PROFIL KABUPATEN / KOTA
|
|
- Sudomo Bambang Jayadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA SUMATERA SELATAN
2 KOTA ADMINISTRASI Profil Wilayah Ibukota kabupaten Musi Rawas masih mengambil tempat di kota Lubuk Linggau sebab calon ibukota bagi kabupaten Musi, Rawas belum diputuskan secara. resmi. Oleh sebab itu, secara fisik, kondisi eksisting prasarana dan sarana perkotaan sama dengan yang dimiliki oleh kota Lubuk Linggau. Dalam beberapa hal, beberapa prasarana dan sarana milik kabupaten belum diserahkan secara resmi kepada kota Lubuk Linggau, misalnya PDAM. Kota Lubuk Linggau sebelumnya merupakan bagian dari kabupaten Musi Rawas. Secara strategis ekonomi kota ini berada pada jalan lintas barat Sumatera sehingga kota ini berfungsi sebagai kota penghubung ekonomi antara Provinsi Bengkulu dan Sumatera Selatan, serta Provinsi Provinsi lainnya di Pulau Sumatera dan Pulau Jawa. Semakin meningkatnya kuantitas dan kualitas pembangunan prasarana dan sarana di kota ini maka aktifitas ekonomi di kota ini semakin meningkat pula. Lubuk Linggau merupakan kota pusat pertumbuhan regional sehingga beberapa jenis prasarana dan sarana yang dimiliki secara tidak langsung berpengaruh pada beberapa daerah administratif di sekitarnya. Stasiun dan kawasan perdagangan di Lubuk Linggau juga dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar Lubuk Linggau. Sebaliknya, pasokan air bersih dan aliran listrik bagi Lubuk Linggau diambil atau diperoleh dari daerah lainnya. Lubuklinggau memang kota lintasan dan transit. Di kota inilah sejumlah pelaku bisnis atau para pelintas bertemu dan melakukan transaksi. Lokasi Lubuklinggau memang sangat strategis, sehingga bekas Ibukota Kabupaten Musi Rawas ini berkembang pesat. Tabel 1. LUAS WILAYAH KOTA BANDA ACEH No. Kecamatan Luas (Km²) 1. Lubuklinggau Barat 127,25 2. Lubuklinggau Timur 170,35 3. Lubuklinggau Selatan 60,75 4. Lubuklinggau Utara 332,60 Total 690,95 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Lubuklinggau, 2003 Kota Lubuklinggau terdiri dari 4 kecamatan yaitu Kecamatan Lubuklinggau Utara, Lubuklinggau Timur, Lubuklinggau Barat, dan Libuklinggau Selatan seluas 690,95 km2 dengan jumlah penduduk keseluruhan sejumlah jiwa. Kecamatan dengan luas wilayah terbesar yaitu Kecamatan Lubuklinggau Utara (332,60 km 2 ) sedangkan kecamatan dengan luas terkecil yaitu Kecamatan Lubuklinggau Selatan (60,75 km 2 ).
3 Sektor pariwisata nampak lumayan menjanjikan, asal mampu mengelola. Apalagi, Lubuklinggau adalah satu-satunya kota di Sumsel yang memiliki Taman Nasional Kerinci Sebelat. DI samping itu, ada beberapa buah tempat wisata yang dapat dikembangkan, antara lain Air Terjun Taqli, Air Terjun Temam I dan II, DAM Air Watervang, Museum Subkos Garuda, Benteng Kuto Ulak Lebar, dan situs peninggalan jaman batu besar. Kondisi geografis Kota Lubuk Linggau, tidak menuntut terlalu banyak jembatan seperti halnya kota Palembang. Mengingat salah satu dari misi kota Lubuk Linggau adalah untuk sektor Pariwisata sebagai unggulan dan menjadi salah satu pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pariwisata ini menjadi andalannya, maka pemkot perlu melakukan perencanaan secara terpadu untuk menjadikan sektor pariwisata sebagai salah satu masukan pendapatan asli daerahnya, dengan mengutamakan jalan-jalan dan sarana angkutan kota yang menuju daerah tujuan wisata, mengingat daerah tujuan wisata di Kota Lubuk Linggau walaupun -hampir semuanya berada di dalam kota, namun letaknya satu dengan lainnya menyebar tidak saling berdekatan. Orientasi Wilayah Secara geografis wilayah Kota Lubuklinggau mempunyai luas wilayah 690,95 km 2 dengan batasbatas sebagai berikut : Batas Utara : Kabupaten Musi Rawas Batas Selatan : Provinsi Bengkulu Batas Timur : Kabupaten Musi Rawas Batas Barat : Kabupaten Musi Rawas PENDUDUK Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Tabel 2. JUMLAH PENDUDUK KOTA No. Kecamatan Jumlah (Jiwa) 1. Lubuklinggau Barat Lubuklinggau Timur Lubuklinggau Selatan Lubuklinggau Utara Total Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Lubuklinggau, 2003 Jumlah penduduk terbanyak di Kota Lubuklinggau terdapat di Kecamatan Lubuklinggau Timur, yaitu sejumlah jiwa, sedangkan penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Lubuklinggau Utara, yaitu sebanyak jiwa.
4 Sebaran dan Kepadatan Penduduk No. Tabel 3. SEBARAN DAN KEPADATAN PENDUDUK DI KOTA Kecamatan Penduduk Jumlah (Jiwa) Kepadatan (Jiwa/Km²) 1. Lubuklinggau Barat Lubuklinggau Timur Lubuklinggau Selatan Lubuklinggau Utara Total Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Lubuklinggau, 2003 Kecamatan dengan tingkat kepadatan tertinggi yaitu Lubuklinggau Selatan (541 jiwa/ km 2 ), sedangkan kecamatan dengan tingkat kepadatan terendah yaitu Kecamatan Lubuklinggau Utara (32 jiwa/ km 2 ). Tenaga Kerja Kondisi SDM di kota yang pertumbuhan ekonominya 4,3% selama kurun ini pun cukup menguntungkan karena penduduk kota termasuk penduduk muda. Golongan penduduk di bawah usia 15 tahun yang cukup besar, hampir 37%, dapat menjadi aset yang tak ternilai di kemudian hari. Ditambah dengan dukungan fasilitas pendidikan yang memadai. Ada 6 perguruan tinggi yang dapat melayani penduduk kota dengan pendapatan perkapitanya sebesar Rp 4,5 juta dan juga penduduk di wilayah tetangga. EKONOMI Kondisi Perekonomian Daerah Usaha-usaha tersier makin berkembang. Kebutuhan ruang terus menignkat sehingga menyeret maju sektor konstruksi. Tak mengherankan bila lapangan usaha bangunan dengan laju pertumbuhan 4,1% per tahun ( ) berkembang menjadi kegiatan terpenting kedua setelah perdagangan. Sekitar Rp 164,51 miliar dihasilkan usaha ini. Dari sektor konstruksi ini, maka laju perkembangan sektor-sektor lain pun meningkat. Dari bisnis properti misalnya, khususnya persewaan bangunan, telah memacu sektor keuangan menjadi pilar ketiga ekonomi kota. Sebanyak Rp 65,77 miliar atau sebanding dengan 10,9% dari kegiatan perekonomian dihasilkan dari bisnis ruang di kota yang 26,7% penduduknya bergelut di bidang jasa. Selain pasar inpres baru, sebuah pasar induk di perbatasan antara Lubuklinggau dan Provinsi Bengkulu juga telah masuk dalam agenda pembangunan waktu mendatang. Kota Lubuklinggau ini merupakan salah satu simpul-simpul utama perdagangan di Provinsi Sumsel, sehingga kebijakan pemerintah untuk merencanakan fasilitas pendukung perniagaan ini bukan tanpa dasar. Hadirnya pasar induk akan menambah laju perkembangan sektor niaga yang selama ini menjadi tulang belakang ekonomi kota ini. Sebanyak 37,1% kegiatan ekonomi berasal dari lapangan usaha ini, serta hampir 1/6 atau tepatnya 16,5% penduduk pun mengandalkan sektor ini.
5 DISTRIBUSI PERSENTASE KEGIATAN EKONOMI KOTA Dari data tahun TAHUN , kontribusi yang cukup Pertambangan dan, Perdagangan signifikan Penggalian; 1,05% Hotel, dan membangun perekonomian Kota Restoran; 39,40% Industri Lubuklinggau yaitu ; Pengolahan sektor 10,10% perdagangan, hotel, dan restoran (39,40%), kemudian Pertanian; 4,36% diikuti oleh sektor Bangunan; 21,82% bangunan (21,82%), ; Jasa jasa sektor keuangan 6,61% (10,37%), dan Listrik Gas, dan Air sektor industri Pengangkutan dan Bersih; 0,62% pengolahan Keuangan; 10,37% ; Komunikasi (10,10%). Sedangkan sektor 5,74% lainnya (18,31%) meliputi sektor pertambangan dan penggalian, listrik, gas, dan air bersih, pertanian, jasa-jasa, pengangkutan dan komunikasi. (Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Lubuklinggau, 2003) Keuangan Daerah Tabel 4. ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA TAHUN 2002 PENDAPATAN JUMLAH (Rp) 1. Bagian Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu 0 2. Bagian Pendapatan Asli Daerah Bagian Dana Perimbangan Bagian Pinjaman Daerah 0 5. Bagian Lain-lain Penerimaan yang Sah TOTAL PENGELUARAN 1. Belanja rutin Belanja Pembangunan SURPLUS TOTAL Sumber : Pemerintah Kota Lubuklinggau, 2003 Sebagai kota otonom yang masih baru, Lubuklinggau memang belum bisa disamakan dengan kota lin yang sudah mandiri jauh lebih lama. PAD Lubuklinggau pada tahun 2003 ini hanya Rp 6,5 miliar. Jumlah itu begitu kecil dari total APBD sebesar Rp 165 miliar. Dengan kata lain, Lubuklinggau masih begitu bergantung pada pemerintah pusat.
6 SARANA DAN PRASARANA PERMUKIMAN Komponen Air Bersih Penyediaan Prasarana dan Sarana Air bersih untuk wilayah Lubuk Linggau jika dikaitkan dengan Iuas wilayahnya, sekitar 15 % yang dapat terlayani oleh PDAM Lubuk Linggau. Salah satu pasokan air baku untuk PDAM Lubuk Linggau berasal dari Propinsi Bengkulu. Daiam Konteks dukungannya terhadap Prasarana dan Sarana Strategi Nasional, PDAM Lubuk Linggau secara teknis masih harus terus meningkatkan jaringan pemipaan bagi pelanggan baru yang belum terjangkau, terutama di daerah rawan air, Potensinya cukup banyak untuk meningkatkan pelayanan PDAM Lubuk Linggau, mengingat sumber bahan bakunya banyak, Hambatannya adalah mengingat Lubuk Linggau merupakan kota baru, maka segi pendanaannya yang harus diupayakan, sehingga potensi yang ada dapat dioptimalkan. Lubuk Linggau sebagai kota bisnis, kota transit dan kota Wisata masalah air menjadi yang utama, untuk itu pemerintah kota harus segera membuat masterplan sistem distribusi air dan lokasi pengambilan air bakunya. Jumlah kelurahan di kota Lubuk Linggau ini sebanyak 49 Kelurahan. Jumlah kelurahan yang baru dijangkau oleh PDAM baru 22 kelurahan, sisanya 27 kelurahan mendapatkan air melalui sungai, sumur dan sumber lainnya. Untuk mengatasi kekurangan air bersih di kota Lubuk Linggau direncanakan tahun 2004 akar dilakukan pengadaan dan pemasangan pipa bermacammacam jenis ukuran, yang panjangnya mencapai m. Disamping itu akan dibangun beberapa jembatan perlintasan sungai pipa dengan ukuran diameter yang berbedabeda, ada 5 jembatan perlintasan sungai pipa yang panjangnya sekitar 85 m. Pada tahun 2004 juga akan diadakan pemasangan pipa transmisi diameter 15 mm sepanjang m. Dengan asumsi kebocoran yang diperbolehkan untuk Kota Sedang sebesar 15%, dan kebutuhan ideal adalah 100 liter/orang/hari. Dengan jumlah penduduk jiwa, Kota Lubuk Linggau membutuhkan air bersih sebesar liter/hari. Jumlah ini diperhitungkan dari jumlah penduduk dikalikan dengan jumlah/kebutuhan dasar penduduk untuk klasifikasi kota sedang (100 lt/org/hr). Namun data yang didapat masih kurang lengkap, sehingga tidak dapat diketahui pula seberapa jauh kinerja pemerintah kota dalam pengelolaan air bersih di kota ini. Dari data yang didapatkan, diketahui cakupan pelayanan air di Kota Lubuk Linggau ini sebesar 15% dari keseluruhan jumlah penduduk, atau sejumlah jiwa. Komponen Persampahan Lubuk Linggau termasuk kota yang tingkat kebersihannya tergolong tinggi. Di Kota Lubuk Linggau armada pengelola sampahnya telah memiliki limo Truck. TPS dan TPA. Tempat pembuangan sampah akhir (TPA) bagi Lubuk Linggau perlu dikaji lebih lanjut. mengingat tempatnya yang kurang strategis karena berada di jalur antar kota yang menuju ke arah Lampung, serta terletak di bantaran sungai, meskipun lokasinya masih di daerah kosong. Untuk lima tahun mendatang, masalah persampahan belum terlalu menimbulkan problematika, tetapi mengingat Lubuk Linggau sebagai kota transit dan perdagangan serta jasa, maka perencanaan persampahan untuk masa yang akan datang harus segera diupayakan, terutama dilakukan kajian ulang mengenai lokasi TPAnya.
7 Jumlah truck pengangkut sampah sebanyak 7 unit, sedangkan gerobak sampah sebanyak 20 unit. Sebenarnya keberadaan fasilitas yang tersedia ini sudah cukup karena sampah yang paling banyak berada disekitar pusat-pusat kota, sedangkan di kelurahan-kelurahan pinggiran masih membuang sampah sembarangan, tentunya keadaan ini memerlukan penanganan yang serius. Pada tahun 2004 direncanakan pembelian 2 unit dump truck untuk kegiatan operasional sampah. Sedangkan di lokasi TPA perlu disediakan 1 unit alat berat berupa Shovel/Exvacator dan juga pengadaan 8 unit container. Kegiatan lainnya adalah perbaikan ex TPA Petanang Kecamatan Linggau Utara. Disamping itu dilakukan pemeliharaan TPA Petanang dan dana yang diperlukan untuk kedua kegiatan ini sekitar Rp. 1 milyar. Tabel 5. DATA PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA LUBUK LINGGAU NO. URAIAN SATUAN BESARAN I. Data Pengumpulan Sampah 1. Nama pengelola : - 2. Sistem : - 3. Jumlah penduduk Jiwa Asumsi produksi sampah Lt/hr m 3 /hr 520,11 5. Jumlah sampah m 3 /hr - 6. Jumlah pelayanan m 3 /hr - 7. Cakupan layanan geografis Ha - 8. Cakupan layanan penduduk Jiwa - 9. Ilegal dumping : - II. Data TPA 1. Jumlah pelayanan TPA m 3 /hr - 2. Nama TPA : TPA Petanang 3. Status TPA : - 4. Luas TPA Ha - 5. Kapasitas m 3-6. Umur Tahun - 7. Sistem : - 8. Jarak ke permukiman Km - 9. Incenerator Unit Nama pengelola : - III. Data Peralatan TPA 1. Bulldozer Unit - 2. Back hoe Unit - 3. Loader Unit - 4. Shovel Unit 1 5. Water tank Unit - Sumber : kompilasi data Beberapa data yang didapatkan adalah berupa data transportasi persampahan yang ada di Kota Lubuk Linggau, yang terdiri dari 7 truk, dan beberapa jumlah peralatan yang digunakan yaitu gerobak sejumlah 20 unit, dan container sejumlah 8 unit.
8 Dengan asumsi timbulan sampah untuk kota sedang sebesar 3 liter/orang/hari, maka kebutuhan komponen persampahan Kota Lubuk Linggau disajikan dalam tabel berikut : Jumlah Penduduk (jiwa) Tabel 6. KEBUTUHAN KOMPONEN SAMPAH KOTA LUBUK LINGGAU Perkiraan Sampah Timbulan Sampah Timbulan yang Kota Sedang Sampah Terangkut (lt/org/hr) Total (m 3/ /hr) (m 3 /hr) Selisih (m 3 /hr) , Sumber: Analisis Sesuai dengan standar kota sedang, yaitu tingkat timbulan sampah sebanyak 3 liter/orang/hari, Kota Lubuk Linggau dengan jumlah penduduk jiwa, menghasilkan 520,11 m 3 /hr timbulan sampah. Jumlah ini didapatkan dari jumlah penduduk dikalikan 3/1000 (m 3 /hr). Namun karena data yang didapatkan kurang lengkap maka tidak dapat diketahui seberapa jauh kinerja Kota Lubuk Linggau dalam pengelolaan persampahan di kota ini. Komponen Sanitasi / Limbah Cair Limbah di kota Lubuk Linggau kebanyakan adalah limbah industri ringan dan industri rumah tangga serta limbah rumah tangga itu sendiri. Tidak adanya Industri dengan skala besar dan disatu sisi memberikan keuntungan bagi kota Lubuk Linggau, karena tidak ada limbah industri yang nantinya memberikan dampak lingkungan, hal ini juga ditunjang secara geografis kondisi kota Lubuk Linggau yang berbukit memiliki keuntungan tersendiri untuk sistem pembuangan limbah industrinya. Sebenarnya fasilitas yang tersedia seperti truk penyedot limbah, bak-bak penampungan akhir cukup tersedia, jadi untuk menangani masalah air limbah di kota ini sebenarnya sudah cukup, namun yang harus menjadi perhatian adalah penataan fasilitas-fasilitas yang ada. Contoh penting dalam perawatan ini adalah tersedianya dana dan tenaga yang terampil dan jujur. Untuk produksi limbah, setiap manusia diasumsikan memproduksi limbah cair sejumlah 0,2 lt/org/hr. Angka ini merupakan kebutuhan ideal dari setiap penduduk pada kelas kota sedang. Sehingga didapatkan asumsi produksi limbah di Kota Lubuk Linggau ini sejumlah lt/hr dari hasil perhitungan kebutuhan ideal produksi limbah setiap manusia dikalikan dengan jumlah penduduk Kota Lubuk Linggau. Komponen Drainase Secara geografis letak Kota Lubuk Linggau jika dikaitkan dengan Prasarana Sarana Drainase sangat ideal, mengingat lokasinya yang berbukit, bukit, sehingga sistem drainasenya tidak bermasalah, mengingat kontur tanahnya yang demikian mendukung sistem pengelolaan prasarana sarana drainasenya, hanya saja potensi yang demikian besar ini juga tetap harus dilakukan perencanaan yang matang. Sampai saat ini Kota Lubuk Linggau juga belum memiliki masterplan drainase. Perencanaan sektor drainase tahun 2004 meliputi : Pembangunan drainase dan gorong-gorong sepanjang 20 m di jalan protokol. Pembangunan drainase dan gorong-gorong sepanjang m di jalan lintas barat sumatera. Pembangunan berupa normalisasi saluran beberapa ruas jalan dalam kota Lubuk Linggau di beberapa kelurahan. Panjang jalan yang diperbaiki/ dinormalisasi adalah m.
9 Dari 49 kelurahan yang ada hanya 2 kelurahan yang rawan banjir. Namun kalau dilihat dari topografi kota Lubuk Linggau berada di perbukitan, jadi sudah tentu ada beberapa kelurahan rawan longsor. Jadi fungsi drainase bukan hanya digunakan untuk mengatasi banjir akan tetapi membantu untuk menanggulangi bahaya tanah longsor. Komponen Jalan Keadaan jalan dan jembatan di kota Lubuk Linggau cukup memadai sehingga dapat menunjang aktifitas masyarakat. Namun jika dikaitkan dengan sektor perumahan maka tahun 2004 akan dibangun jalan poros antar keluraihandalam kota Lubuk Linggau sepanjang m dan sampai tahun 2006 akan ada penambahan ruas jalan sama dengan tahun sebelumnya untuk setiap kelurahan.
PROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA PRABUMULIH SUMATERA SELATAN KOTA PRABUMULIH ADMINISTRASI Profil Wilayah Terdapat dua faktor yang menjadikan Kota Prabumulih strategis secara ekonomi yaitu : Persimpangan jalan
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA NANGGROE ACEH DARUSSALAM KOTA ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Lhokseumawe telah menjadi sebuah kota otonom, yang berarti Kota Lhokseumawe telah siap untuk berdiri sendiri
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA JAMBI JAMBI KOTA JAMBI ADMINISTRASI Profil Wilayah Tabel 1. LUAS WILAYAH KOTA JAMBI No. Kecamatan Luas (Km²) 1. Kota Baru 77,78 2. Jambi Selatan 34,07 3. Jelutung 7,92 4. Pasar
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA SUBANG JAWA BARAT KOTA SUBANG ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Subang merupakan ibukota Kecamatan Subang yang terletak di kabupaten Ciamis Propinsi Jawa Barat. Batas-batas
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA KENDARI SULAWESI TENGGARA KOTA KENDARI ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Kendari merupakan bagian dari wilayah administrasi dari propinsi Sulawesi Tenggara. Batas-batas administratif
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA BANGKA BELITUNG KOTA ADMINISTRASI Profil Wilayah Kondisi tanah dan keterbatasan lahan Kota Pangkal Pinang kurang memungkinkan daerah ini mengembangkan kegiatan pertanian. Dari
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA JAWA TIMUR KOTA ADMINISTRASI Profil Wilayah Secara astronomis Kota Lumajang terletak pada posisi 112 5-113 22 Bujur Timur dan 7 52-8 23 Lintang Selatan. Dengan wilayah seluas
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA KISARAN SUMATERA UTARA KOTA KISARAN ADMINISTRASI Profil Kota Kota Kisaran merupakan ibukota Kabupaten (IKAB) dari Kecamatan Kisaran dan merupakan bagian dari kabupaten Asahan
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA PADANG SIDEMPUAN SUMATERA UTARA KOTA PADANG SIDEMPUAN ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Padang Sidempuan merupakan salah satu kota sedang yang terletak di Propinsi Sumatera
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA DUMAI RIAU KOTA DUMAI ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Dumai adalah ibu kota Kota Dumai, dengan status adalah sebagai kota administratif dari Kota Dumai. Kota Dumai memiliki
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA RANTAU PRAPAT SUMATERA UTARA KOTA RANTAU PRAPAT ADMINISTRASI Profil Wilayah Luas wilayah Kota Rantau Prapat menurut Data Sarana dan Prasarana Kota adalah seluas 17.679 Ha.
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA BANDA ACEH NANGGROE ACEH DARUSSALAM KOTA BANDA ACEH ADMINISTRASI Profil Wilayah Aceh Utara berada pada jalur yang sangat strategis yang merupakan titik tengah antara Banda
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA SUMATERA SELATAN KOTA ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota ini berada di dataran tinggi yang sejuk, aktivitas ekonomi / perdagangan sangat ditentukan oleh sektor Pertanian dan
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA BULELENG BALI KOTA BULELENG ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Buleleng merupakan bagian dari wilayah administrasi Kabupaten Buleleng. Batas-batas administratif kota Buleleng
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA TEBING TINGGI SUMATERA UTARA KOTA TEBING TINGGI ADMINISTRASI Profil Wilayah Sebagai sebuah kota yang termasuk kategori sedang, dalam dua dasawarsa terakhir perekonomian Tebing
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA AMBON MALUKU KOTA AMBON ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Ambon merupakan ibukota propinsi kepulauan Maluku. Dengan sejarah sebagai wilayah perdagangan rempah terkenal, membentuk
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA METRO LAMPUNG KOTA METRO ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Metro berkembang menjadi kota transit bagi pendatang yang ingin menikamti keindahan alam dan kesejukan udara di sekitarnya.
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA JAWA TIMUR KOTA ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Tuban merupakan ibukota Kabupaten Tuban. Apabila dilihat dari posisi Kota Tuban yang berada di jalan arteri primer yang menghubungkan
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA LANGSA NANGGROE ACEH DARUSSALAM KOTA LANGSA ADMINISTRASI Profil Wilayah Setelah Kota Langsa lepas dari Kabupaten Aceh Timur tahun 2001, struktur perekonomian dibnagun atas
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA BENGKULU BENGKULU KOTA BENGKULU ADMINISTRASI Profil Wilayah Tabel 1. LUAS WILAYAH KOTA BENGKULU No. Kecamatan Luas (Ha) 1. Gading Cempaka 2.885 2. Teluk Segara 1.668 3. Bengkahulu
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA UNGARAN JAWA TENGAH KOTA UNGARAN ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Ungaran merupakan Ibukota Kabupaten Ungaran. Adapun batas-batas wilayah administrasinya adalah : Sebelah Utara
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA MOJOKERTO JAWA TIMUR KOTA MOJOKERTO ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota yang terkenal dengan makanan khas ondeondenya ini menyandang predikat kawasan pemerintahan dengan luas
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA BATAM KEPULAUAN RIAU KOTA BATAM ADMINISTRASI Profil Wilayah Setelah ditetapkannya Pulau Batam menjadi sebuah kota administratif (1983), Batam menjadi kawasan industri terkemuka
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA PEMATANG SIANTAR SUMATERA UTARA KOTA PEMATANG SIANTAR ADMINISTRASI Profil Wilayah Sebagai kota perdagangan, secara geografi Pematang Siantar diapit Kabupaten Simalungun yang
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA JAWA TIMUR KOTA ADMINISTRASI Profil Wilayah Bagian selatan Bagian barat Secara astronomis, Kota Situbondo yang terdiri dari 9 desa/kelurahan, terletak diantara 7º35 7º 44 Lintang
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA DEPOK JAWA BARAT KOTA DEPOK ADMINISTRASI Profil Wilayah Salah satu penyebab Kota ini berkembang pesat seperti sekarang adalah setelah adanya keputusan untuk memindahkan sebagian
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA BINJAI SUMATERA UTARA KOTA BINJAI ADMINISTRASI Profil Wilayah Posisi Kota cukup strategis untuk menjadikannya berkembang pesat sebagai kota perdagangan karena terletak di jalur
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA PAYAKUMBUH SUMATERA BARAT KOTA PAYAKUMBUH ADMINISTRASI Profil Wilayah Tabel 1. LUAS WILAYAH KOTA PAYAKUMBUH No. Kecamatan Luas (Km²) 1. Payakumbuh Barat 33,75 2. Payakumbuh
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA TANJUNG PINANG KEPULAUAN RIAU KOTA TANJUNG PINANG ADMINISTRASI Profil Wilayah Status Kota Tanjung Pinang adalah kota administratif dari Kabupaten Kepulauan Riau. Kota ini memiliki
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA SUMATERA UTARA KOTA ADMINISTRASI Profil Kota Kota Percut Sei Tuan merupakan ibukota Kecamatan (IKK) dari kecamatan Percut Sei Tuan yang merupakan bagian dari kabupaten Deli
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA PINANG SUMATERA UTARA KOTA KOTA PINANG ADMINISTRASI Profil Kota Pinang merupakan ibukota kecamatan (IKK) dari Kecamatan Kota Pinang dan merupakan bagian dari kabupaten Labuhan
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA TANGERANG BANTEN KOTA TANGERANG ADMINISTRASI Profil Wilayah Sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta, Kota Tangerang memiliki keuntungan dan sekaligus kerugian.
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA JAWA BARAT KOTA ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Cianjur merupakan salah satu kecamatan yang terletak di kabupaten Cianjur propinsi Jawa Barat. Cianjur dikenal dengan pameo
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA SIDAMANIK SUMATERA UTARA KOTA SIDAMANIK ADMINISTRASI Profil Kota Kota Kisaran merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Simalungun Propinsi Sumatera Utara. PENDUDUK Jumlah
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA BALIGE SUMATERA UTARA KOTA BALIGE ADMINISTRASI Profil Kota Kota Balige merupakan ibukota Kabupaten (IKAB) dari kabupaten Toba Samosir yang terletak di propinsi Sumatera Utara.
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA PURWAKARTA JAWA BARAT KOTA PURWAKARTA ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Purwakarta merupakan Ibukota Kabupaten Purwakarta yang merupakan wilayah administrasi Propinsi Jawa Barat.
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA PEKANBARU RIAU KOTA PEKANBARU ADMINISTRASI Profil Wilayah Di masa silam kota ini hanya berupa dusun kecil bernama Payung Sekaki yang terletak di pinggiran Sungai Siak. Dusun
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA SIDOARJO JAWA TIMUR KOTA SIDOARJO ADMINISTRASI Profil Kota Kota Sidoarjo merupakan Ibukota Kecamatan Sidoarjo yang terletak di tepi Selat Madura dan termasuk dalam wilayah
Lebih terperinciADMINISTRASI Profil Kota
KOTA JEMBER ADMINISTRASI Profil Kota Kota Ibukota Administratif Jember merupakan pusat kota Kabupaten Jember. Posisi ketinggian 83 meter dari permukaan air laut dengan lokasi koordinat 7º59 6 8º33 56 Lintang
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA JAWA TIMUR KOTA ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Tulungagung berada di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Tulungagung, sebagian Kecamatan Kedungwaru dan sebagian Kecamatan Boyolangu.
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA PASURUAN JAWA TIMUR KOTA PASURUAN ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Pasuruan adalah ibu kota Pasuruan, Jawa Timur, terletak di persimpangan jalur regional Surabaya-Probolinggo-Malang.
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA BEKASI JAWA BARAT KOTA BEKASI ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Bekasi terkenal dengan kesemrawutan lalu lintas dan kemacetan yang terjadi setiap hari. Juga padatnya lahan perumahan
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA BANTEN KOTA ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Cilegon dikenal sebagai kota baja, dimana terdapat perusahaan pengolahan baja terbesar di Indonesia, yaitu PT. Krakatau Steel yang
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA PALOPO SULAWESI SELATAN KOTA PALOPO ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota administratif Palopo berfungsi sebagai pusat kegiatan antar wilayah (PKAW) ataupun PPAW, karena merupakan
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA CIMAHI JAWA BARAT KOTA CIMAHI ADMINISTRASI Profil Wilayah Cimahi menyandang peran sebagai daerah penyangga bagi Kota Bandung yang berjarak sekitar 12 km di sebelah barat. Terutama
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA SULAWESI UTARA KOTA ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Bitung adalah salah satu kota yang termasuk dalam wilayah propinsi Sulawesi Utara. Batas administratif adalah sebagai berikut
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA BLITAR JAWA TIMUR KOTA BLITAR ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Blitar yang menjadi ibu kota Blitar sejak dahulu sering dikaitkan dengan nama besar Bung Karno. Karena disinilah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan kota yang pesat menyebabkan makin bertambahnya jumlah penduduk yang tinggal di kota tersebut. Demikian juga dengan volume sampah yang diproduksi oleh kota
Lebih terperinciBAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten
BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya Visi Kabupaten Misi Kabupaten Visi Sanitasi Kabupaten Misi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Aceh
Lebih terperinciBAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI YANG SEDANG BERJALAN
BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI YANG SEDANG BERJALAN 4.1 Visi dan Misi Sanitasi Kota A. Visi Visi sanitasi kota Mamuju dapat di rumuskan sebagai berikut : Mewujudkan Lingkungan yang bersih
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA PROBOLINGGO JAWA TIMUR KOTA PROBOLINGGO ADMINISTRASI Profil Wilayah Daerah yang berhari jadi tanggal 1 Juli 1918 ini, sejak dekade 80an, tersiar ke berbagai daerah sebagai
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA MATARAM NUSA TENGGARA BARAT KOTA MATARAM ADMINISTRASI Profil Wilayah Mataram selain dikenal sebagai ibu kota Propinsi Nusa Tenggara Barat juga dikenal sebagai ibu kota Pemda
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat melalui beberapa proses dan salah satunya adalah dengan
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Tempat Pembuangan Akhir Pasir Sembung
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Tempat Pembuangan Akhir Pasir Sembung Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pasir Sembung Cianjur merupakan satu-satunya TPA yang dimiliki oleh Kabupaten Cianjur.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat
Lebih terperinciBAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi
BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi 2.1. Visi Misi Sanitasi Visi Kabupaten Pohuwato Tabel 2.1: Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten/Kota Misi Kabupaten Pohuwato Visi Sanitasi Kabupaten Pohuwato Misi Sanitasi
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi
BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau
Lebih terperinciBPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2013
BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH No. 1/8/124/Th. XIII, 25 Agustus 214 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 213 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 213 sebesar 6,85 persen mengalami
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM KOTA CIMAHI. Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan dan Otonomi
IV. GAMBARAN UMUM KOTA CIMAHI Cimahi berasal dari status Kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Bandung sesuai dengan perkembangan dan kemajuannya berdasarkan Undangundang Republik Indonesia Nomor
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN 5.1 Kesiapan Kebijakan dalam Mendukung Terwujudnya Konsep Kawasan Strategis Cepat Tumbuh (KSCT)
BAB V PEMBAHASAN Pembahasan ini berisi penjelasan mengenai hasil analisis yang dilihat posisinya berdasarkan teori dan perencanaan yang ada. Penelitian ini dibahas berdasarkan perkembangan wilayah Kecamatan
Lebih terperinciBAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi
II-1 BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Visi Pembangunan Tahun 2011-2015 adalah Melanjutkan Pembangunan Menuju Balangan yang Mandiri dan Sejahtera. Mandiri bermakna harus mampu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan trend ke arah zona ekonomi sebagai kota metropolitan, kondisi ini adalah sebagai wujud dari
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA PAREPARE SULAWESI SELATAN KOTA PAREPARE ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Parepare merupakan kota kedua terbesar di Propinsi Sulawesi Selatan, dan dikategorikan sebagai Kota
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah merupakan suatu bentuk perwujudan pendelegasian. wewenang dan tanggung jawab dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Otonomi daerah merupakan suatu bentuk perwujudan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah dimana Pemerintah
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA NGANJUK JAWA TIMUR KOTA NGANJUK ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Nganjuk merupakan wilayah yang kondisi topografisnya cenderung bervariasi dari daerah yang datar (0-2%), landai
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA CIREBON JAWA BARAT KOTA CIREBON ADMINISTRASI Profil Wilayah ` Dalam sejarahnya Cirebon adalah bekas ibu kota kerajaan besar yang kekuasaannya meliputi seluruh Jawa Barat. Kerajaan
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA KALIMANTAN TIMUR KOTA ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Bontang terletak 150 km di utara Samarinda. Dengan wilayah yang relatif kecil dibandingkan kabupaten lainnya di Kalimantan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang bersifat mengalir (flowing resources), sehingga
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sungai menjadi salah satu pemasok air terbesar untuk kebutuhan mahluk hidup yang memiliki fungsi penting bagi kehidupan manusia. Sungai adalah sumber daya alam yang bersifat
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4
Lebih terperinciTUJUAN DAN KEBIJAKAN. 7.1 Program Pembangunan Permukiman Infrastruktur Permukiman Perkotaan Skala Kota. No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM
BAB 6 TUJUAN DAN KEBIJAKAN No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM Mengembangkan moda angkutan Program Pengembangan Moda umum yang saling terintegrasi di Angkutan Umum Terintegrasi lingkungan kawasan permukiman Mengurangi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS
BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS Perencanaan pembangunan antara lain dimaksudkan agar Pemerintah Daerah senantiasa mampu menyelaraskan diri dengan lingkungan. Oleh karena itu, perhatian kepada mandat
Lebih terperinciBAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik
III-1 BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab strategi percepatan pembangunan sanitasi akan dijelaskan lebih detail mengenai tujuan sasaran dan tahapan pencapaian yang ingin dicapai dalam
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR
KATA PENGANTAR Dokumen Layanan Persampahan Kota Bogor merupakan dokumen yang memuat keadaaan terkini kondisi persampahan Kota Bogor. Penyusunan dokumen ini pada dasarnya ditujukan pada pendayagunaan segenap
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012
BPS KABUPATEN SIMALUNGUN No. 01/08/1209/Th. XII, 1 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Simalungun tahun 2012 sebesar 6,06 persen mengalami percepatan
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN KOTA BANJARMASIN ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Banjarmasin yang letaknya strategis yaitu di sekitar muara Sungai Barito, menyebabkan kampung
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, maka pelaksanaan pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebagaimana cita-cita kita bangsa Indonesia dalam bernegara yaitu untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, maka pelaksanaan pembangunan menjadi
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA BANTEN KOTA ADMINISTRASI Profil Wilayah Serang merupakan ibu kota Kabupaten Serang dan menjadi Ibu Kota Propinsi Banten terdiri dari 4 kecamatan (Kecamatan Serang, Kecamatan
Lebih terperinciTabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)
3.14. KECAMATAN NGADIREJO 3.14.1. PDRB Kecamatan Ngadirejo Besarnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kecamatan Ngadirejo selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.14.1
Lebih terperinciterukur dengan tingkat kepuasan pelayanan di bidang Bina Marga dan Pengairan.
1. Evaluasi Kinerja Tujuan 1: Optimalisasi peran (koordinasi, sistem informasi, data, SDM, kelembagaan dan administrasi) dan akuntabilitas kinerja aparatur untuk meningkatkan efektivitasdan efisiensi pelayanan
Lebih terperinciMemorandum Program Percepatan Pembangunan Sanitasi BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN Program dan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai kelembagaan terkait, baik
Lebih terperinciPERANSERTA PEMERINTAH, SWASTA, DAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA SEMARANG DINAS KEBERSIHAN & PERTAMANAN KOTA SEMARANG TAHUN 2010
PERANSERTA PEMERINTAH, SWASTA, DAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA SEMARANG DINAS KEBERSIHAN & PERTAMANAN KOTA SEMARANG TAHUN 2010 SKPD DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA SEMARANG Visi :
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA MANADO SULAWESI UTARA KOTA MANADO ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Manado terletak di ujung pulau Sulawesi dan merupakan kota terbesar di belahan Sulawesi Utara sekaligus sebagai
Lebih terperinciKondisi Prasarana di Indonesia KULIAH KE-3
Kondisi Prasarana di Indonesia KULIAH KE-3 Kompas Selasa, 26 Maret 2013 Indonesia berada pada peringkat 78/100 (World Economic Forum) Melemahkan daya saing untuk menarik investasi, dan infrastruktur yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya nasional yang berkeadilan, serta perimbangan keuangan pusat dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peraturan penyelenggaraan otonomi daerah, pengaturan, pembagian dan pemanfaatan sumber daya nasional yang berkeadilan, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah 3.1.1 Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2011 dan Perkiraan Tahun 2012 Kerangka Ekonomi Daerah dan Pembiayaan
Lebih terperinciPROFIL PENGELOLAAN SAMPAH PERKOTAAN
PROFIL PENGELOLAAN SAMPAH PERKOTAAN TAHUN 005 PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO GAMBARAN UMUM PROFIL PENGELOLAAN SAMPAH KOTA MOJOKERTO ====================================================== Batas Umum Kota Mojokerto
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA SINGARAJA BALI KOTA SINGARAJA ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Singaraja merupakan bagian dari wilayah administrasi Kabupaten Buleleng. Berdasar pengamatan di lapangan, pola
Lebih terperinciKAJIAN KEMAMPUAN DAN KEMAUAN MASYARAKAT KOTA LUBUK BASUNG DALAM MENDAPATKAN PELAYANAN AIR BERSIH
KAJIAN KEMAMPUAN DAN KEMAUAN MASYARAKAT KOTA LUBUK BASUNG DALAM MENDAPATKAN PELAYANAN AIR BERSIH TUGAS AKHIR OLEH : Hendra Thamrin L2D 302 383 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciAnalisis Isu-Isu Strategis
Analisis Isu-Isu Strategis Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang ada pada saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi 5 (lima) tahun ke depan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Bangkalan perlu
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM WILAYAH
29 IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis dan Administrasi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 50-7 50 LS dan 104 48-104 48 BT dengan batas-batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan
Lebih terperinci[BUKU PUTIH SANITASI KOTA PADANGSIDIMPUAN]
BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN 4.1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higieni Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah tindakan yag dilakukan
Lebih terperinciBPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2012
BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH No. 01/07/1204/Th. XII, 5 Juli 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2012 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2012 sebesar 6,35 persen mengalami
Lebih terperinciKRITERIA DAN TIPOLOGI PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH
- 1 - LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 02/PRT/M/2016 TENTANG PENINGKATAN KUALITAS TERHADAP PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH KRITERIA DAN TIPOLOGI PERUMAHAN KUMUH
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N
PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon 41928 K I S A R A N 2 1 2 1 6 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG
Lebih terperinciPENGELOLAAN PERSAMPAHAN
PENGELOLAAN PERSAMPAHAN 1. LATAR BELAKANG PENGELOLAAN SAMPAH SNI 19-2454-1991 tentang Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan, mendefinisikan sampah sebagai limbah yang bersifat padat, terdiri atas
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA MOJOKERTO PROFIL PENGELOLAAN SAMPAH PERKOTAAN TAHUN 2006
PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO PROFIL PENGELOLAAN SAMPAH PERKOTAAN TAHUN 006 DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN TAHUN 007 GAMBARAN UMUM PROFIL PENGELOLAAN SAMPAH KOTA MOJOKERTO ======================================================
Lebih terperinci5.1 PROGRAM DAN KEGIATAN SEKTOR & ASPEK UTAMA
Bagian ini memuat daftar program dan kegiatan yang menjadi prioritas pembangunan sanitasi Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011 2015 ini disusun sesuai dengan strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan penduduk dapat ditampung dalam ruang-ruang sarana sosial dan ekonomi, tetapi tidak akan berjalan dengan baik tanpa didukung oleh pelayanan infrastruktur yang
Lebih terperinci