TRAKTOR ROTARY QUICK ZENA multi speed 1 KATA PENGANTAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TRAKTOR ROTARY QUICK ZENA multi speed 1 KATA PENGANTAR"

Transkripsi

1 TRAKTOR ROTARY QUICK ZENA multi speed 1 KATA PENGANTAR Pengolahan lahan merupakan salah satu proses yang sangat berpengaruh dalam menentukan produksi hasil pertanian, maka perlu diupayakan penyempurnaan pengolahan lahan Traktor merupakan solusi untuk dapat mengolah lahan dengan tepat dan cepat Traktor tangan rotary dengan mesin penggerak bertenaga HP model QUICK ZENA telah hadir untuk menjawab haparan para petani Traktor rotary QUICK ZENA diciptakan untuk mengolah lahan yang kering maupun basah dengan daya guna yang optimal Traktor rotary QUICK ZENA bekerja mengolah tanah dengan menggunakan pisau cakar yang berputar Untuk pembuatan bedengan (guludan), dimana sangat diperlukan untuk menanam sayur-sayuran, jagung, tembakau dan lainlain, dapat menggunakan peralatan bedengan (guludan) yang dapat dibeli secara terpisah Traktor rotary QUICK ZENA juga sangat nyaman digunakan untuk pembajakan, penggelebegan dan penggaruan dengan menggunakan Implement Zena Sistem transmisi Gear-Chain QUICK ZENA dilengkapi dengan Dog Clutch yang memungkinkan traktor ini digunakan untuk mengolah lahan yang sempit karena mudah dibelokkan Desain traktor rotary QUICK ZENA sangat kuat, ergonomis, dan sangat stabil sehingga mudah dioperasikan Traktor rotary QUICK ZENA dibuat dengan bahan-bahan kelas tinggi, dan diproses dengan perlakuan khusus untuk menjaga kualitas dan keawetan Pengalaman telah membuktikan bahwa Traktor rotary QUICK ZENA adalah Traktor Tangan Rotary yang sangat tangguh Edisi 1

2 2 TRAKTOR ROTARY QUICK ZENA multi speed Cetakan ke-1 / 2011 DAFTAR ISI SPESIFIKASI TEKNIK TRAKTOR ROTARY QUICK ZENA 5 SPESIFIKASI TEKNIK IMPLEMENT 5 SPESIFIKASI TEKNIK DIESEL PENGGERAK 7 PERSIAPAN SEBELUM MENJALANKAN TRAKTOR 8 1 Bahan Bakar 8 2 Radiator 8 3 Minyak Pelumas / Oli 8 4 Pamasangan Diesel Penggerak & Kelurusan V-Belt 9 5 Pemasangan Disc Clutch Handle 10 6 Pemasangan Clutch Handle & Clutch Rod 11 7 Pemasangan Side Sprocket Case 12 8 Pemasangan Rotary Blade 13 9 Pemasangan Roda Karet & Roda Besi 14 CARA PENGOPERASIAN TRAKTOR 16 1 Pengoperasian Umum 16 a Cara Menghidupkan 16 b Cara Menjalankan 16 c Cara Berbelok 16 d Cara Menghentikan 16 5 hal 6 2 Pengoperasian di Lahan 17

3 TRAKTOR ROTARY QUICK ZENA multi speed 3 a Menggunakan Rotary Standard 17 b Menggunakan Ditching Rotor dan Ridger (Optional) 17 c Menggunakan Implement Biasa 17 3 Pola Pengerjaan Lahan 18 4 Pemakaian Untuk Transportasi 21 CARA PERAWATAN (MAINTENANCE) 21 1 Perawatan Sederhana 21 a Penggantian Minyak pelumas Mesin Diesel 21 b Penambahan dan Penggantian Minyak Pelumas pada Gear Box 21 c Penambahan dan Penggantian Oli pada Rotary Transmission 22 d Penambahan Gemuk pada Side Sprocket Case 22 e Penambahan Gemuk pada Rotary Main Shaft 22 f Pengaturan Ketegangan V-Belt 22 g Tekanan Udara Roda 23 h Indikasi Keausan 23 i Indikasi Kebocoran 24 2 Perawatan dan Penyimpanan Traktor setelah Pemakaian 25 a Perawatan Setelah Pemakaian 25 b Penyimpanan Traktor 25 TROUBLESHOOTING 26 PART LIST QUICK ZENA 28 Part List : A Body 29 Part List : B Transmission 30 Part List : C Handle Bar 35 Part List : D Side Sprocket Case 37

4 4 TRAKTOR ROTARY QUICK ZENA multi speed Part List : E Rotary Transmission Housing 38 Part List : F Rotary Blade 39 Part List : G Rotary Cover 41 Part List : G2 Swing Cover (Opt) 43 Part List : H Cage Wheel (Opt) 45 Part List : I Ditching Rotor (Opt) 46 Part List : J Ridger (Opt) 47 Part List : K Plow (Opt) 48 Part List : L Puddler (Opt) 49 Part List : M Leveler (Opt) 50 Gambar : A Body 51 Gambar : B Transmission 52 Gambar : C Handle Bar 54 Gambar : D Side Sprocket Case 55 Gambar : E Rotary Transmission Housing 56 Gambar : F Rotary Blade 57 Gambar : G Rotary Cover 58 Gambar : G2 Swing Cover (Opt) 59 Gambar : H Cage Wheel (Opt) 60 Gambar : I Ditching Rotor (Opt) 61 Gambar : J Ridger (Opt) 61 Gambar : K Plow (Opt) 62 Gambar : L Puddler (Opt) 62 Gambar : M Leveler (Opt) 63

5 TRAKTOR ROTARY QUICK ZENA multi speed 5 SPESIFIKASI TEKNIS TRAKTOR TANGAN ROTARY QUICK ZENA multi speed A DATA TEKNIK TRAKTOR 1 Nama Traktor : Rotary QUICK ZENA 2 Ukuran dengan Roda Karet (PxLxT) : 2230 x 860 x 1295 mm 3 Sistem Pembelok : Dog Clutch / Gigi Cakar 4 Gear Case : Casting Dual Part System Kecepatan : a Kecepatan Jalan : 3 kecepatan maju, 1 kecepatan mundur b Kecepatan Rotary : 2 ( Low dan High ) Pelumas : a Gear Box : Oli SAE / 8 liter b Rotary Transmission : Oli SAE / 1 liter Sistem Transmisi : a Gear Box : Gear-Chain

6 6 TRAKTOR ROTARY QUICK ZENA multi speed b Rotary Transmission : Full Chain 8 Kopling Utama : Kopling Gesek Kering (Dry Multiple Disc Clutch) 9 Diameter Main Pulley / V-Belt : Ø 200 mm / B-70 (2 pcs) 1 0 Diameter Roda Karet : Ø 630 mm 1 1 Berat Traktor tanpa Engine : 256 kg 1 2 Diameter Engine Pulley : Ø 110 mm B DATA TEKNIK IMPLEMENT 1 Perlengkapan Standard a Rotary Blade : - Le bar kerja - Ju mlah Rotary Blade b Tail Skid (Type Sempit) c Rear Wheel : : : : 700 mm 18 pcs 120 x 273 mm Dia 274 x 85 mm

7 TRAKTOR ROTARY QUICK ZENA multi speed 7 2 Peralatan Bedengan / Guludan yang dapat dibeli secara terpisah a Ditching Rotor dengan Lebar kerja b Rigder : 600 mm - Ke : cm * dalaman - Le : : 40 cm 15 cm bar Atas - Le bar Bawah 3 Implement Zena yang dapat dibeli secara terpisah ** aluku Zena (Plow Zena), Lebar kerja : b Gelebeg (Puddler), Lebar kerja : c Garu (Leveler), Lebar kerja : d Roda Besi : mm 1200 mm 1900 mm Dia 900 mm (std G1000 Vaganza) + Main Shaft Extension Dia 815 mm (Boom B) Keterangan : * Kedalaman guludan > 30 cm dapat dicapai dengan didahului proses pembajakan ** Implement (luku, glebeg, dan garu) digunakan dengan cara melepas Rotary Transmission Housing B DATA TEKNIK MESIN PENGGERAK 1 Nama Mesin : KUBOTA

8 8 TRAKTOR ROTARY QUICK ZENA multi speed Model : RD 85 DI-2S RD 110 DI-2T Type : Diesel 4 langkah, Pendingin Air Tenaga Rata-rata : 7,5 HP pada 2200 rpm 10 HP pada 2400 rpm Tenaga Maksimum : 8,5 HP pada 2200 rpm 11 HP pada 2400 rpm Isi Bahan Bakar : Solar 9,5 liter Solar 11 liter Isi / Jenis Minyak Pelumas : 2,4 liter / Oli SAE 30 2,8 liter / Oli SAE 30 Sistem Starting : Engkol Berat : 89 kg 106 kg

9 TRAKTOR ROTARY QUICK ZENA multi speed 9 PERSIAPAN SEBELUM MENJALANKAN TRAKTOR Sebelum menjalankan traktor, periksalah hal-hal sebagai berikut: 1 Bahan Bak ar Pastikan Tangki Bahan Bakar telah terisi minyak Solar dalam jumlah yang cukup (untuk Diesel Kubota RD 85 DI-2S, kapasitas maksimum tangki bahan bakar 9,5 liter dan untuk Diesel Kubota RD110 DI-2T, kapasitas maksimum tangki bahan bakar 11 liter) Jaga agar minyak Solar bebas dari kotoran seperti debu dan pasir karena dapat menyebabkan pompa injeksi bahan bakar tidak berfungsi Pastikan juga tutup bahan bakar telah ditutup dengan rapat 2 Radiator Periksa apakah air pendingin sampai pada Radiator Inlet Jika volume dari air Radiator kurang maka tambahkan air bersih Periksa Radiator agar bebas dari debu dan partikel 3 Minyak Pelumas Traktor Pastikan Gear Box telah terisi Oli SAE sebanyak 8 liter dan minyak pelumas dalam kondisi baik Pada samping Gear Box terdapat Baut Level minyak pelumas untuk memeriksa bahwa level / volume minyak pelumas masih cukup Kendorkan / lepas Baut Kontrol minyak pelumas, bila minyak pelumas sudah bisa mengalir lewat Lubang Baut Level minyak pelumas (Check Plug Port) tersebut berarti level minyak pelumas sudah cukup

10 10 TRAKTOR ROTARY QUICK ZENA multi speed 4 Pemasangan Diesel Penggerak & Kelurusan V-Belt Pasang Diesel Mounting pada telapak Diesel bagian bawah, kemudian pasang Diesel Penggerak (yang sudah dilengkapi mounting) pada Chasis Depan (Front Frame) dengan 4 buah baut Posisi Diesel penggerak harus diatur sedemikian rupa sehingga V-Belt dapat terpasang dengan baik yaitu kelurusan dan kekencangan baik Posisi V-Belt yang tidak lurus dapat mengurangi efisiensi penerusan tenaga/ putaran dari Diesel penggerak ke Pulley Utama

11 Disc Clutch Handle TRAKTOR ROTARY QUICK ZENA multi speed 11 5 Pemasangan Disc Clutch Handle Pastikan Disc Clutch Handle dapat bekerja dengan baik : pada posisi ON (bekerja) Disc Clutch Handle benar-benar tidak dalam posisi menarik Disc Clutch Rod sehingga Disc Clutch terbebas dari tarikan, dan pada posisi OFF (tidak bekerja) Disc Clutch Handle benar-benar dalam posisi menarik Disc Clutch Rod sehingga pulley berputar bebas tanpa membawa as ikut berputar Jika Disc Clutch Handle tidak dapat berfungsi dengan baik, lakukan penyetelan sedemikian rupa sehingga Disc Clutch Handle dapat berfungsi dengan baik Penyetelan / pengaturan Disc Clutch Rod, kelonggaran antara Disc Clutch Handle Housing dengan Disc Clutch Handle 1 sampai dengan 3 mm Saat traktor tidak dipakai (disimpan), Posisikan Disc Clutch Handle pada posisi ON untuk menjaga keawetan pegas yang berada di dalam Pulley

12 12 TRAKTOR ROTARY QUICK ZENA multi speed 6 Pemasangan Clutch Handle & Clutch Rod Pastikan Clutch Handle dapat bekerja dengan baik : pada posisi Clutch Handle ditarik, Clutch Rod menarik Shifting Fork sehingga posisi Clutch Gear benar-benar terlepas dan jika Clutch Handle dilepas / tidak ditarik, Clutch Rod tidak menarik Shifting Fork sehingga posisi Clutch Gear benar-benar masuk Jika Clutch Handle tidak dapat berfungsi dengan baik, lakukan penyetelan sedemikian rupa sehingga Clutch Handle dapat berfungsi dengan baik

13 TRAKTOR ROTARY QUICK ZENA multi speed 13 7 Pemasangan Side Sprocket Case Kedudukan Side Sprocket Case dapat dibalik posisinya menjadi L (Low Speed) dan H (High Speed) dengan sebelumnya melepas Fastening Bolt Assy yang ada pada tengah-tengah Side Sprocket Case dan melepas Side Sprocket Case kemudian memasang kembali Side Sprocket Case dengan posisi sebaliknya Pada gambar di atas menunjukkan pada posisi Low Speed

14 14 TRAKTOR ROTARY QUICK ZENA multi speed 8 Pemasangan Rotary Blade Cara pemasangan Rotary Blade harus sesuai dengan gambar berikut : Gambar di bawah ini adalah Rotary Blade dilihat dari posisi Stang TABEL ARAH TEKUKAN UJUNG BLADE No Rotary Blade Kiri Rotary Blade Kanan Qty Arah Tekukan Ujung Blade 1 L1 R1 2 Kedalam 2 L2 R2 (blade = L3) 6 Keluar 3 L3 R3 (blade = L2) 1 Kedalam 9 Pemasangan Roda Karet & Roda Besi

15 TRAKTOR ROTARY QUICK ZENA multi speed 15 Langkah-langkah pemasangan Roda Karet & Roda Besi: Pasang roda pada posisi yang benar (kanan-kiri tidak boleh terbalik), perhatikan arah alur pada Roda Karet dan arah sepatu pada Roda Besi Kencangkan 4 buah baut yang menggabungkan Cage Wheel Flange dengan Wheel Holder Untuk roda besi diameter 900 mm yang digunakan dalam proses pembalikan tanah dengan menggunakan rotary diharuskan memasang MAIN SHAFT EXTENSION terlebih dahulu MAIN SHAFT EXTENSION ini tidak perlu dipasang apabila roda besi diameter 900 mm digunakan untuk proses pembajakan Perhatikan arah Alur ban Perhatikan arah Sepatu roda

16 16 TRAKTOR ROTARY QUICK ZENA multi speed CARA PENGOPERASIAN TRAKTOR

17 TRAKTOR ROTARY QUICK ZENA multi speed 17 Perhatikanlah keterangan-keterangan tentang cara pengoperasian traktor di bawah ini, agar dapat mengoperasikan traktor dengan baik 1 Pengoperasian Umum a Cara Menghidupkan : Traktor dihidupkan dengan cara menghidupkan Diesel dengan memutar Engkol Starter yang tersedia Pastikan terlebih dahulu Disc Clutch Handle dalam posisi OFF / tidak bekerja b Cara Menjalankan : Setelah Diesel dihidupkan dan gas sudah diatur sedemikian rupa, traktor dapat dijalankan dengan mengubah posisi Disc Clutch Handle ke posisi ON Jika diperlukan, pengaturan gas dapat diatur kembali untuk memperoleh putaran yang sesuai c Cara Berbelok : Traktor dapat dibelokkan dengan cara menarik Clutch Handle Tariklah Clutch Handle Kiri jika ingin belok ke kiri dan sebaliknya, tarik Clutch Handle Kanan jika ingin belok ke kanan Traktor berbelok dengan cara menghentikan putaran salah satu roda Harap diperhatikan : Saat traktor berbelok, salah satu roda traktor berfungsi sebagai pusat belokan dan roda yang lain tetap berjalan sehingga traktor seolah-olah berputar dengan roda yang diam sebagai pusat putaran Saat traktor berbelok, pastikan posisi operator berada diluar radius stang, karena stang / Main Pipe akan berayun ke samping mengikuti putaran pembelokan traktor Ayunan ke samping ini akan membahayakan operator jika operator berada dalam radius stang d Cara Menghentikan Untuk menghentikan Traktor dengan cara melepaskan Disc Clutch Handle sampai pada posisi OFF (posisi Stop / terhenti)

