Jualdi Kepala SDN No 17 Singkawang Selatan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jualdi Kepala SDN No 17 Singkawang Selatan"

Transkripsi

1 PENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MELALUI BIMBINGAN BERKELANJUTAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI 17 SINGKAWANG SELATAN Jualdi Kepala SDN No 17 Singkawang Selatan Abstrak: Rendahnya kemampuan guru dalam merumuskan tujuan, merancang langkah-langkah, dan menyusun naskah penilaian merupakan permasalahan yang perlu dicarikan solusinya, tindakan yang dilakukan adalah melaksanakan bimbingan berkelanjutan. Penelitian tindakan sekolah dilaksanakan dua siklus dari tanggal 01 Maret sampai dengan 31 Mei 2015, untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun rencana pelaksanaan. Subjek penelitian adalah guru Sekolah Dasar Negeri 17 Singkawang Selatan yang berjumlah 5 orang. Hasil bimbingan siklus I dengan rata-rata 63.33%, siklus II rata-rata 86,66 %, jadi meningkat 23,33 %. Dengan menggunakan bimbingan berkelanjutan dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Kata kunci: kemampuan, rencana pelaksanaan, bimbingan berkelanjutan Kemampuan guru merupakan perwujudan kompetensi seorang guru yang memenuhi standar yang terdiri dari empat kompetensi yang terdiri dari: kompetensi paedagogik, profesional, pribadi dan sosial. Dalam penelitian ini lebih ditekankan dan dibatasi hanya kepada komponen kompetensi profesional terutama pengelolaan. Pengelolaan yang menjadi perhatian adalah kemampuan menyusun RPP dengan ruang lingkupnya meliputi tiga aspek yakni: merumuskan tujuan, merancang langkah-langkah, dan menyusun naskah penilaian. Kompetensi adalah sebagai suatu kecakapan untuk melakukan sesuatu pekerjaan berkat pengetahuan, keterampilan ataupun keahlian yang dimiliki untuk melaksanakan suatu pekerjaan.undang-undang Guru dan Dosan No.14 Tahun 2005 Pasal 8 menyatakan, guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Dari rumusan di atas jelas disebutkan pemilikan kompetensi oleh setiap guru merupakan syarat yang mutlak harus dipenuhi oleh guru. Dengan demikian, kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru yang sebenarnya. Penyusunan rencana pelaksanaan merupakan bagian dari kompetensi guru. Perencanaan proses meliputi silabus dan RPP. Selanjutnya Oemar Hakim (dalam Kurniawati 2009:74) menyatakan, Bahwa perencanaan program pada hakekatnya merupakan perencanaan program jangka pendek untuk memperkirakan suatu pro- 181

2 182, J-TEQIP, Tahun VI, Nomor 2, November 2015 yeksi tentang sesuatu yang akan dilakukan dalam kegiatan. Permendiknas No. 41 Tahun 2007 menyatakan, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan telah dijabarkan dalam silabus. Komponen RPP terdiri dari a). identitas mata pelajaran, (b) standar kompetensi, (c) kompetensi dasar, (d) indikator pencapaian kompetensi, (e) tujuan, (f) materi ajar, (g) alokasi waktu, (h) metode, (i) kegiatan meliputi: pendahuluan, inti, penutup. (j) sumber belajar, (k) penilaian hasil belajar meliputi: soal, skor dan kunci jawaban. Langkah-langkah menyusun RPP adalah a) mengisi kolom identitas, b) Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang telah ditetapkan, c) Menentukan SK, KD, dan indikator yang akan digunakan yang terdapat pada silabus yang telah disusun, d) Merumuskan tujuan berdasarkan SK, KD dan indikator yang telah ditentukan, e) mengidentifikasi materi ajar berdasarkan materi pokok/ yang terdapat dalam silabus, materi ajar merupakan uraian dari materi pokok/, f) menentukan metode yang akan digunakan, g) merumuskan langkahlangkah yang terdiri dari kegiatan awal, inti dan akhir. h) menentukan alat/bahan/ sumber belajar yang digunakan, i) menyusun kriteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal, serta teknik penskoran dan kunci jawaban Dalam penyusunan RPP perlu memperhatikan hal sebagai berikut: (a) RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih, b) tujuan menggambarkan proses dan hasil belajar yang harus di capai oleh peserta didik sesuai dengan kompetenrsi dasar, c) tujuan dapat mencakup sejumlah indikator, atau satu tujuan untuk beberapa indikator, yang penting tujuan harus mengacu pada pencapaian indikator, d) Kegiatan (langkah-langkah ) dibuat setiap pertemuan, bila dalam satu RPP terdapat 3 kali pertemuan, maka dalam RPP tersebut terdapat 3 langkah, e). Bila terdapat lebih dari satu pertemuan untuk indikator yang sama, tidak perlu dibuatkan langkah kegiatan yang lengkap untuk setiap pertemuannya. Fakta di lapangan terkait penyusunan rencana pelaksanaan oleh guru SDN 17 Singkawang Selatan, masih terdapat kelemahan dalam menyusun tujuan yang sesuai dengan standar kompetensi, kempetensi dasar, dan indikator. Secara garis besar guru belum sesuai dalam: (1)merumuskan tujuan belum mencakup tiga aspek ranah kemampuan, yakni; ranah kognitif, apektif, dan psikimotor, tujuan yang dibuat belum menggunakan kata kerja operasional yang tepat, tujuan yang dibuat belum sesuai dengan SK,KD, dan indikator, (2)langkahlangkah yang dirancang guru masih belum mencerminkan aktif, (3)teknik dan bentuk penilaian yang digunakan masih belum sesuai dengan tujuan, sebagian besar guru masih memindahkan soal-soal yang terdapat pada LKS. Untuk mengatasi kendala yang dialami guru, peneliti mencoba menawarkan bimbingan berkelanjutan. Chiskon 1959 (dalam RM Fatihah wordpress.com ) menyatakan, bimbingan membantu individu untuk lebih mengenal berbagai informasi tentang dirinya sendiri. Berikutnya Bernard dan Fullmer 1969 (dalam RM Fatihah wordpress. com ) menyatakan, bahwa

3 Jualdi, Peningkatan Kemampuan Guru dalam Menyusun RPP, 183 bimbingan dilakukan untuk meningkatkan perwujudan diri individu. Dapat dipahami bahwa bimbingan membantu individu untuk mengaktualisasikan diri dengan lingkungannya. Dari beberapa pengertian bimbingan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa bimbingan adalah pemberian bantuan kepada individu secara berkelanjutan dan sistematis yang dilakukan oleh seorang ahli yang telah mendapat latihan khusus untuk itu, dimaksudkan agar individu dapat memahami dirinya, lingkungannya, serta dapat mengarahkan diri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk dapat mengembangkan potensi dirinya secara optimal untuk kesejahteraan dirinya dan kesejahteraan masyarakat. Tujuan dilaksanakan bimbingan berkelanjutan adalah untuk meningkatkan kemampuan guru dalam 1) merumuskan tujuan yang baik dan benar sesuai dengan SK,KD, dan indikator. 2) merancang langkah-langkah yang bernuansa PAIKEM. 3) menyusun naskah penilaian yang valid sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Kegiatan yang ditawarkan untuk menyelaraskan tujuan adalah bimbingan berkelanjutan dengan langkah kegiatan sebagai berikut: 1) melaksanakan bimbingan berkelanjutan tahap 1. Sebagai tindak lanjut nya guru ditugasi membuat rencana pelaksanaan, RPP yang dibuat guru diamati oleh peneliti melihat kemampuan yang dimiliki guru. METODE Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Sekolah (School Action Research), yaitu sebuah penelitian yang merupakan kerjasama antara peneliti dan guru, dalam meningkatkan kemampuan guru agar menjadi lebih baik dalam menyusun rencana pelaksanaan. Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 17 Singkawang Selatan dalam kurun waktu minggu ke 1 bulan Maret, sampai dengan minggu ke-5 bulan Mei 2015.Subjek dalam penelitian ini adalah guru Sekolah Dasar Negeri 17 Singkawang Selatan yang berjumlah 5 orang. Proses penelitian dilaksanakan dalam dua siklis dengan uraian sebagai berikut: Siklus I dilaksanakan tanggal 2 Maret sampai 23 Maret 2015, Siklus II dilaksanakan tanggal 6 April sampai 20 April Setiap siklus dilaksanakan dua kali bimbingan dengan materi menyesuaikan pada kondidsi bimbingan dan temuan di lapangan, dan setiap kali bimbingan dilaksanakan 2 x 60 menit. Tindaklanjut dari bimbingan dilakukan adalah setiap guru ditugasi membuat rencana pelaksanaan sesuai dengan kelas yang diampunya. RPP yang dibuat guru dikumpulkan 3 hari kemudian untuk diteliti dan menentukan data kemampuan guru. Teknik pengumpulan data yang digunakan Observasi langsung dan dan observasi dokumen. Analisis data dilakukan menggunakan rubrik penilaian RPP sesuai indikator komponen tujuan, kegiatan dan penilaian. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Siklus 1 Untuk mengetahui kemampuan guru dalam menyusun RPP, peneliti perlu melakukan wawancara. Alat yang digunakan adalah lembar wawancara, oleh sebab itu peneliti perlu menyiapkan alat tersebut. Langkah selanjutnya adalah menyiapkan instrumen penilaian RPP sesuai dengan jumlah guru yang mau diobservasi, karena jumlah guru yang mau diteliti 5 orang maka peneliti menyiapkan 5 lembar observasi. Selain itu peneliti membuat tabel rekapitulasi hasil penyusunan RPP siklus I. tabel rekapitulasi diperlukan untuk mencatat kemajuan guru dalam menyusun RPP. Sesuai kesepakatan antara peneliti dengan

4 184, J-TEQIP, Tahun VI, Nomor 2, November 2015 guru, tanggal 16 Maret 2015 untuk melaksanakan wawancara dengan lima orang guru yaitu: N W, H, P, A, dan K. Kelima orang guru diwawancarai secara bergiliran. Dari hasil wawancara diperoleh data; 1) Tiga guru belum paham tetang komponen RPP, 2) guru yang mengikuti diklat penyusun RPP baru dua orang, 3) dari lima orang guru yang diteliti ternyata masih mengkopipaste RPP orang lain. Setelah melakukan wawancara, peneliti memberikan pembinaan terhadap 5 orang guru yang diteliti, pembinaan siklus 1 dilakukan dua tahap. Pembinaan tahap 1 dilaksanakan tanggal 16 Maret 2015 di SDN 17 Singkawang Selatan. Pembinaan ditekankan pada tiga aspek, yakni: 1)aspek tujuan. Guru dibimbing merumuskan tujuan yang sesuai dengan kompetensi dasar, menggunakan kata kerja operasional dan dapat diukur. 2) aspek langkah-langkah yang terdiri dari pembukaan, inti (terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan komfirmasi) dan penutup. 3) aspek penilaian, pembinaan terhadap guru disini ditekankan pada penyusunan instrumen penilaian yang baik dan benar dan sesuai dengan kempetensi dasar dan tujuan yang hendak dicapai. Di akhir pertemuan masing-masing guru diberi tugas membuat RPP sesuai materi yang mereka ajarkan di kelas masing-masing. Setelah tiga hari guru harus mengumpulkan RPP yang dibuatnya kepada peneliti. RPP yang terkumpul diamati sesuai dengan indikator yang dirumuskan. Pembinaan tahap 2 dilaksanakan tanggal 23 Maret 2015, tujuannya adalah untuk mempertajam kemampuan guru pada tiga aspek, yakni: 1) aspek tujuan, guru dibimbing kembali merumuskan tujuan yang sesuai dengan kompetensi dasar, menggunakan kata kerja operasional dan dapat diukur. 2) aspek langkah-langkah yang terdiri dari pembukaan, inti (terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan komfirmasi) dan penutup. 3) aspek penilaian, pembinaan terhadap guru disini ditekankan pada penyusunan naskah soal yang baik dan benar dan sesuai dengan kempetensi dasar dan tujuan yang hendak dicapai. Akhir pertemuan pembinaan tahap 2 masing-masing guru diberi tugas merevisi RPP yang mereka buat pada tahap 1, sesuai temuan peneliti pada RPP masingmasing. Setelah tiga hari guru harus mengumpulkan RPP yang dibuatnya kepada peneliti. RPP yang terkumpul diamati sesuai dengan indikator yang dirumuskan. Pengamatan ditekan pada tiga aspek yakni aspek perumusan tujuan, apakah tujuan yang dirumuskan sudah sesuai dengan KD, atau indikator, apakah tujuan yang dirumuskan sudah memenuhi aspek kognitif, afektif, dan pskimotor, apakah tujuan yang dirumuskan sudah menggunakan kata kerja operasional. Pada aspek langkah-langkah aspek yang diamati, apakah langkah-langkah sudah sesuai dengan karakteristik siswa, apakah langkah-langkah sudah runtut, apakah langkah sudah menerapkan pendekatan saitifik. Aspek penilaian yang diamati, apakah naskah soal yang disusun sudah valid, apakah naskah soal sudah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Hasil pembimbingan tahap 1 dan 2 pada siklus 1 ternyata masih belum memuaskan sesuai dengan indikator keberhasilan yang ditentukan, sebagaimana dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

5 Jualdi, Peningkatan Kemampuan Guru dalam Menyusun RPP, 185 Tabel 1. Hasil Analisis Komponen RPP pada Siklus I Jumlah Guru Jumlah Persentase Aspek yang diamati No dalam Guru dalam ketercapaian bimbingan 1 bimbingan 2 rata-rata Guru yang merumuskan 1 tujuan sesuai dengan KD 2 3 = 50 % 2 3 Guru yang menyusun langkah - langkah yang mendukung tercapainya tujuan Guru yang menyusun naskah penilaian sesuai dengan tujuan 4 4 = 80 % 3 3 = 60 % Rata rata = 60 % = 66,66% = 63,33 % Bardasarkan tabel di atas, Guru yang merumuskan tujuan sesuai dengan KD pada bimbingan tahap 1 hanya ada 2, sedangkan pada bimbingan tahap 2 hanya ada 3, jadi ada peningkatan 1 orang atau 20 %. Guru yang menyusun langkah - langkah yang mendukung tercapainya tujuan pada bimbingan tahap 1 hanya ada 4, bimbingan tahap 2 juga ada 4, stabil, tidak ada peningkatan. Guru yang menyusun naskah penilaian sesuai dengan tujuan pada bimbingan tahap 1 hanya ada 3, sedang tahap 2 juga 3, jadi tidak ada peningkatan. 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% rumusan tujuan rumusan langkah naskah penilaian 10% 0% Bimbingan 1 siklus 1 Bimbingan 2 siklus 1 Rata-rata siklus 1 Grafik 1. Hasil Analisis Komponen RPP Siklus 1 Materi yang disampaikan pada pembinaan siklus 1, masih belum terserap semuanya oleh guru, terdapat kelemahan yang mendasar terutama dalam merumuskan tujuan sesuai KD, yakni baru dua orang guru yang benar, kalau dipersen-

6 186, J-TEQIP, Tahun VI, Nomor 2, November 2015 tasikan baru mencapai 40 %. Guru yang menyusun langkah - langkah yang mendukung tercapainya tujuan, baru empat orang guru yang benar, kalau dipersentasikan baru mencapai 80 %. Guru yang menyusun naskah penilaian sesuai dengan tujuan, yakni baru tiga orang guru yang benar, kalau dipersentasikan baru mencapai 60 %. Dengan rata-rata = 60%. Mengingat masih rendahnya kompetensi guru dibidang perumusan tujuan, maka peneliti melakukan bimbingan tahap dua. Materi yang disampaikan pada bimbingan tahap dua sama seperti materi tahap satu, hanya saja diperluas pada bagian yang belum maksimal guru kuasai, yakni perumusan tujuan. Diakhir pertemuan guru ditugasi merefisi RPP, diberi waktu tiga hari untuk menyempurnakannya. Sesuai dengan waktu yang ditentukan peneliti meminta tugas itu dikumpulkan, selanjutnya untuk dikoreksi, hasil yang diperolah guru pada pembinaan 2 ini, guru yang merumuskan tujuan sesuai KD, yakni tiga orang guru yang benar, kalau dipersentasikan baru mencapai 60 %. Guru yang menyusun langkah - langkah yang mendukung tercapainya tujuan, baru empat orang guru yang benar, kalau dipersentasikan baru mencapai 80 %. Guru yang menyusun naskah penilaian sesuai dengan tujuan, yakni baru tiga orang guru yang benar, kalau dipersentasikan baru mencapai 60 %. Dengan rata-rata = 66,66 %. lebih baik dibandingkan hasil pembinaan 1, jadi ada peningkatan 66,66 % - 60 % = 6,66%. Namun belum mencapai target yang ingin dicapai 75 %, oeleh sebab itu dilanjutkan siklus ke 2. Siklus 2. Pembimbingan siklus 2 dilakukan dua tahap, tahap 1 dilaksanakan tanggal 3 April 2015 di SDN 17 Singkawang Selatan. Pembinaan tetap ditekankan pada tiga aspek, yakni: 1) aspek tujuan. Guru dibimbing merumuskan tujuan yang sesuai dengan kompetensi dasar, menggunakan kata kerja operasional dan dapat diukur. 2) aspek langkah-langkah yang terdiri dari pembukaan, inti (terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan komfirmasi) dan penutup. 3) aspek penilaian, pembinaan terhadap guru disini ditekankan pada penyusunan naskah soal yang baik dan benar dan sesuai dengan kempetensi dasar dan tujuan yang hendak dicapai. Di akhir pertemuan masing-masing guru diberi tugas membuat RPP sesuai materi yang mereka ajarkan di kelas masingt-masing. Setelah tiga hari guru harus mengumpulkan RPP yang dibuatnya kepada peneliti. RPP yang terkumpul diamati sesuai dengan indikator yang dirumuskan. Pembinaan tahap 2 dilaksanakan tanggal 17 April 2015, tujuannya adalah untuk mempertajam kemampuan guru pada tiga aspek, yakni: 1) aspek tujuan. Guru dibimbing kembali merumuskan tujuan yang sesuai dengan kompetensi dasar, menggunakan kata kerja operasional dan dapat diukur. 2) aspek langkah-langkah yang terdiri dari pembukaan, inti (terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan kompirmasi) dan penutup. 3) aspek penilaian, pembinaan terhadap guru disini ditekankan pada penyusunan naskah soal yang baik dan benar dan sesuai dengan kempetensi dasar dan tujuan yang hendak dicapai. Pada siklus 1 bimbingan dilakukan oleh peneliti sendiri, oleh sebab itu belum maksimal, tapi pada siklus 2 bimbingan dilakukan oleh peneliti dan pengawas, dengan harapan agar guru lebih paham cara menyusun RPP. Akhir pertemuan pembinaan tahap 2 masing-masing guru diberi tugas merevisi RPP yang mereka buat pada pembinaan tahap 1, sesuai temuan peneliti pada

