BAB I PENDAHULUAN. puncak kebesaran pada abad-abad pertengahan, salah satu faktor utamanya
|
|
- Suhendra Hermanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah mencatat pemikiran dan filsafat Islam mampu mencapai puncak kebesaran pada abad-abad pertengahan, salah satu faktor utamanya adalah karena tokoh-tokoh yang berkecimpung di dalamnya mampu menguasai dan mengembangkan metodologi berpikir secara baik. Begitu pula yang terjadi di Barat, pemikiran dan peradaban Barat bisa mencapai kemajuan yang demikian mengagumkan seperti saat ini, karena mereka menguasai dan mampu mengembangkan persoalan epistemologis. Dengan metode-metode berpikir yang dimiliki, mulai dari yang induksi sampai deduksi, empiris sampai rasional, positivistik sampai analisa bahasa, Barat mampu mengungkap fenomena-fenomena semesta dan menemukan hal-hal baru. 1 Berdasarkan hal tersebut, telah dibutuhkan pemikiran dan konsepkonsep epistemologi yang baik jika ingin mengembangkan kembali ilmu-ilmu keislaman. Epistemologi yang dimaksud adalah epistemologi yang utuh yang mampu mengintegrasikan antara wahyu dan rasio, antara agama dan filsafat. Atau dalam bahasa lain, epistemologi yang berpijak pada kekuatan nalar tanpa harus menafikan otoritas wahyu dan meniadakan realitas non fisik, dan sebaliknya epistemologi yang beranjak dari wahyu dan tanpa harus menghilangkan fungsi dan kekuatan nalar atau rasio. Ketentuan tentang 1 Roger Scruton, Sejarah Singkat Filsafat Modern dari Descartes sampai Wittgenstein, terjemahan Zainal Arifin (Jakarta: Simpati, 1986). 1
2 2 epistemologi yang integratif ini tidak dapat diabaikan karena khazanah keilmuan Islam memang tidak mungkin lepas dari ketiga kerangka tersebut: wahyu, kekuatan nalar rasio dan spiritualitas. Khazanah pemikiran Islam mencatat beberapa tokoh pemikir muslim abad pertengahan ternyata telah melangkah kearah itu. Salah satunya adalah Ibnu Rusyd ( ) yang dikenal sebagai komentator Aristoteles, 2 menyatakan bahwa pengetahuan bersumber pada wahyu dan realitas. 3 Namun, berbeda dengan al-farabi, Ibnu Rusyd tidak mengakui bahkan menolak doktrin bimbingan intelek aktifitas rasio. Menurutnya, untuk mengetahui objek-objek di luar rasio, akal tidak butuh bimbingan intelek aktif melainkan harus menyatu dengan objek-objek itu sendiri dengan memahami hubungan sebab akibat dan prinsip-prinsip yang mendasarinya. 4 Karena itu, bagi Ibnu Rusyd, pengetahuan yang benar adalah pengetahuan yang berkaitan dan berkesesuaian dengan kemaujudan. Pengetahuan yang tidak mempunyai kaitan dan landasan kemaujudan hanya gagasan yang tidak masuk akal. 5 Bagi Ibnu Rusyd, suatu objek dikenal lewat definisinya yang menunjuk pada essensinya. Definisi itu sendiri terdiri atas bagian-bagian, yakni genus dan diferensia, dan keseluruhan genus dan diferensia ini bersifat universal. Dengan demikian, universalitas mencakup yang essensial sekaligus material, sehingga ia bersifat kekal sekaligus fana. Ia kekal dalam kaitannya 2 Fuad Ahwani, Ibn Rushd, terjemahan MM. Sharif (New Delhi Low Price Publications, 1995), hlm Ibn Rusyd, Fashl al-maqal fima bain al-hikmah wa al-syari ah min al-ittishal, terjemahan M. Imarah (Mesir: Dar al-ma arif, tt), hlm Oliver Leaman, Pengantar Filsafat Islam dalam Abad Pertengahan, terjemahan Amin Abdullah (Jakarta: Rajawali Press, 1988), hlm Fuad Ahwani, op. cit., hlm
3 3 dengan essensi tetapi juga rusak (fana) ketika menjadi gabungan materi dan bentuk. 6 Inilah substansi pertama dari realitas wujud, yakni keseluruhan essensi dan eksistensi. Konsep tersebut juga berlaku dalam konteks yang lebih besar, alam semesta. Menurut Ibnu Rusyd, semesta terbentang dari potensi murni sampai aktualitas murni. Substansi adalah keseluruhan potensialitas dan aktualitas. 7 Dari pernyataan-pernyataan itulah, maka penulis ingin mengangkat judul Pandangan Ibnu Rusyd tentang Epistemologi Pendidikan. Manfaat mengkaji hasil penelitian ini adalah agar para pembaca memperoleh pengetahuan dan gambaran tentang epistemologi pendidikan dari hasil pemikiran Ibnu Rusyd. Alasan judul ini dipilih adalah: Pertama, kajian tentang epistemologi adalah sesuatu yang sangat penting dan menentukan bagi upaya pengembangan pendidikan. Kedua, Ibnu Rusyd termasuk tokoh yang mempunyai pengaruh besar bagi perkembangan filsafat dan pemikiran sesudahnya Islam maupun Barat. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dihasilkan rumusan masalah yaitu: bagaimana epistemologi pendidikan menurut Ibnu Rusyd? Untuk menghindari kesalahpahaman dalam pengertian judul skripsi ini, penulis perlu memberikan penegasan terhadap istilah yang digunakan dalam judul skripsi ini, yaitu sebagai berikut: 6 Ibn Rusyd, Metaphysics, terjemahan Charles Genequand (Leiden: Brill, 1986), hlm Fuad Ahwani, op. cit., hlm. 562.
4 4 1. Pandangan Pandangan memiliki arti hasil perbuatan memandang (memperhatikan, melihat, dsb), benda atau orang yang dipandang (disegani, dihormati, dsb), pengetahuan, dan pendapat. 8 Maksud pandangan di sini adalah pendapat dari seorang tokoh Ibnu Rusyd. 2. Ibnu Rusyd Ibnu Rusyd adalah pemikir Islam yang paling kuat, paling dalam pandangannya, serta paling hebat pembelaannya terhadap akal dan filsafat. 9 Maksudnya, penulis meneliti Ibnu Rusyd dari bidang ilmu filsafat. 3. Epistemologi Epistemologi yaitu suatu cabang filsafat yang mengkaji secara mendalam dan radikal tentang asal mula pengetahuan, struktur, metode, dan validitas pengetahuan. 10 Maksud epistemologi di sini adalah epistemologi dari hasil pemikiran Ibnu Rusyd, yang meliputi sumber pengetahuan, cara mendapatkan pengetahuan dan validitas pengetahuan. 4. Pendidikan Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang, kelompok, kelompok orang, dalam usaha mendewasakan manusia 8 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Bahasa, 2001), hlm Wahyu Murtiningsih, Para Filsuf dari Plato sampai Ibnu Bajah (Yogyakarta: Insan Madani, 2013), hlm Abdul Khobir, Filsafat Pendidikan Islam Landasan Teoritis dan Praktis (Pekalongan: STAIN Press Pekalongan, 2007), hlm. 26.
5 5 melalui upaya pengajaran dan pelatihan. 11 Dalam hal ini maksud penulis pendidikan yang terkait dengan epistemologi Ibnu Rusyd. Dari paparan di atas, dapat dimengerti bahwa judul skripsi yang penulis bahas adalah mengkaji pendapat Ibnu Rusyd tentang sumber pengetahuan, cara mendapatkan pengetahuan dan validitas pengetahuan dalam pendidikan. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan pembahasan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui epistemologi pendidikan Ibnu Rusyd. D. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kegunaan Teoritis a. Mendapatkan data dan fakta yang benar mengenai pandangan Ibnu Rusyd tentang epistemologi pendidikan (cara memperoleh ilmu pengetahuan) sehingga dapat menjawab permasalahan yang komprehensif. b. Memberikan kontribusi pemikiran bagi seluruh pemikir keintelektualan dalam pendidikan Islam sehingga bisa memberikan gambaran ide bagi pemikir pemula. 11 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, op. cit., hlm. 263.
6 6 2. Kegunaan Praktis a. Bagi Jurusan Tarbiyah (STAIN Pekalongan) dengan adanya penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai pustaka bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji tentang konsep pemikiran cendekiawan muslim. b. Bagi para praktisi pendidikan dan pembaca buku bisa digunakan sebagai bahan acuan bagaimana mengembangkan pendidikan Islam yang salah satu alternatifnya dengan mengkaji dan membenahi epistemologi pendidikan. c. Bagi penulis untuk menambah pengetahuan tentang epistemologi pendidikan dan untuk memenuhi penentuan kelulusan pada program S I Jurusan Tarbiyah (Program Pendidikan Agama Islam) di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pekalongan. E. Tinjauan Pustaka 1. Analisis Teoritis dan Penelitian yang Relevan Dalam kitabnya Fashl al Maqal fi ma bain al Hikmah wa al Syari ah min al Ittishal Ibnu Rusyd berpandangan bahwa mempelajari filsafat bisa dihukumi wajib. Dengan dasar argumentasi bahwa filsafat tidak ubahnya mempelajari hal-hal yang wujud yang lantas orang berusaha menarik pelajaran/hikmah/ ibrah darinya, sebagai sarana pembuktian akan adanya Tuhan Sang Maha Pencipta. Semakin sempurna pengetahuan seseorang tentang maujud atau tentang ciptaan Tuhan, maka
7 7 semakin sempurnalah ia bisa mendekati pengetahuan tentang adanya Tuhan. Bahkan dalam banyak ayat-ayat-nya Tuhan mendorong manusia untuk senantiasa menggunakan daya nalarnya dalam merenungi ciptaanciptaan-nya. 12 Dalam buku A. Khudori Soleh yang berjudul Epistemologi Ibn Rusyd bahwa Ibnu Rusyd mengatakan, menyatakan: Metode-metode penalaran yang bisa digunakan manusia ada tiga macam: demonstrasi (al burhaniyah), dialekti (al jadaliyah), dan retorik (al khuthabiyah)... Dalam syariat, sesuai dengan kemampuan metode yang digunakan, tingkatan manusia terbagi dalam tiga kategori: (1) mereka yang sama sekali tidak termasuk ahli takwil. Mereka adalah ahli khathabi dan ini merupakan mayoritas manusia. (2) Mereka yang termasuk ahli takwil dialektik. Mereka adalah ahli dialektis secara alamiah atau menurut tradisi dan alamiah sekaligus. (3) Ahli takwil yaqini. Mereka adalah ahli burhan secara alamiah dan penalaran, yakni filsafat. 13 Dalam kitab Tahafut al Tahafut Ibnu Rusyd secara tegas Hukum rasio (nalar) berkaitan dengan segala sesuatu yang mempunyai permulaan (mabda) dan akhir (nihayah), baik objekobjek di luar pikiran (kharij al nafs) maupun di dalam pikiran (fi al nafs). Adapun tentang wujud yang tidak mempunyai permulaan dan akhir, tidak berkaitan dengan ini... juga tidak masuk dalam kejadian-kejadian di masa lalu dan masa yang akan datang. Karena itu, wujud potensial dianggap sesuatu yang tidak ada (fi hukum al madum). Inilah yang dimaksud oleh para filosofis dengan katanya, segala yang terjadi di masa lalu (al madli) dan di masa yang akan datang (al mustaqbal) dianggap tidak ada Khoirul Asyifak. Pemikiran Filsafat Ibn Rusyd: Review atas kitab Fashl al Maqal fi Ma bain al Hikmah wa al Syari ah min al Ittishal karya Muhammad Ibn Rusyd. (Januari 2009). Diakses, 06 November A. Khudori Soleh, Epistemologi Ibn Rusyd (Malang: UIN Malang Press, 2012), hlm Ibn Rusyd, Tahafut al Tahafut, Jilid II, terjemahan Sulaiman Dunya (Mesir: Dar al A raf, t.t), hlm. 89.
8 8 Penelitian terdahulu yang relevan pada penelitian ini adalah skripsi karya Rohmatun Nazilah tahun 2012 yang berjudul Pandangan Ibnu Khaldun tentang Epistemologi Pendidikan. Hasil dari skripsi ini adalah sebagai berikut: Pendidikan menurut Ibnu Khaldun meliputi sumber pengetahuan, yang berasal dari wahyu dan hasil berpikir (rasio), Ibnu Khaldun juga merumuskan bahwa ilmu pengetahuan dalam kebudayaan umat Islam terbagi menjadi dua bagian yaitu ilmu tradisional (Al-Ulum An-Naqliyyah) dan ilmu filosofis (Al-Ulum Al-Aqliyyah). Dari sumber ilmu pengetahuan dan pembagian ilmu pengetahuan yang dirumuskan Ibnu Khaldun bisa diambil jalan tengah, bahwa Pemikiran pendidikan Ibnu Khaldun tidak hanya diorientasikan pada agama dan spiritualisme saja, tetapi juga pada nilai-nilai keduniawian. Berarti dalam hal ini Ibnu Khaldun tidak mengenal adanya dikotomi ilmu karena ilmu agama dan ilmu keduniawian akhirnya saling berintegrasi. Konsepsi Pendidikan yang telah dirumuskannya didasarkan kepada pengalaman dan pengamatan sehingga hasil dari pendidikan adalah kemandirian dan keberanian dalam menghadapi kenyataan. 15 Analisis teoritis di atas menjadi salah satu referensi penulis dalam melakukan penelitian. Adapun yang membedakan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah fokus penelitian, yakni pada penelitian terdahulu berfokus pada tokoh Ibnu Khaldun sedangkan peneliti berfokus pada tokoh Ibnu Rusyd. 2. Kerangka Berpikir Manusia dan pendidikan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, karena dalam pendidikan terdapat upaya mencerdaskan dan 15 Rohmatun Nazilah, 2012 Pandangan Ibnu Khaldun tentang Epistemologi Pendidikan, Skripsi Sarjana Pendidikan Islam (Pekalongan: Perpustakaan STAIN Pekalongan, 2012), hlm. vii.
9 9 mendewasakan manusia (peserta didik) yang di dalamnnya terdapat sebuah proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran inilah terdapat pengajaran dan latihan, proses, perbuatan, dan cara-cara mendidik, sehingga pendidikan akan melahirkan masyarakat yang berkebudayaan tinggi serta berusaha melestarikannya, dan meningkatkannya untuk mempertahankan eksistensi masyarakat, yang kesemuanya sesuai pandangan Ibnu Rusyd bahwa pengetahuan bersumber dari wahyu dan realitas. Maka konsepsi seperti inilah yang akan melahirkan pendidikan masa kini. Berikut adalah gambar skema kerangka berfikir: Sumber Ilmu Wahyu berintegritas Realitas Manusia Pendidikan Proses Pembelajaran Pelatihan Pengajaran Proses Perbuatan Cara-cara Mendidik Akan melahirkan masyarakat berkebudayaan
10 10 F. Metode Penelitian 1. Desain Penelitian a. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian riset pustaka (library research) yaitu dengan menelaah buku-buku yang terkait dengan pihak permasalahan. Dari telaah literatur ini diperoleh data yang dikehendaki yang selanjutnya dianalisis secara mendalam. 16 b. Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, menurut Bogdan & Taylor, sebagaimana yang dikutip oleh Arief Furchan & Agus Maimun bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif yaitu ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari orang-orang (subjek) itu sendiri. Selanjutnya mengingat studi ini menganalisis pemikiran tokoh yang pernah hidup dalam waktu tertentu. Penelitian semacam ini maka metodologi penulisannya mengadakan pendekatan tematis yaitu aktivitas seseorang dideskripsikan berdasarkan sejumlah tema (topik) yang menggunakan konsep-konsep yang biasanya dipakai untuk mempelajari suatu bidang keilmuan tertentu. 17 Pendekatan yang menuju langsung kepada tema-tema tertentu dalam membentuk karakter untuk dijadikan objek penelitian yang lebih memfokuskan 16 M. Natsir, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Balai Pustaka, 2011) hlm Arief Furhan dan Agus Maimun, Studi Tokoh Metode Penelitian Mengenai Tokoh (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm 34.
11 11 pada pemikiran dari pendekatan membentuk karakter anak daripada menganalisis secara terperinci. 2. Sumber Data Untuk memperoleh kesimpulan hasil analisis penulisan skripsi ini maka diperlukan sumber data. Dalam penelitian sumber data dapat berasal dari data primer dan data sekunder. a. Sumber data primer adalah karya-karya yang ditulis sendiri oleh tokoh-tokoh yang diteliti. 18 Penulis mengambil karya yang ditulis oleh Ibnu Rusyd terutama kitab Tahafut al Tahafut, terjemahan Khalifurahman Fath (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010). b. Sumber data sekunder adalah sumber data yang mengandung pembahasan masalah, yaitu buku-buku yang memiliki keterkaitan secara konseptual dan substansial Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini merupakan jenis penelitian kepustakaan (library research) maka data yang dihasilkan menggunakan teknik studi pustaka, yaitu dengan cara membaca, memahami, menelaah sumber data, menganalisis, serta merumuskan dalam bab-bab menjadi sub bab agar mudah dalam menganalisis data. Setelah data-data terkumpul penulis kemudian menganalisis, serta merumuskan dalam bab menjadi sub bab agar mudah dalam metode analisis data Lexi J. Moleong, Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 19 Saifudin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004), hlm M. Mizan, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 81.
12 12 4. Metode Analisis Data Setelah data-data yang diperlukan terkumpul, maka penulis menganalisis data. Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah dengan metode berfikir induktif yaitu cara mempelajari sesuatu yang bertolak dari hal-hal atau peristiwa khusus untuk menentukan hukum yang umum. Induktif merupakan cara berpikir di mana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat individual. Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum. 21 G. Sistematika Pembahasan Untuk memperoleh gambaran yang dapat dimengerti dan menyeluruh mengenai isi dalam skripsi ini secara global dapat dilihat dari sistematika pembahasan di bawah ini: BAB I Pendahuluan, yang berisi: Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian, dan Sistematika Pembahasan. BAB II Landasan Teori tentang Epistemologi Pendidikan, yang berisi: Epistemologi, Keabsahan Ilmu Pengetahuan, dan Hubungan Epistemologi dengan Pendidikan. 21 Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2005), hlm. 48.
13 13 BAB III Hasil Penelitian tentang Ibnu Rusyd dan Epistemologi Pendidikan, yang berisi: Riwayat Kehidupan Ibnu Rusyd, Tinjauan Kitab Tahafut al Tahafut Ibnu Rusyd, Pandangan Ilmuan mengenai Ibnu Rusyd dan Kitab Tahafut al Tahafut, serta Konsep Epistemologi Pendidikan Ibnu Rusyd. BAB IV Analisis Hasil Penelitian tentang Pandangan Epistemologi Pendidikan Ibnu Rusyd, yang berisi: Sumber Pengetahuan menurut Ibnu Rusyd, Cara Mendapatkan Pengetahuan menurut Ibnu Rusyd, dan Validitas Pengetahuan menurut Ibnu Rusyd. BAB V Penutup, yang berisi: Kesimpulan dan Saran.
ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK: FILSAFAT, TEORI DAN METODOLOGI
ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK: FILSAFAT, TEORI DAN METODOLOGI Oleh NIM : Boni Andika : 10/296364/SP/23830 Tulisan ini berbentuk critical review dari Ilmu Sosial dan Ilmu Politik: Filsafat, Teori dan Metodologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Al-Ghazali (w M) adalah salah satu tokoh pemikir paling populer bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Al-Ghazali (w. 1111 M) adalah salah satu tokoh pemikir paling populer bagi umat Islam hingga saat ini. Montgomerry Watt (Purwanto dalam pengantar Al- Ghazali,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PANDANGAN EPISTEMOLOGI PENDIDIKAN IBNU RUSYD. Meski teks suci dan realitas sama-sama berasal dan tanda-tanda kebesaran
BAB IV ANALISIS PANDANGAN EPISTEMOLOGI PENDIDIKAN IBNU RUSYD A. Sumber Pengetahuan Menurut Ibnu Rusyd Menurut Ibnu Rusyd, ilmu-ilmu keagamaan berasal dari teks suci sedang filsafat dan sains berasal dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan subjek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. harus mengacu pada metode-metode yang relevan dengan objek yang diteliti. Hal ini
BAB III METODE PENELITIAN Untuk mencapai hasil yang memuaskan, maka kerangka kerja setiap penelitian harus mengacu pada metode-metode yang relevan dengan objek yang diteliti. Hal ini dilakukan agar dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Tujuan utama penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif menurut Sarwono (2006: 259) ialah mengembangkan pengertian, konsep-konsep, yang pada akhirnya
Lebih terperinciFilsafat Islam قولية كونية. Wahyu. Para Rasul. Alam. Akal Manusia. Problem Filsafat Islam tentang tuhan: Bentuk Aktifitas Manusia. Aktivitas Kehidupan
Problem Filsafat Islam tentang tuhan: Bentuk Aktifitas Manusia هللا Wahyu كونية قولية Para Rasul Alam Akal Manusia Aktivitas Kehidupan 1 pg. Filsafat Islam Problem Tuhan berpisah dengan alam Tuhan bersatu
Lebih terperinciAKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan)
AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan) A. Latar Belakang Masalah Setiap agama bagi para pemeluknya merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya guna serta hasil guna yang relatif cukup tinggi, termasuk didalamnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sesuai kodrat yang dimiliki oleh manusia, maka pada diri manusia tumbuh suatu kecenderungan untuk selalu menggunakan segala sesuatu dengan daya guna serta hasil
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. digunakan pendekatan secara yuridis normatif dan yuridis empiris.
III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Masalah Proses pengumpulan dan penyajian sehubungan dengan penelitian ini maka digunakan pendekatan secara yuridis normatif dan yuridis empiris. 1. Pendekatan Yuridis
Lebih terperinciHAKIKAT DAN TUJUAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM. Oleh: Hambali ABSTRAK
HAKIKAT DAN TUJUAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM Oleh: Hambali ABSTRAK Manusia adalah makhluk yang sangat penting, karena dilengkapi dengan pembawaan dan syarat-syarat yang diperlukan
Lebih terperinciFilsafat Ilmu dan Logika
Filsafat Ilmu dan Logika Modul ke: METODE-METODE FILSAFAT Fakultas Psikologi Masyhar Zainuddin, MA Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pengantar metode filsafat bukanlah metode ketergantungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harus berhadapan langsung dengan zaman modern. dilepas dari kehidupan manusia. Islam juga mewajibkan kepada manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia tidak diragukan lagi peranannya dan kiprahnya dalam membangun kemajuan bangsa Indonesia. Perkembangan
Lebih terperinciALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTRUKSIONALISME DALAM TINJAUAN ONTOLOGIS, EPISTEMOLIGIS, DAN AKSIOLOGIS
ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTRUKSIONALISME DALAM TINJAUAN ONTOLOGIS, EPISTEMOLIGIS, DAN AKSIOLOGIS Tugas Makalah pada Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Dosen: Drs. Yusuf A. Hasan, M. Ag. Oleh: Wahyu
Lebih terperinciALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS
ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS 1. PROGRESSIVISME a. Pandangan Ontologi Kenyataan alam semesta adalah kenyataan dalam kehidupan manusia. Pengalaman adalah kunci pengertian manusia atas segala sesuatu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai Sang Khalik. Dalam kontek itulah maka setiap muslim diwajibkan. untuk mencari Ilmu sejak lahir sampai meninggal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak awal mula, Islam sangat mendorong umatnya untuk menggali ilmu dengan melakukan pengkajian dan pengamatan terhadap fenomena alam yang merupakan tanda kekuasaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi dilengkapi dengan perangkat lain yang menunjang segala kehidupan makhluk- Nya di muka bumi.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Ilmu hukum normatif adalah ilmu hukum yang bersifat tidak dapat dibandingkan dengan ilmu ilmu lain. Fokus kajianya adalah hukum positif, oleh karena itu ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Syaiful Bahri Djamaroh dan Aswan Zain, STRATEGI BELAJAR MENGAJAR, PT RINEKA CIPTA, Jakarta, cet. 2, 2002, hal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Sang Maha Pencipta, yaitu Allah SWT. Manusia adalah makhluk yang sempurna diciptakan. Manusia berbeda dengan makhluk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kemudian dilanjutkan dengan penelitian terhadap data primer dilapangan, atau
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berangkat dari judul yang ada dan permasalahan yang diangkat oleh peneliti maka jenis penelitian ini adalah empiris. Pada penelitian hukum sosiologis atau
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. penelitian guna dapat mengolah dan menyimpulkan data serta memecahkan suatu
III. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara yang dipergunakan dalam pelaksanaan suatu penelitian guna dapat mengolah dan menyimpulkan data serta memecahkan suatu permasalahan. Dalam melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan unsur penting dalam usaha mencerdaskan kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan unsur penting dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa. Melalui pendidikan kita akan mencetak manusia yang professional dan handal demi masa depan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi di dunia memungkinkan manusia untuk terarah pada kebenaran. Usahausaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kebenaran selalu aktual di zaman yang dipengaruhi perkembangan Ilmu pengetahuan dan Teknologi. Berbagai perkembangan yang terjadi di dunia memungkinkan manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Muhammad Firdaus, Akad-Akad Syariah, (Jakarta: Renaisan, 2007), h.43
BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Guna menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan dalam memahami arti judul proposal Akad Syrirkah Menurut Perspektif Madzhab Maliki Dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah.
Lebih terperinciMEMBANGUN ILMU PENGETAHUAN DENGAN KECERDASAN EMOSI DAN SPIRITUAL
MEMBANGUN ILMU PENGETAHUAN DENGAN KECERDASAN EMOSI DAN SPIRITUAL Oleh : Dr. Sri Trisnaningsih, SE, M.Si (Kaprogdi Akuntansi - FE) Pendahuluan Ilmu pengetahuan merupakan karya budi yang logis serta imajinatif,
Lebih terperinciFilsafat Ilmu dalam Perspektif Studi Islam Oleh: Maman Suratman
Filsafat Ilmu dalam Perspektif Studi Islam Oleh: Maman Suratman Berbicara mengenai filsafat, yang perlu diketahui terlebih dahulu bahwa filsafat adalah induk dari segala disiplin ilmu pengetahuan yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. relevan dengan persoalan yang dihadapi. Artinya, data tersebut berkaitan,
BAB III METODE PENELITIAN Riset atau penelitian merupakan aktifitas ilmiah yang sistematis, berarah dan bertujuan. Maka, data atau informasi yang dikumpulkan dalam penelitian harus relevan dengan persoalan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenisdan Pendekatan Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian library research atau penelitian kepustakaan yaitu kegiatan penelitian yang dilakukan dengan cara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Lexy J.
32 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Istilah penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. masalah penelitian hanya dapat dijawab berdasarkan temuan-temuan data empiris dari
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian adalah sebuah cara untuk menemukan jawaban dari rumusan masalah dengan menggunakan prosedur yang sistematis dan ilmiah. Rumusan masalah penelitian hanya dapat dijawab
Lebih terperinciDIMENSI FILSAFAT DALAM WAHYU
l Edisi 019, September 2011 P r o j e c t DIMENSI FILSAFAT DALAM WAHYU i t a i g k a a n D Pradana Boy ZTF Edisi 019, September 2011 1 Edisi 019, September 2011 Dimensi Filsafat dalam Wahyu Posisi wahyu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian dapat dikatakan sebagai suatu cara yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah. Metodologi penelitian adalah suatu cara yang digunakan dalam mengumpulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diciptakan yaitu diciptakannya Nabi Adam as kemudian disusul dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring perkembangan dunia usaha saat ini aspek ekonomi yang semakin maju dengan sumber daya alam yang sangat mendukung untuk pembukaan lahan kebun kelapa sawit di Desa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia sangat tergantung. mengembangkan kualitas sumber daya manusia.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan mutu sumber daya manusia merupakan suatu keharusan dalam menjawab tantangan di era global. Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa yang menjadi penentu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penciptaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.1 Latar Belakang Penciptaan Manusia merupakan makhluk yang paling sempurna diciptakan oleh Allah Subhanallah Wa Ta ala. Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia dengan makhluk lainnya
Lebih terperinciFILSAFAT ILMU OLEH SYIHABUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
FILSAFAT ILMU OLEH SYIHABUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FILSAFAT ILMU Filsafat: upaya sungguh-sungguh dlm menyingkapkan segala sesuatu, sehingga pelakunya menemukan inti dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat, dimana Perbankan Syari ah mendapatkan respon yang positif oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Perbankan Syari ah dewasa ini dipandang cukup pesat, dimana Perbankan Syari ah mendapatkan respon yang positif oleh masyarakat. Pertumbuhan dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yaitu mengenai bagaimana seharusnya proses berlangsungnya pelaksanaan konsep
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pendekatan kualitatif. 1 Alasan menggunakan pendekatan kualitatif karena penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan suatu metode. Jadi metode
51 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Tahap-Tahap Penelitian Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodelogi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang tela disusun tercapai secara optimal. 1 Adapun secara
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. ambisi sang tokoh tentang bidang yang digelutinya. 1 Dengan demikian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (Library research) dalam bentuk studi tokoh. Studi ini merupakan salah satu bentuk penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hayyie Al-Kattani, Gema Insani Press, Jakarta, cet III, 2001, h Yusuf Qardhawi, Berinteraksi dengan Al-Qur an, Terj.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan kitab suci terakhir yang di wahyukan Allah kepada nabi Muhammad SAW guna untuk dijadikan sebagai pedoman hidup (way of life) bagi umat manusia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada abad pencerahan (Aufklarung) telah membawa sikap kritis atas metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke- 19) di Jerman,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
44 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian atau metodologi penelitian adalah strategi umum yang dianut dalam mengumpulkan dan menganalisis data yang diperlukan, guna menjawab persoalan yang dihadapi.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. tertentu sesuai dengan apa yang akan dikaji atau diteliti secara ilmiah. Ada dua
26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi adalah ilmu atau cara yang digunakan untuk memperoleh suatu kebenaran dengan menggunakan penelusuran dengan urutan atau tatacara tertentu sesuai dengan apa yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yaitu untuk mengetahui atau menggambarkan kenyataan dari kejadian
BAB III METODE PENELITIAN III.1 Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif yaitu untuk mengetahui atau menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti sehingga
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau proses sistematis untuk memecahkan masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah. 1 Dikaitkan dengan metode ilmiah,
Lebih terperinciSebuah sarana atau definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan ke dalam Bahasa yang bisa dimengerti manusia sebagai usaha untuk mengetahui dan
Subjudul Sebuah sarana atau definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan ke dalam Bahasa yang bisa dimengerti manusia sebagai usaha untuk mengetahui dan mengingat tentang sesuatu. Sesuatu yang didapat
Lebih terperinci1. Seseorang yang menerima ukuran moral yang tinggi, estetika, dan agama serta menghayatinya;
IDEALISME Arti kata IDEALIS secara umum: 1. Seseorang yang menerima ukuran moral yang tinggi, estetika, dan agama serta menghayatinya; 2. Seseorang yang dapat melukiskan dan menganjurkan suatu rencana
Lebih terperinciPEMIKIRAN IBNU RUSYD
PEMIKIRAN IBNU RUSYD KATA PENGANTAR Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Sang pemberi karunia ilmu yang tidak satu ilmupun yang kita miliki melainkan yang telah Ia berikan kepada kita, Ialah Allohu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 Dengan kata lain
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 Dengan kata lain seorang peneliti harus memiliki cara untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap proses pembelajaran yang dilakukan guru harus mengarah pada peningkatan prestasi belajar yang optimal, tak terkecuali pada proses pembelajaran Sejarah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga kelangsungan hidup manusia akan berjalan dengan lancar dan optimal.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan dasar bagi manusia dan mempunyai peran yang sangat penting dalam menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan manusia. Pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
25 BAB III METODE PENELITIAN Untuk memperoleh data dan memperjelas arah serta mempermudah pencapaian tujuan yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi yang berjudul Nilai-Nilai Etika dalam Pendidikan Akhlak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. dan didukung oleh lingkungan masyarakat. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan primer masyarakat sejak dulu. Setiap orang memerlukan pendidikan untuk kelangsungan hidupnya. Tujuan pendidikan sering
Lebih terperinciIMPLEMENTASI FILSAFAT ILMU DALAM PENDEKATAN ILMIAH
IMPLEMENTASI FILSAFAT ILMU DALAM PENDEKATAN ILMIAH SUMBANGAN FILSAFAT TERHADAP PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN Filsafat mampu menunjukkan batas-batas: Ontologi Epistemologi aksiologi Melahirkan ilmuwan yg
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. melakukan riset. Sedangkan metode penelitian adalah: metode untuk mempelajari
37 BAB III METODE PENELITIAN Berikut ini adalah metode peneltian yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan riset. Sedangkan metode penelitian adalah: metode untuk mempelajari beberapa gejala yang terjadi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. data yang ada dalam ini adalah upaya guru PAI dalam pengembangan. data untuk memberi gambaran penyajian laporan.
52 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Sesuai dengan judul yang peneliti angkat, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, fenomenologis dan berbentuk diskriptif.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjalanan umat Islam dari periode Nabi Muhammad Saw. diutus sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan dan kemunduran yang dialami
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma menunjukkan pada mereka apa yang penting, absah, dan masuk akal.
38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya.
Lebih terperincimendalam, dan menyertakan berbagai sumber informasi.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui, yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Metodologi adalah suatu pengkajian dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi pengaruh dalam rangka mengembangkan potensi manusia menuju kepada kedewasaan diri agar mampu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sosial dalam suasana yang berlangsung secara wajar atau alamiah, bukan dalam
70 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Menurut pendekatannya penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan ini diambil karena dalam penelitian ini berusaha menelaah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dalam skripsi ini adalah field research, yaitu penelitian yang sumber datanya
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Berdasarkan tempat penelitian, maka jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah field research, yaitu penelitian yang sumber datanya diperoleh
Lebih terperinciPENELITIAN DAN METODE ILMIAH. BY: EKO BUDI SULISTIO
PENELITIAN DAN METODE ILMIAH BY: EKO BUDI SULISTIO Email: eko.budi@fisip.unila.ac.id PENELITIAN Bhs Inggris : Research re kembali ; search mencari. Secara bahasa berarti mencari kembali Penelitian dapat
Lebih terperinciTinjauan Ilmu Penyuluhan dalam Perspektif Filsafat Ilmu
Tinjauan Ilmu Penyuluhan dalam Perspektif Filsafat Ilmu Oleh : Agustina Abdullah *) Arti dan Pentingnya Filsafat Ilmu Manusia mempunyai seperangkat pengetahuan yang bisa membedakan antara benar dan salah,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. ini menggunakan penelitian kepustakaan (library reseach); yaitu suatu penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasarkan rumusan masalah yang telah peneliti tulis pada bab I, penelitian ini menggunakan penelitian kepustakaan (library reseach); yaitu suatu penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada giliranya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Sugiyono adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional pada pasal 3 yang menyebutkan bahwa:
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pembangunan nasional di bidang pendidikan merupakan usaha mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
43 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian memegang peranan penting dalam mencapai suatu tujuan, termasuk juga metode dalam suatu penelitian. Metode penelitian yang dimaksud adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank Islam merupakan suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini disebut sebagai penelitian kepustakaan (library
54 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini disebut sebagai penelitian kepustakaan (library research), yaitu penelitian yang dilakukan melalui bahan-bahan pustaka atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. filsafat. Setiap tradisi atau aliran filsafat memiliki pemikiran filosofis masingmasing
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kebebasan adalah salah satu tema yang sering muncul dalam sejarah filsafat. Setiap tradisi atau aliran filsafat memiliki pemikiran filosofis masingmasing tentang kebebasan.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
52 BAB III METODE PENELITIAN A. Pola/jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor sebagaimana yang dikutip Tanzeh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang TRADISI LAMARAN PERSPEKTIF. MASYARAKAT PENGIKUT MADZHAB SYAFI I (Studi di Desa Seletreng
e) BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian tentang TRADISI LAMARAN PERSPEKTIF MASYARAKAT PENGIKUT MADZHAB SYAFI I (Studi di Desa Seletreng Kecamatan Kapongan Kabupaten Situbondo) ini
Lebih terperinciPancasila sebagai Sistem Filsafat
PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: 07 Pancasila sebagai Sistem Filsafat Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil www.mercubuana.ac.id Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc Pendahuluan Pancasila merupakan filsafat bangsa
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
35 III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Masalah Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif dan pendekatan yuridis empiris. Pendekatan yuridis normatif
Lebih terperinciFilsafat Ilmu : Kajian atas Asumsi Dasar, Paradigma, dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan RESENSI BUKU
RESENSI BUKU Judul : Filsafat Ilmu Kajian atas Asumsi Dasar, Paradigma, dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan Penulis : Mohammad Muslih Penerbit : Belukar Yogyakarta Cetakan : I, 2005 Tebal : XI + 269 halaman
Lebih terperinciBAB III Metodologi Penelitian. waktu, merupakan suatu upaya untuk menemukan
BAB III Metodologi Penelitian 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma Penelitian pada hakikatnya ada konteks khusus atau dimensi waktu, merupakan suatu upaya untuk menemukan kebenaran atau untuk membenarkan
Lebih terperinciStruktur Ilmu Pengetahuan Modern & Cara Memperoleh Pengetahuan Ilmiah: Penalaran (Scientific Reasoning) Kamis, 21 Mei 2015
Struktur Ilmu Pengetahuan Modern & Cara Memperoleh Pengetahuan Ilmiah: Penalaran (Scientific Reasoning) Kamis, 21 Mei 2015 Yang harus diingat... Apa itu ilmu pengetahuan? Sejarah Ilmu Pengetahuan Konstruksi
Lebih terperinciRekonstruksi Ilmu Pengetahuan Kontemporer
U á Å ÄÄt{ ÜÜt{ÅtÇ ÜÜt{ Å Rekonstruksi Ilmu Pengetahuan Kontemporer Oleh: Sarjuni, S.Ag., M.Hum. 1 Sain Tidak Bebas Nilai (Not Values-Free) 1. Ilmu yang di dalam peradaban Barat diklaim sebagai bebas nilai,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Abdul Kholiq, dkk. Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Tokoh Klasik dan Kontemporer, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1999, hlm.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Modernisasi pendidikan Islam yang dilakukan dengan jalan mengadopsi sistem pendidikan Barat ternyata menimbulkan krisis dalam masyarakat Islam, yakni umat Islam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Bank yang diteliti adalah Bank Muamalat Indonesia Cabang Kota Malang, yang beralamat di Jl. Kawi Atas No. 36A Malang.
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Bank yang diteliti adalah Bank Muamalat Indonesia Cabang Kota Malang, yang beralamat di Jl. Kawi Atas No. 36A Malang. B. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBab 3 Filsafat Ilmu. Agung Suharyanto,M.Si. Psikologi - UMA
Bab 3 Filsafat Ilmu Agung Suharyanto,M.Si Psikologi - UMA 2017 Definisi Filsafat Ilmu Robert Ackermann Filsafat ilmu dalam suatu segi adalah sebuah tinjauan kritis tentang pendapatpendapat ilmiah dewasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harus dijaga di Indonesia yang hidup di dalamnyaberbagai macam suku, ras,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kerukunan antar umat beragama merupakan satu unsur penting yang harus dijaga di Indonesia yang hidup di dalamnyaberbagai macam suku, ras, aliran dan agama. Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kurikulum pendidikan, misalnya, yang sebelumnya terbatas pada Al-Qur an dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Islam telah berlangsung kurang lebih 14 abad, yakni sejak Nabi Muhammad diutus sebagai Rasul. Pada awalnya pendidikan berlangsung secara sederhana,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Objek matematika adalah benda pikiran yang sifatnya abstrak dan tidak dapat diamati dengan panca indra. Karena itu wajar apabila matematika tidak mudah dipahami
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya.
Lebih terperinciBAB V PENUTUP V. 1. KESIMPULAN
84 BAB V PENUTUP V. 1. KESIMPULAN Keyakinan agama dewasa ini telah dipinggirkan dari kehidupan manusia, bahkan harus menghadapi kenyataan digantikan oleh ilmu pengetahuan. Manusia modern merasa tidak perlu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Manusia adalah makhluk yang mempunyai keistimewaan tersendiri dalam penciptaannya dibandingkan dengan makhluk lainnya. Manusia mempunyai tabiat
Lebih terperinciBAB I. Aaditama, 1998), hlm Nasruddin Razak, Dienul Islam, (Bandung: PT. Al-Ma arif, 1989), hlm. 15
BAB I A. Latar Belakang Masalah Kecemasan adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. konsisten. Metodologis berarti sesuai dengan metode atau cara tertentu
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisis dan konstruksi, yang dilakukan secara metodologis, sistematis dan konsisten. Metodologis berarti sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan segala sesuatu agar perekonomian mereka menjadi lebih stabil. Tidak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan-permasalahan ekonomi pada era globalisasi saat ini sangatlah mempengaruhi status perekonomian masyarakat. Sehingga setiap individu masyarakat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah field research (penelitian lapangan) dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejarah kehidupan beragama di dunia banyak diwarnai konflik antar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah kehidupan beragama di dunia banyak diwarnai konflik antar pemeluk agama, misalnya Hindu, Islam, dan Sikh di India, Islam, Kristen dan Yahudi di Palestina,
Lebih terperinciSek Se i k las tentang te filsafat Hendri Koeswara
Sekilas tentang filsafat Hendri Koeswara Pengertian ilmu filsafat 1. Etimologi Falsafah (arab),philosophy (inggris), berasal dari bahasa yunani philo-sophia, philein:cinta(love) dan sophia: kebijaksanaan(wisdom)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penggunaan narkotika dan obat-obat terlarang (narkoba), tawuran pelajar,
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Masalah Merebaknya isu-isu moral di kalangan remaja seperti penggunaan narkotika dan obat-obat terlarang (narkoba), tawuran pelajar, pornografi, perkosaan, merusak
Lebih terperinciBAB V ANALISIS. melupakan sisi non-formal dari pendidikan Islam itu sendiri. Tentu saja ini menjadi
BAB V ANALISIS Adanya sekolah dan madrasah di tanah air sebagai institusi pendidikan Islam, hanyalah akan mempersempit pandangan kita tentang pendidikan Islam itu sendiri. Ini berarti, kita hanya mementingkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. menentukan konsep utama dari permasalahan sehingga masalah-masalah dalam
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Batasan Masalah Pembahasan Batasan Masalah dalam penelitian ini bertujuan untuk membatasi pembahasan pada pokok permasalahan penelitian saja. Ruang lingkup menentukan konsep
Lebih terperinci