Manajemen Unit Gawat Darurat pada Penanganan Kasus Kegawatdaruratan Obstetri di Rumah Sakit Umum Tengku Mansyur Tanjung Balai

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Manajemen Unit Gawat Darurat pada Penanganan Kasus Kegawatdaruratan Obstetri di Rumah Sakit Umum Tengku Mansyur Tanjung Balai"

Transkripsi

1 Working Paper Series No. 13 April 2007, Firs Draf Manajemen Uni Gawa Darura pada Penanganan Kasus Kegawadaruraan Obseri di Rumah Saki Umum Tengku Mansyur Tanjung Balai Nurhidayah A. Rionga, Mubasysyir Hasanbasri Kaakunci: managemen, obseric, emergency -Tidak Unuk Disiasi- Program Magiser Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehaan,Universias Gadjah Mada Yogyakara 2007

2 Managemen of Emergency Uni on Obseric Emergency Case in dr. Tengku Mansyur Tanjungbalai Public Hospial, Tanjungbalai, Period Nurhidayah A. Rionga, Mubasysyir Hasanbasri Background: The managemen of emergency case in a hospial, especially in he obseric area was ofen spolighed by public as he users of he healh care service who frequenly fel ignored and ended in deah. Based on AKI s repor here were 390/100,000 newborns in 1997 and AKP s repored ha here were 40/1000 newborn. I was expeced ha he sudy was able o dercribe if he managemen of he obseric emergency in a hospial has accomplished he ask and me 7 emergency car sandars. Problem: The weakness of he emergency uni of dr. Tengku Mansyur Tanjungbalai Public Hospial, especially in meeing of he managemen of obseric emergency case resuled in he deah of he laboring mohers. Mehod: The sudy was of observaional one ha used a cross secional design and he daa was of qualiaive one ha was colleced using inerview wih he following sakeholders; a direcor of medical care service, a specialis in obserics, a physician in charge, a head of emergency uni, a paramedic and adminisraive saff. The locaion of he sudy was dr. Tengku Mansyur Tanjungbalai Public Hospial. Resuls: The obsericians followed he exising operaing procedure and guidance in he managemen of he paiens in he obseric emergency uni. The adminisraion and he managemen sill had weaknesses and limiaions. The qualificaion of he healh care workes has no been compleely me hough he exising faciliies and equipmens were sufficien. However, here were some faciliies and equipmens ha have no been available. Addiionally, he nurses have no been aended he raining in he managemen of he obseric emergency case. Also, here was a lack in he developmen program for he saff. The program was never implemened in he emergency uni. Conclusion: The dr. Tengku Mansyur Tanjungbalai Public Hospial was he only hospial in Asahan Disric ha had an emergency uni providing he obseric service in 24 hours. The sudy found ha healh care service sandard have no been me in he emergency uni hough he obseric emergency uni, because he paiens obseric never sending o The Province Hospial. A hough he healh care service obseric abou 80%, adul 20% professional and he saff always serious ino accomplished of healhy care paiens alhough may sill here was a lack carpimen supproed ino accomplished i. Disan Learning Resouce Cener Magiser KMPK UGM 2

