JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, Halaman Online di:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, Halaman Online di:"

Transkripsi

1 JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, Halaman Onlne d: APLIKASI MODEL REGRESI POISSON TERGENERALISASI PADA KASUS ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TENGAH TAHUN 2007 Nurwhda Safrda U 1, Dw Ispryant 2*), Tatk Wdharh 3 1 Mahasswa Jurusan Statstka FSM UNDIP 2,3 Staff Pengajar Jurusan Statstka FSM UNDIP ABSTRAK Kematan Bay merupakan salah satu masalah kematan masyarakat yang dapat mempengaruh jumlah dan komposs umur penduduk. Pemerntah menaruh perhatan khusus untuk mengurang jumlah Angka Kematan Bay termasuk d Jawa Tengah sehngga peranan data dan nformas menjad sangat pentng. Regres Posson merupakan salah satu regres nonlner yang serng dgunakan untuk memodelkan hubungan antara varabel respon yang berupa data dskrt dengan varabel predktor yang berupa data dskrt ataupun kontnu. Model regres Posson mempunya asums equdspers, yatu konds dmana nla mean dan varans dar varabel respon bernla sama. Pada prakteknya kadang terjad pelanggaran asums dalam analss data dskrt berupa overdspers (nla varans lebh besar dar nla meannya) sehngga model regres Posson tdak tepat dgunakan. Salah satu model yang dapat dgunakan untuk mengatasnya adalah model regres Posson tergeneralsas. Model regres n merupakan perluasan dar regres Posson dan merupakan bagan dar Generalzed Lnear Model (GLM) yang tdak mengharuskan kekonstanan varans untuk uj hpotessnya. Dar data jumlah Angka Kematan Bay d Jawa Tengah tahun 2007 dketahu bahwa terjad overdspers. Dan faktor yang mempengaruh Angka Kematan Bay adalah jumlah sarana kesehatan, jumlah tenaga meds, dan presentase rumah tangga yang memlk ar bersh tap kabupaten/kota. Kata Kunc: Angka Kematan Bay, Regres Posson, Overdspers, Regres Posson Tergeneralsas, AIC ABSTRACT Infant Mortalty s one of the ssues that can affect the number and age composton of the populaton. The Government pays specal attenton to reduce the amount of Infant Mortalty Rate n Central Java, so the role of data and nformaton becomes very mportant. Posson regresson s a nonlnear regresson whch s often used to model the relatonshp between the response varable n the form of dscrete data wth predctor varables n the form of contnuous or dscrete data. Posson regresson models have equdspers assumpton, a condton n whch the mean and varance of the response varable have equal value. In practce, the assumpton s sometmes volated n the analyss of dscrete data n the form of overdspers (value of varance greater than the mean value) so that Posson regresson model s not approprate to be used. Overdspers s a condton n whch the data of response varable shows. One model that can be used to solve the overdspers problem s generalzed Posson regresson model. The regresson model s an extenson of the Posson regresson and part of the Generalzed Lnear Model (GLM) whch does not requre constancy of varance to test the hypothess. From the data of Infant Mortalty Rate n Central Java on 2007 known that there overdspers. And the factors affectng Infant Mortalty Rate s the number of health facltes, the number of medcal personnel, and the percentage of households wth clean water each county / cty. Keywords: Infant Mortalty Rate, Posson Regresson, Overdsperson, Generalzed Posson Regresson, AIC

2 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mortaltas atau kematan merupakan salah satu dar tga komponen demograf selan fertltas dan mgras yang dapat mempengaruh jumlah dan komposs umur penduduk. Salah satu ndkator mortaltas yang umum dpaka adalah angka kematan bay (AKB). Angka Kematan Bay (AKB) adalah banyaknya kematan bay berusa dbawah satu tahun, per 1000 kelahran hdup pada satu tahun tertentu. Menurut Surve Demograf dan Kesehatan Indonesa (SDKI) 2012, tga penyebab utama kematan bay adalah nfeks saluran pernapasan akut (ISPA), demam, dan dare. Gabungan ketga penyebab n menyebabkan 32 persen kematan bay. Selaras dengan target pencapaan Mllenum Development Goals (MDGs), Depkes telah menentukan target penurunan AKB d Indonesa dar rata-rata 36 mennggal per 1000 kelahran hdup menjad 23 per 1000 kelahran hdup pada Angka Kematan Bay (Infant Mortalty Rate/IMR) pada penduduk termskn pada 2001 hampr dua kal lebh tngg dbandng penduduk terkaya. Menurut data BPS pada bulan September 2012, jumlah penduduk mskn d Indonesa mencapa 28,59 juta orang atau 11,66 persen, yang berart perlndungan dan pelayanan kesehatan pada kelompok penduduk mskn merupakan tantangan berat yang mash harus dhadap. Kerja sama dar berbaga bdang sangat dperlukan untuk membantu mengatas masalah kemsknan tersebut sehngga derajat kesehatan bu dan bay juga akan menngkat. Salah satu pendukung dar usaha tersebut adalah penyedaan data/nformas bag proses pengamblan keputusan. Analss regres adalah suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara varabel dependen (Y) dan varabel ndependen (X). Pada umumnya, analss regres dgunakan untuk menganalss data dengan varabel dependen berupa varabel random kontnu. Namun, ada juga data yang danalss tersebut varabel dependennya berupa varabel random dskrt. Salah satu model regres yang dapat dgunakan untuk menganalss hubungan antara varabel dependen Y yang berupa data dskrt dan varabel ndependen X adalah model regres Posson. Salah satu asums yang harus dpenuh dalam model regres Posson adalah varans dar varabel dependen Y yang dberkan oleh X = x sama dengan meannya, yatu: Salah satu asums yang harus dpenuh dalam model regres Posson adalah varans sama dengan meannya, yatu: Namun dalam analss data dskrt dengan model regres Posson kadang dapat terjad pelanggaran asums, dmana nla varans lebh besar dar nla mean yang dsebut overdspers. Menurut Cameron dan Trved (1998) overdspers memlk akbat yang sama dengan pelanggaran homokedaststas dalam model regres lner. Homokedaststas adalah salah satu asums yang harus dpenuh dalam model regres lner klask, dmana nla Y yang berhubungan dengan nla X yang berbeda mempunya varans resdual yang sama. Sedangkan varans dan mean pada regres Posson yang mengalam dspers (overdspers/ underdspers) adalah dmana constant adalah parameter dspers/ scale parameter. Dalam aplkasnya, overdspers pada regres Posson dapat dlhat dar nla statstk Pearson ch-square dbag derajat bebasnya atau dapat pula dengan membag nla devans dengan derajat bebasnya, jka haslnya lebh dar 1 berart terjad overdspers pada model regres Posson. Pada peneltan n kasus overdspers regres Posson akan datas menggunakan model regres Posson tergeneralsas. Peneltan dlakukan pada Angka Kematan Bay d Jawa Tengah tahun 2007 dengan pemlhan model terbak menggunakan AIC (Akake Informaton Crteron). Model regres Posson tergeneralsas yatu model regres yang merupakan perluasan dar regres Posson dengan asums. Model regres Posson tergeneralsas merupakan bagan dar Generalzed Lnear Model (GLM) yang tdak dharuskan varabel dependennya berdstrbus normal dan tdak mengharuskan kekonstanan varans untuk uj hpotessnya [1]. 1.2 Tujuan Peneltan Tujuan dar peneltan n adalah menentukan model regres Posson tergeneralsas terbak dan mengetahu faktor-faktor yang mempengaruh angka kematan bay d Provns Jawa Tengah tahun 2007 JURNAL GAUSSIAN Vol. 2, No. 4, Tahun 2013 Halaman 362

3 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Angka Kematan Bay Kematan bay adalah kematan yang terjad antara saat setelah bay lahr sampa bay belum berusa tepat satu tahun. Angka Kematan Bay (AKB) dhtung per 1000 kelahran hdup [2]. Faktor penddkan bu merupakan faktor kuat terhadap kematan bay. Penddkan pada hakekatnya merupakan usaha untuk mengembangkan keprbadan dan kemampuan selama d dalam dan luar sekolah seumur hdup sehngga makn matang dalam menghadap dan memecahkan berbaga masalah termasuk masalah kesehatan dalam rangka menekan resko kematan. Dalam Surve Demograf dan Kesehatan Indonesa beberapa karakterstk yang bersko terhadap kematan bay yatu penddkan bu yang rendah, pengeluaran perbulan < Rp ,00, luas lanta < 34 m 2, sumber ar bersh berasal dar mata ar/sunga, jumlah bu yang tdak memerksakan kehamlan dan yang memerksakan kehamlan < 4 kal, bu yang tdak mendapat munsas TT dan penolong persalnan oleh tenaga non meds. Angka Kematan Bay (AKB) merupakan ndkator yang sangat pentng untuk mengetahu gambaran tngkat permasalahan kesehatan masyarakat. Mash tnggnya tngkat AKB d Indonesa memberkan gambaran kurangnya pelayanan kesehatan masyarakat. Kualtas pelayanan belum optmal karena belum semua sarana pelayanan kesehatan melaksanakan standar pelayanan yang telah dtetapkan. Pemerataan pelayanan dapat dlhat dar raso jumlah sarana yang ada. Sebaga contoh d Jawa Tengah terdapat 867 Puskesmas dan 1759 Puskesmas pembantu, berart setap Puskesmas melayan orang atau belum sesua standar dmana setap puskesmas melayan penduduk. 2.2 Generalzed Lnear Models Analss regres yang responnya termasuk salah satu keluarga eksponensal dsebut Generalsas Model Lner atau lebh dkenal dengan GLM (Generalzed Lnear Models). Generalzed Lnear Models (GLM) memperluas model regres basa yang mencakup varabel respon berdstrbus tdak normal dan fungs model untuk mean. Ada tga komponen utama dalam analss GML sepert durakan berkut n. 1. Komponen random Komponen random dar GLM terdr dar varabel respon Y dengan observas bebas (y 1,, y n ) dar sebuah dstrbus dalam keluarga eksponensal. Bentuk fungs denstas probabltas dar dstrbus keluarga eksponensal, yatu sebaga berkut. y b( ) f ( y ;, ) exp c( y; ) a ( ) 2. Komponen Sstemats Komponen Sstemats dar GLM adalah hubungan dar sebuah vektor ( 1,..., n ) untuk menjelaskan varabel-varabel yang berhubungan dalam sebuah model lner. = 0 p j1 j x j Atau dalam matrks dtulskan dalam bentuk Kombnas lner dar varabel yang djelaskan dsebut predktor lner. Dengan adalah vektor (n x 1) dar observas, X adalah matrks (n x c) dar varabel bebas, β adalah matrks (c x 1) dar koefsen regres, dengan c=p+1 [3]. 3. Fungs lnk Fungs lnk adalah fungs yang menghubungkan ekspektas varabel respon dengan komponen sstemats. Dberkan fungs E( Y ), =1,2,,n. Model lnk untuk adalah g( ). JURNAL GAUSSIAN Vol. 2, No. 4, Tahun 2013 Halaman 363

