PEMERINTAH DESA SARI MULYO PERATURAN DESA SARI MULYO NOMOR : 2039/01/SM/XII/TAHUN 2009
|
|
- Surya Halim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEMERINTAH DESA SARI MULYO PERATURAN DESA SARI MULYO NOMOR : 2039/01/SM/XII/TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DESA SARI MULYO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA Menimbang : a. Bahwa Keluarga Berencana sangat penting untuk merencanakan/mengatur kelahiran untuk membangun keluarga kecil yang sehat, bahagia dan sejahtera. b. Bahwa setiap orang dan warga desa setempat memiliki hak dan kewajiban dan tanggung jawab dalam mengelola Program KB dalam melaksanakan pembangunan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. c. Bahwa berdasarkan hal tersebut diatas, dipandang perlu untuk menetapkan peraturan desa tentang pengelolaan Program KB desa Sari Mulyo Mengingat : 1. Undang-undang No.10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 3 Peraturan Pemerintah RI no 72 tahun 2005 tentang Desa Memperhatikan : Hasil rapat Badan Permusyawaratan Desa dan Perangkat Desa tanggal 21 Desember 2009 tentang Pengelolaan Program KB desa Sari Mulyo 1
2 MEMUTUSKAN : DENGAN PERSETUJUAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA SARI MULYO KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SELUMA Menetapkan : PERATURAN DESA SARI MULYO KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SELUMA TENTANG PENGELOLAAN PROGRAM KB DI DESA SARI MULYO. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Program Keluarga Berencana Nasional yang selanjutnya disingkat Program KB Nasional, adalah upaya peningkatan kepedulian dan peranserta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera, menuju keluarga berkualitas. 2. Peran serta masyarakat dalam pengelolaan Program KB adalah proses kesadaran masyarakat yang tumbuh secara swadaya, atas kehendak sendiri dan keinginan sendiri dan yang terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan dalam pengelolaan Program KB 3. Pelayanan Dasar Kesehatan Adalah pelayanan kesehatan, termasuk KB yang diberikan di Puskesmas dan jaringannya (Puskesmas Pembantu, Posyandu, Polides, Puskesmas Keliling) sesuai dengan kebutuhan dan standar pelayanan yang dikelola langsung oleh Puskesmas, Puskesmas Pembantu. 4. Pelayanan KB Adalah pelayanan alat dan obat kontrasepsi kepada calon atau peserta KB/klien sesuai dengan kondisi klien termasuk penanganan efek samping dan komplikasi yang dilakukan oleh tenaga yang memenuhi syarat yaitu dokter spesialis, dokter umum, bidan dan tenaga lain yang ditunjuk. 5. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 6. Pemerintahan Desa adalah penyelenggara urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia. 2
3 7. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. 8. Badan Permusyawaratan Desa selanjutnya disingkat BPD, adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. 9. Koordinator Lapangan Keluarga Berencana yang selanjutnya disingkat KORLAP KB adalah Kepala Seksi di Kecamatan yang ditunjuk dengan tugas membantu secara teknis pelaksanaan Program KB di desa dan sebagai penghubung antara pengelola Program KB di desa, Kecamatan dengan Kabupaten. 10. Para Medis adalah tenaga medis yang ada didesa yang secara sah untuk melaksanakan pelayanan Kesehatan termasuk pelayanan KB terhadap akseptor KB baik yang aktif atau ulangan maupun akseptor baru. 11. Peserta KB, yaitu pasangan usia subur (PUS) yang menggunakan salah satu alat/obat kontrasepsi 12. Institusi Masyarakat Perdesaan wadah pengelola dan pelaksana Program KB Nasional ditingkat desa/kelurahan, dusun/rw dan RT seperti PPKBD, Sub PPKBD, Kelompok KB, Dasa Wisma dan Keluarga yang ditunjuk dan disahkan oleh Kepala Desa. 13. PPKBD dan Sub PPKBD Seseorang atau beberapa orang Kader dalam wadah organisasi yang secara sukarela berperan aktif melaksanakan, mengelola kegiatan KB di desa/kelurahan, sedang Sub PPKBD pada tingkatan di Dusun/RW. 14. Peraturan Desa adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibuat oleh Badan Permusyawaratan Desa bersama Kepala Desa yang ditetapkan oleh Kepala Desa yang bersifat mengatur dalam kerangka melaksanakan Peraturan Desa dan Peraturan Perundang-u ndangan yang lebih tinggi. BAB II TUJUAN DAN SASARAN Pasal 2 Pengelolaan Program KB mempunyai tujuan untuk menjaga keberlangsungan ber- KB dalam mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Pasal 3 Sasaran yang ingin dicapai untuk mencapai tujuan sebagaimana yang dimaksud pasal 2 adalah : a. Meningkatkan keterjaminan ber-kb bagi Pasangan Usia Subur terutama dari keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I b. Terlindungan Peserta KB dari komplikasi dan kegagalan ber-kb c. Terlaksananya mekanisme operasional pelaksanaan program KB 3
4 BAB III TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN KOORDINASI Pasal 4 Pengelolaan Program KB dilaksanakan secara terencana, terpadu dan terkoordinasi oleh perangkat pemerintah desa, tokoh masyarakat, lembagalembaga masyarakat, Institusi Masyarakat Pedesaan KB dan tenaga medis di desa Sari Mulyo berdasarkan fungsi dan struktur pemerintahan yang berlaku dan dipimpin oleh pejabat kepala desa. Pasal 5 Pemerintah Desa yang dilaksanakan oleh Kepala Desa, BPD dan unsur aparat desa Sari Mulyo bertanggung jawab atas keberhasilan Program KB dengan melakukan : a. Perencanaan kegiatan Program KB didesanya. b. Mengusulkan dan mengangkat Institusi Masyarakat Perdesaan. c. Merencanakan dan melakukan pendekatan akses pelayanan KB kerja sama dengan Tenaga Medis dan tempat pelayanan kesehatan serta lembaga non pemerintah atau pihak swasta diluar desa. d. Bersama Instansi terkait merencanakan dan memenuhi ketersediaan alat kontrasepsi bagi Peserta KB baik mandiri maupun Program. e. Merencanakan dan melaksanakan pembinaan dan KIE tentang Program KB di desanya baik pada Institusi Masyarakat Perdesaan maupun masyarakat. f. Pertemuan Program KB didesa g. Merencanakan dan memenuhi pendanaan tentang Program KB dengan memanfaatkan potensi yang ada didesa atau sumber lain yang tidak mengikat. h. Melaporkan hasil-hasil Program KB di desa Pasal 6 Tenaga medis di desa yang meliputi Dokter, Bidan Puskesmas, Bidan Desa, Perawat melakukan : a. KIE pada masyarakat dan Pasangan Usia Subur tentang kesehatan dan KB b. Informed choice dan chonsen pada calon peserta KB c. Pelayanan KB baik untuk peserta KB ulangan, peserta KB baru secara gratis maupun mandiri dengan ketentuan yang telah diatur melalui musyawarah desa. d. Pelayanan pengayoman terhadap akseptor yang mengalami komplikasi atau kegagalan serta melakukan rujukan peserta KB ke tingkat yang lebih tinggi dengan ketentuan yang berlaku secara medis. e. Kerjasama dengan PPKBD dalam penyediaan alat kontrasepsi mandiri serta pelayanan KB secara mandiri yang diatur lebih lanjut dalam rapat desa. 4
