Program bimbingan dan konseling Berdasarkan kebutuhan siswa kelas VII Di SMP E-Life Indonesia A. Latar belakang Pendidikan merupakan salah satu

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Program bimbingan dan konseling Berdasarkan kebutuhan siswa kelas VII Di SMP E-Life Indonesia A. Latar belakang Pendidikan merupakan salah satu"

Transkripsi

1 Program bimbingan dan konseling Berdasarkan kebutuhan siswa kelas VII Di SMP E-Life Indonesia A. Latar belakang Pendidikan merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan di setiap negara. Menurut undang-undang no. 20 tahun 2004 pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki peserta didik melalui proses pembelajaran. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi anak agar memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, berkepribadian, memiliki kecerdasan, berakhlak mulia, serta memiliki keterampilan yang diperlukan sebagai anggota masyarakat dan warga negara. Bimbingan dan konseling sebagai bagian dari pendidikan berperan penting dalam membantu siswa mencapai kemampuan yang harus dimiliki sebagai tuntutan hidup. Suatu program layanan bimbingan dan konseling tidak mungkin akan tercipta, terselenggara dan tercapai degan baik bila tidak memiliki suatu sistem pengelolaan (manajemen) yang bermutu, dalam arti dilakukan secara jelas, sistematis dan terarah (juntika, 2005: 39). Bimbingan dan konseling merupakan upaya proaktif dan sistematik dalam memfasilitasi individu untuk mencapai tingkat perkembangan yang optimal, pengembangan perilaku efektif, pengembangan lingkungan perkembangan, dan peningkatan keberfungsian individu di dalam lingkungannya. Semua perubahan perilaku tersebut merupakan proses perkembangan, yakni proses interaksi antara individu dengan lingkungan melalui interaksi yang sehat dan produktif. Bimbingan dan konseling memegang tugas dan tanggung jawab untuk mengembangkan lingkungan perkembangan, membangun interaksi dinamis antara individu dengan lingkungannya, membelajarkan individu untuk mengembangkan, memperbaiki, dan memperhalus perilaku. 1

2 Penyelenggaraan bimbingan dan konseling di smp, bukan sematamata terletak pada ada atau tidak adanya landasan hukum (perundangundangan) atau ketentuan dari atas, namun yang lebih penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik yang selanjutnya disebut konseli, agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moral-spiritual). Siswa sekolah menengah pertama (smp) adalah remaja yang sedang berada dalam proses berkembang atau menjadi (becoming), yaitu berkembang kearah kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kematangan tersebut, siswa memerlukan bimbingan karena masih kurang memiliki pemahaman ataupun wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya. Disamping itu terletak keniscayaan bahwa proses perkembangan siswa tidak selalu berjalan mulus dalam alur linier, lurus, atau searah dengan potensi, harapan dan nilai-nilai yang dianut. Perkembangan siswa tidak lepas dari pengaruh lingkungan, baik fisik, psikis maupun sosial. Sifat yang melekat pada lingkungan adalah perubahan. Perubahan yang terjadi dalam lingkungan dapat mempengaruhi gaya hidup (life style) warga masyarakat. Apabila perubahan yang terjadi itu sulit diprediksi, atau di luar jangkauan kemampuan, maka akan melahirkan kesenjangan perkembangan perilaku konseli, seperti terjadinya stagnasi (kemandegan) perkembangan, masalah-masalah pribadi atau penyimpangan perilaku. Perubahan lingkungan yang diduga mempengaruhi gaya hidup, dan kesenjangan perkembangan tersebut, di antaranya: pertumbuhan jumlah penduduk yang cepat, pertumbuhan kotakota, kesenjangan tingkat sosial ekonomi masyarakat, revolusi teknologi informasi, pergeseran fungsi atau struktur keluarga, dan perubahan struktur masyarakat dari agraris ke industri. 2

3 Karena itu, untuk mencegah kemungkinan negatif yang mungkin terjadi maka perlu dipersiapkan sumber daya manusia (sdm) yang bermutu dan berkualitas. Adapun pendukung utama tercapainya sumber daya manusia yang bermutu yaitu pendidikan yang bermutu. Pendidikan yang bermutu di lingkungan pendidikan haruslah merupakan pendidikan yang seimbang, tidak hanya menghantarkan peserta didik pada pencapaian standar kemampuan profesional dan akademis tetapi mampu membuat perkembangan diri yang sehat dan produktif. Peserta didik merupakan individu-individu yang sedang mengalami tugas-tugas perkembangan yang memiliki karakteristik, kebutuhan dan tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhinya. Perkembangan peserta didik menuju ke arah kemandirian, dijadikan sebagai dasar dalam penyusunan program bimbingan dan konseling. Maka implementasi program bimbingan dan konseling di SMP E-Life Indonesia diorientasikan kepada upaya memfasilitasi perkembangan potensi konseli, yang meliputi aspek pribadi, sosial, yang terkait dengan pengembangan pribadi konseli sebagai makhluk yang berdimensi biopsikososiospiritual (biologis, psikis, sosial, dan spiritual) yang dirancang dalam sebuah program bimbingan dan konseling di SMP E-Life Indonesia. Program bimbingan dan konseling berdasarkan kebutuhan siswa kelas VII ini dirancang menjadi sebuah program yang bersifat mikro, yang dapat digunakan dalam jangka waktu satu semester yang diberikan kepada siswa kelas VII SMP E-Life Indonesia. Rancangan program bimbingan dan konseling tidak terlepas dari analisis kebutuhan peserta didik itu sendiri. Analisis kebutuhan peserta didik yang digunakan adalah analisis tugas perkembangan peserta didik dengan mengunakan inventori tugas perkembangan (ITP). Data empiris yang didapatkan melalui pemberian instrumen tugas perkembangan sedangkan pengolahan data melalui analisis tugas 3

4 perkembangan. Atp ini memiliki 10 aspek tugas perkembangan yang meliputi : (1) landasan hidup religius, (2) landasan perilaku etis, (3) kematangan emosional, (4) kematangan intelektual, (5) kesadaran tanggung jawab, (6) peran sosial sebagai pria dan wanita, (7) penerimaan diri dan pengembangannya, kemandirian perilaku ekonomis, wawasan persiapan kariri, dan (10) kematangan hubungan dengan teman sebaya. Analisis kebutuhan siswa kelas VII berdasarkan hasil ITP digambarkan sebagai berikut : Hasil atp kelas VII A diantaranya : No Tugas perkembangan Tingkat pencapaian 1 Landasan hidup religius Landasan perilaku etis Kematangan emosional Kematangan intelektual Kesadaran tanggungjawab Peran sosial sebagai pria / wanita Penerimaan diri dan pengembangannya Kemandirian perilaku ekonomis Wawasan persiapan karir Kematangan hubungan dengan teman sebaya Rata rata tingkat pencapaian tugas perkembangan kelas VII A 3.76 berarti ada 6 aspek yang berada dibawah rata-rata tingkat pencapaian diantaranya landasan hidup religius, landasan perilaku etis, kematangan emosional, kesadaran tanggungjawab, kematangan intelektual dan kemandirian perilaku ekonomis. Sedangkan hasil atp kelas VII C diantaranya No Tugas perkembangan Tingkat pencapaian 1 Landasan hidup religius Landasan perilaku etis Kematangan emosional Kematangan intelektual Kesadaran tanggungjawab Peran sosial sebagai pria / wanita

5 7 Penerimaan diri dan pengembangannya Kemandirian perilaku ekonomis Wawasan persiapan karir Kematangan hubungan dengan teman sebaya 4.01 Rata rata tingkat pencapaian tugas perkembangan kelas VII C 3.81 berarti ada enam aspek tugas perkembangan yang berada dibawah rata-rata diantaranya landasan hidup religius, kematangan emosional, kematangan intelektual, kesadaran tanggung jawab, kemandirian perilaku ekonomis, dan wawasan persiapan karir. Sedangkan hasil atp kelas VII B diantaranya No Tugas perkembangan Tingkat pencapaian 1 Landasan hidup religius Landasan perilaku etis Kematangan emosional Kematangan intelektual Kesadaran tanggungjawab Peran sosial sebagai pria / wanita Penerimaan diri dan pengembangannya Kemandirian perilaku ekonomis Wawasan persiapan karir Kematangan hubungan dengan teman sebaya 4.17 Rata rata tingkat pencapaian tugas perkembangan kelas VII B 3.73 berarti ada lima aspek tugas perkembangan yang berada dibawah rata-rata diantaranya landasan hidup religius, kematangan emosional, landasan perilaku etis, kesadaran tanggung jawab, dan wawasan persiapan karir. Berdasarkan hasil ITP yang disebarkan pada kelas VII didapatkan informasi bahwa mayoritas siswa kelas VII memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling dalam aspek tugas perkembangan yakni ; landasan hidup religius, kematangan emosional, landasan perilaku etis, kematangan intelektual, kesadaran tanggung jawab, dan wawasan persiapan karir. 5

6 Berdasarkan hasil wawancara dengan konselor sekolah, siswa dan guru yang ada di SMP E-Life Indonesia, didapatkan informasi bahwa siswa kelas VII kurang bisa memiliki hubungan baik dengan teman sebaya, hal ini ditunjukan dengan perilaku tidak bisa bekerja sama dengan baik, sering terjadi bullying antara teman. Dengan demikian penyesuaian sosial antara siswa kelas VII perlu menjadi perhatian untuk menyusun sebuah program bimbingan dan konseling berdasarkan kebutuhan siswa kelas VII SMP E-Life Indonesia. Berangkat dari fenomena di atas, maka diperlukan pengembangan program bimbingan dan konseling yang lebih berorientasi untuk menjawab kebutuhan perkembangan siswa. Salah satu bentuk keprofesionalan layanan bk di SMP E-Life Indonesia tercermin dalam manajemen pemberian layanan bk mulai dari perencanaan program (planning), penyusunan dan pengorganisasian program (organizing), pelaksanaan program (actuating), dan pengawasan, evaluasi dan tindak lanjut program (controlling, evaluating, and follow up) yang baik, sistemik, sistematis, dan ideal tetapi tetap realistis sesuai kondisi objektif sekolah, kurikulum yang ada, hasil studi tentang kebutuhan nyata (termasuk kebutuhan peserta didik) sesuai dengan visi, misi, dan tujuan pendidikan sekolah. B. Landasan pengembangan program bimbingan dan konseling Terdapat beberapa sumber hukum yang dapat dijadikan sandaran atau dasar dalam penyelenggaraan bimbingan dan konseling pada suatu lembaga pendidikan (smp e-life indonesia),yaitu : 1. Undang-umdang no. 20 tahun 2003, tentang sistem pendidikan nasional 2. Peraturan menteri pendidikan nasional republik indonesia no. 22 tahun 2006, tentang standar isi untuk satauabn pendidikan dasar dan menengah. 6

7 3. Peraturan menteri pendidikan nasional republik indonesia no.23 tahun 2006, tentang standar kompetensi lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. 4. Peraturan menteri pendidikan nasional republik indonesia no. 24 tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah dan peraturan menteri pendidikan nasional no. 23 tahun 2006 tentang standar kompetensi lulusan untuk satuan pendidikan dasar menengah 5. Undang-undang no. 2 tahun 1999, tentang pemeriuntah daerah 6. Peraturan pemerintah no. 29 tahun 1990, tentang pendidikan menengah 7. Peraturan pemerintah no. 25 tahun 2000, tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan otonomi. 8. Sk mendikbud no. 025 tahuin 1995, tentang pelaksanaan bimbingan dan konseling pada suatu peindidikan formal. C. Visi dan misi Visi yang dikembangkan dalam penyusunan program bimbingan dan konseling di SMP E-Life Indonesia ini disesuaikan dengan tujuan dari penyusunan program yang selaras dengan visi dan misi SMP E-Life Indonesia. Visi SMP E-Life Indonesia adalah menjadi sekolah paling unggul yang berwawasan lingkungan dan budaya di kabupaten bandung barat. Sejalan dengan visi tersebut maka visi program bimbingan dan konseling yang dikembangkan adalah menjadikan siswa kelas VII di SMP E-Life Indonesia tahun ajaran 2009/2010 sebagai siswa yang religius, inovatif, normatif, dan intelektual sehingga menjadi siswa yang unggul Sejalan dengan visi tersebut, maka misi dari program bimbingan dan konselig diantaranya : 1. Memberikan bantuan kepada siswa untuk mengenal dan memahami diri dan lingkungan, mengarahkan diri, membuat alternatif pilihan dan 7

8 mengambil keputusan dalam rangka menuntaskan tugas-tugas perkembangan serta mewujudkan dirinya secara optimal. 2. Memfasilitasi perkembangan optimal siswa yang dapat terjadi melalui interaksi yang sehat antara siswa yang sedang berkembang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, layanan bimbingan dan konseling tidak hanya berurusan dengan perilaku salah suai atau bermasalah, juga tidak sekedar mencegah perilaku bermasalah, melainkan mengembangkan aspek-aspek kepribadian secara menyeluruh. 3. Membantu siswa untuk lebih menyadari dirinya dan cara-cara merespon lingkungannya, mengembangkan kebermaknaan pribadi dan mengembangkan serta mengklarifikasi perangkat tujuan dan nilai-nilai perilaku pada masa yang akan datang. Strategi layanan bimbingan dan konseling menjadi terarah kepada upaya menata dan menciptakan ekologi perkembangan atau lingkungan belajar yang memfasilitasi perkembangan siswa kelas VII SMP Negeri 1 Lembang. 4. Memfasilitasi atau memberikan berbagai kemudahan kepada siswa agar mereka mampu menyelesaikan studinya dengan lancar, yang mengarah pada upaya pembentukkan sumber daya manusia professional yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Di samping itu, melalui layanan bimbingan, siswa diharapkan mampu mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar hidup (personal dan sosial) sehingga dapat memberikan kontribusi yang positif kepada masyarakat yang multi etnis, ras, budaya dan agama. D. Tujuan Program 1. Tujuan Umum: Berdasarkan visi, misi, serta kebutuhan siswa SMP Negeri 1 Lembang 3 maka tujuan umum dari Bimbingan dan Konseling adalah: a. Membantu siswa merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir, serta kehidupannya dimasa mendatang; 8

9 b. Memfasilitasi siswa dalammengembangkan seluruh potensi, dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin; c. Memberikan kemudahan kepada siswa dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, serta lingkungan kerjanya; d. Membantu siswa mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapinya dalam studi, penyesuaian lingkungan pendidikan, masyarakat maupun lingkungan kerja. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus bimbingan dan konseling adalah membantu siswa agar mampu menginternalisasi nilai-nilai tugas perkembangan yang dikuasainya. Kemampuan menginternalisasi meliputi tiga tahapa, yaitu: pemahaman (awareness), sikap (accomodation), dan keterampilan/tindakan (action). Aspek perkembangan yang dikembangkan diantaranya landasan hidup religius, kematangan emosional, landasan perilaku etis, kematangan intelektual, kesadaran tanggung jawab, hubungan dengan teman sebaya dan wawasan persiapan karir.tujuantujuan tersebut adalah; 1. Aspek Perkembangan Peningkatan Keimanan dan Ketaqwaan Kepada Allah SWT Isi program layanan bimbingan dan konseling (BK) yang dapat diberikan dalam pencapaian tugas perkembangan ini, antara lain sebagai berikut: a. Pada tataran pengenalan, peserta didik mengenal arti dan tujuan ibadah. b. Pada tataran akomodasi, peserta didik berminat mempelajari arti dan tujuan setiap bentuk ibadah. c. Pada tataran tindakan, peserta didik melakukan berbagai kegiatan ibadah dengan kemauan sendiri. 9

10 2. Aspek Perkembangan Perilaku Etis Isi program BK yang dapat diberikan dalam pencapaian tugas perkembangan ini, antara lain: a. Pada tataran pengenalan, peserta didik mengenal alasan perlunya mentaati aturan/norma berperilaku. b. Pada tataran akomodasi, peserta didik memahami keragaman aturan/patokan dalam berperilaku dalam konteks budaya. c. Pada tataran tindakan, peserta didik bertindak atas pertimbangan diri terhadap norma yang berlaku. 3. Aspek Perkembangan Kematangan Emosi Isi program BK yang dapat diberikan dalam pencapaian tugas perkembangan ini, antara lain: a. Pada tataran pengenalan, peserta didik mengenal cara-cara mengekspresikan perasaan secara wajar. b. Pada tataran akomodasi, peserta didik memahami keragaman ekspresi perasaan diri dan orang lain. c. Pada tataran tindakan, peserta didik mengekspresikan perasaan atas dasar pertimbangan kontekstual. 4. Aspek Perkembangan Intelektual Isi program layanan BK yang dapat dikembangkan dalam rangka memfasilitasi peserta didik mencapai tugas perkembangan ini, adalah sebagai berikut: a. Pada tataran pengenalan, peserta didik mempelajari cara-cara pengambilan keputusan dan pemecahan masalah. b. Pada tataran akomodasi, peserta didik menyadari adanya resiko dari pengambilan keputusan. c. Pada tataran tindakan, peserta didik mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan resiko yang mungkin terjadi. 10

11 5. Aspek Perkembangan Kesadaran Tanggung Jawab Sosial Isi program layanan BK yang dapat dikembangkan untuk memfasilitasi peserta didik mencapai tugas perkembangan ini, antara lain berupa: a. Pada tataran pengenalan, peserta didik mempelajari cara-cara memperoleh hak dan memenuhi kewajiban dalam lingkungan kehidupan sehari-hari. b. Pada tataran akomodasi, peserta didik menghargai nilai-nilai persahabatan dan keharmonisan dalam kehidupan sehari-hari. c. Pada tataran tindakan, peserta didik berinteraksi dengan orang lain atas dasar nilai-nilai persahabatan dan keharmonisan hidup. 6. Aspek Perkembangan Wawasan dan Kesiapan Karir Isi program layanan BK yang dapat dikembangkan dalam rangka memfasilitasi peserta didik mencapai tugas perkembangan ini, adalah sebagai berikut : a. Pada tataran pengenalan, peserta didik mengekspresikan ragam pekerjaan, pendidikan dan aktivitas dalam kaitan dengan kemampuan diri. b. Pada tataran akomodasi, peserta didik menyadari keragaman nilainilai, persyaratan, dan aktivitas yang menuntut pemenuhan kemampuan tertentu. c. Pada tataran tindakan, peserta didik mengidentifikasi ragam alternatif pekerjaan, pendidikan dan aktivitas yang mengandung relevansi dengan kemampuan diri. 7. Aspek Perkembangan Kematangan Hubungan dengan Teman Sebaya Isi program layanan BK yang dapat dikembangkan untuk memfasilitasi peserta didik mencapai tugas perkembangan ini adalah berupa : 11

12 a. Pada tataran pengenalan, peserta didik mempelajari norma-norma pergaulan dengan teman sebaya yang beragam latar belakangnya. b. Pada tataran akomodasi, peserta didik menyadari keragaman latar belakang teman sebaya yang mendasari pergaulan. c. Pada tataran tindakan, peserta didik bekerjasama dengan teman sebaya yang beragam latar belakangnya. E. Fungsi Program 1. pemahaman yakni membantu peserta didik agar ia memiliki pemehaman terhadap dirinya dan potensi, dan lingkungannya supaya dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dan mengembangkan potensinya secara optomal 2. preventif yakni upaya konselor untuk mengatasi berbagai masalah yang terjadi dan berupaya uintuk mencegahnya, adapunnteknik yang dapatddigiunakan adalah orientasi, informasi dan bimbingn akelompok. 3. pengembangan konselor senantiasa berupaya untuk mencipytakan lingkungnan belajar yang kondusif yang memfasilitasi lingkungan belajar siswa dalam upaya memfasilitasi perkembangan dalam mencapai tugas tugas perkembangannya. F. Komponen Program Program Bimbingan dan Konseli8ng yang dikembangkan berdasarkan kebutuhan siswa kelas VII bertujuan untuk membantu siswa mengembangkan aspek tugas perkembangan yang harus dicapai oleh siswa yakni dalam aspek landasan hidup religius, kematangan emosional, landasan perilaku etis, kematangan intelektual, kesadaran tanggung jawab, hubungan dengan teman sebaya dan wawasan persiapan karir. Mengacu pada model bimbingan komprehensif berdasarkan standar ASCA (American School Couselor Association). Komponen Program meliputi : 12

13 1. Pelayanan Dasar ini bertujuan untuk membantu seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Lembang memperoleh perkembangan yang optimal, mengembangkan perilaku efektif. ini mencakup aspek-aspek dalam tugas perkembangan yang menjadi prioritas dalam pengembangan layanan. Aspek tugas perkembangan yang perlu dikembangkan diatranya aspek landasan hidup religius, kematangan emosional, landasan perilaku etis, kematangan intelektual, kesadaran tanggung jawab, hubungan dengan teman sebaya dan wawasan persiapan karir Strategi yang digunakan adalah bimbingan klasikal dan bimbingan kelompok. Bimbingan klasikal yang dilakukan pada siswa kelas VII ini dilakukan pada setiap jam bimbingan yang disediakan pihak sekolah. Dalam bimbingan klasikal ini konselor menyampaikan berbagai fokus kajian dalam pengembangan aspek tugas perkembangan yang perlu dikembangkan. Bimbingan kelompok yang dilakukan kepada siswa kelas VII, dilaksanakan pada saat jam bimbingan yang sudah terjadwal, dan bisa juga dilakukan pada saat jam istirahat, disesuaikan dengan kebutuhan siswa. 2. Pelayanan Responsif Pelayanan responsif merupakan bantuan bagi Siswa kelas VII SMP Negeri 1 Lembang yang memiliki kebutuhan atau masalah yang memerlukan bantuan dengan segera (immediate needs and concerns). Adapun tujuan layanan ini adalah membantu siswa memenuhi kebutuhannya yang dirasakan pada saat sekarang yang mengalami hambatan atau kegagalan dalam menncapai tugas-tugas perkembangannya; serta mengintervensi masalah-masalah atau kepedulian pribadi siswayang muncul segera dan dirasakan saat itu. Fokus pengembangan pelayanan responsif siswa pada siswa kelas VII bertujuan untuk membantu mereka agar siswa memiliki 13

14 pemahaman, wawasan mengenai diri dan lingkungannya, dapat menjalin hubungan baik dengan teman sebaya, memiliki intelektual yang tinggi, dan berpreilaku sesuai dengan norma yang ditetapkan oleh sekolah. Selain itu, layanan reponsif juga diberikan kepada siswa yang selama mengikuti pelayanan dasar bimbingan cenderung memerlukan bantuan. Strategi yang digunakan adalah dengan konsultasi atau konseling baik individual maupun kelompok; bimbingan dengan teman sebaya. 3. Perencanaan Individual ini merupakan bantuan membantu Siswa kelas VII SMP Negeri 1 Lembang untuk mampu merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa depan kehidupan pribadi sosialnya, terutama dalam hal landasan hidup religius, perilaku etis, tanggung jawab sosial, kematangan emosional, wawasan dan persiapan karir berdasarkan pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya. Adapun dalam program ini, tujuan utama dari layanan ini adalah untuk membantu siswauntuk memiliki tentang diri dan lingkungannya; mampu merumuskan tujuan, perencanaan atau pengelolaan terhadap perkembangan pribadinya. Strategi yang digunakan adalah pemberian informasi, konsultasi dan konseling individual, rujukan atau kolaborasi. 4. Dukungan Sistem Dukungan sistem merupakan kegiatan yang secara tidak langsung dapat membantu memfasilitasi kelancaran perkembangan. Dukungan sistem adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan memantapkan, memelihara, dan pengembangan program layanan melalui pengembangan sumber daya dengan penyediaan lingkungan dan memperlancar proses layanan yang akan dilaksanakan. Semua unsur yang ada di SMP Negeri 1 Lembang menjadi sebuah sistem yang dapat dioptimalkan dalam memberikan layanan bimbingan 14

15 dan konseling melalui pengembangan jejaring (networking). Program bimbingan ini memberikan kesempatan dan dukungan pada konselor, dan pihak sekolah lainnya dan penasehat akademik sebagai pelaksana program utama agar semakin kompeten dan professional dalam memberikan layanan bimbingan untuk mengembangkan kompetensi kemandirian siswa. Di bawah ini dukungan sistem yang seharusnya diupayakan dalam pelaksanaan layanan bimbingan untuk mengembangkan kompetensi kemandirian siswa. Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini Tabel 1.4 Dukungan Sistem untuk membantu Mengembangkan Kompetensi Kemandirian siswa Kelas VII No Aspek Jenis Kegiatan 1 Dukungan lingkungan fisik Penyediaan sarana dan prasarana bimbingan yang dapat merangsang pencapaian tugas perkembangan yang diprioritaskan. Sarana yang diperlukan adalah sebagai berikut. 1. Ruangan Ruangan yang diperlukan adalah ruangan kelas berserta kelengkapannya dengan kapasitas sekitar orang (meja, kursi, white board, spidol, penghapus). Fasilitas ini diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan klasikal/ kelompok. Selain itu diperlukan ruang konseling untuk melaksanakan konseling dan konsultasi secara individual. 2. Media Bimbingan Alat yang digunakan untuk memudahkan konselor dalam menyampaikan materi, berupa OHP/LCD, transparan/ slide power point. 3. Alat Pengumpul Data Alat pengumpul data berupa isntrumen non tes, yaitu : pedoman observasi, pedoman wawancara, catatan anekdot, daftar cek, skala penilaian, angket, sosiometri, biografi dan autobiografi. 15

16 4. Alat Penyimpan Data Alat penyimpan data dalam bentuk catatan pribadi. Catatan ini dipergunakan untuk menyimpan berbagai informasi maupun data untuk masing-masing siswa terkait dengan perkembangan dan permasalahan dalam pencapaian tugas perkembangan. Mengingat banyak aspek data siswa yang perlu dan harus didokumentasikan, maka dalam pelaksanaannya dibuat lembaran-lembaran khusus dalam bentuk buku pribadi. 5. Perlengkapan Administrasi Perlengkapan administrasi yang diperlukan berupa alat tulis menulis, format rencana satuan layanan kegiatan bimbingan, format laporan kegiatan, blanko surat, kartu kasus, kartu konseling, konferensi kasus dan agenda surat. 2 Dukungan 1. Menyatukan persepsi dan pemberian wawasan personil (personel UPT, Konselor, Wali Tingkat/PA, nara sumber) tentang peran, fungsi dan urgensi bimbingan dan konseling pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Lembang. 2. Memberikan pemahaman terhadap semua personil di SMP Negeri 1 Lembang agar dapat terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam proses layanan bimbingan dan konseling dalam pencapaian tugas perkembangan yang diprioritaskan. Secara operaional, peran para personel dalam kegiatan bimbingan dan konseling berdasarkan kebutuhan siswa kelas VII ialah sebagai berikut: 1. Kepala sekolah Sebagai penanggung jawab kegiatan pendidikan di sekolah, Kepala Sekolah memiliki tugas: a. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pendidikan, yang meliputi kegiatan pengajaran, pelatihan, dan bimbingan di sekolah 16

17 b. Menyediakan dan melengkapi sarana dan prasarana yang diperlukan dalam kegiatan bimbingan dan konseling c. Memberikan kemudahan bagi terlaksananya program bimbingan dan konseling d. Melakukan supervisi terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah e. Menetapkan koordinator guru pembimbing yang bertanggung jawab terhadap koordinasi pelaksanaan bimbingan dan konseling berdasarkan kesepakatan bersama guru pembimbing f. Membuat surat tugas guru pembimbing dalam proses bimbingan dan konseling pada setiap awal catur wulan g. Mengadakan kerjasama dengan instansi lain yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling 2. Konselor/Guru Pembimbing a. Memasyarakatkan kegiatan bimbingan b. Melaksanakan kegiatan layanan bimbingan terhadap sejumlah siswa yang menjadi tanggung jawabnya c. Melaksanakan kegiatan penunjang bimbingan d. Manilai proses dan hasil kegiatan layanan bimbingan e. Malaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil analisis penilaian f. Mengadministrasikan kegiatan bimbingan dan konseling g. Mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan kepada koordinator guru pembimbing 3. Staf administrasi mempunyai tugas: a. Membantu guru pembimbing dan koordinator dalam mengadministrasikan seluruh kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah b. Membantu mempersiapkan seluruh kegiatan bimbingan dan konseling 17

18 c. Membantu menyiapkan sarana yang diperlukan dalam layanan bimbingan dan konseling 4. Guru mata pelajaran: a. Membantu memasyarakatkan layanan bimbingan kepada siswa b. Melakukan kerjasama dengan guru pembimbing dalam mengidentifikasi siswa yang memerlukan bimbingan c. Mengalihtangankan siswa yang memerlukan bimbingan kepada guru pembimbing d. Mengadakan upaya tindak lanjut layanan bimbingan (program perbaikan dan pengayaan). e. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh layanan bimbingan kepada guru pembimbing f. Membantu mengumpilkan informasi yang diperlukan dalam penilaian layanan bimbingan g. Ikut serta dalam layanan bimbingan 5. Wali kelas mempunyai tugas yang penting yaitu: a. Membantu guru pembimbing melaksanakan layanan yang menjadi tanggungjawabnya b. Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa, khususnya kelasnya c. Memberikan informasi tentang siswanya untuk memperoleh layanan bimbingan dari guru pembimbing d. Menginformasikan kepada guru mata pelajaran tentang siswa yang perlu diperhatikan khusus e. Ikut serta dalam konferensi kasus Bagan Mekanisme Kerja Program Bimbingan dan Konseling 18

19 G. Rencana Operasional (Action Plan) Rencana kegiatan yang diperlukan untuk menjamin peluncuran program bimbingan dan konseling dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Adapun hal-hal yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi dan merumuskan berbagai kegiatan yang harus dan perlu dilakukan. Berdasarkan hasil kajian teoretis dan needs assesment pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Lembang diperoleh gambaran tugas perkembangan yang dapat dikembangkan diantanya mencakup aspek landasan hidup religius, kematangan emosional, landasan perilaku etis, kematangan intelektual, kesadaran tanggung jawab, hubungan dengan teman sebaya dan wawasan persiapan karir. 2. Porsi waktu yang diperlukan untuk melaksanakan setiap kegiatan di atas. Program disusun untuk siswa kelas VII dan dilaksanakan secara terus menerus setiap minggu sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam matrik program. 3. Menginventarisasi kebutuhan yang diperoleh dari need assessment, kebutuhan siswa tentang layanan bimbingan dan konseling yang mengacu pada tugas perkembangan yang diperioritaskan untk dikembangkan. 4. Menuangkan rencana kegiatan ke dalam kalender kegiatan, mencakup kalender semesteran, bulanan dan mingguan. 5. Program bimbingan dan konseling dilaksanakan dalam bentuk kontak langsung dan tanpa kontak langsung. Untuk kegiatan kontak langsung dengan para siswa yang dilakukan secara klasikal di kelas (pelayanan dasar bimbingan) dialokasikan 2 jam per kelas/ minggu, dan konseling individual (layanan responsif) dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan. Adapun kegiatan bimbingan tanpa kontak langsung dengan siswadilaksanakan melalui tulisan ( , buku-buku, brosur/ leaflet, atau majalah dinding), kunjungan rumah (home visit), konferensi kasus (case conference), dan alih tangan (referral). 19

20 H. Evaluasi dan Tindak Lanjut Kegiatan evaluasi program bimbingan dan konseling terhadap siswa kelas VII ini dibagi dalam dua aspek, yaitu proses dan hasil. Adapun aspek yang dievaluasi dalam proses maupun hasilnya, antara lain : 1. Kesesuaian antara program dengan pelaksanaan. Dalam aspek ini dievaluasi mengenai relevansi program dengan kebutuhan siswa dengan struktur dengan komponen program; kesesuaian antara program bimbingan dan konseling berdasarkan kebutuhan siswa kelas VII tahun ajaran 2009 / 2010 memungkinkan untuk dilaksanakan untuk 1 semester yaitu pada semester Keterlaksanaan program; Keterlaksanaan program dievaluasi dalam dimensi : a. waktu pelaksanaan (setiap akhir bulan dan akhir semester), artinya apakah tepat dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah diprogramkan; b. alokasi waktu yang telah direncanakan, cukup, kurang atau berlebih; c. materi yang disampaikan, sesuai dengan yang dibutuhkan oleh siswa, atau ada materi yang perlu ditambahkan d. Pelaksana kegiatan layanan bimbingan. 3. Hambatan-hambatan yang dijumpai; Hambatan yang muncul selama pelaksanaan program dan dianalisis, yang menjadi faktor penyebabnya serta bagaimana agar dalam pelaksanaan program berikutnya hal itu dapat diminimalisir. 4. Dampak pelayanan bimbingan terhadap proses pembelajaran; Seringkali masalah pribadi sosial siswa berdampak pada masalah belajar, misalnya mempengaruhi bagaimana siswa tersebut mengikuti kegiatan belajar dan menyelesaikan tugas-tugas sekolah. Dievaluasi apakah layanan bimbingan ini menjadi solusi bagi permasalahan bagi para siswa atau sebaliknya malah membuat siswa semakin resah. 20

21 5. Respon siswa, wali kelas, konselor, penasehat akademik/ wali tingkat, orang tua dan masyarakat terhadap pelayanan bimbingan; 6. Perubahan kemajuan siswa. Perubahan kemajuan siswa dilihat pada saat siswa sebelum dan sesudah mengikuti layanan bimbingan dan lama setelah layanan tersebut diberikan (nurturant effect). Evaluasi bimbingan dan konseling lebih bersifat penilaian dalam proses dilakukan dengan cara berikut ini : 1. Mengamati partisipasi dan aktivitas siswa kelas VII SMP Negeri 1 Lembang Tahun ajaran 2009 / 2010 dalam mengikuti kegiatan pelayanan bimbingan bimbingan dan konseling dalam mengembangkan kompetensi kemandirian siswa yang diprioritaskan. 2. Mengungkapkan pemahaman siswa atas materi-materi yang disajikan atau masalah yang dihadapinya 3. Mengungkapkan kegunaan pelayanan bagi siswa sebagai hasil dari partisipasi/aktivitasnya dalam kegiatan pelayanan bimbingan 4. Mengungkapkan minat siswa tentang perlunya pelayanan bimbingan lebih lanjut 5. Mengamati perkembangan siswa dari waktu ke waktu dalam aktivitasnya baik di lingkungan kampus atau di luar kampus. 6. Mengungkapkan kelancaran proses dan suasana penyelenggaraan kegiatan pelayanan 21

22 Program Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 1 Lembang Tahun Ajaran 2009/2010 Aspek Perkembangan Kesadaran tanggung jawab Tujuan/Kompetensi Dasar Peserta Didik Siswa mampu memiliki rasa tanggung jawab dalam berperilaku di lingkungan sosialnya. Materi Petingnya Bertanggung Jawab Struktur Dasar Dan Dukungan Sistem Strategi 1. Guru BK dapat melakukan bimbingan klasikal di kelas VII sesuai dengan jadwal 2. Guru BK dapat bekerja sama dengan Guru PKN untuk membahas materi mengenai rasa tanggung jawab siswa sebagai makhluk sosial dan menerapkan-nya di lingkungan kehidupannya. Januari Februari Maret April Mei Juni Landasan hidup religius Siswa memiliki kesadaran akan pentingnya beragama Beriman dan bertaqwa kepada Allah Dasar dan dukungan sistem 1. Guru BK dapat melakukan bimbingan klasikal di kelas VII sesuai dengan jadwal 2. Guru BK bekerja sama dengan ulama atau dengan Guru Agama mengenai pentingnya memiliki ketaqwaan 22

23 kepada Allah. Landasan Perilaku Etis Kematangan intelektual Wawasan dan kematangan karir Mengenal jenis-jenis norma-norma dan memahami alasan pentingnya normanorma dalam kehidupan. Dan Berperilaku sesuai dengan norma yang dijunjung dalam masyarakat 1. Siswa mampu mengembangkan kemampuannya seoptimal mungkin dengan tujuan memperoleh keberhasilan dalam aspek belajarnya. 2. Siswa memahami kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya saat ini. 3. Siswa memiliki persepsi yang positif terhadap belajar. 1. Siswa memahami pilihan karir yang tepat sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya. 2. Siswa mampu merencanakan akan pilihan karir yang akan dicapainya. 3. Siswa mengenal Disiplin dalam Kehidupan 10 Cara Pintar Belajar Informasi Karir Dasar dan dukungan sistem Responsif dan Dukungan Sistem Perencana -an Individual Dan dukungan sistem 1. Guru BK dapat melakukan bimbingan klasikal di kelas VII sesuai dengan jadwal 2. Guru BK dapat bekerjasama dengan OSIS untuk membuat artikel yang akan dimuat di mading Guru BK bekerja sama dengan ahli pendidikan dalam memberikan materi mengenai kemampuan intelektual serta pemanfaatannya dalam bidang pendidikan. Guru BK memberikan brosur mengenai sekolah lanjutan yang akan dipilih dan dapat bekerja sama dengan guru B. Indonesia agar siswa dapat 23

24 jenis-jenis lanjutan studi menulis karangan mengenai citacita. Kematangan Emosi Hubungan dengan teman sebaya siswa mengenal cara-cara mengekspresikan perasaan secara wajar. Siswa menyadari keragaman teman sebaya dan mampu bekerjasama dengan teman sebaya yang beragam latar belakangnya Ekspresikan emosimu Hubungan baik dengan teman sebaya Dasar Dasar Guru BK melakukan bimbingan klasikal terhadap siswa kelas VII sesuai dengan jadwal yang diberikan. Guru BK melakukan bimbingan kelompok dan bimbingan klasikal di kelas VII sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. 24

25 MATRIKS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING BERDASARKAN KEBUTUHAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 LEMBANG TAHUN AJARAN Kompetensi Tujuan Jenis Kemampuan untuk Siswa mampu memiliki bertanggung jawab dalam rasa tanggung jawab Dasar kehidupan sosial dalam berperilaku di lingkungan sosialnya. Kemampuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Siswa memiliki kesadaran akan pentingnya beragama Dasar Materi Pentingnya Bertanggung Jawab Beriman dan bertaqwa kepada Allah Teknik Bimbingan Kelompok Dan bimbingan klasikal. Pemutaran film pendek. Personel Mekanisme Kerja Media Guru dan PKN BK Guru Guru BK dan Guru Agama 1. Guru BK melakukan bimbingan klasikal di kelas VII sesuai dengan jadwal 2. Guru BK bekerja sama dengan Guru PKN untuk membahas materi mengenai rasa tanggung jawab siswa sebagai makhluk sosial dan menerapkannya di lingkungan kehidupannya. 1. Guru BK melakukan bimbingan klasikal di kelas VII sesuai dengan jadwal. 2. Guru BK bekerja sama dengan ulama atau dengan Guru Agama mengenai pentingnya memiliki ketaqwaan kepada Allah. Power point, infocus, laptop dan buku panduan. Film pendek, infocus, laptop dan buku panduan. Mengembang-kan kemampuan intelektual. 1. Siswa mampu mengembangkan kemampuannya seoptimal mungkin dengan tujuan memperoleh keberhasilan dalam aspek belajarnya. 2. Siswa memahami kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya saat ini. 3. Siswa memiliki persepsi yang positif terhadap belajar. Dasar dan Dukungan Sistem 1.10 Cara Pintar Belajar. 2. Mengenal gaya belajar. 3. tips belajar yang efektif. Bimbingan klasikal dan diskusi kelompok. Guru BK beserta ahli pendidikan 1. Guru BK melakukan bimbingan klasikal di kelas VII sesuai dengan jadwal. 2. Guru BK bekerja sama dengan guru mata pelajaran untuk mendukung perkembangan belajar siswa. 3. Guru BK bekerja sama dengan Osis untuk memuat artikel di mading sekolah. Power point, infocus, laptop, dan artikel. 25

26 Mengembang-kan potensi diri untuk memilih karir yang tepat. Mengembangkan Kematangan Emosi siswa. 1. Siswa memahami pilihan karir yang tepat sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya. 2. Siswa mampu merencanakan akan pilihan karir yang akan dicapainya. 3. Siswa mengenal jenisjenis studi lanjutan 1. siswa mampu mengekspresikan perasaannya secara wajar. 2. siswa mampu mengelola emosi secara positif. Perencanaa n Individual Dasar Informasi Karir 1.Mengembangk an empati terhadap teman sebaya 2. Menumbuhkan semangat berprestasi 3. Simulasi Bimbingan klasikal Bimbingan klasikal dan bimbingan kelompok Guru BK dan Guru B. Indonesia Guru BK memberikan brosur mengenai sekolah lanjutan yang akan dipilih dan dapat bekerja sama dengan guru B. Indonesia agar siswa dapat menulis karangan mengenai cita-cita. Guru BK 1. Guru BK melakukan bimbingan klasikal di kelas VII sesuai dengan jadwal 2. Guru BK melakukan simulasi permainan yang mengungkapkan ekpresi perasaan siswa Brosur mengenai sekolah lanjutan. Power point, infocus, laptop, dan. Media yang mendukung simulasi Hubungan dengan teman sebaya Siswa menyadari keragaman teman sebaya dan mampu bekerjasama dengan teman sebaya yang beragam latar belakangnya dasar 1. menjalin hubungan baik dengan teman sebaya 2. simulasi permainan, membuat menara koran Bimbingan kelompok dan sosiodrama Guru BK 1. Guru BK melakukan bimbingan kelompok di kelas VII sesuai dengan jadwal 2. Guru BK melakukan simulasi permainan yang dapat mempererat hubungan baik antar tteman sebaya Koran, skenario untuk sosiodrama. 26

27 27

ASSALAMU ALAIKUM WR.WB.

ASSALAMU ALAIKUM WR.WB. ASSALAMU ALAIKUM WR.WB. PENDIDIKAN BERMUTU efektif atau ideal harus mengintegrasikan tiga bidang kegiatan utamanya secara sinergis, yaitu (1) bidang administratif dan kepemimpinan, (2) bidang instruksional

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI KEMANDIRIAN (SKK)

STANDAR KOMPETENSI KEMANDIRIAN (SKK) MATA KULIAH DASAR-DASAR BK STANDAR KOMPETENSI KEMANDIRIAN (SKK) Oleh : Sugiyatno, M.Pd sugiyatno@uny.ac.id PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Standar Kompetensi

Lebih terperinci

TUGAS PERKEMBANGAN SISWA VISI DAN MISI BIMBINGAN KONSELING

TUGAS PERKEMBANGAN SISWA VISI DAN MISI BIMBINGAN KONSELING TUGAS PERKEMBANGAN SISWA 1. Mencapai kematangan dalam beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Mencapai kematangan pertumbuhan jasmani dan rohani yang sehat 3. Mencapai kematangan dalam hubungan

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK

STANDAR KOMPETENSI KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK STANDAR KOMPETENSI KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK Aspek Perkembangan : Landasan Hidup Religius bentuk-benuk tata cara ibadah seharihari. 2. Akomodasi Tertarik pada kegiatan ibadah seharihari. 3. Tindakan Melakukan

Lebih terperinci

Kemandirian sebagai tujuan Bimbingan dan Konseling Kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah k

Kemandirian sebagai tujuan Bimbingan dan Konseling Kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah k FOKUS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING Dr. Suherman, M.Pd. Kemandirian sebagai tujuan Bimbingan dan Konseling Kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar Pengertian Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar Pengertian Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar 2.1.1 Pengertian Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar Bimbingan dan Konseling di sekolah dasar adalah suatu bentuk penerapan Bimbingan

Lebih terperinci

Sigit Sanyata

Sigit Sanyata #2 Sigit Sanyata sanyatasigit@uny.ac.id upaya memfasilitasi peserta didik yang selanjutnya disebut konseli, agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya (menyangkut

Lebih terperinci

I. ANALISIS KEBUTUHAN A. RASIONAL Dasar pertimbangan atau pemikiran tentang penerapan program Bimbingan dan Konseling di sekolah bukan hanya terletak

I. ANALISIS KEBUTUHAN A. RASIONAL Dasar pertimbangan atau pemikiran tentang penerapan program Bimbingan dan Konseling di sekolah bukan hanya terletak I. ANALISIS KEBUTUHAN A. RASIONAL Dasar pertimbangan atau pemikiran tentang penerapan program Bimbingan dan Konseling di sekolah bukan hanya terletak pada atau tidaknya landasan hukum (perundang-undangan).

Lebih terperinci

Kemandirian sebagai Tujuan Layanan Bimbingan dan Konseling Kompetensi SISWA yang dikembangkan melalui layanan bimbingan dan konseling adalah kompetens

Kemandirian sebagai Tujuan Layanan Bimbingan dan Konseling Kompetensi SISWA yang dikembangkan melalui layanan bimbingan dan konseling adalah kompetens BIMBINGAN DAN KONSELING SEBAGAI LAYANAN PENGEMBANGAN PRIBADI MAHASISWA Dr. Suherman, M.Pd. Universitas Pendidikan Indonesia Kemandirian sebagai Tujuan Layanan Bimbingan dan Konseling Kompetensi SISWA yang

Lebih terperinci

Oleh : Sugiyatno, M.Pd

Oleh : Sugiyatno, M.Pd Oleh : Sugiyatno, M.Pd Dosen PPB/BK- FIP- UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA sugiyatno@uny.ac.id Sugiyatno. MPd Jln. Kaliurang 17 Ds. Balong, Pakembinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta Hp. 08156009227 Beriman

Lebih terperinci

Sigit Sanyata

Sigit Sanyata #4 Sigit Sanyata sanyatasigit@uny.ac.id diperuntukkan bagi semua konseli sebagai proses individuasi. Setiap konseli bersifat unik (berbeda satu sama lainnya) menekankan hal yang positif merupakan usaha

Lebih terperinci

PERTEMUAN 13 PENYELENGGARAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA JALUR PENDIDIKAN

PERTEMUAN 13 PENYELENGGARAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA JALUR PENDIDIKAN PERTEMUAN 13 PENYELENGGARAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA JALUR PENDIDIKAN FORMAL RAMBU-RAMBU PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM JALUR PENDIDIKAN FORMAL DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN

Lebih terperinci

BIMBINGAN BELAJAR BAGI MAHASISWA

BIMBINGAN BELAJAR BAGI MAHASISWA BIMBINGAN BELAJAR BAGI MAHASISWA Dra. Gantina Komalasari, M.Psi Email : gantina_komalasari@yahoo.com Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta I. Pendahaluan Meskipun

Lebih terperinci

RESUME PRESENTASI KULIAH BIMBINGAN DAN KONSELING. #1: Keterkaitan, Keunikan, Tugas Guru dan Konselor

RESUME PRESENTASI KULIAH BIMBINGAN DAN KONSELING. #1: Keterkaitan, Keunikan, Tugas Guru dan Konselor Nama : Nella Andriyani NIM : 1002423 Kelas : Biologi B 2010 RESUME PRESENTASI KULIAH BIMBINGAN DAN KONSELING #1: Keterkaitan, Keunikan, Tugas Guru dan Konselor Tugas-tugas pendidik untuk mengembangkan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP

STRATEGI PENGEMBANGAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP STRATEGI PENGEMBANGAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP Oleh Mamat Supriatna A. Tugas Perkembangan Siswa SMP Secara psikologis siswa SMP tengah memasuki masa pubertas, yakni suatu masa ketika individu

Lebih terperinci

Pengelolaan layanan bimbingan dan konseling Mengembangkan program bimbingan dan konseling Melaksanakan strategi layanan bk Mengembangkan jejaring laya

Pengelolaan layanan bimbingan dan konseling Mengembangkan program bimbingan dan konseling Melaksanakan strategi layanan bk Mengembangkan jejaring laya MANAJEMEN BK Kegiatan mengelola bimbingan dan konseling Yusi Riksa Yustiana Pengelolaan layanan bimbingan dan konseling Mengembangkan program bimbingan dan konseling Melaksanakan strategi layanan bk Mengembangkan

Lebih terperinci

INSTRUMEN PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING

INSTRUMEN PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING INSTRUMEN PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING Pengantar : Di bawah ini terdapat pernyataan - pernyataan yang berhubungan dengan penyelengaraan Bimbingan dan Konseling di sekolah. Anda diminta untuk

Lebih terperinci

Langkah I : Need Assessment (Analisis Kebutuhan)

Langkah I : Need Assessment (Analisis Kebutuhan) Langkah I : Need Assessment (Analisis Kebutuhan) 1 2 3 PERMASALAHAN/KEBUTUHAN TUJUAN PENYELESAIAN ALTERNATIF KEGIATAN JENIS 1 2 3 4 5 ASPEK LANDASAN HIDUP RELIGIUS a. Minimnya siswa ibadah minat mengikuti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terus diupayakan melalui pendidikan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. terus diupayakan melalui pendidikan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan media dalam membangun kecerdasan dan kepribadian anak atau peserta didik menjadi manusia yang lebih baik. Oleh karena itu, pendidikan secara terus

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK. Mengenal tujuan dan arti ibadah.

STANDAR KOMPETENSI KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK. Mengenal tujuan dan arti ibadah. STANDAR KOMPETENSI KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK Aspek Perkembangan 1 : Landasan Hidup Religius INTERNALISASI SD SLTP SLTA PT 1. Pengenalan Mengenal bentuk-bentuk dan tata cara ibadah sehari-hari. Mengenal

Lebih terperinci

Sigit Sanyata

Sigit Sanyata #6 Sigit Sanyata sanyatasigit@uny.ac.id School guidance curriculum Individual student planning Responsive servise System support proses pemberian bantuan kepada seluruh konseli penyiapan pengalaman terstruktur

Lebih terperinci

Bimbingan Dan Konseling (Guidance & Counseling) Sugiyatno, M.Pd

Bimbingan Dan Konseling (Guidance & Counseling) Sugiyatno, M.Pd Bimbingan Dan Konseling (Guidance & Counseling) Sugiyatno, M.Pd sugiyatno@uny.ac.id Sugiyatno. MPd Jln. Kaliurang 17 Ds. Balong, Pakembinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta Hp. 08156009227 Isi Layanan Bimbingan

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF

KONSEP DASAR PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF KONSEP DASAR PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF 1. Pengertian Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif Bimbingan dan Konseling merupakan serangkaian kegiatan atau aktivitas yang dirancang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. konseling berdasarkan analisis tugas perkembangan siswa kelas IV, V dan VI di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. konseling berdasarkan analisis tugas perkembangan siswa kelas IV, V dan VI di BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan Tujuan akhir penelitian ini adalah merencanakan program bimbingan dan konseling berdasarkan analisis tugas perkembangan siswa

Lebih terperinci

KEDUDUKAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SITEM PENDIDIKAN NASIONAL BERORIENTASIKAN BUDAYA

KEDUDUKAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SITEM PENDIDIKAN NASIONAL BERORIENTASIKAN BUDAYA KEDUDUKAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SITEM PENDIDIKAN NASIONAL BERORIENTASIKAN BUDAYA DI SUSUN OLEH : SURANTO HARIYO H RIAN DWI S YUNITA SETIA U YUYUN DESMITA S FITRA VIDIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. daya insani bermutu, seperti yang tercantum dalam UU RI No. 20 tahun tentang Sistem Pendidikan Nasional yakni:

I. PENDAHULUAN. daya insani bermutu, seperti yang tercantum dalam UU RI No. 20 tahun tentang Sistem Pendidikan Nasional yakni: 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia dewasa ini mengemban tugas menghasilkan sumber daya insani bermutu, seperti yang tercantum dalam UU RI No. 20 tahun

Lebih terperinci

Posisi Bimbingan dan Konseling dalam Kerangka Ilmu Pendidikan. Siti Fatimah, S.Psi., M.Pd

Posisi Bimbingan dan Konseling dalam Kerangka Ilmu Pendidikan. Siti Fatimah, S.Psi., M.Pd Posisi Bimbingan dan Konseling dalam Kerangka Ilmu Pendidikan Siti Fatimah, S.Psi., M.Pd Pendahuluan Pendidikan merupakan dasar bagi kemajuan dan kelangsungan hidup peserta didik. Melalui pendidikan, peserta

Lebih terperinci

OLEH : H. Dedi Herdiana Hafid

OLEH : H. Dedi Herdiana Hafid PARADIGMA DAN MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING (BAHASAN BEBERAPA KOMPONEN) OLEH : H. Dedi Herdiana Hafid MAKNA PENGEMBANGAN DIRI Dalam KTSP ( Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran ) diungkapkan bahwa Pengembangan

Lebih terperinci

SATUAN KEGIATAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

SATUAN KEGIATAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING SATUAN KEGIATAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING A Tema/Topik : Kedisiplinan B Judul : Tata tertib C Bidang Bimbingan : Belajar D Kompetensi Perkembangan : Landasan perilaku etis E Sub Kompetensi : Bertindak

Lebih terperinci

Sebuah Rekonseptualisasi Yang Dilatarbelakangi Oleh Sebuah Fakta

Sebuah Rekonseptualisasi Yang Dilatarbelakangi Oleh Sebuah Fakta Sebuah Rekonseptualisasi Yang Dilatarbelakangi Oleh Sebuah Fakta 1. BK Komprehensif muncul berdasar evaluasi thp sistim sebelumnya 2. Sistem yang lama berorientasi tradisional/konselor 3. Sistim yang lama

Lebih terperinci

Model Hipotetik Bimbingan dan konseling Kemandirian Remaja Tunarungu di SLB-B Oleh: Imas Diana Aprilia 1. Dasar Pemikiran

Model Hipotetik Bimbingan dan konseling Kemandirian Remaja Tunarungu di SLB-B Oleh: Imas Diana Aprilia 1. Dasar Pemikiran Model Hipotetik Bimbingan dan konseling Kemandirian Remaja Tunarungu di SLB-B Oleh: Imas Diana Aprilia 1. Dasar Pemikiran Pendidikan bertanggungjawab mengembangkan kepribadian siswa sebagai upaya menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi individu. Secara filosofis dan historis pendidikan menggambarkan suatu proses yang melibatkan

Lebih terperinci

PEDOMAN BIMBINGAN DAN KONSELING MAHASISWA

PEDOMAN BIMBINGAN DAN KONSELING MAHASISWA PEDOMAN BIMBINGAN DAN KONSELING MAHASISWA AKADEMI KEBIDANAN HARAPAN MULYA PONOROGO Jl. Batoro Katong No. 30 Ponorogo Jawa Timur. Telp/Fax: (0352) 489171 Web: akbidharapanmulya.ac Email : akbidharapanmulya@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah pada dasarnya merupakan lingkungan sosial yang berfungsi sebagai tempat bertemunya individu satu dengan yang lainnya dengan tujuan dan maksud yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian, 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan asumsi penelitian, hipotesis, metode penelitian,

Lebih terperinci

TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SMP

TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SMP TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SMP Dra. Aas Saomah, M.Si JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SMP A. Pengertian

Lebih terperinci

Sebuah Rekonseptualisasi Yang Dilatarbelakangi Oleh Sebuah Fakta

Sebuah Rekonseptualisasi Yang Dilatarbelakangi Oleh Sebuah Fakta Sebuah Rekonseptualisasi Yang Dilatarbelakangi Oleh Sebuah Fakta 1. BK Komprehensif muncul berdasar evaluasi thp sistem sebelumnya 2. Sistem yang lama berorientasi tradisional/konselor 3. Sistim yang lama

Lebih terperinci

BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF

BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF Program bimbingan dan konseling sekolah yang komprehensif disusun untuk merefleksikan pendekatan yang menyeluruh bagi dasar penyusunan program, pelaksanaan program,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. 2002), hlm.22

BAB IV ANALISIS. 2002), hlm.22 BAB IV ANALISIS A. Optimalisasi manajemen layanan bimbingan dan konseling di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang Pendidikan merupakan aset yang tidak akan ternilai bagi individu dan masyarakat, pendidikan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang berkemampuan, cerdas, dan handal dalam pelaksanaan pembangunan

Lebih terperinci

RUMUSAN KOMPETENSI MATERI KEGIATAN KLS SEPONTAN INSIDENTAL TERPROGRAM 2JP. yang cerdas dan. x ajaran agama islam dan

RUMUSAN KOMPETENSI MATERI KEGIATAN KLS SEPONTAN INSIDENTAL TERPROGRAM 2JP. yang cerdas dan. x ajaran agama islam dan ANALISIS KOMPETENSI DASAR PENGEMBANGAN DIRI BIMBINGAN DAN KONSELING Sekolah Kelas Semester Alokasi Waktu : SMP Muhmmadiyah I Yogyakara. : VIII : ganjil : 2 JP (240) NO TUGAS PERKEMBANGAN 1 Landasan Hidup

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN MENINGKATKAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN Sri Wahyuni Adiningtiyas. Dosen Tetap Prodi Bimbingan Konseling UNRIKA Batam Abstrak Penguasaan terhadap cara-cara belajar yang

Lebih terperinci

Silabus Bimbingan Konseling (01) Sekolah : SMA... Kelas : XI (Sebelas) Mata Pelajaran / Layanan : Bimbingan dan Konseling Semester : 1 ( Ganjil )

Silabus Bimbingan Konseling (01) Sekolah : SMA... Kelas : XI (Sebelas) Mata Pelajaran / Layanan : Bimbingan dan Konseling Semester : 1 ( Ganjil ) Silabus Bimbingan Konseling (01) Sekolah : SMA... Kelas : XI (Sebelas) Mata Pelajaran / : Bimbingan dan Konseling Semester : 1 ( Ganjil ) Standar Kompetensi / Tugas Perkembangan - Mencapai kematangan dalam

Lebih terperinci

Kelompok Materi : Materi Pokok

Kelompok Materi : Materi Pokok Silabus Pelatihan Silabus Pelatihan Kelompok Materi : Materi Pokok 67 Materi Pelatihan Alokasi Waktu : 2.2. Perancangan Pembelajaran dan Penilaian 2.2. b. Psiko Edukatif : 2 JP (90 menit) No Kompetensi

Lebih terperinci

POKOK BAHASAN MATA - KULIAH BK PRIBADI SOSIAL (2 SKS) :

POKOK BAHASAN MATA - KULIAH BK PRIBADI SOSIAL (2 SKS) : POKOK BAHASAN MATA - KULIAH BK PRIBADI SOSIAL (2 SKS) : 1. Konsep dasar bimbingan dan konseling pribadi - sosial : a. Keterkaitan diri dengan lingkungan sosial b. Pengertian BK pribadi- sosial c. Urgensi

Lebih terperinci

Program BK Komprehensif. Instrumen Bimbingan dan Konseling. 07/04/2009. Mata Kuliah Instrumen dan Media BK 1

Program BK Komprehensif. Instrumen Bimbingan dan Konseling. 07/04/2009. Mata Kuliah Instrumen dan Media BK 1 Instrumen dalam Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif Agus Triyanto Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Tahun 2009 Instrumen Bimbingan

Lebih terperinci

PENULISAN KARYA ILMIAH BIDANG BIMBINGAN

PENULISAN KARYA ILMIAH BIDANG BIMBINGAN PENULISAN KARYA ILMIAH BIDANG BIMBINGAN untuk ANGKA KREDIT PENGEMBANGAN PROFESI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) Oleh SETIAWATI Universitas Pendidikan Indonesia Disajikan dalam Diklat Profesi Guru BK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

Lebih terperinci

Sigit Sanyata

Sigit Sanyata #3 Sigit Sanyata sanyatasigit@uny.ac.id Komitmen kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, Sekolah/ Madrasah,

Lebih terperinci

Bimbingan dan Konseling Anak Usia Dini. Muthmainnah

Bimbingan dan Konseling Anak Usia Dini. Muthmainnah Bimbingan dan Konseling Anak Usia Dini Muthmainnah Pengertian Bimbingan proses pemberian bantuan (psikologis) dari konselor kepada konseli baik secara langsung maupun tidak langsung baik individual maupun

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR PROSES PENDIDIKAN KESETARAAN PROGRAM PAKET A, PROGRAM PAKET B, DAN PROGRAM PAKET C DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DI MAN 2 PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DI MAN 2 PEKALONGAN 84 BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DI MAN 2 PEKALONGAN Analisis data pada penelitian ini mengenai Peran Guru Bimbingan dan Konseling dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan dan mengacu pada tujuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan dan mengacu pada tujuan 70 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan dan mengacu pada tujuan penelitian serta langkah-langkah pengolahan data, maka diperoleh data-data

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia. Pendidikan adalah suatu proses sadar tujuan, artinya bahwa kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kunci keberhasilan dan kesuksesan seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kunci keberhasilan dan kesuksesan seseorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kunci keberhasilan dan kesuksesan seseorang dalam menjalani kehidupannya. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Berdasarkan : Permendikbud no. 22/2016 Tentang Standar Proses endidikan Dasar &

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung. Alasan pemilihan lokasi penelitian yakni belum tersedianya suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Praktik Pengalaman Lapangan Bimbingan dan Konseling

BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Praktik Pengalaman Lapangan Bimbingan dan Konseling BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Praktik Pengalaman Lapangan Bimbingan dan Konseling Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) Bimbingan dan Konseling di Sekolah merupakan salah satu kegiatan latihan yang bersifat

Lebih terperinci

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1 PENYUSUNAN KTSP Sosialisasi KTSP 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas No. 22/2006 tentang Standar Isi

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA. a) Bimbingan dan konseling yang tidak memiliki jam pelajaran di sekolah. dengan peserta didik yang diasuhnya.

BAB V ANALISIS DATA. a) Bimbingan dan konseling yang tidak memiliki jam pelajaran di sekolah. dengan peserta didik yang diasuhnya. BAB V ANALISIS DATA 1. SMPN 1 Sumberrejo a) Bimbingan dan konseling yang tidak memiliki jam pelajaran di sekolah Bagi konselor, jam pelajaran bagi bimbingan dan konseling mempunyai makna yang sangat penting,

Lebih terperinci

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 PANDUAN PENYUSUNAN KTSP DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas No.

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN TUGAS PERKEMBANGAN MAHASISWA UPI KAMPUS CIBIRU. Nenden Ineu H.

MENGEMBANGKAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN TUGAS PERKEMBANGAN MAHASISWA UPI KAMPUS CIBIRU. Nenden Ineu H. MENGEMBANGKAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN TUGAS PERKEMBANGAN MAHASISWA UPI KAMPUS CIBIRU Nenden Ineu H. 1 ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi pentingnya layanan bimbingan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 1. Topik : Menyelesaikan Masalah 2. Kompetensi : Kematangan Intelektual 3. Sub Kompetensi : Mengetahui perlunya menyelesaikan masalah dan resiko yang mungkin timbul 4. Indikator : 1. Mengetahui langkah

Lebih terperinci

SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING Tugas Perkembangan Sekolah Kelas / Semester : Landasan Perilaku Etis : SMPI Al-Azhar Kelapa Gading : VII / I Topik Bidang Bimbingan Jenis Layanan Fungsi Layanan Tujuan

Lebih terperinci

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM MUKADDIMAH Universitas Muhammadiyah Mataram disingkat UM Mataram adalah Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau pendidikan

Lebih terperinci

Peran Guru dalam Memahami Siswa sebagai Dasar Pembelajaran

Peran Guru dalam Memahami Siswa sebagai Dasar Pembelajaran Peran Guru dalam Memahami Siswa sebagai Dasar Pembelajaran Hal apa saja yang perlu dipahami oleh guru mengenai siswa? Aspek perkembangan anak sekolah dasar (SD) 1. Perkembangan motorik dan persepsi. Proses

Lebih terperinci

ANGKET ANALISIS KEBUTUHAN SISWA

ANGKET ANALISIS KEBUTUHAN SISWA ANGKET ANALISIS KEBUTUHAN SISWA NAMA :... KELAS :... PETUNJUK : Bacalah setiap pertanyaan dan pernyataan di bawah ini dengan cermat. Bubuhkan tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan pilihan anda.

Lebih terperinci

RAMBU-RAMBU PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM JALUR PENDIDIKAN FORMAL BAHAN SOSIALISASI UNTUK GURU BK DEDI HERDIANA HAFID

RAMBU-RAMBU PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM JALUR PENDIDIKAN FORMAL BAHAN SOSIALISASI UNTUK GURU BK DEDI HERDIANA HAFID RAMBU-RAMBU PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM JALUR PENDIDIKAN FORMAL BAHAN SOSIALISASI UNTUK GURU BK DEDI HERDIANA HAFID KONTEKS TUGAS DAN EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR A. Penegasan Konteks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang matang akan menciptakan generasi-generasi yang cerdas baik cerdas

BAB I PENDAHULUAN. yang matang akan menciptakan generasi-generasi yang cerdas baik cerdas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah aspek yang sangat penting dalam kehidupan. Pendidikan yang dilaksanakan secara baik dan dikelola dengan perencanaan yang matang akan menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional harus mencerminkan kemampuan sistem pendidikan nasional untuk mengakomodasi berbagi tuntutan peran yang multidimensional.

Lebih terperinci

PENILAIAN KINERJA BIMBINGAN DAN KONSELING AMIN BUDIAMIN. Oleh JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UPI

PENILAIAN KINERJA BIMBINGAN DAN KONSELING AMIN BUDIAMIN. Oleh JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UPI PENILAIAN KINERJA BIMBINGAN DAN KONSELING Oleh AMIN BUDIAMIN JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UPI Penilaian kinerja bagian dari penilaian alternatif. Berkembang tahun

Lebih terperinci

BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH

BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH KOMPETENSI SUPERVISI MANAJERIAL PENGAWAS SEKOLAH PENDIDIKAN MENENGAH BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DIREKTORAT TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT JENDERALPENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

Paket Pelatihan untuk Guru BK SMA/SMK se-kabupaten Sleman. Pengembangan Bahan dan Media Bimbingan dan Konseling berbasis Kebutuhan

Paket Pelatihan untuk Guru BK SMA/SMK se-kabupaten Sleman. Pengembangan Bahan dan Media Bimbingan dan Konseling berbasis Kebutuhan Paket Pelatihan untuk Guru BK SMA/SMK se-kabupaten Sleman Pengembangan Bahan dan Media Bimbingan dan Konseling berbasis Kebutuhan Pertanyaan yang harus dijawab? Apa sih yang diharapkan Siswa kepada

Lebih terperinci

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH I. Struktur Pelayanan Bimbingan dan Konseling Pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah/madrasah merupakan usaha membantu peserta didik dalam pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. KURIKULUM

BAB I PENDAHULUAN A. KURIKULUM BAB I PENDAHULUAN A. KURIKULUM Kurikulum Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama merupakan seluruh kegiatan pengalaman pembelajaran peserta didik SMP baik yang dilaksanakan di dalam maupun di luar kelas untuk

Lebih terperinci

BAB II KONDISI OBJEKTIF LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 1 MENES

BAB II KONDISI OBJEKTIF LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 1 MENES BAB II KONDISI OBJEKTIF LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 1 MENES A. Profil SMP Negeri 1 Menes 1. Letak Geografis dan Demografis SMPN 1 Menes SMP Negeri 1 Menes berdiri sejak 30 Agustus 1961,

Lebih terperinci

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA KTSP DAN IMPLEMENTASINYA Disampaikan pada WORKSHOP KURIKULUM KTSP SMA MUHAMMADIYAH PAKEM, SLEMAN, YOGYAKARTA Tanggal 4-5 Agustus 2006 Oleh : Drs. Marsigit MA FMIPA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA KTSP DAN

Lebih terperinci

INSTRUMEN EVALUASI DIRI SEKOLAH (EDS)

INSTRUMEN EVALUASI DIRI SEKOLAH (EDS) INSTRUMEN EVALUASI DIRI SEKOLAH (EDS) STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN RESPONDEN: GURU SD PUSAT PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1 P P L U N Y

BAB I PENDAHULUAN 1 P P L U N Y BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Pengalaman Lapangan Bimbingan dan Konseling Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) Bimbingan dan Konseling di Sekolah merupakan salah satu kegiatan latihan yang bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh sebab itu hampir

Lebih terperinci

VIII. RUBRIK PENILAIAN KINERJA GURU BK/KONSELOR

VIII. RUBRIK PENILAIAN KINERJA GURU BK/KONSELOR VIII. RUBRIK PENILAIAN KINERJA GURU BK/KONSELOR PETUNJUK 1. Kumpulkan dokumen perangkat pelayanan BK dari guru BK/Konselor sebelum pengamatan pembelajaran, cacatan hasil pengamatan selama dan sesudah pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bab I membahas mengenai latar belakang masalah; tujuan penelitian dan pengembangan; spesifikasi produk; pentingnya penelitian dan pengembangan; asumsi dan keterbatasan penelitian dan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

PERENCANAAN PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PERENCANAAN PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 1. Tugas Perkembangan 1 : Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan yang lebih luas 2. Rumusan Kompetensi : Memahami

Lebih terperinci

BAB 1 P E N D A H U L U A N

BAB 1 P E N D A H U L U A N BAB 1 P E N D A H U L U A N Program Bimbingan Konseling merupakan acuan dasar untuk pelaksanaan kegiatan satuan layanan bimbingan konseling. Perencanaan ini dibuat bersama oleh personil sekolah yang terkait

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 46 BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1. Sejarah Sekolah 4.1.1 MTs.S Darul Hasanah. Sekolah MTs.S Darul Hasanah adalah nama sekolah yang bergerak dibidang pendidikan, guna melahirkan siswa yang berwawasan

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2015/2016 A. Latar Belakang Sesuai dengan Undang-Undang Sisdiknas Nomor : 20 Tahun 2003 mengamanatkan bahwa : Pendidikan adalah usaha

Lebih terperinci

PENYUSUNAN PENYUSUN KTSP

PENYUSUNAN PENYUSUN KTSP PENYUSUNAN KTSP Sosialisasi KTSP 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional a Pendidikan d Permendiknas No. 22/2006 tentang Standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Imas Halimatusa diah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Imas Halimatusa diah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu proses pembelajaran yang terjadi pada tiap individu dalam mengembangkan berbagai dimensi pribadinya. Baik itu berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa depan. Hal tersebut diamanatkan dalam Pasal 27 Peraturan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. masa depan. Hal tersebut diamanatkan dalam Pasal 27 Peraturan Pemerintah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan. Hal tersebut

Lebih terperinci

BIMBINGAN DAN KONSELING. Dr. Suherman, M.Pd. Universitas Pendidikan Indonesia

BIMBINGAN DAN KONSELING. Dr. Suherman, M.Pd. Universitas Pendidikan Indonesia BIMBINGAN DAN KONSELING PERKEMBANGAN Dr. Suherman, M.Pd. Universitas Pendidikan Indonesia UNSUR PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PERKEMBANGAN DI SEKOLAH DASAR PEMIKIRAN: FILOSOFIS, MISI, DOMAIN PERKEMBANGAN,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Bimbingan Konseling yang dilaksanakan atau dipraktekan sebagai upaya untuk membantu individu-individu yang memerlukan bantuan diperlukan adanya berbagai persiapan-persiapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi (knowledge and technology big bang), tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi (knowledge and technology big bang), tuntutan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan kebutuhan setiap manusia. Apalagi ketika akulturasi, globalisasi, dan modernisasi sedang berlangsung

Lebih terperinci

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang A. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG, Menimbang : a. bahwa bidang pendidikan merupakan

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. pelajaran di SMPN 1 Sumberrejo sudah berjalan cukup baik meskipun

BAB VI PENUTUP. pelajaran di SMPN 1 Sumberrejo sudah berjalan cukup baik meskipun BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan 1. Bimbingan dan konseling yang tidak memiliki jam pelajaran di sekolah Pelaksanaan bimbingan dan konseling yang tidak memiliki jam pelajaran di SMPN 1 Sumberrejo sudah berjalan

Lebih terperinci

KONTEKS TUGAS DAN EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR

KONTEKS TUGAS DAN EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR RAMBU-RAMBU PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM JALUR PENDIDIKAN FORMAL DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2008 KONTEKS TUGAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1 P P L U N Y

BAB I PENDAHULUAN 1 P P L U N Y BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Pengalaman Lapangan Bimbingan dan Konseling Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) Bimbingan dan Konseling di Sekolah merupakan salah satu kegiatan latihan yang bersifat

Lebih terperinci

BAB II PELAKSANAAN A. PERSIAPAN. a. Observasi Proses Layanan Bimbingan Klasikal. a. Cara membuka pemberian layanan klasikal. 1. Cara penyajian materi

BAB II PELAKSANAAN A. PERSIAPAN. a. Observasi Proses Layanan Bimbingan Klasikal. a. Cara membuka pemberian layanan klasikal. 1. Cara penyajian materi BAB II PELAKSANAAN A. PERSIAPAN a. Observasi Proses Layanan Bimbingan Klasikal Observasi proses pemberian layanan bimbingan klasikal bertujuan untuk mengamati secara nyata kegiatan bimbingan klasikal yang

Lebih terperinci

Penyusunan Program BK berdasar KTSP

Penyusunan Program BK berdasar KTSP By: Asroful Kadafi Penyusunan Program BK berdasar KTSP 1. Rambu-rambu penyusunan program BK berdasarkan KTSP a. Perencanaan Kegiatan 1)Perencanaan kegiatan pelayanan BK mengacu pada program tahunan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan sangat cepat. Perubahan yang terjadi dalam bidang teknologi, informasi dan juga ledakan populasi

Lebih terperinci