Perencanaan Pendanaan. Handout : Analisis Rasio Keuangan Dosen : Nila Firdausi Nuzula, PhD Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Perencanaan Pendanaan. Handout : Analisis Rasio Keuangan Dosen : Nila Firdausi Nuzula, PhD Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya"

Transkripsi

1 1 Handout : Analisis Rasio Keuangan Dosen : Nila Firdausi Nuzula, PhD Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya ANALISA SUMBER DANA Terdapat beberapa bentuk sumber pendanaan yang bisa digunakan suatu perusahaan, yaitu hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, dan saham. Hutang jangka pendek (short- term financing) berumur kurang dari 1 tahun, sementara intermediate- term umumnya berkisar 1 hingga 5 tahun. Bentuk hutang jangka panjang berumur lebih dari 5 tahun. Jika menggunakan hutang sebagai sumber pendanaan, perusahaan umumnya mengajukan usulan kredit kepada lembaga keuangan dan bank. Sementara, sumber pendanaan berbentuk saham, atau disebut sebagai modal sendiri atau equity, dilakukan dengan mengeluarkan dan menjual saham kepada investor di pasar modal. Dengan membeli saham, seorang investor disebut juga sebagai pemilik atau pemegang saham perusahaan. Lama atau jangka waktu pendanaan berhubungan dengan siapa kreditur dan untuk apa atau penggunaan hutang tersebut. Hutang kepada kantor pajak, (hutang pajak) atau hutang kepada pemberi pinjaman (berupa hutang bunga) umumnya bersifat kurang dari satu tahun. Pertimbangan lain adalah penggunaan dana yang bersumber dari hutang. Jika perusahaan berkenan untuk membiayai investasi dalam asset tetap misalnya, disarankan perusahaan tidak menggantungkan pada hutang jangka pendek untuk membiayai asset tetap. Hal ini dimaksudkan untuk menjalankan prinsip konservatif dan kesesuaian. Karena masa penggunaan asset tetap umumnya lebih dari satu tahun, prinsip konservatif menyarankan agar perusahaan membiayainya dengan hutang jangka panjang, agar masa jatuh tempo pembayaran hutang setara dengan masa penggunaan asset tetap. Akan menjadi kurang fair dan bijaksana jika asset tetap dibiayai oleh hutang jangka pendek. Sebaliknya, dikatakan berkesesuaian jika perusahaan membiayai asset jangka pendek dengan hutang jangka pendek. Dengan demikian, manajer perlu menyesuaikan investasi apa saja yang akan dibiayai dengan hutang. Perencanaan Pendanaan Menurut Shim & Siegel (2007), jika manajer keuangan telah menentukan jangka waktu atau lama pendanaan, untuk merancang suatu skema pendanaan, manajer perlu memperhatikan beberapa faktor berikut ini. a. Cost b. Risk c. Effect on financial ratio (misal, solvency) d. Jumlah hutang saat ini dalam struktur modal perusahaan e. Tren pasar uang dan ketersediaan dana di masa datang f. Tujuan perusahaan secara keseluruhan g. Dampak pajak h. Profitabilitas perusahaan i. Cash flow dan tingkat working capital (modal kerja)

2 2 j. Stabilitas operasi, dan k. Siklus hidup perusahaan (maturity level). Ada beberapa pertanyaan yang mengarah pada implementasi konsep struktur modal (capital structure), seperti: apakah sumber dana tetap tersedia jika kondisi pasar kurang menguntungkan (pasar modal kurang likuid, misalnya)? Sebagaimana diketahui, perusahaan akan mendapatkan kesulitan dalam periode resesi. Jika perusahaan memprediksi akan terjadi penyusutan jumlah kas yang dikelola perusahaan, akan lebih baik jika perusahaan mulai mengajuka usulan kredit jauh- jauh hari sebelum masa sulit itu datang. Pertanyaan lain adalah apakah kebijakan pendanaan saat ini sudah mempertimbangkan faktor risiko atau keamanan? Prinsip utama pendanaan adalah bahwa jika perusahaan telah memiliki tingkat hutang yang tinggi, akan lebih baik perusahaan beralih pada sumber dana ekuitas atau saham. Dengan kata lain, jika perusahaan memiliki ketergantungan besar pada kekuatan eksternal dari luar perusahaan (misalnya struktur modal didominasi oleh hutang), maka lebih baik perusahaan menggunakan sumber dana yang lebih menyeimbangkan stabilitas dan reliabilitas keuangan, yaitu dengan menggunakan sumber dana internal. Sebaliknya, jika perusahaan mengalami masalah keuangan karena hutang jangka pendek terlalu banyak dan jatuh tempo secara bersamaan, perusahaan dapat mengajukan perpanjangan masa jatuh tempo pembayaran (maturity date). Untuk menyesuaikan masa jatuh tempo hutang dan kebutuhan investasi, manajer membutuhkan peramalan perolehan arus kas (cash forecasting) diperlukan untuk menentukan jumlah dana yang dibutuhkan dan berapa lama masa jatuh tempo hutang. Hutang jangka pendek dan menengah (intermediate) Sumber- sumber dana jangka pendek dan menengah diantaranya adalah: a. Hutang dagang b. Pinjaman bank c. Pinjaman berasal dari lembaga keuangan lainnya d. Penerbitan commercial paper e. Leasing Hutang dagang atau trade credit, menggambarkan jumlah pinjaman yang diberikan oleh supplier. Keuntungan hutang dagang sebagai salah satu sumber dana adalah mudah untuk didapatkan, biasanya tidak disertai dengan jaminan (collateral), tingkat bunga rendah atau bahkan tidak dikenakan bunga, dan umumnya kreditur hutang dagang lebih lunak dan toleran dibandingkan kreditur jenis hutang lain. Akan tetapi, jumlah hutang dagang umumnya dibatasi untuk item barang tertentu. Hal lain adalah manajer perlu memperhitungkan adanya opportunity cost karena tidak mengambil diskon pada awal masa kredit. Perusahaan umumnya tidak mengambil diskon pada awal kredit karena pembayaran di awal masa kredit umumnya kurang bermanfaat dalam keuangan perusahaan (terlalu costly).

3 3 Berikut ini adalah contoh perhitungan opportunity cost jika perusahaan tidak mengambil diskon. Perusahaan membeli barang dagangan seharga $10,000 dengan term kredit 2/20 net/60. Jumlahnya opportunity cost jika perusahaan tidak membayar pada rentang 20 hari awal masa kredit adalah: discount yang hilang jumlah pembayaran hutang dengan adanya diskon x 360 jumlah hari perputaran uang $ x $9, = 18.37% Interpretasinya adalah manajer akan meminjam dana eksternal, sebaiknya pinjamlah dana dengan tingkat pengembalian (rate of return) kurang dari 18.37%. Persentase tersebut menunjukkan jumlah biaya yang keluar jika perusahaan tidak menggunakan fasilitas diskon. Jika perusahaan mau melakukan pinjaman, persentase tersebut dapat digunakan sebagai ukuran batas atas biaya modal atau tingkat bunga pinjaman. Pinjaman yang berasal dari hutang memiliki beberapa bentuk sebagaimana diuraikan di bawah ini. 1. Unsecured loan atau pinjaman tanpa agunan. Bentuk ini direkomendasikan untuk mendanai proyek yang dapat menghasilkan cash flow dengan segera, atau untuk membiayai proyek jangka panjang yang sedang berlangsung. Shim & Siegel (2007) menyarankan penggunaan bentuk hutang tanpa agunan ini sebagai motif jaga- jaga jika terjadi penurunan jumlah kas secara musiman (seasonal cash shortfalls), untuk meningkatkan stock persediaan di gudang, atau situasi dimana perusahaan membutuhkan cash flow dengan segera (immediate cash flow). Bentuk hutang tanpa agunan juga bermanfaat untuk membayar pokok pinjaman dengan cepat. Meskipun demikian, hutang bentuk ini adalah sifatnya yang berjangka pendek dan tingkat bunga umumnya lebih tinggi. 2. Masa atau periode kredit (line of credit), merupakan perpanjangan kontrak pinjaman hingga waktu tertentu yang telah disepakati. Prinsip utama penggunaan perpanjangan ini adalah jika perusahaan sedang menggarap proyek individual yang besar dan sifat proyek tersebut adalah jangka panjang, serta manajer harus atau tidak harus mendapatkan pembayaran hingga proyek tersebut selesai. Ada beberapa keuntungan penggunaan hutang ini, yaitu kemudahan akses kepada sumber dana meskipun dalam masa ekonomi yang sulit, dan adanya kemudahan atau fleksibilitas bagi manajer untuk meminjam dana (yaitu hanya pada saat pinjaman dibutuhkan) dan mengembalikan dana (quick repayment). Kesulitan penggunaan hutang adalah collateral umumnya dibutuhkan dan terdapat beragam pembatasan yang lebih besar. Misalnya, ada pembatasan tingkat hutang (capital expenditures). Manajer perlu memperkirakan apakah masa kredit (line of credit) yang berlaku saat ini telah sesuai dengan kebutuhan saat ini dan kebutuhan yang bersifat mendesak di masa datang.

4 4 3. Revolving credit atau notes atau perpanjangan pinjaman ini umumnya bersifat jangka pendek (kurang dari 90 hari). Dengan persetujuan perpanjangan seperti ini, kontrak pinjaman (loan) dapat dikaji ulang dan diperpanjang, atau mengajukan dana tambahan (additional funds) hingga pada jumlah maksimum hutang yang diperkenankan. Ada beberapa keuntungan, yaitu kredit ini mudah untuk didapatkan dan persyaratan yang dibutuhkan untuk pengajuan kredit dengan mekanisme ini umumnya tidak terlalu ketat. Di sisi lain, bank memiliki keterbatasan untuk mampu menyediakan revolving credit seperti ini, dan persyaratannya lebih ketat. 4. Installment loans. Umumnya pinjaman ini harus dibayarkan setiap bulan sekali. Jika jumlah pokok pinjaman berkurang, tingkat risiko perusahaan akan lebih rendah, dan dampaknya tingkat bunga pengembalian kepada investor juga lebih kecil. Untuk menggunakan installment loans, manajer harus pertimbangan persyaratan pinjaman yang umumnya sangat ketat. 5. Intermediate- term loans. Bentuk pinjaman ini umumnya digunakan untuk membiayai investasi pada fixed asset, untuk mengambil alih perusahaan lain, dan untuk mengurangi hutang jangka panjang. Keuntungan pinjaman ini adalah kemampuannya untuk mudah disesuaikan dibandingkan dengan obligasi atau kontrak jual beli saham preferen. Di sisi lain, terdapat kelemahan yaitu dimana dibutuhkan jaminan (collateral), persyaratan untuk membayar dividen secara lebih ketat, dan perlunya konsistensi pelaporan keuangan tahunan secara periodik. 6. Pinjaman dari perusahaan lain, dilakukan jika perusahaan tidak mampu mendapatkan pinjaman dari institusi keuangan seperti bank karena faktor risiko kredit yang tinggi. Pinjaman seperti ini biasanya membutuhkan jaminan atau collateral yang memiliki nilai asset lebih tinggi dari saldo hutang. Bentuk hutang ini umumnya memiliki tingkat bunga yang lebih tinggi dibandingkan pinjaman dari bank. 7. Commercial paper. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan penerbitan surat hutang jangka pendek (short- term notes) oleh perusahaan ternama dan diperjualbelikan di pasar sekuritas. Umumnya commercial paper ini tidak memiliki jaminan. Keuntungan mekanisme pendanaan ini adalah umumnya interest rate lebih rendah dibandingkan pinjaman bank. Demikian pula, umumnya tidak dibutuhkan modal lain berupa saham, di dalam struktur modalnya. Contoh, perusahaan membutuhkan dana sebesar $300,000 pada bulan November. Opsi yang tersedia adalah: 1) Mengajukan pinjaman $300,000 ke bank dan akan dibayar dalam jangka waktu 1 tahun. Commitment fee adalah 5%, dan interest rate sebesar 12%. 2) Menerbitkan commercial paper berusia 2 tahun dengan tingkat bunga 10%. Karena dana tersebut hanya diperlukan untuk membiayai operasi bisnis pada bulan November, kelebihan dana sebesar $300,000 dapat

5 5 diinvestasikan kembali pada pasar saham dengan tingkat pengembalian yang diharapkan sebesar 8%. Perhitungan biaya pengelolaan hutang yang salah Commitment fee atas adanya periode hutang yang terlalu lama, tidak sesuai dengan kebutuhan lama kredit (unused period) (0.005)(300,000)(11/12) $1,375 Tingkat bunga untuk satu bulan (0.12)(300,000)(1/12) 3,000 Total cost $4,375 Jika dibandingkan dengan biaya jika menerbitkan commercial paper Beban bunga (0.1)(300,000)(2/12) $5,000 Transaction fee (0.003)(300,000) 900 Dikurangi tingkat bunga yang diperoleh dari pasar sekuritas (0.08)(300,000)(1/12) 2,000 Total cost $3,900 Dari kedua perhitungan di atas, tampak bahwa penerbitan commercial paper sebagai salah satu bentuk sumber pendanaan lebih murah dibandingkan dengan pinjaman bank. 8. Leasing. Keuntungan dari leasing adalah tidak ada kewajiban untuk mengeluarkan kas (cash outlay) dalam jumlah besar; masih dimungkinkan terjadi bargain terhadap lama dan harga lease barang; lessor umumnya menyediakan layanan atau service berkaitan dengan teknologi yang digunakan barang leasing (lessor s service technology); jarang ada hambatan (restriction); terhindar dari faktor teknologi yang sudah using (technological obsolescence) dan kewajiban untuk membayar leasing tidak perlu ditunjukkan dalam neraca. Meskipun begitu, terdapat beberapa kelemahan leasing yaitu biasanya berbiaya lebih mahal dibandingkan pembelian asset, kewajiban untuk tetap membayar sewa lease di akhir masa sewa lease agar dapat mendapatkan kesempatan sewa lease baru atau untuk memperoleh barang/asset tertentu, dan tidak adanya fleksibilitas untuk menggunakan asset di saat dibutuhkan. Membandingkan pendanaan jangka pendek dan panjang Hutang jangka pendek lebih mudah untuk dikelola, memiliki biaya yang lebih sedikit (low cost), dan lebih fleksibel dibandingkan hutang jangka panjang. Tetapi, hutang jangka pendek menjadikan perusahaan peminjam harus mengelola interest rate yang seringkali berubah. Demikian pula, pendanaan ini berdurasi pendek sehingga membutuhkan pelunasan dan pengajuan pinjaman kembali (refinancing) lebih cepat. Analis umumnya merekomendasikan untuk menggunakan pendanaan jangka panjang sebagai tambahan sumber dana untuk menjamin ketersediaan modal kerja (working capital), untuk mendanai asset yang berumur pendek (short- lived asset), atau sebagai tambahan dana (interim financing) bagi proyek jangka

6 6 panjang. Pendanaan jangka panjang cenderung lebih pas untuk mendanai asset perusahaan yang digunakan lebih dari satu periode akuntansi atau proyek konstruksi. Pendanaan jangka panjang (long- term financing) Bentuk- bentuk hutang jangka panjang adalah mortgages, bonds, dan equity securities. Mortgage atau hutang bank Mortgages atau surat pinjaman (notes payable) pada bank yang dijamin oleh asset riil (real property), dan digunakan untuk mendanai kebutuhan jangka panjang seperti pembelian asset tetap, membangun dan merenovasi pabrik. Keuntungan mortgage adalah tingkat suku bunga yang sesuai dengan kontrak antara bank dan peminjam (dengan mempertimbangkan nilai jaminan), memiliki hambatan keuangan (financial restriction) lebih sedikit dibandingkan sumber dana panjang lainnya, adanya skedul pelunasan berjangka waktu lama. Kelemahan utama dari sumber dana ini adalah diperlukannya jaminan (collateral) untuk mendapatkan hutang. Bonds atau obligasi Dalam pasar terbatas (private) untuk investor tertentu, obligasi dijual dalam jumlah terbatas pada institutional investor tanpa melakukan public offering. Dengan mekanisme ini, terdapat keuntungan penggunaan obligasi sebagai sumber dana, yaitu tidak mengandung underwriter fee dan tidak perlu didaftarkan pada bursa efek. Ada beberapa alasan mengapa perusahaan mengeluarkan obligasi dan tidak menerbitkan saham, yaitu: adanya kesempatan untuk menekan jumlah pajak melalui pembayaran bunga pinjaman (tax deductibility of interest), adanya kesempatan untuk membayar kembali pinjaman dengan nilai uang yang lebih rendah pada saat terjadi inflasi, investor saham tidak mengalami pengurangan hak untuk mengawasi (dilution of voting control), dan terdapat fleksibilitas pendanaan dengan adanya call provision pada saat kontrak penjualan obligasi. Kelemahan obligasi adalah kewajiban untuk membayar pokok pinjaman, beban bunga, dan perlu kejelian lebih untuk mencermati isi kontrak yang detail. Yang perlu diperhatikan, financial leverage atau penggunaan hutang dapat digunakan jika laba perusahaan cukup untuk menutup pembayaran kewajiban- kewajiban perusahaan, termasuk pembayaran deviden saham preferen. Jika perusahaan telah memiliki tingkat leverage yang tinggi, perusahaan harus dapat mengurangi risiko ketidakmampuan membayar hutang. Untuk itu, perusahaan yang mengeluarkan surat utang atau obligasi, umumnya memiliki sinking fund yang bertindak sebagai cadangan pembayaran pokok pinjaman. Tips penting lainnya adalah jika investor telah memperkirakan bahwa di kemudian hari akan terjadi penurunan interest rate, maka perusahaan harus menyediakan mekanisme call provision pada saat penerbitan surat utang tersebut. Bentuk lain obligasi adalah convertible bonds, yaitu surat utang yang bisa diconvert menjadi sekuritas lain. Ada beberapa keuntungan penerbitan convertible bonds, yaitu mudah untuk diperdagangkan (marketability), memiliki