5 Pasal 7 Institusi Masyarakat Perdesaan yang selanjutnya disebut IMP terdiri dari Pembantu Pembina KB Desa (PPKBD), Sub Pembantu Pembina KB Desa (Sub PPKBD), dan Kelompok KB seperti Posyandu, UPPKS, BKB, BKR, BKL diusulkan oleh BPD bersama masyarakat selanjutnya di tugaskan melalui Surat Tugas oleh Kepala Desa dalam pengelolaan Program KB didesa Sari Mulyo melakukan kegiatan Pengelolaan Program KB berpedoman pada tujuh peran IMP yaitu : a) Kepengurusan bersama-sama dengan aparat Desa dan BPD merencanakan dan melaksanakan kegiatan KB didesa serta menjalin kerja sama dengan Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan Lembaga Kemasyarakatan lainnya b) Membantu tenaga medis di desa dalam memberikan penyuluhan, Motivasi dan Konseling tentang KB dalam membina KB Aktif dan mengajak Peserta KB Baru, serta kegiatan Program KB Lainnya. c) Membantu tenaga medis didesa dalam pelayanan ulang PIL dan Kondom baik secara mandiri maupun gratis dengan pengawasan tenaga medis serta merujuk peserta KB yang tidak dapat ditanggulangi ketingkat pelayanan yang lebih tinggi (Bidan Desa). d) Pencatatan dan Pelaporan yang hasilnya dilaporkan secara berjenjang dengan diketahui oleh Kepala Desa, kerjasama dengan Bidan Desa, Bidan Puskesmas, Perawat yang melakukan pelayanan KB dan pelayanan integrasi lainnya e) Pendataan Keluarga yang hasilnya dilaporkan secara berjenjang diketahui kepala desa f) Ikut dalam pertemuan desa dan melaporkan tentang hasil kegiatan dan rencana Program KB di desa. g) Membantu Bidan Desa di Posyandu, Pelayanan TKBK, atau momentum lainnya. h) Membina kelompok Bina Keluarga, kelompok UPPKS, serta kelompok lainnya yang ada di desa. i) Menyediakan dana operasional kegiatan pengelolaan Program KB secara mandiri berasal dari sumber desa, jasa transport pelayanan KB ulang, sumber-sumber lain yang tidak mengikat dan direncanakan dan disetujui bersama. BAB IV JAMINAN AKSEPTOR KB Pasal 8 Akseptor KB mendapatkan jaminan pelayanan informasi tentang KB, pelayanan KB, pelayanan pengayoman dan rujukan dengan ketentuan akseptor dari keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I mendapatkan pelayanan KB, pengayoman dan rujukan secara gratis dan untuk Keluarga Sejahtera II, Keluarga Sejahtera III, Keluarga Sejahtera III Plus mendapatkan pelayanan secara mandiri disesuaikan dengan kondisi masyarakat yang telah dibahas dan disetujui di desa Sari Mulyo. 5
6 BAB V PEMBIAYAAN Pasal 9 Pembiayaan yang timbul dalam kegiatan pengelolaan KB di desa yang harus dibiayai oleh desa termasuk untuk operasional kegiatan pengelolaan Program KB dan operasional dari PPKBD dan Sub PPKBD berasal dari dana swadaya desa, sumber lain yang tidak mengikat direncanakan dan disepakati bersama dalam rapat desa. Adapun hasil musyawarah/mufakat untuk desa Sari Mulyo disepakati antara lain : - Pembiayan disepakati diambil dari iuran wajib per kepala keluarga Rp ,- - Pembiayaan disepakati diambil biaya pelayanan pengobatan dari Bidan Desa per Kepala Rp ,- - Pembiayaan disepakati diambil dari biaya pelayanan pengobatan dari pihak warga desa Sari Mulyo yang berobat ke Puskesmas dikenakan biaya Rp ,- BAB VI PERATURAN KETENTUAN LAIN Pasal 10 Peraturan Desa, apabila dipandang perlu dapat disempurnakan atau ditingkatkan menurut perkembangan kehidupan sosial masyarakat dan situasi sosial lainnya. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan 2. Peraturan Desa ini disebut Peraturan Desa Sari Mulyo tentang penetapan terhadap pengelolaan Program KB diwilayah desa Sari Mulyo 3. Peraturan Desa ini menjadi dasar hukum dalam peraturan-peraturan yang lebih tinggi 4. Hal-hal lain yang belum diatur dalam peraturan desa ini akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan/Keputusan Desa selanjutnya. Sari Mulyo, 24 Desember 2009 Kepala Desa Sari Mulyo Ketua BPD Sari Mulyo Suparman Iswanto Camat Sukaraja Salijan, S.Sos 6
7 PEMERINTAH DESA RIAK SIABUN PERATURAN DESA RIAK SIABUN NOMOR : 03 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DESA RIAK SIABUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA Menimbang : a. Bahwa Keluarga Berencana sangat penting untuk merencanakan/mengatur kelahiran untuk membangun keluarga kecil yang sehat, bahagia dan sejahtera. b. Bahwa setiap orang dan warga desa setempat memiliki hak dan kewajiban dan tanggung jawab dalam mengelola Program KB dalam melaksanakan pembangunan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. c. Bahwa berdasarkan hal tersebut diatas, dipandang perlu untuk menetapkan peraturan desa tentang pengelolaan Program KB desa Riak Siabun Mengingat : 1. Undang-undang No.10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 3 Peraturan Pemerintah RI no 72 tahun 2005 tentang Desa Memperhatikan : Hasil rapat Badan Permusyawaratan Desa dan Perangkat Desa tanggal 21 Desember 2009 tentang Pengelolaan Program KB desa Riak Siabun 7
8 MEMUTUSKAN : DENGAN PERSETUJUAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA RIAK SIABUN KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SELUMA Menetapkan : PERATURAN DESA RIAK SIABUN KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SELUMA TENTANG PENGELOLAAN PROGRAM KB DI DESA RIAK SIABUN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 15. Program Keluarga Berencana Nasional yang selanjutnya disingkat Program KB Nasional, adalah upaya peningkatan kepedulian dan peranserta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera, menuju keluarga berkualitas. 16. Peran serta masyarakat dalam pengelolaan Program KB adalah proses kesadaran masyarakat yang tumbuh secara swadaya, atas kehendak sendiri dan keinginan sendiri dan yang terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan dalam pengelolaan Program KB 17. Pelayanan Dasar Kesehatan Adalah pelayanan kesehatan, termasuk KB yang diberikan di Puskesmas dan jaringannya (Puskesmas Pembantu, Posyandu, Polides, Puskesmas Keliling) sesuai dengan kebutuhan dan standar pelayanan yang dikelola langsung oleh Puskesmas, Puskesmas Pembantu. 18. Pelayanan KB Adalah pelayanan alat dan obat kontrasepsi kepada calon atau peserta KB/klien sesuai dengan kondisi klien termasuk penanganan efek samping dan komplikasi yang dilakukan oleh tenaga yang memenuhi syarat yaitu dokter spesialis, dokter umum, bidan dan tenaga lain yang ditunjuk. 19. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 20. Pemerintahan Desa adalah penyelenggara urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia. 8
9 21. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. 22. Badan Permusyawaratan Desa selanjutnya disingkat BPD, adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. 23. Koordinator Lapangan Keluarga Berencana yang selanjutnya disingkat KORLAP KB adalah Kepala Seksi di Kecamatan yang ditunjuk dengan tugas membantu secara teknis pelaksanaan Program KB di desa dan sebagai penghubung antara pengelola Program KB di desa, Kecamatan dengan Kabupaten. 24. Para Medis adalah tenaga medis yang ada didesa yang secara sah untuk melaksanakan pelayanan Kesehatan termasuk pelayanan KB terhadap akseptor KB baik yang aktif atau ulangan maupun akseptor baru. 25. Peserta KB, yaitu pasangan usia subur (PUS) yang menggunakan salah satu alat/obat kontrasepsi 26. Institusi Masyarakat Perdesaan wadah pengelola dan pelaksana Program KB Nasional ditingkat desa/kelurahan, dusun/rw dan RT seperti PPKBD, Sub PPKBD, Kelompok KB, Dasa Wisma dan Keluarga yang ditunjuk dan disahkan oleh Kepala Desa. 27. PPKBD dan Sub PPKBD Seseorang atau beberapa orang Kader dalam wadah organisasi yang secara sukarela berperan aktif melaksanakan, mengelola kegiatan KB di desa/kelurahan, sedang Sub PPKBD pada tingkatan di Dusun/RW. 28. Peraturan Desa adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibuat oleh Badan Permusyawaratan Desa bersama Kepala Desa yang ditetapkan oleh Kepala Desa yang bersifat mengatur dalam kerangka melaksanakan Peraturan Desa dan Peraturan Perundang-u ndangan yang lebih tinggi. BAB II TUJUAN DAN SASARAN Pasal 2 Pengelolaan Program KB mempunyai tujuan untuk menjaga keberlangsungan ber- KB dalam mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Pasal 3 Sasaran yang ingin dicapai untuk mencapai tujuan sebagaimana yang dimaksud pasal 2 adalah : d. Meningkatkan keterjaminan ber-kb bagi Pasangan Usia Subur terutama dari keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I e. Terlindungan Peserta KB dari komplikasi dan kegagalan ber-kb f. Terlaksananya mekanisme operasional pelaksanaan program KB 9
10 BAB III TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN KOORDINASI Pasal 4 Pengelolaan Program KB dilaksanakan secara terencana, terpadu dan terkoordinasi oleh perangkat pemerintah desa, tokoh masyarakat, lembagalembaga masyarakat, Institusi Masyarakat Pedesaan KB dan tenaga medis di desa Riak Siabun berdasarkan fungsi dan struktur pemerintahan yang berlaku dan dipimpin oleh pejabat kepala desa. Pasal 5 Pemerintah Desa yang dilaksanakan oleh Kepala Desa, BPD dan unsur aparat desa Riak Siabun bertanggung jawab atas keberhasilan Program KB dengan melakukan : i. Perencanaan kegiatan Program KB didesanya. j. Mengusulkan dan mengangkat Institusi Masyarakat Perdesaan. k. Merencanakan dan melakukan pendekatan akses pelayanan KB kerja sama dengan Tenaga Medis dan tempat pelayanan kesehatan serta lembaga non pemerintah atau pihak swasta diluar desa. l. Bersama Instansi terkait merencanakan dan memenuhi ketersediaan alat kontrasepsi bagi Peserta KB baik mandiri maupun Program. m. Merencanakan dan melaksanakan pembinaan dan KIE tentang Program KB di desanya baik pada Institusi Masyarakat Perdesaan maupun masyarakat. n. Pertemuan Program KB didesa o. Merencanakan dan memenuhi pendanaan tentang Program KB dengan memanfaatkan potensi yang ada didesa atau sumber lain yang tidak mengikat. p. Melaporkan hasil-hasil Program KB di desa Pasal 6 Tenaga medis di desa yang meliputi Dokter, Bidan Puskesmas, Bidan Desa, Perawat melakukan : f. KIE pada masyarakat dan Pasangan Usia Subur tentang kesehatan dan KB g. Informed choice dan chonsen pada calon peserta KB h. Pelayanan KB baik untuk peserta KB ulangan, peserta KB baru secara gratis maupun mandiri dengan ketentuan yang telah diatur melalui musyawarah desa. i. Pelayanan pengayoman terhadap akseptor yang mengalami komplikasi atau kegagalan serta melakukan rujukan peserta KB ke tingkat yang lebih tinggi dengan ketentuan yang berlaku secara medis. j. Kerjasama dengan PPKBD dalam penyediaan alat kontrasepsi mandiri serta pelayanan KB secara mandiri yang diatur lebih lanjut dalam rapat desa. 10
11 Pasal 7 Institusi Masyarakat Perdesaan yang selanjutnya disebut IMP terdiri dari Pembantu Pembina KB Desa (PPKBD), Sub Pembantu Pembina KB Desa (Sub PPKBD), dan Kelompok KB seperti Posyandu, UPPKS, BKB, BKR, BKL diusulkan oleh BPD bersama masyarakat selanjutnya di tugaskan melalui Surat Tugas oleh Kepala Desa dalam pengelolaan Program KB didesa Riak Siabun melakukan kegiatan Pengelolaan Program KB berpedoman pada tujuh peran IMP yaitu : j) Kepengurusan bersama-sama dengan aparat Desa dan BPD merencanakan dan melaksanakan kegiatan KB didesa serta menjalin kerja sama dengan Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan Lembaga Kemasyarakatan lainnya k) Membantu tenaga medis di desa dalam memberikan penyuluhan, Motivasi dan Konseling tentang KB dalam membina KB Aktif dan mengajak Peserta KB Baru, serta kegiatan Program KB Lainnya. l) Membantu tenaga medis didesa dalam pelayanan ulang PIL dan Kondom baik secara mandiri maupun gratis dengan pengawasan tenaga medis serta merujuk peserta KB yang tidak dapat ditanggulangi ketingkat pelayanan yang lebih tinggi (Bidan Desa). m) Pencatatan dan Pelaporan yang hasilnya dilaporkan secara berjenjang dengan diketahui oleh Kepala Desa, kerjasama dengan Bidan Desa, Bidan Puskesmas, Perawat yang melakukan pelayanan KB dan pelayanan integrasi lainnya n) Pendataan Keluarga yang hasilnya dilaporkan secara berjenjang diketahui kepala desa o) Ikut dalam pertemuan desa dan melaporkan tentang hasil kegiatan dan rencana Program KB di desa. p) Membantu Bidan Desa di Posyandu, Pelayanan TKBK, atau momentum lainnya. q) Membina kelompok Bina Keluarga, kelompok UPPKS, serta kelompok lainnya yang ada di desa. r) Menyediakan dana operasional kegiatan pengelolaan Program KB secara mandiri berasal dari sumber desa, jasa transport pelayanan KB ulang, sumber-sumber lain yang tidak mengikat dan direncanakan dan disetujui bersama. BAB IV JAMINAN AKSEPTOR KB Pasal 8 Akseptor KB mendapatkan jaminan pelayanan informasi tentang KB, pelayanan KB, pelayanan pengayoman dan rujukan dengan ketentuan akseptor dari keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I mendapatkan pelayanan KB, pengayoman dan rujukan secara gratis dan untuk Keluarga Sejahtera II, Keluarga Sejahtera III, Keluarga Sejahtera III Plus mendapatkan pelayanan secara mandiri disesuaikan dengan kondisi masyarakat yang telah dibahas dan disetujui di desa Riak Siabun. 11
12 BAB V PEMBIAYAAN Pasal 9 Pembiayaan yang timbul dalam kegiatan pengelolaan KB di desa yang harus dibiayai oleh desa termasuk untuk operasional kegiatan pengelolaan Program KB dan operasional dari PPKBD dan Sub PPKBD di bebankan kepada pelayanan KB yang dilakukan oleh pihak Puskesmas/petugas yang melakukan pelayanan di Puskesmas, dengan ketentuan biaya Alkon PIL Rp ,-, Suntik dan Implant Rp ,- dana dipinta/dipungut dari para akseptor KB, dan dikumpulkan oleh Petugas di Puskesmas Riak Siabun dan akan di berikan per 3 bulan kepada PPKBD dan Sub PPKBD selanjutnya untuk biaya pembuatan laporan/atk ditanggung oleh pihak desa. BAB VI PERATURAN KETENTUAN LAIN Pasal 10 Peraturan Desa, apabila dipandang perlu dapat disempurnakan atau ditingkatkan menurut perkembangan kehidupan sosial masyarakat dan situasi sosial lainnya. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan 6. Peraturan Desa ini disebut Peraturan Desa Riak Siabun tentang penetapan terhadap pengelolaan Program KB diwilayah desa Riak Siabun. 7. Peraturan Desa ini menjadi dasar hukum dalam peraturan-peraturan yang lebih tinggi 8. Hal-hal lain yang belum diatur dalam peraturan desa ini akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan/Keputusan Desa selanjutnya. Pada tanggal : 21 Desember 2009 Kepala Desa Riak Siabun Sekdes Riak Siabun Panijo Manijo BPD Riak Siabun Lian Harapap 12
13 PEMERINTAH DESA KETAPANG BARU PERATURAN DESA KETAPANG BARU NOMOR : 152/12/TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DESA KETAPANG BARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA Menimbang : a. Bahwa Keluarga Berencana sangat penting untuk merencanakan/mengatur kelahiran untuk membangun keluarga kecil yang sehat, bahagia dan sejahtera. b. Bahwa setiap orang dan warga desa setempat memiliki hak dan kewajiban dan tanggung jawab dalam mengelola Program KB dalam melaksanakan pembangunan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. c. Bahwa berdasarkan hal tersebut diatas, dipandang perlu untuk menetapkan peraturan desa tentang pengelolaan Program KB desa Ketapang Baru Mengingat : 1. Undang-undang No.10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 3 Peraturan Pemerintah RI no 72 tahun 2005 tentang Desa Memperhatikan : Hasil rapat Badan Permusyawaratan Desa dan Perangkat Desa tanggal 25 Desember 2009 tentang Pengelolaan Program KB desa Ketapang Baru 13
14 DENGAN PERSETUJUAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA KETAPANG BARU KECAMATAN SEMINDANG ALAS MARAS KABUPATEN SELUMA MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DESA KETAPANG BARU KECAMATAN SEMINDANG ALAS MARAS KABUPATEN SELUMA TENTANG PENGELOLAAN PROGRAM KB DI DESA KETAPANG BARU. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 29. Program Keluarga Berencana Nasional yang selanjutnya disingkat Program KB Nasional, adalah upaya peningkatan kepedulian dan peranserta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera, menuju keluarga berkualitas. 30. Peran serta masyarakat dalam pengelolaan Program KB adalah proses kesadaran masyarakat yang tumbuh secara swadaya, atas kehendak sendiri dan keinginan sendiri dan yang terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan dalam pengelolaan Program KB 31. Pelayanan Dasar Kesehatan Adalah pelayanan kesehatan, termasuk KB yang diberikan di Puskesmas dan jaringannya (Puskesmas Pembantu, Posyandu, Polides, Puskesmas Keliling) sesuai dengan kebutuhan dan standar pelayanan yang dikelola langsung oleh Puskesmas, Puskesmas Pembantu. 32. Pelayanan KB Adalah pelayanan alat dan obat kontrasepsi kepada calon atau peserta KB/klien sesuai dengan kondisi klien termasuk penanganan efek samping dan komplikasi yang dilakukan oleh tenaga yang memenuhi syarat yaitu dokter spesialis, dokter umum, bidan dan tenaga lain yang ditunjuk. 33. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 34. Pemerintahan Desa adalah penyelenggara urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat 14
15 istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia. 35. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. 36. Badan Permusyawaratan Desa selanjutnya disingkat BPD, adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. 37. Koordinator Lapangan Keluarga Berencana yang selanjutnya disingkat KORLAP KB adalah Kepala Seksi di Kecamatan yang ditunjuk dengan tugas membantu secara teknis pelaksanaan Program KB di desa dan sebagai penghubung antara pengelola Program KB di desa, Kecamatan dengan Kabupaten. 38. Para Medis adalah tenaga medis yang ada didesa yang secara sah untuk melaksanakan pelayanan Kesehatan termasuk pelayanan KB terhadap akseptor KB baik yang aktif atau ulangan maupun akseptor baru. 39. Peserta KB, yaitu pasangan usia subur (PUS) yang menggunakan salah satu alat/obat kontrasepsi 40. Institusi Masyarakat Perdesaan wadah pengelola dan pelaksana Program KB Nasional ditingkat desa/kelurahan, dusun/rw dan RT seperti PPKBD, Sub PPKBD, Kelompok KB, Dasa Wisma dan Keluarga yang ditunjuk dan disahkan oleh Kepala Desa. 41. PPKBD dan Sub PPKBD Seseorang atau beberapa orang Kader dalam wadah organisasi yang secara sukarela berperan aktif melaksanakan, mengelola kegiatan KB di desa/kelurahan, sedang Sub PPKBD pada tingkatan di Dusun/RW. 42. Peraturan Desa adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibuat oleh Badan Permusyawaratan Desa bersama Kepala Desa yang ditetapkan oleh Kepala Desa yang bersifat mengatur dalam kerangka melaksanakan Peraturan Desa dan Peraturan Perundang-u ndangan yang lebih tinggi. BAB II TUJUAN DAN SASARAN Pasal 2 Pengelolaan Program KB mempunyai tujuan untuk menjaga keberlangsungan ber- KB dalam mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Pasal 3 Sasaran yang ingin dicapai untuk mencapai tujuan sebagaimana yang dimaksud pasal 2 adalah : g. Meningkatkan keterjaminan ber-kb bagi Pasangan Usia Subur terutama dari keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I 15
16 h. Terlindungan Peserta KB dari komplikasi dan kegagalan ber-kb i. Terlaksananya mekanisme operasional pelaksanaan program KB BAB III TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN KOORDINASI Pasal 4 Pengelolaan Program KB dilaksanakan secara terencana, terpadu dan terkoordinasi oleh perangkat pemerintah desa, tokoh masyarakat, lembagalembaga masyarakat, Institusi Masyarakat Pedesaan KB dan tenaga medis di desa Ketapang Baru berdasarkan fungsi dan struktur pemerintahan yang berlaku dan dipimpin oleh pejabat kepala desa. Pasal 5 Pemerintah Desa yang dilaksanakan oleh Kepala Desa, BPD dan unsur aparat desa Ketapang Baru bertanggung jawab atas keberhasilan Program KB dengan melakukan : q. Perencanaan kegiatan Program KB didesanya. r. Mengusulkan dan mengangkat Institusi Masyarakat Perdesaan. s. Merencanakan dan melakukan pendekatan akses pelayanan KB kerja sama dengan Tenaga Medis dan tempat pelayanan kesehatan serta lembaga non pemerintah atau pihak swasta diluar desa. t. Bersama Instansi terkait merencanakan dan memenuhi ketersediaan alat kontrasepsi bagi Peserta KB baik mandiri maupun Program. u. Merencanakan dan melaksanakan pembinaan dan KIE tentang Program KB di desanya baik pada Institusi Masyarakat Perdesaan maupun masyarakat. v. Pertemuan Program KB didesa w. Merencanakan dan memenuhi pendanaan tentang Program KB dengan memanfaatkan potensi yang ada didesa atau sumber lain yang tidak mengikat. x. Melaporkan hasil-hasil Program KB di desa Pasal 6 Tenaga medis di desa yang meliputi Dokter, Bidan Puskesmas, Bidan Desa, Perawat melakukan : k. KIE pada masyarakat dan Pasangan Usia Subur tentang kesehatan dan KB l. Informed choice dan chonsen pada calon peserta KB m. Pelayanan KB baik untuk peserta KB ulangan, peserta KB baru secara gratis maupun mandiri dengan ketentuan yang telah diatur melalui musyawarah desa. n. Pelayanan pengayoman terhadap akseptor yang mengalami komplikasi atau kegagalan serta melakukan rujukan peserta KB ke tingkat yang lebih tinggi dengan ketentuan yang berlaku secara medis. o. Kerjasama dengan PPKBD dalam penyediaan alat kontrasepsi mandiri serta pelayanan KB secara mandiri yang diatur lebih lanjut dalam rapat desa. 16
17 Pasal 7 Institusi Masyarakat Perdesaan yang selanjutnya disebut IMP terdiri dari Pembantu Pembina KB Desa (PPKBD), Sub Pembantu Pembina KB Desa (Sub PPKBD), dan Kelompok KB seperti Posyandu, UPPKS, BKB, BKR, BKL diusulkan oleh BPD bersama masyarakat selanjutnya di tugaskan melalui Surat Tugas oleh Kepala Desa dalam pengelolaan Program KB didesa Ketapang Baru melakukan kegiatan Pengelolaan Program KB berpedoman pada tujuh peran IMP yaitu : s) Kepengurusan bersama-sama dengan aparat Desa dan BPD merencanakan dan melaksanakan kegiatan KB didesa serta menjalin kerja sama dengan Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan Lembaga Kemasyarakatan lainnya t) Membantu tenaga medis di desa dalam memberikan penyuluhan, Motivasi dan Konseling tentang KB dalam membina KB Aktif dan mengajak Peserta KB Baru, serta kegiatan Program KB Lainnya. u) Membantu tenaga medis didesa dalam pelayanan ulang PIL dan Kondom baik secara mandiri maupun gratis dengan pengawasan tenaga medis serta merujuk peserta KB yang tidak dapat ditanggulangi ketingkat pelayanan yang lebih tinggi (Bidan Desa). v) Pencatatan dan Pelaporan yang hasilnya dilaporkan secara berjenjang dengan diketahui oleh Kepala Desa, kerjasama dengan Bidan Desa, Bidan Puskesmas, Perawat yang melakukan pelayanan KB dan pelayanan integrasi lainnya w) Pendataan Keluarga yang hasilnya dilaporkan secara berjenjang diketahui kepala desa x) Ikut dalam pertemuan desa dan melaporkan tentang hasil kegiatan dan rencana Program KB di desa. y) Membantu Bidan Desa di Posyandu, Pelayanan TKBK, atau momentum lainnya. z) Membina kelompok Bina Keluarga, kelompok UPPKS, serta kelompok lainnya yang ada di desa. å) Menyediakan dana operasional kegiatan pengelolaan Program KB secara mandiri berasal dari sumber desa, jasa transport pelayanan KB ulang, sumber-sumber lain yang tidak mengikat dan direncanakan dan disetujui bersama. BAB IV JAMINAN AKSEPTOR KB Pasal 8 Akseptor KB mendapatkan jaminan pelayanan informasi tentang KB, pelayanan KB, pelayanan pengayoman dan rujukan dengan ketentuan akseptor dari keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I mendapatkan pelayanan KB, pengayoman dan rujukan secara gratis dan untuk Keluarga Sejahtera II, Keluarga Sejahtera III, Keluarga Sejahtera III Plus mendapatkan pelayanan secara mandiri disesuaikan dengan kondisi masyarakat yang telah dibahas dan disetujui di desa Ketapang Baru. 17
18 BAB V PEMBIAYAAN Pasal 9 Pembiayaan yang timbul dalam kegiatan pengelolaan KB di desa yang harus dibiayai oleh desa termasuk untuk operasional kegiatan pengelolaan Program KB dan operasional dari PPKBD dan Sub PPKBD berasal dari dana swadaya desa, sumber lain yang tidak mengikat direncanakan dan disepakati bersama dalam rapat desa. Adapun hasil musyawarah/mufakat untuk desa Ketapang Baru disepakati antara lain : Alat Kontrasepsi ( Alkon ) seperti : - PIL : untuk Kas Desa : Kondom : 5.000/Kotak untuk Kas Desa : Suntik : untuk Kas Desa : Implant : untuk Kas Desa : BAB VI PERATURAN KETENTUAN LAIN Pasal 10 Peraturan Desa, apabila dipandang perlu dapat disempurnakan atau ditingkatkan menurut perkembangan kehidupan sosial masyarakat dan situasi sosial lainnya. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan 10. Peraturan Desa ini disebut Peraturan Desa Ketapang Baru tentang penetapan terhadap pengelolaan Program KB diwilayah desa Ketapang Baru 11. Peraturan Desa ini menjadi dasar hukum dalam peraturan-peraturan yang lebih tinggi 12. Hal-hal lain yang belum diatur dalam peraturan desa ini akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan/Keputusan Desa selanjutnya. Dikeluarkan di: Desa Ketapang Baru Pada Tanggal : 25 Desember 2009 Kepala Desa BPD KETAPANG BARU SALIDIN SAIBI 18
19 PEMERINTAH DESA KARANG ANYAR PERATURAN DESA KARANG ANYAR NOMOR : 10/12/KD/KA/TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DESA KARANG ANYAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA KARANG ANYAR Menimbang : a. Bahwa Keluarga Berencana sangat penting untuk merencanakan/mengatur kelahiran untuk membangun keluarga kecil yang sehat, bahagia dan sejahtera. b. Bahwa setiap orang dan warga desa setempat memiliki hak dan kewajiban dan tanggung jawab dalam mengelola Program KB dalam melaksanakan pembangunan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. c. Bahwa berdasarkan hal tersebut diatas, dipandang perlu untuk menetapkan peraturan desa tentang pengelolaan Program KB desa Karang Anyar Mengingat : 1. Undang-undang No.10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 3 Peraturan Pemerintah RI no 72 tahun 2005 tentang Desa Memperhatikan : Hasil rapat Badan Permusyawaratan Desa dan Perangkat Desa tanggal 10 Desember 2009 tentang Pengelolaan Program KB desa Karang Anyar DENGAN PERSETUJUAN 19
20 BADAN PERMUSYAWARATAN DESA KARANG ANYAR KECAMATAN SEMINDANG ALAS MARAS KABUPATEN SELUMA MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DESA KARANG ANYAR KECAMATAN SEMINDANG ALAS MARAS KABUPATEN SELUMA TENTANG PENGELOLAAN PROGRAM KB DI DESA KARANG ANYAR. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 43. Program Keluarga Berencana Nasional yang selanjutnya disingkat Program KB Nasional, adalah upaya peningkatan kepedulian dan peranserta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera, menuju keluarga berkualitas. 44. Peran serta masyarakat dalam pengelolaan Program KB adalah proses kesadaran masyarakat yang tumbuh secara swadaya, atas kehendak sendiri dan keinginan sendiri dan yang terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan dalam pengelolaan Program KB 45. Pelayanan Dasar Kesehatan Adalah pelayanan kesehatan, termasuk KB yang diberikan di Puskesmas dan jaringannya (Puskesmas Pembantu, Posyandu, Polides, Puskesmas Keliling) sesuai dengan kebutuhan dan standar pelayanan yang dikelola langsung oleh Puskesmas, Puskesmas Pembantu. 46. Pelayanan KB Adalah pelayanan alat dan obat kontrasepsi kepada calon atau peserta KB/klien sesuai dengan kondisi klien termasuk penanganan efek samping dan komplikasi yang dilakukan oleh tenaga yang memenuhi syarat yaitu dokter spesialis, dokter umum, bidan dan tenaga lain yang ditunjuk. 47. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 48. Pemerintahan Desa adalah penyelenggara urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia. 20
21 49. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. 50. Badan Permusyawaratan Desa selanjutnya disingkat BPD, adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. 51. Koordinator Lapangan Keluarga Berencana yang selanjutnya disingkat KORLAP KB adalah Kepala Seksi di Kecamatan yang ditunjuk dengan tugas membantu secara teknis pelaksanaan Program KB di desa dan sebagai penghubung antara pengelola Program KB di desa, Kecamatan dengan Kabupaten. 52. Para Medis adalah tenaga medis yang ada didesa yang secara sah untuk melaksanakan pelayanan Kesehatan termasuk pelayanan KB terhadap akseptor KB baik yang aktif atau ulangan maupun akseptor baru. 53. Peserta KB, yaitu pasangan usia subur (PUS) yang menggunakan salah satu alat/obat kontrasepsi 54. Institusi Masyarakat Perdesaan wadah pengelola dan pelaksana Program KB Nasional ditingkat desa/kelurahan, dusun/rw dan RT seperti PPKBD, Sub PPKBD, Kelompok KB, Dasa Wisma dan Keluarga yang ditunjuk dan disahkan oleh Kepala Desa. 55. PPKBD dan Sub PPKBD Seseorang atau beberapa orang Kader dalam wadah organisasi yang secara sukarela berperan aktif melaksanakan, mengelola kegiatan KB di desa/kelurahan, sedang Sub PPKBD pada tingkatan di Dusun/RW. 56. Peraturan Desa adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibuat oleh Badan Permusyawaratan Desa bersama Kepala Desa yang ditetapkan oleh Kepala Desa yang bersifat mengatur dalam kerangka melaksanakan Peraturan Desa dan Peraturan Perundang-u ndangan yang lebih tinggi. BAB II TUJUAN DAN SASARAN Pasal 2 Pengelolaan Program KB mempunyai tujuan untuk menjaga keberlangsungan ber- KB dalam mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Pasal 3 Sasaran yang ingin dicapai untuk mencapai tujuan sebagaimana yang dimaksud pasal 2 adalah : j. Meningkatkan keterjaminan ber-kb bagi Pasangan Usia Subur terutama dari keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I k. Terlindungan Peserta KB dari komplikasi dan kegagalan ber-kb l. Terlaksananya mekanisme operasional pelaksanaan program KB 21
22 BAB III TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN KOORDINASI Pasal 4 Pengelolaan Program KB dilaksanakan secara terencana, terpadu dan terkoordinasi oleh perangkat pemerintah desa, tokoh masyarakat, lembagalembaga masyarakat, Institusi Masyarakat Pedesaan KB dan tenaga medis di desa Karang Anyar berdasarkan fungsi dan struktur pemerintahan yang berlaku dan dipimpin oleh pejabat kepala desa. Pasal 5 Pemerintah Desa yang dilaksanakan oleh Kepala Desa, BPD dan unsur aparat desa Karang Anyar bertanggung jawab atas keberhasilan Program KB dengan melakukan : y. Perencanaan kegiatan Program KB didesanya. z. Mengusulkan dan mengangkat Institusi Masyarakat Perdesaan. å. Merencanakan dan melakukan pendekatan akses pelayanan KB kerja sama dengan Tenaga Medis dan tempat pelayanan kesehatan serta lembaga non pemerintah atau pihak swasta diluar desa. ä. Bersama Instansi terkait merencanakan dan memenuhi ketersediaan alat kontrasepsi bagi Peserta KB baik mandiri maupun Program. ö. Merencanakan dan melaksanakan pembinaan dan KIE tentang Program KB di desanya baik pada Institusi Masyarakat Perdesaan maupun masyarakat. dd. Pertemuan Program KB didesa ee. Merencanakan dan memenuhi pendanaan tentang Program KB dengan memanfaatkan potensi yang ada didesa atau sumber lain yang tidak mengikat. ff. Melaporkan hasil-hasil Program KB di desa Pasal 6 Tenaga medis di desa yang meliputi Dokter, Bidan Puskesmas, Bidan Desa, Perawat melakukan : p. KIE pada masyarakat dan Pasangan Usia Subur tentang kesehatan dan KB q. Informed choice dan chonsen pada calon peserta KB r. Pelayanan KB baik untuk peserta KB ulangan, peserta KB baru secara gratis maupun mandiri dengan ketentuan yang telah diatur melalui musyawarah desa. s. Pelayanan pengayoman terhadap akseptor yang mengalami komplikasi atau kegagalan serta melakukan rujukan peserta KB ke tingkat yang lebih tinggi dengan ketentuan yang berlaku secara medis. t. Kerjasama dengan PPKBD dalam penyediaan alat kontrasepsi mandiri serta pelayanan KB secara mandiri yang diatur lebih lanjut dalam rapat desa. Pasal 7 22
