BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN Hakekat komunikasi yang baik adalah proses timbal-balik pertukaran informasi yang lancar dari dan ke peserta komunikasi. Agar dapat dipertukarkan kepada pihakpihak peserta komunikasi, informasi harus dikemas dalam suatu besaran fisik yang dapat diterima, dirasakan, atau dimengerti oleh penerima. Besaran fisik inilah yang disebut isyarat. Kuantitas besaran fisik selalu berubah terhadap waktu sesuai kadar informasi yang dikandung dalam isyarat sesaat. Sebagai contoh, isyarat audio adalah representasi informasi dalam bentuk suara dan wujud awalnya merupakan besaran tekanan udara (akustik) yang selalu berubah dan dipicu oleh sumber getaran dengan jangkauan frekuensi dari 20 Hz sampai 20 khz. Berdasarkan jenis sumber suara, isyarat audio dapat dibedakan menjadi isyarat tutur dan isyarat musik. Isyarat tutur adalah isyarat audio yang berasal dari getaran pita suara manusia. Isyarat musik merupakan isyarat audio yang dihasilkan oleh peralatan musik. 1.1 Latar Belakang Permasalahan Sebagai hasil dari sumber bunyi, isyarat audio termasuk dalam kategori isyarat analog. Dalam bentuk besaran analog ini isyarat audio dapat dinikmati oleh telinga manusia. Besaran fisik isyarat audio yang berupa tekanan udara sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar sumber bunyi. Jarak jangkau rambatan isyarat audio juga sangat terbatas sejauh hitungan dalam satuan meter. Semakin jauh dari sumber bunyi, isyarat audio akan diterima dengan intensitas semakin lemah. Untuk proses komunikasi dalam jarak puluhan meter isyarat audio perlu dikuatkan agar sampai ke pendengar. Proses penguatan akustik secara langsung biasanya tidak mudah untuk dikerjakan. Sebagai alternatif, isyarat audio harus dirubah dalam besaran elektrik dengan bantuan mikrofon sebelum dikuatkan. Mikrofon berfungsi sebagai transduser yang merubah besaran tekanan udara menjadi besaran tegangan atau arus listrik. Dalam dimensi elektrik, selain isyarat audio dapat dikuatkan sesuai keperluan dan isyarat audio juga dapat dimanipulasi untuk memperoleh kualitas yang diinginkan. Isyarat audio dalam dimensi elektrik juga mempunyai kesempatan untuk dapat dikirim ke pendengar yang berada dalam jarak ribuan kilometer dari 1

2 sumber bunyi. Pengiriman jarak jauh ini dapat dikerjakan dengan kabel sebagai saluran pengiriman atau pengiriman isyarat suara juga dapat dilewatkan melalui udara dengan memakai pertolongan antena. Isyarat audio dalam dimensi elektrik dirubah dan dipancarkan oleh antena ke udara dalam besaran elektro-magnetik. Seiring dengan bertambahnya jumlah pengguna, tuntutan kualitas layanan dan media layanan jasa telekomunikasi, teknologi telekomunikasi telah berkembang pesat dalam tiga dasa warsa terakhir. Diawali dengan bergesernya teknologi analog ke digital teknologi telekomunikasi telah merambah ketataran teknologi internet, sistem telekomunikasi nirkabel dan bergerak. Pada sistem komunikasi digital, isyarat analog harus diubah terlebih dahulu menjadi isyarat digital sebelum dikirim ke penerima. Di sisi penerima, isyarat audio digital direkonstruksi kembali menjadi isyarat analog. Pengubahan isyarat analog menjadi isyarat digital melibatkan proses pencuplikan, kuantisasi, dan penyandian. Pada proses pencuplikan, isyarat kontinu waktu dirubah menjadi isyarat diskret waktu. Sedang pada proses kuantisasi terjadi diskretisasi besaran amplitude. Proses penyandian mengkonversi nilai amplitude numeris ke kode biner. Volume data isyarat digital dalam konteks sistem komunikasi dinyatakan dalam besaran pesat bit dengan satuan bit per detik (bit/s). Pada proses digitalisasi isyarat audio stereo, frekuensi cuplik yang dipakai pada radio satelit, compac disc (CD) dan studio profesional adalah 32 khz, 44,11 khz dan 48 khz. Jika proses kuantisasi dilakukan dengan resolusi 16-bit pada setiap nilai cuplikan, maka akan dihasilkan isyarat audio digital dengan pesat bit dari 1,0 Mbit/s sampai 1,5 Mbit/s. Ukuran pesat bit tersebut ternyata dengan mudah dapat melampaui kapasitas penyimpan data atau kapasitas saluran komunikasi, seperti kapasitas jaringan ISDN sebesar 64 kbit/s, kapasitas saluran komunikasi mobil GSM sebesar 13 kbit/s atau bahkan jaringan internet dengan kapasitas yang relatif besar. Terdapat paling tidak ada dua alternatif solusi untuk menyelesaikan permasalahan kapasitas saluran komunikasi yang terbatas. Solusi pertama adalah membangun infrastruktur baru meningkatkan kapasitas saluran komunikasi sesuai kebutuhan pengguna, tetapi hal ini belum tentu menguntungkan dari aspek ekonomi, karena pihak operator 2

3 harus menanamkan investasi tambahan guna membiayai infrastruktur jaringan komunikasi baru. Solusi kedua adalah tetap menggunakan infrastruktur jaringan komunikasi yang telah tersedia. Pada solusi ini diperlukan proses manipulasi volume data yang besar menjadi lebih rendah tanpa harus mengurangi kadar informasi yang terkandung dalam isyarat. Proses manipulasi ini sering disebut kompresi data atau penyandian sumber. Solusi ketiga merupakan gabungan solusi pertama dan kedua. Selain kadar informasi yang wajib dipertahankan dalam proses penyandian sumber, juga perlu diperhatikan dua aspek yang penting lainnya, yaitu aspek rasio kompresi dan kualitas isyarat. Dua aspek tersebut bersifat antagonis. Jika rasio kompresi meninggi maka kualitas isyarat akan merendah, dan demikian juga sebaliknya [1]. Untuk mendapatkan nilai kompromi yang optimal antara aspek rasio kompresi dan kualitas isyarat perlu juga diperhatikan aspek lain seperti kompleksitas dan latensi. Sebagai contoh, penyandian sumber secara sederhana dapat direalisasikan dengan kompleksitas dan latensi yang minimal melalui penurunan frekuensi cuplik dan jumlah langkah kuantisasi secara drastis. Rasio kompresi yang diperoleh dapat dijamin maksimal, akan tetapi kualitas isyarat hasil penyandian sumber tidak dapat lagi dijamin tetap baik. Dalam rangka untuk mendapatkan kompromi yang optimal antara kualitas hasil penyandian dan pesat bit yang diinginkan, munculah beragam jenis teknik penyandian sumber atau kompresi data Konsep Dasar Kompresi Data Prinsip dasar kompresi data adalah menghilangkan komponen redundans (mubazir) dan komponen irelevans dalam isyarat audio di sisi pengirim. Peniadaan redundans bersifat reversible dan peniadaan irelevans bersifat irreversible. Setelah melalui proses transmisi isyarat, komponen redundans disisipkan lagi pada proses rekonstruksi isyarat asli di sisi penerima. Sedang komponen irelevans lain yang secara tidak sengaja terpungut akibat interferensi derau selama transmisi isyarat, diusahakan agar tidak ikut dalam proses rekonstruksi isyarat asli. Komponen 3

4 irelevans ini kebanyakan bersifat parasitik terhadap hasil rekonstruksi isyarat. Secara ilustratif konsep dasar kompresi data dapat diperlihatkan dalam Gambar 1.1. X Redundans Redundans Transinformation Pengirim X Irelevans X Irelevans Penerima Gambar 1. 1 Konsep dasar kompresi data (penyandian sumber) Secara garis besar terdapat tiga konsep yang mendasari prosedur manipulasi untuk menghilangkan komponen redundans dan irelevans. Konsep-konsep yang berorientasi: 1) Pada proses pembentukan isyarat atau pada sifat-sifat isyarat, 2) Pada eksploitasi sifat-sifat penerima isyarat, serta 3) Pada perpaduan konsep pertama dan kedua. Pada konsep pertama, komponen redundans isyarat dihilangkan melalui pemodelan isyarat audio. Pemodelan ini berdasar pada pengamatan sifat pola perubahan fisik isyarat, seperti perubahan amplitude, frekuensi atau fase isyarat terhadap waktu. Pola perubahan fisik isyarat dapat diinterpretasikan sebagai proses deterministik, proses stokastik, maupun proses yang lain. Dari asumsi model proses yang terkandung dalam isyarat dapat dilakukan proses analisis isyarat untuk memperoleh parameter model isyarat. Reduksi komponen redundans isyarat dapat diperoleh secara optimal dengan memperhatikan sifat isyarat yang dituangkan dalam parameter model. Dengan demikian model isyarat harus mempunyai hubungan keterkaitan dengan sifat-sifat utama isyarat. Terdapat berbagai model isyarat yang telah dipakai dalam penyandi audio, misalnya model sinusoid [2], model transien [3], model harmonik [4], model derau dan lain-lain. 4

