KATA PENGANTAR. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkah dan karunia Nya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkah dan karunia Nya"

Transkripsi

1

2

3 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkah dan karunia Nya penyusunan Buku Hasil Pengolahan Data Pendataan Keluarga Tahun 2013 telah dapat diselesaikan. Pendataan Keluarga Tahun 2013 merupakan kegiatan pendataan yang ke 21 (dua puluh satu) kali. Pelaksanaan Pendataan Keluarga Tahun 2013 didasarkan pada Instruksi Kepala BKKBN nomor, 51/INS/G4/2013 tanggal 11 Februari 2013 tentang Pelaksanaan Kegiatan Pendataan Keluarga Dan Pemutakhiran Data Keluarga Proses pelaksanaan pengumpulan kegiatan Pendataan Keluarga tahun 2013 dilakukan melalui kunjungan rumah ke rumah oleh PLKB / PKB, para kader pendata dan tokoh masyarakat selama 3 bulan, dari 1 Juli sampai dengan 30 September 2013, sebagai bagian kegiatan dari Sistem Pencatatan Pelaporan Program KKB Nasional yang telah dibakukan. Buku Hasil Pengolahan Data Pendataan Keluarga Tahun 2013 merupakan pemutakhiran data keluarga hasil Pendataan Keluarga Tahun 2013, berisi gambaran tentang ciri maupun keadaan umum keluarga, yang berkaitan dengan kondisi dan potensi keluarga, dalam himpunan data demografi, data keluarga berencana dan data keluarga sejahtera per wilayah yang sangat strategis bagi pengelolaan Program KKB Nasional khususnya dan umumnya diminati oleh pemerhati dan pengguna data hasil Pendataan Keluarga. Kami menyadari masih adanya keterbatasan dalam penyusunan Buku ini. Untuk itu kami mengharapkan saran perbaikan dan masukan untuk penyempurnaan yang akan datang. Akhirnya kepada semua pihak yang telah mengumpulkan data keluarga serta memberikan masukan dan saran perbaikan, kami sampaikan ucapan terima kasih yang sebesar - besarnya,

4 semoga karya ini dapat bermanfaat untuk kepentingan pengelolaan Program KKB Nasional dan program pembangunan keluarga dan masyarakat di Provinsi Riau.

5 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI i iii BAB I. PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Tujuan 2 C. Ruang Lingkup 4 D. Manfaat 8 BAB II. PELAKSANAAN PENDATAAN 10 A. Batasan dan Pengertian 10 B. Persiapan Pendataan Keluarga 14 C. Pelaksanaan Pendataan Keluarga / Pemutakhiran Data Keluarga 15 BAB III. CAKUPAN DAN HASIL PENDATAAN 24 A. Cakupan Pendataan Wilayah Sasaran 25 B. Hasil Pendataan Keluarga Tahun Demografi Keluarga Berencana Keluarga Sejahtera 45 BAB IV. PENUTUP 48 LAMPIRAN - LAMPIRAN

6 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Keluarga Sejahtera, misi Program KB semakin luas. Pengertian Keluarga Berencana manjadi suatu upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kehamilan, pembinaan ketahanan keluarga, dan peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Sebagai konsekuensi dari perluasan misi tersebut, semua komponen dan perangkat yang terkandung di dalam Program KB Nasional menyesuaikan diri. Demikian juga pendataan dan peserta KB yang semula hanya mencakup informasi tentang KB diperluas dengan informasi tentang demografi dan keluarga sejahtera, sehingga namanya berubah menjadi Pendataan Keluarga. Pendataan Keluarga dilaksanakan sejak tahun 1994 dan sampai dengan tahun 2013 sudah dilaksanakan sebanyak 21 (dua puluh satu) kali. Dari dua puluh satu kali Pendataan Keluarga tersebut, tiga kali diantaranya (tahun ) dilaksanakan melalui pemutakhiran data. Data dan informasi yang diperoleh dari hasil Pendataan Keluarga mempunyai kekuatan antara lain merupakan milik masyarakat karena pengumpulannya dilakukan kader masyarakat sendiri, sangat rinci, merupakan bagian operasional, dapat dipertanggung jawabkan dan dapat melengkapi serta menyempurnakan data lain yang telah ada di tingkat RT / RW / Dusun atau wilayah lain yang setingkat. Oleh karena itu, data dan informasi hasil Pendataan Keluarga ini selain digunakan untuk keperluan operasional Program KB Nasional sendiri juga telah banyak dimanfaatkan oleh sektor pembangunan lainnya, khususnya untuk menentukan sasaran program dukungan pemberian bantuan kepada keluarga miskin dan tidak mampu. Pada perkembangan selanjutnya, data dan informasi hasil Pendataan Keluarga banyak mendapat perhatian pengamat dan pengguna data karena disamping mempunyai kekuatan, juga mempunyai kelemahan antara lain kemampuan kader yang sangat bervariasi, banyaknya jenis data yang dikumpulkan, dukungan biaya yang tidak memadai dan sering dipengaruhi oleh perilaku pengguna data yang kesemuanya dapat mempengaruhi akurasi dan kualitas data hasil Pendataan Keluarga.

7 Pengembangan variabel dan indikator serta mekanisme pelaksanaan Pendataan Keluarga bersifat dinamis mengikuti perkembangan kelembagaan Program KB Nasional yang didasari oleh Keppres Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan Lembaga Pemerintah Non Departemen yang telah diubah dengan Keppres Nomor 32 Tahun 2003 dan diperbaharui lagi dengan Keppres Nomor 9 Tahun Perkembangan kelembagaan dan lingkungan strategis seperti desentralisasi, demokratisasi, debirokratisasi, globalisasi, hak asasi manusia dan pengarus utamaan gender membawa perubahan visi dan misi Program KB Nasional. Visi program KB adalah Keluarga Berkualitas 2015, dengan Misi Membangun setiap Keluarga Indonesia untuk memiliki anak ideal, sehat, berpendidikan, sejahtera, berketahanan dan terpenuhi hak - hak reproduksinya melalui pengembangan kebijakan, penyediaan layanan promosi, fasilitasi, perlindungan, informasi kependudukan dan keluarga, serta penguatan kelembagaan dan jejaring KB. Perubahan kelembagaan dan lingkungan strategis tersebut juga menuntut perlu segera dilakukan penyesuaian / perubahan variabel dan indikator Pendataan Keluarga, sehingga diperlukan asesmen terhadap variabel dan indikator serta mekanisme Pendataan Keluarga. Untuk itu telah dilakukan asesmen di pusat dan di lima provinsi yaitu Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Jambi dan Kalimantan Tengah. Di lain pihak, dengan adanya keinginan pemerintah untuk mempunyai satu indikator kemiskinan dari Badan Pusat Statistik melalui pelaksanaan Pendataan Sosial Ekonomi Pendududuk tahun 2005, maka BKKBN menetapkan variabel dan indikator yang dituangkan dalam instrumen serta mekanisme Pendataan Keluarga yang dilaksanakan mulai tahun B. T u j u a n 1) Umum Diperolehnya data basis keluarga dan individu anggota keluarga yang memberikan gambaran secara tepat dan menyeluruh keadaan di lapangan sampai ke tingkat keluarga tentang hasil - hasil pelaksanaan Program KKB Nasional untuk kepentingan operasional langsung di lapangan serta kepentingan penetapan kebijakan, perencanaan, pengendalian dan penilaian oleh pengelola dan pelaksana di semua tingkatan.

8 2) Khusus Pendataan Keluarga bertujuan untuk menghasilkan data dan informasi tentang data demografi, keluarga berencana, tahapan keluarga sejahtera, anggota keluarga, yang dapat dirinci sebagai berikut: a. Tersedianya data demografi meliputi : 1) Jumlah kepala rumah tangga; 2) Jumlah kepala keluarga menurut jenis kelamin, status pekerjaan, status perkawinan dan tingkat pendidikan; 3) Jumlah keluarga yang mendapatkan kredit mikro/bantuan modal; 4) Jumlah jiwa dalam keluarga, menurut jenis kelamin; 5) Jumlah wanita usia subur (umur tahun ) dalam keluarga; 6) Jumlah jiwa dalam keluarga menurut jenis kelamin serta menurut kelompok umur tertentu (bayi <1 tahun, anak balita 1-< 5 tahun, 5 6 tahun, 7 15 tahun, tahun, tahun dan 60 tahun ke atas). b. Tersedianya data keluarga berencana meliputi : 1) Jumlah pasangan usia subur (), menurut kelompok umur (< 20 tahun, tahun, tahun); 2) Jumlah pasangan usia subur yang menjadi peserta KB menurut jalur pelayanan (pemerintah dan swasta); 3) Jumlah peserta KB yang Implantnya dicabut tahun depan; 4) Jumlah pasangan usia subur bukan peserta KB (hamil, ingin anak segera, ingin anak ditunda, tidak ingin anak lagi). c. Tersedianya data tahapan keluarga sejahtera meliputi : 1) Jumlah Keluarga Pra Sejahtera; 2) Jumlah Keluarga Sejahtera I; 3) Jumlah Keluarga Sejahtera II; 4) Jumlah Keluarga Sejahtera III; 5) Jumlah Keluarga Sejahtera III Plus. d. Tersedianya data anggota keluarga meliputi : 1) Nomor Kode Keluarga Indonesia; 2) Nomor Kode Anggota Keluarga;

9 3) Nama; 4) Alamat; 5) Hubungan dengan kepala keluarga; 6) Jenis kelamin; 7) Tanggal, bulan dan tahun kelahiran; 8) Pendidikan terakhir; 9) Pekerjaan; 10) Perubahan (mutasi). C. Ruang Lingkup 1. Sasaran Sasaran Pendataan Keluarga adalah keluarga sebagaimana yang diatur dalam Undang - Undang Nomor 10 Tahun Pendataan Keluarga mencakup empat aspek yaitu Demografi, Keluarga Berencana, Keluarga Sejahtera, dan Anggota Keluarga yang masing - masing dirinci sebagai berikut : a. Aspek Demografi terdiri dari variabel : 1) Kepala keluarga menurut jenis kelamin (laki-laki, perempuan); 2) Kepala keluarga menurut status pekerjaan (bekerja, tidak bekerja); 3) Kepala keluarga menurut status perkawinan (kawin, duda / janda, belum kawin); 4) Kepala keluarga menurut tingkat pendidikan (tidak tamat SD, tamat SD / SLTP, tamat SLTA, tamat AK / PT); 5) Keluarga mendapatkan kredit mikro / bantuan modal (ya / tidak); 6) Jumlah jiwa dalam keluarga menurut jenis kelamin (laki-laki, perempuan); 7) Jumlah wanita usia subur (15-49 tahun); 8) Jumlah jiwa dalam keluarga yang dirinci menurut kelompok umur tertentu (bayi < 1 tahun, anak balita 1 - < 5 tahun, 5-6 tahun, 7-15 tahun, tahun, tahun dan 60 tahun ke atas). b. Aspek Keluarga Berencana terdiri dari variabel : 1) Nama isteri dari pasangan usia subur; 2) Umur isteri dari pasangan usia subur, menurut kelompok umur (< 20 tahun, tahun, tahun);

10 3) Peserta KB (pemerintah, swasta per metoda kontrasepsi dan peserta KB yang implantnya perlu dicabut tahun depan); 4) Bukan peserta KB (hamil, ingin anak segera, ingin anak ditunda, tidak ingin anak). c. Aspek Tahapan Keluarga Sejahtera terdiri dari variabel : 1) Agama; 2) Pangan; 3) Sandang; 4) Papan; 5) Kesehatan; 6) Pendidikan; 7) Keluarga Berencana; 8) Tabungan; 9) Interaksi dalam keluarga; 10) Interaksi dalam lingkungan; 11) Informasi; 12) Peranan dalam Masyarakat. Berdasarkan aspek - aspek tersebut di atas, keluarga dikelompokkan menjadi lima tahapan, yaitu Keluarga Pra Sejahtera, Keluarga Sejahtera I, Keluarga Sejahtera II, Keluarga Sejahtera III dan Keluarga Sejahtera III Plus; dengan penjelasan indikator masing - masing tahapan sebagai berikut : 1) Tahapan Pra Sejahtera; Adalah keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu indikator tahapan Keluarga Sejahtera I. 2) Tahapan Keluarga Sejahtera I; Adalah keluarga yang baru dapat memenuhi indikator - indikator berikut : (1) Pada umumnya anggota keluarga makan dua kali sehari atau lebih; (2) Anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah, bekerja / sekolah dan bepergian; (3) Rumah yang di tempati keluarga mempunyai atap, lantai, dan dinding yang baik;

11 (4) Bila ada anggota keluarga sakit dibawa ke sarana kesehatan; (5) Bila pasangan usia subur ingin ber KB pergi ke sarana pelayanan kontrasepsi; (6) Semua anak umur 7-15 tahun dalam keluarga bersekolah. 3) Tahapan Keluarga Sejahtera II Adalah keluarga yang sudah dapat memenuhi indikator Tahapan Keluarga Sejahtera I (indikator 1 s.d 6) dan indikator berikut; (7) Pada umumnya anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing - masing; (8) Paling kurang sekali seminggu seluruh anggota keluarga makan daging / ikan / telur; (9) Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru dalam setahun; (10) Luas lantai rumah paling kurang 8 m2 untuk setiap penghuni rumah; (11) Tiga bulan terakhir keluarga dalam keadaan sehat, sehingga dapat melaksanakan tugas / fungsi masing - masing; (12) Ada seorang atau lebih anggota keluarga yang bekerja untuk memperoleh penghasilan; (13) Seluruh anggota keluarga umur tahun bisa baca tulisan latin; (14) Pasangan usia subur dengan anak dua atau lebih menggunakan alat / obat kontrasepsi. 4) Tahapan Keluarga Sejahtera III ; Adalah keluarga yang sudah memenuhi indikator Tahapan keluarga Sejahtera I dan Indikator Keluarga Sejahtera II (Indikator 1 s.d 14) dan indikator berikut; (15) Keluarga berupaya meningkatkan pengetahuan agama; (16) Sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam bentuk uang atau barang; (17) Kebiasaan keluarga makan bersama paling kurang seminggu sekali dimanfaatkan untuk berkomunikasi; (18) Keluarga ikut dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggal; (19) Keluarga memperoleh informasi dari surat kabar / majalah / radio / tv.

12 5) Tahapan Keluarga Sejahtera III Plus; Adalah keluarga yang memenuhi Indikator Tahapan Keluarga Sejahtera I, Indikator Keluarga Sejahtera II dan Indikator Keluarga Sejahtera III (Indikator 1 s.d 19) dan Indikator berikut; (20) Keluarga secara teratur dengan suka rela memberikan sumbangan materiil untuk kegiatan sosial; (21) Ada anggota keluarga yang aktif sebagai pengurus perkumpulan sosial / yayasan / institusi masyarakat. d. Aspek Anggota Keluarga terdiri dari : 1) Nomor Urut; 2) Nomor Kode Keluarga Indonesia (KKI); 3) Nomor Kode Anggota Keluarga (KAK); 4) Nama; 5) Hubungan dengan kepala keluarga (1. kepala keluarga; 2. isteri; 3. anak; 4. lainnya); 6) Jenis kelamin (1. laki - laki; 2. perempuan); 7) Tanggal, bulan dan tahun kelahiran; 8) Pekerjaan (1. pegawai pemerintah; 2. pegawai swasta; 3. petani; 4. nelayan; 5. pensiunan; 6. usaha sendiri; 7. tidak bekerja; 8. lain - lain); 9) Pendidikan terakhir (1. belum sekolah, karena belum masuk usia SD; 2. masih sekolah SD; 3. tidak tamat SD; 4. tamat SD; 5. masih sekolah SLTP; 6. tamat SLTP; 7. masih sekolah SLTA; 8. tamat SLTA; 9. masih sekolah AK / PT; 10. tamat AK / PT; 0 tidak pernah sekolah); 10) Status Perkawinan (1. belum kawin; 2. kawin; 3. duda / janda; 4. cerai); 11) Perubahan / mutasi (1. meninggal; 2. pindah; 3. menikah). 2. Jangkauan Jangkauan Pendataan Keluarga meliputi wilayah Rukun Tetangga (RT), Dusun / RW, Desa / Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten / Kota, sampai ke tingkat Provinsi.

13 D. Manfaat Data yang dikumpulkan melalui Pendataan Keluarga terutama bermanfaat untuk : 1. Penentuan sasaran Program KB dan Keluarga Sejahtera yang lebih tajam berdasarkan kondisi, potensi dan kebutuhan aktual dari masing - masing keluarga yang ada di setiap tingkatan wilayah. 2. Pembuatan peta keluarga berdasarkan tingkat kesertaan KB, dan tingkat pencapaian tahapan Keluarga Sejahtera tiap keluarga di suatu wilayah tertentu. 3. Penentuan program dukungan yang sesuai untuk setiap keluarga dan setiap wilayah tertentu di dalam Pembangunan Keluarga Sejahtera. 4. Sarana motivasi untuk mendorong setiap keluarga meningkatkan tahapan keluarga sejahteranya. 5. Kepentingan program pembangunan sektor - sektor lain, salah satu diantaranya yang sangat penting adalah untuk program - program pengentasan kemiskinan atau ketertinggalannya dalam berbagai aspek kehidupan. 6. Merencanakan, memantau maupun menilai program - program dukungan yang dilakukan terhadap suatu wilayah atau suatu kelompok masyarakat di suatu tingkat wilayah tertentu.

14 BAB II PELAKSANAAN PENDATAAN A. Batasan dan Pengertian Di dalam pelaksanaan kegiatan Pendataan Keluarga ini dipergunakan batasan / pengertian terhadap beberapa istilah sebagai berikut : 1. Pendataan Keluarga Adalah kegiatan pengumpulan data primer tentang data Demografi, data Keluarga Berencana, data Tahapan Keluarga Sejahtera dan data Anggota Keluarga yang dilakukan oleh masyarakat bersama pemerintah (Pemda dan BKKBN) secara serentak pada waktu yang telah ditentukan (bulan Juli sampai September setiap tahun) melalui kunjungan ke keluarga dari rumah ke rumah. 2. Rumah Tangga Adalah seseorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan yang biasanya tinggal bersama dan makan dari satu dapur, atau seorang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan serta mengurus keperluan sendiri. 3. Kepala Rumah Tangga Adalah : a. Orang Laki - laki atau orang perempuan dengan tanpa memandang status perkawinan; b. Orang laki - laki tanpa memandang status perkawinan, juga bertempat tinggal dengan orang perempuan dan atau dengan anak - anak; c. Orang perempuan dengan tidak memandang kedudukannya dalam keluarga, bertempat tinggal dengan anak di bawah umur atau dengan anak - anaknya sendiri yang sudah dewasa; d. Orang hidup yang bertempat tinggal seorang diri; e. Kepala kesatrian, asrama, dan lain - lain perumahan, dimana beberapa orang bertempat tinggal bersama - sama; f. Orang yang menjadi atau dianggap menjadi kuasa wakil orang yang terganggu ingatannya; g. Kuasa dari orang yang kehilangan hak menguasai atau mengurus harta bendanya, menurut Keputusan Pengadilan.

15 4. Keluarga Adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami - istri atau suami - istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya (pasal 1 ayat 10 UU No. 10 tahun 1992). Secara implisit dalam batasan ini yang dimaksud dengan anak adalah anak yang belum menikah. Apabila ada anak yang sudah menikah dan tinggal bersama suami / istri atau anakanaknya, maka yang bersangkutan menjadi keluarga tersendiri (keluarga lain atau keluarga baru). 5. Kepala Keluarga Adalah laki - laki atau perempuan yang berstatus kawin, atau janda / duda yang mengepalai suatu keluarga yang anggotanya terdiri dari istri / suaminya dan atau anak - anaknya. 6. Keluarga Mendapatkan Kredit Mikro / Bantuan Modal Adalah keluarga yang pada saat pendataan sedang mendapatkan / menggunakan kredit mikro dari berbagai sumber dengan batas maksimal Rp ,-. 7. Jumlah Jiwa dalam Keluarga Adalah jumlah semua anggota keluarga yang terdiri dari kepala keluarga sendiri, istri / suaminya dan atau dengan anak (anak - anak) nya serta anak angkat yang ikut dalam keluarga tersebut yang belum berkeluarga, baik yang tinggal se rumah maupun yang tidak tinggal se rumah. 8. Wanita Usia Subur Adalah wanita yang berumur tahun baik yang berstatus kawin maupun yang belum kawin atau janda. 9. Bayi (umur < 1 th) yang mengikuti posyandu. Adalah bayi yang berumur kurang dari 1 tahun pada saat Pendataan Keluarga dilaksanakan mengikuti kegiatan posyandu. 10. Balita (umur 1 - < 5 th) mengikuti posyandu. Adalah bayi yang berumur 1 - < 5 tahun pada saat Pendataan Keluarga dilaksanakan mengikuti kegiatan posyandu.

16 11. Pasangan Usia Subur Adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur antara 15 sampai dengan 49 tahun atau pasangan suami - istri yang istri berumur kurang dari 15 tahun dan sudah haid atau istri sudah berumur lebih dari 50 tahun, tetapi masih haid (datang bulan). 12. Peserta Keluarga Berencana Adalah pasangan usia subur (suami ataupun istri) yang pada saat pendataan sedang memakai atau menggunakan salah satu alat / cara kontrasepsi modern. Dalam pengertian ini tidak termasuk cara - cara kontrasepsi tradisional, seperti pijat urut, jamu dan juga tidak termasuk cara - cara KB alamiah seperti pantang berkala, senggama terputus dan sebagainya. 13. Peserta KB Pemerintah Adalah peserta KB yang memperoleh pelayanan KB melalui tempat - tempat pelayanan pemerintah. Misalnya : Puskesmas, Klinik KB / Rumah Sakit Pemerintah. 14. Peserta KB Swasta Adalah peserta KB yang memperoleh pelayanan KB melalui tempat - tempat pelayanan Swasta. Misalnya: Rumah Sakit Swasta, Dokter / Bidan Praktek Swasta, Apotek, Toko Obat dan lain - lainnya. 15. Peserta KB Implant yang Implantnya perlu dicabut tahun depan. Adalah peserta KB Implant pada saat dilaksanakan pendataan keluarga Implantnya perlu atau sudah saatnya untuk dicabut tahun depan. 16. Pasangan Usia Subur "Hamil" Adalah Pasangan Usia Subur yang istrinya sedang hamil. 17. Pasangan Usia Subur Bukan Peserta KB "Ingin Anak Segera" Adalah pasangan usia subur yang sedang tidak menggunakan salah satu alat / cara kontrasepsi dan masih menginginkan anak dengan batas waktu kurang dari dua tahun. 18. Pasangan Usia Subur Bukan Peserta KB "Ingin Anak Ditunda" Adalah pasangan usia subur yang sedang tidak menggunakan salah satu alat / cara kontrasepsi dan menginginkan kelahiran anak ditunda dengan batas waktu dua tahun lebih.