18 18 TRAKTOR ROTARY QUICK ZENA multi speed Traktor juga akan berhenti sementara saat Clutch Handle Kanan dan Kiri ditarik bersama-sama Prosedur yang terakhir ini adalah prosedur untuk situasi khusus (dapat dilakukan namun tidak disarankan) Harap diingat juga bahwa saat melepaskan tarikan Clutch Handle harus bersama-sama Jika pelepasan tarikan Clutch Handle tidak bersama-sama maka akan berbelok dan tidak terkendali 2 Pengoperasian di Lahan Untuk melakukan pengolahan lahan, digunakan alat-alat sebagai berikut : a Menggunakan Rotary Standard Rotary Standard digunakan untuk proses pengolahan lahan padi basah dan kering Rotary standard berfungsi untuk membongkar dan membalikan tanah sekaligus untuk memecah bongkahan tanah Dengan menggunakan Rotary Standard dapat melakukan dua tahapan pengolahan tanah sekaligus yaitu membongkar dan membalikan tanah sekaligus memecah bongkahan tanah Pamasangan Rotary Standard dilakukan dengan memasang Rotary Blade / Rotary Drum pada Rotary Main Shaft pada bagian Rotary b Menggunakan Ditching Rotor dan Ridger ( Optional ) Ditching Rotor dan Ridger digunakan untuk membuat bedengan atau guludan pada lahan kering Ditching Rotor berfungsi untuk mengarahkan tanah keluar area alur parit dan Ridger berfungsi untuk membentuk bedengan atau guludan Ditching Rotor dan Ridger harus digunakan secara bersamaan Ditching Rotor dipasang pada Rotary Main Shaft pada bagian Rotary Ridger dipasang pada Ridger Seat Bush Untuk mengatur kedalaman bedengan atau guludan dengan mengatur ketinggian Ridger c Menggunakan Implement Biasa Implement biasa digunakan untuk proses pengolahan lahan padi basah dan kering Dalam pengolahan padi basah dan kering tersebut mengalami beberapa tahapan pengolahan menggunakan Implement biasa yang terdiri dari :

19 TRAKTOR ROTARY QUICK ZENA multi speed 19 Luku ( Single Plow ) Luku digunakan untuk membongkar dan membalik tanah pada proses penyiapan lahan Luku dipasang dengan menghubungkan Plow Head dengan Hitch menggunakan Hitch Pin Pasanglah Luku pada lubang Hitch tepi kanan, namun jika dikehendaki, dapat dipasang pada lubang tengah atau tepi kiri Kedudukan Luku dan Frame harus diusahakan dalam posisi horisontal agar pelumasan dan pendinginan mesin tidak terganggu dan operasional traktor menjadi stabil Aturlah ulir pengatur yang tersedia untuk memperoleh kedalaman pembajakan yang dikehendaki Gelebeg ( Puddler ) Gelebeg digunakan untuk memecah bongkahan tanah Pada tanah yang berlumpur/lembek, proses pengolahan tanah bisa langsung dengan Gelebeg tanpa harus diluku terlebih dahulu Gelebeg dipasang pada lubang pen tengah, lubang yang lain sebagai cadangan Garu ( Leveler ) Garu digunakan untuk meratakan permukaan tanah sebagai proses terakhir (finishing) pengerjaan tanah Garu dipasang pada lubang pen tengah dan aturlah kemiringan Garu menggunakan Baut penyetel yang tersedia untuk memperoleh kemiringan yang sesuai dengan kondisi tanah yang sedang diolah 3 Pola Pengerjaan Lahan Cara pengolahan tanah atau lahan dengan traktor tangan sangat bergantung dari kondisi dan bentuk lahan yang akan diolah Pada proses pembajakan, roda kanan traktor harus masuk ke dalam parit bekas bajakan sebelumnya (hal ini tidak berlaku pada saat membelok), untuk mendapatkan hasil yang sempurna Ada empat cara lintasan yang biasa dipakai ( seperti pada gambar ), atau sesuai dengan keinginan operator traktor sendiri (Lihat gambar hal 19 & 20)

20 20 TRAKTOR ROTARY QUICK ZENA multi speed

21 TRAKTOR ROTARY QUICK ZENA multi speed 21

22 22 TRAKTOR ROTARY QUICK ZENA multi speed 4 Pemakaian untuk Transportasi Traktor dapat digunakan untuk keperluan trasnportasi dengan memasang komponen-komponen berikut : Roda Karet Pasanglah Roda Karet untuk pemakaian traktor di jalan darat / transportasi (Cara pemasangan lihat halaman 14) Trailler (Gerobak) Trailler dapat dipasangkan pada Hitch (lubang tengah) sehingga traktor stabil dan dapat digunakan untuk mengangkut barang Sedapat mungkin, pasanglah rem pada trailler untuk keamanan transportasi CARA PERAWATAN (MAINTENANCE) Perhatikanlah keterangan-keterangan cara perawatan di bawah ini : 1 Perawatan Sederhana a Penggantian Minyak pelumas Mesin Diesel Penggantian Minyak pelumas pada Diesel dilakukan secara berkala jika kualitas Minyak pelumas yang lama sudah tidak baik dan perlu diganti Minyak pelumas yang lama dikeluarkan melalui Oil Drain Plug dan isi dengan minyak pelumas yang baru Minyak pelumas yang digunakan Type SAE 30 sebanyak 2,4 liter untuk Diesel Kubota RD85DI-2S dan 2,8 liter untuk Diesel Kubota RD110DI-2T Catatan : Untuk frekuensi penggantian, volume dan type Minyak pelumas yang digunakan Mesin Diesel harap sesuai dengan Buku Manual Mesin Diesel masing-masing b Penambahan dan Penggantian minyak pelumas pada Gear Box Minyak pelumas pada Gear Box harus selalu diperiksa setiap akan dioperasikan Apabila volume Minyak pelumas kurang, tambahkan Minyak pelumas secukupnya melalui Oil Inlet Plug sampai pada batas Check Plug Port (Lubang Baut Level Minyak pelumas) Penggantian Minyak pelumas pada Gear Box dapat dilakukan secara berkala setiap 6 bulan sekali atau bila kualitas

23 TRAKTOR ROTARY QUICK ZENA multi speed 23 Minyak Pelumas yang lama sudah tidak baik dan perlu diganti Minyak Pelumas yang lama dikeluarkan melalui Oil Drain Plug dan isi dengan Minyak Pelumas yang baru melalui Oil Inlet Plug sampai pada batas Check Plug Port (Lubang Baut Level Minyak pelumas) Minyak pelumas yang digunakan SAE sebanyak 8 liter c Penambahan dan Penggantian Oli pada Rotary Transmission Minyak pelumas pada Rotary Transmission harus selalu diperiksa setiap akan dioperasikan Apabila volume Minyak pelumas kurang, tambahkan Minyak pelumas secukupnya melalui Oil Inlet Plug sampai pada batas Check Plug Port (Lubang Baut Level Minyak pelumas) Penggantian Minyak pelumas pada Rotary Transmission dilakukan secara berkala setiap 3 (tiga) bulan sekali atau bila kualitas Minyak pelumas yang lama sudah tidak baik dan perlu diganti Minyak pelumas yang lama dikeluarkan melalui Oil Drain Plug dan isi dengan Minyak pelumas yang baru melalui Oil Inlet Plug sampai batas Check Plug Port (Lubang Baut Level Minyak pelumas) Minyak pelumas yang digunakan SAE sebanyak 1 liter d Penambahan Gemuk / Grease pada Side Sprocket Case Side Sprocket Case perlu diadakan penambahan gemuk secukupnya dengan cara melepas Side Case Gunakan gemuk / grease yang kualitasnya baik e Penggunaan Gemuk / Grease pada Rotary Main Shaft Penggunaan gemuk pada Rotary Main Shaft (sebelum dirakit) berguna untuk mempermudah dalam hal pemasangan dan pelepasan Drum Rotary Blade Gunakan gemuk / grease secukupnya dan kualitasnya baik f Pengaturan Ketegangan V-Belt V-Belt yang dipakai terus-menerus akan mengembang dan bertambah panjang sehingga V-Belt akan kendor dan terjadi selip terhadap Pulley Dalam keadaan seperti ini maka ketegangan V-Belt harus diatur kembali Atur ketegangan V-Belt sedemikian rupa sehingga ketegangan V-Belt menjadi baik/ tidak kendor dengan mengatur posisi dari Mesin Diesel dengan tetap menjaga kelurusan V-Belt

24 24 TRAKTOR ROTARY QUICK ZENA multi speed g Tekanan Udara Roda Kelebihan atau kekurangan tekanan udara pada roda akan mengakibatkan umur dari roda menjadi lebih pendekperiksa secara periodik tekanan udara dan atur tekanan udara tersebut pada batas yang ditentukan Tekanan udara optimum sekitar 1,1 1,4 kg/cm 2 atau sebesar psi h Indikasi Keausan Jika ada indikasi keausan pada bidang kontak (dog) antara Steering Gear dengan Sprocket 30T, tukarkan posisi Steering Gear kiri dan kanan dan putar Sprocket 30 T sehingga sisi kiri menjadi sisi kanan Pastikan Clutch Spring terpasang dengan benar, antara yang kiri dengan yang kanan Steering Gear terpasang pada Coupling Shaft di dalam Gear Box, yaitu Shaft (as) no 3 dari bawah Kanan :

25 TRAKTOR ROTARY QUICK ZENA multi speed 25 i Indikasi Kebocoran Jika terjadi indikasi kebocoran oli pada as roda, maka lepas 4 buah baut M8 yang mengikat Seal Housing dengan Gear Box Kemudian tarik as roda ke arah luar secara merata As roda akan tertarik keluar bersama dengan Seal Housing, Oil Seal, bearing luar, Main Collar dan Snap Ring Periksalah Oil Seal serta bearing, ganti jika Oil Seal maupun bearing sudah tidak baik (Untuk mempermudah pemasangan, beri grease/ gemuk secukupnya dan pasang Oil Seal pada Seal Housing terlebih dahulu) Perhatian : Pada saat bongkar pasang (maintenance), hindari benturan antar komponen atau benda lain yang dapat mengakibatkan cacat pada komponen Hal ini dilakukan untuk menjaga kepresisian dari komponen tersebut

26 26 TRAKTOR ROTARY QUICK ZENA multi speed 2 Perawatan dan Penyimpanan Traktor Setelah Pemakaian a Perawatan Setelah Pemakaian Lakukan pembersihan pada seluruh body traktor pada saat setelah digunakan Hilangkan seluruh kotoran dan lumpur yang menempel pada setiap komponen dan gunakan oli untuk komponen-komponen yang licin untuk menjaga dari karat Penting : Untuk membersihkan mesin gunakan air, pastikan tidak ada air yang masuk ke dalam mesin b Penyimpanan Traktor Sama kasusnya pada Perawatan Setelah Pemakaian, langkah langkah yang dilakukan sebelum penyimpanan Traktor adalah sebagai berikut : Bersihkan seluruh kotoran debu dan lumpur yang menempel pada komponen Bersihkan uap air pada setiap komponen menggunakan kain atau yang sejenisnya Gunakan gemuk untuk komponen yang licin untuk menghindari berkarat Posisikan Disc Clutch Handle pada posisi ON sebelum penyimpanan Setel Fuel Valve Lever engine pada posisi CLOSE Untuk menjaga uap air masuk ke dalam silinder mesin yang dapat menyebabkan mesin susah dihidupkan, putar Start Handle dan berhenti pada posisi kompresi Jika air pendingin dapat membeku, berikan antibeku atau buang air pendinginnya Beri penutup pada traktor dan tempatkan pada lokasi yang bebas dari kelembaban yang tinggi dan debu Tunggu mesin sampai dingin terlebih dahulu sebelum diberi tutup

27 TRAKTOR ROTARY QUICK ZENA multi speed 27 TROUBLESHOOTING Berikut ini adalah analisa masalah yang mungkin timbul saat mengoperasikan traktor, berikut alternatif pemecahannya No PERMASALAHAN CARA MENGATASI 1 Traktor dalam keadaan bekerja, tiba-tiba diesel berputar dengan berat, asap diesel menjadi hitam, diesel terasa akan mati (biasanya terjadi di tanah yang mempunyai variasi kedalaman yang besar) 2 Traktor macet karena tidak kuat menarik Rotary Blade yang masuk ke tanah terlalu dalam 3 Pada Bagian Rotary terasa adanya getaran 4 Roda traktor berputar pada tempatnya (slip) Hal ini sering terjadi pada tanah setengah kering, setengah basah dan tanah menempel pada roda (blocking) Angkat stang untuk mengurangi kedalaman Rotary Blade sampai dengan diesel bekerja normal kembali dan sesuaikan putaran diesel (atur besarnya gas) Aturlah kedalaman Rotary Blade agar kedalaman Rotary Blade lebih dangkal dengan memanjangkan Tail Skid sehingga Rotary Blade sedikit terangkat kemudian jalankan traktor sambil stang traktor diangkat ke atas hingga traktor berjalan normal Ada kemungkinan kesalahan pemasangan Rotary Blade pada Rotary Drum Cek pemasangan Rotary Blade pada Rotary apakah sudah benar (Lihat gambar hal 13) Bersihkan roda traktor dari gubalan tanah yang menempel Usahakan membersihkan tanah sedini mungkin Aliri lahan sawah dengan air secukupnya

28 28 TRAKTOR ROTARY QUICK ZENA multi speed 5 Traktor terasa akan terguling / terbalik saat dijalankan 6 Traktor sering belok sendiri tanpa dikopling Secepatnya matikan diesel untuk menghindari masuknya air ke dalam inlet udara diesel jika traktor benar-benar terguling / terbalik Pastikan juga bahwa stelan kopling sudah benar Pastikan pegas kopling (Clutch Spring) berada dalam posisi yang benar (tidak terbalik kiri-kanan) Tukarkan posisi Steering Gear kiri dan kanan jika bidang kontak (dog) Sprocket dan Steering Gear aus Pastikan Clutch Spring tetap dalam posisi yang benar 7 V-belt cepat putus (rusak) Pastikan Pulley Utama dan Pulley Diesel pada posisi lurus sehingga V-belt juga terpasang lurus Kontrol kekencangan (tegangan) V-belt setelah pemakaian 24 jam pertama dan aturlah jika terjadi perubahan 8 Roda traktor terperosok kedalam lubang / sumur sawah Ambil seutas tali, lalu ikatkan salah satu ujung tali pada bagian tengah sepatu roda dan ujung yang lain diikatkan pada batang pohon atau tonggak yang kokoh, setelah itu jalankan traktor Saat traktor dijalankan, tali yang terikat pada sepatu roda akan menggulung pada roda dan kemudian akan menarik traktor keluar dari lubang / sumur sawah tersebut

TRAKTOR QUICK G600 single speed 3 KATA PENGANTAR

TRAKTOR QUICK G600 single speed 3 KATA PENGANTAR TRAKTOR QUICK G600 single speed 3 KATA PENGANTAR Pengolahan lahan merupakan salah satu proses yang sangat berpengaruh dalam menentukan produksi hasil pertanian. Maka perlu diupayakan penyempurnaan pengolahan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. 2 TRAKTOR QUICK G1000 single speed

KATA PENGANTAR. 2 TRAKTOR QUICK G1000 single speed 2 TRAKTOR QUICK G1000 single speed KATA PENGANTAR Pengolahan lahan merupakan salah satu proses yang sangat berpengaruh dalam menentukan produksi hasil pertanian. Maka perlu diupayakan penyempurnaan pengolahan

Lebih terperinci

PETUNJUK PEMASANGAN & PENGGUNAAN. dilengkapi dengan. Edisi Januari 2004

PETUNJUK PEMASANGAN & PENGGUNAAN. dilengkapi dengan. Edisi Januari 2004 PETUNJUK PEMASANGAN & PENGGUNAAN T r a k t o r Q U I C K dilengkapi dengan P A R T L I S T Edisi Januari 2004 2 TRAKTOR QUICK TL800 single speed KATA PENGANTAR Pengolahan lahan merupakan salah satu proses

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. 2 TRAKTOR QUICK G1000 Vaganza single speed

KATA PENGANTAR. 2 TRAKTOR QUICK G1000 Vaganza single speed 2 TRAKTOR QUICK G1000 Vaganza single speed KATA PENGANTAR Pengolahan lahan merupakan salah satu proses yang sangat berpengaruh dalam menentukan produksi hasil pertanian. Maka perlu diupayakan penyempurnaan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. 2 TRAKTOR QUICK KIJANG single speed

KATA PENGANTAR. 2 TRAKTOR QUICK KIJANG single speed 2 TRAKTOR QUICK KIJANG single speed KATA PENGANTAR Pengolahan lahan merupakan salah satu proses yang sangat berpengaruh dalam menentukan produksi hasil pertanian. Maka perlu diupayakan penyempurnaan pengolahan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. 2 TRAKTOR QUICK G1000 Boxer single speed

KATA PENGANTAR. 2 TRAKTOR QUICK G1000 Boxer single speed 2 TRAKTOR QUICK G1000 Boxer single speed KATA PENGANTAR Pengolahan lahan merupakan salah satu proses yang sangat berpengaruh dalam menentukan produksi hasil pertanian. Maka perlu diupayakan penyempurnaan

Lebih terperinci

Edisi I, Cetakan ke-1/2011 PETUNJUK PEMASANGAN & PENGGUNAAN

Edisi I, Cetakan ke-1/2011 PETUNJUK PEMASANGAN & PENGGUNAAN Edisi I, Cetakan ke-1/2011 PETUNJUK PEMASANGAN & PENGGUNAAN T R A K T O R Q U I C K M.U.L.T.I S.P.E.E.D 2 TRAKTOR QUICK M1000 Alfa multi speed KATA PENGANTAR Pengolahan lahan merupakan salah satu proses

Lebih terperinci

PETUNJUK PEMASANGAN & PENGGUNAAN

PETUNJUK PEMASANGAN & PENGGUNAAN PETUNJUK PEMASANGAN & PENGGUNAAN T R A K T O R Q U I C K 2 TRAKTOR QUICK IMPALA single speed KATA PENGANTAR Indonesia mempunyai lahan pertanian padi yang luas dan bervariasi, salah satunya lahan pertanian

Lebih terperinci

PETUNJUK PEMASANGAN & PENGGUNAAN

PETUNJUK PEMASANGAN & PENGGUNAAN PETUNJUK PEMASANGAN & PENGGUNAAN T R A K T O R Q U I C K 2 TRAKTOR QUICK CAPUNG METAL single speed KATA PENGANTAR Indonesia mempunyai lahan pertanian padi yang luas dan bervariasi, salah satunya lahan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAAN 4.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI KOPLING Kopling adalah satu bagian yang mutlak diperlukan pada truk dan jenis lainnya dimana penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran di dalam silinder

Lebih terperinci

Mesin Penyiang Padi Sawah Bermotor Power Weeder JP-02 / 20

Mesin Penyiang Padi Sawah Bermotor Power Weeder JP-02 / 20 Mesin Penyiang Padi Sawah Bermotor Power Weeder JP-02 / 20 Bacalah buku petunjuk sebelum anda menggunakan mesin penyiang bermotor (power weeder) BALAI BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN BADAN PENELITIAN

Lebih terperinci

1. EMISI GAS BUANG EURO2

1. EMISI GAS BUANG EURO2 1. EMISI GAS BUANG EURO2 b c a Kendaraan Anda menggunakan mesin spesifikasi Euro2, didukung oleh: a. Turbocharger 4J 4H Turbocharger mensuplai udara dalam jumlah yang besar ke dalam cylinder sehingga output

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR

PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR TUGAS : ENGINE TUNE UP NO ASPEK PENILAIAN YES NO ACTUAL COMMENT 1 PERSIAPAN 1.1 Periksa semua perlengkapan yang ada 10 0 1.2 Periksa semua instruksi 10 0 1.3 Pilih peralatan pengetesan yang benar 20 0

Lebih terperinci

BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION. Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin,

BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION. Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin, BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION 3.1. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin, Politenik Muhammadiyah Yogyakarta. Pelaksanaan dilakukan

Lebih terperinci

3.1. Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

3.1. Waktu dan Tempat Bahan dan Alat III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan Maret hingga bulan September 2011 bertempat di Bengkel Teknik Mesin Budidaya Pertanian, Leuwikopo dan lahan percobaan Departemen Teknik

Lebih terperinci

AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI

AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI KISI KISI LOMBA KETERAMPILAN SISWA AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI TAHUN 2012 TUGAS A : TUNE UP MOTOR BENSIN WAKTU : 1. Persiapan ( 5 Menit) Tune Up Motor bensin pada kendaran Kijang 7K tahun 2007

Lebih terperinci

Konstruksi CVT. Parts name

Konstruksi CVT. Parts name Konstruksi CVT C 3 D 4 E 5 6F 7 G B 2 8 H Parts name A 1 A. Crankshaft B. Primary sliding sheave (pulley bergerak) C. Weight / Pemberat D. Secondary fixed sheave(pulley tetap) E. Secondary sliding sheave

Lebih terperinci

HANDTRACTOR QUICK BOXER G1000

HANDTRACTOR QUICK BOXER G1000 HANDTRACTOR QUICK BOXER G1000 Spesifikasi: TRAKTOR TANGAN Merk/Model QUICK / G 1000 BOXER Kecepatan 1 Kecepatan Maju (2 ganti jalur pulley) Transmisi Kombinasi (Gear- Chain) / 4 Tingkat Gear Case Penggerak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco 29 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco G16ADP 2 langkah 160cc Dari pembongkaran yang dilkukan didapat spesifikasi komponen kopling kering mekanis

Lebih terperinci

PERAWATAN FORKLIFT FD20ST-3

PERAWATAN FORKLIFT FD20ST-3 PERAWATAN FORKLIFT FD20ST-3 PERAWATAN FORKLIFT Oleh FD20ST-3 Ady Prasetya (210345025) Hasan Basri (210345035) Muhamad Maulana (210345039) Apa itu forklift??? Forklift adalah sebuah alat bantu berupa kendaraan

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN BAB V PERSIAPAN MENGHIDUPKAN, MENGHIDUPKAN, MEMATIKAN DAN MENJALANKAN TRAKTOR Drs. Kadirman, MS. KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Perawatan System C V T

Perawatan System C V T Perawatan System C V T A. Pelumasan Colar pada pulley primer Sebab : Jika tidak ada pelumasan, akselerasi / percepatan tidak halus karena gerakan penyesuai pada primary sheave tidak bekerja dengan baik.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pembuatan Alat 3.1.1 Waktu dan Tempat Pembuatan alat dilaksanakan dari bulan Maret 2009 Mei 2009, bertempat di bengkel Laboratorium Alat dan Mesin Budidaya Pertanian, Leuwikopo,

Lebih terperinci

PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM KOPLING

PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM KOPLING SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM KOPLING 39 PRAKTEK PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING ( Toyota Kijang KF 40 ). 1. Memeriksa dan Menyetel Pedal Kopling.

Lebih terperinci

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA TURBOCHARGER URAIAN Dalam merancang suatu mesin, harus diperhatikan keseimbangan antara besarnya tenaga dengan ukuran berat mesin, salah satu caranya adalah melengkapi mesin dengan turbocharger yang memungkinkan

Lebih terperinci

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Rack And Pinion

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Rack And Pinion Jobsheet Membongkar Sistem Kemudi Tipe Rack And Pinion 1. Tujuan Siswa mengenal komponen sistem kemudi Tipe Rack and Pinion Siswa memahami cara kerja sistem kemudi Tipe Rack and Pinion Siswa mampu membongkar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Fungsi Undercarriage Undercarriage atau disebut juga sebagai kerangka bawah merupakan bagian dari sebuah crawler tractor yang berfungsi: untuk menopang dan meneruskan beban

Lebih terperinci

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH )

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH ) 1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH ) Memuat berlebihan tidak hanya memperpendek usia kendaraan anda, tetapi juga berbahaya, oleh sebab itu hindarkanlah. Berat muatan harus dibatasi oleh GVM ( berat kotor

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KASUS

BAB III ANALISIS KASUS A. Analisis BAB III ANALISIS KASUS Penulis mengumpulkan data-data teknis pada mobil Daihatsu Gran Max Pick Up 3SZ-VE dalam menganalisis sistem suspensi belakang untuk kerja pegas daun (leaf spring), dimana

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAAN. 4.1 Pengertian dan Fungsi Gardan ( Differential Gear )

BAB IV PEMBAHASAAN. 4.1 Pengertian dan Fungsi Gardan ( Differential Gear ) BAB IV PEMBAHASAAN 4.1 Pengertian dan Fungsi Gardan ( Differential Gear ) Differential gear atau sering dikenal dengan nama gardan adalah komponen pada mobil yang berfungsi untuk meneruskan tenaga mesin

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS KOPLING KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004

BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS KOPLING KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004 22 BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS KOPLING KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004 3.1 Tempat Dan Objek Analisis Tempat untuk melakukan analisis dan perbaikan pada tugas akhir ini, adalah workshop otomotif

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN Komponen yang terdapat pada transmisi otomatis Yamaha Mio. Sistem Transmisi otomatis terdiri dari dua bagian yaitu :

BAB IV PEMBAHASAN Komponen yang terdapat pada transmisi otomatis Yamaha Mio. Sistem Transmisi otomatis terdiri dari dua bagian yaitu : BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Hasil pemeriksaan dan pengukuran 4.1.1 Komponen yang terdapat pada transmisi otomatis Yamaha Mio. Sistem Transmisi otomatis terdiri dari dua bagian yaitu : 1. Bagian primary fixed

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA DENPASAR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR

PEMERINTAH KOTA DENPASAR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR TUGAS : ENGINE TUNE UP NO ASPEK PENILAIAN YES NO ACTUAL COMMENT 1 PERSIAPAN 1.1 Periksa semua perlengkapan yang ada 10 0 1.2 Periksa semua instruksi 10 0 1.3 Pilih peralatan pengetesan yang benar 20 0

Lebih terperinci

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK 2.1 Lingkup Kerja Praktek di PT. Safari Dharma Sakti Lingkup kerja praktek di PT.Safari Dharma Sakti pemeliharaan secara berkala kendaraan bus Mercedes Benz dan Hino meliputi

Lebih terperinci

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Alur Proses Pada Perawatan Automatic Brake Handle

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Alur Proses Pada Perawatan Automatic Brake Handle 44 BAB IV 4.1 ALUR PROSES PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Alur Proses Pada Perawatan Handle start Pemeriksaan awal per-periodik Pengecheckan kebocoran Haandle Indeks Kerusakan Perbaikan Handle Test Ulang Kebocoran

Lebih terperinci

Konstruksi CVT. Parts name. A. Crankshaft F. Primary drive gear shaft. C. Weight / Pemberat

Konstruksi CVT. Parts name. A. Crankshaft F. Primary drive gear shaft. C. Weight / Pemberat Konstruksi CVT C 3 D 4 E 5 6F 7 G B 2 8 H Parts name A 9I 1 10 J A. Crankshaft F. Primary drive gear shaft B. Primary sliding sheave (pulley bergerak) G. Clutch housing/rumah kopling C. Weight / Pemberat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PRINSIP PEMINDAHAN TENAGA Sepeda motor dituntut bisa dioperasikan atau dijalankan pada berbagai kondisi jalan. Namun demikian, mesin yang berfungsi sebagai penggerak utama pada

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER Di susun oleh : Cahya Hurip B.W 11504244016 Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2012 Dasar

Lebih terperinci

Oleh Team RB BPT MEKANISASI PERTANIAN JAWA BARAT DINAS PERTANIAN JAWA BARAT

Oleh Team RB BPT MEKANISASI PERTANIAN JAWA BARAT DINAS PERTANIAN JAWA BARAT Oleh Team RB BPT MEKANISASI PERTANIAN JAWA BARAT DINAS PERTANIAN JAWA BARAT Dimulai tahun 1800 >>Motor Tenaga Uap Tahun 1900>> Traktor dengan Tenaga uap Pada tahun 1898 Rudolf Diesel (Jerman) Seorang Insyiniur

Lebih terperinci

MODUL POWER THRESHER. Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA

MODUL POWER THRESHER. Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA MODUL POWER THRESHER Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN 2015 Sesi Perontok

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 PROSES PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING Berikut diagram alir proses perawatan dan perbaikan kopling

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 PROSES PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING Berikut diagram alir proses perawatan dan perbaikan kopling 28 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING Berikut diagram alir proses perawatan dan perbaikan kopling Gambar 4.1 Diagram Proses Perawatan dan Perbaikan Kopling 29

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PRODUKSI Perawatan Berkala 40 Jam Pembersihan Conveyor Belt pengecekan ketajaman pisau. Mesin Tidak Rusak 8 Jam PengecekanTombo l-tombol Emergency Mesin

Lebih terperinci

Kriteria Roda Besi Standar Roda Besi Modifikasi Roda Besi Lengkung. Bahan Pembuat Rim Besi Behel Ø 16 mm Besi Behel Ø 16 mm Besi Behel Ø 16 mm

Kriteria Roda Besi Standar Roda Besi Modifikasi Roda Besi Lengkung. Bahan Pembuat Rim Besi Behel Ø 16 mm Besi Behel Ø 16 mm Besi Behel Ø 16 mm LAMPIRAN 48 Lampiran 1. Spesifikasi roda besi yang diuji Kriteria Roda Besi Standar Roda Besi Modifikasi Roda Besi Lengkung Diameter Rim 900 mm 452 mm 700 mm Jumlah Rim 2 buah 2 buah 2 buah Lebar Rim 220

Lebih terperinci

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875.

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875. ABSIC ENGINE Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875. Pada pertengahan era 30-an, Volvo menggunakan engine yang serupa dengan engine Diesel. Yaitu engine

Lebih terperinci

SILABUS KURIKULUM KEAHLIAN MOTOR

SILABUS KURIKULUM KEAHLIAN MOTOR SILABUS KURIKULUM KEAHLIAN MOTOR BULAN 4 Materi : Pengenalan alat kerja dan sparepart mesin, dan bongkar pasang mesin peraga. Target : Siswa dapat memahami nama dan fungsi alat kerja, mengenal sparepart

Lebih terperinci

OVH SUSPENSION I.STRUCTURE & FUNCTION. 1.Rear suspension cylinder

OVH SUSPENSION I.STRUCTURE & FUNCTION. 1.Rear suspension cylinder OVH SUSPENSION I.STRUCTURE & FUNCTION 1.Rear suspension cylinder Hydro-pneumatic cylinder yang dipasang tegak pada bagian belakang unit, dimana bagian bawah cylinder dipasang dengan pin dan spherical bearing

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. guna. Alat/mesin pengerol pipa adalah alat/mesin yang digunakan untuk

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. guna. Alat/mesin pengerol pipa adalah alat/mesin yang digunakan untuk BAB II PENEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Kajian Tentang Alat/Mesin Pengerol Pipa Alat/mesin pengerol pipa merupakan salah satu alat/mesin tepat guna. Alat/mesin pengerol pipa adalah alat/mesin yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 125 pada tahun 2005 untuk menggantikan Honda Karisma. Honda Supra X

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 125 pada tahun 2005 untuk menggantikan Honda Karisma. Honda Supra X BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1. HONDA SUPRA X 125 PGM-FI Honda Supra X adalah salah satu merk dagang sepeda motor bebek yang di produksi oleh Astra Honda Motor. Sepeda motor ini diluncurkan

Lebih terperinci

Sistem bahan bakar Sistem pelumasan

Sistem bahan bakar Sistem pelumasan Sistem bahan bakar a. Sistem bahan bakar pada motor bensin Berfungsi untuk : 1. Mengatur perbandingan campuran bahan bakar dan udara 2. Mengatur jumlah pemasukan bahan bakar dan udara ke silinder 3. Merubah

Lebih terperinci

SISTEM TRANSMISI OTOMATIS SEPEDA MOTOR

SISTEM TRANSMISI OTOMATIS SEPEDA MOTOR SISTEM TRANSMISI OTOMATIS SEPEDA MOTOR CVT (Continuous Variable Transmission) Modul ini disusun sebagai bahan ajar bagi siswa kelas XI TSM (Teknik Sepeda Motor) Disusun : Gunadi, S. Pd DINAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Mesin Pemanen Jagung Tipe mower

Mesin Pemanen Jagung Tipe mower PEDOMAN PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN Mesin Pemanen Jagung Tipe mower BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2007 I. PEDOMAN PENGGUNAAN MESIN PEMANEN TIPE MOWER 1 Mesin pemanen jagung tipe mower ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 17 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi pengembangan alat peraga real axle traktor head a. Differantial assy real axle b. Hose 8 mm c. Kompresor angin d. Motor bensin 5,5 pk e.v-belt f.pully g.roda

Lebih terperinci

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK 2.1 Lingkup Kerja Praktek di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Lingkup kerja praktek di PT.Kereta Api Indonesia (Persero) perawatan secara berkala lokomotif di dipo Tanah

Lebih terperinci

BAB IV PENGENALAN BALL MILL

BAB IV PENGENALAN BALL MILL BAB IV PENGENALAN BALL MILL 4.1 DESKRIPSI BALL MILL Ball Mill adalah alat penting untuk grinding setelah bahan dilumatkan. Mesin penggiling ini adalah alat yang efisien untuk grinding berbagai bahan menjadi

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 31 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PELAKSANAAN Mulai perawatan Pemeriksaan dan penyetelan pada mesin oil sealed rotary vacuum pump model P450 Membongkar dan memperbaiki komponen tersebut

Lebih terperinci

Lampiran 6. Jobsheet Kopling

Lampiran 6. Jobsheet Kopling Lampiran 6. Jobsheet Kopling TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK MUHAMMADIYAH PAKEM JOB SHEET KOPLING Semester Gasal PENYETELAN KOPLING 225 Menit No. JST/XI/TKR/PCPT/01 Tgl : 30 Agustus 2016 Jumlah Halaman : 6

Lebih terperinci

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L 100 546 CC 3.1. Pengertian Bagian utama pada sebuah mesin yang sangat berpengaruh dalam jalannya mesin yang didalamnya terdapat suatu

Lebih terperinci

MODUL TRAKTOR RODA DUA (Hand Tractor) Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian Pertanian dan BABINSA

MODUL TRAKTOR RODA DUA (Hand Tractor) Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian Pertanian dan BABINSA MODUL TRAKTOR RODA DUA (Hand Tractor) Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta wilayah Kelurahan Situgede, Kec. Bogor Barat, Kota Bogor LOKASI PENGAMATAN

Lampiran 1. Peta wilayah Kelurahan Situgede, Kec. Bogor Barat, Kota Bogor LOKASI PENGAMATAN L A M P I R A N Lampiran 1. Peta wilayah Kelurahan Situgede, Kec. Bogor Barat, Kota Bogor LOKASI PENGAMATAN 50 Lampiran 2. Struktur Lahan Sawah Menurut Koga (1992), struktur lahan sawah terdiri dari: 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN RUMUSAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN RUMUSAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Makalah ini di susun sebagai persyaratan untuk menyelesaikan mata kuliah Sistem Pemindah Tenaga. di mana Dosen yang mengajar mata kuliah ini menuntun siswanya agar

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50

BAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50 BAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50 Gbr 4.1 Transmisi Type C50 4.1 MEMBONGKAR TRANSAXLE 1. MELEPAS POROS TUAS PEMINDAH (SELECT LEVER SHAFT ASSEMBLY) DAN PEMILIH (SHIFT) Lepaskan poros tuas pemindah

Lebih terperinci

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Recirculating Ball

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Recirculating Ball Jobsheet Membongkar Sistem Kemudi Tipe Recirculating Ball 1. Tujuan Siswa mengenal komponen sistem kemudi Tipe Recirculating Ball Siswa memahami cara kerja sistem kemudi Tipe Recirculating Ball Siswa mampu

Lebih terperinci

TRAKTOR RODA-4. Klasifikasi. trakor roda-4. Konstruksi. Penggunaan traktor di pertanian

TRAKTOR RODA-4. Klasifikasi. trakor roda-4. Konstruksi. Penggunaan traktor di pertanian TRAKTOR RODA-4 Klasifikasi traktor roda-4 Konstruksi trakor roda-4 Penggunaan traktor di pertanian Klasifikasi Berdasarkan Daya Penggerak (FWP = fly wheel power) 1. Traktor kecil (

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pada permulaan abad ke-19 traktor dengan motor uap mulai diperkenalkan,

TINJAUAN PUSTAKA. pada permulaan abad ke-19 traktor dengan motor uap mulai diperkenalkan, TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Traktor Sejarah traktor dimulai pada abad ke-18, motor uap berhasil diciptakan dan pada permulaan abad ke-19 traktor dengan motor uap mulai diperkenalkan, sementara itu penelitian

Lebih terperinci

BAB III BAGIAN BAGIAN DASAR PADA EXCAVATOR TYPE JS 200

BAB III BAGIAN BAGIAN DASAR PADA EXCAVATOR TYPE JS 200 BAB III BAGIAN BAGIAN DASAR PADA EXCAVATOR TYPE JS 200 3.1 Definisi Excavator secara umum Excavator adalah alat berat yang dipergunakan untuk menggali dan mengangkut suatu material (tanah, batubara, dan

Lebih terperinci

Pembakaran. Dibutuhkan 3 unsur atau kompoenen agar terjadi proses pembakaran pada tipe motor pembakaran didalam yaitu:

Pembakaran. Dibutuhkan 3 unsur atau kompoenen agar terjadi proses pembakaran pada tipe motor pembakaran didalam yaitu: JPTM FPTK 2006 KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BUKU AJAR NO 2 Motor Bensin TANGGAL : KOMPETENSI Mendeskripsikan

Lebih terperinci

15 Traktor. Bajak Piring Dua Sisi - Disc Harrow. 15 Traktor Galaxy 304 : 30 HP, 4WD. Bajak Singkal - Share Plough. 16 Traktor Galaxy 404 : 40 HP, 4WD

15 Traktor. Bajak Piring Dua Sisi - Disc Harrow. 15 Traktor Galaxy 304 : 30 HP, 4WD. Bajak Singkal - Share Plough. 16 Traktor Galaxy 404 : 40 HP, 4WD 1 www.galaxindo.com DAFTAR ISI PERSIAPAN LAHAN Bajak Piring Dua Sisi - Disc Harrow 15 Traktor Bajak Singkal - Share Plough 15 Traktor Galaxy 304 : 30 HP, 4WD 6 Penggembur Tanah - Rotary Tiller 16 Traktor

Lebih terperinci

PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk

PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk HONDA SALES OPERATION TECHNICAL SERVICE DIVISION TRAINING DEVELOPMENT ASTRA HONDA TRAINING CENTRE PELATIHAN MEKANIK TINGKAT - I BONGKAR & PASANG MESIN MENURUNKAN MESIN SEPEDA

Lebih terperinci

PROSEDUR PENYETELAN AWAL PADA SEPEDA MOTOR Oleh : Bambang Sulistyo, S.Pd.

PROSEDUR PENYETELAN AWAL PADA SEPEDA MOTOR Oleh : Bambang Sulistyo, S.Pd. PROSEDUR PENYETELAN AWAL PADA SEPEDA MOTOR Oleh : Bambang Sulistyo, S.Pd. Pendahuluan Operasi sepeda motor yang tanpa kerusakan dan aman, dan juga umur yang panjang adalah idaman dari setiap pemilik sepeda

Lebih terperinci

Lampiran 1. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian. mulai

Lampiran 1. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian. mulai 42 Lampiran 1. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian mulai Mengukur luas lahan sawah Membagi menjadi 9 petakan Waktu pembajakan Pembajakan Kecepatan bajak: -1 m/s -1,4m/s -1,2 m/s Waktu pengglebekan Pengglebekan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 37 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Pada gambar 4.1 menggambarkan sebuah langkah dari proses pelayanan perawatan kendaraan yang dilakukan oleh menejemen Astrido Daihatsu Kebon Jeruk agar

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Pembuatan Prototipe 5.1.1. Modifikasi Rangka Utama Untuk mempermudah dan mempercepat waktu pembuatan, rangka pada prototipe-1 tetap digunakan dengan beberapa modifikasi. Rangka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RPKPM).

Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RPKPM). Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RPKPM). Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Waktu dan tempat untuk pelaksanaan pengukuran dan analisis tugas akhir sebagai berikut : 3.1.1 Waktu pelaksanaan Waktu pelaksanaan ini kurang

Lebih terperinci

KERJA PRAKTEK BAB III PEMBAHASAN. 3. Sistem Kerja Dan Pemeliharaan Governor Pada Pesawat Dakota

KERJA PRAKTEK BAB III PEMBAHASAN. 3. Sistem Kerja Dan Pemeliharaan Governor Pada Pesawat Dakota BAB III PEMBAHASAN 3. Sistem Kerja Dan Pemeliharaan Governor Pada Pesawat Dakota 3.1 Dasar Pengertian Governor Governor adalah suatu benda atau alat penggerak mekanik variable propeller pada pesawat untuk

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Scope Pemeliharaan P1 P8 Scope Pemeliharaan P1 & P2 (Pemeliharaan Harian) PLTD Titi Kuning meliputi: 1. Membersihkan mesin, peralatan-peralatan bantu serta lantai lokasi mesin dari

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN MESIN DIESEL BUS

BAB IV PERAWATAN MESIN DIESEL BUS BAB IV PERAWATAN MESIN DIESEL BUS A. Tujuan Perawatan Mesin Perawatan dan perbaikan merupakan suatu hal yang sangat penting agar suatu alat atau mesin dapat bekerja dengan baik. Karena dengan sistem perawatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN PROSES PEMBUATAN ALAT PENYANGGA TENGAH OTOMATIS PADA SEPEDA MOTOR YANG MENGGUNAKAN SISTEM HIDROLIK

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN PROSES PEMBUATAN ALAT PENYANGGA TENGAH OTOMATIS PADA SEPEDA MOTOR YANG MENGGUNAKAN SISTEM HIDROLIK BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN PROSES PEMBUATAN ALAT PENYANGGA TENGAH OTOMATIS PADA SEPEDA MOTOR YANG MENGGUNAKAN SISTEM HIDROLIK 4.1 Membuat Desain Sirkuit Sistem Hidrolik Penyangga Tengah dan Cara Kerjanya

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN PEMELIHARAAN RUTIN JALAN DAN JEMBATAN PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN UPR. 05 UPR. 05.2 PEMELIHARAAN RUTIN PERALATAN AGUSTUS 1992 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA PEMELIHARAAN

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SEBELUM OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI.01 BUKU

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. JST/OTO/OTO0/06 Revisi: 0 Tgl: Agustus 06 Hal dari 5 I. Kompetensi:. Melepas dan memasang poros nok dengan prosedur yang benar. Menentukan kondisi poros nok II. III. IV. Sub Kompetensi: Setelah selesai

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Forklift sedang mengangkat beban, kemudian forklift tidak mampu

BAB III PEMBAHASAN. Forklift sedang mengangkat beban, kemudian forklift tidak mampu 29 BAB III PEMBAHASAN 3.1. Permasalahan 3.1.1. Flow yang Dihasilkan Kurang 3.1.1.1. Gambaran Masalah Forklift sedang mengangkat beban, kemudian forklift tidak mampu mengangkat beban pada ketinggian yang

Lebih terperinci

MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011

MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011 1 MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011 2 SISTEM KEMUDI Kompetensi : Menjelaskan pengertian prinsip

Lebih terperinci

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL NO. KODE JUDUL 1. WLO 01 ETOS KERJA 2. WLO 02 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) 3. WLO 03 STRUKTUR DAN FUNGSI WHEEL LOADER 4. WLO 04 PEMELIHARAAN (MAINTENANCE) 5.

Lebih terperinci

Prosedur Pengetesan Injektor

Prosedur Pengetesan Injektor Prosedur Servis, Pengetesan dan Perbaikan Injektor Diesel Menentukan Kerusakan Injektor Sesuai penjelasan dalam buku yang ditulis oleh May and Crouse, sebuah kesalahan pada injektor akan dapat di identifikasikan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PRODUKSI Dalam perkitan hydraulic power unit ada beberapa proses dari mulai sampai selesai, dan berikut adalah alur dari proses produksi Gambar 4.1

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI BAB II. LANDASAN TEORI 2.1. Mengenal Motor Diesel Motor diesel merupakan salah satu tipe dari motor bakar, sedangkan tipe yang lainnya adalah motor bensin. Secara sederhana prinsip pembakaran pada motor

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN TEKNIS GANGGUAN SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR PADA MESIN KUBOTA RD 65 H DAN CARA MENGATASINYA

BAB III PEMBAHASAN TEKNIS GANGGUAN SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR PADA MESIN KUBOTA RD 65 H DAN CARA MENGATASINYA BAB III PEMBAHASAN TEKNIS GANGGUAN SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR PADA MESIN KUBOTA RD 65 H DAN CARA MENGATASINYA 3.1. Fungsi sistem bahan bakar Salah satu komponen motor diesel yang memegang peran penting

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Gambar 1.1 Guilitene Hidrolis

PEMBAHASAN. Gambar 1.1 Guilitene Hidrolis PEMBAHASAN A. Konstruksi Gunting Pemotong Plat Mesin pemotong plat mempunyai beberapa jenis, manual dengan menggunakan tuas maupun dengan tenaga hidrolis (gambar 1.1), pada mesin pemotong plat hidrolis

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN BAB IV KLASIFIKASI TRAKTOR DAN PENGELOMPOKAN TRAKTOR RODA DUA DAN RODA EMPAT Drs. Kadirman, MS. KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Sepeda motor adalah salah satu alat transportasi yang digunakan untuk memudahkan aktivitas sehari-sehari. Maka dari itu banyak masyarakat atau konsumen yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin press serbuk kayu. Pengerjaan dominan dalam pembuatan komponen tersebut

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN PREVENTIF PADA PT DUNIA EXPRESS TRANSINDO 4.1 PERAWATAN PREVENTIF Perawatan preventif merupakan tindakan pemeliharaan yang terjadwal dan terencana. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi

Lebih terperinci

Gambar 2.1 motor grader Sumber : http//visionlink-blog.blogspot.com

Gambar 2.1 motor grader Sumber : http//visionlink-blog.blogspot.com BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Alat Berat Motor Grader Motor grader adalah sebuah mesin sortir, dan juga biasanya dikenal sebagai mesin dengan mata pisau, adalah suatu sarana (angkut) rancang-bangun

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL RANCANGAN DAN KONSTRUKSI 1. Deskripsi Alat Gambar 16. Mesin Pemangkas Tanaman Jarak Pagar a. Sumber Tenaga Penggerak Sumber tenaga pada mesin pemangkas diklasifikasikan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8

PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8 PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8 Aulia Firdaus 1, Turmizi 2, Ariefin 2 1 Mahasiswa Prodi D-IV Teknik Mesin Produksi dan Perawatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Observasi & Studi Literatur. Identifikasi Sistem. Mekanisme Katup. Pengujian Dynotest awal

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Observasi & Studi Literatur. Identifikasi Sistem. Mekanisme Katup. Pengujian Dynotest awal 3.1 Diagram Alir (Flow Chart) BAB III METODE PENELITIAN Mulai Observasi & Studi Literatur Identifikasi Sistem Mekanisme Katup Pengujian Dynotest awal Proses Modifikasi Camshaft Pengujian Dynotest Hasil

Lebih terperinci

Kepala Unit PKP-PK (NIP)

Kepala Unit PKP-PK (NIP) Shift Disiapkan Oleh, 2 Shift Disiapkan Oleh, 3 Jenis Kelidaraan Kode Kendaraan Bandara Minggu Ke Form Checklist Mingguan untuk Foam Tender $. No Elektrik Pekerjaan Periksa kondisi kabel dan koneksinya

Lebih terperinci

3.2. Prosedur pengujian Untuk mengetahui pengaruhnya perbanding diameter roller CVT Yamaha mio Soul, maka perlu melakukan suatu percobaan. Dalam hal i

3.2. Prosedur pengujian Untuk mengetahui pengaruhnya perbanding diameter roller CVT Yamaha mio Soul, maka perlu melakukan suatu percobaan. Dalam hal i BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Tahap Pengujian Sepeda Motor Yamaha Mio Soul Tune Up Roller CVT Diameter 15mm Roller CVT Diameter 16mm Roller CVT Diameter 17mm Variasi Putaran Mesin Pengukuran Daya

Lebih terperinci