BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum PT Pegadaian (Persero) (VOC) mendirikan BANK VAN LEENING yaitu lembaga keuangan yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum PT Pegadaian (Persero) (VOC) mendirikan BANK VAN LEENING yaitu lembaga keuangan yang"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum PT Pegadaian (Persero) Sejarah Pegadaian di mulai pada saat Pemerintah Penjajahan Belanda (VOC) mendirikan BANK VAN LEENING yaitu lembaga keuangan yang memberikan kredit dengan sistem gadai, lembaga ini pertama kali didirikan di Batavia pada tanggal 20 Agustus Ketika Inggris mengambil alih kekuasaan Indonesia dari tangan Belanda ( ) Bank Van Leening milik pemerintah dibubarkan, dan masyarakat diberi keleluasaan untuk mendirikan usaha pegadaian asal mendapat lisensi dari Pemerintah Daerah setempat (liecentie stelsel). Namun metode tersebut berdampak buruk, pemegang lisensi menjalankan praktek rentenir atau lintah darat yang dirasakan kurang menguntungkan pemerintah berkuasa (Inggris). Oleh karena itu, metode liecentie stelsel diganti menjadi pacth stelsel yaitu pendirian pegadaian diberikan kepada umum yang mampu membayarkan pajak yang tinggi kepada pemerintah. Pada saat Belanda berkuasa kembali, pola atau metode pacth stelsel tetap dipertahankan dan menimbulkan dampak yang sama dimana pemegang hak ternyata banyak melakukan penyelewengan dalam menjalankan bisnisnya. Selanjutnya pemerintah Hindia Belanda menerapkan apa yang disebut dengan cultuur stelsel dimana dalam kajian tentang pegadaian, saran yang dikemukakan adalah sebaiknya kegiatan pegadaian ditangani sendiri oleh 52

2 pemerintah agar dapat memberikan perlindungan dan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan Staatsblad (Stbl) No. 131 tanggal 12 Maret 1901 yang mengatur bahwa usaha Pegadaian merupakan monopoli Pemerintah dan tanggal 1 April 1901 didirikan Pegadaian Negara pertama di Sukabumi (Jawa Barat), selanjutnya setiap tanggal 1 April diperingati sebagai hari ulang tahun Pegadaian. Pada masa pendudukan Jepang, gedung Kantor Pusat Jawatan Pegadaian yang terletak di Jalan Kramat Raya 162 dijadikan tempat tawanan perang dan Kantor Pusat Jawatan Pegadaian dipindahkan ke Jalan Kramat Raya 132. Tidak banyak perubahan yang terjadi pada masa pemerintahan Jepang, baik dari sisi kebijakan maupun Struktur Organisasi Jawatan Pegadaian. Jawatan Pegadaian dalam Bahasa Jepang disebut Sitji Eigeikyuku, Pimpinan Jawatan Pegadaian dipegang oleh orang Jepang yang bernama Ohno-San dengan wakilnya orang pribumi yang bernama M. Saubari. Pada masa awal pemerintahan Republik Indonesia, Kantor Jawatan Pegadaian sempat pindah ke Karang Anyar (Kebumen) karena situasi perang yang kian terus memanas. Agresi militer Belanda yang kedua memaksa Kantor Jawatan Pegadaian dipindah lagi ke Magelang. Selanjutnya, pasca perang kemerdekaan Kantor Jawatan Pegadaian kembali lagi ke Jakarta dan Pegadaian kembali dikelola oleh Pemerintah Republik Indonesia. Dalam masa ini Pegadaian sudah beberapa kali berubah status, yaitu sebagai Perusahaan Negara 53

3 (PN) sejak 1 Januari 1961, kemudian berdasarkan PP.No.7/1969 menjadi Perusahaan Jawatan (PERJAN), selanjutnya berdasarkan PP.No.10/1990 (yang diperbaharui dengan PP.No.103/2000) berubah lagi menjadi Perusahaan Umum (PERUM). Kemudian pada tahun 2011, perubahan status kembali terjadi yakni dari Perum menjadi Perseroan yang telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 51 tahun Kini usia Pegadaian telah lebih dari seratus tahun, manfaat semakin dirasakan oleh masyarakat, meskipun perusahaan membawa misi public service obligation, ternyata perusahaan masih mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam bentuk pajak dan bagi keuntungan kepada Pemerintah, disaat mayoritas lembaga keuangan lainnya berada dalam situasi yang tidak menguntungkan. 4.2 Visi dan Misi PT Pegadaian (Persero) Visi PT Pegadaian (Persero) adalah sebagai solusi bisnis terpadu terutama berbasis gadai yang selalu menjadi market leader dan mikro berbasis fidusia selalu menjadi yang terbaik untuk masyarakat menengah kebawah. Misi PT Pegadaian (Persero) adalah: 1. Memberikan pembiayaan yang tercepat, termudah, aman dan selalu memberikan pembinaan terhadap usaha golongan menengah kebawah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. 54

4 2. Memastikan pemerataan pelayanan dan infrastruktur yang memberikan kemudahan dan kenyamanan di seluruh Pegadaian dalam mempersiapkan diri menjadi pemain regional dan tetap menjadi pilihan utama masyarakat. 3. Membantu Pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat golongan menengah kebawah dan melaksanakan usaha lain dalam rangka optimalisasi sumber daya perusahaan. 4.3 Struktur Organisasi PT Pegadaian (Persero) Struktur Organisasi PT Pegadaian (Persero) terdiri dari Direktur Utama, dibantu oleh lima direktur lainnya yaitu Direktur Bisnis I, Direktur Bisnis II, Direktur Bisnis III, Direktur Keuangan, dan Direktur Umum dan SDM. Setiap anggota direksi dibantu oleh pegawai dengan tugas dan fungsi masing-masing. 55

5 Gambar 4.1. Struktur Organisasi PT Pegadaian (Persero) Sumber : PT Pegadaian (Persero) 4.4 Kegiatan Usaha PT Pegadaian (Persero) PT Pegadaian (Persero) adalah satu-satunya lembaga keuangan pemerintah yang bergerak di bidang jasa penyaluran uang pinjaman kepada masyarakat umum atas dasar hukum gadai dengan jaminan barang bergerak. PT Pegadaian (Persero) mempunyai kegiatan usaha diantaranya sebagai berikut : 56

6 1. Penghimpunan Dana Dana yang diperoleh oleh PT Pegadaian (Persero) untuk melakukan kegiatan usahanya berasal dari: 1. Pinjaman jangka pendek dari Perbankan 2. Pinjaman jangka pendek dari pihak lainnya 3. Penerbitan obligasi 4. Modal sendiri 2. Pengguna Dana Dana yang telah berhasil dihimpun kemudian digunakan untuk mendanai kegiatan usaha Pegadaian. Dana tersebut antara lain digunakan untuk hal-hal berikut ini: 1. Uang kas dan dana likuid lain 2. Pembelian dan pengadaan berbagai macam bentuk aktiva tetap dan inventaris. 3. Pendanaan kegiatan operasional 4. Penyaluran Dana Penggunaan dana yang utama adalah untuk disalurkan dalam bentuk pembiayaan atas dasar hukum gadai. Lebih dari 50 % dana yang telah dihimpun oleh Pegadaian tertanam dalam bentuk aktiva ini, karena memang ini merupakan kegiatan utamanya. Penyaluran dana ini diharapkan akan dapat menghasilkan penerimaan dari bunga yang dibayarkan oleh nasabah. Penerimaan inilah yang 57

7 merupakan penerimaan utama bagi Pegadaian dalam menghasilkan keuntungan. 5. Investasi lain Kelebihan dana atau idle fund, yang belum diperlukan untuk mendanai kegiatan operasional maupun penyaluran dana belum dapat disalurkan kepada masyarakat, dapat ditanam dalam berbagai macam bentuk investasi jangka pendek dan menengah. Investasi ini dapat menghasilkan penerimaan bagi Pegadaian, namun penerimaan ini bukan merupakan penerimaan utama yang diharapkan oleh Pegadaian. 4.5 Produk dan Jasa PT Pegadaian (Persero) Dengan perkembangan jaman dan teknologi, serta meningkatnya kebutuhan masyarakat, PT Pegadaian (Persero) selalu memberikan alternatif produk dan jasa yang bervariasi guna memberikan pelayanan yang terbaik kepada nasabahnya. Saat ini pegadaian telah memiliki 17 jenis produk yang ditawarkan kepada masyarakat, namun ada beberapa produk yang masih dalam tahap coba, karena hanya ditawarkan pada beberapa lokasi yang memang benar-benar sangat membutuhkan produk tersebut. a. KCA (Kredit Cepat Aman) Kredit gadai adalah pemberian pinjaman dalan jangka waktu tertentu kepada nasabah atas dasar hukum gadai dengan jaminan barang bergerak. Sasaran dari produk ini adalah masyarakat yang membutuhkan dana tunai 58

8 dalam waktu cepat. Barang jaminan yang dapat diterima sebagai barang jaminan adalah barang jaminan emas perhiasan, kendaraan, elektronik, barang rumah tangga dan kain. b. RAHN Pembiayaan RAHN dari Pegadaian Syariah adalah solusi tepat kebutuhan dana cepat yang sesuai syariah. Barang jaminan yang dapat diterima sebagai barang jaminan adalah barang jaminan perhiasan, barang elektronik atau kendaraan bermotor. Lima belas menit dana pun cair. Jangka waktu kredit ini adalah maskimal 120 hari atau 4 bulan dan dapat diperpanjang sesuai dengan keinginan nasabah. c. KREASI (Kredit Angsuran Sistem Fidusia) KREASI adalah Kredit dengan angsuran bulanan yang diberikan kepada Usaha Mikro Kecil dan menengah (UMKM) untuk pengembangan usaha dengan sistem Fidusia. Sistem Fidusia berarti agunan untuk pinjaman cukup dengan BPKB sehingga kendaraan masih bisa digunakan untuk usaha. KREASI merupakan solusi terpercaya untuk mendapatkan fasilitas kredit yang cepat, mudah dan murah. Sasaran kredit kreasi ini adalah pengusaha mikro/kecil baik perorangan maupun berbadan hukum yang membutuhkan modal. Kredit diberikan berdasarkan analisis kelayakan usaha dan analisi barang jaminan, dengan jangka waktu pelunasan 12, 18, 24 dan 36 bulan dan angsuran flat (tetap). 59