3 Laar Belakang Undang-undang Nomor 32 Tahun 1999 enang Pemerinahan Daerah elah meneapkan bidang kesehaan sebagai salah sau urusan wajib yang harus dilaksanakan oleh koamadya/kabupaen. Penyelenggaraan urusan wajib oleh daerah merupakan perwujudan oonomi yang beranggungjawab sebagai pengakuan hak dan kewenangan daerah dalam wujud ugas dan kewajiban yang harus dipikul. Rumahsaki sebagai suau organisasi yang khusus memberikan pelayanan kesehaan pada masyaraka harus diliha sebagai suau insiusi yang sanga fial demi kelangsungan hidup manusia. Penanganan kasus gawa darura pada seiap rumahsaki khususnya obseri sering menjadi soroan publik sebagai pengguna jasa pelayanan kesehaan yang sering merasa erabaikan dan idak jarang berakhir pada kemaian. Kemaian dan kesakian ibu sebenarnya dapa dikurangi aau dicegah dengan berbagai usaha perbaikan dalam bidang pelayanan kesehaan obseri. Pelayanan kesehaan ersebu dinyaakan sebagai bagian inegral dari pelayanan dasar yang erjangkau seluruh masyaraka. Kegagalan dalam penanganan kasus kedaruraan obseri umumnya disebabkan oleh kegagalan mengenal resiko kehamilan, keerlambaan rujukan, kurangnya sarana yang memadai unuk perawaan ibu hamil dengan risiko inggi maupun pengeahuan enaga medis, paramedis dan penderia dalam mengenal kehamilan resiko inggi, secara dini, masalah dalam pelayanan obseri, maupun kondisi ekonomi. Penyebab uama ingginya angka kemaian ibu ialah adanya 3 erlamba (3T) yaiu erlamba mencari perolongan, erlamba mencapai empa ujuan dan erlamba memperoleh penanganan yang epa seelah iba diempa ujuan. Pelayanan gawa darura berujuan menyelamakan kehidupan penderia, sering dimanfaakan hanya unuk memperoleh pelayanan perolongan perama dan bahkan pelayanan rawa jalan. Pelayanan gawa darura erdiri dari; falsafah dan ujuan, adminisrasi dan pengelolaan, saf dan pimpinan, fasilias dan peralaan, kebijakan dan prosedur, pengembangan saf dan program pendidikan, evaluasi dan pengendalian muu. Meode Peneliian Rancangan peneliian yang digunakan yaiu rancangan cross secional. Jenis peneliian adalah observasional dengan pendekaan kualiaif. Uni analisis peneliian yaiu Uni Gawa Darura RSU Dr. T. Mansyur Tanjung Balai. Informan peneliian yaiu 1 orang direkur pelayanan medik, 1 orang doker spesilis kebidanan, 1 orang doker jaga, 1 orang kepala uni gawa darura, 1 orang paramedis, dan 1 orang saf adminisrasi. Krieria yang digunakan dalam penenuan informan doker jaga, paramedis, dan saf adminisrasi yaiu: lama kerja di RS 2 ahun, lama kerja di uni gawa Disan Learning Resouce Cener Magiser KMPK UGM 3

4 darura 1 ahun. Teknik pengumpulan daa peneliian dilakukan dengan cara wawancara mendalam yang berpedoman pada insrumen peneliian yang elah dipersiapkan erlebih dahulu dan eknik observasi (pengamaan) erhadap proses pelayanan kegawadaruraan obseri dan prosedur pelayanan. Unuk melengkapi daa hasil wawancara dan observasi, penelii juga mengumpulkan daa sekunder seperi; caaan asuhan medik pasien, invenarisasi uni gawa darura, dan laporan ahunan uni gawa darura. Hasil dan Pembahasan Pelaksanaan Pelayanan Manajeman Uni Gawa Darura Jam buka pelayanan uni gawa darura dilakukan selama 24 jam dan dalam melaksanakan ugas perganian doker umum yang sedang jaga dilakukan dua kali dalam sau hari.doker konsulen kebidanan bersifa on call karena doker kebidanan dan kandungan hanya sau orang dengan jam dinas pukul 8 sampai pukul 13. Saa iu doker kebidanan dan kandungan berada dipoli klinik. Diluar jam dinas doker kebidanan dan kandungan berada di prakek klinik pribadi. Doker kebidanan masuk di uni gawa darura apabila ada pasien yang elah dikonsulkan oleh doker umum yang sedang jaga. Uni gawa darura bekerja sama dengan uni kebidanan prosedur pasien masuk dan keluar masih sanga sederhana karena kunjungan raa-raa per hari masih di bawah 20 pasien. Kepadaan pasien belum merupakan masalah. Pasien yang masuk selalu mendapa perolongan langsung dan diproses sesuai keparahan penyaki dan berdasarkan radisi urun emurun. Pasien kebidanan dan kandungan masuk ke uni gawa darura jika mereka daang di luar jam kerja yakni anara pukul 8.00 hingga pukul 13. Seiap pasien masuk langsung di anamnese dan diperiksa oleh perawa kemudian diperiksa lanjuan oleh doker jaga dan diberi herapi semenara. Doker jaga lalu mengkonsulkan dengan doker spesialis unuk penanganan dan herapi selanjunya. Hasil wawancara dengan responden menemukan bahwa unuk penanganan kasus kegawadaruraan disesuaikan dengan sandar pelayanan gawa darura yang ada. Terkadang dalam pelaksanaannya belum maksimal. Pelayanan merupakan pedoman dalam pelaksanaan ugas dan anggung jawab unuk memberikan pelayanan. Hasil wawancara dengan responden menemukan bahwa adminisrasi dan pengelolaan di uni gawa darura masih sanga erbaas dan sederhana. Pencaaan dan pelaporan pasien masuk dan keluar di uni gawa darura eap dilakukan dalam buku pencaaan pasien namun unuk pendokumenasian asuhan kebidanan idak ada. Pasien baru juga eap dicaakan dalam rekam medis pasien. Hasil wawancara dengan responden menemukan bahwa unuk enaga adminisrasi masih sanga Disan Learning Resouce Cener Magiser KMPK UGM 4

5 kurang. Saa ini enaga adminisrasi yang ada hanya 1 orang sehingga pelayanan adminisrasi diuni gawa darura belum efekif. Srukur Organisasi dan Falsafah Tujuan Srukur organisasi rumahsaki, khususnya unuk gawa darura sudah ada. Srukur rumahsaki dan uni gawa darura sudah ada (responden 1, 2, 3, 4 wawancara). Berdasarkan hasil observasi diperoleh srukur organisasi uni gawa darura erpisah dari srukur organisasi rumahsaki. Uni gawa darura sebagai salah sau uni organisasi sendiri elah memiliki srukur organisasi sendiri dengan uraian ugas masing-masing. Hanya saja akiba kekurangan enaga maka ada yang berugas dua fungsi. Keadaan ini berdampak erhadap sisem dan manajemen gawa darura. Dana dan Fasilias Peralaan Pembiayaan dalam pengelolaan Rumahsaki Umum Tengku Mansyur dibebankan pada APBD dan APBN sera dana lainnya dari rumahsaki. Sumber lain dalam pendanaan rumahsaki yaiu melalui dana dekonsenrasi dan sumber lain seperi askes dan askes-kin unuk masyaraka yang ergolong idak mampu. Dana uni gawa darura lebih kepada pengadaan ala kesehaan dan fasilias fisik juga unuk enaga banu. Dana pengembangan saf uni gawa darura idak ada. Apabila para saf melanjukan sudi aau menghadiri seminar harus dengan izin pemerinah koa melalui badan kepegawaian daerah. Fasilias dan peralaan uni gawa darura masih sanga kurang. Ada beberapa ala yang idak layak pakai akiba usia erlalu ua. Pengadaan peralaan baru harus menbua sura perminaan peralaan dan masih harus diseleksi oleh adminisrasi kanor. Oba dan bahan cairan infus khusus unuk pasien askes dan askes-in disediakan oleh PT. Askes. Oba dan cairan infus unuk pasien umum disediakan oleh uni gawa darura sendiri. Ruangan di uni gawa darura sudah Terdapa pemisahan empa pemeriksaan dan indakan sesuai kondisi penyaki eapi masih belum sesuai dengan krieria uni gawa. Pengambangan Saf dan Program Pendidikan Pengendalian Muu Pelayanan Jumlah enaga di uni gawa darura masih sanga erbaas. Hanya ada 21 orang enaga. Berdasarkan ingka pendidikan, unuk enaga perawa dan bidan yang memiliki ingka pendidikan diploma 3 ahun sebanyak 5 orang dan 4 orang masih berpendidikan sekolah perawa kesehaan. Tenaga adminsirasi memiliki ingka pendidikan sekolah menengah aas. Tenaga perawa merupakan jumlah enaga yang erbanyak di uni gawa darura Disan Learning Resouce Cener Magiser KMPK UGM 5

6 yaiu 9 orang aau sebanyak 47 %. Tenaga Bidan hanya berjumlah 4 orang. Dari jumlah ini jika berdasarkan shif maka seiap shifnya yang berugas hanya 1 orang dalam seiap hari. Doker umum direkru rumahsaki unuk melayani pasien rawan jalan di poli dan di uni gawa darura. Baru empa pegawai negeri sipil dari enam doker yang sekarang bekerja. Dua yang lain masih calon. Belum sau pun yang memperoleh serifika kegawadaruraan. Dalam pelaksanaan lapangan, doker ini diaur melalui 2 shif yakni mulai dari 8-15 dan Dalam sau bulan ada sau minggu libur unuk sau orang doker secara berganian biasanya seelah habis jaga malam. Apabila idak dapa hadir pada saa jam jaga. maka doker ersebu menghubungi eman sejawa yang dapa mengganikannya. Hal ini dimaksudkan supaya doker eap ada di empa selama dua puluh empa jam penuh sehingga pelayanan dapa erus berjalan dengan semesinya. Doker yang mengganikan harus mengisi buku laporan doker jaga supaya pada saa pemberian honor jaga malam doker yang mengganikan ersebu mendapa uang jaga ersebu. Tenaga perawa ada sembilan. Lima dianaranya sedang mengikui sekolah akedemi perawa di Medan pada hari Juma, Sabu, dan Minggu. Empa orang masih berpendidikan sekolah perawa kesehaan. Bidan ada empa orang. Belum ada sau pun dari semua perawa dan bidan ini yang memperoleh serifika kegawadaruraan. Perawa dan bidan dibagi dalam iga shif jaga, yakni jam 08-13, jam 13-22, jam Dalam sau bulan ada iga hari libur unuk sau orang perawa secara berganian. Biasanya seelah habis jaga malam. Apabila perawa jaga idak dapa hadir, maka perawa ersebu menghubungi sesama yang dapa mengganikan. Maksudnya supaya perawa eap ada di empa selama dua puluh empa jam sehingga pelayanan dapa selalu berjalan. Perawa yang mengganikan harus mengisi buku laporan perawa jaga supaya pada saa pemberian honor jaga malam perawa yang mengganikan ersebu mendapa uang jaga malam yang elah diganikannya. Jumlah perawa anesesi ada dua orang unuk rumahsaki, semenara unuk uni gawa darura dan obseri 1 orang. Sau orang lagi unuk uni gawa darura dan bedah. Dalam melaksanakan ugas mereka idak menggunakan sisem shif, melainkan waijb masuk seiap hari pada saa jam dinas. Diluar jam dinas mereka bersifa on call. Apabila salah sau dari mereka idak dapa hadir maka maka salah sau dari mereka yang harus hadir. Mereka berdua saling olong-menolong dalam melaksanakan ugas. Jumlah enaga adminisrasi ada sau orang unuk pelayanan uni gawa darura. Ia amaan sekolah lanjuan ingka aas. Jam kerja mulai jam pukul 08 sampai pukul 15. Di luar jam dinas yang mengganikannya adalah para perawa yang jaga. Perawa ersebu mencaa semua pembiayaan uang masuk dan uang keluar. Besok harinya perawa melaporkan kembali kepada peugas adminisrasi. Apabila enaga Disan Learning Resouce Cener Magiser KMPK UGM 6

7 adminisrasi berhalangan hadir maka yang mengganikan ugasnya adalah salah seorang dari perawa. Uni gawa darura juga sebagai empa prakek. Siswa Sekolah Perawa Kesehaan Pemko masuk iga shif. Jumlah mereka idak eap dan hanya berugas selama masa prakik saja. Tidak ada penilai kemampuan pelayanan dalam melaksanakan ugas bagi seluruh pengawai uni gawa darura. Dilakukan pemindahan peugas eapi idak erus menerus. Biasanya ini dilakukan pada pengawai yang idak disiplin au mendapa sangsi dari kepala uni gawa darura. Apabila idak ada perubahan maka di laporkan ke direkur rumahsaki yang unuk diberikan indakan selanjunya. Tidak ada program secara eraur pada uni gawa darura unuk menghadapi kemungkinan erjadi berbagai macam bencana. Tidak pernah diadakan pelaihan dan program orienasi bagi perawa aau pengawai yang masuk berugas. Tidak ada program pelaihan keerampilan kegawadaruraan. Apabila ada pelaihan yang diadakan oleh depkes aau dinkes maka peugas dikirim sesuai dengan krearia pelaihan yang akan diikui. Iu pun harus seizin kepala badan kepengawaian daerah dan walikoa supaya ada uang jalan. Tidak ada program pelaihan unuk meningkakan keerampilan dalam bidang gawa darura. Tidak pernah dilakukan evaluasi mengenai penanganan kasus kecelakaan dan kasus medis. Apabila ada kasus erenu maka kepala uni gawa darura mengadakan peremuan unuk membahas kasus ersebu. Walaupun begiu, pelayanan medik diberikan oleh doker erampil dan perawa mahir. Seluruh pengawai yang hadir harus menandaangani seiap hari dalam melaksanakan ugas. Maksudnya supaya mudah unuk pemberian honor jaga malam dan apabila diganikan maka uang jaga malam diserahkan kepada doker aau enaga yang mengganikan ersebu. Uni gawa darura menyediakan beberapa buku yang yakni buku doker jaga, buku perawa jaga, buku uang masuk dan uang keluar, buku rekam medis yang erpisah anara pasien askes, askes-in dan pasien umum. Terliha bahwa kebuuhan enaga di uni gawa darura masih sanga erbaas khususnya unuk enaga bidan dan enaga adminisrasi. Tenaga yang kurang sanga berpengaruh erhadap muu pelayanan yang diberikan. Uni gawa darura sebagai pinu uama rumahsaki di luar jam kerja sanga diekankan unuk dapa memberikan pelayanan yang cepa dan epa karena sifa gawa darura. Disan Learning Resouce Cener Magiser KMPK UGM 7

8 Kesimpulan Kesimpulan dan Saran Pelayanan dan adminisrasi pengelolaan uni gawa darura belum sesuai baik jumlah maupun krieria enaga. Pelaksanaan falsafah ujuan uni gawa darura belum berjalan secara opimal juga organisasi masih belum bekerja sesai dengan ugas dan anggungjawabnya. Pelaksanaan fasilias peralaan yang ersedia belum memenuhi persyaraan, dana yang di cairkan masih sanga kurang unuk keperluan di uni gawa darura semenara yang menanaggulangi selalu kepala uni aas kebijakanmya unuk mengaasi masalah. Pelaksanaan pengembangan saf dan program pendidikan sanga kurang dan saf belum sesuai baik jumlah maupun krieria enaga sedangkan pengendalian muu belum pernah di laksanakan. Saran Perlu mengevaluasi dan menganalisis kebuuhan sumber daya manusia di uni gawa darura unuk menunjang pelayanan di uni gawa darura. Sisem manajemen di uni gawa darura perlu dievaluasi dan diingkakan sehingga permasalahan pelayanan yang erkai dengan manajemen dapa diminimalisir. Fasilias dan peralaan di uni gawa darura perlu unuk diingkakan sesuai dengan kebuuhan pelayanan di uni gawa darura. Perlu dibua program pengembangan saf baik melalui pelaihan maupun pendidikan formal sesuai dengan kebuuhan di uni gawa darura dan program pengendalian dan peningkaan muu pelayanan di uni gawa darura. Disan Learning Resouce Cener Magiser KMPK UGM 8

9 Dafar Pusaka Ande, B. e.al. (1997) Improving Obseric Care a he Disric Hospial, Ekpoma, Nigeria, In J. of gynecol & obse, 59, supl 2: Arikuno, S. (2000) Manajemen Peneliian, Rineka Cipa, Jakara Asui, S. (1999) Peran Rumahsaki dalam Menurunkan Angka Kemaian Ibu. Rapa Nasional JNPK-KR, Semarang Azhari (2000) Kegawadaruraan Penyaki Terenu Kemaian Kebidanan. Pelaihan PPGD. Palembang Azwar, A. (1996) Penganar Adminisrasi Kesehaan, Bumi Aksara, Jakara Azwar, A. (1999) Peran Peningkaan Kualias Pelayanan Kesehaan Ibu di Indonesia, Temu Nasional JNPK-KR. Semarang Bersein, R. (2004) Survei Lo Qualiy Assurance Sample (LQAS): Sebuah Meode Cepa yang Dapa Digunakan Kabupaen/koa unuk Menilai Kinerja Kewenangan Wajib dan Pelayanan Kesehaan Esensial, Bulein Desenralisasi Kesehaan Media Komunikasi Pengembangan Desenralisasi Pelayanan Kesehaan di Indonesia, Volume/II/04/2004 Berhane Y, Anderson, Wall S. (2000) Aims Opion and Oucomes in Measuring Maernal Moraliy in Developing Sociey. Aca Obse gynecol Sand, Vol 79: Bukhari dkk. (1998) Gambaran Parus Terlanar yang Dirawa di RSUD Dr Pirngadi Medan.Tesis Bagian Obseri dan Ginekologi FK USU RSHAM RSPM Cimen, J. (1999) Inernaional Repor Reasesses Ways o Cu Maernal Moraliy. BMJ: Ifenne D. e.al. (1997) Improving he Qualiy Obseric Care a Teaching Hospial Zaria, Nigeria, In J. of Gynecol & obse, 59 supl 2: Deparemen Kesehaan RI (1998) Kemaian Ibu: Tragedi yang Tidak Perlu Terjadi. Deparemen Kesehaan RI Direkora Jenderal Pembinaan Kesehaan Masyaraka. Jakara Kirwin S. (1998) WHO Reafirms Commimen o Women s Healh. BMJ; Vol. 316: Kusnawara Y. (2000) Kemaian Ibu karena Perdarahan Pos Parum Diinjau dari Audi Maernal. KOGI XI, Denpasar. Bali Leigh. B.e al. (1997) Improving Emergency Obseric Care a Disric Hospial, Makeni. Sierra leone, InJ of Gynecol & Obse, 59, Supl 2: 55 6 Disan Learning Resouce Cener Magiser KMPK UGM 9

10 Maridin F. Siswosudarmo HR. (1997) Kemaian Perinaal di RS Sarjio Tahun Analisa Fakor Resiko. MOGI. Vol 21 No 1, Januari: 7 15 Nasuion S. A. (2003) Gambaran Penanganan Kasus Kedaruraan Obseri, USU, Digial Library, Medan Noviardi. (2000) Kemaian Maernal di RSUD Pekan Baru. KOGI XI, Denpasar. Bali Okluya A.A., e.al. (1997) Upgrading Obseric Care a Secondary Referal Hospial Ogunsae, Nigeria, In J. of Gynecol & Obse. 59 Supl 2: Deparemen Kesehaan RI (1996) Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Ibu secara Terpadu Paripurna Menuju Rumahsaki Sayang Ibu. Depkes RI Dirjen Yanmed. Jakara Prawirohardjo S. Hanifa W. (1994) Kebidanan dalam Masa Lampau, Kini dan Kelak. Dalam buku Ilmu Kebidanan. Edisi 3. Wikyosasro H. (eds). YBPS. Jakara: 3 27 Saifuddin. (2000) Persalinan Normal. Dalam Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehaan Maernal dan Neonaal. JNPKKR POGI. YBPS, Jakara: Saifuddin (2000) Upaya Safe Moherhood. Dalam Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehaan Maernal dan Neonaal. JNPKKR-POGI. YBPS. Jakara: 3-10 Saifuddin., A.B., e al. (2002) Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehaan Maernal dan Neonaal, Yayasan Bina Pusaka Sarwono Prawirohardjo, Jakara Soejonoes A., (1992), Peran Sera Masyaraka dalam Upaya Menurunkan Kemaian Maernal, MOGI. Vol 18. No 1: 3 18 Suhadi. A. Soejonoes A. (1990) Permasalahan Kesehaan Ibu Hamil di Rumahsaki Kabupaen. MOGI. Vol 1: Sukadi. S., dkk. (2000) Profil Kasus Rujukan Persalinan Resiko Tinggi di RSUP Manado periode 1 Januari Desember Kumpulan Makalah Ilmiah KOGI Suryano (1997) Kemaian Maernal di RSUD Purworejo MOGI. Vol 21. No. 1 Januari: 3 6 Trisnanoro L (2004) Memahami Penggunaan Ilmu Ekonomi dalam Manajemen Rumah saki, Gadjah Mada Universiy Press Wijono. D (1999) Manajemen Muu Pelayanan Kesehaan, Teori, Sraegi dan Aplikasi, Vol. 1, Airlangga Universiy Press (1999) Manajemen Muu Pelayanan Kesehaan, Teori, Sraegi dan Aplikasi, Vol. 2, Airlangga Universiy Press Disan Learning Resouce Cener Magiser KMPK UGM 10

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

MATRIKS RENCANA STRATEGIS RSUD dr.iskak TULUNGAGUNG

MATRIKS RENCANA STRATEGIS RSUD dr.iskak TULUNGAGUNG MATRIKS RENCANA STRATEGIS 2014-2018 RSUD dr.iskak TULUNGAGUNG VISI MISI 1 TUJUAN 1 : Terwujudnya Rumah Saki Rujukan Yang Handal Terjangkau Dalam Pelayanan : Meningkakan Muu Akses Pelayanan Kesehaan : Meningkakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

PELAYANAN HIV/AIDS DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

PELAYANAN HIV/AIDS DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA Working Paper Series No. 16 July 2007, Firs Draf PELAYANAN HIV/AIDS DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA Andris Purwaningias, Yanri Wijayani Subrono, Mubasysyir Hasanbasri Kaakunci: hospials, HIV/AIDS, healh

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Achmadi, Analisis Anrian Angkuan Umum Bus Anar Koa Reguler di Terminal ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Seno Achmadi Absrak : Seiring dengan berkembangnya aku,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Seminar Nasional Informaika PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama evrie9@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN Oong Karyono Teknik Indusri, Fakulas Teknik Universias Majalengka Email : oong_karyono@rockemail.com ABSTRAK Rumah saki umum daerah (RSUD) Kabupaen

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Seminar Nasional Informaika 24 PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D3 Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

INFORMASI KEPUSTAKAAN PRIMA TANI JAWA BARAT

INFORMASI KEPUSTAKAAN PRIMA TANI JAWA BARAT INFORMASI KEPUSTAKAAN PRIMA TANI JAWA BARAT Dian Firdaus dan Saefudin Balai Pengkajian Teknologi Peranian Jawa Bara, Jalan Kayuambon No. 80, Lembang 40391 ABSTRAK Program Rinisan dan Akselerasi Pemasyarakaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK Sejarah Singkat BPS (Badan Pusat Statistik) A. Masa Pemerintahan Hindia Belanda

BAB 3 GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK Sejarah Singkat BPS (Badan Pusat Statistik) A. Masa Pemerintahan Hindia Belanda BAB 3 GAMBARAN UMUM BADAN PUAT TATITIK 3.. ejarah ingka BP (Badan Pusa aisik) A. Masa Pemerinahan Hindia Belanda Pada bulan Februari 920, Kanor aisik perama kali didirikan oleh Direkur peranian, Kerajinan

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,

Lebih terperinci

PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN)

PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN) B PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Sudi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN) Firiya Gemala Dewi, Bobby O.P. Soepangka, Nurhadi Siswano Program Pasca Sarjana Magiser Manajemen

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.. Hasil Peneliian 4... Daa Hasil Peneliian Dari hasil peneliian diperoleh daa kemampuan dribble. hasilnya sebagai mana pada abel I (dilampirkan) 4... Deskripsi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Pendekaan Peneliiaan Peneliian sudi kasus ini menggunakan peneliian pendekaan kualiaif. menuru (Sugiono, 2009:15), meode peneliian kualiaif adalah meode peneliian ang berlandaskan

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn :

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn : Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PERAMALAN VOLUME PENGGUNAAN AIR BERSIH DENGAN METODE WINTERS EPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENENTUKAN VOLUME

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki

Lebih terperinci

Kadek Bayu Wibawa*, I Ketut Sumerta**, I Made Dharmawan***

Kadek Bayu Wibawa*, I Ketut Sumerta**, I Made Dharmawan*** PELATIHAN MENITI PAPAN JARAK 4 METER 5 REPETISI 2 SET DAN 2 REPETISI 5 SET TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 MENGWI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Kadek Bayu Wibawa*, I Keu Sumera**,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

Gambar 2. Letak Geografis Kota Tangerang

Gambar 2. Letak Geografis Kota Tangerang METODOLOGI Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian dilakukan di wilayah adminisrasi Koa Tangerang, Propinsi Banen. Proses peneliian dimulai dengan pengumpulan daa, analisis dan diakhiri dengan penyusunan laporan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan

Lebih terperinci

PERAMALAN TINGKAT KEBUTUHAN BERAS PADA TAHUN 2008 DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN SAMIRA SIREGAR

PERAMALAN TINGKAT KEBUTUHAN BERAS PADA TAHUN 2008 DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN SAMIRA SIREGAR PERAMALAN TINGKAT KEBUTUHAN BERAS PADA TAHUN 2008 DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN SAMIRA SIREGAR 052407082 PROGRAM STUDI D-3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK

ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK Reno Indriariningias, Nachnul Anshori, dan R.Andi Surya Kusuma Teknik Indusri Universias Trunojoyo Madura Email:

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN.

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN. MENTERKEUANGAN REPUBLK NDONESA SALNAN. PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLK NDONE.S.A NOMOR 253/PMK. 08/2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PEMBERAN JAMNAN UNTUK PERCEPATAN PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL D

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika V.i(5-4) Peramalan Kebuuhan Manajemen Logisik Pada Usaha Depo Air Minum Isi Ulang Al-Firah Henny Yulius, Islami Yei Universias

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

PROYEKSI TINGKAT PRODUKSI KETERSEDIAAN JAGUNG PROPINSI SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR ENDANG SUSANTI PURBA

PROYEKSI TINGKAT PRODUKSI KETERSEDIAAN JAGUNG PROPINSI SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR ENDANG SUSANTI PURBA PROYEKSI TINGKAT PRODUKSI KETERSEDIAAN JAGUNG PROPINSI SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR Diajukan Unuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syara Mencapai Gelar Ahli Madya ENDANG SUSANTI PURBA 062407040 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil

Lebih terperinci

Kombinasi Fitting Sinusoids dan Metode Dekomposisi dalam Memprediksi Besar Permintaan Kredit

Kombinasi Fitting Sinusoids dan Metode Dekomposisi dalam Memprediksi Besar Permintaan Kredit Kombinasi Fiing Sinusoids dan Meode Dekomposisi dalam Memprediksi Besar Perminaan Kredi (Sudi Kasus: Koperasi Simpan Pinjam X Salaiga, Jawa Tengah) Rahayu Prihanini Fakulas Teknologi Informasi Universias

Lebih terperinci

RPSEP-47 PENDIDIKAN PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DALAM PERSPEKTIF PENINGKATAN KUALITAS SUMBERDAYA INSANI

RPSEP-47 PENDIDIKAN PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DALAM PERSPEKTIF PENINGKATAN KUALITAS SUMBERDAYA INSANI RPSEP-47 PENDIDIKAN PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DALAM PERSPEKTIF PENINGKATAN KUALITAS SUMBERDAYA INSANI Nadia Sri Damajani (dini@u.ac.id) IN Baskara Rini Febriani Fakulas Ekonomi Universias Terbuka

Lebih terperinci

LAMPIRAN : BAB I PENDAHULUAN

LAMPIRAN : BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN : PERATURAN KEPALA DINAS KESEHATAN NOMOR : 050 / 1638.c / 2013 TANGGAL : 23 Mei 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kesehaan adalah bagian dari pembangunan nasional yang berujuan

Lebih terperinci

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON Oleh: Nurul Hidayai Mahasiswa S1 Pendidikan Maemaika, Fakulas Keguruan dan

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Keseimbangan Lini 2.1.1 Definisi Keseimbangan Lini Penjadwalan dari pekerjaan lini produksi yang menyeimbangkan kerja yang dilakukan pada seiap sasiun kerja. Keseimbangan lini

Lebih terperinci

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh:

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh: Arikel Skripsi TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Diajukan Unuk Memenuhi Sebagian Syara Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

Description Indicators Verification Asssesstment P

Description Indicators Verification Asssesstment P Logical Framework Qualiy Enhancemen Research Iniiaive (QERI) Descripion Indicaors Verificaion Asssessmen P 1a. Meningkakan 2.a Kemampuan mahasiswa hubungan u kualias peneliian sudi inernasional dalam melakukan

Lebih terperinci

Bab IV Pengembangan Model

Bab IV Pengembangan Model Bab IV engembangan Model IV. Sisem Obyek Kajian IV.. Komodias Obyek Kajian Komodias dalam peneliian ini adalah gula pasir yang siap konsumsi dan merupakan salah sau kebuuhan pokok masyaraka. Komodias ini

Lebih terperinci