5 Pada konsep kedua komponen irelevans yang dihilangkan. Agar peniadaan komponen irelevans tidak berdampak akut pada kualitas isyarat, maka pembuangan komponen irelevans dilakukan dengan bantuan sifat persepsi pendengaran manusia. Dalam metode penyandian sumber isyarat audio, sifat persepsi sistem pendengaran manusia direalisasikan dengan model psikoakustik. Model persepsi ini digunakan untuk membedakan komponen penyusun isyarat yang diperlukan dan tidak diperlukan dalam proses persepsi penerimaan isyarat oleh telinga manusia. Dengan kata lain model ini bertugas untuk mengungkap secara kualitatif maupun kuantitatif apa yang didengar oleh telinga, dan kemudian membuat kepastian tentang komponen isyarat yang tidak mengandung informasi secara subyektif (irelevans) [5] [6] [7]. Penyandi dengan model psikoakustik sering disebut perceptual coder [8]. Pendekatan konsep ketiga merupakan kombinasi kedua pendekatan sebelumnya. Penyandi sumber yang akan dibuat pada usulan penelitian ini akan memakai pendekatan ketiga Teknologi Penyandian Audio Teknik penyandian isyarat audio dapat dilakukan di ranah waktu, ranah frekuensi, maupun di kedua ranah waktu-frekuensi sekaligus. Berdasarkan ranah tempat operasi, teknik penyandian dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Penyandi di ranah waktu, contoh, predictive coding [9] [10] [11] dan GSM. Penyandi di ranah frekuensi, contoh, transform coding, MPEG1 [12] MPEG2 [13] [14] [15]. Penyandi di ranah waktu-frekuensi, contoh wavelet coding, MPEG4 audio [16] [17] [18]. MPEG4 audio termasuk di kelas ini karena MPEG4 merupakan gabungan dari beberapa teknik penyandian di ranah waktu untuk isyarat tutur dan teknik penyandian di ranah frekuensi untuk isyarat audio. Selain tiga kelas penyandi di atas terdapat teknik penyandi parametrik. Penyandi ini tidak menyandikan cuplikan isyarat di ranah waktu maupun ranah frekuensi, melainkan menyandikan parameter model isyarat. Jadi sebelum disandikan, isyarat lebih dulu dideskripsikan dan diparameterisasi melalui bantuan suatu model isyarat 5

6 yang sesuai. Untuk merepresentasikan isyarat dapat dipakai satu model isyarat atau beberapa model isyarat secara simultan. 1.2 Perumusan Masalah Keseluruhan kelas penyandi selalu mencoba menggunakan sifat-sifat isyarat untuk mengoptimalkan hasil penyandian. Penggunaan sifat isyarat dalam penyandian selain membuat kinerja penyandi menjadi lebih optimal, tetapi juga membawa dampak negatif, yaitu penyandi tidak lagi optimal untuk semua isyarat, terutama isyarat yang tidak mempunyai sifat yang ikut diperhitungkan dalam perancangan penyandi. Dengan kata lain, semakin penyandi dioptimalkan untuk jenis isyarat tertentu, semakin sempit daerah kerja penyandi untuk sembarang isyarat. Fenomena ini yang menyebabkan terdapatnya beberapa jenis penyandi tutur dan penyandi audio. Penyandi tutur seperti ADPCM, GSM G927 dan sebagainya, bekerja dengan optimal untuk isyarat tutur pada pesat bit disekitar 8 kbit/s. Penyandi audio seperti MPEG1, MPEG2 dan sejenisnya beroperasi di daerah pesat bit di atas 64 kbit/s dan cocok untuk segala jenis isyarat audio. Pada pesat bit di bawah 16 kbit/s penyandi audio MPEG1 dan MPEG2 tidak mempunyai kinerja yang cukup baik dibanding penyandi tutur. Dan demikian pula sebaliknya, penyandi tutur hanya dapat bekerja optimal pada pesat bit dari 6 kbit/s sampai 32 kbit/s. Penyandi tutur juga akan turun kinerjanya jika mendapat masukan isyarat musik. Pada pesat bit di bawah 16 kbit/s untuk isyarat musik sampai saat ini belum banyak tersedia penyandi audio. Sejauh menurut investigasi literatur yang dilakukan hanya penyandi audio MPEG4 [18] yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Penyandi audio MPEG4 merupakan kumpulan beberapa penyandi audio, tutur dan musik yang masing-masing sudah dioptimasi pada daerah pesat bit tertentu untuk klas isyarat audio tertentu. Dengan demikian penyandi ini dapat bekerja baik di segala rentang pesat bit. Untuk keperluan sistem yang relatif kecil dengan kebutuhan pesat bit tertentu, maka pemakaian penyandi MPEG4 akan menjadi lebih dari yang diperlukan. Pada penelitian ini akan dibuat penyandi audio alternatif, yaitu penyandi yang dapat sebagai pilihan pengganti dari penyandi yang sudah tersedia yang bekerja di bawah 16 kbit/s untuk isyarat musik pada khususnya. 6

7 1.3 Keaslian Penelitian Pada penelitian ini dibuat penyandi isyarat musik berdasar model isyarat FM dengan pesat bit di bawah 16 kbit/s. Salah satu contoh penggunaan penyandi yang dibuat adalah untuk memungkinkan pengiriman isyarat musik pada saluran GSM. Seperti yang telah diketahui, saluran GSM hanya dirancang untuk keperluan pengiriman isyarat tutur pada pesat bit 13,7 kbit/s dalam jaringan telefon nirkabel. Metode yang digunakan untuk pembuatan penyandi adalah metode penyandian parametrik, yaitu penyandian yang diawali dengan pemodelan isyarat berdasar pada sifat dasarnya dan dilanjutkan dengan eksploitasi model isyarat agar dapat disandikan seefisien mungkin. Konsep eliminasi komponen redundans dan irelevans pada skala besaran isyarat dikerjakan secara simultan pada proses pemodelan isyarat. Asumsi yang dipakai pada pembuatan penyandi adalah bahwa isyarat musik tersusun atas sinusoid-sinusoid yang terstruktur secara harmonis [19], [20] dan spektrum isyarat musik mempunyai stasioneritas pada bingkai-bingkai waktu. Berangkat dari kedua asumsi tersebut penyandi yang dibuat akan berdasar pada pemodelan isyarat FM (Frequency Modulation). Untuk melihat aktualitas penyandi berdasar FM terkait dengan penelitian-penelitian lain dapat dilihat pada Gambar 1.2. Seperti yang dapat dilihat pada Gambar 1.2, terdapat empat area penelitian yang mempunyai keterkaitan langsung dengan penyandi berdasar FM yang akan dibuat. Keempat area penelitian tersebut adalah: Penyandi Harmonik Penyandi harmonik adalah penyandi yang mengeksploitasi sifat harmonis dari isyarat audio. Penyandi harmonik bekerja atas dasar analisis komponen sinusoid. Pemakaian sifat harmonis isyarat bertujuan untuk menghemat pemakaian bit untuk parameter frekuensi. Frekuensi-frekuensi harmonik cukup diwakili oleh frekuensi dasar untuk disandikan dan dikirim ke penerima. Sehingga parameter yang tersisa untuk disandikan adalah magnitude (amplitude) dan fase dari setiap sinusoid atau komponen harmonik. Terdapat banyak jenis penyandi harmonik untuk beragam kebutuhan pesat bit dan jenis isyarat. Penyandi harmonik satu dengan yang lain dibedakan terutama dalam pemakaian metode yang digunakan untuk menyandikan parameter magnitude dan fase. 7

8 Di Ranah Waktu [36][37][38][39][40][41] Di Ranah Waktu Frek. [42][43][44][45] Di Ranah Frekuensi [46][47][48] Penyandi berdasar FM Sintesis FM = keterkaitan paling erat dengan penyandi berdasar FM Gambar 1. 2 Posisi aktualitas penyandi berdasar FM pada area penelitian yang terkait Berdasar pada penyandian kedua parameter tersebut, penyandi harmonik dapat dipilah menjadi empat kelas. Penyandi harmonik magnitude: Besaran magnitude dari setiap komponen harmonik disandikan secara sendiri-sendiri. Besaran fase tidak dikirim ke penerima. Untuk merekonstruksi isyarat, besaran fase dibangkitkan dipenerima [21] [22] [23] [24] [25]. Penyandi harmonik magnitude dan fase: Besaran amplitude dan fase dari setiap komponen harmonik disandikan secara sendiri-sendiri [26] [27] [28] [29] [30] [31]. 8

9 Penyandi harmonik VQ magnitude: Beberapa magnitude dari komponen harmonik dikelompokkan menjadi sebuah vektor dan disandikan dengan kode representatif. Dengan kata lain penyandi bekerja atas dasar Vector Quantization (VQ) [32] [33] [34]. Penyandi harmonik VQ magnitude dan fase : Besaran amplitude dan fase dari beberapa komponen harmonik disandikan secara besama-sama. Penyandi bekerja atas dasar Vector Quantization untuk magnitude dan fase [35]. Sintesis FM Sintesis FM merupakan teknik sintesis isyarat audio yang bekerja atas prinsip modulasi frekuensi. Berdasar ranah kerjanya, sintesis FM dapat dibedakan dalam tiga kelas. Sintesis FM di ranah waktu Konsep utama sintesis FM di ranah waktu adalah mengatur parameter FM secara iteratif untuk mencocokan bentuk gelombang isyarat hasil sintesis dengan isyarat asli [36] [37] [38] [39] [40] [41]. Sintesis FM di ranah waktu-frekuensi Konsep utama sintesis FM ini semestinya sama dengan sintesis FM di ranah waktu. Perhitungan di ranah frekuensi hanya untuk membantu proses optimasi sintesis FM di ranah waktu [42] [43] [44] [45]. Sintesis FM di ranah frekuensi Konsep utama sintesis FM di ranah frekuensi ini adalah mengatur parameter FM secara iteratif untuk mencocokan spektrum isyarat hasil sintesis dengan spektrum isyarat asli [46] [47] [48]. Model Persepsi Model persepsi merupakan model yang menirukan sistem persepsi pendengaran manusia dan sering disebut juga sebagai model psikoakustik. Model psikoakustik [12] [49] [50] banyak digunakan dalam penyandian isyarat audio untuk menyembunyikan kesalahan hasil penyandian agar tidak dapat didengar. Terdapat dua jenis model psikoakustik, yaitu model psikoakustik 1 dan model psikoakustik 2. 9

10 Penyandi Prediktif Penyandi bekerja secara prediktif untuk meningkatkan kinerja penyandi dengan mengeksploitasi komponen redundans. Penyandi prediktif dapat dibedakan menjadi penyandi prediktif waktu TDLP [9] [10] [11] dan penyandi prediktif frekuensi FDLP [51] [52]. Prediksi dilakukan di ranah spektrum untuk memperoleh sampul isyarat di ranah waktu. Penyandian dikerjakan untuk parameter sampul isyarat dan residu spektrum. Keterkaitan penyandi berdasar FM dengan metode yang lain Pada penyandi berdasar FM yang diusulkan, setiap magnitude harmonik tidak disandikan secara langsung melainkan keseluruhan magnitude-magnitude diikat bersama dalam satu atau beberapa set parameter model isyarat FM. Satu set parameter FM disebut satu operator FM yang tersusun atas amplitude, frekuensi pembawa, frekuensi modulasi dan indeks modulasi. Parameter FM ini yang selanjutnya baru disandikan menjadi besaran biner. Konsep representasi isyarat harmonik sebagai isyarat FM mempunyai kesamaan dengan konsep Vector Quantization (VQ) [53]. Jika pada VQ sekelompok magnitude diikat jadi satu kesatuan dan disandikan dengan kode biner, maka pada penyandi berdasar FM sekelompok magnitude diikat jadi satu kesatuan dan direpresentasikan sebagai parameter model isyarat FM. Dalam konteks metode penyandian harmonik, penyandi berdasar FM yang diusulkan mempunyi konsep dasar yang mirip dengan kosep dasar penyandi harmonik dengan VQ [32] [33] [34]. Untuk memodelkan magnitude-magnitude harmonik sebagai spektrum isyarat termodulasi FM, sebuah proses estimasi parameter FM dikerjakan dengan menggunakan metode sintesis FM secara iteratif. Jika secara tradisional (kecuali [46] [47] [48]) sintesis FM mayoritas dikerjakan di ranah waktu dengan mencocokkan bentuk gelombang isyarat asli dengan hasil sintesis FM secara iteratif, maka sintesis FM dalam penelitian ini dilakukan dengan sepenuhnya di ranah frekuensi dengan akurasi yang sangat tinggi. Spektrum harmonik isyarat musik dicocokan dengan spektrum FM yang disintesis dengan pertolongan fungsi Bessel [54]. Seandainya satu set parameter FM (operator FM) tidak mencukupi untuk mendeskripsikan spektrum harmonik isyarat musik, maka operator FM tambahan diestimasi untuk selisih 10

11 spektrum yang tersisa. Penentuan konvergensi tingkat kesempurnaan pemodelan FM dipakai Masking Threshold dari model psikoakustik. Pemakaian model psikoakustik dalam pemodelan isyarat dengan sintesis FM merupakan inovasi baru [48]. Sintesis FM di ranah frekuensi bukan hal yang sepenuhnya baru. Menurut studi literatur terdapat sebuah teknik sintesis FM yang sepenuhnya dikerjakan di ranah frekuensi, yaitu [46]. Perbedaan utama antara metode sintesis FM yang diusulkan [48] dengan sintesis FM [46] dapat dilihat pada Tabel 1.1. Tabel 1. 1 Perbedaan sintesis FM yang diusulkan dengan sintesis FM [46] Sintesis FM yang diusulkan [48] Akurasi frekuensi Teknik optimasi Kriteria baik Sangat tinggi Jumlah minimum selisih absolut Masking Threshold dari model psikoakustik Sintesis FM [46] DFT Genetic Algorithm Generasi ke 300 atau ambang < Untuk memodelkan isyarat musik sebagai isyarat FM perlu dilakukan analisis isyarat yang melibatkan ekstraksi komponen sinusoid, ekstraksi komponen harmonik dan pemodelan isyarat FM. Proses pemilihan metode-metode yang dapat Ekstraksi Sinusoid Sintesis FM Kuantisasi Parameter Estimasi Frekuensi [58][59][60][61][62][63][64] Metode Sintesis [36][37][38][39][40][41] Skalar-Vektor [85][86][53][67] Estimasi Amplitude, Fase [77][94] Estimasi Harmonik [30][66][67][68][69][70][71][72] Teknik optimasi [42][43][44][45][46][47][48] [86][87] Penyandi Model Psikoakustik [5][6][14][49][50] (Tidak) Seragam Frekuensi (FDLP) [51][52] berdasar Modulasi Frekuensi Estimasi Frekuensi Dasar [72][78][79][80][81][82][83] [47] Statis Waktu (TDLP) [9][10][11] Ekstraksi Harmonik Ambang Kovergensi Penyandi Prediktif Gambar 1. 3 Diagram tulang ikan proses pengembangan penyandi berdasar FM 11

12 digunakan secara langsung maupun yang masih perlu diadaptasi terlebih dahulu pada pengembangan penyandi berdasar FM dapat dilihat pada diagram tulang ikan (fish bone diagram) pada Gambar 1.3. Penjelasan rinci tentang pemilihan dan pengembangan metode-metode yang dipakai untuk pembuatan penyandi berdasar FM dapat dilihat pada Bab II dan Bab III. Dari uraian tentang hubungan penyandi musik berdasar modulasi frekuensi dengan area penelitian yang terkait, dapat dirangkum novelity dari penelitian ini adalah: Model isyarat FM yang dibuat berdasar metode sintesis musik FM digunakan untuk penyandian komponen harmonik. Magnitude-magnitude komponen harmonik isyarat musik diikat menjadi sebuah kesatuan dan ditampilkan sebagai parameter FM. Metode sintesis FM dikerjakan di ranah frekuensi secara penuh dengan akurasi yang sangat tinggi. Model psikoakustik sebagai wakil dari persepsi sistem pendengaran manusia dipakai untuk menentukan konvergensi tingkat kesempurnaan dalam pemodelan isyarat FM. Metode prediktif penyandi dikerjakan di ranah frekuensi. Spektrum isyarat pada bingkai berikutnya diprediksi dengan mempertimbangan jumlah komponen harmonik yang stasioner. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan pertama penelitian ini adalah mengembangkan penyandi musik yang dapat dipakai sebagai salah satu pilihan dalam melengkapi kebutuhan penyandi isyarat musik yang bekerja pada pesat bit di bawah 16 kbit/s. Pada daerah pesat bit ini belum terdapat banyak penyandi yang dioptimasi untuk isyarat musik. Tujuan kedua penelitian ini adalah membuat inovasi baru dalam pemodelan isyarat FM dengan menganalisis isyarat di ranah frekuensi dan melibatkan model persepsi pendengaran manusia. Tujuan kedua ini merupakan pendukung terealisasinya tujuan 12

13 pertama. Ide dasar realisasi kedua tujuan di atas berasal dari kesamaan sifat isyarat musik dengan isyarat termodulasi FM dalam hal kepemilikan spektrum frekuensi yang harmonis dan sifat isyarat musik yang mempunyai spektrum frekuensi yang relatif tetap dalam penggalan sumbu waktu. Untuk selanjutnya ide dasar tersebut direalisasikan dalam pembuatan penyandi dengan spesifikasi: Jenis penyandi parametrik dan berdasar model isyarat modulasi frekuensi: Pemilihan jenis parametrik dipicu oleh keinginan penulis untuk memaksakan isyarat musik agar dapat disederhanakan dan ditampilkan dalam model isyarat FM. Pemakaian parameter-parameter FM untuk keperluan penyandian merupakan terobosan baru dalam teknik penyandian harmonik. Proses estimasi dan ekstraksi parameter-parameter FM yang dikerjakan dengan metode analysis by synthesis di ranah frekuensi dengan akurasi yang sangat tinggi juga merupakan inovasi baru. Menggunakan model psikoakustik: Keterlibatan model psikoakustik dalam teknik penyandian bukanlah hal yang baru. Model psikoakustik diandalkan dalam penyandi audio untuk menentukan resolusi yang optimal pada proses kuantisasi komponen isyarat. Pada penyandi yang dibuat, model psikoakustik dipakai untuk menentukan nilai ambang kualitas pemodelan isyarat FM. Penyalahgunaan penggunaan model psikoakustik dalam pemodelan isyarat FM merupakan hal yang baru dalam metode sintesis FM. Bekerja secara prediktif: Konsep kerja prediktif merupakan kewajiban dalam penyandi audio yang berbasis pada metode prediksi linier dan dipakai untuk menghilangkan komponen redundans antar cuplikan isyarat dalam ranah waktu. Pada penyandi yang diusulkan, prediktor diandalkan untuk mengeksploitasi sifat stasioneritas spektrum antar bingkai isyarat agar pemakaian jumlah parameter FM dapat dihemat. 13

14 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam perkembangan ilmu pengetahuan pengolahan isyarat audio dengan menganalisis isyarat menjadi parameter FM dan menyumbangkan pengetahuan baru pada kemajuan teknologi dalam penyandian isyarat audio. Khususnya pada teknik penyandian audio parametris. Pembentukan isyarat musik menjadi aliran bit melibatkan empat tahapan proses, yaitu ekstraksi komponen sinusoid, pembentukan komponen harmonik, pemodelan isyarat FM dan penyandian parameter FM. Dari setiap tahapan proses diharapkan dapat menghasilkan ide atau inovasi baru yang dapat digunakan dibidang keilmuan yang lain atau dapat menciptakan area penelitian baru. 1.6 Batasan Penelitian Dalam memodelkan isyarat masukan menjadi isyarat termodulasi frekuensi diasumsikan bahwa sumber komponen harmonik hanya berjumlah satu. Seandainya isyarat berasal dari beberapa instrumen musik, maka sumber harmonik yang diperhitungkan hanya satu buah. Pembatasan jumlah sumber komponen harmonik diberlakukan agar kompleksitas penyandian dan pesat bit dapat tetap rendah, karena setiap sumber harmonik memerlukan sebuah model isyarat FM tersendiri. Jika terdapat lebih dari sebuah sumber harmonik maka jumlah model isyarat FM bertambah dan pesat bit akan naik serta batasan daerah kerja penyandi akan melebihi 16 kbit/s. 1.7 Hipotesis Komponen spektral harmonik isyarat musik dianggap sebagai komponen yang tidak berdiri sendiri-sendiri, melainkan diasumsikan sebagai satu perangkat spektrum garis seperti yang dihasilkan pada proses modulasi frekuensi. Sehingga melalui konsep ini diharapkan isyarat audio yang diasumsikan sebagai isyarat harmonik dapat direpresentasikan lebih efisien melalui satu atau beberapa perangkat parameter FM saja. Dengan demikian diharapkan penyandi yang diusulkan dapat dipakai sebagai alternatif solusi untuk memenuhi kebutuhan penyandi isyarat musik pada daerah kerja di bawah 16 kbit/s. 14

Teknik Sistem Komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN

Teknik Sistem Komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Model Sistem Komunikasi Sinyal listrik digunakan dalam sistem komunikasi karena relatif gampang dikontrol. Sistem komunikasi listrik ini mempekerjakan sinyal listrik untuk membawa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENELITIAN TERDAHULU Sebelumnya penelitian ini di kembangkan oleh mustofa, dkk. (2010). Penelitian terdahulu dilakukan untuk mencoba membuat alat komunikasi bawah air dengan

Lebih terperinci

Rijal Fadilah. Transmisi & Modulasi

Rijal Fadilah. Transmisi & Modulasi Rijal Fadilah Transmisi & Modulasi Pendahuluan Sebuah sistem komunikasi merupakan suatu sistem dimana informasi disampaikan dari satu tempat ke tempat lain. Misalnya tempat A yang terletak ditempat yang

Lebih terperinci

- S. Indriani Lestariningati, M.T- Week 3 TERMINAL-TERMINAL TELEKOMUNIKASI

- S. Indriani Lestariningati, M.T- Week 3 TERMINAL-TERMINAL TELEKOMUNIKASI - S. Indriani Lestariningati, M.T- Week 3 TERMINAL-TERMINAL TELEKOMUNIKASI Dengan kemajuan teknologi, telekomunikasi menjadi lebih cepat, lebih andal dan lebih murah dibandingkan dengan metode komunikasi

Lebih terperinci

Oleh : Page 1

Oleh : Page 1 MODUL II PRINSIP TEKNIK KOMPRESI 2.1. Mengapa Kompresi Motivasi kompresi sinyal : Dunia digital mengalami pertumbuhan yang sangat cepat : Sinyal diperoleh secara digital Sinyal analog dikonversi ke digital

Lebih terperinci

Menyebutkan prinsip umum sinyal bicara dan musik Mengetahui Distorsi Mengetahui tentang tranmisi informasi Mengetahui tentang kapasitas kanal

Menyebutkan prinsip umum sinyal bicara dan musik Mengetahui Distorsi Mengetahui tentang tranmisi informasi Mengetahui tentang kapasitas kanal Menyebutkan prinsip umum sinyal bicara dan musik Mengetahui Distorsi Mengetahui tentang tranmisi informasi Mengetahui tentang kapasitas kanal dua macam sumber informasi, yaitu ide-ide yang bersumber dari

Lebih terperinci

BAB II DIGITISASI DAN TRANSMISI SUARA. 16Hz 20 khz, yang dikenal sebagai frekwensi audio. Suara menghasilkan

BAB II DIGITISASI DAN TRANSMISI SUARA. 16Hz 20 khz, yang dikenal sebagai frekwensi audio. Suara menghasilkan BAB II DIGITISASI DAN TRANSMISI SUARA 2.1 Umum Telinga manusia memiliki kemampuan menerima frekwensi dalam kisaran 16Hz 20 khz, yang dikenal sebagai frekwensi audio. Suara menghasilkan frekwensi yang sempit

Lebih terperinci

TEKNIK TELEKOMUNIKASI DASAR. Kuliah 5 Modulasi Pulsa

TEKNIK TELEKOMUNIKASI DASAR. Kuliah 5 Modulasi Pulsa TKE 2102 TEKNIK TELEKOMUNIKASI DASAR Kuliah 5 Modulasi Pulsa Indah Susilawati, S.T., M.Eng. Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Mercu Buana Yogyakarta 2009 B A B

Lebih terperinci

Teknik Pengkodean (Encoding) Dosen : I Dewa Made Bayu Atmaja Darmawan

Teknik Pengkodean (Encoding) Dosen : I Dewa Made Bayu Atmaja Darmawan Teknik Pengkodean (Encoding) Dosen : I Dewa Made Bayu Atmaja Darmawan Pendahuluan Pengkodean karakter, kadang disebut penyandian karakter, terdiri dari kode yang memasangkan karakter berurutan dari suatu

Lebih terperinci

BAB 4 MODULASI DAN DEMODULASI. Mahasiswa mampu memahami, menjelaskan mengenai sistem modulasi-demodulasi

BAB 4 MODULASI DAN DEMODULASI. Mahasiswa mampu memahami, menjelaskan mengenai sistem modulasi-demodulasi BAB 4 MODULASI DAN DEMODULASI Kompetensi: Mahasiswa mampu memahami, menjelaskan mengenai sistem modulasi-demodulasi (modem). Mendesain dan merangkai contoh modulasi dengan perpaduan piranti elektronika

Lebih terperinci

CEG4B3. Randy E. Saputra, ST. MT.