7 Jualdi, Peningkatan Kemampuan Guru dalam Menyusun RPP, 187 RPP masing-masing. Setelah tiga hari guru harus mengumpulkan RPP yang dibuatnya kepada peneliti. RPP yang terkumpul diamati sesuai dengan indikator yang dirumuskan. Tabel 2. Hasil Analisis Komponen RPP pada Siklus 2 No Aspek yang diamati Guru yang merumuskan tujuan sesuai dengan KD Guru yang menyusun langkah - langkah yang mendukung tercapainya tujuan Guru yang menyusun naskah penilaian sesuai dengan tujuan Jumlah personil Jumlah personil Persentase ketercapaian rata-rata 4 5 = 90 % 4 5 = 90 % 4 4 = 80 % Rata rata = 80 % = 93,33% = 86,66% Bardasarkan tabel diatas, Guru yang merumuskan tujuan sesuai dengan KD pada bimbingan tahap 1 siklus 2 hanya ada 4, sedangkan pada bimbingan tahap 2 hanya ada 5, jadi ada peningkatan 1 orang atau 20 %. Guru yang menyusun langkah - langkah yang mendukung tercapainya tujuan pada bimbingan tahap 1 hanya ada 4, bimbingan tahap 2 juga ada 5, ada peningkatan 20 %. Guru yang menyusun naskah penilaian sesuai dengan tujuan pada bimbingan tahap 1 hanya ada 4, sedang tahap 2 juga 4, jadi tidak ada peningkatan. Secara keseluruhan pencapaian kemampuan guru dalam menyusun RPP pada siklus 2 adalah 86,66 %. 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Bimbingan 1 siklus 2 Bimbingan 2 siklus 2 Rata-rata siklus 2 rumusan tujuan rumusan langkah naskah penilaian Grafik 2 Hasil Analisis Komponen RPP Siklus 2

8 188, J-TEQIP, Tahun VI, Nomor 2, November 2015 Pembahasan Materi pembimbingan pada siklus 1, sebagian besar terserap oleh guru, tetapi masih perlu pembinaan selanjutnya untuk mengoptimalkan pemahaman guru terutama dalam merumuskan tujuan sesuai KD, yakni baru empat orang guru yang benar, kalau dipersentasikan baru mencapai 80%. Guru yang menyusun langkah - langkah yang mendukung tercapainya tujuan, baru empat orang guru yang benar, kalau dipersentasikan baru mencapai 80%. Guru yang menyusun naskah penilaian sesuai dengan tujuan, yakni baru empat orang guru yang benar, kalau dipersentasikan baru mencapai 80%, dengan rata-rata = 80%. Mengingat belum maksimalnya penguasaan guru dibidang perumusan tujuan, penyusunan langkah-langkah, dan penyusunan naskah penilaian, maka peneliti melakukan bimbingan tahap dua. Materi yang disampaikan pada bimbingan tahap dua sama seperti materi tahap satu, pembinaan tahap dua peneliti mengundang narasumber, tujuannya adalah untuk mempertajam materi yang disampaikan terutama bagian yang belum maksimal guru kuasai. Diakhir pertemuan guru ditugasi merevisi RPP, diberi waktu tiga hari untuk menyempurnakannya. Sesuai dengan waktu yang ditentukan peneliti meminta tugas itu dikumpulkan, selanjutnya untuk dikoreksi, hasil yang diperolah guru pada pembinaan 2 ini, guru yang merumuskan tujuan sesuai KD, yakni lima orang guru yang benar, kalau dipersentasikan baru mencapai 100 %. Guru yang menyusun langkah-langkah yang mendukung tercapainya tujuan, lima orang guru yang benar, kalau dipersentasikan baru mencapai 100 %. Guru yang menyusun naskah penilaian sesuai dengan tujuan, yakni empat orang guru yang benar, kalau dipersentasikan baru mencapai 80 %. Dengan rata-rata = 93,33 %. lebih baik dibandingkan hasil siklus 1, jadi ada peningkatan 93,33 % - 80 % = 13,33%. Dari pembinaan 1 (80 % ) dan 2 ( 93,33 % ), kalau di rata-ratakan menjadi = 86,66 %. Hasil penelitian siklus 1 (66,66), Hasil penelitian siklus 2 (86,66), jadi ada peningkatan sebesar 20 %. Karena indikator ketercapaian sudah terlampaui, maka penelitian tidak lagi dilanjutkan. Tabel 3 Temuan siklus 1 dan 2 No Aspek yang diamati Siklus 1 Siklus 2 Peningkatan Guru yang merumuskan tujuan sesuai dengan KD Guru yang menyusun langkah - langkah yang mendukung tercapainya tujuan Guru yang menyusun naskah penilaian sesuai dengan tujuan Rata rata = 50 % = 90 % 40% = 80 % = 90 % 10 % = 60 % = 80 % 20 % = 63,33 = 23,33 % % 86,66%

9 Jualdi, Peningkatan Kemampuan Guru dalam Menyusun RPP, 189 Temuan siklus 1 aspek Guru yang merumuskan tujuan sesuai dengan KD 50 %, sedangkan siklus 2 mencapai 90 % jadi ada peningkatan 40 %. Temuan siklus 1 Guru yang menyusun langkah - langkah yang mendukung tercapainya tujuan 80 %, sedangkan siklus 2 mencapai 90 %, jadi ada peningkatan 10 %. Temuan siklus 1 Guru yang menyusun naskah penilaian sesuai dengan tujuan 60 %, sedangkan siklus 2 mencapai 80 %, jadi ada peningkatan 20 %. Rata-rata pencapaian kompetensi guru siklus 1 adalah 63,33 %, sedangkan siklus 2 mencapai 86,66 %. Jadi, ada peningkatan 23,33 %. 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% rumusan tujuan rumusan langkah naskah penilaian 20% 10% 0% Siklus 1 Siklus 2 peningkatan PENUTUP Bertolak dari hasil temuan dan pembahasan terdahulu tentang peningkatan kompetensi guru dalam menyusun RPP dengan menggunakan bimbingan berkelanjutan di SD Negeri 17 Singkawang Selatan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Kemampuan guru pada aspek merumuskan tujuan sesuai KD siklus satu 50 %, siklus dua 90 %, ada peningkatan 40 %. Dalam menyusun langkah - langkah yang mendukung tercapainya tujuan siklus satu 80 %, siklus dua 90 %, jadi ada peningkatan 10 %. Dalam menyusun naskah penilaian sesuai dengan tujuan sikklus satu 60 %, siklus dua 80 %, jadi ada peningkatan 20 %. 2) Kemampuan guru dalam menyusun RPP dengan menggunakan bimbingan berkelanjutan ternyata dapat ditingkatkan, hal ini terbukti dari (hasil temuan di siklus kesiklus yaitu siklus I, dan siklus II) dimulai dari siklus 1, adalah rata-rata 63,33 %, pada siklus II rata-rata 86,66 %. Dengan kata lain kompetensi guru dalam menyusun RPP meningkat sebesar 23,33 %. Berdasar dari pembahasan dan kesimpulan diatas peneliti menyarankan sebagai berikut: 1)Bagi Kepala Sekolah yang bertugas di sekolah lain dapat menerapkan bimbingan berkelanjutan, agar kemampuan

10 190, J-TEQIP, Tahun VI, Nomor 2, November 2015 guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dapat ditingkatkan. 2) Agar hasil penelitian ini dapat ditularkan pada Kepala Sekolah yang bertugas di Sekolah lainnya, perlu dilakukan penelitian DAFTAR RUJUKAN Depdiknas UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas Standar Kompetensi Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Depdiknas Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007a tentang Standar Proses. Jakarta: Depdiknas Permendiknas RI No. 12 Tahun 2007b tentang Standar Pengawas Sekolah/ Madrasah. Jakarata: Depdiknas Perangkat Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pembelajaran SMA. Jakarta. lanjutan demi pihak lain, apakah perlu Sekolah yang sama, atau Sekolah yang berbeda, pada meteri yang sama atau materi yang berbeda khususnya kepala sekolah yang bertugas di Sekolah Dasar Alat Penilaian Kemampuan Guru. Jakarta: Depdiknas Petunjuk Teknis Pembuatan Laporan Penelitian Tindakan Sekolah Sebagai Karya Tulis Ilmiah Dalam Kegiatan Pengembangan Profesi Pengawas Sekolah. Jakarta. Imron, Ali Pembinaan Guru Di Indonesia. Malang: Pustaka Jaya. Kemendiknas Penelitian Tindakan Sekolah. Jakarta Supervisi Akademik. Jakarta. Nurhadi Kurikulum Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Pidarta, Made Pemikiran tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Nur Isnaini Taufik Pengawas SMA/SMK Dinas Pendidikan Kab. Ogan Komering Ulu Prov. Sumatera Selatan

Nur Isnaini Taufik Pengawas SMA/SMK Dinas Pendidikan Kab. Ogan Komering Ulu Prov. Sumatera Selatan PENGGUNAAN SUPERVISI INDIVIDUAL PENDEKATAN KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU MATEMATIKA DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA Nur Isnaini Taufik Pengawas SMA/SMK Dinas Pendidikan

Lebih terperinci

Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Halaman 269

Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Halaman 269 Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Halaman 269 MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU YANG TELAH DISERTIFIKASI DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MELALUI BIMBINGAN BERKELANJUTAN PADA SEKOLAH BINAAN DI SAMBAS

Lebih terperinci

E-ISSN (Online) : Volume 3, Nomor 1, Desember 2017

E-ISSN (Online) : Volume 3, Nomor 1, Desember 2017 Al-Murabbi: Jurnal Pendidikan Agama Islam Program Studi Pendidikan Agama Islam Universitas Yudharta Pasuruan P-ISSN (Cetak) : 2477-8338 http://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/pai E-ISSN (Online) : 2548-1371

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MERANCANG LEMBAR AKTIFITAS SISWA (LAS) MELALUI KEGIATAN BIMBINGAN BERKELANJUTAN DI SMA NEGERI 1 KOTA TEBING TINGGI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MERANCANG LEMBAR AKTIFITAS SISWA (LAS) MELALUI KEGIATAN BIMBINGAN BERKELANJUTAN DI SMA NEGERI 1 KOTA TEBING TINGGI MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MERANCANG LEMBAR AKTIFITAS SISWA (LAS) MELALUI KEGIATAN BIMBINGAN BERKELANJUTAN DI SMA NEGERI 1 KOTA TEBING TINGGI Tiurmina Sidabutar Pengawas Sekolah Tebing Tinggi Email:

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar. perencanaan program. rangka implementasi

Kompetensi Dasar. perencanaan program. rangka implementasi MERENCANAKAN PROGRAM PEMBELAJARAN DALAM RANGKA IMPLEMENTASI KTSP Pertemuan XI Desain Pembelajaran STAI SMQ Bangko Kompetensi Dasar Mahasiswa memahami perencanaan program pembelajaran dalam rangka implementasi

Lebih terperinci

TIAMSAH Pengawas Dinas Pendidikan Kota Tebing Tinggi

TIAMSAH Pengawas Dinas Pendidikan Kota Tebing Tinggi PENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN RPP KURKULUM 2013 MELALUI BIMBINGAN BERKELANJUTAN DI SD NEGERI 163085 KOTA TEBING TINGGI TIAMSAH Pengawas Dinas Pendidikan Kota Tebing Tinggi Email : tiamsah@gmail.com

Lebih terperinci

SOSIALISASI DAN PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 / 34

SOSIALISASI DAN PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 / 34 HALAMAN 1 / 34 1 2 3 4 5 Pengertian Landasan Prinsip Pengembangan Unit Waktu Pengembangan g Silabus 6 7 8 9 Komponen Silabus Mekanisme Pengembangan Silabus Langkah Pengembangan Silabus Contoh Model HALAMAN

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MELALUI BIMBINGAN BERKELANJUTAN DI SMP TUNAS HARAPAN SEBAWI KABUPATEN SAMBAS TAHUN

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 103 TAHUN 2014 TERHADAP RENCANA PEMBELAJARAN GURU

IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 103 TAHUN 2014 TERHADAP RENCANA PEMBELAJARAN GURU IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 103 TAHUN 2014 TERHADAP RENCANA PEMBELAJARAN GURU Oleh Muawanah punyamuawanah@gmail.com Abstract Purposes of applying the regulation of the

Lebih terperinci

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol. 4 No 2 September 2017 ISSN (p) (e)

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol. 4 No 2 September 2017 ISSN (p) (e) UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MELALUI BIMBINGAN BERKELANJUTAN DI SD NEGERI ALUN-ALUN KABUPATEN SUBANG TAHUN 2014 Ani Sukarni, S.Pd, M.Pd SDN Alun-alunKecamatanKalijati

Lebih terperinci

research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR Oleh: Venny Eka Putri vennyekaputri882@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

ISKANDAR HASAN Pengawas Sekolah Menengah Dinas Pendidikan Kota Gorontalo

ISKANDAR HASAN Pengawas Sekolah Menengah Dinas Pendidikan Kota Gorontalo Jaenuddin, Hubungan Kecerdasan Interpersonal dan. PENERAPAN TEKNIK PENAMPINGAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU KIMIA DALAM PENILAIAN HASIL BELAJAR SISWA ISKANDAR HASAN Pengawas

Lebih terperinci

Kata Kunci = kompetensi pedagogik, perencanaan pembelajaran, dan supervisi akademik

Kata Kunci = kompetensi pedagogik, perencanaan pembelajaran, dan supervisi akademik PENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU NON PNS DALAM PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DI SD NEGERI CABEAN 2 SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Al Munawar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepita Ferazona, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepita Ferazona, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya pencerdasan, pendewasaan, kemahiran seseorang yang dilakukan perorangan, kelompok dan lembaga (Yamin, 2008). Menurut Syah (2007),

Lebih terperinci

SUPERVISI INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP. Ena Suprapti

SUPERVISI INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP. Ena Suprapti Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas ISSN 2087-3557 SUPERVISI INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP SD Negeri Kaliwadas 01 Adiwerna

Lebih terperinci

PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH

PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH 27-32 PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH Nazmah Khairani Sekolah Menengah Pertama Swasta Cut Nyak Dhien Langsa Diterima

Lebih terperinci

12 Media Bina Ilmiah ISSN No

12 Media Bina Ilmiah ISSN No 12 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MATEMATIKA DALAM MENYUSUN RPP BERBASIS PAIKEM MELALUI WORKSHOP PADA SMP BINAAN KOTA MATARAM SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Oleh

Lebih terperinci

Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Landasan RPP PP Tahun 2007 Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. trigonometri. Tahap-tahap yang digunakan dalam pengembangan ini adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. trigonometri. Tahap-tahap yang digunakan dalam pengembangan ini adalah A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Jenis penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian pengembangan. Produk yang dikembangkan adalah perangkat pembelajaran berupa RPP dan

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN. M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate)

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN. M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate) 1 KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate) I. Pendahuluan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003) tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVIII/Mei 2014

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVIII/Mei 2014 PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MIPA DALAM MENGEMBANGKAN INSTRUMEN PENILAIAN KELAS MELALUI SUPERVISI KLINIS DI SEKOLAH BINAAN Kendarti Satiti Pengawas SMA/SMK pada Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo ABSTRAK

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran umum lokasi dan subyek penelitian Penelitian ini dilakukan di Prodi Tadris Fisika Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang berlokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di dalam kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan atau Action

BAB III METODE PENELITIAN. di dalam kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan atau Action BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian tindakan. Karena ruang lingkupnya adalah pembelajaran di sekolah yang dilaksanakan guru

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Orientasi dan Identifikasi Masalah Penelitian yang dilakukan penulis meliputi tiga kegiatan, yaitu : 1) kegiatan orientasi dan identifikasi masalah, 2) tindakan

Lebih terperinci

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Panduan Penyusunan KTSP jenjang Dikdasmen BSNP Landasan & Acuan Penyusunan & Pengembangan KTSP UU

Lebih terperinci

KAJIAN KEMAMPUAN GURU BIOLOGI SMA NEGERI DALAM MENGEMBANGKAN SILABUS DAN RPP

KAJIAN KEMAMPUAN GURU BIOLOGI SMA NEGERI DALAM MENGEMBANGKAN SILABUS DAN RPP KAJIAN KEMAMPUAN GURU BIOLOGI SMA NEGERI DALAM MENGEMBANGKAN SILABUS DAN RPP Rohim Rochein Kafear 1, Tri Jalmo 2, Rini Rita Marpaung 2 Email: rohimkafear@gmail.com HP : 085269473137 Abstract This research

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha membudayakan manusia atau memanusiakan manusia, pendidikan amat strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan diperlukan

Lebih terperinci

10 Media Bina Ilmiah ISSN No

10 Media Bina Ilmiah ISSN No 10 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENETAPKAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) MELALUI WORKSHOP DI SD NEGERI 31 AMPENAN Oleh: Sri Banun Kepala SD Negeri 31 Ampenan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN HARIAN MELALUI BIMBINGAN BERKELANJUTAN DI TK PGRI PRAYA

UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN HARIAN MELALUI BIMBINGAN BERKELANJUTAN DI TK PGRI PRAYA JUSTEK Jurnal Sains dan Teknologi ISSN 2620-5475 Vol. 1, No. 1, Mei 2018, Hal. 38-43 UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN HARIAN MELALUI BIMBINGAN BERKELANJUTAN

Lebih terperinci

Variasi : Majalah Ilmiah Universitas Almuslim, Volume 9, Nomor 3, September 2017 ISSN :

Variasi : Majalah Ilmiah Universitas Almuslim, Volume 9, Nomor 3, September 2017 ISSN : 9-14 UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU KELAS V DALAM PEMBELAJARAN BERPUSAT KOOPERATIF MELALUI SUPERVISI KLINIS DI SD NEGERI 13 LANGSA TAHUN PELAJARAN 2015-2016 Jasimah Sekolah Dasar Negeri 13 Langsa Diterima

Lebih terperinci

Bagaimana memilih bahan ajar? Prinsip Kecukupan. Cakupan Bahan Ajar. Urutan Penyajian Bahan Ajar

Bagaimana memilih bahan ajar? Prinsip Kecukupan. Cakupan Bahan Ajar. Urutan Penyajian Bahan Ajar Teknik Pengembangan Bahan Ajar dan Perangkat Pembelajaran oleh: Pujianto *) Disarikan dari Pedoman Memilih dan Menyusun Bahan Ajar, Depdiknas:2006 Mengapa perlu bahan ajar? Siswa memiliki karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat digolongkan menjadi dua yaitu: tenaga pendidik (guru) dan tenaga

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat digolongkan menjadi dua yaitu: tenaga pendidik (guru) dan tenaga BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan investasi dalam pengembangan sumber daya manusia dan dipandang sebagai kebutuhan dasar bagi masyarakat yang ingin maju. Komponen-komponen

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada tahap perencanaan peneliti dan guru mitra berdiskusi untuk menyusun perangkat

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada tahap perencanaan peneliti dan guru mitra berdiskusi untuk menyusun perangkat IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Siklus I 4.1.1.1 Perencanaan Tindakan Pada tahap perencanaan peneliti dan guru mitra berdiskusi untuk menyusun perangkat pembelajaran yang

Lebih terperinci

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS Pengertian Landasan Prinsip Pengembangan Unit waktu Pengembang Silabus Komponen Silabus Mekanisme Pengembangan Silabus Langkah-langkah Pengembangan Silabus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang lebih

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang lebih BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang lebih familiar disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Muslikah (2010: 32) mendefinisikan

Lebih terperinci

I. STANDAR ISI. hal. 1/61. Instrumen Akreditasi SMP/MTs

I. STANDAR ISI. hal. 1/61. Instrumen Akreditasi SMP/MTs I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Depdiknas,

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Depdiknas, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Depdiknas, 2005 b) : 6) menegaskan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU (PENYUSUNAN RPP) MELALUI SUPERVISI AKADEMIK

PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU (PENYUSUNAN RPP) MELALUI SUPERVISI AKADEMIK PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU (PENYUSUNAN RPP) MELALUI SUPERVISI AKADEMIK Endah Yanuarti SMK Muhammadiyah Tepus e-mail: endahyanuarti22@yahoo.co.id Abstrak Penelitian Tindakan Sekolah ini merupakan

Lebih terperinci

Kata Kunci : Supervisi Akademik, Kompetensi Guru Dalam Mengelola KBM, PAIKEM

Kata Kunci : Supervisi Akademik, Kompetensi Guru Dalam Mengelola KBM, PAIKEM PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENGELOLA KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR BERBASIS PAIKEM DI SD NEGERI 2 GROBOGAN, KECAMATAN GROBOGAN, KABUPATEN GROBOGAN SEMESTER I TAHUN

Lebih terperinci

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Panduan Penyusunan KTSP jenjang Dikdasmen BSNP KURIKULUM 2013? (Berbasis Scientific Approach)

Lebih terperinci

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP.

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP. I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SILABUS

PENGEMBANGAN SILABUS PENGEMBANGAN SILABUS Afid Burhanuddin, M. Pd. Pengertian Landasan Prinsip Pengembangan Unit waktu Pengembang Silabus Komponen Silabus Mekanisme Pengembangan Silabus Langkah-langkah Pengembangan Silabus

Lebih terperinci

PANDUAN PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN

PANDUAN PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PANDUAN PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH 1 PENGEMBANGAN SILABUS 1. Landasan Pengembangan Silabus 2. Pengertian Silabus 3. Pengembang Silabus 4. Prinsip Pengembangan Silabus

Lebih terperinci

1. Kegiatan Perkuliahan Pertemuan ke-

1. Kegiatan Perkuliahan Pertemuan ke- 1. Kegiatan Perkuliahan Pertemuan Garis Besar Materi/Kegiatan ke- I 1. Pendahuluan (Mekanisme perkuliahan, tata tertib dan materi keprofesian Guru) 2. Arahan Pembuatan Tugas (Analisis minggu efektif, Prota,

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP.

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP. I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan)

Lebih terperinci

Perencanaan dan Pengembangan Program Pembelajaran Matematika

Perencanaan dan Pengembangan Program Pembelajaran Matematika Perencanaan dan Pengembangan Program Pembelajaran Matematika F A R I D A N U R H A S A N A H P E R T E M U A N 3 Pengembangan Silabus Komponen Silabus 1. Identitas silabus 2. Standar kompetensi 3. Kompetensi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki A. Pendahuluan Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) merupakan kelanjutan dari kurikulum tahun 2004

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan. Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed methods)

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan. Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed methods) BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed methods) dengan embedded

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. semula bersifat sentralistik berubah menjadi desentralistik. Desentralisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. semula bersifat sentralistik berubah menjadi desentralistik. Desentralisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemberlakuan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan demokrasi dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari lima tahap yaitu Analysis (Analisis), Design (Perancangan),

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari lima tahap yaitu Analysis (Analisis), Design (Perancangan), BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pengembangan perangkat pembelajaran matematika materi Bangun Ruang Sisi Lengkung dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia telah

Lebih terperinci

PANDUAN PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) II. Langkah-langkah Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

PANDUAN PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) II. Langkah-langkah Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) PANDUAN PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) I. Pendahuluan Dalam rangka mengimplementasikan program pembelajaran yang sudah dituangkan di dalam silabus, guru harus menyusun Rencana Pelaksanaan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang A. Latar Belakang Bab I Pendahuluan Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni telah membawa perubahan hampir disemua bidang kehidupan manusia, termasuk bidang pendidikan. Perubahan pada bidang

Lebih terperinci

64 Media Bina Ilmiah ISSN No

64 Media Bina Ilmiah ISSN No 64 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU SMA NEGERI 3 MATARAM DALAM MENGANALISIS KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) MELALUI BIMBINGAN INDIVIDU Oleh: H. Muhammad Jauhari Kepala

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG Farraz Putri Febriani, Suminah PP3 Jalan Ir. Soekarno No. 1 Blitar

Lebih terperinci

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP RPP Pengertian, Komponen dan Prinsip Penyusunan RPP Pengertian RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian Tinjauan Pustaka akan didiskripsikan tentang teori peningkatan kinerjaruru, teori supervisi kunjungan kelas, PTS melalui supervisi kunjungan kelas, kajian penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang berusaha menerapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang bemaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian misalnya

Lebih terperinci

12 Media Bina Ilmiah ISSN No

12 Media Bina Ilmiah ISSN No 12 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BERBASIS PAIKEM MELALUI WORKSHOP PADA SD BINAAN KOTA MATARAM Oleh: I Nyoman

Lebih terperinci

1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) I. STANDAR ISI 1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) A. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 muatan KTSP B. Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli Samriah Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

(Seminar Nasional Lembaga Kebudayaan) Edisi 1 Tahun 2017 Halaman E-ISSN

(Seminar Nasional Lembaga Kebudayaan) Edisi 1 Tahun 2017 Halaman E-ISSN Prosiding SENASGABUD http://research-report.umm.ac.id/index.php/senasgabud (Seminar Nasional Lembaga Kebudayaan) Edisi 1 Tahun 2017 Halaman 95-106 E-ISSN 2599-8406 MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan kelas (PTK), artinya penelitian ini berbasis pada masalah di kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan kelas (PTK), artinya penelitian ini berbasis pada masalah di kelas BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penilitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan kelas (PTK), artinya penelitian ini berbasis pada masalah di kelas tersebut. Penelitian

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03 MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03 Sri Widayati 1 Abstrak. Di kelas 3 SDN Sidomulyo 03 untuk

Lebih terperinci

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan Classroom Action

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 1. Siklus I Proses pelaksanaan siklus I melalui empat tahapan, yakni: a) perencanaan, b) pelaksanaan, c) observasi, dan d) refleksi. Penjelasannya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Data Pratindakan Peneliti terlebih dahulu melakukan tahap pratindakan sebelum melaksanakan proses penelitian. Tujuannya adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan pendekatan kontekstual dan model pembelajaran probing prompting pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan pendekatan kontekstual dan model pembelajaran probing prompting pada BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah pengembangan perangkat pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dan model pembelajaran

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK TEAM TRAINING THREE AND ONE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP

PENERAPAN TEKNIK TEAM TRAINING THREE AND ONE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP PENERAPAN TEKNIK TEAM TRAINING THREE AND ONE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP H. Bahtarudin Sekolah Dasar Negeri Bangkiling Banua Lawas Tabalong Kalimantan Selatan ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

RAMBU-RAMBU PENYUSUNAN RPP

RAMBU-RAMBU PENYUSUNAN RPP RAMBU-RAMBU PENYUSUNAN RPP PPT 3.1-1 BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berlandaskan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 19 tahun 2005 tentang Standar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab I yaitu seberapa baik penggunaan pendekatan saintifik dalam rencana

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab I yaitu seberapa baik penggunaan pendekatan saintifik dalam rencana BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas tentang hasil penelitian yang telah diperoleh sekaligus pembahasannya. Hasil penelitian ini menjawab masalah penelitian pada Bab I yaitu seberapa baik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau Penelitian 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam penelitian ini peneliti berupaya meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

ANALISIS TENTANG KOMPETENSI PROFESIONAL DAN PEDAGOGIK GURU DALAM MERANCANG PERANGKAT PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN IPS SMP DAN MTs DI KOTA DUMAI

ANALISIS TENTANG KOMPETENSI PROFESIONAL DAN PEDAGOGIK GURU DALAM MERANCANG PERANGKAT PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN IPS SMP DAN MTs DI KOTA DUMAI ANALISIS TENTANG KOMPETENSI PROFESIONAL DAN PEDAGOGIK GURU DALAM MERANCANG PERANGKAT PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN IPS SMP DAN MTs DI KOTA DUMAI Hendripides dan Rina Selva Johan Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Penjelasan definisi operasional dari variabel penelitian ini untuk menghindari berbagai macam penafsiran yang berbeda. Variabel penelitian ini adalah 1.

Lebih terperinci

PANDUAN PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN. Pusat Kurikulum - Balitbang Depdiknas

PANDUAN PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN. Pusat Kurikulum - Balitbang Depdiknas PANDUAN PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN 1 PENGEMBANGAN SILABUS 1. Landasan Pengembangan Silabus 2. Pengertian Silabus 3. Pengembang Silabus 4. Prinsip Pengembangan Silabus 5. Tahapan Pengembangan Silabus

Lebih terperinci

PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS

PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS A. Pengertian Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi

Lebih terperinci

Oleh : Vira Ismis Kairat

Oleh : Vira Ismis Kairat PENGGUNAAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGHITUNG LUAS TRAPESIUM DAN LAYANG-LAYANG DI KELAS V SD Oleh : Vira Ismis Kairat Viraismiskhairat28@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang dewasa ini sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang dewasa ini sedang giat-giatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang dewasa ini sedang giat-giatnya membangun. Salah satu sektor penting dalam pembangunan adalah sektor pendidikan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Orientasi utama dari evaluasi konteks adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. Orientasi utama dari evaluasi konteks adalah: BAB III METODE PENELITIAN 3. 1 Model Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian evaluasi dengan model CIPP. Komponen evaluasi yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Konteks (context)

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP

PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP DIAN BUDIANA,M.PD. Disiapkan sebagai Bahan Diklat Sertifikasi Guru dalam Jabatan Pengertian Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and Development (R & D). Menurut Sugiyono (2007: 407), penelitian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 14 B. TUJUAN 14 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 14 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 15 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 15

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 14 B. TUJUAN 14 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 14 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 15 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 15 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 14 B. TUJUAN 14 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 14 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 15 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 15 G. URAIAN PROSEDUR KEGIATAN 18 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. indikator indikator penelitian yang telah ditetapkan sebagaimana dikemukakan pada bahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. indikator indikator penelitian yang telah ditetapkan sebagaimana dikemukakan pada bahasan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Pelaksanaan Tindakan Berdasarkan data yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan kelas ini menunjukkan bahwa indikator indikator penelitian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA Susilawati Program Studi Pendidikan Fisika, IKIP PGRI Semarang Jln. Lontar No. 1 Semarang susilawatiyogi@yahoo.com

Lebih terperinci

KEMAMPUAN GURU TERSERTIFIKASI DALAM PERANCANGAN DAN PENERAPAN PEMBELAJARAN (Studi Multisitus pada SMK Negeri Kota Palu)

KEMAMPUAN GURU TERSERTIFIKASI DALAM PERANCANGAN DAN PENERAPAN PEMBELAJARAN (Studi Multisitus pada SMK Negeri Kota Palu) KEMAMPUAN GURU TERSERTIFIKASI DALAM PERANCANGAN DAN PENERAPAN PEMBELAJARAN (Studi Multisitus pada SMK Negeri Kota Palu) Syafruddin Pascasarjana Universitas Negeri Malang Email: syafruddintanring@yahoo.com

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian 26 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian pengembangan. Pada penelitian pengembangan ini akan dikembangkan perangkat pembelajaran

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 1 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 2

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 1 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 2 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 1 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 2 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 4 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol. 4 No 2 September 2017 ISSN (p) (e)

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol. 4 No 2 September 2017 ISSN (p) (e) PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM MENYUSUN RPP SDN KALAPADUA KECAMATAN CIBOGO KABUPATEN SUBANG TAHUN 2017 UJEN JAENUDIN, S.Pd.SD NIP. 196302021984101004 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Performance assesment merupakan cara penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan siswa saat melakukan sesuatu (Uno, 2012). Performance assesment merupakan penilaian

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MELALUI SUPERVISI AKADEMIK

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MELALUI SUPERVISI AKADEMIK PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MELALUI SUPERVISI AKADEMIK Muhammad Ali Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Pinang Sori Kabupaten Tapanuli Tengah Abstrak Berdasarkan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GETARAN DAN GELOMBANG DENGAN MODEL INKUIRI TERSTRUKTUR UNTUK SISWA KELAS VIIIA SMPN 31 BANJARMASIN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GETARAN DAN GELOMBANG DENGAN MODEL INKUIRI TERSTRUKTUR UNTUK SISWA KELAS VIIIA SMPN 31 BANJARMASIN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GETARAN DAN GELOMBANG DENGAN MODEL INKUIRI TERSTRUKTUR UNTUK SISWA KELAS VIIIA SMPN 31 BANJARMASIN Anisah, Mustika Wati, dan Andi Ichsan Mahardika Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar)

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar) PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar) Siti Halimatus Sakdiyah, Didik Iswahyudi Universitas Kanjuruhan Malang halimatus@unikama.ac.id,

Lebih terperinci

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK BERKELANJUTAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU-GURU SD PADA SEKOLAH BINAAN DI KOTA MATARAM

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK BERKELANJUTAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU-GURU SD PADA SEKOLAH BINAAN DI KOTA MATARAM PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK BERKELANJUTAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU-GURU SD PADA SEKOLAH BINAAN DI KOTA MATARAM HJ. BAIQ MIMI MARIANI Pengawas SD Dinas Pendidikan Kota Mataram e-mail: mimimaryani@gmail.com

Lebih terperinci

Efektifitas Perencanaan Pembelajaran dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah

Efektifitas Perencanaan Pembelajaran dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Efektifitas Perencanaan Pembelajaran dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Isnawardatul Bararah UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Indonesia Email: bararah10@yahoo.com Abstrak Kegiatan mengajar merupakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Contents A. LATAR BELAKANG B. TUJUAN C. RUANG LINGKUP KEGIATAN D. UNSUR YANG TERLIBAT E. REFERENSI...

DAFTAR ISI. Contents A. LATAR BELAKANG B. TUJUAN C. RUANG LINGKUP KEGIATAN D. UNSUR YANG TERLIBAT E. REFERENSI... DAFTAR ISI Contents A. LATAR BELAKANG... 13 B. TUJUAN... 13 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN... 13 D. UNSUR YANG TERLIBAT... 14 E. REFERENSI... 14 F. URAIAN PROSEDUR KERJA... 19 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci