BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat pada umumnya sudah mengetahui beberapa tindak pidana, khususnya
|
|
- Bambang Suharto Gunardi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat pada umumnya sudah mengetahui beberapa tindak pidana, khususnya yang berhubungan dengan dunia perbankan. Beberapa di antara mereka juga sudah menyadari bahwa tindak pidana tersebut sudah berkembang dari zaman ke zaman mengingat semakin majunya teknologi dan akses untuk mendapatkan suatu informasi. Tindak pidana yang berhubungan dengan dunia perbankan dimulai dengan perampokan uang di bank, ketika kejahatan pada umumnya dilakukan oleh orangorang berasal dari kalangan rakyat bawah, golongan orang miskin, tidak mampu, pengangguran yang ingin mendapatkan penghidupan yang layak. Cara perampokan biasanya dengan menggunakan senjata tajam, pistol, senapan, dan lainnya. Tak jarang di antara mereka yang memakai sandera sebagai alat untuk meminta tebusan dari pihak bank. Kejahatan semacam ini disebut sebagai Blue Collarship Crime 5 yang merupakan kejahatan-kejahatan klasik (kejahatan konvensional yang diatur dalam KUHP), yang biasanya dilakukan oleh orang-orang yang berasal dari golongan ekonomi bawah dan tidak berpendidikan. Cara merampok bank seperti ini sudah tidak efektif lagi, mengingat sistem keamanan bank yang sudah semakin canggih dan juga banyaknya aparat-aparat kepolisian yang sudah terlatih dengan kejahatan-kejahatan seperti ini, membuat para pelaku tindak pidana 5 Edi Setiadi dan Rena Yulia, 2010, Hukum Pidana Ekonomi, Graha Ilmu, Yogyakarta, hlm
2 perbankan mencari cara yang lebih efektif agar dapat menambah kekayaan mereka. Akhirnya, muncul beberapa tindak pidana yang menggunakan cara berbeda dengan cara klasik. Para pelaku mencuri uang di bank dengan cara menjadi orang dalam di bank tersebut, misalnya menjadi pegawai bank atau pimpinan bank. Setelah mereka mendapat jabatan penting di bank, maka barulah mereka dapat melakukan perbuatan kejinya. Kejahatan-kejahatan seperti ini yang disebut dengan White Collarship Crime, 6 yang merupakan kejahatan modern yang pada umumnya dilakukan oleh orang yang memiliki pekerjaan strategis, terhormat dan berpendidikan tinggi. Salah satu kejahatan modern di bidang perbankan yang paling terkenal adalah tindak pidana pencucian uang atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan sebutan money laundering. 7 Dalam artian yang sederhana, money laundering merupakan suatu proses yang menjadikan uang dari hasil kejahatan (dirty money), misalkan uang hasil kejahatan narkoba, korupsi, perdagangan gelap, prostitusi, penggelapan pajak, judi dan lainnya dikonversikan ke dalam bentuk yang sah dengan cara misalnya memasukkan uang-uang tersebut ke dalam sektor perekonomian yang sah atau menyimpannya di bank agar uang hasil kejahatan dapat digunakan dengan aman. 8 Munculnya istilah money laundering dimulai di negara Amerika Serikat sejak tahun Ketika itu, kelompok mafia legendaris asal negara Paman Sam yang bernama Al Capone melalui Meyer Lansky, sang bendahara kelompok tersebut yang 6 Ibid., hlm Adrian Sutedi, 2010, Hukum Perbankan: Suatu Tinjauan Pencucian Uang, Merger, Likuidasi, dan Kepailitan, Sinar Grafika, Jakarta, hlm Yenti Garnasih, 2009, Kriminalisasi Pencucian Uang (Money Laundering), Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam Terbitan Universitas Indonesia, Jakarta, hlm. 1. 2
3 diberi julukan sebagai bapak money laundering 9 menggunakan cara dalam rangka memutihkan uang tidak sah kelompoknya dengan mengembangkan pusat perjudian, prostitusi, serta bisnis liburan malam di Las Vegas. 10 Meyer Lansky juga membeli perusahaan yang sah dan resmi sebagai salah satu strateginya. Perusahaan yang banyak dibeli dengan uang tidak sah mereka adalah perusahaan pencucian pakaian (Laundromat) yang ketika itu terkenal di Amerika. Usaha tersebut berkembang pesat dan berbagai perolehan uang hasil kejahatan misalnya hasil kejahatan minuman keras ilegal, perjudian, prostitusi masuk ke dalam perusahaan tersebut. Cara ini digunakan oleh Al Capone guna menyembunyikan hasil kejahatannya. 11 Pada tahun 1980-an, bisnis seperti perdagangan narkotika dan obat bius yang hasilnya mencapai jutaan dollar berkembang pesat, maka munculah istilah narco dollar atau drug money, yang berasal dari hasil perdangangan narkotika. 12 Perkembangan selanjutnya dari metode pemutihan uang tidak sah ini adalah dengan menggunakan institusi perbankan atau pihak perantara finansial yang sah. Uang tidak sah tersebut nantinya dimasukkan ke dalam sistem perbankan dan sistem penanaman modal, sehingga uang tersebut membaur dan bercampur aduk dengan uang lainnya. Hal ini membuat sulitnya pelacakan dan pengidentifikasian dalam rangka mencari barang bukti guna mengungkap uang hasil kejahatan kelompok Al Capone yang tersebar dalam kegiatan offshore banking yang berkembang di Havana dan Bahama. 9 J.E. Sahetapy, 2003, Business Uang Haram, Jurnal, Jakarta, hlm Yenti Garnasih, Op. Cit., hlm Ibid. 12 H. As. Mahmoeddin, 1997, Analisis Kejahatan Perbankan, Penerbit Rafflesia, Jakarta, hlm
4 Bahkan sampai sekarang, tempat-tempat offshore banking meluas hingga ke berbagai negara, contohnya di Swiss, dimana para koruptor menyimpan uang hasil tindak pidana mereka di sana dalam bentuk simpanan dan deposito. Contoh beberapa negara yang dicurigai sebagai tempat menyembunyikan hasil pencucian uang antara lain Singapura, Amerika, Australia dan Swiss. 13 Berkembangnya teknologi dan globalisasi di bidang perbankan, menjadikan bank sebagai sasaran utama dari kegiatan pencucian uang. Hal ini dikarenakan bank banyak menawarkan jasa instrumen dalam lalu lintas keuangan yang dapat menyembunyikan atau menyamarkan asal-usul suatu dana, sehingga dana hasil kejahatan mengalir melampaui batas yurisdiksi negara dengan memanfaatkan faktor kerahasiaan bank yang pada umumnya dijunjung tinggi oleh pihak perbankan. Melalui mekanisme ini, dana hasil kejahatan bergerak dari satu negara ke negara lain yang belum mempunyai sistem hukum yang cukup kuat untuk menanggulangi kegiatan pencucian uang atau bahkan bergerak ke negara yang menerapkan ketentuan kerahasiaan bank yang ketat. 14 Berdasarkan data statistik IMF (International Monatory Fund), 15 uang hasil kejahatan yang telah dicuci melalui bank-bank diperkirakan hampir mencapai nilai sebesar US $ miliar per tahun. Sementara itu menurut Associated Press, kegiatan pencucian uang hasil perdagangan ilegal lainnya, yakni narkotika, obat bius, 13 Seminar Kerjasama Kemenkumham dan FH-UGM dengan tema Praktek dan Permasalahan dalam Penyusunan Mutual Legal Assistence (MLA) dan Implementasi Strategi Asset Recovery, dilaksanakan pada tanggal Adrian Sutedi, 2010, Hukum Perbankan: Suatu Tinjauan Pencucian Uang, Merger, Likuidasi, dan Kepailitan, Sinar Grafika, Jakarta, hlm Ibid. 4
5 prostitusi, korupsi dan kejahatan lainnya sebagian besar diproses melalui perbankan untuk kemudian diubah atau dikonversikan menjadi dana legal dan diperkirakan kegiatan ini mampu menyerap nilai US $ 600 miliar per tahun. Jumlah nominal tersebut sama dengan prosentase 5% dari Gross Domestic Product (GDP) di seluruh dunia. Namun, menurut Michael Camdessus yang pada waktu itu menjabat sebagai Managing Director International Monatory Fund, memperkirakan bahwa volume dari cross-border money laundering adalah antara 2% sampai dengan 5% dari Gross Domestic Product (GDP) dunia. Bahkan batas terbawah dari kisaran tersebut, yaitu jumlah uang yang dihasilkan dari kegiatan narcotics, trafficking, arms trafficking, bank fraud, securities fraud, counterfeiting, dan kejahatan yang sejenis itu, mencapai hampir US $ 600 miliar. 16 Negara Indonesia adalah negara yang memiliki banyak faktor yang menguntungkan untuk melakukan money laundering, sehingga tidak ragu jika pada tahun 2001, Negara Indonesia dianggap tidak koperatif memerangi jenis kejahatan pencucian uang, dikarenakan negara Indonesia menganut sistem devisa bebas, sistem kerahasiaan bank, beberapa bank di Indonesia masih membutuhkan likuiditas atau belum adanya perangkat yuridis yang tegas bagi anti pencucian uang. Oleh karena itu pada tahun 2001 tepatnya tanggal 22 Juni 2001 Financial Action Task Force (FATF) memasukkan Indonesia di samping 19 negara lainnya ke dalam daftar hitam Non Cooperative Countries or Territories (NCCTs) atau kawasan yang tidak koperatif dalam menangani kasus money laundering. Kesembilan belas negara lain itu adalah 16 Ibid. 5
6 Mesir, Rusia, Hongaria, Israel, Lebanon, Filipina, Myanmar, Nauru, Nigeria, Niue, Cook Island, Republik Dominika, Guatemala, St. Kitts and Nevis, St. Vincent dan Grenadines serta Ukraina. 17 Dilihat juga dari beberapa kasus tindak pidana perbankan di Indonesia, seperti kasus tindak pidana pencucian uang yang pernah terjadi di Bank Rakyat Indonesia Cabang Panakkukang, Makassar pada tanggal 26 Januari 2011 lalu. Tindak pidana tersebut dilakukan oleh (eks) asisten manager operasional bank tersebut dengan cara melakukan transfer uang milik nasabah BRI sebesar Rp ,00 (tiga puluh milyar rupiah) ke rekening PT. Indosave di Jakarta yang dimaksudkan untuk membeli valuta asing sebesar US $ ,00 (dua juta dollar AS) dengan cara dikirim sebanyak 30 kali ke rekening PT. Indosave. Pembelian valuta asing tersebut sangat mencurigakan, karena saat itu kurs rupiah berada di kisaran Rp 9.050,00 per dollar, tetap saat transaksi disetujui pembelian Rp 9.500,00 per dollar. 18 Selain itu, beberapa kasus lainnya di bidang perbankan seperti kasus pembobolan BNI, semakin membuktikan akan rendahnya etika profesionalitas pengelola industri perbankan dan lemahnya sistem pengawasan bank terutama sistem pengawasan internal. 19 Pentingnya penguatan di sektor ini agar bank tidak lagi dirampok oleh pemilik dan pengelola bank sendiri. Kegiatan pencucian uang dalam sistem perbankan biasanya 17 N.H.T. Siahaan, 2005, Pencucian Uang dan Kejahatan Perbankan. Cetakan Kedua (Edisi- Revisi), Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, hlm Antara News, Terdakwa Pencucian Uang Rp. 30 Milyar Divonis Penjara, diakses dari pada tanggal 25 September 2016, pukul WIB. 19 Zulkarnain Sitompul, 2003, Tindak Pidana Perbankan dan Pencucian Uang (Money Laundering), Makalah, Padang, hlm. 1. 6
7 datang dari transaksi-transaksi khas perbankan, yakni volume transaksi sangat besar, likuid, mudah dipalsukan dan melibatkan jumlah uang yang besar serta seringkali melintasi batas negara. Masing-masing faktor ini mempermudah terjadinya kejahatan pencucian uang yang pelakunya biasanya adalah oleh orang dalam bank (insider). Volume transaksi yang besar seperti kredit perumahan dan kredit konsumsi yang disalurkan oleh bank sangat sulit dimonitor, dengan demikian mudah untuk melakukan penipuan pada salah satu transaksi ditengah banyaknya jumlah transaksi yang sah. Jumlah transaksi yang besar juga dapat membuat upaya pelacakan dan pendeteksian kasus kejahatan pencucian uang menjadi sulit. 20 Padahal, bank memegang peranan penting dalam pertumbuhan perekonomian negara, yaitu memegang fungsi perantara atau intermediary, di mana bank menghimpun dana masyarakat yang kelebihan dana dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali kepada mereka yang kekurangan uang dalam bentuk pinjaman atau kredit serta memberikan jasa-jasa lainnya yang lazim dilakukan bank dalam lalu lintas pembayaran. 21 Agar fungsi bank sebagai lembaga perantara dapat berjalan dibutuhkan adanya kepercayaan masyarakat. Pentingnya kepercayaan masyarakat bagi bank paling tidak karena dua alasan, pertama, meningkatkan efisiensi penggunaan bank dan efisiensi intermediasi, dan kedua, memelihara stabilitas industri perbankan dan membangun kerjasama antara pihak bank dan otoritas yang terlibat dalam pengaturan dan pengawasan bank dalam mewujudkan 20 Ibid., hlm Djoni S. Gazali dan Rachmadi Usman, 2012, Hukum Perbankan, Penebit Sinar Grafika, Jakarta, hlm
8 kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan 22 guna mencegah terjadinya bank runs and bank panics. 23 Kejahatan pencucian uang dalam sistem perbankan sebenarnya bisa dicegah dengan sistem pengawasan aktif perbankan berdasarkan salah satu prinsip perbankan yaitu prinsip mengenal nasabah (know your customer principle). Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh bank seperti menetapkan kebijakan mengenai penerimaan nasabah, prosedur identifikasi nasabah, prosedur pemantauan terhadap rekening dan transaksi nasabah khusunya transaksi mencurigakan, prosedur manajemen risiko, dan pembaruan data tiap nasabah. 24 Berdasarkan penjelasan di atas, terdapat persoalan hukum mengenai kejahatan pencucian uang dalam kegiatan perbankan, dikarenakan pelaku kejahatan mampu menggunakan berbagai cara untuk menyamarkan uang hasil kejahatannya ke dalam sektor usaha yang sah, sehingga mengakibatkan upaya pelacakan dan pendeteksian kasus kejahatan pencucian uang menjadi sulit. Maka, agar tindak pidana pencucian uang tidak terjadi kembali, PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. berkomitmen untuk mencegah tindak pidana pencucian uang dengan melakukan segala upaya pencegahannya pada tahap proses penerimaan nasabah, identifikasi nasabah, pemantauan rekening nasabah serta pemutakhiran data nasabah dan melakukan perlindungan hukum terhadap para nasabahnya, sehingga uang yang berada di bank 22 Dahlan Siamat, 2005, Manajemen Lembaga Keuangan: Kebijakan Moneter dan Perbankan, Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, hlm Zulkarnain Sitompul, 2002, Perlindungan Dana Nasabah Bank Suatu Gagasan tentang Pendirian Lembaga Penjamin Simpanan di Indonesia, Program Pascasarjana FH UI, Jakarta, hlm Zulkarnain Sitompul, Tindak Pidana Perbankan dan Pencucian Uang (Money Laundering), Makalah, Padang, hlm
9 dapat tersalurkan dengan tepat sesuai dengan fungsi intermediasi bank. Oleh karena itu, dipilih judul penelitian, yaitu Tinjauan Terhadap Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (Know Your Customer Principle) oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dalam Upaya Mencegah dan Menanggulangi Tindak Pidana Pencucian Uang (Money Laundering). B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana penerapan kebijakan dan prosedur sesuai dengan prinsip mengenal nasabah (know your customer principle) yang dilakukan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. sebagai upaya untuk mencegah dan menanggulangi terjadinya tindak pidana pencucian uang (money laundering)? 2. Apa kendala yang dihadapi pihak bank dalam penerapan prinsip mengenal nasabah (know your customer principle) sebagai upaya mencegah dan menanggulangi kejahatan pencucian uang (money laundering)? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Objektif a. Untuk mengetahui penerapan kebijakan dan prosedur sesuai dengan prinsip mengenal nasabah (know your customer principle) yang dilakukan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. sebagai 9
10 upaya untuk mencegah dan menanggulangi terjadinya tindak pidana pencucian uang (money laundering). b. Untuk mengetahui tentang kendala yang dihadapi pihak bank dalam penerapan prinsip mengenal nasabah (know your customer principle) sebagai upaya mencegah dan menanggulangi kejahatan pencucian uang (money laundering). 2. Tujuan Subjektif Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh bahan dan data guna penyusunan penulisan hukum sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. D. Keaslian Penelitian Sepanjang pengetahuan penulis selama melakukan penelitian kepustakaan di perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, sudah ada penulisan hukum dan tesis yang mengangkat topik tentang prinsip mengenal nasabah dan praktik pencucian uang dalam dunia perbankan. Adapun penulisan hukum dan tesis tersebut adalah sebagai berikut: 1) Penulisan hukum yang ditulis oleh Malikus S.W dengan Nomor Induk Mahasiswa 09/128307/HK/15363 yang mengambil program kekhususan Hukum Dagang. Judul penulisan hukum milik Malikus S.W adalah Transaksi Perbankan Berkaitan dengan Prinsip Mengenal Nasabah berdasarkan Peraturan Perundang- 10
11 Undangan Tentang Pencucian Uang. Namun, fokus permasalahannya berbeda dengan penelitian ini. Adapun penulisan hukum tersebut mempunyai rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah profil dan karakteristik dari transaksi perbankan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan mengenai pencucian uang di Indonesia? 2. Apa upaya-upaya lembaga perbankan dalam menjalankan prinsip mengenal nasabah sebelum dan sesudah terjadinya transaksi yang mencurigakan pada lembaganya? 2) Tesis yang ditulis oleh Listyaningsih dengan Nomor Induk Mahasiswa 07/262588/PHK/04644 yang mengambil Program Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada dengan Judul Tesis adalah Peranan Perbankan dalam Pencegahan Tindak Pidana Pencucian Uang. Adapun penulisan hukum tersebut mempunyai rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana peranan perbankan dalam menerapkan prinsip mengenal nasabah untuk pencegahan tindak pidana pencucian uang (money laundering)? 2. Apa kendala-kendala yang dihadapi perbankan dalam menerapkan prinsip mengenal nasabah untuk mencegah tindak pidana pencucian uang (money laundering) dan bagaimana cara mengatasinya? 11
12 Penulis beranggapan bahwa penelitian yang dilakukan penulis mempunyai perbedaan dengan penulisan hukum dan tesis yang ada di atas. Adapun perbedaannya terdapat pada : a. Peraturan Perundang-undangan Dalam penelitian sebelumnya, penulis (Malikus S.W. dan Listyaningsih) menggunakan Peraturan Bank Indonesia Nomor 3/10/PBI/2001 jo. Peraturan Bank Indonesia Nomor 3/23/PBI/2001 jo. Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/21/PBI/2003 jo. Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/23/PBI/2003 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah, sedangkan dalam penelitian ini penulis menggunakan peraturan terbaru, yakni Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/27/PBI/2012 tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme Bagi Bank Umum. Adanya perbedaan penggunaan peraturan perundang-undangan ini akan berpengaruh terhadap perbedaan substansi pembahasan dengan penelitian sebelumnya. Apabila ditemukan penelitian yang serupa, maka diharapkan penelitian ini dapat digunakan untuk melengkapi penelitian yang telah ada sebelumnya. b. Lokasi penelitian Lokasi penelitian dalam penelitian ini mengambil tempat di Bank Rakyat Indonesia Kantor Wilayah Yogyakarta dan Kantor Otoritas Jasa Keuangan Yogyakarta, sedangkan penelitian (Malikus S.W) sebelumnya mengambil lokasi penelitian di Bank Central Asia Jakarta dan PPATK dan penelitian (Listyaningsih) di Kantor PT. Permata Bank, Tbk. Adanya perbedaan lokasi 12
13 penelitian tersebut mengakibatkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis akan berbeda dengan penelitian sebelumnya. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis a. Untuk memberi masukan kepada pihak penegak hukum terutama jaksa dan penyidik dalam pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan kepada para pihak yang berkecimpung di dunia ekonomi agar bisa lebih waspada terhadap modus operandi dari praktik pencucian uang. b. Bermanfaat bagi peneliti karena menambah pengetahuan dan meningkatkan keterampilan di bidang penelitian. 2. Manfaat Teoretis a. Untuk pengembangan ilmu pengetahuan terutama untuk Hukum Dagang dan Hukum Pidana. b. Untuk memberikan pencerahan wawasan kepada masyarakat Indonesia mengenai Tindak Pidana Pencucian Uang. 13
DAFTAR PUSTAKA. Buku Ali, H. Zainuddin, 2009, Metode Penelitian Hukum, Penerbit Sinar Grafika, Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Buku Ali, H. Zainuddin, 2009, Metode Penelitian Hukum, Penerbit Sinar Grafika, Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Penerbit Rineka Cipta, Arrasjid,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lembaga perbankan merupakan inti dari sistem keuangan dari setiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga perbankan merupakan inti dari sistem keuangan dari setiap negara. Bank adalah lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi orang perseorangan, badan-badan usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dampak negatif yang ditimbulkannya terhadap perekonomian suatu negara,
10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pencucian uang sebagai suatu kejahatan yang berdimensi internasional merupakan hal baru di banyak negara termasuk Indonesia. Sebegitu besarnya dampak negatif
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tindak pidana pencucian uang pada awalnya diatur dalam Undang-Undang. Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2002 tentang Tindak
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindak pidana pencucian uang pada awalnya diatur dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang, yang kemudian diubah melaui Undang-Undang
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG I. UMUM. Berbagai kejahatan, baik yang dilakukan oleh orang perseorangan maupun oleh korporasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendekatan anti-money laundering pertama kali diperkenalkan Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB) sejak dengan disahkannya Konvensi Wina tentang perdagangan gelap,
Lebih terperinciKETENTUAN RAHASIA BANK DAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG: SUATU ANALISIS YURIDIS
KETENTUAN RAHASIA BANK DAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG: SUATU ANALISIS YURIDIS TESIS Diajukan Kepada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciModul E-Learning 1. Modul bagian pertama yaitu Pengenalan Pencucian Uang bertujuan untuk menjelaskan:
Modul E-Learning 1 PENGENALAN ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENDANAAN TERORISME Bagian Pertama. Pengenalan Pencucian Uang Tujuan Modul bagian pertama yaitu Pengenalan Pencucian Uang bertujuan untuk menjelaskan:
Lebih terperinciDAMPAK MONEY LAUNDERING DI DUNIA PERBANKAN TERHADAP PEREKONOMIAN DI INDONESIA
DAMPAK MONEY LAUNDERING DI DUNIA PERBANKAN TERHADAP PEREKONOMIAN DI INDONESIA Zanuar Achmad Afandi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya E-Mail : zanuar_achmad@ymail.com ABSTRACT The purpose of
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/1/PBI/2004 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/1/PBI/2004 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam upaya turut memelihara dan mendukung pencapaian stabilisasi nilai rupiah,
Lebih terperinciPENGENALAN ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENDANAAN TERORISME
Modul E-Learning 1 PENGENALAN ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENDANAAN TERORISME Bagian Kedua, Tipologi Pencucian Uang Tujuan Modul bagian kedua yaitu Tipologi bertujuan untuk menjelaskan: a. Apa saja tipologi
Lebih terperinciPENCUCIAN UANG DALAM KEGIATAN PERBANKAN 1 Oleh : Sarah D. L. Roeroe 2
PENCUCIAN UANG DALAM KEGIATAN PERBANKAN 1 Oleh : Sarah D. L. Roeroe 2 ABSTRAK Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apa saja prinsip-prinsip perbankan yang ada dalam kegiatan perbankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang, yang kemudian
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kriminalisasi terhadap pencucian uang telah dilakukan di Indonesia sejak awal tahun 2002 dengan diundangkannya Undang-undang Nomor 15 Tahun 2002 tentang Tindak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kejahatan dirasa sudah menjadi aktivitas yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tindak pidana kejahatan dari hari ke hari semakin beragam. Tindak pidana kejahatan dirasa sudah menjadi aktivitas yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemajuan di bidang komunikasi dan informasi dalan era globalisasi ini telah
9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan di bidang pengetahuan dan teknologi yang ditunjang dengan kemajuan di bidang komunikasi dan informasi dalan era globalisasi ini telah menyebarkan
Lebih terperinciLex Privatum Vol. V/No. 6/Ags/2017
PENERAPAN PRINSIP MENGENAL NASABAH DALAM TRANSAKSI PERBANKAN MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 8 TAHUN 2010 1 Oleh: Ivana N. Merentek 2 ABSTRAK Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perorangan saja, akan tetapi juga bisa terdapat pada instansi-instansi swasta dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian dunia yang semakin menyatu dan meningkatnya interdependensi global seperti sekarang telah membuat sistem perekonomian nasional kita
Lebih terperinciGUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/ 3 /PBI/2010 TENTANG PENERAPAN PROGRAM ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME PADA PEDAGANG VALUTA ASING BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat luas pada umumnya. Oleh karena itu, bank sangat berkepentingan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank adalah suatu lembaga keuangan yang eksistensinya tergantung pada kepercayaan mutlak dari para nasabahnya yang mempercayakan dana dan jasajasa lain yang dilakukan
Lebih terperinciPUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN DALAM MENCEGAH DAN MEMBERANTAS TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG SULAIMAN BAKRI / D ABSTRAK
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN DALAM MENCEGAH DAN MEMBERANTAS TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG SULAIMAN BAKRI / D 101 10 261 ABSTRAK Penelitian ini membahas tentang kewenangan Pusat Pelaporan
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/ 3 /PBI/2010 TENTANG PENERAPAN PROGRAM ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME PADA PEDAGANG VALUTA ASING BUKAN BANK I. UMUM Dengan semakin
Lebih terperinciBAB II PENGATURAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG. Istilah pencucian uang atau money laundering telah dikenal sejak tahun 1930
25 BAB II PENGATURAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG A. Pengertian Pencucian Uang Istilah pencucian uang atau money laundering telah dikenal sejak tahun 1930 di Amerika Serikat, yaitu ketika Al Capone, penjahat
Lebih terperinciUPAYA PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DARI HASIL KEJAHATAN NARKOTIKA MELALUI UNDANG- UNDANG NO
.UPAYA PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DARI HASIL KEJAHATAN NARKOTIKA MELALUI UNDANG- UNDANG NO. 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN UNDANG- UNDANG NO. 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kejahatan yang menghasilkan
Lebih terperinciTENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kejahatan yang menghasilkan
Lebih terperinciBAB II TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DI INDONESIA. A. Pengertian Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang
25 BAB II TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DI INDONESIA A. Pengertian Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang Istilah pencucian uang atau money laundering telah dikenal sejak tahun 1930 di Amerika Serikat, yaitu
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat. Ilmu pengetahuan dan teknologi memegang peranan penting dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) dewasa ini begitu pesat. Ilmu pengetahuan dan teknologi memegang peranan penting dalam kemajuan suatu
Lebih terperinciTINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG (MONEY LAUNDERING)
TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG (MONEY LAUNDERING) 1. Sejarah Money laundering sebagai salah satu jenis kejahatan kerah putih (white collar crime) yang sebenarnya sudah ada sejak tahun 1967. Pada saat itu,
Lebih terperinciNOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA a. bahwa kejahatan yang menghasilkan harta
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Istilah money laundering atau pencucian uang telah dikenal sejak tahun 1930 di Amerika Serikat. Pada saat itu organisasi kejahatan mafia membeli perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2003
UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2003 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, I.
Lebih terperinciPerpustakaan LAFAI
UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2003 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, I.