CEG4B3. Randy E. Saputra, ST. MT. CEG4B3 Randy E. Saputra, ST. MT. Suara Bentuk gelombang yang berulang secara teratur = gelombang periodik Bentuk gelombang yang tidak menunjukkan keteraturan = kebisingan (noise) Bentuk gelombang yang

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Audio Suara atau bunyi adalah suatu gelombang longitudinal yang merambat melalui suatu medium, seperti zat cair, padat dan gas. Bunyi dapat terdengar oleh manusia apabila gelombang

Lebih terperinci

TEKNIK MODULASI. Kelompok II

TEKNIK MODULASI. Kelompok II TEKNIK MODULASI Kelompok II Pengertian Modulasi adalah proses pencampuran dua sinyal menjadi satu sinyal Biasanya sinyal yang dicampur adalah sinyal berfrekuensi tinggi dan sinyal berfrekuensi rendah Contoh

Lebih terperinci

Pertemuan 10 PRINSIP KOMUNIKASI LISTRIK. Dahlan Abdullah Website :

Pertemuan 10 PRINSIP KOMUNIKASI LISTRIK. Dahlan Abdullah   Website : Pertemuan 10 PRINSIP KOMUNIKASI LISTRIK Dahlan Abdullah Email : dahlan@unimal.ac.id Website : http://www.dahlan.web.id Pendahuluan Dalam setiap komunikasi salah satunya selalu diperlukan sumber informasi

Lebih terperinci

Rijal Fadilah. Transmisi Data

Rijal Fadilah. Transmisi Data Rijal Fadilah Transmisi Data Review Sistem Komunikasi Data Entitas yg melambangkan suatu pengertian Jenis : data analog & data digital Signal / Sinyal Suatu bentuk/cara utk menyalurkan data Jenis : signal

Lebih terperinci

1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO

1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO 1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO 2. SISTEM MODULASI DALAM PEMANCAR GELOMBANG RADIO Modulasi merupakan metode untuk menumpangkan sinyal suara pada sinyal radio. Maksudnya, informasi yang akan disampaikan kepada

Lebih terperinci

DASAR TELEKOMUNIKASI ARJUNI BP JPTE-FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA. Arjuni Budi P. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK-UPI

DASAR TELEKOMUNIKASI ARJUNI BP JPTE-FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA. Arjuni Budi P. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK-UPI DASAR TELEKOMUNIKASI ARJUNI BP JPTE-FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Pendahuluan Telekomunikasi = Tele -- komunikasi Tele = jauh Komunikasi = proses pertukaran informasi Telekomunikasi = Proses pertukaran

Lebih terperinci

1. Adaptive Delta Modulation (ADM) Prinsip yang mendasari semua algoritma ADM adalah sebagai berikut:

1. Adaptive Delta Modulation (ADM) Prinsip yang mendasari semua algoritma ADM adalah sebagai berikut: 1. Adaptive Delta Modulation (ADM) Adaptive delta modulation (ADM) merupakan modifikasi dari DM (Delta Modulation). ADM digunakan untuk mengatasi bising kelebihan beban yang terjadi pada modulator data

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1.(a). Blok Diagram Kelas D dengan Dua Aras Keluaran. (b). Blok Diagram Kelas D dengan Tiga Aras Keluaran.

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1.(a). Blok Diagram Kelas D dengan Dua Aras Keluaran. (b). Blok Diagram Kelas D dengan Tiga Aras Keluaran. BAB II DASAR TEORI Dalam bab dua ini penulis akan menjelaskan teori teori penunjang utama dalam merancang penguat audio kelas D tanpa tapis LC pada bagian keluaran menerapkan modulasi dengan tiga aras

Lebih terperinci

Penyandi Persepsi Isyarat Audio Berdasar pada Model Modulasi Frekuensi (FM)

Penyandi Persepsi Isyarat Audio Berdasar pada Model Modulasi Frekuensi (FM) 213 Penyandi Persepsi Audio Berdasar pada Model Modulasi Frekuensi (FM) Bondhan Winduratna 1, Adhi Susanto 2, Risanuri Hidayat 3 Abstract Data compression or source coding has been playing an important

Lebih terperinci

Latihan Soal dan Pembahasan SOAL A

Latihan Soal dan Pembahasan SOAL A Latihan Soal dan Pembahasan SOAL A 1. Jelaskan jenis-jenis modulasi digital? 2. Apa keuntungan modulasi FM jika dibandingkan dengan modulasi AM? 3. Sebutkan interface mux SDH dan dapan menampung sinyal

Lebih terperinci

PENGUJIAN SINYAL AUDIO MULTICHANNEL DENGAN METODE SUBJECTIVE TEST BERDASARKAN REC. ITU-R BS

PENGUJIAN SINYAL AUDIO MULTICHANNEL DENGAN METODE SUBJECTIVE TEST BERDASARKAN REC. ITU-R BS PENGUJIAN SINYAL AUDIO MULTICHANNEL DENGAN METODE SUBJECTIVE TEST BERDASARKAN REC. ITU-R BS.1116-1 FADLUR RAHMAN 0910952042 DOSEN PEMBIMBING : Dr. IKHWANA ELFITRI Blok Diagram Sampel Audio Multichannel

Lebih terperinci

Sistem Telekomunikasi

Sistem Telekomunikasi Sistem Telekomunikasi Pertemuan ke,4 Modulasi Digital Taufal hidayat MT. email :taufal.hidayat@itp.ac.id ; blog : catatansangpendidik.wordpress.com 1 I II III IV V VI outline Konsep modulasi digital Kelebihan

Lebih terperinci

SINYAL ANALOG DAN SINYAL DIGITAL. MAKALAH Disusun sebagai Tugas Pada Matakuliah Pengenalan Teknologi Telematika Oleh Andika Agus Pranata

SINYAL ANALOG DAN SINYAL DIGITAL. MAKALAH Disusun sebagai Tugas Pada Matakuliah Pengenalan Teknologi Telematika Oleh Andika Agus Pranata SINYAL ANALOG DAN SINYAL DIGITAL MAKALAH Disusun sebagai Tugas Pada Matakuliah Pengenalan Teknologi Telematika Oleh Andika Agus Pranata 15101070 PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 500 KHz. Dalam realisasi modulator BPSK digunakan sinyal data voice dengan

BAB I PENDAHULUAN. 500 KHz. Dalam realisasi modulator BPSK digunakan sinyal data voice dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini perkembangan teknologi semakin pesat, terutama dalam bidang komunikasi data. Komunikasi berarti pengiriman informasi dari pengirim ke penerima

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Suara. Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan

BAB II DASAR TEORI Suara. Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan BAB II DASAR TEORI 2. 1 Suara Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan amplitude tertentu melalui media perantara yang dihantarkannya seperti media air, udara maupun benda

Lebih terperinci

BAB II SISTEM KOMUNIKASI

BAB II SISTEM KOMUNIKASI BAB II SISTEM KOMUNIKASI 2.1 Sistem Komunikasi Digital Dalam mentransmisikan data dari sumber ke tujuan, satu hal yang harus dihubungkan dengan sifat data, arti fisik yang hakiki di pergunakan untuk menyebarkan

Lebih terperinci

Sistem Multimedia. Materi : Audio/Suara

Sistem Multimedia. Materi : Audio/Suara Sistem Multimedia Materi : Audio/Suara Definisi i i Suara Suara (Sound) fenomena fisik yang dihasilkan oleh getaran benda getaran suatu benda yang berupa sinyal analog dengan amplitudo yang berubah b secara

Lebih terperinci

Teknologi Multimedia. Suara dan Audio

Teknologi Multimedia. Suara dan Audio Teknologi Multimedia Suara dan Audio SUARA (SOUND) Suara adalah fenomena fisik yang dihasilkan oleh getaran benda getaran suatu benda yang berupa sinyal analog dengan amplitudo yang berubah secara kontinyu

Lebih terperinci

BAB IV SINYAL DAN MODULASI

BAB IV SINYAL DAN MODULASI DIKTAT MATA KULIAH KOMUNIKASI DATA BAB IV SINYAL DAN MODULASI IF Pengertian Sinyal Untuk menyalurkan data dari satu tempat ke tempat yang lain, data akan diubah menjadi sebuah bentuk sinyal. Sinyal adalah

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM AUDIO SECARA WIRELESS TRANSMITTER MENGGUNAKAN LASER POINTER

PEMODELAN SISTEM AUDIO SECARA WIRELESS TRANSMITTER MENGGUNAKAN LASER POINTER PEMODELAN SISTEM AUDIO SECARA WIRELESS TRANSMITTER MENGGUNAKAN LASER POINTER Eko Supriyatno, Siswanto Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Jakarta Email : anzo.siswanto@gmail.com

Lebih terperinci

PENGERTIAN GELOMBANG RADIO

PENGERTIAN GELOMBANG RADIO PENGERTIAN GELOMBANG RADIO PENGERTIAN GELOMBANG RADIO Sebelumnya kita bahas tentang Pengertian Radio Terlebih Dahulu. Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara Radiasi dan

Lebih terperinci

Dasar- dasar Penyiaran

Dasar- dasar Penyiaran Modul ke: Fakultas FIKOM Dasar- dasar Penyiaran AMPLITUDO MODULATON FREQUENCY MODULATON SHORT WAVE (SW) CARA KERJA PEMANCAR RADIO Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom Program Studi BROAD CASTING Judul Sub Bahasan

Lebih terperinci

BAB II TEKNIK PENGKODEAN

BAB II TEKNIK PENGKODEAN BAB II TEKNIK PENGKODEAN 2.1 Pendahuluan Pengkodean karakter, kadang disebut penyandian karakter, terdiri dari kode yang memasangkan karakter berurutan dari suatu kumpulan dengan sesuatu yang lain. Seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem radio digital (Digital Audio Broadcasting, DAB, sekarang ini lazim

BAB I PENDAHULUAN. Sistem radio digital (Digital Audio Broadcasting, DAB, sekarang ini lazim BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem radio digital (Digital Audio Broadcasting, DAB, sekarang ini lazim disebut dengan radio digital) sangat inovatif dan merupakan sistem penyiaran multimedia

Lebih terperinci

SINYAL. Adri Priadana ilkomadri.com

SINYAL. Adri Priadana ilkomadri.com SINYAL Adri Priadana ilkomadri.com Pengertian Sinyal Merupakan suatu perubahan amplitude dari tegangan atau arus terhadap waktu (time). Data yang dikirimkan dalam bentuk analog ataupun digital. Sinyal

Lebih terperinci

Pertemuan ke-5 Sensor : Bagian 1. Afif Rakhman, S.Si., M.T. Drs. Suparwoto, M.Si. Geofisika - UGM

Pertemuan ke-5 Sensor : Bagian 1. Afif Rakhman, S.Si., M.T. Drs. Suparwoto, M.Si. Geofisika - UGM Pertemuan ke-5 Sensor : Bagian 1 Afif Rakhman, S.Si., M.T. Drs. Suparwoto, M.Si. Geofisika - UGM Agenda Pengantar sensor Pengubah analog ke digital Pengkondisi sinyal Pengantar sensor medan EM Transduser

Lebih terperinci

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu: BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka Realisasi PLL (Phase Locked Loop) sebagai modul praktikum demodulator FM sebelumnya telah pernah dibuat oleh Rizal Septianda mahasiswa Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan kebutuhan manusia untuk dapat berkomunikasi di segala tempat,

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan kebutuhan manusia untuk dapat berkomunikasi di segala tempat, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuntutan kebutuhan manusia untuk dapat berkomunikasi di segala tempat, waktu, dan kondisi diam atau bergerak menyebabakan perkembangan telekomunikasi nirkabel (wireless)

Lebih terperinci

KOMPRESI SINYAL SUARA DENGAN MENGGUNAKAN STANDAR MPEG-4

KOMPRESI SINYAL SUARA DENGAN MENGGUNAKAN STANDAR MPEG-4 KOMPRESI SINYAL SUARA DENGAN MENGGUNAKAN STANDAR MPEG-4 Disusun Oleh : Nama : Michael Darmawan Nrp : 0322130 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha, Jl. Prof.Drg.Suria Sumantri,

Lebih terperinci

MODULASI. Adri Priadana. ilkomadri.com

MODULASI. Adri Priadana. ilkomadri.com MODULASI Adri Priadana ilkomadri.com Pengertian Modulasi Merupakan suatu proses penumpangan atau penggabungan sinyal informasi (pemodulasi) kepada gelombang pembawa (carrier), sehingga memungkinkan sinyal

Lebih terperinci

Suara. Definisi Suara???

Suara. Definisi Suara??? Suara Suara Definisi Suara??? Suara, Amplitudo dan Telinga Suara adalah fenomena kompleks yang melibatkan fisika dan persepsi. suara selalu melibatkan setidaknya tiga hal: sesuatu yang bergerak sesuatu

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2016 tentang Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2017, No Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2016 tentang Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1814, 2017 BADAN NASIONAL PENCARIAN DAN PERTOLONGAN. Sistem Komunikasi Pencarian dan Pertolongan. PERATURAN BADAN NASIONAL PENCARIAN DAN PERTOLONGAN NOMOR 19 TAHUN 2017

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PSD Bab I Pendahuluan 1

BAB I PENDAHULUAN. PSD Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN Pengolahan Sinyal Digital (Digital Signal Processing, disingkat DSP) adalah suatu bagian dari sain dan teknologi yang berkembang pesat selama 40 tahun terakhir. Perkembangan ini terutama

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. sebagian besar masalahnya timbul dikarenakan interface sub-part yang berbeda.

BAB II DASAR TEORI. sebagian besar masalahnya timbul dikarenakan interface sub-part yang berbeda. BAB II DASAR TEORI. Umum Pada kebanyakan sistem, baik itu elektronik, finansial, maupun sosial sebagian besar masalahnya timbul dikarenakan interface sub-part yang berbeda. Karena sebagian besar sinyal

Lebih terperinci

1.4 KONVERSI ANALOG-KE DIGITAL DAN DIGITAL-KE-ANALOG. Sinyal-sinyal analog di alam:

1.4 KONVERSI ANALOG-KE DIGITAL DAN DIGITAL-KE-ANALOG. Sinyal-sinyal analog di alam: 1.4 KONVERSI ANALOG-KE DIGITAL DAN DIGITAL-KE-ANALOG Sinyal-sinyal analog di alam: 1. Suara 2. Sinyal biologis 3. Sinyal seismik 4. Sinyal radar 5. Sinyal sonar 6. Sinyal audio dan video Tiga langkah proses

Lebih terperinci

BAB II PENCUPLIKAN DAN KUANTISASI

BAB II PENCUPLIKAN DAN KUANTISASI BAB II PENCUPLIKAN DAN KUANTISASI Sebagian besar sinyal-sinyal di alam adalah sinyal analog. Untuk memproses sinyal analog dengan sistem digital, perlu dilakukan proses pengubahan sinyal analog menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin berkembangnya teknologi telekomunikasi, internet menjadi sesuatu yang tidak lagi sulit dan mahal. Kemudahan ini menyebabkan internet dipenuhi berbagai

Lebih terperinci

Nama Matakuliah : Transmisi Telekomunikasi Kode/SKS : TEL 388/2 Semester : Genap 2004/2005 (untuk mahasiswa semester 6)

Nama Matakuliah : Transmisi Telekomunikasi Kode/SKS : TEL 388/2 Semester : Genap 2004/2005 (untuk mahasiswa semester 6) Nama Matakuliah : Transmisi Telekomunikasi Kode/SKS : TEL 388/2 Semester : Genap 2004/2005 (untuk mahasiswa semester 6) Tujuan Pembelajaran Memberikan pemahaman dan kemampuan analisis dalam transmisi telekomunikasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Telekomunikasi telah menempati suatu kedudukan yang penting

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Telekomunikasi telah menempati suatu kedudukan yang penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem Telekomunikasi telah menempati suatu kedudukan yang penting dan strategis dalam kehidupan masyarakat Indonesia, karena dengan sistem telekomunikasi suatu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan kebutuhan manusia untuk dapat berkomunikasi di segala tempat,

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan kebutuhan manusia untuk dapat berkomunikasi di segala tempat, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuntutan kebutuhan manusia untuk dapat berkomunikasi di segala tempat, waktu, dan kondisi (statis dan bergerak) menyebabkan telekomunikasi nirkabel (wireless) berkembang

Lebih terperinci

TEE 843 Sistem Telekomunikasi. 7. Modulasi. Muhammad Daud Nurdin Jurusan Teknik Elektro FT-Unimal Lhokseumawe, 2016

TEE 843 Sistem Telekomunikasi. 7. Modulasi. Muhammad Daud Nurdin Jurusan Teknik Elektro FT-Unimal Lhokseumawe, 2016 TEE 843 Sistem Telekomunikasi 7. Modulasi Muhammad Daud Nurdin syechdaud@yahoo.com Jurusan Teknik Elektro FT-Unimal Lhokseumawe, 2016 Modulasi Prinsip Dasar Modulasi Modulasi Gelombang Kontinu Modulasi

Lebih terperinci

Rijal Fadilah. Transmisi Data

Rijal Fadilah. Transmisi Data Rijal Fadilah Transmisi Data Review Sistem Komunikasi Data Entitas yg melambangkan suatu pengertian Jenis : data analog & data digital Signal / Sinyal Suatu bentuk/cara utk menyalurkan data Jenis : signal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Antena merupakan suatu bagian yang mutlak diperlukan dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Antena merupakan suatu bagian yang mutlak diperlukan dalam sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Antena merupakan suatu bagian yang mutlak diperlukan dalam sistem komunikasi radio. Dalam dunia telekomunikasi antena didefinisikan sebagai struktur yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berjalannya waktu, teknologi nirkabel semakin berkembang pada banyak bidang. Dari berbagai macam sistem teknologi nirkabel yang telah ada, gelombang radio masih

Lebih terperinci

SINYAL & MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung

SINYAL & MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung SINYAL & MODULASI Ir. Roedi Goernida, MT Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung 2012 1 Pengertian Sinyal Merupakan suatu perubahan amplitudo dari tegangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bidang telekomunikasi yang begitu pesat, semakin banyak pilihan yang

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bidang telekomunikasi yang begitu pesat, semakin banyak pilihan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam sistem transmisi data, media transmisi adalah jalur fisik antara pemancar dan penerima. Baik sinyal analog maupun digital dapat dipancarkan melalui media transmisi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Genre musik adalah pengelompokan musik sesuai dengan kemiripan satu dengan yang lain, seperti kemiripan dalam hal frekuensi musik, struktur ritmik, dan konten harmoni. Genre

Lebih terperinci

1.2 Tujuan Penelitian 1. Penelitian ini bertujuan untuk merancang bangun sirkit sebagai pembangkit gelombang sinus synthesizer berbasis mikrokontroler

1.2 Tujuan Penelitian 1. Penelitian ini bertujuan untuk merancang bangun sirkit sebagai pembangkit gelombang sinus synthesizer berbasis mikrokontroler BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dewasa ini dunia telekomunikasi berkembang sangat pesat. Banyak transmisi yang sebelumnya menggunakan analog kini beralih ke digital. Salah satu alasan bahwa sistem

Lebih terperinci

Modulasi adalah proses modifikasi sinyal carrier terhadap sinyal input Sinyal informasi (suara, gambar, data), agar dapat dikirim ke tempat lain, siny

Modulasi adalah proses modifikasi sinyal carrier terhadap sinyal input Sinyal informasi (suara, gambar, data), agar dapat dikirim ke tempat lain, siny Modulasi Modulasi adalah proses modifikasi sinyal carrier terhadap sinyal input Sinyal informasi (suara, gambar, data), agar dapat dikirim ke tempat lain, sinyal tersebut harus ditumpangkan pada sinyal

Lebih terperinci

SISTEM KOMUNIKASI CDMA Rr. Rizka Kartika Dewanti, TE Tito Maulana, TE Ashif Aminulloh, TE Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta

SISTEM KOMUNIKASI CDMA Rr. Rizka Kartika Dewanti, TE Tito Maulana, TE Ashif Aminulloh, TE Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta SISTEM KOMUNIKASI CDMA Rr. Rizka Kartika Dewanti, 31358-TE Tito Maulana, 31475-TE Ashif Aminulloh, 32086-TE Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta 1.1 PENDAHULUAN Dengan pertumbuhan komunikasi tanpa

Lebih terperinci

Pertemuan 11 TEKNIK MODULASI. Dahlan Abdullah, ST, M.Kom Website :

Pertemuan 11 TEKNIK MODULASI. Dahlan Abdullah, ST, M.Kom   Website : Pertemuan 11 TEKNIK MODULASI Dahlan Abdullah, ST, M.Kom Email : dahlan.unimal@gmail.com Website : http://www.dahlan.web.id PENDAHULUAN Sebuah sistem komunikasi merupakan suatu sistem dimana informasi disampaikan

Lebih terperinci

udara maupun benda padat. Manusia dapat berkomunikasi dengan manusia dari gagasan yang ingin disampaikan pada pendengar.

udara maupun benda padat. Manusia dapat berkomunikasi dengan manusia dari gagasan yang ingin disampaikan pada pendengar. BAB II DASAR TEORI 2.1 Suara (Speaker) Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan amplitudo tertentu melalui media perantara yang dihantarkannya seperti media air, udara maupun

Lebih terperinci

Dasar Sinyal S1 TEKNIK TELEKOMUNIKASI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM PURWOKERTO 2015

Dasar Sinyal S1 TEKNIK TELEKOMUNIKASI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM PURWOKERTO 2015 Dasar Sinyal S1 TEKNIK TELEKOMUNIKASI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM PURWOKERTO 2015 Apakah sinyal itu? Suatu besaran fisis yang berubah seiring dengan waktu, ruang atau beberapa variabel Kuantitas

Lebih terperinci

PEMANCAR&PENERIMA RADIO

PEMANCAR&PENERIMA RADIO PEMANCAR&PENERIMA RADIO Gelombang elektromagnetik gelombang yang dapat membawa pesan berupa sinyal gambar dan suara yang memiliki sifat, dapat mengarungi udara dengan kecepatan sangat tinggi sehingga gelombang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Inovasi di dalam teknologi telekomunikasi berkembang dengan cepat dan selaras dengan perkembangan karakteristik masyarakat modern yang memiliki mobilitas tinggi, mencari

Lebih terperinci

BAB II TEKNOLOGI DVB-H

BAB II TEKNOLOGI DVB-H BAB II TEKNOLOGI DVB-H 2.1. Pendahuluan Mobile TV adalah pengiriman kanal TV ke terminal pelanggan baik terminal berupa handset, PDA atau sejenisnya. Mobile TV terminal didesign untuk digunakan sesuai

Lebih terperinci

TEE 843 Sistem Telekomunikasi. Modulasi. Muhammad Daud Nurdin

TEE 843 Sistem Telekomunikasi. Modulasi. Muhammad Daud Nurdin TEE 843 Sistem Telekomunikasi Modulasi Muhammad Daud Nurdin syechdaud@yahoo.com; mdaud@unimal.ac.id Jurusan Teknik Elektro FT-Unimal Lhokseumawe, 2015 1 Modulasi Prinsip Dasar Modulasi Modulasi Gelombang

Lebih terperinci

APLIKASI KOMPRESI CITRA BERBASIS ROUGH FUZZY SET

APLIKASI KOMPRESI CITRA BERBASIS ROUGH FUZZY SET APLIKASI KOMPRESI CITRA BERBASIS ROUGH FUZZY SET Anny Yuniarti 1), Nadya Anisa Syafa 2), Handayani Tjandrasa 3) 1,2,3) Jurusan Teknik Informatika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Surabaya

Lebih terperinci

Komunikasi Data. Bab 5. Data Encoding. Bab 5. Data Encoding 1/46

Komunikasi Data. Bab 5. Data Encoding. Bab 5. Data Encoding 1/46 Bab 5. Data Encoding Bab 5. Data Encoding 1/46 Outline Teknik Encoding Data Digital Signal Digital Teknik Encoding Data Analog Signal Digital Teknik Encoding Data Digital Signal Analog Teknik Encoding

Lebih terperinci

BAB III INTERFERENSI RADIO FM DAN SISTEM INTERMEDIATE DATA RATE (IDR)

BAB III INTERFERENSI RADIO FM DAN SISTEM INTERMEDIATE DATA RATE (IDR) BAB III INTERFERENSI RADIO FM DAN SISTEM INTERMEDIATE DATA RATE (IDR) 3.1 Interferensi Radio FM Pada komunikasi satelit banyak ditemui gangguan-gangguan (interferensi) yang disebabkan oleh banyak faktor,

Lebih terperinci

TUGAS MATA KULIAH KAPITA SELEKTA Desain Sistem PLC 1 Arah Dosen: Bp. Binsar Wibawa

TUGAS MATA KULIAH KAPITA SELEKTA Desain Sistem PLC 1 Arah Dosen: Bp. Binsar Wibawa TUGAS MATA KULIAH KAPITA SELEKTA Desain Sistem PLC 1 Arah Dosen: Bp. Binsar Wibawa Disusun oleh: (Telkom Group) 1. Alwin Bahari 2. Aulya Rahman F 3. Firman Anggoro 4. Gunawan 5. Hafiz Maulana 6. Irfan

Lebih terperinci

MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si

MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si PERTEMUAN 8 FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA, JAKARTA MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si POKOK BAHASAN Pengertian sinyal, spektrum elektromagnetik dan standar

Lebih terperinci

Modulasi. S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto

Modulasi. S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto Modulasi S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto 1 AM Analog FM Modulasi PM ASK Digital ASK FSK PSK voltage Amplitudo, Frekuensi, Phase 180 0 +90 0 B A C -90 0 0 0 C A cycle (T) B 0 π 2π Amplitude (V) (t)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Steganografi merupakan ilmu dan seni menyembunyikan data rahasia ke dalam suatu media (cover object). Penyembunyian data tersebut dilakukan sedemikian sehingga pihak

Lebih terperinci

AUDIO DIGITAL. Kualitas Audio Digital. Kualitas Audio ditentukan oleh Sample rate dan Bit Rate. Sample Rate

AUDIO DIGITAL. Kualitas Audio Digital. Kualitas Audio ditentukan oleh Sample rate dan Bit Rate. Sample Rate AUDIO DIGITAL Suara atau audio adalah getaran udara pada frekwensi yang dapat didengar oleh telinga manusia sehingga disebut dengan frekwensi suara atau freuensi audio. Frekuensi audio berada diantara

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA Data, Sinyal & Media Transmisi. Oleh: Fahrudin Mukti Wibowo, S.Kom., M.Eng

KOMUNIKASI DATA Data, Sinyal & Media Transmisi. Oleh: Fahrudin Mukti Wibowo, S.Kom., M.Eng KOMUNIKASI DATA Data, Sinyal & Media Transmisi Oleh: Fahrudin Mukti Wibowo, S.Kom., M.Eng Data 10110111 sinyal Untuk dapat ditransmisikan, data harus ditransformasikan ke dalam bentuk gelombang elektromagnetik

Lebih terperinci

MEDIA TRANSMISI. Sumber: Bab 4 Data & Computer Communications William Stallings. Program Studi Teknik Telekomunikasi Sekolah Tinggi Teknologi Telkom

MEDIA TRANSMISI. Sumber: Bab 4 Data & Computer Communications William Stallings. Program Studi Teknik Telekomunikasi Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Jaringan Komputer I 1 MEDIA TRANSMISI Sumber: Bab 4 Data & Computer Communications William Stallings Program Studi Teknik Telekomunikasi Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Spektrum Elektromagnetik Jaringan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T

KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T Data dan Sinyal Data yang akan ditransmisikan kedalam media transmisi harus ditransformasikan terlebih dahulu kedalam bentuk gelombang elektromagnetik. Bit 1 dan 0 akan diwakili oleh tegangan listrik dengan

Lebih terperinci

V. M O D U L A S I. Gbr.V-1: Tiga sinyal sinusoidal yang berbeda. Sinyal 1 Sinyal 3. sinyal 2 t

V. M O D U L A S I. Gbr.V-1: Tiga sinyal sinusoidal yang berbeda. Sinyal 1 Sinyal 3. sinyal 2 t V. M O D U L A S I Antena yang akan digunakan untuk memancarkan suatu sinyal haruslah memenuhi persyaratan, dimana ukurannya harus mendekati orde λ dari sinyal yang dimaksud. Jika yg akan dikirim adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi yang sangat pesat, maka sistem komunikasi wireless digital dituntut untuk menyediakan layanan data

Lebih terperinci

Sistem Transmisi Modulasi & Multiplexing

Sistem Transmisi Modulasi & Multiplexing Sistem Transmisi Modulasi & Multiplexing Konsep Sinyal Sinyal informasi tidak dapat bergerak sendiri pada jarak yang jauh. Misalkan anda bicara, apa sinyal suara anda bisa sampai ke jakarta dengan sendirinya?

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia terhadap teknologi telekomunikasi saat ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia terhadap teknologi telekomunikasi saat ini sudah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia terhadap teknologi telekomunikasi saat ini sudah sangat tinggi, salah satunya di bidang penyiaran televisi. Dari tahun ke tahun, semakin banyak stasiun

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. variabel untuk mengestimasi nilainya di masa yang akan datang. Peramalan Merupakan

BAB 2 LANDASAN TEORI. variabel untuk mengestimasi nilainya di masa yang akan datang. Peramalan Merupakan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Peramalan Peramalan adalah penggunaan data masa lalu dari sebuah variabel atau kumpulan variabel untuk mengestimasi nilainya di masa yang akan datang. Peramalan Merupakan bagian

Lebih terperinci

Bab 3. Transmisi Data

Bab 3. Transmisi Data Bab 3. Transmisi Data Bab 3. Transmisi Data 1/34 Outline Terminologi dan Konsep Transmisi Data Media Transmisi Konsep Domain Waktu Konsep Domain Frekuensi Transmisi Analog Transmisi Digital Gangguan Transmisi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk. memperoleh transmisi yang efisien dan handal.

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk. memperoleh transmisi yang efisien dan handal. BAB II DASAR TEORI 2.1 Modulasi Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk memperoleh transmisi yang efisien dan handal. Pemodulasi yang merepresentasikan pesan yang akan dikirim, dan

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Oleh : Nila Feby Puspitasari

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Oleh : Nila Feby Puspitasari STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Oleh : Nila Feby Puspitasari Data digital, sinyal digital - Merupakan bentuk paling sederhana dari pengkodean digital - Data digital ditetapkan satu level tegangan untuk biner satu

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Meter Air. Gambar 2.1 Meter Air. Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Meter Air. Gambar 2.1 Meter Air. Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus BAB II DASAR TEORI 2.1 Meter Air Gambar 2.1 Meter Air Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus menerus melalui sistem kerja peralatan yang dilengkapi dengan unit sensor,

Lebih terperinci

Menjabarkan format audio digital

Menjabarkan format audio digital Menjabarkan format audio digital Mata Diklat : KKM 12 Kelas/Semester : XI Multimedia / II Standart Kompetensi : Menggabungkan audio ke dalam sajian multimedia SUARA DAN AUDIO Suara adalah fenomena fisik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Perkembangan antenna saat ini semakin berkembang terutama untuk system komunikasi. Antenna adalah salah satu dari beberapa komponen yang paling kritis. Perancangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan merupakan salah satu sarana transportasi darat yang penting untuk menghubungkan berbagai tempat seperti pusat industri, lahan pertanian, pemukiman, serta sebagai

Lebih terperinci

DAFTAR SINGKATAN. : Human Auditory System. : Human Visual System. : Singular Value Decomposition. : Quantization Index Modulation.

DAFTAR SINGKATAN. : Human Auditory System. : Human Visual System. : Singular Value Decomposition. : Quantization Index Modulation. DAFTAR SINGKATAN HAS HVS SVD QIM BER MOS ODG SNR : Human Auditory System : Human Visual System : Singular Value Decomposition : Quantization Index Modulation : Bit Error Rate : Mean Opinion Score : Objective

Lebih terperinci

Jaringan Komputer Data Encoding Data Enc

Jaringan Komputer Data Encoding Data Enc Jaringan Komputer Data Encoding Teknik Encoding Data digital, sinyal digital Data analog, sinyal digital Data digital, sinyal analog Data analog, sinyal analog Data Digital, Sinyal Digital Sinyal digital

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bit serta kualitas warna yang berbeda-beda. Semakin besar pesat pencuplikan data

BAB I PENDAHULUAN. bit serta kualitas warna yang berbeda-beda. Semakin besar pesat pencuplikan data BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Citra digital merupakan suatu tampilan hasil dari proses digitalisasi citra analog yang diambil dari dunia nyata. Hasil dari proses digitalisasi citra analog

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA. 1. Pendahuluan

KOMUNIKASI DATA. 1. Pendahuluan KOMUNIKASI DATA SAHARI 1. Pendahuluan Definisi dasar Komunikasi adalah saling menyampaikan informasi kepada tujuan yang diinginkan Informasi bisa berupa suara percakapan (voice), musik (audio), gambar

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 A. Tujuan 1. Standar Kompetensi : Mengoperasi kan Pekerjaan Peralatan Audio 2. Kompetensi Dasar : Mengoperasi

PERTEMUAN 2 A. Tujuan 1. Standar Kompetensi : Mengoperasi kan Pekerjaan Peralatan Audio 2. Kompetensi Dasar : Mengoperasi PERTEMUAN 2 A. Tujuan 1. Standar Kompetensi : Mengoperasikan Pekerjaan Peralatan Audio 2. Kompetensi Dasar : Mengoperasikan Peralatan Elektronik Audio B. Pokok Bahasan : Pembacaan Buku Manual C. Sub Pokok

Lebih terperinci

MODUL II : SPEECH AND AUDIO PROCESSING

MODUL II : SPEECH AND AUDIO PROCESSING MODUL II : SPEECH AND AUDIO PROCESSING TUJUAN 1. Memahami karakteristik sinyal suara dan audio 2. Mampu melakukan pengolahan terhadap sinyal suara dan audio 3. Mampu menggunakan tool untuk pengolahan sinyal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kebutuhan akan data batimetri semakin meningkat seiring dengan kegunaan data tersebut untuk berbagai aplikasi, seperti perencanaan konstruksi lepas pantai, aplikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi yang pesat telah menjadi peran yang sangat penting untuk pertukaran informasi yang cepat. Kecepatan pengiriman informasi dalam

Lebih terperinci

BAB II TEORI PENUNJANG

BAB II TEORI PENUNJANG BAB II TEORI PENUNJANG 2.1 Dasar-Dasar Jaringan GSM 2.1.1 Pengertian GSM Global System for Mobile Communication disingkat GSM adalah sebuah teknologi komunikasi selular yang bersifat digital. Teknologi

Lebih terperinci