9 d. KRASIDA (Kredit Angsuran Sistem Gadai) Krasida adalah suatu bentuk skim kredit bagi para pengusaha mikro/kecil yang memerlukan bantuan kredit untuk keperluan usaha produktif pada semua sector ekonomi dengan jaminan dikuasai oleh pegadaian. Pada prinsipnya krasida ini hamper sama dengan kredit kreasi, hanya saja agunan yang diserahkan (dijaminkan) dikuasai sepenuhnya oleh pegadaian. Pelunasan pinjaman dengan cara angsuran tiap bulan dengan sewa modal tetap dan jangka waktu 12,18,24 atau 36 bulan. Keunggulan produk ini adalah proses cepat hanya dalam hitungan menit, sewa modal ringan, pinjaman mulai dari 20 juta hingga 250 juta. e. KRISTA (Kredit Angsuran Rumah Tangga) Krista adalah pinjaman (kredit) lunak yang diberikan oleh PT Pegadaian (Persero) kepada kelompok wanita pengusaha rumah tangga yang membutuhkan dana dalam bentuk pinjaman modal kerja dengan pola tanggung renteng. Sistem tanggung renteng adalah suatu system dimana setiap anggota kelompok harus saling bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang akan mengganggu dan mengancam keberlangsungan angsuran dari masing-masing anggota kelompok. Sasaran produk ini adalah kelompok wanita pengusaha yang anggota kelompoknya terdiri dari pengusaha sangat mikro dan memiliki seorang ketua kelompok, seretaris dan bendahara. 60

10 Produk ini diberikan dengan jaminan agunan alat produksi dengan nilai minimal 20% dari uang pinjaman, status agunan dikuasai oleh nasabah, pelunasan dengan angusran tetap dan jangka waktu 12, 18, 24 dan 36 bulan. f. AMANAH Program AMANAH pembiayaan berprinsip syariah dari Pegadaian melayani karyawan swasta atau pegawai negeri untuk memiliki motor atau mobil idaman. g. ARRUM Pembiayaan ARRUM dari Pegadaian Syariah memudahkan para pengusaha kecil untuk mendapatkan modal usaha dengan jaminan BPKB dan emas. Kendaraan tetap pada pemiliknya sehingga dapat digunakan untuk mendukung usaha sehari-hari. h. KREMADA (Kredit Perumahan Rakyat) KREMADA adalah pinjaman (kredit) lunak yang diberikan kepada masyarakat berpenghasilan rendah untuk kebutuhan renovasi atau pembangunan rumah.nasabah yang tergolong masyarakat berpenghasilan rendah adalah yang memiliki penghasilan kurang dari 2 juta perbulan. Nasabah tergabung dalam suatu kelompok usaha. i. KAGUM (Kredit Aneka Guna Untuk Umum) KAGUM adalah kredit (pinjaman) angsuran bulanan dengan sistem fidusia yang diperuntukkan bagi pegawai atau karyawan suatu instansi 61

11 yang telah memiliki penghasilan tetap. Layanan KAGUM dapat diperoleh di perusahaan atau instansi yang telah menjalin kerjasama dengan Pegadaian KAGUM dapat digunakan untuk membiayai berbagai kegunaan seperti membangun dan merenovasi rumah, biaya sekolah, biaya pengobatan, pernikahan dan lain sebagainya. KAGUM merupakan solusi pembiayaan yang cepat dan tepat bagi karyawan. j. INVESTA (Investasi Harta Berharga Milik Anda) INVESTA adalah pinjaman dengan system gadai yang diberikan kepada nasabah perseorangan maupun institusi dalam jangka waktu tertentu dengan jaminan berbentuk saham dan obligasi yang tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Layanan INVESTA bertujuan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas jangka pendek para pelaku pasar modal secara cepat, aman dan terpercaya k. KTJG (Kredit Tunda Jual Gabah) KTJG adalah pinjaman atau talangan dana cepat kepada petani saat panen raya dengan jaminan gabah kering giling (GKG) untuk digunakan menutup biaya hidup dan modal budidaya. Dengan penyediaan modal budidaya yang cukup diharapkan para petani dapat memperoleh modal lebih cepat untuk usaha pertanian pada periode musim tanam berikutnya. Selanjutnya dengan usaha yang bersifat lindung nilai gabah ini, diharapkan mereka dapat memperoleh daya saing dipasar domestik sehingga memberikan peluang tambahan pendapatan dan sekaligus 62

12 memberikan pendidikan bagi para petani untuk menjadikan hasil panenan sebagai komoditas bisnis. l. MULIA Layanan penjualan logam mulia kepada masyarakat secara tunai atau angsuran dengan proses cepat dan dalam jangka waktu yang fleksibel logam mulia bisa menjadi alternatif pilihan investasi yang aman untuk mewujudkan kebutuhan masa mendatang seperti menunaikan ibadah haji, mempersiapkan biaya pendidikan anak, memiliki rumah idaman serta kendaraan pribadi. m. Multi Pembayaran Online Layanan pembayaran berbagai tagihan bulanan seperti Listrik, Telepon, PDAM dan lain sebagainya secara online di outlet Pegadaian di seluruh Indonesia. Merupakan solusi pembayaran cepat yang memberi kemudahan nasabah dalam bertransaksi tanpa harus memiliki rekening di bank. n. Persewaan Gedung Pegadaian memiliki Langen Palikrama yaitu auditorium yang dikelola oleh Pegadaian untuk disewakan kepada masyarakat luas guna keperluan berbagai kegiatan acara dan seremoni. Auditorium dengan arsitektur Belanda yang dipadukan dengan interior elegan nan artistik serta dilengkapi sarana dan prasarana yang memadai, dapat menjadi tempat ideal guna mensukseskan setiap momen berharga anda. 63

13 o. Jasa Sertifikasi Batu Mulia Pegadaian menyediakan berbagai layanan professional untuk sertifikasi keaslian dan identifikasi kualitas batu permata, dengan dukungan gemologist dan peralatan gemologi berstandar internasional dari Gemological Institute of America. Layanan ini dilakukan oleh unit Pegadaian Gemologi Lab. p. Jasa Taksiran Layanan kepada masyarakat yang ingin mengetahui karatase dan kualitas harta perhiasan emas, berlian dan batu permata, baik untuk keperluan investasi ataupun keperluan bisnis. Dengan biaya yang relatif ringan masyarakat dapat mengetahui tentang karatase dan kualitas suatu barang berharga miliknya. Sehingga diharapkan masyarakat tidak mengalami kebimbangan atas nilai pasti investasinya. q. Jasa Titipan Layanan kepada nasabah yang ingin menitipkan barang berharga yang dimilikinya seperti perhiasan emas, berlian, surat berharga, maupun kendaraan bermotor dengan biaya terjangkau. Dalam dunia perbankan, layanan ini dikenal sebagai safe deposit box. 4.6 Kinerja Keuangan Perusahaan Berdasarkan hasil analisis penelitian yang telah diperoleh, baik berupa data kuantitatif maupun kualitatif yang didukung oleh dasar teori dan metode penelitian yang telah dikemukakan pada bab terdahulu, maka dilakukan analisis 64

14 kinerja aspek keuangan berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor 100 Tahun 2002 pada PT Pegadaian (Persero) dari tahun untuk menemukan jawaban atas rumusan masalah dan hipotesis yang telah dikemukakan oleh penulis. Menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 Tahun 2002 menyatakan bahwa penilaian kinerja aspek keuangan Badan Usaha Milik Negara dibagi menjadi delapan indikator, dimana dalam hal ini analisis kinerja keuangan PT Pegadaian (Persero) yaitu dari tahun 2009 sampai dengan tahun Untuk lebih jelasnya akan disajikan sebagai berikut : Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Analisa Kinerja Aspek Keuangan Penilaian Kinerja Aspek Keuangan Tingkat Kesehatan Tahun Nilai Murni Nilai Ekuivalen Kinerja Aspek (%) (%) Keuangan (1) (2) (3) = 2 : 70% (4) A (Sehat) ,5 81 AA (Sehat) A (Sehat) ,5 81 AA (Sehat) Sumber : Penelitian 2014 Berdasarkan hasil analisa yang terlihat pada Tabel 4.1 tersebut, diketahui bahwa kesehatan keuangan PT Pegadaian (Persero) berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 Tahun 2002 pada tahun 2009 & 2011 berada pada klasifikasi sehat predikat A sedangkan pada tahun 2010 & 2012 berada pada klasifikasi sehat predikat AA. Selain itu juga disajikan hasil perhitungan kinerja keuangan PT Pegadaian (Persero) pada Tabel berikut : 65

15 Tabel 4.2 Kinerja Keuangan PT Pegadaian (Persero) Periode Skor Skor Nilai Persentase Rasio pada Tahun Indikator Penilaian Rata-rata Penilaian Maksimal Kategori KEPMEN ROE (%) 31,41 35,80 36,21 35,36 34, Sangat Sehat ROI (%) 15,86 16,12 15,01 16,15 15,79 13,5 15 Sehat Cash Ratio (%) 2,72 2,58 2,57 3,46 2, Tidak Sehat Current Ratio (%) 155,52 141,72 142,91 152,50 148, Sangat Sehat Collection Periods (hari) 63,19 62,2 66,23 60,32 62,99 4,5 5 Sehat Perputaran Persediaan (hari) 4,67 3,32 1,69 1,46 2, Sangat Sehat Total Asset Turn Over (%) 25,63 26,84 23,66 26,76 25, Kurang Sehat Total Equity to Total Asset (%) 16,01 16,25 14,45 18,33 16, Kurang Sehat Sumber : Penelitian 2014 Berdasarkan Tabel 4.2, menunjukkan bahwa ROE tahun 2009 adalah sebesar 31,41 %. Itu artinya setiap 1 modal pemilik akan menghasilkan laba bersih sebesar 0,3141. Pada tahun 2009 nilai ROE adalah 31,41%. Pada tahun 2010 nilai ROE adalah 35,80% atau naik sebesar 4,39% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2011 nilai ROE adalah 36,21% atau naik sebesar 0,41% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2012 nilai ROE adalah 35,36% atau turun sebesar 0,85% dari tahun sebelumnya. Skor penilaian ROE selama tahun adalah 20. Berdasarkan tabel 4.2, menunjukkan bahwa ROI tahun 2009 adalah 15,86%, yang artinya setiap 1 aktiva perusahaan mampu menghasilkan laba kotor sebesar 0,1586. Pada tahun 2009 nilai ROI adalah 15,86%. Pada tahun 2010 nilai ROI adalah 16,12% atau naik sebesar 0,26% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2011 nilai ROI adalah 15,01% atau turun sebesar 1,11% dari tahun 66

16 sebelumnya. Pada tahun 2012 nilai ROI adalah 16,15% atau naik sebesar 1,14%. Skor penilaian ROI selama tahun adalah 13,5. Berdasarkan tabel 4.2, menunjukkan bahwa cash ratio tahun 2009 adalah 2,72% yang artinya setiap 1 hutang lancar dapat dijamin dengan 0,0272 kas atau setara kas. Pada tahun 2009 nilai cash ratio adalah 2,72%. Pada tahun 2010 nilai cash ratio adalah 2,58 atau turun sebesar 0,14% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2011 nilai cash ratio adalah 2,57% atau turun sebesar 0,01% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2012 nilai cash ratio adalah 3,46% atau naik sebesar 0,89% dari tahun sebelumnya. Skor penilaian untuk cash ratio selama tahun adalah 0. Berdasarkan tabel 4.2, menunjukkan bahwa current ratio tahun 2009 adalah sebesar 155,52% yang artinya setiap 1 hutang lancar telah dijamin dengan 1,55 aktiva lancar. Pada tahun 2009 nilai current ratio adalah 155,52%. Pada tahun 2010 nilai current ratio adalah 141,72% atau turun sebesar 13,8% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2011 nilai current ratio adalah 142,91% atau naik sebesar 1,19% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2012 nilai current ratio adalah 152,50% atau naik sebesar 9,59% dari tahun sebelumnya. Skor penilaian untuk current ratio selama tahun adalah 5. Berdasarkan tabel 4.2, menunjukkan bahwa collection period tahun 2009 adalah 63,19 hari yang artinya penagihan piutang dilakukan setiap 63,19 hari dalam 365 hari (1 tahun). Pada tahun 2009 nilai collection period adalah 63,19 67

17 hari. Pada tahun 2010 nilai collection period adalah hari atau naik sebesar 0,99 hari dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2011 nilai collection period adalah 66,23 hari atau turun sebesar 4,03 hari dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2012 nilai collection period adalah 60,32 hari atau naik sebesar 5,91 hari dari tahun sebelumnya. Skor penilaian untuk collection period selama tahun adalah 4,5. Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa perputaran persediaan pada tahun 2009 adalah 4,67 hari yang artinya dana yang tertanam dalam persediaan berputar setiap 4,67 hari dalam 365 hari (1 tahun). Pada tahun 2009 nilai perputaran persediaan adalah 4,67 hari. Pada tahun 2010 nilai perputaran persediaan adalah 3,32 hari atau naik sebesar 1,35 hari dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2011 nilai perputaran persediaan adalah 1,69 hari atau naik sebesar 1.63 hari dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2012 nilai perputaran persediaan adalah 1,46 hari atau naik sebesar 0,23 hari dari tahun sebelumnya. Skor penilaian untuk perputaran persediaan selama tahun adalah 5. Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa TATO pada tahun 2009 adalah 25,63% yang artinya setiap 1 aktiva perusahaan mampu menghasilkan pendapatan sebesar 0,2563. Pada tahun 2009 nilai TATO adlah 25,63%. Pada tahun 2010 nilai TATO adalah 26,84% atau naik sebesar 1,21% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2011 nilai TATO adalah 23,66% atau turun sebesar 3,18% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2012 nilai TATO adalah 26,76% atau 68

18 naik sebesar 3,40% dari tahun sebelumnya. Skor penilaian untuk TATO selama tahun adalah 2. Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa pada tahun 2009 rasio modal sendiri terhadap total aset adalah 16,01% yang artinya modal yang dikelurakan untuk 1 aktiva perusahaan adalah sebesar 0,16. Pada tahu 2009 nilai rasio total modal sendiri terhadap total aset adalah 16,01%. Pada tahun 2010 nilai rasio total modal sendiri terhadap total aset adalah 16,25% atau naik sebesar 0,24% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2011 nilai rasio total modal sendiri terhadap total aset adalah 14,40% atau turun sebesar 1,85% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2012 nilai rasio total modal sendiri terhadap total aset adalah 18,33% atau naik sebesar 3,93% dari tahun sebelumnya. Skor penilaian untuk rasio total modal sendiri terhadap total aset adalah Pembahasan Pembahasan dari hasil analisis kinerja keuangan perusahaan berdasarkan masing-masing rasio adalah: Rasio Likuditas Berdasarkan Tabel 4.2, rata-rata nilai rasio lancar perusahaan periode tahun adalah sebesar 148,16. Bila diubah dalam skor penilaian maka skor penilaian rata-rata rasio lancar perusahaan periode adalah 5. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan adalah sangat sehat karena bobot nilai rasio lancar suatu perusahaan untuk dapat dikatakan sangat sehat adalah sebesar 5. Skor nilai rasio lancar perusahaan tersebut 69

19 menunjukkan bahwa perusahaan mampu untuk membiayai hutang jangka pendek atau hutang lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar. Selama periode tersebut, jumlah aktiva lancar lebih besar bila dibandingkan hutang lancar. Ini berarti perusahaan memiliki aset lancar yang dapat segera diuangkan untuk membayar kewajiban/hutang lancar perusahaan. Namun nilai rasio lancar yang fluktuatif sebaiknya menjadi perhatian manajemen perusahaan agar dapat lebih konsisten untuk terus meningkatkan kinerja perusahaan menjadi lebih baik. Berdasarkan Tabel 4.2, rata-rata nilai rasio kas perusahaan periode tahun adalah sebesar Bila diubah dalam skor penilaian maka skor penilaian rata-rata rasio kas perusahaan periode adalah 0. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan adalah tidak sehat karena bobot nilai rasio kas suatu perusahaan untuk dapat dikatakan sangat sehat adalah sebesar 5. Skor nilai rasio kas perusahaan tersebut menunjukkan bahwa perusahaan tidak memiliki banyak kas atau setara kas untuk melunasi kewajiban lancar perusahaan. Salah satu alasan mengapa hal ini terjadi adalah karena core bisnis PT Pegadaian (Persero) adalah gadai yaitu memberikan pinjaman kepada masyarakat sehingga kas yang dimiliki banyak digunakan untuk pemberian gadai. Tidak memiliki modal yang banyak juga menjadi salah satu penyebab sedikit nya kas yang dimiliki perusahaan. Manajemen harus mencari cara agar jumlah kas atau setara kas yang dimiliki perusahaan tidak terlalu kecil untuk berjaga-jaga apabila ada kewajiban yang harus segera 70

20 dibayar oleh perusahaan. Salah satu cara untuk menaikkan rasio kas adalah menaikkan jumlah kas yang dimiliki. Untuk menaikkan jumlah kas ini bisa dilakukan dengan cara mengatur ulang jangka waktu gadai menjadi lebih singkat agar pengembalian pinjaman dari nasabah bisa cepat menjadi kas kembali. Selain itu juga barang jaminan gadai yang telah jatuh tempo agar segera dilelang sehingga hasil penjualan lelang tersebut dapat menambah jumlah kas yang dimiliki. Jadi, kinerja keuangan perusahaan berdasarkan laporan keuangan periode tahun bila diukur menggunakan rasio lancar menunjukkan kinerja keuangan yang sangat sehat. Bila diukur menggunakan rasio kas, kinerja keuangan perusahaan menunjukkan kinerja yang tidak sehat Rasio Profitabilitas Berdasarkan Tabel 4.2, rata-rata nilai ROE perusahaan periode tahun adalah sebesar Bila diubah dalam skor penilaian maka skor penilaian rata-rata ROE perusahaan periode adalah 20. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan adalah sangat sehat karena bobot nilai ROE suatu perusahaan untuk dapat dikatakan sangat baik adalah sebesar 20. Skor nilai ROE perusahaan tersebut menunjukkan bahwa manajemen perusahaan mampu mengelola modal sendiri yang dimiliki secara efisien sehingga dapat memberikan laba yang besar. Jumlah penyertaan modal dari pemerintah yang sedikit tidak terlalu berpengaruh karena perusahaan 71

21 menempatkan banyak saldo laba sebagai salah satu pos penyusun modal sendiri. Berdasarkan Tabel 4.2, rata-rata nilai ROI perusahaan periode tahun adalah sebesar Bila diubah dalam skor penilaian maka skor penilaian rata-rata ROI perusahaan periode adalah Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan adalah sehat karena bobot nilai ROI suatu perusahaan untuk dapat dikatakan sangat sehat adalah sebesar 15. Skor nilai ROI perusahaan tersebut menunjukkan bahwa manajemen perusahaan cukup efisien dan produktif dalam mengelola aktiva yang dimiliki untuk dapat menghasilkan laba bagi perusahaan. Walaupun begitu, manajemen perusahaan diharapkan agar terus mengelola aktiva agar lebih efektif dan efisien agar pencapaian laba perusahaan semakin meningkat. Jadi, kinerja keuangan perusahaan berdasarkan laporan keuangan periode tahun bila diukur dengan menggunakan ROE menunjukkan kinerja yang sangat sehat. Begitu juga bila diukur dengan ROI, kinerja keuangan perusahaan menunjukkan kinerja yang sehat Rasio Akivitas Berdasarkan Tabel 4.2, rasio aktivitas yang digunakan adalah rasio total asset turn over (TATO). Rata-rata nilai total asset turn over perusahaan periode tahun adalah sebesar Bila diubah dalam skor penilaian maka skor penilaian rata-rata total asset turn over perusahaan periode adalah 2. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan adalah 72

22 kurang sehat karena bobot nilai total asset turn over suatu perusahaan untuk dapat dikatakan sangat sehat adalah sebesar 5. Lebih dari 80% dari sebagian besar aktiva perusahaan adalah pinjaman yang diberikan kepada nasabah dengan jangka waktu 4 bulan. Hal tersebut menjadi salah satu alasan mengapa nilai perputaran rendah. Membuat produk gadai dengan jangka waktu yang lebih singkat dapat menjadi salah satu solusi meningkatkan nilai perputaran aktiva. Selain itu, membuat produk baru diluar core bisnis pegadaian yaitu dengan mengoptimalkan aktiva lainnya seperti tanah, bangunan, kendaraan guna menghasilkan laba bagi perusahaan juga dapat menjadi solusi untutk meningkatkan nilai perputaran aktiva. Jadi, kinerja keuangan perusahaan berdasarkan laporan keuangan periode tahun bila diukur dengan menggunakan total asset turnover menunjukkan kinerja yang kurang sehat. Perputaran piutang menunjukkan berapa kali waktu yang diperlukan perusahaan untuk melakukan penagihan terhadap piutangnya dalam suatu periode atau juga waktu atau hari yang diperlukan untuk mengubah piutang menjadi uang kas. Berdasarkan Tabel 4.2, secara keseluruhan rata-rata perputaran piutang periode adalah Bila diubah dalam skor penilaian maka skor penilaian rata-rata collection periods perusahaan periode adalah 4,5. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan dapat dikatakan sehat karena hampir mencapai nilai maksimal yaitu 5. Hal ini disebabkan karena cukup tingginya jumlah piutang yang diterima 73

23 perusahaan karena beberapa produk perusahaan penjualannya dilakukan secara kredit. Tingkat perputaran persediaan digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memutarkan produknya. Selain itu indikator ini juga digunakan untuk menunjukkan efisiensi pengelolaan persediaan produk yang dilakukan perusahaan. Berdasarkan Tabel 4.2, secara keseluruhan rata-rata perputaran persediaan periode adalah 2,79. Bila diubah dalam skor penilaian rata-rata perputaran persediaan perusahaan periode adalah 5. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan adalah sangat sehat karena bobot nilai rasio lancar suatu perusahaan untuk dapat dikatakan sangat sehat adalah sebesar 5. Tingkat perputaran yang semakin tinggi atau lama hari penyimpanan persediaan yang semakin rendah menunjukkan semakin efisiennya kegiatan operasi perusahaan karena modal kerja yang tertanam (idle money) dalam persediaan semakin sedikit. Jadi, kinerja keuangan perusahaan berdasarkan laporan keuangan periode tahun bila diukur menggunakan rasio total asset turn over menunjukkan kinerja keuangan yang kurang sehat. Bila diukur menggunakan collection periods menunjukkan kinerja keuangan yang sehat. Bila diukur menggunakan perputaran persediaan menunjukkan kinerja keuangan perusahaan menunjukkan kinerja yang sangat sehat. 74

24 4.7.4 Rasio Solvabilitas Berdasarkan Tabel 4.2, rasio solvabilitas yang digunakan adalah rasio total modal sendiri terhadap total aktiva. Rata-rata nilai rasio total modal sendiri terhadap total aktiva perusahaan periode tahun adalah sebesar Bila diubah dalam skor penilaian maka skor penilaian rata-rata rasio kas perusahaan periode adalah 6. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan adalah kurang sehat karena bobot nilai rasio total modal sendiri terhadap total aktiva suatu perusahaan untuk dapat dikatakan sangat sehat adalah sebesar 10. Skor nilai rasio total modal sendiri terhadap total aktiva perusahaan tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar jumlah aktiva perusahaan dibiayai dengan modal dari pihak luar yaitu berupa pinjaman dari debitur. Banyak memiliki pinjaman tidaklah buruk asal tingkat perolehannya lebih besar dari beban bunga pinjaman. PT Pegadaian (Persero) merupakan salah satu BUMN. Modal yang dimiliki berasal dari pemerintah. Jumlah modal yang diberikan pemerintah setiap tahunnya kecil, ini menjadi salah satu alasan mengapa nilai rasio modal sendiri terhadap total aktiva kecil. Meningkatkan laba perusahaan bisa menjadi salah satu cara meningkatkan modal perusahaan. Selain itu juga penghematan pada pos aktiva juga dapat menjadi salah satu solusi meningkatkan rasio total modal sendiri terhadap total aktiva. Jadi, kinerja keuangan perusahaan berdasarkan laporan keuangan periode tahun bila diukur dengan menggunakan rasio modal sendiri terhadap total aktiva menunjukkan kinerja yang kurang sehat. 75

25 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Kinerja keuangan rasio likuiditas berdasarkan laporan keuangan periode tahun bila diukur menggunakan rasio lancar menunjukkan kinerja keuangan yang sangat sehat. Bila diukur menggunakan rasio kas, kinerja keuangan perusahaan menunjukkan kinerja yang tidak sehat. 2. Kinerja keuangan profitabilitas berdasarkan laporan keuangan periode tahun bila diukur dengan menggunakan return on equity ratio menunjukkan kinerja yang sangat sehat. Begitu juga bila diukur dengan return on investment ratio, kinerja keuangan perusahaan menunjukkan kinerja yang sehat. 3. Kinerja keuangan rasio aktivitas berdasarkan laporan keuangan periode tahun bila diukur dengan menggunakan total asset turnover menunjukkan kinerja yang kurang sehat. Bila diukur dengan menggunakan perputaran persediaan menunjukkan kinerja yang sangat sehat dan bila diukur dengan menggunakan collection periods meenunjukkan kinerja yang sehat. 4. Kinerja keuangan rasio solvabilitas berdasarkan laporan keuangan periode tahun bila diukur dengan menggunakan rasio modal sendiri terhadap total aktiva menunjukkan kinerja yang kurang sehat. 76

26 5.2 Saran 1. Untuk meningkatkan jumlah kas serta meningkatkan jumlah modal sendiri yang dimiliki oleh perusahaan, disarankan agar manajemen mengatur ulang jangka waktu gadai yang selama ini 4 bulan (120 hari) menjadi lebih singkat agar pengembalian pinjaman dari nasabah cepat menjadi kas kembali. Selain itu juga untuk barang jaminan gadai yang telah masuk periode lelang agar segera dilakukan penjualan lelang agar hasil penjualan lelang tersebut bisa menjadi kas. 2. Perusahaan diharapkan dapat mengelola seluruh sumber daya yang ada agar keuntungan yang didapat besar sehingga jumlah laba ditahan juga akan besar. Dengan besarnya laba ditahan maka akan meningkatkan jumlah modal sendiri yang nantinya akan meningkatkan nilai rasio modal sendiri terhadap total aktiva. 3. Membuat produk gadai dengan jangka waktu yang lebih singkat menjadi salah satu solusi meningkatkan nilai perputaran aktiva. Selain itu, membuat produk baru diluar core bisnis Pegadaian (Gadai dan Pembiayaan) yaitu dengan mengoptimalkan aktiva lainnya seperti tanah, bangunan, kendaraan guna menghasilkan laba bagi perusahaan juga dapat menjadi solusi untuk meningkatkan nilai perputaran aktiva. 4. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan untuk menambah tahun serta menambahkan peggunaan rasio-rasio keuangan yang lain untuk 77

27 mengukur kinerja keuangan perusahaan agar hasil analisa yang diperoleh dapat lebih baik. 78

28 DAFTAR PUSTAKA Abdul Halim dan Sarwoko, Manajemen Keuangan (Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan). Cetakan Ketiga. Yogyakarta BPF. Yogyakarta. Astuti, Dewi, Manajemen Keuangan Perusahaan. Cetakan Pertama. Penerbit : Ghalia Indonesia. Jakarta. Bastian, Indra Akuntansi Sektor Publik : Suatu Pengantar. PT Gelora Aksara Pratama. Darsono, Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Edisi Pertama. Andi. Yogyakarta. Harahap, Sofyan Syafrie Analisa Kasus Atas Laporan Keuangan. Edisi Pertama. Raja Grafindo Persada. Jakarta. IAI (Ikatan Akuntan Indonesia), Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit : Salemba 4. Jakarta. Jumingan, Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Pertama. PT Bumi Aksara. Jakarta. Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, edisi pertama, cetakan pertama, Penerbit : Rajawali Pers. Jakarta. Kementrian BUMN. Surat Keputusan Menteri BUMN No. Kep-100/M- BUMN/2002 Munawir, Analisis Laporan Keuangan. 1 Ed, cetakan keempat belas, BPFE. Yogyakarta. Muslich, Muhammad Manajemen Keuangan Modern. Bumi Aksara. Jakarta. Natalia, Desy Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, dan Rasio Profitabilitas Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada PT. KUD Kopta Unit Tambang di Samarinda ( ). Skripsi Universitas Mulawarman Nawan, Ilham Nugroho Hanung Analisis Kinerja Keuangan PT Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Solo ( ). Skripsi Universitas Sebelas Maret. 79

29 Pribadi, Toto Deteksi Cepat Kondisi Keuangan : 7 Analisis Rasio Keuangan. Caetakan I. PPM. Jakarta Riyanto, Bambang Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE. Yogyakarta. Rosidin, Ogi Widana Analisis Tingkat Kesehatan Keuangan Pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda. Skripsi Universitas Mulawarman. Sawir, Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan. PT Gramedia. Jakarta. Senhati, Analisis Rasio Likuiditas dan Profitabilitas pada PT. Graha Sarana Duta di Makassar ( ). Skripsi STIE LPI Makassar. Sutrisno, 2008, Manajemen Keuangan, Teori, Konsep dan Aplikasi, edisi pertama, cetakan ketiga. Ekonesia. Yogyakarta. Sutrisno, Manajemen Keuangan Teori Konsep dan Aplikasi. Catatan Ketujuh. Ekonisia. Yogyakarta. Syamsudin, Lukman Manajemen Keuangan Perusahaan : Konsep Aplikasi Dalam Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan. PT : Raja Grafindo Persada. Jakarta. Theresia, Christie. Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas, dan Rentabilitas pada PT Kalbe Farma. Warsono, Manajemen Keuangan Buku I. Edisi Ketiga. Bayumedia. Malang. Wijaya Tunggal, Amin Kamus Akuntansi. Rineka Cipta. Jakarta. 80

30 Lampiran I. Perhitungan Penilaian Kinerja Aspek Keuangan Tahun 2009 No Keterangan Komponen Tahun 2009 Jumlah Nilai Rasio Skor Kinerja 1 ROE Laba Setelah Pajak Laba Bersih 798,195,518,921 Laba Penjualan Aset Tetap 583,803,400 Laba Setelah Pajak 797,611,715,521 Modal Sendiri 2,539,458,128,255 ROE = (LSP : MS) x 100% 2 ROI EBIT Laba Sebelum Pajak 1,116,247,071,559 Bunga dan Provisi 1,347,960,331,708 Laba Penjualan Aset Tetap 583,803,400 EBIT 2,463,623,599,867 Penyusutan Aset Tetap 52,130,492,608 EBIT + Penyusutan Aset Tetap 2,515,754,092,475 Total Aktiva 15,859,464,128,255 ROI = ((EBIT+PAT) : TA) x 100% 3 Cash Ratio Kas dan Bank 267,988,501,964 Hutang Lancar 9,842,086,469,647 Cash Ratio = (K+B) : HL) x 100% 4 Current Ratio Aktiva Lancar 15,306,560,584,034 Hutang Lancar 9,842,086,469,647 Current Ratio = (AL : HL) x 100% 5 Collection Period Piutang Usaha 698,818,195,023 Pendapatan Usaha 4,036,386,891,017 Collection Periods = (PiU : PU) x 365 hari 6 Perputaran Persediaan Persediaan 51,649,546,698 Pendapatan Usaha 4,036,386,891,017 Perputaran Persediaan = (P : PU) x Total Asset Turn Over Total Pendapatan (TATO) Pendapatan Usaha 4,036,386,891,017 Pendapatan Lain-Lain 29,208,429,706 Laba Penjualan Aset Tetap 583,803,400 Total Pendapatan 4,065,011,517,323 Total Aktiva 15,859,464,128,255 Total Asset Turn Over = (TP : TA) x 100% 8 Rasio Modal Sendiri Total Modal Sendiri 2,539,458,187,133 Terhadap Total Aktiva Total Aktiva 15,859,464,128,255 TMS terhadap TA = (TMS : TA) x 100% 31.41% % % % % % 6 81

31 Lampiran I. Perhitungan Penilaian Kinerja Aspek Keuangan Tahun Skor No Keterangan Nilai Skor Maksimal Kategori Rasio Kinerja KepMen 1 ROE 31,41% Sangat Baik 2 ROI 15,86% 13,5 15 Baik 3 Cash Ratio 2,72% 0 5 Tidak Baik 4 Current Ratio 155,52% 5 5 Sangat Baik 5 Collection Periods hari 4,5 5 Baik 6 Perputaran Persediaan 4.67 hari 5 5 Sangat Baik 7 Total Asset Turn Over (TATO) 25,63% 2 5 Kurang Baik 8 Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aktiva 16,01% 6 10 Kurang Baik Total Nilai PT Pegadaian (Persero) Tahun Rasio Tingkat Kesehatan PT Pegadaian (Persero) Tahun 2009 = Total Nilai : 70% 80 Kategori Tingkat Kesehatan PT Pegadaian (Persero) Tahun 2009 A Sumber : Penelitian

32 Lampiran II. Perhitungan Penilaian Kinerja Aspek Keuangan Tahun 2010 No Keterangan Komponen Tahun 2010 Jumlah Nilai Rasio Skor Kinerja 1 ROE Laba Setelah Pajak Laba Bersih 1,179,788,385,692 Laba Penjualan Aset Tetap 134,523,087 Laba Setelah Pajak 1,179,922,908,779 Modal Sendiri 3,296,202,947,825 ROE = (LSP : MS) x 100% 2 ROI EBIT Laba Sebelum Pajak 1,616,726,799,654 Bunga dan Provisi 1,573,453,742,911 Laba Penjualan Aset Tetap 134,523,087 EBIT 3,190,315,065,652 Penyusutan Aset Tetap 79,859,739,674 EBIT + Penyusutan Aset Tetap 3,270,174,805,326 Total Aktiva 20,283,042,842,726 ROI = ((EBIT+PAT) : TA) x 100% 3 Cash Ratio Kas dan Bank 357,072,324,281 Hutang Lancar 13,845,159,783,249 Cash Ratio = (K+B) : HL) x 100% 4 Current Ratio Aktiva Lancar 19,621,785,026,807 Hutang Lancar 13,845,159,783,249 Current Ratio = (AL : HL) x 100% 5 Collection Period Piutang Usaha 916,447,432,973 Pendapatan Usaha 5,378,292,906,586 Collection Periods = (PiU : PU) x Perputaran Persediaan Persediaan 48,904,163,073 Pendapatan Usaha 5,378,292,906,586 Perputaran Persediaan = (P : PU) x Total Asset Turn Over Total Pendapatan (TATO) Pendapatan Usaha 5,378,292,906,586 Pendapatan Lain-Lain 66,218,947,447 Laba Penjualan Aset Tetap 134,523,087 Total Pendapatan 5,444,646,377,120 Total Aktiva 20,283,042,842,726 Total Asset Turn Over = (TP : TA) x 100% 8 Rasio Modal Sendiri Total Modal Sendiri 3,296,202,947,825 Terhadap Total Aktiva Total Aktiva 20,283,042,842,726 TMS terhadap TA = (TMS : TA) x 100% 35.80% % % % % % 6 83

33 Lampiran II. Perhitungan Penilaian Kinerja Aspek Keuangan Tahun Skor No Keterangan Nilai Skor Maksimal Kategori Rasio Kinerja KepMen 1 ROE 35,80% Sangat Baik 2 ROI 16,12% 13,5 15 Baik 3 Cash Ratio 2,58% 0 5 Tidak Baik 4 Current Ratio 141,72% 5 5 Sangat Baik 5 Collection Periods 62.2 hari 4,5 5 Baik 6 Perputaran Persediaan 3.32 hari 5 5 Sangat Baik 7 Total Asset Turn Over (TATO) 26,84% 2,5 5 Kurang Baik 8 Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aktiva 16,25% 6 10 Kurang Baik Total Nilai PT Pegadaian (Persero) Tahun ,5 Rasio Tingkat Kesehatan PT Pegadaian (Persero) Tahun 2010 = Total Nilai : 70% 81 Kategori Tingkat Kesehatan PT Pegadaian (Persero) Tahun 2010 AA Sumber : Penelitian

34 Lampiran III. Perhitungan Penilaian Kinerja Aspek Keuangan Tahun 2011 No Keterangan Komponen Tahun 2011 Jumlah Nilai Rasio Skor Kinerja 1 ROE Laba Setelah Pajak Laba Bersih 1,476,235,286,928 Laba Penjualan Aset Tetap 179,520,506 Laba Setelah Pajak 1,476,055,766,422 Modal Sendiri 4,076,363,090,622 ROE = (LSP : MS) x 100% 2 ROI EBIT Laba Sebelum Pajak 2,002,251,590,714 Bunga dan Provisi 1,842,906,719,748 Laba Penjualan Aset Tetap 179,520,506 EBIT 3,844,978,789,956 Penyusutan Aset Tetap 89,569,819,086 EBIT + Penyusutan Aset Tetap 3,934,548,609,042 Total Aktiva 26,219,352,956,584 ROI = ((EBIT+PAT) : TA) x 100% 3 Cash Ratio Kas dan Bank 459,112,641,756 Hutang Lancar 17,869,388,246,994 Cash Ratio = (K+B) : HL) x 100% 4 Current Ratio Aktiva Lancar 25,537,221,194,712 Hutang Lancar 17,869,388,246,994 Current Ratio = (AL : HL) x 100% 5 Collection Period Piutang Usaha 1,197,665,961,512 Pendapatan Usaha 6,600,927,966,486 Collection Periods = (PiU : PU) x Perputaran Persediaan Persediaan 30,602,405,764 Pendapatan Usaha 6,600,927,966,486 Perputaran Persediaan = (P : PU) x Total Asset Turn Over Total Pendapatan (TATO) Pendapatan Usaha 6,600,927,966,486 Pendapatan Lain-Lain 75,592,358,839 Laba Penjualan Aset Tetap 134,523,087 Total Pendapatan 6,676,654,848,412 Total Aktiva 28,219,352,956,584 Total Asset Turn Over = (TP : TA) x 100% 8 Rasio Modal Sendiri Total Modal Sendiri 4,076,363,090,622 Terhadap Total Aktiva Total Aktiva 28,219,352,958,584 TMS terhadap TA = (TMS : TA) x 100% 36.21% % % % % % 6 85

35 Lampiran III. Perhitungan Penilaian Kinerja Aspek Keuangan Tahun Skor No Keterangan Nilai Skor Maksimal Kategori Rasio Kinerja KepMen 1 ROE 36,21% Sangat Baik 2 ROI 15,01% 13,5 15 Baik 3 Cash Ratio 2,57% 0 5 Tidak Baik 4 Current Ratio 142,91% 5 5 Sangat Baik 5 Collection Periods hari 4,5 5 Baik 6 Perputaran Persediaan 1.69 hari 5 5 Sangat Baik 7 Total Asset Turn Over (TATO) 23,66% 2 5 Kurang Baik 8 Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aktiva 14,45% 6 10 Kurang Baik Total Nilai PT Pegadaian (Persero) Tahun Rasio Tingkat Kesehatan PT Pegadaian (Persero) Tahun 2011 = Total Nilai : 70% 80 Kategori Tingkat Kesehatan PT Pegadaian (Persero) Tahun 2011 A Sumber : Penelitian

36 Lampiran IV. Perhitungan Penilaian Kinerja Aspek Keuangan Tahun 2012 No Keterangan Komponen Tahun 2012 Jumlah Nilai Rasio Skor Kinerja 1 ROE Laba Setelah Pajak Laba Bersih 1,904,822,565,902 Laba Penjualan Aset Tetap 13,276,627 Laba Setelah Pajak 1,904,809,289,275 Modal Sendiri 5,371,884,488,525 ROE = (LSP : MS) x 100% 2 ROI EBIT Laba Sebelum Pajak 2,577,445,346,104 Bunga dan Provisi 2,072,564,502,083 Laba Penjualan Aset Tetap 13,276,627 EBIT 4,649,996,571,560 Penyusutan Aset Tetap 84,753,627,576 EBIT + Penyusutan Aset Tetap 4,734,750,199,136 Total Aktiva 29,311,898,012,567 ROI = ((EBIT+PAT) : TA) x 100% 3 Cash Ratio Kas dan Bank 647,155,058,012 Hutang Lancar 18,720,492,208,323 Cash Ratio = (K+B) : HL) x 100% 4 Current Ratio Aktiva Lancar 28,548,901,879,167 Hutang Lancar 18,720,492,208,323 Current Ratio = (AL : HL) x 100% 5 Collection Period Piutang Usaha 1,276,604,131,910 Pendapatan Usaha 7,724,569,543,708 Collection Periods = (PiU : PU) x Perputaran Persediaan Persediaan 30,794,362,329 Pendapatan Usaha 7,724,569,543,708 Perputaran Persediaan = (P : PU) x Total Asset Turn Over Total Pendapatan (TATO) Pendapatan Usaha 7,724,569,543,708 Pendapatan Lain-Lain 119,745,432,260 Laba Penjualan Aset Tetap 13,276,627 Total Pendapatan 7,844,301,699,341 Total Aktiva 29,311,898,012,567 Total Asset Turn Over = (TP : TA) x 100% 8 Rasio Modal Sendiri Total Modal Sendiri 5,371,884,488,525 Terhadap Total Aktiva Total Aktiva 29,311,898,012,567 TMS terhadap TA = (TMS : TA) x 100% 35.46% % % % % % 6 87

37 Lampiran IV. Perhitungan Penilaian Kinerja Aspek Keuangan Tahun Skor No Keterangan Nilai Skor Maksimal Kategori Rasio Kinerja KepMen 1 ROE 35,46% Sangat Baik 2 ROI 16,15% 13,5 15 Baik 3 Cash Ratio 3,46% 0 5 Tidak Baik 4 Current Ratio 152,50% 5 5 Sangat Baik 5 Collection Periods hari 4,5 5 Baik 6 Perputaran Persediaan 1.46 hari 5 5 Sangat Baik 7 Total Asset Turn Over (TATO) 26,76% 2,5 5 Kurang Baik 8 Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aktiva 18,33% 6 10 Kurang Baik Total Nilai PT Pegadaian (Persero) Tahun ,5 Rasio Tingkat Kesehatan PT Pegadaian (Persero) Tahun 2012 = Total Nilai : 70% 81 Kategori Tingkat Kesehatan PT Pegadaian (Persero) Tahun 2012 AA Sumber : Penelitian

38 KEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : KEP-100/MBU/2002 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BADAN USAHA MILIK NEGARA MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA Menimbang : a. bahwa perkembangan dunia usaha dalam situasi perekonomian yang semakin terbuka perlu dilandasi dengan sarana dan sistem penilaian kerja yang dapat mendorong perusahaan ke arah peningkatan efisiensi dan daya saing; b. bahwa dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 198/KMK.016/1998 dan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Badan Usaha Milik Negara/Kepala Badan Pembinaan Badan Usaha Milik Negara Nomor Kep.215/M- BUMN/1999 telah ditetapkan ketentuan tentang penilaian tingkat kesehatan/penilaian tingkat kinerja Badan Usaha Milik Negara; c. bahwa dengan dialihkannya kedudukan, tugas dan wewenang Menteri BUMN pada Perusahaan Perseroan (PERSERO), Perusahaan Umum (PERUM), dan Perusahaan Jawatan (PERJAN) kepada Menteri Badan Usaha Milik Negara, maka dipandang perlu meninjau kembali keputusan sebagaimana tersebut pada huruf b, khususnya Keputusan Menteri Keuangan Nomor 198/KMK.016/1998. d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b, dan c, perlu ditetapkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1969 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 1 Tahun 1969 (Lembaran Negara Tahun 1969 Nomor 16; Tambahan Lembaran Negara Nomor 2890) tentang Bentuk-Bentuk Usaha Negara menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 1969 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3587); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 13, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3587); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan (PERSERO) (Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3731) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2001 (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4101); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1998 tentang Perusahaan Umum (PERUM) (Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3732); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2000 tentang Perusahaan Jawatan (PERJAN) (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3928); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2001 tentang Pengalihan Kedudukan, Tugas dan Kewenangan Menteri Keuangan pada Perusahaan Perseroan (PERSERO), Perusahaan Umum (PERUM) dan Perusahaan Jawatan (PERJAN) kepada Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4137); 7. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 228/ Tahun 2001.

39 MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BADAN USAHA MILIK NEGARA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Keputusan ini, yang dimaksud dengan: 1. Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya dalam Keputusan ini disingkat BUMN, adalah Perusahaan Perseroan (PERSERO) sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1998 dan Perusahaan Umum (PERUM) sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun Anak Perusahaan BUMN adalah Perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas yang sekurangkurangnya 51% sahamnya dimiliki oleh BUMN. Pasal 2 1) Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN berlaku bagi seluruh BUMN non jasa keuangan maupun BUMN jasa keuangan kecuali Persero Terbuka dan BUMN yang dibentuk dengan Undangundang tersendiri. 2) BUMN non jasa keuangan adalah BUMN yang bergerak dibidang infrastruktur dan non infrastruktur sebagaimana pada lampiran I. 3) BUMN jasa keuangan adalah BUMN yang bergerak dalam bidang usaha perbankan, asuransi, jasa pembiayaan dan jasa penjaminan. BAB II PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN Pasal 3 (1) Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN digolongkan menjadi : a. SEHAT, yang terdiri dari : AAA apabila total (TS) lebih besar dari 95 AA apabila 80 <TS< =95 A apabila 65 <TS<= 80 b. KURANG SEHAT, yang terdiri dari : BBB apabila 50 <TS< =65 BB apabila 40 <TS< =50 B apabila 30 <TS< =40 c. TIDAK SEHAT, yang terdiri dari : CCC apabila 20 <TS< =30 CC apabila 10 <TS< =20 C apabila TS< =10 (2) Tingkat Kesehatan BUMN ditetapkan berdasarkan penilaian terhadap kinerja Perusahaan untuk tahun buku yang bersangkutan yang meliputi penilaian : a. Aspek Keuangan. b. Aspek Operasional. c. Aspek Administrasi. (3) Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN sesuai keputusan ini hanya diterapkan bagi BUMN apabila hasil pemeriksaan akuntan terhadap perhitungan keuangan tahunan perusahaan yang bersangkutan dinyatakan dengan kualifikasi Wajar Tanpa Pengecualian atau kualifikasi Wajar Dengan Pengecualian dari akuntan publik atau Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gadai merupakan salah satu bentuk penjaminan dalam perjanjian pinjam meminjam. Dalam prakteknya penjaminan dalam bentuk gadai merupakan cara pinjam meminjam yang dianggap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PT. PEGADAIAN. sejarah pegadaian di indonesia, berasal dari Bank Van Leening zaman VOC. 1 Pada

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PT. PEGADAIAN. sejarah pegadaian di indonesia, berasal dari Bank Van Leening zaman VOC. 1 Pada 21 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PT. PEGADAIAN 2.1 Sejarah PT.Pegadaian Perusahaan jawatan pegadaian Negara, sebagai sebuah lembaga di dalam sejarah pegadaian di indonesia, berasal dari Bank Van Leening

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah PT Pegadaian (Persero) 2.1.1 Pendirian Perusahaan Sejarah Pegadaian dimulai pada saat Pemerintah Penjajahan Belanda (VOC) mendirikan Bank Van Leening, yaitu

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN : PERUM PEGADAIAN PUSAT. Alamat : Jalan Kramat Raya No. 162 Jakarta Pusat Fax : (021) ,

BAB III OBJEK PENELITIAN : PERUM PEGADAIAN PUSAT. Alamat : Jalan Kramat Raya No. 162 Jakarta Pusat Fax : (021) , BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Objek Penelitian Nama : PERUM PEGADAIAN PUSAT Slogan Perusahaan : Mengatasi Masalah Tanpa Masalah Alamat : Jalan Kramat Raya No. 162 Jakarta Pusat 10430 Telp : (021) 3155550

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PT. PEGADAIAN (PERSERO) KANWIL I MEDAN. A. Sejarah Ringkas Perusahaan PT. Pegadaian (Persero) Kanwil I Medan

BAB II PROFIL PT. PEGADAIAN (PERSERO) KANWIL I MEDAN. A. Sejarah Ringkas Perusahaan PT. Pegadaian (Persero) Kanwil I Medan BAB II PROFIL PT. PEGADAIAN (PERSERO) KANWIL I MEDAN A. Sejarah Ringkas Perusahaan PT. Pegadaian (Persero) Kanwil I Medan Sejarah Pegadaian dimulai pada zaman era kolonial saat Pemerintah Belanda (VOC)

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Vereenigde Oostindische Compagnie atau VOC mendirikan Bank Van Leening

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Vereenigde Oostindische Compagnie atau VOC mendirikan Bank Van Leening BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat PT Pegadaian (Persero) PT Pegadaian ( Perusahaan atau Pegadaian ) berdiri pada tanggal 20 Agustus 1746 di Batavia. Pada tanggal tersebut merupakan momentum tonggak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahann. Tumbuh dan berkembangnya perusahaan sangat tergantung

BAB I PENDAHULUAN. perusahann. Tumbuh dan berkembangnya perusahaan sangat tergantung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan atau badan usaha selalu membutuhkan tenaga kerja manusia, dalam hal ini adalah karyawan. Karyawan adalah orang yang digaji oleh perusahaan untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pegadaian berdiri pada tanggal 20 Agustus 1746 di Batavia (sekarang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pegadaian berdiri pada tanggal 20 Agustus 1746 di Batavia (sekarang BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan Pegadaian berdiri pada tanggal 20 Agustus 1746 di Batavia (sekarang Jakarta).Pada tanggal tersebut merupakan momentum tonggak awal berdirinya lembaga

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. PEGADAIAN (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK PERUSAHAAN BERDASARKAN KEPMEN BUMN NOMOR KEP-100/MBU/2002 (PERIODE )

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. PEGADAIAN (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK PERUSAHAAN BERDASARKAN KEPMEN BUMN NOMOR KEP-100/MBU/2002 (PERIODE ) ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. PEGADAIAN (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK PERUSAHAAN BERDASARKAN KEPMEN BUMN NOMOR KEP-100/MBU/2002 (PERIODE 2011-2015) Yohana Martin Pattanggau Mahasiswa Magister Manajemen Unismuh

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA PT INDOFARMA (PERSERO) TBK (Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor :KEP- 100/MBU/2002)

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA PT INDOFARMA (PERSERO) TBK (Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor :KEP- 100/MBU/2002) ejournal Ilmu Administrasi Bisnis, 2016, 4 (1): 103-115 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2016 ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA PT INDOFARMA (PERSERO)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2012): laporan keuangan meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem ekonomi yang semakin kompetitif menuntut perusahaan untuk bisa bersaing dan meningkatkan efisiensinya agar bisa tetap bertahan. Perusahaan yang berada

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODA PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODA PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODA PENELITIAN III.1 Objek Penelitian Nama Slogan Perusahaan Alamat : PERUM PEGADAIAN JATIWARINGIN : Mengatasi Masalah Tanpa Masalah : Jl. Jatiwaringin Pondok Gede Telp : (021) 84996542

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Salemba, beralamatkan di Jl. Salemba Raya No. 2 Jakarta Pusat

BAB III METODE PENELITIAN. Salemba, beralamatkan di Jl. Salemba Raya No. 2 Jakarta Pusat 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilakukan dalam periode Januari 2014 - Juni 2014. Selama periode tersebut, penelitian dilakukan di PT. Pegadaian Cabang Salemba,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sistem gadai. Lembaga ini pertama kali didirikan di Batavia tanggal 20 Agustus Pada

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sistem gadai. Lembaga ini pertama kali didirikan di Batavia tanggal 20 Agustus Pada BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Sejarah pegadaian dimulai pada saat pemerintahan penjajahan Belanda (VOC) mendirikan Bank Van Leening yaitu lembaga keuangan yang memberikan kredit dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. akan sangat bermanfaat bagi penganalisa laporan keuangan untuk dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. akan sangat bermanfaat bagi penganalisa laporan keuangan untuk dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Mengadakan penilaian atau analisis terhadap laporan keuangan perusahaan akan sangat bermanfaat bagi penganalisa laporan keuangan untuk dapat mengetahui perkembangan keuangan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PEGADAIAN SYARIAH KENDAL

BAB III GAMBARAN UMUM PEGADAIAN SYARIAH KENDAL BAB III GAMBARAN UMUM PEGADAIAN SYARIAH KENDAL A. Gambaran Umum Pegadaian Syariah Kendal 1. Sejarah Singkat Pegadaian merupakan lembaga pengkreditan dengan sistem gadai untuk pertama kalinya. Sejarah Pegadaian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Harahap (2011:105) mendefinisikan laporan keuangan sebagai suatu laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PT. PEGADAIAN(PERSERO) CABANG PERAWANG JALAN RAYA PERAWANG KM. 5. Belanda (VOC) yaitu pada sekitar abad ke-19.

BAB II GAMBARAN UMUM PT. PEGADAIAN(PERSERO) CABANG PERAWANG JALAN RAYA PERAWANG KM. 5. Belanda (VOC) yaitu pada sekitar abad ke-19. BAB II GAMBARAN UMUM PT. PEGADAIAN(PERSERO) CABANG PERAWANG JALAN RAYA PERAWANG KM. 5 A. Sejarah Pegadaian Pegadaian merupakan lembaga pengkreditan dengan sistem gadai, lembaga semacam ini pada awalnya

Lebih terperinci

Wicak Lingga Bahara Muhammad Saifi Zahroh Z.A Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Wicak Lingga Bahara Muhammad Saifi Zahroh Z.A Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERUSAHAAN DARI ASPEK KEUANGAN BERDASARKAN SURAT KEPUTUSAN MENTERI BUMN NOMOR: KEP 100/MBU/02 (Studi Kasus pada PT ADHI KARYA (Persero) Tbk. Periode ) Wicak Lingga Bahara Muhammad

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM 20 Penarikan kesimpulan sangat berguna dalam merangkum hasil akhir suatu penelitian, selain sebagai landasan rumusan pengambilan keputusan bagi pihak peneliti juga digunakan sebagai bahan acuan penelitian

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Hamidullah (2004) melakukan penelitian dengan judul Analisis Rasio Keuangan Sebagai Dasar Untuk Memprediksi Kondisi Keuangan Perusahaan Pada PT. Agro Max

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Vereenigde Oostindische Compagnie atau VOC mendirikan Bank Van Leening

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Vereenigde Oostindische Compagnie atau VOC mendirikan Bank Van Leening BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat PT Pegadaian (Persero) PT Pegadaian ( Perusahaan atau Pegadaian ) berdiri pada tanggal 20 Agustus 1746 di Batavia. Pada tanggal tersebut merupakan momentum tonggak

Lebih terperinci

Financial Check List. Definisi Pegadaian. Mengapa Masayrakat Perlu Menggunakan Jasa Pegadaian? Kapan Masyarakat. Menggunakan Jasa. Pegadaian?

Financial Check List. Definisi Pegadaian. Mengapa Masayrakat Perlu Menggunakan Jasa Pegadaian? Kapan Masyarakat. Menggunakan Jasa. Pegadaian? Daftar Isi Financial Check List 1 01 Definisi Pegadaian 3 02 Mengapa Masayrakat Perlu Menggunakan Jasa Pegadaian? 5 5 03 Kapan Masyarakat Menggunakan Jasa Pegadaian? 6 6 04 Siapa yang Menggunakan Jasa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. merupakan beban yang amat berat dirasakan oleh sebagian warga masyarakat.

I. PENDAHULUAN. merupakan beban yang amat berat dirasakan oleh sebagian warga masyarakat. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingginya tingkat kebutuhan hidup yang harus dipenuhi pada zaman modern ini, merupakan beban yang amat berat dirasakan oleh sebagian warga masyarakat. Terutama bagi masyarakat

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN BUMN PT. KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk PERIODE

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN BUMN PT. KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk PERIODE ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN BUMN PT. KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk PERIODE 2012-2014 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin tinggi. Inflasi sendiri merupakan kenaikan harga secara bersamaan atau

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin tinggi. Inflasi sendiri merupakan kenaikan harga secara bersamaan atau 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada tahun 2013 Indonesia mengalami krisis keuangan nasional yang sangat mengkhawatirkan, salah satu permasalahan perekonomian Indonesia adalah inflasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIA PUSTAKA DA KERA GKA PEMIKIRA

BAB II KAJIA PUSTAKA DA KERA GKA PEMIKIRA BAB II KAJIA PUSTAKA DA KERA GKA PEMIKIRA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Tinjauan Umum Kredit 2.1.1.1. Pengertian Kredit Lembaga keuangan bank maupun bukan bank tidak pernah lepas dari masalah kredit. Bahkan,

Lebih terperinci

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN Page 127

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN Page 127 A. PENGERTIAN Pegadaian adalah suatu badan atau organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa peminjaman uang dengan menggadaikan suatu barang sebagai jaminannya. Nasabah yang ingin mendapatkan

Lebih terperinci

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN PT. PEGADAIAN (PERSERO) BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI BUMN NO: KEP-100/MBU/2002

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN PT. PEGADAIAN (PERSERO) BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI BUMN NO: KEP-100/MBU/2002 E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No.1, 2016: 236-259 ISSN: 2302-8912 PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN PT. PEGADAIAN (PERSERO) BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI BUMN NO: KEP-100/MBU/2002 Putu Cahya Baskara

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 21 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT ITC dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan usaha perusahaan tersebut yang tercermin

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI ALAT UNTUK MENGEVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA PT WIJAYA KARYA (PERSERO) TBK DAN PT WASKITA KARYA ( PERSERO) TBK

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI ALAT UNTUK MENGEVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA PT WIJAYA KARYA (PERSERO) TBK DAN PT WASKITA KARYA ( PERSERO) TBK ejournal Administrasi Bisnis, 2017, 5 (3): 577-588 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2017 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI ALAT UNTUK MENGEVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA PT

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Menurut Kasmir (2010) menjelaskan bahwa : Sedangkan Najmudin (2011) menyatakan bahwa :

BAB II BAHAN RUJUKAN. Menurut Kasmir (2010) menjelaskan bahwa : Sedangkan Najmudin (2011) menyatakan bahwa : BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Untuk memahami pengertian dari laporan keuangan, berikut dijelaskan beberapa definisi laporan keuangan dari beberapa ahli. Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan pengkajian kinerja keuangan PDAM Kabupaten Kudus, yang meliputi 4

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan pengkajian kinerja keuangan PDAM Kabupaten Kudus, yang meliputi 4 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif, dengan fokus melakukan pengkajian kinerja keuangan PDAM Kabupaten Kudus, yang meliputi 4 (empat)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Laporan

BAB II LANDASAN TEORI. dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Laporan 5 BAB II LANDASAN TEORI A. LAPORAN KEUANGAN Untuk mengetahui perkembangan suatu perusahaan haruslah mengetahui kondisi keuangan perusahaan tersebut, dan kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui

Lebih terperinci

PEGADAIAN ATA 2014/2015 M3/IT /NICKY/

PEGADAIAN ATA 2014/2015 M3/IT /NICKY/ PEGADAIAN keuangan yang seperti lintah darat dan pengijon yang dengan melambungkan tingkat suku bunga setinggi-tingginya. 1. PENGERTIAN PEGADAIAN Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seseorang yang berpiutang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. BUMN menurut undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 bab I pasal 1 adalah badan

BAB II LANDASAN TEORI. BUMN menurut undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 bab I pasal 1 adalah badan BAB II LANDASAN TEORI II.1 Rerangka Teori dan Literatur II.1.1 BUMN II.1.1.1 Pengertian BUMN BUMN menurut undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 bab I pasal 1 adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar

Lebih terperinci

Fitri Rezeki Amalia 1

Fitri Rezeki Amalia 1 ejournal Administrasi Bisnis, 2017, 5 (4): 1029-1042 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2017 ANALISIS RASIO KEUANGAN SECARA CROSS SECTIONAL UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DI KABUPATEN KUPANG

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DI KABUPATEN KUPANG ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DI KABUPATEN KUPANG Oleh: *Munawar Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan rasio keuangan sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Prosedur Dan Sistem Informasi Akuntansi. harus dilakukan untuk menjalankan suatu fungsi tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Prosedur Dan Sistem Informasi Akuntansi. harus dilakukan untuk menjalankan suatu fungsi tertentu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Prosedur Dan Sistem Informasi Akuntansi 1. Pengertian Prosedur Menurut Susanto (2008:264), Prosedur adalah rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan Bertempat di Batavia, tanggal 20 Agustus 1746 adalah momentum tonggak awal berdirinya lembaga pegadaian di Indonesia. Saat itu pemerintahan Kolonial Belanda

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PEGADAIAN SYARIAH DEWI SARTIKA. Dalam bab ini, penulis akan menjelaskan sejarah ringkas penubuhan Institusi Pegadaian

BAB III GAMBARAN UMUM PEGADAIAN SYARIAH DEWI SARTIKA. Dalam bab ini, penulis akan menjelaskan sejarah ringkas penubuhan Institusi Pegadaian BAB III GAMBARAN UMUM PEGADAIAN SYARIAH DEWI SARTIKA 3.1. Pengenalan Dalam bab ini, penulis akan menjelaskan sejarah ringkas penubuhan Institusi Pegadaian di Indonesia, iaitu yang bermula dari masa penjajahan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. (VOC) mendirikan BANK VAN LEENING yaitu lembaga keuangan yang

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. (VOC) mendirikan BANK VAN LEENING yaitu lembaga keuangan yang BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah dan Berdirinya Pegadaian Sejarah Pegadaian dimulai pada saat Pemerintah Penjajahan Belanda (VOC) mendirikan BANK VAN LEENING yaitu lembaga keuangan yang

Lebih terperinci

BAB III DATA PERUSAHAAN. Sejarah Pegadaian penuh warna. Berasal dari Bank Van Leening yang didirikan

BAB III DATA PERUSAHAAN. Sejarah Pegadaian penuh warna. Berasal dari Bank Van Leening yang didirikan BAB III DATA PERUSAHAAN III.1. Sejarah perusahaan Sejarah Pegadaian penuh warna. Berasal dari Bank Van Leening yang didirikan VOC pada tanggal 20 Agustus 1976 di Batavia. VOC dibubarkan bersama dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang semakin canggih sangat berpengaruh bagi sebuah perusahaan. Persaingan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang semakin canggih sangat berpengaruh bagi sebuah perusahaan. Persaingan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan era global saat ini semakin ketat, strategi bisnis dan teknologi yang semakin canggih sangat berpengaruh bagi sebuah perusahaan. Persaingan yang ketat antara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut James C. Van Horne, (2013:36) menyebutkan bahwa, Laporan adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut James C. Van Horne, (2013:36) menyebutkan bahwa, Laporan adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Menurut James C. Van Horne, (2013:36) menyebutkan bahwa, Laporan adalah suatu proses akhiran dari suatu kegiatan yang sebelumnya atau

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. kepustakaan tentang sejarah PT. Pegadaian (Persero), yaitu semenjak mulai

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. kepustakaan tentang sejarah PT. Pegadaian (Persero), yaitu semenjak mulai BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat PT. Pegadaian (Persero) Berdasarkan hasil penelitian penulis, terutama melalui penelitian kepustakaan tentang sejarah PT. Pegadaian (Persero), yaitu semenjak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Brigham (2010:84) Laporan keuangan adalah beberapa lembar kertas

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN Syamsul Arif R. Rustam Hidayat Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB 5 PENUTUP. sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan atas hasil penelitian dan pembahasan pada bab bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Analisis Common size statement Hasil analisis Common

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. melalui mekanisme pengadaan barang pemerintah, Diantaranya. penyediaan infrastuktur telekomunikasi, maupun barang-barang keperluan

BAB 1 PENDAHULUAN. melalui mekanisme pengadaan barang pemerintah, Diantaranya. penyediaan infrastuktur telekomunikasi, maupun barang-barang keperluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengadaan barang merupakan aktivitas yang sangat penting di Indonesia. Sarana dan prasarana penunjang perekonomian terwujud melalui mekanisme pengadaan barang pemerintah,

Lebih terperinci

BAB III ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN 27 BAB III ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN 3.1 Sejarah Singkat Perum Pegadaian. Sejarah pegadaian penuh warna. Berawal dari Bank Van Leening yang didirikan VOC pada tanggal 20 Agustus 1746 di Batavia. Voc

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pegadaian (Persero) Cabang Gorontalo Selatan termasuk dalam sejumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pegadaian (Persero) Cabang Gorontalo Selatan termasuk dalam sejumlah 50 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Objektif Lokasi Penelitian PT Pegadaian (Persero) Syariah Cabang Gorontalo dan PT Pegadaian (Persero) Cabang Gorontalo Selatan termasuk dalam sejumlah

Lebih terperinci

PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB

PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB GaneÇ Swara Vol. No. Maret 6 PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB ABSTRAK SAHRUL IHSAN Fakultas Ekonomi Universitas Gunung Rinjani

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK DAN HASIL PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK DAN HASIL PENELITIAN 33 BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK DAN HASIL PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum Pegadaian Syari ah Cabang Majapahit Semarang Pegadaian Syari ah adalah unit syari ah dari Perum Pegadaian. Pegadaian pada awalnya