Lebih terperinciBAB II PRINSIP MENGENAL NASABAH DI PASAR MODAL. uang dengan cara mengenal dan mengetahui identitas nasabah, memantau
BAB II PRINSIP MENGENAL NASABAH DI PASAR MODAL A. Pengertian Prinsip Mengenal Nasabah Sebagai salah satu entry bagi masuknya uang hasil tindak kejahatan, pasar modal harus mengurangi resiko digunakannya
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2016 TENTANG PEMBAWAAN UANG TUNAI DAN/ATAU INSTRUMEN PEMBAYARAN LAIN KE DALAM ATAU KE LUAR DAERAH PABEAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPeranan Pusat Pelaporan dan Analis Transaksi Keuangan (PPATK) Dalam Pemberantasan Money Laundry. Amir Ilyas
Peranan Pusat Pelaporan dan Analis Transaksi Keuangan (PPATK) Dalam Pemberantasan Money Laundry. Amir Ilyas Abstrak: Tindak Pidana pencucian uang marak dilakukan oleh para koruptor untuk menjadikan harta
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa kejahatan yang menghasilkan harta kekayaan dalam jumlah yang besar
Lebih terperinciV PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN (PPATK)
Lampiran Keputusan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Nomor: P e d o m a n V PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN (PPATK) Pedoman Identifikasi Transaksi Keuangan Mencurigakan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciNOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 9/11/PBI/2007 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 9/11/PBI/2007 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam upaya turut memelihara dan mendukung pencapaian stabilisasi nilai rupiah,
Lebih terperinciPENANGANAN KEJAHATAN ALIRAN DANA PERBANKAN, KORUPSI DAN PENCUCIAN UANG. Oleh : Yenti Garnasih
PENANGANAN KEJAHATAN ALIRAN DANA PERBANKAN, KORUPSI DAN PENCUCIAN UANG Oleh : Yenti Garnasih ABSTRAK Perkara kejahatan perbankan yang sangat penting dilakukan adalah bagaimana upaya pengembalian uang hasil
Lebih terperinciLampiran Keputusan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Nomor: 2/4/KEP.PPATK/2003
Lampiran Keputusan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Nomor: 2/4/KEP.PPATK/2003 P e d o m a n EDISI PERTAMA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN (PPATK) Pedoman Identifikasi
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciRANCANGAN PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
47 RANCANGAN PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG I. UMUM Pembangunan rezim anti pencucian uang di Indonesia yang
Lebih terperinciTINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG (Undang Undang RI Nomor 15 Tahun 2002 tanggal 17 April ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG (Undang Undang RI Nomor 15 Tahun 2002 tanggal 17 April ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa kejahatan yang menghasilkan harta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui pembelian perusahaan-perusahaan pencucian uang (laundry) yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah pencucian uang telah dikenal sejak tahun 1930 di Amerika Serikat. Pada saat itu, kejahatan ini dilakukan oleh organisasi kejahatan mafia melalui pembelian perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciPENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG (MONEY LOUNDERING) BAGI PENYEDIA JASA KEUANGAN
Abstrak PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG (MONEY LOUNDERING) BAGI PENYEDIA JASA KEUANGAN Moch. Juli Pudjiono, Sigit Sapto Nugroho Dosen Fakultas Hukum Universitas Merdeka Madiun
Lebih terperinciMENGENALI PROSES PENCUCIAN UANG (MONEY LAUNDERING) DARI HASIL TINDAK PIDANA. Oleh: Muhammad Fuat Widyaiswara Utama pada Pusat
MENGENALI PROSES PENCUCIAN UANG (MONEY LAUNDERING) DARI HASIL TINDAK PIDANA Oleh: Muhammad Fuat Widyaiswara Utama pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan BPKP Abstrak Pencucian uang merupakan metode
Lebih terperinciPERANAN HAKIM DALAM PENERAPAN PEMBALIKAN BEBAN PEMBUKTIAN DI PERSIDANGAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG. Oleh. I Gusti Ngurah Dhian Prismanatha
PERANAN HAKIM DALAM PENERAPAN PEMBALIKAN BEBAN PEMBUKTIAN DI PERSIDANGAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG Oleh I Gusti Ngurah Dhian Prismanatha Anak Agung Gede Oka Parwata Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG I. UMUM Pada umumnya pelaku tindak pidana berusaha menyembunyikan atau
Lebih terperinciI. UMUM. Perubahan dalam Undang-Undang ini antara lain meliputi:
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG I. UMUM Perkembangan dan kemajuan ilmu
Lebih terperinci- 2 - PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2...
PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11 / 28 /PBI/2009 TENTANG PENERAPAN PROGRAM ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME BAGI BANK UMUM UMUM Dengan semakin maraknya tindak pidana
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan membahas mengenai kasus kecurangan yang melatar belakangi tindak pencucian uang (Theft Act), red flag yang terdapat dalam transaksi pelaku, modus
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 15 /PBI/2014 TENTANG KEGIATAN USAHA PENUKARAN VALUTA ASING BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 15 /PBI/2014 TENTANG KEGIATAN USAHA PENUKARAN VALUTA ASING BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. b. c. d. bahwa penyelenggara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tindak pidana korupsi yang diikuti dengan Tindak pidana pencucian uang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindak pidana korupsi yang diikuti dengan Tindak pidana pencucian uang yang terjadi dewasa ini telah terjadi secara meluas di segala segi kehidupan birokrasi negara
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I
No.5932 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I PERBANKAN. BI. Valuta Asing. Penukaran. Bukan Bank. Usaha. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 194). PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.194, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Valuta Asing. Penukaran. Bukan Bank. Usaha. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5932) PERATURAN BANK INDONESIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. istilah pencucian uang. Sutan Remi Sjahdeini menggaris bawahi, dewasa ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindak pidana pencucian uang atau yang lebih dikenal dengan istilah money laundering merupakan istilah yang sering didengar dari berbagai media massa, oleh sebab itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. munculnya Internethingga akhirnya tiba di suatu masa dimana penggunaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini teknologi mengalami perkembangan diseluruh belahan dunia termasuk juga Indonesia. Salah satu perkembangan tersebut ditandai dengan munculnya Internethingga
Lebih terperinciBAB II TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG (MONEY LAUNDERING)
BAB II TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG (MONEY LAUNDERING) 2.1. Pengertian Menurut Iman Sjahputra, SH,CN,LL.M, dalam bukunya Money Laundering Suatu Pengantar, Money Laundering adalah kejahatan yang berupaya
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinci1.4. Modul Mengenai Pengaturan Pemberantasan Pencucian Uang Di Indonesia
Modul E-Learning 1 PENGENALAN ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENDANAAN TERORISME Bagian Keempat. Pengaturan Pencegahan dan Pemberantasan Pencucian Uang di Indonesia Tujuan Modul bagian keempat yaitu Pengaturan
Lebih terperinciMuhammad Nur Jamaluddin (MNJ) Jawablah pertanyaan dibawah ini!
