Pemodelan Sirkulasi Air Laut Dan Penyebaran Logam Berat Cadmium (Cd) di Kolam Pelabuhan Tanjung Priok

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pemodelan Sirkulasi Air Laut Dan Penyebaran Logam Berat Cadmium (Cd) di Kolam Pelabuhan Tanjung Priok"

Transkripsi

1 JMS Vol. 4 No. 1, hal April 1999 Pemodelan Sirkulasi Air Laut Dan Penyebaran Logam Berat Cadmium (Cd) di Kolam Pelabuhan Tanjung Priok Mutiara R. Putri dan Dadang K. Mihardja Program Studi Oseanografi, Jurusan Geofisika & Meteorologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung Diterima tanggal 3 Maret 1999, disetujui untuk dipublikasikan 30 April 1999 Abstrak Dalam studi ini digunakan model matematika yang terdiri dari model hidrodinamika dan model transpor polutan dua dimensi horisontal (2D depth avaraged model). Gaya penggerak arus yang ditinjau dalam model adalah pasang surut, angin monsoon, dan aliran sungai. Faktor yang diperhatikan pada model transport zat pencemar adalah adveksi akibat arus, difusi turbulen, dan sumber pencemar logam berat cadmium (Cd). Asumsi yang diberlakukan pada model adalah sumber pencemar hanya berasal dari sungai dengan beban limbah konstan dan zat pencemar merupakan zat yang persisten (reaksi kimiawi dan proses pengurangnya akibat aktifitas biologi dianggap nol). Hasil simulasi menunjukkan bahwa di perairan Pelabuhan Tanjung Priok sebaran logam berat cadmium bergerak sesuai pola arus dan konsentrasinya telah melampaui ambang batas. Tingkat ketelitian model rata-rata pada penelitian ini berkisar antara 50 hingga 60%. Kata Kunci : Hidrodinamika dan Transpor Model, Cadmium, Ambang Batas, Kolam Pelabuhan Abstract In this study we had been used mathematical model that consist of hydrodynamics and pollutant transport two dimensional depth avaraged models. The driven forces of current that considered in the hydrodynamics model are tidal, monsoon wind, and river discharges. The factors that considered in the waste transport model are advection by current, turbulence diffusion, and load waste sources of cadmium (Cd). The model assumtions are constantly load waste from rivers and persistent waste (chemical reactions and degradation by bioactivities are assumed zero). Simulation results show that in Tanjung Priok harbour the distributions of cadmium follow the current pattern and the consentrations has been over ambient which allowed. The average accuracy of model in this study is about 50 to 60%. Keywords : Hydrodynamics and Transport Model, Cadmium, Ambient, Harbour Canal 32

2 JMS Vol. 4 No. 1, April Pendahuluan Teluk Jakarta merupakan kawasan lalu lintas pelayaran dari dan/atau menuju ke Pelabuhan Tanjung Priok di ibu kota negara Indonesia, Jakarta. Perairan Pelabuhan Tanjung Priok menurut berbagai pengukuran semakin merosot kualitasnya, sebagian besar oleh minyak dan bahan-bahan anorganik, yaitu logam berat 1,2). Kegiatan pelayaran, industri, perkantoran, dan pemukiman memberikan distribusi limbah yang cukup besar. Ini tentu sangat merugikan jika dibiarkan. Pada akhirnya pencemaran di Pelabuhan Tanjung Priok ini akan memperngaruhi perairan Teluk Jakarta secara umum. Salah satu komponen dalam penanganan masalah pencemaran adalah penyediaan informasi tentang keadaan perairan, beban pencemaran yang masuk, dan distribusinya di perairan tersebut. Informasi tersebut dapat diperoleh melalui pemantauan terus menerus di lapangan yang memerlukan biaya besar dan simulasi komputer dengan menggunakan model matematika yang memerlukan biaya lebih murah. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL) melalui Proyek Pengelolaan dan Pengendalian Pencemaran Lingkungan 1) hanya dapat memberikan pola arus hipotetik di dalam kolam pelabuhan sebagai studi awal untuk melihat pola arus di kolam pelabuhan. Pada titik-titik tertentu dilakukan sampling parameter kualitas air pada bulan Oktober/November Tidak dijelaskan secara detail bagaimana sampling dilakukan. Dari hasil pengamatan tersebut salah satu yang dapat disimpulkan adalah pencemaran logam berat cadmium (Cd) di Pelabuhan Tanjung Priok telah melampaui ambang batas yang diperbolehkan, yaitu 0,01 mg/l sesuai dengan UU no.4 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup. Namun hasil penelitian tersebut belum dapat memberikan gambaran secara detail setiap waktu dan setiap ruang di dalam kolam pelabuhan. Pada penelitian ini disimulasikan model hidrodinamika dan model transpor polutan di perairan Pelabuhan Tanjung Priok (Gambar 1). Sumber polutan logam berat cadmium yang mungkin masuk ke dalam perairan ini berasal dari muara sungai, kegiatan bongkar muat barang, kegiatan pencucian kapal, dan kegiatan lainnya. Karena keterbatasan data yang ada sebagai masukan model, maka sumber polutan diasumsikan hanya berasal dari tiga buah muara sungai, yaitu Sungai Japat, Sungai Legoa, dan Sungai Kresek. Namun

3 34 JMS Vol. 4 No. 1, April 1999 Gambar 1 Daerah Studi Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara (Sumber : Perum Pelabuhan II Tanjung Priok, 1993) Gambar 2 Perbandingan Elevasi Pasang Surut antara Hasil Simulasi dengan Prediksi Pasang Surut di Tanjung Priok.

4 JMS Vol. 4 No. 1, April demikian diharapkan dapat diperoleh gambaran yang lebih detail mengenai sirkulasi air laut dan penyebaran logam berat cadmium di lokasi tersebut. 2. Pemodelan Hidrodinamika Dan Transpor Polutan 2-D Mendatar 2.1. Model Hidrodinamika 2-D Mendatar Sirkulasi air di suatu perairan dapat dijelaskan dengan persamaan hidrodinamika laut. Perairan Teluk Jakarta adalah perairan dangkal yang mengalami percampuran sempurna secara vertikal sehingga perairannya dianggap perairan barotropik. Dengan asumsi tersebut penggunaan persamaan hidrodinamika dua dimensi mendatar cukup mewakili kondisi di perairan tersebut. Efek angin permukaan dalam model ini diasumsikan sampai dengan dasar laut. Persamaan model yang hendak ditinjau terdiri dari persamaan kekekalan massa dan momentum, yang dapat dirumuskan dalam bentuk transpor 3) sebagai berikut: Persamaan Momentum: U t U U V U ζ gh ru U V H x H y x 2 H U V AH x x (1) = λw w + w x 2 2 x y V t U V V V ζ gh rv U V H x H y y 2 H U V AH y y (2) = λw w + w y 2 2 x y Persamaan Kontinuitas: ζ U V + + = 0 (3) t x y dimana : A H adalah koefisien turbulensi horisontal [m 2 /detik], g percepatan gravitasi [m/detik 2 ], H = h+ζ adalah kedalaman aktual [m], h kedalaman perairan yang diukur dari duduk tengah (mean sea level) ke dasar laut [m], r koefisien gesekan dasar, t parameter waktu [detik], U transpor arah - x = z= ζ z= h u dz [m 2 /detik], u kecepatan arah - x [m/detik],v transpor arah - y = z= ζ z= h vdz [m 2 /detik], v kecepatan arah -y [m/detik], w x kecepatan angin

5 36 JMS Vol. 4 No. 1, April 1999 arah-x [m/detik], w y kecepatan angin arah-y [m/detik], x koordinat arah barat-timur, y koordinat arah utara-selatan, λ koefisien gesekan angin permukaan, dan ζ adalah elevasi muka laut [m]. Persamaan tersebut diselesaikan secara simultan dengan metode numerik semi implisit dua langkah 3). Kondisi awal simulasi dalam model ini dianggap perairan yang ditinjau dalam keadaan tenang 4). Pada batas terbuka diberikan nilai elevasi yang berupa data masukan, yang diperoleh dari perhitungan pasang surut harmonik. Pada batas tertutup di sepanjang garis pantai digunakan syarat kondisi semi slip. Kecepatan tegak lurus bidang batas sama dengan nol, sedangkan kecepatan singgung dihitung. Asumsi yang digunakan garis pantai tidak mungkin dilalui massa air dan tidak ada daratan yang digenangi atau tersingkap akibat kenaikan atau penurunan muka air laut 3) Persamaan Transpor Polutan Cadmium 2-D Mendatar Model transpor polutan Cadmium didasarkan pada persamaan transpor zat terlarut dalam air yang dimodifikasi untuk menghitung material sumber dan sink, serta interaksi faktor lainnya dalam kolom air. Secara umum dalam bentuk persamaan transpor dua dimensi mendatar dapat dituliskan sebagai berikut 4-7 ): C u C v C 2 2 C C + + = Kx + K y + S + R (4) 2 2 t x y x y dimana : C adalah konsentrasi polutan Cadmium [mg/l], S suku sumber, R suku reaksi kimiawi, sedangkan K x dan K y adalah koefisien dispersi horisontal arah-x dan arah-y. Suku sumber tambahan yang masuk ke perairan yang ditinjau, yang dihitung sebagai berikut: S W = (5) Q s dimana W adalah beban limbah dan Q s adalah debit sungai. Asumsi yang digunakan pada persamaan (4) adalah efek difusi molekuler tidak berarti signifikan bila dibandingkan dengan efek difusi turbulensi, secara vertikal dianggap telah terjadi percampuran turbulen dengan sempurna sehingga konsentrasi polutan terlarut sempurna dalam badan air. Polutan logam berat cadmium tidak ada yang mengendap dan