17 19. Pasangan Usia Subur Bukan Peserta KB "Tidak Ingin Anak Lagi" Adalah pasangan usia subur yang sedang tidak menggunakan salah satu alat / cara kontrasepsi dan tidak ingin anak lagi. 20. Keluarga Pra Sejahtera Yaitu keluarga - keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya (basic needs) secara minimal, seperti kebutuhan akan pangan, sandang, papan, kesehatan dan pendidikan dasar bagi anak usia sekolah. 21. Keluarga Sejahtera Tahap I Yaitu keluarga - keluarga yang baru dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial psikologisnya (socio psychological needs), seperti kebutuhan akan agama / ibadah, kualitas makanan, pakaian, papan, penghasilan, pendidikan, kesehatan dan keluarga berencana. 22. Keluarga Sejahtera Tahap II Yaitu keluarga - keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar dan kebutuhan sosial psikologisnya, akan tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan perkembangannya (developmental needs), seperti kebutuhan untuk peningkatan pengetahuan agama, interaksi dengan anggota keluarga dan lingkungannya, serta akses kebutuhan memperoleh informasi. 23. Keluarga Sejahtera Tahap III Yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan sosial psikologis dan kebutuhan pengembangannya, namun belum dapat memberikan sumbangan (kontribusi) secara teratur kepada masyarakat, dalam bentuk material dan keuangan untuk kepentingan sosial kemasyarakatan, serta berperan serta secara aktif, seperti menjadi pengurus lembaga kemasyarakatan atau yayasan - yayasan sosial, keagamaan, kesenian, olah raga, pendidikan dan sebagainya. 24. Keluarga Sejahtera Tahap III Plus Yaitu keluarga - keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhannya, yaitu kebutuhan dasar, sosial psikologis, pengembangan serta aktualisasi diri, terutama dalam memberikan sumbangan yang nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat.

18 Untuk kepentingan pemetaan Keluarga Sejahtera, maka bagi setiap tahapan keluarga sejahtera diberikan tanda dengan warna - warna khusus yaitu : a. Keluarga Pra Sejahtera dengan warna Merah. b. Keluarga Sejahtera Tahap I dengan warna Kuning. c. Keluarga Sejahtera Tahap II dengan warna Coklat. d. Keluarga Sejahtera Tahap III dengan warna Hijau. e. Keluarga Sejahtera Tahap III Plus dengan warna Biru. B. Persiapan Pendataan Keluarga Persiapan Pendataan keluarga dilaksanakan mulai bulan Mei 2013 sampai dengan bulan Juni 2013 dengan kegiatan : 1. Melakukan perhitungan kebutuhan jumlah tenaga pendata dibandingkan dengan jumlah penduduk, jumlah keluarga, cakupan wilayah dan kondisi geografis serta memperhatikan waktu yang disediakan untuk pelaksanaan pendataan selama 3 bulan 2. Melakukan kegiatan pembekalan, orientasi dan pelatihan bagi PLKB / PKB atau Pengelola KB Desa / Kelurahan yang ditunjuk oleh pejabat yang berwenang dan Kader Pendata; menyediakan / mendistribusikan formulir / sarana pendataan; menyusun jadwal pelaksanaan, menyiapkan biaya operasional untuk pelaksanaan pendataan di tingkat Kabupaten / Kota, Kecamatan dan Desa / Kelurahan 3. Melakukan koordinasi dan kerjasama yang erat dengan seluruh instansi / organisasi yang terkait 4. Menyusun dan menetapkan pola operasional pendataan keluarga menurut metoda yang telah mempertimbangkan jumlah dan kemampuan tenaga yang tersedia serta kondisi wilayah, dengan tetap mengacu pada prinsip dan mekanisme pelaksanaan pendataan 5. Melakukan penyuluhan dan KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) massa melalui media cetak dan elektronik di setiap tingkatan Wilayah 6. Formulir Pendataan Keluarga (R/I/KS/07) dan Pemutakhiran Data Keluarga (F/I/MDK) difasilitasi dari Perwakilan BKKBN Provinsi, dan melalui Kantor SKPD KB Kabupaten / Kota akan disampaikan kepada Sub PPKBD / PPKBD yang ditunjuk oleh Pejabat yang berwenang

19 C. Pelaksanaan Pendataan Keluarga / Pemutakhiran Data Keluarga 1. Pengumpulan / Updating Data Keluarga a) Pendataan Keluarga dan Pemutakhiran Data Keluarga dilaksanakan pada bulan Juli - September tahun 2013 dengan cara menggunakan Register Pendataan Keluarga (R/I/KS/07) dan pemutakhiran Data Keluarga (F/I/MDK/11) di setiap wilayah pendataan keluarga, melalui kunjungan keluarga dari rumah ke rumah b) Pendataan Keluarga dan Pemutakhiran Data Keluarga dilaksanakan oleh kader pendata bersama PLKB / PKB atau Pengelola KB Desa / Kelurahan yang ditunjuk. Hasil pendataan keluarga dicatat oleh kader pendata dan PLKB / PKB atau Pengelola KB Desa / Kelurahan yang ditunjuk dalam Register Pendataan Keluarga (R /I/KS/07) c) Pada waktu pendataan keluarga hendaknya sekaligus dibuat sket peta keluarga yang berisi kotak - kotak tanda lokasi rumah keluarga sebagai bahan pembuatan peta keluarga setelah kegiatan pendataan keluarga selesai dan dilaksanakan pada bulan awal Agustus - September Sket harus lengkap dengan arah utara di bagian sebelah atas dilengkapi rambu - rambu geografis yang penting, seperti jalan, rel kereta api, sungai, pasar, kantor Desa / Kelurahan / Kecamatan, kantor pos, tempat ibadah, sekolah dan sebagainya. Tiap lembar sket peta keluarga paling banyak hanya memuat 150 kotak tanda lokasi rumah tempat tinggal keluarga d) Kunjungan kepada keluarga yang dilakukan oleh kader pendata dilaksanakan secara berurutan tidak meloncat - loncat dari satu tempat ke tempat / lokasi yang lain. Jika pada waktu kunjungan ditemukan rumah kosong (penghuni sedang pergi) maka perlu dilakukan kunjungan ulang ke rumah tersebut sesegera mungkin e) Instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut : 1) Bagi wilayah yang melaksanakan Pendataan Keluarga menggunakan formulir R/I/KS/07 2) Bagi wilayah yang melaksanakan Pendataan Keluarga melalui mekanisme Pemutakhiran Data Keluarga (MDK) menggunakan formulir F/I/MDK/11 f) Pendataan keluarga hendaknya dilakukan menurut satuan wilayah administrasi terendah (RT, RW / Dusun / Kampung / Banjar) secara

20 serempak atau dengan memperhatikan jumlah keluarga sasaran yang akan didata g) Pada waktu kegiatan pendataan berlangsung sampai pembuatan laporan / rekap, hendaknya para pembina dari BKKBN Provinsi, SKPD KB Kabupaten / Kota dan Pemerintah Daerah serta Instansi dari Mitra Kerja terkait lain (tingkat Desa, Kelurahan, Kecamatan dan Kabupaten / Kota) dapat memberikan bimbingan dan pembinaan kepada kader pendata dan PLKB / PKB dilakukan pada bulan Juli - Oktober tahun 2013 h) Melakukan penyuluhan dan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) massa melalui media cetak dan elektronik di setiap tingkatan Wilayah (Kabupaten / Kota) di Provinsi 2. POSKO (Pos Koordinasi) a) Posko diadakan secara berjenjang mulai dari tingkat Desa / Kelurahan sampai dengan tingkat Pusat dengan tugas memantau, mengendalikan dan melaporkan pelaksanaan pendataan keluarga secara berkala mulai dari tahap persiapan dan pelaksanaan, pelaporan, analisa, saresehan dan pemanfaatan data hasil pendataan keluarga b) Posko berfungsi sebagai unit bantu atau semacam sekretariat, yang dioperasionalkan oleh unsur pengelola program KB dan instansi yang terkait dengan kegiatan pendataan keluarga c) Posko merupakan pusat rujukan yang diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap pelaksanaan pendataan keluarga, baik yang menyangkut administrasi, sarana / prasarana, kesiapan petugas pendata, serta pemecahan masalah yang terjadi di lapangan d) Untuk memantau pelaksanaan pendataan keluarga di setiap tingkatan Wilayah, Posko membuat laporan dan umpan balik secara berjenjang dan berkala setiap minggu yang dituangkan dalam formulir sebagaimana terlampir. e) Untuk melengkapi laporan Posko di atas, secara berjenjang PLKB / PKB atau Pengelola KB Desa / Kelurahan yang ditunjuk oleh pejabat yang berwenang, PPLKB atau KB Kecamatan yang ditunjuk oleh pejabat yang berwenang, Kepala SKPD KB di Kabupaten / Kota dan BKKBN Provinsi membuat laporan Rekapitulasi Register Pendataan Keluarga (R/I/KS/07)

21 dan Rekapitulasi Hasil Pemutakhiran Data Keluarga Pra S dan KS I (Rek.R/I/Kel.Pra.S-KS.I/07) secara berjenjang pada akhir pendataan di laksanakan f) Kegiatan Posko dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan Pendataan Keluarga dan Pemutakhiran Data Keluarga pada tanggal 1 Juli sampai dengan akhir September Pelaporan Pelaporan hasil pendataan keluarga dilaksanakan segera setelah kegiatan pendataan di setiap wilayah dinyatakan selesai dilaksanakan. Adapun mekanisme pelaporannya dilaksanakan sesuai dengan pelaksanaan pendataan yaitu : a. Bagi Kabupaten / Kota yang sudah terbangun database Pemutakhiran Data Keluarga (MDK) atau sudah pernah melakukan Pemutakhiran Data Keluarga dengan menggunakan Formulir F/I/MDK/11, maka laporan hasil pemutakhiran data keluarga dilaksanakan dengan mekanisme sebagai berikut : 1) Kader melaporkan hasil pengumpulan data melalui penyerahan Bendel hasil isian F/I/MDK/11" setiap RT / RW Dusun kepada PLKB / PKB 2) PLKB / PKB melaporkan Bendel hasil isian F/1/MDK/11 Desa / Kelurahan", kepada Pengawas - PLKB (P - PLKB) atau Kepala Unit Pengelola Teknis (Ka - UPT) KB Kecamatan 3) PPLKB / Ka. UPT - KB Kecamatan melaporkan "Bendel hasil isian F/I/MDK/11 Kecamatan" kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah Keluarga Berencana (SKPD - KB) Kabupaten / Kota 4) SKPD KB Kabupaten / Kota melaporkan hasil updating (pemutakhiran) data keluarga kepada Perwakilan BKKBN Provinsi dan BKKBN Pusat melalui aplikasi pemutakhiran data keluarga (MDK) yang dapat dilakukan secara offline atau online b. Bagi Kabupaten / Kota yang melakukan Pendataan Keluarga dengan menggunakan formulir R/I/KS/07 dan bagi Kabupaten / Kota yang baru melakukan Pemutakhiran Data Keluarga dengan menggunakan Formulir F/I/MDK/11 dan belum terbangun database Pemutakhiran Data Keluarga (MDK), maka laporan hasil pendataan keluarga dibuat dengan mekanisme

22 1) Sub PPKBD / PPKBD membuat rekapitulasi hasil pendataan keluarga menurut wilayah pendataan keluarga tingkat RT dan RW / Dusun, dalam format Laporan Rekapitulasi Hasil Pendataan Keluarga Tingkat Dusun / RW (Rek.Dus.R/I/KS/07) dan Rekapitulasi Pemutakhiran Data Keluarga Pra S dan KS I (Rek.Dus.R/I/Kel.Pra.S- KS.I/07) selambat - lambatnya tanggal 14 Oktober 2013 diterima di Desa / Kelurahan 2) PPKBD bersama PLKB / PKB atau Pengelola KB Desa / Kelurahan yang ditunjuk oleh pejabat yang berwenang membuat rekapitulasi hasil pendataan keluarga tingkat Desa / Kelurahan dibuat laporan dalam format Laporan Rekapitulasi Hasil Pendataan Keluarga Tingkat Desa / Kelurahan (Rek.Des.R/I/KS/07) dan Rekapitulasi Pemutakhiran Data Keluarga Pra S dan KS I (Rek.Des.R/I/Kel.Pra.S- KS.I/07) selambat - lambat nya tanggal 21 Oktober 2013 diterima di Kecamatan 3) PPLKB atau Pengelola KB Kecamatan yang ditunjuk oleh pejabat yang berwenang membuat rekapitulasi hasil pendataan keluarga tingkat Kecamatan dalam format Laporan Rekapitulasi Hasil Pendataan Keluarga Tingkat Kecamatan (Rek.Kec.R/I/KS/07) dan Rekapitulasi Pemutakhiran Data Keluarga Pra S dan KS I (Rek.Kec.R/I/Kel.Pra.S-KS.I/07) selambat - lambatnya tanggal 28 Oktober 2013 diterima di Kabupaten / Kota 4) SKPD KB Kabupaten / Kota membuat rekapitulasi hasil pendataan keluarga tingkat Kabupaten dalam format Laporan Rekapitulasi Hasil Pendataan Keluarga Tingkat Kabupaten / Kota (Rek.Kab.R/I/KS/07) dan Rekapitulasi Pemutakhiran Data Keluarga Pra S dan KS I (Rek.Kab.R/I/Kel.Pra.S-KS.I/07) selambat - lambatnya tanggal 5 November 2013 diterima di Provinsi 5) Perwakilan BKKBN Provinsi membuat rekapitulasi hasil pendataan keluarga tingkat Provinsi dalam format laporan Rekapitulasi Hasil Pendataan Keluarga Tingkat Provinsi (Rek.Prov.R/I/KS/07) dan Rekapitulasi Pemutakhiran Data Keluarga Pra S dan KS I (REK.PROV.R/I/KEL.PRA.S-KS.I/07), selambat - lambatnya tanggal 12 November 2013 diterima di BKKBN Pusat

23 6) Untuk kepentingan operasional program Jampersal, dibuat laporan dalam format rekapitulasi Data Ibu Hamil dan Nifas dari hasil pendataan keluarga dan pemutakhiran data keluarga di tingkat RT, RW / Dusun / Kampung / Banjar, Desa / Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten / Kota dan Provinsi 4. Pengolahan, Umpan Balik dan Pemanfaatan Data a. Dengan bantuan unit pengolah data keluarga, Satuan Kerja Perangkat Daerah Bidang KB Kabupaten / Kota, BKKBN Provinsi dan BKKBN Pusat mengolah dan mengumpanbalikkan data hasil pendataan keluarga b. Bagi Kabupaten / Kota yang sudah membangun database Pemutakhiran Data Keluarga (MDK) atau sudah pernah melakukan Pemutakhiran Data Keluarga dengan menggunakan Formulir F/I/MDK/11, maka unit pengolah data di SKPD KB Kabupaten / Kota mengolah hasil updating (pemutakhiran) data keluarga kemudian hasil pengolahannya dicetak dan diumpanbalikkan ke setiap tingkatan wilayah, untuk tingkat RT dalam bentuk R/I/KS; untuk tingkat wilayah RW / Dusun / Kampung / Banjar dalam bentuk Rek.Dus.R/I/KS; untuk tingkat Desa / Kelurahan dalam bentuk Rek.Des/R/I/KS; untuk tingkat Kecamatan dalam bentuk Rek.Kec.R/I/KS; untuk kepentingan operasional dan digunakan sebagai data basis pemutakhiran data keluarga berikutnya c. Hasil pengolahan dan umpan balik data hasil pendataan keluarga dan pemutakhiran data keluarga disampaikan dan dimanfaatkan oleh berbagai instansi Pemerintah, Swasta dan institusi masyarakat d. Semua pihak yang terlibat dalam proses pengumpulan, pengolahan dan pembinaan pelaksanaan Pendataan Keluarga diharapkan dapat mempergunakan hasil pendataan keluarga untuk kegiatan perencanaan dan intervensi operasional di lapangan 5. Pemetaan Hasil Pendataan Keluarga / Pemutakhiran Data Keluarga a. Peta Keluarga di buat pada tingkat Sub PPKBD, datanya berdasarkan Register Keluarga (R/I/KS/07) b. Peta Keluarga dibuat oleh Sub PPKBD / PPKBD dengan bantuan para kader, dan PLKB / PKB bertanggung jawab atas pelaksanaannya

24 c. Peta Keluarga dibuat dari bahan kertas manila berukuran (80 x 65 cm), berwarna dasar putih d. Peta Keluarga ditempel atau digantung pada dinding rumah Sub PPKBD atau di tempat - tempat lain yang dirasa lebih tepat. Data yang menyangkut KB diperbaharui setiap saat sesuai dengan perkembangan jumlah maupun kesertaan dalam ber KB, sedangkan untuk data demografi dan tahapan keluarga sejahtera baru diperbaharui setelah ada hasil Pendataan Keluarga berikutnya e. Peta Keluarga dibuat setiap tahun, yaitu setelah selesainya kegiatan pendataan dan pemetaan keluarga, atau selambat - lambatnya pada bulan Januari. Pada petak rumah dalam peta ditempelkan kupon yang sesuai dengan tahapan keluarga sejahtera dan status serta cara kontrasepsi yang digunakannya. f. Kupon yang dimaksud disini adalah berupa potongan kertas berukuran 2 x 1 cm, dengan warna - warna tertentu. Masing - masing warna menunjukkan status tahapan keluarga sejahtera atau cara kontrasepsi yang digunakan oleh peserta KB. Dibagian belakang kupon - kupon tersebut terdapat bahan perekat sedemikian rupa sehingga mudah dicabut dari lembaran "kertas alasnya" serta mudah pula untuk ditempelkan pada kertas atau benda lain g. Kupon dibedakan menjadi 2 bagian dan dipisahkan garis tengah lurus (samabesar) yang sebelah kiri untuk Tahapan Keluarga Sejahtera dan yang sebelah kanan untuk status dan kesertaan KB (pemakaian alat / cara kontrasepsi) h. Untuk kupon peserta status dan kesertaan KB (sebelah kanan) berbentuk segi empat, sedangkan untuk tahapan keluarga sejahtera (sebelah kiri) dalam bentuk lingkaran polos untuk tahapan Keluarga Sejahtera diwarnai tersendiri oleh pembuat peta dengan pensil warna 6. Penyebarluasan Informasi Hasil Pendataan Keluarga / Pemutakhiran Data Keluarga (Sarasehan dan Seminar) a. Rekapitulasi hasil pemutakhiran data keluarga digunakan untuk melaksanakan sarasehan di tingkat desa. Dalam sarasehan ditingkat desa ini membahas dan mendiskusikan permasalahan Keluarga (khususnya Keluarga Prasejahtera dan Keluarga Sejahtera I (KS I) untuk dicarikan

25 solusinya. Apabila terdapat permasalahan yang tidak dapat diselesaikan di tingkat Desa / Kelurahan dan memerlukan dukungan Tingkat Kecamatan, maka permasalahan dan solusinya, dilaporkan ke tingkat kecamatan untuk mendapatkan dukungan bantuan penyelesaiannya. b. Rekapitulasi hasil pemutakhiran data keluarga digunakan untuk melaksanakan sarasehan di tingkat kecamatan. Dalam sarasehan ditingkat kecamatan ini membahas dan mendiskusikan permasalahan Keluarga (khususnya Keluarga Prasejahtera dan Keluarga Sejahtera I (KS I) di tingkat kecamatan (kompilasi seluruh desa / kelurahan) untuk dicarikan solusinya. Apabila terdapat permasalahan yang tidak dapat diselesaikan di tingkat Kecamatan dan permasalahan yang tidak dapat diselesaikan di tingkat Kecamatan dan memerlukan dukungan Tingkat Kabupaten / Kota, maka permasalahan dan solusinya dilaporkan ke tingkat SKPD - KB Kabupaten / Kota untuk mendapatkan dukungan bantuan penyelesaiannya c. Rekapitulasi hasil pemutakhiran data keluarga digunakan untuk melaksanakan sarasehan di tingkat kabupaten / kota. Dalam sarasehan ditingkat kabupaten / kota ini membahas dan mendiskusikan permasalahan Keluarga (khususnya Keluarga Prasejahtera dan Keluarga Sejahtera I (KS I) di tingkat Kabupaten / Kota (kompilasi seluruh Kecamatan) untuk dicarikan solusinya. Apabila terdapat permasalahan yang tidak dapat diselesaikan dan memerlukan dukungan Tingkat provinsi, maka permasalahan dan solusinya dilaporkan ke BKKBN Provinsi untuk mendapatkan dukungan bantuan penyelesaiannya. d. Rekapitulasi hasil pemutakhiran data keluarga digunakan untuk melaksanakan seminar Pendataan Keluarga / Pemutakhiran data keluarga di tingkat provinsi dengan sektor terkait e. Rekapitulasi hasil pemutakhiran data keluarga digunakan untuk melaksanakan seminar Pendataan Keluarga / Pemutakhiran Data Keluarga di tingkat pusat dengan sektor terkait f. Penyebarluasan data dan informasi hasil Pendataan Keluarga / Pemutakhiran Data Keluarga melalui Website BKKBN

26 BAB III CAKUPAN DAN HASIL PENDATAAN A. Cakupan Pendataan Cakupan Pendataan ini adalah kemampuan kader KB dan PLKB / PKB mendata jumlah keluarga dan individu yang ada pada saat Pendataan Keluarga. Cakupan pendataan terdiri dari cakupan laporan dari berbagai tingkatan wilayah yaitu tingkat Rukun Tetangga (RT), Dusun / Rukun Warga (RW), Desa / Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten / Kota dan Provinsi serta cakupan sasaran Rumah Tangga, dan Keluarga pada Pendataan Keluarga Tahun Wilayah a. Rukun Tetangga Cakupan laporan dari tingkat Rukun Tetangga (RT) pada Pendataan Keluarga Tahun 2013 secara provinsi sebanyak RT dari RT yang ada atau sebesar 98,24 b. Dusun / Rukun Warga Cakupan laporan dari tingkat Dusun / Rukun Warga (RW) pada Pendataan Keluarga Tahun 2013 secara provinsi sebanyak Dusun / RW dari Dusun / RW yang ada atau sebesar 98,02 c. Desa / Kelurahan Cakupan laporan dari tingkat Desa / Kelurahan pada Pendataan Keluarga Tahun 2013 secara provinsi sebanyak Desa / Kelurahan dari Desa / Kelurahan yang ada atau sebesar 84,39. Kabupaten / Kota yang cakupan laporan Desa / Kelurahan mencapai 100 adalah Kota Pekanbaru dan Kabupaten Kepulauan Meranti d. Kecamatan Cakupan laporan dari tingkat Kecamatan pada Pendataan Keluarga Tahun 2013 secara provinsi sebanyak 150 kecamatan dari 163 kecamatan yang ada atau sebesar 92,02. Informasi secara rinci dapat dilihat pada Tabel Lampiran 1

27 2. Sasaran a. Rumah Tangga Jumlah rumah tangga yang berhasil didata pada Pendataan Keluarga Tahun 2013 secara provinsi sebanyak rumah tangga (98,88) dari rumah tangga yang ada. b. Keluarga Jumlah keluarga yang berhasil didata pada Pendataan Keluarga Tahun 2013 secara provinsi sebanyak keluarga (98,57) dari keluarga yang ada. Persentase cakupan keluarga yang didata pada tahun 2013 naik 0,67 point persen bila dibandingkan tahun 2012 sebesar 97,90. Secara absolut jumlah keluarga didata bertambah dari keluarga pada tahun 2012 menjadi keluarga pada tahun Data yang lebih lengkap dan rinci dapat dilihat pada Tabel Lampiran 2. Perkembangan cakupan wilayah dan keluarga yang didata selama tiga tahun terakhir (2011, 2012, dan 2013) dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Cakupan Wilayah dan Keluarga Hasil Pendataan Keluarga 2011, 2012, dan 2013 TAHUN PERSENTASE CAKUPAN WILAYAH RUMAH TANGGA RT RW DESA / KEL KEC KAB / KOTA B. Hasil Pendataan Keluarga Tahun Demografi Data demografi yang disajikan dalam laporan ini mencakup keterangan yang berkaitan dengan keluarga, mencakup jumlah keluarga, kepala keluarga, jumlah jiwa dalam keluarga baik dalam bentuk agregat maupun kelompok umur, dan jumlah pasangan usia subur (). a. Kepala Keluarga (KK) Jumlah Kepala Keluarga (KK) yang dikumpulkan dalam Pendataan Keluarga Tahun 2013 tercatat sebanyak KK atau 98,57 dari jumlah keluarga yang

28 ada sebanyak KK. Dari seluruh Kepala Keluarga yang didata itu dapat dirinci menurut karakteristiknya, seperti status jenis kelamin, status pekerjaan (bekerja dan tidak bekerja), status perkawinan (kawin dan janda / duda / belum kawin), dan tingkat pendidikan (tidak tamat SD, tamat SD - SLTP, tamat SLTA, dan tamat AK / PT). Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2013 yang secara provinsi, Kepala Keluarga menurut status jenis kelamin tercatat sebanyak KK (99,32) adalah KK laki - laki dan sebanyak (10,50) adalah KK perempuan. Kabupaten / Kota yang persentase KK dengan jenis kelamin perempuan di atas persentase Provinsi sebesar 10,50 adalah Kabupaten Kuantan Singingi (12,26), Kepulauan Meranti (13,51), dan Rokan Hilir (36,48). Menurut status kawin para Kepala Keluarga yang didata sebanyak KK (89,97) berstatus kawin, dan KK (10,03) berstatus janda / duda. Kabupaten / Kota yang persentase KK berstatus janda / duda di atas persentase Provinsi sebesar 10,03 adalah Kabupaten Kuantan Singingi (12,25), Dumai (13,07), Kepulauan Meranti (15,67), dan Rokan Hilir (17,54). Sedangkan Kabupaten / Kota yang persentase status kawin di atas persentase Provinsi sebesar 89,97 adalah Kabupaten Indragiri Hulu (90,07), Rokan Hulu (91,39), Pelalawan (91,66), Kampar (91,99), Siak (92,01), Indragiri Hilir (92,74), Pekanbaru (93,01). Menurut status pendidikan dari Kepala Keluarga pada umumnya masih berpendidikan rendah yaitu sebanyak 41,14 dari seluruh Kepala Keluarga itu berpendidikan Tamatan SLTP ke bawah bahkan 12,52 diantaranya tidak tamat SD. Kabupaten / Kota yang persentase KK berpendidikan Tidak Tamat SD di atas persentase Provinsi sebesar 12,52 adalah Kabupaten Siak (13,70), Pelalawan (14,24), Kuantan Singingi (16,61), Indragiri Hulu (16,80), Rokan Hulu (17,51), Kep. Meranti (19,03), dan Indragiri Hilir (20,57). Sebaliknya Kabupaten / Kota yang persentase KK berpendidikan Tamat Akademi / Universitas di atas persentase Provinsi sebesar 9,25 adalah Kabupaten Siak (9,57), Dumai (10,46), dan Pekanbaru (16,30). Menurut status pekerjaan dapat diungkapkan bahwa sebanyak KK (93,23) berstatus bekerja, dan sebanyak KK (6,77) berstatus tidak bekerja. Kabupaten / Kota dengan persentase KK tidak bekerja di atas persentase Provinsi

29 sebesar 6,77 adalah Kota Dumai (6,89), Kep. Meranti (12,19), dan Rokan Hilir (12,80). Sebaliknya Kabupaten / Kota dengan persentase KK dengan status bekerja di atas persentase Provinsi sebesar 93,23 adalah Kabupaten Kampar (93,59), Indragiri Hilir (94,30), Siak (94,33), Rokan Hulu (94,47), Kuantan Singingi (94,53), Pekanbaru (94,60), Indragiri Hulu (95,55), dan Pelalawan (96,04). PERSENTASE KEPALA TIDAK BEKERJA Rohil Kep. Meranti Dumai Kampar Inhil Siak Rohul Kuansing Pekanbaru Inhu Pelalawan Bengkalis Riau Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2013 menunjukkan bahwa secara provinsi sebanyak KK atau 7,10 dari keluarga yang didata berstatus mendapat bantuan modal. Angka persentase KK yang mendapat bantuan modal terendah dibawah 7,10 ada di Kabupaten Bengkalis (0,00), Rokan Hilir (0,00), Kampar (4,24), Indragiri Hilir (4,48), Indragiri Hulu (4,84), Siak (5,55), Dumai (6,31), dan Pekanbaru (6,71). Sementara itu angka persentase tertinggi di atas 7,10 terdapat di Kabupaten Pelalawan (13,29), Rokan Hulu (13,77), Kep. Meranti (16,43), dan Kuantan Singingi (19,81). Secara rinci karakteristik Kepala Keluarga menurut status jenis kelamin, status pekerjaan, status kawin dan status pendidikan serta status bantuan modal masing - masing Kabupaten / Kota dapat dilihat pada Lampiran 3, 4 dan 5. Perkembangan karakteristik kepala keluarga selama tiga tahun terakhir tidak banyak perubahan besar seperti terlihat pada tabel 2. Angka persentase kepala keluarga yang berstatus kawin menurun dari 91,11 di tahun 2012 menjadi 89,97 di tahun Sedangkan untuk

30 tingkat pendidikan meningkat lebih baik, yaitu angka persentase kepala keluarga yang tidak tamat SD turun, dan yang berpendidikan Tamatan SLTA dan Tamat AK/PT meningkat di tahun Sementara itu angka persentase Kepala Keluarga yang bekerja mengalami penurunan. Tabel 2. Persentase KK Menurut Status Kawin, Pendidikan, Pekerjaan dan Bantuan Modal Hasil Pendataan Keluarga 2011, 2012 dan 2013 Tahun Jumlah Kepala Keluarga KK Kawin Tidak Tamat SD Tingkat Pendidikan () Tamat SD - SLTP Tamat SLTA Tamat AK / PT KK Berstatus Bekerja KK Dapat Bantuan Modal ,230, ,152, ,255, PERSENTASE KEPALA TIDAK TAMAT SD Inhil Kep. Meranti Rohul Inhu Kuansing Pelalawan Siak Kampar Dumai Rohil 8.03 Pekanbaru 4.21 Bengkalis 0 Riau

31 b. Jumlah dan Rata - rata Jiwa per Keluarga Jumlah jiwa dalam keluarga yang terekam dalam pendataan keluarga tahun 2013 tercatat sebanyak jiwa. Terdiri dari jumlah jiwa dengan jenis kelamin lakilaki sebanyak jiwa dan sebanyak jiwa perempuan atau sex ratio 101. JIWA DALAM Pekanbaru 938,645 Rohil Inhil 641, ,876 Kampar Rohul Siak Inhu Kuansing Dumai Pelalawan Kep. Meranti 474, , , , , , , ,078 Bengkalis , , ,000 Dengan jumlah kepala keluarga sebanyak KK, dapat diperoleh rata - rata jumlah jiwa per keluarga sebesar 3,83 jiwa, artinya setiap keluarga mempunyai anggota keluarga sekitar 3-4 jiwa. Rata - rata jumlah jiwa dalam keluarga lebih cenderung menggambarkan beban yang harus ditanggung oleh keluarga, dari pada menggambarkan kondisi tingkat fertilitas. Hal ini dikarenakan anak yang sudah berkeluarga (berstatus kawin) tidak lagi dihitung sebagai anggota keluarga. Semakin besar rata - rata jumlah jiwa dalam keluarga berarti semakin berat beban yang harus ditanggung keluarga.

32 JIWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN PER KABUPATEN / KOTA Bengkalis Kep. Meranti 86, ,173 Perempuan Laki-laki Pelalawan 105, ,258 Dumai 140, ,391 Kuansing 148, ,584 Inhu 176, ,190 Siak 184, ,739 Rohul 212, ,227 Kampar 240, ,395 Inhil 326, ,984 Rohil Pekanbaru 464, , , , , , , , , , , ,000 Tiga kabupaten / kota di provinsi riau yang angka rata - rata jiwa per keluarga masih tinggi di atas rata - rata provinsi antara lain Kabupaten Indragiri Hulu (3,84), Rokan Hulu (3,89), Kepulauan Meranti (3,94), Indragiri Hilir (3,96), Siak (3,99), Dumai (4,03), Rokan Hilir (4,09) dan Pekanbaru (4,21). Gambaran angka rata - rata jumlah jiwa per keluarga di setiap kabupaten / kota dalam tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel Lampiran 6. Perkembangan rata - rata jumlah jiwa per keluarga secara provinsi selama 3 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 3. Angka rata - rata jumlah jiwa per keluarga secara provinsi pada tahun 2012 dan 2013 menunjukkan penurunan menjadi 3,83 jiwa per keluarga. Tabel 3. Jumlah dan Rata - Rata Jiwa per Keluarga Hasil Pendataan Keluarga 2011, 2012 dan 2013 TAHUN PENDATAAN JIWA RATA-RATA JIWA PER ,230,044 5,071, ,152,556 5,136, ,255,084 4,809,

33 c. Komposisi Jiwa dalam Keluarga menurut Kelompok Umur Jumlah jiwa dalam keluarga menurut komposisi kelompok umur adalah sebagai berikut: 1) Jumlah jiwa anggota keluarga yang berusia 0 - < 1 tahun (bayi) tercatat sebanyak jiwa atau 3,00 dari seluruh jiwa dalam keluarga. Dilihat per kabupaten / kota angka persentase jumlah bayi dibawah satu tahun ini yang tertinggi ada di Kabupaten Kepulauan Meranti (5,17), sedangkan yang terendah ada di Kabupaten Indragiri Hulu (2,04). 2) Jumlah jiwa anggota yang berusia 1 - < 5 tahun tercatat sebanyak jiwa atau 6,34 dari seluruh jiwa dalam keluarga. Dilihat per kabupaten / kota angka persentase ini bervariasi dari terendah di Kabupaten Rokan Hilir (4,30) dan tertinggi di Kabupaten Rokan Hulu (9,92). 3) Jumlah jiwa anggota keluarga umur 5-6 tahun tercatat sebanyak jiwa atau 4,65 dari seluruh jiwa dalam keluarga. Dilihat per kabupaten / kota angka persentase ini bervariasi dari terendah di Kabupaten Kampar (3,93) dan tertinggi di Kabupaten Indragiri Hilir (5,33). 4) Jumlah jiwa anggota keluarga yang berusia 7-15 tahun (usia wajib belajar) secara provinsi tercatat sebanyak jiwa atau 21,52 dari seluruh jiwa dalam keluarga. Angka persentase anak usia sekolah (7-15 th) tertinggi di Kabupaten Rokan Hilir (35,27), dan terendah di Kota Pekanbaru (16,57). 5) Jumlah jiwa anggota keluarga kelompok umur tahun secara provinsi tercatat sebanyak jiwa atau sebesar 16,79 dari seluruh anggota keluarga yang didata. Dilihat per kabupaten / kota angka persentase ini tertinggi di Kabupaten Kepulauan Meranti (23,52) dan terendah di Kabupaten Pelalawan (11,65). 6) Jumlah jiwa anggota keluarga kelompok umur tahun secara provinsi tercatat sebanyak jiwa atau sebesar 42,39 dari seluruh anggota keluarga yang didata. Dilihat per kabupaten / kota angka persentase ini tertinggi di Kabupaten Kuantan Singingi (48.98) dan terendah di Kabupaten Rokan Hilir (23,61). 7) Jumlah jiwa anggota keluarga umur 60 tahun ke atas, secara provinsi tercatat sebanyak jiwa atau 5,31 dari seluruh jiwa dalam

BUPATI POLEWALI MANDAR

BUPATI POLEWALI MANDAR BUPATI POLEWALI MANDAR INSTRUKSI BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR 473.3/155/BKKB.PP TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN PENDATAAN KELUARGA DAN PEMUTAKHIRAN DATA KELUARGA 2013 BUPATI POLEWALI MANDAR, Dalam rangka

Lebih terperinci

G U B E R N U R L A M P U N G

G U B E R N U R L A M P U N G G U B E R N U R L A M P U N G INSTRUKSI GUBERNUR LAMPUNG NOMOR : 04 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN PENDATAAN KELUARGA TAHUN 2007 GUBERNUR LAMPUNG, Menimbang : a. bahwa sehubungan dengan meningkatnya

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Pandeglang, 29 November 2013 KEPALA BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN PANDEGLANG

KATA PENGANTAR. Pandeglang, 29 November 2013 KEPALA BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN PANDEGLANG KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur Kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-nya Laporan Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2013 di Kabupaten Pandeglang dapat diselesaikan, adapun sebagai dasar

Lebih terperinci

G U B E R N U R L A M P U N G

G U B E R N U R L A M P U N G G U B E R N U R L A M P U N G INSTRUKSI GUBERNUR LAMPUNG NOMOR : 02 TAHUN 2006 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN PENDATAAN KELUARGA PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2006 GUBERNUR LAMPUNG, Menimbang : a. bahwa sebagai

Lebih terperinci

Tata cara pelaksanaan pendataan dan pemetaan Keluarga MELALUI POSDAYA

Tata cara pelaksanaan pendataan dan pemetaan Keluarga MELALUI POSDAYA Tata cara pelaksanaan pendataan dan pemetaan Keluarga MELALUI POSDAYA Data-Data, Tata Cara Pendataan, dan Pemetaan Keluarga Formulir-formulir yang diperlukan untuk melakukan pendataan dan pemetaan : 1.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2013 Plt. Direktur Pelaporan dan Statistik, Darlis Darwis, SE,MM

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2013 Plt. Direktur Pelaporan dan Statistik, Darlis Darwis, SE,MM KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkah dan karunia Nya penyusunan Buku Profil Pendataan Keluarga Tahun 2012 telah dapat diselesaikan. Pendataan Keluarga Tahun

Lebih terperinci

Tata Cara Pelaksanaan Pendataan & Pemetaan Keluarga melalui Posdaya. Oleh : Ir. Mintartio M.Si Ir. Yannefri Bachtiar, M.Si

Tata Cara Pelaksanaan Pendataan & Pemetaan Keluarga melalui Posdaya. Oleh : Ir. Mintartio M.Si Ir. Yannefri Bachtiar, M.Si Tata Cara Pelaksanaan Pendataan & Pemetaan Keluarga melalui Posdaya Oleh : Ir. Mintartio M.Si Ir. Yannefri Bachtiar, M.Si Bogor, 16 Februari 2015 Persiapan pendataan Langkah-langkah yang perlu ditempuh,

Lebih terperinci

HASIL PENDATAAN KELUARGA DI PROVINSI MALUKU UTARA TAHUN 2012

HASIL PENDATAAN KELUARGA DI PROVINSI MALUKU UTARA TAHUN 2012 HASIL PENDATAAN KELUARGA DI PROVINSI MALUKU UTARA TAHUN 2012 PERWAKILAN BKKBN PROVINSI MALUKU UTARA TH. 2013 SASARAN dan CAKUPAN (1) A. CAKUPAN WILAYAH KABUPATEN/KOTA Cakupan laporan dari tingkat 9 Kabupaten/Kota

Lebih terperinci

ANALISA PENDATAAN KELUARGA TAHUN 2012

ANALISA PENDATAAN KELUARGA TAHUN 2012 ANALISA PENDATAAN KELUARGA TAHUN 2012 PERWAKILAN BKKBN PROVINSI KEPULAUAN RIAU Analisis dan Evaluasi Pendataan Keluarga 2012 Perwakilan BKKBN Provinsi Kepulauan Riau 1 PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TI1\1lJR

GUBERNUR KALIMANTAN TI1\1lJR GUBERNUR KALIMANTAN TI1\1lJR INSTRUKSI GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR NOMOR 4 T AHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN PENDATAAN KELUARGA DAN PEMUTAKHIRAN DATA KELUARGA 2012 GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR, Bahwa

Lebih terperinci

LAPORAN UMPAN BALIK FEBRUARI 2016 PELAYANAN KONTRASEPSI DAN PENGENDALIAN LAPANGAN

LAPORAN UMPAN BALIK FEBRUARI 2016 PELAYANAN KONTRASEPSI DAN PENGENDALIAN LAPANGAN LAPORAN UMPAN BALIK HASIL PELAKSANAAN SUBSISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN FEBRUARI 2016 Perwakilan BKKBN Provinsi Riau Menu Data dan Informasi Data http://riau.bkkbn.go.id/ PELAYANAN KONTRASEPSI DAN PENGENDALIAN

Lebih terperinci

LAPORAN UMPAN BALIK HASIL PELAKSANAAN SUBSISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN

LAPORAN UMPAN BALIK HASIL PELAKSANAAN SUBSISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN LAPORAN UMPAN BALIK HASIL PELAKSANAAN SUBSISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN JULI Perwakilan BKKBN Provinsi Riau Menu Data dan Informasi Data http://riau.bkkbn.go.id/ PELAYANAN KONTRASEPSI DAN PENGENDALIAN

Lebih terperinci

SALINAN NOMOR TENTANG. dan. Menimbang. Dasar : 1. Negara. Provinsi. Bangkaa. Indonesia Tahun Belitung (Lembaran 4268); Indonesia.

SALINAN NOMOR TENTANG. dan. Menimbang. Dasar : 1. Negara. Provinsi. Bangkaa. Indonesia Tahun Belitung (Lembaran 4268); Indonesia. BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGAA

Lebih terperinci

RESUME UMPAN BALIK PELKON dan DALLAP 2014 PERWAKILAN BKKBN PROVINSI RIAU

RESUME UMPAN BALIK PELKON dan DALLAP 2014 PERWAKILAN BKKBN PROVINSI RIAU A P R I L RESUME UMPAN BALIK PELKON dan DALLAP 2014 PERWAKILAN BKKBN PROVINSI RIAU Dari hasil laporan Umpan Balik pada bulan April 2014, sbb : 1. Cakupan Laporan : A. Pelayanan Kontrasepsi (PELKON) Berikut

Lebih terperinci

PENERAPAN SISTEM INFORMASI KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA (SIDUGA) BERBASIS TIK DI PROVINSI MALUKU UTARA TAHUN 2013

PENERAPAN SISTEM INFORMASI KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA (SIDUGA) BERBASIS TIK DI PROVINSI MALUKU UTARA TAHUN 2013 PERWAKILAN BKKBN PROVINSI MALUKU UTARA PENERAPAN SISTEM INFORMASI KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA (SIDUGA) BERBASIS TIK DI PROVINSI MALUKU UTARA TAHUN 2013 SUBBID DATA & INFORMASI BIDANG ADVOKASI PENGGERAKAN

Lebih terperinci

DASAR-DASAR PENDATAAN DAN PEMETAAN KELUARGA SERTA PEMANFAATANNYA DALAM RANGKA PERKUATAN DAN PENGEMBANGAN POSDAYA. HARYONO SUYONO CENTER 4 Mei 2015

DASAR-DASAR PENDATAAN DAN PEMETAAN KELUARGA SERTA PEMANFAATANNYA DALAM RANGKA PERKUATAN DAN PENGEMBANGAN POSDAYA. HARYONO SUYONO CENTER 4 Mei 2015 DASAR-DASAR PENDATAAN DAN PEMETAAN KELUARGA SERTA PEMANFAATANNYA DALAM RANGKA PERKUATAN DAN PENGEMBANGAN POSDAYA HARYONO SUYONO CENTER 4 Mei 2015 LATAR BELAKANG Pendataan dan Pemetaan Keluarga Pembentukan

Lebih terperinci

LAPORAN UMPAN BALIK HASIL PELAKSANAAN SUBSISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN

LAPORAN UMPAN BALIK HASIL PELAKSANAAN SUBSISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN LAPORAN UMPAN BALIK HASIL PELAKSANAAN SUBSISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN APRIL 2016 Perwakilan BKKBN Provinsi Riau Menu Data dan Informasi Data http://riau.bkkbn.go.id/ PELAYANAN KONTRASEPSI DAN PENGENDALIAN

Lebih terperinci

LAPORAN UMPAN BALIK HASIL PELAKSANAAN SUBSISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN

LAPORAN UMPAN BALIK HASIL PELAKSANAAN SUBSISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN LAPORAN UMPAN BALIK HASIL PELAKSANAAN SUBSISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN M E I 2016 Perwakilan BKKBN Provinsi Riau Menu Data dan Informasi Data http://riau.bkkbn.go.id/ PELAYANAN KONTRASEPSI DAN PENGENDALIAN

Lebih terperinci

DASAR-DASAR PENDATAAN DAN PEMETAAN KELUARGA SERTA PEMANFAATANNYA DALAM RANGKA PERKUATAN DAN PENGEMBANGAN POSDAYA

DASAR-DASAR PENDATAAN DAN PEMETAAN KELUARGA SERTA PEMANFAATANNYA DALAM RANGKA PERKUATAN DAN PENGEMBANGAN POSDAYA DASAR-DASAR PENDATAAN DAN PEMETAAN KELUARGA SERTA PEMANFAATANNYA DALAM RANGKA PERKUATAN DAN PENGEMBANGAN POSDAYA LATAR BELAKANG Pendataan dan Pemetaan Keluarga Pembentukan Pengelolaan Pengembangan Posdaya

Lebih terperinci

PENYIAPAN PENDATAAN TH Subbid Data & Informasi Bidang ADPIN Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku Utara

PENYIAPAN PENDATAAN TH Subbid Data & Informasi Bidang ADPIN Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku Utara PENYIAPAN PENDATAAN TH.2013 Subbid Data & Informasi Bidang ADPIN Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku Utara SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN PROGRAM K-KB NASIONAL INFORMASI DATA SISI SUPPLY 1 Sub Sistem Pencatatan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH

PERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH PERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, Menimbang : Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH Menimbang : a. Mengingat : 1. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

Lebih terperinci

KONSEP KELUARGA SEJAHTERA. OLEH Ns.HENNY PERMATASARI, M.Kep. Sp. Kom

KONSEP KELUARGA SEJAHTERA. OLEH Ns.HENNY PERMATASARI, M.Kep. Sp. Kom KONSEP KELUARGA SEJAHTERA OLEH Ns.HENNY PERMATASARI, M.Kep. Sp. Kom tanggal upload : 28 April 2009 A. LATAR BELAKANG KEBERHASILAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB) ANGKA KELAHIRAN (TOTAL FERTILITY RATE),

Lebih terperinci

MATRIK LAPORAN MINI SURVEI PEMANTAUAN PUS PROVINSI BENGKULU TAHUN 2009

MATRIK LAPORAN MINI SURVEI PEMANTAUAN PUS PROVINSI BENGKULU TAHUN 2009 MATRIK LAPORAN MINI SURVEI PEMANTAUAN PUS PROVINSI BENGKULU TAHUN 2009 2.6 terhadap PUS umur terhadap PUS 40-49 Umur 40-49 1 Bengkulu Selatan 2,7 3,8 2 Rejang Lebong 3,6 4,7 3 Bengkulu Utara 3,6 5,3 4

Lebih terperinci

PENDATAAN KELUARGA TAHUN 2015

PENDATAAN KELUARGA TAHUN 2015 PENDATAAN TAHUN 2015 Disampaikan oleh: Direktur Pelaporan dan Statistik Drs. Sjafrul, MBA PENDATAAN TAHUN 2015 GAMBARAN UMUM HASIL PK2015 NO SUMBER DATA JUMLAH KK % 1. PROYEKSI KK 2015 70.148.171 2. TERDATA

Lebih terperinci

RESUME UMPAN BALIK PELKON dan DALLAP 2013 PERWAKILAN BKKBN PROVINSI RIAU

RESUME UMPAN BALIK PELKON dan DALLAP 2013 PERWAKILAN BKKBN PROVINSI RIAU RESUME UMPAN BALIK PELKON dan DALLAP 2013 PERWAKILAN BKKBN PROVINSI RIAU Dari hasil laporan Umpan Balik pada bulan Februari 2013, sbb : 1. Cakupan Laporan : A. Pelayanan Kontrasepsi (PELKON) Berikut Kabupaten

Lebih terperinci

PENDATAAN KELUARGA TAHUN 2015 PERWAKILAN BKKBN PROVINSI JAWA BARAT

PENDATAAN KELUARGA TAHUN 2015 PERWAKILAN BKKBN PROVINSI JAWA BARAT PENDATAAN KELUARGA TAHUN 2015 PERWAKILAN BKKBN PROVINSI JAWA BARAT Mekanisme Pelaksanaan Pendataan PERSIAPAN Keluarga PENDATAAN PEMETAAN PELAPORAN SARASEHAN EVALUASI ANALISIS PROGRAM DUKUNGAN Kegiatan

Lebih terperinci

LAPORAN UMPAN BALIK HASIL PELAKSANAAN SUBSISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN

LAPORAN UMPAN BALIK HASIL PELAKSANAAN SUBSISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN LAPORAN UMPAN BALIK HASIL PELAKSANAAN SUBSISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN JUNI 2016 Perwakilan BKKBN Provinsi Riau Menu Data dan Informasi Data http://riau.bkkbn.go.id/ PELAYANAN KONTRASEPSI DAN PENGENDALIAN

Lebih terperinci

TATA LAKSANA UPDATING DATA KELUARGA MISKIN KABUPATEN BANTUL DASAR :

TATA LAKSANA UPDATING DATA KELUARGA MISKIN KABUPATEN BANTUL DASAR : TATA LAKSANA UPDATING DATA KELUARGA MISKIN KABUPATEN BANTUL DASAR : 1. SK BUPATI BANTUL NO. 83 TAHUN 2007, tentangpembentukan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah ( TKPK- D )Kabupaten Bantul.

Lebih terperinci

LAPORAN UMPAN BALIK HASIL PELAKSANAAN SUBSISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN

LAPORAN UMPAN BALIK HASIL PELAKSANAAN SUBSISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN LAPORAN UMPAN BALIK HASIL PELAKSANAAN SUBSISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN JANUARI 2016 Perwakilan BKKBN Provinsi Riau Menu Data dan Informasi Data http://riau.bkkbn.go.id/ PELAYANAN KONTRASEPSI DAN PENGENDALIAN

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA DI KABUPATENBANYUWANGI

PETUNJUK TEKNIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA DI KABUPATENBANYUWANGI LAMPIRAN II PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR : 52 TAHUN 2012 TANGGAL : 16 Oktober 2012 PETUNJUK TEKNIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA DI KABUPATENBANYUWANGI

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.319, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA WARGA NEGARA. Kependudukan. Keluarga. Keluarga Berencana. Sistem Informasi. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. serta India, hal ini telah dipraktekkan sejak berabad-abad yang lalu, tetapi waktu itu

BAB 1 PENDAHULUAN. serta India, hal ini telah dipraktekkan sejak berabad-abad yang lalu, tetapi waktu itu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keluarga Berencana (KB) bukanlah hal baru karena menurut catatan-catatan dan tulisan-tulisan yang berasal dari Mesir Kuno, Yunani Kuno, dan Tiongkok Kuno serta India,

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PENILAIAN MULTI INDIKATOR PROGRAM KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL SEMESTER II TAHUN 2013

ANALISIS DAN PENILAIAN MULTI INDIKATOR PROGRAM KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL SEMESTER II TAHUN 2013 ANALISIS DAN PENILAIAN MULTI INDIKATOR PROGRAM KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL SEMESTER II TAHUN 2013 BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA i NASIONAL DIREKTORAT PELAPORAN DAN STATISTIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Kota Bandar

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Kota Bandar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Kota Bandar Lampung tumbuh menjadi kota yang memiliki pusat aktivitas pemerintahan dan perekonomian

Lebih terperinci

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP) No. 60/12/14/Th.XIV, 2 Desember 2013 HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP) RUMAH TANGGA PETANI GUREM TAHUN 2013 SEBANYAK 68,57 RIBU RUMAH TANGGA, TURUN 45,33 PERSEN DARI TAHUN 2003 Jumlah rumah tangga

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. PENELITIAN YANG PENELITI LAKUKAN INI ADALAH KAJIAN MENGENAI KESEJAHTERAAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. PENELITIAN YANG PENELITI LAKUKAN INI ADALAH KAJIAN MENGENAI KESEJAHTERAAN III. METODOLOGI PENELITIAN. PENELITIAN YANG PENELITI LAKUKAN INI ADALAH KAJIAN MENGENAI KESEJAHTERAAN 31 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian yang peneliti lakukan ini adalah

Lebih terperinci

Pengertian keluarga sebagaimana yang didefinisikan oleh Sekretariat. Menteri Negara Kependudukan BKKBN Jakarta (1994:5) adalah unit terkecil dari

Pengertian keluarga sebagaimana yang didefinisikan oleh Sekretariat. Menteri Negara Kependudukan BKKBN Jakarta (1994:5) adalah unit terkecil dari BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Keluarga Sejahtera Pengertian keluarga sebagaimana yang didefinisikan oleh Sekretariat Menteri Negara Kependudukan BKKBN

Lebih terperinci

Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Provinsi Riau

Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Provinsi Riau No. 25/05/14/Th. XVIII, 24 Mei 2017 Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Provinsi Riau Hasil pendaftaran usaha/perusahaan Sensus Ekonomi 2016 (SE2016) di Provinsi Riau tercatat

Lebih terperinci

LAPORAN UMPAN BALIK MARET 2016 PELAYANAN KONTRASEPSI DAN PENGENDALIAN LAPANGAN

LAPORAN UMPAN BALIK MARET 2016 PELAYANAN KONTRASEPSI DAN PENGENDALIAN LAPANGAN LAPORAN UMPAN BALIK HASIL PELAKSANAAN SUBSISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN MARET 2016 Perwakilan BKKBN Provinsi Riau Menu Data dan Informasi Data http://riau.bkkbn.go.id/ PELAYANAN KONTRASEPSI DAN PENGENDALIAN

Lebih terperinci

Standard Operating Procedure Database Profil KKB Desa DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... ii SOP PENGAKSESAN APLIKASI DATABASE PROFIL KKB DESA...

Standard Operating Procedure Database Profil KKB Desa DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... ii SOP PENGAKSESAN APLIKASI DATABASE PROFIL KKB DESA... i DAFTAR ISI DAFTAR ISI... ii SOP PENGAKSESAN APLIKASI DATABASE PROFIL KKB DESA... 1 ii SOP PENGAKSESAN APLIKASI DATABASE PROFIL KKB DESA No Kegiatan Pelaksana BKKBN Pusat / BKKBN Provinsi / SKPD KB /

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. KONDISI UMUM KOTA MAKASSAR. Luas Kota Makassar sekitar 175,77 km 2, terletak di bagian Barat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. KONDISI UMUM KOTA MAKASSAR. Luas Kota Makassar sekitar 175,77 km 2, terletak di bagian Barat BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. KONDISI UMUM KOTA MAKASSAR 1. Penyebaran Penduduk Luas Kota Makassar sekitar 175,77 km 2, terletak di bagian Barat Propinsi Sulawesi Selatan dengan batas-batas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Kontrasepsi

BAB I PENDAHULUAN. jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Kontrasepsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga berencana (KB) adalah upaya untuk meningkatkan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan keluarga,

Lebih terperinci

Dr. Sugiri Syarief, MPA. ( Kepala BKKBN ) Disampaikan oleh Drs. Pranyoto, M.Sc. ( Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga )

Dr. Sugiri Syarief, MPA. ( Kepala BKKBN ) Disampaikan oleh Drs. Pranyoto, M.Sc. ( Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga ) Dr. Sugiri Syarief, MPA. ( Kepala BKKBN ) Disampaikan oleh Drs. Pranyoto, M.Sc. ( Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga ) KONDISI KEPENDUDUKAN SAAT INI TREN JUMLAHPENDUDUK INDONESIA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Petunjuk Penggunaan Database Profil KKB Desa

DAFTAR ISI. Petunjuk Penggunaan Database Profil KKB Desa DAFTAR ISI Petunjuk Penggunaan Database Profil KKB Desa DAFTAR ISI... 2 DAFTAR GAMBAR... 4 1. Penjelasan Umum... 6 2. Penjelasan Menu... 7 2.1. Menu Halaman Depan... 7 2.2. Menu Profil Desa... 9 2.2.1.

Lebih terperinci

BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA

BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA A. Sejarah Singkat Kabupaten Bengkalis Secara historis wilayah Kabupaten Bengkalis sebelum Indonesia merdeka, sebagian besar berada

Lebih terperinci

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI RIAU PADA AGUSTUS 2012 SEBESAR 4,30 PERSEN

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI RIAU PADA AGUSTUS 2012 SEBESAR 4,30 PERSEN No 56/11/14/Tahun XIII, 5 November 2012 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI RIAU PADA AGUSTUS 2012 SEBESAR 4,30 PERSEN Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Riau sebesar 4,30 persen, yang berarti

Lebih terperinci

RESUME UMPAN BALIK PELKON dan DALLAP 2014 PERWAKILAN BKKBN PROVINSI RIAU

RESUME UMPAN BALIK PELKON dan DALLAP 2014 PERWAKILAN BKKBN PROVINSI RIAU FEBRUARI RESUME UMPAN BALIK PELKON dan DALLAP 2014 PERWAKILAN BKKBN PROVINSI RIAU Dari hasil laporan Umpan Balik pada bulan Februari 2014, sbb : 1. Cakupan Laporan : A. Pelayanan Kontrasepsi (PELKON) Berikut

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI RIAU

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI RIAU BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI RIAU Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak

Lebih terperinci

BUPATI WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOGIRI NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOGIRI NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOGIRI NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA

Lebih terperinci

RESUME UMPAN BALIK PELKON dan DALLAP 2013 PERWAKILAN BKKBN PROVINSI RIAU

RESUME UMPAN BALIK PELKON dan DALLAP 2013 PERWAKILAN BKKBN PROVINSI RIAU RESUME UMPAN BALIK PELKON dan DALLAP 2013 PERWAKILAN BKKBN PROVINSI RIAU Dari hasil laporan Umpan Balik pada bulan Desember 2013, sbb : 1. Cakupan Laporan : A. Pelayanan Kontrasepsi (PELKON) Berikut Kabupaten

Lebih terperinci

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA DI KABUPATEN BANYUWANGI

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA DI KABUPATEN BANYUWANGI 1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 52 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA DI KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

MATRIK LAPORAN MINI SURVEI PEMANTAUAN PUS PROVINSI BENGKULU TAHUN 2009

MATRIK LAPORAN MINI SURVEI PEMANTAUAN PUS PROVINSI BENGKULU TAHUN 2009 MATRIK LAPORAN MINI SURVEI PEMANTAUAN PUS PROVINSI BENGKULU TAHUN 2009 2.6 terhadap PUS umur terhadap PUS 40-49 Umur 40-49 1 Bengkulu Selatan 2,7 3,8 2 Rejang Lebong 3,6 4,7 3 Bengkulu Utara 3,6 5,3 4

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelahiran dalam rangka mewujudkan hak-hak pasangan usia subur untuk menentukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelahiran dalam rangka mewujudkan hak-hak pasangan usia subur untuk menentukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Keluarga Berencana Pengertian Keluarga Berencana dalam arti sempit adalah upaya pengaturan kelahiran dalam rangka mewujudkan hak-hak pasangan usia subur untuk menentukan

Lebih terperinci

RESUME UMPAN BALIK PELKON dan DALLAP 2013 PERWAKILAN BKKBN PROVINSI RIAU

RESUME UMPAN BALIK PELKON dan DALLAP 2013 PERWAKILAN BKKBN PROVINSI RIAU RESUME UMPAN BALIK PELKON dan DALLAP 2013 PERWAKILAN BKKBN PROVINSI RIAU Dari hasil laporan Umpan Balik pada bulan Agustus 2013, sbb : 1. Cakupan Laporan : A. Pelayanan Kontrasepsi (PELKON) Berikut Kabupaten

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 92

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 92 TARGET SASARAN MISI 212 213 214 215 216 217 218 218 Pencapaian Indikator Kluster Perlindungan Khusus % 55 55 6 6 65 65 7 7 BKBPP Jumlah Indikator Kluster Perlindungan Khusus yang tercapai dibagi jumlah

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

14 KRITERIA MISKIN MENURUT STANDAR BPS ; 1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2 per orang.

14 KRITERIA MISKIN MENURUT STANDAR BPS ; 1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2 per orang. 14 KRITERIA MISKIN MENURUT STANDAR BPS ; 1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2 per orang. 2. Jenis lantai tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan. 3. Jenis dinding tempat

Lebih terperinci

RESUME UMPAN BALIK PELKON dan DALLAP 2013 PERWAKILAN BKKBN PROVINSI RIAU

RESUME UMPAN BALIK PELKON dan DALLAP 2013 PERWAKILAN BKKBN PROVINSI RIAU RESUME UMPAN BALIK PELKON dan DALLAP 2013 PERWAKILAN BKKBN PROVINSI RIAU Dari hasil laporan Umpan Balik pada bulan April 2013, sbb : 1. Cakupan Laporan : A. Pelayanan Kontrasepsi (PELKON) Berikut Kabupaten

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL, PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PENDAYAGUNAAN TENAGA PENYULUH KEPENDUDUKAN, KELUARGA BERENCANA DAN PEMBANGUNAN KELUARGA BADAN KEPENDUDUKAN

Lebih terperinci

KONSEP KELUARGA SEJAHTERA DAN KELUARGA MANDIRI. Ns. WIDYAWATI, S.Kep, M.Kes

KONSEP KELUARGA SEJAHTERA DAN KELUARGA MANDIRI. Ns. WIDYAWATI, S.Kep, M.Kes KONSEP KELUARGA SEJAHTERA DAN KELUARGA MANDIRI Ns. WIDYAWATI, S.Kep, M.Kes Pendahuluan Visi GKBN ( Gerakan Keluarga Berencana Nasional ) Mewujudkan Norma Keluarga Kecil yang Bahagia dan Sejahtera (NKKBS)

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1232, 2017 BKKBN. Pendayagunaan Tenaga Penyuluh KKBPK. PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PENDAYAGUNAAN

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.060 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 105 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang peneliti lakukan ini adalah kajian mengenai kesejahteraan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang peneliti lakukan ini adalah kajian mengenai kesejahteraan 31 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian yang peneliti lakukan ini adalah kajian mengenai kesejahteraan masyarakat repong damar Desa Bandarjaya di Kecamatan Bengkunat Kabupaten

Lebih terperinci

RESUME UMPAN BALIK PELKON dan DALLAP 2013 PERWAKILAN BKKBN PROVINSI RIAU

RESUME UMPAN BALIK PELKON dan DALLAP 2013 PERWAKILAN BKKBN PROVINSI RIAU RESUME UMPAN BALIK PELKON dan DALLAP 2013 PERWAKILAN BKKBN PROVINSI RIAU Dari hasil laporan Umpan Balik pada bulan Mei 2013, sbb : 1. Cakupan Laporan : A. Pelayanan Kontrasepsi (PELKON) Berikut Kabupaten

Lebih terperinci

Sekapur Sirih. Pekanbaru, Agustus 2010 Kepala BPS Provinsi Riau. Abdul Manaf, MA NIP

Sekapur Sirih. Pekanbaru, Agustus 2010 Kepala BPS Provinsi Riau. Abdul Manaf, MA NIP Sekapur Sirih Sebagai pengemban amanat Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan sejalan dengan rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai Sensus Penduduk dan Perumahan Tahun 2010

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Visi Program Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas 2015

BAB I PENDAHULUAN. Visi Program Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Visi Program Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas 2015 visi ini dimaksudkan untuk mewujudkan keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri,

Lebih terperinci

VISI, MISI DAN GRAND STRATEGI BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL

VISI, MISI DAN GRAND STRATEGI BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL NOMOR : 28/HK-010/B5/2007 TENTANG VISI, MISI DAN GRAND STRATEGI BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL KEPALA BADAN KOORDINASI KELUARGA

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERDAYAAN INSTITUSI MASYARAKAT KELURAHAN DALAM BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN. Tabel 3. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian. No. Variabel Penelitian Indikator Nomer Butir 1. Karakteristik tenaga kerja

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN. Tabel 3. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian. No. Variabel Penelitian Indikator Nomer Butir 1. Karakteristik tenaga kerja 84 KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN Tabel. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian No. Variabel Penelitian Indikator Nomer Butir. Karakteristik tenaga kerja. Nama. Alamat. Umur 4. Jenis kelamin 5. Status perkawinan

Lebih terperinci

GUBERNURJAWATENGAH PERATURANGUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 77 TAHUN 2017 TENTANG PENGEMBANGAN KAMPUNGKELUARGABERENCANA DI PROVINSI JAWA TENGAH

GUBERNURJAWATENGAH PERATURANGUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 77 TAHUN 2017 TENTANG PENGEMBANGAN KAMPUNGKELUARGABERENCANA DI PROVINSI JAWA TENGAH Mengingat GUBERNURJAWATENGAH PERATURANGUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 77 TAHUN 2017 TENTANG PENGEMBANGAN KAMPUNGKELUARGABERENCANA D PROVNS JAWA TENGAH DENGAN RAHMATTUHANYANGMAHAESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang

Lebih terperinci

Satuan Kerja Kementerian Pekerjaan Umum Pemerintah Provinsi Riau

Satuan Kerja Kementerian Pekerjaan Umum Pemerintah Provinsi Riau Satuan Kerja Kementerian Pekerjaan Umum 1. Kasatker SNVT Wilayah I Riau; 2. Kasatker SNVT Wilayah II Riau; 3. Para Kasatker, PPK dan Pokja di lingkungan BWWS III Riau. Pemerintah Provinsi Riau 1. Sekretaris

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 3 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 1

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 3 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 3 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tahun 1970, Program Keluarga Berencana telah diterima oleh masyarakat luas dan

I. PENDAHULUAN. tahun 1970, Program Keluarga Berencana telah diterima oleh masyarakat luas dan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Semenjak dicanangkan Program Keluarga Berencana Nasional pada awal tahun 1970, Program Keluarga Berencana telah diterima oleh masyarakat luas dan telah memberikan hasil

Lebih terperinci

BUPATI GUNUNGKIDUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL,

BUPATI GUNUNGKIDUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL, BUPATI GUNUNGKIDUL PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan 18 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Lubuk Gaung adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau. Kelurahan Lubuk

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. A. Sejarah Badan Keluarga Berencana Pemberdayaan Masyarakat dan

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. A. Sejarah Badan Keluarga Berencana Pemberdayaan Masyarakat dan BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Sejarah Badan Keluarga Berencana Pemberdayaan Masyarakat dan Pemberdayaan Perempuan Badan Keluarga Berencana Pemberdayaan Masyarakat dan Pemberdayaan Perempuan terbentuk

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN WALIKOTA MADIUN,

WALIKOTA MADIUN WALIKOTA MADIUN, WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, KELUARGA BERENCANA DAN KETAHANAN PANGAN WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi PENDAHULUAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 28 Tahun 2015 tentang rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Perkebunan Provinsi Riau, pada pasal 2 ayat 2 dinyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan dilahirkan dari bahasa Inggris, yakni empowerment, yang mempunyai makna dasar pemberdayaan di mana daya bermakna kekuatan (power). Pemberdayaan

Lebih terperinci

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI RIAU PADA AGUSTUS 2014 SEBESAR 6,56 PERSEN

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI RIAU PADA AGUSTUS 2014 SEBESAR 6,56 PERSEN No. 59/11/14/Th. XV, 5 November 2014 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI RIAU PADA AGUSTUS 2014 SEBESAR 6,56 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi Riau pada Agustus 2014 mencapai 2.695.247 orang.

Lebih terperinci

Katalog BPS

Katalog BPS Katalog BPS 1403.8271.012 Kecamatan Pulau Batang Dua Dalam Angka 2012 PULAU BATANG DUA DALAM ANGKA 2012 Nomor Katalog : 1403.8271.012 Nomor Publikasi : 8271.000 Ukuran Buku : 15 cm x 21 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pangan, pendidikan, bahan bakar dan juga subsidi kesehatan. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. pangan, pendidikan, bahan bakar dan juga subsidi kesehatan. Oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Program pengendalian penduduk merupakan salah satu strategi dalam mensukseskan pembangunan di Indonesia. Semakin besar jumlah penduduk, maka biaya pembangunan akan semakin

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, PEREMPUAN, DAN KELUARGA BERENCANA KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEMANFAATAN DATA DAN INFORMASI HASIL PENDATAAN KELUARGA DALAM KAITANNYA DENGAN PENGENDALIAN KUANTITAS PENDUDUK 1

PEMANFAATAN DATA DAN INFORMASI HASIL PENDATAAN KELUARGA DALAM KAITANNYA DENGAN PENGENDALIAN KUANTITAS PENDUDUK 1 PEMANFAATAN DATA DAN INFORMASI HASIL PENDATAAN KELUARGA DALAM KAITANNYA DENGAN PENGENDALIAN KUANTITAS PENDUDUK 1 Oleh : Dr. Johannes, S.E., M.Si. 2 1. Kebutuhan Data Dalam konteks perencanaan peran data

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

TINJAUAN HASIL SURVAI INDIKATOR KINERJA RPJMN 2015 BKKBN PROVINSI JAMBI

TINJAUAN HASIL SURVAI INDIKATOR KINERJA RPJMN 2015 BKKBN PROVINSI JAMBI TINJAUAN HASIL SURVAI INDIKATOR KINERJA RPJMN 2015 BKKBN PROVINSI JAMBI Dr. Junaidi, SE, M.Si (Disampaikan pada Rapat Koordinasi Perwakiltan BKKBN Provinsi Jambi tanggal 1 September 2016) I. LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT BUPATI KOTAWARINGIN BARAT KEPUTUSAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 28 TAHUN 2002 T E N T A N G PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2002 TENTANG KEPENDUDUKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas seluruh sistem sosial seperti politik, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas seluruh sistem sosial seperti politik, ekonomi, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas seluruh sistem sosial seperti politik, ekonomi, infrastrukur dan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Ba b 3 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 3.1. Kecamatan Kuala Kampar 3.1.1. Administrasi Kecamatan Kuala Kampar terbentang seluas 1.000,39 km 2. Secara administrasi wilayah Kecamatan Kuala Kampar berbatasan dengan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 20 TAHUN : 2016 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG STRATEGI KOMUNIKASI INFORMASI DAN EDUKASI BERBASIS KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN PROGRAM

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. wilayah ± KM2. Terbentuknya Kecamatan Tampan ini terdiri dari beberapa

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. wilayah ± KM2. Terbentuknya Kecamatan Tampan ini terdiri dari beberapa 17 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 1. Kecamatan Tampan Pekanbaru A. Letak dan Geografis Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru merupakan salah satu Kecamatan yang terbentuk berdasarkan PP.No.19 Tahun 1987,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa keluarga sebagai unit terkecil dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tinggi. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk pada bulan Agustus 2010 jumlah

I. PENDAHULUAN. tinggi. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk pada bulan Agustus 2010 jumlah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan sebuah negara berkembang yang memiliki banyak permasalahan penduduk, salah satunya adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Berdasarkan hasil

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 41 TAHUN TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

NO URUT JUMLAH RUMAH TANGGA JUMLAH KEPALA KELUARGA

NO URUT JUMLAH RUMAH TANGGA JUMLAH KEPALA KELUARGA NO URUT KECAMATAN DESA/KEL REKAPITULASI HASIL PENDATAAN TINGKAT KABUPATEN TAHUN 2013 1. KABUPATEN : PANDEGLANG 3. TAHUN ANGGARAN : 2013 2. PROVINSI : BANTEN 4. NO. KODE KABUPATEN : 01 5. NO. KODE PROVINSI

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN DATABASE DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KRITERIA PENDUDUK MISKIN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN DATABASE DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KRITERIA PENDUDUK MISKIN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN DATABASE DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KRITERIA PENDUDUK MISKIN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Ummul Hairah ummihairah@gmail.com Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci