ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN USAHA EKONOMI DESA-SIMPAN PINJAM (UED-SP) KABUPATEN BENGKALIS
|
|
- Yenny Kurniawan
- 8 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN USAHA EKONOMI DESA-SIMPAN PINJAM (UED-SP) KABUPATEN BENGKALIS Mujiono 1, Halim Dwi Putra 2 Jurusan Administrasi Niaga 1,2 Mujiono@polbeng.ac.id Abstract This research is a descriptive study on financial statement analysis as a means of measuring the financial performance of business economic village savings and loans ( UED - SP ) in Bengkalis. Data taken in the form of annual financial statements of each UED - SP with the criteria listed in section III. Data from the financial statements are then processed into data which is then used as the basis of the ratio to interpret the real conditions involving savings and loans are executed. At the end of the data that has been interpreted to be used as an assessment of financial performance UED - SP as a basis for taking policy for the survival of UED - SP in Bengkalis. The purpose of this study is to reveal how the recording system and financial performance by ratio analysis of financial accounting approach. It is expected that the results of this study could provide a vivid picture of the performance of UED - SP in Bengkalis district in every year continuously. Keywords: Financial performance, economy Business Village PENDAHULUAN Usaha ekonomi Desa-Simpan Pinjam (UED-SP) yang ada di hampir seluruh desa wilayah kabupaten Bengkalis merupakan lembaga keuangan mikro (LKM) yang di bentuk oleh Desa/kelurahan melalui musyawarah untuk mengelolah Dana Usaha Desa (DUD) dan dana yang berasal APBD Propinsi Riau maupun Kabupaten Bengkalis. Usaha yang dilakukan adalah mengelola dana usaha desa dan meminjamkan uang sebagai modal kerja atau modal usaha kepada semua masyarakat yang melakukan usaha ekonomi baik secara perorangan atau secara kelompok. Usaha Ekonomi desa dibentuk berdasarkan Permendagri Nomor 6 Tahun 1998 tentang UED-SP. Adapun tujuan dari dibentuknya lembaga ini yang tertera pada pasal 3 adalah : 1. Mendorong kegiatan perekonomian masyarakat desa /kelurahan. 2. Meningkatkan krativitas berwirausaha anggota masyarakat desa/ kelurahan yang berpenghasilan rendah. 3. Mendorong usaha sektor informal untuk penerapan tenaga kerja bagi masyarakat desa/ kelurahan. 4. Menghindarkan anggota masyarakat desa/ kelurahan dari pengaruh pelepas uang dengan bunga tinggi yang merugikan masyarakat. 5. Meningkatkan peranan masyarakat desa/ kelurahan dalam rangka menampung dan mengelola bantuan modal yang berasal dari Pemerintahan dan atau sumber-sumber lain yang sah. 6. Memelihara dan meningkatkan adat kebiasaan gotong royong untuk gemar menabung secara tertib, teratur bermanfaat dan berkelanjutan. Dari tujuan diatas jelas bahwa hal yang paling mendasar adalah bagaimana usaha ini mampu mendorong tumbuhkembangnya perekonomian masyarakat secara berkelanjutan, dimana output dari lembaga ini mampu membantu pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan yang ada dimasing-masing desa. Secara keuangan lembaga ini memiliki tugas dan tanggungjawab mengembangkan usaha ekonomi masyarakat dengan membuat laporan bulanan dan tahunan kepada bupati/walikota dan pihak kecamatan secara terus menerus. Artinya pengawasan pengelolaan dana sudah diatur dengan baik sesuai dengan permendagri tersebut. Namun yang hingga saat ini menurut pengamatan penulis belum tersentuh adalah bagaimana kinerja keuangan yang ada dimasing-masing UED-SP jika ditinjau dari prospektif bisnis dari sisi tingkat efektivitas dan efisiensi pengelolaan dananya. Tingkat pengembalian modal, struktur kas, perputaran piutang, likuiditas, solvabilitas dan strukur modal serta analisis keuangan lainya. Padahal hal ini merupakan unsur ya- 95, Seminar Nasional Industri dan Teknologi, Volume 2, Nomor 1, Desember 2013, hlm
2 ng sangat penting dalam menilai kinerja keuangan sebuah lembaga ekonomi yang bernuansa bisnis. Disisi lain sebagai usaha simpan pinjam sudah barang tentu akan berhadapan dengan tingkat kemacetan kredit (non performance loan) sementara kondisi ini masih belum dicermati secara apik. Fakta lain menunjukkan bahwa hampir semua UED-SP yang ada hanya mengedepankan adanya laba namun tidak menelusuri tingkat pengembalian modal atau jangka waktu sampai dengan usaha ini bisa mengembalikan modalnya. Begitu juga dengan masih minimnya manajemen kas, masih banyak dari para pengurus UED-SP yang lebih senang kas menumpuk di rekening bank atau ditangan padahal secara ekonomis itu justru merugikan usaha. Dari fakta-fakta di atas jelas bahwa masih banyak hal-hal yang menyangkut masalah kinerja keuangan UED-SP yang ada di kabupaten Bengkalis belum dapat diukur dengan baik sehingga masih membutuhkan sentuhan-sentuhan bidang pengelolaan keuangan yang pada akhirnya akan mendorong majunya UED-SP kearah yang lebih baik. Untuk itu kajian ini akan mengangkat tentang Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Pengukuran Kinerja Keuangan Usaha Ekonomi Desa-Simpan Pinjam (UED-SP) Kabupaten Bengkalis. Perumusan masalah Dalam kajian ini beberapa masalah yang akan dikaji adalah: 1. Bagaimana analisis laporan keuangan UED-SP dikabupaten Bengkalis 2. Bagaimana kinerja keuangan UED-SP di kabupaten Bengkalis ditinjau dari sisi analisis laporan keuanganya. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui hasil analisis laporan keuangan UED-SP yang pada akhirnya dapat dijadikan dasar untuk menginterprestasikan kinerja keuanganya. 2. Untuk melihat tingkat efektivitas dan efisiensi penggunaan dana yang diberikan dalam rangka memperoleh keuntungan yang digunakan untuk kesejahteraan masyarakat desa. KAJIAN TEORITIS Rung Lingkup Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam (UED-SP) Sesuai dengan Permendagri nomor 6 Tahun 1998 usaha ekonomi desa simpan pinjam (UED-SP) adalah suatu lembaga yang bergerak di bidang simpan Pinjam dan merupakan milik masyarakat desa/ kelurahan yang diusahakan serta dikelola oleh masyarakat desa/ kelurahan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa UED-SP dibentuk melalui Musyawarah Desa/ Kelurahan dan ditetapkan dengan Keputusan Desa/Keputusan Kepala Kelurahan. Keputusan Desa/ Keputusan Kepala Kelurahan tentang pembentukan UED-SP berlaku setelah mendapat pengesahan dari Bupati/ Walikotamadya KDH.Tk.II. UED-SP berkedudukan di desa/kelurahan. Dari pengertian diatas jelas bahwa UED-SP merupakan lembaga bisnis yang dibentuk,dikelola oleh dan untuk masyarakat desa dalam rangka membangun perekonomian masyarakat desa tersebut. Sesuai dengan Permendagri nomor 6 Tahun 1998 UED-SP bertujuan untuk: 1. Mendorong kegiatan perekonomian masyarakat desa /kelurahan. 2. Meningkatkan krativitas berwirausaha anggota masyarakat desa/ kelurahan yang berpenghasilan rendah. 3. Mendorong usaha sektor informal untuk penerapan tenaga kerja bagi masyarakat desa/ kelurahan. 4. Menghindarkan anggota masyarakat desa/ kelurahan dari pengaruh pelepas uang dengan bunga tinggi yang merupakan suatu hal yang merugikan masyarakat 5. Meningkatkan peranan masyarakat desa/kelurahan dalam rangka menampung dan mengelola bantuan modal yang berasal dari Pemerintahan dan atau sumber-sumber lain yang sah. 96, Seminar Nasional Industri dan Teknologi, Volume 2, Nomor 1, Desember 2013, hlm
3 6. Memelihara dan meningkatkan adat kebiasaan gotong royong untuk gemar menabung secara tertib, teratur bermanfaat dan berkelanjutan. Selanjutnya UED-SP memiliki sasaran yaitu masyarakat yang berada di desa/ kelurahan baik perorangan maupun kelompok yang akan memulai berusaha atau mengembangkan usahanya. Sementara UED-SP memiliki kegiatan antara lain: 1. Memberikan pinjaman uang untuk kegiatan usaha masyarakat desa/ kelurahan yang dinilai produktif. 2. Menerima pinjaman uang dari masyarakat desa/ kelurahan sebagai anggota UED-SP. 3. Ikut serta memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada anggota UED-SP dalam kaitan kegiatan usahanya. 4. Melaksanakan koordinasi dengan lembaga perbankan/ perkreditan lainnya dalam pelaksanaan simpan pinjam. Dari uraian di atas jelas bahwa tidak diragukan lagi bahwa UED-SP merupakan organisasi bisnis yang berorientasi pada profit/keuntungan dan bukan merupakan organisasi sosial semata. Artinya bahwa UED-SP memiliki ruang gerak yang cukup luas dalam mengembangkan usahanya. Selanjutnya dalam permendagri tersebut juga dijelaskan bahwa UED-SP memiliki kewajiban menyampaikan laporan keuangan ke pihak pemodal dalam hal ini adalah pemerintah pusat. Jadi dapat disimpulkan bahwa UED-SP wajib menyelenggarakan pembukuan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Laporan dan Rasio Keuangan Menurut Kieso dan Weygant (2007) laporan keuangan adalah : Financial atatemen are the principal means through which financial information is communicated to those outside on enterprise. The statements provide a continual history quantified in money term of economic resources and obligations of a business enterprise and of economic activities that change the resources and obligations. Tujuan dari laporan keuangan menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) nomor 1 yang dikeluarkan oleh Financial accounting Standard Board (FASB) Amerika serikat manyatakan : Financial reporting should provide information that is useful to present and potential investor and creditors and other users in making rational investment, credit, and similar decisions. The information should be comprehensible to those who have a reasonable understanding of business and economic activities and are willing to study the information with reasonable diligence. Wild, dkk (2005) menyatakan bahwa analisis keuangan merupakan penggunaan laporan keuangan untuk menganalisis posisi dan kinerja keuangan perusahaan dan untuk menilai kinerja keuangan dimasa depan. Analisis keuangan terdiri atas 3 (tiga) bagian besar yaitu; analisis profitabilitas, analisis resiko dan analisis sumber dan penggunaan dana. Wild, dkk (2005) juga menyatakan bahwa sebagai alat untuk menganalisis lapo-ran keuangan, ada 5 (lima) alat penting untuk analisis keuangan antara lain; Analisis laporan keuangan komparatif, analisis laporan keuangan commonsize, analisis rasio, analisis arus kas dan penilaian. Dan alat analisis yang paling lazim digunakan adalah analisis rasio. Horne dan Wachoviz (2008) mengatakan bahwa Financial ratios can be grouped into fives types : liquidity, debt profitability, coverage and market-value ratio. Selanjutnya mereka menyatakan : No one ratio gives us sufficient information by which to judge the financial condition and performance of the firm. Only when we analyze a group 97, Seminar Nasional Industri dan Teknologi, Volume 2, Nomor 1, Desember 2013, hlm
4 of ratios are we able to make reasonable judgements. We must be sure to take into account any seasonal character of a business. Horne dan Wachovic (2008) menyatakan bahwa kegunaan analisis rasio : To evaluate the financial condition and performance of the company, the financial analyst needs certain yardstick. The yardstick frequently used is a ratio or index, relating two pieces of financial data to each other. Analysis and interprestation of various ratios should give experienced skilled analysts a better understanding of the financial condition and performance of the firm than they would optain from analysis of the financial data alone. Pengertian di atas menggambarkan bahwa analisis rasio berguna bagi para pemakai sebagai dasar untuk menilai kinerja perusahaan dalam berbagai tujuan, seperti dalam rangka melakukan analisis terhadap securitas yakni saham dan obligasi. Beberapa alat diatas pada umumnya memiliki hasil dan tujuan yang sama, hanya saja mekanisme dan caranya saja yang berbeda. Dan yang lazim digunakan adalah analisis rasio, arus kas dan penilaian. Lebih lanjut John j. Wild dkk (2005) menyatakan bahwa analisis rasio merupakan salah satu alat analisis yang paling populer dan banyak digunakan. Munawir (2005) menyatakan bahwa analisis ratio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationshhip) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat berupa ratio ini dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka ratio tersebut dibandingkan dengan angka ratio pembanding yang digunakan sebagai standar. Dengan menggunakan analisa ratio dimungkinkan untuk dapat menentukan tingkat likwiditas, solvabilitas, keefektifan operasi serta profitability perusahaan. Dengan demikian jelas bahwa dengan analisis laporan keuangan ratio para pengguna laporan keuangan akan lebih mudah memahami dan menginterprestasikan kondisi keuangan perusahaan yang akan dianalisa yang pada akhirnya akan menjadi dasar untukmengambil keputusan bisnis. Menurut Sartono (2008) ada 4 (empat) kelompok rasio keuangan, yakni: 1. Rasio likuiditas (liqudity ratio) menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya. 2. Rasio aktivitas (activity ratio) menunjukkan sejauhmana efisiensi perusahaan dalam menggunkan asset untuk memperoleh pendapatan /penjualan 3. Rasio leverage keuangan (financial leverage ratio) menunjukkan kapasitas perusahaan untuk memenuhi kewajiban baik jangka pendek maupun jangka panjang. 4. Rasio profitabilitas (profitability ratio) mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba baik dalam hubunganya penjualan, asset maupun modal sendiri. Husnan (2006) mengemukakan bahwa secara keseluruhan aspek-aspek yang dinilai biasanya diklasifikasikan menjadi aspek leverage, aspek likuiditas, aspek profitabilitas atau efisiensi dan rasio nilai pasar. Hanafi dan Halim (2005) menyatakan bahwa analisis rasio dapat dimanfaatkan untuk menilai profitabilitas, likuiditas, efektivitas penggunaan dana, efisiensi dan efektivitas biaya serta solvabilitas. Horne dan Wachovic (2008) menyatakan bahwa: To evaluate the financial condition and performance of the company, the financial analyst needs certain yardstick. The yardstick frequently used is a ratio or index, relating two pieces of financial data to each other. Analysis and interprestation of various ratios should give experienced skilled analysts a better understanding of the financial condition and performance of 98, Seminar Nasional Industri dan Teknologi, Volume 2, Nomor 1, Desember 2013, hlm
5 the firm than they would optain from analysis of the financial data alone. Gitman (2007) menyatakan bahwa: Financial ratios can be devided for convenience into four basic categories; liquidity ratios, activity ratios, debt ratios, and profitability ratios. Liquidity, activity, and debt ratios primarily mesure risk, profitability ratios measure return. Pengertian diatas menggambarkan bahwa analisis rasio berguna bagi para pemakai sebagai dasar untuk menilai kinerja perusahaan dalam berbagai tujuan, seperti dalam rangka melakukan analisis terhadap securitas yakni saham dan obligasi. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan di seluruh UED-SP se kabupaten Bengkalis dengan jumlah 102 Unit yang tersebar di 8 kecamatan yaitu; kecamatan Bengkalis, Bantan, Siak Kecil, Bukit Batu, Rupat, Rupat Utara, mandau dan Pinggir.nUntuk memperoleh data peneliti akan bekerjasama dengan Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Bengkalis. Fokus dari penelitian ini adalah laporan keuangan masing-masing UED-SP yang kemudian diolah menjadi rasio keuangan yang kemudian diinterprestasikan untuk memberikan gambaran kinerja keuangan UED-SP yang ada di Kabupaten Bengkalis. Beberapa rasio yang diukur antara lain; likwiditas, Solvabilitas dan rentabilitas. Adapun pengukuranya adalah sebagai berikut. Ratio Likwiditas Current Ratio : Rasio Aktivitas 1. Reciavable Turnover : Penjualan Kredit Bersih / Rata-rata Piutang 2. Total Aset Turnover (TATO) : Penjualan Bersih / Total Aktiva Leverage Debt Ratio (rasio hutang) 1. Loan to Deposit Ratio (LDR) : Total Pembiayaan / Total Kewajiban 2. Not Performing Loan (NPL): Jumlah Tunggakan / Total Pembiayaan Ratio rentabilitas Return On Asset : Laba Bersih-Bunga-(1- Pajak) / Total Aktiva Hasil Penelitian dan Pembahasan Fokus pembahasan dalam penelitian ini adalah analisis rasio keuangan UED-SP mulai tingkatan kabupaten sampai dengan seluruh kecamatan yang ada di wilayah kabupaten Bengkalis. Uraian dan analisis tersebut dapat dilihat pada tabel 1. Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa secara umum cash rasio yang dimiliki semua UED-SP yang ada di kabupaten Bengkalis rata-rata diatas 100% artinya bahwa secara keuangan bahwa semua unit kegiatan yang ada di wilayah ini masih mampu menutupi semua hutang-hutnagnya meskipun perusahaan atau usahanya harus tutup. Kondisi ini menggambarkan bahwa dillihat dari likuiditas cash rasionya masih menunjukkan angka yang masih perlu mendapat perhatian supaya kepercayaan pemerintah terhadap pengelolaan dana ini lebih baik sehingga pemerintah daerah dapat mengambil kebijakan dalam memajukan perekonomian desa melalui usaha ekonomi desa ini. Sebagai usaha yangbergerak dibidang simpan pinjam salah satu tolok ukur kinerja keuanganya adalah rasio perputaran piutang yang ada. Secara keseluruhan tingkat perputaran piutang UED-SP yang ada di Kabupaten Bengkalis selama 21 bulan rata-rata sebesar 1,9 kali yang berarti bahwa rata- Ratio Profitabilitas 1. Net Profit Margin (NPM) :Laba Bersih setelah Pajak / Penjualan Bersih 2. Rasio (BO/PO) : Biaya Operasi / 99, Seminar Nasional Industri dan Teknologi, Volume 2, Nomor 1, Desember 2013, hlm
6 -rata masa pengembalian piutang adalah 39,9 bulan untuk masa +- 2 tahun atau 18 s/d 20 bulan setiap satu kali peminjaman. Secara akuntansi bahwa tingkat pengembalian rata-rata cukup baik yaitu sesuai batas akhir pelunasan yang telah ditetapkan. Hal ini menggambarkan bahwa kinerja dari sisi perputaran piutangnya cukup baik meskipun akan lebih baik jika dana yang dipinjamkan bisa secepat mungkin kembali dan dapat dipinjamkan kembali dimana pada akhirnya akan mempengaruhi profitabilias usaha. Kekayaan yang dimiliki juga sebagai indikator keberhasilan usaha, kemampuan usaha untuk mengelola asetnya akan berdampak terhadap kemampuan memperoleh laba yang diinginkan. Dalam mengukur kinerja keuangan dari sisi total kekayaan diukur dari rasio perputaran kekayaan/aset dalam hal ini rasio TATO. Dilihat dari rasio ini secara umum UED-SP yang ada di kabupaten Bengkalis memiliki perputaran aktiva sebanyak 0,8 kali selama 21 bulan beroperasi. Artinya bahwa kekeyaan yang dimiliki usaha ekonomi ini hanya mampu berputar dan kembali menjadi aset semula 0,8 kali selama hampir 2 tahun. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perlu adanya langkah yang positif dalam mencari celah-celah usaha untuk memutar kekayaan yang ada sehingga dapat mendongkrak pusat-pusat laba dan mengharuskan terjadinya perputaran kekayaan yang ada yang akhirnya memperbesar profit usaha. Semakin sedikit tingkat perputaran aset maka dapat dikatakan tingkat efektifitas dan efisiensi penggunaan kekayaan belum maksimal. Kinerja keuangan berikutnya adalah loan deposit ratio (LDR). Usaha ekonomi desa simpan pinjam merupakan perpanjangan tangan dari pemerintah kabupaten Bengkalis untuk menyalurkan dana dalam bentuk pinjaman segar ke masyarakat dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Namun tidak tertutup kemungkinan bahwa UED-SP bisa menambah modal sendiri untuk disalurkan dengan cara yang sama. Dalam hal ini LDR akan melihat sejauhmana dana dari pemerintah kabupaten Bengkalis disalurkan ke masyarakat. LDR UED-SP yang ada dikabupaten ini rata-rata adalah sebesar 134,47% artinya bahwa semua dana kucuran yang diberikan semuanya disalurkan dalam bentuk pinjaman lumnak dengan jangka pengembalian antara 12 s/d 24 bulan ke masyarakat dengan skema-skema yang telah ditetapkan sebelumnya. Kelebihan sebesar 34,47% merupakan penyaluran kembali dana yang telah dikembalikan masyarakat setiap bulanya serta pendapatan bunga yang dibebankan kepada para peminjam. Hal ini dapat dilihat bahwa pada umumnya UED-SP memiliki dana kas yang mengendap dikantor maupun di rekening bank relatif sedikit. Manajemen kas demikian akan membawa dampak positif terhadap pengembangan usaha ini kearah yang lebih baik. Fokus penilaian kinerja keuangan selanjutnya adalah rasio Net Profit Margin (NPM). Rasio ini merupakan perbandingan laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih selama periode tertentu. Dilihat dari rasio ini secara umum UED-SP di kabupaten Bengkalis memiliki rasio net profit margin sebesar 2,13%, artinya bahwa kemampuan UED-SP yang ada di kabupaten Bengkalis hanya mampu menghasilkan net profit relatif kecil. Namun hal ini karena tujuan dari program ini tidak semata-mata profitabilitas namun lebih besar ke pemberdayaan masyarakat guna menunjang perekonomian rakyat. Sebagai usaha simpan pinjam atau penyaluran dana ke konsumen unsur yang tergolong penting adalah melihat tingkat kemacetan pengembalian dana yang dipinjamkan. Dalam perlakuan manajemen keuangan rasio not performing loan (NPL) juga merupakan rasio penting dalam melihat efektivitas kinerja keuangan sebuah usaha atau perusahaan. Tingkat NPL akan berdampak terhadap tingkat kepercayaan kreditur terhadap pengelolaa atau manajemen, karena NPL akan menggambarkan efektivitas kinerja keuangan dari dana yang dipinjamkan. Idealnya semakin kecil NPL maka kinerja keuangan perusahaan semakin baik. Dari hasil analisis diketahui bahwa 100, Seminar Nasional Industri dan Teknologi, Volume 2, Nomor 1, Desember 2013, hlm
7 NPL UED-SP se kabupaten Bengkalis adalah sebesar 6,37% dari total pembiayaan yang dikucurkan ke konsumen sebesar 237 miliar, atau sekitar 15 miliar selama 21 bulan berjalan. Kondisi ini menggambarkan masih lemahnya kinerja bagian penagihan atau masih kurangnya kesadaran konsumen untuk membayar tepat waktu.untuk itu hal ini perlu mendapatkan perhatian khusus guna menekan angka kredit macet. Rasio BO/PO merupakan unsur yang sangat penting untuk melihat seberapa besar biaya yang harus dikeluarkan untuk memperoleh penghasilan yang ada. Rasio ini membandingkan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional, dengan tujuan untuk melihat efektivitas biaya yang dikeluarkan. Semakin besar rasio ini menunjukkan ketidakefektifan cost yang dikeluarkan untuk mendapatkan pendapatan, begitu juga sebaliknya. Dilihat dari rasio ini UED-SP di kabupaten Bengkalis pada umumnya masih memiliki BOPO yang cukup tinggi yaitu 70,53%. Ini mengindikasikan bahwa lebih dari 70% pendapatan operasional yang diperoleh dipergunakan sebagai biaya operasional. Dengan demikian laba operasionalnya kurang dari 30%. Fakta ini memberikan gambaran bahwa perlu adanya terobosan-terobosan yang baru bagi pengelola atau pembuat regulasi agar melihat lebih detail biaya-biaya yang dikeluarkan untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan. Perlu dilakukan peninjauan kembali terhadap kewajaran pos-pos biaya sehingga bisa memperkecil kemungkinan ketidak efektifan dari semua cost yang dikeluarkan. Efisiensi pengeluaran perlu dilakukan guna meningkatkan pendapatan operasional. Rasio kinerja keuangan selanjutnya adalah melihat tingkat pengembalian modal atau investasi yang ditanamkan. Return On Aset (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk melihat seberapa besar modal bisa dikembalikan untuk setiap jangka waktu tertentu. Dari hasil analisis yang dilakukan ROA yang dimiliki oelh UED- SP yang ada di kabupaten Bengkalis ratarata sebesar 1,78%, dan yang paling tinggi 3,24% yaitu kecamatan Siak Kecil dan yang paling rendah sebesar 1,26 yaitu kecamatan Mandau. Memang belum ada standar yang baku tentang seberapa besar angka ROA yang baik atau buruk namun dengan jangka waktu 21 bulan beroperasi maka ROA yang ada sudah masuk ketegori yang baik. Namun perlu disiasati bahwa ROA sering menjadi alat ukur bagi investor untuk melihat tingkat efektivitas dan efisiensi modal yang diberikan sangat perlu ditingkatkan dalam rangka menjaga keberlangsungan usaha atau perusahaan. Intinya semakin tinggi ROA yang ada maka akan semakin baik bagi keberlanjutanusaha yang dijalani. Kemudian dalam penelitian ini juga akan dilihat bagaimana kinerja keuangan UED-SP yang ditinjau dari beberapa rasio keuangan seperti diatas untuk setiap kecamatan yang ada di kabupaten Bengkalis. Rasio yang dilihat adalah current ratio, Account reciavable ratio, Total asset Turnover, Loan Debt Ratio, Debt Ratio, Net Profit Margin, Not Performing loan, BOPO dan ROA. Perlu ditegaskan bahwa laporan keuangan yang ada adalah laporan keuangan yang merupakan akumulasi dari bulan pertama hingga bulan ke 21. Artinya bahwa laporan yang dianalisis ini laporan hasil operasional keuangan selama 21 bulan yang diakhiri bulan september Analisis yang akan dilakukan meliputi masing-masing UED-SP yang ada di setiap desa dimasing-masing kecamatan. Kemudian dilihat analisis dimasing-masing UED- SP kemudian dilakukan interprestasi dan kemudian diambil kesimpulan untuk mendeskripsikan data yang diperoleh. Hasil deskripsi akan dijadikan dasar untuk memberikan sumbangan-sumbangan pemikiran untuk kemajuan usaha ekonomi desa simpan pinjam atau ekonomi kerakyatan, yang dapat langsung menyentuh kehidupan rakyat ekonomi menengah kebawah. Selain itu hasil interprestasi ini dapat dijadikan dasar pengambilan kebijakan bagi pemerintah daerah dan pengelola usaha ini guna melakukan evaluasi dan perbaikan-perbaikan dalam rangka membangun kearah yang lebih 101, Seminar Nasional Industri dan Teknologi, Volume 2, Nomor 1, Desember 2013, hlm
8 baik perjalanan UED-SP. KESIMPULAN Dari hasil analisis diatas dapat disimpulkan beberapa hal menyangkut kinerja keuangan UED-SP yang ada di Kabupaten Bengkalis yaitu : 1. Rasio keuangan UED-SP di Kabupaten Bengkalis; current ratio 103,68%), Account reciavable ratio (1,9 kali), Total asset Turnover (0,84 kali), Loan Debt Ratio (134,47%), Net Profit Margin (2,13%), Not Performing loan (6,37%), BOPO (70,53%) dan ROA (1,84%). 2. Dari hasil analisis diketahui bahwa secara umum bahwa UED-SP yang ada di kabupaten Bengkalis memiliki nilai rasio yang cukup, dimana angka-angka rasio yang ada menunjukkan kinerja keuangan dari kegiatan usaha yang dilakukan. Rasio Likuiditas diwakili current ratio dan perputaran piutang, rasio Operasi (TATO dan LDR) rasio profitabilitas (NPM dan BOPO dan ROA). DAFTAR PUSTAKA Bernstein, Leopold A. and Wild J. John (2005), Financial Statement Analysis-Theory Application and Interpretation, International edition, Mc Graw Hill. Donald,E.Kieso dan Jerry. J. Weygand (2007), Akuntansi Intermediate, Edisi 7, Bina Rupa Aksara, Jakarta J. Wild, John, K.R Subramanyam dan Robert F. Halsey, Alih bahasa Yanivi s. Bachtiar dan S Nurwahyu Harahap (2005), Financial Statement Analysis/ Analisis Laporan Keuangan Buku, Salemba Empat, Jakarta Gitman, J. Lawrence (2007), Principles of Managerial Finance, Ninth Edition, San Diego State University Hanafi, Mamduh M dan Abdul Halim (2005), Analisis Laporan Keuangan, UPP AMP YKPN, Yogyakarta Munawir.S, (2005), Analisa Laporan Keuangan, Liberty, Yogyakarta Riyanto, Bambang, (2005), Dasar-dasar Pembelajaan Perusahaan, BPFE Yogjakarta Sartono, Agus (2008), Manajemen Keuangan, Salemba Empat, Yogyakarta. Weston,J.Fred and Thomas E. Copeland (1996), Managerial Finance, Japan, CBS College Publishing 102, Seminar Nasional Industri dan Teknologi, Volume 2, Nomor 1, Desember 2013, hlm
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas, Rasio Pasar.
ABSTRAK Setiap kegiatan usaha yang dijalankan oleh setiap perusahaan, wajib membuat laporan keuangan. Laporan keuangan ini menunjukkan kondisi dari kinerja keuangan perusahaan selama periode tertentu,
Lebih terperinciBAB II ANALISIS KINERJA BERDASARKAN MODEL KEMAPANAN. Kinerja keuangan perusahaan adalah prestasi kerja suatu perusahaan di
BAB II ANALISIS KINERJA BERDASARKAN MODEL KEMAPANAN II.1 Kinerja Keuangan II.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Kinerja keuangan perusahaan adalah prestasi kerja suatu perusahaan di bidang keuangan ( Munawir,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Penilaian kinerja adalah pendeskripsian nilai secara periodik dari efektivitas
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kinerja Keuangan Penilaian kinerja adalah pendeskripsian nilai secara periodik dari efektivitas suatu organisasi dalam setiap
Lebih terperinciANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN PT GAJAH TUNGGAL DAN PT MULTISTRADA ARAH SARANA
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN PT GAJAH TUNGGAL DAN PT MULTISTRADA ARAH SARANA Tya Laras Satyastri e-mail : 212201101831@mhs.dinus.ac.id Program Studi Akuntansi, Universitas
Lebih terperinciPENERAPAN ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI SARANA EVALUASI UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. PRIMA ALLOY STEEL UNIVERSAL TBK SIDOARJO
PENERAPAN ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI SARANA EVALUASI UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. PRIMA ALLOY STEEL UNIVERSAL TBK SIDOARJO Rika Fitriah, Mahsina, Arief Rahman Prodi Akuntansi, Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang memperlihatkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung resiko ( kredit, penyertaan, surat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan
Lebih terperinciANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA GARUDA KECAMATAN RANDUDONGKAL PERIODE
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA GARUDA KECAMATAN RANDUDONGKAL PERIODE - Nur Fitria Habibah Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Universitas Dian Nuswantoro
Lebih terperinciANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Norma Ayu Kartika (normayu_kartika@yahoo.com) Siti Khairani (siti.khairani@mdp.ac.id) MANAJEMEN STIE MDP ABSTRAK :
Lebih terperinciANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI PRESTASI PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB SEKTOR SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI PRESTASI PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB SEKTOR SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Melvi Yansi Program Studi Manajemen Universitas Prof.Dr.Hazairin,SH Bengkulu
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI MODAL KERJA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA GOTONG ROYONG KECAMATAN KLEGO KABUPATEN BOYOLALI
NASKAH PUBLIKASI ANALISIS EFISIENSI MODAL KERJA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA GOTONG ROYONG KECAMATAN KLEGO KABUPATEN BOYOLALI S K R I P S I Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Syarat-syarat Guna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal didefinisikan sebagai tempat terjadinya transaksi jual beli berbagai instrumen atau sekuritas jangka panjang (Gunawan, 2012). Kehadiran pasar modal ini merupakan
Lebih terperinciPERANAN ANALISA LAPORAN KEUANGAN DALAM KEBIJAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT KEPADA CALON NASABAH OLEH PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO), TBK
PERANAN ANALISA LAPORAN KEUANGAN DALAM KEBIJAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT KEPADA CALON NASABAH OLEH PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO), TBK Meryna Dwi Cahyaningtyas, Kusni Hidayati, Nova Retnowati Program
Lebih terperinciANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE
ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009-2013 Sutoro, Arna Suryani, Evi Adriani Abstract This research aims to identify
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian oleh Simbolon (2006) Analisis Laporan Keuangan dengan
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Simbolon (2006) Analisis Laporan Keuangan dengan Menggunakan Metode Du Pont System pada PT Intraco Penta Tbk Medan bertujuan untuk menganalisis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Price Eraning Ratio Price Ratio merupakan ukuran yang paling banyak digunakan oleh investor untuk menganalisis apakah investasi yang dilakukan menguntungkan atau
Lebih terperinciANALISIS RASIO LIKUIDITAS PADA PT. MELATI MAKASSAR
ANALISIS RASIO LIKUIDITAS PADA PT. MELATI MAKASSAR M. Ihsan Malik*) Abstract : This study aims to determine the financial performance. Jasmine Makassar in terms of liquidity ratio approach. The method
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Analisa Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Analisa Laporan Keuangan Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai alat penguji
Lebih terperinciANALISIS MODAL KERJA DAN LIKUIDITAS UNTUK MENINGKATKAN RENTABILITAS PADA PT LONDON SUMATRA INDONESIA, TBK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
ANALISIS MODAL KERJA DAN LIKUIDITAS UNTUK MENINGKATKAN RENTABILITAS PADA PT LONDON SUMATRA INDONESIA, TBK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Oleh: Nurdiana Simatupang S1 Akuntansi Pinondang Nainggolan,
Lebih terperinciANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT GUDANG GARAM, TBK Febriani Huntojungo Roy Ferdinand Runtuwene Dantje Keles
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT GUDANG GARAM, TBK Febriani Huntojungo Roy Ferdinand Runtuwene Dantje Keles Abstrack Summary. The performance of the company's financial statements stable financial condition
Lebih terperinciANALISIS LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA Dwi Setia Wati, Kusni Hidayati, Achmad Usman Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas
Lebih terperinciVolume 1 No 1 Juli 2017
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi Kasus Pada PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk Periode 2011-2015) Safriadi Pohan Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk pengambilan keputusan, apabila dengan informasi tersebut dapat diprediksi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan (financial statement) akan menjadi lebih bermanfaat untuk pengambilan keputusan, apabila dengan informasi tersebut dapat diprediksi apa yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan aturan dan standar yang berlaku. Hal ini diperlukan agar laporan keuangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset 2.1.1 Pengertian Aset Aset merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan yang bentuknya dapat berupa hak atas kekayaan atau jasa yang dimiliki perusahaan yang bersangkutan.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 2012 dikemukakan laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sehat apabila perusahaan dapat bertahan dalam kondisi ekonomi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan laju tatanan perekonomian dunia yang telah mengalami perkembangan dan mengarah pada sistem ekonomi pasar bebas, perusahaanperusahaan semakin
Lebih terperinciANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. BANK LAMPUNG CABANG PEMBANTU KOTA AGUNG DI KABUPATEN TANGGAMUS
Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol. 1 No. 2 April 2011 : 130-145 ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. BANK LAMPUNG CABANG PEMBANTU KOTA AGUNG DI KABUPATEN TANGGAMUS ANALYSIS OF FINANCIAL PERFORMANCE OF PT.
Lebih terperinciANALISA TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TIMUR. Tedy Gunawan NPM ABSTRAK
ANALISA TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TIMUR Tedy Gunawan NPM. 09.11.1001.3443.004 ABSTRAK Adanya bank yang dilikuidasi atau dalam kondisi bank yang tidak diperbolehkan
Lebih terperinciANALISA RASIO LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN PT ASTRA AGRO LESTARI TBK
ANALISA RASIO LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN PT ASTRA AGRO LESTARI TBK Denny Erica Program Studi Manajemen Informatika AMIK BSI Jakarta denny.dea@bsi.ac.id ABSTRACT As one of the largest
Lebih terperinciANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN FARMASI DI BEI
ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN FARMASI DI BEI Lilis Tri Jayanti lilistrijayanti@gmail.com Budhi Satrio hasta.budhisatrio@gmail.com Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil akhir dari proses akuntansi, yang berarti ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,
18 II. LANDASAN TEORI 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada hubungan-hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk. dengan alat-alat pembanding lainnya (Munawir, 2007:36).
13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan terdiri dari penelaahan atau mempelajari dari pada hubungan-hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk menentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang masih belum stabil mempengaruhi kondisi perusahaan-perusahaan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya perusahaan di dunia yang sangat pesat, sehingga menimbulkan persaingan semakin ketat. Kondisi perekonomian Indonesia yang masih belum stabil mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dananya, dengan adanya pasar modal diharapkan aktivitas perekonomian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimalkan laba. Laba secara operasional merupakan perbedaan antara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba Indikator kinerja dari suatu perusahaan adalah laba, karena tujuan utama dari kegiatan operasional yang dijalankan oleh perusahaan adalah memaksimalkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya dalam pendirian perusahaan, pemilik selalu merumuskan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya dalam pendirian perusahaan, pemilik selalu merumuskan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapainya, secara umum tujuan dari didirikannya perusahaan adalah
Lebih terperinciAnalisa Laporan keuangan
Laporan keuangan Analisa Laporan keuangan Minggu ke -2 By : Bambang Wahyudi Wicaksono Laporan keuangan diumumkan secara periodik untuk menyediakan informasi mendasar tentang kinerja keuangan suatu perusahaan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk
Lebih terperinciHasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode
Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode tertentu. Dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Menurut Kasmir (2008:104), rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan
Lebih terperinciAnalisis rasio keuangan. perusahaan daerah aneka karya. Kabupaten Boyolali. tahun Yulaika Dyah Iswandari F BAB I PENDAHULUAN
Analisis rasio keuangan perusahaan daerah aneka karya Kabupaten Boyolali tahun 1998 2000 Yulaika Dyah Iswandari F 3300040 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan alat yang penting
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan antara elemen satu dengan elemen lain dalam suatu laporan keuangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering digunakan. Rasio keuangan menghubungkan berbagai perkiraan yang
Lebih terperinciEka Puji Purnama Sari, Nurul Qomari, Widya Susanti Progam Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Bhayangkara Surabaya
ANALISIS RASIO KEUANGAN LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, PROFITABILITAS DAN RENTABILITAS DALAM MENILAI KINERJA LAPORAN KEUANGAN PADA PT. SUPARMA, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Eka Puji Purnama Sari,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rentabilitas Menurut Munawir (2004:86), rentabilitas atau profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan yang terdiri dari neraca, perhitungan
Lebih terperinciANALISIS LIKUIDITAS PADA PT.PELAYARAN DUTA LINTAS SAMUDERA DI SAMARINDA
ANALISIS LIKUIDITAS PADA PT.PELAYARAN DUTA LINTAS SAMUDERA DI SAMARINDA Winda Dwiastuti Wijaya 10.11.1001.3408.033 Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda winda.wijaya92@gmail.com ABSTRACT
Lebih terperinciLaporan Keuangan sebagai Alat untuk Menilai Kinerja Keuangan
Yuli Orniati Laporan Keuangan sebagai Alat untuk Menilai Kinerja Keuangan Yuli Orniati Universitas Gajayana Malang Abstract: The financial reports commonly used as the information in assessing the potential
Lebih terperinciABSTRACT. Keywords: Financial statements analysis, accounting analysis, and financial statements. vii. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT The purpose of this study is to analyze financial statements of PT. Timah Tbk. relates to making an investment decisions. Financial statements analysis is important to provides information about
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa
Lebih terperinciANALISIS RASIO KEUANGAN PT. ULTRAJAYA MILK INDUSTRY & TRADING COMPANY TBK. BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN PERIODE
107 ANALISIS RASIO KEUANGAN PT. ULTRAJAYA MILK INDUSTRY & TRADING COMPANY TBK. BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN PERIODE 2010 2014 Oleh : Yosefa Program Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Katolik Parahyangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laba Setiap perusahaan berusaha untuk memperoleh laba yang maksimal. Laba yang diperoleh perusahaan akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan tersebut.
Lebih terperinciLAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.
LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian perbankan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.10 Tahun
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Pengertian Bank Pengertian perbankan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.10 Tahun 1998 adalah segala sesuatu yang menyangkut
Lebih terperinciPENERAPAN RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA USAHA KOPERASI (Kasus Koperasi Karyawan Universitas Langlangbuana)
PENERAPAN RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA USAHA KOPERASI (Kasus Koperasi Karyawan Universitas Langlangbuana) Oleh: Mirna Nurwenda dan Hidayat Effendi Fakultas Ekonomi Universitas Langlangbuana
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata "to manage" yang dapat diterjemahkan dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Fungsi Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata "to manage" yang dapat diterjemahkan dalam bahasa Indonesia yang berarti "mengatur (mengelola)".
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
27 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Initial Public Offering (IPO) adalah proses pertama suatu perusahaan berubah statusnya yaitu dari perusahaan milik perorangan menjadi perusahaan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori. 1. Return on Assets (ROA) a. Pengertian Return on Assets (ROA)
BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Return on Assets (ROA) a. Pengertian Return on Assets (ROA) Return on Assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas. Dalam analisis laporan keuangan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana untuk melakukan ekspansi, memperbaiki struktur modal, meluncurkan produk baru atau untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah salah satu alternatif sumber dana eksternal bagi perusahaan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal adalah salah satu alternatif sumber dana eksternal bagi perusahaan, dan juga sebagai salah satu alternatif investasi bagi para investor. Pasar
Lebih terperinciANALISIS CAPITAL ASSET EARNING DAN LIQUIDITY DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN BANK TABUNGAN NEGARA PERIODE
ANALISIS CAPITAL ASSET EARNING DAN LIQUIDITY DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN BANK TABUNGAN NEGARA PERIODE 2006-2010 Pariang Siagian Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Komunikasi, BINUS University,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Eksistensi perbankan syariah di Indonesia saat ini semakin meningkat sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah yang memberikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjaua Teoritis 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering digunakan. Rasio keuangan menghubungkan berbagai
Lebih terperinciANALISA LAPORAN KEUANGAN CV. DUNIA WARNA KARANGANYAR TAHUN ELLISA dan SUPRIHATI STIE AAS Surakarta
ANALISA LAPORAN KEUANGAN CV. DUNIA WARNA KARANGANYAR TAHUN 2012-2014 ELLISA dan SUPRIHATI STIE AAS Surakarta Email : suprihati18@gmail.com ABSTRAK Analisis rasio laporan keuangan yang lazim digunakan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuntungan (profit). Namun, Kenyat aan dalam dunia usaha, banyak perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat diperlukan pembangunan di segala bidang dan berbagai aspek kehidupan masyarakat. Sehubungan dengan hal itu maka pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, perusahaan harus berhati-hati dalam mengambil keputusan. Keputusan-keputusan itu haruslah tidak keluar dari
Lebih terperinciANALISIS RASIO KEUANGAN PT TIRTA SARANA BORNEO DI TANJUNG REDEB. Nahwani Fadelan
APRIL 2011, VOLUME 12 NOMOR 1 ANALISIS RASIO KEUANGAN PT TIRTA SARANA BORNEO DI TANJUNG REDEB Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Tanjung Redeb Jl. Dr. Murjani II Tanjung Redeb Abstract: This research
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. laba menurut beberapa ahli:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba Setiap perusahaan berusaha untuk memperoleh laba yang maksimal. Laba yang diperoleh perusahaan akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Berikut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan 2.1.1 Definisi Manajemen Keuangan Menurut wikipedia Bahasa Indonesia dalam Fahmi (2011:12), Manajemen Keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan
Lebih terperinciANALISIS KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN RASIO PADA PT ENSEVAL PUTERA MEGATRADING TBK
ANALISIS KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN RASIO PADA PT ENSEVAL PUTERA MEGATRADING TBK Analysis Of Financial Performance Using Ratio In Enseval Putera Megatrading Tbk Evi 1), Evi 2), Endang 3) 1) Mahasiswa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan manajemen melihat kemungkinan dan kesempatan di masa yang akan datang, baik jangka pendek
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori A. Kinerja Keuangan a. Pengertian Kinerja Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dikatakan bahwa kinerja adalah (a) sesuatu yang dicapai, (b) prestasi yang diperlihatkan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang dana,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan investasi para pemegang dana bisa
Lebih terperinciANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA KPRI IKHLAS KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA SURAKARTA
ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA KPRI IKHLAS KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA SURAKARTA Erny Widyastuti 1) Rispantyo 2) Muhammad Rofiq Sunarko 3) 1, 2, 3) Progam Studi Akuntansi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Telaah Pustaka 2.1.1 Return On Asset Tujuan dasar dari manajemen suatu unit usaha bisnis adalah untuk memaksimalkan nilai dari investasi yang ditanamkan oleh pemilik modal terhadap
Lebih terperinciANALISIS RASIO LIKUIDITAS DAN RENTABILITAS SEBAGAI PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA KPRI SETIA KAWAN KECAMATAN TEKUNG KABUPATEN LUMAJANG TAHUN BUKU
1 ANALISIS RASIO LIKUIDITAS DAN RENTABILITAS SEBAGAI PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA KPRI SETIA KAWAN KECAMATAN TEKUNG KABUPATEN LUMAJANG TAHUN BUKU 2010 2012 Analysis Of Liquidity Ratio And Profitability
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan Laba 1. Pengertian dan Karakteristik Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem keuangan di negara-negara Asia mengalami perubahan yang berarti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem keuangan di negara-negara Asia mengalami perubahan yang berarti selama dekade 80-an sampai sekarang. Hampir semua negara Asia melakukan liberalisasi
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Laporan Keuangan, Rasio Keuangan. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa laporan keuangan dan menginterpretasikan kinerja keuangan perusahaan yang bergerak dalam sektor properti. Objek dalam penelitian ini adalah laporan
Lebih terperinciKAJIAN PEMBERIAN KREDIT MODAL DI BANK TABUNGAN NEGARA CABANG SAMARINDA Aji Arie Wardhana Hakim 1
KAJIAN PEMBERIAN KREDIT MODAL DI BANK TABUNGAN NEGARA CABANG SAMARINDA Aji Arie Wardhana Hakim 1 1 Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda.Kalimantan Timur aji@untag-smd.ac.id
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERCATAT DI BEI PERIODE
ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERCATAT DI BEI PERIODE 2010-2014 ANALYSIS OF THE EFFICIENCY OF USE WORKING CAPITAL IN THE CEMENT COMPANY LISTED ON BEI PERIOD 2010-2014
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik
BAB III PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan dividen menjadi masalah menarik karena akan memenuhi harapan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan dividen menjadi masalah menarik karena akan memenuhi harapan investor, disisi lain kebijakan tersebut mengharuskan perusahaan mempertimbangkan kelangsungan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2. TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
23 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2. TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Asimetri Informasi Teori asimetri informasi atau ketidaksamaan informasi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,
Lebih terperinciABSTRACT. Keywords: Financial statement, financial bank ratio, liquidity ratio, solvability ratio, rentability ratio. viii
ABSTRACT The purpose of this research is to analyze financial statement of bank with financial bank ratio. Research object is done at PT Bank Central Asia, Tbk based on their financial statement in 2007
Lebih terperinciMODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
BAB IV Analisis Rasio A. Tujuan Instruksional : 1. Umum : Mahasiswa dapat memahami teknik dan aspek dalam menilai kinerja suatu perusahaan 2. Khusus : - Mahasiswa dapat menghitung berdasarkan ratio likuiditas
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS. merupakan suatu ringkassan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkassan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama
Lebih terperinciANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT BPR MASARAN MITRA ANDA KABUPATEN SRAGEN. Oleh: JUNI TRISNOWATI (Dosen FE-UNSA)
ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT BPR MASARAN MITRA ANDA KABUPATEN SRAGEN Oleh: JUNI TRISNOWATI (Dosen FE-UNSA) ABSTRACT Financial performance of a bank, or often referred
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian di Indonesia salah satunya dipengaruhi oleh transaksi saham yang berlaku dalam lantai bursa pasar modal. Hal ini dimungkinkan karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada saat ini begitu banyak perusahaan manufaktur yang berkembang di Indonesia, terutama perusahaan disektor barang konsumsi (Consumer Goods Industry) dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang
Lebih terperinci