23 Institusi Masyarakat Perdesaan yang selanjutnya disebut IMP terdiri dari Pembantu Pembina KB Desa (PPKBD), Sub Pembantu Pembina KB Desa (Sub PPKBD), dan Kelompok KB seperti Posyandu, UPPKS, BKB, BKR, BKL diusulkan oleh BPD bersama masyarakat selanjutnya di tugaskan melalui Surat Tugas oleh Kepala Desa dalam pengelolaan Program KB didesa Karang Anyar melakukan kegiatan Pengelolaan Program KB berpedoman pada tujuh peran IMP yaitu : bb) Kepengurusan bersama-sama dengan aparat Desa dan BPD merencanakan dan melaksanakan kegiatan KB didesa serta menjalin kerja sama dengan Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan Lembaga Kemasyarakatan lainnya cc) Membantu tenaga medis di desa dalam memberikan penyuluhan, Motivasi dan Konseling tentang KB dalam membina KB Aktif dan mengajak Peserta KB Baru, serta kegiatan Program KB Lainnya. dd) Membantu tenaga medis didesa dalam pelayanan ulang PIL dan Kondom baik secara mandiri maupun gratis dengan pengawasan tenaga medis serta merujuk peserta KB yang tidak dapat ditanggulangi ketingkat pelayanan yang lebih tinggi (Bidan Desa). ee) Pencatatan dan Pelaporan yang hasilnya dilaporkan secara berjenjang dengan diketahui oleh Kepala Desa, kerjasama dengan Bidan Desa, Bidan Puskesmas, Perawat yang melakukan pelayanan KB dan pelayanan integrasi lainnya ff) Pendataan Keluarga yang hasilnya dilaporkan secara berjenjang diketahui kepala desa dd) Ikut dalam pertemuan desa dan melaporkan tentang hasil kegiatan dan rencana Program KB di desa. ee) Membantu Bidan Desa di Posyandu, Pelayanan TKBK, atau momentum lainnya. ff) Membina kelompok Bina Keluarga, kelompok UPPKS, serta kelompok lainnya yang ada di desa. gg) Menyediakan dana operasional kegiatan pengelolaan Program KB secara mandiri berasal dari sumber desa, jasa transport pelayanan KB ulang, sumber-sumber lain yang tidak mengikat dan direncanakan dan disetujui bersama. BAB IV JAMINAN AKSEPTOR KB Pasal 8 Akseptor KB mendapatkan jaminan pelayanan informasi tentang KB, pelayanan KB, pelayanan pengayoman dan rujukan dengan ketentuan akseptor dari keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I mendapatkan pelayanan KB, pengayoman dan rujukan secara gratis dan untuk Keluarga Sejahtera II, Keluarga Sejahtera III, Keluarga Sejahtera III Plus mendapatkan pelayanan secara mandiri disesuaikan dengan kondisi masyarakat yang telah dibahas dan disetujui di desa Karang Anyar. BAB V PEMBIAYAAN 23
24 Pasal 9 Pembiayaan yang timbul dalam kegiatan pengelolaan KB di desa yang harus dibiayai oleh desa termasuk untuk operasional kegiatan pengelolaan Program KB dan operasional dari PPKBD dan Sub PPKBD berasal dari dana swadaya desa, sumber lain yang tidak mengikat direncanakan dan disepakati bersama dalam rapat desa. Adapun hasil musyawarah/mufakat untuk desa Karang Anyar disepakati antara lain : Alat Kontrasepsi ( Alkon ) seperti : - PIL : untuk Kas Desa : Kondom : 5.000/Kotak untuk Kas Desa : Suntik : untuk Kas Desa : Implant : untuk Kas Desa : BAB VI PERATURAN KETENTUAN LAIN Pasal 10 Peraturan Desa, apabila dipandang perlu dapat disempurnakan atau ditingkatkan menurut perkembangan kehidupan sosial masyarakat dan situasi sosial lainnya. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan 14. Peraturan Desa ini disebut Peraturan Desa Karang Anyar tentang penetapan terhadap pengelolaan Program KB diwilayah desa Karang Anyar 15. Peraturan Desa ini menjadi dasar hukum dalam peraturan-peraturan yang lebih tinggi 16. Hal-hal lain yang belum diatur dalam peraturan desa ini akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan/Keputusan Desa selanjutnya. Ditetapkan di Karang Anyar Pada Tanggal, 10 Desember 2009 Kepala Desa Ketua BPD APSIN Senul 24
BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG
LAPORAN PENELITIAN MODEL PENGUATAN KAPASITAS PPKBD DAN SUB PKBD PADA ERA OTONOMI DAERAH DALAM UPAYA MENJAGA KEBERLANGSUNGAN KESERTAAN BER-KB MASYARAKAT PROVINSI BENGKULU BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG
Lebih terperinciKADER IMP, SEBUAH CATATAN
Artikel KADER IMP, SEBUAH CATATAN Oleh: Drs. Mardiya Kedudukan dan peran Institusi Masyarakat Pedesaan (IMP) dalam pembangunan KB di Indonesia sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. Sejak dirintisnya pola
Lebih terperinciURUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA
4.1.12 URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA 4.1.12.1 KONDISI UMUM Pembangunan Kependudukan tidak lagi dipahami sebagai usaha untuk mempengaruhi pola dan arah demografi saja, akan tetapi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. serta India, hal ini telah dipraktekkan sejak berabad-abad yang lalu, tetapi waktu itu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keluarga Berencana (KB) bukanlah hal baru karena menurut catatan-catatan dan tulisan-tulisan yang berasal dari Mesir Kuno, Yunani Kuno, dan Tiongkok Kuno serta India,
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG
PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA Menimbang : a. bahwa untuk
Lebih terperinciI. Pendahuluan. A. Latar Belakang
JURNAL PENELITIAN OPERASIONAL MODEL PENGUATAN KAPASITAS PPKBD DAN SUB PPKBD PADA ERA OTONOMI DAERAH DALAM UPAYA MENJAGA KEBERLANGSUNGAN KESERTAAN BER-KB MASYARAKAT PROPINSI BENGKULU (KERJA SAMA ANTARA
Lebih terperinciURUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA
4.1.12 URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA 4.1.12.1 KONDISI UMUM Pembangunan Kependudukan tidak lagi dipahami sebagai usaha untuk mempengaruhi pola dan arah demografi saja, akan tetapi
Lebih terperinciGrafik 1. Cakupan Laporan JANUARI 45,67 39,75 FKB SWASTA DPS BPS LAINNYA
1 I. Pelayanan Kontrasepsi A. Cakupan Laporan Fasilitas Kesehatan KB Pada bulan Januari 2016, laporan hasil pelayanan kontrasepsi dilaporkan oleh 10 Kab/Kota. Dengan rincian Faskes KB pemerintah 60,23
Lebih terperinciWALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG
SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERDAYAAN INSTITUSI MASYARAKAT KELURAHAN DALAM BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciKEPALA DESA SIPAYUNG KECAMATAN SUKAJAYA KABUPATEN BOGOR PERATURAN DESA SIPAYUNG NOMOR 04 TAHUN 2001 TENTANG
KEPALA DESA SIPAYUNG KECAMATAN SUKAJAYA KABUPATEN BOGOR PERATURAN DESA SIPAYUNG NOMOR 04 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN
S A L I N A N PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PONOROGO, Menimbang
Lebih terperinciA. Latar Belakang Sejalan dengan salah satu butir hasil Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan (International Conference on Population
JURNAL PENELITIAN OPERASIONAL RISET MODEL PENINGKATAN PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK KB PRIA DALAM UPAYA PENCAPAIAN KKP ANGGOTA KB PRIA MELALUI STIMULANT EKONOMI PRODUKTIF DAN INSENTIF DALAM WILAYAH PROPINSI
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2007 NOMOR 3 LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2007 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 3 TAHUN 2007 Menimbang : TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KERINCI,
Lebih terperinciGrafik 1. Cakupan Laporan Kaltim FEBRUARI 24,86 FKB FKB SWASTA DPS BPS LAINNYA PEMERINTAH. Grafik 2. Cakupan Laporan Kaltara FEBRUARI
1 I. Pelayanan Kontrasepsi A. Cakupan Laporan Fasilitas Kesehatan KB Pada bulan Februari 2016, laporan hasil pelayanan kontrasepsi Prov. Kaltim dilaporkan oleh 9 Kab/Kota dan Prov. Kaltara oleh 2 Kab/Kota.
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2007 SERI D ===============================================================
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2007 SERI D =============================================================== PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN
Lebih terperinciGrafik 1. Cakupan Laporan Kaltim MARET 64,96 57,01 28,49 FKB SWASTA DPS BPS LAINNYA. Grafik 2. Cakupan Laporan Kaltara MARET 46,30
1 I. Pelayanan Kontrasepsi A. Cakupan Laporan Fasilitas Kesehatan KB Pada bulan Maret 2016, laporan hasil pelayanan kontrasepsi Prov. Kaltim dilaporkan oleh 9 Kab/Kota dan Prov. Kaltara oleh 4 Kab/Kota.
Lebih terperinciBUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG
BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA Menimbang Mengingat
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH
PERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, Menimbang : Mengingat : a. bahwa
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007
Menimbang + PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, : a. bahwa sebagai
Lebih terperinciMEMUTUSKAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1
BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN
PEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN,
Lebih terperinciBUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 14 TAHUN 2010
BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN INSTITUSI MASYARAKAT BIDANG KELUARGA BERENCANA
Lebih terperinciSALINAN NOMOR TENTANG. dan. Menimbang. Dasar : 1. Negara. Provinsi. Bangkaa. Indonesia Tahun Belitung (Lembaran 4268); Indonesia.
BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGAA
Lebih terperinciWALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA
WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang : a. bahwa keberadaan Lembaga Kemasyarakatan Desa dalam
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MALANG
PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 16 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemberdayaan masyarakat
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N
PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon 41928 K I S A R A N 2 1 2 1 6 NOMOR 6 TAHUN 2013 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN NOMOR
Lebih terperinciPENDAHULUAN. I. Pelayanan Kontrasepsi. Bersumber dari Rek.Kab.F/II/KB/08 berisi tentang ulasan yang membahas 2 (dua) bagian pembahasan yaitu :
PENDAHULUAN Ulasan umpan balik bulan Februari 2009 bersumber dari Rek. F/I/Kab-Dal/08 dan F/II/KB/08 yang telah dikirim 13 (tiga belas) Organisasi Perangkat Daerah Pengelola KB Kab/Kota se Kalimantan Selatan
Lebih terperinciBUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI UTARA, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD. 6 2008 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUANTAN SINGINGI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN DEMAK
PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 05 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA/KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DEMAK, Menimbang
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL
PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 21 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL,
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 827 Tahun : 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, Menimbang
Lebih terperinciA. Cakupan Laporan. B. Hasil Pelayanan Kontrasepsi. PENDAHULUAN
PENDAHULUAN Ulasan umpan balik bulan Juni 2009 bersumber dari Rek. F/I/Kab-Dal/08 dan F/II/KB/08 yang telah dikirim 13 (tiga belas) Organisasi Perangkat Daerah Pengelola KB Kab/Kota se Kalimantan Selatan
Lebih terperinciPETUNJUK PELAKSANAAN PEMBENTUKAN DAN PEMBINAAN KELOMPOK KB PRIA PROVINSI BENGKULU BAB I PENDAHULUAN
PETUNJUK PELAKSANAAN 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Penggunaan kontrasepsi merupakan tanggung jawab bersama pria dan wanita sebagai pasangan sehingga metode kontrasepsi yang dipilih mencerminkan kebutuhan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 23 TAHUN 2007 T E N T A N G LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Ogan
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI BEKASI NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA (RT) DAN RUKUN WARGA (RW) DI KABUPATEN BEKASI
PERATURAN BUPATI BEKASI NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA (RT) DAN RUKUN WARGA (RW) DI KABUPATEN BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BEKASI, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciNOMOR 15 TAHUN 2OI3 TENTANG BUPATI BALANGAN, penyelenggaraan tugas pemerintahan dan. pembangunan di bidang Keluarga Berencana
BUPATI BALANGAN PERATURAN BUPATI BALANGAN NOMOR 15 TAHUN 2OI3 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PROGRAM KELUARGA BERENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BALANGAN,
Lebih terperinciPERATURAN DESA SEPAHAT
PEMERINTAH KABUPATEN BENGKALIS KEPALA DESA SEPAHAT Jalan Sultan Syarif Kasim KECAMATAN BUKIT BATU PERATURAN DESA SEPAHAT KECAMATAN BUKIT BATU KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN
Lebih terperinciANALISIS DAN EVALUASI PENGENDALIAN LAPANGAN BULAN DESEMBER 2015
ANALISIS DAN EVALUASI PENGENDALIAN LAPANGAN Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Sumatera Barat 2015 ANALISIS DAN EVALUASI PENGENDALIAN LAPANGAN BULAN DESEMBER 2015 PERWAKILAN
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN
PEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN SERTA PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMBENTUKAN INSTITUSI MASYARAKAT BIDANG KELUARGA BERENCANA DI KELURAHAN/ DESA
PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMBENTUKAN INSTITUSI MASYARAKAT BIDANG KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR SAMPAI DENGAN BULAN DESEMBER
ANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR SAMPAI DENGAN BULAN DESEMBER PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 97 Peraturan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG
PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG PERATURAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelahiran dalam rangka mewujudkan hak-hak pasangan usia subur untuk menentukan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Keluarga Berencana Pengertian Keluarga Berencana dalam arti sempit adalah upaya pengaturan kelahiran dalam rangka mewujudkan hak-hak pasangan usia subur untuk menentukan
Lebih terperinciPEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN
PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BINTAN, Menimbang:
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR. TAHUN. TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA BUPATI PAMEKASAN,
RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR. TAHUN. TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA BUPATI PAMEKASAN, Menimbang : a. bahwa usaha untuk menumbuhkembangkan inisiatif
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH Menimbang : a. Mengingat : 1. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,
Lebih terperinciBUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2007
BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN/ATAU PENGGABUNGAN DESA/ KELURAHAN SERTA PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG
BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, PENGGABUNGAN DESA DAN PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR SAMPAI DENGAN BULAN DESEMBER
1 ANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR SAMPAI DENGAN BULAN DESEMBER PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 29 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciCATATAN HASIL KEGIATAN KESATUAN GERAK PKK-KB-KESEHATAN 2011 I. PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA (PKK)
CATATAN HASIL KEGIATAN KESATUAN GERAK PKK-KB-KESEHATAN 2011 Desa Kecamatan Kota Provinsi : Sesetan : Denpasar Selatan : Denpasar : Bali I. PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA (PKK) A. Pembinaan Dasa
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 25 Tahun 2008 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA ATAU
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT
PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Menimbang : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA / KELURAHAN DALAM KABUPATEN TANJUNG JABUNG
Lebih terperinciCATATAN HASIL KEGIATAN KESATUAN GERAK PKK-KKB-KESEHATAN
Lampiran 1 CATATAN HASIL KEGIATAN KESATUAN GERAK PKK-KKB-KESEHATAN Kecamatan : SAGARANTEN Kabupaten/Kota : SUKABUMI Propinsi : JAWA BARAT Tahun : 2017 I. PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA (PKK) A.
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 5 2016 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 05 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 02.A TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN INSENTIF
Lebih terperinciBUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR
BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 97 ayat (1) Peraturan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA
SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO, Menimbang
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MAJENE
PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE, Menimbang
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN
PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA/KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN, Menimbang
Lebih terperinciPEDOMAN PELAKSANAAN PENGGERAKAN LINII LAPANGAN PROGRAM KEPENDUDUKAN, KELURAGA BERENCANA DAN PEMBANGUNAN KELUARGA TAHUN 2014
PEDOMAN PELAKSANAAN PENGGERAKAN LINII LAPANGAN PROGRAM KEPENDUDUKAN, KELURAGA BERENCANA DAN PEMBANGUNAN KELUARGA TAHUN 2014 BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL Jl. Permata No. 1 Halim Perdanakusuma
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman.
No.289, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGINTEGRASIAN
Lebih terperinciKABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT KECAMATAN... DESA...
KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT KECAMATAN... DESA... PERATURAN DESA... KECAMATAN... KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR... TAHUN 2014 TENTANG MEKANISME DAN TATA KERJA BADAN KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciMISI MISI VISI PENDUDUK VISI & MISI KEPENDUDUKKAN CATATAN SIPIL & KELUARGA BERENCANA KABUPATEN TAPIN
KABUPATEN TAPIN MERUPAKAN SALAH SATU DARI 13 KABUPATEN/KOTA YANG ADA DI KALIMANTAN SELATAN, DENGAN LETAK WILAYAH : SEBELAH UTARA SEBELAH SELATAN SEBELAH BARAT SEBELAH TIMUR : KAB. HULU SEI SELATAN : KAB.
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO
PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang :
Lebih terperinci15. URUSAN KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA
15. URUSAN KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA Pembangunan dalam urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera diarahkan pada peningkatan kualitas dan jangkauan layanan KB melalui klinik pemerintah
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA, SUMBER PENDAPATAN DESA, KERJA SAMA DESA, LEMBAGA ADAT, LEMBAGA KEMASAYARATAN DAN
Lebih terperinciWALIKOTA MADIUN WALIKOTA MADIUN,
WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, KELUARGA BERENCANA DAN KETAHANAN PANGAN WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2016 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENGUATAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG DI PROVINSI
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, PENGGABUNGAN DESA DAN PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, PENGGABUNGAN DESA DAN PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN
Lebih terperinciWALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG
WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA DI KOTA BANJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 16 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DAN DESA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGINTEGRASIAN LAYANAN SOSIAL DASAR DI POS PELAYANAN TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciMENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK MELALUI GERAKAN POSYANDU
MENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK MELALUI GERAKAN POSYANDU Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang menjadi milik masyarakat dan menyatu dalam kehidupan dan
Lebih terperinciDIREKTORAT PELAPORAN DAN STATISTIK BKKBN 2015
DIREKTORAT PELAPORAN DAN STATISTIK BKKBN 2015 1 I II III CAKUPAN LAPORAN HASIL PENCAPAIAN PROGRAM KKBPK KETERSEDIAAN ALAT KONTRASEPSI IV REALISASI ANGGARAN CAKUPAN LAPORAN PENGENDALIAN LAPANGAN PELAYANAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tahun 1970, Program Keluarga Berencana telah diterima oleh masyarakat luas dan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Semenjak dicanangkan Program Keluarga Berencana Nasional pada awal tahun 1970, Program Keluarga Berencana telah diterima oleh masyarakat luas dan telah memberikan hasil
Lebih terperinciKEPALA DESA MARGOMULYO KABUPATEN BLITAR PERATURAN KEPALA DESA MARGOMULYO NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG
SALINAN PERATURAN KEPALA DESA KEPALA DESA MARGOMULYO KABUPATEN BLITAR PERATURAN KEPALA DESA MARGOMULYO NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PENGURUS RUKUN TETANGGA (RT)/RUKUN WARGA (RW) DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciO. BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3
O. BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3 1. Pelayanan Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi Pelaksanaan Jaminan dan Pelayanan KB, Peningkatan Partisipasi
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT Nomor 4 Tahun 2009 Seri D Nomor 4 Tahun2009 Menimbang : a PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 4 TAHUN 2009 T E N T A N G PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 53 TAHUN 2012 TENTANG
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 53 2012 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 53 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Palembang, 15 Januari 2012 Kabid ADPIN, Minarti, SE NIP Narasi Radalgram Januari 2012 Page 1
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-nya, Pencapaian Program bulan Januari tahun 2012 telah selesai dilaksanakan. Materi ini disusun untuk
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 6 TAHUN 2007 SERI E =============================================================
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 6 TAHUN 2007 SERI E ============================================================= PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN STATUS
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 9 TAHUN 2007 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 9 TAHUN 2007 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA
O BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN KABUPATEN OKU 1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi Jaminan dan Pelayanan KB, Peningkatan
Lebih terperinciVISI, MISI DAN GRAND STRATEGI BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL
PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL NOMOR : 28/HK-010/B5/2007 TENTANG VISI, MISI DAN GRAND STRATEGI BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL KEPALA BADAN KOORDINASI KELUARGA
Lebih terperinciBUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN
BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU UTARA, Menimbang :
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Palembang, 15 Mei 2012 Kabid ADPIN, Minarti, SE NIP Page 1
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-nya, Pencapaian Program bulan April tahun 2012 telah selesai dilaksanakan. Materi ini disusun untuk
Lebih terperinci