7 7 tingkat bunga yang lebih rendah (lower interest rate), dan tidak ada keharusan untuk membayar pokok pinjaman jika obligasi tersebut beralih menjadi saham. Meskipun begitu, dengan beragam jenis surat utang, umumnya perusahaan memiliki kewajiban untuk membayar pokok pinjaman yang besar pada saat jatuh tempo (disebut dalam kondisi struktur hutang dalam kondisi maturity), maka perusahaan tidak dianjurkan untuk mendapatkan hutang jangka panjang, dan disarankan untuk menggunakan sumber pendanaan dari saham. Equity securities Istilah equity securities atau modal saham merujuk pada saham biasa dan saham preferen. Saham biasa adalah ukuran kepemilikan utama dalam perusahaan, karena dengan memiliki saham biasa, investor mempunyai hak voting. Keuntungan modal saham ini adalah tidak terdapat pembayaran yang bersifat tetap (fixed charge payment), tidak terdapat masa pembayaran (maturity date) sebagaimana pada obligasi, tidak terdapat kebutuhan untuk menyisihkan dana cadangan dalam bentuk sinking fund, tidak ada kewajiban untuk membayar deviden pada saat kondisi keuangan perusahaan kurang baik, dan penggunaan modal saham dapat memperbaiki rasio debt- to- equity. Kelemahan penggunaan saham sebagai sumber pendanaan adalah kemungkinan untuk tidak digunakannya hak voting (voting rights), berkurangnya porsi kepemilikan (misalnya karena pengeluaran jumlah saham baru), flotation cost atau biaya saat penerbitan yang cukup tinggi, penerimaan deviden saham biasa dilakukan setelah perusahaan membayar deviden bagi saham preferen, pembayaran deviden tidak mengurangi pajak (tax deductible), dan biaya modal cenderung tinggi seiring dengan tingginya tingkat risiko atas kepemilikan saham biasa (dibandingkan memiliki saham preferen atau obligasi). Jika perusahaan menghadapi likuidasi dan distribusi pendapatan, pemegang saham preferen mendapat prioritas pengembalian hasil investasi setelah perusahaan memenuhi kewajiban pembayaran hutang. Setelah menunaikan hak pemegang saham preferen, perusahaan baru dapat membayar deviden bagi pemegang saham biasa. Ada strategi yang umumnya dilakukan perusahaan, yaitu melakukan penawaran saham preferen secara tertutup (private placement). Saham preferen lebih menguntungkan dibandingkan dengan obligasi, yaitu karena perusahaan tidak perlu menyisihkan dana untuk membagi deviden dan sinking fund, dan karena saham preferen tidak memiliki maturity date. Akan tetapi, perlu diingat bahwa saham preferen memiliki kesamaan dengan obligasi karena ada kewajiban untuk membayar bunga (interest). Dibandingkan dengan saham biasa (common stock), memiliki saham preferen lebih menguntungkan bagi investor karena investor tidak perlu khawatir proporsi kepemilikan (ownership) mereka akan menyusut. Di sisi lain, bagi perusahaan yang mengeluarkan sekuritas, saham preferen memiliki kelemahan dibandingkan dengan hutang, yaitu bahwa distribusi profit berupa deviden saham preferen tidak bersifat tax deductible. Selain itu, perusahaan harus menyediakan yield bagi investor lebih besar dibandingkan besarnya interest kepada kreditur. Tingkat risiko yang ditanggung investor saham preferen lebih besar dibandingkan dengan tingkat risiko obligasi atau hutang. Sebagai salah satu bentuk sumber pendanaan, penerbitan saham

8 8 preferen bisa dilakukan jika perusahaan telah menggunakan hutang dalam jumlah maksimal, dan jika penerbitan saham biasa akan menimbulkan masalah dalam pembagian kewenangan untuk melakukan kontrol terhadap manajemen. Perlu diingat, penambahan jumlah lembar saham meningkatkan kekhawatiran bagi pemilik karena proporsi kewenangan untuk melakukan kontrol berkurang seiring dengan menurunnya proporsi kepemilikan saham. Biaya modal atas penerbitan saham preferen umumnya sesuai dengan tingkat bunga. Dengan demikian, besarnya cost of capital untuk saham preferen umumnya turun seiring dengan penurunan tingkat bunga. Jika cost of capital untuk saham biasa tinggi, biasanya perusahaan dapat menerbitkan saham preferen dengan berbiaya rendah. Jika perusahaan ingin menerbitkan obligasi atau saham preferen dengan biaya modal yang rendah dan sedikit restriction, perusahaan dapat menawarkan warrant untuk menarik investor membeli sekuritas yang ditawarkan tersebut. Warrant dalam hal ini merujuk pada pemberian hak untuk membeli saham biasa pada harga tertentu pada waktu tertentu. Obligasi Salah satu aspek penting dalam analisa laporan keuangan adalah memahami tingkat solvabilitas atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutang saat jatuh tempo, sekaligus mampu melanjutkan proses bisnis hingga waktu tertentu di masa mendatang. Dasar pemikirannya adalah bahwa perusahaan menggunakan nilai hutang yang tertera dalam neraca sebagai sumber informasi utama untuk menentukan apakah perusahaan memiliki jumlah hutang yang terlalu banyak atau tidak (over leveraged). Bentuk hutang bisa beragam, bisa berupa pinjaman (loans) dan obligasi (bonds). Sebaliknya, jika tidak memiliki hutang yang besar, perusahaan dapat mengeluarkan saham. Untuk itu, biasanya analis tingkat solvabilitas akan membandingkan besarnya hutang dengan besarnya saham, sebagai sumber utama mendanai proses bisnis perusahaan. Ada beberapa istilah dalam obligasi yang perlu diketahui: 1. Face value: yaitu nilai yang setara dengan jumlah atau nilai uang yang akan dibayarkan pihak atau perusahaan yang mengeluarkan obligasi pada saat jatuh tempo. Nama lainnya adalah par value, yaitu merujuk pada jumlah pembayaran yang akan diterima investor pada saat obligasi jatuh tempo. 2. Coupon rate: yaitu tingkat bunga, biasanya dalam persentase, yang digunakan sebagai indikator untuk menghitung berapa pembayaran bunga yang akan diberikan kepada investor setiap tahun. Jika pembayaran bunga dibayarkan dua kali dalam setahun (semiannually), maka besarnya tingkat bunga adalah coupon rate tahunan dibagi dua. 3. Market rate of interest: yaitu tingkat bunga yang ditetapkan berdasarkan hukum permintaan dan penawaran di pasar. Tingkat bunga di pasar ini menunjukkan pada level berapa persen investor di pasar sekuritas memberikan harga untuk obligasi yang dijual secara publik pertama kali. Market rate of interest atau tingkat bunga di pasar ini merupakan discount rate untuk perhitungan nilai obligasi yang dijual. Tingkat bunga ini

9 9 seringkali disebut sebagai required rate of return atas investasi dalam obligasi. Yang perlu diingat, jika face value dan coupon rate tidak dapat berubah sepanjang masa hidup obligasi di pasar, market rate of interest bisa berubah sepanjang waktu. Market rate of interest tersebut berfluktuasi sesuai dengan tingkat apresiasi pelaku pasar atas kinerja perusahaan yang mengeluarkan obligasi. Di dalam neraca, obligasi disajikan sesuai dengan harga pada saat sekuritas tersebut dilepas di pasar. Perusahaan membutuhkan dana $320,000 dengan umur 1 tahun dan tingkat bunga 11%. Biaya penerbitan obligasi diperkirakan 15%. Obligasi dijual dengan harga diskon. Perhitungan tingkat bunga efektif adalah sebagai berikut. Nilai nominal obligasi $320,000 Dikurangi: Interest (11% x $320,000) (35,200) Biaya penerbitan (15% x $320,000) (48,000) Proceeds $236,800 11% x $320,000 $236,800 = $35,200 $236,800 = 14.9% Tingkat bunga efektif (effective interest rate) tidak sama dengan interest rate yang tertera dalam kontrak penjualan obligasi. Tingkat bunga efektif biasanya lebih besar dari pada tingkat bunga yang dinyatakan secara formal. Perhitungan tingkat bunga efektif didasarkan pada logika bahwa tingkat bunga yang harus disiapkan oleh perusahaan harus dihitung didasarkan pada nilai bersih hutang yang bisa digunakan perusahaan. Formula dasar perhitungan tingkat bunga efektif adalah: Tingkat suku bunga efektif (k) = Sumber: Gallagher & Andrews (2007) $ Interest yang dibayarkan $ Jumlah dana bersih yang bisa digunakan Bibliography Gallagher, T. J., & Andrews, J. D. (2007). Financial management: Principles and Practice. Freeload Press. Shim, J. K., & Siegel, J. G. Handbook of Financial Analysis, Forecasting, and Modeling (Vol. Third Edition). Chicago, Ilinois, USA: Wolter Kluwer Business. Temte, A. (2004). Financial Statement Analysis (Vol. First). Schweser Institute Certiic Program. Wild, J. J. (2001). Financial Statement Analysis (Vol. International Edition). Boston, US: McGraw- Hill Irwin.

Handout : Analisis Rasio Keuangan Dosen : Nila Firdausi Nuzula, PhD Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya. Financial Statement Projection

Handout : Analisis Rasio Keuangan Dosen : Nila Firdausi Nuzula, PhD Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya. Financial Statement Projection 1 Handout : Analisis Rasio Keuangan Dosen : Nila Firdausi Nuzula, PhD Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya Financial Statement Projection Tujuan Financial Forecasting Saat perusahaan menyusun

Lebih terperinci

Working Capital Management

Working Capital Management Hand Out Manajemen Keuangan I Disusun oleh Nila Firdausi Nuzula Digunakan untuk melengkapi buku wajib Working Capital Management Salah satu hal penting yang harus diketahui manajer terkait dengan arus

Lebih terperinci

BAB II JENIS-JENIS MODAL PERUSAHAAN

BAB II JENIS-JENIS MODAL PERUSAHAAN BAB II JENIS-JENIS MODAL PERUSAHAAN A. Tujuan Kompetensi Khusus Setelah mengikuti perkuliahan, diharapkan mahasiswa mampu: Memahami pengertian modal asing Mengetahui penggolongan modal asing Memahami pengertian

Lebih terperinci

ANALISA LAPORAN ARUS KAS

ANALISA LAPORAN ARUS KAS Handout : Analisis Rasio Keuangan Dosen : Nila Firdausi Nuzula, PhD Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya Tujuan ANALISA LAPORAN ARUS KAS Net cash flows atau biasa disebut secara singkat sebagai

Lebih terperinci

SUMBER PENDANAAN JANGKA PANJANG. ARI DARMAWAN, Dr. S.AB, M.AB

SUMBER PENDANAAN JANGKA PANJANG. ARI DARMAWAN, Dr. S.AB, M.AB SUMBER PENDANAAN JANGKA PANJANG ARI DARMAWAN, Dr. S.AB, M.AB Pengertian Sumber dana jangka panjang merupakan sumber dana yang memiliki jangka waktu panjang yaitu lebih dari 10 tahun. Sumber dana jangka

Lebih terperinci

Definisi. Modal ( Capital ): dana yg digunakan untuk membiayai pengadaan asset dan operasional suatu perusahaan

Definisi. Modal ( Capital ): dana yg digunakan untuk membiayai pengadaan asset dan operasional suatu perusahaan STRUKTUR MODAL Definisi Modal ( Capital ): dana yg digunakan untuk membiayai pengadaan asset dan operasional suatu perusahaan Modal dapat dilihat di neraca sisi kanan (staffel) : hutang, saham biasa, saham

Lebih terperinci

ANALISIS KEUANGAN. 1) faktor kritis dalam analisis rasio keuangan, 2) mempelajari bagaimana analisis rasio keuangan tersebut dipergunakan dan

ANALISIS KEUANGAN. 1) faktor kritis dalam analisis rasio keuangan, 2) mempelajari bagaimana analisis rasio keuangan tersebut dipergunakan dan ANALISIS KEUANGAN Analisis rasio keuangan merupakan dasar untuk menilai dan menganalisis prestasi operasi perusahaan. Analisis rasio keuangan juga dapat digunakan sebagai kerangka kerja perencanaan dan

Lebih terperinci

Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai

Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Banking Accounting 2015-12-11 Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai Arumsarri, Yoshe STIE

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Harjito dan Martono (2011:4) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Harjito dan Martono (2011:4) menyatakan: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Manajemen Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Manajamen Keuangan Menurut Harjito dan Martono (2011:4) menyatakan: Manajemen

Lebih terperinci

ANALISIS KEUANGAN. o o

ANALISIS KEUANGAN. o o ANALISIS KEUANGAN Analisis rasio keuangan merupakan dasar untuk menilai dan menganalisa prestasi operasi perusahaan. Analisis rasio keuangan juga dapat digunakan sebagai kerangka kerja perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pasar Modal 2.1.1.1 Pengertian Pasar Modal Menurut Sunariyah (2011:4) mengemukakan bahwa pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

ANALISA LIKUIDITAS DAN MODAL KERJA

ANALISA LIKUIDITAS DAN MODAL KERJA Handout : Analisis Rasio Keuangan Dosen : Nila Firdausi Nuzula, PhD Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya Likuiditas dan Modal Kerja ANALISA LIKUIDITAS DAN MODAL KERJA Likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,

Lebih terperinci

ANALISA RASIO KEUANGAN 1

ANALISA RASIO KEUANGAN 1 Handout : Analisis Rasio Keuangan Dosen : Nila Firdausi Nuzula, PhD Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya ANALISA RASIO KEUANGAN 1 Sebagaimana disebutkan sebelumnya, sumber utama analisa kinerja

Lebih terperinci

Pembelanjaan Jangka Panjang 1 BAB 14 PEMBELANJAAN JANGKA PANJANG

Pembelanjaan Jangka Panjang 1 BAB 14 PEMBELANJAAN JANGKA PANJANG Pembelanjaan Jangka Panjang 1 BAB 14 PEMBELANJAAN JANGKA PANJANG Pembelanjaan Jangka Panjang 2 PEMBELANJAAN JANGKA PANJANG Terdapat beberapa alternatif sumber dana jangka panjang yang tersedia bagi suatu

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. panjang yang digunakan oleh perusahaan, sedangkan struktur keuangan

BAB II URAIAN TEORITIS. panjang yang digunakan oleh perusahaan, sedangkan struktur keuangan BAB II URAIAN TEORITIS A. Struktur Modal 1. Pengertian Struktur Modal Dalam pengertiannya, struktur modal dibedakan atas struktur modal dan struktur finansial/ keuangan. Struktur modal adalah paduan sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Analisa Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Analisa Laporan Keuangan Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai alat penguji

Lebih terperinci

A. HUTANG OBLIGASI perjanjian obligasi Obligasi berjamin dan tanpa jaminan

A. HUTANG OBLIGASI perjanjian obligasi Obligasi berjamin dan tanpa jaminan A. HUTANG OBLIGASI Hutang jangka panjang memiliki definisi sebagai suatu pengorbanan ekonomi dengan kemungkinan yang sangat besar terjadi di masa depan akibat dari kewajiban masa kini yang belum dibayarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori Teori Modigliani Miller (MM) Teori struktur modal modern dimulai pada tahun 1958, ketika Profesor Franco Modigliani dan Merton Miller (MM) menerbitkan apa yang

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Innovation Management

Entrepreneurship and Innovation Management Modul ke: 07Fakultas PASCA Entrepreneurship and Innovation Management Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata Program

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pecking Order Theory menurut Myers (1984), menyatakan bahwa perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pecking Order Theory menurut Myers (1984), menyatakan bahwa perusahaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Packing Order Theory Pecking Order Theory menurut Myers (1984), menyatakan bahwa perusahaan lebih menyukai internal financing yaitu perusahaan lebih cenderung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak

Lebih terperinci

ANALISA RASIO KEUANGAN (lanjutan)

ANALISA RASIO KEUANGAN (lanjutan) Handout : Analisis Rasio Keuangan Dosen : Nila Firdausi Nuzula, PhD Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya Teknik-teknik analisa keuangan ANALISA RASIO KEUANGAN (lanjutan) Terdapat beragam cara

Lebih terperinci

Pertemuan ke-1 INVESTASI & PERANAN PASAR MODAL

Pertemuan ke-1 INVESTASI & PERANAN PASAR MODAL Pertemuan ke-1 INVESTASI & PERANAN PASAR MODAL Kompetensi Dasar Mahasiswa dapat memahami konsep dasar investasi, lingkungan investasi, dan peranan pasar modal terhadap investor dan perusahaan yang saling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan akhirnya menjadi besar. Proses dari berkembang untuk menjadi besar apalagi

BAB I PENDAHULUAN. dan akhirnya menjadi besar. Proses dari berkembang untuk menjadi besar apalagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan, sebagaimana manusia, pada mulanya adalah kecil, berkembang dan akhirnya menjadi besar. Proses dari berkembang untuk menjadi besar apalagi sukses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini pada dasarnya mengacu pada penelitian yang dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini pada dasarnya mengacu pada penelitian yang dilakukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian ini pada dasarnya mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Januarino Aditya (2006) dengan judul Studi Empiris Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Lebih terperinci

MERUPAKAN KEWAJIBAN KEPADA PIHAK KETIGA YANG

MERUPAKAN KEWAJIBAN KEPADA PIHAK KETIGA YANG AKUNTANSI DAN LAPORAN KEUANGAN PERTEMUAN 5 LONG - TERM LIABILITIES & EQUITY LONG - TERM LIABILITIES MERUPAKAN KEWAJIBAN KEPADA PIHAK KETIGA YANG JANGKA WAKTU PELUNASANNYA MELEBIHI SATU TAHUN SEJAK TANGGAL

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Pengklasifikasian Utang. Utang Menurut Djarwanto (2004) merupakan kewajiban perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Pengklasifikasian Utang. Utang Menurut Djarwanto (2004) merupakan kewajiban perusahaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian dan Pengklasifikasian Utang Utang Menurut Djarwanto (2004) merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak lain untuk membayar sejumlah uang atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Situasi perekonomian global dan perdagangan bebas saat ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. Situasi perekonomian global dan perdagangan bebas saat ini membuat BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Situasi perekonomian global dan perdagangan bebas saat ini membuat persaingan antar perusahaan dalam melakukan kegiatan ekonomi menjadi sangat ketat. Menghadapi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu 50 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu perusahaan. Salah satu

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke:  Fakultas Ekonomi dan Bisnis Manajemen Keuangan Modul ke: Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Analisa Rasio Keuangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori trade-off (trade-off theory) Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko dengan tingkat

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun 2007-2010 Tugas Manajemen Keuangan Lanjutan Dosen: Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME Oleh: Junita Nelly Panjaitan NIM. 127019020 Kelas A Pararel

Lebih terperinci

CORPORATE BONDS. Pasar Uang dan Pasar Modal

CORPORATE BONDS. Pasar Uang dan Pasar Modal CORPORATE BONDS. Pasar Uang dan Pasar Modal Utang publik berdasarkan jatuh temponya, dibagi 3, yaitu : Short term, apabila jatuh tempo kurang dari 1 tahun dan pasar untuk memperjualbelikannya disebut money

Lebih terperinci

JENIS-JENIS MODAL DALAM PERUSAHAAN

JENIS-JENIS MODAL DALAM PERUSAHAAN JENIS-JENIS MODAL DALAM PERUSAHAAN Handout Manajemen Keuangan 1 JENIS-JENIS MODAL Modal Asing (Hutang) Hutang Jangka Pendek Hutang Jangka Menengah) Hutang Jangka Panjang Modal Sendiri Modal Saham Cadangan

Lebih terperinci

Analisis Kredit. Analisa Laporan Keuangan Kelas CA. Nadia Damayanti Ranita Ramadhani

Analisis Kredit. Analisa Laporan Keuangan Kelas CA. Nadia Damayanti Ranita Ramadhani Analisis Kredit Analisa Laporan Keuangan Kelas CA Nadia Damayanti 115020300111008 Ranita Ramadhani 115020300111037 ANALISIS KREDIT LIKUIDITAS DAN MODAL KERJA Likuiditas adalah kemampuan untuk mengubah

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Octavianus Hendratmo (2004) meneliti dengan judul Analisis Pengaruh

BAB II URAIAN TEORITIS. Octavianus Hendratmo (2004) meneliti dengan judul Analisis Pengaruh BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Octavianus Hendratmo (2004) meneliti dengan judul Analisis Pengaruh Tingkat Aktivitas, Likuiditas, dan Leverage Keuangan terhadap Earnings Per Share (EPS)

Lebih terperinci

profitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas. Salah satu indikator penting dalam penilaian prospek sebuah perusahaan

profitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas. Salah satu indikator penting dalam penilaian prospek sebuah perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal atau pasar ekuitas (equity market) adalah tempat bertemu antara pembeli dan penjual dengan risiko untung dan rugi. Pasar modal merupakan sebuah

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. fungsi keuangan. Dengan adanya pasar modal maka perusahaan publik dapat

I PENDAHULUAN. fungsi keuangan. Dengan adanya pasar modal maka perusahaan publik dapat I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memberikan peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal memberikan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Dengan adanya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Modal dan Strukur Modal

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Modal dan Strukur Modal BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Modal dan Strukur Modal a. Pengertian Modal Menurut Munawir (2001) dalam Prabansari dan Kusuma (2005), modal adalah hak atau bagian yang dimiliki perusahaan

Lebih terperinci

BAB VIII ASPEK KEUANGAN SYAFRIZAL HELMI

BAB VIII ASPEK KEUANGAN SYAFRIZAL HELMI BAB VIII ASPEK KEUANGAN SYAFRIZAL HELMI Keputusan investasi Keputusan investasi ditujukan untuk menghasilkan kebijakan yang berhubungan dengan (a) kebijakan pengalokasian sumber dana secara optimal, (b)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Menurut Kasmir (2008:104), rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan yang dibangun oleh pemilik modal bertujuan untuk menjalankan bisnis yang dapat memberikan return tertentu bagi pemilik modal. Dalam menjalankan bisnisnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkait penghitungan pajak. Kreditur, misalnya supplier dan pihak bank

BAB I PENDAHULUAN. terkait penghitungan pajak. Kreditur, misalnya supplier dan pihak bank BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Akuntansi adalah proses dari tiga aktivitas yaitu pengidentifikasian, pencatatan, dan pengkomunikasian transaksi ekonomi dari suatu organisasi (bisnis maupun

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Firani (2006) melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Financial Leverage terhadap Earning Per Share pada Emiten Sektor Infrastruktur di Bursa

Lebih terperinci

ANALISIS INVERSTASI DAN PORTOFOLIO

ANALISIS INVERSTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS INVERSTASI DAN PORTOFOLIO Obligasi perusahaan merupakan sekuritas yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang menjanjikan kepada pemegangnya pembayaran sejumlah uang tetap pada suatu tanggal jatuh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian pasar modal Secara umum, pasar modal adalah sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis 1. Pertumbuhan Perusahaan Tingkat pertumbuhan perusahaan akan menunjukkan sampai seberapa besar perusahaan akan menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tampak dari bertambahnya jumlah perusahaan-perusahaan baik pemerintah dan

BAB I PENDAHULUAN. tampak dari bertambahnya jumlah perusahaan-perusahaan baik pemerintah dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini dunia usaha mengalami pertumbuhan yang pesat. Hal ini tampak dari bertambahnya jumlah perusahaan-perusahaan baik pemerintah dan swasta maupun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang.

BAB II LANDASAN TEORI. saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. BAB II LANDASAN TEORI A. Teori-teori 1. Pengertian Investasi Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Umumnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Signaling Theory Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri informasi antara pihak manajemen perusahaan dan berbagai pihak yang berkepentingan, berkaitan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengambilan Keputusan Kredit 2.1.1 Teori Pengambilan keputusan kredit adalah semacam studi kelayakan atas perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Saham dan Pasar Modal Saham adalah bukti penyertaan modal pada sebuah perusahaan. untuk digunakan pihak manajemen dalam membiayai kegiatan operasional. Imbal hasil investasi yang

Lebih terperinci

Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 1 BAB 5 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN MODAL KERJA

Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 1 BAB 5 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN MODAL KERJA Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 1 BAB 5 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN MODAL KERJA Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 2 PENGERTIAN DAN PENTINGNYA MODAL KERJA Terdapat dua konsep tentang modal kerja yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Struktur Modal 1. Definisi Struktur Modal Menurut Bambang (2008:22), Struktur modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan perimbangan antara hutang dengan modal sendiri.

Lebih terperinci

MANAJEMEN MODAL KERJA

MANAJEMEN MODAL KERJA MANAJEMEN MODAL KERJA Pembiayaan Aset Lancar 1. Konsep kebijakan pembiayaan modal kerja 2. Perhitungan kebutuhan dana 3. Sumber-sumber pembiayaan aktiva lancar 4. Perhitungan biaya masing-masing sumber

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DISTRIBUSI LABA (PROFIT DISTRIBUTION POLICY)

KEBIJAKAN DISTRIBUSI LABA (PROFIT DISTRIBUTION POLICY) Handout : Analisis Rasio Keuangan Dosen : Nila Firdausi Nuzula, PhD Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya KEBIJAKAN DISTRIBUSI LABA (PROFIT DISTRIBUTION POLICY) Perusahaan bisnis selalu berkeinginan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana untuk melakukan ekspansi, memperbaiki struktur modal, meluncurkan produk baru atau untuk

Lebih terperinci

RASIO LAPORAN KEUANGAN

RASIO LAPORAN KEUANGAN RASIO LAPORAN KEUANGAN NERACA (BALANCED SHEET) Terdiri dari elemen pokok : Asset, Hutang, dan Modal. Pengukuran terhadap elemen-elemen Neraca biasanya menggunakan historical cost LAPORAN RUGI-LABA (INCOME

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Penilaian Saham dan Obligasi. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Penilaian Saham dan Obligasi. Basharat Ahmad. Modul ke:  Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Penilaian Saham dan Obligasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Penilaian Obligasi Penilaian Saham

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya pasti membutuhkan dana

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya pasti membutuhkan dana BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka. 2.1.1 Sumber Dana. Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya pasti membutuhkan dana yang cukup besar. Dana tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Yuliati (2010) tentang Pengujian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Yuliati (2010) tentang Pengujian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang mendasari dilakukannya penelitian ini antara lain : 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Yuliati (2010) tentang Pengujian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 2012 dikemukakan laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Sebuah perusahaan pastilah memerlukan pencatatan keuangan atas transaksi-transaksi bisnis yang telah dilakukan agar perusahaan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR Jurusan : Administrasi Bisnis Konsentrasi : Mata Kuliah : Pengantar Bisnis

BAHAN AJAR Jurusan : Administrasi Bisnis Konsentrasi : Mata Kuliah : Pengantar Bisnis BAB 5 Manajemen Keuangan Manajemen keuangan perusahaan adalah aktivitas yang terkait dengan perencanaan, pengendalian, perolehan serta pendistribusian asset-aset keuangan perusahaan. Aktivitas yag dilakukan

Lebih terperinci

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

Bab 9 Teori Rasio Keuangan D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 123 Bab 9 Teori Rasio Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai jenis dan pembagian laporan keuangan serta mengerti tentang perhitungan tentang rasio

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Ayu (2011), pada perusahaan makanan dan minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan dapat dikatakan mencapai kesuksesan dan berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang maksimal (Mahaputra, 2012). Di samping

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. likuid dan efisien. Pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan

BAB I PENDAHULUAN. likuid dan efisien. Pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya, pasar modal merupakan tempat bertemu antara pembeli dan penjual dengan risiko untung dan rugi. Selain itu, pasar modal juga merupakan suatu usaha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan 2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu fungsi operasional perusahaan yang berkaitan dengan pendanaan atau pengelolaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Saham Saham merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

Lebih terperinci

PENGANTAR BISNIS CHAPTER 19 PASAR MODAL (SECURITIES MARKET)

PENGANTAR BISNIS CHAPTER 19 PASAR MODAL (SECURITIES MARKET) PENGANTAR BISNIS CHAPTER 19 PASAR MODAL (SECURITIES MARKET) I. Fungsi Pasar Modal. Pasar Modal seperti Bursa Efek Indonesia merupakan tempat jual beli surat-surat berharga /efek yang meliputi saham & obligasi.

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Tabel 1 Perkembangan obligasi korporasi

1 PENDAHULUAN. Tabel 1 Perkembangan obligasi korporasi 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pasar modal merupakan suatu sarana bagi pelaku bisnis untuk mendapatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan cara memperjualbelikan instrumen keuangan. Salah satu instrumen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien,

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu dari sistem manajemen secara keseluruhan. Manajemen yang baik dan

Lebih terperinci

PENGANTAR BISNIS CHAPTER 18 MANAJEMEN KEUANGAN (FINANCE MANAGEMENT)

PENGANTAR BISNIS CHAPTER 18 MANAJEMEN KEUANGAN (FINANCE MANAGEMENT) PENGANTAR BISNIS CHAPTER 18 MANAJEMEN KEUANGAN (FINANCE MANAGEMENT) CHAPTER 18 FINANCIAL MANANGEMT I. The Role of Finance & Financial Managers Finance : Fungsi di dalam kegiatan bisnis (perusahaan) dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

PT MULTI INDOCITRA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARY

PT MULTI INDOCITRA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARY LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2010 DAN 2009 ( Tidak diaudit ) CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS ( Unaudited ) PT MULTI INDOCITRA Tbk

Lebih terperinci

LIABILITAS JANGKA PANJANG

LIABILITAS JANGKA PANJANG LIABILITAS JANGKA PANJANG - Pertemuan 12 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Irsyad dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Agenda 1 2 3 Utang Obligasi Wesel Bayar Jangka Panjang Isu-isu Spesial

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Dalam kenyataannya ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Dalam kenyataannya ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Trade-Off Theory Dalam kenyataannya ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan hutang sebanyak banyaknya. Suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan pasar modal yang pesat memiliki peran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan pasar modal yang pesat memiliki peran penting dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan pasar modal yang pesat memiliki peran penting dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Pada penelitian yang dilakukan (Sulystari, 2013),

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. jumlah modal kerja bersih yang layak diterima, serta menjamin tingkat likuiditas

II. LANDASAN TEORI. jumlah modal kerja bersih yang layak diterima, serta menjamin tingkat likuiditas II. LANDASAN TEORI 2.1 Modal 2.1.1 Pengertian Setiap perusahaan atau badan usaha membutuhkan modal kerja untuk membiayai operasinya sehari-hari. Pengelolaan modal kerja yang baik harus dapat menjamin jumlah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa kajian teori. Teori teori struktur modal bertujuan sebagai landasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa kajian teori. Teori teori struktur modal bertujuan sebagai landasan 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini tentang pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan dan struktur aktiva terhadap struktur modal perusahaan Property and Real Estate yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan kegiatan bisnis, perusahaan pasti memerlukan modal agar dapat menopang kegiatan usahanya. Modal tersebut dapat diperoleh dari hutang maupun ekuitas.

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN

ANALISIS RASIO KEUANGAN ANALISIS RASIO KEUANGAN 1. Pentingnya Analisis Laporan Keuangan Untuk dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan (financial) suatu perusahaan kita perlu mengadakan interpretasi atau analisis

Lebih terperinci

Catatan/ Notes Rp dan Rp masingmasing pada 31 Desember 2006 dan 2005) c, 2f,

Catatan/ Notes Rp dan Rp masingmasing pada 31 Desember 2006 dan 2005) c, 2f, Halaman : 2 dari 43 NERACA KONSOLIDASIAN 31 Desember Pages : 2 of 44 CONSOLIDATED BALANCE SHEETS December 31, AKTIVA ASSETS AKTIVA LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 10.160.758.858 2c, 2d, 3 15.231.755.461

Lebih terperinci

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero)

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero) ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero) I. Pendahuluan PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) merupakan penyedia listrik utama di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah berkepentingan menjaga kelayakan

Lebih terperinci

SESI 4 MODAL DAN JENIS MODAL

SESI 4 MODAL DAN JENIS MODAL SESI 4 MODAL DAN JENIS MODAL ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN KEUANGAN MODAL Modal adalah sesuatu yang diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan mulai dari berdiri sampai beroperasi Untuk mendirikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Laporan keuangan merupakan media informasi yang disajikan oleh

BAB II LANDASAN TEORI. Laporan keuangan merupakan media informasi yang disajikan oleh BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan& Rasio Keuangan Laporan keuangan merupakan media informasi yang disajikan oleh manajemen atas kepercayaan diberikan oleh pemilik atau pemegang saham untuk dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Perkembangan bisnis properti di Indonesia mengalami kenaikan yang cukup pesat pada dekade terakhir ini. Banyak indikator yang dapat dilihat di dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 25 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori Keputusan Keuangan Sartono (2001) dalam bukunya yang berjudul Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi mengatakan bahwa pada prinsipnya fungsi utama manajer keuangan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN

ANALISIS RASIO KEUANGAN ANALISIS RASIO KEUANGAN N U R A E N I, S. S O S., M. A B Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan merupakan teknik analisis laporan keuangan yang dilakukan dengan cara membandingkan satu komponen

Lebih terperinci

Analisis Aktivitas Pendanaan

Analisis Aktivitas Pendanaan TUGAS ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Prilly Viliariezta Sutanto 1013044 / Akuntansi C Analisis Aktivitas Pendanaan Tinjauan Kewajiban Kewajiban lancar, adalah kewajiban yang pelunasannya diharapkan dapat diselesaikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Harga saham a. Pengertian saham Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

Lebih terperinci

hendro 6/30/2010 PRESENTASI VIII :

hendro 6/30/2010 PRESENTASI VIII : PRESENTASI VIII : ANALISIS LAPORAN KEUANGAN KOMPONEN UTAMA : RASIO KEUANGAN INFORMASI KEUANGAN SELURUH INFORMASI YANG SECARA SIGNIFIKAN MENGANDUNG DAN MENGEDEPANKAN ASPEK-ASPEK KEUANGAN DENGAN TUJUAN UNTUK

Lebih terperinci