Nama : Muhammad Nur Jamaluddin NPM : 151000126 Kelas : O Mata Kuliah : Money Laundering Crime Dosen : Maman Budiman, S.H.,M.H. Jawablah pertanyaan dibawah ini! 1. Apa yang dimaksud dengan pencucian uang?
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI
No. 5302 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI PERBANKAN BI. Program. Anti Pencucian Uang. Pendanaan. Terorisme. Penyelenggaraan Jasa. Selain Bank. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Lebih terperinciANTISIPASI YURIDIS MENJERAT PELAKU TINDAK PIDANA MONEY LAUNDERING (PENCUCIAN UANG) SRI RAHAYU PURWANI DJATI, SH Dosen Fakultas Hukum UNISRI
ANTISIPASI YURIDIS MENJERAT PELAKU TINDAK PIDANA MONEY LAUNDERING (PENCUCIAN UANG) SRI RAHAYU PURWANI DJATI, SH Dosen Fakultas Hukum UNISRI Abstract:Money laundrying is regarded as new species in Indonesian
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Tindak Pidana dan Tindak Pidana Pencucian Uang (Money Laundering)
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Tindak Pidana dan Tindak Pidana Pencucian Uang (Money Laundering) Kata tindak mengandung arti perbuatan. Sedangkan pidana mengandung arti penderitaan yang sengaja dibebankan
Lebih terperinci1 Undang-Undang No. 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang, Pasal 2.
KAJIAN HUKUM MENGENAI PRINSIP MENGENAL NASABAH (KNOW YOUR CUSTOMER) SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEGIATAN PENCUCIAN UANG (MONEY LAUNDERING) Oleh : Riza Endriyana NPM : 5205220025 A. Latar Belakang Masalah
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 108, 2003 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4324) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi suatu negara tidak lepas dari peran penting perbankan. Peranan penting perbankan dalam era pembangunan nasional adalah sebagai sumber permodalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dewasa ini bank telah menjadi sarana utama untuk kegiatan money laundering
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan teknologi dan globalisasi di sektor perbankan, dewasa ini bank telah menjadi sarana utama untuk kegiatan money laundering dikarenakan
Lebih terperinciFREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQS)
FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQS) Peraturan Bank Indonesia No.12/3/PBI/2010 tanggal 1 Maret 2010 tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme Pada Pedagang Valuta Asing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian sangat mempengaruhi perkembangan negara tersebut. Salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Negara Indonesia merupakan negara berkembang dimana pembangunan perekonomian sangat mempengaruhi perkembangan negara tersebut. Salah satu penunjang yang
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 8/28/PBI/2006 TENTANG KEGIATAN USAHA PENGIRIMAN UANG GUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 8/28/PBI/2006 TENTANG KEGIATAN USAHA PENGIRIMAN UANG GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa saat ini jumlah transaksi maupun nilai nominal pengiriman uang baik di
Lebih terperinci2017, No lain ke dalam atau ke luar daerah pabean Indonesia dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; c. bahwa sesuai dengan Undang-Un
No.1563, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Pemberitahuan dan Pengawasan, Indikator yang Mencurigakan, Pembawaan Uang Tunai dan/atau Instrumen Pembayaran Lain, serta Pengenaan Sanksi Administratif
Lebih terperinciOleh : Putu Kartika Sastra Gde Made Swardhana Ida Bagus Surya Darmajaya. Bagian Pidana Fakultas Hukum Universitas Udayana
MEKANISME KERJASAMA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN (PPATK) DAN INSTANSI TERKAIT DALAM PENYELIDIKAN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG Oleh : Putu Kartika Sastra Gde Made Swardhana
Lebih terperinciBAB II TINDAK PIDANA DI BIDANG PERBANKAN DALAM BERBAGAI PERATURAN. A. Pengaturan dan Jenis-jenis Tindak Pidana Di Bidang Perbankan
BAB II TINDAK PIDANA DI BIDANG PERBANKAN DALAM BERBAGAI PERATURAN A. Pengaturan dan Jenis-jenis Tindak Pidana Di Bidang Perbankan Semakin banyak kegiatan usaha yang dilakukan oleh bank, semakin banyak
Lebih terperinciPERANAN PPATK (PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN) DALAM MENCEGAH TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG 1 Oleh : Randy Andario 2
PERANAN PPATK (PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN) DALAM MENCEGAH TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG 1 Oleh : Randy Andario 2 ABSTRAK Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui apa
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/ 28 /PBI/2009 TENTANG PENERAPAN PROGRAM ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME BAGI BANK UMUM
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/ 28 /PBI/2009 TENTANG PENERAPAN PROGRAM ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,
Lebih terperinciLex Crimen Vol. IV/No. 3/Mei/2015
PERAN PPATK DALAM PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG 1 Oleh: Amelia Fransisca Wattie 2 ABSTRAK Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penyidikan terhadap pelaku tindak
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I KEUANGAN. Daerah Pabean Indonesia. Uang Tunai. Instrumen Pembayaran Lain. Pembawaan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 366). PENJELASAN ATAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tetapi hakikat profesinya menuntut agar bukan nafkah hidup itulah yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Profesi hukum termasuk didalamnya profesi Notaris, merupakan suatu profesi khusus yang sama dengan profesi luhur lainnya yakni profesi dalam bidang pelayanan kesehatan,
Lebih terperinciANALISIS HUKUM MENGENAI PENCURIAN DANA NASABAH BANK MELALUI MODUS PENGGANDAAN KARTU ATM (SKIMMER) DIHUBUNGKAN DENGAN PASAL 363 AYAT (5) KITAB UNDANG-
62 BAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI PENCURIAN DANA NASABAH BANK MELALUI MODUS PENGGANDAAN KARTU ATM (SKIMMER) DIHUBUNGKAN DENGAN PASAL 363 AYAT (5) KITAB UNDANG- UNDANG HUKUM PIDANA (KUHP) JUNCTO UNDANG-UNDANG
Lebih terperinciTINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG (MONEY LAUNDERING) DI INDONESIA
Dharyanto: Tindak Pidana Pencucian Uang (Money Laundering) di Indonesia TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG (MONEY LAUNDERING) DI INDONESIA Ikang Dharyanto ABSTRACT Money laundering is the use of money derived
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia memiliki peranan cukup penting. Hal ini dikarenakan sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi sangat bergantung pada keberadaan sektor perbankan yang berfungsi
Lebih terperinciMengejar Aset Tipibank KBP. AGUNG SETYA
Mengejar Aset Tipibank KBP. AGUNG SETYA Anekdot : Tindak Pidana Perbankan SIFATNYA NON CONCEALMENT jenis kejahatan bank yg dilakukan tanpa upaya manipulasi laporan atau catatan keuangan bank. CONCEALMENT
Lebih terperinciBAB 2 SKEMA PROSES BISNIS
BAB 2 SKEMA PROSES BISNIS 2.1. Pendahuluan Kegiatan PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk pada umumnya sama dengan Bank Umum dan sesuai dengan ketentuan Undang Undang No.10 tahun 1998, yaitu menghimpun dana dari
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/ 20 /PBI/2010 TENTANG PENERAPAN PROGRAM ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT
Lebih terperinciTINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG ANDRI HELMI M, SE., MM HUKUM BISNIS
TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG ANDRI HELMI M, SE., MM HUKUM BISNIS 1 DEFINISI PENCUCIAN UANG Apa? Upaya untuk menyembunyikan atau menyamarkan asul usul uang yang dihasilkan dari suatu tindakan kejahatan
Lebih terperinciPT Bank OCBC NISP, Tbk Anti Money Laundering & Counter Financing Terrorism KUTIPAN KEBIJAKAN ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME
PT Bank OCBC NISP, Tbk Anti Money Laundering & Counter Financing Terrorism KUTIPAN KEBIJAKAN ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME I. PENGANTAR PT Bank OCBC NISP, Tbk ("Bank") adalah perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat yang nyata bagi lembaga keuangan di dalam kegiatan bisnis dan
19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rezim Anti Pencucian Uang di Indonesia Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, telah memberikan manfaat yang nyata bagi lembaga keuangan di dalam kegiatan bisnis dan
Lebih terperinciUPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PRAKTEK MONEY LAUNDERING OLEH PERBANKAN MELALUI TRANSFER DANA. Oleh : Reagen Mira 1
Mira R: Upaya Pencegahan dan. Vol.II/No.2/Januari-Maret /2014 Edisi Khusus UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PRAKTEK MONEY LAUNDERING OLEH PERBANKAN MELALUI TRANSFER DANA Oleh : Reagen Mira 1 Komisi Pembimbing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, dimana tujuan dari pembangunan nasional itu sendiri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Alinea keempat tertulis bahwa salah satu tugas dari negara adalah mensejahterakan rakyat dengan pembangunan nasional,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan ilmu pengetahuan. Indonesia dan negara-negara lain pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Narkotika pada hakekatnya sangat bermanfaat untuk keperluan medis dan pengembangan ilmu pengetahuan. Indonesia dan negara-negara lain pada umumnya mengatur secara
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/ 3 /PBI/2010 TENTANG PENERAPAN PROGRAM ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME PADA PEDAGANG VALUTA ASING BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. meningkatkan risiko karena dengan semakin beragamnya instrumen/produk keuangan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi di bidang perbankan ibarat pisau bermata dua, di satu sisi memberikan manfaat yang luar biasa terhadap kualitas layanan jasa keuangan, di
Lebih terperinciFUNGSI PERBANKAN DALAM UPAYA MEMBANTU TUGAS PUSAT PELAPORAN DAN ANALISA TRANSAKSI KEUANGAN (PPATK) MENCEGAH TERJADINYA TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
FUNGSI PERBANKAN DALAM UPAYA MEMBANTU TUGAS PUSAT PELAPORAN DAN ANALISA TRANSAKSI KEUANGAN (PPATK) MENCEGAH TERJADINYA TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG oleh I Komang Kusyadi I Ketut Rai Setiabudhi Ida Bagus
Lebih terperinciOPTIMALISASI PENELUSURAN HASIL TINDAK PIDANA PERBANKAN 1 Yenti Garnasih 2
OPTIMALISASI PENELUSURAN HASIL TINDAK PIDANA PERBANKAN 1 Yenti Garnasih 2 1. Kejahatan perbankan hampir selalu melibatkan orang dalam. Pembobolan bank atau kejahatan perbankan yang terjadi di Indonesia
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kejahatan yang menghasilkan
Lebih terperinci