkan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TUGAS PADA SISWA KELAS V SDN 5 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TUGAS PADA SISWA KELAS V SDN 5 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO 1 MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TUGAS PADA SISWA KELAS V SDN 5 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO Tuti Wantu, Meiske Puluhulawa, Dinco Karim ABSTRAK Masalah dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 8 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Pemahaman BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN Kata pemahaman berasal dari kata "paham" yang mendapat awalan "pe" dan akhiran "an". Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

Heru Purnomo PENDAHULUAN

Heru Purnomo PENDAHULUAN Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Dengan Menggunakan Metode Examples Non Examples Pada Mata Pelajaran PKn Materi HakAsasi Manusia (HAM) Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Slahung Ponorogo Tahun Pelajaran 2013/2014

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKn MELALUI STRATEGI ACTIVE DEBATE PADA SISWA KELAS V SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKn MELALUI STRATEGI ACTIVE DEBATE PADA SISWA KELAS V SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKn MELALUI STRATEGI ACTIVE DEBATE PADA SISWA KELAS V SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT Desi Susanti 1, Pebriyenni 2, Hendrizal 1 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Lebih terperinci

Sriwahyuni Djafar, Elmia Umar, Nurhayati Tine 1 ABSTRAK

Sriwahyuni Djafar, Elmia Umar, Nurhayati Tine 1 ABSTRAK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI MODEL STUDENT ACHIVEMENT DIVISIONS (STAD) DI KELAS IV SDN 41 HULONDALANGI KOTA GORONTALO Sriwahyuni Djafar, Elmia Umar, Nurhayati

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING Ngatini, Bambang Priyo Darminto, Erni Puji Astuti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERSETUJUAN PEMBIMBING PERSETUJUAN PEMBIMBING Jurnal Yang Berjudul FAKTORFAKTOR PENGHAMBAT KREATIVITAS GURU DALAM MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN IPS DI SDN 6 BULANGO SELATAN KABUPATEN BONEBOLANGO

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL 1 PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL DESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SDN 4 BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO Oleh : SADDAM MASHANAFI NIM. 151 410

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu tempat dimana siswa mendapatkan ilmu secara

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu tempat dimana siswa mendapatkan ilmu secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu tempat dimana siswa mendapatkan ilmu secara formal. Sekolah bukan hanya tempat menimba ilmu, tetapi juga sebagai tempat berkumpul,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar peserta didik dapat mengembangkan kecakapan hidup ( life skills ) yang

BAB I PENDAHULUAN. agar peserta didik dapat mengembangkan kecakapan hidup ( life skills ) yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha mengembangkan manusia berkualitas yang siap menghadapi berbagai tantangan hidup dimulai sedini mungkin melalui pendidikan. Kegiatan pendidikan diberikan

Lebih terperinci

Tugiyana 2 SDN 1 Kalitinggar Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga

Tugiyana 2 SDN 1 Kalitinggar Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS KOMPETENSI DASAR MENGENAL JENIS-JENIS USAHA DAN KEGIATAN EKONOMI DI INDONESIA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS V SD NEGERI 1 PADAMARA 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2003, h. 16), menjelaskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2003, h. 16), menjelaskan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah sebuah proses yang memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa untuk terus maju dan berkembang karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA KELAS VI SD NEGERI 2 DANGURAN KLATEN SELATAN TAHUN 2013/2014

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA KELAS VI SD NEGERI 2 DANGURAN KLATEN SELATAN TAHUN 2013/2014 PENERAPAN STRATEGI SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA KELAS VI SD NEGERI 2 DANGURAN KLATEN SELATAN TAHUN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE TALKING STICK DAN KARTU ARISAN PADA KELAS XI IPS

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE TALKING STICK DAN KARTU ARISAN PADA KELAS XI IPS PENGESAHAN ARTIKEL MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE TALKING STICK DAN KARTU ARISAN PADA KELAS XI IPS.2 DI SMA NEGERI 1 TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi drama, sosiokultural,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman diabad 21 ini memperlihatkan perubahan yang begitu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman diabad 21 ini memperlihatkan perubahan yang begitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman diabad 21 ini memperlihatkan perubahan yang begitu pesat, mulai dari berubahnya gaya hidup masyarakat hingga meningkatya kebutuhan-kebutuhan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN IPS MELALUI KELOMPOK KECIL

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN IPS MELALUI KELOMPOK KECIL PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN IPS MELALUI KELOMPOK KECIL Husnah Guru SDN 001 Pasar Inuman Kecamatan Inuman husnah683@gmail.com ABSTRAK Penelitian tentang

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS V-A PADA PEMBELAJARAN PKn DENGAN MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT DI SDN 01 KOTO BALINGKA

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS V-A PADA PEMBELAJARAN PKn DENGAN MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT DI SDN 01 KOTO BALINGKA PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS V-A PADA PEMBELAJARAN PKn DENGAN MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT DI SDN 01 KOTO BALINGKA Julliati 1, Muhammad Sahnan 1, Hendrizal 1 1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan tolak ukur kemajuan suatu bangsa, dengan pendidikan maka bangsa Indonesia diharapkan mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas secara intelektual,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan peristiwa sehari-hari di sekolah. Belajar merupakan hal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan peristiwa sehari-hari di sekolah. Belajar merupakan hal 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar merupakan peristiwa sehari-hari di sekolah. Belajar merupakan hal yang kompleks. Kompleksitas belajar tersebut dapat dipandang dari dua subjek, yaitu

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI KELAS X3 SMAN 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Hardani Endarwati

Lebih terperinci

PERAN GURU PKN DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN DI KELAS. Ambiro Puji Asmaroini, M.Pd Universitas Muhammadiyah Ponorogo ABSTRAK

PERAN GURU PKN DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN DI KELAS. Ambiro Puji Asmaroini, M.Pd Universitas Muhammadiyah Ponorogo ABSTRAK PERAN GURU PKN DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN DI KELAS Ambiro Puji Asmaroini, M.Pd Universitas Muhammadiyah Ponorogo ABSTRAK Guru PKn merupakan guru yang mengajarkan tentang pendidikan karakter kepada siswanya.

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VB SD NO. 2 DALUNG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VB SD NO. 2 DALUNG PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VB SD NO. 2 DALUNG Ni Md. Seriani 1, I Kt. Dibia 2 1,2 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN Lariang Melalui Metode Demonstrasi

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN Lariang Melalui Metode Demonstrasi Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN Lariang Melalui Metode Demonstrasi Putu Ayu Puspayanti, Lilies, Bustamin Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya, dengan demikian akan menimbulkan

Lebih terperinci

PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013)

PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013) PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Benyamin (dalam Haris, 2006: 18) menyatakan bahwa IPA atau sains adalah sebuah pertanyaan mengenai pengetahuan tentang alam melalui suatu metode seperti metode observasi

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DI SEKOLAH DASAR. Oleh. Ramadhani

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DI SEKOLAH DASAR. Oleh. Ramadhani PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DI SEKOLAH DASAR Oleh Ramadhani Rama_dhani62@rocketmail.com Absrak : Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian Minat Belajar Getzel dalam Mardapi (2007: 106) mengemukakan minat adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui pengalaman yang mendorong seseorang

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03 MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03 Sri Widayati 1 Abstrak. Di kelas 3 SDN Sidomulyo 03 untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI 1. Hakekat Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan

Lebih terperinci

40 Media Bina Ilmiah ISSN No

40 Media Bina Ilmiah ISSN No 40 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI BAGIAN-BAGIAN TUBUH DAN KEGUNAANNYA MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DI KELAS 1 SEMESTER I SDN 1 CAKRANEGARA TAHUN

Lebih terperinci

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai Margareta Ni Made Ardani Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

1. Fitriah Khoirunnisa 2. Maasje C.W 3. Nurlaili

1. Fitriah Khoirunnisa 2. Maasje C.W 3. Nurlaili PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa kelas X-2 SMA N 14 Samarinda)

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL COOPERATIVE SCRIPT DI SDN 18 BUNGO PASANG PADANG

MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL COOPERATIVE SCRIPT DI SDN 18 BUNGO PASANG PADANG MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL COOPERATIVE SCRIPT DI SDN 18 BUNGO PASANG PADANG Mona Vernika 1, M. Nursi 1, Hendrizal. 1 1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dasar dalam melakukan penelitian ini. Penulis menjelaskan kajian sumber-sumber

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dasar dalam melakukan penelitian ini. Penulis menjelaskan kajian sumber-sumber BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini penulis akan memaparkan mengenai kajian pustaka yang menjadi dasar dalam melakukan penelitian ini. Penulis menjelaskan kajian sumber-sumber kepustakaan yang relevan dengan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Oleh: EDI BADRISYEH NIP. 19670501 199212 1 001 ABSTRAK Model Ccoperative Learning adalah suatu model pembelajaran

Lebih terperinci

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE SNOWBALL THROWING DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SD 101771 TEMBUNG KABUPATEN DELI SERDANG Nurlaili Pulungan Surel: sdnmedanestate@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Yessi Malisa 1), Ngadino Y 2), Hasan Mahfud 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta

Yessi Malisa 1), Ngadino Y 2), Hasan Mahfud 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MASALAH SOSIAL DALAM MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Yessi Malisa 1), Ngadino Y 2), Hasan Mahfud

Lebih terperinci

Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Kelas VIII SMP Negeri 1 Bulawa Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo ABSTRAK

Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Kelas VIII SMP Negeri 1 Bulawa Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo ABSTRAK 1 Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Bulawa Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo Memin Day 1, Irina Popoi 2, Hj. Fitri Hadi Yulia Akib, 3 Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) Abstrak

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) Abstrak UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) Triyatno 1, John Sabari 2 1 Mahasiswa Program Pascasarjana PIPS Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Prasiklus Kondisi prasiklus merupakan titik awal munculnya penelitian tindakan kelas ini. Kegiatan pra tindakan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengawali

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN 3 BULANGO TIMUR KABUPATEN BONE BOLANGO

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN 3 BULANGO TIMUR KABUPATEN BONE BOLANGO MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN 3 BULANGO TIMUR KABUPATEN BONE BOLANGO Djotin Mokoginta, Irvin Novita Arifin dan Taufik Masengge

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO. 067252 MEDAN DELI Herawati Bukit Dosen Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED Surel : herawatibukit@gmail.com

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MATERI PEMILIHAN PENGURUS ORGANISASI SEKOLAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MATERI PEMILIHAN PENGURUS ORGANISASI SEKOLAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN. Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MATERI PEMILIHAN PENGURUS ORGANISASI SEKOLAH MELALUI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradapan manusia di dunia. Oleh sebab itu, hampir

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI METODE SNOWBALL THROWING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA (PTK Pada Siswa Kelas X SMA PGRI 1 Karangmalang Sragen) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di lapangan sistem pengelolaan siswa masih menggunakan cara konvensional yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. di lapangan sistem pengelolaan siswa masih menggunakan cara konvensional yang tidak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mencapai pendidikan yang berkualitas diperlukan model pembelajaran yang lebih dapat mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. Namun, masih banyak ditemukan

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI USAHA MEMPERTAHANKAN REPUBLIK INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI USAHA MEMPERTAHANKAN REPUBLIK INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI USAHA MEMPERTAHANKAN REPUBLIK INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING PADA KELAS IX.2 SMP NEGERI MUARA BELITI Holili 1 Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis dan Hipotesis Tindakan 1. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri

Lebih terperinci

Pengaruh Kelelahan Emosional Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika. Meilantifa

Pengaruh Kelelahan Emosional Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika. Meilantifa 26 INOVASI, Volume XX, Nomor 1, Januari 2018 Pengaruh Kelelahan Emosional Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika Meilantifa Email : meilantifa@gmail.com Program Studi Pendidikan Matematika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang telah menuntut manusia untuk selalu berpikir dan mencari

BAB I PENDAHULUAN. berkembang telah menuntut manusia untuk selalu berpikir dan mencari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan manusia sangatlah penting. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang telah menuntut manusia untuk selalu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Refleksi Awal Proses Pembelajaran Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV SDN 88 Kota Bengkulu. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Landasan Teori. 1. Hakekat Motivasi Belajar. a. Pengertian Motivasi Belajar

BAB II KAJIAN TEORI. A. Landasan Teori. 1. Hakekat Motivasi Belajar. a. Pengertian Motivasi Belajar BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Hakekat Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi merupakan faktor penggerak maupun dorongan yang dapat memicu timbulnya rasa semangat dan juga mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan nasional merupakan sesuatu hal yang beku dalam artian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan nasional merupakan sesuatu hal yang beku dalam artian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan nasional merupakan sesuatu hal yang beku dalam artian bahwa sistem pendidikan nasional masih dapat di rubah apabila suatu sistem dalam penerapannya tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan yang baik. Pendidikan menjadi pilar pembangunan bagi

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan yang baik. Pendidikan menjadi pilar pembangunan bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam masa globalisasi, suatu negara dianggap maju apabila memiliki kualitas pendidikan yang baik. Pendidikan menjadi pilar pembangunan bagi suatu negara untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru tentang proses belajar mengajar di sekolah telah muncul dan berkembang

BAB I PENDAHULUAN. baru tentang proses belajar mengajar di sekolah telah muncul dan berkembang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah adalah dengan cara perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep dan wawasan baru tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai peran. Kemampuan seorang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai peran. Kemampuan seorang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu aspek yang menentukan keberhasilan pendidikan adalah proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar adalah inti dari proses pendidikan secara keseluruhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk. menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk. menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian Model Pembelajaran Snowball Throwing

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian Model Pembelajaran Snowball Throwing BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Model Pembelajaran Snowball Throwing 2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran Snowball Throwing Menurut Ismail, (2008:27) Snowball Throwing berasal dari dua kata yaitu snowball dan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh. 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA Oleh Bustaman Asis Abstrak Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 MONGKRONG, WONOSEGORO

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 MONGKRONG, WONOSEGORO PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 MONGKRONG, WONOSEGORO Sri Sukaptiyah srisukaptiyah@gmail.com SD Negeri 1 Mongkrong, Karangjati, Wonosegoro,

Lebih terperinci