Buku 2: BAHAN AJAR (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) <Modul Pembelajaran Pertemuan ke 6> MANAJEMEN AGROBISNIS Semester IV/3 SKS/PTE 2102
|
|
- Inge Gunardi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS PETERNAKAN/ILMU DAN INDUSTRI PETERNAKAN Jl. Fauna 3 Karangmalang, Kampus UGM Yogyakarta Buku 2: BAHAN AJAR (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) <Modul Pembelajaran Pertemuan ke 6> MANAJEMEN AGROBISNIS Semester IV/3 SKS/PTE 2102 Oleh Dr Tri Anggraeni Kusumastuti,S.P.,M.P. Prof Dr Ir Sudi Nurtini,SU Dr. Ir. Rini Widiati,MS Dr Ir Suci Paramitasari Syahlani,MM Mujtahiddah Anggriani U.M., SPt,MP,PhD
2 Pertemuan ke Teks Presentasi Gambar Audio/Video Soal-tugas Web 4 Pertemuan 6 MANAJEMEN PRODUKSI :PERENCANAAN DAN PENGOPERASIAN SISTEM PRODUKSI PADA AGROBISNIS A. RPKM Minggu Keenam Media Ajar 1 Tujuan Ajar/ Keluaran/ Indikator Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Metode Evaluasi dan Penilaian 2 Metode Ajar (STAR) 3 Aktivitas Mahasiswa Aktivitas Dosen/ Nama Pengajar Sumber Ajar 6 mampu membuat (1) tipe proses pada v v v - v - Kuisioner Mahasiswa (1) Baca Memandu rancangan sistem produksi, (2) berkelompo bahan ajar diskusi dan mengenai sistem Macam aktivitas Tugas k dan sebelum menjelaskan Terstruktur produksi dan cara pada pengoperasian berdiskusi kuliah, di depan menghadapi produksi Skoring 0- (2) Unduh kelas. permasalahan yang 100 (PAN) bahan ajar berhubungan setelah dengan sistem Waktu: 1x kuliah, Pengajar: 1 Masing-masing produksi media pada ajar disertakan dalam bentuk handout setiap minggu/pertemuan. 2 (3) Mengisi Evaluasi suatu mahasiswa industri dapat berupa: Kuis, Tugas, Self-Test, Tes formatif, Tes sumatif. Evaluasi mahasiswa ditujukan untuk mengukur ketercapaian tujuan (pada Kolom 2). menit kuisioner Tri peternakan Anggraeni Pustaka buku: 1,5,6,10,15,17,2 6
3 Pertemuan ke Teks Presentasi Gambar Audio/Video Soal-tugas Web 8 Praktikum Pertemuan 6 ASISTENSI III B. RPKM Praktikum Minggu Keenam Media Ajar 5 Tujuan Ajar/ Keluaran/ Indikator Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Metode Evaluasi dan Penilaian 6 Metode Ajar (STAR) 7 Aktivitas Mahasiswa Aktivitas Dosen/ Nama Pengajar Sumber Ajar 6 Mampu menetapkan penentuan harga dan distribusi produk pada suatu industri peternakan (1) Penetapan harga (2) Distribusi produk Waktu: 1x menit v v v - v - kuis PAN (skoring 0-100) presentasi dosen dilanjutkan kuis Baca buku panduan praktikum sebelum asistensi III menjelaskan di depan kelas. Pengajar: Rini Widiati Suci Paramitasari buku petunju k praktiku m
4 C. Bahan Ajar Minggu Keenam PENDAHULUAN 1.1. Deskripsi Singkat Minggu keenam perkuliahan menjelaskan tentang beda produk, produksi, dan proses produksi, wujud proses produksi, tipe produksi, pengoperasian sistem produksi pada industri peternakan Manfaat Pembelajaran perencanaan produksi, dan Pemahaman konsep mengenai tipe, sistem produksi dan pengoperasian produksi pada agribisnis sangat bermanfaat bagi mahasiswa untuk mengetahui pentingnya manajemen produksi terutama faktor-faktor yang perlu dipertimbangan dalam pelaksanaan produksi secara efektif dan efisien Learning Outcome Mahasiswa diharapkan mampu membuat rancangan mengenai sistem produksi dan cara menghadapi permasalahan yang berhubungan dengan sistem produksi pada suatu industri peternakan PENYAJIAN 1.1.Materi Pembelajaran Produk adalah penciptaan atau penambahan faedah, bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi sehingga lebih bermanfaat, produk adalah hasil dari kegiatan produksi yang berwujud barang dan jasa., sedangkan proses produksi adalah cara atau metode untuk menciptakan atau menambah guna suatu barang atau jasa dengan memanfaatkan sumber yang ada. Downey dan Erickson (1987) menguraikan manajemen pengoperasian produksi pada agribisnis terdiri dari perencanaan produksi dan pengendalian proses produksi. Penerapan prinsip prinsip manajemen pengoperasian produksi pada agribisnis terbukti telah bermanfaat dalam memperbaiki metode pengumpulan, pemrosesan dan pabrikasi, pengelompokkan mutu, penyortiran produk dan pengepakan serta pengiriman produk. Selanjutnya Martinich (1996)
5 mengatakan bahwa manajemen pengoperasian terdiri dari perencanaan produksi, penyusunan atau merancang sistem produksi, dan pengendalian pengoperasian sistem produksi untuk mencapai tujuan organisasi. Perencanaan merupakan fungsi utama yang harus dilakukan dalam manajemen bisnis, selanjutnya fungsi-fungsi manajemen lainnya akan dilaksanakan dengan mendasarkan pada perencanaan yang telah dibuat. Aktivitas perencanaan produksi yang merupakan bagian dari manajemen pengoperasian produksi pada organisasi bisnis menurut Downey dan Erickson, (1987), Martinich, (1996), dan Winardi, (1986) dapat dirangkum sebagai berikut: 1. Merancang produk, 2. Perencanaan kapasitas, merancang proses dan pemilihan teknologi, 3. Pemilihan fasilitas lokasi kegiatan, 4. Perencanaan fasilitas dan tata letak (lay out) kegiatan, 5. Menyusun tugas dan mengorganisasikan tugas, 6. Merancang penjaminan mutu/kualitas produk, 7. Perencanaan koordinasi sumberdaya produksi, 8. Perencanaan pengelolaan material dan penyimpanan, 9. Perencanaan penjadwalan personel, peralatan dan pekerjaan, Contoh perencanaan produksi pada usaha pembesaran ayam layer 1. Perencanaan lokasi Pemilihan lokasi sebelumnya harus sesuai dengan aturan perda. Selain itu ditentukan apakah lahan milik peternak sendiri atau harus menyewa. Tata guna lahan yaitu luas lahan untuk bangunan rumah, kandang, dan lain-lain juga dipertimbangkan. 2. Perencanaan tata letak/lay out/denah Sebaiknya kantor farm berdekatan dengan mess karyawan. Gudang pakan berdekatan dengan gudang alat,kandang dan area parkir, tandon/tower air berdekatan dengan kandang dan kamar mandi berdekatan dengan kandang.
6 3. Jumlah/skala produk Misalnya memilih DOC ekor sampai menjadi sebanyak ekor pullet /remaja (panen 13 mg) 4. Perencanaan bahan baku input untuk produksi Bahan baku input meliputi : 1) DOC (asal /supplier, strain, jumlah pembelian, dan lainlain), 2) Pakan (asal /supplier, strain, macam dan jumlah pembelian, dan lain-lain), dan 3) Obat (asal /supplier, strain, macam dan jumlah pembelian, dan lain-lain) 5. Perencanaan alat Alat atau biaya investasi meliputi : 1) Kandang (tipe kandang postal untuk starter, battery untuk grower-pullet), 2) Brooder (pemanas), 3) Biosecurity (perlakuan untuk sanitasi ternak), 4) tempat pakan dan minum. 6. Perencanaan Tenaga Kerja Perencanaan dari sisi tenaga kerja meliputi :1) Macam Tenaga Kerja (harian/lepas, borongan, tetap), 2) jumlah Tenaga Kerja, 3) Pengelompokan Tenaga Kerja berdasar tugas dan wewenang (operator /pegawai kandang, pegawai lapangan, petugas kebersihan, sekurity, administrasi,dan lain-lain). Secara ringkas manajemen pengoperasian produksi terdiri dari : 1) Perencanaan sistem dan subsistem produksi dan skedul-skedul di dalam sistem, 2) Pengoperasian sistem atau implementasi 3) Pengendalian pengoperasian produksi Semua organisasi termasuk organisasi agribisnis, organisasi profit maupun non profit dapat dikatakan sebagai suatu sistem produksi. Organisasi organisasi tersebut merubah bentuk atau mengkonversikan seperangkat input/ faktor produksi/ sumberdaya menjadi output yang berupa produk atau jasa (Martinich, 1997). Downey and Erickson (1987) mengatakan bahwa produksi dinyatakan sebagai seperangkat prosedur dan kegiatan yang terjadi dalam penciptaan produk. Input atau sumber daya untuk menciptakan produk dalam agribisnis pertanianpeternakan berupa:
7 1. Lahan, 2. Tenaga kerja, 3. kapital ( dalam bentuk uang dan fisik seperti kandang, ternak, mesin-mesin, peralatan dan lain-lain), 4. Skill (kemampuan) Output atau produk dapat berupa barang barang seperti daging, susu, dan telur serta hasil olahannya berupa sosis, nugget, susu bubuk dan lainnya, dan jasa antara lain berupa tenaga kerja ternak sapi untuk mengolah lahan, tenaga kuda dalam sistem produksi pacuan kuda dan lainnya. Sistem produksi yang menghasilkan barang barang disebut manufacturing systems, sedang barang yang dihasilkan dari sistem tersebut adalah barang barang manufacturing. Dalam agrobisnis peternakan ada dua tipe sistem produksi, yaitu: (1) continuous/ berkesinambungan dan (2) terputus-putus/ all in all out. (Downey dan Erickson.1987 ; Berkesinambungan. Dalam sistem produksi yang berkesinambungan, arus masukan input berlangsung terus melalui sistem yang distandarisasi guna menghasilkan keluaran yang sama. Sebagai contoh pada sub sistem sarana produksi (pabrik pakan ternak) melakukan aktivitas dengan arus bahan baku/input yang berlangsung terus untuk menghasilkan pakan konsentrat, pada sub sistem budidaya ayam ras petelur dimana para peternak melakukan sistem peremajaan sehingga menghasilkan telur secara kontinyu dengan jumlah yang hampir sama. Terputus-putus. Proses produksi yang melibatkan masukan dan keluaran yang berbeda-beda. Sebagai gambaran dalam subsistem budidaya peternakan dikenal sebagai sistem produksi all in all out. Seperti pada subsistem budidaya ayam petelur/pedaging dengan jumlah bibit ekor setelah selesai dalam satu periode produksi, kemudian baru memasukkan ayam kembali tanpa menggunakan sistem peremajaan tertentu yang menyebabkan penggunaan jumlah input dan outputnya tidak sama. Umumnya sistem produksi berkesinambungan lebih menjamin dalam melayani pasar dibanding sistim terputus-putus. Proses produksi dalam agrobisnis ada empat jenis proses, yaitu (1) Penguraian, (2) Peramuan, (3) Ekstraktif dan (4) Pengolahan (Downey Erickson, 1987).
8 Contoh pengoperasian produksi pada ayam : 1. Pengadaan DOC DOC didapat dari supplier yaitu Multibreeder Adirama (Group Japfa ). Pembelian DOC berdasar kualitas (Silver dengan BB <30 gr, gold dengan BB gr, dan platinum dengan BB>35gr), penetapan grade ini ditentukan setelah DOC menetas sebelum diberikan pakan apapun. Rata-rata pembelian sebanyak ekor per periode (16-19 minggu) 2. Pemasukan (chick in ayam) DOC masuk brooder yang terpisah menuju kandang Postal. Untuk mengetahui jaminan produk baik maka : a. ayam dihitung sesuai tidaknya dengan jumlah yang tertera dalam boks DOC supplier. b. ambil sampel secara acak, tiap grade sebanyak 10 ekor kemudian ditimbang dan diukur panjang badan untuk menentukan apakah DOC sesuai dengan isi dokumen pengiriman. c. sampel disembelih untuk diambil serum darahnya dengan tujuan menentukan waktu yang tepat untuk vaksin. d. check ada tidaknya gizzard erotion (dalam gizzard ada jamur/tidak), jika ada berarti induk DOC mengkonsumsi pakan kurang baik, jika ada GE > 50% maka dapat komplain ke pihak multibreeder, tujuan lainnya adalah untuk mengetahui apakah DOC benar-benar baru menetas / tidak (DOC mampu tidak makan dan minum sampai 48 jam sesudah menetas. 3. Penimbangan kedua pada umur 16 mg. grade kedua (A dengan BB >54 g, B dengan BB g, dan C dengan BB < 46 g) 4. Peremajaan dengan cara all in all out tujuan : panen berkesinambungan dengan jarak panen tidak terlalu lama sehingga dapat ditentukan berapa kali panen setiap periode/mg, standar : panen setiap 2 mg 5. Produksi layer-pullet produk : ayam layer strain Lohmann fase remaja (pullet) umur mg. Target konsumen : yaitu peternak ayam petelur yang mampu beli pullet ( ekor) supaya dapat menutup biaya produksi. Tidak setiap periode peternak mengganti ayamnya. Hal ini disebabkan : 1. Permintaan dipengaruhi persaingan dari perusahaan pullet lain 2. Harga ayam layer afkir digunakan sebagai pertimbangan mengganti ternak dengan
9 pulllet yang baru sehingga harga ayam afkir rendah, peremajaan ditunda 3. Harga telur sebagai ukuran prospek usaha Grading produk yaitu pengelompokan produk berdasar bobot bertujuan untuk : 1. mempermudah pemanenan 2. menghindari selisih bobot badan yang mencolok 3. sesuai klasifikasi ayam siap berproduksi. Grading berdasar performance berat badan atau body weight (BW) berdasar umur, dan fisik ( jengger, bulu, kaki tidak bersisik, dan lain-lain). Terdapat perencanaan standar berat badan untuk mempermudah pengawasan : standar BB yang biasa dipesan peternak umur 13 mg (1123 gr atau minimum 1 kg) dan dan harga produk mengikuti umur. 6. Penjagaan kualitas produk dari sisi pakan Bertujuan supaya BB sesuai dengan umur sehingga diperlukan standarisasi performance (FCR) berdasar standar jumlah pakan yang dikonsumsi atau kenaikan bobot badan ternak. Ternak yang tidak memenuhi bobot standar akan diberikan perlakuan khusus (pencampuran pakan dengan pakan DOC sebesar 30% dari pakan normal). Jika BB melebihi standar maka dilakukan pengelompokan sendiri untuk dipanen terlebih dulu. 7. Penalty / culling produk Bertujuan untuk memusnahkan /membuang ternak yang mati, memisahkan ternak jantan, maupun memisahkan ternak dengan kelainan genetik. 8. Sanitasi ternak Dilakukan pemberian vaksin ND, IBD, AI, Fowlpox, Coryza, dan ILT, pada minggu 1, 2, dan 3. Cara lainnya adalah konsumen yang masuk lokasi disemprot /dispray dengan larutan veteodine. 9. Penjualan pullet umur jual pullet (13 mg) dengan kisaran BB sebesar dari farm kemudian sampai ke konsumen minimum 1020 g. Jika kurang dari BB maka konsumen berhak mengembalikan atau minta ganti ternak. Umur maksimum panen 16 mg dengan BB sebesar kg/ekor.
10 Jika kurang dari BB standar maka terjadi mundur kematangan seksual dan berakibat produksi telur mundur. Oleh karena itu perlu BB lebih besar untuk mencapai kedewasaan tetapi waktu produksi lebih pendek. Jika terjadi early maturity maka produksi telur akan kecil, sedangkan jika terjadi late maturity maka telur besar tetapi waktu produksi lebih pendek. 1.2.Rangkuman 1. Aktivitas perencanaan produksi yang merupakan bagian dari manajemen pengoperasian produksi pada organisasi bisnis meliputi : 1) Merancang produk, 2) Perencanaan kapasitas, merancang proses dan pemilihan teknologi, 3) Pemilihan fasilitas lokasi kegiatan, 4) Perencanaan fasilitas dan tata letak (lay out) kegiatan,5) Menyusun tugas dan mengorganisasikan tugas, 6) Merancang penjaminan mutu/kualitas produk, 7) Perencanaan koordinasi sumberdaya produksi,8) Perencanaan pengelolaan material dan penyimpanan, dan 9) Perencanaan penjadwalan personel, peralatan dan pekerjaan, 2. Tipe produksi terbagi menjadi 2 yaitu berkesinambungan dan terputus-putus. Produksi berkesinambungan arus masukan berlangsung terus melalui sistem yang distandarisasi guna menghasilkan keluaran yang pada dasarnya sama, sedangkan produksi terputusputus merupakan proses yang melibatkan keluaran yang berbeda-beda, prosedur yang berubah-ubah, dan juga melibatkan masukan yang berbeda-beda (all in all out). 3. Tipe proses produksi terdiri dari : 1) penguraian (pengadaan berbagai macam produksi dari 1 jenis bahan baku), 2) peramuan (1 produk dihasilkan dari banyak bahan baku), 3)ekstraktif (suatu produk diekstraksi dari lingkungan alamnya), dan 4) pengolahan (merubah bentuk dari bahan dasar ke bahan lain) berkait dengan jumlah dan jenis bahan baku dan jumlah dan jenis produk akhir. 1.3.Bahan, Sumber Informasi dan Referensi Referensi wajib : Downey, D and S. P. Erickson Agribusiness Management. 2nd Edition, McGraw-Hill 297 Book Co. Inc. New York.
11 Martinich, J. S Production and Operation Management: An Applied Modern Approach. John Wiley & Sons, Inc. Printed in the USA. Widiati R dan TA Kusumastuti Manajemen Agribisnis : Aplikasi pada Industri Peternakan Cetakan I. Penerbit Citra Gama Sakti. Yogyakarta Referensi tambahan : Winardi,1986. Pengantar Ilmu Manajemen (Suatu pendekatan Sistem). Penerbit Nova. Bandung PENUTUP Test Formatif berbentuk tugas terstruktur Carilah suatu perusahaan feedlot dan trading sapi potong. Kemudian buatlah alur proses/sistem produksi dimulai dari : 1. Pemilihan lokasi (berdasar sumber bahan baku, lokasi pasar, jumlah tenaga kerja) 2. Perencanaan tata letak/lay out (gambar lay out perusahaan beserta fasilitasnya) 3. Perencanaan penjaminan mutu produk 4. Perencanaan penyimpanan produk Evaluasi penilaian Daftar penilaian kreatifitas dan sikap individu dalam satu kelompok (tugas terstruktur) Kelompok: Nama/NIM Penilai: Nama&NIM Kreatifitas Disiplin Kerjasama Tanggung jawab Dst. Komitmen Produktivitas (Skoring penilaian antara 1 100). Penilaian dilakukan dengan obyektif oleh anggota kelompok masing-masing dan hasil tidak mempengaruhi nilai akhir mahasiswa. Setiap mahasiswa tidak diperkenankan menilai diri sendiri
Buku 2: BAHAN AJAR (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) <Modul Pembelajaran Pertemuan ke 13> MANAJEMEN AGROBISNIS Semester IV/3 SKS/PTE 2102
UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS PETERNAKAN/ILMU DAN INDUSTRI PETERNAKAN Jl. Fauna 3 Karangmalang, Kampus UGM Yogyakarta- 55281 Buku 2: BAHAN AJAR (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan)
Lebih terperinciBuku 2: BAHAN AJAR (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) <Modul Pembelajaran Pertemuan ke 15> MANAJEMEN AGROBISNIS Semester IV/3 SKS/PTE 2102
UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS PETERNAKAN/ILMU DAN INDUSTRI PETERNAKAN Jl. Fauna 3 Karangmalang, Kampus UGM Yogyakarta- 55281 Buku 2: BAHAN AJAR (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan)
Lebih terperinciBuku 2: BAHAN AJAR (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) <Modul Pembelajaran Pertemuan ke 5> MANAJEMEN AGROBISNIS Semester IV/3 SKS/PTE 2102
UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS PETERNAKAN/ILMU DAN INDUSTRI PETERNAKAN Jl. Fauna 3 Karangmalang, Kampus UGM Yogyakarta- 55281 Buku 2: BAHAN AJAR (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan)
Lebih terperinciBuku 2: BAHAN AJAR (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) <Modul Pembelajaran Pertemuan ke 11> MANAJEMEN AGROBISNIS Semester IV/3 SKS/PTE 2102
UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS PETERNAKAN/ILMU DAN INDUSTRI PETERNAKAN Jl. Fauna 3 Karangmalang, Kampus UGM Yogyakarta- 55281 Buku 2: BAHAN AJAR (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan)
Lebih terperinciBuku 2: BAHAN AJAR (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) <Modul Pembelajaran Pertemuan ke 12> MANAJEMEN AGROBISNIS Semester IV/3 SKS/PTE 2102
UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS PETERNAKAN/ILMU DAN INDUSTRI PETERNAKAN Jl. Fauna 3 Karangmalang, Kampus UGM Yogyakarta- 55281 Buku 2: BAHAN AJAR (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan)
Lebih terperinciBuku 2: BAHAN AJAR (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) <Modul Pembelajaran Pertemuan ke 2> MANAJEMEN AGROBISNIS Semester IV/3 SKS/PTE 2102
UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS PETERNAKAN/ILMU DAN INDUSTRI PETERNAKAN Jl. Fauna 3 Karangmalang, Kampus UGM Yogyakarta- 55281 Buku 2: BAHAN AJAR (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan)
Lebih terperinciBuku 2: BAHAN AJAR (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) < Modul Pembelajaran Pertemuan ke 1-16 > MANAJEMEN AGROBISNIS Semester IV/3 SKS/PTE 2102
UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS PETERNAKAN/ILMU DAN INDUSTRI PETERNAKAN Jl. Fauna 3 Karangmalang, Kampus UGM Yogyakarta- 55281 Buku 2: BAHAN AJAR (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) < Modul Pembelajaran
Lebih terperinciBuku 2: BAHAN AJAR (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) <Modul Pembelajaran Pertemuan ke 7> MANAJEMEN AGROBISNIS Semester IV/3 SKS/PTE 2102
UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS PETERNAKAN/ILMU DAN INDUSTRI PETERNAKAN Jl. Fauna 3 Karangmalang, Kampus UGM Yogyakarta- 55281 Buku 2: BAHAN AJAR (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan)
Lebih terperinciBuku 2: BAHAN AJAR (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) <Modul Pembelajaran Pertemuan ke 9> MANAJEMEN AGROBISNIS Semester IV/3 SKS/PTE 2102
UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS PETERNAKAN/ILMU DAN INDUSTRI PETERNAKAN Jl. Fauna 3 Karangmalang, Kampus UGM Yogyakarta- 55281 Buku 2: BAHAN AJAR (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan)
Lebih terperinciBuku 2: BAHAN AJAR (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) <Modul Pembelajaran Pertemuan ke 3> MANAJEMEN AGROBISNIS Semester IV/3 SKS/PTE 2102
UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS PETERNAKAN/ILMU DAN INDUSTRI PETERNAKAN Jl. Fauna 3 Karangmalang, Kampus UGM Yogyakarta- 55281 Buku 2: BAHAN AJAR (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan)
Lebih terperinciBuku 2: BAHAN AJAR (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) <Modul Pembelajaran Pertemuan ke 4> MANAJEMEN AGROBISNIS Semester IV/3 SKS/PTE 2102
UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS PETERNAKAN/ILMU DAN INDUSTRI PETERNAKAN Jl. Fauna 3 Karangmalang, Kampus UGM Yogyakarta- 55281 Buku 2: BAHAN AJAR (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan)
Lebih terperinciBuku 2: BAHAN AJAR (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) <Modul Pembelajaran Pertemuan ke 10> MANAJEMEN AGROBISNIS Semester IV/3 SKS/PTE 2102
UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS PETERNAKAN/ILMU DAN INDUSTRI PETERNAKAN Jl. Fauna 3 Karangmalang, Kampus UGM Yogyakarta- 55281 Buku 2: BAHAN AJAR (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan)
Lebih terperinciBuku 2: BAHAN AJAR (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) <Modul Pembelajaran Pertemuan ke 14> MANAJEMEN AGROBISNIS Semester IV/3 SKS/PTE 2102
UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS PETERNAKAN/ILMU DAN INDUSTRI PETERNAKAN Jl. Fauna 3 Karangmalang, Kampus UGM Yogyakarta- 55281 Buku 2: BAHAN AJAR (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan)
Lebih terperinciBuku 2 : RKPM (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) Modul Pembelajaran Pertemuan ke 4
UNIVERSITAS GADJAH MADA SEKOLAH VOKASI PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL Alamat : Jl. Yacaranda 1, Sekip Unit IV, Yogyakarta 55281, Telp. (0274) 7112126, 545193, 6491300 Faks. (0274) 545193, E mail : dts_ugm@yahoo.com
Lebih terperinciMANAJEMEN AGROBISNIS Semester IV/3 SKS/PTE 2102
UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS PETERNAKAN/ILMU DAN INDUSTRI PETERNAKAN Jl. Fauna 3 Karangmalang, Kampus UGM Yogyakarta-55281 Buku 1: RPKPS (Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran Semester) MANAJEMEN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan gizi tersebut, masyarakat akan cenderung mengonsumsi daging unggas
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Gambaran Umum Desa Sukadamai Usaha peternakan ayam ras petelur ini terletak di Kampung Kahuripan, Desa Sukadamai, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor. Desa Sukadamai merupakan
Lebih terperinciI Peternakan Ayam Broiler
I Peternakan Ayam Broiler A. Pemeliharaan Ayam Broiler Ayam broiler merupakan ras ayam pedaging yang memiliki produktivitas tinggi. Ayam broiler mampu menghasilkan daging dalam waktu 5 7 minggu (Suci dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. umur 4 5 minggu. Sifat pertumbuhan yang sangat cepat ini dicerminkan dari. modern mencapai di bawah dua (Amrullah, 2004).
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ayam broiler modern tumbuh sangat cepat sehingga dapat di panen pada umur 4 5 minggu. Sifat pertumbuhan yang sangat cepat ini dicerminkan dari tingkah laku makannya yang
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Produktivitas ayam petelur selain dipengaruhi oleh faktor genetik juga
1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Produktivitas ayam petelur selain dipengaruhi oleh faktor genetik juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Salah satu faktor lingkungan yang penting diperhatikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha pembibitan ayam merupakan usaha untuk menghasilkan ayam broiler
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembibitan Ayam Usaha pembibitan ayam merupakan usaha untuk menghasilkan ayam broiler konsumsi yang memiliki produksi unggul. Bibit- bibit yang bisa dikembangkan di Indonesia
Lebih terperinciVI POLA KEMITRAAN. Perusahaan Inti DUF. Perusahaan Pemasok Sapronak
VI POLA KEMITRAAN Dramaga Unggas Farm merupakan perusahaan kemitraan ayam broiler yang didirikan pada tanggal 17 Juli 2009. Lokasi kantor perusahaan ini berada di Jl. Raya Dramaga KM 8, Kecamatan Dramaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging,
1 BAB I PENDAHULUAN Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging, mengalami pasang surut, terutama pada usaha kemitraan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya fluktuasi harga
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bangkok dengan betina ras petelur tipe medium keturunan pertama pada umur
14 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan adalah ayam hasil persilangan pejantan Bangkok dengan betina ras petelur tipe medium keturunan
Lebih terperinciMANAJEMEN PEMELIHARAAN PARENT STOCK BROILER FASE STARTER-GROWER DI PT CHAROEN POKPHAND JAYA FARM REMBANG I KARANGASEM, SEDAN KABUPATEN REMBANG
MANAJEMEN PEMELIHARAAN PARENT STOCK BROILER FASE STARTER-GROWER DI PT CHAROEN POKPHAND JAYA FARM REMBANG I KARANGASEM, SEDAN KABUPATEN REMBANG TUGAS AKHIR Oleh : NURROTUL RIZA HAMDANAH PROGRAM STUDI DIII
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontribusi sektor peternakan terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional antara tahun 2004-2008 rata-rata mencapai 2 persen. Data tersebut menunjukkan peternakan memiliki
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. Indonesia dengan populasi mencapai lebih dari 110 juta ekor (Data Direktorat
1 BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ayam ras petelur merupakan hewan yang populer untuk diternakkan di Indonesia dengan populasi mencapai lebih dari 110 juta ekor (Data Direktorat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan produktivitas ayam buras agar lebih baik. Perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Agribisnis ayam kampung pedaging merupakan bisnis yang penuh gejolak dan beresiko. Peternakan unggas memiliki peranan yang sangat penting dalam pemenuhan gizi masyarakat.
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PRAKTIKUM INDUSTRI TERNAK UNGGAS
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PRAKTIKUM INDUSTRI TERNAK UNGGAS 1. Dosen melakukan rapat koordinasi dengan asisten terkait dengan rencana pelaksanaan praktikum Industri Ternak Unggas minimal 1 bulan sebelum
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang sering diterapkan di pedesaan terutama di daerah yang memiliki potensi memelihara ayam broiler. Pola kemitraan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler merupakan ayam yang berasal dari hasil genetik yang
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Broiler Ayam broiler merupakan ayam yang berasal dari hasil genetik yang memiliki karakteristik secara ekonomis dengan pertumbuhan yang cepat sebagai ayam penghasil
Lebih terperinciBuku 2 : RKPM PENILAIAN STATUS GIZI
UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS KEDOKTERAN / PRODI GIZI KESEHATAN Jl. Farmako Sekip Utara Yogyakarta Buku 2 : RKPM (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) Modul Pembelajaran Pertemuan Ke 1 PENILAIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daging ayam merupakan salah satu daging yang memegang peranan cukup penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat, karena banyak mengandung protein dan zat-zat
Lebih terperinciVII. ANALISIS PENDAPATAN
VII. ANALISIS PENDAPATAN 7.1. Biaya Produksi Usahatani dianalisis dengan cara mengidentifikasikan penggunaan sarana produksi (input). Sarana produksi yang digunakan antara peternak mitra dan peternak non
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam pembibit atau parent stock (PS) adalah ayam penghasil final stock
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Pembibit Ayam pembibit atau parent stock (PS) adalah ayam penghasil final stock dan merupakan hasil pemeliharaan dengan metode perkawinan tertentu pada peternakan generasi
Lebih terperinciS O A L PRAKTEK Bidang Lomba: LIVESTOCK AGRIBISNIS PRODUKSI TERNAK LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
TINGKAT PROVINSI Cirebon, 17 19 Oktober 2017 Tingkat Provinsi JAWA BARAT 17 19 Oktober 2017 S O A L PRAKTEK Bidang Lomba: LIVESTOCK AGRIBISNIS PRODUKSI TERNAK KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DINAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat potensial dikembangkan. Hal ini tidak lepas dari berbagai keunggulan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Usaha peternakan ayam potong merupakan salah satu jenis usaha yang sangat potensial dikembangkan. Hal ini tidak lepas dari berbagai keunggulan yang dimiliki
Lebih terperinciBuku 2 : RKPM (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) Modul Pembelajaran Pertemuan ke 6
UNIVERSITAS GADJAH MADA SEKOLAH VOKASI PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL Alamat : Jl. Yacaranda 1, Sekip Unit IV, Yogyakarta 55281, Telp. (0274) 7112126, 545193, 6491300 Faks. (0274) 545193, E mail : dts_ugm@yahoo.com
Lebih terperincitentang Prinsip-prinsip Pembuatan Kandang dan Kegiatan Belajar 2 membahas tentang Macam-macam Kandang. Modul empat, membahas materi Sanitasi dan
ix S Tinjauan Mata Kuliah ejalan dengan perkembangan zaman, jumlah penduduk Indonesia juga semakin bertambah, diikuti oleh meningkatnya pendapatan dan tingkat pendidikan, maka kebutuhan dan kesadaran konsumsi
Lebih terperinciBuku 2 : RKPM PENILAIAN STATUS GIZI
UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS KEDOKTERAN / PRODI GIZI KESEHATAN Jl. Farmako Sekip Utara Yogyakarta Buku 2 : RKPM (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) Modul Pembelajaran Pertemuan Ke 14 PENILAIAN
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Gambaran Umum Perusahaan Perusahaan ini berdiri pada tahun 2001 dengan pengusahaan pada berbagai komoditi pertanian seperti budidaya ikan, budidaya manggis, budidaya pepaya,
Lebih terperinciANALISIS PERFORMA PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETERNAK AYAM BROILER DENGAN SISTEM PEMELIHARAAN CLOSED HOUSE
ANALISIS PERFORMA PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETERNAK AYAM BROILER DENGAN SISTEM PEMELIHARAAN CLOSED HOUSE POLA KEMITRAAN (Studi Kasus di Peternakan Plasma Sri Budi Ratini, Desa Candikusuma, Kecamatan Melaya,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan umum Ayam Broiler. sebagai penghasil daging, konversi pakan irit, siap dipotong pada umur relatif
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan umum Ayam Broiler Ayam broiler adalah istilah untuk menyebut strain ayam hasil budidaya teknologi yang memiliki sifat ekonomis, dengan ciri khas pertumbuhan cepat sebagai
Lebih terperinci[Pengelolaan dan Evaluasi Kegiatan Agribisnis Ternak Unggas]
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN [AGRIBISNIS TERNAK UNGGAS] [Pengelolaan dan Evaluasi Kegiatan Agribisnis Ternak Unggas] [Endang Sujana, S.Pt., MP.] KEMENTERIAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciPANDUAN PEMELIHARAAN AYAM KAMPUNG UNGGUL BALITNAK
Persiapan Penerimaan DO Ayam KUB: 1. Desinfeksi kandang dengan desinfektan. 2. Siapkan tempat pakan dan minum. 3. Beri alas koran pada dasar bawah pemanas/brooder. 4. Nyalakan pemanas 24 jam sebelum ayam
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
48 V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Sejarah Umum Perusahaan AAPS merupakan perusahaan agribisnis yang bergerak dalam peternakan ayam ras petelur. AAPS berdiri pada tahun 2002 dengan skala usaha yang relatif
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum sebagai substitusi bungkil kedelai terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Standar Performa Mingguan Ayam Broiler CP 707
TINJAUAN PUSTAKA Ayam Broiler Ayam broiler adalah istilah yang biasa digunakan untuk menyebutkan ayam hasil budidaya teknologi peternakan dengan menyilangkan sesama jenisnya. Karekteristik ekonomi dari
Lebih terperinciPERKEMBANGAN AYAM KUB pada Visitor Plot Aneka Ternak BPTP NTB. Totok B Julianto dan Sasongko W R
PERKEMBANGAN AYAM KUB pada Visitor Plot Aneka Ternak BPTP NTB Totok B Julianto dan Sasongko W R Ayam KUB Ayam kampung atau ayam buras (bukan ras), masih digemari oleh masyarakat baik di pedesaan maupun
Lebih terperinciPROTER UNGGAS PETELUR MK PROTER UNGGAS SEMESTER V PS PROTER 16 DESEMBER 2014
PROTER UNGGAS PETELUR MK PROTER UNGGAS SEMESTER V PS PROTER 16 DESEMBER 2014 ISTILAH-ISTILAH Grand parent stock= ayam nenek Parent stock= ayam induk Commercial stock= ayam komersial Feed supplement = pakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari strain-strain hasil produk dari perusahaan pembibitan. Ayam ras
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Petelur Ayam ras petelur yang banyak dipelihara saat ini adalah ayam ras petelur yang berasal dari strain-strain hasil produk dari perusahaan pembibitan. Ayam ras petelur
Lebih terperinciWajib menjaga kelestarian lingkungan.
I. PENDAHULUAN A. Rencana Usaha Peningkatan jumlah populasi penduduk mengakibatkan meningkatnya kenutuhan sumber makanan. salah satu jenis makanan yang mengandung gizi yang lengkap adalah daging. Salah
Lebih terperinciE
Jl. Raya Loji Km.35 Jatiwangi 45454 Majalengka Telp & Fax : (0233) 88622 Titik Koordinat : 6 0 43 32.35 S08 0 6 40.7 E Email : bpptujatiwangi@yahoo.co.id Tugas Pokok & Fungsi Sesuai dengan Peraturan Gubernur
Lebih terperinciVI. PELAKSANAAN KEMITRAAN
VI. PELAKSANAAN KEMITRAAN 6.1. Pola Kemitraan CV TMF Kemitraan antara peternak ayam di daerah Cibinong pada dasarnya adalah sama dengan semua kemitraan yang dijalankan di semua daerah kemitraan CV TMF.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap sebagai subsitusi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap sebagai subsitusi bungkil kedelai dalam ransum terhadap persentase karkas, kadar lemak daging,
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN PETERNAK AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA
ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA (Studi Kasus Peternak Plasma dari Tunas Mekar Farm di Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor, Jawa Barat) SKRIPSI MUHAMAD LUCKY MAULANA
Lebih terperinciINTENSIFIKASI TERNAK AYAM BURAS
INTENSIFIKASI TERNAK AYAM BURAS 1. PENDAHULUAN Perkembangan ayam buras (bukan ras) atau lebih dikenal dengan sebutan ayam kampung di Indonesia berkembang pesat dan telah banyak dipelihara oleh peternak-peternak
Lebih terperinciVII ANALISIS ASPEK FINANSIAL
VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL Aspek finansial merupakan aspek yang dikaji melalui kondisi finansial suatu usaha dimana kelayakan aspek finansial dilihat dari pengeluaran dan pemasukan usaha tersebut selama
Lebih terperinciDASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : AGRIBISNIS DAN AGROTEKNOLOGI PROGRAM STUDI KEAHLIAN : AGRIBISNIS PRODUKSI TERNAK KOMPETENSI KEAHLIAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor peternakan merupakan salah satu sumber pertumbuhan baru dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk Domestik Bruto (PDB) subsektor
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Break Even Point adalah titik pulang pokok dimana total revenue = total
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Break Even Point (BEP) Break Even Point adalah titik pulang pokok dimana total revenue = total cost. Terjadinya titik pulang pokok tergantung pada lama arus penerimaan sebuah
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab 4 ini penulis akan membahas mengenai hal hal yang berhubungan dengan target costing yang diterapkan oleh perusahaan peternakan ayam broiler X sebagai berikut
Lebih terperinciANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR
ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR Abel Gandhy 1 dan Dicky Sutanto 2 Surya University Tangerang Email: abel.gandhy@surya.ac.id ABSTRACT The
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. ayam ayam lokal (Marconah, 2012). Ayam ras petelur sangat diminati karena
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Petelur Ayam petelur dikenal oleh sebagian masyarakat dengan nama ayam negeri yang mempunyai kemampuan bertelur jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan ayam ayam
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Aman, dan Halal. [20 Pebruari 2009]
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris dengan kondisi daratan yang subur dan iklim yang menguntungkan. Pertanian menjadi sumber mata pencaharian sebagian penduduk dan berkontribusi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. umumnya dipanen pada umur 5 6 minggu dengan tujuan sebagai penghasil
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Ras Pedaging (Broiler) Ayam Ras pedaging (Broiler) adalah ayam jantan dan betina muda yang umumnya dipanen pada umur 5 6 minggu dengan tujuan sebagai penghasil daging
Lebih terperinciCOMPANY PROFILE PETERNAKAN AYAM PETELUR (CHICKEN LAYER FARM) CV. SUMBER BERKAT. MOTTO : Continuous Innovation: from innovation to innovation
COMPANY PROFILE PETERNAKAN AYAM PETELUR (CHICKEN LAYER FARM) CV. SUMBER BERKAT MOTTO : Continuous Innovation: from innovation to innovation PRODUK : Telur ayam berkualitas tinggi: Telur Curah Plus+ Telur
Lebih terperinciVII. ANALISIS FINANSIAL
VII. ANALISIS FINANSIAL Usaha peternakan Agus Suhendar adalah usaha dalam bidang agribisnis ayam broiler yang menggunakan modal sendiri dalam menjalankan usahanya. Skala usaha peternakan Agus Suhendar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha peternakan unggas di Sumatera Barat saat ini semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan usaha peternakan unggas di Sumatera Barat saat ini semakin pesat dan memberikan kontribusi besar dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani. Unggas khususnya
Lebih terperinciPROFIL USAHATANI UNGGAS DI KABUPATEN BREBES (STUDI KASUS)
PROFIL USAHATANI UNGGAS DI KABUPATEN BREBES (STUDI KASUS) A. PRASETYO dan MURYANTO Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah Bukit Tegalepek, Sidomulyo PO. Box 101, Ungaran ABSTRAK Kabupaten Brebes
Lebih terperinciBudidaya Bebek Peking Sangat Menjanjikan
PangandaranBeach http://www.pangandaranbeach.com Budidaya Bebek Peking Sangat Menjanjikan Bebek Peking adalah bebek pedaging dengan pertumbuhan sangat cepat. Karena itu usaha budidaya ternak bebek peking
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggul dari tetuanya. Ayam pembibit terbagi atas 4 yaitu ayam pembibit Pure
2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Pembibit Ayam bibit adalah ayam yang dipelihara dengan tujuan untuk menghasilkan keturunan yang mempunyai kualitas genetik yang sama atau lebih unggul dari tetuanya.
Lebih terperinciVI HASIL DAN PEMBAHASAN
VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Perumusan Fungsi Tujuan Berdasarkan metode penelitian, perumusan model program linear didahului dengan penentuan variabel keputusan, fungsi tujuan, dan kendala. Fungsi tujuan
Lebih terperinciPEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN PEMBIBITAN AYAM LOKAL TAHUN 2012 DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK
PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN PEMBIBITAN AYAM LOKAL TAHUN 2012 DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 KATA PENGANTAR Pengembangan pembibitan
Lebih terperinciAnalisis Profitabilitas Perusahaan Ayam Petelur PT Suni Tama Perdana Desa Kertosari Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal
Analisis Profitabilitas Perusahaan Ayam Petelur PT Suni Tama Perdana Desa Kertosari Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal F. D. Perwitasari*, W. Roessali*, T. Ekowati* Laboratorium Sosial Ekonomi, Fakultas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Perunggasan merupakan komoditi yang secara nyata mampu berperan dalam pembangunan nasional, sebagai penyedia protein hewani yang diperlukan dalam pembangunan
Lebih terperinciII. ISI 2.1. Pra Produksi Penyiapan Sarana (Kandang) Persiapan peralatan dan ayam
I. PENDAHULUAN Usaha peternakan ayam ras petelur saat ini berkembang sangat pesat, baik dari segi skala usaha maupun dari jumlah peternakan yang ada. Beberapa alasan peternak untuk terus menjalankan usaha
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. diterapkan berdasarkan kebutuhan. Selain itu aplikasi ini akan dibuat sedemikian
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Tahap ini merupakan pembuatan perangkat lunak yang disesuaikan dengan rancangan atau desain sistem yang telah dibuat. Aplikasi yang dibuat akan diterapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebijakan pembangunan pertanian pada masa sekarang adalah dengan meletakkan masyarakat sebagai pelaku utama (subyek pembangunan), bukan lagi sebagai obyek pembangunan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011
1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Peternakan adalah kegiatan membudidayakan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen pada faktor-faktor produksi. Peternakan merupakan
Lebih terperinciPEMANFAATAN STARBIO TERHADAP KINERJA PRODUKSI PADA AYAM PEDAGING FASE STARTER
159 Buana Sains Vol 9 No 2: 159-164, 2009 PEMANFAATAN STARBIO TERHADAP KINERJA PRODUKSI PADA AYAM PEDAGING FASE STARTER Nonok Supartini dan Sumarno Program Studi Produksi Ternak, Fakultas Pertanian, Universitas
Lebih terperinciLokakarya Fungsional Non Peneiti 1997 Sistem Perkandangan 1. Dari umur sehari sampai dengan umur 2 mingggu digunakan kandang triplek + kawat ukuran 1
ANALISA USAHA PENGGEMUKAN AYAM BURAS DENGAN SISTEM PEMELIHARAAN SECARA INTENSIF Erwanto Balai Penelitian Ternak Ciawi, P.O. Box 221, Bogor 16002 Bahan PENDAHULUAN Ayam buras merupakan ayam lokal yang banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian negara
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan
16 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang pemberian pakan menggunakan bahan pakan sumber protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan pada bulan November 2016 sampai
Lebih terperinciAplikasi Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Process Costing Pada Peternakan Ayam Petelur Lawu Farm
Aplikasi Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Process Costing Pada Peternakan Ayam Petelur Lawu Farm Andreas Handojo, Christian Purnama, Magdalena Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. karena kondisi alamnya yang sangat mendukung. Tingkat produksi telur di
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumatera Barat merupakan daerah penghasil telur yang cukup potensial, karena kondisi alamnya yang sangat mendukung. Tingkat produksi telur di Sumatera Barat pada tahun
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 26 hari mulai 15 April--10 Mei 2014, di
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 26 hari mulai 15 April--10 Mei 2014, di kandang closed house milik PT. Rama Jaya Lampung, Dusun Sidorejo,
Lebih terperinciBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
30 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Topografi Wilayah Kabupaten Sragen beriklim tropis dengan suhu harian yang berkisar antara 19-31º C, terletak di dataran dengan ketinggian rata-rata 109 meter diatas
Lebih terperinciA. Kesesuaian inovasi/karakteristik lokasi
A. Kesesuaian inovasi/karakteristik lokasi Ayam Nunukan adalah sumber plasma nutfah lokal Propinsi Kalimantan Timur yang keberadaannya sudah sangat langka dan terancam punah. Pola pemeliharaan yang kebanyakan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan penetasan final stock ayam petelur selalu mendapatkan hasil samping
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ayam Jantan Tipe Medium Perusahaan penetasan final stock ayam petelur selalu mendapatkan hasil samping (by product) berupa anak ayam jantan petelur. Biasanya, satu hari setelah
Lebih terperinciMANAJEMEN PEMELIHARAAN AYAM BROILER PEMBIBIT FASE LAYER DI PT. CHAROEN POKPHAND JAYA FARM PAREREJA KECAMATAN BANJARHARJO KABUPATEN BREBES JAWA TENGAH
MANAJEMEN PEMELIHARAAN AYAM BROILER PEMBIBIT FASE LAYER DI PT. CHAROEN POKPHAND JAYA FARM PAREREJA KECAMATAN BANJARHARJO KABUPATEN BREBES JAWA TENGAH TUGAS AKHIR Oleh : ALIFUL UMAMI PROGRAM STUDI DIPLOMA
Lebih terperinciRencana Program dan Kegiatan Pembelajaran Semester (RPKPS)
UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS TEKNIK/JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DAN TEKNOLOGI INFORMASI Jln. Grafika No. 2 Yogyakarta, Kampus UGM Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 552305, 902202 Fax. (0274) 552305 Rencana
Lebih terperinci[Evaluasi Hasil Produksi Ternak Unggas]
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN [AGRIBISNIS TERNAK UNGGAS] [Evaluasi Hasil Produksi Ternak Unggas] [Endang Sujana, S.Pt., MP.] KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Agribisnis peternakan memberikan banyak kontribusi bagi bangsa Indonesia yaitu sebagai penyedia lapangan pekerjaaan dan berperan dalam pembangunan. Berdasarkan data statistik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN Analisis proksimat dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kandang peternakan ayam broiler Desa Ploso Kecamatan Selopuro Kabupaten Blitar pada bulan Februari sampai Mei 2014.
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. terhadap pembangunan perekonomian Indonesia. Kebutuhan protein hewani dari
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan merupakan subsektor pertanian yang memiliki peranan penting terhadap pembangunan perekonomian Indonesia. Kebutuhan protein hewani dari tahun ke tahun semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan protein hewani mengalami peningkatan dari tahun ke tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi bagi kesehatan. Salah satu
Lebih terperinciRANCANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS SCL MATA KULIAH : ILMU TERNAK UNGGAS. Oleh
RANCANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS SCL MATA KULIAH : ILMU TERNAK UNGGAS Oleh Prof. Dr. Ir. Hj. Sahari Banong, MS. Dr. Ir. Wempie Pakiding, M.Sc. Ir. Mustakim Mattau, MS. PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS
Lebih terperinciNama : MILA SILFIA NIM : Kelas : S1-SI 08
Nama : MILA SILFIA NIM : 11.12.5933 Kelas : S1-SI 08 Permintaan daging ayam kampung cenderung mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Hal ini disebabkan oleh kesadaran sebagian masyarakat untuk mengkonsumsi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Peternakan Ayam Buras Agribisnis adalah kegiatan manusia yang memanfaatkan sumber daya alam untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya. Agribisnis, dengan perkataan lain, adalah
Lebih terperinci