PENERAPAN MULTI-CRITERIA DECISION MAKING DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN SISTEM PERAWATAN DI PT. SMEP PACIFIC

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN MULTI-CRITERIA DECISION MAKING DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN SISTEM PERAWATAN DI PT. SMEP PACIFIC"

Transkripsi

1 PENERAPAN MULTI-CRITERIA DECISION MAKING DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN SISTEM PERAWATAN DI PT. SMEP PACIFIC Yongky Andrew K Teknik Industri UPI Y.A.I Jakarta Abstrak Saat perusahaan industri sedang ketat bersaing untuk menjadi yang terbaik, salah satu faktor pendukung untuk menjadi yang terbaik adalah dengan pemilihan sistem perawatan yang tepat untuk memberikan hasil yang optimal dalam mencapai produktivitas suatu proses produksi di PT.SMEP PACIFIC. Dalam pemilihan strategi ini diperlukan suatu metode yang tepat agar decision maker dapat membuat keputusan yang tepat. Metode yang digunakan dalam pemilihan strategi sistem perawatan adalah Multi-Criteria Decission making, khususnya Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan bobot prioritas terbesar. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan metode Multi-Criteria Decission making, khususnya Analytical Hierarchy Process (AHP), diperoleh hasil dari bobot prioritas bahwa sistem perawatan yang cocok di PT.SMEP PACIFIC adalah Preventive Maintenance. Kata kunci : analytical Hierarchy Process, Perawatan PENDAHULUAN Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis mengharuskan bagi setiap perusahaan untuk bekerja ekstra keras untuk dapat mempertahankan eksistensinya dalam bidang usahanya. Sebagai usaha untuk mengantisipasi ketatnya persaingan ini PT. SMEP PACIFIC ingin terus memberikan yang terbaik bagi konsumennya dengan memberikan sesuai apa yang diinginkan oleh konsumennya, baik secara kuantitas maupun kualitas. PT. SMEP PACIFIC terus dapat menjaga konsistensinya dalam kelangsungan proses produksi untuk dapat memenuhi permintaan tersebut. Untuk peningkatan produktivitas diperulukan penetapan sistem perawatan yang cocok di PT.SMEP PACIFIC. Dalam hal ini diperlukan sekali pertimbangan yang sangat cermat mengenai sistem perawatan yang akan ditetapkan sehubungan dengan faktor faktor yang berpengaruh pada kondisi mesin dan peralatan yang dikerjakan.

2 Pemilihan strategi dan sistem perawatan yang tepat dapat memberikan hasil optimum kesiapan mesin dalam menunjang proses produksi. Dengan demikian, penerapan sistem perawatan yang tepat merupakan suatu cara untuk mencapai kemajuan PT.SMEP PACIFIC. faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan dari sebuah metode perawatan, faktornya meliputi: usia komponen, reliability, waktu perawatan, total biaya, ketersediaan cadangan, ketepatan dalam pengitriman, kualitas. Dari faktor tersebut muncul empat metode perawatan yang dapat diterapkan perusahaan antara lain: Perawatan pencegahan (Preventive Maintenance), Perawatan korektif (Corective Maintenance), Perawatan rutin (Routine Maintenance), Perawatan setelah istirahat (Breakdown Maintenance). Di PT. SMEP PACIFIC belum menerapkan metode perawatan yang baik, karena banyak sekali serat geram sisa produksi yang menempel pada mesin dan tidak dibersihkan sehingga serat geram menumpuk, juga penggantian oli mesin yang kurang teratur. Hal ini dapat membuat kerusakan mesin serta membuat produk menjadi cacat, pada bulan September 011 diperoleh data cacat sebanyak 4786 pcs produk yang cacat. Untuk mengurangi angka cacat perlu dilakukan pencegahan kerusakan didalam mesin atau peralatan sebelum mesin itu benar-benar rusak. Pihak Manager produksi menyadari pentingnya sistem perawatan yang baik dan tepat dalam perusahaan. Untuk itu perusahaan perlu menerapkan Multi Criteria Decision Making untuk pemilihan sistem perawatan yang tepat. Dengan menerapkan metode ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan agar tidak terjadi keterlambatan produksi, sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen tanpa adanya keterlambatan karena kerusakan mesin atau peralatan. METODOLOGI Perawatan merupakan kegiatan untuk merawat atau menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian atau penggantian yang diperlukan supaya operasi produksi memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan. ( Assauri, 1999). Komponen komponen yang harus ada dalam pengambilan keputusan berbasis rasional atau analisa antara lain: 1. Alternatif Keputusan Alternatif keputusan adalah pilihan keputusan yang jumlahnya lebih dari satu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sebagai contoh, suatu perusahaan ingin mengenalkan produk barunya dengan menggunakan sebuah media sehingga perusahaan tersebut harus memilih satu media dari beberapa media yang ada, seperti radio, televisi, dan surat kabar, pilihan dari beberapa media yang ada inilah yang disebut sebagai alternatif.

3 . Kriteria Keputusan Kriteria keputusan adalah pertimbangan dalam penetapan alternatif keputusan. Dalam memilih satu media iklan yang tepat untuk mempromosikan produk dari ketiga alternatif yang ada dibutuhkan beberapa pertimbangan, antara lain jangkauan, evektivitas, dan biaya. Pertimbangan inilah disebut kriteria keputusan. 3. Bobot Kriteria Bobot kriteria adalah skor setiap kriteria yang menggambarkan tinggi rendahnya kepentingan kriteria tersebut dalam pengambilan keputusan sebagai contoh, efektifitas merupakan kriteria yang dinilai lebih penting dari pada jangkauan dan biaya maka pengambilan keputusan dapat memberikan bobot efektifitas lebih besar dari yang lain. Misalnya efektifitas diberi bobot 0,4 jangkauan 0,3 dan biaya 0,3. Total dari bobot yang dinilai dengan skala desimal harus 1. Karena dalam sistem perawatan diperlukan metode yang baik, maka metode MCDM sangat cocok diterapkan, karena Multi criteria decision making (MCDM) adalah merupakan teknik pengambilan keputusan dari berbagai pilihan alternatif yang ada. Pada umumnya (MCDM) melibatkan beberapa jenis kepentingan, yaitu: perencanaan, menghasilkan satu set alternatif, menentukan prioritas, memilih kebijakan terbaik setelah menemukan alternatif set, mengalokasikan sumber daya, menentukan persyaratan, memprediksi hasil, merancang sistem, pengukuran kinerja, mengasuransikan stabilitas sistem, mengoptimalkan, dan menyelesaikan konflik. (Saaty, 1990). MCDM yang tepat digunakan adalah dengan menggunakan Analytical Hierarchy process (AHP), Analytical Hierarchy process (AHP) adalah pendekatan dasar untuk pengambilan keputusan AHP didesain untuk dapat mengulangi rasional dan intuisi untuk memilih yang terbaik dari alternaif-alternatif yang dievaluasi dengan beberapa kriteria. Dalam proses ini pembuat keputusan menggunkan pairwise Comparasion judgement yang digunakan untuk memebentuk seluruh prioritas untuk mengetahui ranking ranking dari alternatif berdasarkan tingkat kepentingannya. Hasil pengisian Pairwaise comparisons kemudian diolah untuk menentukan bobot pada setiap kriteria dalam menentukan alternatif keputusan. Pengolahan ini menggunakan tiga langkah yaitu menentukan geometric mean, melakukan proses normalisasi, dan menentukan bobot nilai. Dalam menentukan geometric mean, formulasi yang digunakan adalah: MG Dimana: MG geometric mean X i atribut k e- 1 n jumlah atribut

4 Untuk dapat mendapatkan metrik yang terdiri dari penilaian terhadap tingkat kepentingan dan bobot relatif maka diperlukan skala untuk membadingkan penilaian. Consistency Index (CI) Setelah bobot nilai tiap alternative terhadap kriteria diperoleh, maka langkah selanjutnya yang dilakukan adalah pengecekan konsistensi. Pengecekan konsistensi dilakukan untuk mengetahui apakah perbandingan berpasangan yang Nilai maksimum dari eigen matriks yang bersangkutan n Jumlah elemen yang dibandingkan Consistency Ratio (CR) Consistency Ratio (CR) adalah angka yang menunjukkan penerimaan tingkat kekonsistensian (CI) dari seseorang terhadap penilaian-penilaian yang dia berikan terhadap suatu masalah berdasarkan angka random consistency yang sudah ditabelkan. sudah dibuat masih berada di dalam batas kontrol penerimaan atau tidak. Apabila berada di luar batas maka dapat diartikan terjadi ketidak konsistenan. Ketidak konsistenan menyebabkan hubungan pada matriks berpasangan menyimpang dari keadaan yang sebenarnya. Penyimpangan ini dinyatakan dengan Consistency Index (CI). Consistency Index (CI) adalah tingkat kekonsistensian seseorang di dalam memberikan penilaian terhadap suatu elemen di dalam masalah. Rumus dari CR adalah : CR Dimana : CI Consistency Index RC Random Consistency Nilai dari CR haruslah berada diantara 10 % atau kurang untuk dapat diterima tetapi pada kasus-kasus tertentu, nilai CR sampai dengan 0 % masih diperbolehkan. Random Index (RI) adalah consistency index dari matrix respirokal umum yang dibandingkan secara random dari skala 1-9. Rumus dari CI adalah sebagai berikut : CR Dimana :

5 Tabel 1. Skala Perbandingan Bobot Definisi Penjelasan 1 Tingkat kepentingan sama Dua aktivitas dan penilaian kontribusi yang sama terhadp tujuan 3 Tingkat kepentingan sedang Pengalaman dan penilaian agak menyukai salah satu aktivitas dibandingkan dengan yang lainnya 5 Tingkat kepentingan kuat Pengalaman dan penilaian sangat menyukai salah satu aktivitas dibandingkan denmga yang lainnya 7 Tingkat kepentingan sangat kuat Suatu aktivitas sangat disukai dan pengaruhnya trlihat dikenyataan 9 Tingkat kepentingan ekstrim Suatu aktivitas sangat disukai dan menempati peringatan yang tertuinggi dari segala kemungkinan yang ada,4,6,8 Nilai tengah Ketika diperlukan kiompromi Tabel. Random Index Langkah-langkah Perhitungan Pairwise Comparisons Secara Umum Langkah-langkah yang harus ditempuh adalah sebagai berikut : 1. Jabarkan penilaian yang diperoleh dari kuesioner dalam bentuk matriks yang disusun menurut kriteria yang ada, kemudian carilah weight atau bobotnya.. Hitung max, CI, dan CR pada matriks tersebut. Studi pendahuluan dilakukan dilapangan ketempat perusahaan yang akan dijadikan tempat penelitian dan wawancara langsung pada objek yang akan dijadikan karya ilmiah. Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan dengan mempelajari buku-buku dan referensi-referensi yang dapat digunakan sebagai landasan untuk menyelesaikan pokok permasalahan yang dihadapi sesuai dengan kondisi perusahaan. Perumusan Masalah Studi Pendahuluan

6 Perumusan masalah bertujuan untuk merumuskan masalah serta memprioritaskan permasalahan yang dianggap penulis paling penting. Pengumpulan Data Data-data yang dikumpulkan adalah berupa data primer dan data sekunder. Uji Validitas Pengumpulan Data PT. SMEP PACIFIC berdiri pada bulan Desember 003, merupakan satu-satunya perusahaaan diindonesia yang mengasilkan produk Contact Rivet, Pressed Parts, Conenector Parts. Pengolahan Data Uji validitas dilakukan untuk membuktikan sejauh mana suatu alat ukur dapat memberikan hasil pengukuran yang sahih atau absah. Uji Reliabilitas Setelah melakukan uji validitas dan data yang Uji Validitas dan uji Reliabilitas Kuisioner Tahap I Bentuk kuisioner subkriteria pada tahap I dapat dilihat dibawah ini: Nilai skor : telah valid semua, maka dilakukan uji realibilitas dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach. 5 Sangat penting Pengolahan Data 4 Penting Pada tahap ini dilakukan pengolahan terhadap data-data yang telah diperoleh agar dapat 3 Sedang Tidak penting menjawab permasalahan yang ada pada 1 Sangat tidak penting penelitian ini. Tabel 3. Kuisioner Uji Validitas dan Uji Reliabilitas No Subkriteria MCDM dalam pemilihan sistem perawatan Nilai skor 1 Aspek Teknis A. Usia Komponen (C1) B. Reability (C) C. Waktu Perawatan (C3) Aspek Biaya A. Total Biaya (C4) A. Ketersediaan Cadangan (C5) A. Ketepatan dalam Pengiriman (C6) B. Kualitas (C7)

7 Uji Validitas Tabel 4. Data Hasil Kuisioner Tahap 1 Item Pernyataan Skor Total C C C C C C C Contoh perhitungan untuk uji validitas pada item pernyataan usia komponen (C1): Tabel 5.Data Perhitungan Pada Item Pernyataan Usia Komponen C1 Responden Xi Yi Xi Yi XiYi Total N 7 Xi 8 Yi 198 Xi.Yi r n ( Xi. Yi ) ( Xi )( Yi ) ( Xi ) ( Xi ) n Yi [ n ] [ ( ) ( Yi ) ] (5x35)+(5x35)+(4x30)+(4x7)+(4x 5)+(3x3)+(3x3) 816 Xi ( ) r 7 ( 816 ) ( 8 x198 ) [ ] [ ] 116 Yi ( ) 576 r 0,944 Untuk pernyataan selanjutnya sampai dengan pernyataan kualitas (C7) dilakukan dengan cara

8 yang sama. Untuk hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 6 Hasil Perhitungan Uji Validitas σ t t 576 σ 3,07 7 ( 198 ) 7 Pernyataan Nilai r tabel Nilai r 5% Hitung Status C Valid C Valid C Valid C Valid C Valid C Valid C Valid (Sumber : Pengolahan Data ) Uji Reliabilitas Tahapan perhitungan uji reliabilitas dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach, yaitu : a. Menentukan nilai varians setiap butir pertanyaan Perhitungan varians untuk item pernyataan usia komponen (C1), berdasarkan tabel data diperoleh : n 7 Xi 8 Xi 116 σ σ i i i 116 σ 0,571 Xi 7 n ( 8 ) 7 ( Xi ) n c. Menentukan reliabilitas instrumen r r 11 r 11 r 11 k 7 6 k 1.1 1,166 1,138 0,571 3,07 σ σ b t ( 1 0,04 ). Kuisioner ini dinyatakan reliabel jika mempunyai standarized item alpha > 0,6 yaitu nilai alpha cronbach. Berdasarkan hasil perhitungan nilai standarized item alpha > 0,6 yaitu 1,138. Maka kuisioner ini dinyatakan reliabel. Tabel 7. Hasil Perhitungan Reliabilitas Setiap Item Pernyataan Reliabilitas Status C1 1,138 Reliabel C 1,138 Reliabel C3 1,153 Reliabel C4 1,131 Reliabel C5 1,131 Reliabel C6 1,153 Reliabel C7 1,16 Reliabel (Sumber : Pengolahan Data ) b. Menentukan nilai varians total σ t Xt n ( Xt ) n

9 Model AHP hierarkinya dapat dilihat sebagai berikut: Pemilihan Sistem Perawatan Aspek Teknis Aspek Biaya Usia Komponen Reliability Waktu Perawatan Total Biaya Ketersedian Cadangan Ketepatan dalam Pengiriman Kualitas Breakdown Maintenance Corective Maintenance Routine Maintenance Preventive Maintenance Gambar 1 Struktur Hierarki Pemilihan Sistem Perawatan Penyusunan Matrik Perbandingan Berpasangan (Kuisioner Tahap II) Tabel 8.Kuisioner Perbandingan Berpasangan Kriteria

10 Kriteria A Penilaian/Pembobotan Kriteria B Aspek Teknis Aspek biaya Aspek Teknis Aspek Teknis Aspek Biaya Aspek Biaya Keterangan : 1 : Sama pentingnya dengan 3 : Agak lebih penting daripada 5 : Lebih penting daripada 7 : Jauh lebih penting daripada 9 : Mutlak lebih penting daripada, 4, 6, 8 : Nilai tengah Diberikan jika ada keraguan dalam menentukan pilihan diantara dua tingkat kepentingan Hasil Perbandingan Berpasangan Hasil perbandingan berpasangan antara setiap kriteria dan setiap subkriteria diperoleh dari hasil pengolahan kuisioner perbandingan berpasangan. Matriks Perbandingan Berpasangan Antara Setiap Kriteria Tabel 9. Matriks Perbandingan Berpasangan Antara Setiap Kriteria RESPONDEN 1 Kriteria Aspek Teknis Aspek Biaya Aspek Teknis 1 5 Aspek Biaya 1/5, RESPONDEN Kriteria Aspek Teknis Aspek Biaya Aspek Teknis Aspek Biaya 1/7, /3,00 1/, /,00 1/1,00 1/1,00 1 Pendapat para ahli yang punya kedudukan penting tersebut kemudian digabungkan dengan menggunakan rata-rata geometric Kerangka gabungan dari ketujuh matriks tersebut yaitu : Matriks Responden 1 Matriks Responden 1/,00 1/1, /,00 1/1,00 1/1,00 1 a 1 a a 3 a 4 b 1 b b 3 b 4 a 5 a 6 a 7 a 8 b 5 b 6 b 7 b 8 Tabel 10. Matriks Perbandingan Berpasangan Antara Setiap Kriteria a 9 a 10 a 11 a 1 b 9 b 10 b 11 b 1 a 13 a 14 a 15 a 16 b 13 b 14 b 15 b 16

11 h 1 h h 3 h 4 h 5 h 6 h 7 h 8 h 9 h 10 h 11 h 1 h 13 h 14 h 15 h 16 Nilai cell h 1 diperoleh dengan perhitungan : h 7 1 a 1 b11 h x Menghitung kembali jumlah nilai setiap matrik dan menghitung hasil normalisasinya : h h 1 1 Jumlah Baris Hasil Normalisasi Nilai cell h sampai dengan h 16 dihitung dengan cara yang sama sehingga menghasilkan matriks gabungan sebagai berikut ini : Selanjutnya matrik di atas akan diolah untuk menentukan rangking dari kriteria, yaitu prosedur untuk mendapatkan nilai eigen adalah : 1. Mengkuadratkan matrik : Jumlah Menghitung perbedaan nilai eigen sebelum dan sesudah nilai eigen sekarang : 0,4196-0, ,3661-0, ,0960-0, ,118-0, Berikut ini adalah matrik berpasangan beserta dengan nilai eigennya : Tabel 11. Matriks Berpasangan Antara Setiap Kriteria Dengan Nilai Eigen x Kriteria Aspek Teknis Aspek Biaya Aspek Teknis 1 5,9,45 Aspek Biaya 4,0 1 1,4 1 Nilai Eigen 0,435 0,3579 0,37 0, ,0915. Menghitung jumlah nilai setiap matrik dan menghitung hasil normalisasinya : Jumlah Baris Hasil Normalisasi , , , , Jumlah Mengkuadratkan matrik kembali : 0, , Perhitungan Consistency Ratio (CR) antara setiap kriteria Consistency ratio merupakan parameter yang digunakan untuk memeriksa perbandingan berpasangan telah dilakukan dengan konsekuen atau tidak. Weighted Sum Vektor dapat dihitung dengan jalan mengalikan matrik perbandingan

12 berpasangan dengan nilai faktor (nilai eigen) antara setiap kriteria. π ( 6, , , , π 6, x Nilai Consistency Index dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Kemudian dihitung Consistency Vektor dengan ( π n) jalan menentukan nilai rata-rata dari Weighted CI ( n 1) n : banyaknya kriteria Sum Vektor : (6,669 4) CI (4 1), CI 0, Nilai rata-rata dari Consistency Vektor adalah : CI CR RI Jadi nilai CR untuk kriteria Aspek yaitu : 0,8876 CR, 0, 90, CR 0,986 PEMBAHASAN Analisis dilakukan terhadap hasil dari pengolahan data. Analisis tersebut antara lain Uji Validitas Uji validitas merupakan pengujian ketepatan dan kecermatan suatu alat dalam melakukan fungsi alat ukurnya. Suatu pernyataan dikatakan valid jika nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel (r hitung > r tabel) pada tingkat signifikasi 5%. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas merupakan pengujian tingkat kemantapan atau konsistensi alat ukur. Akan dikatakan reliabel (andal) jika nilai standardized item alpha dari suatu kuisioner lebih besar dari 0,6 (standardized item alpha > 0,6). Hasil Perhitungan Bobot Kriteria Sistem Perawatan Maka diketahui bahwa kriteria yang paling penting adalah aspek teknis dengan bobot 0,435, aspek biaya dengan bobot 0,3579%, aspek bisnis dengan bobot 0,1154%, dan terakhir fasilitas dengan bobot 0,0915%. Gambar. Grafik Pembobotan Antar Kriteria

13 Berdasarkan hasil pengolahan data, prioritas sasaran strategi pada Aspek Teknis. Gambar 3. Grafik Pembobotan Subkriteria Pembahasan Uji Validitas Suatu pernyataan dikatakan valid jika nilai r hitung lebih besar dari r tabel (r hitung > r tabel) pada tingkat signifikasi 5%. Pembahasan Uji Reliabilitas Berdasarkan hasil perhitungan dari uji reliabilitas pada kuisioner tahap I yang mempunyai nilai standardized item alpha sebesar 1,138. Maka kuisioner tahap I dikatakan reliabel (andal) karena standardized item alpha 1,138 > 0,6. Pembahasan Hasil Perhitungan Bobot Kriteria Aspek Teknis berada pada prioritas pertama, yang menandakan PT. SMEP PACIFIC Bekasi, menganggap aspek teknis sebagai faktor yang paling penting untuk mengetahui pemilihan sistem perawatan yang cocok diperusahaan dan sebagai faktor utama dalam pencapaian tujuan perusahaan. Kemudian prioritas setelah aspek teknis adalah aspek biaya yang berada pada prioritas kedua dengan memiliki bobot sebesar 35,79%. Prioritas ketiga adalah perspektif aspek bisnis yang memiliki bobot sebesar 11,54%. Sedangkan prioritas keempat atau terakhir adalah aspek fasilitas yang memiliki bobot sebesar 9,15%. Analisis Hasil Perhitungan Bobot Subkriteria Aspek Teknis Berdasarkan hasil pengolahan data, prioritas sasaran strategi pada aspek teknis adalah usia komponen dengan nilai bobot yang paling besar yaitu 0,5944 dan menjadikan prioritas utama dalam aspek teknis. Sedangkan waktu perawatan menempati urutan kedua dengan nilai bobot 0,489, kemudian reability mendapatan urutan terakhir dengan nilai bobot 0,1567. Analisis Hasil Perhitungan Bobot Subkriteria Berdasarkan hasil pengolahan data, yang menjadi prioritas adalah ketepatan dalam pengiriman dengan nilai bobot 0,71 dan kualitas dengan nilai bobot 0,878. Hasil Akhir Bobot Prioritas Sistem Perawatan Berdasarkan hasil pengolahan data dengan metode analytical hierarcy proses (AHP) didapatkan bobot prioritas akhir Breakdown Maintenance (A1) 0,144, untuk Corective Maintenance (A) 0,174, untuk Routine Maintenance (A3) 0,00 dan Preventive Maintenance (A4) 0,464. dengan pertimbangan bobot prioritas terbesar untuk alternatif sistem perawatan adalah Preventive Maintenance, jadi alternatif sistem perawatan yang cocok di PT. SMEP PACIFIC yaitu Preventive Maintenance..

14 KESIMPULAN Berdasarkan pengukuran pemilihan sistem perawatan dengan metode Multi Criteria Decision Making (MCDM) diperoleh bobot akhir setiap sistem perawatan yaitu, Preventive Maintenace dengan bobot (0,464), Routine Maintenance dengan bobot (0,00), Corective Maintenance dengan bobot (0,174), dan terakhir Breakdown Maintenance dengan bobot (0,144). Dan dari hasil penelitian dan analisis serta telah dilakukan pengherarkian dari data wawancara terhadap manager rivet dan supervisor rivet PT. SMEP PACIFIC kemudian melakukan perhitungan bobot, dapat disimpulkan bahwa sistem perawatan yang cocok di PT. SMEP PACIFIC adalah Preventive Maintenance. Siregar, Ir.Syofian., MM Statistika Deskriptif Untuk Penelitian. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada. Saaty. Thomas. L Multicriteria Decisision Making-The Analytical Hierarchy Process. RWS Publication. Pittsburgh. Suryadi.K. and Ir. M. Ali Ramdhani. M. T. Sistem Pendukung Keputusan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Berdasarkan dari hasil penelitian disarankan untuk melakukan sistem perawatan yang baik serta memberikan fasilitas perlengkapan peralatan yang baik kepada operator sehingga dapat dicapai efektifitas dan optimal ketika operator menggunakan mesin. Serta perlu dikembangkannya penelitian lebih lanjut tentang sistem perawatan setiap mesin dan bagaimana cara memakai dan merawat setiap mesin perlu di identifikasi dengan baik sehingga mesin tetap optimal. DAFTAR PUSTAKA Marimin Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Jakarta : Grasindo. Supandi. Manajemen Perawatan Industri. Bandung : Pusat Pengembangan Pendidikana Politeknik ITB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Vendor Dalam arti harfiahnya, vendor adalah penjual. Namun vendor memiliki artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam industri yang menghubungkan

Lebih terperinci

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM Oleh : Yuniva Eka Nugroho 4209106015 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Perkembangan teknologi yang begitu pesat, secara langsung mempengaruhi pola pikir masyarakat dan budaya hidup yang serba praktis dan modern.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Bahan baku merupakan sumber daya utama dalam kegiatan produksi selain sumber daya manusia sebagai tenaga kerja dan mesin sebagai sumber daya teknologi, dengan alasan diatas maka perlu dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 10, No. 1, Juni 2011 ISSN 1412-6869 ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) Pendahuluan Ngatawi 1 dan Ira Setyaningsih 2 Abstrak:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lokasi penelitian secara sengaja (purposive) yaitu dengan pertimbangan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN. lokasi penelitian secara sengaja (purposive) yaitu dengan pertimbangan bahwa BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek penelitian ini adalah strategi pengadaan bahan baku agroindustri ubi jalar di PT Galih Estetika Indonesia Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Lebih terperinci

PENDEKATAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PENENTUAN URUTAN PENGERJAAN PESANAN PELANGGAN (STUDI KASUS: PT TEMBAGA MULIA SEMANAN)

PENDEKATAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PENENTUAN URUTAN PENGERJAAN PESANAN PELANGGAN (STUDI KASUS: PT TEMBAGA MULIA SEMANAN) PEDEKT LITYCL HIERRCHY PROCESS (HP) DLM PEETU URUT PEGERJ PES PELGG (STUDI KSUS: PT TEMBG MULI SEM) urlailah Badariah, Iveline nne Marie, Linda Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Lebih terperinci

Kuliah 11. Metode Analytical Hierarchy Process. Dielaborasi dari materi kuliah Sofian Effendi. Sofian Effendi dan Marlan Hutahaean 30/05/2016

Kuliah 11. Metode Analytical Hierarchy Process. Dielaborasi dari materi kuliah Sofian Effendi. Sofian Effendi dan Marlan Hutahaean 30/05/2016 1 Kuliah 11 Metode Analytical Hierarchy Process Dielaborasi dari materi kuliah Sofian Effendi METODE AHP 2 Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Analytical Network Process (ANP) dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang tujuannya untuk menyajikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori 2.1.1 Sistem Pendukung Keputusan Pada dasarnya sistem pendukung keputusan merupakan pengembangan lebih lanjut dari sistem informasi manajemen terkomputerisasi. Sistem

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENILITIAN

BAB III METODOLOGI PENILITIAN BAB III METODOLOGI PENILITIAN 3.1 Metode Penilitian Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian.

Lebih terperinci

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP) Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP) Definisi AHP (Analytic Hierarchy Process) merupakan suatu model pengambil keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty yang menguraikan masalah multifaktor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Sugiyono (008 : 3) mengemukakan secara umum penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang

Lebih terperinci

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT Multi-Attribute Decision Making (MADM) Permasalahan untuk pencarian terhadap solusi terbaik dari sejumlah alternatif dapat dilakukan dengan beberapa teknik,

Lebih terperinci

Analisa Pemilihan Kualitas Android Jelly Bean Dengan Menggunakan Metode AHP Pendekatan MCDM

Analisa Pemilihan Kualitas Android Jelly Bean Dengan Menggunakan Metode AHP Pendekatan MCDM Analisa Pemilihan Kualitas Android Jelly Bean Dengan Menggunakan Metode AHP Pendekatan MCDM Dian Gustina 1, Rendi Haposan Siahaan 2 1 Universitas Persada Indonesia Y.A.I, 2 STMIK Nusa Mandiri 1 Jl Salemba

Lebih terperinci

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP) Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP) Definisi AHP (Analytic Hierarchy Process) merupakan suatu model pengambil keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty yang menguraikan masalah multifaktor

Lebih terperinci

Analytic Hierarchy Process (AHP) dan Perhitungan Contoh Kasus AHP

Analytic Hierarchy Process (AHP) dan Perhitungan Contoh Kasus AHP Analytic Hierarchy Process (AHP) dan Perhitungan Contoh Kasus AHP Analytic Hierarchy Process atau AHP dikembangkan oleh Prof. Thomas L. Saaty sebagai algoritma pengambilan keputusan untuk permasalahan

Lebih terperinci

ANALISA FAKTOR PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI TINGKAT SARJANA MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALITICAL HIRARKI PROCESS)

ANALISA FAKTOR PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI TINGKAT SARJANA MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALITICAL HIRARKI PROCESS) ANALISA FAKTOR PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI TINGKAT SARJANA MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALITICAL HIRARKI PROCESS) M.Fajar Nurwildani Dosen Prodi Teknik Industri, Universitasa Pancasakti,

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE AHP SKRIPSI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE AHP SKRIPSI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE AHP SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S.Kom.) Pada Progam Studi Sistem Informasi

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM PEMBAYARAN PERKULIAHAN DI UKRIDA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

ANALISIS SISTEM PEMBAYARAN PERKULIAHAN DI UKRIDA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer ANALISIS SISTEM PEMBAYARAN PERKULIAHAN DI UKRIDA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) AN ANALYSIS OF THE TUITION FEE PAYMENT SYSTEM IN UKRIDA USING ANALYTICAL

Lebih terperinci

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP ANALISIS DATA Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan konsumen dan pakar serta tinjauan langsung ke lapangan, dianalisa menggunakan metode yang berbeda-beda sesuai kebutuhan dan kepentingannya.

Lebih terperinci

MODEL ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS UNTUK MENENTUKAN TINGKAT PRIORITAS ALOKASI PRODUK

MODEL ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS UNTUK MENENTUKAN TINGKAT PRIORITAS ALOKASI PRODUK Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 6, No. 3 Juli 2005 MODEL ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS UNTUK MENENTUKAN TINGKAT PRIORITAS ALOKASI PRODUK Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Malikulsaleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah Pamella Swalayan 1. Jl. Kusumanegara

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah Pamella Swalayan 1. Jl. Kusumanegara 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah Pamella Swalayan 1. Jl. Kusumanegara 135-141 Yogyakarta. 3.2 Penentuan Kriteria Identifikasi kriteria menurut Verma dan Pullman

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier Botol Galon Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier Botol Galon Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier Botol Galon Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Yanuar Angga Prayoga 1, Ellysa Nursanti 2, Thomas Priyasmanu 3 1,3) Program Studi Teknik

Lebih terperinci

Bab 3 Kerangka Pemecahan Masalah

Bab 3 Kerangka Pemecahan Masalah Bab 3 Kerangka Pemecahan Masalah 3.1. Flowchart Penelitian Agar penelitian ini berjalan dengan sistematis, maka sebelumnya peneliti membuat perencanaan tentang langkah-langkah pemecahan masalah yang akan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analytic Hierarchy Process (AHP) Sumber kerumitan masalah keputusan bukan hanya dikarenakan faktor ketidakpasatian atau ketidaksempurnaan informasi saja. Namun masih terdapat penyebab

Lebih terperinci

APLIKASI AHP UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN

APLIKASI AHP UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN Indriyati APLIKASI AHP UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN Indriyati Program Studi Teknik Informatika Jurusan Matematika FSM Universitas Diponegoro Abstrak Dalam era globalisasi dunia pendidikan memegang peranan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. Kerangka Pemikiran

III. METODOLOGI A. Kerangka Pemikiran III. METODOLOGI A. Kerangka Pemikiran Pemilihan stretegi bersaing yang tepat sangat diperlukan perusahaan dalam menghadapi persaingan bisnis yang ada. Tahapan dimulai dengan pembangunan konstruksi hirarki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem Pendukung Keputusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem Pendukung Keputusan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pendukung Keputusan Sistem pendukung keputusan adalah sebuah sistem yang efektif dalam membantu mengambil suatu keputusan yang kompleks, sistem ini menggunakan aturan

Lebih terperinci

ISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014

ISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014 PENERAPAN METODE TOPSIS DAN AHP PADA SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMAAN ANGGOTA BARU, STUDI KASUS: IKATAN MAHASISWA SISTEM INFORMASI STMIK MIKROSKIL MEDAN Gunawan 1, Fandi Halim 2, Wilson 3 Program

Lebih terperinci

ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) Sunggito Oyama 1, Ernawati 2, Paulus Mudjihartono 3 1,2,3) Jurusan Teknik Informatika,

Lebih terperinci

JURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI

JURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI JURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI ANALISIS RISIKO PELAKSANAAN PEKERJAAN MENGGUNAKAN KONTRAK UNIT PRICE (Studi Kasus: Peningkatan dan Pelebaran Aset Infrastruktur Jalan Alai-By Pass Kota Padang Sebagai Jalur

Lebih terperinci

PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI

PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI Dwi Nurul Izzhati Fakultas Teknik, Universitas Dian Nuswantoro, Semarang 50131 E-mail : dwinurul@dosen.dinus.ac.id

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR PEMILIHAN APLIKASI CHATTING PARA PENGGUNA SMARTPHONE ANDROID DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

ANALISIS FAKTOR PEMILIHAN APLIKASI CHATTING PARA PENGGUNA SMARTPHONE ANDROID DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS ANALISIS FAKTOR PEMILIHAN APLIKASI CHATTING PARA PENGGUNA SMARTPHONE ANDROID DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS Muhammad Choiru Zulfa Fakultas Sains dan Teknologi UNISNU Jepara zulfamc@gmail.com

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ini dilakukan di Dapur Geulis yang merupakan salah satu restoran di Kota Bogor. Penelitian ini dimulai dengan melakukan identifikasi bauran pemasaran

Lebih terperinci

Penentuan Toko Buku Gramedia ter Favorit pilihan Mahasiswa T Di Bogor Dengan Metode AHP (Analytical. Hierarchy Process)

Penentuan Toko Buku Gramedia ter Favorit pilihan Mahasiswa T Di Bogor Dengan Metode AHP (Analytical. Hierarchy Process) K O M P U Vol13, No.2, Juli 2016, pp. 94-104 ISSN: 1693 7-554 Penentuan Toko Buku Gramedia ter Favorit pilihan Mahasiswa T Di Bogor Dengan Metode AHP (Analytical A Hierarchy Process) S I, Lis. Uta.ri V

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ISSN : 2338-4018 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Ambar Widayanti (ambarwidayanti@gmail.com) Muhammad Hasbi (hasbb63@yahoo.com) Teguh Susyanto (teguh@sinus.ac.id)

Lebih terperinci

PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN PERTANIAN DENGAN METODE ANALY TICAL HIERARCHY P ROCESS (AHP) Jefri Leo, Ester Nababan, Parapat Gultom

PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN PERTANIAN DENGAN METODE ANALY TICAL HIERARCHY P ROCESS (AHP) Jefri Leo, Ester Nababan, Parapat Gultom Saintia Matematika ISSN: 2337-9197 Vol. 02, No. 03 (2014), pp. 213-224. PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN PERTANIAN DENGAN METODE ANALY TICAL HIERARCHY P ROCESS (AHP) Jefri Leo, Ester Nababan, Parapat Gultom

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 21 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian dimulai dengan memahami visi dan misi KPSBU Jabar. Pada tahap ini dilakukan wawancara langsung dengan pihak internal koperasi agar memudahkan

Lebih terperinci

Analytic Hierarchy Process

Analytic Hierarchy Process Analytic Hierarchy Process Entin Martiana INTRO Metode AHP dikembangkan oleh Saaty dan dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek dimana data dan informasi statistik dari masalah yang dihadapi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Penyusunan Hirarki Dari identifikasi dan subatribut yang dominan, dapat disusun struktur hirarki sebagai berikut: Gambar 4.1 Struktur Hirarki Penerima Beasiswa

Lebih terperinci

Sistem Penunjang Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing dan Penguji Skipsi Dengan Menggunakan Metode AHP

Sistem Penunjang Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing dan Penguji Skipsi Dengan Menggunakan Metode AHP Sistem Penunjang Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing dan Penguji Skipsi Dengan Menggunakan Metode AHP A Yani Ranius Universitas Bina Darama, Jl. A. Yani No 12 Palembang, ay_ranius@yahoo.com ABSTRAK Sistem

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE

EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE 34 EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE Faisal piliang 1,Sri marini 2 Faisal_piliang@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

PENENTUAN PRIORITAS KEGIATAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DAERAH IRIGASI DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) (185A)

PENENTUAN PRIORITAS KEGIATAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DAERAH IRIGASI DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) (185A) PENENTUAN PRIORITAS KEGIATAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DAERAH IRIGASI DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) (185A) Fauzia Mulyawati 1, Ig. Sudarsono 1 dan Cecep Sopyan 2 1 Jurusan Teksik

Lebih terperinci

Pengenalan Metode AHP ( Analytical Hierarchy Process )

Pengenalan Metode AHP ( Analytical Hierarchy Process ) Pengenalan Metode AHP ( Analytical Hierarchy Process ) A. Pengertian AHP ( Analitycal Hierarchy Process ) AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung

Lebih terperinci

SPK Evaluasi Peserta LBD (Local Business Development) Dengan Metode AHP (Studi Kasus Chevron Indonesia Company)

SPK Evaluasi Peserta LBD (Local Business Development) Dengan Metode AHP (Studi Kasus Chevron Indonesia Company) SPK Evaluasi Peserta LBD (Local Business Development) Dengan Metode AHP (Studi Kasus Chevron Indonesia Company) Zakaria 1, Addy Suyatno 2, Heliza Rahmania Hatta 3 1 Lab Software Engineering, Program Studi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor mulai Desember 2010 Maret 2011. 3.2 Bahan dan Alat Bahan dan alat yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Yang Digunakan 3.1.1 Desain Penelitian Desain penelitian adalah kerangka atau framework untuk mengadakan penelitian. Dalam penelitian ini, jenis desain yang digunakan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX Daniar Dwi Pratiwi 1, Erwin Budi Setiawan 2, Fhira Nhita 3 1,2,3 Prodi Ilmu Komputasi

Lebih terperinci

PENERAPAN MULTI-CRITERIA DECISION MAKING DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN SISTEM PERAWATAN

PENERAPAN MULTI-CRITERIA DECISION MAKING DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN SISTEM PERAWATAN PENERAPAN MULTI-CRITERIA DECISRION MAKING DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN SISTEM PERAATAN (Jani Rahardjo et al.) PENERAPAN MULTI-CRITERIA DECISION MAKING DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN SISTEM PERAATAN Jani Rahardjo

Lebih terperinci

Pengertian Metode AHP

Pengertian Metode AHP Pengertian Metode AHP Metode AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli matematika. Metode ini adalah sebuah kerangka untuk mengambil keputusan dengan efektif atas persoalan yang kompleks dengan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terkait Menurut penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dita Monita seorang mahasiswa program studi teknik informatika dari STMIK Budi Darma Medan

Lebih terperinci

PEMILIHAN LOKASI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA BARAT BERDASARKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Oleh : RATNA IMANIRA SOFIANI, SSi

PEMILIHAN LOKASI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA BARAT BERDASARKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Oleh : RATNA IMANIRA SOFIANI, SSi PEMILIHAN LOKASI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA BARAT BERDASARKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Oleh : RATNA IMANIRA SOFIANI, SSi ABSTRAK Tulisan ini memaparkan tentang penerapan Analitycal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1. Skema Metodologi Penelitian 119 Gambar 3.2. Skema Metode Pengumpulan dan Pengolahan Data 120 Gambar 3.3. Skema Metode Analisa Sistem Informasi (lanjutan 1) 121

Lebih terperinci

repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iv viii xv xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Perumusan Masalah...

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Saat ini dunia perindustrian berkembang semakin pesat dan mengakibatkan persaingan antar perusahaan yang semakin ketat. Kondisi ini menuntut dihasilkannya produk atau jasa yang lebih baik, lebih

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. MCDM (Multiple Criteria Decision Making) Multi-Criteria Decision Making (MCDM) adalah suatu metode pengambilan keputusan untuk menetapkan alternatif terbaik dari sejumlah alternatif

Lebih terperinci

Majalah Ilmiah UPI YPTK, Volume 21, No.21, Oktober 2014 ISSN :

Majalah Ilmiah UPI YPTK, Volume 21, No.21, Oktober 2014 ISSN : SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN UNTUK MENGUKUR MINAT SISWA DALAM MEMILIH EKSTRAKULUKULER MENGGUNAKAN METODE AHP DAN DIDUKUNG OLEH SOFTWARE SUPER DECISION (Studi Kasus : SMA Negeri 1 Harau) Ir. Zefriyenni, MM,

Lebih terperinci

Pemanfaatan Metode Analytical Hierarchy Process Untuk Penentuan Kenaikan Jabatan Karyawan

Pemanfaatan Metode Analytical Hierarchy Process Untuk Penentuan Kenaikan Jabatan Karyawan Pemanfaatan Metode Analytical Hierarchy Process Untuk Penentuan Kenaikan Jabatan Karyawan Hartono STMIK IBBI Jl. Sei Deli No. 18 Medan, Telp. 061-4567111 Fax. 061-4527548 e-mail: hartonoibbi@gmail.com

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. informasi dari kalangan aparat pemerintah dan orang yang berhubungan erat

III. METODE PENELITIAN. informasi dari kalangan aparat pemerintah dan orang yang berhubungan erat III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data-data yang digunakan untuk penelitian ini merupakan gabungan antara data primer dan data sekunder. Data primer mencakup hasil penggalian pendapat atau

Lebih terperinci

Laporan Rancangan DRONE SUGGESTION SYSTEM

Laporan Rancangan DRONE SUGGESTION SYSTEM Laporan Rancangan DRONE SUGGESTION SYSTEM Laporan ini Disusun sebagai Tugas Ujian Tengah Semester Dosen Pembina : A. Sidiq Purnomo S. Kom., M. Eng. Oleh : Verri Andriawan (14111036) Andi Gustanto Mucharom

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemasok merupakan salah satu mitra bisnis yang memegang peranan sangat penting dalam menjamin ketersediaan barang pasokan yang dibutuhkan oleh perusahaan.

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DALAM PENENTUAN PRIORITAS KONSUMEN PENERIMA KREDIT. Sahat Sonang S, M.Kom (Politeknik Bisnis Indonesia)

IMPLEMENTASI ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DALAM PENENTUAN PRIORITAS KONSUMEN PENERIMA KREDIT. Sahat Sonang S, M.Kom (Politeknik Bisnis Indonesia) IMPLEMENTASI ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DALAM PENENTUAN PRIORITAS KONSUMEN PENERIMA KREDIT Sahat Sonang S, M.Kom (Politeknik Bisnis Indonesia) ABSTRAK Sistem pengambilan keputusan adalah sistem yang membantu

Lebih terperinci

BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK. Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP)

BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK. Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP) BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK 3.1 Pengertian Proses Hierarki Analitik Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP) pertama kali dikembangkan oleh Thomas Lorie Saaty dari Wharton

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ANP DALAM MELAKUKAN PENILAIAN KINERJA KEPALA BAGIAN PRODUKSI (STUDI KASUS : PT. MAS PUTIH BELITUNG)

PENERAPAN METODE ANP DALAM MELAKUKAN PENILAIAN KINERJA KEPALA BAGIAN PRODUKSI (STUDI KASUS : PT. MAS PUTIH BELITUNG) PENERAPAN METODE ANP DALAM MELAKUKAN PENILAIAN KINERJA KEPALA BAGIAN PRODUKSI (STUDI KASUS : PT. MAS PUTIH BELITUNG) Frans Ikorasaki 1 1,2 Sistem Informasi, Tehnik dan Ilmu Komputer, Universitas Potensi

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KADER KESEHATAN DI KECAMATAN PEUDAWA KABUPATEN ACEH TIMUR

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KADER KESEHATAN DI KECAMATAN PEUDAWA KABUPATEN ACEH TIMUR SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KADER KESEHATAN DI KECAMATAN PEUDAWA KABUPATEN ACEH TIMUR TI BAHREN, MUNAR a Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Almuslim Jln. Almuslim Tlp.

Lebih terperinci

ANALISIS LOKASI CABANG TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

ANALISIS LOKASI CABANG TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS ANALISIS LOKASI CABANG TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS Muhammad Yusuf Teknik Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Email : yusuf@akprind.ac.id ABSTRAK Pemilihan lokasi yang

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS

PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS Endang Widuri Asih 1 1) Jurusan Teknik Industri Institut Sains

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCY PROCESS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCY PROCESS SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCY PROCESS Dita Monita 0811118 Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika STMIK Budi Darma Medan Jl.

Lebih terperinci

P11 AHP. A. Sidiq P.

P11 AHP. A. Sidiq P. P11 AHP A. Sidiq P. http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta Tujuan Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan

Lebih terperinci

ANALISA PEMILIHAN APLIKASI BERITA BERBASIS MOBILE MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

ANALISA PEMILIHAN APLIKASI BERITA BERBASIS MOBILE MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2017, pp. 521~526 521 ANALISA PEMILIHAN APLIKASI BERITA BERBASIS MOBILE MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Maria Hestiningsih

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) UNTUK SELEKSI TENAGA KERJA (Studi Kasus PT. GE Lighting Indonesia Sleman Yogyakarta)

ANALISIS PENERAPAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) UNTUK SELEKSI TENAGA KERJA (Studi Kasus PT. GE Lighting Indonesia Sleman Yogyakarta) 1 Makalah Penelitian Tugas Akhir 2015 MAKALAH PENELITIAN TUGAS AKHIR ANALISIS PENERAPAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) UNTUK SELEKSI TENAGA KERJA (Studi Kasus PT. GE Lighting Indonesia Sleman

Lebih terperinci

MEMILIH METODE ASSESMENT DALAM MATAKULIAH PENERBITAN DAN PEMROGRAMAN WEB MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

MEMILIH METODE ASSESMENT DALAM MATAKULIAH PENERBITAN DAN PEMROGRAMAN WEB MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Abstract Migunani Program Studi Sistem Informasi STMIK PROVISI, Semarang miguns25@yahoo.com This paper discusses how to choose the method of assessment or evaluation of students in a course of study publication

Lebih terperinci

APLIKASI ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA PEMILIHAN SOFTWARE MANAJEMEN PROYEK

APLIKASI ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA PEMILIHAN SOFTWARE MANAJEMEN PROYEK APLIKASI ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA PEMILIHAN SOFTWARE MANAJEMEN PROYEK Siti Komsiyah Mathematics Department, School of Computer Science, Binus University Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Sumber Mulia Lestari merupakan salah satu perusahaan garmen di Indonesia yang memproduksi sweater baik untuk dewasa maupun untuk anakanak.perusahaan ini memiliki beberapa supplier yang memiliki

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa Tahapan AHP 5.1.1 Kuesioner Tahap Pertama Dari hasil kalkulasi pada Tabel 4.6, dapat dilihat bahwa rasio 2 yaitu perbandingan antara total produk yang dihasilkan

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE TERBAIK DENGAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE TERBAIK DENGAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) 24 Dinamika Teknik Juli PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE TERBAIK DENGAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Antono Adhi Dosen Fakultas Teknik Universitas Stikubank Semarang DINAMIKA TEKNIK Vol.

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENDUKUNG KEPUTUSAN PADA SELEKSI PENERIMAAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

SISTEM INFORMASI PENDUKUNG KEPUTUSAN PADA SELEKSI PENERIMAAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS SISTEM INFORMASI PENDUKUNG KEPUTUSAN PADA SELEKSI PENERIMAAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Oleh : Imam Husni A Abstrak - Penelitian ini mengembangankan Sistem Pendukung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pengambilan keputusan baik yang maha penting maupun yang sepele.

BAB II LANDASAN TEORI. pengambilan keputusan baik yang maha penting maupun yang sepele. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manusia dan Pengambilan Keputusan Setiap detik, setiap saat, manusia selalu dihadapkan dengan masalah pengambilan keputusan baik yang maha penting maupun yang sepele. Bagaimanapun

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN BIDAN DI DESA MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN BIDAN DI DESA MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN BIDAN DI DESA MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Haditsah Annur haditsah@gmail.com Universitas Ichsan Gorontalo Abstrak Penempatan bidan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. benar atau salah. Metode penelitian adalah teknik-teknik spesifik dalam

BAB III METODOLOGI. benar atau salah. Metode penelitian adalah teknik-teknik spesifik dalam BAB III METODOLOGI Metodologi merupakan kumpulan prosedur atau metode yang digunakan untuk melakukan suatu penelitian. Menurut Mulyana (2001, p114), Metodologi diukur berdasarkan kemanfaatannya dan tidak

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN Yosep Agus Pranoto Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. San Diego Hills. Visi dan Misi. Identifikasi gambaran umum perusahaan dan pasar sasaran

METODE PENELITIAN. San Diego Hills. Visi dan Misi. Identifikasi gambaran umum perusahaan dan pasar sasaran 24 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran San Diego Hills Visi dan Misi Identifikasi gambaran umum perusahaan dan pasar sasaran Bauran Pemasaran Perusahaan: 1. Produk 2. Harga 3. Lokasi 4. Promosi

Lebih terperinci

Penerapan Metode Multi Attribute Decision Making) MADM- (Weighted Product) WP dalam Pemilihan Supplier di PT. XYZ

Penerapan Metode Multi Attribute Decision Making) MADM- (Weighted Product) WP dalam Pemilihan Supplier di PT. XYZ Penerapan Metode Multi Attribute Decision Making) MADM- (Weighted Product) WP dalam Pemilihan Supplier di PT. XYZ Suhartanto 1, Putiri Bhuana Katili 2, Hadi Setiawan 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kata Kunci analytical hierarchy process, analytic network process, multi criteria decision making, zero one goal programming.

METODE PENELITIAN. Kata Kunci analytical hierarchy process, analytic network process, multi criteria decision making, zero one goal programming. PENENTUAN MULTI CRITERIA DECISION MAKING DALAM OPTIMASI PEMILIHAN PELAKSANA PROYEK Chintya Ayu Puspaningtyas, Alvida Mustika Rukmi, dan Subchan Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG)

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG) PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG) Hendang Setyo Rukmi Hari Adianto Dhevi Avianti Teknik Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Analytial Hierarchy Process (AHP) Pengertian Analytical Hierarchy Process (AHP)

BAB 2 LANDASAN TEORI Analytial Hierarchy Process (AHP) Pengertian Analytical Hierarchy Process (AHP) BAB 2 LANDASAN TEORI 2 1 Analytial Hierarchy Process (AHP) 2 1 1 Pengertian Analytical Hierarchy Process (AHP) Metode AHP merupakan salah satu metode pengambilan keputusan yang menggunakan faktor-faktor

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI UNTUK SISWA YANG MELANJUTKAN KULIAH PADA SMA N 1 TEGAL

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI UNTUK SISWA YANG MELANJUTKAN KULIAH PADA SMA N 1 TEGAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI UNTUK SISWA YANG MELANJUTKAN KULIAH PADA SMA N 1 TEGAL Asep Nurhidayat Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro

Lebih terperinci

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS SEBAGAI PENDUKUNG KEPUTUSAN (DECISION SUPPORT) PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN RUMAH KOS UNTUK KARYAWAN

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS SEBAGAI PENDUKUNG KEPUTUSAN (DECISION SUPPORT) PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN RUMAH KOS UNTUK KARYAWAN Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 7 No. 3 Edisi September 2012 75 ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS SEBAGAI PENDUKUNG KEPUTUSAN (DECISION SUPPORT) PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN RUMAH KOS UNTUK KARYAWAN Dyna

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan dan pemerintah di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan dan pemerintah di 45 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan dan pemerintah di Provinsi Lampung yaitu Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : SPK, metode AHP, penentuan lokasi.

ABSTRAK. Kata kunci : SPK, metode AHP, penentuan lokasi. APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN LOKASI PENDIRIAN WARNET DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (Studi Kasus : PT. Pika Media Komunika) Sri Winiarti 1), Ulfah Yuraida 2) Program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Teknik sampling adalah cara yang dilakukan untuk mendapatkan sampel sesuai dengan harapan si pengambil keputusan agar diperoleh sampel yang representatif dan dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Metode Penelitian Metodologi penelitian merupakan gambaran proses atau tahapan-tahapan penelitian yang harus ditetapkan terlebih dahulu sehingga menjadi suatu kerangka

Lebih terperinci

Aplikasi Fuzzy Analytical Hierarchy Process Dalam Seleksi Karyawan (Studi Kasus: Pemilihan Staf Administrasi Di PT. XYZ)

Aplikasi Fuzzy Analytical Hierarchy Process Dalam Seleksi Karyawan (Studi Kasus: Pemilihan Staf Administrasi Di PT. XYZ) J. Math. and Its Appl. ISSN: 1829-605X Vol. 2, No. 1, May. 2005, 17 26 Aplikasi Fuzzy Analytical Hierarchy Process Dalam Seleksi Karyawan (Studi Kasus: Pemilihan Staf Administrasi Di PT. XYZ) Mardlijah,

Lebih terperinci

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Memilih Vendor Pengembang Sistem Informasi Manajemen Menggunakan Metode Analytic Hierarchy Process (Studi Kasus Pengembangan

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN MOTTO

HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN MOTTO DAFTAR ISI Hal. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN MOTTO... iv HALAMAN KEASLIAN PENELITIAN... v HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vi ABSTRAKSI... vii ABSTRACT......

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MEMILIH KOS DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MEMILIH KOS DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MEMILIH KOS DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) Damar Nurcahyono 1), Farindika Metandi 2) 1) Dosen Teknik Komputer, Politeknik Negeri Samarinda. 2)

Lebih terperinci

BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN. 3.1 Penerapan AHP dalam Menentukan Prioritas Pengembangan Obyek Wisata Di Kabupaten Toba Samosir

BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN. 3.1 Penerapan AHP dalam Menentukan Prioritas Pengembangan Obyek Wisata Di Kabupaten Toba Samosir 29 BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Penerapan AHP dalam Menentukan Prioritas Pengembangan Obyek Wisata Di Kabupaten Toba Samosir Penerapan AHP dalam menentukan prioritas pengembangan obyek wisata dilakukan

Lebih terperinci

Analisa Kelayakan Proyek e-government Untuk Pengambilan Keputusan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process Studi Kasus pada Dinas Kominfo Medan

Analisa Kelayakan Proyek e-government Untuk Pengambilan Keputusan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process Studi Kasus pada Dinas Kominfo Medan Analisa Kelayakan Proyek e-government Untuk Pengambilan Keputusan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process Studi Kasus pada Dinas Kominfo Medan Yoshida Sary, S.Kom, M.Kom Email : yochie56@yahoo.com

Lebih terperinci

PEMILIHAN STRATEGI KEBIJAKAN PEMBINAAN UMKM DI DINAS KUMKM DAN PERDAGANGAN PROVINSI DKI JAKARTA DENGAN METODE AHP DAN TOPSIS

PEMILIHAN STRATEGI KEBIJAKAN PEMBINAAN UMKM DI DINAS KUMKM DAN PERDAGANGAN PROVINSI DKI JAKARTA DENGAN METODE AHP DAN TOPSIS PEMILIHAN STRATEGI KEBIJAKAN PEMBINAAN UMKM DI DINAS KUMKM DAN PERDAGANGAN PROVINSI DKI JAKARTA DENGAN METODE AHP DAN TOPSIS Dino Caesaron 1), Leksani B. R. 2 ) Program Studi Teknik Industri-Universitas

Lebih terperinci