Lebih terperinci

Fandi Wijaya Raden Rustam Hidayat Sri Sulasmiyati Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Fandi Wijaya Raden Rustam Hidayat Sri Sulasmiyati Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN BADAN USAHA MILIK NEGARA (Studi Kasus Pada Pt. Aneka Tambang (Persero) Tbk. Yang Terdaftar Di Bei 2012-2015) Fandi Wijaya Raden Rustam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Object Penelitian 1. Gambaran Umum Perusahan a. Sejarah Singkat Perum Pegadaian Sejarah Pegadaian dimulai pada saat Pemerintah Penjajahan Belanda (VOC) mendirikan BANK VAN

Lebih terperinci

JURNAL ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGEVALUASI TINGKAT KESEHATAN DAN PERKEMBANGAN USAHA PADA PERUM PEGADAIAN CABANG KEDIRI (TAHUN )

JURNAL ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGEVALUASI TINGKAT KESEHATAN DAN PERKEMBANGAN USAHA PADA PERUM PEGADAIAN CABANG KEDIRI (TAHUN ) JURNAL ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGEVALUASI TINGKAT KESEHATAN DAN PERKEMBANGAN USAHA PADA PERUM PEGADAIAN CABANG KEDIRI (TAHUN 2011 2015) Oleh : SHINTA MEINA TASARI NPM: 12.1.02.01.0007 Dibimbing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan keterangan mengenai data ekonomi untuk pengambilan keputusan bagi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Tentang Kinerja Perusahaan 2.1.1 Pengertian Kinerja Perusahaan Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin

Lebih terperinci

RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. KALBE FARMA BEKASI

RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. KALBE FARMA BEKASI RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. KALBE FARMA BEKASI Aprilia Puspasari Abstrak: Analisis perusahaan diperlukan guna mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengatasi masalah masalah perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGELOLAAN DANA DALAM KAITAN PENCAPAIAN LABA PADA PERUM PEGADAIAN CABANG AMPENAN TAHUN

ANALISIS PENGELOLAAN DANA DALAM KAITAN PENCAPAIAN LABA PADA PERUM PEGADAIAN CABANG AMPENAN TAHUN ANALISIS PENGELOLAAN DANA DALAM KAITAN PENCAPAIAN LABA PADA PERUM PEGADAIAN CABANG AMPENAN TAHUN 2004-2006 ABSTRAK I MADE MURJANA STIE AMM. Mataram Pemerintah dalam melaksanakan pembangunan nasional membutuhkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sasaran, standar, dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya. Sedangkan Fahmi (2012)

BAB II LANDASAN TEORI. sasaran, standar, dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya. Sedangkan Fahmi (2012) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penilaian Kinerja Keuangan 2.1.1 Penilaian kinerja keuangan Mulyadi (2007) mengatakan bahwa kinerja keuangan adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi

Lebih terperinci

Analisis Tingkat Kesehatan Keuangan Pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda

Analisis Tingkat Kesehatan Keuangan Pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda Analisis Tingkat Kesehatan Keuangan Pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda Ogi Widana Rosidin (ojhi_dana@yahoo.co.id) Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Sri Mintarti Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modern ini, merupakan beban yang amat berat dirasakan oleh sebagian warga. sakit dan biaya untuk mengadakan kegiatan usaha lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. modern ini, merupakan beban yang amat berat dirasakan oleh sebagian warga. sakit dan biaya untuk mengadakan kegiatan usaha lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya tingkat kebutuhan hidup yang harus dipenuhi pada zaman modern ini, merupakan beban yang amat berat dirasakan oleh sebagian warga masyarakat. Terutama bagi

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan PERANAN PEGADAIAN DALAM IKUT MEMBERIKAN PENJAMINAN DAN MELINDUNGI HAK ASASI SOSIAL EKONOMI ANGGOTA MASYARAKAT (Study Kasus pada Nasabah Pegadaian Cabang Sragen) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT PEGADAIAN (PERSERO) SKRIPSI. Derajat Sarjana Ekonomi

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT PEGADAIAN (PERSERO) SKRIPSI. Derajat Sarjana Ekonomi ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT PEGADAIAN (PERSERO) SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Ekonomi Oleh: Muhammad Jefry Rianto 201210160311480 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

Pandu Soetjitro. STIE AKA Semarang. Abstrak

Pandu Soetjitro. STIE AKA Semarang. Abstrak MENGUKUR RENTABILITAS, LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, PROFIT MARGIN, RASIO OPERASI, DAN PRODUKTIFITAS TENAGA KERJA PERUM PEGADAIAN CABANG SLEMAN YOGYAKARTA PERIODE 2006 2008 Pandu Soetjitro STIE AKA Semarang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah pendirian Sejarah PEGADAIAN dimulai pada abad XVIII ketika Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) suatu maskapai perdagangan dari

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO RLS (RENTABILITAS, LIKUIDITAS, DAN SOLVABILITAS) PADA KUD DWI TUNGGAL KECAMATAN BULUS PESANTREN KABUPATEN KEBUMEN

ANALISIS RASIO RLS (RENTABILITAS, LIKUIDITAS, DAN SOLVABILITAS) PADA KUD DWI TUNGGAL KECAMATAN BULUS PESANTREN KABUPATEN KEBUMEN ANALISIS RASIO RLS (RENTABILITAS, LIKUIDITAS, DAN SOLVABILITAS) PADA KUD DWI TUNGGAL KECAMATAN BULUS PESANTREN KABUPATEN KEBUMEN SLAMET JUPRI Program Studi Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah PT Pegadaian (Persero) Lembaga kredit dengan sisten gadai pertama kali hadir di bumi nusantara pada saat VOC berkuasa, adapun institusi yang menjalankan usaha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Laporan Keuangan Bagian akuntansi merupakan bagian yang sangat berjasa dalam menyajikan sebuah laporan keuangan sektor usaha. Laporan keuangan yang dimaksud terdiri

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG Devi Mutiana Jurusan Akuntansi Politeknik PalComTech Palembang Abstrak Tujuan utama laporan

Lebih terperinci

BAB III LAPORAN PENELITIAN. A. Profil Pegadaian KC Syariah Raden Intan Lampung

BAB III LAPORAN PENELITIAN. A. Profil Pegadaian KC Syariah Raden Intan Lampung BAB III LAPORAN PENELITIAN A. Profil Pegadaian KC Syariah Raden Intan Lampung 1. Gambaran Umum Pegadaian KC Syariah Radin Intan merupakan salah satu kantor pegadaian yang beroperasi dengan sistem syariah,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Baridwan (2000 : 17), laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, suatu ringkasan dari transaksi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Sampoerna, Tbk periode tahun 2012 sampai 2014, maka dapat ditarik kesimpulan

BAB V PENUTUP. Sampoerna, Tbk periode tahun 2012 sampai 2014, maka dapat ditarik kesimpulan BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis kinerja keuangan pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk periode tahun 2012 sampai 2014, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Rasio

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis rasio keuangan terhadap laporan keuangan PT Indofood Sukses Makmur Tbk. periode 2005-2007 maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebutuhan yang mendesak atau kekurangan dana dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebutuhan yang mendesak atau kekurangan dana dalam memenuhi BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Kebutuhan yang mendesak atau kekurangan dana dalam memenuhi kebutuhan sehari - hari merupakan masalah yang sering terjadi pada kehidupan masyarakat. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan meningkatkan daya saing antar perusahaan. Perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan meningkatkan daya saing antar perusahaan. Perusahaan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Rentabilitas 2.1.1.1 Pengertian Rentabilitas Tingkat rentabilitas atau profitabilitas yang tinggi pada perusahaan akan meningkatkan daya saing antar perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Setiap perusahaan perlu menyediakan modal kerja untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk memberi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN BENTUK BADAN HUKUM PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PEGADAIAN MENJADI PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan memberikan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Modal kerja sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk member uang muka pada pembelian bahan baku

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN PEMBAHASAN. Perum Pegadaian merupakan salah satu lembaga keuangan bukan bank

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN PEMBAHASAN. Perum Pegadaian merupakan salah satu lembaga keuangan bukan bank BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1. Sejarah Perusahaan Perum Pegadaian merupakan salah satu lembaga keuangan bukan bank di Indonesia yang mempunyai fokus usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang dilakukan perusahaan pada suatu periode

Lebih terperinci

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Pegadaian

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Pegadaian Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Pegadaian Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya serta sebagai bahan presentasi Disusun Oleh : 1. Yoganita Rahmadani 15803241009

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN. PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk

BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN. PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk 30 BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Laporan Keuangan PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk mengelola operasi sistem tenaga listrik Jawa Bali, mengelola

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

Daftar skor penilaian indikator-indikator aspek keuangan. Tabel 2.2 Daftar skor penilaian ROE ROI (%)

Daftar skor penilaian indikator-indikator aspek keuangan. Tabel 2.2 Daftar skor penilaian ROE ROI (%) L1 Daftar skor penilaian indikator-indikator aspek keuangan Tabel 2.2 Daftar skor penilaian ROE ROE (%) Skor 15 < ROE 2 13 < ROE < 15 18 11 < ROE < 13 16 9 < ROE < 11 14 7,9 < ROE < 9 12 6,6 < ROE < 7,9

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasa mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Perusahaan jasa. menggunakan jasa yang perusahaan tersebut tawarkan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. jasa mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Perusahaan jasa. menggunakan jasa yang perusahaan tersebut tawarkan, sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha baik industri, perdagangan, maupun jasa mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Perusahaan jasa merupakan perusahaan bisnis yang menjanjikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Piutang 2.1.1 Pengertian Piutang Secara umum piutang merupakan hak atas uang, barang dan jasa kepada orang lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi paling

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi paling 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi paling menarik di dunia, karena capaian ekonominya dengan tingkat GDP (PPP) sebesar satu triliun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Rasio Keuangan Rasio yang menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa

Lebih terperinci

Analisis rasio keuangan. perusahaan daerah aneka karya. Kabupaten Boyolali. tahun Yulaika Dyah Iswandari F BAB I PENDAHULUAN

Analisis rasio keuangan. perusahaan daerah aneka karya. Kabupaten Boyolali. tahun Yulaika Dyah Iswandari F BAB I PENDAHULUAN Analisis rasio keuangan perusahaan daerah aneka karya Kabupaten Boyolali tahun 1998 2000 Yulaika Dyah Iswandari F 3300040 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan alat yang penting

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kondisi keuangan suatu perusahaan akan dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itu perlu pembahasan singkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kompas.com harga saham Garuda pada saat Initial Public Offering (IPO), hargas

BAB I PENDAHULUAN. Kompas.com harga saham Garuda pada saat Initial Public Offering (IPO), hargas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perusahaan penerbangan banyak diminati oleh banyak orang untuk berpergian karena pelayanan yang diberikan dan waktu yang relatif singkat dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Laporan Keuangan Dalam menganalisis permohonan kredit modal kerja, peneliti menggunakan data dari aspek keuangan yaitu menggunakan rasio keuangan dan metode

Lebih terperinci