EKSEKUTIF RINGKASAN PENYUSUNAN RENCANA INDUK JALUR SEPEDA KOTA MALANG TAHUN Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EKSEKUTIF RINGKASAN PENYUSUNAN RENCANA INDUK JALUR SEPEDA KOTA MALANG TAHUN Latar Belakang"

Transkripsi

1 EKSEKUTIF RINGKASAN 1.1 Latar Belakang Transportasi atau pengangkutan merupakan suatu bidang kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Hal lain yang juga tidak kalah pentingnya akan kebutuhan alat transportasi adalah kebutuhan kenyamanan, keamanan, dan kelancaran pengangkutan yang menunjang pelaksanaan pembangunan yang berupa penyebaran kebutuhan pembangunan, pemerataan pembangunan, dan distribusi hasil pembangunan diberbagai sektor. Mengingat penting dan strategisnya peran lalu-lintas dan angkutan jalan maka kepentingan masyarakat umum sebagai pengguna jasa transportasi perlu mendapatkan prioritas dan pelayanan yang optimal baik dari pemerintah maupun penyedia jasa transportasi. Selain itu perlindungan hukum atas hak-hak masyarakat sebagai konsumen transportasi juga harus mendapatkan kepastian. Penyelenggaraan lalulintas dan angkutan jalan juga perlu dilakukan secara berkesinambungan dan terus ditingkatkan agar lebih luas jangkauan dan pelayanannya kepada masyarakat, dengan tetap memperhatikan kepentingan umum, kelestarian lingkungan, dan ketertiban masyarakat dalam penyelenggaraan lalu-lintas dan angkutan jalan sekaligus mewujudkan sistem transportasi nasional yang handal dan terpadu. Suatu kecenderungan terjadi karena berkembangnya suatu kota bersamaan pula dengan berkembangnya masalah transportasi sehingga jika tidak RINGKASAN EKSEKUTIF 1

2 ada sinergi yang baik antara keduanya maka masalah ini akan selalu membayangi perkembangan suatu wilayah perkotaan. Permasalahan yang ada bukan saja menyangkut pada kenyamanan sistem transportasi yang terganggu (kepadatan, kemacetan, keterlambatan, parkir dll.), namun juga dapat meningkatkan pencemaran lingkungan melalui meningkatnya gas buang dari kendaraan bermotor serta merupakan suatu bentuk pemborosan energi yang sia-sia. Kemacetan lalu lintas juga akan membahayakan kesehatan. Konsentrasi Karbon monoksida yang tinggi pada jalan yang padat akan menghalangi aliran oksigen untuk para pengemudi, sehingga akan mempengaruhi kinerja mengemudi. Hal ini akan berakibat pada menipisnya lapisan ozon yang selanjutnya mengakibatkan sesak napas, batuk, sakit kepala, penyakit paru-paru, penyakit jantung dan kanker. Tingkah laku agresif dan reaksi psikologis juga berhubungan dengan kondisi kemacetan lalu lintas. Permasalahan transportasi merupakan permasalahan kompleks yang melibatkan banyak aspek, pihak dan sistem yang terkait sehingga dalam pemecahan permasalahan tersebut memerlukan suatu pemecahan yang comprehensive dan terpadu yang melibatkan semua unsur (elemen) dan aktor dalam pembangunan suatu kota. Sistem transportasi berkelanjutan (sustainable transportasion) menjadi solusi alternatif pada kota yang memiliki masalah utama berupa kemacetan lalu-lintas dan polusi udara dengan tiga konsep yang dapat diberikan (aksesbilitas, kesetaraan, dan dampak lingkungan) meliputi : usaha untuk mengurangi jumlah kendaraan bermotor yang ada, hal ini dapat dilakukan dengan penyedian sarana transportasi yang bersifat masal yang nyaman, sehingga dapat menjadi alternatif terbaik bagi masyarakat dan dapat mengurangi jumlah kendaraan pribadi. perbaikan mutu gas buang dari kendaraan bermotor, baik dari segi desain, perawatan maupun pemakaian bahan bakar yang seminimal mungkin dapat memberikan pencemaran terhadap lingkungan RINGKASAN EKSEKUTIF 2

3 usaha mengurangi kemacetan lalulintas di jalan sehingga pemborosan energi dan pencemaran lingkungan dapat dikurangi. Tiga konsep tersebut merupakan perwujudan isu yang termuat dalam transportasi berkelanjutan yang meliputi sebagai berikut : Memberikan pilihan moda transportasi mendukung pergerakan aspek ekonomi Membatasi emisi dan pemborosan dalam kemampuan bumi untuk menyerapnya Meminimalkan penggunaan sumber daya yang tidak bisa diperbarui Membatasi penggunaan sumber daya yang dapat diperbarui untuk mempertahankan kualitas Memanfaatkan sumber daya yang dapat diperbaruui dan memperbaruui masing-masing bagian untuk mempertahankan kualitas Meminimalkan penggunaan lahan dan produksi yang dihasilkan Sebagai alternatif dari aspek sistem pergerakan yang dapat diajukan dalam usaha mengatasi permasalahan ini adalah dengan pengembangan suatu sistem angkutan umum masal (mass rapid transportation) yang efektif dan efisien, baik dari aksesbilitas, kesetaraan maupun dampak lingkungan sehingga akan terwujud suatu kota yang lebih ramah lingkungan terhadap keberadaan sistem transportasi yang dikenal sebagai green city Kota Malang merupakan kota yang sedang berkembang menuju kota metropolitan yang juga mengalami fenomena ini. Semakin menurunnya tingkat layanan sebuah ruas jalan (level of service) menyebabkan terjadinya tundaan dalam pergerakan. Kemacetan hampir terjadi saat weekdays, pagi dan sore hari, serta weekends. Manajemen lalu lintas telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Malang dalam mengatasi kemacetan, terutama di ruas jalan utama kota dan jalan yang menghubungkan dengan wilayah kota/kabupaten lain, seperti pembangunan jalan alternatif, pelebaran jalan dan rekayasa lalu lintas seperti penanganan dengan RINGKASAN EKSEKUTIF 3

4 melihat sisi demandnya. Namun karena pertumbuhan kendaraan bermotor jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan panjang dan lebar jalan, maka manajemen lalu lintas yang dilakukan pada titik waktu tertentu kembali pada kondisi awal saat manajemen lalu lintas dilakukan. Inovasi pengembangan sistem angkutan umum masal (mass rapid transportation) termasuk kendaraan tidak bermotor khususnya sepeda dimaksudkan karena pengembangan transportasi sepeda sebagai salah satu jenis transportasi yang berkelanjutan (green transportation) yang disertai semakim meluasnya potensi sepeda dalam sistem transportasi Kota Malang sehingga perlu didorong untuk mengurangi ketergantungan masyarakat pada kendaraan bermotor. Adanya upaya ini diharapkan split moda kendaraan bermotor ke sepeda dapat dirasakan manfaatnya bagi pengguna transportasi secara keseluruhan dengan mempertimbangkan aspek applicability, repplicability dan kemampuannya memperkuat pengembangan angkutan massal dan pedestrian yang saat ini telah ada. Penggunaan sepeda secara luas mengisyaratkan penyediaan fasilitas yang lebih memadai untuk meningkatkan kenyamanan, keamanan dan keselamatan kegiatan bersepeda. Penyediaan fasilitas sepeda memerlukan terobosan baru mengingat kondisi sistem transportasi di Kota Malang saat ini lebih berorientasi pada kendaraan pribadi. Pemerintah dalam hal ini harus semaksimal mungkin berupaya agar pengguna kendaraan pribadi mau dan sesegera mungkin beralih moda ke sepeda untuk melakukan perjalanan jarak pendek. Usaha ini juga perlu dukungan dan partisipasi dari masyarakat sebagai pengguna transportasi dalam penyediaan lintasan sepeda untuk menjamin efektifitas dan efisiensi penyediaannya. Berdasarkan PP nomor 38 Tahun 2007, pengelolaan jalur sepeda menjadi wewenang dan tanggungjawab pemerintah daerah (kabupaten/kota), sebagai bagian dari kewenangan sub bidang perhubungan darat, khususnya sub sub bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ). Dalam mendukung dan segera terealisasinya pengembangan transportasi sepeda, maka diperlukan suatu RINGKASAN EKSEKUTIF 4

5 Penyusunan rencana induk jalur sepeda yang bisa menjadi acuan bagi seluruh stakeholder baik yang terlibat secara langsung maupun yang akan terkena dampak proyek penyediaan lintasan sepeda dalam upaya penyediaan infrastuktur dan fasilitas jalur sepeda. 1.2 Rumusan Masalah antara lain : Permasalahan yang terkait dengan sistem transportasi di Kota Malang 1. Jumlah kendaraan pribadi termasuk dalam kendaraan bermotor yang semakin meningkat sehingga mengakibatkan tingginya volume lalu lintas, sementara sarana dan prasarana transportasi yang ada tidak mampu mengimbangi kebutuhan mobilitas transportasi seperti kondisi jalan yang belum mendukung tingginya pertumbuhan kepemilikan kendaraan bermotor 2. Tingkat kedisiplinan dan kesadaran masyarakat dalam menggunakan moda transportasi yang berkelanjutan masih rendah, terutama yang dapat mengurangi tingkat polusi, emisi gas buang, kebisingan, penumpukan volume lalu lintas pada ruas-ruas jalan. 3. Keberadaan kendaraan tidak bermotor yang belum memanfaatkan dan fungsi jalan dan belum tersedianya fasilitas pelengkap jalan sehingga menimbulkan ketidaknyamanan, ketidakamanan, dan tingkat keselamatan yang belum terjamin. 1.3 Tujuan Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam Kegiatan Penyusunan Rencana Induk Jalur Sepeda di Kota Malang adalah menyediakan Rancangan Peraturan Walikota Malang tentang Rencana Induk Jalur Sepeda Kota Malang yang dapat menjadi pedoman dalam penyediaan jalur sepeda sehingga terwujud sistem transportasi perkotaan yang terpadu dan berkelanjutan. RINGKASAN EKSEKUTIF 5

6 1.4 Konsep Penggunaan Jalur Sepeda Jalur lintasan sepeda adalah jalur yang khusus diperuntukkan untuk lalu lintas khusus pengguna sepeda yang dipisah dari lalu linats kendaraan bermotor untuk meningkatkan keselamatan lalu lintas pengguna sepeda. Secara garis besar, desain jalur lintasan sepeda dibedakan menjadi dua yaitu : Jalur khusus sepeda, dimana jalur sepeda dipisah secara fisik dari jalur lalu linats kendaraan bermotor Jalur sepeda sebagai bagian jalur lalu lintas yang hanya dipisah dengan marka jalan atau warna jalan yang berbeda. Rencana pengembangan jalur sepeda merupakan arahan rencana pengembangan ruas jalan yang berpotensi sebagai jalur sepeda berdasarkan hasil analisis tipe jalur sepeda. Secara umum, tipe jalur sepeda diklasifikasikan menjadi bike lane, bike road, bike way dan on street cycle route. Berdasarkan hasil analisis tipe jalur sepeda, dapat diketahui bahwa tipe jalur sepeda yang sesuai dengan ruas jalan di Kota Malang adalah tipe bike lane dan on street cycle route. Dengan demikian dapat diketahui bahwa jalur lintasan sepeda di Kota Malang termasuk dalam jalur sepeda yang hanya dipisah dengan marka jalan atau warna jalan yang berbeda serta termasuk tipe A dimana jalur untuk ruang gerak sepeda bercampur dengan pengguna kendaraan bermotor mengingat rumija eksisting ruas jalan di Kota Malang tidak terlalu memenuhi standar lebar rumija. Model Jalur Tipe Sepeda Bike Lane di Kota Malang Model Jalur Tipe Sepeda On Street Cycle di Kota Malang RINGKASAN EKSEKUTIF 6

7 RINGKASAN EKSEKUTIF 7

8 1.4.1 Integrasi Antara Kendaraan Pribadi, Angkutan Umum dengan Pengguna Sepeda Penggunaan sepeda secara luas mengisyaratkan penyediaan fasilitas yang lebih memadai untuk meningkatkan kenyamanan, keamanan, dan keselamatan kegiatan bersepeda. Penyediaan fasilitas sepeda memerlukan terobosam baru mengingat kondisi sistem transportasi di Kota Malang saat ini yang sangat beriorientasi pada kendaraan pribadi. Pemerintah dalam hal ini harus semaksimal mungkin berupaya agar pengguna kendaraan pribadi mau dan sesegera mungkin beralih moda sepeda guna mendukung penggunaan angkutan umum melalui integritas transportasi multi moda. Penerapan integrasi antar jalur sepeda dengan angkutan umum dapat dipersiapkan melalui penyediaan fasilitas pendukung seperti halte. Halte yang dimaksud juga dapat dimanfaatkan sebagai penyewaan sepeda bersama (rent bike). Halte dapat diarahkan di simpul-simpul transportasi dan lokasi antara jalan yang dijadikan sebagai lintasan jalur sepeda dengan jalan yang tidak diarahkan sebagai jalur lintasan sepeda seperti jalan kolektor sekunder dan arteri primer, serta kawasan perbatasan. Keberadaan halte juga dilengkapi sarana dan prasarana untuk mewujudkan keamanan dan kenyamanan. Pada faktor keamanan perlu dilengkapi lampu penerangan, petugas kemanan untuk menjaga ketertiban dan kelancarana sirkulasi pengguna jasa halte, serta stiker berupa informasi apabila terjadi gangguan keamanan. Pada faktor kenyamanan perlu dilengkapi lampu penerangan, fasilitas kebersihan dan perhitungan luas lantai per orang. Selain itu untuk menjaga keselamatan pada prasarana diperlukan fasilitas penyimpanan dan pemeliharaan kendaraan yang berfungsi sebagai tempat pemeliharaan dan perbaikan kendaraan. Pada setiap penyewaan sepeda, individu dikenakan biaya penyewaan atau menggunakan e-ticket untuk mempermudah pengguna sepeda terutama komuter. RINGKASAN EKSEKUTIF 8

9 1.4.2 Contoh Kasus Penerapan Jalur Sepeda Penerapan Jalur Sepeda di Hangzhou, Cina China menyediakan jalur sepeda yang cukup lebar bahkan pada jalan utama kota. Kasus di Kota Senzhen, ada 2 jalur sepeda dengan lebar tiap jalur sekitar 4 meter dalam satu ruas jalan yang memiliki Right Of Way (ROW) 25 meter. Jalur sepeda dikoneksikan dalam jaringan rute yang mampu menjangkau seluruh bagian kota, dan dibuat terpisah dengan pedestrian. Bahkan ada jalur sepeda dalam service road di beberapa ruas tol yang mengakomodasi akses pekerja industri di beberapa manufaktur sepanjang jalan tol. Iklim yang sejuk cenderung dingin, sangat mendukung kenyamanan pengguna sepeda. Hal ini masih ditambah dengan jalur hijau jalan yang cukup teduh, dan antisipasi jalur sepeda di jembatan penyeberangan Penerapam Jalur Sepeda di Kota Jakarta Penerapan jalur sepeda di Kota Jakarta tidak hanya melihat dari sudut pandang konsep jalur sepeda, tetapi juga keintegrasian dengan kendaraan motoris dan pedestrian. Fungsi sepeda juga dapat sebagai feeders karena masyarakat dapat menggunakan sepeda dari tempat tinggalnya menuju shelter busway kemudian masyarakat dapat melakukan pergerakan dengan sarana RINGKASAN EKSEKUTIF 9

10 transportasi umum. Konsep rinci penerapan jalur sepeda di Kota Jakarta dibedakan menjadi tiga, yaitu bike path yakni pemisahan jalur sepeda dari kendaraan bermotor, bike line yaitu jalur sepeda disatukan dengan kendaraan bermotor, dan bike road yaitu jalur sepeda yang dibatasi dan dilengkapi marka Penerapan Jalur Sepeda di Kota Yogyakarta Kesadaran masyarakat Kota Yogyakarta untuk mengurangi penggunaan kendaraan bermotor mulai nampak ketika mereka menggalang penggunaan sepeda. Embrio penerapan jalur sepeda terlihat dengan adanya komunitas sepeda di Jogjakarta yang bernama Sego Segawe. Sego segawe sendiri memilki arti yang juga merupakan tujuan dari kegiatan ini, yaitu sepeda kanggo sekolah lan nyambut gawe yang dalam bahasa Indonesia berarti sepeda untuk sekolah dan bekerja. Komunitas inilah yang menghidupkan kembali pentingnya sepeda. Menanggapi kegiatan tersebut pemerintah Kota Yogyakarta menggulirkan program dengan sasaran pengadaan 34 jalur sepeda. Program ini dilaksanakan pada 34 penggal jalan dan 138 jalan kampung. Marka jalan penanda jalur sepeda di Kota Yogyakarta menggunakan cat serta beberapa rambu seperti tiang yang menunjukkan arah jalur alternatif untuk sepeda yang biasanya melewati jalan-jalan kampung selebar 1-3 meter. Selain itu pemerintah kota juga berusaha merindangkan jalur sepeda yang ada sehingga dapat menarik minat masyarakat. RINGKASAN EKSEKUTIF 10

11 1.5 Tinjauan Kebijakan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan a. Ketentuan Penggunaan Jalur atau Lajur Lalu Lintas Dalam berlalu lintas pengguna jalan harus menggunakan jalur jalan sebelah kiri Sepeda motor, kendaraan bermotor yang kecepatannya lebih rendah serta kendaraan tidak bermotor berada pada lajur kiri jalan Penggunaan lajur sebelah kanan hanya diperuntukkan bagi kendaraan dengan kecepatan lebih tinggi, akan membelok kanan, mengubah arah, dan mendahului kendaraan lain b. Ketentuan Kendaraan Tidak Bermotor Larangan terhadap kendaraan tidak bermotor yang membiarkan kendaraanya ditarik kendaraan bermotor dengan kecepatan yang dapat membahayakan keselamatan Mengangkut atau menarik benda yang dapat merintangi atau membahayakan penguna jalan lain kecuali jika sepeda tersebut dilengkapi dengan tempat penumpang Larangan menggunakan jalur jalan kendaraan bermotor jika telah disediakan jalur jalan khusus bagi kendaraan tidak bermotor Pesepeda tuna rungu harus menggunakan tanda pengenal yang ditempatkan pada bagian depan dan belakang sepedanya RINGKASAN EKSEKUTIF 11

12 1.5.2 Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah daerah Propinsi dan Pemerintahan Daerah kabupaten/ Kota Pembagian kekuasaan sektor perhubungan darat yang menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota antara lain meliputi : Pemberian izin penyelengaraan dan pembangunan fasilitas parkir untuk umum Pengawasan dan pengendalian operasional penggunaan jalan Pengawasan dan penyelengaraan pendidikan dan latihan mengemudi Penetapan lokasi terminal penumpang Tipe C Pembangunan operasi terminal penumpang Tipe A, B, dan C Pembangunan dan pengoperasian terminal angkutan barang Penyusunan jaringan trayek angkutan umum dan jaringan lalu lintas barang Penetapan kelas jalan kabupaten/kota dan penetapan lokasi pemasangan, pemeliharaan, dan pemindahan fasilitas pendukung dan pelengkap jalan Penetepana dan pembeian izin operasi angkutan taksi Pemerian izin usaha angkutan pariwisata dan rangkutan barang serta rekomendadi operasi angkutan sewa Penyelenggara manajemen rekayasa lalu lintas dan andalalin Penyelenggara pencegahan kecelakaan lalu lintas dan pelaksana uji berkala kendaraan bermotor Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2012 Tentang Kendaraan Berdasarkan PP o. 55 Tahun 2012, dapat diketahui bahwa kendaraan tidak bermotor terdiri atas sepeda, becak, dan kereta dorong serta kendaraan yang ditarik oleh hewan. Ketentuan sepeda dalam aspek keselatan sebagaimana yang tercantum dalam peraturan tersebut antara lain sebagai berikut : Lebar manimum sepeda 550 mm dan lebar maksimum sebesar 2100 mm RINGKASAN EKSEKUTIF 12

13 Sepeda dilengkapi spakboar yang mampu mengurangi percikan air ke arah belakang dan memiliki lebar minimu sama dengan telapak ban Rem minimal dipasang pada roda penggerak sepeda dan berfungsi baik untuk memperlambat dan menghentukan sepeda Peraturan Menteri Perhubungan No. 14 Tahun 2006 Tentang Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas di Jalan Fasilitas pendukung kegiatan lalu lintas dan angkutan jalan terdiri atas : Fasilitas pejalan kkai yang meliputi trotoar, tempat penyeberangan yang dinyatakan dengan marka jalan atau rambu-rambu, jembatan penyeberangan, dan terowongan penyeberangan Parkir pada badan jalan Halte Tempat istirahat Penerangan jalan Ketentuan pengaturan lalu lintas yang berbasis pada rambu lalu lintas meliputi sebagai berikut : Aturan Lalu lintas yang bersifat perintah atau larangan dinyatakan dengan rambu lalu lintas, marka jalan atau alat pemberi isyarat lalu lintas (APILL) Urutan prioritas pada pemanfaatan pengaturan rambu lalu lintas sebagai rambu perintah/ larangan adalah APILL lalu rambu lalu lintas kemudian marka jalan Standar Perencanaan Geometrik Untuk Jalan Perkotaan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga 1. Adapun ketentuan untuk lebar minimum jalur sepeda antara lain : Lebar minimum jalur sepeda adalah 2,0 m untuk dua arah Lebar minimum jalur sepeda dan pejalan kaki adalah 3,5 m untuk jalan tipe II, kelas I dan II, dan 2,50 m untuk tupe II kelas III RINGKASAN EKSEKUTIF 13

14 Lebar minimum jalur sepeda dan pejalan kaku boleh dikurangi sebesar 0,5 m. Bila volume lalu lintas tidak terlalu besar atau di sepanjang jembatan yang cukup panjang (lebih dari 50 m) Ketentuan Jalur Sepeda Tingkat Pelayanan A B C D E F 2. Perhitungan Kapasitas Jalan atau Level Of Service (LOS) DS = Q / C C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs Tabel Karakteristik Tingkat Pelayanan Jalan Karakteristik-karakteristik Kondisi arus bebas dengan kecepatan tinggi. Pengemudi dapat memilih kecepatan yang diinginkan tanpa hambatan Arus stabil, tetapi kecepatan operasi mulai dibatasi oleh kondisi lalu lintas. Pengemudi memiliki kebebasan untuk memilih kecepatan Arus stabil, tetapi kecepatan dan gerak kendaraan dikendalikan. Pengemudi dibatasi dalam memilih kecepatan Arus mendekati tidak stabil, kecepatan masih dikendalikan, V/C masih dapat ditolerir Volume lalulintas mendekati / berada pada kapasitas arus tidak stabil, kecepatan terkadang terhenti Arus yang dipaksakan atau macet, kecepatan rendah. Antrian panjang dan terjadi hambatan-hambatan yang besar Batas Lingkup V/C 0,00 0,20 0,21 0,44 0,45 0,74 0,75 0,84 0,85 1,00 >1, Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Malang Tahun Rencana perbaikan pola pergerakan transportasi wilayah kota, meliputi : pembangunan pola jaringan jalan yang menjangkau daerah-daerah di luar pusat perkembangan kota dan memiliki pola jaringan yang RINGKASAN EKSEKUTIF 14

15 menciptakan pergerakan yang lebih efektif dan efisien dengan pembangunan jalan lingkar; pengaturan rute arus pergerakan atau lalu lintas; penataan rute angkutan umum yang pola pergerakannya dapat melayani kepentingan masyarakat secara merata Kebijakan Rencana Detail Tata Ruang Kota Malang a. Pengembangan penandaaan isyarat lalu lintas Peningkatan fungsi APILL yang telah adan menjadi ATCS (Automatic Traffic Control System). Pemberian tanda isyarat lalu lintas atau APILL dengan lokasi sebagai berikut : a. Simpang Janti dengan pada Jalan S. Supriadi b. Simpang Gadang set pada Jalan Kolonel Sugiono c. Simpang Kota Lama pada Jalan Laksamana Martadinata d. Persimpangan Jalan Ki Ageng Gribig Jalan Jongge e. Persimpangan jalan Ki Ageng Gribig Jalan Cemorokandang. f. Persimpangan Jalan Raya Sawojajar Jalan Terusan Sulfat. g. Persimpangan Jalan Danau Toba Jalan Ki Ageng Gribig. h. Persimpangan Jalan Muharto Jalan Ki Ageng Gribig i. Simpang Blimbing, Simpang Borobudur, Simpang Ciliwung, Simpang Sarangan, Simpang Kaliurang, Simpang Jalan A Yani dengan Jalan Raden Intan, Simpang Jalan LA Sucipto dengan Jalan Panji Suroso, Simpang Jalan Sulfat dengan Jalan Warinoi, Simpang Jalan Urip Sumoharjo dengan Jalan Kesatrian, Simpang Jalan Urip Sumoharjo dengan Jalan Panglima Sudirman, Simpang Jalan Jendral Gatot Subroto dengan Jalan Zainul Zakze b. Penataan Parkir on street yang meliputi : Penataan parkir on street di Jalan Kolonel Sugiono, Jalan S. Supriadi, dan Jalan Zaenal Zakse RINGKASAN EKSEKUTIF 15

16 Penataan parkir off street yang terdapat di sepanjang Jalan Mayjen Sungkono, Jalan Parseh Jaya, dan Jalan walet. Jalan Raya Sawojajar dan Jalan Ki Ageng Gribig. Jalan A Yani, Jalan S Parman, Jalan Letjen Wiyono, Jalan Raden Intan, Jalan Panji Suroso, Jalan Panglima Jendral Sudirman, Jalan Hamid Rusdi, Jalan Urip Sumoharjo, Jalan Juanda, Jalan LA Sucipto, Jalan Borobudur dan Jalan Tumenggung Suryo. c. Penambahan pedestrian yang meliputi : Jalan S. Supriadi, Jalan Raya Langsep dan Jalan Terusan Raya Dieng yang merupakan fasilitas pendidikan serta fasilitas perdagangan dan jasa. 1.5 Analisa Zona Pergerakan Dalam menentukan tingkatan klasifikasi maka untuk nilai tinggi, sedang, dan rendah diberikan poin sesuai tingkatan klasifikasi yaitu : a. Nilai Tinggi : 30 b. Nilai Sedang : 20 c. Nilai Rendah : Gambaran dan Analisa Pergerakan di Zona Pendidikan Sarana pendidikan umumnya tidak memiliki tempat atau jalur khusus untuk menurunkan dan menaikkan penumpang. Hal tersebut menyebabkan kendaraan pengantar dan penjemput siswa berhenti atau parkir di daerah badan jalan, sehingga terjadi pengurangan kapasitas jalan. Akibatnya pada saat jam sibuk, pada saat masuk sekolah dan pulang sekolah akan terjadi kemacetan lalu lintas. Berdasarkan analisa pola pergerakan pada sarana pendidikan, dapat diketahui bahwa pada sarana pendidikan SMP yang memiliki pola pergerakan terbesar atau termasuk klasifikasi tinggi adalah SMPN 1, SMPN 3, SMPN 5, SMPN 6, dan SMPN 8. Untuk sarana pendidikan SMA/ SMKN sederajat yang memiliki pola pergerakan cukup tinggi dengan klasifikasi tinggi adalah SMAN 1, SMAN 3, SMAN 5, SMKN, 2, SMKN 4, SMKN 5, SMKN 9, dan SMKN 11. Untuk sarana pendidikan RINGKASAN EKSEKUTIF 16

17 SMAN 1, SMAN 3, SMAN 5, SMKN 2, dan SMKN 4 termasuk dalam SMA/ SMKN favorit dengan daya tampung yang cukup tinggi seiring dengan tingginya minat kalangan murid SMP. Kelima SMAN/ SMKN tersebut terdapat di Kecamatan Klojen dengan asal pergerakan berasal dari SMP yang tersebar di setiap kecamatan. Untuk SMKN 9 yang terdapat di Kecamatan Sukun dan SMKN 11 yang terdapat di Kecamatan Kedungkandang tidak termasuk dalam sekolah favorit namun akibat jumlah murid yang cukup tinggi maka membuat sarana pendidikan tersebut termasuk dalam klasifikasi tinggi. Kedua sarana pendidikan tersebut dipersiapkan untuk murid di kecamatan masing-masing sesuai lokasi SMKN yang tidak diterima di SMAN/ SMKN favorit. Dengan demikian dapat diketahui bahwa asal pergerakan SMKN 9 terbesar berasal dari murid SMP di Kecamatan Sukun, sedangkan asal pergerakan SMKN 11 terbesar berasal dari murid SMP di Kecamatan Kedungkadang, tepatnya dari SMPN 21 Kota Malang Gambaran dan Analisa Pergerakan di Zona Kesehatan Berdasarkan hasil analisa bangkitan pada sarana kesehatan rumah sakit terbagi menjadi dua jenis sesuai jenis rumah sakit, yaitu RSU atau Rumah Sakit Umum dan RSIA atau Rumah Sakit Ibu dan Anak. Untuk kategori RSU yang termasuk klasifikasi tinggi adalah RSU Dr. Saiful Anwar dan RS. Panti Nirmala. Hal ini menunjukkan bahwa selain diakibatkan oleh banyaknya jumlah tenaga medis pada rumah sakit tersebut, tingginya tipe RSU yaitu antara A-B juga memberikan pengaruh terhadap jumlah pergerakan yang masuk menuju zona bangkitan. Semakin tinggi tipe rumah sakit maka semakin tinggi juga pergerakan menuju RSU tersebut. Untuk sarana kesehatan RSIA (Rumah Sakit Ibu dan Anak) yang termasuk klasifikasi tinggi adalah RSIA Permata Bunda, RSIA Hermina Tangkuban Prahu, dan RSAB Muhamadiyah. Meskipun jumlah tenaga medis di RSIA Permata Bunda tiak setinggi kedua RSIA lainnya namun tingginya tipe rumah sakit tersebut meskipun dikelola oleh swasta dapat memberikan citra kualitas yang baik terhadap masyarakat di Kota Malang, terutama dari faktor tingkat pelayanan. RINGKASAN EKSEKUTIF 17

18 Berdasarkan hasil analisa sarana kesehatan puskesmas, dapat diketahui bahwa puskesmas yang termasuk klasifikasi tinggi adalah Puskesmas Dinoyo, Puskesmas Pandanwangi, dan Puskesmas Kedungkandang. Tingginya jumlah tenaga medis di sarana kesehatan puskesmas menunjukkan tingginya klasifikasi sarana kesehatan, dengan demikian dapat dikatakan bahwa jumlah pelaku tarikan yang menuju zona bangkitan tersebut cukup tinggi dengan salah satu indikator bahwa jumlah kelurahan yang menjadi cakupan pelayanan lebih banyak daripada puskesmas lainnya Gambaran dan Analisa Pergerakan di Zona Perdagangan dan Jasa Berdasarkan hasil analisa sarana perdagangan dapat diketahui bahwa sarana perdagangan pasar tradisional yang termasuk dalam klasifikasi tinggi adalah Pasar Besar. Hal ini disebabkan karena Pasar Besar merupakan pasar tradisional skala kota yang tidak hanya menjual kebutuhan pangan, namun juga menjual kebutuhan sandang dalam ukuran besar atau grosir. Berdasarkan hasil analisa pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa perdagangan modern dengan klasifikasi tinggi adalah Plaza MOG dengan asal pergerakan berasal dari semua kecamatan di Kota Malang mengingat Plaza MOG merupakan salah satu pusat perdagangan modern skala kota terfavorit di Kota Malang yang menjual berbagai kebutuhan rumah tangga, sandang dan papan Gambaran dan Analisa Pergerakan di Zona Perkantoran Pusat kegiatan perkantoran pemerintahan terdapat di Jl. S. Supriyadi, Jl. Tugu, Jl. Surabaya, Jl. Gadang Bumiayu, dan Jl.A.Yani. Untuk pusat perkantoran swasta terdapat di Jl. Soekarno Hatta, Jl. A. Yani, dan Jl. Surabaya. Hal ini menunjukkan bahwa pusat kegiatan perkantoran pemerintah terdapat di Kecamatan Klojen, Kecamatan Sukun, Kecamatan Kedungkandang, dan Kecamatan Blimbing. Sedangkan pusat kegiatan perkantoran swasta terdapat di Kecamatan Blimbing, Kecamatan Lowokwaru, dan Kecamatan Klojen. RINGKASAN EKSEKUTIF 18

19 1.5.5 Gambaran dan Analisa Pergerakan di Zona Industri Berdasarkan hasil analisa kawasan industri dapat diketahui bahwa Industri Rokok Karya Niaga Bersama merupakan industri skala besar terbesar di Kota Malang dari segi jumlah tenaga kerja sehingga termasuk dalam klasifikasi tinggi Gambaran dan Analisa Pergerakan di Zona Wisata Obyek-obyek wisata di Kota Malang umumnya berupa obyek wisata buatan, baik yang bersifat sosial budaya, sejarah, olahraga, perdagangan maupun home industri. Pola pergerakan obyek wisata di Kota Malang lebih bersifat recreational, dimana pegerakanannya bukan harian melainkan sesuai kebutuhan rekreasi masyarakat. Umumnya pergerakan pada obyek wisata lebih tinggi saat hari libur panjang atau long week end, Hari Sabtu dan hari Minggu. Dengan demikian design pola penentuan jalur sepeda untuk obyek wisata di Kota Malang mengikuti pola jalur sepeda yang bersifat harian, seperti untuk bekerja dan bersekolah. Adapun lokasi-lokasi obyek wisata di Kota Malang yang dapat dikunjungi wisatawan, baik wisatawan dari dalam maupun dari luar adalah sebagai berikut : Museum Brawijaya Perpustakaan Kota Senaputra Taman Rekreasi Kota Wisata Tlogomas Tugu Kota Malang Toko Oen Taman Krida Budaya Sentra Keramik Dinoyo Pasar Minggu Car Free Day Kawasan Sosial Budaya yang meliputi : a. Kawasan Bergenbuurt RINGKASAN EKSEKUTIF 19

20 Zona ini merupakan kawasan perumahan tipe besar dan jenis Villa seperti yang terdapat di kawasan Perumahan Ijen. Gedung SMP Kristen(Christ Mulo School), Gedung SMU Kristen (Dempo), Gereja Katholik Paroki St. Maria Bunda Karmel/Gereja Kathedral-ljen (Theressiakerk) di Jalan Ijen, Gereja Kristen lndonesia/gkl Bromo, Hotel Graha Cakra (Maconnieke Lodge) b. Kawasan Oranjebuurt dan Gouverneur- Generaalbuu rt Zona ini merupakan kawasan perdagangan dan jasa di daerah Kayu Tangan, Jl. Jaksa Agung Suprapto, Jl. Gajah Mada, Kawasan alunalun Kota Malang, dan kawasan Tugu c. Kawasan Eilandenbuurt Zona ini merupakan kawasan perumahan di jalan nama pulau-pulau, seperti Pulau Sapudi, Pulau Karimata, Pulau Sulawesi, dll serta fasilitas umum lainnya seperti SMUN 5 Malang dan RS Panti Nirmala. Obyek Wisata Belanja meliputi pasar skala modern yang termasuk dalam kawasan strategis perekonomian Untuk mendukung kegiatan wisata, yang dimiliku Kota Malang, maka disediakan sarana atau fasilitas penginapan yang terdapat di Kota Malang baik untuk wisatawan domestik maupun wisatawan asing. Penginapan-penginapan tersebut dikelompokkan menjadi satu kawasan yang meliputi : Kawasan Malang Utara atau Kecamatan Lowokwaru Hotel Pelangi Hotel Griyadi Montana- Hotel Villa Ubud- Hotel Kalpataru- UB Hotel Kawasan Tugu dan Alun-alun di Kecamatan Klojen Hotel Tugu Malang- Hotel Splendid Inn- Hotel Sahid Montana- Hotel Richie Malang- Hotel Pelangi I Kawasan Ijen di Kecamatan Klojen Guest House Merbabu- Guest House Fendi- Cozy Guest House- Wisma Jasa Tirta Heritage- Hotel Edotel Senior RINGKASAN EKSEKUTIF 20

21 Kawasan Jalan Arteri Sekunder Hotel Regents Park- Hotel Santika Premiere- Gajah Mada Graha- Hotel Graha Cakra- Hotel Kartika 1.6 Rencana Titik Bangkitan Berdasarkan hasil analisa telah diketahui lintasan-lintasan jalur sepeda menuju suatu bangkitan tertentu yang memiliki kriteria tinggi dan kriteria sedang. Penentuan klasifikasi dengan kriteria sedang maupun tinggi didapatkan dari hasil pembobotan jumlah tenaga pegawai medis beserta tipe yang dimiliki untuk sarana kesenatahan, jumlah pengunjung maupun jumlah pedagangan pada sarana perdagangan, jumlah murid maupun jumlah pendidik pada sarana pendidikan, serta jumlah buruh industri pada lokasi-lokasi industri. Titik-titik zona bangkitan sebagai berikut : a. Kawasan Soekarno Hatta b. Kawasan Veteran c. Kawasan Piranha d. Kawasan Balai Kota e. Kawasan Kawi dan Semeru f. Kawasan Surabaya g. Kawasan Lapangan Rampal h. Kawasan Alun-Alun Kota Malang i. Kawasan Jaksa Agung Suprapto j. Kawasan Blimbing k. Kawasan Dieng l. Kawasan Pasar Induk Gadang m. Kawasan Industri Sukun n. Kawasan Kanjuruhan o. Kawasan Industri Bandulan RINGKASAN EKSEKUTIF 21

22 RINGKASAN EKSEKUTIF 22

23 RINGKASAN EKSEKUTIF 23

24 1.6.2 Rencana Jalur Sepeda di Kawasan Veteran Berdasarkan hasil analisis, kawasan di Jalan Veteran terdapat beberapa fungsi kegiatan, seperti fungsi kegiatan pendidikan yang meliputi SMKN 2 Kota Malang, SMPN 4 Malang, SMAN 8 Malang, Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, serta fungsi perdagangan modern yang meliputi MATOS Plaza. Jenis Fungsi dan Asal Pergerakan di Kawasan Jalan Veteran No Jenis Fungsi Asal Pergerakan Sarana pendidikan 1 SMKN 2 Lowokwaru, Klojen, Sukun 2 SMPN 4 Malang Lowokwaru, Klojen, Sukun 3 SMAN 8 Malang Lowokwaru, Klojen, Sukun 4 Universitas Brawijaya Lowokwaru, Klojen, Sukun, Kedungkandang, Blimbing 5 Universitas Negeri Malang Lowokwaru, Klojen, Sukun, Kedungkandang, Blimbing Sarana perdagangan 1 Matos Plaza Sumber : Hasil Rencana, 2013 Lowokwaru, Klojen, Sukun, Kedungkandang, Blimbing Adapun jalur sepeda disuesuaikan dengan asal pegerakan dari tarikan masing-masing kecamatan antara lain sebagai berikut : 1. Kecamatan Blimbing Jl. LA Sucipto- Jl. A. Yani (Utara)- Jl. C. Mendut- Jl. Soekarno Hatta- Jl. Mayjen Panjaitan- Jl. Bandung- Jl. Veteran Jl. Terusan Sulfat- Jl.Ciwulan-Jl. Indragiri Raya- Jl. Letjen S. Parman- Jl. Sarangan- Jl. Melati- Jl. Cengkeh- Jl. Coklat- Jl. Soekarno Hatta-Universitas Brawijaya- Jl. Veteran Penyediaan jalur sepeda yang disediakan pada waktu-waktu tertentu dengan penambahan rambu lalu lintas Jl. A. Yani- Jl. Ikan Piranha- Jl. Ikan Piranha Atas- Jl. Ikan Paus-Jl. Simpang Borobudur Jl. LA Sucipto- Jl. Tenaga Utara- Jl. Letjen S. Parman Jl. Soekarno Hatta- UB- Jl. Veteran RINGKASAN EKSEKUTIF 24

25 2. Kecamatan Klojen Penyediaan jalur sepeda (bike way) Jl. Letjen Sutoyo- Jl. Sarangan- Jl. Melati- Jl. Cengkeh- Jl. Coklat- Jl. Soekarno Hatta-Jl. Brigjen S. Riyadi- Jl. Bandung- Jl. Veteran Jl. Basuki Rahmat- Jl. Brigjen S. Riyadi- Jl. Buring- Jl. Merbabu- Jl. Simpang Balapan- Jl. Ijen- Jl. Jakarta- Jl. Bandung- Jl. Veteran Penyediaan jalur sepeda yang disediakan pada waktu-waktu tertentu dengan penambahan rambu lalu lintas Jl. Melati- Jl. Bunga Nusa Indah Atas- Jl. Simpang Dewandaru- Jl. 3. Kecamatan Sukun Bunga Merak- Jl. Bunga Andong- Jl. Soekarno Hatta Penyediaan jalur sepeda Jl. Raya Langsep- Jl. Raya Dieng- Jl. Simpang Wilis- Jl. Jakarta- Jl. Bogor- Jl. Veteran Jl. Raya Tidar- Jl. Retawu- Jl. Bondowoso- Jl. Jakarta- Jl. Veteran 4. Kecamatan Kedungkandang Jl. Raya Sawojajar- Jl. Hamid Rusdi- Jl. Ksatrian- Jl. Trunojoyo- Jl. Tugu- Jl. Kahuripan- Jl. Ijen- Jl. Jakarta- Jl. Bogor- Jl. Veteran 5. Pergerakan internal (Kecamatan Lowokwaru) Jl. Raya Tlogomas-Jl. Batu Permata- Jl. Joyo Suryo- Jl. Joyo Sari- Jl. Bendungan Sigura-Gura-Jl. Veteran Jl Akordion/ Jl. Saxophone-Jl. Candi Panggung- Jl. Soekarno Hatta- Jl. Mayjen Panjaitan- Jl. Bandung- Jl. Veteran RINGKASAN EKSEKUTIF 25

26 RINGKASAN EKSEKUTIF 26

27 Ruas Jalan Hierarki Lebar Rumija Eksisting Tingkat Pelayanan Tipe Jalur Arah Jalur Jl. A. Yani Arteri Sekunder 26 C Bike Lane 2 Jl. Letjen S. Parman Arteri Sekunder 26 B Bike Lane 2 Jl Letjen Sutoyo Arteri Sekunder 26 B Bike Lane 2 Jl. Basuki Rahmat Arteri Sekunder 26 B Bike Lane 2 Jl. Raya Tlogomas Arteri Sekunder 11 B Bike Lane 2 Jl. Brigjen S. Riyadi Arteri Sekunder 12 B Bike Lane 2 Jl. Jaksa Agung Arteri Sekunder 16 C Bike Lane 2 Jl. Terusan Sulfat Lokal Sekunder 7.5 C Bike Lane 2 Jl Raya Langsep Kolektor Primer 15 C Bike Lane 2 Jl. Raya Sawojajar Kolektor Sekunder 13 B On Street 2 Jl. Raya Dieng Kolektor Sekunder 13 B Bike Lane 2 Jl. Trunojoyo Arteri Sekunder 13 B Bike Lane 2 Jl. Wilis Kolektor Sekunder 12 B Bike Lane 1 Jl. Hamid Rusdi Kolektor Sekunder 9 C Bike Lane 2 Jl Ksatrian Kolektor Sekunder 9 B Bike Lane 2 Jl. Trunojoyo Arteri Sekunder 12 B Bike Lane 2 Jl. Simpang Wilis Lokal Sekunder 7.5 B Bike Lane 1 Jl. Buring Lokal Sekunder 8 B Bike Lane 1 Jl. Merbabu Lokal Sekunder 8 B Bike Lane 1 Jl. Simpang Balapan Lokal Sekunder 8 B Bike Lane 1 Jl. Besar Ijen Kolektor Sekunder 14 B Bike Lane 2 Jl. Jakarta Kolektor Sekunder 10 C Bike Lane 2 Jl. Batu Permata Lokal Sekunder 8 B On Street 2 Jl Joyo Suryo Lokal Sekunder 8 B On Street 2 RINGKASAN EKSEKUTIF 27

28 Ruas Jalan Hierarki Lebar Rumija Eksisting Tingkat Pelayanan Tipe Jalur Arah Jalur Jl. Joyo Sari Lokal Sekunder 9 B On Street 2 Jl. Candi Panggung Arteri Sekunder 7 B Bike Lane 2 Jl. Saxophone Arteri Sekunder 7 B Bike Lane 2 Jl Akordion Kolektor primer 8 B Bike Lane 2 Jl. Bunga Kertas Lingkungan 7 B Bike Lane 1 Jl Pisang Kipas Lokal Sekunder 7 B Bike Lane 1 Jl. Bantaran Lokal Sekunder 7 A Bike Lane 1 Jl. Cengger Ayam Kolektor Sekunder 8 C Bike Lane 1 Jl. Bukirsari Lokal Sekunder 7.5 B Bike Lane 1 Jl. Kendalsari Lokal Sekunder 7.5 B On Street 1 Jl. Cengkeh Kolektor Sekunder 8 C Bike Lane 2 Jl. Coklat Kolektor Sekunder 8 C Bike Lane 2 Jl. Soekarno Hatta Arteri Sekunder 26 B Bike Lane 2 Jl. Veteran Kolektor Sekunder 29 B Bike Lane 2 Jl Candi Mendut Lokal Sekunder 7 B Bike Lane 1 Jl. Indragiri Lokal Sekunder 7 B On Street 1 Jl. Sarangan Kolektor Sekunder 9 B Bike Lane 2 Jl. Melati Kolektor Sekunder 10.5 B Bike Lane 2 Jl. Ikan Piranha Kolektor Primer 7.5 B On Street 2 Jl. Ikan Gurame Kolektor primer 6 B On street 2 Jl. Ikan Kakap Kolektor primer 6 B On street 2 Jl. Sudimoro Lokal Sekunder 6 B On Street 2 Jl. Tenaga Utara Lokal Sekunder 10 B On Street 2 Jl. Bendungan Sigura-gura Kolektor Sekunder 9 C On Street 2 RINGKASAN EKSEKUTIF 28

29 Ruas Jalan Hierarki Lebar Rumija Eksisting Tingkat Pelayanan Tipe Jalur Arah Jalur Jl. Lawu Lokal Sekunder 7.5 A On Street 2 Jl. Bromo Kolektor Sekunder 10.5 B Bike Lane 2 Jl. Tenes Lingkungan 7 B On Street 2 Jl. Kawi Arteri Sekunder 16 B Bike Lane 1 Jl. Kawi Atas Kolektor Sekunder 12 B Bike Lane 2 Jl. Arif Rahman Hakim Arteri Sekunder 11 C Bike Lane 1 Jl. Terusan Kawi Kolektor Sekunder 10 B Bike Lane 1 Jl. Industri Timur Lokal Sekunder 7 B On Street 1 Jl. Karya Timur Lokal Sekunder 7 B On Street 1 Jl. Indragiri Raya Lokal Sekunder 8 B On Street 1 Jl. Ciwulan Lingkungan 6 A On Street 1 Jl. Ciliwung Kolektor Sekunder 10,5 B Bike Lane 1 Jl. Bandung Kolektor Sekunder 29 C Bike Lane 2 Jl. Jakarta Kolektor Sekunder 10 C Bike Lane 1 Jl. Bogor Lokal Sekunder 13.5 C Bike Lane 1 Jl. Danau Toba Kolektor Sekunder 10 B Bike Lane Rencana Jalur Sepeda di Kawasan Soekarno Hatta Fungsi kawasan yang terdapat di kawasan Soekarno Hatta meliputi fungsi perkantoran swasta dan fungsi pendidikan. Fungsi perkantoran swasta yang terdapat di Kawasan Soekarno Hatta dapat diketahui dari dominasi keberadaan ruko yang umumnya difungsikan sebagai rumah usaha. Untuk fungsi pendidikan meliputi sekolah menengah lanjutan dengan klasifikasi sedang sehingga kapasitas pelayannya adalah pelayanan lokal yaitu dari Kecamatan Lowokwaru dan Kecamatan Blimbing. Jenis Fungsi dan Asal Pergerakan di Kawasan Jalan Soekarno Hatta No Jenis Fungsi Asal Pergerakan Sarana pendidikan 1 SMPN 18 Lowokwaru, Blimbing RINGKASAN EKSEKUTIF 29

30 No Jenis Fungsi Asal Pergerakan 2 SMAN 9 Malang Lowokwaru, Blimbing Sarana perkantoran 1 Perkantoran swasta Lowokwaru, Blimbing, Klojen Sumber : Hasil Rencana, 2013 Berdasarkan asal pergerakan yang terdapat di kawasan Jalan Soekarno Hatta maka dapat diketahui terdapat penyediaan jalur sepeda yaitu sebagai berikut : 1. Kecamatan Blimbing Jl. LA Sucipto- Jl. A. Yani (Utara)- Jl. C. Mendut- Jl. Soekarno Hatta Jl. Terusan Sulfat- Jl.Ciwulan-Jl. Indragiri Raya- Jl. Letjen S. Parman- Jl. Sarangan- Jl. Melati- Jl. Cengkeh- Jl. Coklat- Jl. Soekarno Hatta Penyediaan jalur sepeda yang disediakan pada waktu-waktu tertentu dengan penambahan rambu lalu lintas Jl. A. Yani- Jl. Ikan Piranha- Jl. Ikan Piranha Atas- Jl. Ikan Paus-Jl. Simpang Borobudur Jl. LA Sucipto- Jl. Tenaga Utara- Jl. Industri Timur- Jl. Karya Timur- Jl. Indragiri Raya- Letjen S. Parman 2. Kecamatan Klojen Jl. Letjen Sutoyo- Jl. Sarangan- Jl. Melati- Jl. Cengkeh- Jl. Coklat- Jl. Soekarno Hatta- Jl. Basuki Rahmat- Jl. Brigjen S. Riyadi- Jl. Buring- Jl. Merbabu- Jl. Simpang Balapan- Jl. Ijen- Jl. Jakarta- Jl. Bandung- Jl. Veteran- Jl. Mayjen Panjaitan- Jl. Soekarno Hatta Penyediaan jalur sepeda yang disediakan pada waktu-waktu tertentu dengan penambahan rambu lalu lintas Jl. Melati- Jl. Bunga Nusa Indah Atas- Jl. Simpang Dewandaru- Jl. Bunga Merak- Jl. Bunga Andong- Jl. Soekarno Hatta RINGKASAN EKSEKUTIF 30

31 3. Kecamatan Sukun Jl. Raya Langsep- Jl. Raya Dieng- Jl. Simpang Wilis- Jl. Jakarta- Jl. Bogor- Jl. Veteran- Jl. Mayjen Panjaitan- Jl. Soekarno Hatta Jl. Raya Tidar- Jl. Retawu- Jl. Bondowoso- Jl. Jombang- Jl. Surabaya- Jl. Jakarta- Jl. Veteran- Jl. Mayjen Panjaitan- Jl. Soekarno Hatta 4. Kecamatan Kedungkandang Jl. Raya Sawojajar- Jl. Hamid Rusdi- Jl. Ksatrian- Jl. Trunojoyo- Jl. Tugu- Jl. Kahuripan- Jl. Ijen- Jl. Jakarta- Jl. Bogor- Jl. Veteran- Jl. Mayjen Panjaitan- Jl. Soekarno Hatta 5. Pergerakan internal (Kecamatan Lowokwaru) Jl. Raya Tlogomas-Jl. Batu Permata- Jl. Joyo Suryo- Jl. Joyo Sari- Jl. Bendungan Sigura-Gura-Jl. Veteran- Jl. Mayjend Panjaitan- Jl. Soekarno Hatta Jl Akordion/ Jl. Saxophone-Jl. Candi Panggung- Jl. Soekarno Hatta RINGKASAN EKSEKUTIF 31

32 RINGKASAN EKSEKUTIF 32

33 Ruas Jalan Hierarki Lebar Rumija Eksisting Tingkat Pelayanan Tipe Jalur Arah Jalur Jl. A. Yani Arteri Sekunder 26 C Bike Lane 2 Jl. Letjen S. Parman Arteri Sekunder 26 B Bike Lane 2 Jl Letjen Sutoyo Arteri Sekunder 26 B Bike Lane 2 Jl. Basuki Rahmat Arteri Sekunder 26 B Bike Lane 2 Jl. Raya Tlogomas Arteri Sekunder 11 B Bike Lane 2 Jl. Brigjen S. Riyadi Arteri Sekunder 12 B Bike Lane 2 Jl. Jaksa Agung Arteri Sekunder 16 C Bike Lane 2 Jl. Terusan Sulfat Lokal Sekunder 7.5 C Bike Lane 2 Jl Raya Langsep Kolektor Primer 15 C Bike Lane 2 Jl. Raya Sawojajar Kolektor Sekunder 13 B On Street 2 Jl. Raya Dieng Kolektor Sekunder 13 B Bike Lane 2 Jl. Trunojoyo Arteri Sekunder 13 B Bike Lane 2 Jl. Wilis Kolektor Sekunder 12 B Bike Lane 1 Jl. Hamid Rusdi Kolektor Sekunder 9 C Bike Lane 2 Jl Ksatrian Kolektor Sekunder 9 B Bike Lane 2 Jl. Trunojoyo Arteri Sekunder 12 B Bike Lane 2 Jl. Simpang Wilis Lokal Sekunder 7.5 B Bike Lane 1 Jl. Buring Lokal Sekunder 8 B Bike Lane 1 Jl. Merbabu Lokal Sekunder 8 B Bike Lane 1 Jl. Simpang Balapan Lokal Sekunder 8 B Bike Lane 1 Jl. Besar Ijen Kolektor Sekunder 14 B Bike Lane 2 Jl. Jakarta Kolektor Sekunder 10 C Bike Lane 2 Jl. Batu Permata Lokal Sekunder 8 B On Street 2 RINGKASAN EKSEKUTIF 33

34 Ruas Jalan Hierarki Lebar Rumija Eksisting Tingkat Pelayanan Tipe Jalur Arah Jalur Jl Joyo Suryo Lokal Sekunder 8 B On Street 2 Jl. Joyo Sari Lokal Sekunder 9 B On Street 2 Jl. Candi Panggung Arteri Sekunder 7 B Bike Lane 2 Jl. Saxophone Arteri Sekunder 7 B Bike Lane 2 Jl Akordion Kolektor primer 8 B Bike Lane 2 Jl. Bunga Kertas Lingkungan 7 B Bike Lane 1 Jl Pisang Kipas Lokal Sekunder 7 B Bike Lane 1 Jl. Bantaran Lokal Sekunder 7 A Bike Lane 1 Jl. Cengger Ayam Kolektor Sekunder 8 C Bike Lane 1 Jl. Bukirsari Lokal Sekunder 7.5 B Bike Lane 1 Jl. Kendalsari Lokal Sekunder 7.5 B On Street 1 Jl. Cengkeh Kolektor Sekunder 8 C Bike Lane 2 Jl. Coklat Kolektor Sekunder 8 C Bike Lane 2 Jl. Soekarno Hatta Arteri Sekunder 26 B Bike Lane 2 Jl. Veteran Kolektor Sekunder 29 B Bike Lane 2 Jl Candi Mendut Lokal Sekunder 7 B Bike Lane 1 Jl. Indragiri Lokal Sekunder 7 B On Street 1 Jl. Sarangan Kolektor Sekunder 9 B Bike Lane 2 Jl. Melati Kolektor Sekunder 10.5 B Bike Lane 2 Jl. Ikan Piranha Kolektor Primer 7.5 B On Street 2 Jl. Ikan Gurame Kolektor primer 6 B On street 2 Jl. Ikan Kakap Kolektor primer 6 B On street 2 Jl. Sudimoro Lokal Sekunder 6 B On Street 2 Jl. Tenaga Utara Lokal Sekunder 10 B On Street 2 RINGKASAN EKSEKUTIF 34

35 Ruas Jalan Hierarki Lebar Rumija Eksisting Tingkat Pelayanan Tipe Jalur Arah Jalur Jl. Bendungan Sigura-gura Kolektor Sekunder 9 C On Street 2 Jl. Lawu Lokal Sekunder 7.5 A On Street 2 Jl. Bromo Kolektor Sekunder 10.5 B Bike Lane 2 Jl. Tenes Lingkungan 7 B On Street 2 Jl. Kawi Arteri Sekunder 16 B Bike Lane 1 Jl. Kawi Atas Kolektor Sekunder 12 B Bike Lane 2 Jl. Arif Rahman Hakim Arteri Sekunder 11 C Bike Lane 1 Jl. Terusan Kawi Kolektor Sekunder 10 B Bike Lane 1 Jl. Industri Timur Lokal Sekunder 7 B On Street 1 Jl. Karya Timur Lokal Sekunder 7 B On Street 1 Jl. Indragiri Raya Lokal Sekunder 8 B On Street 1 Jl. Ciwulan Lingkungan 6 A On Street 1 Jl. Ciliwung Kolektor Sekunder 10,5 B Bike Lane 1 Jl. Bandung Kolektor Sekunder 29 C Bike Lane 2 Jl. Jakarta Kolektor Sekunder 10 C Bike Lane 1 Jl. Bogor Lokal Sekunder 13.5 C Bike Lane 1 Jl. Danau Toba Kolektor Sekunder 10 B Bike Lane Rencana Penyediaan Jalur Sepeda di Kawasan Piranha Fungsi kegiatan yang terdapat di Kawasan Piranha adalah fungsi kegiatan dan fungsi industri skala kecil atau home industri mebel. Fungsi kegiatan pendidikan yang terdapat di Kawasan Piranha termasuk dalam klasifikasi sedang, yaitu SMPN 11 dan SMKN 5 Kota Malang. Dengan demikian kapasitas pelayanan adalah tingkat lokal dengan asal pergerakan dari dua kecamatan yaitu Kecamatan Lowokwaru dan Kecamatan Blimbing. RINGKASAN EKSEKUTIF 35

36 Jenis Fungsi dan Asal Pergerakan di Kawasan Jalan Piranha No Jenis Fungsi Asal Pergerakan Sarana pendidikan 1 SMKN 5 Malang Lowokwaru, Blimbing 2 SMPN 11 Malang Lowokwaru, Blimbing Sumber : Hasil Rencana, 2013 Berdasarkan asal pergerakan yang terdapat di kawasan Jalan Soekarno Hatta maka dapat diketahui terdapat penyediaan jalur sepeda yaitu sebagai berikut : Kecamatan Blimbing Jl. Terusan Sulfat- Jl.Ciwulan-Jl. Indragiri Raya- Jl. Letjen S. Parman- Jl. Sarangan- Jl. Melati- Jl. Cengkeh- Jl. Coklat- Jl. Soekarno Hatta- Jl. Sudimoro Jl. LA Sucipto- Jl. A. Yani- Jl. Ikan Piranha Kecamatan Lowokwaru Jl. Soekarno Hatta- Jl. Sudimoro- Jl. Ikan Piranha Berdasarkan penyediaan jalur di atas, dapat diketahui bahwa terdapat ruas jalan yang tidak sesuai dengan lebar rumija jalan namun karena adanya rencana pelebaran jalan berdasarkan Peraturan Daerah RTRW Kota Malang No. 4 Tahun 2011 yang dialokasikan di Jl. Sudimoro, Jl. Candi Panggung, Jl. Akordion, Jl. Ikan Tombro, dan Jl. Saxophone serta jalan tembus menuju Kampus ITN II seiring dengan peningkatan status dan fungsi jalan. Dengan demikian ruasruas jalan tersebut layak dijadikan sebagai jalur sepeda untuk wilayah Kecamatan Lowokwaru. Untuk ruas jalan yang memiliki tingkat kemacetan cukup tinggi dengan tingkat pelayanan C dan harus disediakan dua arah mengingat berfungsi sebagai penghubung menuju zona bangkitan tertentu maka disediakan jalur alternatif pada ruas jalan tertentu dan diperbolehkan melewati ruas jalan tersebut pada jam-jam sibuk atau peak hour mengingat tingkat kemacetan biasanya terdapat pada jamjam sibuk saat jam berangkat dan pulang sekolah maupun kantor. Ruas- ruas jalan tersebut antar lain Jl. Cengkeh dan Jl. Coklat. Ruas jalan yang dijadikan RINGKASAN EKSEKUTIF 36

37 sebagai jalur alternatif adalah Jl. Bunga Indah Atas, Jl. Simpang Dewandaru- Jl. Bunga Merak- Jl. Bunga Andong- Jl. Soekarno Hatta. Ruas jalan tersebut berdasarkan rumija jalan tidak sesuai dengan standar namun jika dibandingkan dengan tingkat pelayanan masih memiliki tingkat pelayanan A sehinga masih layak jika dijadikan sebagai jalur sepeda dengan tipe on street yang berfungsi sebagai jalur alternatif. Beberapa ruas jalan di Kecamatan Lowokwaru yang diarahkan sebagai jalur sepeda menuju zona bangkitan Kawasan Veteran dan Kawasan Soekarno Hatta yang perlu mendapat arahan perbaikan jalan karena permukaan jalan yang rusak antara lain Jl. Kendalsari Gg.4, Jl. Bunga Andong Selatan, Jl. Bantaran, dan Jl. Candi Mendut, dan Jl. Simpang Borobudur. RINGKASAN EKSEKUTIF 37

38 RINGKASAN EKSEKUTIF 38

39 Ruas Jalan Hierarki Lebar Rumija Eksisting Tingkat Pelayanan Tipe Jalur Arah Jalur Jl. A. Yani Arteri Sekunder 26 C Bike Lane 2 Jl. Terusan Sulfat Lokal Sekunder 7.5 C Bike Lane 2 Jl. Candi Panggung Arteri Sekunder 7 B Bike Lane 2 Jl. Saxophone Arteri Sekunder 7 B Bike Lane 2 Jl Akordion Kolektor primer 8 B Bike Lane 2 Jl. Bunga Kertas Lingkungan 7 B Bike Lane 1 Jl Pisang Kipas Lokal Sekunder 7 B Bike Lane 1 Jl. Cengkeh Kolektor Sekunder 8 C Bike Lane 2 Jl. Coklat Kolektor Sekunder 8 C Bike Lane 2 Jl. Soekarno Hatta Arteri Sekunder 26 B Bike Lane 2 Jl. Indragiri Lokal Sekunder 7 B On Street 1 Jl. Ikan Piranha Kolektor Primer 7.5 B On Street 2 Jl. Ikan Gurame Kolektor primer 6 B On street 2 Jl. Ikan Kakap Kolektor primer 6 B On street 2 Jl. Sudimoro Lokal Sekunder 6 B On Street 2 Jl. Tenaga Utara Lokal Sekunder 10 B On Street 2 Jl. Indragiri Raya Lokal Sekunder 8 B On Street 1 Jl. Ciwulan Lingkungan 6 A On Street 1 RINGKASAN EKSEKUTIF 39

40 1.6.5 Rencana Penyediaan Jalur Sepeda Kawasan Kawi dan Semeru Fungsi kegiatan yang terdapat di Kawasan Jalan Kawi dan Jalan Semeru meliputi fungsi perdagangan dan pendidikan. Fungsi pendidikan tersebut termasuk dalam klasifikasi tinggi, seperti SMPN 1, SMPN 6, dan SMPN 8 Kota Malang. Sedangkan fungsi perdagangan yang terdapat di Kawasan Kawi dan Kawasan Semeru termasuk dalam klasifikasi tinggi yaitu MOG. Fungsi pendidikan yang terdapat di Kawasan Semeru masuk dalam jalan kolektor sekunder dan local sekunder. Fungsi pendidikan yang harus melewati jalan kolektor sekunder adalah SMPN 6. Sedangkan fungsi pendidikan yang harus melewati jalan local sekunder adalah SMPN 1 dan SMPN 8. Begitu juga dengan fungsi kawasan perdagangan yang harus melewati jalan local sekunder yaitu Jalan Tenes. Jenis Fungsi dan Asal Pergerakan di Kawasan Jalan Kawi dan dan Jalan Semeru No Jenis Fungsi Asal Pergerakan Sarana pendidikan 1 SMPN 6 Kota Malang Lowokwaru, Klojen, Blimbing, Sukun, Kedungkandang 2 SMPN 8 Kota Malang Lowokwaru, Klojen, Blimbing, Sukun, Kedungkandang 3 SMP 1 Kota Malang Lowokwaru, Klojen, Blimbing, Sukun, Kedungkandang Sarana perdagangan 1 MOG Sarana perkantoran swasta 2 Perbankan Sarana kesehatan 1 RS Melati Husada 2 RS Hermina Tangkuban Perahu Sumber : Hasil Rencana, 2013 Lowokwaru, Klojen, Blimbing, Sukun, Kedungkandang Lowokwaru, Klojen, Blimbing, Sukun, Kedungkandang Lowokwaru, Klojen, Blimbing, Sukun, Kedungkandang Lowokwaru, Klojen, Blimbing, Sukun, Kedungkandang Berdasarkan asal pergerakan yang terdapat di kawasan Jalan Kawi maka dapat diketahui terdapat penyediaan jalur sepeda yaitu sebagai berikut : 1. Kecamatan Lowokwaru RINGKASAN EKSEKUTIF 40

41 Jl. Bendungan Sigura-gura- Jl. Veteran- Jl. Brigjen S. Riyadi- Jl. Ijen- Jl. Semeru- Jl. Arjuno (melewati SMPN 8) -Jl. Kawi Jl. Bendungan Sigura-gura- Jl. Veteran- Jl. Brigjen S. Riyadi- Jl. Ijen- Jl. Semeru- Jl. Lawu (menuju SMPN 1) Jl. Bendungan Sigura-gura- Jl. Veteran- Jl. Brigjen S. Riyadi- Jl. Ijen- Jl. Semeru- Jl. Tenes (menuju MOG) 2. Kecamatan Blimbing Jl. LA Sucipto- Jl. A. Yani-Jl. Letjend S. Parman- Jl. Letjen Sutoyo - Jl. Jaksa Agung Suprapto- Jl Brigjen S. Riyadi- Jl. Bromo (menuju SMPN 6)- Jl. Kawi Jl. LA Sucipto- Jl. A. Yani-Jl. Letjend S. Parman - Jl. Letjen Sutoyo - Jl. Jaksa Agung Suprapto- Jl Brigjen S. Riyadi- Jl. Bromo- Jl. Semeru- Jl. Tenes (menuju MOG) Penyediaan jalur sepeda yang disediakan pada waktu-waktu tertentu dengan penambahan rambu lalu lintas 3. Kecamatan Sukun Jl. LA Sucipto- Jl. Tenaga Utara- Jl. Industri Timur- Jl. Karya Timur- Jl. Indragiri Raya-Jl. Letjen S. Parman Jl. Raya Langsep- Jl. Raya Dieng-Jl. Wilis- Jl. Besar Ijen-Jl. Semeru- Jl. Tenes (menuju MOG) Jl. Raya Langsep- Jl. Raya Dieng-Jl. Wilis- Jl. Besar Ijen-Jl. Semeru Jl. Arjuno (melewati SMPN 8) -Jl. Kawi Jl. Raya Langsep- Jl. Raya Dieng-Jl. Wilis- Jl. Besar Ijen- Jl. Semeru- Jl. Lawu (menuju SMPN 1) Jl. Raya Langsep- Jl. Raya Dieng-Jl. Wilis- Jl. Besar Ijen- Jl. Semeru- Jl. Bromo (menuju SMPN 6)- Jl. Kawi Jl. Raya Tidar- Jl. Retawu- Jl. Semeru- Jl. Besar Ijen- Jl. Semeru- (Jl. Tenes/ Jl. Arjuno/ Jl. Lawu/ Jl. Bromo) Jl. Mergan- Jl. Mergan Keramat- Jl. Simpang Langsep RINGKASAN EKSEKUTIF 41

42 4. Kecamatan Kedungkandang Jl. Raya Sawojajar-Jl. Hamid Rusdi- Jl. Ksatrian- Jl. Trunojoyo- Jl. Tugu- Jl. Kahuripan-Jl. Semeru- Jl. Arjuno/ Jl. Bromo/ Jl. Lawu/ Jl. Tenes- Jl. Kawi 5. Pergerakan Internal (Kecamatan Klojen) Jl. Ternate- Jl. Sulawesi- Jl. Yulius Usman- Jl. S. Supriyadi- Jl. Kawi (MOG dan SMPN 6 ) Jl. Ternate- Jl. Sulawesi- Jl. Yulius Usman- Jl. S. Supriyadi- - Jl. Kawi Jl. Arjuno (menuju SMPN 8) Jl. Ternate- Jl. Sulawesi- Jl. Yulius Usman- Jl. S. Supriyadi- - Jl. Kawi Jl. Bromo- Jl. Semeru- Jl. Lawu (menuju SMPN1) RINGKASAN EKSEKUTIF 42

43 RINGKASAN EKSEKUTIF 43

44 Ruas Jalan Hierarki Lebar Rumija Eksisting Tingkat Pelayanan Tipe Jalur Arah Jalur Jl. A. Yani Arteri Sekunder 26 C Bike Lane 2 Jl. Letjen S. Parman Arteri Sekunder 26 B Bike Lane 2 Jl Letjen Sutoyo Arteri Sekunder 26 B Bike Lane 2 Jl. Basuki Rahmat Arteri Sekunder 26 B Bike Lane 2 Jl. Raya Tlogomas Arteri Sekunder 11 B Bike Lane 2 Jl. Brigjen S. Riyadi Arteri Sekunder 12 B Bike Lane 2 Jl. Jaksa Agung Arteri Sekunder 16 C Bike Lane 2 Jl. Terusan Sulfat Lokal Sekunder 7.5 C Bike Lane 2 Jl. I R Rais Kolektor Primer 8 C Bike Lane 1 Jl Raya Langsep Kolektor Primer 15 C Bike Lane 2 Jl. Raya Sawojajar Kolektor Sekunder 13 B On Street 2 Jl. Raya Dieng Kolektor Sekunder 13 B Bike Lane 2 Jl. Trunojoyo Arteri Sekunder 13 B Bike Lane 2 Jl. Wilis Kolektor Sekunder 12 B Bike Lane 1 Jl. Hamid Rusdi Kolektor Sekunder 9 C Bike Lane 2 Jl Ksatrian Kolektor Sekunder 9 B Bike Lane 2 Jl. Trunojoyo Arteri Sekunder 12 B Bike Lane 2 Jl. Kahuripan Kolektor Sekunder 11 B Bike Lane 2 Jl. Ternate Lingkungan 7 A Bike Lane 1 Jl. Kalimantan Lingkungan 7 A Bike Lane 1 Jl. Halmahera Lingkungan 8 C Bike Lane 1 Jl. Nusa Kambangan Lokal Sekunder 8 B Bike Lane 1 Jl. Sulawesi Lokal Sekunder 8 B Bike Lane 2 Jl. Sonokeling Lokal Sekunder 8 B Bike Lane 2 Jl. Majapahit Kolektor Sekunder 9 B On Street 2 RINGKASAN EKSEKUTIF 44

45 Ruas Jalan Hierarki Lebar Rumija Eksisting Tingkat Pelayanan Tipe Jalur Arah Jalur Jl. Yulius Usman Kolektor Sekunder 9 B Bike Lane 2 Jl. Veteran Kolektor Sekunder 29 B Bike Lane 2 Jl. Indragiri Lokal Sekunder 7 B On Street 1 Jl. Sarangan Kolektor Sekunder 9 B Bike Lane 2 Jl. Melati Kolektor Sekunder 10.5 B Bike Lane 2 Jl. Ikan Piranha Kolektor Primer 7.5 B On Street 2 Jl. Ikan Gurame Kolektor primer 6 B On street 2 Jl. Ikan Kakap Kolektor primer 6 B On street 2 Jl. Sudimoro Lokal Sekunder 6 B On Street 2 Jl. Tenaga Utara Lokal Sekunder 10 B On Street 2 Jl. Bendungan Siguragura Kolektor Sekunder 9 C On Street 2 Jl. Lawu Lokal Sekunder 7.5 A On Street 2 Jl. Bromo Kolektor Sekunder 10.5 B Bike Lane 2 Jl. Tenes Lingkungan 7 B On Street 2 Jl. Kawi Arteri Sekunder 16 B Bike Lane 1 Jl. Industri Timur Lokal Sekunder 7 B On Street 1 Jl. Karya Timur Lokal Sekunder 7 B On Street 1 Jl. Indragiri Raya Lokal Sekunder 8 B On Street 1 Jl. Ciwulan Lingkungan 6 A On Street 1 Jl. Ciliwung Kolektor Sekunder 10,5 B Bike Lane 1 Jl. Danau Toba Kolektor Sekunder 10 B Bike Lane 2 RINGKASAN EKSEKUTIF 45

46 1.6.6 Rencana Penyediaan Jalur Sepeda Kawasan Balai Kota Malang Fungsi kegiatan yang terdapat di Kawasan Balai Kota Malang adalah fungsi pendidikan, perkantoran, dan simpul transportasi. Fungsi pendidikan yang terdapat di Kawasan Balai Kota termasuk dalam klasifikasi tinggi seperti SMAN 1, SMAN 3, dan SMAN 4 Kota Malang. Untuk sarana perkantoran merupakan perkantoran pemerintah. Untuk simpul transportasi adalah Stasiun Kota Baru. Jenis Fungsi dan Asal Pergerakan di Kawasan Balai Kota Malang No Jenis Fungsi Asal Pergerakan Sarana pendidikan Lowokwaru, Klojen, Blimbing, Sukun, 1 SMAN kompleks Kedungkandang Sarana perdagangan 2 Pasar Bunga dan Hewan Splendid Sarana perkantoran pemerintah 2 Kantor Pemkot Malang Sarana angkutan 1 Stasiun Kota Baru Sumber : Hasil Rencana, 2013 Lowokwaru, Klojen, Blimbing, Sukun, Kedungkandang Lowokwaru, Klojen, Blimbing, Sukun, Kedungkandang Lowokwaru, Klojen, Blimbing, Sukun, Kedungkandang Berdasarkan asal pergerakan yang terdapat di kawasan Kawasan Balai Kota maka dapat diketahui terdapat penyediaan jalur sepeda yaitu sebagai beriku: 1. Kecamatan Lowokwaru Jl. Bendungan Sigura-gura- Jl. Veteran- Jl. Brigjen S. Riyadi- Jl. Ijen- Jl. Semeru- Jl. Kahuripan- Tugu Balai Kota-Jl. Majapahit- Splendid Jl. Mayjen Panjaitan-Jl. Brigjen S. Riyadi-Jl. Jaksa Agung Suprapto- Jl. Kahuripan-Tugu Balai Kota-Jl. Majapahit- Splendid Jl. Soekarno Hatta- Jl. Candi Mendut- Jl. Letjen S. Parman- Jl. Letje Sutoyo- Jl. Jaksa Agung Suprapto- Jl. Kahuripan- Tugu Balai Kota- Jl. Majapahit- Splendid RINGKASAN EKSEKUTIF 46

47 1. Kecamatan Blimbing JL. LA Sucipto- Jl. A. Yani- Jl. Letjen S. Parman- Jl. Letjend Sutoyo Jl. Jaksa Agung Suparapto- Jl. Kahuripan-Tugu Balai Kota Jl. Terusan Sulfat- Jl.Ciwulan-Jl. Indragiri Raya- Jl. Letjen S. Parman- JL. Letjend Sutoyo- Jl. Jaksa Agung Suprapto- Jl. Kahuripan-Tugu Balai Kota Penyediaan jalur sepeda yang disediakan pada waktu-waktu tertentu dengan penambahan rambu lalu lintas Jl. LA Sucipto- Jl. Tenaga Utara- Jl. Industri Timur- Jl. Karya Timur- Jl. Indragiri Raya- Jl. Letjen S. Parman 2. Kecamatan Sukun Jl. Raya Langsep- Jl. Raya Dieng-Jl. Wilis- Jl. Besar Ijen-Jl. Semeru-Jl. Kahuripan- Tugu Balai Kota Jl. Raya Tidar- Jl. Simpang Bondowoso- Jl. Retawu- Jl. Semeru- Jl. Kahuripan- Jl Tugu 3. Pergerakan internal (Kecamatan Klojen) ALun- alun Kota- Jl. Halmahera- Jl. Ternate- Jl. Sulawesi- Jl. Yulius Usman- Jl. S. Supriyadi-Jl. Arif Rahman Hakim- Jl. Basuki Rahmat- Jl. Kahuripan- Tugu Balai Kota Jl. Jaksa Agung- Jl. Patimura- Jl. Trunojoyo- Jl Tugu Jl. Tugu- Jl. Trunojoyo- Jl. Diponegoro- Jl. Jaksa Agung 4. Kecamatan Kedungkandang Jl. Raya Sawojajar-Jl. Hamid Rusdi- Jl. Ksatrian- Jl. Trunojoyo- Tugu Balai Kota RINGKASAN EKSEKUTIF 47

48 RINGKASAN EKSEKUTIF 48

49 Ruas Jalan Hierarki Lebar Rumija Eksisting Tingkat Pelayanan Tipe Jalur Arah Jalur Jl. A. Yani Arteri Sekunder 26 C Bike Lane 2 Jl. Letjen S. Parman Arteri Sekunder 26 B Bike Lane 2 Jl Letjen Sutoyo Arteri Sekunder 26 B Bike Lane 2 Jl. Basuki Rahmat Arteri Sekunder 26 B Bike Lane 2 Jl. Raya Tlogomas Arteri Sekunder 11 B Bike Lane 2 Jl. Brigjen S. Riyadi Arteri Sekunder 12 B Bike Lane 2 Jl. Jaksa Agung Arteri Sekunder 16 C Bike Lane 2 Jl. Terusan Sulfat Lokal Sekunder 7.5 C Bike Lane 2 Jl. I R Rais Kolektor Primer 8 C Bike Lane 1 Jl Raya Langsep Kolektor Primer 15 C Bike Lane 2 Jl. Raya Sawojajar Kolektor Sekunder 13 B On Street 2 Jl. Raya Dieng Kolektor Sekunder 13 B Bike Lane 2 Jl. Trunojoyo Arteri Sekunder 13 B Bike Lane 2 Jl. Wilis Kolektor Sekunder 12 B Bike Lane 1 Jl. Hamid Rusdi Kolektor Sekunder 9 C Bike Lane 2 Jl Ksatrian Kolektor Sekunder 9 B Bike Lane 2 Jl. Trunojoyo Arteri Sekunder 12 B Bike Lane 2 Jl. Kahuripan Kolektor Sekunder 11 B Bike Lane 2 Jl. Ternate Lingkungan 7 A Bike Lane 1 Jl. Kalimantan Lingkungan 7 A Bike Lane 1 Jl. Halmahera Lingkungan 8 C Bike Lane 1 Jl. Nusa Kambangan Lokal Sekunder 8 B Bike Lane 1 Jl. Sulawesi Lokal Sekunder 8 B Bike Lane 2 Jl. Sonokeling Lokal Sekunder 8 B Bike Lane 2 Jl. Majapahit Kolektor Sekunder 9 B On Street 2 RINGKASAN EKSEKUTIF 49

50 Ruas Jalan Hierarki Lebar Rumija Eksisting Tingkat Pelayanan Tipe Jalur Arah Jalur Jl. Yulius Usman Kolektor Sekunder 9 B Bike Lane 2 Jl. Simpang Wilis Lokal Sekunder 7.5 B Bike Lane 1 Jl. Buring Lokal Sekunder 8 B Bike Lane 1 Jl. Merbabu Lokal Sekunder 8 B Bike Lane 1 Jl. Simpang Balapan Lokal Sekunder 8 B Bike Lane 1 Jl. Besar Ijen Kolektor Sekunder 14 B Bike Lane 2 Jl. Jakarta Kolektor Sekunder 10 C Bike Lane 2 Jl. Soekarno Hatta Arteri Sekunder 26 B Bike Lane 2 Jl. Veteran Kolektor Sekunder 29 B Bike Lane 2 Jl Candi Mendut Lokal Sekunder 7 B Bike Lane 1 Jl. Indragiri Lokal Sekunder 7 B On Street 1 Jl. Sarangan Kolektor Sekunder 9 B Bike Lane 2 Jl. Melati Kolektor Sekunder 10.5 B Bike Lane 2 Jl. Tenaga Utara Lokal Sekunder 10 B On Street 2 Jl. Bendungan Siguragura Kolektor Sekunder 9 C On Street 2 Jl. Industri Timur Lokal Sekunder 7 B On Street 1 Jl. Karya Timur Lokal Sekunder 7 B On Street 1 Jl. Indragiri Raya Lokal Sekunder 8 B On Street 1 Jl. Ciwulan Lingkungan 6 A On Street 1 Jl. Diponegoro Lokal Sekunder 9 C Bike Lane 1 Jl. Trunojoyo Arteri Sekunder 17 C Bike Lane 2 Jl. Danau Toba Kolektor Sekunder 10 B Bike Lane 2 Jl. Pattimura Kolektor Sekunder 10 B Bike Lane 1 Jl. Retawu Lokal Sekunder 8 B Bike Lane 2 RINGKASAN EKSEKUTIF 50

51 Ruas Jalan Hierarki Lebar Rumija Eksisting Tingkat Pelayanan Tipe Jalur Arah Jalur Jl. Surabaya Lokal Sekunder 8 B Bike Lane 2 Jl. Jombang Lokal Sekunder 7.5 B On Street 2 Jl. Raya Puncak Tidar Kolektor Sekunder 8 B Bike Lane 2 RINGKASAN EKSEKUTIF 51

52 1.6.7 Rencana Penyediaan Jalur Sepeda Kawasan Jaksa Agung Fungsi kegiatan yang terdapat di kawasan Jaksa Agung adalah fungsi perkantoran pemerintah, fungsi kesehatan, dan fungsi pendidikan. Fungsi kesehatan yang terdapat di Kawasan Jaksa Agung adalah RS Saiful Anwar yang termasuk dalam klasifikasi tinggi, sedangkan fungsi pendidikan yang terdapat di Kawasan Jaksa Agung adalah SMA Sholahuddin dan SMA Islam yang termasuk dalam klasifikasi sedang, SMPN 3, SMPN 5, dan SMAK St. ALbertus yang termasuk dalam kawasan tinggi. Jenis Fungsi dan Asal Pergerakan di Kawasan Jaksa Agung Kota Malang No Jenis Fungsi Asal Pergerakan Sarana perkantoran pemerintah 1 Kantor Samsat Lowokwaru, Klojen, Blimbing, Sukun, Kedungkang Sarana pendidikan 1 SMA Sholahudin Lowokwaru, Klojen, Blimbing 2 SMPN 3 Malang Lowokwaru, Klojen, Blimbing, Sukun, Kedungkang 3 SMPN 5 Malang Lowokwaru, Klojen, Blimbing, Sukun, Kedungkang 4 SMA Islam Kota Malang Lowokwaru, Blimbing, Klojen 5 SMAK St. Albertus Lowokwaru, Klojen, Blimbing, Sukun, Kedungkang Sarana Kesehatan 1 RS Saiful Anwar Sumber : Hasil Rencana, 2013 Klojen, Sukun, Kedungkandang, Lowokwaru, blimbing Berdasarkan asal pergerakan yang terdapat di Kawasan Jaksa Agung maka dapat diketahui terdapat penyediaan jalur sepeda yaitu sebagai berikut : 1. Kecamatan Lowokwaru Jl. Bendungan Sigura-gura- Jl. Veteran- Jl. Brigjen S. Riyadi- Jl. Jaksa Agung- Jl. Dr. Cipto Jl. Soekarno Hatta- Jl. Coklat- Jl. Cengkeh- Jl. Melati- Jl. Sarangan- Jl. Letjen Sutoyo- Jl. Jaksa Agung- Jl. Dr. Cipto Jl. Soekarno Hatta- Jl. Coklat- Jl. Cengkeh- Jl. Melati- Jl. Sarangan- Jl. Letjen Sutoyo- Jl. Indragiri Raya-Halte RINGKASAN EKSEKUTIF 52

53 2. Kecamatan Blimbing JL. LA Sucipto- Jl. A. Yani- Jl. Letjen S. Parman- Letjen Sutoyo- Jl. Jaksa Agung- Jl. Dr. Cipto Penyediaan jalur sepeda yang disediakan pada waktu-waktu tertentu dengan penambahan rambu lalu lintas Jl. LA Sucipto- Jl. Tenaga Utara- Jl. Industri Timur- Jl. Karya Timur- Jl. Indragiri Raya- Halte 3. Kecamatan Sukun Jl. Raya Langsep- Jl. Raya Dieng-Jl. Wilis- Jl. Besar Ijen-Jl. Brigjen S. Riyadi- Jl. Jaksa Agung Jl. Raya Tidar- Jl. Simpang Bondowoso- Jl. Retawu- Jl. Semeru- Jl. Kahuripan- Jl Tugu 4. Pergerakan internal (Kecamatan Klojen) Alun- alun Kota- Jl. Halmahera- Jl. Ternate- Jl. Sulawesi- Jl. Yulius Usman- Jl. S. Supriyadi-Jl. Arif Rahman Hakim- Jl. Basuki Rahmat- Jl. Jaksa Agung- Jl. Dr. Cipto Jl. Jaksa Agung- Jl. Patimura- Jl. Trunojoyo- Jl Tugu Jl. Tugu- Jl. Trunojoyo- Jl. Dr. Cipto Jl. Tugu- Jl. Trunojoyo- Jl. P. Diponegoro 5. Kecamatan Kedungkandang Jl. Raya Sawojajar-Jl. Hamid Rusdi- Jl. Ksatrian- Jl. Trunojoyo- Jl. Dr. Cipto RINGKASAN EKSEKUTIF 53

54 RINGKASAN EKSEKUTIF 54

55 Ruas Jalan Hierarki Lebar Rumija Eksisting Tingkat Pelayanan Tipe Jalur Arah Jalur Jl. A. Yani Arteri Sekunder 26 C Bike Lane 2 Jl. Letjen S. Parman Arteri Sekunder 26 B Bike Lane 2 Jl Letjen Sutoyo Arteri Sekunder 26 B Bike Lane 2 Jl. Basuki Rahmat Arteri Sekunder 26 B Bike Lane 2 Jl. Raya Tlogomas Arteri Sekunder 11 B Bike Lane 2 Jl. Brigjen S. Riyadi Arteri Sekunder 12 B Bike Lane 2 Jl. Jaksa Agung Arteri Sekunder 16 C Bike Lane 2 Jl. Terusan Sulfat Lokal Sekunder 7.5 C Bike Lane 2 Jl. I R Rais Kolektor Primer 8 C Bike Lane 1 Jl Raya Langsep Kolektor Primer 15 C Bike Lane 2 Jl. Raya Sawojajar Kolektor Sekunder 13 B On Street 2 Jl. Raya Dieng Kolektor Sekunder 13 B Bike Lane 2 Jl. Trunojoyo Arteri Sekunder 13 B Bike Lane 2 Jl. Wilis Kolektor Sekunder 12 B Bike Lane 1 Jl. Hamid Rusdi Kolektor Sekunder 9 C Bike Lane 2 Jl Ksatrian Kolektor Sekunder 9 B Bike Lane 2 Jl. Trunojoyo Arteri Sekunder 12 B Bike Lane 2 Jl. Kahuripan Kolektor Sekunder 11 B Bike Lane 2 Jl. Ternate Lingkungan 7 A Bike Lane 1 Jl. Kalimantan Lingkungan 7 A Bike Lane 1 Jl. Halmahera Lingkungan 8 C Bike Lane 1 Jl. Nusa Kambangan Lokal Sekunder 8 B Bike Lane 1 Jl. Sulawesi Lokal Sekunder 8 B Bike Lane 2 Jl. Sonokeling Lokal Sekunder 8 B Bike Lane 2 RINGKASAN EKSEKUTIF 55

56 Ruas Jalan Hierarki Lebar Rumija Eksisting Tingkat Pelayanan Tipe Jalur Arah Jalur Jl. Majapahit Kolektor Sekunder 9 B On Street 2 Jl. Yulius Usman Kolektor Sekunder 9 B Bike Lane 2 Jl. Simpang Wilis Lokal Sekunder 7.5 B Bike Lane 1 Jl. Buring Lokal Sekunder 8 B Bike Lane 1 Jl. Merbabu Lokal Sekunder 8 B Bike Lane 1 Jl. Simpang Balapan Lokal Sekunder 8 B Bike Lane 1 Jl. Besar Ijen Kolektor Sekunder 14 B Bike Lane 2 Jl. Jakarta Kolektor Sekunder 10 C Bike Lane 2 Jl. Batu Permata Lokal Sekunder 8 B On Street 2 Jl. Cengkeh Kolektor Sekunder 8 C Bike Lane 2 Jl. Coklat Kolektor Sekunder 8 C Bike Lane 2 Jl. Soekarno Hatta Arteri Sekunder 26 B Bike Lane 2 Jl. Veteran Kolektor Sekunder 29 B Bike Lane 2 Jl Candi Mendut Lokal Sekunder 7 B Bike Lane 1 Jl. Sarangan Kolektor Sekunder 9 B Bike Lane 2 Jl. Melati Kolektor Sekunder 10.5 B Bike Lane 2 Jl. Tenaga Utara Lokal Sekunder 10 B On Street 2 Jl. Bendungan Siguragura Kolektor Sekunder 9 C On Street 2 Jl. Industri Timur Lokal Sekunder 7 B On Street 1 Jl. Karya Timur Lokal Sekunder 7 B On Street 1 Jl. Indragiri Raya Lokal Sekunder 8 B On Street 1 Jl. Ciwulan Lingkungan 6 A On Street 1 Jl. Ciliwung Kolektor Sekunder 10,5 B Bike Lane 1 Jl. Danau Toba Kolektor Sekunder 10 B Bike Lane 2 RINGKASAN EKSEKUTIF 56

57 Ruas Jalan Hierarki Lebar Rumija Eksisting Tingkat Pelayanan Tipe Jalur Arah Jalur Jl Candi III Lingkungan 5 B On street 2 Jl. Indraprasta Lingkungan 6 A On street 2 Jl. Ontoseno Lingkungan 5.5 A On street 2 Jl. Puntodewo Lokal Sekunder 6 B On street 2 Jl. Pattimura Kolektor Sekunder 10 B Bike Lane 1 Jl. Retawu Lokal Sekunder 8 B Bike Lane 2 Jl. Surabaya Lokal Sekunder 8 B Bike Lane 2 Jl. Jombang Lokal Sekunder 7.5 B On Street 2 Jl. Raya Puncak Tidar Kolektor Sekunder 8 B Bike Lane Rencana Penyediaan Jalur Sepeda Kawasan Alun-alun Fungsi kegiatan yang terdapat di Kawasan Alun-alun adalah fungsi rekreasi, fungsi perdagangan, fungsi pemerintahan, fungsi kesehatan, dan fungsi pendidikan. Fungsi rekreasi di Kawasan Alun- alun adalah Alun-alun Kota Malang, untuk fungsi perdagangan adalah Sarinah dan Ramayana Plaza yang termasuk klasifikasi rendah. Fungsi pendidikan yang terdapat di Kawasan Alun-alun adalah SMKN 4 Malang dan SMAN 5 malang yang termasuk klasifikasi tinggi. Fungsi kesehatan di Kota Malang adalah RSI Aisyiah yang termasuk klasifiaksi sedang. Jenis Fungsi dan Asal Pergerakan di Kawasan Alun-alun Kota Malang No Jenis Fungsi Asal Pergerakan Sarana perdagangan 1 Sarinah/ Ramayana Plaza 2 Pasar Besar Sarana perkantoran pemerintah 1 Kantor Pemkab Malang 2 Kantor pemerintahan lainnya Lowokwaru, Klojen, Blimbing, Sukun, Kedungkandang Lowokwaru, Klojen, Blimbing, Sukun, Kedungkandang Lowokwaru, Klojen, Blimbing, Sukun, Kedungkandang Sarana pendidikan 1 SMAN 5 Kota Malang Lowokwaru, Klojen, Blimbing, Sukun, RINGKASAN EKSEKUTIF 57

58 No Jenis Fungsi Asal Pergerakan Kedungkandang 2 SMKN 4 Kota Malang Lowokwaru, Klojen, Blimbing, Sukun, Kedungkandang Sarana Kesehatan 1 RSI Aisyiah Klojen, Sukun, Kedungkandang Sumber : Hasil Rencana, 2013 Berdasarkan asal pergerakan yang terdapat di kawasan Kawasan Alunalun Kota Malang maka dapat diketahui terdapat penyediaan jalur sepeda yaitu sebagai berikut : 1. Kecamatan Lowokwaru Jl. Bendungan Sigura-gura- Jl. Veteran- Jl. Brigjen S. Riyadi- Jl. Ijen- Jl. Semeru- Jl. Basuki Rahmat-Alun-alun Kota Malang- Jl. Halmahera- Jl. Nusa Kambangan- Jl. Sulawesi Jl. Mayjen Panjaitan-Jl. Brigjen S. Riyadi-Jl. Jaksa Agung Suprapto- Jl. Basuki Rahmat-Alun-alun Kota Malang- Jl. Halmahera- Jl. Nusa Kambangan- Jl. Sulawesi Jl. Soekarno Hatta- Jl. Cengkeh-Jl Melati- Jl.Sarangan- Jl. Letjen S. 2. Kecamatan Blimbing Parman- Jl. Letjen Sutoyo- Jl. Jaksa Agung Suprapto- Jl. Basuki Rahmat-Alun-alun Kota Malang- Jl. Halmahera- Jl. Nusa Kambangan- Jl. Sulawesi JL. LA Sucipto- Jl. A. Yani- Jl. Letjen S. Parman- Jl. Letjend Sutoyo Jl. Jaksa Agung Suparapto- Jl. Kahuripan-Tugu Balai Kota-Jl. Majapahit- Alun- alun- Jl. Halmahera- Jl. Nusakambangan- Jl. Sulawesi Jl. Terusan Sulfat- Jl.Ciwulan-Jl. Indragiri Raya- Jl. Letjen S. Parman- JL. Letjend Sutoyo- Jl. Jaksa Agung Suparapto- Jl. Basuki Rahmat-Alun-alun Kota Malang- Jl. Halmahera- Jl. Nusa Kambangan- Jl. Sulawesi Penyediaan jalur sepeda yang disediakan pada waktu-waktu tertentu dengan penambahan rambu lalu lintas RINGKASAN EKSEKUTIF 58

59 3. Kecamatan Sukun Jl. LA Sucipto- Jl. Tenaga Utara- Jl. Industri Timur- Jl. Karya Timur- Jl. Indragiri Raya- Jl. Letjen S.Parman Jl. Raya Langsep- Jl. I. Rais- Jl. Yulius Usman- Jl. Sulawesi Jl. Janti Barat- Jl. Sonokeling- Jl. Halmahera- Jl. Ternate-Jl. Sulawesi-Jl. Yulius Usman- Jl. S.Supriyadi-Jl. Kawi-Jl. Arif Rahman Hakim- Alun-alun Kota Jl. Raya Tidar- Jl. Simpang Bondowoso- Jl. Retawu- Jl. Semeru- Jl Basuki Rahmat- Alun-alun Kota 4. Pergerakan internal (Kecamatan Klojen) Jl. Brigjen S. Riyadi- Jl. Basuki Rahmat- Alun-alun Kota- Jl. Halmahera- Jl. Nusa Kambangan- Jl. Sulawesi Jl. Tugu- Jl. Majapahit- Alun- alun- Jl. Halmahera- Jl. Nusa Kambangan- Jl. Sulawesi 5. Kecamatan Kedungkandang Jl. Raya Sawojajar-Jl. Hamid Rusdi- Jl. Ksatrian- Jl. Trunojoyo- Tugu Balai Kota- Jl. Majapahit-Alun-alun Kota Malang- Jl. Halmahera- Jl. Nusa Kambangan- Jl. Sulawesi RINGKASAN EKSEKUTIF 59

60 RINGKASAN EKSEKUTIF 60

61 Ruas Jalan Hierarki Lebar Rumija Eksisting Tingkat Pelayanan Tipe Jalur Arah Jalur Jl. A. Yani Arteri Sekunder 26 C Bike Lane 2 Jl. Letjen S. Parman Arteri Sekunder 26 B Bike Lane 2 Jl Letjen Sutoyo Arteri Sekunder 26 B Bike Lane 2 Jl. Basuki Rahmat Arteri Sekunder 26 B Bike Lane 2 Jl. Raya Tlogomas Arteri Sekunder 11 B Bike Lane 2 Jl. Brigjen S. Riyadi Arteri Sekunder 12 B Bike Lane 2 Jl. Jaksa Agung Arteri Sekunder 16 C Bike Lane 2 Jl. Terusan Sulfat Lokal Sekunder 7.5 C Bike Lane 2 Jl. I R Rais Kolektor Primer 8 C Bike Lane 1 Jl Raya Langsep Kolektor Primer 15 C Bike Lane 2 Jl. Raya Sawojajar Kolektor Sekunder 13 B On Street 2 Jl. Raya Dieng Kolektor Sekunder 13 B Bike Lane 2 Jl. Trunojoyo Arteri Sekunder 13 B Bike Lane 2 Jl. Wilis Kolektor Sekunder 12 B Bike Lane 1 Jl. Hamid Rusdi Kolektor Sekunder 9 C Bike Lane 2 Jl Ksatrian Kolektor Sekunder 9 B Bike Lane 2 Jl. Trunojoyo Arteri Sekunder 12 B Bike Lane 2 Jl. Kahuripan Kolektor Sekunder 11 B Bike Lane 2 Jl. Ternate Lingkungan 7 A Bike Lane 1 Jl. Kalimantan Lingkungan 7 A Bike Lane 1 Jl. Halmahera Lingkungan 8 C Bike Lane 1 Jl. Nusa Kambangan Lokal Sekunder 8 B Bike Lane 1 Jl. Sulawesi Lokal Sekunder 8 B Bike Lane 2 Jl. Sonokeling Lokal Sekunder 8 B Bike Lane 2 Jl. Majapahit Kolektor Sekunder 9 B On Street 2 RINGKASAN EKSEKUTIF 61

62 Ruas Jalan Hierarki Lebar Rumija Eksisting Tingkat Pelayanan Tipe Jalur Arah Jalur Jl. Yulius Usman Kolektor Sekunder 9 B Bike Lane 2 Jl. Buring Lokal Sekunder 8 B Bike Lane 1 Jl. Cengkeh Kolektor Sekunder 8 C Bike Lane 2 Jl. Coklat Kolektor Sekunder 8 C Bike Lane 2 Jl. Soekarno Hatta Arteri Sekunder 26 B Bike Lane 2 Jl. Veteran Kolektor Sekunder 29 B Bike Lane 2 Jl Candi Mendut Lokal Sekunder 7 B Bike Lane 1 Jl. Indragiri Lokal Sekunder 7 B On Street 1 Jl. Sarangan Kolektor Sekunder 9 B Bike Lane 2 Jl. Melati Kolektor Sekunder 10.5 B Bike Lane 2 Jl. Tenaga Utara Lokal Sekunder 10 B On Street 2 Jl. Bendungan Siguragura Kolektor Sekunder 9 C On Street 2 Jl. Industri Timur Lokal Sekunder 7 B On Street 1 Jl. Karya Timur Lokal Sekunder 7 B On Street 1 Jl. Indragiri Raya Lokal Sekunder 8 B On Street 1 Jl. Ciwulan Lingkungan 6 A On Street 1 Jl. Ciliwung Kolektor Sekunder 10,5 B Bike Lane 1 Jl. Pattimura Kolektor Sekunder 10 B Bike Lane 1 Jl. Retawu Lokal Sekunder 8 B Bike Lane 2 Jl. Surabaya Lokal Sekunder 8 B Bike Lane 2 Jl. Jombang Lokal Sekunder 7.5 B On Street 2 Jl. Raya Puncak Tidar Kolektor Sekunder 8 B Bike Lane 2 RINGKASAN EKSEKUTIF 62

63 1.6.8 Rencana Penyediaan Jalur Sepeda Kawasan Surabaya Fungsi kegiatan yang terdapat di Kawasan Surabaya meliputi fungsi pendidikan dan fungsi perkantoran. Fungsi pendidikan yang terdapat di Kawasan Surabaya adalah SMKN 3 Kota Malang dan SMAK Dempo. Fungsi perkantoran di Kawasan Surabaya antara lain perkantoran pemerintah an perkantoran swasta. Jenis Fungsi dan Asal Pergerakan di Kawasan Jalan Surabaya No Jenis Fungsi Asal Pergerakan Sarana perkantoran 1 Perkantoran pemerintah Lowokwaru, Klojen, Blimbing, Sukun 2 Perkantoran swasta Lowokwaru, Klojen, Blimbing, Sukun Sarana pendidikan 1 SMKN 3 Kota Malang Lowokwaru, Blimbing, Klojen 2 SMAK Dempo Lowokwaru, Blimbing, Klojen Sumber : Hasil Rencana, 2013 Berdasarkan asal pergerakan yang terdapat di fungsi kegiatan tersebut maka dapat diketahui terdapat penyediaan jalur sepeda yaitu sebagai berikut : 1. Kecamatan Lowokwaru Jl.Soekarno Hatta-Universitas Brawijaya- Jl. Veteran- Jl. Bandung- Jl. Jakarta- Jl. Surabaya Jl. Raya Tlogomas- Jl. Batu Permata- Jl. Yakult-Joyosuryo- Jl. Joyosari- Jl.. Merjosari- Jl. Bendungan Sigura- Gura Penyediaan jalur sepeda yang disediakan pada waktu-waktu tertentu dengan penambahan rambu lalu lintas 2. Kecamatan Klojen Jl. Bendungan Sigura-gura- Jl. Candi 5C-Jl. Kwoka-Jl. Raya Tidar- Jl. Retawu- Jl. Simpang Wilis- Jl. Surabaya Jl. Ternate-Jl. Sulawesi- Jl. Yulius Usman- Jl. S. Supriyadi- Jl. Kawi- Jl. Besar Ijen- Jl.Jakarta- Jl.Surabaya 3. Kecamatan Blimbing Jl. LA Sucipto- Jl. A. Yani- Jl. Letjen S. Parman- Jl. Candi Mendut- Jl. Soekarno Hatta- Universitas Brawijaya/ Jl. RINGKASAN EKSEKUTIF 63

64 Mayjen Panjaitan- Jl. Veteran-Jl. Bandung- Jl. Jakarta- Jl. Surabaya Jl. Terusan Sulfat- Jl.Ciwulan-Jl. Indragiri Raya- Jl. Letjen S. Parman- Jl. Sarangan- Jl. Melati- Jl. Cengkeh- Jl. Coklat- Jl. Soekarno Hatta-Universitas Brawijaya/ Jl. Mayjen Panjaitan- Jl. Veteran-Jl. Bandung- Jl. Jakarta-Jl.Surabaya 4. Pergerakan internal (Kecamatan Sukun) Jl. Janti Barat- Jl. Sonokeling- Jl. Susanto- Jl. Ternate- Jl. Sulawesi- Jl. Yulius Usman- Jl. Kawi- Jl. Besar Ijen- Jl. Jakarta- Jl. Surabaya Jl. IR Rais-Jl. Jupri- Jl. Raya Langsep- Jl. Raya Dieng- Belakang UNMER- Jl. Raya Tidar- Jl. Simpang Bondowoso- Jl. Jombang- Jl. Surabaya RINGKASAN EKSEKUTIF 64

65 RINGKASAN EKSEKUTIF 65

66 Ruas Jalan Hierarki Lebar Rumija Eksisting Tingkat Pelayanan Tipe Jalur Arah Jalur Jl. I R Rais Kolektor Primer 8 C Bike Lane 1 Jl Raya Langsep Kolektor Primer 15 C Bike Lane 2 Jl. Raya Dieng Kolektor Sekunder 13 B Bike Lane 2 Jl. Trunojoyo Arteri Sekunder 13 B Bike Lane 2 Jl. Kahuripan Kolektor Sekunder 11 B Bike Lane 2 Jl. Ternate Lingkungan 7 A Bike Lane 1 Jl. Kalimantan Lingkungan 7 A Bike Lane 1 Jl. Halmahera Lingkungan 8 C Bike Lane 1 Jl. Nusa Kambangan Lokal Sekunder 8 B Bike Lane 1 Jl. Sulawesi Lokal Sekunder 8 B Bike Lane 2 Jl. Sonokeling Lokal Sekunder 8 B Bike Lane 2 Jl. Majapahit Kolektor Sekunder 9 B On Street 2 Jl. Yulius Usman Kolektor Sekunder 9 B Bike Lane 2 Jl. Batu Permata Lokal Sekunder 8 B On Street 2 Jl Joyo Suryo Lokal Sekunder 8 B On Street 2 Jl. Joyo Sari Lokal Sekunder 9 B On Street 2 Jl. Cengkeh Kolektor Sekunder 8 C Bike Lane 2 Jl. Coklat Kolektor Sekunder 8 C Bike Lane 2 Jl. Soekarno Hatta Arteri Sekunder 26 B Bike Lane 2 Jl. Veteran Kolektor Sekunder 29 B Bike Lane 2 Jl Candi Mendut Lokal Sekunder 7 B Bike Lane 1 Jl. Indragiri Lokal Sekunder 7 B On Street 1 Jl. Tenaga Utara Lokal Sekunder 10 B On Street 2 Jl. Bendungan Siguragura Kolektor Sekunder 9 C On Street 2 RINGKASAN EKSEKUTIF 66

67 Ruas Jalan Hierarki Lebar Rumija Eksisting Tingkat Pelayanan Tipe Jalur Arah Jalur Jl. Lawu Lokal Sekunder 7.5 A On Street 2 Jl. Bromo Kolektor Sekunder 10.5 B Bike Lane 2 Jl. Tenes Lingkungan 7 B On Street 2 Jl. Kawi Arteri Sekunder 16 B Bike Lane 1 Jl. Kawi Atas Kolektor Sekunder 12 B Bike Lane 2 Jl. Arif Rahman Hakim Arteri Sekunder 11 C Bike Lane 1 Jl. Terusan Kawi Kolektor Sekunder 10 B Bike Lane 1 Jl. Industri Timur Lokal Sekunder 7 B On Street 1 Jl. Karya Timur Lokal Sekunder 7 B On Street 1 Jl. Indragiri Raya Lokal Sekunder 8 B On Street 1 Jl. Pattimura Kolektor Sekunder 10 B Bike Lane 1 Jl. Retawu Lokal Sekunder 8 B Bike Lane 2 Jl. Surabaya Lokal Sekunder 8 B Bike Lane 2 Jl. Jombang Lokal Sekunder 7.5 B On Street 2 Jl. Raya Puncak Tidar Kolektor Sekunder 8 B Bike Lane Rencana Jalur Sepeda di Kawasan Blimbing Kecamatan Blimbing memiliki beberapa fungsi kegiatan yang dominan, seperti fungsi industri, kesehatan dan perkantoran. Namun fungsi-fungsi kegiatan tersebut tidak terdapat dalam satu kawasan besar. Fungsi industri terdapat di Jl. LA Sucipto seperti PT. Karya Niaga Bersama. Fungsi kesehatan yang terdapat di Kawasan Blimbing adalah RS. Mutiara Bunda yang termasuk klasifikasi sedang. Fungsi perkantoran yang terdapat di Kawasan Blimbing adalah perkantoran RINGKASAN EKSEKUTIF 67

68 pemerintah dan swasta. Adapun kawasan yang terdapat di Kecamatan Blimbing antara lain sebagai berikut : Jenis Fungsi dan Asal Pergerakan di Kecamatan Blimbing No Jenis Fungsi Asal Pergerakan Sarana perkantoran swasta 1 Kantor swasta Blimbing, Lowowkaru, Klojen, Kedungkandnag Industri 1 Industri Rokok Lowokwaru, Blimbing, Kedungkandang Sarana Kesehatan 1 RSIA Mutiara Bunda Lowokwaru, Blimbing Sumber : Hasil Rencana, 2013 Berdasarkan asal pergerakan yang terdapat di fungsi kegiatan tersebut maka dapat diketahui terdapat penyediaan jalur sepeda yaitu sebagai berikut : 1. Kecamatan Lowokwaru 6. Jl.Soekarno Hatta- Jl. Kendalsari Gg. 4- Jl. Kendalsari- Jl. Cengger Ayam- Jl. Bantaran- Jl. Letjend S. Parman- Jl. CIliwung- Jl. Terusan Sulfat- Jl. Simpang LA Sucipto- Jl. LA Sucipto 7. Jl. Soekarno Hatta- Jl. Coklat- Jl. Cengkeh-Jl. Melati- JL. Sarangan- JL. Letjen S. Parman- Jl. Ciliwung- Jl. Terusan Sulfat- Jl. Simpang LA Sucipto- Jl. LA Sucipto Penyediaan jalur sepeda yang disediakan pada waktu-waktu tertentu dengan penambahan rambu lalu lintas Jl. Soekarno Hatta-Jl Bunga Merak- Jl. Dewandaru- Jl. Simpang Dewandaru- Jl. Bunga Taman Indah Atas 2. Kecamatan Klojen Jl. Melati-Jl. Sarangan- Jl. Letjen S. Parman- Jl. Letjen Sutoyo- Jl. A. Yani- Jl. LA Sucipto Jl. Brigjen S. Riyadi-Jl. Jaksa Agung Suprapto-Jl. Letjen S. Parman-Jl. Letjen Sutoyo- Jl. A. Yani-Jl. LA Sucipto Jl. Basuki Rahmat- Jl. Jaksa Agung- Jl. Leten Sutoyo- Letjen S. Parman- Jl. Ciliwung-Jl. Terusan Sulfat- Jl. SImpang LA Sucipto RINGKASAN EKSEKUTIF 68

69 Jl. Basuki Rahmat- Jl. Jaksa Agung- Jl. Leten Sutoyo- Letjen S. Parman-JL. A. Yani.- Jl. LA Sucipto Penyediaan jalur sepeda yang disediakan pada waktu-waktu tertentu dengan penambahan rambu lalu lintas Jl. Letjen S. Parman-Jl. Indragiri Raya- Jl. Industri Timur-Jl. Tenaga Utara-JL. LA Sucipto 3. Kecamatan Kedungkandang Jl. Raya Sawojajar-Terusan Sulfat-Jl. Simpang Sulfat Utara-Jl. LA Sucipto Berdasarkan analisa penyediaan jalur sepeda di Kecamatan Blimbing, dapat diketahui bahwa terdapat ruas jalan yang dijadikan satu arah mengingat lebar rumija jalan yang tidak terlalu lebar namun masih sesuai dengan standar yaitu Jl. Ciliwung. Sedangkan jalur alternatif untuk menghindari kemacetan di Jl. Ahmad Yani adalah Jl.Ikan Piranha, Jl. Tenaga Utara, Jl. Industri Timur, dan Jl. Karya Timur. Ketiga jalan tersebut dijadikan sebagai jalur sepeda on street. RINGKASAN EKSEKUTIF 69

70 RINGKASAN EKSEKUTIF 70

71 Ruas Jalan Hierarki Lebar Rumija Eksisting Tingkat Pelayanan Tipe Jalur Arah Jalur Jl. A. Yani Arteri Sekunder 26 C Bike Lane 2 Jl. Letjen S. Parman Arteri Sekunder 26 B Bike Lane 2 Jl Letjen Sutoyo Arteri Sekunder 26 B Bike Lane 2 Jl. Basuki Rahmat Arteri Sekunder 26 B Bike Lane 2 Jl. Raya Tlogomas Arteri Sekunder 11 B Bike Lane 2 Jl. Brigjen S. Riyadi Arteri Sekunder 12 B Bike Lane 2 Jl. Jaksa Agung Arteri Sekunder 16 C Bike Lane 2 Jl. Raya Sawojajar Kolektor Sekunder 13 B On Street 2 Jl. Trunojoyo Arteri Sekunder 13 B Bike Lane 2 Jl. Trunojoyo Arteri Sekunder 12 B Bike Lane 2 Jl. Kahuripan Kolektor Sekunder 11 B Bike Lane 2 Jl. Ternate Lingkungan 7 A Bike Lane 1 Jl. Majapahit Kolektor Sekunder 9 B On Street 2 Jl. Bantaran Lokal Sekunder 7 A Bike Lane 1 Jl. Cengger Ayam Kolektor Sekunder 8 C Bike Lane 1 Jl. Bukirsari Lokal Sekunder 7.5 B Bike Lane 1 Jl. Kendalsari Lokal Sekunder 7.5 B On Street 1 Jl. Cengkeh Kolektor Sekunder 8 C Bike Lane 2 Jl. Coklat Kolektor Sekunder 8 C Bike Lane 2 Jl. Soekarno Hatta Arteri Sekunder 26 B Bike Lane 2 Jl. Veteran Kolektor Sekunder 29 B Bike Lane 2 Jl Candi Mendut Lokal Sekunder 7 B Bike Lane 1 Jl. Indragiri Lokal Sekunder 7 B On Street 1 Jl. Sarangan Kolektor Sekunder 9 B Bike Lane 2 Jl. Melati Kolektor Sekunder 10.5 B Bike Lane 2 RINGKASAN EKSEKUTIF 71

72 Ruas Jalan Hierarki Lebar Rumija Eksisting Tingkat Pelayanan Tipe Jalur Arah Jalur Jl. Tenaga Utara Lokal Sekunder 10 B On Street 2 Jl. Bendungan Siguragura Kolektor Sekunder 9 C On Street 2 Jl. Industri Timur Lokal Sekunder 7 B On Street 1 Jl. Karya Timur Lokal Sekunder 7 B On Street 1 Jl. Indragiri Raya Lokal Sekunder 8 B On Street 1 Jl. Ciwulan Lingkungan 6 A On Street 1 Jl. Ciliwung Kolektor Sekunder 10,5 B Bike Lane 1 Jl Candi III Lingkungan 5 B On street 2 Jl. Indraprasta Lingkungan 6 A On street 2 Jl. Ontoseno Lingkungan 5.5 A On street 2 Jl. Puntodewo Lokal Sekunder 6 B On street Rencana Jalur Sepeda di Kawasan Dieng Fungsi kegiatan yang terdapat di Kawasan Dieng meliputi fungsi pendidikan dan fungsi perdagangan. Fungsi pendidikan yang terdapat di Kawasan Dieng termasuk dalam klasifikasi rendah yaitu Universitas Merdeka. Begitujuga dengan fungsi eprdagangan yang terdapat di Kawasan Dieng temasuk dalam klasifikasi rendah yaitu Plaza Dieng. Jenis Fungsi dan Asal Pergerakan di Kawasan Dieng No Jenis Fungsi Asal Pergerakan Sarana pendidikan 1 Universitas Merdeka Sukun, Lowowkaru, Klojen, Kedungkandang Sarana perdagangan 1 Plaza Dieng Lowokwaru, Blimbing, Klojen, Sukun Sumber : Hasil Rencana, 2013 Berdasarkan asal pergerakan yang terdapat di fungsi kegiatan tersebut maka dapat diketahui terdapat penyediaan jalur sepeda yaitu sebagai berikut : 1. Kecamatan Lowokwaru RINGKASAN EKSEKUTIF 72

73 Jl. Soekarno Hatta-Universitas Brawijaya/ Jl. Mayjen Panjaitan- Jl. Veteran- Jl. Bandung- Jl. Besar Ijen- Jl. Kawi- Jl. Kawi Atas- Jl. Raya Dieng Jl. Raya Tlogomas- Jl. Batu Permata- Jl. Joyosuryo- Jl. Joyosari- Jl. Merjosari- Jl. Bendungan Sigura- gura- Jl. Veteran- Jl. Bandung- Jl. Besar Ijen- Jl. Kawi-Jl. Kawi Atas- Jl. Raya Dieng Penambahan jalur sepeda saat jam-jam sibuk adalah sebagai berikut : Jl. Bendungan Sigura- gura- Jl. candi III- Jl. Raya Tidar- 2. Kecamatan Klojen Jl. Ijen-Jl. Kawi Atas-Jl. Terusan Kawi- Jl. Raya Dieng Jl. Ternate-Jl. Sulawesi- Jl. Yulius Usman- Jl. S. Supriyadi- Jl. Kawi- Jl. Jl. Kawi Atas- Jl. Terusan Kawi- Jl. Raya Dieng 3. Kecamatan Blimbing Jl. LA Sucipto- Jl. A. Yani- Jl. Letjen S. Parman- Jl.Candi Mendut- Jl. Soekarno Hatta- UB/Jl. Mayjen Panjaitan- Jl. Veteran-Jl. Bandung-Jl. Ijen- Jl. Kawi- Jl. Kawi Atas- Jl. Raya Dieng Jl. Terusan Sulfat- Jl.Ciwulan-Jl. Indragiri Raya- Jl. Letjen S. Parman- Jl. Sarangan- Jl. Melati- Jl. Cengkeh- Jl. Coklat- Jl. Soekarno Hatta-Universitas Brawijaya/ Jl. Mayjen Panjaitan- Jl. Veteran-Jl. Bandung- Jl. Besar Ijen- Jl. Kawi- Jl. Kawi Atas- Jl. Raya Dieng 4. Pergerakan internal (Kecamatan Sukun) Jl. Raya Tidar- Jl. Simpang Bondowoso- Jl. Retawu- Jl. Besar Ijen- Jl. Kawi- Jl. Kawi Atas- Jl. Raya Dieng Jl. Mergan Keramat- Jl. SImpang Langsep- Jl. Raya Langsep- Jl. Raya Dieng RINGKASAN EKSEKUTIF 73

74 5. Kecamatan Kedungkandang Jl. Raya Sawojajar- Jl. Hamid Rudsi- Jl. Indraprasta- Jl. Ontoseno- Jl. Werkudoro- Jl. Puntodewo- Jl. Kebalen Wetan- Jl. Sartono-Jl. Peltu Sujono- Jl. Halmahera- Jl. Sulawesi- Jl. Yulius Usman- Jl. IR. Rais- Jl Raya Langsep- Jl. Jl. Raya Dieng RINGKASAN EKSEKUTIF 74

75 RINGKASAN EKSEKUTIF 75

76 Ruas Jalan Hierarki Lebar Rumija Eksisting Tingkat Pelayanan Tipe Jalur Arah Jalur Jl. A. Yani Arteri Sekunder 26 C Bike Lane 2 Jl. Letjen S. Parman Arteri Sekunder 26 B Bike Lane 2 Jl Letjen Sutoyo Arteri Sekunder 26 B Bike Lane 2 Jl. Basuki Rahmat Arteri Sekunder 26 B Bike Lane 2 Jl. Raya Tlogomas Arteri Sekunder 11 B Bike Lane 2 Jl. Brigjen S. Riyadi Arteri Sekunder 12 B Bike Lane 2 Jl. Jaksa Agung Arteri Sekunder 16 C Bike Lane 2 Jl. Terusan Sulfat Lokal Sekunder 7.5 C Bike Lane 2 Jl. I R Rais Kolektor Primer 8 C Bike Lane 1 Jl Raya Langsep Kolektor Primer 15 C Bike Lane 2 Jl. Raya Sawojajar Kolektor Sekunder 13 B On Street 2 Jl. Raya Dieng Kolektor Sekunder 13 B Bike Lane 2 Jl. Kahuripan Kolektor Sekunder 11 B Bike Lane 2 Jl. Ternate Lingkungan 7 A Bike Lane 1 Jl. Kalimantan Lingkungan 7 A Bike Lane 1 Jl. Halmahera Lingkungan 8 C Bike Lane 1 Jl. Nusa Kambangan Lokal Sekunder 8 B Bike Lane 1 Jl. Sulawesi Lokal Sekunder 8 B Bike Lane 2 Jl. Sonokeling Lokal Sekunder 8 B Bike Lane 2 Jl. Majapahit Kolektor Sekunder 9 B On Street 2 Jl. Yulius Usman Kolektor Sekunder 9 B Bike Lane 2 Jl. Simpang Wilis Lokal Sekunder 7.5 B Bike Lane 1 Jl. Buring Lokal Sekunder 8 B Bike Lane 1 Jl. Merbabu Lokal Sekunder 8 B Bike Lane 1 Jl. Simpang Balapan Lokal Sekunder 8 B Bike Lane 1 RINGKASAN EKSEKUTIF 76

77 Ruas Jalan Hierarki Lebar Rumija Eksisting Tingkat Pelayanan Tipe Jalur Arah Jalur Jl. Besar Ijen Kolektor Sekunder 14 B Bike Lane 2 Jl. Soekarno Hatta Arteri Sekunder 26 B Bike Lane 2 Jl. Veteran Kolektor Sekunder 29 B Bike Lane 2 Jl. Tenaga Utara Lokal Sekunder 10 B On Street 2 Jl. Bendungan Siguragura Kolektor Sekunder 9 C On Street 2 Jl. Kawi Arteri Sekunder 16 B Bike Lane 1 Jl. Kawi Atas Kolektor Sekunder 12 B Bike Lane 2 Jl. Arif Rahman Hakim Arteri Sekunder 11 C Bike Lane 1 Jl. Jakarta Kolektor Sekunder 10 C Bike Lane 1 Jl. Bogor Lokal Sekunder 13.5 C Bike Lane 1 Jl. Danau Toba Kolektor Sekunder 10 B Bike Lane 2 Jl Candi III Lingkungan 5 B On street 2 Jl. Indraprasta Lingkungan 6 A On street 2 Jl. Ontoseno Lingkungan 5.5 A On street 2 Jl. Puntodewo Lokal Sekunder 6 B On street 2 Jl. Pattimura Kolektor Sekunder 10 B Bike Lane 1 Jl. Retawu Lokal Sekunder 8 B Bike Lane 2 Jl. Surabaya Lokal Sekunder 8 B Bike Lane 2 Jl. Jombang Lokal Sekunder 7.5 B On Street 2 Jl. Raya Puncak Tidar Kolektor Sekunder 8 B Bike Lane Rencana Jalur Sepeda di Kawasan Kanjuruhan Fungsi kegiatan yang terdapat di Kawasan Kanjuruhan adalah fungsi pendidikan dan fungsi industri. Fungsi pendidikan yang termasuk klasifikasi rendah yaitu Universitas Kanjuruhan. Fungsi industri yang terdapat di Kawasan RINGKASAN EKSEKUTIF 77

78 Kanjuruhan adalah kalsifikasi sedang yaitu PT. Kompas Agung dan klasifikasi rendah yaitu PT. Bentoel Prima Jenis Fungsi dan Asal Pergerakan di Kawasan Kanjuruhan No Jenis Fungsi Asal Pergerakan Sarana pendidikan 1 Universitas Kanjuruhan Sukun, Klojen, Kedungkandang Kawasan Industri 1 PT Kompas Agung Sukun, Klojen, Kedungkandang 2 PT. Bentoel Prima Sukun, Klojen Sarana Kesehatan 1 RS Panti Nirmala Sumber : Hasil Rencana, Pergerakan internal (Kecamatan Sukun) Jl. Raya Tidar- Jl. Simpang Bondowoso- Jl. Retawu- Jl. Besar Ijen- Jl. Kawi- Jl. Kawi Atas- Jl. Raya Dieng- Jl. Raya Langsep- Jl. IR Rais- Jl. Yulius Usman- Jl. Sulawesi- Jl. Kalimantan- Jl. Susanto- Sonokeling- Jl. Janti Selatan- Universitas Kanjuruhan Jl. Mergan Keramat- Jl. Simpang Langsep- Jl. Raya Langsep- Jl. IR Rais- Jl. Yulius Usman- Jl. Sulawesi- Jl. Kalimantan- Jl. Susanto- Sonokeling- Jl. Janti Selatan- Universitas Kanjuruhan. Jl. Raya Tidar- Jl. Simpang Bondowoso- Jl. Retawu- Jl. Besar Ijen- Jl. Kawi- Jl. Kawi Atas- Jl. Raya Dieng- Jl. Raya Langsep- Jl. IR Rais- PT Kompas Agung Jl. Raya Tidar- Jl. Simpang Bondowoso- Jl. Retawu- Jl. Besar Ijen- Jl. Kawi- Jl. Kawi Atas- Jl. Raya Dieng- Jl. Raya Langsep- Jl. IR Rais- Jl. Yulius Usman- Jl. Sulawesi- Jl. Kalimantan- Jl. Susanto- PT Bentoll Prima Jl. Janti Barat- Jl. Sonokeling- Jl. Susanto- PT. Bentoel Prima RINGKASAN EKSEKUTIF 78

79 Jl. Janti Barat- Jl. Sonokeling- Jl. Susanto- Jl. Halmahera- Jl. Ternate- Jl. Yulius Usman- Jl. Supriyadi- Jl. IR Rais- PT. Kompas Agung 2. Kecamatan Kedungkandang 3. Kecamatan Klojen Jl. Raya Sawojajar- Jl. Hamid Rusdi- Jl. Indraprasta- Jl. Ontoseno- Jl. Werkudoro- Jl. Puntodewo- Jl. Kebalen Wetan- Jl. Sartono-Jl. Peltu Sujono- Jl. Sonokeling- Jl. Janti Selatan- Universitas Kanjuruhan Jl. Raya Sawojajar- Jl. Hamid Rusdi- Jl. Indraprasta- Jl. Ontoseno- Jl. Werkudoro- Jl. Puntodewo- Jl. Kebalen Wetan- Jl. Sartono-Jl. Peltu Sujono- Jl. Sonokeling-Jl. Susanto- Jl. Ternate- Jl. Sulawesi- Jl. Yulius Usman- Jl. Supriyadi- Jl. IR Rais- PT Kompas Agung Jl. Nusakambangan- Jl. Halmahera- Jl. Susanto- Jl. Sonokeling- Jl. Janti Selatan- Universitas Kanjuruhan Jl. Halmahera- Jl. Susanto- Jl. Sonokeling- Jl. Susanto- PT. Bentoel Prima- Jl. Ternate- Jl. Sulawesi- Jl. Yulius Usman- Jl. SUpriyadi- Jl. IR Rais- PT. Kompas Agung RINGKASAN EKSEKUTIF 79

80 RINGKASAN EKSEKUTIF 80

81 Ruas Jalan Hierarki Lebar Rumija Eksisting Tingkat Pelayanan Tipe Jalur Arah Jalur Jl. I R Rais Kolektor Primer 8 C Bike Lane 1 Jl Raya Langsep Kolektor Primer 15 C Bike Lane 2 Jl. Raya Sawojajar Kolektor Sekunder 13 B On Street 2 Jl. Raya Dieng Kolektor Sekunder 13 B Bike Lane 2 Jl. Trunojoyo Arteri Sekunder 13 B Bike Lane 2 Jl. Hamid Rusdi Kolektor Sekunder 9 C Bike Lane 2 Jl Ksatrian Kolektor Sekunder 9 B Bike Lane 2 Jl. Trunojoyo Arteri Sekunder 12 B Bike Lane 2 Jl. Kahuripan Kolektor Sekunder 11 B Bike Lane 2 Jl. Ternate Lingkungan 7 A Bike Lane 1 Jl. Kalimantan Lingkungan 7 A Bike Lane 1 Jl. Halmahera Lingkungan 8 C Bike Lane 1 Jl. Nusa Kambangan Lokal Sekunder 8 B Bike Lane 1 Jl. Sulawesi Lokal Sekunder 8 B Bike Lane 2 Jl. Sonokeling Lokal Sekunder 8 B Bike Lane 2 Jl. Yulius Usman Kolektor Sekunder 9 B Bike Lane 2 Jl. Melati Kolektor Sekunder 10.5 B Bike Lane 2 Jl. Tenes Lingkungan 7 B On Street 2 Jl. Kawi Arteri Sekunder 16 B Bike Lane 1 Jl. Kawi Atas Kolektor Sekunder 12 B Bike Lane 2 Jl. Danau Toba Kolektor Sekunder 10 B Bike Lane 2 Jl. Retawu Lokal Sekunder 8 B Bike Lane 2 Jl. Surabaya Lokal Sekunder 8 B Bike Lane 2 Jl. Jombang Lokal Sekunder 7.5 B On Street 2 Jl. Raya Puncak Tidar Kolektor Sekunder 8 B Bike Lane 2 RINGKASAN EKSEKUTIF 81

82 Rencana Jalur Sepeda di Kawasan Industri Bandulan Fungsi kegiatan yang terdapat di kawasan industri Bandulan adalah dikhususkan pada fungsi kegiatan industri yang umumnya termasuk klasifikasi rendah sehingga dapat diketahui bahwa asal pergerakan berasal dari pergerakan intern atau Kecamatan Sukun. Jenis Fungsi dan Asal Pergerakan di Kawasan Industri Bandulan No Jenis Fungsi Asal Pergerakan Sarana industri 1 Gandum Sukun, Kabupaten 2 Gangsar Sukun, Kabupaten 4 Utama Mama Sukun, Kabupaten Sumber : Hasil Rencana, 2013 Berdasarkan asal pergerakan yang terdapat di fungsi kegiatan tersebut maka dapat diketahui terdapat penyediaan jalur sepeda yaitu sebagai berikut : 1. Pergerakan Internal (Kecamatan Sukun) Halte- Jl. Mulyosari- Jl. Raya Wagir- Jl. Raya Bandulan Berdasarkan analisa penyediaan jalur sepeda di Kawasan Industri Bandulan dapat diketahui bahwa terdapat jalur industri dari Jl. Mulyosari menuju kabupaten Malang tepatnya Jalan Raya Wagir- yang dilanjutkan menuju Jl. Raya Bandulan. Buruh industry yang berasal dari Kelurahan Bakalankrajan, Kelurahan Bandungrejosari, dan Kabupaten Wagir dapat memanfaatkan angkutan merah lalu melewati Jl. Raya Tebo Utara kemudian behenti di Jl. Mulyosari. Setelah itu buruh industri dapat menyewa sepeda di halte yang telah disediakan menuju industri yang dituju, baik yang terdapat di Jl. Mulyosari seperti PT. Gangsar kemudian dilanjutkan menuju Jl. Raya Bandulan dengan melewati Jl. Raya Wagir. Industri yang terdapat di Jl. Raya Bandulan antara lain PT. Gandum dan PT. Utama Mama. Penyediaan jalur sepeda untuk buruh industry menggunakan tipe on street cycle. Dengan demikian dalam penyediaan jalur sepeda untuk buruh industri yang terdapat di Kawasan Bandulan memerlukan kerja sama dengan pihak Kabupaten Malang. RINGKASAN EKSEKUTIF 82

83 RINGKASAN EKSEKUTIF 83

84 Ruas Jalan Hierarki Lebar Rumija Eksisting Tingkat Pelayanan Tipe Jalur Arah Jalur Jalan Mulyosari Kolektor Sekunder 7 C Bike street 2 Jalan Raya Wagir Kolektor Sekunder 7 B Bike street 2 Jalan Raya Bandulan Kolektor Sekunder 9 B Bike street Penyediaan Jalur Sepeda di Kawasan Wisata Kota Malang Pergerakan kawasan wisata sebagai sarana rekreasi dan olahraga menggunakan trayek atau lintasan jalur sepeda tidak tetap, dimana trayek yang digunakan tidak seperti jalur sepeda yang bersifat harian seperti bekerja dan bersekolah. Namun trayek jalur sepeda yang bersifat rekreasi dapat memanfaatkan trayek jalur sepeda yang bersifat harian. Jalur sepeda yang bersifat rekreasi ditujukan bagi pengunjung atau wisatawan baik wisatawan domestik maupun wisatawan asing. Pergerakan trayek jalur sepeda yang bersifat rekreasi dimulai dari sarana penginapan yang terdapat di Kota Malang dan di satukan dalam satu kawasan. Pergerakan trayek jalur sepeda yang bersifat rekerasi memanfatkan kawasan social budaya, kawasan strategis perekonomian, kawasan pendidikan, kawasan olahraga, dan kawasan industri skala kecil atau home industry. Obyek-obyek wisata yang termasuk dalam kawasan-kawasan tersebut antara lain meliputi : Museum Brawijaya Perpustakaan Kota Senaputra Taman Rekreasi Kota Wisata Tlogomas Tugu Kota Malang Toko Oen Taman Krida Budaya Sentra Keramik Dinoyo RINGKASAN EKSEKUTIF 84

85 berikut : Pasar Minggu Car Free Day Kawasan Sosial Budaya Obyek Wisata Belanja Adapun trayek jalur sepeda yang bersifat harian antara lain sebagai Kawasan Malang Utara atau Kecamatan Lowokwaru (Hotel Pelangi Hotel Griyadi Montana- Hotel Villa Ubud- Hotel Kalpataru- UB Hotel) Jl. Soekarno Hatta- Jl. Pisang Kipas- Jl. Candi Panggung- Jl. Vinolia- Jl. MT Haryono- Universitas Brawijaya- Jl. Veteran- Jl. Bandung- Jl. Besar Ijen- Jl. Semeru- Jl. Bromo- Jl. Kawi- Jl. Arif Rahman Hakim- Alun-alun- Jl. Majapahit- Jl. Tugu- Jl. Trunojoyo- Jl. Dr. Cipto- Jl. Jaksa Agung Suprapto- Jl. Letjen Sutoyo- Jl. Indragiri-Jl. Sanan- Jl. Indragiri- Jl. Letjen Sutoyo- Jl. Sarangan- Jl. Melati- Jl. Kalpataru- Jl. Coklat- Jl. Soekarno Hatta Kawasan Tugu dan Alun-alun di Kecamatan Klojen (Hotel Tugu Malang- Hotel Splendid Richie Malang- Hotel Pelangi) Inn- Hotel Sahid Montana- Hotel Alun-alun- Jl. Suryo Priyo Pranoto- Jl. Halmahera- Jl. Nusa Kambangan- Jl. Sulawesi- Jl. Yulius Usman- Jl. S. Supriyadi- Jl. Kawi- Jl. Besar Ijen- Jl. Surabaya (Pahlawan Trip) - Jl. Jakarta- Jl. Bogor- Jl. Veteran- Universitas Brawijaya- Jl. M.T Haryono- Kawasan Industri Keramik- Jl. Vinolia- Jl. Candi Panggung- Jl. Soekarno Hatta- Jl. Cengkeh- Jl. Coklat- Jl. Kalpataru- Jl. Melati- Jl. Sarangan- Jl. Letjen Sutoyo- Jl. Indragiri Raya- Jl. Sanan- Jl. Indragiri- Jl. Letjen Sutoyo- Jl. Jaksa Agung- Jl. Dr. Cipto- Jl. Trunojoyo- Jl. Tugu- Jl. Majapahit- Alun- alun Kawasan Ijen di Kecamatan Klojen (Guest House Merbabu- Guest House Fendi- Cozy Guest House- Wisma Jasa Tirta Heritage- Hotel Edotel Senior) RINGKASAN EKSEKUTIF 85

86 Jl. Merbabu- Jl. Besar Ijen- Jl. Surabaya- (Pahlawan Trip) - Jl. Jakarta- Jl. Bogor- Jl. Veteran- Universitas Brawijaya- Jl. M.T Haryono- Kawasan Industri Keramik- Jl. Vinolia- Jl. Candi Panggung- Jl. Soekarno Hatta- Jl. Cengkeh- Jl. Coklat- Jl. Melati- Jl. Sarangan- Jl. Letjen Sutoyo- Jl. Indragiri Raya- Jl. Sanan- Jl. Indragiri- Jl. Letjen Sutoyo- Jl. Jaksa Agung- Jl. Trunojoyo- Jl. Tugu- Jl. Majapahit- Alun-Alun Kota- Jl. Suryo Priyo Pranoto- Jl. Halmahera- Jl. Nusa Kambangan- Jl. Sulawesi- Jl. Yulius Usman- Jl. S. Supriyadi- Jl. Kawi- Jl. Besar Ijen Kawasan Jalan Arteri Sekunder (Hotel Regents Park- Hotel Santika Premiere- Gajah Mada Graha- Hotel Graha Cakra- Hotel Kartika) Jl. Letjen Sutoyo- Jl. Sarangan- Jl. Melati- Jl.Cengkeh- Jl.Coklat- Jl. Soekarno Hatta- Jl. Pisang Kipas- Jl. Candi Panggung- Jl. Vinolia- Jl. MT Haryono- Universitas Brawijaya- Jl. Veteran- Jl. Bandung- Jl. Besar Ijen- Jl. Semeru- Jl. Bromo- Jl. Kawi- Jl. Arif Rahman Hakim- Alun-alun- Jl. Majapahit- Jl. Tugu- Jl. Patimura- Jl Trunojoyo- Jl. Letjen Sutoyo- Jl. Sanan- Jl. Indragiri- Jl. Letjen Sutoyo 1.7 Ketentuan Jalur Lintasan Sepeda Dimensi Jalur Lintasan Sepeda Menurut standar geometric Permen PU Tahun 1992, jalur lintasan sepeda minimal memiliki ukuran 1,5 meter utuk jalur searah. Namun berdasarkan kondisi eksisting lebar rumija di Kota Malang yang tidak terlalu mendukung apabila diterapkan lebar jalur sebesar 1,5 meter sedangkan volume kendaraan bermotor semakin tinggi maka ditentukan lebar jalur linatsan sepeda minimal 1 meter untuk dilewati satu seped dan jalur untuk lalu lintas dua arah minimal 1,6 meter. Hal ini didapatkan dari spesifikasi standar Jerman tepatnya, Institute of Transportation and Traffic Enggineering, Karateristik Permukaan Jalur Sepeda Permukaan jalur sepeda menngunakan material yang rata dan licin untuk menjaga tingkat kenyamanan dan keselamatan bersepeda dengan kondisi RINGKASAN EKSEKUTIF 86

87 permukaan jalan tidak berlubang dengan perkerasan berupa aspal maupun paving Pemeliharaan Jalur Sepeda Jalur sepeda harus dipelihara untuk menjaga permukaan yang rata, tidak berlubang dan bebas dari kotoran. Seringkali kaca, pasir, tanah, dan limbah cairan serta dedaunan yang jatuh menutupi jalur sepeda sehingga disarankan adanya pembersihan secara regular agar jalur sepeda tetap bersih dan aman untuk digunakan. Permukaan jalur yang dibangun menggunanakan material blok juga harus dilakukan pengecekan secara teratur untuk memastikan bagian penyembungan material tersebut agar tetap rapid an tidak terdapat patahan. Pemeliharaan jalur sepeda yang dilakukan secara rutin akan menunjang kondisi mengendara yang baik. 1.8 Rencana Fasilitas Pelengkap Jalan Rencana Fasilitas Rambu Lampu Lintas Lampu lalu lintas merupakan alat pemberi isyarat lalu lintas berfungsi untuk mengatur lalu lintas kendaraan dan atau pejalan kaki. Lampu lalu lintas umumnya diarahkan pada persimpangan jalan terutama pada daerah rawan kecelakaan (black spot). Berdasarkan kondisi eksisting, dapat diketahui bahwa terdapat beberapa persimpangan yang dilewati ruas jalan yang berpotensi sebagai jalur sepeda di Kota Malang antara lain sebagai berikut : a. Kecamatan Lowokwaru Persimpangan Jl. Batu Permata dan Jl. Raya Tlogomas Persimpangan Jl. Saxopon dan Jl. Candi Panggung Persimpangan Jl. Cengger ayam dan Jl. Kalpataru b. Kecamatan Klojen Persimpangan Jl. Yulius Usman dan Jl. S. Supriyadi c. Kecamatan Blimbing Persimpangan Jl. Simpang Sulfat Utara dan Jl. LA Sucipto RINGKASAN EKSEKUTIF 87

88 Persimpangan Jl. Sawojajar dan Jl. Terusan Sulfat d. Kecamatan Sukun Persimpangan Jl. Janti Barat dan Jl. Janti Selatan Persimpangan Jl. Raya Langsep dan Jl. Jupri e. Kecamatan Kedungkandang Persimpangan Jl. Hamid Rusdi dan Jl. Raya Sawojajar Persimpangan Jl. Muharto dan Jl. Kebalen Wetan Contoh Alat Penanda Lalu Lintas yang diarahkan Pada Jalur Sepeda Rencana Rambu rambu Lalu Lintas Rambu-rambu lalu lintas adalah tanda-tanda, alat, benda yang digunakan untuk menyampaikan pesan sebagai piranti pengaturan lalu lintas jalan raya. Adapun arahan penyediaan rambu lalu lintas adalah sebagai berikut: Rambu larangan Rambu larangan diarahkan pada jalur sepeda yang memiliki satu jalur. Rencana penyediaan rambu larangan di jalur sepeda Kota Malang diarahkan pada beberapa ruas jalan sebagai berikut : Rencana Lokasi Rambu Larangan Ruas Jalan Tipe Jalur Keterangan Jl. Kawi Bike Lane Arah jalur Jl. Kawi menuju Jl. Kawi Atas Jl. Terusan Kawi Bike Lane Arah jalur Jl.Terusan Kawi menuju Jl. Raya Dieng Jl. Ciliwung Bike Lane Arah jalur Jl. Ciliwung menuju Jl. Sulfat Jl. Diponegoro Bike Lane Arah jalur Jl. Diponegoro dari Jl. Jaksa Agung RINGKASAN EKSEKUTIF 88

89 Ruas Jalan Tipe Jalur Keterangan Jl. Patimura Bike Lane Arah jalur Jl. Patimura menuju Jl. Jaksa Agung Jl. Candi Mendut Bike Lane Arah jalur Jl. Candi Mendut menuju Jl. Soekarno Hatta Jl. Kendalsari Bike Lane Arah jalur Jl. Kendalsari menuju Jl. Cengger Ayam Jl. Bukirsari Bike Lane Arah jalur Jl. Bukirsari menuju Jl. Candi Mendut Jl. Cengger Ayam Bike Lane Arah jalur Jl. Cengger Ayam menuju Jl. Kalpataru Jl. Bantaran On Street Arah jalur Jl. Bantaran menuju Jl. Letjen. S. Parman Jl. Pisang Kipas Bike Lane Arah jalur Jl. Pisang Kipas menuju Jl. Candi Panggung Jl. Bunga Kertas Bike Lane Arah jalur Jl. Bunga Kertas menuju Jl. Candi Panggung Sumber : Hasil Rencana, 2013 Model Rambu Larangan Pada Jalur Sepeda Rambu anjuran Rambu anjuran diberikan saat peak hour atau saat jam berangkat dan pulang kerja, tepatnya pukul WIB. Rambu anjuran tersebut memberikan petunjuk kepada pengguna sepeda untuk melewati ruas jalur sepeda alternative namun dengan tipe on street mengingat lebar jalan yang tidak mendukung. Rencana penyediaan lokasi rambu anjuran terdapat ruas jalan sebagai berikut : RINGKASAN EKSEKUTIF 89

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG TITIK STRATEGIS PEMASANGAN REKLAME WALIKOTA MALANG,

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG TITIK STRATEGIS PEMASANGAN REKLAME WALIKOTA MALANG, S A L I N A N NOMOR 13/E, 2008 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG TITIK STRATEGIS PEMASANGAN REKLAME WALIKOTA MALANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 14

Lebih terperinci

Program Pemanfaatan Ruang Prioritas di BWP Malang Tenggara Waktu Pelaksanaan PJM-1 ( ) PJM-2 ( ) PJM-3 ( ) PJM-4 ( )

Program Pemanfaatan Ruang Prioritas di BWP Malang Tenggara Waktu Pelaksanaan PJM-1 ( ) PJM-2 ( ) PJM-3 ( ) PJM-4 ( ) LAMPIRAN XVI PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR TAHUN TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI BAGIAN WILAYAH PERKOTAAN MALANG TENGGARA TAHUN - No A. Perwujudan Rencana Pola Ruang. Perwujudan

Lebih terperinci

Alternatif Pemecahan Masalah Transportasi Perkotaan

Alternatif Pemecahan Masalah Transportasi Perkotaan Peningkatan Prasarana Transportasi Alternatif Pemecahan Masalah Transportasi Perkotaan Pembangunan Jalan Baru Jalan bebas hambatan didalam kota Jalan lingkar luar Jalan penghubung baru (arteri) Peningkatan

Lebih terperinci

No Angkutan Jalan nasional, rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan provinsi, dan rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkuta

No Angkutan Jalan nasional, rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan provinsi, dan rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkuta TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5468 TRANSPORTASI. Perhubungan. Lalu Lintas. Angkutan Jalan. Jaringan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 193) PENJELASAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi adalah suatu pergerakan orang dan barang. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehariharinya, sehingga transportasi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. berupa jalan aspal hotmix dengan panjang 1490 m. Dengan pangkal ruas

II. TINJAUAN PUSTAKA. berupa jalan aspal hotmix dengan panjang 1490 m. Dengan pangkal ruas 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Lalu Lintas Jalan R.A Kartini Jalan R.A Kartini adalah jalan satu arah di wilayah Bandar Lampung yang berupa jalan aspal hotmix dengan panjang 1490 m. Dengan pangkal

Lebih terperinci

STUDI PENGEMBANGAN BUS KOTA MALANG RAYA

STUDI PENGEMBANGAN BUS KOTA MALANG RAYA STUDI PENGEMBANGAN BUS KOTA MALANG RAYA Agung Witjaksono Bevi Agusti Tulak Hermelinda F. Letto Teknik Planologi FTSP ITN Malang ABSTRAKSI Sejalan dengan perkembangan kegiatan di Kota Malang, Kabupaten

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 4 (Empat)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 4 (Empat) A. Tujuan Instruksional 1. Umum SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 4 (Empat) Mahasiswa dapat memahami tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Malang telah dinobatkan sebagai kota pendidikan dan juga merupakan salah satu kota tujuan wisata di Jawa Timur karena potensi alam dan iklim yang dimiliki. Kurang

Lebih terperinci

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Kota Surakarta

BAB V PEMBAHASAN. Kota Surakarta BAB V PEMBAHASAN Pada bab ini akan berisi pembahasan tentang posisi hasil penelitian terhadap teori yang digunakan sehingga mampu menjawab permasalahan penelitian. Pembahasan akan secara kritis dilakukan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN OBYEK PENELITIAN. adapun obyek dalam penelitin ini adalah jalur sepeda tahap-1 di Kota Surabaya

BAB III GAMBARAN OBYEK PENELITIAN. adapun obyek dalam penelitin ini adalah jalur sepeda tahap-1 di Kota Surabaya BAB III GAMBARAN OBYEK PENELITIAN Pada penelitian ini, obyek penelitian yang dibahas adalah mengenai kebijakan jalur sepeda di kota Surabaya. Berdasarkan hal tersebut, peneliti akan menguraikan beberapa

Lebih terperinci

PERENCANAAN WILAYAH KOMERSIAL STUDI KASUS RUAS JALAN MARGONDA DEPOK

PERENCANAAN WILAYAH KOMERSIAL STUDI KASUS RUAS JALAN MARGONDA DEPOK PERENCANAAN WILAYAH KOMERSIAL STUDI KASUS RUAS JALAN MARGONDA DEPOK A.R. Indra Tjahjani 1, Gita Cakra 2, Gita Cintya 3 1Program Studi Teknik Sipil, Universitas Pancasila Jakarta, Lenteng Agung Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. barang atau orang yang dapat mendukung dinamika pembangunan daerah.

BAB I PENDAHULUAN. barang atau orang yang dapat mendukung dinamika pembangunan daerah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan seiring laju pesat pertumbuhan pembangunan dalam segala bidang serta mobilitas yang cukup tinggi untuk melaksanakan aktifitas kehidupan sehari-hari, menuntut

Lebih terperinci

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG KETERTIBAN LALU LINTAS DI KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG KETERTIBAN LALU LINTAS DI KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG KETERTIBAN LALU LINTAS DI KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TEGAL, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Trotoar adalah jalur bagi pejalan kaki yang terletak di daerah manfaat jalan, diberi lapis permukaan, diberi elevasi lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kemacetan dan tundaan di daerah sering terjadi, terutama di

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kemacetan dan tundaan di daerah sering terjadi, terutama di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini kemacetan dan tundaan di daerah sering terjadi, terutama di daerah kota-kota besar di Indonesia contohnya kota Medan. Hal seperti ini sering terjadi pada

Lebih terperinci

Kota merupakan suatu pusat kegiatan yang berfungsi sebagai pusat. pelayanan jasa, produksi, distribusi barang serta menjadi pintu masuk atau

Kota merupakan suatu pusat kegiatan yang berfungsi sebagai pusat. pelayanan jasa, produksi, distribusi barang serta menjadi pintu masuk atau (1) BAGIAN I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kota merupakan suatu pusat kegiatan yang berfungsi sebagai pusat pelayanan jasa, produksi, distribusi barang serta menjadi pintu masuk atau simpul transportasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 15 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Transportasi Transportasi merupakan suatu proses pergerakan memindahkan manusia atau barang dari suatu tempat ke tempat lainnya pada suatu waktu. Pergerakan manusia

Lebih terperinci

TERMINAL PENUMPANG/TERMINAL BUS

TERMINAL PENUMPANG/TERMINAL BUS TERMINAL PENUMPANG/TERMINAL BUS Terminal Bus adalah tempat sekumpulan bus mengakhiri dan mengawali lintasan operasionalnya. Dengan mengacu pada definisi tersebut, maka pada bangunan terminal penumpang

Lebih terperinci

PENGARUH PARKIR ON-STREET TERHADAP KINERJA RUAS JALAN ARIEF RAHMAN HAKIM KOTA MALANG

PENGARUH PARKIR ON-STREET TERHADAP KINERJA RUAS JALAN ARIEF RAHMAN HAKIM KOTA MALANG PENGARUH PARKIR ON-STREET TERHADAP KINERJA RUAS JALAN ARIEF RAHMAN HAKIM KOTA MALANG Dwi Ratnaningsih Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Malang dwiratna.polinema@gmail.com Abstrak Permasalahan dibidang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah ser

2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah ser LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.193, 2013 TRANSPORTASI. Perhubungan. Lalu Lintas. Angkutan Jalan. Jaringan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5468) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

Iin Irawati 1 dan Supoyo 2. Program Studi Teknik Sipil, Universitas Semarang, Jl. Soekarno Hatta Tlogosari Semarang

Iin Irawati 1 dan Supoyo 2. Program Studi Teknik Sipil, Universitas Semarang, Jl. Soekarno Hatta Tlogosari Semarang PENGARUH PERGERAKAN PEJALAN KAKI TERHADAP KINERJA RUAS JALAN YANG DISEBABKAN OLEH KURANG OPTIMALNYA PEMANFAATAN JEMBATAN PENYEBERANGAN (KAJIAN WILAYAH : JALAN MERDEKA UTARA MALANG) Iin Irawati 1 dan Supoyo

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Menurut Munawar, A. (2004), angkutan dapat didefinikan sebagai pemindahan orang dan atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan

Lebih terperinci

KAJIAN LALU LINTAS DI KAWASAN PINTU GERBANG UNIVERSITAS BRAWIJAYA JALAN VETERAN KOTA MALANG KARYA TULIS ILMIAH

KAJIAN LALU LINTAS DI KAWASAN PINTU GERBANG UNIVERSITAS BRAWIJAYA JALAN VETERAN KOTA MALANG KARYA TULIS ILMIAH KAJIAN LALU LINTAS DI KAWASAN PINTU GERBANG UNIVERSITAS BRAWIJAYA JALAN VETERAN KOTA MALANG KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Disusun oleh: YUSRIZAL

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 14 TAHUN 2006 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS DI JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 14 TAHUN 2006 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS DI JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 14 TAHUN 2006 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS DI JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa dalam Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Semarang sebagai ibukota propinsi di Jawa Tengah mempunyai banyak potensi yang bisa dikembangkan. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, maka terjadi

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 65 TAHUN 1993 T E N T A N G FASILITAS PENDUKUNG KEGIATAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN MENTERI PERHUBUNGAN,

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 65 TAHUN 1993 T E N T A N G FASILITAS PENDUKUNG KEGIATAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN MENTERI PERHUBUNGAN, KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 65 TAHUN 1993 T E N T A N G FASILITAS PENDUKUNG KEGIATAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa dalam Peraturan Pemerintah Nomor

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PARKIR PADA SISI JALAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KAPASITAS JALAN (STUDI KASUS: DI JALAN MATARAM YOGYAKARTA) TUGAS AKHIR

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PARKIR PADA SISI JALAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KAPASITAS JALAN (STUDI KASUS: DI JALAN MATARAM YOGYAKARTA) TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PARKIR PADA SISI JALAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KAPASITAS JALAN (STUDI KASUS: DI JALAN MATARAM YOGYAKARTA) TUGAS AKHIR oleh : T A N T A W I L2D 300 379 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang yang merupakan Ibukota Jawa Tengah adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang yang merupakan Ibukota Jawa Tengah adalah salah satu BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Kota Semarang yang merupakan Ibukota Jawa Tengah adalah salah satu kota besar di Indonesia yang sedang berkembang. Secara geografis kota ini terletak di sebelah utara

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Dampak Pembangunan Mall Olimpic Garden (MOG) Terhadap Lalu Lintas Kota Malang

Dampak Pembangunan Mall Olimpic Garden (MOG) Terhadap Lalu Lintas Kota Malang Dampak Pembangunan Mall Olimpic Garden (MOG) Terhadap Lalu Lintas Kota Malang Rifky Aldila Primasworo 1 1 Teknik Sipil, Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang Jl. Telaga Warna, Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru,

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN STUDI DAN ARAHAN REKOMENDASI

BAB 5 KESIMPULAN STUDI DAN ARAHAN REKOMENDASI BAB 5 KESIMPULAN STUDI DAN ARAHAN REKOMENDASI Rumusan akhir dalam studi karakteristik tundaan disajikan dalam dua bagian yang saling terkait dan melengkapi sebagai jawaban terhadap pertanyaan penelitian

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : HK.205/1/1/DRJD/2006 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : HK.205/1/1/DRJD/2006 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : HK.205/1/1/DRJD/2006 TENTANG PENGATURAN LALU LINTAS YANG BERSIFAT PERINTAH DAN/ATAU LARANGAN PADA RUAS JALAN TOL LINGKAR LUAR JAKARTA (JORR) I E1 SEKSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM Pembangunan di segala bidang yang dilaksanakan pemerintah Republik Indonesia merupakan usaha untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan terutama di bidang ekonomi. Pembangunan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 14 TAHUN 2006 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS DI JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 14 TAHUN 2006 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS DI JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 14 TAHUN 2006 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS DI JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa dalam Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya, pembangunan jalan diharapkan mampu untuk memenuhi

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya, pembangunan jalan diharapkan mampu untuk memenuhi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, pembangunan jalan diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atas angkutan barang dan jasa (orang) yang aman, nyaman, dan berdaya guna.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persimpangan adalah simpul dalam jaringan transportasi dimana dua atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persimpangan adalah simpul dalam jaringan transportasi dimana dua atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Simpang Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995), simpang adalah tempat berbelok atau bercabang dari yang lurus. Persimpangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpotongan/bersilangan. Faktor faktor yang digunakan dalam perancangan suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpotongan/bersilangan. Faktor faktor yang digunakan dalam perancangan suatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Simpang Persimpangan adalah daerah di mana dua atau lebih jalan bergabung atau berpotongan/bersilangan. Faktor faktor yang digunakan dalam perancangan suatu persimpangan adalah

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PENEMPATAN RAMBU LALU LINTAS, MARKA JALAN DAN ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KAJIAN PERSEBARAN LALU LINTAS KAWASAN JALAN SEMERU DAN JALAN KAWI ATAS KOTA MALANG

KAJIAN PERSEBARAN LALU LINTAS KAWASAN JALAN SEMERU DAN JALAN KAWI ATAS KOTA MALANG KAJIAN PERSEBARAN LALU LINTAS KAWASAN JALAN SEMERU DAN JALAN KAWI ATAS KOTA MALANG Rendy Zesario Akbar, Ferry Fairul, M. Zainul Arifin, Hendi Bowoputro Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik - Universitas

Lebih terperinci

KAJIAN KINERJA JALAN ARTERI PRIMER DI SIMPUL JALAN TOL JATINGALEH KOTA SEMARANG (Studi Kasus : Penggal Ruas Jalan Setia Budi)

KAJIAN KINERJA JALAN ARTERI PRIMER DI SIMPUL JALAN TOL JATINGALEH KOTA SEMARANG (Studi Kasus : Penggal Ruas Jalan Setia Budi) KAJIAN KINERJA JALAN ARTERI PRIMER DI SIMPUL JALAN TOL JATINGALEH KOTA SEMARANG (Studi Kasus : Penggal Ruas Jalan Setia Budi) TUGAS AKHIR Oleh: SYAMSUDDIN L2D 301 517 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Lebih terperinci

KAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS SEKITAR KAWASAN PASAR SINGOSARI KABUPATEN MALANG

KAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS SEKITAR KAWASAN PASAR SINGOSARI KABUPATEN MALANG KAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS SEKITAR KAWASAN PASAR SINGOSARI KABUPATEN MALANG Fikhry Prasetiyo, Rahmat Hidayat H., Harnen Sulistio, M. Zainul Arifin Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Permasalahan Transportasi di Perkotaan Menurut Abubakar, dkk (1995) salah satu ciri kota modern ialah tersedianya sarana transportasi yang memadai bagi warga kota. Fungsi, peran

Lebih terperinci

Studi Kemacetan Lalu Lintas Di Pusat Kota Ratahan ABSTRAK

Studi Kemacetan Lalu Lintas Di Pusat Kota Ratahan ABSTRAK Studi Kemacetan Lalu Lintas Di Pusat Kota Ratahan Melisa Margareth 1, Papia J.C. Franklin 2, Fela Warouw 3 1 Mahasiswa S1 Program Studi Perencanaan Wilayah & Kota Universitas Sam Ratulangi Manado 2 & 3

Lebih terperinci

KAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS SEKITAR KAWASAN PASAR DAN RUKO LAWANG KABUPATEN MALANG

KAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS SEKITAR KAWASAN PASAR DAN RUKO LAWANG KABUPATEN MALANG KAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS SEKITAR KAWASAN PASAR DAN RUKO LAWANG KABUPATEN MALANG Arbillah Saleh, Moh. Prima Sudarmo, Harnen Sulistio, M. Zainul Arifin Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI BAB 2 TINJAUAN TEORI Dalam bab ini akan membahas mengenai teori-teori yang berhubungan dengan studi yang dilakukan, yaitu mengenai pebgertian tundaan, jalan kolektor primer, sistem pergerakan dan aktivitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI Pada bab ini diuraikan beberapa kajian teoretis dari literature dan kajian normatif dari dokumen perundangan dan statutory product lainnya yang diharapkan dapat menjadi dasar pijakan

Lebih terperinci

ANALISA DAMPAK HAMBATAN SAMPING DAN U-TURN TERHADAP KECEPATAN KENDARAAN (STUDI KASUS DEPAN PASAR FLAMBOYAN JALAN GAJAH MADA KOTA PONTIANAK)

ANALISA DAMPAK HAMBATAN SAMPING DAN U-TURN TERHADAP KECEPATAN KENDARAAN (STUDI KASUS DEPAN PASAR FLAMBOYAN JALAN GAJAH MADA KOTA PONTIANAK) ANALISA DAMPAK HAMBATAN SAMPING DAN U-TURN TERHADAP KECEPATAN KENDARAAN (STUDI KASUS DEPAN PASAR FLAMBOYAN JALAN GAJAH MADA KOTA PONTIANAK) Abdi Yuda Yadi 1)., Syafarudin AS 2) Siti Nurlaily Kadarini 2)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lalu Lintas Lalu lintas dan angkutan jalan adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas lalu lintas, angkutan jalan, jaringan lalu lintas, prasarana lalu lintas, kendaraan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Permasalahan Transportasi Perkotaan Permasalahan transportasi perkotaan umumnya meliputi kemacetan lalulintas, parkir, angkutan umum, polusi dan masalah ketertiban lalu lintas

Lebih terperinci

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB V PENUTUP

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB V PENUTUP BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil dari analisa pengamatan di lapangan, studi referensi, perhitungan dan juga hasil evaluasi mengenai KINERJA RUAS JALAN RAYA CIBIRU JALAN RAYA CINUNUK PADA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan daerah perkotaan pada dasarnya ditentukan oleh tiga faktor, yaitu faktor manusia, faktor aktivitas manusia, dan faktor pergerakan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka kebutuhan angkutan semakin diperlukan. Oleh karena itu transportasi

BAB I PENDAHULUAN. maka kebutuhan angkutan semakin diperlukan. Oleh karena itu transportasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 LATAR BELAKANG OBJEK Di era sekarang ini semakin meningkatnya kegiatan perekonomian terutama yang berhubungan dengan distribusi, produksi, konsumsi, serta jasa,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lalu lintas dalam transportasi dapat diartikan sebagai gerak kendaraan bermotor, kendaraan tidak bermotor, pejalan kaki termasuk subyek di dalam suatu lintasan/jaringan

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Data Umum Jalur sepeda adalah jalur lalu lintas yang khusus diperuntukan bagi pengguna sepeda, dipisahkan dari lalu lintas kendaraan bermotor untuk meningkatkan keselamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM Pembangunan di segala bidang yang dilaksanakan pemerintah Republik Indonesia merupakan usaha untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan terutama di bidang ekonomi. Dengan

Lebih terperinci

4. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas Lalu Lintas, Angkutan Jalan, Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,

4. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas Lalu Lintas, Angkutan Jalan, Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, 1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR: 25 TAHUN 2014 TENTANG PENGATURAN PENGGUNAAN JARINGAN JALAN DAN GERAKAN ARUS LALU LINTAS DI WILAYAH PERKOTAAN KABUPATEN BANYUWANGI BUPATI BANYUWANGI

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.276/AJ-401/DRJD/10 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.276/AJ-401/DRJD/10 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.276/AJ-401/DRJD/10 TENTANG PENGATURAN LALU LINTAS YANG BERSIFAT PERINTAH, LARANGAN, PETUNJUK DAN PERINGATAN PADA JALAN TOL BOGOR RING ROAD SEKSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Semarang sebagai ibu kota propinsi di Jawa Tengah mempunyai banyak potensi yang bisa dikembangkan. Secara geografis kota ini terletak di sebelah utara pulau Jawa,

Lebih terperinci

perbaikan hidup berkeadilan sosial.

perbaikan hidup berkeadilan sosial. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara yang sedang berkembang di kawasan Asia Tenggara, bangsa Indonesia termasuk bangsa yang dikategoikan Negara dunia ketiga. Negara-negara

Lebih terperinci

Studi Rencana Induk Transportasi Terpadu Jabodetabek (Tahap II) Laporan Akhir: Ringkasan Laporan

Studi Rencana Induk Transportasi Terpadu Jabodetabek (Tahap II) Laporan Akhir: Ringkasan Laporan 3. Perspektif Wilayah dan Permintaan Perjalanan Masa Mendatang 3.1 Perspektif Wilayah Jabodetabek Masa Mendatang Jabodetabekpunjur 2018 merupakan konsolidasi rencana pengembangan tata ruang yang memberikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan menjelaskan mengenai pengertian umum yang berhubungan dengan parkir, cara dan jenis parkir, pengaturan parkir, metode-metode parkir, kebijakan parkir, serta standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kian hari pergerakan transportasi di perkotaan semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk yang menyebabkan ketidakseimbangan pertumbuhan jumlah kendaraan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 JALAN Berdasarkan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan, jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi adalah suatu pergerakan barang dan orang dari suatu tempat ke tempat lain. Transportasi digunakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi adalah suatu pergerakan barang dan orang dari suatu tempat ke tempat lain. Transportasi digunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi adalah suatu pergerakan barang dan orang dari suatu tempat ke tempat lain. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpenduduk di atas 1-2 juta jiwa sehingga permasalahan transportasi tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. berpenduduk di atas 1-2 juta jiwa sehingga permasalahan transportasi tidak bisa BAB I PENDAHULUAN I.1. Uraian Permasalahan transportasi berupa kemacetan, tundaan, serta polusi suara dan udara yang sering kita jumpai setiap hari di beberapa kota besar di Indonesia ada yang sudah berada

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 20 TAHUN 2002

PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 20 TAHUN 2002 PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 20 TAHUN 2002 TENTANG KETENTUAN BERLALU LINTAS DENGAN MENGGUNAKAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DALAM WILAYAH KOTA SAMARINDA W A L I K O T A S A M A R I N D A Menimbang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Angkutan Umum Angkutan pada dasarnya adalah sarana untuk memindahkan orang dan atau barang dari satu tempat ke tempat lain. Tujuannya membantu orang atau kelompok orang menjangkau

Lebih terperinci

ANALISIS KESELAMATAN DAN KENYAMANAN PEMANFAATAN TROTOAR BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PEJALAN KAKI DI PENGGAL JALAN M.T. HARYONO KOTA SEMARANG

ANALISIS KESELAMATAN DAN KENYAMANAN PEMANFAATAN TROTOAR BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PEJALAN KAKI DI PENGGAL JALAN M.T. HARYONO KOTA SEMARANG ANALISIS KESELAMATAN DAN KENYAMANAN PEMANFAATAN TROTOAR BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PEJALAN KAKI DI PENGGAL JALAN M.T. HARYONO KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh : Arif Rahman Hakim L2D 303 283 JURUSAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting BAB IV ANALISIS PERANCANGAN 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting Terdapat beberapa hal yang benar-benar harus diperhatikan dalam analisis obyek perancangan terhadap kondisi eksisting

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Data Hotel Malioboro. yang menampung sebanyak 12 unit kendaraan mobil penumpang. Luas lahan. B. Data Geometri Jalan

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Data Hotel Malioboro. yang menampung sebanyak 12 unit kendaraan mobil penumpang. Luas lahan. B. Data Geometri Jalan 29 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Data Hotel Malioboro Hotel direncanakan memliki kamar sebanyak 30 unit dan fasilitas parkir yang menampung sebanyak 12 unit kendaraan mobil penumpang. Luas lahan sekitar

Lebih terperinci

Penanggung Jawab. Biaya (Rp ,-) Kota Malang Bappeda 1.000

Penanggung Jawab. Biaya (Rp ,-) Kota Malang Bappeda 1.000 Lampiran 4 Peraturan Daerah Nomor : 4 Tahun 2011 Tanggal : No Program Kegiatan Lokasi 1 Struktur Tata Ruang 2 Penataan Kawasan Kecamatan baru (pemekaran Kecamatan Kedungkandang) 3 perumahan Pembangunan

Lebih terperinci

Berdasarkan, Juknis LLAJ, Fungsi Terminal Angkutan Jalan dapat ditinjau dari 3 unsur:

Berdasarkan, Juknis LLAJ, Fungsi Terminal Angkutan Jalan dapat ditinjau dari 3 unsur: TERMINAL Dalam pencapaian pembangunan nasional peranan transportasi memiliki posisi yang penting dan strategi dalam pembangunan, maka perencanaan dan pengembangannya perlu ditata dalam satu kesatuan sistem

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KAWASAN TERTIB LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KAWASAN TERTIB LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 6/E, 2011 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KAWASAN TERTIB LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : a. bahwa Pemerintah Kota Malang telah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Posisi Makro terhadap DKI Jakarta. Jakarta, Ibukota Indonesia, berada di daerah dataran rendah, bahkan di bawah permukaan laut yang terletak antara 6 12 LS and 106 48 BT.

Lebih terperinci

Aditya Putrantono Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Aditya Putrantono Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember ANALISA KAPASITAS RUAS JALAN DAN SIMPANG UNTUK PERSIAPAN BUS RAPID TRANSIT (BRT) KORIDOR TIMUR - BARAT SURABAYA (STUDI KASUS JL.KERTAJAYA INDAH S/D JL.KERTAJAYA) Aditya Putrantono Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan bagian integral dari masyarakat. Ia menunjukkan hubungan yang sangat erat dengan gaya hidup, jangkauan dan lokasi dari kegiatan yang produktif,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN FASILITAS PARKIR PADA KAWASAN TERTIB LALU LINTAS WILAYAH KOTA DAN PENGGUNAAN JALUR KHUSUS SEPEDA DI KABUPATEN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan ( trip) antara asal ( origin) dan tujuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan ( trip) antara asal ( origin) dan tujuan II. TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Transportasi 2. 1. 1 Pengertian Transportasi Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan ( trip) antara asal ( origin) dan tujuan (destination). Perjalanan adalah pergerakan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2009 NOMOR 13

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2009 NOMOR 13 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2009 NOMOR 13 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PENETAPAN KAWASAN TERTIB LALU LINTAS DAN PENYELENGGARAANNYA DI KABUPATEN

Lebih terperinci

UU NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

UU NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: UU NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Lalu lintas adalah gerak kendaraan, orang, dan hewan di jalan;

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBER,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DAFTAR ISI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN BAB I KETENTUAN UMUM... 4 BAB II ASAS DAN TUJUAN... 6 BAB III RUANG LINGKUP KEBERLAKUAN UNDANG-UNDANG...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi suatu negara atau daerah tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi suatu negara atau daerah tidak terlepas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi suatu negara atau daerah tidak terlepas dari pengaruh perkembangan sarana dan prasarana yang mendukung misalnya transportasi (Merdeka Wati,

Lebih terperinci

Tugas Akhir Evaluasi Fungsi Halte Sebagai Tempat Henti Angkutan Umum BAB V PENUTUP

Tugas Akhir Evaluasi Fungsi Halte Sebagai Tempat Henti Angkutan Umum BAB V PENUTUP BAB V PENUTUP V.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil analisa evaluasi fungsi halte sebagai angkutan umum sepanjang rute Terboyo Pudakpayung adalah sebagai berikut : V.1.1 Data Sekunder

Lebih terperinci

KAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS JARINGAN JALAN DI KAWASAN TERUSAN IJEN KOTA MALANG

KAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS JARINGAN JALAN DI KAWASAN TERUSAN IJEN KOTA MALANG KAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS JARINGAN JALAN DI KAWASAN TERUSAN IJEN KOTA MALANG Dimas Cuzaka Alifian, M. Aang Ibnu Thoha, Harnen Sulistio, A. Wicaksono Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Analisis Kebutuhan Parkir dan Kajian Dampak Lalu Lintas Gedung Pusat Perbelanjaan Ramayana Makassar

Analisis Kebutuhan Parkir dan Kajian Dampak Lalu Lintas Gedung Pusat Perbelanjaan Ramayana Makassar 1.1. Latar Belakang Makassar merupakan kota yang strategis dimana terletak ditengah-tengah wilayah Republik Indonesia atau sebagai Center Point of Indonesia. Hal ini mendukung posisi Makassar sebagai barometer

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Becak Becak (dari bahasa Hokkien : be chia "kereta kuda") adalah suatu moda transportasi beroda tiga yang umum ditemukan di Indonesia dan juga di sebagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Parkir Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara. Sementara itu fasilitas parkir di luar badan jalan (off street parking)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Besar Kunjungan Wisatawan di Kota Yogyakarta JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA DAN NUSANTARA

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Besar Kunjungan Wisatawan di Kota Yogyakarta JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA DAN NUSANTARA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Kota Yogyakarta merupakan ibukota dan pusat pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta. Kota Yogyakarta terbagi menjadi 14 kecamatan dan 45 kelurahan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perkembangan kota Surabaya yang diikuti dengan pertumbuhan penduduk serta laju pertumbuhan ekonomi mengakibatkan kebutuhan akan transportasi cukup tinggi. Saat ini

Lebih terperinci

NASKAH SEMINAR TUGAS AKHIR DAMPAK LALULINTAS AKIBAT AKTIVITAS MALIOBORO MALL DAN RENCANA PEMBANGUNAN HOTEL MALIOBORO YOGYAKARTA

NASKAH SEMINAR TUGAS AKHIR DAMPAK LALULINTAS AKIBAT AKTIVITAS MALIOBORO MALL DAN RENCANA PEMBANGUNAN HOTEL MALIOBORO YOGYAKARTA NASKAH SEMINAR TUGAS AKHIR DAMPAK LALULINTAS AKIBAT AKTIVITAS MALIOBORO MALL DAN RENCANA PEMBANGUNAN HOTEL MALIOBORO YOGYAKARTA (Studi Kasus Jalan Malioboro dan jalan susrokusuman, Yogyakarta) 1 Suparman

Lebih terperinci

KONDISI EKSISTING. Data hasil survei angkot jalur ABG/H

KONDISI EKSISTING. Data hasil survei angkot jalur ABG/H Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Umum Kota Malang Jalur ABG/H ( Arjosari Borobudur Gadang/Hamid Rusdi ) Arif Rachman Julianto ( 201210340311186 ) Artikel Tugas Sistem Transportasi Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci