BAB I PENDAHULUAN. orang tua yang sudah memiliki anak. Enuresis telah menjadi salah satu
|
|
- Johan Makmur
- 8 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Enuresis atau yang lebih kita kenal sehari-hari dengan istilah mengompol, sudah tidak terdengar asing bagi kita khususnya di kalangan orang tua yang sudah memiliki anak. Enuresis telah menjadi salah satu momok yang sering dihadapi dalam hal ini para ibu yang telah mempunyai anak, terutama yang anak yang berusia antara 4-6 tahun. Dalam kasus ini tidak jarang pula usia di atas 6 tahun masih mengalami enuresis ini. Nokturnal enuresis atau biasa dikenal dengan mengompol adalah kejadian dimana urine keluar secara tidak sengaja pada saat tidur. Enuresis nokturnal adalah masalah yang umum di Amerika Serikat, diperkirakan mempengaruhi anak dan terjadi tiga kali lebih sering pada anak laki-laki daripada anak perempuan. Sayangnya, hanya sekitar sepertiga dari keluarga anak-anak dengan masalah ini sering mengganggu mencari bantuan dari physiciter. Penelitian terbaru telah memberikan informasi lebih lanjut tentang enuresis nokturnal, dan umumnya pengobatan yang efektif yang tersedia (Thiedke, 2003). Anak-anak tidak dianggap enuresis sampai mereka telah mencapai usia lima tahun. Untuk diagnosis enuresis nokturnal yang akan didirikan, seorang anak lima sampai enam tahun harus memiliki dua atau lebih
2 mengompol episode per bulan, dan seorang anak berusia lebih dari enam tahun harus memiliki satu atau lebih mengalami enuresis per bulan (Thiedke, 2003). Penyebab enuresis bermacam-macam dan pada anak disebabkan oleh berbagai faktor. Predisposisi genetik dengan riwayat keluarga yang sama merupakan penyebab yang paling sering. Keterlambatan proses pematangan sistem saraf pada anak, di mana adanya ketidakmampuan otak untuk menangkap sinyal yang dikirimkan kandung kemih. Dengan kematangan neurologis dan perilaku anak yang lebih tua dapat membatalkan kurang dari kapasitas atau menunda membatalkan sampai kapasitas mutlak tercapai. Kejadian-kejadian yang menimbulkan stress, seperti perawatan dirumah sakit, pada saat anak belajar mengendalikan miktruisi dapat mempengaruhi proses belajar dan stress berat dikemudian hari dapat menyebabkan kembalinya enuresis (Meadow, 2002). Anak yang sulit menahan kencing sewaktu tidur berhubungan erat dengan faktor psikologis. Dampak secara sosial dan kejiwaan yang ditimbulkan akibat enuresis sungguh mengganggu kehidupan seorang anak. Pengaruh buruk secara psikologis dan sosial yang menetap akibat ngompol, akan mempengaruhi kualitas hidup anak saat dewasa. Karena itu sudah selayaknya bila masalah ini tidak dibiarkan berkepanjangan. Bila diabaikan, hal ini akan berpengaruh bagi anak. Biasanya anak menjadi tidak percaya diri, malu dan hubungan sosial dengan teman terganggu (Kurniawati, 2008). Stres psikologis kronis, tidak terkait dengan pengalaman pelatihan buang air tetapi terjadi selama periode anak berjalan juga dapat mengganggu 2
3 kemampuan anak untuk mengontrol kencing. Stres sosial seperti kapadatan penghuni rumah yang berlebihan kadang-kadang dihubungkan dengan mengompol (Behrman, 1999). Seperti halnya orang dewasa, anak-anak juga bisa mengalami stres bahkan lebih rentan terhadap stres daripada orang dewasa. Penyebab stres pada anak bisa berasal dari berbagai sumber. Sumber stres pada anak bisa berasal dari keluarga, sekolah atau hubungan dengan anak-anak lain. Ada beberapa pengalaman yang terjadi pada anak yang bisa menimbulkan stres seperti adanya anggota keluarga yang sakit keras, kematian orang yang dicintai, pindah sekolah dan lain-lain. Penelitian lain menyebutkan bahwa penyebab stres pada anak bisa terjadi karena ditinggal sendiri oleh orang tua dan saat pertama kali masuk sekolah (Suwardi, 2000). Sering dijumpai anak yang mempunyai masalah pencernaan juga mengalami enuresis. Enkopresis biasanya menyebabkan konstipasi, yang menyebabkan dilatasi rektum yang menekan kandung kemih dan menyebabkan pengendalian kandung kemih yang sulit. Menurut Robson dkk konstipasi lebih sering berhubungan dengan enuresis nocturnal primer (Daulay, 2008). Salah satu tugas mayor masa todler adalah toilet training. Kontrol volunter sfingter dan uretra terkadang dicapai kira-kira setelah anak berjalan, mungkin antara usia 18 dan 24 bulan. Namun, diperlukan faktor psikofisiologis kompleks untuk kesiapan. Anak harus mampu mengenali urgensi untuk mengeluarkan dan menahan eliminasi serta mampu mengomunikasikan sensasi ini kepada orang tua. Selain itu, mungkin ada berbagai motivasi yang penting 3
4 untuk memuaskan orang tua dengan menahan, daripada memuaskan diri dengan mengeluarkan eliminasi (Wong, 2008). Toilet training merupakan usaha untuk melatih anak dalam kemampuan mengontrol buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB). Dalam melakukan latihan buang air kecil dan besar pada anak dibutuhkan persiapan waktu baik secara fisik, psikologis maupun intelektual, melalui persiapan tersebut diharapkan anak mampu mengontrol buang air kecil atau besar dengan sendiri (Hidayat, 2005). Cara yang dapat dilakukan untuk latihan berkemih yaitu dengan menggunakan pot kecil yang bisa diduduki anak atau langsung mengantarkan anak ke toilet pada jam tertentu, misal anak dibawa ke toilet setiap dua jam sekali. Latihan merangsang rasa untuk mengejan dapat dilakukan dalam waktu 5-10 menit dan biasakan untuk sanitasi setiap kali habis eliminasi (Supartini, 2004). Toilet training jarang diterapkan orang tua kepada anaknya karena menganggap toilet training itu hal yang tidak terlalu penting, akibatnya anak terbiasa buang air kecil dan besar di celana atau sembarang tempat. Jika anak belum berhasil melakukan toilet training ibu tidak boleh memarahi anak atau menghukum anaknya. Berilah pujian dan pelukan setiap kali anak melakukan toilet training (Rini, 2009). Studi epidemiologi di beberapa kota di Indonesia menyebutkan prevalensi anak yang mengalami enuresis sangat beragam, seperti di Jakarta prevalensi enuresis pada anak berumur 5-14 tahun berkisar antara 10-25% 4
5 (Suwardi, 2000)., di Medan prevalensi anak yang mengalami enuresis 5,3 %, di Surabaya prevalensi enuresis dengan frekuensi sering sekali adalah 13 orang (52%), yang sering sebanyak 1 orang (4%), jarang yaitu 9 orang (36%) (Kurniawati, 2008). Peneliti Kurniawati, Surianah, Adin, Kiaonani (2008) menyimpulkan bahwa anak yang mengalami enuresis dan terdapat faktor keturunan sebanyak 15 orang (60%). Yang tidak mempunyai faktor keturunan dan jarang mangalami enuresis sebesar 50%. Peneliti Meirisa (2011) menyebutkan bahwa tingkat respon adalah 53% anak masih memiliki mengompol saat pengamatan dilakukan, 34,2% anak berhenti mengompol pada usia 1-2 tahun dari, 42,1% dari 3-4 tahun, 13,2% dari 5-6 tahun, 2,6% pada 7-8 tahun, dan 2,6% dari atas 8 tahun. Peneliti Suwardi (2000) menyimpulkan bahwa prevalensi enuresis pada anak sangat bervariasi, dari beberapa kepustakaan prevalensi enuresis pada anak berumur 5-14 tahun berkisar antara 10-25%. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di TK ABA Poncol Kelurahan Poncol Kecamatan Pekalongan Timur Kota Pekalongan menunjukkan bahwa jumlah anak usia 4-5 tahun adalah 35 anak. Dari hasil wawancara dengan 7 orang tua, 4 orang tua mengatakan tidak mengajarkan cara toilet training pada anaknya sehingga anaknya buang air kecil tidak di tempat yang semestinya, 5 orang tua mengatakan anaknya mengalami enuresis, 6 orang tua mengatakan tidak tahu kondisi psikologis anaknya, menurut para guru di TK ABA terdapat sebagian anak yang masih sering menangis jika tidak bisa mengerjakan tugasnya, 3 orang tua melaporkan anaknya mengalami konstipasi. Sampai saat 5
6 ini belum ada gambaran tentang hubungan toilet traning, stress dan konstipasi dengan enuresis untuk melakukan tindakan selanjutnya. Hal ini yang menyebabkan peniliti tertarik untuk meneliti tentang hubungan antara faktor psikologis, toilet training dan konstipasi dengan kejadian enuresis pada anak usia 4-5 tahun di Tk ABA Poncol Kelurahan Poncol Kecamatan Pekalongan Timur Kota B. Rumusan Masalah Kejadian enuresis pada anak usia 4-5 tahun dapat disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya faktor stres, faktor genetik, faktor tidur, dan faktor keterlambatan perkembangan pengendalian kandung kemih. Faktor keterlambatan perkembangan pengendalian kandung kemih dapat terjadi karena orang tua tidak adekuat dalam mengajarkan toilet training pada anaknya. Stres pada anak dapat disebabkan oleh faktor keluarga yang terdiri dari orang tua dan saudara, berasal dari sekolah yakni pindah sekolah, tugas-tugas sekolah maupun saat pertama kali masuk sekolah baru dan hubungan dengan sesama teman bermain. Konstipasi merupakan salah satu masalah pencernaan yang sering dijumpai pada anak yang mengalami enuresis. Pola asuh yang salah tentang toilet training dapat disebabkan oleh orang tua dan kesiapan anak menghadapi toilet training. Peneliti tertarik untuk meneliti tentang hubungan antara stress, toilet training dan konstipasi dengan kejadian enuresis, karena pada penelitian sebelumnya belum mengkombinasikan antara faktor psikologis, toilet training dan konstipasi. Berdasarkan temuan kasus tersebut, rumusan 6
7 masalah penelitian ini adalah adakah hubungan antara faktor psikologis, toilet training dan konstipasi dengan kejadian enuresis pada anak usia 4-5 tahun? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stress, toilet training dan konstipasi dengan kejadian enuresis pada anak usia 4-5 tahun di TK ABA Poncol Kelurahan Poncol Kecamatan Pekalongan Utara Kota 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan kejadian enuresis di TK ABA Poncol Kelurahan Poncol Kecamatan Pekalongan Utara Kota b. Mendeskripsikan pelaksanaan toilet training oleh orang tua di TK ABA Poncol Kelurahan Poncol Kecamatan Pekalongan Utara Kota c. Mendeskripsikan stres yang terjadi pada anak usia 4-5 tahun di TK ABA Poncol Kelurahan Poncol Kecamatan Pekalongan Utara Kota d. Mendeskripsikan kejadian konstipasi pada anak usia 4-5 tahun di TK ABA Poncol Kelurahan Poncol Kecamatan Pekalongan Utara Kota e. Menganalisa hubungan antara toilet training dengan kejadian enuresis di TK ABA Poncol Kelurahan Poncol Kecamatan Pekalongan Utara Kota 7
8 f. Menganalisa hubungan antara stres dengan kejadian enuresis di TK ABA Poncol Kelurahan Poncol Kecamatan Pekalongan Utara Kota g. Menganalisa hubungan antara konstipasi dengan kejadian enuresis di TK ABA Poncol Kelurahan Poncol Kecamatan Pekalongan Utara Kota D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi Masyarakat Diharapkan pada masyarakat khususnya ibu ibu yang mempunyai anak yang mengalami enuresis dapat mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi kejadian enuresis dan mengaplikasikan sikap dalam menangani kajadian enuresis. 2. Manfaat bagi institusi pendidikan taman kanak-kanak Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan memberikan pertimbangan untuk penanganan pada anak yang mengalami enuresis sehingga dapat membantu pihak sekolah dan ibu dalam menghadapi anak-anak yang mengalami enuresis. 3. Manfaat bagi keilmuan Hasil penelitian diharapkan berguna bagi ilmu pengetahuan terutama keperawatan anak dan memberikan informasi terutama mengenai kejadian enuresis serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. 8
9 4. Manfaat bagi Peneliti Penelitian ini untuk menerapkan teori dan menambah wawasan serta pengetahuan tentang perkembangan anak, permasalahannya, dan pengetahuan tentang pengaruh faktor psikologis, toilet training dan konstipasi dengan kejadian enuresis pada anak usia 4-5 tahun. E. Ruang Lingkup Ilmu Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup ilmu keperawatan komunitas dan keperawatan anak. F. Keaslian Penelitian Peneliti / Judul / Tahun penelitian Desain penelitian Sampel Hasil Susie Suwarti Suwardi ( 2000 ) Enuresis pada anak sekolah di Jakarta dependen : enuresis independen : umur, jenis kelamin Deskriptif Cross Sectional. Teknik stratified Random Sampling jumlah anak berumur 6 15 tahun di SD dan SMP wilayah DKI Jakarta. 598 (14,2%) anak mengalami enuresis. Prevalensi tertinggi pada anak laki-laki umur 7 tahun (28,5%) dan perempuan pada umur 6 tahun (25,5%). Anak perempuan cenderung menderita enuresis daripada anak laki-laki perbandingan 1 : 1,03. Ada hubungan yang bermakna antara frekuensi enuresis dengan umur anak 9
10 Farida Kurniawati (2008) Kejadia Enuresis (Ngompol) berdasarkan Faktor Psikologi dan Keturunan pada Anak Usia Sekolah (4-5 tahun) dependen : enuresis independen : faktor psikologis, keturunan Deskriptif Cross Sectional Purposive sampling Jumlah 25 anak di TK Sekar Ratih Krembangan Jaya Selatan Surabaya.Mengalami enuresis sering sekali 52%, sering 4%, jarang 36% dan sangat jarang 8%. Enuresis dengan gangguan psikologis 64% dan keturunan 36%. di TK Sekar Ratih Krembangan Jaya Selatan Surabaya. Fini Meirisa Alnaz ( 2011 ) Gambaran Usia Rata Rata Berhenti Mengompol ( Nocturnal Enuresis ) Pada Aanak SD Medan Harapan 1 Medan. dependen : enuresis independen : Umur Deskriprif Cross Sectional 114 orang tua siswa yang dipilih secara acak stratifikasi responden yang masih mengompol sampai pada saat penelitian dilakukan sebanyak 5,3% usia berhenti mengompol adalah 34,2% pada usia 1-2 tahun, 42,1% pada usia 3-4 tahun, 13,2% pada usia 5-6 tahun, 2,6% pada usia 7-8 tahun, dan 2,6% pada usia diatas 8 tahun. usia rata-rata berhenti engompol pada anak SD Harapan I Medan adalah pada usia 3-4 tahun. Tabel 1.1 Tabel Keaslian Penelitian Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah pada penelitian ini lebih difokuskan pada hubungan antara faktor psikologis, dan konstipasi dengan kejadian enuresis pada anak usia 4-5 tahun. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini menggunakan studi korelasi 10
11 cross sectional yakni penelitian menggunakan analisis hubungan antara faktor psikologis, toilet training dan konstipasi dengan kejadian enuresis yang dilakukan pada anak usia 4-5 tahun. Tempat dan waktu juga menjadi hal pembeda antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu yakni dilakukan di TK ABA Poncol Kelurahan Poncol Kecamatan Pekalongan Timur Kota 11
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
54321 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Enuresis adalah inkontinensia urin pada usia dimana seharusnya seorang anak sudah mampu berkemih secara normal namun anak tidak dapat melakukannya sehingga
Lebih terperinciBAB II Enuresis Stres Susah buang air besar Alergi TINJAUAN PUSTAKA
Faktor psikis A. Enuresis Pada Anak Stres a. Pengertian Psikologi Lingkungan Faktor fisik Genetik/familial Hambatan perkembangan Pola tidur Toilet trainning yang tidak adekuat Infeksi saluran kencing Stres
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI DAN KONSEP
BAB II TINJAUAN TEORI DAN KONSEP A. Toilet Training Toilet training pada anak merupakan suatu usaha untuk melatih anak agar mampu mengontrol dalam melakukan buang air kecil dan buang air besar. (Hidayat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dini. Salah satu permasalahan yang sering dijumpai adalah mengompol yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan anugerah dari Tuhan yang mengalami proses perkembangan dan pertumbuhan. Anak dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya mengalami berbagai permasalahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditempat tidur (biasanya dimalam hari) atau pada pakaian disiang hari dan
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Enuresis 1. Pengertian Enuresis adalah gangguan umum dan bermasalah yang didefinisikan sebagai keluarnya urine yang disengaja atau involunter ditempat tidur (biasanya dimalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Orang pada masa mulai lahir sampai masa anak- anak tertentu pasti
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Orang pada masa mulai lahir sampai masa anak- anak tertentu pasti pernah mengalami ngompol yang dalam bahasa medisnya disebut enuresis. Secara sederhana definisi enuresis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 tahun), usia bermain/toddler (1-2,5 tahun), pra sekolah (2,5-5 tahun), sekolah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan individu yang berada dalam rentan perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja (Hidayat, 2009). Masa anak merupakan waktu anak untuk tumbuh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. namun saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. (Hidayat dalam Ernawati
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua peristiwa yang berbeda, namun saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. (Hidayat dalam Ernawati 2008). Setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak yang sudah mulai memasuki fase kemandirian (Wong, 2004). Dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Toilet training pada anak merupakan suatu usaha untuk melatih anak agar mampu mengontrol dalam melakukan buang air kecil atau buang air besar (BAB). Toilet training
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, manusia dalam kehidupannya mengalami tahapan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya, manusia dalam kehidupannya mengalami tahapan tumbuh kembang dan setiap tahap mempunyai ciri tertentu. Tahapan yang paling memerlukan perhatian adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. etika-moral. Perkembangan anak sangat penting untuk diperhatikan karena akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa anak adalah masa yang paling penting dalam proses pembentukan dan pengembangan kepribadian baik dalam aspek fisik, psikis, spiritual, maupun etika-moral. Perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak, yang merupakan masa pertumbuhan dasar anak. Pada usia batita
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia batita merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang anak, yang merupakan masa pertumbuhan dasar anak. Pada usia batita Perkembangan kemampuan berbahasa,
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP SIKAP IBU TENTANG TOILET TRAINING
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP SIKAP IBU TENTANG TOILET TRAINING PADA ANAK USIA 1-3 TAHUN DI WILAYAH KELURAHAN KAMPUNG SEWU JEBRES SURAKARTA SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah aktifitas untuk mencapai tugas perkembangan melalui toilet training.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan karunia Tuhan yang harus disyukuri, dimana seseorang yang sudah berkeluarga sangat berharap mempunyai anak. Jika anak dalam keadaan sehat, orang tuapun
Lebih terperinciFAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN Ika Agustina*Nur Asnah Sitohang** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN. pada kehidupan selanjutnya. Perhatian yang diberikan pada masa balita akan
Bab 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan sejak ia lahir sampai mencapai usia dewasa. Pada masa balita pertumbuhan dan perkembangan anak terjadi sangat cepat. Masa
Lebih terperinciBAB I. dan perkembangan anak selanjutnya. Salah satu tugas anak toddler ini yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia toddler adalah usia 1-3 tahun atau batita, yang merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan anak yang sangat cepat, sehingga apabila mengalami hambatan maka akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai perkembangan dan pertumbuhan anak (Wong, 2009). Menurut Kementrian Kesehatan RI (2013), jumlah anak usia toddler
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa toddler yang berada pada usia 12 sampai 36 bulan merupakan masa eksplorasi lingkungan yang intensif karena anak berusaha mencari tahu bagaimana semua terjadi. Meskipun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak melakukan kegiatan tersebut disitu anak akan mempelajari anatomi. tubuhnya sendiri serta fungsinya.(hidayat Alimul,2005)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Toilet training pada anak merupakan suatu usaha untuk melatih anak agar mampu mengontrol dalam melakukan buang air kecil dan buang air besar. Pada toilet trainings
Lebih terperinciLEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG TOILET TRAINING DENGAN PENGGUNAAN DIAPER PADA ANAK USIA TODDLER (Suatu Penelitian Di Taman Kanak-Kanak PAUD Kecamatan Tilong Kabila
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Defenisi Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberikan respon / jawaban di dalam acara tertentu terhadap suatu situasi. Penyesuaian
Lebih terperinciTOILET TRAINING. 1) Imam Rifa i 2) Rut Aprilia Kartini 3) Sukmo Lelono 4) Sulis Ratnawati
TOILET TRAINING 1) Imam Rifa i 2) Rut Aprilia Kartini 3) Sukmo Lelono 4) Sulis Ratnawati Definisi Toilet training pada anak merupakan suatu usaha untuk melatih anak agar mampu mengontrol dalam melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. air besar dan bladder control atau kontrol buang air kecil. Saat. yang tepat melakukan toilet training setelah anak mulai bisa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Toilet training terdiri dari bowel control atau kontrol buang air besar dan bladder control atau kontrol buang air kecil. Saat yang tepat melakukan toilet
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluarga dalam hubungannya dengan anak diidentikkan sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga dalam hubungannya dengan anak diidentikkan sebagai tempat atau lembaga pengasuhan yang dapat memberi kasih sayang. Pemenuhan kebutuhan emosi dan kasih sayang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keluarga lain, pengalaman dini belajar anak khususnya sikap sosial yang awal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga sebagai wahana utama dan pertama terjadinya sosialisasi pada anak. Karena anak pertama kali berinteraksi dengan ibunya serta ayahnya dan anggota keluarga lain,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Toilet training yaitu suatu usaha melakukan latihan buang air besar dan buang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Toilet training yaitu suatu usaha melakukan latihan buang air besar dan buang air kecil. Toilet training dapat dilakukan pada anak usia 1-3 tahun ( Thompson,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap tahun angka kejadian insomnia terus meningkat, diperkirakan sekitar 20% sampai 50% orang dewasa melaporkan adanya gangguan tidur atau insomnia, dan sekitar 17%
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam proses perkembangan anak memiliki ciri fisik, kognitif, konsep diri, pola
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Pada anak terdapat rentang perubahan pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia berdampak pada peningkatan jumlah anak. Hal ini memberi konsekuensi pada masalah kesehatan anak antara lain masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan anak selanjutnya (Nursalam dkk, 2008).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usia toddler merupakan usia emas karena perkembangan anak di usia ini yaitu usia 1-3 tahun mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat cepat. Sehingga apabila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sering kali menghadapi masalah baik itu anak yang hiperaktif, anak yang nakal,
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak merupakan generasi masa depan sebagai penerus bangsa, dan merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi setiap orang tua apabila memiliki anak-anak yang sehat baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pola eliminasi urine merupakan salah satu perubahan fisik yang akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pola eliminasi urine merupakan salah satu perubahan fisik yang akan dialami oleh usia lanjut, salah satunya dalam proses berkemih, seperti merasakan keluarnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadinya pengembangan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial-emosional,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa usia dini adalah masa yang sangat menentukan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya karena merupakan masa peka dan masa emas dalam kehidupan anak.
Lebih terperinciTOILET TRAINING PADA ENURESIS ANAK PRASEKOLAH di RW II KELURAHAN BANGSAL KOTA KEDIRI
TOILET TRAINING PADA ENURESIS ANAK PRASEKOLAH di RW II KELURAHAN BANGSAL KOTA KEDIRI TOILET TRAINING TO PRESCHOOL CHILDREN WITH ENURESIS IN RW II KELURAHAN BANGSAL KOTA KEDIRI Suprihatin*, Vitaria Wahyu
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM TOILET TRAINING PADA ANAK TODDLER DI DESA GLODOGAN KECAMATAN KLATEN SELATAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM TOILET TRAINING PADA ANAK TODDLER DI DESA GLODOGAN KECAMATAN KLATEN SELATAN Yeni Frestina, Chori Elsera, Dian Wahyu A Latar belakang Jumlah balita di Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perencanaan atau penataan pembangunan bangsa (Hidayat, 2008 ) Peningkatan dan perbaikan upaya kelangsungan, parkembangan dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan yang saat ini terjadi di Negara Indonesia. Derajat kesehatan anak merupakan derajat kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terlebih dahulu agar orang tua dapat mengarahkan dan membimbing anaknya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anticipatory guidance merupakan petunjuk yang perlu diketahui terlebih dahulu agar orang tua dapat mengarahkan dan membimbing anaknya secara bijaksana, sehingga anak
Lebih terperinciHubungan Stres dengan Enuresis pada Anak Usia Prasekolah di RA Al Iman Desa Banaran Gunung Pati Semarang
Hubungan Stres dengan Enuresis pada Anak Usia Prasekolah di RA Al Iman Desa Banaran Gunung Pati Semarang Lusi Fatmawati *, Mariyam ** Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Semarang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak ditemukan di daerah tropis seluruh dunia. Filariasis atau penyakit kaki gajah adalah suatu infeksi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Bladder Retention Training 1.1. Defenisi Bladder Training Bladder training adalah salah satu upaya untuk mengembalikan fungsi kandung kemih yang mengalami gangguan ke keadaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perkembangannya mengatakan bahwa anak usia toddler (1-3) tahun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Toddler merupakan periode perkembangan dalam kehidupan anak antara usia 1 sampai 3 tahun (Nelson, 2000). Sigmun Frued dalam teori perkembangannya mengatakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Toilet Training 1. Definisi Toilet Training Pelatihan toilet training adalah hal yang penting, untuk itu anak harus dididik pelatihan penggunaan toilet training. Dalam hal
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEBERHASILAN TOILET TRAINING PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK NGESTIRINI TEMPEL SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEBERHASILAN TOILET TRAINING PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK NGESTIRINI TEMPEL SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : Ganesthy Megaswara 201410104050 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciYoustiana Dwi Rusita*, Ikha Ardianti Ilmu Keperawatan STIKES Insan Cendekia Husada Bojonegoro ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERAN ORANG TUA DENGAN KEBERHASILAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA 5 TAHUN DI TK DESA SUWALOH KECAMATAN BALEN KABUPATEN BOJONEGORO Youstiana Dwi Rusita*, Ikha Ardianti Ilmu Keperawatan
Lebih terperinciABSTRAK. Sekolah Tinggi Ilmu kesehatan (STIK) Makassar, Indonesia 2. Akademi Keperawatan Makassar, Indonesia
ABSTRAK Hubungan Motivasi Dan Stimulasi Toilet Training Oleh Ibu Dengan Keberhasilan Toilet Training Pada Anak Pra Sekolah Tk Putra I Kelurahan Mariso Kota Makassar Atira Rustiyana 1, A.Arniyanti 2, H.A.M.Anwar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikaruniai anak yang normal. Melihat anak anak balita tumbuh dan. akan merasa sedih. Salah satu gangguan pada masa kanak kanak yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memiliki anak sehat, baik fisik maupun mental adalah harapan bagi semua orang tua, akan tetapi pada kenyataannya tidak semua pasangan dikaruniai anak yang normal. Melihat
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU
PENELITIAN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU Yusari Asih* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang Yusariasih@gmail.com Masa balita adalah masa keemasan (golden
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih cepat kelompok usia lainnya. Antara tahun 1970 dan 2025 pertumbuhan penduduk lanjut usia (lansia) di dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, artinya membutuhkan lingkungan yang dapat memfasilitasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Anak adalah individu yang tergantung dengan orang dewasa dan lingkungannya, artinya membutuhkan lingkungan yang dapat memfasilitasi dalam memenuhi kebutuhan dasarnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk fisik maupun kemampuan mental psikologis. Perubahanperubahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan merupakan masalah yang sering ditemukan oleh tenaga kesehatan. Semenjak dari masa kehamilan sampai meninggal manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bulan. Masa ini merupakan masa eksplorasi lingkungan yang intensif. bagaimana mengontrol orang lain melalui perilaku tempertantrum,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Toddler adalah periode dimana anak memiliki rentang usia 12-36 bulan. Masa ini merupakan masa eksplorasi lingkungan yang intensif karena anak berusaha mencari tahu bagaimana
Lebih terperinciGAMBARAN USIA RATA-RATA BERHENTI MENGOMPOL (NOCTURNAL ENURESIS) PADA ANAK SD HARAPAN I MEDAN. Oleh: FINI MEIRISA ALNAZ
GAMBARAN USIA RATA-RATA BERHENTI MENGOMPOL (NOCTURNAL ENURESIS) PADA ANAK SD HARAPAN I MEDAN Oleh: FINI MEIRISA ALNAZ 080100017 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011 GAMBARAN USIA RATA-RATA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia. Dimana pada usia lanjut tubuh akan mencapai titik perkembangan yang maksimal, setelah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antara saudara kandung (sibling rivalry) biasanya muncul ketika
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Persaingan antara dua orang kakak beradik bukan sesuatu yang baru. Persaingan antara saudara kandung (sibling rivalry) biasanya muncul ketika selisih usia saudara kandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di hampir semua negara tak terkecuali Indonesia. Penyakit ini ditandai oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) atau lebih dikenal dengan istilah kencing manis atau diabetes merupakan salah satu penyakit kronis yang paling sering ditemui di hampir semua
Lebih terperinciPsikologi Terapan UI ini.
SERING BUANG AIR BESAR DI CELANA Boleh jadi si kecil enggak sakit perut, tapi semata-mata lantaran ingin membangkang. Penyebabnya, toilet training yang salah. Dibanding si kecil mengompol, buang air besar
Lebih terperinciIma Syamrotul M Dosen Kebidanan Universitas Muhammadiyah Purwokerto
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU SEBELUM DAN SETELAH DIBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG TOILET TRAINING ANAK USIA 2-5 TAHUN DI DESA BEJI KECAMATAN KEDUNGBANTENG KABUPATEN BANYUMAS Ima Syamrotul M
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association / ADA (2011) DM adalah suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit yang terjadi karena pankreas tidak dapat menghasilkan insulin atau penyakit kronis yang terjadi ketika tubuh tidak dapat secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu unik yang mempunyai kebutuhan sesuai dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah individu unik yang mempunyai kebutuhan sesuai dengan tahap perkembangan. Sebagai individu yang unik anak memiliki berbagai kebutuhan yang berbeda
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Skizofrenia merupakan sindroma klinis yang berubah-ubah dan sangat
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Skizofrenia Skizofrenia merupakan sindroma klinis yang berubah-ubah dan sangat mengganggu. Psikopatologinya melibatkan kognisi, emosi, persepsi dan aspek lain dari perilaku.
Lebih terperinciHUBUNGAN TOILET LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN ANAK USIA BULAN DALAM MENGONTROL ELIMINASI DI POSYANDU MELATI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK
HUBUNGAN TOILET LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN ANAK USIA 18 24 BULAN DALAM MENGONTROL ELIMINASI DI POSYANDU MELATI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG Dede Kendi 1), Atti Yudiernawati 2), Neni Maemunah 3) 1) Mahasiswa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. semakin lama stimulasi dilakukan, maka akan semakin besar manfaatnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stimulasi perkembangan sangat dibutuhkan oleh anak. Stimulasi perkembangan pada anak harus sesuai dengan tugas perkembangannya. Sesuai denganpetunjuk yang terdapat
Lebih terperinciKEBERHASILAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN DISPOSIBLE DIAPER. Dadang Kusbiantoro
ARTIKEL PENELITIAN FIKES FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto KEBERHASILAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN DISPOSIBLE DIAPER Dadang Kusbiantoro Program Studi
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Lebih terperinciPERAN ORANG TUA DENGAN KEBERHASILAN TOILET TRAINING PADA USIA TODDLER DI DESA TUNGGAL PAGER, PUNGGING, MOJOKERTO. TRIA FATMAWATI W. NIM.
PERAN ORANG TUA DENGAN KEBERHASILAN TOILET TRAINING PADA USIA TODDLER DI DESA TUNGGAL PAGER, PUNGGING, MOJOKERTO. TRIA FATMAWATI W. NIM. 1211010037 Subject: Peran, Orang Tua, Toilet Training, Usia Toddler,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu masa dalam perkembangan hidup manusia. WHO
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan suatu masa dalam perkembangan hidup manusia. WHO mendefinisikan, masa remaja (adolescence) di mulai sejak usia 10 tahun sampai 19 tahun. Salah
Lebih terperinciFormulir persetujuan menjadi responden penelitian hubungan toilet training terhadap kemampuan anak dalam melakukan eliminasi
Lampiran 1 Formulir persetujuan menjadi responden penelitian hubungan toilet training terhadap kemampuan anak dalam melakukan eliminasi Saya adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas sumatera
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi semua perkembangan seperti perkembangan fisik, emosional, maupun sosial yang
Lebih terperinciPERMASALAHAN ANAK DAN UPAYA PENANGANANNYA
PERMASALAHAN ANAK DAN UPAYA PENANGANANNYA Oleh: Dra. Aas Saomah, MSi A. Pengantar Setiap anak yang lahir ke dunia, sangat rentan dengan berbagai masalah. Masalah yang dihadapi anak, terutama anak usia
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL Nazwar Hamdani Rahil INTISARI Latar Belakang : Kecenderungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. punggung bagian bawah dan paha (Badziad, 2003). Dismenorea merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap wanita memiliki pengalaman menstruasi yang berbeda-beda. Sebagian wanita mendapatkan menstruasi tanpa keluhan, namun tidak sedikit dari mereka yang mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam maupun luar tubuh (Padila, 2013). Menjadi tua merupakan proses
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penuan merupakan bagian dari rentang kehidupan manusia, menua atau aging adalah suatu keadaan yang terjadi dalam kehidupan manusia yang diberi umur panjang. Menua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja ditandai oleh perubahan besar diantaranya kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja ditandai oleh perubahan besar diantaranya kebutuhan untuk beradaptasi dengan perubahan psikologis dan fisik, pencarian identitas juga membentuk hubungan
Lebih terperinciHubungan Personal Hygiene Organ Reproduksi dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Siswi Smk N 1 Sumber Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang
Hubungan Personal Hygiene Organ Reproduksi dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Siswi Smk N 1 Sumber Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang Yuli Irnawati 1, Vivi Nur Setyaningrum 2 1,2 DIII Kebidanan, Akbid
Lebih terperinci2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan gaya hidup masyarakat menjadi pola hidup tidak sehat telah mendorong terjadinya berbagai penyakit yang mempengaruhi metabolisme tubuh. Penyakit akibat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas dan angka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan suatu masa peralihan dari pubertas ke dewasa atau suatu proses tumbuh ke arah kematangan yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distress) di dalam satu atau lebih. fungsi yang penting dari manusia (Komarudin, 2009).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan jiwa adalah sindrom atau pola perilaku psikologik seseorang, yang secara klinik cukup bermakna, dan yang secara khas berkaitan dengan suatu gejala penderitaan
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEBERHASILAN TOILET LEARNING PADA ANAK USIA TODDLER DI RW 02 DAN RW 06 KELURAHAN TLOGOMAS MALANG
1 HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEBERHASILAN TOILET LEARNING PADA ANAK USIA TODDLER DI RW 02 DAN RW 06 KELURAHAN TLOGOMAS MALANG Ela 1) Roni Yuliwar 2) Novita Dewi 3) 1,3) Program Studi Ilmu Keperawatan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2005). Pada periode ini anak akan mulai berjalan dan mengekplorasi rumah dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Toddler dan Teori Perkembangan 2.1.1 Definisi toddler Toddler merupakan anak anak usia 1-3 tahun yang dapat dilihat peningkatan ukuran tubuh terjadi secara bertahap bukan secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cemburu merupakan emosi yang biasa ditemukan dan alami terjadi pada anak-anak. Cemburu pertama kali terlihat ketika sang kakak punya adik baru. Hal itu dikenal
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PEMILIHAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA ANAK USIA DI KOTA PADANG
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PEMILIHAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA ANAK USIA DI KOTA PADANG Erwani. Renidayati (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRAK Tujuan penelitian ini
Lebih terperinciHUBUNGAN TOILET TRAINING DENGAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MELAKUKAN ELIMINASI DI KELURAHAN DWIKORA KECAMATAN MEDAN HELVETIA SKRIPSI
HUBUNGAN TOILET TRAINING DENGAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MELAKUKAN ELIMINASI DI KELURAHAN DWIKORA KECAMATAN MEDAN HELVETIA SKRIPSI Oleh Ririn Suwinul Arifin 091121075 FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program Lembaga Pangan Dunia (LPD) dalam penelitiannya pada awal tahun 2008 menyebutkan jumlah penderita gizi buruk dan rawan pangan di Indonesia mencapai angka 13 juta.
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan bangsa, sesuai Undang Undang Nomor 13 tahun 1998 Bab I pasal 11 ayat 11
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya derajat kesehatan dan kesejahteraan penduduk akan berpengaruh pada peningkatan usia harapan hidup. Lansia dengan jumlah yang meningkat dapat berperan
Lebih terperinciHUBUNGAN STIMULASI ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK PRASEKOLAH BERUSIA 4-5 TAHUN
HUBUNGAN STIMULASI ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK PRASEKOLAH BERUSIA 4-5 TAHUN M. Ikhwan Kosasih, Ludfi Nur Farida Akademi Keperawatan Pamenang Pare Kediri Perkembangan adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak usia prasekolah mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, sehingga masa ini masa keemasan anak untuk menangkap rangsangan positif demi pertumbuhannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak merupakan karunia Tuhan yang harus disyukuri, dimana setiap keluarga
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan karunia Tuhan yang harus disyukuri, dimana setiap keluarga sangat berharap mempunyai anak. Orangtua dan keluarga adalah lingkungan pertama yang bertanggung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dari lingkungan baru inilah sifat dan perilaku manusia terbentuk dengan sendirinya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan merupakan bagian terpenting dan mendasar kehidupan manusia. Sejak dilahirkan manusia sudah berada dalam lingkungan baru dan asing baginya. Dari lingkungan
Lebih terperinciJURNAL ABDIMAS BSI Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1 No. 1 Februari 2018, Hal. 7-13
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1 No. 1 Februari 218, Hal. 7-13 Gambaran Pengetahuan Orangtua Tentang Toilet Training pada Anak Usia Toddler di Puskesmas Pasir Kaliki Maidartati, Dhea Dwiyanti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa Yunani (yang berarti terengah-engah) dan pertama kali
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penyakit asma telah dikenal sejak dimulainya ilmu kesehatan. Kata asma berasal dari bahasa Yunani (yang berarti terengah-engah) dan pertama kali digunakan oleh Bapak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa balita merupakan periode penting dalam proses. tumbuh kembang manusia. Pertumbuhan dan perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang manusia. Pertumbuhan dan perkembangan di masa itu menjadi penentu keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu yang masih bergantung pada orang dewasa dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah individu yang masih bergantung pada orang dewasa dan lingkungannya, artinya membutuhkan lingkungan yang dapat memfasilitasi dalam memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Anak usia prasekolah adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Anak usia prasekolah adalah anak yang berumur 36-60
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tumbuh dan kembang anak. (Lubis, 2004). tanpa pemberian vitamin dan obat tertentu.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesulitan makan pada anak masih merupakan keluhan utama orang tua terhadap anaknya, terutama pada golongan balita. Hal ini menyebabkan orang tua membawa anak ke dokter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah masalah gizi, yaitu kurang energi protein (KEP). Adanya gizi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah utama kesehatan di Negara berkembang adalah masalah gizi, yaitu kurang energi protein (KEP). Adanya gizi kurang yang dialami oleh negara -negara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. mampu mengontrol dalam melakukan buang air kecil dan buang air besa
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Toilet Training 2.2.1 Pengertian Toilet Training Toilet training pada anak merupakan suatu usaha untuk melatih anak agar mampu mengontrol dalam melakukan buang air kecil
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Serikat. American Hearth Association tahun 2013 melaporkan sekitar
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penyakit stroke merupakan penyebab kematian nomor tiga di dunia dan penyebab paling sering kecacatan pada orang dewasa (Abubakar dan Isezuo, 2012). Stroke juga merupakan
Lebih terperinci