4 g( ) x p j1 j j dengan = 1,2,,n fungs lnk g( ) dnamakan denttas lnk dengan mentransformaskan nla meannya ke parameter natural dnamakan kanonkal lnk. Sehngga g p ( ) dan j1 x [3]. j j. Fungs lnk yang 2.3 Dstrbus Posson Tergeneralsas Dstrbus Posson tergeneralsas pertama kal dperkenalkan oleh Consul dan Jan pada tahun 1973, kemudan dbahas lebh luas oleh Jan pada tahun Fungs denstas dar dstrbus Posson tergeneralsas dengan parameter dan adalah sebaga berkut: y1 1 f ( y;, ) y exp( y) dengan y 0,1,2, y! Nla mean dan varan dar dstrbus Posson tergeneralsas adalah sebaga berkut. Mean EY, dan Varan Var 1 Y, 3 (1 ) 2.4 Model Regres Posson Tergeneralsas Model regres Posson tergeneralsas dtuls kembal oleh Sussane and Clauda (2005) dalam proyek kerja sama Unverstas Munch, Jerman. Pada model posson tergeneralsas dmana y menyatakan varabel dependen dan x1, x2,, x p menyatakan varabel ndependen. Nla (2.8.1) dar dstrbus posson tergeneralsas adalah dengan nla merupakan (1 ) 1 parameter dspers dmana. Jka nla dsubsttuskan kedalam persamaan (2.8.1) maka 1 ddapat fungs denstas dar model posson tergeneralsas sebaga berkut: Nla mean dan varans model Posson tergeneralsas adalah: (2.8.2) Jka nla maka model regres Posson tergeneralsas akan menjad regres Posson basa dan jka, maka model regres Posson tergeneralsas merepresentaskan data cacah dengan sfat overdspers. Model persamaan regres Posson tergeneralsas adalah sebaga berkut: (2.8.3) Nla dar pada persamaan (2.8.3) dapat bernla negatf. Sebagamana dketahu bahwa ekspektas dar dstrbus Posson tergeneralsas,, haruslah postf sehngga perlu dlakukan transformas sedemkan hngga bentuk hubungan antara dan tepat. Suatu solus yang dapat dgunakan adalah dengan mengambl logartma natural dar nla. Hasl dar n yang kemudan akan dcar hubungannya dengan, dtuls sebaga berkut (2.8.4) Fungs dsebut sebaga fungs lnk, yatu fungs yang menghubungkan dengan fungs lnear. Oleh karena tu model regres Posson tergeneralsas dapat dtuls dalam bentuk atau JURNAL GAUSSIAN Vol. 2, No. 4, Tahun 2013 Halaman 364

5 (2.8.5) 2.5 Pemlhan Model Terbak Pemodelan dperlukan untuk mendapatkan hubungan yang menggambarkan varabel respon dan predktor. Ada beberapa metode dalam menentukan model terbak pada regres generalzed posson, salah satunya adalah Akake Informaton Crteron (AIC). Dmana adalah nla lkelhood dan p adalah jumlah parameter. Model terbak regres generalzed posson adalah model yang mempunya nla AIC terkecl [4]. 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Data yang dgunakan pada penulsan tugas akhr n berupa data sekunder yang dperoleh dar hasl Surve Sosal Ekonom Nasonal (SUSENAS) tahun 2007 yang dlakukan oleh BPS (Badan Pusat Statstka). Pada peneltan n menggunakan data AKB (Angka Kematan Bay) pada tahun 2007 untuk tap Kabupaten/ Kota d Provns Jawa Tengah yang terdr dar 35 Kabupaten/ Kota. Gambar 1. Flowchart Peneltan JURNAL GAUSSIAN Vol. 2, No. 4, Tahun 2013 Halaman 365

6 3.2 Varabel Peneltan Varabel peneltan yang dgunakan dalam peneltan n berupa varabel respon (Y) yakn Jumlah Kematan Bay d Provns Jawa Tengah dan varabel predktor (X) adalah sebaga berkut: 1. Jumlah sarana kesehatan (RS dan Puskesmas) pada tap kabupaten/kota (X 1 ) 2. Jumlah tenaga meds (dokter dan bdan) pada tap kabupaten/kota (X 2 ) 3. Persentase persalnan yang dlakukan dengan bantuan non meds (dukun bay) pada tap kabupaten/kota (X 3 ) 4. Rata-rata usa perkawnan pertama wanta pada tap kabupaten/kota (X 4 ) 5. Rata-rata lama sekolah wanta berstatus kawn pada tap kabupaten/kota (X 5 ) 6. Rata-rata jumlah pengeluaran rumah tangga per kapta sebulan pada tap kabupaten/kota (X 6 ) 7. Persentase daerah berstatus desa pada tap kabupaten/kota (X 7 ) 8. Rata-rata pemberan ASI eksklusf pada tap kabupaten/kota (X 8 ) 9. Persentase rumah tangga yang memlk ar bersh pada tap kabupaten/kota (X 9 ) 10. Persentase penduduk mskn pada tap kabupaten/kota (X 10 ) 3.3 Tahapan Analss Pengolahan data pada peneltan n menggunakan program statstk SPSS dan SAS. Adapun langkah-langkah dalam penenltan n dtamplkan pada Gambar HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujan Dstrbus Posson pada Varabel Respon Pengujan dstrbus Posson pada varabel respon dlakukan dengan Uj Kolmogorov-Smrnov dengan prosedur pengujan sebaga berkut : H 0 : Data varabel respon mengkut dstrbus Posson H 1 : Data varabel respon tdak mengkut dstrbus Posson Berdasarkan hasl output SPSS dperoleh nla p-value sebesar 0,066 lebh besar dar nla α = 0,05. Sehngga keputusannya H 0 dterma yang berart bahwa data varabel respon (Y) mengkut dstrbus Posson. 4.2 Pengujan Multkolneartas Antar Varabel Predktor Pembentukan model regres mempertmbangkan pengujan Multkolnertas. Model regres yang terbentuk merupakan model regres yang tdak terdapat hubungan yang sempurna dantara varabelvarabel predktornya. Tabel 4.1 Tabel Pengujan Multkolnertas Pada Tabel 4.1 dapat dlhat bahwa nla VIF dar sepuluh varabel kurang dar 10 dan mnmum nla egen dar koleras varabel predktor < 0,05. Sehngga dapat dkatakan data tdak mengalam multkolnertas. Untuk tu pada peneltan n dgunakan semua varabel predktor untuk pemodelan. JURNAL GAUSSIAN Vol. 2, No. 4, Tahun 2013 Halaman 366

7 4.3 Pembentukan Model Regres Posson Model awal regres posson yang terbentuk setelah melalu pengujan Multkolneartas adalah sebaga berkut. Selanjutnya dlakukan pengujan overdspers pada model regres posson d atas. Pengujan overdspers dapat dlkukan dengan mencar nla Ф. Jka nla Ф lebh besar dar 1, maka telah terjad overdspers. Dar hasl pengujan overdspers ddapat bahwa nla Ф sebesar 9,2354 lebh besar dar 1.karena terjad overdspers pada regres posson, maka langkah penanganannya dengan membentuk model regres posson tergeneralsas. 4.4 Model Regres Posson Tergeneralsas Pembentukan dan Pemlhan Model Regres Posson Tergeneralsas Untuk tahap pertama sebelum dlakukan pemlhan model terbak dengan melhat nla AIC pada model regres, adalah dengan membentuk model regres posson tergeneralsas. Karena terdapat 10 varabel predktor yang dgunakan untuk pembentukan model regres posson maka ddapatkan 1024 kemungknan model. Batas maksmal jumlah varabel yang bsa dgunakan adalah 5 varabel karena jka lebh dar 5 data tdak bsa dproses menggunakan program SAS. Untuk model regres posson tergeneralsas yang mempunya nla AIC terkecl pada masngmasng kombnas varabel dsajkan pada Tabel 4.2 sebaga berkut. Tabel 4.2 Nla AIC pada Kemungknan Model Regres Posson Tergeneralsas d Provns Jawa Tengah Model AIC exp( 264,1 exp( 264,3 264,0 exp 264,7 exp( 264,0 exp 263,4 exp( 264,7 exp( 266,5 Model yang memlk nla AIC terkecl adalah model regres posson tergeneralsas dengan varabel yang masuk dalam model yatu X 1, X 2,X 9 dengan nla AIC 263,4. Berkut n adalah estmas parameter model regres posson tergeneralsas data jumlah kematan bay d Provns Jawa Tengah Inferens Model Regres Posson Tergeneralsas Inferens Model Regres Posson Tergeneralsas terdr dar uj parameter secara serentak dan ndvdual. Uj parameter serentak dengan menggunakan hpotess sebaga berkut. Dengan taraf sgnfkans sebesar 5% dan statstk uj yang dgunakan adalah nla G, ddapat nla G htung sebesar 253,4 lebh besar dar pada nla Ch-Square tabel. Jad keputusannya H 0 dtolak yang berart bahwa model regres posson tergeneralsas dapat dgunakan sebaga model. Uj selanjutnya adalah uj parameter secara parsal dengan hpotess sebaga berkut: (pengaruh varabel ke- tdak sgnfkan) (pengaruh varabel ke- sgnfkan) Dengan krtera uj tolak jka P value < (0,05) maka dperoleh hasl sebaga berkut. JURNAL GAUSSIAN Vol. 2, No. 4, Tahun 2013 Halaman 367

8 Tabel 4.3 Estmas Parameter Model Regres Posson Tergeneralsas Parameter P-Value α Keputusan Kesmpulan β 0 <0,0001 0,05 H 0 dtolak Koefsen Regres Sgnfkan β 1 0,2188 0,05 H 0 dterma Koefsen Regres Tdak Sgnfkan β 2 0,2558 0,05 H 0 dterma Koefsen Regres Tdak Sgnfkan β 9 0,0170 0,05 H 0 dtolak Koefsen Regres Sgnfkan Berdasarkan tabel 4.3 dperoleh parameter yang sgnfkan terhadap model adalah β 0 dan β 9. Sehngga model regres posson tergeneralsas yang terbentuk adalah Akan tetap yang berpengaruh terhadap model hanya koefsen β 0 dan β 9 saja. Meskpun model dtuls secara lengkap. Dar model regres generalsas posson yang dperoleh dapat dlhat bahwa faktor yang mempengaruh jumlah angka kematan bay d Provns Jawa Tengah adalah jumlah sarana kesehatan (RS dan puskesmas), jumlah tenaga meds (dokter dan bdan), dan presentase rumah tangga yang memlk ar bersh tap kabupaten/kota. 5. KESIMPULAN Dar hasl analss dan pembahasan yang telah dlakukan, dapat dperoleh beberapa kesmpulan, yatu: 1. Model regres posson yang dperoleh ternyata tdak memenuh asums equdspers karena varan lebh besar darpada mean atau dsebut overdspers. Sehngga dgunakan model regres posson tergeneralsas untuk pemodelan data Angka Kematan Bay d Provns Jawa Tengah tahun Model regres posson tergeneralsas terbak adalah sebaga berkut. 3. Dar model regres posson tergeneralsas yang dperoleh dapat dlhat bahwa faktor yang mempengaruh jumlah angka kematan bay d Jawa Tengah adalah jumlah sarana kesehatan (RS dan puskesmas), jumlah tenaga meds (dokter dan bdan), dan presentase rumah tangga yang memlk ar bersh tap kabupaten/kota. 6. DAFTAR PUSTAKA [1] Famoye, F Restrcted Generalzed Posson Regresson Model Comm.Satst.- Theor.&Meth 22(5), [2] Badan Pusat Statstk Estmas Fertltas, Mortaltas dan Mgras Hasl Sensus Penduduk Tahun Jakarta: Badan Pusat Stastk. [3] Agrest, A Categorcal Data Analyss. Second Edton. New York : John Wley and Sons, Inc. [4] Nakaya, T., Fotherngham, A.S., Brunsdon, C. and Charlton, M Geographcally Weghted Posson Regresson for Dsease Assocaton Mappng, Statstcs n Medcne, Volume 24 Issue17, pages JURNAL GAUSSIAN Vol. 2, No. 4, Tahun 2013 Halaman 368

PEMODELAN REGRESI POISSON MEMPENGARUHI ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TIMUR TAHUN Yayuk Listiani NRP Dr. Purhadi, M. Sc.

PEMODELAN REGRESI POISSON MEMPENGARUHI ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TIMUR TAHUN Yayuk Listiani NRP Dr. Purhadi, M. Sc. PEMODELAN REGRESI POISSON PADA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TIMUR TAHUN 007 Yayuk Lstan NRP 06 00 068 DOSEN PEMBIMBING Dr. Purhad, M. Sc. JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

PEMODELAN GENERALIZED REGRESI POISSON PADA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA KEMATIAN BAYI DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2007

PEMODELAN GENERALIZED REGRESI POISSON PADA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA KEMATIAN BAYI DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2007 PEMODELAN GENERALIZED REGRESI POISSON PADA FAKOR-FAKOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA KEMAIAN BAYI DI PROVINSI JAWA IMUR AHUN 007 Yayuk Lstan 1 dan Purhad 1 Mahasswa S1 Statstka IS, Dosen statstka IS 1 yayuk.yangce@gmal.com,

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

Penerapan Model Geographically Weighted Poisson Regression pada Jumlah Kematian Ibu di Provinsi Jawa Tengah

Penerapan Model Geographically Weighted Poisson Regression pada Jumlah Kematian Ibu di Provinsi Jawa Tengah The 6 th Unversty Research Colloquum 017 Unverstas Muhammadyah Magelang Penerapan Model Geographcally Weghted Posson Regresson pada Jumlah Kematan Ibu d Provns Jawa Tengah Isca Yuntasar1, Sr Sulstjowat

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR NASIONAL STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2013 ISBN:

PROSIDING SEMINAR NASIONAL STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2013 ISBN: ANALISIS ANGKA KEMATIAN IBU MENGGUNAKAN MODEL REGRESI BINOMIAL NEGATIF (Stud kasus : Angka Kematan Ibu d Provns Jawa Tmur Tahun 011) M. Al Ma sum 1, Suart, Dw Isryant 3 1 Mahasswa Jurusan Statstka FSM

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Manova atau Multvarate of Varance merupakan pengujan dalam multvarate yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh varabel respon dengan terhadap beberapa varabel predktor

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

Rahmadeni 1, Zulya Desmita 2 ABSTRAK. Kata Kunci: Overdispersi, Regresi Binomial Negatif, Regresi Generalized Poisson, Regresi Poisson.

Rahmadeni 1, Zulya Desmita 2 ABSTRAK. Kata Kunci: Overdispersi, Regresi Binomial Negatif, Regresi Generalized Poisson, Regresi Poisson. Jurnal Sans Matematka dan Statstka, Vol. No. Jul 16 ISSN 46-454 Perbandngan Model Regres Generalzed Posson Dan Bnomal Negatf Untuk Mengatas Overdspers Pada Regres Posson (Stud Kasus: Penderta Flarass d

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman 193-204 Onlne d: http://ejournal-s1.undp.ac.d/ndex.php/gaussan PEMODELAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION (GWLR) DENGAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

PEMODELAN TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI JAWA TIMUR MENGGUNAKAN GENERALIZED POISSON REGRESSION

PEMODELAN TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI JAWA TIMUR MENGGUNAKAN GENERALIZED POISSON REGRESSION TUGAS AKHIR SS 4556 PEMODELAN TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI JAWA TIMUR MENGGUNAKAN GENERALIZED POISSON REGRESSION Vresa Endra Marta NRP 34 030 063 Dosen Pembmbng :

Lebih terperinci

Pemodelan Regresi Zero-Inflated Poisson (ZIP) tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyakit Tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Sorong Selatan

Pemodelan Regresi Zero-Inflated Poisson (ZIP) tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyakit Tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Sorong Selatan Semnar Hasl Tugas Akhr Pemodelan Regres Zero-Inflated Posson (ZIP) tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruh Penyakt Tuberkuloss (TBC) d Kabupaten Sorong Selatan Oleh : Nur Setyanngrum 1307100078 Pembmbng

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Multivariat yang dibimbing oleh Ibu Trianingsih Eni Lestari

MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Multivariat yang dibimbing oleh Ibu Trianingsih Eni Lestari MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuh Tugas Matakulah Multvarat yang dbmbng oleh Ibu Tranngsh En Lestar oleh Sherly Dw Kharsma 34839 Slva Indrayan 34844 Vvn Octana 34633 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS

MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS Semnar Nasonal Statstka IX Insttut Teknolog Sepuluh Nopember, 7 November 29 MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS Stud Kasus : Kota Surabaya Rokhana DB 1, Sutkno 2, Agnes Tut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER PADA REGRESI SEMIPARAMETRIK UNTUK DATA LONGITUDINAL

ESTIMASI PARAMETER PADA REGRESI SEMIPARAMETRIK UNTUK DATA LONGITUDINAL Abstrak ESIMASI PARAMEER PADA REGRESI SEMIPARAMERIK UNUK DAA LONGIUDINAL Msal y merupakan varabel respon, Lls Laome Jurusan Matematka FMIPA Unverstas Haluoleo Kendar 933 e-mal : lhs@yahoo.com X adalah

Lebih terperinci

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Confgural Frequency Analyss untuk Melhat Penympangan pada Model Log Lnear Resa Septan Pontoh 1, Def Y. Fadah 2 1,2 Departemen Statstka FMIPA

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN : JURNAL MATEMATIKA AN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, 161-167, esember 00, ISSN : 1410-8518 PENGARUH SUATU ATA OBSERVASI ALAM MENGESTIMASI PARAMETER MOEL REGRESI Hern Utam, Rur I, dan Abdurakhman Jurusan Matematka

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

APLIKASI MODEL REGRESI POISSON TERGENERALISASI PADA KASUS ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TENGAH TAHUN 2007

APLIKASI MODEL REGRESI POISSON TERGENERALISASI PADA KASUS ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TENGAH TAHUN 2007 APLIKASI MODEL REGRESI POISSON TERGENERALISASI PADA KASUS ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TENGAH TAHUN 2007 SKRIPSI Oleh: Nurwihda Safrida Umami NIM : J2E006025 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu objek penelitian dan desain penelitian.

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu objek penelitian dan desain penelitian. BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN Bab n dbag menjad dua bagan, yatu objek peneltan dan desan peneltan. III.1 Objek Peneltan Objek peneltan dalam skrps n adalah nla perusahaan LQ 45 perode 2009-2011.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

PEMODELAN REGRESI ZERO INFLATED NEGATIVE BINOMIAL (ZINB) PADA KASUS TETANUS NEONATORUMDI PROVINSIJAWA TIMUR

PEMODELAN REGRESI ZERO INFLATED NEGATIVE BINOMIAL (ZINB) PADA KASUS TETANUS NEONATORUMDI PROVINSIJAWA TIMUR ISBN : 978.602.36.002.0 PEMODELAN REGRESI ZERO INFLAED NEGAIVE BINOMIAL (ZINB) PADA KASUS EANUS NEONAORUMDI PROVINSIJAWA IMUR Cndy Cahyanng Asut, Isman Zan 2 Mahasswa Jurusan Statstka Insttut eknolog Sepuluh

Lebih terperinci

Faktor yang Mempengaruhi Kematian Ibu Hamil di Jawa Timur Dengan Menggunakan Metode Geographically Weighted Poisson Regression

Faktor yang Mempengaruhi Kematian Ibu Hamil di Jawa Timur Dengan Menggunakan Metode Geographically Weighted Poisson Regression Faktor yang Mempengaruh Kematan Ibu Haml d Jawa Tmur Dengan Menggunakan Metode Geographcally Weghted Posson Regresson Rfk Arsta-1311.105.009 rfk11@mhs.statstka.ts.ac.d Pembmbng : Ir. Mutah Salamah, M.

Lebih terperinci

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani    / KORELASI DAN REGRESI LINIER 9 Debrna Puspta Andran www. E-mal : debrna.ub@gmal.com / debrna@ub.ac.d 2 Outlne 3 Perbedaan mendasar antara korelas dan regres? KORELASI Korelas hanya menunjukkan sekedar hubungan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jens dan Sumber Data Sumber data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder bersumber dar Badan Pusat Statstk (BPS) dan Bank Indonesa (BI). Data yang dgunakan dalam

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MODEL DATA RESPON BERGANDA BERULANG DARI SEBARAN NORMAL BAKU, LOGNORMAL, DAN GAMMA

PERBANDINGAN MODEL DATA RESPON BERGANDA BERULANG DARI SEBARAN NORMAL BAKU, LOGNORMAL, DAN GAMMA Prosdng Semnar Nasonal Sans dan Penddkan Sans IX, Fakultas Sans dan Matematka, UKSW Salatga, 21 Jun 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922 PERBANDINGAN MODEL DATA RESPON BERGANDA BERULANG DARI SEBARAN NORMAL

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

PEMODELAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA TENGAH DENGAN PENDEKATAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION

PEMODELAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA TENGAH DENGAN PENDEKATAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 575-584 Onlne d: http://ejournal-s1.undp.ac.d/ndex.php/gaussan PEMODELAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

SELANG KEPERCAYAAN UNTUK KOEFISIEN GARIS REGRESI LINEAR DENGAN METODE LEAST MEDIAN SQUARES 1 ABSTRAK

SELANG KEPERCAYAAN UNTUK KOEFISIEN GARIS REGRESI LINEAR DENGAN METODE LEAST MEDIAN SQUARES 1 ABSTRAK SELANG KEPERCAYAAN UNTUK KOEFISIEN GARIS REGRESI LINEAR DENGAN METODE LEAST MEDIAN SQUARES Harm Sugart Jurusan Statstka FMIPA Unverstas Terbuka emal: harm@ut.ac.d ABSTRAK Adanya penympangan terhadap asums

Lebih terperinci

Pemodelan Jumlah Kematian Ibu dan Jumlah Kematian Bayi di Provinsi Jawa Timur Menggunakan Bivariate Poisson Regression

Pemodelan Jumlah Kematian Ibu dan Jumlah Kematian Bayi di Provinsi Jawa Timur Menggunakan Bivariate Poisson Regression JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol., No., ( ISSN: -9 (-9 Prnt D-9 Pemodelan Jumlah Kematan Ibu dan Jumlah Kematan a d Provns Jawa Tmur Menggunakan varate Posson Regresson Nna Fauzah Rachmah dan Purhad Jurusan

Lebih terperinci

ANALISIS PEUBAH RESPON BINER

ANALISIS PEUBAH RESPON BINER Analss Peubah Respon Bner... (Ksmantn) ANALISIS PEUBAH RESPON BINER Ksmantn Jurusan Penddkan Matematka FMIPA Unverstas Neger Yogyakarta Abstrak Pada regres lner klask, peubah respon dasumskan merupakan

Lebih terperinci

INFERENSI FUNGSI KETAHANAN DENGAN METODE KAPLAN-MEIER

INFERENSI FUNGSI KETAHANAN DENGAN METODE KAPLAN-MEIER Tatk Wdharh dan Naschah ska Andran (Inferens Fungs Ketahanan dengan Metode Kaplan-Meer INFERENI FUNGI KETAHANAN DENGAN METODE KAPLAN-MEIER Tatk Wdharh dan Naschah ska Andran Jurusan Matematka FMIPA UNDIP

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH IKLIM TERHADAP DEMAM BERDARAH (DBD) DI KABUPATEN SLEMAN MENGGUNAKAN REGRESI POISSON DAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF

ANALISIS PENGARUH IKLIM TERHADAP DEMAM BERDARAH (DBD) DI KABUPATEN SLEMAN MENGGUNAKAN REGRESI POISSON DAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF Template Artkel Prosdng Sendka 017 ANALISIS PENGARUH IKLIM TERHADAP DEMAM BERDARAH (DBD) DI KABUPATEN SLEMAN MENGGUNAKAN REGRESI POISSON DAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF Ummu Ftryan 1), Jaka Nugraha ) 1 Departemen

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan analss statstk yang dgunakan untuk memodelkan hubungan antara varabel ndependen (x) dengan varabel ( x, y ) n dependen (y) untuk n pengamatan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

OVERDISPERSI PADA REGRESI LOGISTIK BINER MENGGUNAKAN METODE BETA BINOMIAL

OVERDISPERSI PADA REGRESI LOGISTIK BINER MENGGUNAKAN METODE BETA BINOMIAL OVERDISPERSI PADA REGRESI LOGISTIK BINER MENGGUNAKAN METODE BETA BINOMIAL Heru Wbowo, Suyono, Wdyant Rahayu Program Stud Matematka, Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam, Unverstas Neger Jakarta

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI REGRESI NONLINEAR REGRESI LINEAR REGRESI KUADRATIK REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR BERGANDA REGRESI KUBIK

ANALISIS REGRESI REGRESI NONLINEAR REGRESI LINEAR REGRESI KUADRATIK REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR BERGANDA REGRESI KUBIK REGRESI NON LINIER ANALISIS REGRESI REGRESI LINEAR REGRESI NONLINEAR REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR BERGANDA REGRESI KUADRATIK REGRESI KUBIK Membentuk gars lurus Membentuk Gars Lengkung Regres

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

Pemodelan Pengaruh Iklim Terhadap Angka Kejadian Demam Berdarah Dengue di Surabaya

Pemodelan Pengaruh Iklim Terhadap Angka Kejadian Demam Berdarah Dengue di Surabaya JURNAL SAINS DAN SENI IS Vol., (Sept, 0 ISSN: 30-98X D-9 Pemodelan Pengaruh Iklm erhadap Angka Kejadan Demam Berdarah Dengue d Surabaya Dan Rahayu K., Wwek Setya Wnahju, Adatul Mukarromah Jurusan Statstka,

Lebih terperinci

Model Regresi Variabel dengan Metode Selisih Mutlak. Moderating Variable Regression Model with an Absolute Difference Method

Model Regresi Variabel dengan Metode Selisih Mutlak. Moderating Variable Regression Model with an Absolute Difference Method Model Regres Varabel dengan Metode Selsh Mutlak Moderatng Varable Regresson Model wth an Absolute Dfference Method Desy Ika Rachmawat 1, Des Yunart, dan Darnah And Nohe 3 1 Mahasswa Program Stud Statstka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan metode statistika yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan metode statistika yang digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan metode statstka ang dgunakan untuk meramalkan sebuah varabel respon Y dar satu atau lebh varabel bebas X, selan tu juga dgunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

Pemodelan Angka Harapan Hidup Propinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah Dengan Metode Geographically Weighted Regression

Pemodelan Angka Harapan Hidup Propinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah Dengan Metode Geographically Weighted Regression Pemodelan Angka Harapan Hdup Propns Jawa Tmur dan Jawa Tengah Dengan Metode Geographcally Weghted Regresson Oleh : Lus Frdal (13732) Dosen Pembmbng : Dr. Purhad, M. Sc BACK LATAR BELAKANG Pelaksanaan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis Regresi Linear Sederhana Analss Regres Lnear Sederhana Al Muhson Pendahuluan Menggunakan metode statstk berdasarkan data yang lalu untuk mempredks konds yang akan datang Menggunakan pengalaman, pernyataan ahl dan surve untuk mempredks

Lebih terperinci

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik Pendeteksan Data Penclan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Dagnostk Sally Indra 1, Dod Vonanda, Rry Srnngsh 3 1 Student of Mathematcs Department State Unversty of Padang,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode dalam peneltan merupakan suatu cara yang dgunakan oleh penelt dalam mencapa tujuan peneltan. Metode dapat memberkan gambaran kepada penelt mengena langkah-langkah

Lebih terperinci

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR Margaretha Ohyver Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, Bnus Unversty Jl. Kh.Syahdan No.9, Palmerah, Jakarta 480 ethaohyver@bnus.ac.d,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN A. Regres Model Log-Log Pada prnspnya model n merupakan hasl transformas dar suatu model tdak lner dengan membuat model dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadap era globalsas yang penuh tantangan, aparatur negara dtuntut untuk dapat memberkan pelayanan yang berorentas pada kebutuhan masyarakat dalam pemberan pelayanan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

Analisis Faktor Risiko Kematian Ibu dan Kematian Bayi dengan Pendekatan Regresi Poisson Bivariat di Provinsi Jawa Timur Tahun 2013

Analisis Faktor Risiko Kematian Ibu dan Kematian Bayi dengan Pendekatan Regresi Poisson Bivariat di Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 JURNAL SAINS DAN SENI IS Vol. 4, No., (05) 337-350 (30-98X Prnt) Analss Faktor Rsko Kematan Ibu dan Kematan Bay dengan Pendekatan Regres Posson Bvarat d Provns Jawa mur ahun 03 D39 Ind Arkand dan Wwek

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MODEL REGRESI POISSON DAN MODEL REGRESI BINOMIAL NEGATIF 1. Kismiantini Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta

PERBANDINGAN MODEL REGRESI POISSON DAN MODEL REGRESI BINOMIAL NEGATIF 1. Kismiantini Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta PERBANDINGAN MODEL REGRESI POISSON DAN MODEL REGRESI BINOMIAL NEGATIF 1 Ksmantn Jurusan Penddkan Matematka FMIPA Unverstas Neger Yogyakarta Abstrak Dalam menganalss hubungan antara beberapa peubah, terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n akan menjelaskan latar belakang pemlhan metode yang dgunakan untuk mengestmas partspas sekolah. Propns Sumatera Barat dplh sebaga daerah stud peneltan. Setap varabel yang

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL REGRESI LINEAR ROBUST DENGAN ESTIMASI M PADA DATA NILAI KALKULUS II MAHASISWA UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN

PENERAPAN MODEL REGRESI LINEAR ROBUST DENGAN ESTIMASI M PADA DATA NILAI KALKULUS II MAHASISWA UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN PENERAPAN MODEL REGRESI LINEAR ROBUST DENGAN ESTIMASI M PADA DATA NILAI KALKULUS II MAHASISWA UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN Yulana Abstrak:Model persamaan regres lnear dapat dnyatakan dalam bentuk matrks

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: X D-324

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: X D-324 JURNAL SAINS DAN SENI IS Vol. 1, No. 1, (Sept. ) ISSN: 3-98X D-3 Analss Statstk entang Faktor-Faktor yang Mempengaruh Waktu unggu Kerja Fresh Graduate d Jurusan Statstka Insttut eknolog Sepuluh Nopemper

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data 9 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jens dan Sumber Data Data yang dgunakan dalam peneltan adalah data prmer dan data sekunder. Data prmer berupa data prmer (cross secton) Surve Khusus Tabungan dan Investas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah nilai tambah sektor pertanian untuk PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah nilai tambah sektor pertanian untuk PDRB 73 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Peneltan Objek peneltan n adalah nla tambah sektor pertanan untuk PDRB Jawa Barat berupa data tme seres perode 1985-005. selan tu penuls memlh varabel yang mempengaruhnya

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI BINOMIAL NEGATIF UNTUK MENGATASI OVERDISPERSION REGRESI POISSON PADA KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE

ANALISIS REGRESI BINOMIAL NEGATIF UNTUK MENGATASI OVERDISPERSION REGRESI POISSON PADA KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE Statstka, Vol., No., November ANALISIS REGRESI BINOMIAL NEGATIF UNTUK MENGATASI OVERDISPERSION REGRESI POISSON PADA KASUS DEMAM BERDARA DENGUE Tan Wahyu Utam Program Stud Statstka, Fakultas Matematka dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci