KATA PENGANTAR. Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, bahwa penyusunan Profil Perkembangan Kependudukan Tahun 2012 dapat diselesaikan.
|
|
- Ratna Pranoto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, bahwa penyusunan Profil Perkembangan Kependudukan Tahun 2012 dapat diselesaikan. Buku Profil Perkembangan Kependudukan adalah upaya Pemerintah Daerah Kabupaten Gunungkidul dalam rangka meningkatkan pengeloaan informasi administrasi kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk peningkatan pelayanan publik dan pembangunan sektor lain. Profil Perkembangan Kependudukan yang diterbitkan pada Tahun 2013 ini dengan Data Dasar Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) terakhir tanggal 31 Desember 2012 pada pukul WIB. Data dan informasi dalam sediaan profil pekembangan kependudukan diolah dengan berbasiskan (SIAK) murni sebelum adanya konsolidasi dan pembersihan data dari Derektorat Jendral Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementrian Dalam Negeri RI, dan data pendukung lainnya yang relevan dan signifikan tentang Kabupaten Gunungkidul. Penyusunan dokumen ini merupakan amanat pasal 5 huruf e Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan dan pasal 50 ayat (3) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 65 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Profil Perkembangan Kependudukan. Lebih lanjut kegiatan ini juga sebagai tindak lanjut Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 474/84558/MD tanggal 20 Desember 2012, hal Penyusunan Profil Perkembangan Kependudukan. Dengan diterbitkannya sajian Profil Perkembangan Kependudukan ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada semua fihak baik kepada masyarakat luas, unsur pemerintah dan pemerintah daerah maupun pemangku kepentingan untuk dimanfaatkan dengan baik khususnya untuk mendukung perencanaan dan pembangunan di Lingkungan Kabupaten Gunungkidul. Kami menyadari bahwa sajian informasi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu dengan rendah hati kami menerima sumbang saran yang konstruktif sehingga akan dapat sebagai bahan perbaikan penyusunan profil pada tahun-tahun selanjutnya. Semoga Profil Perkembangan Kependudukan Tahun 2012 ini dapat bermanfaat bagi semua fihak dan khususnya untuk peningkatan pembangunan di Lingkungan Kabupaten Gunungkidul. Terimakasih. Wonosari 28 Maret 2013 Kepala Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Gunungkidul H. TOMMY HARAHAP, SH, MH NIP
2 3 LANGKAH STRATEGIS DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN GUNUNGKIDUL LANGKAH PERTAMA : MENCANANGKAN VISI DAN MISI LANGKAH KEDUA : MENERAPKAN MOTTO PELAYANAN Motto tersebut mengandung arti : Semangat Batin : - Semangat Lahir : Memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan menerapkan : I : Ikuti peraturan perundangan yang berlaku; K : Kedepankan sikap ramah, santun, dan terpuji; H : Hormati pemohon dengan sepenuh hati; L : Lakukan pekerjaan semaksimal mungkin; A : Akuntabilitas kinerja (dapat dipertanggungjawabkan); S : Solutif, setiap ada masalah selalu ada penyelesaiannya/jalan keluar. LANGKAH KETIGA : MENGELUARKAN KEBIJAKAN-KEBIJAKAN STRATEGIS 1. Menerapkan Lima Tertib Administrasi Kependudukan : a. Tertib Formulir dan Persyaratan b. Tertib Prosedur c. Tertib Proses d. Tertib Arsip e. Tertib Data Base PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN
3 2. Memposisikan Ketua RT sebagai yang berwenang mengeluarkan Surat Keterangan untuk pengurusan akta kelahiran, KK, KTP, Surat Pindah, dan yang tidak memiliki dokumen kependudukan/penduduk yang belum terdaftar; 3. Mengangkat Petugas Register desa dalam hal ini Kepala Bagian Pemerintahan Desa sebagai penanggung jawab administrasi kependudukan di tingkat desa (sebelum ada PNS); 4. Menempatkan personil Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil di Kecamatan sebagai operator SIAK; 5. Menyusun Peraturan Daerah, Peraturan Bupati serta Keputusan Kepala Dinas tentang Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil; 6. Sosialisasi tepat sasaran; 7. Tersedianya booklet (buku pegangan Ketua RT, Ketua RW, dan Dukuh), leaflet bagi masyarakat, dan terpasangnya poster alur pelayanan dan persyaratan pada semua tingkat pelayanan; 8. Meningkatkan pelayanan : a. Menyediakan tempat pelayanan yang representatif; b. Up-greading Petugas Register Desa, Operator SIAK Kecamatan, Petugas Pelayanan Kabupaten, dan petugas UP3SK; c. Pelayanan keliling (jemput bola) menggunakan mobil UP3SK. 9. Menerapkan denda bagi warga yang terlambat dalam pengurusan dokumen kependudukan dan catatan sipil; 10. Membuat nota kesepahaman dengan Pengadilan Agama dalam upaya mempermudah dan mempercepat sidang isbat; 11. Memberikan bantuan sidang itsbat bagi mereka yang tidak memiliki surat nikah sebesar Rp ,00; 12. Mengusulkan perubahan UU No. 23 Tentang Administrasi Kependudukan mengenai: a. Bagi meraka yang sudah menikah tetapi mempunyai surat nikah tidak perlu sidang isbat cukup keterangan kepala dinas dan pernyattan diatas meterai dari yang bersangkutan. b. Asas kelahiran supaya diubah menjadi asas peristiwa dan asas domisili. c. KTP diusulkan berlaku seumur hidup. 2 PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2012
4 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan dan Penduduk merupakan dua hal yang memiliki hubungan keterkaitan integratif sehingga tidak dapat dipisahkan, karena pembangunan adalah upaya sadar dan sistematis untuk mensejahterakan penduduk dalam suatu entitas negara dengan berbagai upaya dan tindakan. Dalam pembangunan berkelanjutan penduduk tidak hanya menjadi obyek (sasaran) pembangunan tetapi juga menjadi subyek pembangunan sekaligus yang dapat merasakan serta menikmati hasil pembangunan. Perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga dapat berhasil jika pengelolaan dan penyajian data kependudukan berskala nasional atau daerah dapat berjalan dengan baik. Data kependudukan yang diolah dengan baik dan sistematis akan menjadi informasi bagi pembangunan kependudukan. Dalam rangka penyajian data dan pemberian informasi perkembangan kependudukan skala Kabupaten/kota, berdasarkan Pemendagri Nomor 65 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Profil Perkembangan Kependudukan dalam pasal 6 mengamatkan agar Bupati/Walikota menyusun Profil perkembangan kependudukan berskala kabupaten/kota. Untuk itu, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2013, telah melaksanakan mandat untuk menyusun Buku Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 berdasarkan data SIAK (Sistem Informasi Administrasi Kependudukan) dan data pendukung lainnya data per 31 desember B. TUJUAN Tujuan menyusun Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 adalah: 1. Pelaksanaan amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Administrasi Kependudukan dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 65 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Profil Perkembangan Kependudukan. 2. Penyediaan Data dan Informasi Perkembangan Kependudukan yang uptodate dan berangsur-angsur akan akurat sebagai bahan atau input pengambilan keputusan dan kebijakan dibidang kependudukan. C. RUANG LINGKUP Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 mencakup tiga hal pokok: 1. Penyajian perkembangan profil secara kuantitatif, sehingga tampak jelas apa yang sedang berlangsung, dan kondisi terakhir. 2. Indentifikasi kelompok dan segmen kependudukan 3. Indentifikasi potensi penduduk yang dapat dijadikan asset pembangunan daerah dan nasional. PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN
5 D. PENGERTIAN UMUM 1. Kependudukan adalah hal ihkwal yang berkaitan dengan jumlah, ciri utama, pertumbuhan, persebaran, mobilitas, kualitas, kondisi kesejahteraan yang menyangkut politik, ekonomi, sosial budaya, agama, serta lingkungan penduduk tersebut ( UU NO. 10 Tahun 1992 ). 2. Administrasi Kependudukan adalah rangkain kegiatan penataan dan penertiban dan penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pengembangan sektor lainya ( UU No. 23 Tahun 2006 ). 3. Dokumen Kependudukan adalah dokumen resmi yang diterbitkan oleh Instansi pelaksana yang mempunyai kekuatan hukum sebagai alat bukti autentik yang dihasilkan dari pelayanan pendaftran penduduk dan pencatatan sipil ( UU No. 23 Tahun 2006 ). 4. Data Kependudukan adalah data perseorangan dan atau data agregat yang terstruktur sebagai hasil pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil ( UU No. 23 Tahun 2006 ). 5. Kuantitas Penduduk adalah jumlah penduduk akibat dari perbedaan antara jumlah yang lahir, mati, pindah tempat tinggal ( UU No. 10 Tahun 1992 ). 6. Kualitas Penduduk adalah kondisi penduduk dalam aspek fisik dan non fisik serta ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang merupakan dasar untuk mengembangkan kemampuan dan menikmati kehidupan sebagai manusia yang berbudaya, berkepribadian, dan layak ( UU No.10 Tahun 1992 ). 7. Mobilitas Penduduk adalah gerak keruangan penduduk dengan melewati batas administrasi Daerah Tingkat II ( UU No. 10 Tahun 1992 ). 8. Profil adalah grafik atau ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal tertentu ( Sunaryo Urip- BPS ). 9. Perseberan Penduduk adalah kondisi sebaran penduduk secara keruangan ( UU No. 10 Tahun 1992 ). 10. Penyebaran Penduduk adalah upaya mengubah persebaran penduduk agar serasi, selaras, dan seimbang dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan ( UU No. 10 Tahun 1992 ) 11. Data Regestrasi adalah data yang bersumber dari hasil pendaftaran penduduk ( peristiwa kependudukan ) dan pencatatan sipil (peristiwa penting ). 12. Data non Registrasi adalah ciri atau nilai yang terukur yang diperoleh melalui sensus atau survey. 13. Pendaftaran Penduduk adalah pencatatan biodata penduduk, pencatatan atas pelaporan peristiwa kependudukan dan pendataan penduduk rentan administrasi kependudukan serta penerbitan dokumen kependudukan berupa kartu identitas atau surat keterangan kependudukan ( UU NO. 23 Tahun 2006 ). 14. Pencatatan Sipil adalah pencatatan peristiwa penting yang dialami oleh seseorang dalam register pencatatan sipil pada Instansi pelaksana ( UU No. 23 Tahun 2006 ). 15. Peristiwa Kependudukan adalah kejadian yang dialami penduduk yang harus dilaporkan karena membawa akibat terhadap penerbitan atau perubahan Kartu Keluarga. Kartu Tanda Penduduk, dan atau Surat Keterangan Kependudukan yang meliputi pindah datang, perubahan alamat, status tempat tinggal terbatas menjadi tinggal tetap ( UU No. 23 Tahun 2006 ). 4 PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2012
6 16. Peristiwa Penting adalah kejadian yang dialami oleh seseorang meliputi kelahiran, kematian, lahir mati, perkawinan, perceraian, pengakuan anak, pengesahan anak, pengangkatan anak, perubahan nama, dan perubahan status kewarganegaraan ( UU No. 23 Tahun 2006 ). 17. Nomor Induk Kependudukan ( NIK ) adalah nomor indentitas penduduk yang bersifat unik atau khas, tunggal dan melekat pada seseorang yang terdaftar sebagai penduduk Indonesia (UU No. 23 Tahun 2006 ). 18. Sistem Informasi Administrasi Kependudukan ( SIAK ) adalah sistem informasi yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi pengelolaan informasi administrasi kependudukan di tingkat penyelenggara dan Instansi Pelaksana sebagai satu kesatuan (UU No. 23 Tahun 2006 ). 19. Data adalah fakta yang sudah ditulis dalam bentuk catatan, gambar, atau direkam kedalam berbagai bentuk media. 20. Sumber Data adalah segala sesuatu tentang fakta yang sudah ditulis dalam bentuk media oleh Instansi/Lembaga. 21. Kelahiran atau Fertilitas diartikan sebagai kemampuan seorang wanita atau sekelompok wanita untuk melahirkan dalam waktu satu generasi atau selama masa subur. 22. Kematian atau mortalitas adalah satu dari tiga komponen demografi yang berpengaruh terhadap struktur dan jumlah penduduk. 23. Rata-rata usia kawin pertama (Singulate Mean Age at Marriage) adalah perkiraan rata-rata umur kawin pertama berdasarkan jumlah penduduk yang tetap lajang (belum kawin). 24. Angka Perkawinan Kasar menunjukkan persentase penduduk yang berstatus kawin terhadap jumlah penduduk keseluruhan pada pertengahan tahun untuk suatu tahun tertentu. 25. Angka Perkawinan Umum (APU) menunjukkan proporsi penduduk yang berstatus kawin terhadap jumlah penduduk usia 15 tahun keatas pada pertengahan tahun untuk suatu tahun tertentu. 26. Ratio Jenis Kelamin adalah suatu angka yang menunjukkan perbandingan jenis kelamin antara banyaknya penduduk laki-laki dan penduduk perempuan di suatu daerah pada waktu tertentu. 27. Perkembangan Kependudukan adalah segala kegiatan yang berhubungan dengan perubahan keadaan penduduk yang meliputi kuantitas, kualitas, dan mobilitas yang mempunyai pengaruh terhadap pembangunan dan lingkungan hidup (UU No. 10 Tahun 1992). 28. Mobilitas Penduduk (migrasi) adalah perpindahan penduduk dari satu wilayah ke wilayah administratif lainnya, yang merefleksikan perbedaan pertumbuhan ekonomi dan ketidakmerataan fasilitas pembangunan antara satu daerah dengan daerah lain. 29. Penduduk Musiman adalah merupakan salah satu jenis mobilitas penduduk non permanen yang bekerja tidak di daerah domisilinya dan menetap dalam kurun waktu lebih dari satu hari tetapi kurang dari satu tahun dan dilakukan secara berulang. 30. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk secara sukarela untuk meningkatkan kesejahteraan dan menetap di wilayah pengembangan transmigrasi atau lokasi permukiman transmigrasi. PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN
7 31. Penduduk Usia Kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun sampai dengan 64 tahun. 32. Angka Partisipasi Angkatan Kerja adalah proporsi angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja. 33. Angka Pengangguran adalah proporsi jumlah pengangguran terhadap angkatan kerja. 34. Bukan Angkatan Kerja adalah penduduk usia 15 tahun ke bawah dan penduduk berusia 64 tahun keatas. 35. Lahir Hidup adalah suatu kelahiran bayi tanpa memperhiyungkan lamanya di dalam kandungan, dimana si bayi menunjukkan tanda-tanda kehidupan pada saat dilahirkan, misalnya ada nafas, ada denyut jantung atau denyut tali pusar atau gerakan otot. 36. Lahir Mati adalah kelahiran seorang bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28 minggu tanpa menujukkan tanda-tanda kehidupan pada saat dilahirkan. 37. Angka Partisipasi Total adalah proporsi penduduk bersekolah menurut golongan umur sekolah yaitu, umur 7-12 tahun, tahun, tahun, dan tahun. 38. Angka Partisipasi Murni (APM) Presentase siswa dengan umur yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah di usia yang sama. 39. Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah presentase jumlah murid, berapapun usianya, yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk pada kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu. 6 PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2012
8 A. LETAK GEOGRAFIS DAERAH BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH 1. Letak Wilayah Letak Kabupaten Gunungkidul + 39 km disebelah tenggara Kota Yogyakarta dengan ibu kota di Wonosari, secara geografis terletak pada 110 o 110 o dan 7 o 8 o Istimewa Yogyakarta. Peta Wilayah Kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sebagai berikut : Gambar 2.1.Peta Wilayah Kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai berikut : Sebelah Barat : Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman (Daerah Istimewa Yogyakarta) Sebelah Utara : Kabupaten Klaten dan Kabupaten Sukoharjo (Provinsi Jawa Tengah) Sebelah Timur : Kabupaten Wonogiri (Provinsi Jawa Tengah) Sebelah Selatan : Samudera Hindia berupa perairan pesisir sejauh lebih dari 4 mil PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN
9 2. Luas Wilayah Dengan luas wilayah mencapai 1.485,36 Km 2, Kabupaten Gunungkidul merupakan kabupaten terluas di Daerah Istimewa Yogyakarta (sekitar 46,63 % dari keseluruhan luas wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta) yang terdiri dari 18 kecamatan, 144 desa dan dusun. Tabel 2.1. Pembagian dan Luas Wilayah Administrasi di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 No. Kecamatan Luas (km2) Jumlah Desa Jumlah Dusun Persentase (%) 1 Wonosari 75, ,08 2 Nglipar 73, ,97 3 Playen 105, ,09 4 Patuk 72, ,85 5 Paliyan 58, ,91 6 Panggang 99, ,72 7 Tepus 104, ,06 8 Semanu 108, ,30 9 Karangmojo 80, ,39 10 Ponjong 104, ,03 11 Rongkop 83, ,62 12 Semin 78, ,31 13 Ngawen 46, ,14 14 Gedangsari 68, ,59 15 Saptosari 87, ,91 16 Girisubo 94, ,37 17 Tanjungsari 71, ,82 18 Purwosari 71, ,83 Total 1.485, Sumber : GDA 2012 BPS Gunungkidul, 2013 Dari 18 kecamatan di Kabupaten Gunungkidul, Kecamatan Semanu merupakan kecamatan terluas dengan luas wilayah sekitar 108,39 km 2 (7,30 % ) dari luas wilayah Kabupaten Gunungkidul. 8 PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2012
10 3. Keadaan Topografi Wilayah Kabupaten Gunungkidul sebagian besar berada pada ketinggian m dpl (diatas permukaan laut) yaitu 1.341,71 km 2, sedangkan sisanya 7,75% terletak pada ketinggian kurang dari 100 m dpl, dan 1,92% terletak pada ketinggian antara m dpl. Topografi wilayah sebagian besar merupakan dataran tinggi dan bergunung-gunung dengan tingkat kemiringan yang bervariasi. Berdasarkan jenisnya tanah di wilayah Kabupaten Gunungkidul terdiri dari : a. Litosol, dengan batuan induk kompleks sedimen tufan dan batuan vulkanik, yang terletak pada wilayah bergunung gunung, tersebar di wilayah Kecamatan Patuk bagian utara dan selatan, Gedangsari, Ngawen, Nglipar,Semin bagian timur, dan Ponjong bagian utara. b. Kompleks latosol dan mediteran merah, dengan batuan induk batuan gamping, bentuk wilayah bergelombang sampai berbukit, terdapat di wilayah Kecamatan Panggang, Purwosari, Saptosari, Tepus, Tanjungsari, Semanu bagian selatan dan timur, Rongkop, Girisubo serta Ponjong bagian selatan. c. Asosiasi mediteran merah dan renzina, dengan batuan induk batu gamping, bentuk wilayah berombak sampai bergelombang, terdapat di wilayah Kecamatan Ngawen bagian selatan, Nglipar, Karangmojo bagian barat dan utara, Semanu bagian barat, Wonosari bagian timur, utara dan selatan, Playen bagian barat dan utara serta Paliyan bagian selatan. d. Grumosol hitam, dengan batuan induk batu gamping, bentuk wilayah datar sampai bergelombang, terdapat di wilayah Kecamatan Playen bagian selatan, Wonosari bagian barat, Paliyan bagian utara, dan Ponjong bagian selatan. e. Asosiasi latosol merah dan litosol, dengan bahan induk tufan dan batuan vulkanik intermediet, bentuk wilayah bergelombang sampai berbukit, terdapat di wilayah Kecamatan Semin bagian utara, Patuk bagian selatan, dan Playen bagian barat. Berdasarkan topografi, jenis batuan, jenis tanah, dan keadaan sumber air, maka Wilayah Kabupaten terbagi atas 3 wilayah (zone) sebagai berikut : a. Zone Utara disebut wilayah Baturagung dengan ketinggian meter dpl (di atas permukaan laut). Keadaan geografisnya berbukit-bukit dan terdapat sungai di atas tanah dan sumber-sumber air tanah serta dapat digali sumur dengan kedalaman 6 12 meter dari permukaan tanah. Jenis tanahnya vulkanis lateristik sedangkan batuan induknya adalah Dasiet dan Andesiet. Lahan yang ada di zona ini dapat dimanfaatkan untuk pengembangan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan, industri kecil dan pertambangan bahan galian golongan C, pariwisata serta kawasan lindung bawahan. Wilayah ini meliputi Kecamatan Patuk, Nglipar, Gedangsari, Ngawen, Semin dan Kec. Ponjong bagian utara, seluas Ha. b. Zone Tengah disebut Zone Ledok Wonosari dengan ketinggian meter dpl, apabila kemarau panjang masih terdapat sumber mata air. Jenis tanahnya Margalite dan dapat dimanfaatkan untuk pengembangan tanaman pangan, hortikultura,kehutanan dan perkebunan, peternakan, pengolahan hasil tambang bahan galian golongan C dan kawasan lindung bawahan. Terdapat sungai di atas tanah, tetapi di musim kemarau kering. Di bagian ini terdapat air tanah, dengan PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN
11 kedalaman meter dari permukaan tanah. Wilayah ini meliputi Kecamatan Playen, Wonosari, Karangmojo, Semanu bagian utara, dan Ponjong bagian tengah, seluas Ha. c. Zone Selatan disebut Zone Gunung Seribu dengan ketinggian meter dpl dan luas wilayah Ha. Batuan dasar pembentukannya adalah batu kapur terumbu yang berwujud bukit-bukit kerucut (Conical limestone). Keadaan berbukit-bukit karang kapur serta banyak telaga/genangan air hujan (Dolina). Di sekitar bukit-bukit tersebut terakumulasi tanah yang berwarna merah (terrarosa). Di zona ini untuk pengembangan tanaman pangan,hortikultura, tanaman kehutanan dan perkebunan, peternakan, destinasi pariwisata pantai dan goa, budidaya ikan, kawasan lindung setempat, pendayagunaan dan pelestarian sumber air bawah tanah, serta pengolahan bahan galian golongan C. Tidak terdapat sungai di atas tanah, tetapi banyak ditemukan sungai bawah tanah. Wilayah ini meliputi Kecamatan Tepus, Tanjungsari, Paliyan, Saptosari, Panggang, Purwosari, Rongkop, Girisubo, Semanu bagian selatan dan Ponjong bagian selatan, seluas Ha. Dari sisi pemanfaatan lahan, dari keseluruhan lahan di Kabupaten Gunungkidul yang mencapai ha dapat dirinci sebagai berikut : Tabel 2.2. Perincian Penggunaan Lahan Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 No. Penggunaan Lahan Luas (ha) Persentase (%) 1 Sawah ,30 2 Pekarangan ,17 3 Tegal ,90 4 Hutan ,43 5 Perkebunan 138 0,09 6 Kolam Perikanan 105 0,07 7 Sementara tidak diusahakan 312 0,21 8 Lain-lain ,83 Jumlah Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Gunungkidul, 2012 Dari tabel tersebut di atas memperlihatkan bahwa penggunaan lahan di Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2012 untuk tegal merupakan lahan terluas yaitu mencapai 44,90%. Hal ini dapat dimaklumi karena sebagian besar mata pencaharian penduduk berada di sektor pertanian dengan kondisi curah hujan yang relatif sedikit sehingga menggunakan tegal dan sawah tadah hujan sebagai media penanaman. Kabupaten Gunungkidul juga mengalami 2 (dua) musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan yang silih berganti. Adapun keadaan curah hujan rata-rata tahun di Kabupaten Gunungkidul dapat dilihat pada tabel dibawah ini : 10 PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2012
12 Tabel 2.3. Keadaan Curah Hujan Rata-Rata Tahun No. Bulan CH (mm) HH Januari 357,06 442, ,50 2. Pebruari 412,61 322, ,28 3. Maret 306,65 397, ,11 4. April 227,83 158, ,61 5. Mei 125,81 73,11 6 4,17 6. Juni 0,00 0,00 0 0,28 7. Juli 0,00 0,00 0 0,17 8. Agustus 0,00 0, September 0,00 0,00 0 0, Oktober 47,31 78,44 3 3, Nopember 288,88 215, , Desember 438,06 370, ,88 Jumlah 2.087, , ,06 Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Gunungkidul, 2012 B. KONDISI DEMOGRAFIS DAERAH 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan hasil generate dari data base kependudukan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Gunungkidul, jumlah penduduk akhir tahun 2012 di Kabupaten Gunungkidul tercatat sejumlah jiwa, terdiri dari jiwa laki-laki dan jiwa perempuan. Dikarenakan sifat dari registrasi kependudukan yang bersifat de yure yang berarti lebih mendasarkan pada dokumen kependudukan dari masing-masing penduduk, maka jumlah penduduk diatas dimungkinkan terjadi perbedaan dengan data dari instansi lain yang menggunakan pendekatan dan metode yang berbeda. Data tersebut sangat dimungkinkan untuk berubah karena setelah dilakukan konsolidasi dan pembersihan oleh pusat data kependudukan Kementerian Dalam Negeri dalam bentuk Data Agregat Kependudukan Kecamatan (DAK2) untuk pelaksanaan Pemilihan Umum 2014 dari penduduk berubah menjadi penduduk. Adapun persebaran jumlah penduduk menurut wilayah administrasi di Kabupaten Gunungkidul dapat dilihat pada tabel berikut ini : PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN
13 Persebaran penduduk di Kabupaten Gunungkidul relatif kurang merata. Berdasarkan tingkat kepadatan penduduk, Kecamatan Wonosari merupakan wilayah terpadat yaitu dengan luas wilayah 75,51 km 2 mempunyai jumlah penduduk cukup besar mencapai jiwa dengan kepadatan penduduk jiwa/ km 2. Kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk terendah adalah Kecamatan Purwosari dengan luas wilayah 71,76 km 2 mempunyai jumlah penduduk jiwa, sehingga kepadatan penduduk sebesar 312 jiwa/km 2. Kepadatan penduduk di Kabupaten Gunungkidul rata-rata mencapai 576 jiwa/ km Komposisi Penduduk a. Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dari total jumlah penduduk sebanyak jiwa pada akhir tahun 2012 yang terdiri dari jiwa laki-laki dan jiwa perempuan. Dari data tersebut terlihat bahwa antara jumlah penduduk perempuan dengan jumlah penduduk laki-laki relatif seimbang (tidak terpaut jauh). b. Penduduk Menurut Umur Penduduk dengan kategori produktif dengan usia 30 tahun sampai dengan 34 tahun merupakan kelompok terbesar mencapai 8,14%. Penduduk dengan kategori usia lanjut (lebih dari 60 tahun) jumlahnya mencapai 18,06% dari jumlah penduduk di Kabupaten Gunungkidul dengan jumlah jiwa. c. Penduduk Menurut Pendidikan Menurut tingkat pendidikannya, penduduk dapat dirinci kedalam 8 kategori masing-masing adalah : 1) Tidak/belum pernah sekolah; 2) Tidak/belum tamat SD; 3) Tamat SD dan sederajat; 4) Tamat SMP dan sederajat; 5) Tamat SMA; 6) Tamat D I/II; 7) Tamat D III; 8) Tamat Sarjana. Berdasarkan tingkat pendidikan, penduduk Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2012 terbanyak adalah tamat sekolah dasar (SD) dan sederajat sebanyak orang atau 38,36% dari jumlah penduduk secara keseluruhan. Data tersebut diatas menggunakan ukuran pendidikan yang telah ditamatkan. Dengan demikian apabila penduduk yang bersangkutan belum menyelesaikan pendidikannya maka yang tercatat adalah tingkat pendidikan yang telah ditamatkan pada tingkatan sebelumnya. C. GAMBARAN EKONOMI DAERAH 1. Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB) Untuk mengukur kinerja perkembangan ekonomi di suatu wilayah dapat diamati melalui pertumbuhan ekonomi makro, struktur perekonomian, pendapatan perkapita dan indikator ekonomi lainnya. Di samping itu, data statistik dan indikator ekonomi dapat digunakan untuk menganalisis dan menentukan arah kebijaksanaan serta mengevaluasi hasil pembangunan. 12 PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2012
14 Salah satu indikator ekonomi yang digunakan untuk mendapatkan gambaran mengenai perekonomian regional secara makro adalah data PDRB. PDRB didefinisikan sebagai keseluruhan nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan dalam waktu satu tahun pada suatu wilayah tertentu yang merupakan salah satu pencerminan kemajuan perekonomian suatu daerah. Besarnya nilai PDRB yang berhasil dicapai merupakan refleksi dari kemampuan daerah dalam mengelola sumber daya alam dan sumber daya manusianya. Perbandingan nilai PDRB yang berhasil dicapai dari tahun ke tahun, menggambarkan perkembangan tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi suatu wilayah. PDRB terdiri atas dua kategori yaitu PDRB atas dasar harga berlaku yang menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada setiap tahun dan PDRB atas dasar harga konstan yang menunjukkan nilai tambah barang dan jasa dan dihitung menggunakan harga pada suatu tahun tertentu (dalam hal ini yang digunakan penghitungan adalah tahun 2000). Perhitungan PDRB atas dasar harga konstan bertujuan untuk melihat perkembangan PDRB secara riil, bukan karena adanya pengaruh harga. Hasil perhitungan PDRB Kabupaten Gunungkidul tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.9. PDRB Kabupaten Gunungkidul Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (dalam Jutaan Rupiah) No. Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan dan Galian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Angkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa PDRB Sumber : GDA 2012 BPS Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN
15 Tabel PDRB Kabupaten Gunungkidul Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun (dalam Jutaan Rupiah) No. Lapangan Usaha *) 1 Pertanian Pertambangan dan Galian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Angkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa PDRB Sumber : GDA 2012 BPS Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 *Angka sangat sementara Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa PDRB Kabupaten Gunungkidul dari tahun ke tahun mengalami kenaikan baik berdasarkan harga berlaku maupun harga konstan. PDRB Kabupaten Gunungkidul atas dasar harga berlaku pada tahun 2011 sebesar juta rupiah dengan kontribusi terbesar dari seketor pertanian yakni sebesar 33,84 persen disusul oleh sektor jasa dengan sumbangan 17,30 persen. PDRB atas dasar harga konstan 2000 pada tahun 2011 sebesar juta rupiah atau naik sekitar juta rupiah dibandingkan tahun PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2012
16 2. Tingkat Kesejahteraan Penduduk Salah satu metode yang digunakan oleh BPS dalam melakukan penelitian tingkat penghasilan rumah tangga dilakukan dengan pendekatan konsumsi (consumption approach). a. Penduduk Miskin Persentase penduduk miskin di Kabupaten Gunungkidul tahun 2007 sampai dengan 2011 adalah sebagai berikut : Gambar 2.3. Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Gunungkidul Tahun Penduduk Miskin Sumber : Indikator Kesejahteraan Rakyat 2011 BPS Kab. Gunungkidul b. Distribusi Pendapatan Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk melihat tingkat ketimpangan pendapatan penduduk adalah kriteria ketimpangan dari Bank Dunia. Kriteria yang digunakan dalam indikator ini adalah dengan membagi penduduk menjadi 3 kelompok utama yaitu dengan melihat prosentase pendapatan yang mampu dibelanjakan oleh kelompok 40 persen penduduk yang berpendapatan terendah, kelompok 40 persen penduduk berpendapatan menengah dan 20 persen penduduk berpendapatan tertinggi. PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN
17 Gambar 2.4. Distribusi Pendapatan Menurut Kriteria Bank Dunia di Kabupaten Gunungkidul Tahun % Terendah 40 % Menengah 20 % teratas Sumber data: Berdasarkan data tersebut diatas terlihat bahwa pengeluaran 40 persen penduduk berpendapatan terendah hanya sekitar 20,53 persen dari total pengeluaran penduduk di Kabupaten Gunungkidul. Pengeluaran kelompok 20 persen penduduk berpendapatan teratas mencapai 42,94 persen. Ketimpangan pendapatan kelompok penduduk berpendapatan terendah juga terjadi dengan kelompok 40 persen penduduk berpendapatan menengah (36,53 persen). c. Pola Konsumsi Rumah Tangga Pola konsumsi rumah tangga dapat dijadikan salah satu indikator yang dapat memberikan gambaran keadaan kesejahteraan penduduk. Semakin tinggi pendapatan maka porsi pengeluaran akan bergeser dari pengeluaran untuk makanan ke pengeluaran bukan makanan. Tabel Persentase Pengeluaran per Kapita Sebulan di Kabupaten Gunungkidul No Tahun Makanan (%) Bukan Makanan (%) Jumlah (%) ,13 43,87 100, ,89 45,11 100, ,29 44,71 100, ,50 47,50 100,00 Sumber : Indikator Kesejahteraan Rakyat 2011 BPS Kab. Gunungkidul.2012 Pada tahun 2011 pengeluaran makanan mencapai 52,50 persen. Adapun persentase pengeluaran bukan makanan pada tahun 2011 sebesar 47,50 persen. 16 PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2012
18 D. POTENSI DAERAH Potensi unggulan daerah disusun sesuai dengan karaktaristik daerah yang dimiliki antara lain luas lahan, panjang kawasan pantai, perbukitan/pegunungan dengan segala kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikaitkan dengan peluang pengembangan sektor yang ada. Potensi unggulan tersebut telah memberikan kontribusi secara nyata terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. a. Tanaman Pangan, Hortikultura dan Ketahanan Pangan Jenis tanaman yang berkembang dipengaruhi oleh budaya masyarakat dalam upaya pemenuhan bahan pangan lokal yang telah berkembang baik sebagai bahan pangan pokok maupun sampingan. Banyak jenis tanaman yang tidak dikembangkan di daerah lain sementara di Kabupaten Gunungkidul memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai komoditas Perdagangan. Sebagai contoh pengembangan diversifikasi bahan pangan alternatif sebagai pengganti beras seperti sorgum, uwi, gembili dan talas akan dikembangkan di Kabupaten Gunungkidul. Jenis tanaman yang banyak berkembang dan mempunyai nilai kompetitif antara lain : tanaman pangan (serealia, kacang-kacangan,dan umbi-umbian) dan tanaman hortikultura (sayuran, empon-empon/biofarmaka dan buah-buahan). 1) Tanaman Pangan Produksi serta produktivitas tanaman pangan khususnya padi dan palawija di Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2010 dan tahun 2012 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : No Tabel Produksi Padi dan Palawija Kabupaten Gunungkidul Tahun Produksi (ton) Komoditas Naik /Turun (%) 1. Padi Jagung ,91 3. Kedelai ,50 4. Kacangtanah ,69 5. Kacanghijau ,02 6. Ubikayu ,24 7. Ubijalar ,85 8. Sorghum ,29 Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Gunungkidul, 2012 PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN
19 Produksi tanaman pangan untuk tahun 2012 sebagian besar mengalami peningkatan dibandingkan tahun Tanaman padi, jagung, kedelai, kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar dan sorghum mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Penurunan produksi dalam angka yang relatif kecil terjadi pada komoditas tanaman kacang tanah (turun 2,69). Tanaman padi sebagai komoditas utama mengalami kenaikan, baik produksi maupun produktivitas. Dari sisi produktivitas tanaman pangan utama (padi) pada tahun 2012 dari luas areal tanaman padi ha mampu menghasilkan produksi ton dengan produktivitas mencapai 5,065 ton/ha. Pada tahun 2012 produksi komoditas padi mencapai ton lebih banyak dibandingkan tahun 2011 yang mencapai ton, sedangkan di sisi lain kebutuhan beras penduduk Kabupaten Gunungkidul sebanyak ,40 ton (dengan asumsi berdasarkan jumlah penduduk pada tahun 2012 sebanyak jiwa dan kebutuhan beras 105 kg per kapita per tahun). 2) Tanaman Hortikultura (Sayuran, Buah-buahan dan Biofarmaka) a) Tanaman Sayuran Keadaan tanaman sayuran tahun 2012 tampak dalam tabel di bawah ini: No Tabel Keadaan Produksi Tanaman Sayuran, 2012 Komoditas Tanam (Ha) Panen (Ha) Produktivitas (ku/ha) Jumlah Produksi (Ku) 1. Bawang merah , Bawang putih ,00 3. Bawang Daun Kentang Kubis Petsai/Sawi , Wortel Lobak Kacang merah Kacang panjang , Cabai besar , Cabai rawit , Tomat , Terong , Buncis Ketimun , Labu siam Kangkung , Bayam , Melon Semangka , Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Gunungkidul, PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2012
20 Keadaan produksi sayuran Tahun 2012 dibandingkan Tahun 2011 dapat dilihat pada tabel di bawah ini: No Tabel Perbandingan Produksi Sayuran Tahun Komoditas Bawang merah Bawang putih Bawang Daun Produksi (Ku) Naik/ turun (%) Produktivitas (ku/ha) Naik/ turun (%) ,55 15,48-49, Kentang Kubis Petsai/Sawi ,69 13,58-57,15 7. Wortel Lobak Kacang merah Kacang panjang 11. Cabai ,96 13,81 6, ,24 13,59-46, Tomat ,68 14,33-18, Terong ,21 31,49-19, Buncis Ketimun ,55 31,78 29, Labu siam , Kangkung ,07 13,90-27, Bayam ,90 15,79 22, Melon Semangka ,33 43,38 4,96 Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Gunungkidul, 2012 Produksi tanaman sayuran tahun 2012 rata-rata mengalami penurunan karena luas panen menurun dibanding tahun 2011, sehingga angka produktivitas rata-rata juga mengalami penurunan. b) Tanaman Buah-buahan PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN
21 ini: Keadaan tanaman buah-buahan tahun 2012 tampak pada tabel di bawah No Tabel Keadaan Produksi Tanaman Buah-buahan Komoditas Jumlah Tanaman (Btg) Tanaman Menghasilkan (Btg) Produksi (Ku) Produktivitas (ku/btg) 1. Alpukat , Blimbing , Duku Durian , Jambubiji , Jambu air , Jeruk siam , Jeruk besar , Mangga , Manggis Nangka , Nanas , Pepaya , Pisang , Rambutan , Salak , Sawo , Markisa , Sirsat , Sukun , Apel 0,00 0,00 0,00 0, Anggur 0,00 0,00 0,00 0, Melinjo , Pete , Jengkol , Kluwih Srikoyo Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Gunungkidul, PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2012
22 Perbandingan produksi tanaman buah-buahan tahun 2012 dengan tahun 2011 tampak pada tabel di bawah ini: No Komoditas Tabel Perbandingan Produksi Buah-buahan, Produksi (Ku) Naik/ turun (%) Produktivitas (ku/btg) Naik/ turun (%) 1. Alpukat ,65 0,18 0,73 305,56 2. Blimbing ,13 0,38 0,49 28,95 3. Duku Durian ,85 0,56 0,20-64,29 5. Jambu biji ,53 0,33 0,27-18,18 6. Jambu air ,35 0,47 0,35-25,53 7. Jeruk siam ,57 0,26-83,44 8. Jeruk besar ,76 0,73 0,83 13,70 9. Mangga ,05 0,56 102, Manggis Nangka ,47 0,49 0,42-14, Nanas ,52 0,045 0,05 11, Pepaya ,78 0,44 0,46 4, Pisang ,26 0,25 0, Rambutan ,30 0,24 0,26 8, Salak , Sawo ,36 1,07 0,70-34, Markisa ,85 0,12 0, Sirsat ,55 0,25 0, Sukun ,336 15,60 0,31 0,47 51, Apel Anggur Melinjo ,32 0,34 0,48 41, Pete ,78 0,31 0,35 12, Jengkol ,1 0, Kluwih Srikoyo Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Gunungkidul, 2012 Produksi buah-buahan pada tahun 2012 bervariasi, ada yang meningkat, ada yang menurun. Beberapa komoditas buah seperti mangga mengalami peningkatan produksi yang signifikan, demikian juga Sukun, Pete, Melinjo. PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN
23 c) Tanaman Obat-obatan/biofarmaka Keadaan tanaman obat-obatan tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut: No Tabel Keadaan Produksi Tanaman Obat-obatan, 2012 Komoditas Jumlah (m 2 ) Panen (m 2 ) Produksi (kg) Produktivitas (kg/m 2 ) 1. Jahe ,26 2. Laos ,25 3. Kencur ,76 4. Kunyit ,27 5. Lempuyang ,51 6. Temu lawak ,54 7. Temu ireng ,34 8. Temu kunci ,90 9. Dringo , Kapulogo , Mengkudu , Mahkota dewa Kajibeling Sambiloto , Lidah buaya Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Gunungkidul, 2012 Keadaan produksi tanaman obat-obatan tahun 2012 dibandingkan tahun 2011 tampak pada tabel di bawah ini: No Tabel Perbandingan Produksi Tanaman Obat-obatan, Komoditas Produksi (Kg) Produktivitas (kg/m 2 ) Naik/ turun (%) Naik/ turun (%) 1 Jahe ,77 1,18 1,26 29,34 2 Laos ,00 1,82 1,25-31,32 3 Kencur ,84 0,73 0,76 4,11 4 Kunyit ,55 1,36 1,27-6,62 5 Lempuyang ,20 1,25 1,51 20,80 6 Temu lawak ,13 1,21 1,54 27,27 7 Temu ireng ,24 1,19 1,34 12,61 22 PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2012
24 No Komoditas Produksi (Kg) Produktivitas (kg/m 2 ) Naik/ turun (%) Naik/ turun (%) 8 Temu kunci ,99 0,85 0,90 5,88 9 Dringo ,05 1,05 1,42 35,24 10 Kapulogo ,64 0,17 1,73 917,65 11 Mengkudu ,67 6,77 2,70-60,12 12 Mahkota Dewa , Kejibeling , Sambiloto ,89 1,55 2,01 29,68 15 Lidah buaya Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Gunungkidul, 2012 Produksi maupun produktivitas tanaman obat-obatan tahun 2012 dibandingkan tahun 2011 bervariasi, ada yang mengalami peningkatan, juga ada yang mengalami penurunan. Untuk tanaman obat yang mengalami peningkatan produksi terbesar adalah lempuyang. b. Peternakan Sampai dengan saat ini Kabupaten Gunungkidul masih dikenal dengan Brand image tersebut didasarkan pada pasokan ternak besar dari Kabupaten Gunungkidul yang mencapai lebih dari separuh jumlah populasi ternak besar di Daerah Istimewa Yogyakarta. Dari sisi kualitas, hewan ternak dari kabupaten Gunungkidul relatif cukup baik karena tidak pernah dijumpai adanya penyakit hewan menular strategis ( Anthrax, Brucellosis, TBC) pada ternak besar. Produk unggulan di sub sektor peternakan adalah komoditas ternak sapi potong dan kambing disamping ayam buras, ayam ras pedaging dan ayam ras petelur. Antara sub sektor peternakan dengan pertanian keduanya saling mendukung. Hasil limbah dari pertanian seperti tanaman jagung dan jerami menjadi makanan pokok hewan ternak, sebaliknya kotoran ternak dapat dijadikan pupuk tanaman pertanian. PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN
25 Data populasi dan produksi ternak di Kabupaten Gunungkidul pada pada Tahun dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel Populasi Ternak Kabupaten Gunungkidul Tahun Populasi (ekor) No. Uraian Naik/Turun (%) Sapi Potong ,15 2. Sapi Perah Kerbau ,6 4. Kuda Kambing ,52 6. Domba ,5 7. Babi ,6 8. Ayam Buras ,18 9. Ayam Ras Petelur ,3 10. Ayam Ras Pedaging ,1 11. Itik ,6 12. Burung Puyuh ,3 Sumber: Dinas Peternakan Kab. Gunungkidul, 2012 No. Tabel Produksi Ternak Kabupaten Gunungkidul Tahun Satuan (kg) Uraian Daging Telur Susu Sumber: Dinas Peternakan Kab. Gunungkidul, PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2012
26 c. Kehutanan dan Perkebunan Keberadaan hutan di Kabupaten Gunungkidul mempunyai fungsi strategis yaitu fungsi yang berkaitan dengan konservasi air dan fungsi ekonomis yang berkaitan dengan produk yang dihasilkan. Produksi kehutanan menurut jenisnya dapat disajikan seperti tabel berikut : Tabel Produksi Hutan Rakyat di Kab. Gunungkidul Tahun Produksi No Komoditas Jati ,495 m ,177 m3 2. Mahoni 5.870,885 m ,504 m3 3. Akasia 3.735,147 m ,358 m3 4. Sonokeling 5.190,10 m ,19 5. Lebah Madu 480,5 ltr 523,6 ltr 6. Arang kg 2.023,224 kg 7. Rimba Campuran (RC) 260,791 m3 591,573 m3 Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Gunungkidul, 2012 Dari data tersebut dapat dilihat bahwa meskipun komoditas kayu jati masih merupakan komoditas hutan yang paling tinggi namun produksinya mulai mengalami penurunan, begitu juga pada komoditas lainnya. Peningkatan terjadi pada hasil olahan kayau dalam bentuk arang. Kayu jati merupakan produk yang selain ditanam pada hutan rakyat yang arealnya tersebar pada masing-masing kecamatan, juga pada hutan negara yang meliputi 4 (empat) Bagian Daerah Hutan (BDH) yaitu meliputi Kecamatan Panggang, Kecamatan Paliyan, Kecamatan Karangmojo, dan Kecamatan Playen. PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN
27 Produksi perkebunan di Kabupaten Gunungkidul selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut : No Tabel Produksi Perkebunan di Kab. Gunungkidul Tahun Produksi (ton) Komoditas Keterangan 1. Jambu Mete 12,555 13,224 Glondong 2. Kakao 343, Biji kering 3. Tembakau 46,669 52, Kelapa 3.728, ,237 Kopra 5. Kapas 17,792 12,846 Serat Berbiji 6. Cengkeh 4,150 5 Bunga kering Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Gunungkidul, 2012 d. Kelautan dan Perikanan Dari keseluruhan panjang pantai selatan di Daerah Istimewa Yogyakarta sepanjang km, kurang lebih 63 % (70 km) berada di wilayah Kabupaten Gunungkidul yang terbentang dari Kecamatan Purwosari sampai dengan Kecamatan Girisubo. Hasil sektor perikanan terbagi dalam 2 sistem yaitu perikanan dengan sistem tangkap dan perikanan dengan sistem budidaya. Data produksi perikanan untuk tahun 2011 dan 2012 di Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai berikut : Tabel Perbandingan Produksi Perikanan Tahun No Komoditas Produksi (kg) Perikanan tangkap Perikanan Budidaya Benih ikan (ekor) BBI Ikan hias (ekor) PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2012
28 5. Rumput laut , Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Gunungkidul Tahun 2012 Dari tabel tersebut tampak bahwa sebagian komoditas perikanan mengalami peningkatan produksi dan sebagian yang lain mengalami penurunan. Perikanan tangkap dan benih ikan mengalami kenaikan sementara perikanan budidaya, ikan hias serta rumput laut mengalami penurunan. Adapun Produksi perikanan tangkap laut di Kabupaten Gunungkidul tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel Produksi Perikanan Tangkap Laut Kabupaten Gunungkidul Tahun No. Jenis Ikan Produksi Tahun (kg) Tuna , Manyung , Kerapu 1.089, Kakap putih , Kakap merah 3.704, Gulamah/Tigawaja , Cucut/Hiu 902, Pari , Bawal hitam 1.848, , Bawal putih 8.952, , Kembung , Tenggiri , Layur , Tongkol , Cakalang , PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN
29 No. Jenis Ikan Produksi Tahun (kg) Banyar 423, Mamung/gatho 153,40 ** 18. Udang jerbung , Udang lobster , Rajungan 1.129, Teri , Lemadang Gerok Lendra/ikan sebelah 2.680, Kuwe/selar Keong 3.502, , Lakaran ,83 ** 28. Gurita , Belanak 27,60 ** 30. Ikan pedang/panjo 1.548, Marlin Sunglir/laura 5.315, Gateng 5.785,43 ** 34. Ubur-ubur Rumput laut , Lain-lain , Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Gunungkidul Tahun 2012 Keterangan :** Termasuk dlm ikan lain-lain Disamping perikanan tangkap, perikanan budidaya juga memberikan kontribusi dalam peningkatan produksi ikan di Kabupaten Gunungkidul. Dengan lahan yang relatif masih luas 28 PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2012
30 sehingga dapat dimanfaatkan untuk pengembangan perikanan budidaya (perikanan darat) melalui usaha perikanan kolam, tambak, keramba, telaga, dan lainnya Potensi lahan dan produksi perikanan darat (budidaya) di Kabupaten Gunungkidul tahun 2012 dapat disajikan pada tabel berikut : Tabel Potensi Lahan Perikanan Darat (Budidaya) Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 No. Jenis Usaha / Kegiatan Potensi Lahan (Ha) 1. Kolam Karamba Tambak Mina Padi 120 Jumlah Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Gunungkidul Tahun 2012 PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN
31 Tabel Produksi Perikanan Darat (Budidaya) Kabupaten Gunungkidul Tahun No. Jenis Ikan Produksi (kg) Naik/Turun (%) 1. Udang ,33 2. Ikan Mas ,51 3. Tawes ,71 4. Nila ,51 5 Mujair ,65 6. Lele ,34 7. Gurami ,43 8. Bawal tawar ,05 9. Ikan lain Jumlah ,04 Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Gunungkidul Tahun 2012 e. Energi dan Sumber Daya Mineral Sampai dengan tahun 2012 produksi pertambangan bahan galian yang tersebar di wilayah Kabupaten Gunungkidul terlihat pada tabel berikut : Tabel Produksi Pertambangan Bahan Galian di Kabupaten Gunungkidul Tahun No Jenis Bahan Galian Lokasi Luas Areal (ha) Produksi Tambang (m3) PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2012
32 No Jenis Bahan Galian Lokasi 1 Kelompok Batugamping Luas Areal (ha) Produksi Tambang (m3) Batu gamping Terumbu Lunak (Keprus) Kec. Ponjong, Rongkop, Saptosari, Paliyan 4.330, Batu gamping Terumbu Keras (Bedes) Kec. Ponjong, Semanu, Paliyan, Playen, Tepus, Tanjungsari, Rongkop, Girisubo, Saptosari, , Batu gamping Berlapis Halus Panggang, Purwosari Batu gamping Berlapis Kasar (Kalkarenit) Kec. Playen, Paliyan Kec. Playen, Wonosari, Nglipar, Semanu, Semin, Karangmojo, Ngawen, Ponjong , , ,00 2 Kelompok Blok Breksi Batuapung (Fragmen lepas & Kec. Patuk, Karangmojo, Ngawen, Semin, 3.139,26-65,00 PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN
33 No Jenis Bahan Galian Lokasi Luas Areal (ha) Produksi Tambang (m3) Breksi) Batupasir Tufan 3 Kelompok Split Ponjong, Gedangsari. Kec. Patuk, Gedangsari, Semin, Nglipar, Ngawen, Ponjong, Karangmojo ,86 230, ,00 Andesit Kec. Patuk, Gedangsari, Girisubo 176, Breksi Andesit Kec. Patuk, Gedangsari, Nglipar, Ngawen, Girisubo 5.443, Kelompok Pasir dan Kerikil Pasir Urug Batupasir Kec. Nglipar Kec. Gedangsari, Ngawen 940, , Kelompok Tras Kec. Girisubo, Semin, Tepus 647,67-170,00 6 Kelompok Tanah Lempung hasil pelapukan batu gamping Lempung hasil pelapukan Tras Kec. Wonosari, Ponjong, Karangmojo, Semanu, Playen Kec., Nglipar, Ngawen ,14 459, PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2012
34 No Jenis Bahan Galian Lokasi Luas Areal (ha) Produksi Tambang (m3) Kelompok Kaolin Kec. Semin, Ngawen 1.330,05 499, ,00 8 Kelompok Pasir Kwarsa Kec. Semanu, Ponjong 8.028, Kelompok Zeolit 1.330,05-598,00 Sumber : Dinas PerindagkopESDM Kabupaten Gunungkidul, 2012 Dari ketiga zone yang ada di Kabupaten Gunungkidul meskipun terkesan tandus namun ternyata ada yang memiliki potensi air tanah yang cukup banyak terutama pada cekungan Wonosari atau zona tengah dan sebagian zona utara dengan memanfaatkan sumur-sumur gali dan sebagian dengan jaringan PDAM. Untuk daerah di wilayah zona selatan umumnya hanya dijumpai telaga dan sungai bawah tanah. Pemanfaatan sungai bawah tanah untuk pemanfaatan air minum yang saat ini dikelola oleh PDAM diusahakan melalui sub sistem Seropan (1.500 lt/detik) diambil 150l/detik, Bribin I (956 lt/detik) diambil 80/detik, Baron (1.080 lt/detik) diambil 100/detik, dan Ngobaran (180 lt/detik) diambil 80/detik. Pemanfaatan air tanah dengan sumur bor kebanyakan berada di wilayah Kecamatan Karangmojo, Ponjong, Playen, Wonosari, dan Semanu. f. Industri Kabupaten Gunungkidul memiliki potensi industri kecil dan menengah yang mampu menghasilkan berbagai jenis produk yang bernilai ekonomis dan memiliki daya saing memadai, sehingga apabila dikelola secara optimal mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN
35 Potensi dan data industri di kabupaten Gunungkidul tahun 2011 dan 2012 adalah sebagaimana tersebut dalam tabel berikut : Tabel Potensi Industri Di Kabupaten Gunungkidul Tahun No Jenis Data Unit Usaha Tenaga Kerja Unit Usaha Tenaga Kerja 1. Industri Pangan Sandang Kulit Kimia, Bahan Bangunan Industri Kerajinan Logam dan Elektronik Jumlah Sumber : Dinas Perindagkop dan ESDM Kabupaten Gunungkidul, 2012 Tabel Data Industri Di Kabupaten Gunungkidul Tahun No Jenis Data Industri kecil Menengah 1. Unit Usaha Tenaga Kerja Nilai Produksi Nilai Investasi Pedagang kecil, 34 PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2012
36 No Jenis Data menengah dan besar 1. Pengusaha besar Pengusaha menengah Pengusaha kecil Sumber : Dinas Perindagkop dan ESDM Kabupaten Gunungkidul, 2012 PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN
37 g. Pariwisata Sebagaimana halnya zona wilayah, potensi wisata di kabupaten Gunungkidul berdasarkan topografi dan keadaan tanahnya juga terbagi menjadi 3 zona : a. Zone Utara disebut wilayah Baturagung dengan ketinggian meter dpl (di atas permukaan laut) seluas Ha wilayah ini berpotensi sebagai destinasi ekowisata dan agrowisata. b. Zone Tengah disebut Zone Ledok Wonosari dengan ketinggian meter dpl, seluas Ha berpotensi Agrowisata dan ekowisata. c. Zone Selatan disebut Zone Gunung Seribu dengan ketinggian meter dpl dan luas wilayah Ha berpotensi untuk destinasi pariwisata pantai, goa, pegunungan karst dan budaya sejarah. Kabupaten Gunungkidul memiliki potensi wisata yang cukup potensial dan beragam, mulai dari kekayaan alam pantai, goa, bukit dan pegunungan, tempat bersejarah serta desa wisata maupun wisata religi. Pengelolaan potensi pariwisata bertujuan untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap obyek-obyek wisata yang ada di Kabupaten Gunungkidul. Adapun obyek wisata yang telah dikembangkan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel Obyek Wisata Yang Telah Dikembangkan Di Kabupaten Gunungkidul NO NAMA OBYEK WISATA JARAK *) (km) KEKHASAN YANG DIMILIKI OBYEK WISATA 1 Pantai Baron 23 2 Pantai Kukup 23 Terdapat aliran sungai bawah tanah, dan TPI Terdapat pulau kecil dengan jembatan, gardu pandang, dan akuarium laut 3 Pantai Sepanjang 24 Kawasan konservasi penyu 4 Pantai Watu Kodok 24 Kawasan pasir putih,tambak udang 5 Pantai Drini 28 Pelabuhan nelayan tradisional dan pulau Drini 6 Pantai Krakal 30 Berpasir putih 36 PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2012
38 NO NAMA OBYEK WISATA JARAK *) (km) KEKHASAN YANG DIMILIKI OBYEK WISATA 7 Pantai Slili, Ngandong 31 Berpasir putih dan sebagai ajang off road 8 Pantai Sadranan 31 Berpasir putih tenang dan bersih 9 Pantai Sundak 31 Berpasir putih dan sebagai ajang camping ground 10 Pantai Somandeng 31 Tujuan untuk berwisata 11 Pantai Pulang sawal 31 Tujuan untuk berwisata 12 Pantai Poktunggal 32 Tujuan berwisata,pasir putih 13 Pantai Siung 35 Berpasir putih dan sebagai ajang panjat tebing 14 Pantai Jungwok 36 Tujuan kawasan berwisata 15 Pantai Wediombo Pantai Sadeng 50 Kawasan konservasi penyu,berpasir putih dan berupa teluk yang cukup luas. Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Sadeng 17 Pantai Ngrenehan 30 Pelabuhan nelayan tradisional 18 Pantai Nguyahan 31 Tempat ritual melasti umat hindu 19 Pantai Ngobaran 31 Terdapatnya sumber air bawah tanah 20 Pantai Gesing 35 Kawasan transmigrasi ring I lokal 21 Goa Langse 37 Goa yang berada di dasar tebing m 22 Goa Cerme 35 Goa dengan sungai bawah tanah 23 Goa Maria Tritis 20 Tempat ziarah umat katolik 24 Goa Bribin 18 Goa bawah tanah yang memiliki sungai bawah tanah 25 Goa Kalisuci 18 Arus keluar masuk sungai kalisuci PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN
39 NO NAMA OBYEK WISATA JARAK *) (km) KEKHASAN YANG DIMILIKI OBYEK WISATA 26 Goa Jlamprong 18 Wisata Susur goa 27 Goa Grubug Goa Seropan Goa Lowo 15 Terhubung dengan luweng jomblang/goa Vertikal Terdapatnya air terjun bawah tanah Tempat sejarah sebagai petilasan persembunyian Raja Majapahit 30 Goa Cokro 15 Goa Vertikal 31 Goa Paesan 22 Goa dengan stalaknit dan stalaktit 32 Goa Gremeng 22 Goa Horizontal 33 Goa pindul 7 Wisata Susur goa 34 Goa Glatik 7 Wisata Susur goa 35 Goa Sioyot 7 Wisata Susur goa 36 Air terjun Srigethuk 11 Tujuan wisata alam 37 Pusat kerajinan Patung,Topeng,batik kayu, Bobung,Patuk 22 Tujuan wisata kerajinan rakyat 38 Kawasan Karst Pegunungan Sewu - Pegunungan batu Gamping berjajar, berbukit-bukit dipisahkan oleh lembah. 39 Gunung Nglanggeran 24 Tempat wisata tracking 40 Gunung Patuk/ Hargodumilah 25 Tempat wisata pandang 41 Gunung Gambar Hutan Bunder 7 Tempat sejarah Petilasan pertapaan Raden Mas Said/P. Sambernyawa Rest area, camping dan Taman Hutan Raya (Tahura) 43 Hutan Wanagama I 8 Hutan pendidikan dan penelitian 38 PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2012
40 NO NAMA OBYEK WISATA JARAK *) (km) KEKHASAN YANG DIMILIKI OBYEK WISATA 44 Hutan Wonosadi 18 Hutan lindung 45 Upacara Adat Rasulan - Rutin tiap tahun, hampir diseluruh desa 46 Sadranan Cing-Cing Guling 13 Rutin tiap tahun sekali, memperingati jasa pelarian Majapahit dalam pembuatan Dam. 47 Pembukaan Cupu Panjolo 22 Selamatan dan pembukaan pembungkus cupu panjala, sebagai prediksi kejadian masa datang. 48 Upacara Babad Dalan Sodo 22 Upacara selamatan, ditandai pembersihan jalan oleh masyarakat Desa Sodo. 49 Sedekah Laut - Dilaksanakan di hampir semua pantai, dengan kenduri dilanjutkan labuhan. 50 Situs Gembirowati 35 Petilasan Begawan Samudono 51 Pertapaan Kembang Lampir 31 Petilasan Ki Ageng Pemanahan 52 Pertapaan Wonokobaran 35 Tempat pertapaan Ki Ageng Pemanahan 53 Pesarean Giring 10 Makam Ki Ageng Giring 54 Situs Megalithik Sokoliman 8 Artefak Megalithik berupa menhir dan kubur batu 55 Upacara Nyadran Sendang Logantung 18 Upacara selamatan di Sendang yang dipercaya airnya berkhasiat untuk obat. Ket. : *) Jarak dari Ibukota Kabupaten / Wonosari. Sumber : Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Kab. Gunungkidul, 2012 PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN
41 BAB III KOMPONEN KEPENDUDUKAN A. KUANTITAS PENDUDUK 1. Jumlah dan Persebaran Penduduk a. Jumlah dan proporsi penduduk menurut jenis kelamin per kecamatan NO KECAMATAN Tabel 3.1 Jumlah dan Proporsi Penduduk Menurut Jenis kelamin per kecamatan LAKI-LAKI JUMLAH PENDUDUK PEREMPUAN TOTAL 1 WONOSARI NGLIPAR PLAYEN PATUK PALIYAN PANGGANG TEPUS SEMANU KARANGMOJO PONJONG RONGKOP SEMIN NGAWEN GEDANGSARI SAPTOSARI GIRISUBO TANJUNGSARI PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2012
42 18 PURWOSARI JUMLAH Grafik 3.1 Grafik Jumlah Penduduk per Kecamatan LAKI-LAKI PEREMPUAN Jumlah penduduk terbesar didominasi oleh kecamatan zone tengah dan zone utara. Urutan 5 besar kecamatan dengan penduduk terbesar yaitu : Wonosari (96.405), Semanu (68.829), Playen (64.930), Karangmojo (65.223), Semin (62.884). Kecamatan Wonosari merupakan kecamatan dengan penduduk terbesar karena merupakan daerah perkotaan yang menjadi pusat aktifitas perekonomian,pendidikan, dan pemerintahan. b. Kepadatan Penduduk PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN
43 Tabel 3.2 Kepadatan Penduduk per Kecamatan JUMLAH PENDUDUK NO KECAMATAN Luas (KM2) LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH KEPADATAN PENDUDUK 1 WONOSARI 75, NGLIPAR 73, PLAYEN 105, PATUK 72, PALIYAN 58, PANGGANG 99, TEPUS 104, SEMANU 108, KARANGMOJO 80, PONJONG 104, RONGKOP 83, SEMIN 78, NGAWEN 46, GEDANGSARI 68, SAPTOSARI 87, GIRISUBO 94, TANJUNGSARI 71, PURWOSARI 71, JUMLAH 1485, PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2012
44 Grafik 3.2 Kepadatan Penduduk per Kecamatan Orang/km2 Kepadatan penduduk kabupaten Gunungkidul keseluruhan sebanyak 576 orang/km2. Kepadatan penduduk terendah terdapat di Kecamatan Purwosari sebanyak 312 orang/km2. Sedangkan kepadatan penduduk tertinggi di Kecamatan Wonosari sebanyak PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN
45 1.277/km2. Kepadatan penduduk di zona selatan relatif lebih rendah karena pengaruh topografi wilayah yang berupa pegunungan karst. c. Laju pertumbuhan penduduk Tabel 3.3 Laju Pertumbuhan Penduduk per Kecamatan NO KECAMATAN PERTUMBUHAN 1 WONOSARI ,51% 2 NGLIPAR ,49% 3 PLAYEN ,90% 4 PATUK ,52% 5 PALIYAN ,36% 6 PANGGANG ,40% 7 TEPUS ,12% 8 SEMANU ,37% 9 KARANGMOJO ,47% 10 PONJONG ,21% 11 RONGKOP ,22% 12 SEMIN ,58% 13 NGAWEN ,02% 14 GEDANGSARI ,49% 15 SAPTOSARI ,10% 16 GIRISUBO ,85% 17 TANJUNGSARI ,16% 18 PURWOSARI ,22% JUMLAH ,38% 44 PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2012
46 Grafik 3.3 Laju Pertumbuhan Penduduk Laju Pertumbuhan Penduduk Total laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Gunungkidul periode sebesar 0,38%. Ada 5 Kecamatan dengan pertumbuhan minus yaitu: Girisubo (-4,85%), PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN
47 Panggang (-1,40%), Paliyan (-3,36%), Karangmojo (-0,47%), Ngawen(-0,02%). Sedangkan laju pertumbuhan penduduk tertinggi terjadi di Kecamatan Semin sebesar (4,58%). 2. Penduduk Menurut KarAktaristik Demografi a. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin 1) Sex Ratio Tabel 3.4 Sex Ratio Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin KELOMPOK UMUR PEREMPUAN LAKI-LAKI JUMLAH RASIO , , , , , , , , , , , , , , ,83 75> ,62 JUMLAH ,94 Rasio Jenis Kelamin penduduk Kabupaten Gunungkidul adalah 97,94 sehingga setiap 100 orang penduduk penduduk perempuan terdapat 97 penduduk laki laki. Umur median penduduk Kabupaten Gunungkidul adalah 37 tahun. Prosentase penduduk usia lanjut juga tergolong tinggi (14,47%) sehingga berdasarkan kategori umur Kabupaten Gunungkidul dapat digolongkan sebagai kabupaten dengan 46 PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2012
48 penduduk tua. Sebagai daerah yang mempunyai karaktaristik penduduk tua Kabupaten Gunungkidul akan mengalami beban yang cukup besar untuk melakukan perawatan kesehatan fisik kejiwaan penduduk lanjut usia (lansia), pengaturan tempat tinggal dan lain lain. Grafik 3.4 Piramida Penduduk > Lak-Laki Perempuan Piramida penduduk kabupaten Gunungkidul tergolong tipe stasioner. Hal ini disebabkan karena angka kelahiran dan kematian penduduk cukup seimbang. Beberapa tahun kedepan berarti akan terjadi peningkatan jumlah penduduk lansia. PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN
49 2) Rasio Ketergantungan KELOMPOK UMUR Tabel 3.5 Rasio Ketergantungan Menurut Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH PROSENTASE ,12% > ,16% JUMLAH ,28% Rasio ketergantungan penduduk sebesar 46,28 hal ini menunjukkan bahwa setiap 100 orang penduduk produktif di kabupaten Gunungkidul memiliki beban tanggungan terhadap 46 orang yang belum / sudah tidak produktif lagi. b. Jumlah Proporsi Penduduk Status Perkawinan 1) Angka Perkawinan Kasar Tabel 3.6 Angka Perkawinan Kasar No KECAMATAN JUMLAH PERKAWINAN PERKAWINAN KASAR 1 Wonosari ,64 2 Nglipar ,33 3 Playen ,02 4 Patuk ,46 5 Paliyan ,30 6 Panggang ,67 7 Tepus ,70 8 Semanu ,89 9 Karangmojo ,03 48 PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2012
50 10 Ponjong ,94 11 Rongkop ,69 12 Semin ,53 13 Ngawen ,37 14 Gedangsari ,17 15 Saptosari ,53 16 Girisubo ,65 17 Tanjungsari ,61 18 Purwosari ,36 JUMLAH , Grafik 3.5 Angka Perkawinan Kasar JUMLAH PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN
51 Tabel 3.7 2) Angka Perceraian Kasar Angka Perkawinan Kasar NO KECAMATAN JUMLAH PERCERAIAN ANGKA PERCERAIAN KASAR 1 Wonosari ,30 2 Nglipar ,18 3 Playen ,07 4 Patuk ,00 5 Paliyan ,04 6 Panggang ,22 7 Tepus ,09 8 Semanu ,07 9 Karangmojo ,22 10 Ponjong ,24 11 Rongkop ,07 12 Semin ,23 13 Ngawen ,17 14 Gedangsari ,04 15 Saptosari ,04 16 Girisubo ,47 17 Tanjungsari ,33 18 Purwosari ,11 JUMLAH ,17 Grafik 3.6 Angka Perkawinan Kasar 50 PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2012
52 Jumlah 3) Rata-Rata Umur Kawin Pertama (Singulate Mean Age At Mariage) Tabel 3.8 Rata-rata Umur Kawin Pertama KELOMPOK UMUR SEMUA LAJANG PROSENTASE ,68% ,46% ,67% ,57% ,66% ,87% ,03% ,19% PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN
53 JUMLAH ,77% Rata-rata umur kawin pertama perempuan di Kabupaten Gunungkidul adalah 24 tahun. Ini merupakan usia kawin pertama yang cukup tinggi mengingat partisipasi penduduk perempuan pada jenjang pendidikan dasar (17,21%) dan menengah yang masih rendah (12,3%). c. Keluarga 1) Jumlah Keluarga Dan Rata-Rata Jumlah Anggota Keluarga Tabel 3.9 Jumlah Kepala Keluarga Dan Rata-Rata Jumlah Anggota Keluarga NO KECAMATAN KEPALA KELUARGA LAKI-LAKI KEPALA KELUARGA PEREMPUAN JUMLAH KEPALA KELUARGA JUMLAH PENDUDUK RATA ANGGOTA KELUARGA 1 WONOSARI ,39 2 NGLIPAR ,27 3 PLAYEN ,31 4 PATUK ,38 5 PALIYAN ,22 6 PANGGANG ,82 7 TEPUS ,55 8 SEMANU ,23 9 KARANGMOJO ,18 10 PONJONG ,60 11 RONGKOP ,25 12 SEMIN ,27 13 NGAWEN ,11 14 GEDANGSARI ,11 15 SAPTOSARI ,47 16 GIRISUBO ,76 17 TANJUNGSARI ,42 52 PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2012
54 18 PURWOSARI ,56 JUMLAH ,38 Jumlah rata-rata anggota keluarga di kabupaten Gunungkidul adalah sebanyak 3 orang tiap KK. Hal ini mengindikasikan bahwa kesadaran masyarakat untuk menjalankan Keluarga Berencana sudah cukup baik. PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN
55 2) Hubungan Dengan Kepala Keluarga Tabel 3.10 NO Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Berdasarkan Status Hubungan Dengan Kepala Keluarga STATUS HUBUNGAN KELUARGA LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH 1 KEPALA KELUARGA SUAMI ISTERI ANAK MENANTU CUCU ORTU MERTUA FAMILI LAIN PEMBANTU LAINNYA JUMLAH Pada umumnya Kepala keluarga laki-laki di kabupaten Gunungkidul mempunyai atau tinggal bersama isteri hanya orang Kepala Keluaga laki laki yang tinggal tanpa isteri. Sedangkan dari kepala keluarga hanya 180 orang Kepala Keluarga yang memiliki suami. Artinya ada orang kepala keluarga perempuan yang tinggal sendiri atau tanpa suami. Penduduk yang sudah menikah dan masih menumpang sebanyak orang. 54 PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2012
56 3) KarAktaristik Kepala Keluarga Berdasarkan Umur KELOMPOK UMUR Jumlah Kepala Keluarga Menurut Jenis Kelamin Berdasarkan Kelompok Umur LAKI-LAKI % PEREMPUAN % JUMLAH % ,03% 69 0,19% 141 0,06% ,03% 53 0,15% 122 0,05% ,85% 345 0,95% ,87% ,39% ,84% ,17% ,69% ,66% ,98% ,27% ,76% ,34% ,15% ,77% ,10% ,73% ,21% ,94% ,39% ,88% ,89% ,13% ,88% ,96% ,80% ,80% ,94% ,32% ,76% ,95% ,42% ,44% ,42% ,78% ,72% ,34% JUMLAH ,00% ,00% ,00% PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN
57 Grafik 3.7 Grafik Kepala Keluarga Menurut Jenis Kelamin Berdasarkan Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan Tabel 3.12 Proporsi Kepala Keluarga tertinggi berada pada kelompok umur 75 tahun keatas (11,34%). Proporsi Kepala keluarga laki-laki tertinggi berada pada kelompok umur tahun (12,15%). Proporsi kepala keluarga perempuan tertinggi berada pada kelompok umur 75 tahun keatas (26,72%). Hal penting yang harus menjadi perhatian adalah adanya 141 (0,06%) orang kepala keluarga yang berumur kurang dari 14 tahun. 4) KarAktaristik Kepala Keluarga Berdasarkan Status Perkawinan Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Status Perkawinan NO STATUS LK % PR % JML % 1 BELUM KAWIN ,27% ,27% ,98% 2 KAWIN ,76% ,64% ,62% 3 CERAI HIDUP ,68% ,13% ,17% 4 CERAI MATI ,29% ,96% ,23% 56 PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2012
58 ,00% ,00% ,00% Grafik 3.8 Grafik Status Perkawinan Kepala keluarga KAWIN % BELUM KAWIN % CERAI HIDUP % CERAI MATI % BELUM KAWIN KAWIN CERAI HIDUP CERAI MATI Secara keseluruhan kepala keluarga di Kabupaten Gunungkidul tahun 2012 adalah 84,62% berstatus kawin,jumlah kepala keluarg ayang masih lajang sebanyak 1,98%. Sedangkan jumlah kepala keluarga yang bercerai sebanyak orang (13,4%). Dari kepala keluarga yang bercerai tersebut didominasi oleh kepala keluarga perempuan sebanyak orang (81,02%). Jumlah kepala keluarga laki-laki dengan status bercerai hanya orang (18,98%) kepala keluarga. 5) KarAktaristik Kepala Keluarga Berdasarkan Pendidikan Terakhir Tabel 3.13 Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Pendidik Terakhir NO TINGKAT PENDIDIKAN LK % PR % JML % 1 TDK/BLM SKL , , ,72 2 BLM TAMAT SD/SEDERAJAT , , ,82 3 TAMAT SD/SEDERAJAT , , ,36 4 SLTP/SEDERAJAT , , ,39 5 SLTA/SEDERAJAT , , ,59 PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN
59 6 DI/DII , , ,97 7 DIII , , ,75 8 DIV /SI , , ,16 9 SII 487 0, , ,20 10 SIII 91 0, , ,05 JUMLAH , , ,00 Grafik 3.9 Grafik Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga Dengan Jenis Kelamin Laki-laki SLTP/SEDERAJAT 20% SLTA/SEDERAJAT 17% DI/DII 1% DIII 1% SII 0% SIII 0% DIV /SI 3% TDK/BLM SKL 14% TAMAT SD/SEDERAJAT 40% TDK/BLM SKL BLM TAMAT SD/SEDERAJAT TAMAT SD/SEDERAJAT SLTP/SEDERAJAT SLTA/SEDERAJAT DI/DII DIII DIV /SI SII SIII BLM TAMAT SD/SEDERAJAT 4% 58 PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2012
60 Grafik 3.10 Grafik Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga Dengan Jenis Kelamin Perempuan Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga Perempuan 2012 DIII 0% DIV /SI 1% TAMAT DI/DII SD/SEDERAJAT 1% 29% SLTP/SEDERAJAT 9% SLTA/SEDERAJAT 6% SII 0% SIII 0% BLM TAMAT SD/SEDERAJAT 8% TDK/BLM SKL 46% TDK/BLM SKL TAMAT SD/SEDERAJAT SLTA/SEDERAJAT DIII SII BLM TAMAT SD/SEDERAJAT SLTP/SEDERAJAT DI/DII DIV /SI SIII Kepala keluarga di kabupaten Gunungkidul mayoritas masih berpendidikan rendah. Terdapat 58,46% Kepala keluarga laki-laki dan 82,60% kepala keluarga perempuan yang tidak menyelesaikan pendidikan dasar. Hanya 19,93% kepala keluarga laki-laki dan 9,63% kepala keluarga perempuan yang menyelesaikan pendidikan dasar. Kepala Keluarga yang menyelesaikan pendidikan tinggi juga masih sangat rendah untuk kepala keluarga laki-laki 4,49% dan perempuan 1,18%. Rendahnya tingkat pendidikan kepala keluarga ini dapat mengakibatkan angka tingginya angka kemiskinan. Kepala keluarga dengan tingkat pendidikan rendah akan kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak untuk memenuhi biaya hidup keluarganya. PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN
61 6) KarAktaristik Kepala Keluarga Berdasarkan Status Pekerjaan Tabel 3.14 NO Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Jenis Pekerjaan JENIS PEKERJAAN KEPALA KELUARGA LAKI-LAKI % KEPALA KELUARGA PEREMPUAN JML % 1 PETANI/PEKEBUN ,97% ,07% ,13% 2 BURUH HARIAN LEPAS ,29% ,74% ,06% 3 WIRASWASTA ,11% ,09% ,83% 4 KARYAWAN SWASTA ,14% 661 1,82% ,38% 5 PEGAWAI NEGERI SIPIL ,07% 253 0,70% ,73% 6 PENSIUNAN ,43% 523 1,44% ,29% BELUM/TIDAK BEKERJA BURUH TANI/PERKEBUNAN MENGURUS RUMAH TANGGA ,53% ,51% ,10% ,88% 682 1,87% ,88% 79 0,04% ,48% ,24% 10 PERDAGANGAN ,11% 563 1,55% ,17% 11 PERANGKAT DESA ,04% 15 0,04% ,90% 12 SOPIR ,87% 0 0,00% ,74% 13 PELAJAR/MAHASISWA ,46% 811 2,23% ,71% 14 PEDAGANG ,48% 144 0,40% ,47% 15 GURU 898 0,41% 91 0,25% 989 0,39% 16 KEPOLISIAN RI 810 0,37% 3 0,01% 813 0,32% 17 NELAYAN/PERIKANAN 522 0,24% 2 0,01% 524 0,21% KARYAWAN HONORER TENTARA NASIONAL INDONESIA 410 0,19% 26 0,07% 436 0,17% 347 0,16% 3 0,01% 350 0,14% 20 TUKANG BATU 328 0,15% 0 0,00% 328 0,13% 21 TUKANG KAYU 297 0,14% 0 0,00% 297 0,12% 60 PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2012
62 22 TRANSPORTASI 270 0,12% 5 0,01% 275 0,11% 23 KONSTRUKSI 229 0,10% 7 0,02% 236 0,09% 24 KARYAWAN BUMN 214 0,10% 6 0,02% 220 0,09% 25 INDUSTRI 196 0,09% 17 0,05% 213 0,08% 26 PETERNAK 119 0,05% 20 0,05% 139 0,05% 27 KARYAWAN BUMD 133 0,06% 3 0,01% 136 0,05% 28 TUKANG JAHIT 120 0,05% 8 0,02% 128 0,05% 29 KEPALA DESA 114 0,05% 1 0,00% 115 0,05% 30 MEKANIK 111 0,05% 0 0,00% 111 0,04% 31 PEMBANTU RUMAH TANGGA 4 0,00% 104 0,29% 108 0,04% 32 LAINNYA 23 0,01% 63 0,17% 86 0,03% 33 BURUH NELAYAN/PERIKANAN 59 0,03% 1 0,00% 60 0,02% 34 BURUH PETERNAKAN 51 0,02% 1 0,00% 52 0,02% 35 TUKANG LAS/PANDAI BESI 43 0,02% 0 0,00% 43 0,02% 36 PENDETA 38 0,02% 1 0,00% 39 0,02% 37 SENIMAN 33 0,02% 1 0,00% 34 0,01% 38 ANGGOTA DPRD KAB/KOTA 32 0,01% 0 0,00% 32 0,01% 39 DOSEN 27 0,01% 1 0,00% 28 0,01% 40 TUKANG LISTRIK 28 0,01% 0 0,00% 28 0,01% 41 PERAWAT 19 0,01% 5 0,01% 24 0,01% 42 USTADZ/MUBALIGH 24 0,01% 0 0,00% 24 0,01% 43 TUKANG CUKUR 23 0,01% 0 0,00% 23 0,01% 44 DOKTER 22 0,01% 0 0,00% 22 0,01% 45 BIARAWATI 15 0,01% 4 0,01% 19 0,01% 46 PELAUT 18 0,01% 0 0,00% 18 0,01% 47 KONSULTAN 12 0,01% 0 0,00% 12 0,00% 48 WARTAWAN 12 0,01% 0 0,00% 12 0,00% PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN
63 49 PENATA RIAS 2 0,00% 8 0,02% 10 0,00% 50 PARANORMAL 7 0,00% 0 0,00% 7 0,00% 51 PARAJI 6 0,00% 0 0,00% 6 0,00% 52 PASTOR 6 0,00% 0 0,00% 6 0,00% 53 PENATA RAMBUT 3 0,00% 3 0,01% 6 0,00% 54 PENGACARA 5 0,00% 0 0,00% 5 0,00% 55 PENTERJEMAH 5 0,00% 0 0,00% 5 0,00% 56 TUKANG SOL SEPATU 5 0,00% 0 0,00% 5 0,00% 57 TABIB 2 0,00% 2 0,01% 4 0,00% 58 ARSITEK 4 0,00% 0 0,00% 4 0,00% 59 JURU MASAK 4 0,00% 0 0,00% 4 0,00% 60 TUKANG GIGI 3 0,00% 0 0,00% 3 0,00% 61 BIDAN 0 0,00% 3 0,01% 3 0,00% 62 IMAM MESJID 3 0,00% 0 0,00% 3 0,00% ,00% 1 0,00% 3 0,00% 64 ANGGOTA DPRD PROVINSI 2 0,00% 0 0,00% 2 0,00% 65 PENELITI 2 0,00% 0 0,00% 2 0,00% 66 ANGGOTA DPR-RI 1 0,00% 0 0,00% 1 0,00% 67 PENYIAR RADIO 1 0,00% 0 0,00% 1 0,00% 68 PIALANG 1 0,00% 0 0,00% 1 0,00% 69 BUPATI 0 0,00% 1 0,00% 1 0,00% 70 ANGGOTA DPD 1 0,00% 0 0,00% 1 0,00% 71 PSIKIATER/PSIKOLOG 0 0,00% 0 0,00% 0 0,00% 72 PERANCANG BUSANA 0 0,00% 0 0,00% 0 0,00% 73 NOTARIS 0 0,00% 0 0,00% 0 0,00% 74 PILOT 0 0,00% 0 0,00% 0 0,00% 75 APOTEKER 0 0,00% 0 0,00% 0 0,00% 76 ANGGOTA BPK 0 0,00% 0 0,00% 0 0,00% 62 PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2012
64 Tabel PENATA BUSANA 0 0,00% 0 0,00% 0 0,00% ,00% ,00% ,00% Mayoritas penduduk Gunungkidul bekerja di sektor informal. Seperti umumnya di daerah dengan kultur masyarakat agraris sebagian besar kepala keluarga bekerja sebagai petani (48,9%). Selain bekerja di sektor pertanian 15,06% orang bekerja sebagai buruh harian lepas. Mereka yang bekerja sebagai buruh harian lepas biasanya adalah penduduk berpendidikan rendah yang tidak memiliki lahan pertanian. Minat untuk berwira usaha sudah mulai muncul ditandai dengan cukup banyaknya penduduk yang bekerja sebagai Wiraswasta (13,83%). Penduduk yang bekerja sebagai wiraswasta ini harus mendapat dukungan dari pemerintah agar iklim wirausaha semakin berkembang. Bertambahnya jumlah wirausahawan dapat menciptakan lapangan kerja baru yang pada akhirnya dapat mengurangi tingkat pengangguran. d. Penduduk Menurut KarAktaristik Sosial 1) Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan NO Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Berdasarkan Pendidikan Terakhir TINGKAT PENDIDIKAN LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL JML % JML % JML % 1 TDK/BLM SKL ,19% ,87% ,57% 2 < SD/SEDERAJAT ,16% ,36% ,26% 3 TAMAT SD/SEDERAJAT ,53% ,50% ,02% 4 SLTP/SEDERAJAT ,83% ,21% ,51% 5 SLTA/SEDERAJAT ,01% ,30% ,63% 6 DI/DII ,73% ,68% ,70% 7 DIII ,66% ,62% ,64% 8 DIV /SI ,72% ,39% ,55% 9 SII 560 0,13% 227 0,05% 787 0,09% 10 SIII 124 0,03% 125 0,03% 249 0,03% JUMLAH ,00% ,00% ,00% Penduduk Gunungkidul mayoritas berpendidikan SD/Sederajat ( 25,02%). Sedangakan yang belum tamat SD/Sederajat sebesar 9.26%. Partisipasi penduduk PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN
65 Tabel 3.16 perempuan untuk bersekolah di Kabupaten Gunungkidul relatif lebih rendah dari pada penduduk laki-laki. Partisipasi perempuan lebih tinggi hanya pada tingkat pendidikan SD/Sederajat, pada tingkat pendidikan lainnya partisipasi pendidikan masih banyak didominasi oleh penduduk laki-laki. 2) Jumlah Penduduk Menurut Agama Jumlah Penduduk Menurut Agama NO AGAMA JUMLAH % 1 Islam ,87% 2 Katholik ,85% 3 Kristen ,80% 4 Lainnya ,19% 5 Hindu ,16% 6 Konghuchu 576 0,07% 7 Budha 555 0,06% JUMLAH ,00% 64 PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2012
66 Grafik 3.11 Grafik Agama Penduduk Kabupaten Gunungkidul ,19% 0,16% 95,87% Islam Katholik Kristen Lainnya Hindu Konghuchu Budha 0,07% 0,06% 1,80% 1,85% Penduduk Gunungkidul adalah masyarakat agraris yang cenderung homogen dalam mata pencaharian, kebiasaan dan kepercayaan. Agama yang dianut oleh penduduk juga relatif homogen, hampir 96% penduduknya memeluk agama yang sama. 3) Jumlah Agama Menurut Kecamatan Tabel 3.17 Jumlah Agama Menurut Kecamatan NO KECAMATAN ISLAM KRISTEN KATHOLIK HINDU BUDHA KHC LAINNYA 1 WONOSARI NGLIPAR PLAYEN PATUK PALIYAN PANGGANG PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN
67 7 TEPUS SEMANU KARANGMOJO PONJONG RONGKOP SEMIN NGAWEN GEDANGSARI SAPTOSARI GIRISUBO TANJUNGSARI PURWOSARI JUMLAH PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2012
68 e. Kelahiran 1) Jumlah Kelahiran Tabel 3.18 Jumlah Kelahiran NO KECAMATAN LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL 1 Wonosari Nglipar Playen Patuk Paliyan Panggang Tepus Semanu Karangmojo Ponjong Rongkop Semin Ngawen Gedangsari Saptosari Girisubo Tanjungsari Purwosari JUMLAH PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN
69 Grafik Grafik Jumlah Kelahiran Laki-Laki Perempuan 68 PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2012
70 Jumlah kelahiran selama tahun 2012 sebesar Kelahiran terbanyak terjadi di Kecamatan Wonosari (787) dan kelahiran terendah terjadi di Kecamatan Purwosari (163). 2) Angka Kelahiran Kasar Tabel 3.19 Jumlah Kelahiran Kasar NO KECAMATAN JUMLAH KELAHIRAN CBR 1 Wonosari ,23 2 Nglipar ,42 3 Playen ,06 4 Patuk ,44 5 Paliyan ,57 6 Panggang ,04 7 Tepus ,74 8 Semanu ,55 9 Karangmojo ,59 10 Ponjong ,04 11 Rongkop ,22 12 Semin ,37 13 Ngawen ,04 14 Gedangsari ,85 15 Saptosari ,48 16 Girisubo ,08 17 Tanjungsari ,43 18 Purwosari ,32 JUMLAH ,28 PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN
71 Grafik 3.13 Grafik Kelahiran Kasar 10 9, ,57 8,23 8,06 7,42 7,44 6,55 7,59 7,37 7,22 7,04 8,04 6,85 7,43 7,32 6 6,08 5 5,04 4 3, CBR Angka kematian kasar secara total sebesar 7,28. Angka kelahiran kasar tertinggi sebesar 9,48 terjadi di kecamatan Saptosari. Meskipun jika di lihat jumlah kelahiran 70 PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2012
72 Tabel 3.20 Kecamatan saptosari hanya berada di urutan ke-7 tetapi karena penduduknya sedikit maka angka kelahiran kasarnya menjadi tinggi. f. Kematian 1) Jumlah Kematian Jumlah Kematian NO KECAMATAN LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL 1 Wonosari Nglipar Playen Patuk Paliyan Panggang Tepus Semanu Karangmojo Ponjong Rongkop Semin Ngawen Gedangsari Saptosari Girisubo Tanjungsari Purwosari JUMLAH PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN
73 2) Angka Kematian Kasar Angka Kematian Kasar NO KECAMATAN JUMLAH KEMATIAN ANGKA KEMATIAN KASAR 1 WONOSARI ,05 2 NGLIPAR ,62 3 PLAYEN ,07 4 PATUK ,02 5 PALIYAN ,16 6 PANGGANG ,02 7 TEPUS ,29 8 SEMANU ,04 9 KARANGMOJO ,09 10 PONJONG ,01 11 RONGKOP ,05 12 SEMIN ,84 13 NGAWEN ,89 14 GEDANGSARI ,91 15 SAPTOSARI ,01 16 GIRISUBO ,96 17 TANJUNGSARI ,09 18 PURWOSARI ,29 JUMLAH ,06 72 PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2012
74 Grafik 3.14 Grafik Angka Kematian Kasar 3 2,62 2,5 2 2,05 2,07 2,02 2,16 2,02 2,29 2,04 2,09 2,01 2,05 2,09 2,01 1,96 1,84 1,89 1,91 2,29 1,5 1 0,5 0 Angka Kematian Kasar Angka kematian kasar hampir merata di semua kecamatan sekitar 2 orang meninggal per 1000 orang penduduk setiap tahunnya. PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN
75 B. KUALITAS PENDUDUK 1. Kesehatan a. Kelahiran dan Kematian Bayi No Kecamatan Tabel 3.22 Jumlah Kelahiran dan Kematian Bayi Hidup Mati L P JML L P JML IMR 1 Wonosari Nglipar Playen Patuk Paliyan Panggang Tepus Semanu Karangmojo Ponjong Rongkop Semin Ngawen Gedangsari Saptosari Girisubo Tanjungsari Purwosari , Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul 74 PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2012
76 b. Angka Kematian Bayi Grafik 3.15 Grafik Angka Kematian Bayi Jml Angka adalah jumlah anak yang dilahirkan pada tahun tertentu dan meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun, dinyatakan sebagai angka per 1000 kelahiran hidup. Angka kematian bayi di Kabupaten Gunungkidul tegolong rendah karena angka kematian bayi dibawah 20 bayi per 1000 kelahiran hidup. PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN
77 2. Pendidikan a. Angka Partisipasi Kasar Tabel 3.23 Angka Partisipasi Kasar JENJANG JUMLAH SEKOLAH % PENDIDIKAN SD ,80% SLMP ,78% SLTP ,74% SLTA ,94% JUMLAH b. Angka Partisipasi Murni Tabel 3.24 Angka Partisipasi Murni KELOMPOK USIA JUMLAH SEKOLAH TIDAK SEKOLAH % SD ,68% SLMP ,49% SLTP ,84% SLTA ,27% JUMLAH PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2012
78 Grafik 3.16 Grafik Partisipasi Kasar dan Partisipasi Murni 120,00 100,00 98,78 80,00 83,80 84,74 73,64 74,94 60,00 49,71 40,00 29,28 20,00 17,94 0,00 SD SLTP SLTA PT PARTISIPASI KASAR PARTISIPASI MURNI Angka Partisipasi pendidikan tertinggi pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Tingkat Pertama. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat untuk mengikuti wajib belajar 9 tahun sudah mulai ada hasilnya. Sehingga beberapa tahun kedepan kualitas tenaga kerja di kabupaten Gunungkidul akan lebih meningkat dibandingkan dengan sekarang yang mayoritas masih berpendidikan SD/Sederajat. PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN
79 3. Ekonomi a. Proporsi Jumlah Tenaga Kerja Dan Angkatan Kerja 1) Proporsi Tenaga Kerja NO KEC Laki-Laki Perempu an Tabel 3.25 Proporsi Tenaga Kerja Jumlah Tenaga Kerja Laki-laki Tenaga Kerja Perempu an Tenaga Kerja Laki-Laki % Tenaga Kerja Laki- Laki % Tenaga Kerja Perempu an % Tenaga Kerja 1 WONOSARI ,54 11,51 11,52 2 NGLIPAR ,45 4,36 4,41 3 PLAYEN ,56 7,54 7,55 4 PATUK ,28 4,32 4,30 5 PALIYAN ,26 4,29 4,28 6 PANGGANG ,90 3,92 3,91 7 TEPUS ,19 5,22 5,21 8 SEMANU ,09 8,00 8,05 9 KARANGMOJO ,41 7,43 7,42 10 PONJONG ,32 7,34 7,33 78 PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2012
80 11 RONGKOP ,14 4,08 4,11 12 SEMIN ,51 7,44 7,47 13 NGAWEN ,42 4,46 4,44 14 GEDANGSARI ,16 5,13 5,15 15 SAPTOSARI ,94 4,96 4,95 16 GIRISUBO ,59 3,66 3,62 17 TANJUNGSARI ,71 3,75 3,73 18 PURWOSARI ,52 2,61 2,56 JUMLAH ,00 100,00 100,00 PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN
81 Grafik 3.17 Grafik Jumlah Tenaga Kerja Kabupaten Gunungkidul Laki-Laki Perempuan 2) Proporsi Penduduk Bekerja Menurut Jenis Pekerjaan Tabel 3.26 Proporsi Penduduk Bekerja Menurut Jenis Pekerjaan NO JENIS PEKERJAAN JUMLAH PROPORSI 1 Petani/Pekebun ,24% 2 Belum/Tidak Bekerja ,47% 3 Buruh Harian Lepas ,77% 4 Wiraswasta ,84% 5 Karyawan Swasta ,23% 6 Pegawai Negeri Sipil (PNS) ,60% 7 Buruh Tani/Perkebunan ,17% 8 Pensiunan ,53% 9 Perdagangan ,33% 10 Guru ,65% 80 PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2012
82 11 Perangkat Desa ,59% 12 Pedagang ,51% 13 Sopir ,51% 14 Lainnya ,48% 15 Karyawan Honorer ,36% 16 Kepolisian RI (POLRI) ,24% 17 Pembantu Rumah Tangga 793 0,18% 18 Nelayan/Perikanan 647 0,14% 19 Tentara Nasional Indonesia (TNI) 628 0,14% 20 Karyawan BUMN 440 0,10% 21 Industri 414 0,09% 22 Tukang Batu 407 0,09% 23 Konstruksi 384 0,08% 24 Transportasi 367 0,08% 25 Tukang Jahit 350 0,08% 26 Tukang Kayu 339 0,08% 27 Peternak 318 0,07% 28 Karyawan BUMD 201 0,04% 29 Perawat 190 0,04% 30 Mekanik 185 0,04% 31 Buruh Peternakan 126 0,03% 32 Kepala Desa 123 0,03% 33 Buruh Nelayan/Perikanan 86 0,02% 34 Dosen 75 0,02% 35 Bidan 75 0,02% 36 Seniman 68 0,02% PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN
83 37 Tukang Las/Pandai Besi 61 0,01% 38 Dokter 52 0,01% 39 Pendeta 45 0,01% 40 Anggota DPRD Kab. 43 0,01% 41 Tukang Listrik 43 0,01% 42 Biarawati 41 0,01% 43 Ustadz/Mubaligh 39 0,01% 44 Pelaut 35 0,01% 45 Penata Rias 35 0,01% 46 Tukang Cukur 32 0,01% 47 Tidak /Belum Bekerja 28 0,01% 48 Penata Rambut 26 0,01% 49 Wartawan 19 0,00% 50 Konsultan 16 0,00% 51 Apoteker 12 0,00% 52 Paraji 11 0,00% 53 Pastor 11 0,00% 54 Juru Masak 11 0,00% 55 Pengacara 10 0,00% 56 Arsitek 9 0,00% 57 Paranormal 8 0,00% 58 Peneliti 6 0,00% 59 Tabib 6 0,00% 60 Tukang Sol Sepatu 6 0,00% 61 Penterjemah 6 0,00% 62 Tukang Gigi 5 0,00% 82 PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2012
84 63 Notaris 5 0,00% 64 Imam Masjid 4 0,00% 65 Penata Busana 3 0,00% 66 Pialang 3 0,00% 67 Anggota DPRD Prop. 3 0,00% 68 Anggota BPK 2 0,00% 69 Psikiater/Psikolog 2 0,00% 70 Anggota DPR RI 1 0,00% 71 Perancang Busana 1 0,00% 72 Pilot 1 0,00% 73 Penyiar Radio 1 0,00% 74 Anggota DPD 1 0,00% 75 Bupati 1 0,00% Grafik 3.18 Grafik Pekerjaan Penduduk Petani/Pekebun 1% 1% 1% 23% 31% Belum/Tidak Bekerja Buruh Harian Lepas Wiraswasta 1% 6% Karyawan Swasta 9% 10% 17% Pegawai Negeri Sipil (PNS) Buruh Tani/Perkebunan Pensiunan Perdagangan Lainnya PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN
KATA PENGANTAR. Wonosari, 28 Maret 2016 Kepala Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Gunungkidul
KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan Rahmat-Nya sehingga kami dapat menyusun Buku Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016. Semoga buku ini memberikan
Lebih terperinciKEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang
IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Batang adalah salah satu kabupaten yang tercatat pada wilayah administrasi Provinsi Jawa Tengah. Letak wilayah berada diantara koordinat
Lebih terperinciPerkembangan Ekonomi Makro
Boks 1.2. Pemetaan Sektor Pertanian di Jawa Barat* Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB (harga berlaku) tahun 2006 sebesar sekitar 11,5%, sementara pada tahun 2000 sebesar 14,7% atau dalam kurun waktu
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Wonosari, April 2015 Kepala Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Gunungkidul
KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan Rahmat-Nya sehingga kami dapat menyusun Buku Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Gunungkidul Tahun 2015. Semoga buku ini memberikan
Lebih terperinciDATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016
DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016 KELOMPOK DATA JENIS DATA : SUMBER DAYA ALAM : Pertanian, Kehutanan, Kelautan, Perikanan, Peternakan, Perkebunan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL
BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 38 Tahun : 2011 Seri : E PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 86 TAHUN 2011 TENTANG PENANDATANGANAN DOKUMEN KEPENDUDUKAN
Lebih terperinciA. Realisasi Keuangan
BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2008 A. Realisasi Keuangan 1. Belanja Pendapatan Realisasi belanja pendapatan (Pendapatan Asli Daerah) Tahun 2008 Dinas Pertanian Kabupaten Majalengka mencapai 100%
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi dan Kondisi Fisik Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administratif menjadi wilayah Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Istimewa Yogyakarta. Gunungkidul memiliki luas 1.485,36 Km 2 terletak antara 7
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Gunungkidul adalah daerah yang termasuk dalam wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Gunungkidul memiliki luas 1.485,36 Km 2 terletak antara
Lebih terperinci1. PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. Tabel 1.1.1C
SUMBER DAYA ALAM PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. SUB SEKTOR TANAMAN PANGAN Apa yang sudah dicapai selama ini lebih ditingkatkan, Pemerintah Kota Jayapura akan lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya dibentuk berdasarkan pada Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya nomor 8 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM. Wilayah Sulawesi Tenggara
GAMBARAN UMUM Wilayah Sulawesi Tenggara Letak dan Administrasi Wilayah Sulawesi Tenggara terdiri atas Jazirah dan kepulauan terletak antara 3 o - 6 o Lintang selatan dan 12 45' bujur timur, dengan total
Lebih terperinciBAB 2 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB 2 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Umum Kabupaten Gunungkidul adalah salah satu kabupaten yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan Ibukotanya Wonosari. Luas wilayah Kabupaten Gunungkidul
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"
IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima kabupaten di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kabupaten Bantul terletak di sebelah selatan
Lebih terperinci4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR
4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.
Lebih terperinciTabel Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Sayuran Tahun
9 2.1 Tanaman Sayuran Tabel 2.1.1 Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Sayuran Tahun 20112015 Uraian A. 1 Bawang Merah Tahun * Luas Panen (Ha) 2,00 7,00 * Produktivitas (Ku/Ha) 45,00 90,00 * Produksi
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO
IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO 4.1. Keadaan Geografis Kabupaten Karo terletak diantara 02o50 s/d 03o19 LU dan 97o55 s/d 98 o 38 BT. Dengan luas wilayah 2.127,25 Km2 atau 212.725 Ha terletak pada ketinggian
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU
IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Banjarnegara terletak antara 7⁰12 7⁰31 Lintang Selatan dan
IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Administrasi Kabupaten Banjarnegara terletak antara 7⁰12 7⁰31 Lintang Selatan dan 109⁰29 109⁰45 50 Bujur Timur. Berada pada jalur pegunungan di bagian tengah
Lebih terperinciProfil Kabupaten Aceh Singkil
Ibukota Batas Daerah Luas Letak Koordinat Profil Kabupaten Aceh Singkil : Singkil : Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Subulussalam Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia Sebelah Barat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun, maka keadaan yang demikian itu menuntut Pengembangan Sistem Administrasi Kependudukan. Undang Undang
Lebih terperinciLEMBAR KATALOG Statistik Sayur-Sayuran Dan Buah-Buahan Kabupaten Penajam Paser Utara 2016 Katalog BPS : 5216.6409 Ukuran Buku : 14,8 x 21 cm Jumlah Halaman : ix + 79 Naskah : BPS Kabupaten Penajam Paser
Lebih terperinciBAB VI SASARAN PEMBANGUNAN HORTIKULTURA
BAB VI SASARAN PEMBANGUNAN HORTIKULTURA A. Sasaran Umum Selama 5 (lima) tahun ke depan (2015 2019) Kementerian Pertanian mencanangkan 4 (empat) sasaran utama, yaitu: 1. Peningkatan ketahanan pangan, 2.
Lebih terperinciKARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dusun dan terletak di bagian selatan Gunungkidul berbatasan langsung dengan
III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Geografis Tanjungsari adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Kecamatan ini terdiri dari 5 desa dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah Indonesia dalam perannya untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas fungsi-fungsi pelayanannya kepada seluruh lapisan masyarakat diwujudkan dalam bentuk kebijakan
Lebih terperinci4.1. Letak dan Luas Wilayah
4.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Lamandau merupakan salah satu Kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Kotawaringin Barat. Secara geografis Kabupaten Lamandau terletak pada 1 9-3 36 Lintang Selatan dan
Lebih terperinciSTATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.
STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Statistik Daerah Kecamatan Air Dikit 214 Halaman ii STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Nomor ISSN : - Nomor Publikasi
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Kabupaten Kulonprogo Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di propinsi Daerah Istimewa
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT. Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50
5.1. Kondisi Geografis V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50 Lintang Selatan dan 104 o 48-108 o 48 Bujur Timur, dengan batas wilayah
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
58 BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Profil Daerah Istimewa Yogyakarta Sumber: DPPKA Pemda DIY Gambar 4.1 Peta Administrasi Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa
Lebih terperinciIV. KEDAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110 o sampai dengan
IV. KEDAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN A. Keadaan fisik Kabupaten Sleman Wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110 o 13 00 sampai dengan 110 o 33 00 Bujur Timur, dan mulai 7ᵒ34 51 sampai dengan 7ᵒ47 03 Lintang
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Profil Kabupaten Ngawi 1. Tinjauan Grafis a. Letak Geografis Kabupaten Ngawi terletak di wilayah barat Provinsi Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah.
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah
35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari
Lebih terperinciBAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten
Lebih terperinciRepublik Indonesia. SURVEI HARGA PEDESAAN Subsektor Tanaman Hortikultura (Metode NP)
RAHASIA Republik Indonesia SURVEI HARGA PEDESAAN Subsektor Tanaman Hortikultura (Metode NP) PERHATIAN 1. Tujuan pencacahan NP-2 adalah untuk mencatat/mengetahui nilai & volume produksi yang dijual petani
Lebih terperinciPENDAHULUAN. (Rencana Aksi Pemantapan Ketahanan Pangan ).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan pada tataran nasional merupakan kemampuan suatu bangsa untuk menjamin seluruh penduduknya memperoleh pangan dalam jumlah yang cukup, mutu yang layak,
Lebih terperinci2. TANAMAN PANGAN 2.1. Luas Tanam (Ha) Komoditi Tanaman Pangan Kabupaten Luwu, tahun
2. TANAMAN PANGAN 2.1. Luas Tanam (Ha) Komoditi Tanaman Pangan Kabupaten Luwu, tahun 2009-2012 PADI LADANG PADI SAWAH JAGUNG 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 LAROMPONG - - 4
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 7 Tahun : 2016
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 7 Tahun : 2016 PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang
43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang
IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN A. Letak Geografis Kabupaten Sleman Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110⁰ 13' 00" sampai dengan 110⁰ 33' 00" Bujur Timur, dan
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan terletak di ujung selatan Pulau Sumatera
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan regional memiliki peran utama dalam menangani secara langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. Peranan perencanaan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK WILAYAH
III. KARAKTERISTIK WILAYAH A. Karakteristik Wilayah Studi 1. Letak Geografis Kecamatan Playen terletak pada posisi astronomi antara 7 o.53.00-8 o.00.00 Lintang Selatan dan 110 o.26.30-110 o.35.30 Bujur
Lebih terperinciII. B. KETERANGAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN
ST01-L BADAN PUSAT STATISTIK REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 01 PENCACAHAN LENGKAP RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN RAHASIA I. KETERANGAN UMUM RUMAH TANGGA 101. Provinsi Kab/Kota Kecamatan Desa/Kel. No.
Lebih terperinciKARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Lokasi Geografis
33 KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Lokasi Geografis Daerah penelitian terletak di Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Kecamatan Imogiri berada di sebelah Tenggara dari Ibukota Kabupaten Bantul.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan upaya perubahan secara terencana seluruh dimensi kehidupan menuju tatanan kehidupan yang lebih baik di masa mendatang. Sebagai perubahan yang terencana,
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai
V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI Keadaan Umum Wilayah Penelitian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai ratio jumlah rumahtangga petani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kabijakan pembangunan ini dilakukan untuk meningkatkan produktivitas hasil
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan daerah tropis karena letak geografisnya diantara 6 o LU 11 o LS dan 95 o BT 141 o BT. Indonesia merupakan negara yang sedang melakukan pembangunan
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km
IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administrasi menjadi wilayah bagian dari Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, terletak
Lebih terperinciPROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS
PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah
Lebih terperinciHASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013
No.40/07/34/Th.XVI,1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Lebih terperinciii KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, BPS Kabupaten Teluk Bintuni telah dapat menyelesaikan publikasi Distrik Weriagar Dalam Angka Tahun 203. Distrik Weriagar
Lebih terperinciPENDAHULUAN LATAR BELAKANG
I. PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang melaksanakan pembangunan di segala bidang. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang diandalkan, karena sektor
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan sektor pertanian adalah
Lebih terperinciAnalisis keterkaitan sektor tanaman bahan makanan terhadap sektor perekonomian lain di kabupaten Sragen dengan pendekatan analisis input output Oleh :
1 Analisis keterkaitan sektor tanaman bahan makanan terhadap sektor perekonomian lain di kabupaten Sragen dengan pendekatan analisis input output Oleh : Sri Windarti H.0305039 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Lebih terperinciVII. KOMODITAS UNGGULAN DI KABUPATEN BOGOR
VII. KOMODITAS UNGGULAN DI KABUPATEN BOGOR 7.1 Komoditas Unggulan di Kecamatan Pamijahan Berdasarkan hasil analisis Location Quotient (LQ) terhadap komoditas pertanian di Kabupaten Bogor yang menggambarkan
Lebih terperinciSTATISTIK DAERAH KECAMATAN SEMIN 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEMIN 2015 ISSN/ISBN : No. Publikasi : 3403150.15.09 Katalog BPS : 1101002.3403150 Ukuran Buku : 14,8 x 21 cm Jumlah Halaman : iv + 11 halaman
Lebih terperinci3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis
3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Penelitian dilakukan di dua kabupaten di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi. Fokus area penelitian adalah ekosistem transisi meliputi
Lebih terperinciKAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar
BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. benua (benua Asia dan benua Australia) dan dua samudera (samudra Pasifik dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terletak di antara dua benua (benua Asia dan benua Australia) dan dua samudera (samudra Pasifik dan
Lebih terperinci5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
27 Secara rinci indikator-indikator penilaian pada penetapan sentra pengembangan komoditas unggulan dapat dijelaskan sebagai berikut: Lokasi/jarak ekonomi: Jarak yang dimaksud disini adalah jarak produksi
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK
34 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 4.1 Gambaran Umum Provinsi Lampung Lintang Selatan. Disebelah utara berbatasan dengann Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, sebelah Selatan
Lebih terperinciNILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN OKTOBER 2012
BPS PROVINSI JAWA TIMUR NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN OKTOBER 2012 No. 68/11/35/Th.X, 1 November 2012 Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur Bulan Oktober 2012 Naik 0,33 persen. Nilai Tukar Petani (NTP)
Lebih terperinciNILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN FEBRUARI 2012
BPS PROVINSI JAWA TIMUR NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN FEBRUARI 2012 No. 18/03/35/Th.X, 1 Maret 2012 Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur Bulan Februari 2012 Turun 1,39 persen. Nilai Tukar Petani (NTP)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dahlan 2016/ 2017 untuk Divisi 1 B 2 berlokasi di Dusun Miri, Desa/Kelurahan
BAB I PENDAHULUAN A. DESKRIPSI WILAYAH Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler ke 61 Universitas Ahmad Dahlan 2016/ 2017 untuk Divisi 1 B 2 berlokasi di Dusun Miri, Desa/Kelurahan Duren, Kecamatan Tengaran,
Lebih terperinciKOMODITAS HORTIKULTURA UNGGULAN DI KABUPATEN SEMARANG (PENDEKATAN LQ DAN SURPLUS PRODUKSI)
KOMODITAS HORTIKULTURA UNGGULAN DI KABUPATEN SEMARANG (PENDEKATAN DAN SURPLUS PRODUKSI) Eka Dewi Nurjayanti, Endah Subekti Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Wahid Hasyim Jl. Menoreh
Lebih terperinciPERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Ir. Bambang
Lebih terperinci4 GAMBARAN UMUM LOKASI
21 4 GAMBARAN UMUM LOKASI 4.1 Keadaan Geografis Kabupaten Bulukumba merupakan salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan yang terletak terletak di bagian selatan dengan jarak kurang lebih 153 kilometer dari
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa
IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah provinsi di Indonesia, yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang
70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten
Lebih terperinciTabel 7.1 Luas Lahan Sawah Provinsi Jawa Barat Tahun (ha)
7. PERTANIAN TANAMAN PANGAN/PERKEBUNAN 48 Tabel 7.1 Luas Lahan Sawah Provinsi Jawa Barat 2005-2010 (ha) 2005 2006 2007 2008 2009 2010 1 Luas Lahan Sawah 925.500 926.782 934.845 945.544 937.373 930.268
Lebih terperinciNepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12
BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Konsekuensi logis sebagai negara kesatuan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN
PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2015-2019 V I S I M I S I 2 : TERWUJUDNYA MASYARAKAT LUMAJANG YANG SEJAHTERA DAN BERMARTABAT : Meningkatkan Perekonomian
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN
PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2015-2019 V I S I M I S I 2 : TERWUJUDNYA MASYARAKAT LUMAJANG YANG SEJAHTERA DAN BERMARTABAT : Meningkatkan Perekonomian
Lebih terperinciNILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN DESEMBER 2015
BPS PROVINSI JAWA TIMUR NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN DESEMBER 2015 No. 03/01/35/Th.XIV, 4 Januari 2016 Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur Bulan Desember 2015 turun 0,41 persen. Nilai Tukar Petani
Lebih terperinciHASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013
1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2013 DARI USAHA
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM
51 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Keadaan Geografis 1. Keadaan Alam Wilayah Kabupaten Bantul terletak antara 07 o 44 04 08 o 00 27 Lintang Selatan dan 110 o 12 34 110 o 31 08 Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sampai saat ini masih memegang peranan penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi
69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.
Lebih terperinciKEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan
KEADAAN UMUM LOKASI Keadaan Wilayah Kabupaten Jepara adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di ujung utara Pulau Jawa. Kabupaten Jepara terdiri dari 16 kecamatan, dimana dua
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 1. Kondisi Fisik Daerah Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara 7.33-8.12 Lintang Selatan dan antara 110.00-110.50 Bujur
Lebih terperinciBupati Murung Raya. Kata Pengantar
Bupati Murung Raya Kata Pengantar Perkembangan daerah yang begitu cepat yang disebabkan oleh semakin meningkatnya kegiatan pambangunan daerah dan perkembangan wilayah serta dinamisasi masyarakat, senantiasa
Lebih terperinciBAB V PERTANIAN. Kabupaten Tegal Dalam Angka
BAB V PERTANIAN A. PERTANIAN TANAMAN PANGAN Pembangunan di Sektor Pertanian khususnya Pertanian Tanaman Pangan dari tahun ke tahun terus ditingkatkan untuk dapat memelihara kemantapan swasembada pangan,
Lebih terperinciBatas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut:
KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Biofisik 4.1.1 Letak dan Aksesibilitas Berdasarkan buku Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Purwakarta (21) Dinas Kehutanan Purwakarta merupakan
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai
49 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Penelitian Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara 4 0 14 sampai 4 0 55 Lintang Selatan dan diantara 103 0 22 sampai 104
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan merupakan permasalahan kemanusiaan purba yang bersifat laten dan aktual sekaligus. Ia telah ada sejak peradaban manusia ada dan hingga kini masih menjadi
Lebih terperinciNILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN SEPTEMBER 2012
BPS PROVINSI JAWA TIMUR NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN SEPTEMBER 2012 No. 63/10/35/Th.X, 1 Oktober 2012 Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur Bulan September 2012 Naik 0,38 persen. Nilai Tukar Petani
Lebih terperinciMagrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 ABSTRAK BAB I. PENDAHULUAN
Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 Oleh : Thamrin 1), Sabran 2) dan Ince Raden 3) ABSTRAK Kegiatan pembangunan bidang pertanian di Kabupaten
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4
Lebih terperinciPEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 1998 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS BALAI PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 1985 SERI B PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (PERDA DIY) NOMOR 1 TAHUN 1985 (1/1985) TENTANG PUNGUTAN DAERAH DARI DINAS-DINAS
Lebih terperinciKatalog BPS:
Katalog BPS: 1101002.3201040 Statistik Daerah Kecamatan Cibungbulang 2015 1 STATISTIK DAERAH KECAMATAN CIBUNGBULANG 2015 Statistik Daerah Kecamatan Cibungbulang 2015 2 STATISTIK DAERAH KECAMATAN CIBUNGBULANG
Lebih terperinciPedoman Pengumpulan Data Hortikultura L-5
Lampiran 2. Konversi Hortikultura 1. Konversi Jarak Tanam, Populasi dan Umur Panen Sayuran dan Buahbuahan Semusim (SBS). a. Sayuran Semusim Jarak Populasi Umur Mulai No Tan / ha Tanam / cm Panen (Hari)
Lebih terperinciBUPATI GUNUNGKIDUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL,
BUPATI GUNUNGKIDUL PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN
Lebih terperinci