BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH"

Transkripsi

1 14 BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH 3.1 Analisa Masalah Setelah data terkumpul maka data tersebut belum berarti karena belum dapat disimpulkan dan data tersebut masih perlu diolah sehingga data tersebut dapat bermakna, sehingga hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan. Adapun masalah ini penulis membahas 9 ( sembilan ) jenis penyakit yang umum menyerang tanaman cabai, diantaranya adalah : 1. penyakit Antraknosa 2. Penyakit Bercak Daun Seskospora 3. Penyakit Layu Bakteri 4. Penyakit Busuk Batang, Busuk Daun 5. Penyakit Rebah Kecambah 6. Penyakit Patah Batang, Teklik, Kapang 7. Penyakit Busuk Fitopthora 8. Penyakit Mosaik 9. Penyakit Kerupuk Dari pembahasan penyakit cabai tanaman, penulis menganalisa bahwa ada 3 faktor yang berhubungan erat dengan penyakit cabai tanaman tersebut, yaitu : 1. Penyebab 2. Gejala 3. Pengendalian

2 Pembahasan Masalah Pada bagian ini, penulis membahas dari ketiga faktor diatas beserta naman nama penyakit yang umum menyerang tanaman cabai merah besar ( CAPSICU ANNUUM L. ). Diantaranya adalah : Penyakit Cabai Merah Besar ( Capsicum Annum L. ) 1. Penyakit Antraknosa Penyebab penyakit : Cendawan Colletotrichum capsici Sydow dan Colletotrichum gloeosporioides Pens. Gejala serangan : Pada buah. Buah busuk berwarna seperti terkena sengatan matahari diikuti oleh busuk basah yang berwarna hitam. Pada biji. Dapat menimbulkan kegagalan berkecambah atau bila telah menjadi kecambah dapat menimbulkan rebah kecambah. Pada tanaman dewasa. Menimbulkan mati pucuk, infeksi berlanjut ke bagian lebih bawah yaitu daun dan batang yang menimbulkan busuk kering warna cokelat kehitam-hitaman. Pengendalian : Rendam biji dalam air panas (550C) selama 30 menit atau perlakuan dengan fungisida sistemik yaitu golongan triazole dan pyrimidin ( %) sebelum ditanam. Memusnahkan bagian tanaman yang terinfeksi, penggiliran tanaman dengan tanaman lain yang bukan famili solanaceae. Penggunaan fenarimol, triazole, klorotalonil, khususnya pada periode pematangan buah. Penanganan pasca panen dengan cara mengeringkan buah cabai dengan cepat atau penyimpanan dalam gudang bersuhu 0oC dapat mempertahankan buah cabai bebas serangan selama 30 hari.

3 16 2. Bercak Daun Serkospora Penyebab penyakit : Cendawan Cercospora capsici Heald and Wolf Gejala serangan : Menimbulkan defoliasi apabila serangan terjadi pada daun dan gugur bunga apabila serangan terjadi pada bunga. Bercak berbentuk "oblong" (bulat) sirkuler dimana bagian tengah berwarna abu-abu tua dan cokelat tua dibagian luarnya, bercak berukuran 0.25 cm. Pada kelembaban tinggi, cendawan tumbuh seperti bintik-bintik kemudian melebar berwarna abu-abu. Pada saat sudah berukuran besar, bercak mengering dan retak yang akhirnya bagian ini akan jatuh ke bawah. Daun yang terinfeksi dapat berubah menjadi berwarna kuning dan gugur ke tanah. Pengendalian : Menanam bibit yang bebas patogen, pada lahan yang tidak terkontaminasi patogen, baiok dipersemaian maupun dilapangan. Sanitasi lapangan dengan cara memusnahkan sisa-sisa tanaman yang terinfeksi dan gulma, agar populasi awal dapat tertekan. Waktu tanam yang tepat adalah musim kemarau tetapi dengan irigasi yang baik. Penggunaan fungisida secara bijaksana hanya bila diperlukan yaitu pada peramalan cuaca dan populasi spora dilapangan. Fungisida Difenoconazole (0.5 cc/l) pada interval 7 hari, Flusilozaloe (0.5 cc/l) pada interval 4-7 hari, Fenarimol (0.3 cc/l) pada interval 7 hari, Klorotalonil (2 g/l) pada interval 4 hari, Carbendazem (2 g/l) pada interval 7-19 hari, adalah fungisida yang telah teruji efektivitasnya. 3. Layu Bakteri Penyebab penyakit : Bakteri Ralstonia solanacearum Gejala serangan : Pada tanaman yang tua, gejala layu pertama terjadi pada daundaun tanaman yang terletak dibagian bawah tanaman, tetapi pada tanaman-tanaman yang muda gejala layu mulai nampak pada daun-daun atas dari tanaman. Setelah

4 17 beberapa hari, gejala kelayuan diikuti oleh layu yang tiba-tiba dan layu permanen dari seluruh daun tanaman, tetapi daun tetap hijau atau disertai dengan sedikit menguning. Jaringan pembuluh dari batang bagian bawah dan akar menjadi kecoklatan. Apabila batang atau akar tersebut dipotong melintang dan dicelupkan ke dalam air jernih akan terlihat mengeluarkan cairan keruh yang merupakan koloni bakteri. Pengendalian : (1) Mengadakan pergiliran tanaman dengan tanaman yang tidak termasuk inang bagi bakteri. Pergiliran tanaman dengan padi sistem sawah akan sangat membantu mengurangi populasi bakteri didalam tanah. (2) Membuat saluran drainase yang sebaik-baiknya untuk mencegah genangan air yang terlalu lama. (3) Menanam varietas cabai merah yang tahan. 4. Busuk batang, busuk daun Penyebab penyakit : Cendawan Phytophthora capsici dan Choanephora cucurbitarum Gejala serangan : Infeksi pertama terjadi pada titik tumbuh, bunga dan pucuk daun, kemudian menyebar ke bagian bawah tanaman. Pucuk daun berubah warna dari hijau muda menjadi warna cokelat, lalu hitam dan akhirnya membusuk. Busuk ini merambat menuju ke bagian bawah tanaman dan menyerang kuncup bunga yang lain, sehingga seluruh bagian atas tanaman terkulai. Batang yang terserang menjadi busuk kering dan kulitnya mudah terkelupas, akhirnya tanaman mati. Dalam kondisi kelembaban tinggi, terbentuk bulu-bulu berwarna hitam yang muncul dari jaringan yang terinfeksi cendawan. Pengendalian : (1). Sanitasi lapangan dengan cara memusnahkan sisa-sisa tanaman yang terinfeksi dan gulma terutama yang bersifat inang. (2). Rotasi tanaman dengan tanaman bukan inang, misalnya dari keluarga Graminae. (3). Pengendalian serangga

5 18 hama yang dapat menyebarkan inokulum dari satu tanaman ke tanaman lain. (4). Mengatur waktu tanam, yaitu dengan tidak menanam cabai merah tidak pada musim hujan dengan curah hujan yang tinggi. (5). Mengurangi kerapatan tanaman dengan jalan mengatur jarak tanam. (6). Memperbaiki drainase lahan. (7). Penggunaan fungisida yang cocok untuk cendawan Oomycetes yaitu antara lain fungisida sistemik : Acelalamine (0.5 %), Dimethomorph (0.1 %), Propamocarb, Oxadisil (0.1 %) interval 7-10 hari; fungisida kontak : Klorotalonil (2 %) interval 3-5 hari. Pemberian fungisida tersebut digilir, yaitu satu kali fungisida sistemik diikuti tiga kali fungisida kontak. Hal ini dilakukan untuk mencegah timbulnya daya resistensi patogen terhadap bahan aktif fungisida. 5. Penyakit Rebah Kecambah (Damping-off) Penyebab penyakit : Cendawan Pythium debaryanum Hesse Gejala serangan : Penyakit ini ditandai dengan tidak munculnya kecambah karena benih membusuk atau mati sebelum kecambah yang muncul ke permukaan tanah. selain itu, kecambah yang telah muncul umumnya memiliki batang yang lunak sehingga roboh dan mati. Bila penyakit menyerang saat kecambah belum muncul ke permukaan maka disebut pre-emergency damping-off dan post emergence-off bila terjadi setelah kemunculan kecambah di permukaan. Perkembangan penyakit didukung oleh kelembaban tanah yang terlalu tinggi serta kurang terkena sinar matahari. Pengendalian : Jangan menyiram tanah yang masih basah, menjaga persemaian agar tidak tergenang air serta menjaga persemaian agar terkena sinar matahari langsung selama beberapa hari.

6 19 6. Patah batang, teklik, kapang Penyebab penyakit : Cendawan Choanephora cucurbitarum Gejala serangan : Pada umumnya penyakit ini menyerang bagian batang yang masih muda/tunas muda tanaman cabai, kemudian menjalar ke bagian yang lebih tua. Pada bagian yang terserang terlihat "kepala-kepala" konidium cendawan yang berwarna kelabu kehitaman. Pengendalian : Lakukan sanitasi lingkungan dan pengaturan drainase yang baik. Lahan dibersihkan dari sisa-sisa tanaman yang terinfeksi. Pangkas bagian batang yang terinfeksi, kemudian pendam dalam tanah yang jauh dari areal pertanaman cabai. Perlebar jarak tanam, terutama pada musim hujan 7. Penyakit Busuk Fitopthora Penyebab penyakit : Cendawan Phytophthora capsici Gejala serangan : Infeksi pada batang diawali dari leher batang. Batang yang terserang menderita busuk basah, berwarna hijau, kemudian mengering dan warna berubah menjadi cokelat. Gejala lanjut pada batang ialah terjadinya pengerasan jaringan batang dan seluruh tanaman cabai menjadi layu. Gejala pada daun diawali dengan terbentuknya bercak putih berbentuk sirkuler atau tidak beraturan dan bagian tersebut nampak seperti tersiram air panas. Bercak tersebut kemudian melebar, mengering seperti kertas dan akhirnya memutih, kadang-kadang diliputi warna putih dari masa spora. Infeksi pada buah berawal dari batang, kemudian berkembang pada tangkai buah dan berakhir pada buah. Serangan pada buah mengakibatkan buah berwarna hijau tua, dan busuk basah. Dalam jangka waktu beberapa hari seleuruh buah akan terinfeksi lalu nuah akan mengering dan keriput

7 20 Pengendalian : (1). Sanitasi lapangan dengan memusnahkan sisa-sisa tanaman inang yang terinfeksi dan membersihkan gulma inang penyakit untuk mengurangi sumber inokulum awal. (2). Rotasi tanaman dengan tanaman bukan inang, misal nya padipadian, kubis-kubisan. (3). Tidak menanam varietas yang peka pada lahan yang sudah terkontaminasi. (4). Perlakuan benih dengan fungisida yang spesifik untuk cendawan golongan Oomycetes, seperti Metalaxyl. (5). Tata air yang baik dan penggunaan mulsa plastik. (6). Penggunaan fungisida yang khusus untuk golongan Oomycetes, antara lain fungisida kontak Klorotalonil, fungisida sistemik Metalaxyl yang harus diberikan secara bergiliran, 3-4 kali aplikasi fungisida kontak dan 1 kali fungisida sistemik, lalu diulang dengan pola yang sama. 8. Penyakit Mosaik Penyebab penyakit : Satu atau gabungan beberapa jenis virus seperti Virus Mosaik Mentimun (Cucumber Mosaic Virus = CMV), Virus belang ulat daun (Chilli Veinal Mottle Virus = CVMV), Virus Y kentang (Potato Virus Y = PVY) dan Virus Mosaik Tembakau (Tobacco Mosaic Virus = TMV). Gejala serangan : Pertumbuhan tanaman relatif menjadi lebih kerdil. Daun cabai merah menjadi belang hijau muda dan hijau tua. Ukuran daun relatif lebih kecil dari daun tanaman sehat dan sepanjang tulang daun terdapat jaringan yang menguning atau hijau gelap atau tulang daun menonjol dan berkelok-kelok dengan pinggiran daun bergelombang. Daging daun kadang-kadang tidak tumbuh sempurna, sehingga yang tumbuh hanya tulang-tulangnya saja. Pengendalian : (1). Melakukan eradikasi tanaman-tanaman cabai merah yang telah menunjukkan virus untuk mengurangi inokulum. (2). Menjaga kebersihan tangan dan alat-alat yang digunakan untuk pemeliharaan tanaman. (3). Penyemprotan serangga vektor dengan menggunakan insektisida, seperti Marshal 200 EC, Buldok 25 EC, Curacron 500 EC, atau Dursban 20 EC. (4). Mengurung pembibitan tanaman cabai

8 21 dengan menggunakan kain kasa untuk mencegah infeksi virus dari luar pada pembibitan. (5). Merendam benih cabai yang akan disebar dengan menggunakan larutan Natrium fosfat 10% selama 1 jam untuk mencegah penularan TMV melalui biji. (6). Melakukan vaksinasi CARNA-5 pada bibit-bibit cabai yang berumur 2 minggu untuk mengendalikan CMV di daerah endemik. 9. Penyakit Kerupuk Penyebab penyakit : Virus dari grup luteo Gejala serangan : Warna daun hijau gelap, permukaan daun tidak rata, daun menggulung ke arah bawah dan pertumbuhan tanaman sangat kerdil. Jumlah bunga dan buahnya berklurang atau bahkan tanaman cabai merah tidak dapat menghasilkan buah sama sekali. Pengendalian : (1). Mencabut tanaman cabai yang telah terinfeksi oleh penyakit sedini mungkin dan membenamkannya ke dalam tanah untuk mengurangi inokulum. (2). Penyemprotan terhadap serangga vektor dengan menggunakan insektisida, seperti Confidor 200 LC, Buldok 25 EC, Curacron 500 EC, Dursban 20 EC, Decis 2.5 EC dan Hostathion 40 EC. (3). Membersihkan gulma yang ada di pertanaman. (4). Penggunaan pupuk berimbang dengan dosis 30 ton pupuk kandang, 150 kg urea, 450 kg ZA, 100 kg TSP dan 100 kg KCl per hektar 3.3 Struktur menu Sebuah struktur menu sangat dibutuhkan dalam membuat program aplikasi, karena akan memudahkan dalam pembuatan program aplikasi tersebut, serta dapat menentukan urutan pengerjaannya. Struktur Menu pada Aplikasi Visual Tentang Penyakit Cabai Merah Besar ini adalah sebagai berikut :

9 22 MENU UTAMA GEJALA SERANGAN DATA PENYUSUN KELUAR 1. Buah busuk dan berwarna hitam NAMA PENYAKIT 1. penyakit Antraknosa 2. Pada biji mengakibatkan kegagalan berkecambah 3. Mati pucuk 2. penyakit Bercak daun 4. Defoliasipada daun atau gugur bunga 5. Tanaman layu pada daun serkospora 6. Pucuk daun berubah menjadi warna coklat 7. Kecambah tidak muncul (benih membusuk) 3. penyakit daun,busuk batang 8. Terlihat kepala konidium cendawanyang berwarna kelabu kehitam-hitaman 4. penyakit Layu bakteri 9. Batang menjadi busuk basah warna batang menjadi coklat 10. Pengerasan jaringan batang dan seluruh tanaman cabe 5. penyakit Patah menjadi layu 11. Gejala pada daun diawali terbentuknya bercak putih batang,teklik,kapang berbentuk sirkuler 12. Buah berwarna hijau tua dan busuk basah 6. penyakit Busuk fitopthora 13. Pertumbuhan tanaman relatif menjadi lebih kerdil 14. Daun cabai merah menjadi belang hijau muda dan hijau tua 7. penyakit Rebah kecambah 15. Ukuran daun menjadi lebih kecil dari daun tanaman sehat 16. Daging daun kadang-kadang tidak tumbuh sempurna, sehingga yang tumbuh hanya 8. penyakit Kerupuk tulang-tulangnya saja 17. jumlah bunga dan buah berkurang atau tidak berbuah 9. penyakit Mosaik 18. warna daun hijau gelap, permukaan daun tidak rata, daun menggulung kearah bawah dan perumbuhan tanaman sangat kerdil. PENYEBAB PENYAKIT GEJALA SERANGAN PENGENDALIAN Gambar 3.1 Struktur Menu Aplikasi Visual Penyakit Cabai Merah Besar

10 Flowchart (Diagram Alur) Flowchart digunakan sebagai alat bantu dalam menggunakan suatu program. Flowchart dapat menunjukan secara jelas logika jalannya program.berikut ini adalah flowchart dari aplikasi Visual Tentang Penyakit Cabai merah besar Flowchart Program : START MENU UTAMA Nama Penyakit Y T Gejala serangan Y T Data penyusun T Tampilkan Nama pykt atau Gejala serangan dan tenukan pilihan anda keterangan Y keluar Y Tampilkan gambar dan keterangan END Gambar 3.2 Flowchart Aplikasi Penyakit Cabai Merah

11 Rancangan Input dan Output Rancangan Form Penyakit Antraknosa Berikut Rancangan Form Antraknosa : PENYAKIT ANTRAKNOSA Penyakit Antraknosa Penyebab penyakit TextBox 1 KETERANGAN Gejala Serangan TextBox 2 KETERANGAN pengendalian TextBox 3 KETERANGAN Gambar IMAGE 1 Gambar Antraknosa Menyerang Batang IMAGE 2 Gambar Antraknosa menyerang buah CABAI << TUTUP>> Gambar 3.3 Gambar Rancangan Form Penyakit Antraknosa Pada form diatas atau form penyakit Antraknosa ini menampilkan keterangan serta gambar dari nama penyakit dan gejala serangan yang dipilih sebelumnya berupa text dalam format jpg atau bmp. Form ini menggunakan satu tombol perintah yaitu : tombol perintah TUTUP untuk kembali keform menu utama. Rancangan form ini

12 25 menggunakan : 6 buah Label, 3 buah textbox, 2 buah Frame, 2 buah Image, dan 1 buah Command Button Rancangan Form Penyakit Busuk Batang, Busuk Daun Berikut rancangan form Penyakit Busuk Batang,Busuk Daun : PENYAKIT BUSUK BATANG Penyakit Busuk Batang,Busuk Daun Penyebab penyakit TextBox 1 KETERANGAN Gejala Serangan TextBox 2 KETERANGAN pengendalian TextBox 3 KETERANGAN Gambar IMAGE 1 Gambar Busuk batang IMAGE 2 Gambar Busuk Daun << TUTUP>> Gambar 3.4 Rancangan Form Penyakit Busuk Batang,Busuk Daun Pada form diatas atau form penyakit Busuk Batang, Busuk Daun ini menampilkan

13 26 keterangan serta gambar dari nama penyakit dan gejala serangan yang dipilih sebelumnya berupa text dalam format jpg atau bmp. Form ini menggunakan satu tombol perintah yaitu : tombol perintah TUTUP untuk kembali keform menu utama. Rancangan form ini menggunakan : 6 buah Label, 3 buah textbox, 2 buah Frame, 2 buah Image, dan 1 buah Command Button Rancangan Form Busuk Fitopthora Berikut Rancangan Form Busuk Fitopthora : PENYAKIT BUSUK FITOPTHORA Penyakit Busuk Fitopthora Penyebab penyakit TextBox 1 KETERANGAN Gejala Serangan TextBox 2 KETERANGAN pengendalian TextBox 3 KETERANGAN Gambar IMAGE 1 Gambar buah busuk yang diakibatkan fitopthora IMAGE 2 Gambar batang busuk << TUTUP>> Gambar 3.5 Rancangan Form Penyakit Busuk Fitopthora Pada form diatas atau form penyakit Busuk Fitopthora ini menampilkan keterangan serta gambar dari nama penyakit dan gejala serangan yang dipilih

14 27 sebelumnya berupa text dalam format jpg atau bmp. Form ini menggunakan satu tombol perintah yaitu : tombol perintah TUTUP untuk kembali keform menu utama. Rancangan form ini menggunakan : 6 buah Label, 3 buah textbox, 2 buah Frame, 2 buah Image, dan 1 buah Command Button Rancangan Form About Form About adalah form yang berisi tentang identitas pembuat program.pada form ini terdapat satu tombol perintah yaitu : Tombol Perintah TUTUP. Form About menggunakan satu buah I MAGE, 6 LABEL, 5 TEXTBOX, 1 LINE, dan 1 BUAH TOMBOL COMMAND BUTTON. Berikut Rancangan Form About : DATA PENYUSUN APLIKASI PENYAKIT TANAMAN CABAI MERAG BESAR Gambar IMAGE 1 Label 1 Textbox 1 Label 3 Textbox 3 Label 2 Textbox 2 Label 4 Textbox 4 Label 5 Textbox 5 <<TUTUP>> Gambar 3.6 Rancangan Form About Rancangan Form Penyakit Bercak Daun Serkospora Berikut Rancangan Form Penyakit Bercak Daun Serkospora :

15 28 PENYAKIT BERCAK DAUN SERKOSPORA Penyakit Bercak Daun Serkospora Penyebab penyakit TextBox 1 KETERANGAN Gejala Serangan TextBox 2 KETERANGAN pengendalian TextBox 3 KETERANGAN Gambar IMAGE 1 Gambar Bercak Batang IMAGE 2 Gambar,Bercak Daun IMAGE 2 Gambar,Bercak Tangkai << TUTUP>> Gambar 3.7 Rancangan Form Penyakit Bercak Daun Serkospora Pada form diatas atau form penyakit Bercak Daun Serkospora ini menampilkan keterangan serta gambar dari nama penyakit dan gejala serangan yang dipilih sebelumnya berupa text dalam format jpg atau bmp. Form ini menggunakan satu tombol perintah yaitu : tombol perintah TUTUP untuk kembali keform menu utama. Rancangan form ini menggunakan : 6 buah Label, 3 buah textbox, 2 buah Frame, 3 buah Image, dan 1 buah Command Button.

16 Rancangan Form Menu utama Aplikasi visual tentang penyakit cabai merah besar yang penulis buat dengan Microsoft Visual Basic 6.0. menggunakan duabelas form,yaitu Form Menu Utama, Form About, Form Antraknosa, Form Bercak Daun Serkospora, Form Busuk DaunBusuk Batang, Form Layu Bakteri, Form Oatah Batang- Teklik-Kapang, Form Busuk fitopthora, Form Rebah Kecambah, Form Penyakit Kerupuk, Form Penyakit Mosaik. From menu utama merupakan form pembuka atau form yang akan ditampilkan pertama kali pada saat dieksekusi. Didalam form menu utama terdapat beberapa tombol perintah, yaitu : Tombol perintah Nama Penyakit, Tombol Perintah Gejala Serangan, Tombol Perintah keluar dan Tombol perintah Data Penyusun. Didalam frame masih ada perintah lain yaitu perintah memilih nama penyakit cabai dan gejala serangan yang diletakan didalam frame pasnya pada tombol perintah option button. Pada form menu utama ini terdapat Empat Frame, Dua Label, Dua Command Button, Duapuluh Sembilan Option Button, dan pada form ini dibuat sebuah menu, menu ini dibuat agar bisa membuka form lain yang dikehendaki seperti form About dan keluar dari form. Berikut Rancangan Form Menu Utama : MENU APLIKASI PENYAKIT TANAMAN CABAI MERAH BESAR Data penyusun Keluar

17 30 APLIKASI VISUAL TENTANG PENYAKIT CABAI MERAH BESAR MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0 Nama Penyakit Informasi Penyakit Berdasarkan : Gejala Serangan Nama Penyakit Gejala Serangan option button 1 option button 2 option button 3 option button 4 option button 5 option button 6 option button 7 option button 8 option button /2006 option button 10 option button 11 option button 12 option button 13 option button 14 option button 15 option button 16 option button 17 option button 18 option button 19 option button 20 option button 21 option button 22 option button 23 option button 24 option button 25 option button 26 option button 27 option button 28 option button 29 08:30 AM NUM CAPS SCRL Gambar 3.8 Rancangan Form Menu Utama Rancangan Form Penyakit Layu Bakteri Pada form penyakit Layu bakteri ini menampilkan berupa keterangan serta gambar dari nama penyakit dan gejala serangan yang dipilih sebelumnya berupa text

18 31 dalam format jpg atau bmp. Form ini menggunakan satu tombol perintah yaitu : tombol perintah TUTUP untuk kembali keform menu utama. Rancangan form ini menggunakan : 5 buah Label, 3 buah textbox, 2 buah Frame, 1 buah Image, dan 1 buah Command Button. Berikut Rancangan Form Layu Bakteri : PENYAKIT LAYU BAKTERI Penyakit Layu Bakteri Gambar Penyebab Penyakit TextBox 1 KETERANGAN IMAGE 1 Gejala Serangan TextBox 2 KETERANGAN Gambar Penyakit layu bakteri Pengendalian TextBox 3 KETERANGAN <<TUTUP>> Gambar 3.9 Rancangan Form Penyakit Layu Bakteri Rancangan Form Penyakit patah batang,teklik, Kapang Berikut Rancangan Form penyakit Patah batang : PENYAKIT PATAH BATANG,TEKLIK, KAPANG

19 32 Penyakit Patah Batang, Teklik, Kapang Penyebab penyakit TextBox 1 KETERANGAN Gejala Serangan TextBox 2 KETERANGAN pengendalian TextBox 3 KETERANGAN Gambar IMAGE 1 Gambar patah batang IMAGE 2 Gambar patah tangkai << TUTUP>> Gambar 3.10 Rancangan Form Penyakit Patah Batang,Teklik, Kapang Pada form diatas atau form penyakit Patah batang,teklik,kapang ini menampilkan keterangan serta gambar dari nama penyakit dan gejala serangan yang dipilih sebelumnya berupa text dalam format jpg atau bmp. Form ini menggunakan

20 33 satu tombol perintah yaitu : tombol perintah TUTUP untuk kembali keform menu utama. Rancangan form ini menggunakan : 6 buah Label, 3 buah textbox, 2 buah Frame, 2 buah Image, dan 1 buah Command Button Rancangan Form Penyakit Kerupuk Pada form penyakit Kerupuk ini menampilkan berupa keterangan serta gambar dari nama penyakit dan gejala serangan yang dipilih sebelumnya berupa text dalam format jpg atau bmp. Form ini menggunakan satu tombol perintah yaitu : tombol perintah TUTUP untuk kembali keform menu utama. Rancangan form ini menggunakan : 5 buah Label, 3 buah textbox, 2 buah Frame, 1 buah Image, dan 1 buah Command Button. Berikut Rancangan Form penyakit Kerupuk : PENYAKIT KERUPUK Penyakit kerupuk Gambar Penyebab Penyakit TextBox 1 KETERANGAN IMAGE 1 Gejala Serangan TextBox 2 KETERANGAN Gambar Penyakit kerupuk Pengendalian TextBox 3 KETERANGAN <<TUTUP>> Gambar 3.11 Rancangan Form Penyakit Kerupuk Rancangan Form Penyakit Mosaik Pada form penyakit Mosaik ini menampilkan berupa keterangan serta gambar dari nama penyakit dan gejala serangan yang dipilih sebelumnya berupa text dalam

21 34 format jpg atau bmp. Form ini menggunakan satu tombol perintah yaitu : tombol perintah TUTUP untuk kembali keform menu utama. Rancangan form ini menggunakan : 5 buah Label, 3 buah textbox, 2 buah Frame, 1 buah Image, dan 1 buah Command Button. Berikut Rancangan Form penyakit Mosaik: PENYAKIT MOSAIK Penyakit Mosaik Gambar Penyebab Penyakit TextBox 1 KETERANGAN IMAGE 1 Gejala Serangan TextBox 2 KETERANGAN Gambar Penyakit Mosaik Pengendalian TextBox 3 KETERANGAN <<TUTUP>> Gambar Rancangan Form Penyakit Mosaik Rancangan Form Penyakit Rebah Kecambah (damping-off)

22 35 Pada form penyakit Rebah Kecambah (Damping-Off ) ini menampilkan berupa keterangan serta gambar dari nama penyakit dan gejala serangan yang dipilih sebelumnya berupa text dalam format jpg atau bmp. Form ini menggunakan satu tombol perintah yaitu : tombol perintah TUTUP untuk kembali keform menu utama. Rancangan form ini menggunakan : 5 buah Label, 3 buah textbox, 2 buah Frame, 1 buah Image, dan 1 buah Command Button. Berikut Rancangan Form penyakit Rebah Kecambah : PENYAKIT REBAH KECAMBAH Penyakit Rebah Kecambah(Damping-off) Gambar Penyebab Penyakit TextBox 1 KETERANGAN IMAGE 1 Gejala Serangan TextBox 2 KETERANGAN Gambar Penyakit Rebah Kecamhah Pengendalian TextBox 3 KETERANGAN <<TUTUP>> Gambar 3.13 Rancangan Form Penyakit Rebah Kecambah (Damping-Off ) 3.6 Pembuatan program dengan Visual Basic Tampilan Form Penyakit Antraknosa

23 36 Buatlah frmantraknosa dengan tampilan seperti dibawah ini. Pada form ini Terdapat dua gambar dan keterangan - keterangan dari cabai merah besar yang terkena penyakit dengan format jpg. Untuk kembali keform menu utama pilih tombol perintah TUTUP. Gambar 3.14 Tampilan form penyakit Antraknosa Tampilan Form Penyakit Busuk Batang, Busuk Daun Buatlah form baru dengan nama frmbusuk batang dengan memilih Add

24 37 form pada Tool Bar lalu pilih Form dan klik OKE. Pada form ini terdapat Tiga gambar dan keterangan dari penyakit cabai merah besar dengan format jpg.untuk kembali keform menu utama pilih tombol perintah TUTUP. Gambar 3.15 Tampilan form penyakit Busuk Batng, Busuk Daun Tampilan Form Penyakit Busuk Fitopthora Buatlah form baru dengan nama frmbusuk fitopthora dengan memilih Add form pada Tool Bar lalu pilih Form dan klik OKE. Pada form ini terdapat Tiga gambar dan keterangan dari penyakit cabai merah besar dengan format jpg.untuk kembali keform menu utama pilih tombol perintah TUTUP.

25 38 Gambar 3.16 Tampilan form penyakit Busuk Fitopthora Tampilan form About Pada form ini penulis menggunakan satu buah image, enam label, lima textbox,untuk menampilkan keterangan keterangan penulis dan gambar.dan untuk kembali keform menu utama menggunakan tombol perintah TUTUP yang ada ditombol perintah Command Button. Gambar 3.17 Tampilan form About

26 Tampilan Form Bercak Daun Serkospora Buatlah form baru dengan nama frmbercakdaun dengan memilih Add form pada Tool Bar lalu pilih Form dan klik OKE. Pada form ini terdapat Tiga gambar dan keterangan dari penyakit cabai merah besar dengan format jpg.untuk kembali keform menu utama pilih tombol perintah TUTUP. Gambar 3.18 Tampilan Form Bercak Daun Serkospora Tampilan Form menu utama Buatlah Form baru dengan nama frmmenu, dengan memilih Add form pada Tool Bar lalu pilih Form dan klik OKE. Form ini nantinya akan jadi tampilan awal sebelum sebelum kita masuk pada Form berikutnya dan Form ini terdapat beberapa tombol perintah untuk masuk atau menampilkan Form berikutnya. Tombol perintah tersebut diantaranyan : Tombol perintah Nama Penyakit dan Gejala Serangan yang ada pada tombol Command Button, dimana jika dipilih salah satu tombol perintah tersebut maka akan menampilkan sesuai dengan pilihan yang dipilih dan setelah

27 40 memilih pilihan dari kedua pilihan tersebut, maka akan menampilkan pilihan lagi yang ada pada tombol perintah OPTION BUTTON, jika dipilih salah satu pilihan tersebut maka akan muncul tampilan yang berupa gambar dan keterangan penyakit cabai yang terserang penyakit dengan format jfg sesuai dengan pilihan yang dipilih sebelumnya. Selain itu penulis menambahkan dua buah menu, menu tersebut yaitu menu data penyusun yang didalamnya terdapat keterangan data data penulis dan judul penulisan ini. Menu yang kedua yaitu menu Keluar yang berfungsi untuk menampilkan kode program sesuai dengan form yang dipilih. Untuk membuat menu dapat diambil pada Menu Editor yang ada di Tool Bar, setelah memilih toolbar tersebut akan menampilkan jendela menu editor seperti ( gambar 3.21 ), pada menu editor inilah penulis membuat kedua menu yang tadi dijelaskan sebelumya. Gambar 3.19 Tampilan Form Menu Utama

28 41 Gambar 3.20 Menu Editor Tampilan Form layu bakteri Buatlah form baru dengan nama frmlayu bakteri,dengan memilih Add form pada Tool Bar lalu pilih Form dan klik OKE. Pada form ini terdapat satu gambar dan keterangan dari penyakit cabai merah besar dengan format jpg.untuk kembali keform menu utama pilih tombol perintah TUTUP. Gambar 3.21 Tampilan Form Layu Bakteri

29 Tampilan Form Patah Batang Buatlah form baru dengan nama frmpatah batang dengan memilih Add form pada Tool Bar lalu pilih Form dan klik OKE. Pada form ini terdapat satu gambar dan keterangan dari penyakit cabai merah besar dengan format jpg.untuk kembali keform menu utama pilih tombol perintah TUTUP Gambar 3.22 Tampilan Form Patah Batang Tampilan Form Kerupuk Buatlah form baru dengan nama frmkerupuk dengan memilih Add form pada Tool Bar lalu pilih Form dan klik OKE. Pada form ini terdapat satu gambar dan keterangan dari penyakit cabai merah besar dengan format jpg.untuk kembali keform menu utama pilih tombol perintah TUTUP.

30 43 Gambar 3.23 Tampilan Form Kerupuk Tampilan Form Mosaik Buatlah form baru dengan nama frmmosaik dengan memilih Add form pada Tool Bar lalu pilih Form dan klik OKE. Pada form ini terdapat satu gambar dan keterangan dari penyakit cabai merah besar dengan format jpg.untuk kembali keform menu utama pilih tombol perintah TUTUP. Gambar 3.24 Tampilan Form Mosaik

31 Tampilan Form Rebah Kecambah (Damping- off ) Buatlah form baru dengan nama frmrebah Kecambah dengan memilih Add form pada Tool Bar lalu pilih Form dan klik OKE. Pada form ini terdapat satu gambar dan keterangan dari penyakit cabai merah besar dengan format jpg.untuk kembali keform menu utama pilih tombol perintah TUTUP. Gambar 3.25 Tampilan Form Rebah Kecambah 3.6 Spesifikasi Komputer Kebutuhan minimum yang diperlukan sebagai berikut: 1. Microsoft Windows 98 atau versi sesudahnya 2. Microsoft Visual Basic Komputer IBM PC atau kompatibel dengan processor RAM 32MB 5. Monitor VGA 6. Mouse 7. Keyboard 8. Harrdisk 10MB

PENYAKIT PENYAKIT YANG SERING MENYERANG CABAI MERAH (Capsicum annuum L.)

PENYAKIT PENYAKIT YANG SERING MENYERANG CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) PENYAKIT PENYAKIT YANG SERING MENYERANG CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Masalah yang sering dihadapi dan cukup meresahkan petani adalah adanya serangan hama

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH

IDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH IDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH Nurbaiti Pendahuluan Produktifitas cabai di Aceh masih rendah 10.3 ton/ha (BPS, 2014) apabila dibandingkan dengan potensi produksi yang

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN TAHUNAN PENYAKIT PADA KOMODITAS PEPAYA. disusun oleh: Vishora Satyani A Listika Minarti A

LAPORAN PRAKTIKUM HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN TAHUNAN PENYAKIT PADA KOMODITAS PEPAYA. disusun oleh: Vishora Satyani A Listika Minarti A LAPORAN PRAKTIKUM HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN TAHUNAN PENYAKIT PADA KOMODITAS PEPAYA disusun oleh: Lutfi Afifah A34070039 Vishora Satyani A34070024 Johan A34070034 Listika Minarti A34070071 Dosen Pengajar:

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Keadaan tanaman cabai selama di persemaian secara umum tergolong cukup baik. Serangan hama dan penyakit pada tanaman di semaian tidak terlalu banyak. Hanya ada beberapa

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Risiko Produksi Fluktuasi yang terjadi pada suatu usaha, baik fluktuasi hasil produksi, harga dan jumlah permintaan yang berada dibawah standar yang ditetapkan merupakan indikasi

Lebih terperinci

Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati

Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati Tanaman jagung disamping sebagai bahan baku industri pakan dan pangan pada daerah tertentu di Indonesia dapat juga sebagai makanan pokok. Karena

Lebih terperinci

TEKNIK BUDIDAYA TOMAT

TEKNIK BUDIDAYA TOMAT TEKNIK BUDIDAYA TOMAT 1. Syarat Tumbuh Budidaya tomat dapat dilakukan dari ketinggian 0 1.250 mdpl, dan tumbuh optimal di dataran tinggi >750 mdpl, sesuai dengan jenis/varietas yang diusahakan dg suhu

Lebih terperinci

Pengenalan Penyakit yang Menyerang Pada Tanaman Kentang

Pengenalan Penyakit yang Menyerang Pada Tanaman Kentang 1 Pengenalan Penyakit yang Menyerang Pada Tanaman Kentang Kelompok penyakit tanaman adalah organisme pengganggu tumbuhan yang penyebabnya tidak dapat dilihat dengan mata telanjang seperti : cendawan, bakteri,

Lebih terperinci

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT SEMANGKA. Dr. M. SYUKUR, SP, MSi INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT SEMANGKA. Dr. M. SYUKUR, SP, MSi INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT SEMANGKA Dr. M. SYUKUR, SP, MSi INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 Hama Penting Semangka Hama penting pada semangka: 1. Thrips (Thrips parvispinus Karny) 2. Ulat perusak daun

Lebih terperinci

MODUL BUDIDAYA KACANG TANAH

MODUL BUDIDAYA KACANG TANAH MODUL BUDIDAYA KACANG TANAH I. PENDAHULUAN Produksi komoditi kacang tanah per hektarnya belum mencapai hasil yang maksimum. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh faktor tanah yang makin keras (rusak) dan

Lebih terperinci

Teknologi Produksi Ubi Jalar

Teknologi Produksi Ubi Jalar Teknologi Produksi Ubi Jalar Selain mengandung karbohidrat, ubi jalar juga mengandung vitamin A, C dan mineral. Bahkan, ubi jalar yang daging umbinya berwarna oranye atau kuning, mengandung beta karoten

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.) 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.) Menurut Cronquist (1981), klasifikasi tanaman cabai rawit adalah sebagai berikut : Kerajaan Divisi Kelas

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cabai merah merupakan jenis tanaman hortikultura yang cukup banyak

BAB I PENDAHULUAN. Cabai merah merupakan jenis tanaman hortikultura yang cukup banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cabai merah merupakan jenis tanaman hortikultura yang cukup banyak ditanam di Indonesia yang memiliki nilai dan permintaan cukup tinggi (Arif, 2006). Hal tersebut dibuktikan

Lebih terperinci

Agro inovasi. Kiat Sukses Berinovasi Cabai

Agro inovasi. Kiat Sukses Berinovasi Cabai Agro inovasi Kiat Sukses Berinovasi Cabai 2 AgroinovasI Kiat Sukses Berinovasi Cabai Cabai merah merupakan salah satu komoditas sayuran yang mempunyai nilai ekonomis cukup penting. Salah satu faktor yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang banyak

I. PENDAHULUAN. Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang banyak I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang banyak digemari oleh masyarakat. Ciri dari jenis sayuran ini adalah rasanya yang pedas dan aromanya yang

Lebih terperinci

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan

Lebih terperinci

Penyakit Layu Bakteri pada Kentang

Penyakit Layu Bakteri pada Kentang Penyakit Layu Bakteri pada Kentang Penyakit layu bakteri dapat mengurangi kehilangan hasil pada tanaman kentang, terutama pada fase pembibitan. Penyakit layu bakteri disebabkan oleh bakteri Ralstonia solanacearum

Lebih terperinci

MENGIDENTIFIKASI DAN MENGENDALIKAN PENYAKIT BLAST ( POTONG LEHER ) PADA TANAMAN PADI

MENGIDENTIFIKASI DAN MENGENDALIKAN PENYAKIT BLAST ( POTONG LEHER ) PADA TANAMAN PADI MENGIDENTIFIKASI DAN MENGENDALIKAN PENYAKIT BLAST ( POTONG LEHER ) PADA TANAMAN PADI Disusun Oleh : WASIS BUDI HARTONO PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN BP3K SANANKULON Penyakit Blas Pyricularia oryzae Penyakit

Lebih terperinci

MENGENAL PENYAKIT PENTING TANAMAN TEMBAKAU

MENGENAL PENYAKIT PENTING TANAMAN TEMBAKAU MENGENAL PENYAKIT PENTING TANAMAN TEMBAKAU Oleh : RUDY TRISNADI. K. SP Penyakit penting tanaman tembakau yang selalu muncul pada setiap musim tanam tembakau dan menyebabkan kerugian petani tidak sedikit,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah perangkat keras (hardware) yang digunakan untuk membuat

III. METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah perangkat keras (hardware) yang digunakan untuk membuat III. METODE PENELITIAN A. Perangkat yang digunakan A.1. Perangkat Keras Berikut ini adalah perangkat keras (hardware) yang digunakan untuk membuat aplikasi: a. Processor Intel Core i3 2.13 Hz b. RAM 3

Lebih terperinci

BLAS (BLAST) Blas pada tulang daun: luka pada tulang daun berwarna coklat kemerahan hingga coklat yang dapat merusak seluruh daun yang berdekatan.

BLAS (BLAST) Blas pada tulang daun: luka pada tulang daun berwarna coklat kemerahan hingga coklat yang dapat merusak seluruh daun yang berdekatan. BLAS (BLAST) Patogen penyebab blas: Pyricularia grisea P. oyzae Cavara Magnaporthe grisea Magnaporthe oryzae Peyakit blas berkembang terbawa udara melalui konidia cendawan yang mungkin berasal dari inang.

Lebih terperinci

Teknologi Pengendalian Penyakit Antraknos Pada Tanaman Cabai

Teknologi Pengendalian Penyakit Antraknos Pada Tanaman Cabai Teknologi Pengendalian Penyakit Antraknos Pada Tanaman Cabai Tidak ada yang dapat memungkiri bahwa antraknos atau yang lebih dikenal dengan istilah patek adalah penyakit yang hingga saat ini masih menjadi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Kesegaran buah dan sayur merupakan salah satu pertimbangan pembeli dalam membeli buah dan sayur-sayuran di pasar, selain faktor harga jual buah dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit antraknosa pada tanaman cabai disebabkan oleh tiga spesies cendawan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit antraknosa pada tanaman cabai disebabkan oleh tiga spesies cendawan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyakit Antraknosa Cabai Penyakit antraknosa pada tanaman cabai disebabkan oleh tiga spesies cendawan Colletotrichum yaitu C. acutatum, C. gloeosporioides, dan C. capsici (Direktorat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Cabai (Capsicum annuum L.) termasuk dalam genus Capsicum yang spesiesnya telah dibudidayakan, keempat spesies lainnya yaitu Capsicum baccatum, Capsicum pubescens,

Lebih terperinci

Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row

Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row PENDAHULUAN Ubi kayu dapat ditanam sebagai tanaman tunggal (monokultur), sebagai tanaman pagar, maupun bersama tanaman lain

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan pertanian milik masyarakat Jl. Swadaya. Desa Sidodadi, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra

Lebih terperinci

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Nama : Sonia Tambunan Kelas : J NIM : 105040201111171 MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Dengan lahan seluas 1500 m², saya akan mananam tanaman paprika (Capsicum annuum var. grossum L) dengan jarak tanam, pola

Lebih terperinci

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU ( Nicotiana tabacum L. ) Oleh Murhawi ( Pengawas Benih Tanaman Ahli Madya ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya A. Pendahuluan Penanam dan penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hama dan Penyakit pada Tanaman Pangan Page 1 Tanaman Padi

BAB I PENDAHULUAN. Hama dan Penyakit pada Tanaman Pangan Page 1 Tanaman Padi BAB I PENDAHULUAN Pentingnya padi sebagai sumber utama makanan pokok dan dalam perekonomian bangsa indonesia tidak seorangpun yang menyangsikannya. Oleh karena itu setiap faktor yang mempengaruhi tingkat

Lebih terperinci

Identifikasi dan Klasifikasi Hama Aphid (Kutu Daun) pada tanaman Kentang

Identifikasi dan Klasifikasi Hama Aphid (Kutu Daun) pada tanaman Kentang Identifikasi dan Klasifikasi Hama Aphid (Kutu Daun) pada tanaman Kentang Kehilangan hasil yang disebabkan gangguan oleh serangga hama pada usaha tani komoditas hortikultura khususnya kentang, merupakan

Lebih terperinci

PENYAKIT-PENYAKIT PENTING PADA TANAMAN HUTAN RAKYAT DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA

PENYAKIT-PENYAKIT PENTING PADA TANAMAN HUTAN RAKYAT DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA PENYAKIT-PENYAKIT PENTING PADA TANAMAN HUTAN RAKYAT DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA NUR HIDAYATI BALAI BESAR PENELITIAN BIOTEKNOLOGI DAN PEMULIAAN TANAMAN HUTAN KONSEP PENYAKIT TANAMAN Penyakit tumbuhan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.) II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.) Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan tanaman sayuran yang tergolong tanaman tahunan berbentuk perdu.

Lebih terperinci

PENYAKIT PENTING PADA TANAMAN CABAI DAN PENGENDALIANNYA

PENYAKIT PENTING PADA TANAMAN CABAI DAN PENGENDALIANNYA Monografi No. 31, Tahun 2007 ISBN : 978-979-8304-55-2 PENYAKIT PENTING PADA TANAMAN CABAI DAN PENGENDALIANNYA Oleh : Ati Srie Duriat, Neni Gunaeni dan Astri W. Wulandari BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

MENGENAL BEBERAPA PENYAKIT PENTING TANAMAN PISANG

MENGENAL BEBERAPA PENYAKIT PENTING TANAMAN PISANG MENGENAL BEBERAPA PENYAKIT PENTING TANAMAN PISANG Sejak bayi kita sudah menikmati lezatnya buah pisang. Begitu terkenalnya buah ini, maka setiap acara pesta tidak lengkap jika tidak menyajikan pisang sebagai

Lebih terperinci

PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PENGENDALIAN OPT CABAI Pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) atau hama dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jarak pagar berupa perdu dengan tinggi 1 7 m, daun tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jarak pagar berupa perdu dengan tinggi 1 7 m, daun tanaman TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Tanaman Jarak Pagar Tanaman jarak pagar termasuk famili Euphorbiaceae, satu famili dengan karet dan ubi kayu. Klasifikasi tanaman jarak pagar sebagai berikut (Hambali, dkk.,

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau. 21 PELAKSANAAN PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dengan 2 (dua) tahap, pertama pertumbuhan dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau. Tahap I. Pengujian Karakter Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditas hortikultura terutama jenis sayur-sayuran dan buah-buahan sangat diminati oleh konsumen. Sayuran diminati konsumen karena kandungan gizinya baik dan dapat

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabe Merah

Peluang Usaha Budidaya Cabe Merah KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS Peluang Usaha Budidaya Cabe Merah NAMA : HERRY WICOYO NIM : 11.12.5939 KELAS : 11-SI-SI-08 STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan kepada Allah SWT

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun klasifikasi Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. menurut. : Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc.

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun klasifikasi Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. menurut. : Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. TINJAUAN PUSTAKA Biologi Penyakit Adapun klasifikasi Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. menurut Dwidjoseputro (1978) sebagai berikut : Divisio Subdivisio Kelas Ordo Family Genus Spesies : Mycota

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Cabai adalah tanaman perdu dari famili terong-terongan ( Solanaceae) yang

I. PENDAHULUAN. Cabai adalah tanaman perdu dari famili terong-terongan ( Solanaceae) yang 1 I. PENDAHULUAN Cabai adalah tanaman perdu dari famili terong-terongan ( Solanaceae) yang memiliki nama ilmiah Capsicum sp. dan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi

Lebih terperinci

Budidaya Cabai. Potensi hasil 9 ton/ha. Warna buah merah Panjang buah 10 cm Cocok untuk dataran rendah Toleran terhadap hama pengisap daun

Budidaya Cabai. Potensi hasil 9 ton/ha. Warna buah merah Panjang buah 10 cm Cocok untuk dataran rendah Toleran terhadap hama pengisap daun Budidaya Cabai Pendahuluan Cabe (Capsicum Annum varlongum) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia. Cabe merupakan tanaman perdu dari famili terong

Lebih terperinci

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis KATA PENGANTAR Buah terung ini cukup populer di masyarakat, bisa di dapatkan di warung, pasar tradisional, penjual pinggir jalan hingga swalayan. Cara pembudidayaan buah terung dari menanam bibit terung

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian 12 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan dilakukan di Desa Dukuh Asem, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka pada tanggal20 April sampai dengan 2 Juli 2012. Lokasi percobaan terletak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cabai (Capsicum annuum L.) adalah salah satu komoditas hortikultura

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cabai (Capsicum annuum L.) adalah salah satu komoditas hortikultura 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cabai (Capsicum annuum L.) adalah salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai prospek pengembangan dan pemasaran yang cukup baik karena banyak dimanfaatkan oleh

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

Penyakit Karena Bakteri

Penyakit Karena Bakteri Penyakit Karena Bakteri BAHAN KULIAH DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN Link : http://www.apsnet.org/edcenter/intropp/pathogengroups/pages/bacteria.aspx PENYAKIT KARENA BAKTERI PATOGEN Bakteri adalah sekelompok

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Eli Korlina PENDEKATAN PHT

PENDAHULUAN. Eli Korlina PENDEKATAN PHT PENDAHULUAN Eli Korlina Salah satu masalah dalam usahatani bawang putih adalah gangguan hama dan penyakit. Keberadaan hama dan penyakit dalam usahatani mendorong petani untuk menggu-nakan pestisida pada

Lebih terperinci

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI PTT menerapkan komponen teknologi dasar dan pilihan. Bergantung kondisi daerah setempat, komponen teknologi pilihan dapat digunakan sebagai komponen teknologi : Varietas

Lebih terperinci

BUDIDAYA KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.)

BUDIDAYA KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) BUDIDAYA KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) I. PENDAHULUAN Produksi komoditi kacang tanah per hektarnya belum mencapai hasil yang maksimum. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh faktor tanah yang makin

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Cabai merupakan tanaman semusim berbentuk perdu tegak, batang berkayu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Cabai merupakan tanaman semusim berbentuk perdu tegak, batang berkayu II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cabai Merah Besar Cabai merupakan tanaman semusim berbentuk perdu tegak, batang berkayu namun pada batang muda berambut halus berwarna hijau. Tinggi tanaman mencapai 1 2,5 cm dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN Pada pembahasan Aplikasi Pengobatan Gangguan Pernapasan dengan Tanaman Obat ini terbagi menjadi empat tahap yaitu, pembuatan flowchart, struktur menu, perancangan input dan

Lebih terperinci

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 10. HAMA DAN PENYAKIT TANAMANlatihan soal 10.2

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 10. HAMA DAN PENYAKIT TANAMANlatihan soal 10.2 1. TMV merupakan virus yang menyerang tanaman SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 10. HAMA DAN PENYAKIT TANAMANlatihan soal 10.2 Padi Jagung Gandum Tembakau Kunci Jawaban : D TMV (Tobacco Mosaic VirusI) merupakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Benih adalah ovule atau bakal biji yang masak yang mengandung suatu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Benih adalah ovule atau bakal biji yang masak yang mengandung suatu II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kuaiitas dan Kesehatan Benih Cabai Benih adalah ovule atau bakal biji yang masak yang mengandung suatu tanaman mini atau embrio yang biasanya terbentuk dari bersatunya sel-sel

Lebih terperinci

MODUL BUDIDAYA SEMANGKA

MODUL BUDIDAYA SEMANGKA MODUL BUDIDAYA SEMANGKA I. PENDAHULUAN Tingkat dan kualitas produksi semangka di Indonesia masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan antara lain karena tanah yang keras, miskin unsur hara dan hormon,

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI. B. FASE PRATANAM 1. Pengolahan Lahan

BUDIDAYA CABAI. B. FASE PRATANAM 1. Pengolahan Lahan BUDIDAYA CABAI A. PENDAHULUAN Cabai dapat ditanam di dataran tinggi maupun rendah, ph 5-6. Bertanam cabai dihadapkan dengan berbagai masalah (resiko), diantaranya, teknis budidaya, kekurangan unsur, serangan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Kentang

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Kentang TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Kentang Kentang merupakan tanaman yang termasuk dalam kelas dikotil yang ditanam untuk diambil umbinya. Tanaman kentang diperbanyak secara aseksual dari umbinya. Kentang memiliki

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah Oleh : Juwariyah BP3K garum 1. Syarat Tumbuh Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman

Lebih terperinci

Hama Patogen Gulma (tumbuhan pengganggu)

Hama Patogen Gulma (tumbuhan pengganggu) KOMPONEN OPT Hama adalah binatang yang merusak tanaman sehingga mengakibatkan kerugian secara ekonomi. Patogen adalah jasad renik (mikroorganisme) yang dapat menyebabkan penyakit pada tanaman Gulma (tumbuhan

Lebih terperinci

PENYAKIT TANAMAN TEMBAKAU VIRGINIA

PENYAKIT TANAMAN TEMBAKAU VIRGINIA PENYAKIT TANAMAN TEMBAKAU VIRGINIA Nurul Hidayah dan Supriyono *) PENDAHULUAN Penyakit tanaman merupakan salah satu faktor pembatas dalam budi daya tanaman, termasuk tembakau virginia. Berbagai penyakit

Lebih terperinci

MENGIDENTIFIKASI dan MENGENDALIAN HAMA WERENG PADA PADI. Oleh : M Mundir BP3KK Nglegok

MENGIDENTIFIKASI dan MENGENDALIAN HAMA WERENG PADA PADI. Oleh : M Mundir BP3KK Nglegok MENGIDENTIFIKASI dan MENGENDALIAN HAMA WERENG PADA PADI Oleh : M Mundir BPKK Nglegok I LATAR BELAKANG Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) adalah semua organisme yang menggangu pertumbuhan tanaman pokok

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung 25 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung dengan dua kali percobaan yaitu Percobaan I dan Percobaan II. Percobaan

Lebih terperinci

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09 Tanaman tomat (Lycopersicon lycopersicum L.) termasuk famili Solanaceae dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang sangat potensial untuk dikembangkan. Tanaman ini dapat ditanam secara luas di dataran

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. merata sepanjang tahun. Curah hujan (CH) untuk pertanaman pepaya berkisar

TINJAUAN PUSTAKA. merata sepanjang tahun. Curah hujan (CH) untuk pertanaman pepaya berkisar 4 TINJAUAN PUSTAKA Pepaya (Carica papaya L.) Asal-usul Pepaya Pepaya merupakan tanaman buah berupa herba yang diduga berasal dari Amerika Tropis, diantaranya Meksiko dan Nikaragua. Penyebaran tanaman pepaya

Lebih terperinci

PENYAKIT VASCULAR STREAK DIEBACK (VSD) PADA TANAMAN KAKAO (THEOBROMA CACAO L) DAN. Oleh Administrator Kamis, 09 Februari :51

PENYAKIT VASCULAR STREAK DIEBACK (VSD) PADA TANAMAN KAKAO (THEOBROMA CACAO L) DAN. Oleh Administrator Kamis, 09 Februari :51 Kakao (Theobroma cacao L) merupakan satu-satunya diantara 22 spesies yang masuk marga Theobroma, Suku sterculiacecae yang diusahakan secara komersial. Kakao merupakan tanaman tahunan yang memerlukan lingkungan

Lebih terperinci

Oleh Kiki Yolanda,SP Jumat, 29 November :13 - Terakhir Diupdate Jumat, 29 November :27

Oleh Kiki Yolanda,SP Jumat, 29 November :13 - Terakhir Diupdate Jumat, 29 November :27 Lada (Piper nigrum L.) merupakan tanaman rempah yang menjadi komoditas ekspor penting di Indonesia. Propinsi Kepulauan Bangka Belitung menjadi salah satu sentra produksi utama lada di Indonesia dan dikenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beras, jagung dan gandum (Samadi, 1997). Mengacu pada program pemerintah akan

BAB I PENDAHULUAN. beras, jagung dan gandum (Samadi, 1997). Mengacu pada program pemerintah akan 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Kentang merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura yang bernilai ekonomis tinggi. Sebagai sumber karbohidrat, kentang merupakan sumber bahan pangan yang dapat

Lebih terperinci

TUGAS KARYA ILMIAH BISNIS KOPI. NAMA: PIPIT RAFNUR SASKORO NIM : Kelas : 11.S1.SI

TUGAS KARYA ILMIAH BISNIS KOPI. NAMA: PIPIT RAFNUR SASKORO NIM : Kelas : 11.S1.SI TUGAS KARYA ILMIAH BISNIS KOPI NAMA: PIPIT RAFNUR SASKORO NIM : 11.12.6119 Kelas : 11.S1.SI 1. PENDAHULUAN Tanaman Kopi merupakan tanaman yang sangat familiar di lahan pekarangan penduduk pedesaan di Indonesia

Lebih terperinci

Penyakit Busuk Daun Kentang

Penyakit Busuk Daun Kentang Penyakit Busuk Daun Kentang Patogen penyakit tanah yang banyak menginfeksi pada tanaman kentang, antara lain : Phytopthora infestans, Alternaria solani, Fusarium solani, Rhizoctonia solani, Streptomyces

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tanaman dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tanaman dan Laboratorium III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tanaman dan Laboratorium Lapangan Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan November

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. KULTUR TEKNIS PERSIAPAN TANAM

I. PENDAHULUAN II. KULTUR TEKNIS PERSIAPAN TANAM I. PENDAHULUAN Tomat merupakan satu dari sayuran yang paling banyak dibudidayakan di dunia. Sebagai sayuran buah, tomat merupakan sumber vitamin A dan C. Tomat tumbuh baik pada temperatur 20-27 C, pembentukan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo, Kecamatan Metro Selatan, Kota Metro pada bulan Maret Mei 2014. Jenis tanah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN

BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN Saat ini, permintaan dan harga durian tergolong tinggi, karena memberikan keuntungan menggiurkan bagi siapa saja yang membudidayakan. Sehingga bertanam durian merupakan sebuah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Aplikasi Program aplikasi adalah program komputer yang dibuat untuk mengerjakan atau menyelesaikam masalah masalah khusus, seperti penggajian. 1 2.2 Pengertian Visualisasi

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempatdan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, JalanH.R. Soebrantas No.155

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Lahan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Lahan HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Lahan Kecamatan Pangalengan berada pada ketinggian sekitar 1500 m di atas permukaan laut (dpl). Keadaan iklim di lokasi ini adalah sebagai berikut meliputi curah hujan rata-rata

Lebih terperinci

HAMA DAN PENYAKIT BENIH Oleh: Eny Widajati

HAMA DAN PENYAKIT BENIH Oleh: Eny Widajati HAMA DAN PENYAKIT BENIH Oleh: Eny Widajati SERANGGA HAMA Di lapang Di gudang Menyerang benih dengan kadar air masih tinggi Mampu menyerang benih berkadar air rendah Serangga hama di penyimpanan dibedakan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Budidaya Cabai Keriting Hibrida TM 999 secara Konvensional dan PHT

HASIL DAN PEMBAHASAN Budidaya Cabai Keriting Hibrida TM 999 secara Konvensional dan PHT HASIL DAN PEMBAHASAN Budidaya Cabai Keriting Hibrida TM 999 secara Konvensional dan PHT Budidaya konvensional merupakan budidaya cabai yang menggunakan pestisida kimia secara intensif dalam mengendalikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl, III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jl. Kolam No.1 Medan Estate Kecamatan Medan Percut

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan dilaksanakan pada bulan Juli

Lebih terperinci

Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO)

Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO) Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO) Menanam tomat dalam pot atau polybag dapat menjadi salah satu solusi pemanfaatan lahan sempit

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengamatan pertumbuhan tanaman kedelai Edamame dilakukan di rumah. B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengamatan pertumbuhan tanaman kedelai Edamame dilakukan di rumah. B. Bahan dan Alat Penelitian III. TATA CARA PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pengamatan pertumbuhan tanaman kedelai Edamame dilakukan di rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari

Lebih terperinci

HAMA PENYAKIT TANAMAN PADI DAN CARA PENGENDALIANNYA

HAMA PENYAKIT TANAMAN PADI DAN CARA PENGENDALIANNYA HAMA PENYAKIT TANAMAN PADI DAN CARA PENGENDALIANNYA Yurista Sulistyawati BPTP Balitbangtan NTB Disampaikan dalam Workshop Pendampingan UPSUS Pajale, 18 April 2017 PENDAHULUAN Provinsi NTB: Luas panen padi

Lebih terperinci

PENYAKIT PENTING PADA TANAMAN CABAI DAN PENGENDALIANNYA

PENYAKIT PENTING PADA TANAMAN CABAI DAN PENGENDALIANNYA Monografi No. 31, Tahun 2007 ISBN : 978-979-8304-55-2 PENYAKIT PENTING PADA TANAMAN CABAI DAN PENGENDALIANNYA Oleh : Ati Srie Duriat, Neni Gunaeni dan Astri W. Wulandari BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Survei Kecamatan Rancabungur dan Kecamatan Kemang termasuk dalam Kabupaten Bogor, yang secara geografis terletak antara 6.9 o 6.4 o Lintang Selatan dan 6. o.3 o

Lebih terperinci

TEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi

TEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi TEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi Benih cabai hibrida sebenarnya dapat saja disemaikan dengan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran, dari bulan Oktober 2011 sampai dengan April 2012. 3.2

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.

Lebih terperinci

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH 11:33 PM MASPARY Selain ditanam pada lahan sawah tanaman padi juga bisa dibudidayakan pada lahan kering atau sering kita sebut dengan budidaya padi gogo rancah. Pada sistem

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA PEMBAHASAN MASALAH

BAB III ANALISA PEMBAHASAN MASALAH BAB III ANALISA PEMBAHASAN MASALAH 3.1 Analisa Aplikasi Dalam program yang penulis buat terdiri dari 7 buah form yaitu, form menu utama, form pilihan, form ciri-ciri anak aktif, form ciri-ciri anak hiperaktif,

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Tamantirto, Kasihan, Kabupaten Bantul, D.I.Y.

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012. III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012. 3.2 Bahan dan alat Bahan

Lebih terperinci