6 JMS Vol. 4 No. 1, April tidak ada penambahan konsentrasi dari udara, sehingga dapat dianggap tidak terjadi reaksi kimiawi 8). Kalaupun ada perubahan akan terjadi dalam jangka waktu yang lama (persistent). Untuk menyelesaikan persamaan transpor polutan secara numerik digunakan metode eksplisit arah hulu (upstream) 4). Pada batas terbuka gradien polutan dianggap sangat kecil, sehingga dapat diabaikan. Pada garis pantai atau batas tertutup dianggap tidak ada massa air dan polutan yang melaluinya, sehingga tidak ada konsentrasi polutan pada grid tersebut. 2.3 Desain Model Simulasi hidrodinamika dilakukan secara bertahap mulai dari model besar yang meliputi seluruh perairan Teluk Jakarta hingga model kecil yang meliputi daerah Pelabuhan Tanjung Priok dengan menggunakan teknik model sarang (Fitriyanto, 1993). Luas daerah model kecil adalah 5,25 km x 3,7 km (lihat gambar 1) dengan lebar grid arahx dan arah-y ( x dan y) 50 meter. Parameter hidrodinamika yang digunakan langkah waktu ( t) 60 detik, A H = 8.0 m 2 /detik, λ di dalam pelabuhan 5x10-5, sedangkan di luar pelabuhan = 10-4, r = Penggunaan parameter-parameter tersebut masih berdasarkan uji coba untuk mendapatkan hasil yang terbaik, yaitu yang mendekati keadaan dilapangan. Simulasi sebaran logam berat cadmium (Cd) dilakukan hanya pada model kecil selama 15 hari, yang meliputi kondisi pasang surut purnama hingga pasang surut perbani. Skenario simulasi yang dilakukan adalah : pada saat angin barat yang dianggap dapat mewakili kondisi musim barat. Di perairan Teluk Jakarta umumnya terjadi pada bulan Desember hingga Februari. pada saat angin utara yang dianggap dapat mewakili kondisi musim peralihan. Di perairan Teluk Jakarta umumnya terjadi pada bulan Maret hingga Mei untuk musim peralihan dari musim barat ke musim timur dan pada bulan September hingga November untuk musim peralihan dari musim timur ke musim barat. pada saat angin timur yang dianggap dapat mewakili kondisi musim timur. Di perairan Teluk Jakarta umumnya terjadi pada bulan Juni hingga Agustus. Sumber polutan dianggap hanya berasal dari tiga buah muara sungai seperti disebutkan pada bagian pendahuluan. Debit sungai dan beban limbah diasumsikan konstan

7 38 JMS Vol. 4 No. 1, April 1999 dan kontinu setiap waktu, kecuali pada kasus perhitungan waktu kuras (flushing time) beban limbah (lihat Tabel 1) hanya dibuang satu kali pada saat awal simulasi. Tujuan dari perhitungan waktu kuras ini adalah untuk mengetahui berapa lama polutan dapat dibilas oleh adanya arus yang disebabkan oleh pasang surut, debit sungai, dan angin di muaramuara sungai tersebut jika tidak terjadi penambahan polutan. Sebagai nilai awal konsentrasi logam berat cadmium di seluruh perairan Pelabuhan Tanjung Priok adalah 0,005 mg/l. Nilai ini diambil dari hasil pengamatan P3O LIPI tahun 1975 untuk perairan Teluk Jakarta. Dalam hal ini diasumsikan bahwa pengamatan tahun 1975 dapat mewakili kondisi perairan sebelum konsentrasi cadmium dari mulut sungai masuk ke kolam pelabuhan. Koefisien dispersi diambil konstan (K x = K y ) sebesar 5,0 m 2 /detik berdasarkan pada koefisien yang pernah digunakan pada penelitian sebelumnya 6). Tabel 1. Data Debit Sungai dan Beban Limbah Logam Berat Cadmium (Cd) MUARA SUNGAI BEBAN LIMBAH (gr/detik) DEBIT (m 3 /detik) JAPAT 0,236 10,725 LEGOA 0,096 2,250 KRESEK 0,985 36, Analisis 3.1. Hasil Verifikasi dan Data Pengamatan Dari hasil simulasi hidrodinamika elevasi pasang surut di Tanjung Priok menunjukkan tipe harian tunggal, seperti halnya dengan data pengamatan. Tidak terdapat perbedaan fasa, namun terdapat perbedaan amplitudo sebesar 6 cm (lihat gambar 2). Berdasarkan data pengamatan oleh P4L Jakarta (1990) yang ada di Muara Sungai Kresek kecepatan arus pada saat pasang adalah 0.34 m/detik dan saat surut 0.38 m/detik. Hasil simulasi kecepatan arus di lokasi tersebut 0.30 m/detik saat pasang dan 0.39 m/detik saat surut. Data pengamatan konsentrasi logam berat cadmium (tidak disebutkan kondisi pasang surutnya) di Muara Sungai Japat mg/l, di Muara Sungai Kresek 0.02 mg/l, sedangkan di Muara Sungai Legoa tidak terdapat data pengamatan. Hasil simulasi saat musim peralihan di Muara Sungai Japat mg/l saat surut dan mg/l saat pasang, di Muara Sungai Kresek konsentrasi cadmium mg/l saat surut dan

8 JMS Vol. 4 No. 1, April mg/l saat pasang, sedangkan di Muara Sungai Legoa mg/l saat surut dan mg/l saat pasang. Perbandingan antara data hasil pengamatan yang dilakukan pada bulan Oktober/Nopember 1993 oleh P4L, Jakarta dan hasil simulasi logam berat cadmium di lokasi tertentu (gambar 1) dapat dilihat secara grafik pada gambar 3.a dan 3.b atau secara detail pada tabel 2. Tingkat ketelitian model yang dihitung berdasarkan perbandingan antara data dan hasil simulasi (musim timur, musim peralihan, dan musim barat) di muara sungai berkisar antara 60 hingga 70%. Khusus di lokasi H, di daerah dekat muara sungai Kresek, tampak kesesuaian antara data dan hasil simulasi pada musim timur dan musim barat hingga lebih dari 90%. Namun di lokasi-lokasi yang jauh dari muara sungai sangat tampak ketidaksesuaiannya terhadap data, dimana prosentase ketelitiannya hanya 10 hingga 30%. Tabel 2. Perbandingan Konsentrasi Logam Berat Cadmium (mg/l) Antara Data dan Hasil Simulasi Lokasi Data Hasil Simulasi Keterangan Oktober Musim Timur Musim Musim Barat /November 1993 Peralihan Pasang Surut Pasang Surut Pasang Surut Pasang Surut A 0, , Tidak termasuk daerah model B 0, , , , , , , ,01565 C 0, , , , , , , ,00560 D 0, , , , , , , ,00555 E 0, , , , , , , ,00550 F 0, , , , , , , ,02000 G 0, , , , , , , ,00985 H 0, , , , , , , ,01525 K 0, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,00635 S. Japat 0, , , , , , , ,01660 S. Legoa - - 0, , , , , ,03560 Tidak ada Data Pengamatan S. Kresek 0, , , , , , , ,02470

9 40 JMS Vol. 4 No. 1, April 1999 GRAFIK PERBANDINGAN ANTARA DATA DAN SIMULASI Saat Pasang Konsentrasi Cd (mg/l) A B C D E F G H K S. Japat S. Legoa S. Lokasi Data Sim. M. Timur Sim. M. Peralihan Sim. M. Barat Kresek Gambar 3.a Perbandingan Antara Data dan Hasil Simulasi di Pelabuhan Tanjung Priok - Saat Pasang. GRAFIK PERBANDINGAN ANTARA DATA DAN SIMULASI Saat Surut Konsentrasi Cd (mg/l) A B C D E F G H K S. Japat S. Legoa S. Lokasi Kr esek Data Sim. M. Timur Sim. M. Peralihan Sim. M. Barat Gambar 3.b Perbandingan Antara Data dan Hasil Simulasi di Pelabuhan Tanjung Priok - Saat Surut.

10 JMS Vol. 4 No. 1, April Perbedaan-perbedaan tersebut dapat disebabkan karena dalam pemodelan ini diasumsikan bahwa sumber polutan besarnya konstan dan hanya berasal dari muara-muara sungai saja, sedangkan pada kenyataannya besar polutan tidak akan konstan dan terdapat sumber lain yang memberikan input lebih besar, misalnya adanya pencucian kapal dan kegiatan bongkar muat barang, dan sebagainya. Hal terpenting lainnya adalah konsentrasi logam berat cadmium yang terukur pada bulan Oktober/November 1993 di perairan tersebut adalah konsentrasi yang telah terakumulasi sejak puluhan tahun sebelumnya, sedangkan nilai awal yang digunakan untuk simulasi diambil dari data yang ada yaitu tahun 1975 dan simulasi hanya dilakukan selama 15 hari. Sampel air mungkin hanya diambil di lapisan permukaan, sedangkan pada pemodelan dilakukan perata-rataan terhadap kedalaman. Distribusi vertikal konsentrasi cadmium di perairan tersebut belum diperhatikan dalam pemodelan ini. Sebagai studi awal ini memang keakuratan model belum sepenuhnya dapat dibandingkan terhadap data pengamatan. Pada tahap selanjutnya dapat dilakukan simulasi yang lebih lama dan pengamatan lapangan secara detail, sehingga uji keakuratan model dapat dilakukan. Namun pada studi awal ini diharapkan akan dapat diperoleh gambaran mengenai pola arus dan distribusi konsentrasi cadmium di dalam kolam pelabuhan sebagai berikut: 3.2. Pola Arus dan Sebaran Logam Berat Cadmium (Cd) Pola arus di dalam kolam Pelabuhan Tanjung Priok lebih dipengaruhi oleh pasang surut dan morfologi pelabuhan dibandingkan pengaruh musim atau angin. Pengaruh morfologi pelabuhan terhadap pola arus untuk simulasi tanpa angin, musim barat, dan musim timur hampir sama. Hal ini dapat dilihat di sisi timur dan sisi barat pelabuhan. Arus berbalik arah dengan kecepatan yang lebih kecil karena tertahan oleh penahan gelombang. Di kolam-kolam pelabuhan arus berbalik dari sisi yang satu ke sisi lainnya mengikuti pola arus pada umumnya. Di luar pelabuhan arus bergerak sepanjang penahan gelombang sesuai arah angin. Pada saat pasang purnama dan saat pasang perbani pola arus sama. Hanya saja saat pasang perbani magnitudo arus relatif lebih kecil dibandingkan saat pasang purnama.

11 42 JMS Vol. 4 No. 1, April 1999 Gambar 4.a Sirkulasi Arus Hasil Simulasi di Pelabuhan Tanjung Priok - Tanpa Angin; Saat Air Menuju ke Surut Purnama. Gambar 4.b Sirkulasi Arus Hasil Simulasi di Pelabuhan Tanjung Priok - Tanpa Angin; Saat Air Menuju ke Pasang Purnama.

12 JMS Vol. 4 No. 1, April Gambar 5.a Pola Arus Hipotetik di Pelabuhan Tanjung Priok; Saat Air Surut. (Sumber : BAPEDAL, 1993) Gambar 5.b Pola Arus Hipotetik di Pelabuhan Tanjung Priok; Saat Air Pasang. (Sumber : BAPEDAL, 1993)

13 44 JMS Vol. 4 No. 1, April 1999 Berdasarkan hasil simulasi untuk kondisi tanpa adanya angin saat air surut ke pasang purnama (gambar 4.a) arus masuk ke kolam pelabuhan melalui pintu masuk pelabuhan di sisi timur. Arus akibat debit sungai yang bermuara di pelabuhan tersebut diimbangi oleh arus pasang surut yang masuk ke arah sungai. Pada saat air pasang ke surut (gambar 4.b) arus keluar dari perairan pelabuhan. Kecepatan arus di muara sungai akibat debit sungai sangat dominan. Pola arus hasil simulasi ini lebih dapat memberikan gambaran detail dibandingkan dengan arus hipotetik yang dilakukan oleh BAPEDAL (gambar 5.a dan 5.b). Pada saat bertiup angin barat (musim barat) dengan kecepatan rata-rata 2 m/detik, arus secara umum bergerak dari barat ke timur (gambar 6). Pada saat tersebut sebaran konsentrasi polutan mengikuti pola arus, yaitu ke arah timur (gambar 7). Saat surut polutan mulai menyebar keluar dari pintu timur pelabuhan. Konsentrasi di dalam kolam pelabuhan dan muara-muara sungai menjadi besar pada saat pasang. Pada saat bertiup angin timur dengan kecepatan rata-rata 2 m/detik, arus secara umum bergerak dari timur ke barat (gambar 8). Sebaran polutan pun bergerak ke bagian barat pelabuhan (gambar 9). Pada saat musim peralihan yang dianggap bertiup angin utara, arus di luar pelabuhan bergerak dari utara ke selatan, sedangkan pola arus di dalam kolam pelabuhan bervariasi sesuai dengan pola pasang surut dan morfologi pelabuhannya. Saat air pasang ke surut di luar pelabuhan arus bergerak dari utara ke selatan. Di dalam pelabuhan arus ke luar dari kolam-kolam pelabuhan menuju ke pintu barat dan pintu timur pelabuhan. Akibat morfologi pelabuhan terjadi turbulensi arus, sehingga arus melawan masuk ke muara Sungai Japat. Arus yang keluar dari kolam pelabuhan sebagian ke arah barat, sebagian ke arah timur. Arus yang bergerak ke arah timur menyebabkan arus masuk ke muara Sungai Legoa dan Sungai Kresek (gambar 10). Saat air surut ke pasang arus (gambar 11) bergerak dari utara ke selatan, masuk ke kolam-kolam pelabuhan. Arus yang masuk ke kolam-kolam pelabuhan memperbesar arus-arus yang masuk ke muara-muara sungai. Akibatnya sebaran polutan tidak tersebar luas. Simulasi ini dilakukan untuk kondisi awal yang sama dengan saat bertiup angin barat dan angin timur. Jika dilakukan dengan kondisi awal dari simulasi angin barat atau angin timur, maka sebaran polutan selama pergantian musim akan tampak

14 JMS Vol. 4 No. 1, April Gambar 6 Sirkulasi Arus di Pelabuhan Tanjung Priok - Angin Barat 2 m/detik; Saat Air Menuju ke Surut Purnama. Gambar 7 Sebaran Logam Berat Cadmium di Pelabuhan Tanjung Priok - Angin Barat 2 m/detik; Saat Air Menuju ke Surut Purnama.

15 46 JMS Vol. 4 No. 1, April 1999 Gambar 8 Sirkulasi Arus di Pelabuhan Tanjung Priok - Angin Timur 2 m/detik; Saat Air Menuju ke Surut Purnama. Gambar 9 Sebaran Logam Berat Cadmium di Pelabuhan Tanjung Priok - Angin Timur 2 m/detik; Saat Air Menuju ke Surut Purnama.

16 JMS Vol. 4 No. 1, April Gambar 10 Sirkulasi Arus di Pelabuhan Tanjung Priok - Angin Utara 2 m/detik; Saat Air Menuju ke Surut Purnama. Gambar 11 Sirkulasi Arus di Pelabuhan Tanjung Priok - Angin Utara 2 m/detik; Saat Air Menuju ke Pasang Purnama.

17 48 JMS Vol. 4 No. 1, April 1999 lebih jelas. Akibatnya perbandingan antara hasil simulasi dan data pengamatan yang dilakukan oleh P4L pada bulan Oktober-November 1993 di muara-muara sungai hampir sama, sedangkan di daerah-daerah pengamatan lainnya masih jauh berbeda (lihat Tabel 2 dan uraian pada bagian 3.1). Perlu simulasi yang lebih lama agar polutan lebih tersebar dan ada akumulasi konsentrasi cadmium diwaktu sebelumnya, karena kontribusi hasil pengamatan di lapangan merupakan hasil akumulasi logam berat dalam waktu yang cukup lama Waktu Kuras (Flushing Time) Model transpor polutan pada persamaan (4) disimulasikan dengan beban limbah atau suku sumber S diberikan hanya sesaat pada awal simulasi. Selanjutnya konsentrasi cadmium disebarkan sesuai pola arus hasil hidrodinamika dan didifusikan di kolam pelabuhan. Simulasi dihentikan ketika konsentrasi cadmium di kolam pelabuhan mencapai orde 10-5 mg/l, dimana pada orde konsentrasi ini logam berat cadmium masih diperbolehkan untuk berbagai kepentingan 9). Pada kondisi ini perairan dapat dianggap dalam keadaan bersih. Hasil simulasi tersebut menunjukkan penyebaran polutan logam berat cadmium di Pelabuhan Tanjung Priok mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Satu jam setelah konsentrasi dibuang, polutan mulai menyebar hingga 200 m dari masing-masing muara sungai dengan konsentrasi rata-rata mg/l. Setelah tiga jam limbah dari Sungai Legoa konsentrasi menyebar hingga 300 m dengan konsentrasi rata-rata mg/l, namun di muara sungai lainnya kurang dari 300 m. Setelah lima jam penyebaran rata-rata polutan berkurang menjadi 0.01 mg/l di semua muara sungai. Setelah tujuh jam konsentrasi polutan diperairan tersebut sudah sangat kecil dan dapat dikatakan bersih. 4. Kesimpulan a. Tingkat ketelitian model yang dihitung dari perbandingan antara hasil simulasi dan data pengamatan di daerah dekat sumber antara 60 hingga 90%, dimana ketelitian terbesar diperoleh di dekat daerah muara sungai Kresek, dan di daerah jauh dari sumber hanya 10-30%, sehingga rata-rata tingkat ketelitian model pada penelitian ini berkisar antara 50-60%.

18 JMS Vol. 4 No. 1, April b. Pola arus di kolam Pelabuhan Tanjung Priok lebih dipengaruhi oleh pasang surut dan morfologi pelabuhan. Hasil simulasi pola arus untuk kondisi tanpa angin dapat menjelaskan lebih detail pola arus hipotetik yang dilakukan oleh BAPEDAL. c. Pola arus dan pasang surut sangat berperan dalam penyebaran logam berat Cadmium. Saat surut sebaran konsentrasi keluar dari pelabuhan, sebaliknya pada saat pasang konsentrasi tertahan di dalam pelabuhan. Pada musim barat konsentrasi cadmium terakumulasi di sisi timur pelabuhan, saat musim timur terakumulasi di sisi barat, sedangkan pada musim peralihan konsentrasi lebih tertahan di muara-muara sungai. d. Dengan berbagai keterbatasan data masukan yang ada dan metode pemodelan yang dilakukan dapat ditunjukkan bahwa konsentrasi logam berat cadmium di Pelabuhan Tanjung Priok telah melampaui ambang batas yang diperbolehkan, yaitu 0.01 mg/l 2,9). Ucapan Terima Kasih Hasil Penelitian Hibah Bersaing I yang berjudul Pemodelan Kualitas Air : Kaji Kasus Sungai dan Estuari di Kawasan DKI Jakarta serta Teluk Jakarta, yang dibiayai oleh Proyek Peningkatan Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Kebudayaan, Tahun Daftar Pustaka 1. Pusat Penelitian Lingkungan Hidup IPB dan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, "Pengendalian Pencemaran Pelabuhan", Proyek Pengelolaan dan Pengendalian Pencemaran Lingkungan, Pusat Penelitian Lingkungan Hidup IPB dan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, Studi Formulasi Pola/Model Pelabuhan Berwawasan Lingkungan, Proyek Pengelolaan dan Pengendalian Pencemara Lingkungan, 1993/ Fitriyanto, M.S., "Penerapan "Model Sarang" (Nested Model) Dalam Studi Hidrodinamika Perairan Pantai Suralaya, Serang, Jawa Barat", Thesis Jurusan Fisika ITB, Putri, M.R., Pemodelan Hidrodinamika dan Penyebaran Logam Berat Cadmium (Cd) di Pelabuhan Tanjung Priok, Tugas Akhir Sarjana, Jurusan Geofisika dan Meteorologi ITB, 1994.

19 50 JMS Vol. 4 No. 1, April Fischer, HB. (ed.), "Transpor Model for Inland and Coastal Water", Proceedings of a Symposium on Predictive Ability, Academic Press, New York, Mihardja, D.K., I.M. Radjawane, M.R. Putri, M. Ali, F. Harwati, P. Astuti, Pemodelan Kualitas Air; Kaji Kasus Sungai dan Estuari di Kawasan DKI Jakarta serta Teluk Jakarta, Laporan Akhir Penelitian Hibah Bersaing, Mihardja, D.K., Supriyanto, M.S. Fitriyanto, H. Latief, Model Matematis dan Simulasi Komputer Penyebaran Polutan di Teluk Jakarta, Penelitian Sector Loan Th. 1989/1990 No. 169/P4M/DPPM/BD XXI/1989, Lembaga Penelitian ITB, Othmer, Kirk, "Encyclopedia of Chemical Technology", Second Edition, vol.2s, UU no.4 tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup, 1982.

Analisis Pola Sirkulasi Arus di Perairan Pantai Sungai Duri Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat Suandi a, Muh. Ishak Jumarang a *, Apriansyah b

Analisis Pola Sirkulasi Arus di Perairan Pantai Sungai Duri Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat Suandi a, Muh. Ishak Jumarang a *, Apriansyah b Analisis Pola Sirkulasi Arus di Perairan Pantai Sungai Duri Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat Suandi a, Muh. Ishak Jumarang a *, Apriansyah b a Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura

Lebih terperinci

PERMODELAN SEBARAN SUHU, SEDIMEN, TSS DAN LOGAM

PERMODELAN SEBARAN SUHU, SEDIMEN, TSS DAN LOGAM PERMODELAN SEBARAN SUHU, SEDIMEN, TSS DAN LOGAM 1. Daerah dan Skenario Model Batimetri perairan Jepara bervariasi antara 1 meter sampai dengan 20 meter ke arah utara (lepas pantai). Secara garis besar,

Lebih terperinci

Pola Sirkulasi Arus Dan Salinitas Perairan Estuari Sungai Kapuas Kalimantan Barat

Pola Sirkulasi Arus Dan Salinitas Perairan Estuari Sungai Kapuas Kalimantan Barat Pola Sirkulasi Arus Dan Salinitas Perairan Estuari Sungai Kapuas Kalimantan Barat Muh.Ishak Jumarang 1), Muliadi 1), Nining Sari Ningsih ), Safwan Hadi ), Dian Martha ) 1) Program Studi Fisika FMIPA Universitas

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April Oktober 2011 meliputi

3. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April Oktober 2011 meliputi 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April Oktober 2011 meliputi penyusunan basis data, pemodelan dan simulasi pola sebaran suhu air buangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam perkembangan teknologi perangkat keras yang semakin maju, saat ini sudah mampu mensimulasikan fenomena alam dan membuat prediksinya. Beberapa tahun terakhir sudah

Lebih terperinci

KAJIAN ARUS PERAIRAN PANTAI SEMARANG PENDEKATAN PEMODELAN NUMERIK TIGA DIMENSI DISERTASI

KAJIAN ARUS PERAIRAN PANTAI SEMARANG PENDEKATAN PEMODELAN NUMERIK TIGA DIMENSI DISERTASI KAJIAN ARUS PERAIRAN PANTAI SEMARANG PENDEKATAN PEMODELAN NUMERIK TIGA DIMENSI DISERTASI Karya tulis sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Doktor dari Institut Teknologi Bandung Oleh FATHURRAZIE

Lebih terperinci

SEBARAN TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) PADA PROFIL VERTIKAL DI PERAIRAN SELAT MADURA KABUPATEN BANGKALAN

SEBARAN TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) PADA PROFIL VERTIKAL DI PERAIRAN SELAT MADURA KABUPATEN BANGKALAN SEBARAN TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) PADA PROFIL VERTIKAL DI PERAIRAN SELAT MADURA KABUPATEN BANGKALAN Aries Dwi Siswanto 1 1 Program Studi Ilmu Kelautan, Universitas Trunojoyo Madura Abstrak: Sebaran sedimen

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA. utara. Kawasan pesisir sepanjang perairan Pemaron merupakan kawasan pantai

2. TINJAUAN PUSTAKA. utara. Kawasan pesisir sepanjang perairan Pemaron merupakan kawasan pantai 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kondisi Umum Perairan Pantai Pemaron merupakan salah satu daerah yang terletak di pesisir Bali utara. Kawasan pesisir sepanjang perairan Pemaron merupakan kawasan pantai wisata

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA. Letak geografis Perairan Teluk Bone berbatasan dengan Provinsi Sulawesi

2. TINJAUAN PUSTAKA. Letak geografis Perairan Teluk Bone berbatasan dengan Provinsi Sulawesi 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kondisi Oseanografi Perairan Teluk Bone Letak geografis Perairan Teluk Bone berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Selatan di sebelah Barat dan Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara di

Lebih terperinci

Untuk mengkaji perilaku sedimentasi di lokasi studi, maka dilakukanlah pemodelan

Untuk mengkaji perilaku sedimentasi di lokasi studi, maka dilakukanlah pemodelan BAB IV PEMODELAN MATEMATIKA PERILAKU SEDIMENTASI 4.1 UMUM Untuk mengkaji perilaku sedimentasi di lokasi studi, maka dilakukanlah pemodelan matematika dengan menggunakan bantuan perangkat lunak SMS versi

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Validasi Data Pasang surut merupakan salah satu parameter yang dapat digunakan untuk melakukan validasi model. Validasi data pada model ini ditunjukkan dengan grafik serta

Lebih terperinci

Pola Sebaran Salinitas dengan Model Numerik Dua Dimensi di Muara Sungai Musi

Pola Sebaran Salinitas dengan Model Numerik Dua Dimensi di Muara Sungai Musi Maspari Journal, 2013, 5 (2), 104-110 http://masparijournal.blogspot.com Pola Sebaran Salinitas dengan Model Numerik Dua Dimensi di Muara Sungai Musi Christie Indah Sari, Heron Surbakti dan Fauziyah Program

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Parameter Oseanografi Pesisir Kalimantan Barat Parameter oseanografi sangat berperan penting dalam kajian distribusi kontaminan yang masuk ke laut karena komponen fisik

Lebih terperinci

Simulasi Pola Arus Dua Dimensi Di Perairan Teluk Pelabuhan Ratu Pada Bulan September 2004

Simulasi Pola Arus Dua Dimensi Di Perairan Teluk Pelabuhan Ratu Pada Bulan September 2004 Simulasi Pola Arus Dua Dimensi Di Perairan Teluk Pelabuhan Ratu Pada Bulan September 2004 R. Bambang Adhitya Nugraha 1, Heron Surbakti 2 1 Pusat Riset Teknologi Kelautan-Badan (PRTK), Badan Riset Kelautan

Lebih terperinci

BAB 6 MODEL TRANSPOR SEDIMEN DUA DIMENSI

BAB 6 MODEL TRANSPOR SEDIMEN DUA DIMENSI BAB 6 MODEL TRANSPOR SEDIMEN DUA DIMENSI Transpor sedimen pada bagian ini dipelajari dengan menggunakan model transpor sedimen tersuspensi dua dimensi horizontal. Dimana sedimen yang dimodelkan pada penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang langsung bertemu dengan laut, sedangkan estuari adalah bagian dari sungai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang langsung bertemu dengan laut, sedangkan estuari adalah bagian dari sungai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Muara Sungai Muara sungai adalah bagian hilir dari sungai yang berhubungan dengan laut. Permasalahan di muara sungai dapat ditinjau dibagian mulut sungai (river mouth) dan estuari.

Lebih terperinci

BAB II SURVEI LOKASI UNTUK PELETAKAN ANJUNGAN EKSPLORASI MINYAK LEPAS PANTAI

BAB II SURVEI LOKASI UNTUK PELETAKAN ANJUNGAN EKSPLORASI MINYAK LEPAS PANTAI BAB II SURVEI LOKASI UNTUK PELETAKAN ANJUNGAN EKSPLORASI MINYAK LEPAS PANTAI Lokasi pada lepas pantai yang teridentifikasi memiliki potensi kandungan minyak bumi perlu dieksplorasi lebih lanjut supaya

Lebih terperinci

PENGANTAR OCEANOGRAFI. Disusun Oleh : ARINI QURRATA A YUN H

PENGANTAR OCEANOGRAFI. Disusun Oleh : ARINI QURRATA A YUN H PENGANTAR OCEANOGRAFI Disusun Oleh : ARINI QURRATA A YUN H21114307 Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin Makassar 2014 Kondisi Pasang Surut di Makassar Kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 : Definisi visual dari penampang pantai (Sumber : SPM volume 1, 1984) I-1

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 : Definisi visual dari penampang pantai (Sumber : SPM volume 1, 1984) I-1 BAB I PENDAHULUAN Pantai merupakan suatu sistem yang sangat dinamis dimana morfologi pantai berubah-ubah dalam skala ruang dan waktu baik secara lateral maupun vertikal yang dapat dilihat dari proses akresi

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Peta lokasi penelitian di perairan Teluk Bone, Perairan Sulawesi dan sekitarnya, Indonesia (Gambar 6). Gambar 6. Peta Lokasi Penelitian Teluk Bone,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Tipe Estuari dan Debit Sungai. Tipe estuari biasanya dipengaruhi oleh kondisi pasang surut. Pada saat pasang, salinitas perairan akan didominasi oleh salinitas air laut karena

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FENOMENA BANJIR ROB JAKARTA UTARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL HIDRODINAMIKA

IDENTIFIKASI FENOMENA BANJIR ROB JAKARTA UTARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL HIDRODINAMIKA IDENTIFIKASI FENOMENA BANJIR ROB JAKARTA UTARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL HIDRODINAMIKA Farid Putra Bakti 1 dan Muslim Muin 2 Program Studi Teknik Kelautan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut

Lebih terperinci

Simulasi Arus dan Distribusi Sedimen secara 3 Dimensi di Pantai Selatan Jawa

Simulasi Arus dan Distribusi Sedimen secara 3 Dimensi di Pantai Selatan Jawa G174 Simulasi Arus dan Distribusi Sedimen secara 3 Dimensi di Pantai Selatan Jawa Muhammad Ghilman Minarrohman, dan Danar Guruh Pratomo Departemen Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,

Lebih terperinci

BAB III 3. METODOLOGI

BAB III 3. METODOLOGI BAB III 3. METODOLOGI 3.1. Pasang Surut Pasang surut pada umumnya dikaitkan dengan proses naik turunnya muka laut dan gerak horizontal dari massa air secara berkala yang ditimbulkan oleh adanya gaya tarik

Lebih terperinci

Simulasi pemodelan arus pasang surut di kolam Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta menggunakan perangkat lunak SMS 8.1 (Surface-water Modeling System 8.

Simulasi pemodelan arus pasang surut di kolam Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta menggunakan perangkat lunak SMS 8.1 (Surface-water Modeling System 8. 48 Maspari Journal 01 (2010) 48-52 http://masparijournal.blogspot.com Simulasi pemodelan arus pasang surut di kolam Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta menggunakan perangkat lunak SMS 8.1 (Surface-water Modeling

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Verifikasi Hasil Pemodelan 4.1.1. Verifikasi Angin 4.1.1.1. Musim Barat Kecepatan angin masukan model memiliki nilai maksimum pada bulan Februari 2007 sebesar 4.2 meter/detik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bencana banjir seakan telah dan akan tetap menjadi persoalan yang tidak memiliki akhir bagi umat manusia di seluruh dunia sejak dulu, saat ini dan bahkan sampai di masa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Daerah Penelitian Kecamatan Muara Gembong merupakan daerah pesisir di Kabupaten Bekasi yang berada pada zona 48 M (5 0 59 12,8 LS ; 107 0 02 43,36 BT), dikelilingi oleh perairan

Lebih terperinci

NASKAH SEMINAR TUGAS AKHIR SIMULASI 2-DIMENSI TRANSPOR SEDIMEN DI SUNGAI MESUJI PROVINSI LAMPUNG

NASKAH SEMINAR TUGAS AKHIR SIMULASI 2-DIMENSI TRANSPOR SEDIMEN DI SUNGAI MESUJI PROVINSI LAMPUNG NASKAH SEMINAR TUGAS AKHIR SIMULASI 2-DIMENSI TRANSPOR SEDIMEN DI SUNGAI MESUJI PROVINSI LAMPUNG Disusun oleh : SIGIT NURHADY 04/176561/TK/29421 JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laut Indonesia sudah sejak lama didayagunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia terutama pemanfaatan sumberdaya hayati seperti ikan maupun sumberdaya non hayati

Lebih terperinci

Studi Model Distribusi Pencemaran di Pantai Utara Jawa Tengah Menggunakan Model MIKE 21 ECOLab

Studi Model Distribusi Pencemaran di Pantai Utara Jawa Tengah Menggunakan Model MIKE 21 ECOLab Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 8, Nomor 2, Juni 2016 Hal. 89-100 p-issn:2085-1227 dan e-issn:2502-6119 Studi Model Distribusi Pencemaran di Pantai Utara Jawa Tengah Menggunakan Model MIKE

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN 1. Daerah yang menjadi titik peramalan Pemodelan Prediksi Penyebaran Polutan Kali Surabaya terletak pada segmen Muara Kali Tengah sampai dengan Pintu Dam Gunungsari.

Lebih terperinci

ANALISIS TRANSPORT SEDIMEN DI MUARA SUNGAI SERUT KOTA BENGKULU ANALYSIS OF SEDIMENT TRANSPORT AT SERUT ESTUARY IN BENGKULU CITY

ANALISIS TRANSPORT SEDIMEN DI MUARA SUNGAI SERUT KOTA BENGKULU ANALYSIS OF SEDIMENT TRANSPORT AT SERUT ESTUARY IN BENGKULU CITY ANALISIS TRANSPORT SEDIMEN DI MUARA SUNGAI SERUT KOTA BENGKULU ANALYSIS OF SEDIMENT TRANSPORT AT SERUT ESTUARY IN BENGKULU CITY Oleh Supiyati 1, Suwarsono 2, dan Mica Asteriqa 3 (1,2,3) Jurusan Fisika,

Lebih terperinci

SIMULASI PENGARUH ANGIN TERHADAP SIRKULASI PERMUKAAN LAUT BERBASIS MODEL (Studi Kasus : Laut Jawa)

SIMULASI PENGARUH ANGIN TERHADAP SIRKULASI PERMUKAAN LAUT BERBASIS MODEL (Studi Kasus : Laut Jawa) SIMULASI PENGARUH ANGIN TERHADAP SIRKULASI PERMUKAAN LAUT BERBASIS MODEL (Studi Kasus : Laut Jawa) Martono Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Jl. Dr. Junjunan No 133 Bandung 40173 E-mail

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN Pola Sebaran Nutrien dan Oksigen Terlarut (DO) di Teluk Jakarta

4. HASIL DAN PEMBAHASAN Pola Sebaran Nutrien dan Oksigen Terlarut (DO) di Teluk Jakarta 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pola Sebaran Nutrien dan Oksigen Terlarut (DO) di Teluk Jakarta Hasil pengamatan lapangan nitrat, amonium, fosfat, dan DO bulan Maret 2010 masing-masing disajikan pada Gambar

Lebih terperinci

BAB IV SIMULASI MODEL TUMPAHAN MINYAK (MoTuM) RISK ANALYSIS FLOWCHART Bagan Alir Analisis Resiko

BAB IV SIMULASI MODEL TUMPAHAN MINYAK (MoTuM) RISK ANALYSIS FLOWCHART Bagan Alir Analisis Resiko BAB IV SIMULASI MODEL TUMPAHAN MINYAK (MoTuM) 4.1. Metodologi Untuk mendapatkan hasil dari analisis resiko (risk analysis), maka digunakan simulasi model tumpahan minyak. Simulasi diperoleh melalui program

Lebih terperinci

Pemodelan Penyebaran Konsentrasi Limbah PT. Pupuk Iskandar Muda

Pemodelan Penyebaran Konsentrasi Limbah PT. Pupuk Iskandar Muda Pemodelan Penyebaran Konsentrasi Limbah PT. Pupuk Iskandar Muda 1* Ichsan Setiawan, 2 Syarifah Meurah Yuni, 3 Mariana, 1 Yopi Ilhamsyah 1 Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Kelautan - FTK

Jurusan Teknik Kelautan - FTK Oleh : Gita Angraeni (4310100048) Pembimbing : Suntoyo, ST., M.Eng., Ph.D Dr. Eng. Muhammad Zikra, ST., M.Sc 6 Juli 2014 Jurusan Teknik Kelautan - FTK Latar Belakang Pembuangan lumpur Perubahan kualitas

Lebih terperinci

Studi Laju Sedimentasi Akibat Dampak Reklamasi Di Teluk Lamong Gresik

Studi Laju Sedimentasi Akibat Dampak Reklamasi Di Teluk Lamong Gresik JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Studi Laju Sedimentasi Akibat Dampak Reklamasi Di Teluk Lamong Gresik Fiqyh Trisnawan W 1), Widi A. Pratikto 2), dan Suntoyo

Lebih terperinci

MODEL PREDIKSI GELOMBANG TERBANGKIT ANGIN DI PERAIRAN SEBELAH BARAT KOTA TARAKAN BERDASARKAN DATA VEKTOR ANGIN. Muhamad Roem, Ibrahim, Nur Alamsyah

MODEL PREDIKSI GELOMBANG TERBANGKIT ANGIN DI PERAIRAN SEBELAH BARAT KOTA TARAKAN BERDASARKAN DATA VEKTOR ANGIN. Muhamad Roem, Ibrahim, Nur Alamsyah Jurnal Harpodon Borneo Vol.8. No.1. April. 015 ISSN : 087-11X MODEL PREDIKSI GELOMBANG TERBANGKIT ANGIN DI PERAIRAN SEBELAH BARAT KOTA TARAKAN BERDASARKAN DATA VEKTOR ANGIN 1) Muhamad Roem, Ibrahim, Nur

Lebih terperinci

Analisa Perubahan Kualitas Air Akibat Pembuangan Lumpur Sidoarjo Pada Muara Kali Porong

Analisa Perubahan Kualitas Air Akibat Pembuangan Lumpur Sidoarjo Pada Muara Kali Porong JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Analisa Perubahan Kualitas Air Akibat Pembuangan Lumpur Sidoarjo Pada Muara Kali Porong Gita Angraeni (1), Suntoyo (2), dan

Lebih terperinci

Simulasi Arus dan Distribusi Sedimen secara 3 Dimensi di Pantai Selatan Jawa

Simulasi Arus dan Distribusi Sedimen secara 3 Dimensi di Pantai Selatan Jawa JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6 No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-172 Simulasi Arus dan Distribusi Sedimen secara 3 Dimensi di Pantai Selatan Jawa Muhammad Ghilman Minarrohman, dan Danar Guruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Sibolga yang terletak di pantai barat Pulau Sumatera, membujur sepanjang pantai dari utara ke selatan dan berada pada kawasan teluk yang bernama Teluk Tapian Nauli,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Erosi Erosi adalah lepasnya material dasar dari tebing sungai, erosi yang dilakukan oleh air dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu : a. Quarrying, yaitu pendongkelan batuan

Lebih terperinci

KAJIAN POLA SEBARAN PADATAN TERSUSPENSI DAN UNSUR LOGAM BERAT DI TELUK UJUNG BATU, JEPARA

KAJIAN POLA SEBARAN PADATAN TERSUSPENSI DAN UNSUR LOGAM BERAT DI TELUK UJUNG BATU, JEPARA JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 357-365 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jose KAJIAN POLA SEBARAN PADATAN TERSUSPENSI DAN UNSUR LOGAM BERAT DI TELUK UJUNG

Lebih terperinci

Definisi Arus. Pergerakkan horizontal massa air. Penyebab

Definisi Arus. Pergerakkan horizontal massa air. Penyebab Definisi Arus Pergerakkan horizontal massa air Penyebab Fakfor Penggerak (Angin) Perbedaan Gradien Tekanan Perubahan Densitas Pengaruh Pasang Surut Air Laut Karakteristik Arus Aliran putaran yang besar

Lebih terperinci

Karakteristik Oseanografi Dalam Kaitannya Dengan Kesuburan Perairan di Selat Bali

Karakteristik Oseanografi Dalam Kaitannya Dengan Kesuburan Perairan di Selat Bali Karakteristik Oseanografi Dalam Kaitannya Dengan Kesuburan Perairan di Selat Bali B. Priyono, A. Yunanto, dan T. Arief Balai Riset dan Observasi Kelautan, Jln Baru Perancak Negara Jembrana Bali Abstrak

Lebih terperinci

MODEL SEDERHANA 2-DIMENSI ARAH PERGERAKAN SEDIMEN DI SUNGAI PORONG JAWA TIMUR SIMPLE MODEL OF TWO DIMENSIONAL SEDIMENT MOVEMENT IN PORONG RIVER

MODEL SEDERHANA 2-DIMENSI ARAH PERGERAKAN SEDIMEN DI SUNGAI PORONG JAWA TIMUR SIMPLE MODEL OF TWO DIMENSIONAL SEDIMENT MOVEMENT IN PORONG RIVER MODEL SEDERHANA 2-DIMENSI ARAH PERGERAKAN SEDIMEN DI SUNGAI PORONG JAWA TIMUR SIMPLE MODEL OF TWO DIMENSIONAL SEDIMENT MOVEMENT IN PORONG RIVER Oleh : Huda Bachtiar 1, Franto Novico 2 dan Fitri Riandini

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pencemaran Air

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pencemaran Air 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pencemaran Air Air merupakan materi yang paling berlimpah, sekitar 71 % komposisi bumi terdiri dari air, selain itu 50 % hingga 97 % dari seluruh berat tanaman dan hewan terdiri

Lebih terperinci

BAB IV PEMODELAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMODELAN DAN ANALISIS BAB IV PEMODELAN DAN ANALISIS Pemodelan dilakukan dengan menggunakan kontur eksperimen yang sudah ada, artificial dan studi kasus Aceh. Skenario dan persamaan pengatur yang digunakan adalah: Eksperimental

Lebih terperinci

REFRAKSI GELOMBANG DI PERAIRAN PANTAI MARUNDA, JAKARTA (Puteri Kesuma Dewi. Agus Anugroho D.S. Warsito Atmodjo)

REFRAKSI GELOMBANG DI PERAIRAN PANTAI MARUNDA, JAKARTA (Puteri Kesuma Dewi. Agus Anugroho D.S. Warsito Atmodjo) JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015, Halaman 215-222 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jose REFRAKSI GELOMBANG DI PERAIRAN PANTAI MARUNDA, JAKARTA (Puteri Kesuma Dewi.

Lebih terperinci

(a). Vektor kecepatan arus pada saat pasang, time-step 95.

(a). Vektor kecepatan arus pada saat pasang, time-step 95. Tabel 4.4 Debit Bulanan Sungai Jenggalu Year/Month Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec 1995 3.57 3.92 58.51 25.35 11.83 18.51 35.48 1.78 13.1 6.5 25.4 18.75 1996 19.19 25.16 13.42 13.21 7.13

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA WRPLOT View (Wind Rose Plots for Meteorological Data) WRPLOT View adalah program yang memiliki kemampuan untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA WRPLOT View (Wind Rose Plots for Meteorological Data) WRPLOT View adalah program yang memiliki kemampuan untuk II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. WRPLOT View (Wind Rose Plots for Meteorological Data) WRPLOT View adalah program yang memiliki kemampuan untuk mempresentasikan data kecepatan angin dalam bentuk mawar angin sebagai

Lebih terperinci

BAB 4 LOGICAL VALIDATION MELALUI PEMBANDINGAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI

BAB 4 LOGICAL VALIDATION MELALUI PEMBANDINGAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI BAB 4 LOGICAL VALIDATION MELALUI PEMBANDINGAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI 4.1 TINJAUAN UMUM Tahapan simulasi pada pengembangan solusi numerik dari model adveksidispersi dilakukan untuk tujuan mempelajari

Lebih terperinci

Pemodelan Hidrodinamika 3-Dimensi Pola Persebaran Sedimentasi Pra dan Pasca Reklamasi Teluk Jakarta

Pemodelan Hidrodinamika 3-Dimensi Pola Persebaran Sedimentasi Pra dan Pasca Reklamasi Teluk Jakarta A543 Pemodelan Hidrodinamika 3-Dimensi Pola Persebaran Sedimentasi Pra dan Pasca Reklamasi Teluk Jakarta Evasari Aprilia dan Danar Guruh Pratomo Departemen Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,

Lebih terperinci

Studi Pola Sebaran Buangan panas PT. Pertamina Up V Balikpapan Di Perairan Kampung Baru, Teluk Balikpapan

Studi Pola Sebaran Buangan panas PT. Pertamina Up V Balikpapan Di Perairan Kampung Baru, Teluk Balikpapan ISSN : 2089-3507 Studi Pola Sebaran Buangan panas PT. Pertamina Up V Balikpapan Di Perairan Kampung Baru, Teluk Balikpapan Rizkiyah, Denny Nugroho S, Purwanto Program Studi Oseanografi, Fakultas Perikanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Proses adsorpsi antar partikel tersuspensi dalam kolom air terjadi karena adanya muatan listrik pada permukaan partikel tersebut. Butir lanau, lempung dan koloid asam

Lebih terperinci

Gambar 1. Pola sirkulasi arus global. (www.namce8081.wordpress.com)

Gambar 1. Pola sirkulasi arus global. (www.namce8081.wordpress.com) Arus Geostropik Peristiwa air yang mulai bergerak akibat gradien tekanan, maka pada saat itu pula gaya coriolis mulai bekerja. Pada saat pembelokan mencapai 90 derajat, maka arah gerak partikel akan sejajar

Lebih terperinci

MODEL SIRKULASI ARUS LAUT DI PERAIRAN MAHAKAM SELATAN, SELAT MAKASSAR TUGAS AKHIR

MODEL SIRKULASI ARUS LAUT DI PERAIRAN MAHAKAM SELATAN, SELAT MAKASSAR TUGAS AKHIR MODEL SIRKULASI ARUS LAUT DI PERAIRAN MAHAKAM SELATAN, SELAT MAKASSAR TUGAS AKHIR Disusun untuk Memenuhi Syarat Kurikuler Program Sarjana Strata 1 (S-1) Program Studi Oseanografi Oleh : Jefry Anderson

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi studi ini adalah pcrairan di sckilar pcrairan muara Sungai Dumai scpcrti dilunjukan pada Gambar 3-1. Gambar 3-1. Lokasi Studi Penelitian

Lebih terperinci

PEMODELAN PREDIKSI ALIRAN POLUTAN KALI SURABAYA

PEMODELAN PREDIKSI ALIRAN POLUTAN KALI SURABAYA PEMODELAN PREDIKSI ALIRAN POLUTAN KALI SURABAYA oleh : Arianto 3107 205 714 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah Sungai Kali Brantas mempunyai luas cacthment area sebesar 14.103 km 2. Potensi air permukaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Verifikasi Model Visualisasi Klimatologi Suhu Permukaan Laut (SPL) model SODA versi 2.1.6 diambil dari lapisan permukaan (Z=1) dengan kedalaman 0,5 meter (Lampiran 1). Begitu

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengukuran Beda Tinggi Antara Bench Mark Dengan Palem Dari hasil pengukuran beda tinggi dengan metode sipat datar didapatkan beda tinggi antara palem dan benchmark

Lebih terperinci

PEMETAAN ARUS DAN PASUT LAUT DENGAN METODE PEMODELAN HIDRODINAMIKA DAN PEMANFAATANNYA DALAM ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI TUGAS AKHIR

PEMETAAN ARUS DAN PASUT LAUT DENGAN METODE PEMODELAN HIDRODINAMIKA DAN PEMANFAATANNYA DALAM ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI TUGAS AKHIR PEMETAAN ARUS DAN PASUT LAUT DENGAN METODE PEMODELAN HIDRODINAMIKA DAN PEMANFAATANNYA DALAM ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI (STUDI KASUS : PESISIR MUARA GEMBONG, KABUPATEN BEKASI, JAWA BARAT) TUGAS AKHIR

Lebih terperinci

SEBARAN SEDIMEN TERSUSPENSI DI PERAIRAN KAMAL MUARA, PENJARINGAN, JAKARTA UTARA

SEBARAN SEDIMEN TERSUSPENSI DI PERAIRAN KAMAL MUARA, PENJARINGAN, JAKARTA UTARA JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 210-219 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jose SEBARAN SEDIMEN TERSUSPENSI DI PERAIRAN KAMAL MUARA, PENJARINGAN, JAKARTA UTARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia merupakan suatu negara kepulauan terbesar di

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia merupakan suatu negara kepulauan terbesar di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Republik Indonesia merupakan suatu negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau mencapai 17.508 pulau besar dan kecil dengan garis pantai sangat panjang

Lebih terperinci

Simulasi Pemodelan Arus Pasang Surut di Luar Kolam Pelabuhan Tanjung Priok Menggunakan Perangkat Lunak SMS 8.1

Simulasi Pemodelan Arus Pasang Surut di Luar Kolam Pelabuhan Tanjung Priok Menggunakan Perangkat Lunak SMS 8.1 79 Indriani et. al./ Maspari Journal 01 (2010) 79-83 Maspari Journal 01 (2010) 79-83 http://masparijournal.blogspot.com Simulasi Pemodelan Arus Pasang Surut di Luar Kolam Pelabuhan Tanjung Priok Menggunakan

Lebih terperinci

PEMODELAN ARUS SEJAJAR PANTAI STUDI KASUS PANTAI ERETAN, KABUPATEN INDRAMAYU, JAWA BARAT

PEMODELAN ARUS SEJAJAR PANTAI STUDI KASUS PANTAI ERETAN, KABUPATEN INDRAMAYU, JAWA BARAT PEMODELAN ARUS SEJAJAR PANTAI STUDI KASUS PANTAI ERETAN, KABUPATEN INDRAMAYU, JAWA BARAT TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi salah satu syarat kurikuler Program Sarjana Oseanografi Oleh : FRANSISKO A. K.

Lebih terperinci

PEMODELAN NUMERIK SIRKULASI ARUS TIGA DIMENSI DI PERAIRAN KEPULAUAN SPERMONDE KABUPATEN PANGKEP, SULAWESI SELATAN

PEMODELAN NUMERIK SIRKULASI ARUS TIGA DIMENSI DI PERAIRAN KEPULAUAN SPERMONDE KABUPATEN PANGKEP, SULAWESI SELATAN PEMOELAN NUMERIK SIRKULASI ARUS TIGA IMENSI I PERAIRAN KEPULAUAN SPERMONE KABUPATEN PANGKEP, SULAWESI SELATAN Andi Galsan Mahie * Abstrak Sirkulasi arus tiga dimensi di perairan Kepulauan Spermonde Kabupaten

Lebih terperinci

PENUNTUN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI FISIKA

PENUNTUN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI FISIKA PENUNTUN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI FISIKA DISUSUN OLEH Heron Surbakti dan Tim Assisten Praktikum Oseanografi Fisika LABORATORIUM OSEANOGRAFI PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut UU No.27 tahun 2007, tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, wilayah pesisir adalah daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat luas, dirasakan sangat perlu akan kebutuhan adanya angkutan (transport) yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat luas, dirasakan sangat perlu akan kebutuhan adanya angkutan (transport) yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Republik Indonesia yang berbentuk kepulauan dengan daerah yang sangat luas, dirasakan sangat perlu akan kebutuhan adanya angkutan (transport) yang efektif dalam

Lebih terperinci

Mubarak., Edison., Fitria, S R 2014:8 (1)

Mubarak., Edison., Fitria, S R 2014:8 (1) Analisis Arus dan Sebaran Sedimen Tersuspensi ISSN Dampak 1978-5283 Mubarak., Edison., Fitria, S R 2014:8 (1) ANALISIS ARUS DAN SEBARAN SEDIMEN TERSUSPENSI DAMPAK TAMBANG TIMAH DI LAUT (KASUS PERAIRAN

Lebih terperinci

SEBARAN SEDIMEN TERSUSPENSI DI PERAIRAN MUARA SUNGAI BENGAWAN SOLO, GRESIK, JAWA TIMUR Betty Banjarnahor *),Warsito Atmodjo *), Hariyadi *)

SEBARAN SEDIMEN TERSUSPENSI DI PERAIRAN MUARA SUNGAI BENGAWAN SOLO, GRESIK, JAWA TIMUR Betty Banjarnahor *),Warsito Atmodjo *), Hariyadi *) JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016, Halaman 554 562 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jose SEBARAN SEDIMEN TERSUSPENSI DI PERAIRAN MUARA SUNGAI BENGAWAN SOLO, GRESIK,

Lebih terperinci

SIRKULASI ANGIN PERMUKAAN DI PANTAI PAMEUNGPEUK GARUT, JAWA BARAT

SIRKULASI ANGIN PERMUKAAN DI PANTAI PAMEUNGPEUK GARUT, JAWA BARAT SIRKULASI ANGIN PERMUKAAN DI PANTAI PAMEUNGPEUK GARUT, JAWA BARAT Martono Divisi Pemodelan Iklim, Pusat Penerapan Ilmu Atmosfir dan Iklim LAPAN-Bandung, Jl. DR. Junjunan 133 Bandung Abstract: The continuously

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA. Pelapisan massa air merupakan sebuah kondisi yang menggambarkan

2. TINJAUAN PUSTAKA. Pelapisan massa air merupakan sebuah kondisi yang menggambarkan 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kestabilan Massa Air Pelapisan massa air merupakan sebuah kondisi yang menggambarkan bahwa dalam kolom air massa air terbagi secara vertikal kedalam beberapa lapisan. Pelapisan

Lebih terperinci

3 Kondisi Fisik Lokasi Studi

3 Kondisi Fisik Lokasi Studi Bab 3 3 Kondisi Fisik Lokasi Studi Sebelum pemodelan dilakukan, diperlukan data-data rinci mengenai kondisi fisik dari lokasi yang akan dimodelkan. Ketersediaan dan keakuratan data fisik yang digunakan

Lebih terperinci

STUDI POLA DAN KARATERISTIK ARUS LAUT DI PERAIRAN KALIWUNGU KENDAL JAWA TENGAH PADA MUSIM PERALIHAN I

STUDI POLA DAN KARATERISTIK ARUS LAUT DI PERAIRAN KALIWUNGU KENDAL JAWA TENGAH PADA MUSIM PERALIHAN I JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 16-25 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jose STUDI POLA DAN KARATERISTIK ARUS LAUT DI PERAIRAN KALIWUNGU KENDAL JAWA TENGAH

Lebih terperinci

PRESENTASI SEMINAR TUGAS AKHIR

PRESENTASI SEMINAR TUGAS AKHIR PRESENTASI SEMINAR TUGAS AKHIR OLEH : FIQYH TRISNAWAN WICAKSONO 4309 100 073 Dosen Pembimbing: Prof. Ir. Widi Agus Pratikto, M.Sc, Ph.D NIP. 195308161980031004 Dan Suntoyo, ST., M.Eng, Ph.D. NIP. 197107231995121001

Lebih terperinci

Praktikum M.K. Oseanografi Hari / Tanggal : Dosen : 1. Nilai PASANG SURUT. Oleh. Nama : NIM :

Praktikum M.K. Oseanografi Hari / Tanggal : Dosen : 1. Nilai PASANG SURUT. Oleh. Nama : NIM : Praktikum M.K. Oseanografi Hari / Tanggal : Dosen : 1. 2. 3. Nilai PASANG SURUT Nama : NIM : Oleh JURUSAN PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 2015 MODUL 5. PASANG SURUT TUJUAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Daerah Studi Daerah yang menjadi objek dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah pesisir Kecamatan Muara Gembong yang terletak di kawasan pantai utara Jawa Barat. Posisi geografisnya

Lebih terperinci

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di :

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di : JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman 329-336 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jose POLA SEBARAN SEDIMEN TERSUSPENSI BERDASARKAN MODEL POLA ARUS PASANG SURUT DI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Permasalahan

I. PENDAHULUAN Permasalahan I. PENDAHULUAN 1.1. Permasalahan Sedimentasi di pelabuhan merupakan permasalahan yang perlu mendapatkan perhatian. Hal tersebut menjadi penting karena pelabuhan adalah unsur terpenting dari jaringan moda

Lebih terperinci

Model Refraksi-Difraksi Gelombang Air oleh Batimetri dengan Mengerjakan Persamaan Kekekalan Energi

Model Refraksi-Difraksi Gelombang Air oleh Batimetri dengan Mengerjakan Persamaan Kekekalan Energi Hutahaean ISSN 853-98 Jurnal Teoretis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil Model Refraksi-Difraksi Gelombang Air oleh Batimetri dengan Mengerjakan Persamaan Kekekalan Energi Syawaluddin Hutahaean Kelompok

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil dan Verifikasi Hasil simulasi model meliputi sirkulasi arus permukaan rata-rata bulanan dengan periode waktu dari tahun 1996, 1997, dan 1998. Sebelum dianalisis lebih

Lebih terperinci

WORKING PAPER PKSPL-IPB

WORKING PAPER PKSPL-IPB ISSN: 2086-907X WORKING PAPER PKSPL-IPB PUSAT KAJIAN SUMBERDAYA PESISIR DAN LAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Center for Coastal and Marine Resources Studies Bogor Agricultural University STUDI MODEL HIDRODINAMIKA

Lebih terperinci

DAMPAK ANGKUTAN SEDIMEN TERHADAP PEMBENTUKAN DELTA DI MUARA SUNGAI BONE, PROVINSI GORONTALO

DAMPAK ANGKUTAN SEDIMEN TERHADAP PEMBENTUKAN DELTA DI MUARA SUNGAI BONE, PROVINSI GORONTALO DAMPAK ANGKUTAN SEDIMEN TERHADAP PEMBENTUKAN DELTA DI MUARA SUNGAI BONE, PROVINSI GORONTALO Ari Mulerli Puslitbang Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum, Jln. Ir. H. Juanda 193 Bandung, Telp/Fax

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 Diagram Alir Penyusunan Laporan Tugas Akhir

BAB III METODOLOGI 3.1 Diagram Alir Penyusunan Laporan Tugas Akhir BAB III METODOLOGI 3.1 Diagram Alir Penyusunan Laporan Tugas Akhir Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyusunan Tugas Akhir dapat dilihat pada diagram alir berikut: 74 dengan SMS Gambar 3.1 Diagram

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Sebaran Angin Di perairan barat Sumatera, khususnya pada daerah sekitar 2, o LS hampir sepanjang tahun kecepatan angin bulanan rata-rata terlihat lemah dan berada pada kisaran,76 4,1

Lebih terperinci

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA BAB. II TINJAUAN PUSTAKA A. Keadaan Teluk Youtefa Teluk Youtefa adalah salah satu teluk di Kota Jayapura yang merupakan perairan tertutup. Tanjung Engros dan Tanjung Hamadi serta terdapat pulau Metu Debi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pelabuhan merupakan salah satu jaringan transportasi yang menghubungkan transportasi laut dengan transportasi darat. Luas lautan meliputi kira-kira 70 persen dari luas

Lebih terperinci

Pembuatan Alur Pelayaran dalam Rencana Pelabuhan Marina Pantai Boom, Banyuwangi

Pembuatan Alur Pelayaran dalam Rencana Pelabuhan Marina Pantai Boom, Banyuwangi G186 Pembuatan Alur Pelayaran dalam Rencana Pelabuhan Marina Pantai Boom, Banyuwangi Muhammad Didi Darmawan, Khomsin Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Sadri 1 1 Dosen Politeknik Negeri Pontianak.

Sadri 1 1 Dosen Politeknik Negeri Pontianak. PERBANDINGAN TINGKAT SEDIMENTASI ANTARA KONDISI EKSISTING DENGAN ALTERNATIF KONDISI LAINNYA PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) PEMANGKAT KALIMANTAN BARAT Sadri 1 1 Dosen Politeknik Negeri Pontianak cadrie_kobar@yahoo.com

Lebih terperinci

Kajian Hidro-Oseanografi untuk Deteksi Proses-Proses Dinamika Pantai (Abrasi dan Sedimentasi)

Kajian Hidro-Oseanografi untuk Deteksi Proses-Proses Dinamika Pantai (Abrasi dan Sedimentasi) Kajian Hidro-Oseanografi untuk Deteksi Proses-Proses Dinamika Pantai (Abrasi dan Sedimentasi) Mario P. Suhana * * Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor Email: msdciyoo@gmail.com

Lebih terperinci

Karakteristik Pasang Surut dan Pola Arus di Muara Sungai Musi, Sumatera Selatan

Karakteristik Pasang Surut dan Pola Arus di Muara Sungai Musi, Sumatera Selatan Jurnal Penelitian Sains Volume 15 Nomer 1(D) 15108 Karakteristik Pasang Surut dan Pola Arus di Muara Sungai Musi, Sumatera Selatan Heron Surbakti Program Studi Ilmu Kelautan, Universitas Sriwijaya, Sumatera

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data komponen pasut dari DISHIDROS

Lampiran 1. Data komponen pasut dari DISHIDROS L A M P I R A N 46 Lampiran 1. Data komponen pasut dari DISHIDROS KOLAKA Posisi 4 3'6.65" 121 34'54.5" waktu GMT + 08.00 Gerakan pasut diramalkan terhadap suatu Muka Surutan yang letaknya 9 dm di bawah

Lebih terperinci

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman Online di :

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman Online di : JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 88-97 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jose PENGARUH PASANG SURUT TERHADAP JANGKAUAN SALINITAS DI SUNGAI SUDETAN BANGER KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB IV ALTERNATIF PEMILIHAN BENTUK SALURAN PINTU AIR

BAB IV ALTERNATIF PEMILIHAN BENTUK SALURAN PINTU AIR Penyusunan RKS Perhitungan Analisa Harga Satuan dan RAB Selesai Gambar 3.1 Flowchart Penyusunan Tugas Akhir BAB IV ALTERNATIF PEMILIHAN BENTUK SALURAN PINTU AIR 4.1 Data - Data Teknis Bentuk pintu air

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA 4.1.Tinjauan Umum Perencanaan pelabuhan perikanan Glagah ini memerlukan berbagai data meliputi: data angin, Hidro oceanografi, peta batimetri, data jumlah kunjungan kapal dan data

Lebih terperinci

ANALISIS SEBARAN SEDIMEN DASAR AKIBAT PENGARUH ARUS SEJAJAR PANTAI (LONGSHORE CURRENT) DI PERAIRAN MAKASSAR

ANALISIS SEBARAN SEDIMEN DASAR AKIBAT PENGARUH ARUS SEJAJAR PANTAI (LONGSHORE CURRENT) DI PERAIRAN MAKASSAR JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman 563-569 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jose ANALISIS SEBARAN SEDIMEN DASAR AKIBAT PENGARUH ARUS SEJAJAR PANTAI (LONGSHORE

Lebih terperinci