SNACK FOODS SNACK FOODS SNACK FOODS. Purwiyatno Hariyadi. Institut Pertanian Bogor Bogor, Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SNACK FOODS SNACK FOODS SNACK FOODS. Purwiyatno Hariyadi. Institut Pertanian Bogor Bogor, Indonesia"

Transkripsi

1 SNACK FOODS SNACK FOODS Southeast Asian Food & Agricultural Science & Technology (SEAFAST) Center dan Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan; Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor Bogor, Indonesia SNACK FOODS Disampaikan pada: Seminar Lomba Cepat Tepat Ilmu Pangan (LCTIP) - XIX Sabtu, 19 November 2011 Auditorium AMN Fateta-IPB Darmaga-BOGOR. 1

2 SNACK FOODS Agenda : Definisi snacks Jenis-jenis snacks Beberapa contoh Perkembangan snacks di Indonesia SNACK FOODS Sulit memberikan batasan? 1. Istilah bervariasi camilan, kudapan, makanan kecil, makanan ringan, makanan selingan, dan??? 2. Citarasa bervariasi asin, gurih, manis; -dan bahkan- pedas; dan???. 2

3 SNACK FOODS Sulit memberikan batasan? Menurut SFA Jumlah (porsi) kecil (relatif) ~ < 300 Kkal/porsi Umumnya: kaya lemak, kaya gula, kadar air rendah-sedang Dikonsumsi between meal diantara makan pagi, makan siang, dan makan malam. Contoh : keripik, biskuit, dll. SNACK FOODS... Industri di dan lain-lain. 3

4 SNACK FOODS... Produk di Kering, renyah Asin, gurih SNACK FOODS... Produk di Kentang Kering, renyah Asin, gurih. 4

5 SNACK FOODS... Produk di Keripik buah, manis/asin Kering, renyah SNACK FOODS... Produk di Kering, renyah + lembek/creamy Manis, asin, dll. 5

6 SNACK FOODS... Produk di Nuts (kacang-kar=cangan) Kering, renyah + lembek/creamy Manis, asin, dll SNACK FOODS... Produk di Semi basah, basah Aneka rasa. 6

7 SNACK FOODS... Produk di SNACK FOODS... Industri Pangan Indonesia tumbuh pesat! (Nielsen, 2011) INDONESIA GROCERY Value Rank Contribution Growth FOOD % Tea Instant Noodles Stock Soup Powder Milk Snack SCM Biscuit Baby Cereal Energy Drink FOOD INDONESIA GROCERY I YTD Sep 2011 vs. LY Contribution & Value Growth %. 7

8 SNACK FOODS... Industri Pangan Indonesia tumbuh pesat! (Nielsen, 2011) INDONESIA GROCERY Rank Contribution ti Value Growth FOOD % Ice Cream 12 1,8 >50 Branded Cooking Oil 5 3,9 > 30 Dry Noodles 16 1,2 > 30 Chili Sauce 19 0,6 >20 Cheese 24 0,2 >20 Soy Sauce 14 1,6 >20 Tea-RTD ,5 Liquid Milk 8 2,5 17,3 Chocolate 15 1,3 16,7 Breakfast Cereal ,2 FOOD INDONESIA GROCERY I YTD Sep 2011 vs. LY Contribution & Value Growth % SNACK FOODS... Industri Pangan Indonesia tumbuh pesat! (Nielsen, 2011). 8

9 SNACK FOODS... Industri Pangan Indonesia tumbuh pesat! (Nielsen, 2011) SNACK FOODS... Industri Pangan (lokal) (Nielsen, 2011). 9

10 SNACK FOODS... Industri Pangan (lokal)...identitas daerah! SNACK FOODS... Industri Pangan (lokal)...identitas daerah!. 10

11 Industri Pangan di Indonesia tumbuh pesat! (Nielsen, 2011) Industri Pangan di Indonesia tumbuh pesat! (Nielsen, 2011). 11

12 Industri Pangan di Indonesia tumbuh pesat!... Tempat kerier potensial bagi lulusan Dept Ilmu & Teknologi Pangan Terimakasih. 12

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan pasar yang luas salah satunya bagi para penjual produk

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan pasar yang luas salah satunya bagi para penjual produk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan pasar yang luas salah satunya bagi para penjual produk makanan ringan. Mulai cracker, biscuit, cookies, snack, jelly, permen, kacang, dan kripik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mencapai keunggulan kompetitif (competitive advantage)

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mencapai keunggulan kompetitif (competitive advantage) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini terdapat dua kekuatan besar yang mendasari laju perubahan ekonomi dunia yaitu globalisasi dan kemajuan teknologi. Kedua kekuatan ini telah menyebabkan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN STUDI TENTANG PENGETAHUAN GIZI, KEBIASAAN MAKAN, AKTIVITAS FISIK,STATUS GIZI DAN BODYIMAGE REMAJA PUTRI YANG BERSTATUS GIZI NORMAL DAN GEMUK

Lebih terperinci

Tanggungjawab Industri Pangan untuk Pencapaian Populasi Penduduk yang Aktif, Sehat dan Produktif

Tanggungjawab Industri Pangan untuk Pencapaian Populasi Penduduk yang Aktif, Sehat dan Produktif Tanggungjawab Industri Pangan untuk Pencapaian Populasi Penduduk yang Aktif, Sehat dan Produktif Southeast Asian Food & Agricultural Science & Technology (SEAFAST) Center dan Departemen Ilmu & Teknologi

Lebih terperinci

Nuri Andarwulan SEAFAST Center, IPB

Nuri Andarwulan SEAFAST Center, IPB In-depth Seminar FRI: Issue GGL dan PTM 23 February 2017 Nuri Andarwulan SEAFAST Center, IPB (Southeast Asian Food & Agr. Sci & Tech Center) Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB Kajian Perilaku Konsumsi

Lebih terperinci

Stevia, Pemanis Alami Baru untuk Industri Pangan Diposting oleh admin pada tanggal 14 April 2015

Stevia, Pemanis Alami Baru untuk Industri Pangan  Diposting oleh admin pada tanggal 14 April 2015 Stevia, Pemanis Alami Baru untuk Industri Pangan http://news.ipb.ac.id Diposting oleh admin pada tanggal 14 April 2015 Pusat Pengembangan Ilmu dan Teknologi Pangan dan Pertanian Asia Tenggara (South East

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan pada anak-anak membuat anak buta setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan pada anak-anak membuat anak buta setiap tahunnya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Defisiensi vitamin A merupakan penyebab kebutaan yang paling sering ditemukan pada anak-anak membuat 250.000-500.000 anak buta setiap tahunnya dan separuh diantaranya

Lebih terperinci

Strategi Pengembangan dan Riset Jagung untuk Diversifikasi Pangan

Strategi Pengembangan dan Riset Jagung untuk Diversifikasi Pangan ferfr/t CENTER Strategi Pengembangan dan Riset Jagung untuk Diversifikasi Pangan Oleh Dahrul Syah Dian Herawati Antung Sima Firlieyanti Ratih Dewanti Hariyadi Feri Kusnandar Nurtleni Sri Palupi Sutrisno

Lebih terperinci

Latar Belakang : Dasar Tek Pengolahan Pangan

Latar Belakang : Dasar Tek Pengolahan Pangan () Sterilisasi UHT dan Pengolahan Aseptik: engawetkan dan empertahankan utu Susu Southeast Asian Food & Agricultural Science & Technology (SEAFAST) Center dan Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara yang potensial sebagai penghasil bahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara yang potensial sebagai penghasil bahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara yang potensial sebagai penghasil bahan pangan. Beraneka bahan pangan seperti sayuran, umbi-umbian, kacangkacangan dapat dijumpai.

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden:

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden: LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden: KUESIONER PENELITIAN POLA KONSUMSI PANGAN MASYARAKAT PAPUA (Studi kasus di Kampung Tablanusu, Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua).

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan waktu Penelitian. I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akibat perkembangan yang pesat dalam dunia bisnis. Sejalan dengan hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. akibat perkembangan yang pesat dalam dunia bisnis. Sejalan dengan hal tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Kemajuan dibidang perekonomian selama ini telah banyak membawa akibat perkembangan yang pesat dalam dunia bisnis. Sejalan dengan hal tersebut banyak bermunculan

Lebih terperinci

Gambar 1: Perilaku penjaja PJAS tentang gizi dan keamanan pangan di lingkungan sekolah dasar Kota dan Kabupaten Bogor

Gambar 1: Perilaku penjaja PJAS tentang gizi dan keamanan pangan di lingkungan sekolah dasar Kota dan Kabupaten Bogor KERANGKA PEMIKIRAN Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia untuk memperoleh zat- zat yang diperlukan bagi pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan. Tetapi makanan yang masuk ketubuh beresiko sebagai pembawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam kehidupan keseharian manusia tidak bisa lepas

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam kehidupan keseharian manusia tidak bisa lepas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Dalam kehidupan keseharian manusia tidak bisa lepas dari pangan. Oleh karena

Lebih terperinci

PENGOLAHAN TALAS. Ir. Sutrisno Koswara, MSi. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center IPB 2013

PENGOLAHAN TALAS. Ir. Sutrisno Koswara, MSi. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center IPB 2013 PENGOLAHAN TALAS Ir. Sutrisno Koswara, MSi Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center IPB 2013 DISCLAIMER This presentation is made possible by the generous support of the American people

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Usaha Mi Ayam Bapak Sukimin yang terletak di Ciheuleut, Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor. Lokasi penelitian diambil secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Buah-buahan merupakan komoditas pertanian yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Buah-buahan banyak mengandung vitamin, mineral, dan serat yang bermanfaat bagi tubuh.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang . BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia sekolah mempunyai laju pertumbuhan fisik yang lambat tetapi konsisten. Kebiasaan yang terbentuk pada usia ini terhadap jenis makanan yang disukai merupakan

