Rencana Kerja dan Syarat-Syarat RKS) Perencanaan Pembangunan TPT Jalan Desa Indragiri Kec. Panawangan 22
|
|
- Inge Gunardi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III SPESIFIKASI TEKNIS PASAL I PELAKSANAAN KERJA 1. Dalam pelaksanaan pekerjaan fisik kontraktor diwajibkan bekeria sama dengan pengguna barang/jasa, pengawas lapangan, konsultan perencana sebagai pengawas berkala dan pengendali teknis dari Dinas Teknis terkait. 3. Pada waktu pelaksanaan pekerjaan tidak diperkenankan mengadakan perubahan konstruksi ataupun perubahan gambar tanpa persetujuan pengguna barang/jasa dan konsultan perencana. 4. Semua perubahan gambar ataupun perubahan konstruksi harus diusulkan terlebih dahulu sebelum pelaksanaan dan dibuat berita acara bersama. PASAL 2 PEKERJAAN PERSIAPAN 1. Gudang a. Gudang material harus baik, sehingga bahan-bahan yang disimpan dan akan dipergunakan tidak rusak karena hujan, panas dan lain-lain, c. Luas lantai gudang 4 m 2. d. Lokasi gudang harus disetujui pengguna barang/jasa. e. Penyedia barang/jasa harus membuat rencana lay out dari bangunan direksi keet dan los kerja serta gudang material tersebut untuk mendapat persetujuan pengguna barang/jasa. 2. Papan Nama Pekerjaan a. Penyedia. barang/jasa. wajib membuat papan nama pekerjaan sesuai ketentuan yang berlaku dengan persetujuan pengguna barang/jasa. b. Ukuran papan nama. pekerjaan 80 x 120 cm. Perencanaan Pembangunan TPT Jalan Desa Indragiri Kec. Panawangan 22
2 c. Papan nama dipasang pada tempat yang jelas dan mudah dibaca. 3. Listrik dan Air Kerja Penyediaan listrik dan air kerja untuk kebutuhan pelaksanaan pekerjaan menjadi tanggungjawab penyedia barang/jasa. 4. Alat-alat kerja/alat-alat bantu Penyedia barang/jasa harus menyediakan alat-alat kerja sendiri untuk kesempurnaan pelaksanaan pekerjaan, misalnya beton molen, vibrator dan alat-alat lainnya yang dinyatakan perlu oleh pengguna barang/jasa. 5. P3K Penyedia barang/jasa diwajibkan menyedlakan kotak P3K termasuk isinya menurut persyaratan dan ketentuan yang berlaku. Kotak P3K dipasang pada tempat yang strategis dan mudah dicari. 6. Photo pekerjaan a. Untuk merekam kegiatan pelaksanaan pekerjaan, pengguna barang/jasa dengan menugaskan kepada penyedia barang/jasa, membuat foto-foto dokumentasi untuk tahapan-tahapan pelaksanaan pekerjaan dilapangan. b. Photo pekerjaan dibuat oleh penyedia barang/jasa sesuai petunjuk PengawasTeknis, disusun disesuaikan dengan tahapan pembayaran angsuran tetapi tidak termasuk masa pemeliharaan. c. Pengambilan titik pandang dari setiap pemotretan harus tetap/sama sesuai dengan petunjuk pengawas teknis atau pengguna barang/jasa. d. Photo setiap tahapan ditempelkan pada album/map dengan keterangan singkat, dan penempatan dalam album disahkan oleh pengguna barang/jasa, untuk teknis penempelan/penempatan dalam album ditentukan oleh Pengawas Teknis. 7. Pematokan a. Penetapan patok-patok pengukuran. Sebelum pekerjaan dimulai, patokpatok trase pekerjaan dan patok-patok pengukuran yang terpasang haruslah dicek lagi. Terlebih apabila jangka waktu dimulainya pelaksanaan pekerjaan cukup lama dan antara patok-patok semacam ini haruslah diganti atau dikembalikan pada posisi semula. Perencanaan Pembangunan TPT Jalan Desa Indragiri Kec. Panawangan 23
3 PASAL 3 LAPIS PONDASI BAWAH (LPB) 1. Bahan-Bahan - Persyaratan Umum a. Bahan-bahan yang dipilih dan digunakan untuk pembangunan Lapis Pondasi Bawah (LPB) terdiri dari bahan-bahan berbutir dipecah (5/7), atau bahan berbutir dibelah (15/20) dan kerikil atau kerikil, pasir. b. Bahan untuk pekerjaan lapis pondasi bawah harus bebas dari debu, zat organic, serta bahan-bahan lain yang harus dibuang, dan harus memiliki kualitas bila bahan tersebut telah di tempatkan akan siap saling mengikat membentuk satu permukaan yng stabil dan mantap. c. Bila perlu dan sesuai dengan perintah Direksi Teknik, bahan-bahan dari berbagai sumber atau pemasokan dapat disatukan (dicampur) dalam perbandingan yang diminta oleh Direksi Teknik atau seperti yang ditunjukkan dengan pengujian-pengujian, untuk dapat memenuhi persyaratan Spesifikasi bahan lapis pondasi bawah. 2. Pelaksanaan Pekerjaan a. Penyiapan lapis Tanah Dasar Lapis tanah dasar atau formasi harus disiapkan dan diselesaikan sesuai dengan pekerjaan yang ditetapkan b. Pencampuran dan Pemasangan Lapis Pondasi Bawah - Lapis pondasi bawah tersebut harus dicampur di lapangan luar jalan yang bersangkutan, terkecuali diperintahkan lain, dengan menggunakan tenaga krja. Pengadukan yang merata diperlukan dan bahan tersebut harus dipasang dalam lapisan-lapisan tidak melebih diperintahkan oleh Direksi Teknik agar dapat mencapai tingkat pemadatan yang ditetapkan. - Penyiraman dengan air, bila diperlukan demikian selama pencampuran dan penempatan harus dikontrol dengan cermat, dan dilaksanakan hanya bila diminta demikian oleh Direksi Teknik. Perencanaan Pembangunan TPT Jalan Desa Indragiri Kec. Panawangan 24
4 - Ketebalan lapis pondasi bawah terpasang harus sesuai dengan gambar rencana dan seperti dinyatakan dalam Daftar Penawaran, atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik di lapangan sesuai kondisi tanah dasar sebenarnya. c. Penghamparan dan Pemadatan - Penghamparan akhir LPB sampai ketebalan dan kemiringan melintang jalan yang diminta. - harus dilaksanakan dengan kelonggaran penurunan ketebalan kirakira 15% untuk pemadatan lapisan-lapisan lapis pondasi bawah. Segera setelah penghamparan dan pembentukan akhir, masingmasing lapisan harus dipadatkan sampai lebar penuh lapis pondasi bawah perkerasan, dengan menggunakan mesin gilas 3 roda 8 10 Ton atau peralatan pemadatan lain yang disetujui oleh Direksi Teknik. - Penggilasan untuk pembentukan dan pemadatan bahan lapis pondasi bawah akan bergerak secara gradual (sedikit demi sedikit) dari pinggir ke tengah, sejajar dengan garis sumbu jalan sampai seluruh permukaan telah dipadatkan secara merata. Pada bagian-bagian superelevasi, kemiringan melintang jalan atau kelandaian yang terjal, penggilasan harus bergerak dari bagian yang lebih rendah ke bagian jalan yang lebih tinggi. Setiap ketidak-teraturan atau bagian ambles yang mungkin terjadi, harus dibetulkan dengan menggaru atau meratakan dengan menambahkan bahan lapis pondasi bawah untuk membuat permukaan tersebut mencapai bentuk dan ketinggian yang benar. Bagian-bagian yang sempit di sekitar kereb atau dinding yang tidak dapat dipadatkan dengan mesin gilas, harus dipadatkan dengan pemadat atau mesin tumbuk yang disetujui. - Kandungan kelembaban untuk pemasangan harus dijaga di dalam batas-batas 3% kurang dari kadar air optimum sampai 1% lebih dari kadar air optium dengan penyemprotan air atau pengeringan seperlunya, dan bahan lapis pondasi bawah harus dipadatkan untuk menghasilkan kepadatan yang disyaratkan pada seluruh ketebalan tiap lapisan dan mencapai 100% kepadatan kering maksimum yang di tetapkan yang sesuai dengan AASHTO T99 (PB 0111) Perencanaan Pembangunan TPT Jalan Desa Indragiri Kec. Panawangan 25
5 PASAL 4 LAPIS PONDASI ATAS (LPA) 1. Umum - Uraian Lapis pondasi atas jalan merupakan lapisan struktur utama diatas lapis pondasi bawah (atau di atas lapis tanah dasar dimana tidak dipasang lapis pondasi bawah). Pembangunan lapis pondasi atas terdiri dari pengadaan, pemrosesan, pengangkutan, penghamparan, penyiraman, dengan air dan pemadatan agregat batu atau kerikil alami pilihan dalam lapis pondasi atas, diatas satu lapis pondasi bawah atau di atas lapis tanah dasar yang telah disiapkan. - Toleransi Ukuran Bahan agregat lapis pondasi harus dipasang sampai ketebalan padat maksimum 7 cm, sebagaimana diperlukan untuk memenuhi persyaratan disain seperti ditunjukkan pada gambar atau diperintahkan oleh Direksi Teknik. Permukaan lapis pondasi atas harus diselesaikan mencapai lebar, kelandaian, punggung dan kemiringan melintang jalan seperti yang ditunjukkan pada gambar rencana, tidak boleh ada ketidak-teraturan dalam bentuk, dan permukaan harus rata dan seragam. Kelandaian dan ketinggian akhir sesudah pemadatan tidak boleh lebih dari 1 cm kurang dari yang di tunjukkan pada gambar rencana atau seperti diatur lapangan dan disetujui oleh Direksi Teknik. Penyimpangan maksimum dalam kehalusan permukaan jika diuji dengan satu mistar panjang 3,0 m yang diletakkan sejajar atau melintang terhadap garis sumbu jalan tidak oleh melebihi 1,5 cm. - Contoh Bahan Contoh bahan yang digunakan untuk lapis pondasi atas harus diserahkan kepada Direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuan paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan dimulai, beserta hasil-hasil test laboratorium sesuai dengan persyaratan spesifikasi untuk kualitas dan bahan sebagaimana di uraikan dalam spesifikasi ini. Perencanaan Pembangunan TPT Jalan Desa Indragiri Kec. Panawangan 26
6 Tidak boleh ada perubahan sumber pemasokan atau kualitas bahan lapis pondasi atas yang diizinkan tanpa persetujuan Direksi Teknik, dan setiap perubahan demikian harus disertai penyerahan tambahan contoh bahan dan hasil-hasil test yang telah dilakukan serta persetujuan seperti di atas. Bilamana Direksi Teknik menganggap perlu, kotntraktor akan diminta untuk melakukan test tersebut lebih lanjut sebagaimana diperlukannya untuk memastikan bahwa bahan-bahan tersebut memenuhi persyaratan Spesifikasi, sebelum menempatkan bahwa lapis pondasi atas pada pekerjaan di lapangan. Perbaikan Pekerjaan yang tidak memuaskan Setiap bahan lapis pondasi ats yang tidak memenuhi spesifikasi ini, apakah dipasang atau belum, harus di tolak dan diletakkan di samping ( pinggir ) untuk digunakan sebagai bahan penimbunan, atau dengan cara lain dibuang seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik. 2. Bahan- bahan Setiap bagian pekerjaan lapis pondasi atas yang menunjukkan ketidak teraturan atau kerusakan dikarenakan penganganan yang jelek atau kegagalan Kontaktor untuk mematuhi persyaratan spesifikasi atau gambar rencana harus dibetulkan dengan perbaikan atau penggantian atas beban biaya Penyedia sehingga memuaskan Direksi Teknik. a. Persyaratan Umum - Bahan-bahan yang dipilih dan digunakan untuk pembangunan lapis pondasi atas agregat terdiri dari satu atau dua kelas bahan sebagaimana yang diperlukan dalam kontrak tertentu seperti yang dinyatakan dalam daftar Penawaran. Lapis pondasi atas adalah agregat batu pecah 5-7 cm dan 3-5 cm, Semua lapisan lapis pondasi atas harus memenuhi persyaratan spesifikasi ini dan harus sesuai dengan gambar kontrak - Bahan lapisan lapis pondasi atas terdiri dari potongan batu bersudut tajam yang keras, awet dan bersih tanpa potongan-potongan yang Perencanaan Pembangunan TPT Jalan Desa Indragiri Kec. Panawangan 27
7 terlalu tipis atau memanjang dan bebas dari batu-batu yang lunak, tidak merupakan satuan batu bata pecah atau bercerai berai,kotor, mengandung zat organic atau zat-zat lain yang harus dibuang. Bahan yang bercerai berai bila secara alternative dibasahi dan dikeringkan, tidak boleh digunakan. 3. Pelaksanaan Pekerjaan a. Penyiapan Lapisan Pondasi Atas - Jika lapis pondasi atas harus diletakkan diatas lapis pondasi bawah, permukaan lapis pondasi bawah harus diselesaikan sesuai dengan pekerjaan-pekerjaan yang di tentukan dibawah dan harus diatur serat dibersihkan dari kotoran-kotoran dan setiap bahan lain yang merugikan untuk penghamparan lapis pondasi atas. - Agregat lapis pondasi atas harus ditempatkan dan ditimbun bebas dari lalu-lintas secara drainase dan lintasan air disekitarnya. b. Pencampuran dan Penghamparan Lapis Pondasi Atas - Agregat harus ditempatkan pada lokasi diatas L.P.B. yang sudah disiapkan dalam volume yang cukup untuk menyediakan penghamparan dan pemadatan ketebalan yang diperlukan. - Agregat harus dihampar dengan tangan oleh pekerja sampai satu campuran yang merata, dengan batas kelembaban yang optium, sebagaimana di tentukan dibawah spesifikasi. c. Penghamparan Dan Pemadatan - Penghamparan akhir sampai ketebalan dan kemiringan melintang yang diperlukan, harus dilaksanakan dengan cadangan pengurangan ketebalan sekitar 10% untuk pemadatan bahan L.P.A. Segera setelah penghamparan dan pembentukan akhir setiap lapisan L.P.A, bahan tersebut harus dipadatkan dengan baik dengan alat pemadat yang sesuai meliputi mesin gilas 3 roda 8 10 Ton, mesin penyemprot aspal 200 ltr, Dump truck (3,5 T), Blower - Penggilasan untuk pembentukan dan pemadatan harus maju secara gradual( sedikit demi sedikit) dari pinggir ke tengah dari perkerasan, sejajar dengan sumbu jalan dan harus dilaksanakan dalam operasi yang menerus untuk membuat pemadatan matang yang merata. Pada Perencanaan Pembangunan TPT Jalan Desa Indragiri Kec. Panawangan 28
8 bagian superelevasi, miring melintang atau kemiringan yang terjal, penggilasan harus bejalan dari bagian jalan yang lebih rendah menuju ke bagian atas. Setiap ketidakaturan atau penurunan setempat yang mungkin terjadi, harus diperbaiki dengan membongkar permukaan yang sudag dipadatkan, menggaruk, menambah atau membuang bahan pondasi, membentuk kembali dan memadatkan sampai permukaan akhir dan kemiringan melintang yang betul. Bagianbagian perkerasan yang sempit di sekitar batu tepi atau dindingdinding yang tidak dapat dimasuki mesin gilas, harus dipadatkan dengan kompactor (mesin pemadat) atau penumbuk mekanikal (stamper). - Kadar air untuk pemasangan harus dijaga di dalam batas-batas 3% lebih rendah dari kadar air optium sampai 1% lebih tinggi dari kadar optium dengan penyiraman air atau pengeringan bila perlu, dan bahan L.P.A tersebut harus dipadatkan sampai menghasilkan kepadatan 100% maksimum kepadatan kering yang diperlukan, yang ditetapkan sesuai dengan AASHTO T99 (PB ) PASAL 5 LAPIS ASPAL PEREKAT (PRIME COAT) 1. Untuk Lapis aspal resap pengikat (prime coat), pekerjaan ini terdiri dari pengadaan dan pemakaian suatu bahan pengikat aspal dengan kekentalan rendah yang tepilih diatas satu lapis pondasi jalan atau permukaan perkerasan tanpa lapis penutup yang sudah disiapkan, untuk menutup permukaan tersebut yang akan menyediakan adhesi (pelekatan)untuk satu lapis permukaan beraspal (lapen). 2. Untuk lapis aspal pengikat (Prime coat), pekerjaan ini terdiri dari pengadaan dan pemakaian satu lapisan sangat tipis bahan aspal pengikat yang terpilih diatas satu permukaan yang sudah ber aspal sebelumnya dalam persiapan untuk pemasangan satu lapis permukaan aspal baru. Perencanaan Pembangunan TPT Jalan Desa Indragiri Kec. Panawangan 29
9 3. Lapis aspal resap pengikat hanya digunakan diatas permukaan yang kering atau sedit lembab. Lapis aspal pengikat atau lapis aspal resap pengikat yang akan digunakan selama ada angin kuat atau hujan deras, atau jika hujan mungkin turun. 4. Syarat syarat pekerjaan. - Tidak boleh ada bahan aspal yang dibuang kedalam saluran tepi, parit atau jalan air. - Permukaan-permukaan struktur, pohon pohon atau hak milik disekitar permukaan jalan yang sedang dilapisi harus dilindungi dari kerusakan akibat pekerjaan penyemprotan aspal. - Penyedia harus menyediakan dan memelihara dilapangan dimana aspal sedang dipanaskan, alat pengendalian dan pencegahan kebakaran yang memadai,dan juga peralatan dan sarana untuk pertolongan pertama. - Kecuali diperoleh satu pengalihan ( alternatif) lalulintas, pekerjaan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga memungkinkan satu jalur lalu lintas, dengan diadakan pengaturan pengendalian lalu lintas sehingga mendapatkan persetujuan dari Direksi teknik. - Penyedia harus bertangung jawab terhadap semua konsekuensi (akibat) lalu lintas yang terlalu dini di izinkan melewati lapis aspal pengikat atau lapis aspal resap pelekat yang baru dipasang dan harus melindungi permukaan tersebut. 5. Bahan-bahan a. Bahan untuk lapis aspal resap pengikat Jenis aspal bitumen gradasi kental, diencerkan dengan kerosin (minyak tanah) dalam perbandingan 80 bagian minyak tanah terhadap 100 bagian aspal bitumen, atau seperti diperintah kan lain oleh direksi teknik atas dasar suatu percobaan yang dilaksanakan atau (tekstur)permukaan jalan pemilihan lapis aspal resap pelekat. 6. Pelaksanaan Pekerjaan. Jenis alat dan cara pengoperasian akan berdasarkan intruksi-intruksi yang diberikan direksi teknik dan sesuai dengan daftar unit intlasi dan peralatan disetujui untuk kontrak tertentu. Secara umum akan dipilih jenis peralatan berikut ini: Perencanaan Pembangunan TPT Jalan Desa Indragiri Kec. Panawangan 30
10 - Distributor aspal bertekanan beserta penyemprot - Peralatan untuk memanaskan aspal - Sapu sikat untuk penyapuan manual Distributor aspal harus memenuhi standard rencana internasional yang disetujui dengan roda peneumatik dan dilengkapi dengan sebuah batang penyemprot. Alat harus dapat menyemprotkan bahan aspal pada tingkat yang tekendali dan seragam dan pada suhu yang ditentukan. Peralatan termasuk Tacho Meter, ukuran tekanan, batang kali brasi tangki, thermometer untuk pengukur suhu aspal dalam tangki, dan alat alat untuk pengukuran kecepatan secara tepat pada kecepatan rendah. Tingkat Penggunaan Lapis Aspal Pengikat dan Lapis Aspal Resap Pengikat Jika diminta demikian oleh direksi teknik, percobaan lapangan harus dilaksanakan untuk menetapkan tingkat pemakaian yang memadai untuk berbagai kondisi permukaan. Lapis aspal resap pengikat: (aspal keras kekentalan rendah) - Untuk pondasi agregat, antara 0.6-1,6 L/m2 - Untuk pondasi tanah semen antara L/m2 PASAL 6 LAPIS PERMUKAAN PENETRASI MAKADAM (LAPEN 50 mm) 1. Uraian Pekerjaan a. Penyiapan Badan Jalan Segala jenis benda yang menghalangi kelancaran pelaksanaan pekerjaan dibongkar / dibersihkan terlebih dahulu, seperti : Sampah sampah yang ada di badan jalan, Bangunan yang berada di badan jalan, Dan lain lain. Bangunan yang dibongkar, diganti atau dibangun kembali oleh Kontraktor dalam keadaan semula ke daerah yang disepakati oleh kedua belah pihak. (antara Masyarakat dengan Kontraktor). b. Hamparan Batu Pecah 3 5 cm, dan 2 3 cm, tebal 5 cm dengan pemadatan Perencanaan Pembangunan TPT Jalan Desa Indragiri Kec. Panawangan 31
11 Untuk pekerjaan semprotkan Aspal Tack Coat 0,8 liter/m3 Untuk pekerjaan penghamparan batu pecah 3 5 cm, 25 m2/m3 dan 2 3 cm, 45 m2/m3, batu pecah yang dipakai harus yang bersih dari segala kotoran, kemudian setiap lapisan batu dipadatkan Untuk pekerjaan semprotkan aspal ( 2,5 liter/m2 ), kemudian hamparkan batu pecah 1-2, 90 m2/m3 Untuk pekerjaan semprotkan aspal 1,5 liter/m2, kemudian hamparkan screen ( blinder ), 400 m2/m3 Untuk daerah yang ada hubungannya dengan pekerjaan selanjutnya, penimbunan tersebut harus dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga tidak mengganggu jalannya pekerjaan, Pemadatan hamparan batu pecah tersebut pada badan jalan dilaksanakan pada keadaan dimana tanah dasar mempunyai kadar air yang minimum, dan dipadatkan dengan mesin gilas dengan kapasitas kemampuan pemadatan minimal 6 ton. Hasil kepadatan yang dicapai harus mencapai kepadatan di lapangan ƴ 90 % AASHTO (Standar). c. Pekerjaan Penyiraman aspal curah Manual (1 Kg/M2) Setelah didapatkan lapisan batu pecah 3 5 cm, 25 m2/m3 dan 2 3 cm, 45 m2/m3, di siram dengan aspal dengan kapasitas 1 kg/m2. Penetrasi, tebal 5 cm : Setelah Prime Coat dilakukan dengan menggunakan aspal panas sebanyak 5,712 kg/m2 untuk penetrasi tebal 5 cm padat. Aspal harus cukup cair (160 o C) supaya dapat masuk ke lubang lubang di antara batu batu. Tempat pemasakan aspal jaraknya tidak boleh lebih dari 20 meter dari tempat gelaran. Dalam penetrasi padat digelar batu pecah diameter 2 3 cm, harus rata dan tidak boleh ada bagian bagian yang lebih berisi dari bagian bagian yang lain. Hamparan Batu Pecah 2-3 tebal 5 cm, Lapisan ini adalah dengan menghamparan Batu Pecah berukuran 2-3 untuk menutup Lapisan Penutup dibawahnya agar rata dan semakin padat. Lapisan ini mempunyai ketebalan 5 cm. Lalu dipadatkan kembali dengan mesin gilas berat 6-8 ton Perencanaan Pembangunan TPT Jalan Desa Indragiri Kec. Panawangan 32
12 Setelah rata, lapisan tersebut ditutup / ditaburi dengan batu sebanyak 0,5-1 cm m3/m2, kemudian dipadatkan hingga rata betul dengan mesin gilas seberat 6 8 ton. d. Pekerjaan penyelesaian Pemborong bertanggung jawab untuk perbaikan kembali untuk bangunan yang dibongkar seperti keadaan konstruksi semula dengan kualitas minimal sama, yaitu untuk konstruksi atau bangunan lainnya yang rusak oleh Pemborong akibat pelaksanaan pekerjaan ini Pembersihan sisa pekerjaan dan Angkutan sisa pekerjaan : Tanah bekas galian dan bekas bongkaran yang sudah tidak terpakai lagi dibersihkan dan diangkut ke luar Proyek, sehingga pada waktu serah terima pekerjaan tampak bersih dan rapih. 1. Pekerjaan Pembersihan PASAL 7 PEKERJAAN TANAH a. Penyedia barang/jasa wajib melakukan pembersihan, meliputi lantai dan kolom-kolom beton. b. Penyedia barang/jasa harus menyediakan pompa air dan perlengkapan lain yang diperlukan untuk menyerap ataupun mengalirkan air sehingga semua daerah penggalian dan pembuangan bebas dari air. 2. Pekerjaan Galian Tanah a. Penggalian tanah harus mencapal kedalaman yang telah ditentukan. b. Penggalian akan mencakup pemindahan tanah-tanah serta bahan-bahan lain yang dijumpai dalam pengerjaan. c. Dasar galian harus bersih dari kotoran sampah, akar-akar, tumbuh-tumbuhan atau tanah humus yang dapat merusak pada bangunan diatasnya. d. Bilamana terjadi kesalahan dalam penggalian tanah, sehingga dicapal kedalaman, yang melebihi dari apa yang tertera dalam gambar atau yang dapat disetujui oleh pengguna barang/jasa, maka kelebihan di atas harus ditimbun kembali dengan pasir yang dipadatkan. Risiko biaya pekerjaan tersebut menjadi tanggungjawab Penyedia barang/jasa. 3. Pekerjaan Urugan Tanah Perencanaan Pembangunan TPT Jalan Desa Indragiri Kec. Panawangan 33
13 a. Urug pasir bawah lantai 5 cm b. Pengurugan dilakukan lapis demi lapis tiap 30 cm dipadatkan dengan stamper c. Pengurugan tanah kembali dilaksanakan setelah pekerjaan pondasi dan balok sloof d. Bahan penimbunan ini harus bersih dari sampah dan batu-batu lain yang bersifat merusak. 4. Pekerjaan Urugan Sirtu a. Urugan sirtu 90 cm, b. Pengurugan dilakukan lapis demi lapis tiap 30 cm dipadatkan c. Bahan penimbunan ini harus bersih dari sampah dan batu-batu lain yang bersifat merusak. PASAL 8 PEKERJAAN TEMBOK PENAHAN TANAH (PASANGAN BATU) a. Lingkup pekerjaan Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah pekerjaan tembok penahan tanah meliputi :Pekerjaan pondasi batu kali dan tembok penahan. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta Komposisi adukan 1 Pc : 5 Ps. Jenis batu berupa batu kali b. Pedoman pelaksanaan Sebelum pelaksanaan pekerjaan tembok penahan tanah kontraktor harus mengadakan pengukuran-pengukuran untuk as-as tembok penahan tanah seperti pada gambar konstruksi dan harus dimintakan persetujuan Direksi lapangan/pemberi tugas. Kontraktor wajib melaporkan kepada Direksi/pemberi tugas bila ada perbedaan gambar-gambar dari konstruksi dengan gambargambar arsitektur atau apabila ada hal-hal yang kurang jelas. Ketentuan tentang kewajiban pembuatan shop drawing. c. Penggalian Perencanaan Pembangunan TPT Jalan Desa Indragiri Kec. Panawangan 34
14 Penggalian tanah dasar pondasi dilakukan sampai kedalaman (sesuai gambar) Jika pada kedalaman tersebut ternyata masih ditemukan lapisan tanah jelek, maka perlu konsultasi dengan perencana untuk mendapatkan pengarahan lebih lanjut. Tanah dasar pondasi harus padat Perencanaan Pembangunan TPT Jalan Desa Indragiri Kec. Panawangan 35
1 PEKERJAAN PENDAHULUAN
SPESIFIKASI TEKNIS Pasal 1 PEKERJAAN PENDAHULUAN Lingkup Pekerjaan Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat- alat bantu lainnya untuk persiapan pelaksanaan pekerjaan agar pekerjaan konstruksi
Lebih terperinciSPESIFIKASI KHUSUS-2 INTERIM SEKSI 6.6 LAPIS PENETRASI MACADAM ASBUTON LAWELE (LPMAL)
SPESIFIKASI KHUSUS-2 INTERIM SEKSI 6.6 LAPIS PENETRASI MACADAM ASBUTON LAWELE (LPMAL) SKh-2. 6.6.1 UMUM 1) Uraian a) Yang dimaksud dengan Lapis Penetrasi Macadam Asbuton Lawele adalah lapis perkerasan
Lebih terperinciDIVISI 4 PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN SEKSI 4.1 PELEBARAN PERKERASAN
DIVISI 4 PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN SEKSI 4.1 PELEBARAN PERKERASAN 4.1.1 UMUM 1) Uraian a) Pekerjaan ini harus mencakup penambahan lebar perkerasan lama sampai lebar jalur lalu lintas yang diperlukan
Lebih terperinciREPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA SPESIFIKASI KHUSUS INTERIM SEKSI 6.6
REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA SPESIFIKASI KHUSUS INTERIM SEKSI 6.6 LAPIS MAKADAM ASBUTON LAWELE (SKh-3.6.6.1) SPESIFIKASI KHUSUS-3 INTERIM SEKSI 6.6.1 LAPIS
Lebih terperinciDIVISI 4 PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN SEKSI 4.1 PELEBARAN PERKERASAN UMUM PERSYARATAN
4.1.1 UMUM DIVISI 4 PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN SEKSI 4.1 PELEBARAN PERKERASAN 1) Uraian a) Yang dimaksud dengan Pelebaran Perkerasan adalah pekerjaan menambah lebar perkerasan pada jalan lama
Lebih terperinciLAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB)
BAB V LAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB) 5.1. UMUM a. Lapis Pondasi Agregat Semen (Cement Treated Base / CTB) adalah Lapis Pondasi Agregat Kelas A atau Kelas B atau Kelas C yang diberi
Lebih terperinciCape Buton Seal (CBS)
Cape Buton Seal (CBS) 1 Umum Cape Buton Seal (CBS) ini pertama kali dikenalkan di Kabupaten Buton Utara, sama seperti Butur Seal Asbuton, pada tahun 2013. Cape Buton Seal adalah perpaduan aplikasi teknologi
Lebih terperinci1 Membangun Rumah 2 Lantai. Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii\ Tugas Struktur Utilitas II PSDIII-Desain Arsitektur Undip
Daftar Isi Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii\ Kata Pengantar Pedoman Teknis Rumah berlantai 2 dilengkapi dengan Metode dan Cara Perbaikan Kerusakan ini dipersiapkan oleh Panitia D-III Arsitektur yang
Lebih terperinciTATA CARA PELAKSANAAN BETON ASPAL CAMPURAN DINGIN DENGAN ASPAL EMULSI UNTUK PERKERASAN JALAN
TATA CARA PELAKSANAAN BETON ASPAL CAMPURAN DINGIN DENGAN ASPAL EMULSI UNTUK PERKERASAN JALAN BAB I DESKRIPSI 1.1. Maksud dan Tujuan 1.1.1. Maksud Tata cara ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam
Lebih terperinciPROYEK AKHIR PU. Perencanaan Pelaksanaan Proyek Pengaspalan Jalan Bungadidi Poreang STA STA Kab. Luwu Utara Prov.
PROYEK AKHIR PU Perencanaan Pelaksanaan Proyek Pengaspalan Jalan Bungadidi Poreang STA 0+000 - STA 1+500 Kab. Luwu Utara Prov. Sulawesi Selatan Pembimbing : Ir. Sulchan Arifin, M.Eng. Dipresentasikan Oleh
Lebih terperinciMetode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA >
Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA > GSF-Aceh. Didalam Pelaksanaan Proyek, metode pelaksanaan sangat penting dilaksanakan, hal ini untuk mengetahui
Lebih terperinciSEKSI Skh 6.8 CAPE BUTON SEAL
SEKSI Skh 6.8 CAPE BUTON SEAL Skh 6.8.1. UMUM 1) Uraian Cape Buton Seal (C BS) adalah jenis lapis permukaan yang dilaksanakan dengan pemberian lapisan aspal cair yang diikuti dengan penebaran dan pemadatan
Lebih terperinciSPESIFIKASI TEKNIS. Pasal 1 JENIS DAN LOKASI PEKERJAAN
SPESIFIKASI TEKNIS Pasal 1 JENIS DAN LOKASI PEKERJAAN 1. Nama Kegiatan : Penataan Listrik Perkotaan 2. Nama pekerjaan : Penambahan Lampu Taman (65 Batang) 3. Lokasi : Pasir Pengaraian Pasal 2 PEKERJAAN
Lebih terperinciMETODA PELAKSANAAN PEKERJAAN PAKET 34 (JALAN SERUNAI MALAM II, JALAN SERUNAI MALAM I, JALAN BERSAMA)
METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN PAKET 34 (JALAN SERUNAI MALAM II, JALAN SERUNAI MALAM I, JALAN BERSAMA) A. MOBILISASI & MANAGEMEN KESELAMATAN LALU LINTAS Mobilisasi adalah kegiatan yang diperlukan dalam kontrak
Lebih terperinciREPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA 2008 SPESIFIKASI KHUSUS INTERIM SEKSI 6.7 PEMELIHARAAN PERMUKAAN JALAN DENGAN BUBUR ASPAL EMULSI (SLURRY) DIMODIFIKASI LATEX
Lebih terperinciKONSTRUKSI JALAN PAVING BLOCK
KONSTRUKSI JALAN PAVING BLOCK Pengertian Paving block atau blok beton terkunci menurut SII.0819-88 adalah suatuko mposisi bahan bangunan yang terbuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis
Lebih terperinciDIVISI 5 PERKERASAN BERBUTIR DAN BETON SEMEN
REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIVISI 5 PERKERASAN BERBUTIR DAN BETON SEMEN SPESIFIKASI UMUM BIDANG JALAN DAN JEMBATAN FINAL April 2005 PUSAT LITBANG PRASARANA TRANSPORTASI BADAN PENELITIAN
Lebih terperinciRENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT
KONSTRUKSI SARANG LABA LABA seri 3 RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT PELAKSANAAN KONSTRUKSI BANGUNAN BAWAH dengan sistim KONSTRUKSI SARANG LABA LABA seri 3 Proyek : Gedung
Lebih terperinciPETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN
PEMELIHARAAN RUTIN JALAN DAN JEMBATAN PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN UPR. 05 UPR. 05.1 PEMELIHARAAN RUTIN PERALATAN & TENAGA AGUSTUS 1992 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
Lebih terperinciSPESIFIKASI TEKNIS. Pasal 1
SPESIFIKASI TEKNIS Pasal 1 1.1 Lingkup Pekerjaan Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah : Kegiatan : Pembangunan Gedung Pemerintah VI Nama Kegiatan : Penataan Lingkungan Gedung DPRD Tahun Anggaran : 2014
Lebih terperinciPEKERJAAN STRUKTUR BAWAH
PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH 1. UMUM A. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini meliputi : - Pekerjaan galian, - Pekerjaan Pilecap, Tie beam & Kolom. B. Pengukuran Peil (Levelling) Sebagai patokan tinggi peil (level)
Lebih terperinciDIVISI 5 PERKERASAN BERBUTIR DAN BETON SEMEN SEKSI 5.1 LAPIS FONDASI AGREGAT. 1) Standar Rujukan Metode Pengujian Kepadatan Berat untuk Tanah.
5.1.1 UMUM DIVISI 5 PERKERASAN BERBUTIR DAN BETON SEMEN SEKSI 5.1 LAPIS FONDASI AGREGAT 1) Uraian a) Lapis Fondasi Agregat adalah suatu lapisan pada struktur perkerasan jalan yang terletak diantara lapis
Lebih terperinciKEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
SURAT EDARAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR: 04/SE/M/2016 TANGGAL 15 MARET 2016 TENTANG PEDOMAN PERANCANGAN PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN TELFORD KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
Lebih terperinciII. PEKERJAAN PENDAHULUAN
METODE PELAKSANAAN I. PRA PEMBANGUNAN 1. Pemeriksaan gambar-gambar untuk pelaksanaan : Semua gambar-gambar yang disiapkan adalah gambar-gambar yang telah ditandatangani oleh Direksi dan apabila ada perubahan
Lebih terperinciMETODA PELAKSANAAN. CV. SABATA UTAMA Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Tangan-Tangan
METODA PELAKSANAAN Nama Perusahaan : Nama Paket Pekerjaan : No. Paket : CV. SABATA UTAMA Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Tangan-Tangan 481625 Jangka waktu pelaksanaan : Metode pelaksanaan merupakan hal
Lebih terperinciMETODE PELAKSANAAN BENDUNGAN
METODE PELAKSANAAN BENDUNGAN 1. Saluran Bangunan Pelimpah (Spillway) dan peredam energi Gambar 1. Layout Spillway Pekerjaan pembangunan bangunan pelimpah (spillway) adalah sebagai berikut : Pekerjaan Tanah
Lebih terperinciSYARAT SYARAT TEKNIS PEKERJAAN. Pasal 1 PENJELASAN UMUM
SYARAT SYARAT TEKNIS PEKERJAAN Pasal 1 PENJELASAN UMUM 1. Pekerjaan yang dilaksanakan adalah Pemasangan Paving Blok Jalan Lingkungan. 1. Pekerjaan harus dikerjakan sesuai dengan : Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Lebih terperinciPEDOMAN. Penggunaan tailing untuk lapis pondasi dan lapis pondasi bawah DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH. Konstruksi dan Bangunan
PEDOMAN Konstruksi dan Bangunan Pd T-14-2004-B Penggunaan tailing untuk lapis pondasi dan lapis pondasi bawah DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH Daftar isi Daftar isi... i Daftar tabel... i Prakata...
Lebih terperinciBAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN
7-1 BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN 7.1 Pekerjaan Persiapan Pada pelaksanaan pekerjaan pembangunan suatu proyek biasanya diawali dengan pekerjaan persiapan. Adapun pekerjaan persiapan tersebut itu meliputi
Lebih terperinciREKAPITULASI BOQ. JENIS PEKERJAAN ( Rp. ) Jumlah Konstruksi PPN 10 % Jumlah Semua Dibulatkan
REKAPITULASI BOQ KEGIATAN : PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE / GORONG-GORONG PEKERJAAN : PENINGKATAN SALURAN DRAINASE Jl. KUSUMA BANGSA LOKASI : KEL. PANJANG WETAN KEC. PEKALONGAN UTARA KOTA PEKALONGAN TH.
Lebih terperinciKata Kunci: Blok Bahan Pasangan Dinding, Agregat bekas, Aspal emulsi sisa, Kuat tekan
ABSTRAK Sejalan dengan pertumbuhan penduduk, secara berkelanjutan diperlukan material untuk perumahan berupa bahan dinding. Bahan dinding yang umum dipergunakan: bata tanah liat dan blok bahan pasangan
Lebih terperinciPEMERINTAH DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA (PROCUREMENT UNIT) Jl. Jend. A. Yani No. 12 Amuntai Telp/fax : 0527-62471 PENJELASAN TAMBAHAN pertanyaan : Dalam Daftar
Lebih terperinciTATA CARA PELAKSANA LABURAN ASPAL DUA LAPIS (BURDA) UNTUK PERMUKAAN JALAN
TATA CARA PELAKSANA LABURAN ASPAL DUA LAPIS (BURDA) UNTUK PERMUKAAN JALAN BAB I DESKRIPSI 1.1. Maksud dan Tujuan 1.1.1. Maksud Tata cara ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan bagi para pelaksana,
Lebih terperinciWAE BOBO KEL. RANA LOBA KEC. BORONG KAB. MANGGARAI TIMUR
SPESIFIKASI TEKNIS PAKET PEKERJAAN : LOKASI : WAE BOBO KEL. RANA LOBA KEC. BORONG KAB. MANGGARAI TIMUR 1 SYARAT-SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN Pasal 1 UMUM 1.1. Sebelum pekerjaan dimulai kontraktor
Lebih terperinciANALISA HARGA SATUAN KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016
- 1 - LAMPIRAN II : KEPUTUSAN ALIKOTA MADIUN NOMOR : 050-401.012/ /2015 TANGGAL : ANALISA KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016 KODE BARANG URAIAN KEGIATAN KOEF 2.01 HSPK FISIK
Lebih terperinciTATA CARA PELAKSANAAN LABURAN ASPAL SATU LAPIS (BURTU) UNTUK PERMUKAAN JALAN
TATA CARA PELAKSANAAN LABURAN ASPAL SATU LAPIS (BURTU) UNTUK PERMUKAAN JALAN BAB I DESKRIPSI 1.1. Maksud dan Tujuan 1.1.1. Maksud Tata cara ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan bagi para pelaksana,pengawas
Lebih terperinciBAB VI SPESIFIKASI TEKNIS PASAL 1 LINGKUP PEKERJAAN
BAB VI SPESIFIKASI TEKNIS PASAL 1 LINGKUP PEKERJAAN 1. Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi : I. Perbaikan/Rehab dermaga TPI/PPI 2. Sarana bekerja dan tata cara pelaksanaan. a. Untuk kelancaran
Lebih terperinciA N A L I S A H A R G A S A T U A N P E K E R J A A N UNTUK JALAN DAN JEMBATAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG SEMESTER I TAHUN 2015
LAMPIRAN IX PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR : 44 TENTANG STANDARISASI HARGA SATUAN BANGUNAN, UPAH DAN ANALISA PEKERJAAN UNTUK KEGIATAN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN ANGGARAN 2015 A N A L
Lebih terperinci1. Kontruksi Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)
1 LAPIISAN DAN MATERIIAL PERKERASAN JALAN (Sonya Sulistyono, ST., MT.) A. Jenis dan Fungsi Lapis Perkerasan 1. Kontruksi Perkerasan Lentur (Flexible Pavement) Kontruksi perkerasan lentur (flexible Pavement)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khususnya pembangunan infrastruktur dan properti yang membutuhkan material salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor industri merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Berbagai macam industri mengalami perkembangan yang cukup pesat. Salah
Lebih terperinciII. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
II. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBERSIHAN a. Lokasi kegiatan harus dibersihkan dari segala pohon-pohon, semak-semak, sampah dan bahan lain yang mengganggu dan bahan-bahan itu harus dibuang, kecuali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa sekarang, dapat dikatakan penggunaan beton dapat kita jumpai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang, dapat dikatakan penggunaan beton dapat kita jumpai disetiap tempat. Pembangunan rumah tinggal, gedung bertingkat, fasilitas umum, hingga jalan raya
Lebih terperinciEVALUASI PELAKSANAAN PROYEK PEMELIHARAAN BERKALA JALAN PRACIMANTORO-GEDANGKLUTUK KABUPATEN WONOGIRI TESIS
EVALUASI PELAKSANAAN PROYEK PEMELIHARAAN BERKALA JALAN PRACIMANTORO-GEDANGKLUTUK KABUPATEN WONOGIRI TESIS Diajukan Kepada Program Magister Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi
Lebih terperinciLantai Jemuran Gabah KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Guna menunjang program pemerintah dalam penyediaan infrastruktur perdesaan, Puslitbang Perumahan dan Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan obyek berupa paving blok mutu rencana 400 Kg/ dan 500 Kg/ sebanyak masing-masing 64 blok. Untuk setiap percobaan kuat tekan dan tarik belah paving
Lebih terperinciKONSTRUKSI PONDASI Pondasi Dangkal Pasangan Batu bata/batu kali
KONSTRUKSI PONDASI 9.1 Konstruksi Pondasi Batu Kali atau Rollaag Konstruksi pondasi ini merupakan bagian dari konstruksi bangunan gedung dan sangat penting karena sangat menentukan kekokohan bangunan.
Lebih terperinciDAFTAR ANALISA BIAYA KONSTRUKSI
DAFTAR ANALISA BIAYA KONSTRUKSI 1 SNI 03-2835-2002 PEKERJAAN PERSIAPAN PA 6,8 1 m² Membersihkan lapangan dan perataan SNI 03-2835-2002 / 6.8 Upah Pekerja 0,100 Oh x Rp 0 = Rp 0,00 Mandor 0,005 Oh x Rp
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konstruksi Perkerasan Lentur Konstruksi perkerasan lentur terdiri dari lapisan-lapisan yang diletakkan di atas tanah yang telah dipadatkan. Lapisan-lapisan itu berfungsi untuk
Lebih terperinciLapisan-Lapisan Perkerasan Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan yang tersusun dari bawah ke atas,seba
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Perkerasan Jalan 2.1.1.1 Pengertian Perkerasan Jalan Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak di antara lapisan tanah dasar ar dan roda
Lebih terperinciDIVISI 6 PERKERASAN ASPAL SEKSI 6.1 LAPIS RESAP PENGIKAT DAN LAPIS PEREKAT. 2) Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi Ini
DIVISI 6 PERKERASAN ASPAL SEKSI 6.1 LAPIS RESAP PENGIKAT DAN LAPIS PEREKAT 6.1.1 UMUM 1) Uraian Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan dan penghamparan bahan aspal pada permukaan yang telah disiapkan
Lebih terperinciDIVISI 8 PENGEMBALIAN KONDISI SEKSI 8.1 PENGEMBALIAN KONDISI PERKERASAN LAMA
8.1.1 UMUM DIVISI 8 PENGEMBALIAN KONDISI SEKSI 8.1 PENGEMBALIAN KONDISI PERKERASAN LAMA 1) Uraian a) Yang dimaksud dengan Pengembalian Kondisi Perkerasan Lama adalah rekonstruksi atau pengembalian kondisi
Lebih terperinciCara uji kepadatan ringan untuk tanah
Standar Nasional Indonesia Cara uji kepadatan ringan untuk tanah ICS 93.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pekerasan Jalan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pekerasan Jalan Perkerasan jalan merupakan konstruksi yang berfungsi untuk melindungi tanah dasar (subgrade) dan lapisan-lapisan pembentuk perkerasan lainnya supaya tidak mengalami
Lebih terperinciTINJAUAN KERUSAKAN JALAN PROVINSI PADA RUAS NANGA PINOH SOKAN KABUPATEN MELAWI
TINJAUAN KERUSAKAN JALAN PROVINSI PADA RUAS NANGA PINOH SOKAN KABUPATEN MELAWI Abstrak Elsa Tri Mukti 1) Jaringan jalan dapat meningkatkan tingkat efektifitas dan efisiensi produksi serta kualitas interaksi
Lebih terperinciPENERAPAN SPESIFIKASI TEKNIK UNTUK PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN BETON. Disampaikan dalam Pelatihan : Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton
PENERAPAN SPESIFIKASI TEKNIK UNTUK PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN BETON Disampaikan dalam Pelatihan : Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton 4.1. PENGERTIAN UMUM 4.1.1. Pendahuluan Empat elemen kompetensi
Lebih terperinciDIVISI 5 PERKERASAN BERBUTIR DAN PERKERASAN BETON SEMEN SEKSI 5.1 LAPIS PONDASI AGREGAT
DIVISI 5 PERKERASAN BERBUTIR DAN PERKERASAN BETON SEMEN SEKSI 5.1 LAPIS PONDASI AGREGAT 5.1.1 UMUM 1) Uraian Pekerjaan ini harus meliputi pemasokan, pemrosesan, pengangkutan, penghamparan, pembasahan dan
Lebih terperinciBAB IV MATERIAL DAN PERALATAN
BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Material Perlu kita ketahui bahwa bahan bangunan atau material bangunan memegang peranan penting dalam suatu konstruksi bangunan ini menentukan kekuatan, keamanan, dan
Lebih terperinciSPESIFIKASI UMUM BAB 1 PEKERJAAN TANAH
SPESIFIKASI UMUM BAB 1 PEKERJAAN TANAH 1.1 GALIAN. Uraian a. Pekerjaan ini terdiri dari penggalian, penanganan, pembuangan atau penumpukkan tanah atau batu ataupun bahan bahan lainnya dari jalan kendaraan
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Kaku (Rigid Pavement) Pada Ruas Jalan Tol Solo - Ngawi, yaitu :
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan. Kesimpulan Tugas Akhir ini dengan judul Perencanaan Tebal Perkerasan Kaku (Rigid Pavement) Pada Ruas Jalan Tol Solo - Ngawi, yaitu : 1. Berdasarkan metode yang
Lebih terperinciPEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA
LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA NOMOR: 111/KPTS/CK/1993 TANGGAL 28 SEPTEMBER 1993 TENTANG: PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA A. DASAR DASAR PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPA
Lebih terperinciDIVISI 6 PERKERASAN BERASPAL SEKSI 6.1 LAPIS RESAP IKAT DAN LAPIS PEREKAT UMUM PERSYARATAN
6.1.1 UMUM DIVISI 6 PERKERASAN BERASPAL SEKSI 6.1 LAPIS RESAP IKAT DAN LAPIS PEREKAT 1) Uraian a) Yang dimaksud dengan Lapis Resap Ikat adalah lapisan dari aspal keras, aspal cair atau aspal emulsi yang
Lebih terperinciTAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN TANAH
TEKNIK PELAKSANAAN BANGUNAN AIR Pertemuan #3 TAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN TANAH ALAMSYAH PALENGA, ST., M.Eng. RUANG LINGKUP 1. PELAKSANAAN PEKERJAAN TANAH 2. PELAKSANAAN PEKERJAAN GEOTEKNIK (pertemuan selanjutnya).
Lebih terperinciSPESIFIKASI UMUM DAFTAR ISI DIVISI I UMUM
SPESIFIKASI UMUM DAFTAR ISI DIVISI I UMUM Halaman SEKSI 1.1 RINGKASAN PEKERJAAN Pasal 1.1.1 Cakupan Pekerjaan... 1-1 1.1.2 Klasifikasi Pekerjaan Konstruksi... 1-2 1.1.3 Ketentuan Rekayasa (Engineering)...
Lebih terperinciMETODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI JALAN RAYA
METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI JALAN RAYA Sebagian besar jalan raya di Indonesia masih menggunakan Asphalt concrete sebagai lapisan permukaannya. Berikut adalah metode pelaksanaan kontruksi jalan raya yang
Lebih terperinciBAB VI BAHAN DAN PERALATAN
BAB VI BAHAN DAN PERALATAN 6.1 Jenis-jenis dan Mutu Bahan Yang Digunakan Mutu dari setiap bahan yang akan digunakan tidak boleh berkurang dan diharapkan dapat memenuhi target yang telah direncanakan. Adapun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Team ilmu sipil dalam websitenya mengartikan pile cap sebagai bagian dari pondasi bangunan yang digunakan untuk mengikat tiang pancang yang sudah terpasang dengan struktur diatasnya
Lebih terperinciTATA CARA PELAKSANAAN LAPIS ASBUTON AGREGAT (LASBUTAG)
TATA CARA PELAKSANAAN LAPIS ASBUTON AGREGAT (LASBUTAG) BAB I DESKRIPSI 1.1. Maksud dan Tujuan 1.1.1. Maksud Tata Cara ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam pelaksanaan lapis aspal buton agregat
Lebih terperinciBahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit
III. METODE PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit merek Holcim, didapatkan dari toko bahan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Bekerja untuk menjaga agar jalan kita tetap dalam kondisi yang baik BUKU PANDUAN 2
DAFTAR ISI Apa yang dimaksud dengan pemeliharaan? 2 Bagian-bagian jalan 3 Bagaimana cara menjaga agar jalan tetap dalam kondisi yang baik 4 Kegiatan-kegiatan pemeliharaan rutin 6 Bagaimana cara mengatur
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton menggunakan kapur alam dan menggunakan pasir laut pada campuran beton
Lebih terperinci4. Perhitungan Proposi Campuran menurut SNI
. Perhitungan Proposi Campuran menurut SNI 0-8-000 Pemilihan proporsi campuran beton harus ditentukan berdasarkan hubungan antara Kuat Tekan Beton dan Faktor Air Semen (fas) Perhitungan perencanaan campuran
Lebih terperinciMetode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural
SNI 03-3975-1995 Standar Nasional Indonesia Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural ICS Badan Standardisasi Nasional DAFTAR ISI Daftar Isi... Halaman i BAB I DESKRIPSI... 1 1.1
Lebih terperinciSTANDAR LATIHAN KERJA (S L K)
STANDAR LATIHAN (S L K) Bidang Ketrampilan Nama Jabatan Kode SKKNI : Pengawasan Jalan : Inspektor Lapangan Pekerjaan Jalan (Site Inspector of Roads) : INA.5211.322.05 DEPARTEMEN PEAN UMUM BADAN PEMBINAAN
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KERJA
KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN : PENINGKATAN JALAN MESJID GUNUNG MERIAM TEMBUS JL. JAMBU GN. SETELENG I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infrastruktur prasarana jalan merupakan salah satu faktor pendukung
Lebih terperinciMETODE PELAKSANAAN A. Pekerjaaan Persiapan
METODE PELAKSANAAN Tahap Pelaksanaan Pekerjaan adalah tahap realisasi design rencana menjadi sebuah bangunan yang utuh. Pada tahap ini dibutuhkan metodologi yang efektif dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai
Lebih terperinciBAB XII GALIAN BIASA UMUM. 1) Uraian
BAB XII GALIAN BIASA 3.1.1. UMUM 1) Uraian a) Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penanganan, pembuangan atau penumpukan tanah atau batu atau bahan lain dari jalan atau sekitarnya yang diperlukan
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu
BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu diharapkan hasil dengan kualitas yang baik dan memuaskan, yaitu : 1. Memenuhi spesifikasi
Lebih terperinciPETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN
PEMELIHARAAN RUTIN JALAN DAN JEMBATAN PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN UPR. 02 UPR. 02.4 PEMELIHARAAN RUTIN TALUD & DINDING PENAHAN TANAH AGUSTUS 1992 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk dan kemajuan teknologi pada zaman sekarang,
BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Peningkatan jumlah penduduk dan kemajuan teknologi pada zaman sekarang, terutama di daerah perkotaan terus memacu pertumbuhan aktivitas penduduk. Dengan demikian, ketersediaan
Lebih terperinciMODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN
MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN PEKERJAAN PERKERASAN LAPISAN BAWAH (SUB BASE COURSE) NO. KODE : -K BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kelebihan dari konstruksi perkerasan kaku adalah sifat kekakuannya yang. sementara kelemahan dalam menahan beban
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konstruksi perkerasan kaku ( Rigid Pavement) banyak digunakan pada kondisi tanah dasar yang mempunyai daya dukung rendah, atau pada kondisi tanah yang mempunyai daya
Lebih terperinciMANUAL. Pekerjaan Lapis Pondasi Jalan Buku 8 PERMASALAHAN LAPANGAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA. Konstruksi dan Bangunan
MANUAL Konstruksi dan Bangunan No: 002-08 / BM I 2006 Pekerjaan Lapis Pondasi Jalan Buku 8 PERMASALAHAN LAPANGAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA Prakata Salah satu aspek penting
Lebih terperinciBAB X PEKERJAAN DINDING DAN PASANGAN
BAB X PEKERJAAN DINDING DAN PASANGAN Pasal 1 : Batu Bata 1. Batu bata harus mempunyai dimensi dan ukuran yang standar sesuai Peraturan Bahan Bangunan yang berlaku. 2. Batu bata mempunyai dimensi seperti
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Perencanaan dan perancangan secara umum adalah kegiatan awal dari rangkaian fungsi manajemen. Inti dari sebuah perencanaan dan perancangan adalah penyatuan pandangan
Lebih terperinciBAB IV MANAJEMEN PROYEK
249 BAB IV MANAJEMEN PROYEK 4.1. Rencana Kerja dan Syarat (RKS) Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) adalah dokumen yang bersikan nama proyek berikut penjelasaannya berupa jenis, besar dan lokasihnya,
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH
METODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH SNI 03-1742-1989 BAB I DESKRIPSI 1.1 Maksud Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan hubungan antara kadar air dan berat isi tanah dengan memadatkan di dalam
Lebih terperinciTINJAUAN PELAKSANAAN PEMADATAN TANAH UNTUK PEKERJAAN JALAN DI KABUPATEN PURBALINGGA
TINJAUAN PELAKSANAAN PEMADATAN TANAH UNTUK PEKERJAAN JALAN DI KABUPATEN PURBALINGGA Taufik Dwi Laksono, Dosen Teknik Sipil Universitas Wijayakusuma Purwokerto Dwi Sri Wiyanti, Dosen Teknik Sipil Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Pembangunan jalan, selain perlu memperhatikan aspek teknis konstruksi jalan, juga harus mempertimbangkan aspek lingkungan. Penggunaan paving blok merupakan salah satu
Lebih terperinciDRAFT SPESIFIKASI KHUSUS INTERIM SEKSI 7.16 MATERIAL RINGAN MORTAR-BUSA
DRAFT SPESIFIKASI KHUSUS INTERIM SEKSI 7.16 MATERIAL RINGAN MORTAR-BUSA SKh-1.7.16.1 UMUM 1) Uraian a) Material ringan mortar-busa adalah material menyerupai beton yang terdiri dari campuran material pasir,
Lebih terperinciKUMPULAN SOAL SOAL UNTUK UJIAN KOMPETENSI
KEMENTERIAN RISET, KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS UDAYANA JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL KUMPULAN SOAL SOAL UNTUK UJIAN KOMPETENSI 2016 Materi I GEOMETRIK
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Umum Perkerasan jalan adalah konstruksi yang dibangun diatas lapis tanah dasar (subgrade), yang berfungsi untuk menopang beban lalu lintas. Apapun jenis perkerasan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisa Kondisi Perkerasan Nilai Kondisi Perkerasan dihitung berdasarkan data dari hasil pengamatan visual di lapangan yang diperoleh dalam bentuk luasan kerusakan, panjang
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena kumpulan berbagai macam material itulah yang
Lebih terperinci1) Kegiatan Angkatan Track Dengan Metode Konvensional Pada bagian ini metode angkatan yang dilakukan adalah menentukan titik titik perdoman angkatan. Tiap titik tinggi bukanlah sebagai titik pedoman, tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. golongan, yaitu : struktur perkerasan lentur (Flexible Pavement) dan struktur
BAB I PENDAHULUAN I.1. UMUM Secara umum struktur perkerasan dapat dikelompokkan ke dalam 2 golongan, yaitu : struktur perkerasan lentur (Flexible Pavement) dan struktur perkerasan kaku (Rigid Pavement).
Lebih terperinciSPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN KANDANG LAKTASI TAMPUSU, MINAHASA. Pasal 1 SYARAT SYARAT PELAKSANAAN
SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN KANDANG LAKTASI TAMPUSU, MINAHASA Pasal 1 SYARAT SYARAT PELAKSANAAN Dalam melaksanakan pekerjaan pemborongan harus berpedoman kepada ketentuan yang terdapat di dalam : 1.
Lebih terperinciPENELITIAN PEMANFAATAN SERBUK BEKAS PENGGERGAJIAN KAYU SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI PEMBUATAN BATA BETON (BATAKO) UNTUK PEMASANGAN DINDING
WAHANA INOVASI VOLUME 5 No.2 JULI-DES 16 ISSN : 89-8592 PENELITIAN PEMANFAATAN SERBUK BEKAS PENGGERGAJIAN KAYU SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI PEMBUATAN BATA BETON (BATAKO) UNTUK PEMASANGAN DINDING Heri Sujatmiko
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Umum Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik Universitas Lampung dengan dasar menggunakan amplop gradasi gabungan untuk campuran lapis aspal
Lebih terperinciSpesifikasi Pipa Beton untuk Air Buangan, Saluran Peluapan dari Gorong-Gorong
Spesifikasi Pipa Beton untuk Air Buangan, Saluran Peluapan dari Gorong-Gorong SNI 03-6367-2000 1 Ruang lingkup Spesifikasi ini meliputi pipa beton tidak bertulang yang digunakan sebagai pembuangan air
Lebih terperinciBerat Tertahan (gram)
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Bahan Penyusun Beton Pemeriksaan bahan penyusun beton yang dilakukan di Laboratortium Bahan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,
Lebih terperinci