Lebih terperinci

BAB I. positif di mata pasar. Dalam tujuan mendapatkan awareness yang tinggi dan juga

BAB I. positif di mata pasar. Dalam tujuan mendapatkan awareness yang tinggi dan juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Brand baru pada umumnya akan mengalami hambatan hambatan untuk mendapatkan awareness yang tinggi dan juga tidak mudah menciptakan asosiasi positif di mata

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri kuliner sekarang ini semakin meningkat khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri kuliner sekarang ini semakin meningkat khususnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri kuliner sekarang ini semakin meningkat khususnya di ibu kota jakarta. Melihat semakin banyaknya konsumen yang senang menghabiskan waktu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tidak ada sama sekali. Saat produksi ikan melimpah, belum seluruhnya

I. PENDAHULUAN. tidak ada sama sekali. Saat produksi ikan melimpah, belum seluruhnya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Produksi komoditas perikanan tangkap sangat dipengaruhi oleh keadaan musim. Jumlah produksi di suatu saat tinggi, di saat lain rendah atau tidak ada sama sekali. Saat produksi

Lebih terperinci

DIIT GARAM RENDAH TUJUAN DIIT

DIIT GARAM RENDAH TUJUAN DIIT DIIT GARAM RENDAH Garam yang dimaksud dalam Diit Garam Rendah adalah Garam Natrium yang terdapat dalam garam dapur (NaCl) Soda Kue (NaHCO3), Baking Powder, Natrium Benzoat dan Vetsin (Mono Sodium Glutamat).

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAN FREKUENSI KONSUMSI MAKANAN JAJANAN SISWA KELAS X SMKN 1 SEWON

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAN FREKUENSI KONSUMSI MAKANAN JAJANAN SISWA KELAS X SMKN 1 SEWON Faktor-Faktor yang... (Anjani Mega Pertiwi) 1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAN FREKUENSI KONSUMSI MAKANAN JAJANAN SISWA KELAS X SMKN 1 SEWON Oleh: Penulis 1 : Anjani Mega Pertiwi Penulis 2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jawa Barat terkenal dengan beraneka ragam makanan mulai dari makanan yang tergolong berat hingga makanan ringan atau camilan. Keaneka ragaman makanan Kota Bandung tersebut

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYIAPAN MP ASI MENURUT WHO TIRTA PRAWITA SARI

PEDOMAN PENYIAPAN MP ASI MENURUT WHO TIRTA PRAWITA SARI PEDOMAN PENYIAPAN MP ASI MENURUT WHO TIRTA PRAWITA SARI ASUPAN ZAT GIZI YANG ADEKUAT AKAN MEMPERBAIKI STATUS GIZI BAYI DAN ANAK à MENURUNKAN MORTALITAS 1000 HPK à WINDOW OF OPPORTUNITY PROBLEM DALAM PEMBERIAN

Lebih terperinci

Spesifikasi, metode pengujian, yang diuji. Jenis pengujian atau. sifat-sifat yang diukur

Spesifikasi, metode pengujian, yang diuji. Jenis pengujian atau. sifat-sifat yang diukur LAMPIRAN SERTIFIKAT AKREDITASI LABORATORIUM NO. LP-411-IDN Nama Laboratorium : PT TUV NORD Indonesia Mikrobiologi Tepung dan hasil olahannya : Angka lempeng total SNI 01-2897-1992 butir B.1.1 tepung jagung,

Lebih terperinci

Indonesia dengan jumlah penduduk yang cukup besar yaitu juta jiwa

Indonesia dengan jumlah penduduk yang cukup besar yaitu juta jiwa 1.1 Latar Belakang Indonesia dengan jumlah penduduk yang cukup besar yaitu + 220 juta jiwa merupakan pasar potensial untuk berbagai jenis produk pangan termasuk produk makanan ringan. Jenis makanan ringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan setiap orang akan makanan tidak sama, karena kebutuhan akan berbagai zat gizi juga berbeda. Umur, Jenis kelamin, macam pekerjaan dan faktorfaktor lain menentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Biskuit merupakan produk pangan hasil pemanggangan yang terbuat dengan bahan dasar tepung terigu, dengan kadar air akhir kurang dari 5%. Biasanya formulasi biskuit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan tempe, tahu, kecap, oncom, susu, dan lain-lain. Kacangkacangan

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan tempe, tahu, kecap, oncom, susu, dan lain-lain. Kacangkacangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kacang-kacangan (Leguminosa), seperti kacang hijau, kacang tolo, kacang gude, kacang merah, kacang kedelai, dan kacang tanah, sudah dikenal dan dimanfaatkan secara luas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Potensi sumber daya ikan laut Indonesia pada tahun 2006 sebesar 4,8 juta ton dan

I. PENDAHULUAN. Potensi sumber daya ikan laut Indonesia pada tahun 2006 sebesar 4,8 juta ton dan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan hasil lautnya. Potensi sumber daya ikan laut Indonesia pada tahun 2006 sebesar 4,8 juta ton dan meningkat menjadi

Lebih terperinci

PENYUSUNAN MENU MAKAN ANAK USIA DINI

PENYUSUNAN MENU MAKAN ANAK USIA DINI PENYUSUNAN MENU MAKAN ANAK USIA DINI Pengertian MENU Susunan hidangan sekali makan yang secara keseluruhan harmonis dan saling melengkapi untuk kebutuhan makan seseorang MENU SEIMBANG Menu yang mengandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Snack merupakan suatu jenis produk pangan sebagai makanan selingan yang umumnya dikonsumsi dalam jumlah kecil dan umumnya dikonsumsi di antara waktu makan pagi, siang,

Lebih terperinci

PENGGORENGAN, EKSTRUSI, & PEMANGANGGAN. Teti Estiasih - THP - FTP - UB

PENGGORENGAN, EKSTRUSI, & PEMANGANGGAN. Teti Estiasih - THP - FTP - UB PENGGORENGAN, EKSTRUSI, & PEMANGANGGAN 1 PENGGORENGAN 2 TUJUAN Tujuan utama: mendapatkan cita rasa produk Tujuan sekunder: Inaktivasi enzim dan mikroba Menurunkan aktivitas air pada permukaan atau seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi menyebabkan terjadinya perubahan pada berbagai aspek kehidupan manusia, salah satunya adalah aspek informasi. Kemudahan dalam mengakses informasi

Lebih terperinci

SIFAT FISIK DAN FUNGSIONAL TEPUNG PUTIH TELUR AYAM RAS DENGAN WAKTU DESUGARISASI BERBEDA SKRIPSI RATNA PUSPITASARI

SIFAT FISIK DAN FUNGSIONAL TEPUNG PUTIH TELUR AYAM RAS DENGAN WAKTU DESUGARISASI BERBEDA SKRIPSI RATNA PUSPITASARI SIFAT FISIK DAN FUNGSIONAL TEPUNG PUTIH TELUR AYAM RAS DENGAN WAKTU DESUGARISASI BERBEDA SKRIPSI RATNA PUSPITASARI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai : Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kerangka Pemikiran, Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan makanan tambahan untuk melengkapi kekurangan gizi yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan makanan tambahan untuk melengkapi kekurangan gizi yang terdapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah pangan tidak pernah berhenti dalam kehidupan manusia, karena manusia memerlukan makanan untuk mempertahankan hidupnya. Pemenuhan kebutuhan makanan tidak

Lebih terperinci

Public Expose. Jakarta, 9 Agustus 2017

Public Expose. Jakarta, 9 Agustus 2017 Public Expose Jakarta, 9 Agustus 2017 Agenda 1 2 3 Tentang ICBP Ikhtisar Keuangan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Public Expose, 9 Agustus 2017 2 Tentang ICBP Di tahun 2016 Salah satu produsen produk

Lebih terperinci

MAKALAH MANAGEMEN GIZI INSTITUSI SIKLUS MENU SEHAT 10 HARI CITA RASA ANAK REMAJA

MAKALAH MANAGEMEN GIZI INSTITUSI SIKLUS MENU SEHAT 10 HARI CITA RASA ANAK REMAJA MAKALAH MANAGEMEN GIZI INSTITUSI SIKLUS MENU SEHAT 10 HARI CITA RASA ANAK REMAJA Dosen pembimbing : Ir. Suyatno, M.Kes Disusun oleh : Bertin F W 25010110141094 Annisa Arum S 25010112150038 BAGIAN GIZI

Lebih terperinci

TANTANGAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL

TANTANGAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL TANTANGAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL SEAFAST Center LPPM Dept Ilmu dan Teknologi Pangan INSTITUT PERTANIAN BOGOR Presentasi disampaikan pada acara Seminar dan Sosialisasi Program Indofood Riset Nugraha

Lebih terperinci

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Lampiran 1 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada: Yth. Calon Responden Penelitian Di Tempat Dengan hormat, Saya sebagai Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

PENGENALAN MAKANAN BAYI DAN BALITA. Oleh: CICA YULIA S.Pd, M.Si

PENGENALAN MAKANAN BAYI DAN BALITA. Oleh: CICA YULIA S.Pd, M.Si PENGENALAN MAKANAN BAYI DAN BALITA Oleh: CICA YULIA S.Pd, M.Si Siapa Bayi dan Balita Usia 0 12 bulan Belum dapat mengurus dirinya sendiri Masa pertumbuhan cepat Rentan terhadap penyakit dan cuaca Pada

Lebih terperinci

Rp ,- Rp ,-

Rp ,- Rp ,- DAFTAR MENU BUFFE MENU TYPE A MENU TYPE B Rp. 55.000,- Rp. 65.000,- - Nasi Goreng Spesial - Nasi Goreng Ikan Asin - Nasi Goreng Sosis - Soup Ayam Jagung Manis - Soup Ayam Sosis - Soup Ayam Macaroni 4.

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABUS KIMIA PANGAN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABUS KIMIA PANGAN No.: PSM/TBB/SBG213 Revisi : 00 Tgl. 02 Juli 2007 Hal 1 dari 5 MATAKULIAH KODE MATAKULIAH SEMESTER PROGRAM STUDI DOSEN PENGAMPU : KIMIA PANGAN : PSM/TBB/SBG 213 (2 SKS TEORI) : GASAL/GENAP : PT BOGA :

Lebih terperinci

PEMBUATAN ES KRIM COKLAT MENGGUNAKAN ALAT HOMOGENIZER

PEMBUATAN ES KRIM COKLAT MENGGUNAKAN ALAT HOMOGENIZER PROPOSAL TUGAS AKHIR PEMBUATAN ES KRIM COKLAT MENGGUNAKAN ALAT HOMOGENIZER Ice Cream Chocolate Making by Using a Homogenizer Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. jagung mengandung pati 54,1-71,7%, sedangkan kandungan gulanya 2,6-12,0%.

I. PENDAHULUAN. jagung mengandung pati 54,1-71,7%, sedangkan kandungan gulanya 2,6-12,0%. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jagung adalah salah satu tanaman pangan penghasil karbohidrat terpenting di dunia, selain gandum dan padi. Jagung dapat menjadi bahan baku berbagai produk industri pangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar (SD) adalah membeli jajanan di sekolah. Ketertarikan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar (SD) adalah membeli jajanan di sekolah. Ketertarikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu hal yang menjadi kebiasaan anak sekolah, terutama anak sekolah dasar (SD) adalah membeli jajanan di sekolah. Ketertarikan dengan jajanan sekolah dikarenakan

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH TEPUNG KOMPOSIT BIJI-BIJIAN DAN KONSENTRASI PENSTABIL TERHADAP MUTU MAKANAN PENDAMPING ASI-BISKUIT SKRIPSI. Oleh :

STUDI PENGARUH TEPUNG KOMPOSIT BIJI-BIJIAN DAN KONSENTRASI PENSTABIL TERHADAP MUTU MAKANAN PENDAMPING ASI-BISKUIT SKRIPSI. Oleh : STUDI PENGARUH TEPUNG KOMPOSIT BIJI-BIJIAN DAN KONSENTRASI PENSTABIL TERHADAP MUTU MAKANAN PENDAMPING ASI-BISKUIT SKRIPSI Oleh : DIAN YODANA SITUNGKIR 060305005 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Makanan cepat saji termasuk ke dalam junk food atau makanan sampah. Makanan

BAB I PENDAHULUAN. Makanan cepat saji termasuk ke dalam junk food atau makanan sampah. Makanan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan cepat saji termasuk ke dalam junk food atau makanan sampah. Makanan cepat saji adalah makanan yang mengandung lemak tinggi seperti hamburger, ayam goreng,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berbasis agroindustri semakin ketat. Selain itu, ketatnya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berbasis agroindustri semakin ketat. Selain itu, ketatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dan semakin banyaknya produk pertanian yang dapat ditingkatkan nilai tambahnya membuat persaingan diantara perusahaan berbasis agroindustri semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah pangan yang perlu disediakan untuk dikonsumsi. Selain itu

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah pangan yang perlu disediakan untuk dikonsumsi. Selain itu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang jumlah penduduknya setiap tahun mengalami peningkatan. Banyaknya jumlah penduduk ini juga mengakibatkan banyaknya jumlah pangan

Lebih terperinci

Prinsip-prinsip Pengoperasian Retort

Prinsip-prinsip Pengoperasian Retort Prinsip-prinsip Pengoperasian Retort Prof., PhD Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fateta, IPB Director of Southeast Asian Food & Agricultural Science & Technology (SEAFAST) Center, Bogor Agricultural

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

I. PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, I. PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

PEMANFAATAN KONSENTRAT PROTEIN IKAN PATIN (Pangasius hypopthalmus) UNTUK PEMBUATAN BISKUIT DAN SNACK

PEMANFAATAN KONSENTRAT PROTEIN IKAN PATIN (Pangasius hypopthalmus) UNTUK PEMBUATAN BISKUIT DAN SNACK PEMANFAATAN KONSENTRAT PROTEIN IKAN PATIN (Pangasius hypopthalmus) UNTUK PEMBUATAN BISKUIT DAN SNACK Utilization of Patin Fish Protein Concentrate To Make Biscuit and Dewita*, Syahrul, Isnaini Jurusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pelayanan Gizi Rumah Sakit Pelayanan gizi merupakan suatu pelayanan yang bertujuan membantu masyarakat baik dalam keadaan sehat maupun dalam keadaan sakit untuk memperoleh

Lebih terperinci

Baking Research And Development (BReAD) Unit. Pelatihan. Produk Bakery

Baking Research And Development (BReAD) Unit. Pelatihan. Produk Bakery Baking Research And Development (BReAD) Unit Pelatihan Produk Bakery Pendahuluan BReAD Unit (Baking Research And Development Unit) merupakan program kerjasama Southeast Asian Food and Agricultural Science

Lebih terperinci

Lele Bakar Manis / Pedas + Nasi + Es Teh... Lele Goreng + Nasi + Es Teh..

Lele Bakar Manis / Pedas + Nasi + Es Teh... Lele Goreng + Nasi + Es Teh.. MENU HEMAT Pepes Ikan... Pepes Ayam... Kepala Ayam... Kepala Ayam Bakar Manis / Pedas. Rempelo Ati Ayam... Rempelo Ati Ayam Bakar Manis / Pedas... 4.000, 4.000, 4.000, 4.000, 4.000, 5.000, Lele Bakar Manis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Snack telah menjadi salah satu makanan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat. Hampir seluruh masyarakat di dunia mengonsumsi snack karena kepraktisan dan kebutuhan

Lebih terperinci

PEWARNA ALAMI UNTUK PANGAN

PEWARNA ALAMI UNTUK PANGAN DISCLAIMER This publication is made possible by the generous support of the American people through the United States Agency for International Development (USAID). The contents are the responsibility of

Lebih terperinci

Pola hidup sehat untuk penderita diabetes

Pola hidup sehat untuk penderita diabetes Pola hidup sehat untuk penderita diabetes Penanganan diabetes berfokus pada mengontrol kadar gula darah (glukosa). Hal tersebut dapat dijalankan dengan memperhatikan pola makan dan olahraga, serta merubah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beras merah (Oriza sativa) merupakan beras yang hanya dihilangkan kulit bagian luar atau sekamnya, sehingga masih mengandung kulit ari (aleuron) dan inti biji beras

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. (hewani dan nabati) dan air, baik yang diolah (pangan olahan) maupun yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. (hewani dan nabati) dan air, baik yang diolah (pangan olahan) maupun yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pangan Pangan merupakan segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati (hewani dan nabati) dan air, baik yang diolah (pangan olahan) maupun yang belum diolah (pangan segar) yang

Lebih terperinci

GDP Contribution. Konsumsi rumah tangga dan investasi tetap stabil. Source: Nielsen, 2017

GDP Contribution. Konsumsi rumah tangga dan investasi tetap stabil. Source: Nielsen, 2017 GDP Contribution Konsumsi rumah tangga dan investasi tetap stabil. Source: Nielsen, 2017 4 The Down of Goods Pergeseran konsumsi masyarakat dari goods ke experience. This is a consumer shift... Source:

Lebih terperinci

PROFIL PT CARMELITHA LESTARI

PROFIL PT CARMELITHA LESTARI PROFIL PT CARMELITHA LESTARI Jl. Raya Dramaga Km.8, Taman Dramaga Hijau, Blok I No.9, Dramaga Bogor 16680 Telp. (0251) 8622090, email: carmelitha_lestari@yahoo.com PROFIL PT CARMELITHA LESTARI Sejarah

Lebih terperinci

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN GIZI, POLA KONSUMSI DAN TINGKAT KECUKUPAN GIZI PENDAKI GUNUNG DI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO JESA NUHGROHO

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN GIZI, POLA KONSUMSI DAN TINGKAT KECUKUPAN GIZI PENDAKI GUNUNG DI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO JESA NUHGROHO GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN GIZI, POLA KONSUMSI DAN TINGKAT KECUKUPAN GIZI PENDAKI GUNUNG DI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO JESA NUHGROHO DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Lampiran 1. Angket Penelitian

KATA PENGANTAR. Lampiran 1. Angket Penelitian Lampiran 1. Angket Penelitian KATA PENGANTAR Ibu yang terhormat, Pada kesempatan ini perkenankanlah kami meminta bantuan Ibu untuk mengisi angket yang telah kami berikan, angket ini berisi tentang : 1)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan jagung, dan ubi kayu. Namun, perkembangan produksinya dari tahun ke tahun

BAB I PENDAHULUAN. dan jagung, dan ubi kayu. Namun, perkembangan produksinya dari tahun ke tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ubi jalar merupakan sumber karbohidrat keempat di Indonesia, setelah beras dan jagung, dan ubi kayu. Namun, perkembangan produksinya dari tahun ke tahun relatif rendah.

Lebih terperinci

AIR. Jumlah melimpah (70% penyusun kehidupan) Medium transpor nutrien dan energi kimia. Reaksi enzimatis & metabolisme

AIR. Jumlah melimpah (70% penyusun kehidupan) Medium transpor nutrien dan energi kimia. Reaksi enzimatis & metabolisme ANALISIS KADAR AIR AIR Jumlah melimpah (70% penyusun kehidupan) Medium transpor nutrien dan energi kimia Reaksi enzimatis & metabolisme Air dalam bahan pangan: 1. Air bebas : terdapat dlm ruang antar sel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan dibidang perekonomian selama ini telah banyak membawa akibat perkembangan yang pesat dalam dunia bisnis. Sejalan dengan hal tersebut banyak bermunculan

Lebih terperinci

PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi

PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi Tanggal 16 Oktober 2014 PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi PENDAHULUAN Usia 6 bulan hingga 24 bulan merupakan masa yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI PNS BAPPEDA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015

HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI PNS BAPPEDA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015 74 HUBUGA PERILAKU KOSUMSI MAKAA DEGA STATUS GIZI PS BAPPEDA KABUPATE LAGKAT TAHU 215 I. Data Responden 1. ama : 2. omor Responden : 3. Umur : 4. Jenis Kelamin : 5. Pendidikan : 6. Berat Badan : 7. Tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Judul Program KERIPIK PISANG ANEKA RASA BERBASIS PEMASARAN KOPERASI SISWA SEKOLAH SEBAGAI BENTUK KERJA SAMA MUTUALISME.

BAB I PENDAHULUAN. A. Judul Program KERIPIK PISANG ANEKA RASA BERBASIS PEMASARAN KOPERASI SISWA SEKOLAH SEBAGAI BENTUK KERJA SAMA MUTUALISME. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Judul Program KERIPIK PISANG ANEKA RASA BERBASIS PEMASARAN KOPERASI SISWA SEKOLAH SEBAGAI BENTUK KERJA SAMA MUTUALISME. B. Latar Belakang Potensi produksi buah pisang di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan ringan, Camilan atau snack adalah istilah bagi makanan yang bukan merupakan menu utama atau sebagai selingan antara makan besar yang dimakan hanya untuk dinikmati

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. namun WHO menetapkan remaja (adolescent) berusia antara tahun.

BAB 1 PENDAHULUAN. namun WHO menetapkan remaja (adolescent) berusia antara tahun. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan salah satu kelompok usia yang memiliki tingkat kerentanan cukup tinggi disaat masa pertumbuhan dan pada masa ini terjadi proses kehidupan menuju kematangan

Lebih terperinci

PENGGORENGAN, EKSTRUSI, PEMANGANGAN

PENGGORENGAN, EKSTRUSI, PEMANGANGAN PENGOLAHAN TERMAL II PENGGORENGAN, EKSTRUSI, PEMANGANGAN TIM DOSEN TPPHP UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2013 2 TUJUAN TUJUAN UTAMA: mendapatkan cita rasa produk TUJUAN SEKUNDER: Inaktivasi enzim dan mikroba Menurunkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian. BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

ITP730 Faktor-Faktor Kritis pada Proses Sterilisasi dengan Retort (Form FDA 2541 dan FDA 2541a)

ITP730 Faktor-Faktor Kritis pada Proses Sterilisasi dengan Retort (Form FDA 2541 dan FDA 2541a) ITP730 Faktor-Faktor Kritis pada Proses Sterilisasi dengan Retort (Form FDA 2541 dan FDA 2541a), PhD Southeast Asian Food & Agricultural Science & Technology (SEAFAST) Center, Bogor Agricultural University,

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang UKM adalah singkatan dari Usaha Kecil Menengah, dimana UKM menjadi salah satu bagian terpenting dari perekonomian suatu negara ataupun daerah, termasuk negara Indonesia.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Penduduk Kota Bogor Tahun

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Penduduk Kota Bogor Tahun I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang diperlukan untuk mempertahankan hidupnya sehingga makanan akan selalu berdampingan dengan eksistensi manusia.

Lebih terperinci

MODUL5 PENGUJIAN BAHAN BERBAHAYA DAN PANGAN YANG DIDUGA MENGANDUNG BAHAN BERBAHAYA

MODUL5 PENGUJIAN BAHAN BERBAHAYA DAN PANGAN YANG DIDUGA MENGANDUNG BAHAN BERBAHAYA MODUL5 PELATIHAN FASILITATOR PASAR AMAN DARI BAHAN BERBAHAYA PENGUJIAN BAHAN BERBAHAYA DAN PANGAN YANG DIDUGA MENGANDUNG BAHAN BERBAHAYA Direktorat Pengawasan Produk & Bahan Berbahaya, Badan Pengawas Obat

Lebih terperinci

termanfaatkan secara optimal dapat berguna dalam mewujudkan ketahanan

termanfaatkan secara optimal dapat berguna dalam mewujudkan ketahanan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya membangun diversifikasi konsumsi pangan telah dicanangkan sekitar setengah abad oleh pemerintah Indonesia. Tujuannnya adalah untuk menganekaragamkan bahan pangan

Lebih terperinci

Bahan Ini Membuat Citarasa Masakan Semakin Kuat!

Bahan Ini Membuat Citarasa Masakan Semakin Kuat! Sensory & Application Bahan Ini Membuat Citarasa Masakan Semakin Kuat! Dalam membuat masakan, seringkali bahan tertentu dapat memperkuat atau mempertegas citarasa secara keseluruhan. Terdapat beberapa

Lebih terperinci

PEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH:

PEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH: PEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH: NEZLY NURLIA PUTRI No. BP 07117037 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

tersebut dibanding produk lainnya (BPOM, 2005).

tersebut dibanding produk lainnya (BPOM, 2005). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern kali ini makanan kemasan tidak sulit untuk dijumpai. Namun terkadang label pada makanan kemasan yang akan dibeli sering luput dari perhatian konsumen.

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sayuran merupakan salah satu sumber mineral mikro yang berperan sangat penting dalam proses metabolisme tubuh (Indira, 2015). Mineral mikro sendiri merupakan mineral

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN ES KRIM TOMAT MENGGUNAKAN ALAT HOMOGENIZER

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN ES KRIM TOMAT MENGGUNAKAN ALAT HOMOGENIZER LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN ES KRIM TOMAT MENGGUNAKAN ALAT HOMOGENIZER Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III Teknik Kimia Program Diploma Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Biskuit merupakan makanan kecil (snack) yang termasuk ke dalam kue kering dengan kadar air rendah, berukuran kecil, dan manis. Dalam pembuatan biskuit digunakan bahan

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT

LAMPIRAN KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT 65 LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT FILE : AllData Sheet 1 CoverInd

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjalan berdampingan. Kedua proses ini menjadi penting karena dapat

BAB I PENDAHULUAN. berjalan berdampingan. Kedua proses ini menjadi penting karena dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses yang berjalan berdampingan. Kedua proses ini menjadi penting karena dapat mempengaruhi seseorang di saat mereka dewasa.

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 14 BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT Bumi Tangerang Coklat Utama (BTCU) didirikan di Tangerang pada 5 Mei 1995 dan didirikan oleh Tan Hui Eng (Berlin), Tjong Sioe Sien (Erwin

Lebih terperinci

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG WORTEL PADA PEMBUATAN BISKUIT DITINJAU DARI KADAR β-karoten, SIFAT ORGANOLEPTIK DAN DAYA TERIMA

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG WORTEL PADA PEMBUATAN BISKUIT DITINJAU DARI KADAR β-karoten, SIFAT ORGANOLEPTIK DAN DAYA TERIMA ii PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG WORTEL PADA PEMBUATAN BISKUIT DITINJAU DARI KADAR β-karoten, SIFAT ORGANOLEPTIK DAN DAYA TERIMA Skripsi ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah SI Gizi

Lebih terperinci

Salmon Enchiladas WEEKLY PROMO Tortilla wrap Salmon with vegetable and cheese in hot sauce

Salmon Enchiladas WEEKLY PROMO Tortilla wrap Salmon with vegetable and cheese in hot sauce Laguna Bar Menu WEEKLY PROMO Tortilla wrap Salmon with vegetable and cheese in hot sauce Salmon Enchiladas 115.000 Salad Pollo Pancetta Chicken and Crispy Beef Bacon with Sweet Red Pepper, Onion, Tomatoes,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura

Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura 66 67 Lampiran 2. Kisi-kisi instrumen perilaku KISI-KISI INSTRUMEN Kisi-kisi instrumen pengetahuan asupan nutrisi primigravida

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Suatu perusahaan, baik perusahaan kecil, menengah atau perusahaan besar

BAB 1 PENDAHULUAN. Suatu perusahaan, baik perusahaan kecil, menengah atau perusahaan besar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu perusahaan, baik perusahaan kecil, menengah atau perusahaan besar untuk dapat bertahan dan bersaing dengan perusahaan yang memiliki usaha sejenis, perlu menghasilkan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Keripik pisang merupakan makanan ringan yang mudah mengalami ketengikan. Salah

ABSTRAK. Keripik pisang merupakan makanan ringan yang mudah mengalami ketengikan. Salah 1 KAJIAN LAMA SIMPAN KERIPIK PISANG KEPOK PUTIH (Musa acuminate sp.) BERDASARKAN TINGKAT AROMA, RASA DAN KERENYAHAN ORGANOLEPTIK DALAM BERBAGAI JENIS KEMASAN DENGAN MODEL PENDEKATAN ARRHENIUS Citra Ratri

Lebih terperinci

SOSIALISASI KABUPATEN, KECAMATAN, DESA DAN RUMAH TANGGA

SOSIALISASI KABUPATEN, KECAMATAN, DESA DAN RUMAH TANGGA SOSIALISASI KABUPATEN, KECAMATAN, DESA DAN RUMAH TANGGA A. TUJUAN Mensosialisasikan rencana kegiatan feeding program ini pada tingkat kabupaten, kecamatan, desa, puskesmas, posyandu. Mendapatkan dukungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. maupun ekspor. Hal ini karena propinsi Lampung memiliki potensi lahan

I. PENDAHULUAN. maupun ekspor. Hal ini karena propinsi Lampung memiliki potensi lahan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Propinsi Lampung mempunyai potensi yang cukup besar dalam pengembangan agroindustri, terutama untuk agroindustri dengan orientasi pasar antar daerah maupun ekspor.

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN PENATALAKSANAAN DIET JANTUNG DAN STATUS GIZI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI KOMPLIKASI PENYAKIT JANTUNG YANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM BANDUNG MEDAN TAHUN 2012

Lebih terperinci