TATACARA PENDAFTARAN DAN PENDAFTARAN ULANG ANGGOTA KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TATACARA PENDAFTARAN DAN PENDAFTARAN ULANG ANGGOTA KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI"

Transkripsi

1 TATACARA PENDAFTARAN DAN PENDAFTARAN ULANG ANGGOTA KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI BAB I UMUM 2 Pasal 1 Pengertian 2 BAB II ANGGOTA BIASA 3 Pasal 2 Perusahaan dan Unit-Unit Perusahaan 3 Pasal 3 Tempat dan Waktu Pendaftaran 4 Pasal 4 Jangka Waktu dan Kartu Keanggotaan 4 Pasal 5 Dokumen Pendaftaran 4 Pasal 6 Proses Administrasi Pendaftaran melalui Kadin Kabupaten/Kota 5 Pasal 7 Prosedur Pendaftaran Anggota Biasa Melalui Anggota Luar Biasa 6 Pasal 8 Formulir Pendaftaran 7 Pasal 9 Kartu Tanda Anggota Biasa 7 Pasal 10 Data dan Informasi Perusahaan 9 Pasal 11 Pendaftaran Ulang 9 Pasal 12 Hak Banding dan Pencabutan KTA-B 9 BAB III ANGGOTA TERCATAT 9 Pasal 13 Pencatatan 9 Pasal 14 Proses Administrasi Pencatatan 10 Pasal 15 Formulir Pencatatan 11 Pasal 16 Kartu Anggota Tercatat 11 Pasal 17 Pencatatan Ulang 12 BAB IV ANGGOTA LUAR BIASA 12 Pasal 18 Organisasi Perusahaan dan Organisasi Pengusaha 12 Pasal 19 Tempat dan Waktu Pendaftaran 14 Pasal 20 Jangka Waktu dan Kartu Keanggotaan 14 Pasal 21 Dokumen Pendaftaran 15 Pasal 22 Proses Administrasi Pendaftaran Anggota Luar Biasa 15 Pasal 23 Formulir Pendaftaran 16 Pasal 24 Kartu Tanda Anggota Luar Biasa 16 Pasal 25 Pendaftaran Ulang 18 Pasal 26 Hak Banding dan Pencabutan KTA-LB 18 Pasal 27 Anggota Luar Biasa Tercatat 18 BAB V KEUANGAN 18 Pasal 28 Uang Pangkal 18 Pasal 29 Uang Iuran 19 Pasal 30 Pembagian Keuangan 21 Pasal 31 Tatacara Penyetoran Keuangan 21 Pasal 32 Leges 21 BAB VI BASIS DATA ANGGOTA NASIONAL 22

2 Pasal 33 Basis Data Anggota Biasa 22 Pasal 34 Legalitas dan Legitimasi dan Sanksi 22 Pasal 35 Daftar Anggota 22 Pasal 36 Sanksi 23 BAB VII PENUTUP 23 Pasal 37 Penutup 23 LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 01 Contoh permintaan menjadi Anggota Biasa Lampiran 02 Formulir A Pendaftaran Pendaftaran Ulang Anggota Biasa Lampiran 03 Daftar Periksa Dokumen Lampiran 04 Format Laporan Lampiran 05 Sistem Penomoran Anggota Biasa Lampiran 06 Kode Daerah Lampiran 07 Klasifikasi Bidang Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) Lampiran 08 Contoh KTA-B Lampiran 09 Formulir AT Pendaftaran Anggota Tercatat Kadin Lampiran 10 Contoh Kartu Anggota Tercatat Lampiran 11 Sistem Penomoran Anggota Tercatat Lampiran 12 Pernyataan Tidak merangkap Jabatan Lampiran 13 Contoh Permintaan menjadi ALB Lampiran 14 Formulir B Pendaftaran/Pendaftaran Ulang ALB Lampiran 15 Contoh KTA-LB Lampiran 16 Sistem Penomoran Anggota Luar Biasa Lampiran 17 Format daftar AB Lampiran 18 Format daftar ALB

3 KEPUTUSAN DEWAN PENGURUS KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA Nomor: Skep/ /DP/XII/2006 tentang TATACARA PENDAFTARAN DAN PENDAFTARAN ULANG ANGGOTA KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI DEWAN PENGURUS KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA Menimbang : a. bahwa tatacara pendaftaran dan pendaftaran ulang anggota Kamar dagang dan Industri yang ditetapkan pertama kali pada tahun 1995 dan telah beberapa kali disempurnakan, terakhir tahun 2004, perlu disempurnakan dan ditindaklanjuti secara berkesinambungan dalam rangka memantapkan program keanggotaan Kadin secara nasional; b. bahwa untuk tujuan tersebut di atas, Dewan Pengurus Kamar Dagang dan Industri Indonesia perlu menetapkan keputusan mengenai penyempurnaan tatacara pendaftaran dan pendaftaran ulang anggota biasa Kamar Dagang dan Industri; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1987 tentang Kamar Dagang dan Industri, khususnya Pasal 9 dan Pasal 10; 2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan; 3. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Kamar Dagang dan Industri yang disetujui dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006 tentang Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Kamar Dagang dan Industri; 4. Hasil-hasil Musyawarah Nasional Keempat Kamar Dagang dan Industri Tahun 2004; 5. Hasil-hasil Musyawarah Nasional Khusus Kamar Dagang dan Industri Tahun 2005 dan Tahun 2006; Memperhatikan : 1. Hasil-hasil Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Tahun 2006, khususnya mengenai Keanggotaan; 2. Hasil-hasil Rapat Koordinasi Nasional bidang Keorganisasian dan Keanggotaan Kamar Dagang dan Industri (Rakornas Organisasi Kadin) Tahun 2006, khususnya mengenai penyempurnaan TPPU Anggota Kadin - 1

4 tatacara pendaftaran dan pendaftaran ulang anggota Kamar Dagang dan Industri; Memutuskan Menetapkan : Tatacara Pendaftaran dan Pendaftaran Ulang Anggota Kamar Dagang dan Industri. BAB I UMUM Pasal 1 Pengertian Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Undang-Undang Kadin adalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1987 tentang Kamar Dagang dan Industri. 2. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Kadin, disingkat AD-ART Kadin, adalah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Kamar Dagang dan Industri Indonesia disetujui pemerintah dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun Organisasi Perusahaan dengan sebutan Asosiasi, Gabungan, atau nama apapun yang serupa, adalah wadah persatuan dan kesatuan dari perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Badan Usaha Koperasi maupun Badan Usaha Swasta, atau wadah komunikasi dan konsultasi antara perusahaan Indonesia dan perusahaan asing dari sesuatu negara, yang didirikan secara sah berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku atas dasar kesamaan jenis usaha, mata dagangan atau jasa yang dihasilkan atau yang diperdagangkan, bersifat nasional ataupun daerah, yang dalam kegiatannya bersifat nirlaba, dan memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang sejalan dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1987 tentang Kamar Dagang dan Industri. 4. Organisasi Pengusaha dengan sebutan Himpunan, Ikatan, atau nama apapun yang serupa, adalah wadah persatuan dan kesatuan para pengusaha, yang didirikan secara sah berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku atas dasar kesamaan tujuan, aspirasi, strata kepengusahaan, atau ciri-ciri alamiah tertentu, bersifat nasional atau daerah yang dalam kegiatannya bersifat nirlaba, dan memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang sejalan dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1987 tentang Kamar Dagang dan Industri. 5. Dewan Bisnis dengan sebutan Dewan Kerja Sama Ekonomi, atau nama apapun yang serupa, adalah wadah konsultasi dan komunikasi antara pengusaha Indonesia dengan pengusaha asing dari sesuatu negara bersifat nasional atau daerah yang dalam kegiatannya bersifat nirlaba, dan memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang sejalan dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1987 tentang Kamar Dagang dan Industri. 6. Pengusaha adalah setiap orang perseorangan atau persekutuan orang yang menjalankan sesuatu jenis perusahaan, baik perusahaan perseorangan maupun perusahaan berbadan hukum. 7. Perusahaan adalah setiap bentuk usaha orang perseorangan atau persekutuan atau badan hukum yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus TPPU Anggota Kadin - 2

5 menerus, didirikan, bekerja dan berkedudukan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia serta bertujuan memperoleh keuntungan atau manfaat dan atau laba. 8. Perusahaan berbadan hukum adalah perusahaan yang dimiliki oleh persekutuan 2 (dua) orang atau lebih yang didirikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, berbentuk Perseroan Terbatas (PT), koperasi, NV (Naamloze Vennotschap), firma (Fa), CV (Commaditter Vennotschap) atau Usaha Dagang (UD), yang dimiliki oleh negara (Badan Usaha Milik Negara atau BUMN), daerah (Badan Usaha Milik Daerah, atau BUMD), atau oleh swasta, baik perusahaan penanaman modal dalam negeri (PMDN) maupun perusahaan penanaman modal asing (PMA), sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 9. Perusahaan tidak berbadan hukum adalah perusahaan milik orang perseorangan yang tidak bersekutu dengan orang lain dalam suatu perikatan hukum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 10. Pengurus Kadin adalah dewan pertimbangan, dewan pengurus dan pengurus komite luar negeri pada setiap tingkatan organisasi Kadin. 11. Anggota Biasa Kadin adalah perusahaan berbadan hukum, baik yang menjadi anggota ataupun tidak menjadi organisasi perusahaan, organisasi pengusaha, dan atau dewan bisnis, yang terdaftar pada Kadin Kabupaten/Kota setempat. 12. Anggota Luar Biasa Kadin adalah organisasi-organisasi perusahaan, organisasiorganisasi pengusaha, dan dewan-dewan bisnis yang memenuhi persyaratan keanggotaan yang terdaftar pada Kadin Indonesia/Kadin Provinsi/ Kabupaten/Kota setempat sesuai dengan tingkatan organisasinya. 13. Anggota Tercatat Kadin adalah perusahaan perseorangan atau pengusaha informal yang tercatat pada Kadin Kabupaten/Kota setempat. 14. Anggota Luar Biasa Tercatat adalah organisasi-organisasi perusahaan, organisasiorganisasi pengusaha, dan dewan-dewan bisnis, yang belum memenuhi persyaratan keanggotaan dan tercatat pada Kadin Indonesia/Kadin Provinsi/Kabupaten/Kota sesuai dengan tingkatan organisasinya. 15. Kartu anggota adalah suatu bentuk dokumen organisasi yang menjadi identitas sesuatu perusahaan, pengusaha, organisasi perusahaan dan organisasi pengusaha sebagai anggota Kadin. Ada empat jenis kartu anggota, yakni Kartu Tanda Anggota Biasa (disingkat KTA-B) untuk perusahaan sebagaimana dimaksud butir 9, Kartu Tanda Anggota Luar Biasa (disingkat KTA-LB) untuk identitas organisasi perusahaan atau organisasi pengusaha sebagaimana dimaksud butir 10, Kartu Anggota Tercatat (disingkat KAT) untuk identitas perusahaan perseorangan atau pengusaha informal sebagaimana dimaksud butir 11, Kartu Anggota Luar Biasa Tercatat (disingkat KALBT) untuk identitas organisasi perusahaan/organisasi pengusaha sebagaimana dimaksud butir 12. BAB II ANGGOTA BIASA Pasal 2 Perusahaan dan Unit-Unit Perusahaan (1) Perusahaan yang dapat diterima menjadi Anggota Biasa adalah perusahaan yang berbadan hukum sesuai dengan ketentuan Pasal 1 butir 8. TPPU Anggota Kadin - 3

6 (2) Setiap kantor pusat, cabang, perwakilan dan unit produksi atau pabrik perusahaan sebagaimana dimaksud ayat (1) masing-masing mendaftar menjadi Anggota Biasa pada Kadin Kabupaten/Kota tempat domisilinya masing-masing. (3) Pengusaha yang menjadi pemilik dan/atau pengelola perusahaan atau unit usaha sebagaimana dimaksud ayat (2) yang menjadi Anggota Biasa mempunyai hak dipilih menjadi pengurus Kadin sebagaimana dimaksud Pasal 1 butir 10 sesuai dengan ketentuan AD Pasal 31 ayat (5). Pasal 3 Tempat dan Waktu Pendaftaran (1) Pendaftaran perusahaan menjadi Anggota Biasa dilakukan pada Kadin Kabupaten/ Kota; khusus untuk Daerah Khusus Ibukota Jakarta, pendaftaran dilakukan pada Kadin DKI Jakarta. (2) Pendaftaran perusahaan menjadi Anggota Biasa juga dapat dilakukan melalui Anggota Luar Biasa yang ditetapkan oleh Kadin Indonesia. (3) Pendaftaran perusahaan menjadi Anggota Biasa dapat dilakukan setiap saat pada hari kerja. (4) Pendaftaran perusahaan menjadi Anggota Biasa di daerah kabupaten/kota atau yang disetingkatkan dengan itu yang belum memiliki Kadin Kabupaten/Kota dilakukan melalui dan oleh Kadin Provinsi setempat. Pasal 4 Jangka Waktu dan Kartu Keanggotaan (1) Jangka waktu keanggotaan perusahaan sebagai Anggota Biasa adalah 5 (lima) tahun takwim. (2) Pada akhir tahun takwim kelima pendaftaran perusahaan sebagai Anggota Biasa harus diperpanjang dengan mendaftar ulang. (3) Perusahaan yang diterima menjadi Anggota Biasa Kadin mendapatkan KTA-B Kadin dengan pembayaran Uang Pangkal dan Uang Iuran untuk sisa bulan tahun takwim berjalan. (4) Perusahaan yang sudah menjadi Anggota Biasa Kadin pada tahun 2006 dan mendaftar ulang pada tahun 2007 mendapat KTA-B. (5) Perusahaan yang menjadi Anggota Biasa pada setiap tahun takwim berikutnya mulai tahun 2008 harus membayar Uang Iuran untuk satu tahun dan mendapat leges sebagaimana dimaksud Pasal 30 yang ditempelkan pada Kartu Tanda Anggota Biasa (KTA-B) Kadin setelah menyelesaikan kewajiban membayar iuran bulanan sekaligus untuk 1 (satu) tahun takwim. Pasal 5 Dokumen Pendaftaran Pendaftaran perusahaan menjadi Anggota Biasa dilakukan mengajukan permintaan tertulis [contoh pada Lampiran 01] dengan dilengkapi fotokopi dokumen-dokumen sebagai berikut: a. Formulir Pendaftaran Anggota Biasa Kadin [Formulir A, contoh pada Lampiran 02] yang sudah diisi secara lengkap; b. Dokumen-dokumen legalitas perusahaan dengan ketentuan sebagai berikut: 1. bagi perusahaan berbadan hukum Perseroan Terbatas (PT): 1) Izin Usaha, TPPU Anggota Kadin - 4

7 2) Pensahan Akta Notaris di Departemen Hukum dan HAM 3) Tanda Daftar Perusahaan (TDP) di Dinas Perdagangan, 4) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan 5) neraca keuangan tahun buku terakhir; 2. bagi perusahaan berbadan hukum Koperasi: 1) Izin Usaha, 2) persetujuan pemerintah tentang pendiriannya, 3) Tanda Daftar Perusahaan (TDP) di Dinas Perdagangan, 4) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan 5) neraca keuangan tahun terakhir; 3. bagi perusahaan berbadan hukum CV (comanditer venotschap), firma (Fa) atau Usaha Dagang (UD): 1) Izin Usaha, 2) Akte Notaris, 3) Tanda Daftar Perusahaan (TDP) di Dinas Perdagangan, 4) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan 5) neraca keuangan tahun terakhir. c. bukti setor pembayaran Uang Pangkal dan Uang Iuran Anggota sekaligus untuk sisa tahun takwim terhitung dari bulan pendaftaran sampai dengan bulan Desember tahun pendaftaran. Pasal 6 Pendaftaran (1) Pendaftaran perusahaan menjadi Anggota Biasa dilakukan melalui Kadin Kabupaten/Kota tempat domisili usahanya; atau juga dapat melalui Anggota Luar Biasa yang ditetapkan oleh Kadin Indonesia. (2) Pendaftaran Anggota Biasa baru (registrasi) melalui Kadin Kabupaten/Kota diproses menurut urutan kerja sebagai berikut: A. Kadin Kabupaten/Kota: 01. Memeriksa kelengkapan (melakukan validasi) dan meneliti kebenaran dan keabsahan (melakukan verifikasi) pengisian Formulir A dan kelengkapan dokumen-dokumen sebagaimana dimaksud Pasal 5; 02. Jika lengkap dan absah, membuat laporan penerimaan keanggotaan dan resume data legal dan data kompetensi perusahaan yang bersangkutan [sesuai dengan format pada Lampiran 04]; jika tidak lengkap atau ada yang diragukan kebenaran atau keabsahannya, meminta perusahaan melengkapinya dan memberikan bukti keabsahannya; 03. Mencantumkan Nomor Anggota Biasa pada Formulir A [sesuai dengan sistem penomoran pada Lampiran 05 dan Lampiran 06]; 04. Mengirimkan laporan kepada Kadin Provinsi yang bersangkutan dilengkapi dengan Formulir A dan resume data legal dan data kompetensi perusahaan yang bersangkutan, sekaligus mengirimkan bukti setor bank alokasi dana hak Kadin Provinsi dan hak Kadin Indonesia ke rekening masing-masing. B. Kadin Provinsi menerima laporan Kadin Kabupaten/Kota dan melakukan: 05. Memeriksa ulang kelengkapan serta kebenaran dan keabsahan dokumendokumen perusahaan yang bersangkutan; TPPU Anggota Kadin - 5

8 06. Jika lengkap dan benar, mencatatkan Nomor Anggota Biasa dan Nomor KTA-B yang akan dikeluarkan oleh Kadin Kabupaten/Kota, serta mengisikan pada Buku Induk Keanggotaan Kadin Provinsi, dan pada KTA-B yang bersangkutan data: a. Nomor Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 2005, b. Kualifikasi perusahaan, c. Data legalitas perusahaan, d. Data kompetensi perusahaan, dan e. Data kemampuan permodalan [sesuai dengan sistem penomoran KBLI 2005 pada Lampiran 07 dan ketentuan Bab III]; 07. Mengirimkan KTA-B yang sudah ditandatangani Ketua Umum Kadin Provinsi kepada Kadin Kabupaten/Kota yang bersangkutan. 08. Menyampaikan semua Daftar Anggota Biasa yang diterima kepada Kadin Indonesia sesuai dengan ketentuan Bab VI. C. Kadin Kabupaten/Kota menerima KTA-B dari Kadin Provinsi: 09. Ketua Kadin Kabupaten/Kota menandatangani KTA-B. 10. Mencatatkan data Anggota Biasa dalam Buku Induk Keanggotaan Kadin Kabupaten/Kota. 11. Menyerahkannya kepada yang berhak atas nama Kadin Indonesia. Seluruh proses butir 01 sampai butir 11 kecuali butir 07 pada huruf A sampai huruf C di atas harus selesai dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja, terhitung sejak tanggal dikeluarkannya Tanda Terima Formulir Pendaftaran oleh Kadin Kabupaten/Kota kepada Calon Anggota. (3) Pendaftaran Anggota Biasa melalui Anggota Luar Biasa tertunjuk yang ditetapkan oleh Kadin Indonesia diproses menurut urutan kerja sebagai berikut: a. Anggota Luar Biasa tertunjuk memeriksa kelengkapan (melakukan validasi) dan meneliti kebenaran dan keabsahan (melakukan verifikasi) pengisian Formulir A dan kelengkapan dokumen-dokumen sebagaimana dimaksud Pasal 5; b. Anggota Luar Biasa tertunjuk menyerahkan semua dokumen pendaftaran dilengkapi dengan fotokopi kartu anggota perusahaan yang bersangkutan pada ALB bersangkutan kepada Kadin Kabupaten/Kota setempat atau kepada Kadin Provinsi setempat; c. Jika Kadin Kabupaten/Kota yang menerima pendaftaran Anggota Biasa dari Anggota Luar Biasa tertunjuk sebagaimana dimaksud pada huruf b, maka Kadin Kabupaten/Kota yang bersangkutan memprosesnya seperti dimaksud pada Pasal 5; setelah selesai menyerahkan KTA-B yang bersangkutan melalui Anggota Luar Biasa tertunjuk yang bersangkutan; d. Jika Kadin Provinsi yang bersangkutan yang menerima pendaftaran Anggota Biasa langsung dari Anggota Luar Biasa tertunjuk sebagaimana dimaksud pada huruf b, maka Kadin Provinsi yang bersangkutan segera menyerahkan data dan KTA-B yang bersangkutan ke Kadin Kabupaten/Kota yang bersangkutan untuk kemudian memprosesnya seperti dimaksud ayat (2) huruf A dan mengirimkannya ke Kadin Provinsi untuk memprosesnya seperti dimaksud pada ayat (2) huruf B.05 dan setelah selesai menyerahkan KTA-B yang bersangkutan kepada Anggota Luar Biasa Tertunjuk untuk selanjutnya menyerahkannya kepada perusahaan yang bersangkutan; TPPU Anggota Kadin - 6

9 e. Atas setiap Uang Pangkal dan Uang Iuran Tahunan Anggota Biasa yang diterimanya, Anggota Luar Biasa Tertunjuk memperoleh hak sebesar 10 (sepuluh) persen. (4) Sesuai dengan ketentuan Bab III, proses validasi dan verifikasi harus dilakukan dengan teliti dan benar karena KTA-B Kadin yang diterbitkan juga merupakan informasi tepat dan akurat tentang perusahaan yang bersangkutan. (5) Jika proses sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melebihi batas waktu 30 (tiga puluh) hari, maka perusahaan yang bersangkutan berhak mengajukan laporan dan pengaduan kepada Dewan Pengurus Provinsi yang bersangkutan dan Dewan Pengurus Kadin Indonesia. Pasal 7 Formulir Pendaftaran Formulir Pendaftaran dan Formulir Pendaftaran Ulang Anggota Biasa Kadin formatnya sama, yaitu Formulir A, yang seragam untuk seluruh Indonesia dan dikeluarkan oleh Kadin Indonesia melalui Kadin Provinsi dan selanjutnya mengirimkannya kepada Kadin Kabupaten/Kota di wilayahnya masing-masing [contoh pada Lampiran 02]. Pasal 8 Kartu Tanda Anggota Biasa (1) Kartu Tanda Anggota Biasa (KTA-B) Kadin ada 3 (tiga) macam, yakni untuk Golongan Usaha Besar; Golongan Usaha Menengah dan Golongan Usaha Kecil, masing-masing seragam untuk seluruh Indonesia; dikeluarkan oleh Kadin Indonesia dan dikirimkan melalui Kadin Provinsi untuk selanjutnya mengirimkannya kepada Kadin Kabupaten/Kota di wilayah-nya masing-masing [contoh KTA-B pada Lampiran 08]. (2) KTA-B merupakan bukti absah bagi perusahaan sebagai Anggota Biasa Kadin telah memenuhi kewajibannya membayar Uang Iuran pada tahun takwim yang bersangkutan dan memiliki hak-hak keanggotaan, seperti hak mendapat pelayanan keorganisasian, hak mendapat informasi, hak-hak keorganisasian seperti mengikuti Munas/Muprov/Mukab/Mukota, Rapimnas/Rapimprov/Rapimkab/Rapimkot, dan kegiatan-kegiatan Kadin lainnya sesuai dengan ketentuan AD-ART Kadin. (3) Kadin Provinsi bertanggung jawab atas administrasi dan keuangan setiap pengeluaran KTA-B yang dikirimkan oleh Kadin Indonesia. Selambat-lambatnya pada akhir Januari tahun berikutnya, seluruh KTA-B yang tidak digunakan harus dikembalikan ke Kadin Indonesia. Jika tidak, maka semua KTA-B yang telah dikirimkan dianggap telah dipergunakan dan karenanya harus dipertanggungjawabkan baik administrasi maupun keuangannya. (4) KTA-B berlaku untuk 5 (lima) tahun takwim mulai tahun penerbitannya sampai dengan tanggal 31 Desember 4 (empat) tahun takwim berikutnya. (5) Ukuran dan bentuk KTA-B dicetak horisontal adalah sebagai berikut: a. ukuran A4 = 210 mm x 297 mm. b. kertas jenis manuscript paper c. halaman depan KTAB: c.1. bingkai pinggir berupa rangkaian logo kecil Kadin Indonesia berwarna merah. TPPU Anggota Kadin - 7

10 c.2. pada bagian bawah KTA-B di dalam bingkai, sebagai latar belakang ada cetakan raster (samar-samar) baris-baris tulisan Kadin yang warnanya berbeda untuk setiap golongan usaha. c.3. di atas tengah terdapat cetak berwarna logo Kadin Indonesia. Di bawah logo terdapat tiga baris tulisan, yakni KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI, (KADIN), KARTU TANDA ANGGOTA BIASA. c.4. horisontal di tengah tercetak outline huruf KADIN dan huruf kode golongan usaha yang warnanya berbeda untuk setiap golongan usaha. c.5. di bawah baris tulisan KARTU TANDA ANGGOTA BIASA terdapat baris untuk menuliskan Nomor Keanggotaan Pemilik KTA-B (Tatacara penomoran pada lampiran 4). c.6. di bawah Nomor Keanggotaan terdapat baris-baris NAMA PERUSAHAAN, NAMA PENANGGUNG JAWAB, JABATAN, ALAMAT PERUSAHAAN, BIDANG USAHA, KUALIFIKASI PERUSAHAAN, NPWP, SURAT IZIN USAHA, baris untuk menuliskan nama kabupaten/kota dan nama provinsi tempat perusahaan terdaftar. c.7. di bawah kiri terdapat petak untuk menempatkan foto pengusaha/ penanggungjawab badan usaha pemilik KTA-B. Pada foto yang bersangkutan diterakan stempel Kadin Kabupaten/Kota yang bersangkutan. c.8. di bawah kanan sejajar petak terdapat cetak berwarna biru tanda tangan Ketua Umum Kadin Indonesia dan namanya; sejajar dengan itu di tengah ruang tanda tangan Ketua Umum Kadin Provinsi yang bersangkutan dan baris untuk namanya; sejajar dengan itu di sebelah kirinya dekat petak foto pengusaha ruang tanda tangan Ketua Kadin Kabupaten/Kota dan baris untuk namanya. c.9. di baris bawah tercantum masa berlaku KTA-B, yakni tulisan Masa Berlaku Lima Tahun Takwim mulai Tahun Penerbitan KTA-B. c.10. di atas di kiri dan kanan logo Kadin Indonesia masing-masing terdapat 2 (dua) petak untuk menempelkan leges sebagaimana dimaksud Pasal 31. d. di halaman belakang KTA-B tercantum: d.1. di bagian atas di tengah Keanggotaan Pemilik KTA-B pada Anggota Luar Biasa Kadin (Asosiasi dan atau Himpunan) d.2. di bagian bawah di tengah Nomor Klasifikasi Bidang Usaha Anggota pemilik KTA-B. (5) KTA-B dikeluarkan oleh Kadin Kabupaten/Kota dan dinyatakan sah setelah ditandatangani oleh Ketua Umum Kadin Provinsi dan Ketua Kadin Kabupaten/Kota yang bersangkutan. Penandatanganan oleh Ketua Umum Kadin Provinsi dan Ketua Kadin Kabupaten/Kota tidak dapat diwakilkan, kecuali atas persetujuan Dewan Pengurus Kadin Indonesia. (6) Setiap Anggota Biasa memiliki hanya 1 (satu) KTA-B yang diberikan setelah memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam Pasal 2. (7) Setiap Anggota Biasa mendapat Nomor Keanggotaan yang dicantumkan pada KTA- B miliknya. Nomor Keanggotaan setiap Anggota Biasa Kadin diberikan oleh Kadin Kabupaten/Kota yang bersangkutan dan tetap dipakai selama yang bersangkutan tidak pernah berhenti atau diberhentikan sebagai Anggota Biasa Kadin. (8) Dengan ditetapkannya Tatacara Pendaftaran dan Pendaftaran Ulang ini, Kadin Provinsi maupun Kadin Kabupaten/Kota tidak dibenarkan mengeluarkan KTA-B TPPU Anggota Kadin - 8

11 Sementara atau KTA-B Pengganti, atau Surat Keterangan Keanggotaan ataupun Surat Rekomendasi Keanggotaan sejenis lainnya. Pasal 9 Pendaftaran Ulang (1) Pendaftaran ulang atau her-registrasi Anggota Biasa Kadin dilakukan sekali dalam 5 (lima) tahun di Kadin Kabupaten/Kota; kecuali untuk Daerah Ibukota Jakarta, Pendaftaran Ulang Anggota Biasa dilakukan melalui dan oleh Kadin Provinsi DKI Jakarta, sesuai ketentutan Pasal 6. (2) Pendaftaran ulang melalui Anggota Luar Biasa Tertunjuk diproses sesuai ketentuan Pasal 7. (3) Jika dalam jangka 5 (lima) tahun takwim terjadi perubahan kepemilikan, status hukum dan perubahan legal lainnya pada perusahaan yang menjadi Anggota Biasa, maka perusahaan yang bersangkutan wajib melakukan pendaftaran ulang ke Kadin Kabupaten/Kota setempat yang memprosesnya sesuai ketentuan Pasal 6. (4) Pendaftaran Ulang perusahaan sebagai Anggota Biasa tidak dikenakan kewajiban membayar Uang Pangkal. Pasal 10 Hak Banding dan Pencabutan KTA-B (1) Perusahaan yang ditolak atau proses administrasi menjadi Anggota Biasa pada Kadin Kabupaten/Kota tempat domisilinya sebagaimana dimaksud Pasal 6 dan Pasal 11, berhak mengajukan pengaduan tertulis kepada Kadin Provinsi yang bersangkutan dan/atau Kadin Indonesia dengan melampirkan fotokopi dokumendokumen sebagaimana dimaksud Pasal 7. (2) Kadin Indonesia dapat membatalkan dan mencabut KTA-B yang dikeluarkan oleh Kadin Provinsi sebagaimana dimaksud Pasal 4 ayat (1) dan ayat (2) jika anggota yang bersangkutan terbukti tidak memenuhi persyaratan keanggotaan yang ditetapkan. BAB III ANGGOTA TERCATAT Pasal 11 Pencatatan (1) Perusahaan perseorangan yang tidak berbadan hukum, termasuk perusahaan informal, adalah Anggota Tercatat jika data dasar perusahaan tercatat pada Kadin Kabupaten/Kota di tempat domisili usahanya. (2) Pendataan perusahaan (listing) menjadi Anggota Tercatat dilakukan oleh staf atau petugas tertunjuk Sekretariat Kadin Kabupaten/Kota dengan: a. mengisi Formulir AT (Formulir Pendaftaran Anggota Tercatat Kadin) rangkap dua [contoh pada Lampiran 09] yang masing-masing dilampiri dengan salinan (fotokopi): a1. Surat Keterangan dan/atau a2. Izin Usaha; b. membayar Uang Pendaftaran Anggota Tercatat yang berlaku selama satu tahun kalender. TPPU Anggota Kadin - 9

12 (3) Pencatatan Perusahaan sebagai Anggota Tercatat sebagaimana dimaksud Pasal 2 dilakukan setiap saat dalam tahun berjalan. Pasal 12 Pencatatan (1) Pelayanan pencatatan dan pencatatan ulang Anggota Tercatat Kadin (listing dan relisting) diproses menurut urutan kerja sebagai berikut: A. Staf atau petugas tertunjuk Kadin Kabupaten/Kota melakukan: 01. mengisikan Formulir AT (rangkap 2); 02. Formulir AT yang sudah diisi ditandatangani oleh pihak penanggungjawab perusahaan atau yang dikuasakannya; 03. menerima pembayaran Uang Iuran Tahunan Anggota Tercatat Kadin dan menyerahkan bukti menerima pembayaran kepada perusahaan yang bersangkutan. 04. membuat laporan tertulis harian atas pencatatan perusahaan dan menyerahkan uang iuran tahunan anggota tercatat yang diterima pada setiap hari kerja kepada Direktur Eksekutif Kadin Kabupaten/Kota masing-masing; B. Direktur Eksekutif Kadin Kabupaten/Kota atau staf sekretariat yang ditunjuknya melakukan administrasi dengan: 05. memasukkan data dasar Anggota Tercatat Kadin ke dalam sistem database anggota tercatat yang disediakan oleh Kadin Indonesia; 06. mencantumkan Nomor Anggota Tercatat pada Formulir AT [mengikuti sistem penomoran sesuai Lampiran 05 dan Lampiran 06] sekaligus mengisikan data pada Kartu Anggota Tercatat Kadin [contoh pada Lampiran 10]; 07. membuat laporan tertulis harian pelaksanaan pencatatan perusahaan sebagai Anggota Tercatat Kadin kepada Ketua Kadin Kabupaten/Kota masing-masing sekaligus memintanya menandatangani Kartu Anggota Tercatat untuk kemudian diserahkan kepada perusahaan yang bersangkutan oleh staf atau petugas tertunjuk; 08. mengirimkan laporan bulanan tertulis kepada Kadin Provinsi yang bersangkutan pada minggu pertama setiap bulan dengan menyertakan softcopy Daftar Anggota Tercatat yang didata selama bulan sebelumnya sekaligus mengirimkan alokasi dana hak Kadin Provinsi. C. Kadin Provinsi menerima laporan Kadin Kabupaten/Kota dan melakukan: 09. memasukan Daftar Anggota Tercatat ke dalam sistem database provinsi yang disediakan oleh Kadin Indonesia; 10. mengirimkan softcopy Daftar Anggota Tercatat Kadin di provinsinya minimal sekali dalam tiga bulan, yakni pada akhir bulan April, Agustus dan Desember tahun berjalan kepada Kadin Indonesia. Pasal 13 Formulir Pencatatan (1) Formulir AT adalah Formulir Pencatatan dan Formulir Pencatatan Ulang Anggota Tercatat seragam untuk setiap provinsi dan dikeluarkan oleh Kadin provinsi yang bersangkutan [contoh pada Lampiran 09]. TPPU Anggota Kadin - 10

13 (2) Formulir AT akan dikirimkan oleh Kadin provinsi kepada setiap Kadin Kabupaten/Kota yang bersangkutan. Pasal 14 Kartu Anggota Tercatat (1) Kartu Anggota Tercatat (KAT) seragam untuk setiap provinsi dan dikeluarkan oleh Kadin provinsi melalui Kadin Kabupaten/Kota di wilayahnya masing-masing [contoh pada Lampiran 10]. (2) KAT merupakan bukti bagi perusahaan sebagai Anggota Tercatat dalam menggunakan hak-hak keanggotaannya, seperti hak mendapat pelayanan advokasi dan hak mendapat informasi. (3) Kadin Provinsi bertanggung jawab atas pencetakan KAT, daftar anggota provinsi dan pengiriman daftar anggota provinsi ke Kadin Indonesia untuk menjadi daftar anggota nasional. (4) KAT berlaku untuk satu tahun kalender mulai tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember tahun berjalan. (5) Ukuran dan bentuk KAT dicetak horisontal adalah sebagai berikut: a. ukuran A5 = 148mm x 210 mm b. kertas jenis cardboard c. bingkai pinggir berupa rangkaian logo kecil Kadin provinsi masing-masing d. pada bagian bawah KAT di dalam bingkai, sebagai latar belakang ada cetakan raster (samar-samar) baris-baris tulisan Kadin dan angka tahun masa berlakunya KAT yang warnanya berubah pada setiap tahun penerbitan KAT. e. di atas tengah terdapat cetak berwarna logo Kadin Provinsi. Di bawah logo terdapat tiga baris tulisan, yakni KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI, (KADIN), KARTU ANGGOTA TERCATAT. f. horisontal di tengah tercetak outline huruf KADIN dan angka tahun penerbitan KAT, tanda tahun berlakunya KAT yang warnanya berubah pada setiap tahun penerbitan KAT. g. di bawah baris tulisan KARTU ANGGOTA TERCATAT terdapat baris untuk menuliskan Nomor Keanggotaan Pemilik KAT. h. di bawah Nomor Keanggotaan terdapat baris-baris NAMA PENANGGUNG JAWAB/ PEMILIK, ALAMAT PERUSAHAAN, BIDANG USAHA, baris untuk menuliskan nama kabupaten/kota tempat perusahaan terdaftar. i. di bawah kiri terdapat petak untuk menempatkan foto pengusaha/ pemilik KAT; pada foto yang bersangkutan diterakan stempel Kadin Kabupaten/Kota yang bersangkutan. j. di bawah kanan sejajar petak terdapat cetak berwarna biru tanda tangan Ketua Umum Kadin Provinsi dan namanya; sejajar dengan itu di tengah ruang tanda tangan Ketua Kadin Kabupaten/Kota yang bersangkutan dan baris untuk namanya; k. di baris bawah tercantum masa berlaku KAT, yakni tulisan Masa Berlaku dari 1 Januari diikuti angka tahun berjalan sampai dengan 31 Desember diikuti angka tahun berjalan. l. halaman belakang KAT blanko atau kosong. (6) KAT dikeluarkan oleh Kadin Kabupaten/Kota dan dinyatakan sah setelah ditandatangani oleh Ketua Umum Kadin Provinsi dan Ketua Kadin Kabupaten/Kota yang bersangkutan. Penandatanganan oleh Ketua Kadin Kabupaten/Kota tidak TPPU Anggota Kadin - 11

14 dapat diwakilkan, kecuali atas persetujuan Dewan Pengurus Kadin Provinsi yang bersangkutan. (6) Setiap Anggota Tercatat memiliki hanya 1 (satu) KAT yang diberikan setelah memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam Pasal 13. (7) Setiap Anggota Tercatat mendapat Nomor Anggota Tercatat (NAT) [mengikuti sistem penomoran pada Lampiran 11, Lampiran o6 dan 07] yang dicantumkan pada KAT miliknya. NAT diberikan oleh Kadin Kabupaten/Kota yang bersangkutan dan tetap dipakai selama yang bersangkutan tidak pernah berhenti atau diberhentikan sebagai Anggota Tercatat Kadin. Pasal 15 Pencatatan Ulang (1) Pencatatan ulang atau re-listing Anggota Tercatat dilakukan sekali setahun oleh Kadin Kabupaten/Kota setempat dengan mengisi Formulir AT dan membayar Uang Pendaftaran Anggota Tercatat Kadin. (2) Pencatatan ulang sebagaimana dimaksud Pasal 12 dilakukan setiap saat pada hari kerja. BABIV ANGGOTA LUAR BIASA Pasal 16 Organisasi Perusahaan dan Organisasi Pengusaha (1) Organisasi perusahaan dan organisasi pengusaha yang dapat diterima sebagai anggota luar biasa harus memenuhi persyaratan yang terdiri atas persyaratan umum dan persyaratan khusus. (2) Persyaratan umum Organisasi Perusahaan dan Organisasi Pengusaha (termasuk Dewan Bisnis) yang dapat diterima sebagai Anggota Luar Biasa (ALB) Kadin adalah sebagai berikut: a. memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang berlandaskan UU Kadin dan sejalan dengan AD-ART Kadin, dengan mengandung penegasan tentang: 1. bidang usaha sejenis yang dicakup Organisasi Perusahaan (untuk Organisasi Perusahaan); aspirasi atau tujuan yang sama (untuk Organisasi Pengusaha); 2. mekanisme penyempurnaan/perubahan AD-ART melalui Musyawarah Anggota-nya; 3. mekanisme pembentukan atau pemilihan kepengurusan setiap periode melalui sistem musyawarah, rapat atau kongres atau apapun nama kegiatan musyawarahnya; 4. tidak berdasarkan keagamaan, kesukuan, kedaerahan, ideologi/politik dan ras; b. memiliki Kode Etik Organisasi; c. tidak memiliki kesamaan nama, merek, lambang atau logo dengan organisasi sejenis yang sudah ada; d. telah berdiri dan telah melaksanakan paling sedikit 1 (satu) tahun dan telah melaksanakan paling sedikit 1 (satu) kali Musyawarah Anggota-nya menurut tingkatan keanggotaannya masing-masing, selain/di luar waktu pendiriannya; TPPU Anggota Kadin - 12

15 (3) Persyaratan khusus Organisasi Perusahaan dan Organisasi Pengusaha yang dapat diterima sebagai Anggota Luar Biasa (ALB) Kadin menurut tingkatan organisasi adalah sebagai berikut: a. Organisasi atau cabang organisasi, kecuali Dewan Bisnis, pada tingkat Kabupaten/Kota jumlah anggotanya minimal 20 (dua puluh) perusahaan/ pengusaha; b. Organisasi tingkat provinsi atau yang pusatnya berada pada tingkat provinsi harus memiliki cabang paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari jumlah kabupaten/kota pada provinsi yang bersangkutan yang dibuktikan dengan KTA- LB pada Kadin Kabupaten/Kota yang bersangkutan, kecuali bagi organisasi perusahaan yang dalam AD-ART-nya secara jelas menentukan tidak adanya organisasi tingkat kabupaten/kota-nya; c. Organisasi yang pusatnya berada pada tingkat nasional, cabangnya harus ada paling sedikit di 30 (tiga puluh) persen jumlah provinsi yang tersebar di lima wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara-Maluku- Papua dan dibuktikan dengan KTA-LB di provinsi yang bersangkutan, terkecuali Organisasi Perusahaan Tingkat Nasional/Provinsi yang tidak memiliki cabang di daerah, tetapi ruang lingkup usaha anggotanya berskala atau bersifat nasional/provinsi yang bersangkutan sehingga mempunyai pengaruh besar dalam perekonomian nasional/provinsi, kedudukannya sebagai Anggota Luar Biasa sama dengan kedudukan Organisasi Perusahaan Tingkat Nasional/Provinsi yang bersangkutan lainnya; (4) Anggota Luar Biasa Tingkat Nasional yang akan membuka cabang di suatu provinsi harus memenuhi ketentuan ayat (3) huruf b, terkecuali Organisasi Perusahaan Tingkat Provinsi yang tidak memiliki cabang di kabupaten/kota di daerah provinsi yang bersangkutan, tetapi ruang lingkup usaha anggotanya berskala atau bersifat nasional/provinsi yang bersangkutan sehingga mempunyai pengaruh besar dalam perekonomian nasional/provinsi, kedudukannya sebagai Anggota Luar Biasa sama dengan kedudukan Organisasi Perusahaan Tingkat Nasional/Provinsi yang bersangkutan lainnya sebagaimana dimaksud AD Pasal 1 huruf g. (5) Persyaratan keanggotaan perusahaan/pengusaha pada Organisasi Perusahaan/ Organisasi Pengusaha: a. untuk Organisasi Perusahaan: Setiap perusahaan yang berbadan hukum harus memiliki Akte Pendirian, SIUP dan NPWP, bagi perusahaan yang tidak berbadan hukum harus memiliki perizinan pemerintah setempat; b. untuk Organisasi Pengusaha: Setiap pengusaha yang menjadi anggota harus memiliki fungsi/jabatan pada perusahaannya sebagai pemilik/komisaris dan/atau pengurus perusahaan (eksekutif/direksi), serta memiliki NPWP perseorangan; (6) Organisasi Perusahaan dan Organisasi Pengusaha untuk menjadi Anggota Luar Biasa Kadin harus mendaftarkan diri (melakukan Registrasi) pada Kadin Indonesia atau pada Kadin Provinsi dan Kadin Kabupaten/Kota sesuai dengan tingkatannya; Dewan Bisnis untuk mendaftar menjadi Anggota Luar Biasa Kadin harus mendaftarkan diri (melakukan Registrasi) pada Kadin Indonesia atau pada Kadin Provinsi sesuai dengan tingkatannya; dengan ketentuan sebagai berikut: a. Organisasi Perusahaan dan Organisasi Pengusaha Tingkat Pusat yang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud ayat (3) huruf c mendaftar pada Kadin Indonesia; TPPU Anggota Kadin - 13

16 b. Organisasi Perusahaan dan Organisasi Pengusaha Tingkat Provinsi yang yang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud ayat (3) huruf b mendaftar pada Kadin Provinsi setempat; c. Organisasi Perusahaan dan Organisasi Pengusaha yang hanya ada di suatu daerah kabupaten/kota, mendaftar pada Kadin Kabupaten/Kota setempat. Pasal 17 Tempat dan Waktu Pendaftaran (1) Organisasi Perusahaan dan Organisasi Pengusaha yang memenuhi syarat sebagaimana dimaksud Pasal 16 mendaftar menjadi Anggota Luar Biasa pada Kadin Indonesia/Provinsi/Kabupaten/Kota sesuai dengan tingkatannya. (2) Pendaftaran Organisasi Perusahaan dan Organisasi Pengusaha sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan pada hari kerja. (3) Pendaftaran Organisasi Perusahaan dan Organisasi Pengusaha sebagaimana dimaksud ayat (1) di daerah kabupaten/kota atau yang disetingkatkan dengan itu yang belum memiliki Kadin Kabupaten/Kota dilakukan melalui dan oleh Kadin Provinsi setempat. Pasal 18 Jangka Waktu dan Kartu Keanggotaan (1) Jangka waktu keanggotaan organisasi perusahaan dan organisasi pengusaha sebagai Anggota Luar Biasa adalah 5 (lima) tahun takwim. (2) Pada akhir tahun takwim kelima pendaftaran organisasi perusahaan dan organisasi pengusaha sebagai Anggota Luar Biasa harus diperpanjang. (3) Organisasi perusahaan dan organisasi pengusaha yang diterima menjadi Anggota Luar Biasa Kadin pada setiap tahun takwim sesudah tahun pendaftarannya mendapat leges atau tanda bukti lunas yang ditempelkan pada Kartu Tanda Anggota Luar Biasa (KTA-LB) Kadin setelah menyelesaikan kewajiban membayar iuran bulanan sekaligus untuk 1 (satu) tahun takwim. (4) Leges sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diterbitkan oleh Kadin Indonesia setiap tahun dengan warna berbeda-beda, baik menurut golongan usaha maupun menurut tahun penerbitannya. Pasal 19 Dokumen Pendaftaran Pendaftaran dilakukan dengan mengajukan permintaan tertulis [contoh pada Lampiran 13] menjadi Anggota Luar Biasa Kadin yang dilengkapi dengan fotokopi dokumendokumen sebagai berikut: a. Formulir Pendaftaran yang sudah diisi [contoh pada Lampiran 14]. b Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga; c. Susunan Pengurus dan Daftar Cabang sebagaimana dimaksud ART Kadin Pasal 5 huruf f, g dan h, kecuali untuk Organisasi Perusahaan/Organisasi Pengusaha sebagaimana dimaksud ART Kadin Pasal 5 huruf h dan huruf i; d. Daftar alamat anggota Organisasi Perusahaan/Organisasi Pengusaha; e. Bukti setor bank pembayaran Uang Pangkal dan Uang Iuran. TPPU Anggota Kadin - 14

17 Pasal 20 Pendaftaran (1) Pendaftaran Anggota Luar Biasa dilakukan pada setiap tingkatan Kadin sesuai dengan tingkatan Organisasi Perusahaan atau Organisasi Pengusaha sebagaimana dimaksud Pasal 17. (2) Pendaftaran Anggota Luar Biasa pada setiap tingkatan dilakukan menurut urutan kerja sebagai berikut: 01. Memeriksa kebenaran pengisian Formulir Pendaftaran (rangkap 4) dan kelengkapan dokumen-dokumen lampirannya sebagaimana ditentukan dalam Pasal 16 ayat (2) dan ayat (3). Jika lengkap dan benar, Calon Anggota Luar Biasa membayar Uang Pangkal. 02. Menyusun resume dan laporan penelitian tentang permohonan keanggotaan. 03. Keputusan menolak atau menerima permohonan yang bersangkutan dilakukan oleh Tim Penerimaan ALB Kadin yang bersifat lintas sektoral yang dibentuk oleh Kadin yang bersangkutan. a. Jika diterima, Kadin memproses lanjut: 1) Mengisikan Nomor Anggota Luar Biasa dan Nomor Klasifikasi Bidang Usahanya dalam Buku Induk Keanggotaan Luar Biasa dan pada KTA- LB yang bersangkutan [Tabel Klasifikasi Bidang usaha pada Lampiran 07]. 2) Menerbitkan Surat Keputusan Penerimaan Pendaftaran/ Pendaftaran Ulang Anggota Luar Biasa dan mengirimkan tembusannya kepada tingkatan organisasi di atas dan di bawah Kadin yang bersangkutan. 3) Anggota Luar Biasa yang bersangkutan untuk membayar Uang Iuran sekaligus untuk sisa tahun berjalan. 4) Menyerahkan Surat Keputusan Penerimaan Anggota Luar Biasa dan KTA-LB kepada yang bersangkutan. b. Jika tidak diterima atau ditolak, maka Kadin yang bersangkutan membuat surat penolakan kepada yang bersangkutan dengan tembusan kepada tingkatan organisasi di atas dan di bawah Kadin yang bersangkutan; dan Uang Pangkal yang telah diterima dikembalikan kepada yang bersangkutan. 05. Seluruh proses pada butir 01 sampai butir 03 di atas harus selesai dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja, terhitung sejak tanggal dikeluarkannya Tanda Terima Formulir Pendaftaran yang dilampiri dengan dokumen-dokumen yang lengkap. (4) Jika proses sebagaimana dimaksud pada ayat (2) melebihi batas waktu 30 (tiga puluh) hari kerja, maka Organisasi Perusahaan/Organisasi Pengusaha yang bersangkutan berhak mengajukan laporan dan pengaduan kepada Dewan Pengurus yang setingkat lebih tinggi. Pasal 21 Formulir Pendaftaran (1) Formulir Pendaftaran/Pendaftaran Ulang Anggota Luar Biasa Kadin seragam untuk seluruh Indonesia dan dikeluarkan oleh Kadin Indonesia [contoh pada Lampiran 14]. (2) Formulir Pendaftaran/Pendaftaran Ulang untuk tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota akan dikirimkan oleh Kadin Indonesia berdasarkan permintaan Kadin Provinsi. TPPU Anggota Kadin - 15

18 Pasal 22 Kartu Tanda Anggota Luar Biasa (1) Kartu Tanda Anggota Luar Biasa (KTA-LB) Kadin seragam untuk seluruh Indonesia dan dikeluarkan oleh Kadin Indonesia melalui Kadin Provinsi/Kabupaten/Kota setempat. (2) KTA-LB merupakan bukti absah bagi Organisasi Perusahaan dan Organisasi Pengusaha di setiap tingkatan Kadin telah memenuhi kewajibannya membayar Uang Iuran pada tahun takwim yang bersangkutan dan untuk menggunakan hakhak keanggotaan, seperti hak mendapat pelayanan keorganisasian, hak mendapat informasi, hak-hak keorganisasian seperti mengikuti Munas/Muprov/Mukab/Mukota, Rapimnas/Rapimprov/Rapimkab/Rapimkota, dan kegiatan-kegiatan Kadin lainnya sesuai ketentuan AD-ART Kadin. (3) Setiap tingkatan Kadin bertanggung jawab atas administrasi dan keuangan setiap pengeluaran KTA-LB yang dikirimkan oleh Kadin Indonesia. Pada setiap akhir tahun berjalan, KTA-LB yang tidak digunakan harus dikembalikan ke Kadin Indonesia, jika tidak, maka semua KTA-LB yang telah dikirimkan dianggap telah dipergunakan dan karenanya harus dipertanggungjawabkan baik administrasi maupun keuangannya. (4) KTA-LB berlaku untuk 5 (lima) tahun takwim terhitung mulai tahun penerbitan KTA- LB. (5) Ukuran dan bentuk KTA-LB dicetak horisontal adalah sebagai berikut: a. ukuran A4 = 210 mm x 297 mm b. kertas jenis manuscript paper 90 gr c. bingkai pinggir berupa rangkaian logo kecil Kadin Indonesia berwarna merah d. pada dasar KTA-LB di dalam bingkai, sebagai latar belakang ada cetakan raster (samar-samar) baris-baris tulisan KADIN dan angka tahun penerbitan KTA-LB. e. di atas tengah terdapat cetak timbul berwarna logo Kadin Indonesia. Di bawah logo terdapat tiga baris tulisan berwarna, yakni KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI, (KADIN), KARTU TANDA ANGGOTA LUAR BIASA yang warnanya berubah pada setiap tahun penerbitan KTA-LB. f. horizontal di tengah tercetak outline huruf KADIN dan angka tahun penerbitan KTA-LB. g. di bawah baris tulisan KARTU TANDA ANGGOTA LUAR BIASA terdapat baris untuk menuliskan Nomor Keanggotaan Pemilik KTA-LB [Sistem Nomor Keanggotaan Luar Biasa pada Lampiran 16, Lampiran 06 dan Lampiran 07]. h. Tanda tangan Ketua Umum/Ketua Kadin pada KTA-LB: h.1. KTA-LB Tingkat Pusat: di bawah kanan terdapat ruang tanda tangan Ketua Umum dan baris untuk namanya. h.2. KTA-LB Tingkat Provinsi: di bawah kanan terdapat cetak berwarna biru tanda tangan Ketua Umum Kadin Indonesia dan namanya, sejajar dengan itu di tengah ruang tanda tangan Ketua Umum Kadin Provinsi yang bersangkutan dan baris untuk namanya. h.3. KTA-LB Tingkat Kabupaten/Kota: di bawah kanan terdapat cetak berwarna biru tanda tangan Ketua Umum Kadin Indonesia dan namanya, sejajar dengan itu di tengah ruang tanda TPPU Anggota Kadin - 16

19 tangan Ketua Umum Kadin Provinsi dan di kanannya ruang tanda tangan Ketua Kadin Kabupaten/Kota yang bersangkutan dan baris untuk namanya. i. di antara baris tulisan KARTU TANDA ANGGOTA LUAR BIASA dan baris tanda tangan (huruf g dan huruf h di atas) terdapat baris-baris untuk menuliskan: i.1. nama Anggota Luar Biasa yang bersangkutan i.2. alamat, i.3. dan nomor klasifikasi Bidang Usaha Anggota Luar Biasa yang bersangkutan [Nomor Klasifikasi Bidang Usaha pada Lampiran 07]. j. di baris bawah tercantum masa berlaku KTA-LB, yakni tulisan Masa Berlaku Lima Tahun Takwim Terhitung Mulai Tahun Penerbitannya sampai dengan Tahun Leges Terakhir pada Petak Kanan Atas. k. halaman belakang KTA-LB tidak dicetak atau halaman kosong. (5) KTA-LB dikeluarkan oleh setiap tingkatan organisasi Kadin dan dinyatakan sah setelah ditandatangani oleh Ketua Umum Kadin Provinsi dan Ketua Kadin Kabupaten/Kota yang bersangkutan. Penandatanganan oleh Ketua Umum/Ketua tidak dapat diwakilkan, kecuali atas persetujuan Dewan Pengurus Kadin Indonesia. (6) Setiap Anggota Luar Biasa memiliki hanya 1 (satu) KTA-LB yang diberikan setelah memenuhi persyaratan berikut: a. Mengajukan permintaan tertulis menjadi Anggota Luar Biasa dan mengisi Formulir Pendaftaran Anggota Luar Biasa yang ditandatangani oleh Ketua Umum Organisasi Perusahaan/Organisasi Pengusaha yang bersangkutan dan dilampiri dengan dokumen-dokumen sebagaimana dimaksud Pasal 16 ayat (2), dan atau b. Mengajukan perpanjangan keanggotaan secara tertulis dengan mengisi Formulir Pendaftaran Ulang Anggota Luar Biasa dan dilampiri dengan daftar pengurus dan daftar anggotanya. c. Menyerahkan copy bukti setor pembayaran Uang Pangkal dan Uang Iuran Anggota Luar Biasa sebagaimana dimaksud Pasal 26 ayat (4) dan Pasal 27 ayat (3). (7) Setiap Anggota Luar Biasa mendapat Nomor Keanggotaan yang dicantumkan pada KTA-LB miliknya. Nomor Keanggotaan setiap Anggota Luar Biasa Kadin tetap dipakai atau tidak berubah selama yang bersangkutan tidak pernah berhenti atau diberhentikan sebagai Anggota Luar Biasa Kadin. (8) Dengan ditetapkannya Tatacara Pendaftaran dan Pendaftaran Ulang ini, setiap tingkatan Kadin tidak dibenarkan mengeluarkan KTA-LB Sementara atau KTA-LB Pengganti, Surat Keterangan Keanggotaan ataupun Surat Rekomendasi Keanggotaan sejenis lainnya. Pasal 23 Pendaftaran Ulang (1) Pendaftaran ulang atau her-registrasi Anggota Luar Biasa Kadin dilakukan sekali dalam 5 (lima) tahun di Kadin yang sesuai dengan tingkatan organisasinya. (2) Pendaftaran ulang melalui Anggota Luar Biasa Tertunjuk diproses sesuai ketentuan Pasal 22. (3) Jika dalam jangka 5 (lima) tahun takwim terjadi perubahan status hukum dan perubahan legal lainnya pada Anggota Luar Biasa yang bersangkutan, maka Organisasi Perusahaan/Organisasi Pengusaha yang bersangkutan wajib melakukan TPPU Anggota Kadin - 17

20 pendaftaran ulang ke Kadin yang sesuai tingkatan organisasinya mengikuti ketentuan Pasal 22. (4) Pendaftaran Ulang Anggota Luar Biasa tidak dikenakan kewajiban membayar Uang Pangkal. Pasal 24 Hak Banding dan Pencabutan KTA-LB (1) Organisasi perusahaan/organisasi pengusaha yang ditolak atau proses administrasi menjadi Anggota Biasa pada Kadin Kabupaten/Kota tempat domisilinya sebagaimana dimaksud Pasal 22, berhak mengajukan pengaduan tertulis kepada Kadin Indonesia dengan melampirkan fotokopi dokumen-dokumen sebagaimana dimaksud Pasal 19. (2) Kadin Indonesia dapat membatalkan dan mencabut KTA-LB yang dikeluarkan oleh setiap Tingkatan Kadin sebagaimana dimaksud Pasal 22 jika anggota yang bersangkutan terbukti tidak memenuhi persyaratan keanggotaan yang ditetapkan. Pasal 25 Anggota Luar Biasa Tercatat Ketentuan dan tatacara pendaftaran Anggota Luar Biasa Tercatat akan diatur dalam peraturan organisasi tersendiri. BAB V KEUANGAN Pasal 26 Uang Pangkal (1) Perusahaan yang baru mendaftar menjadi Anggota Biasa Kadin wajib membayar Uang Pangkal Anggota sebagaimana dimaksud AD Kadin Pasal 37 huruf a yang besarnya untuk Golongan Kecil ditetapkan seragam di seluruh Indonesia; untuk Golongan Menengah dan Golongan Besar ditetapkan oleh Kadin Provinsi masingmasing berdasarkan golongan atau kualifikasi perusahaan yang dicantumkan pada SIUP dan disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing serta prinsip tidak memberatkan dengan patokan sebagai berikut: 1. Golongan Kecil: a) Golongan K2 (SIUP Putih, modal sampai dengan Rp 100 juta) sebesar Rp b) Golongan K1 (SIUP Putih, modal antara Rp 100 juta s/d Rp 200 juta) sebesar Rp Golongan Menengah (SIUP Biru, modal Rp 200 juta s/d Rp 500 juta): serendah-rendahnya Rp dan setinggi-tingginya Rp Golongan Besar (SIUP Kuning, modal lebih dari Rp 500 juta): serendah-rendahnya Rp dan setinggi-tingginya Rp (2) Keputusan mengenai besarnya Uang Pangkal sebagaimana dimaksud ayat (1) butir 2 dan butir 3 harus dilaporkan kepada Dewan Pengurus Kadin Indonesia paling lambat pada akhir bulan Januari tahun berjalan. (3) Perusahaan yang baru mendaftar menjadi Anggota Tercatat tidak dikenakan ketentuan membayar Uang Pangkal. TPPU Anggota Kadin - 18

21 (4) Organisasi Perusahaan/Organisasi Pengusaha yang baru mendaftar menjadi Anggota Luar Biasa Kadin pada tahun berjalan dikenakan kewajiban membayar Uang Pangkal dengan ketentuan sebagai berikut: a. Tingkat Pusat : Rp b. Tingkat Provinsi : Rp c. Tingkat Kabupaten/Kota : Rp Pasal 27 Uang Iuran (1) Uang Iuran Anggota sebagaimana dimaksud AD Kadin Pasal 37 huruf a adalah uang iuran bulanan untuk mendukung pembiayaan kegiatan operasional rutin dan pengembangan Kadin. (2) Perusahaan berbadan hukum sebagaimana dimaksud Pasal 2 yang menjadi Anggota Biasa pada setiap tahun takwim sesudah tahun pendaftarannya sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 atau Pasal 7 wajib membayar Uang Iuran sekaligus untuk satu tahun takwim dan berhak mendapat leges tahun takwim yang bersangkutan pada KTA-B-nya sebagai bukti penerimaan Uang Iuran. (3) Perusahaan tidak berbadan hukum sebagaimana dimaksud Pasal 11 yang menjadi Anggota Tercatat dibebaskan dari kewajiban membayar Uang Iuran, tetapi cukup membayar uang pendaftaran dan uang pengganti biaya kartu setinggi-tingginya Rp 25,000 per tahun. (4) Organisasi Perusahaan dan Organisasi Pengusaha sebagaimana dimaksud Pasal 16 yang menjadi Anggota Luar Biasa pada setiap tahun takwim sesudah tahun pendaftarannya sebagaimana dimaksud pada Pasal 18 wajib membayar Uang Iuran sekaligus untuk satu tahun takwim dan berhak mendapat leges tahun takwim yang bersangkutan pada KTA-LB-nya sebagai bukti penerimaan Uang Iuran. (5) Anggota Biasa dan Anggota Luar Biasa yang tidak membayar Uang Iuran sebagaimana dimaksud ayat (2) dan ayat (4) sampai akhir bulan Juni tahun berjalan akan kehilangan hak-hak keanggotaannya sampai kewajibannya dipenuhi. (6) Uang Iuran Anggota ditetapkan sebagai berikut: a. Uang Iuran Anggota Biasa besarnya ditetapkan berdasarkan skala atau ukuran usaha anggota atas dasar perizinan yang dimilikinya yang dikeluarkan oleh Pemerintah/Pemerintah Daerah, seperti SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan); untuk Golongan Kecil besarnya seragam di seluruh Indonesia, dan untuk Golongan Besar dan Golongan Menengah ditetapkan oleh Kadin Provinsi sesuai dengan kondisi daerah masing-masing, dan prinsip tidak memberatkan anggota dengan patokan sebagai berikut: 1. Golongan Kecil: 1) Golongan K2 (SIUP Putih, modal sampai dengan Rp 100 juta) sebesar Rp per bulan. 2) Golongan K1 (SIUP Putih, modal antara Rp 100 juta s/d Rp 200 juta) sebesar Rp per bulan. 2. Golongan Menengah (SIUP Biru, modal antara Rp 200 juta s/d Rp 500 juta): serendah-rendahnya Rp dan setinggi-tingginya Rp per bulan. 3. Golongan Besar (SIUP Kuning, modal lebih dari Rp 500 juta): TPPU Anggota Kadin - 19

PETUNJUK PELAKSANAAN PENDAFTARAN DAN PENDAFTARAN ULANG ANGGOTA LUAR BIASA KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI

PETUNJUK PELAKSANAAN PENDAFTARAN DAN PENDAFTARAN ULANG ANGGOTA LUAR BIASA KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI PETUNJUK PELAKSANAAN PENDAFTARAN DAN PENDAFTARAN ULANG ANGGOTA LUAR BIASA KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI Pasal 1 Pengertian Dalam Petunjuk Pelaksanaan Pendaftaran dan Pendaftaran Ulang Anggota Luar Biasa Kamar

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PENDAFTARAN DAN PENDAFTARAN ULANG ANGGOTA BIASA KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI

PETUNJUK PELAKSANAAN PENDAFTARAN DAN PENDAFTARAN ULANG ANGGOTA BIASA KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI PETUNJUK PELAKSANAAN PENDAFTARAN DAN PENDAFTARAN ULANG ANGGOTA BIASA KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI Pasal 1 Pengertian Dalam Petunjuk Pelaksanaan Pendaftaran dan Pendaftaran Ulang Anggota Luar Biasa Kamar Dagang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DEWAN PENGURUS KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA Nomor : 052/KEP/DP-KI/III/2017. Tentang

KEPUTUSAN DEWAN PENGURUS KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA Nomor : 052/KEP/DP-KI/III/2017. Tentang Jl. HOS Cokroaminoto No.122 Menteng Jakarta Pusat Tel: +62-2131996274, 31997144 Fax: +62-2131996268 www.kadinindonesia.or.id KEPUTUSAN DEWAN PENGURUS KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA Nomor : 052/KEP/DP-KI/III/2017

Lebih terperinci

Anggaran Rumah Tangga Kadin Salinan

Anggaran Rumah Tangga Kadin Salinan Anggaran Rumah Tangga Kadin - 2-2 - Anggaran Rumah Tangga Kadin - 3-3 - Anggaran Rumah Tangga Kadin - 4-4 - LAMPIRAN II KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 16 TAHUN 2006 TANGGAL : 9 September

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 406 /KMK.06/2004 TENTANG USAHA JASA PENILAI BERBENTUK PERSEROAN TERBATAS

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 406 /KMK.06/2004 TENTANG USAHA JASA PENILAI BERBENTUK PERSEROAN TERBATAS KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 406 /KMK.06/2004 TENTANG USAHA JASA PENILAI BERBENTUK PERSEROAN TERBATAS MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa jasa penilai mempunyai

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN : 2002 NOMOR : 43 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 16 TAHUN 2002 TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PEMBERIAN SURAT IZIN USAHA PERGADANGAN ( SIUP ) DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI BAB I U M U M. Pasal 1. Landasan Penyusunan

ANGGARAN RUMAH TANGGA KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI BAB I U M U M. Pasal 1. Landasan Penyusunan LAMPIRAN II KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR : 17 TAHUN 2010 TANGGAL : 23 Agustus 2010 ANGGARAN RUMAH TANGGA KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI BAB I U M U M Pasal 1 Landasan Penyusunan (1) Anggaran Rumah Tangga disusun

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, 1 BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa kemajuan dan peningkatan pembangunan

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL TENTANG SERTIFIKASI DAN REGISTRASI TENAGA AHLI. BAB I KETENTUAN UMUM.

MEMUTUSKAN : PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL TENTANG SERTIFIKASI DAN REGISTRASI TENAGA AHLI. BAB I KETENTUAN UMUM. an Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi (Lembaran Negara RI Tahun 2010 Nomor 157); 2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Lebih terperinci

Anggaran Rumah Tangga Kadin

Anggaran Rumah Tangga Kadin BAB I U M U M Pasal 1 Landasan Penyusunan (1) Anggaran Rumah Tangga disusun berlandaskan pada Anggaran Dasar Kamar Dagang dan Industri yang ditetapkan dan disahkan dalam Munas Khusus Kadin di Jakarta tanggal

Lebih terperinci

BUPATI BALANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN

BUPATI BALANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN 1 BUPATI BALANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BALANGAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 04 TAHUN 2004 T E N T A N G SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DI KABUPATEN BARITO UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 04 TAHUN 2004 T E N T A N G SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DI KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 04 TAHUN 2004 T E N T A N G SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DI KABUPATEN BARITO UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO UTARA Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 3 Tahun 2010 PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang ; a. bahwa dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG TANDA DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG TANDA DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG TANDA DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA, Menimbang : a. bahwa untuk menciptakan iklim

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA o PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2006 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI. BAB I U M U M Pasal 1. Landasan Penyusunan

ANGGARAN RUMAH TANGGA KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI. BAB I U M U M Pasal 1. Landasan Penyusunan LAMPIRAN II KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14 TAHUN 2004 TANGGAL : 18 PEBRUARI 2004 ANGGARAN RUMAH TANGGA KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI BAB I U M U M Pasal 1 Landasan Penyusunan Anggaran Rumah

Lebih terperinci

Menteri Perdagangan Republik Indonesia

Menteri Perdagangan Republik Indonesia Menteri Perdagangan Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 33/M-DAG/PER/8/2008 TENTANG PERUSAHAAN PERANTARA PERDAGANGAN PROPERTI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2006 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

Menteri Perdagangan Republik Indonesia

Menteri Perdagangan Republik Indonesia Menteri Perdagangan Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 33/M-DAG/PER/8/2008 TENTANG PERUSAHAAN PERANTARA PERDAGANGAN PROPERTI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

TANDA DAFTAR PERUSAHAAN (TDP)

TANDA DAFTAR PERUSAHAAN (TDP) TANDA DAFTAR PERUSAHAAN (TDP) I. Dasar Hukum. a) Undang-undang No. 3 Tahun 1982 Tentang Wajib Daftar Perusahaan (WDP). b) Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. c) Peraturan Menteri

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 1996 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 1996 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 1996 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Keputusan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Surat Izin Usaha Perdagangan; LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI SURAT

Lebih terperinci

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 8 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 8 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PERSYARATAN ASOSIASI PERUSAHAAN YANG DIBERIKAN KEWENANGAN VERIFIKASI DAN VALIDASI AWAL PERMOHONAN SERTIFIKAT BADAN USAHA

Lebih terperinci

TENTANG JASA PENILAI PUBLIK MENTERI KEUANGAN,

TENTANG JASA PENILAI PUBLIK MENTERI KEUANGAN, SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 125/PMK.01/2008 TENTANG JASA PENILAI PUBLIK MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa sejalan dengan tujuan Pemerintah dalam rangka mendukung perekonomian yang sehat

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14 TAHUN 2004 TANGGAL : 18 PEBRUARI 2004 ANGGARAN DASAR KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI MUKADIMAH

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14 TAHUN 2004 TANGGAL : 18 PEBRUARI 2004 ANGGARAN DASAR KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI MUKADIMAH LAMPIRAN I KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14 TAHUN 2004 TANGGAL : 18 PEBRUARI 2004 ANGGARAN DASAR KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI MUKADIMAH Pengusaha Indonesia menyadari sedalam-dalamnya bahwa

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT BUPATI KOTAWARINGIN BARAT KEPUTUSAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 18 TAHUN 2002 T E N T A N G PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI TANDA

Lebih terperinci

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN RANCANGAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2006 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2006 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2006 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 9 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 9 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENDAFTARAN ASOSIASI PROFESI DAN INSTITUSI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN YANG DIBERIKAN KEWENANGAN

Lebih terperinci

KEPPRES 61/2000, PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI

KEPPRES 61/2000, PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI Copyright (C) 2000 BPHN KEPPRES 61/2000, PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI *49654 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 61 TAHUN 2000

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa kemajuan dan peningkatan pembangunan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2000 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2000 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 61 TAHUN 2000 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan keputusan Musyawarah Nasional

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN Menimbang BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, :

Lebih terperinci

MEMUTUSKTKN : PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL TENTANG SERTIFIKASI DAN REGISTRASI TENAGA TERAMPIL. BAB I KETENTUAN UMUM

MEMUTUSKTKN : PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL TENTANG SERTIFIKASI DAN REGISTRASI TENAGA TERAMPIL. BAB I KETENTUAN UMUM tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi (Lembaran Negara RI Tahun 2010 Nomor 157). 2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 51/PRT/M/2015 tentang Tata Cara Pemilihan Pengurus,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.222, 2013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Verifikasi. Akreditasi. Lembaga Bantuan Hukum. Organisasi Kemasyarakatan.

BERITA NEGARA. No.222, 2013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Verifikasi. Akreditasi. Lembaga Bantuan Hukum. Organisasi Kemasyarakatan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.222, 2013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Verifikasi. Akreditasi. Lembaga Bantuan Hukum. Organisasi Kemasyarakatan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

Lebih terperinci

2015, No b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

2015, No b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. 1642, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Badan Hukum. Pendaftaran. Perubahan. AD&ART. Kepengurusan Parpol. Tata Cara. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NO : 2 2002 SERI : B PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR : 40 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BEKASI Menimbang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2004 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2004 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2004 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional yang berkesinambungan

Lebih terperinci

Menelaah Permenkumham no 1/2016 tentang PT Hukum Penanaman Modal Asing serta Peranan Notaris saat ini di Era Pasar Bebas

Menelaah Permenkumham no 1/2016 tentang PT Hukum Penanaman Modal Asing serta Peranan Notaris saat ini di Era Pasar Bebas Menelaah Permenkumham no 1/2016 tentang PT Hukum Penanaman Modal Asing serta Peranan Notaris saat ini di Era Pasar Bebas Disampaikan pada Diskusi Bulanan ICCA Juli 2016 Jakarta, 22 Juli 2016 Sebagai negara

Lebih terperinci

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMBERIAN PERIZINAN USAHA JASA KONSTRUKSI

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMBERIAN PERIZINAN USAHA JASA KONSTRUKSI BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMBERIAN PERIZINAN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENEMPATAN TENAGA KERJA LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS, Menimbang : a.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA NOMOR 7 TAHUN 2016 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENERBITAN TANDA DAFTAR PERUSAHAAN

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENERBITAN TANDA DAFTAR PERUSAHAAN Menimbang BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENERBITAN TANDA DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, : bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51/M-DAG/PER/7/2017 TENTANG PERUSAHAAN PERANTARA PERDAGANGAN PROPERTI

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51/M-DAG/PER/7/2017 TENTANG PERUSAHAAN PERANTARA PERDAGANGAN PROPERTI MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51/M-DAG/PER/7/2017 TENTANG PERUSAHAAN PERANTARA PERDAGANGAN PROPERTI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 38 TAHUN 2004 TENTANG KETENTUAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR,

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 38 TAHUN 2004 TENTANG KETENTUAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR, PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 38 TAHUN 2004 TENTANG KETENTUAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pembangunan,

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1052, 2017 KEMENDAGRI. Sistem Informasi Organisasi Kemasyarakatan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2017 TENTANG PENDAFTARAN

Lebih terperinci

MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 289/MPP/Kep/10/2001 TENTANG KETENTUAN STANDAR PEMBERIAN SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP) MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL

PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TEGAL, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan Wajib Daftar Perusahaan bertujuan untuk

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Nama Organisasi Asosiasi Antropologi Indonesia disingkat AAI selanjutnya disebut AAI. Pasal 2 Makna AAI adalah wadah tunggal

Lebih terperinci

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 66 /POJK.04/2017 TENTANG KONSULTAN HUKUM YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 66 /POJK.04/2017 TENTANG KONSULTAN HUKUM YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 66 /POJK.04/2017 TENTANG KONSULTAN HUKUM YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Lampiran SURAT KEPUTUSAN Nomor: 007/MUNASLUB/APKOMINDO/III/2014. Tentang

Lampiran SURAT KEPUTUSAN Nomor: 007/MUNASLUB/APKOMINDO/III/2014. Tentang Lampiran SURAT KEPUTUSAN Nomor: 007/MUNASLUB/APKOMINDO/III/2014. Tentang PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENGUSAHA KOMPUTER INDONESIA (APKOMINDO). Bunyi Anggaran Rumah Tangga APKOMINDO

Lebih terperinci

MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENERBITAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA TEGAL TAHUN 2009 NOMOR 3

LEMBARAN DAERAH KOTA TEGAL TAHUN 2009 NOMOR 3 LEMBARAN DAERAH KOTA TEGAL TAHUN 2009 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TEGAL, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA CARA JENIS PERIZINAN DAN NON PERIZINAN. I. Ketentuan dan Persyaratan Perizinan dan Non Perizinan Bidang Penanaman Modal

PEDOMAN DAN TATA CARA JENIS PERIZINAN DAN NON PERIZINAN. I. Ketentuan dan Persyaratan Perizinan dan Non Perizinan Bidang Penanaman Modal LAMPIRAN PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR : TANGGAL : TENTANG : PEDOMAN DAN TATA CARA PELAYANAN PERIZINAN DAN NON PERIZINAN PADA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KOTA BOGOR. PEDOMAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.761, 2014 KEMENKEU. Konsultan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa ketentuan mengenai

Lebih terperinci

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 23 Tahun 2004 Lampiran : 1 ( satu) berkas.

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 23 Tahun 2004 Lampiran : 1 ( satu) berkas. WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 23 Tahun 2004 Lampiran : 1 ( satu) berkas. TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 27 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN WAJIB DAFTAR

Lebih terperinci

BUPATI KEEROM PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEEROM NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEEROM,

BUPATI KEEROM PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEEROM NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEEROM, BUPATI KEEROM PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEEROM NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEEROM, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menciptakan iklim

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2017 TENTANG PENDAFTARAN DAN PENGELOLAAN SISTEM INFORMASI ORGANISASI KEMASYARAKATAN DENGAN

Lebih terperinci

TENTANG RETRIBUSI TANDA DAFTAR PERUSAHAAN

TENTANG RETRIBUSI TANDA DAFTAR PERUSAHAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI TANDA DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERUYAN, Menimbang : a. bahwa Retribusi Tanda Pendaftar Perusahaan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG KETENTUAN DAN TATACARA PEMBERIAN TANDA DAFTAR PERUSAHAAN ( TDP )

PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG KETENTUAN DAN TATACARA PEMBERIAN TANDA DAFTAR PERUSAHAAN ( TDP ) PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG KETENTUAN DAN TATACARA PEMBERIAN TANDA DAFTAR PERUSAHAAN ( TDP ) Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Qanun Kabupaten Aceh Utara Nomor 35

Lebih terperinci

DPN APPEKNAS ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENGUSAHA PELAKSANA KONTRAKTOR DAN KONSTRUKSI NASIONAL

DPN APPEKNAS ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENGUSAHA PELAKSANA KONTRAKTOR DAN KONSTRUKSI NASIONAL DPN APPEKNAS ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENGUSAHA PELAKSANA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 SYARAT MENJADI ANGGOTA Syarat menjadi anggota APPEKNAS, adalah sebagai berikut : 1. Anggota Biasa a. Badan Usaha

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 118/PMK.03/2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 118/PMK.03/2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 118/PMK.03/2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 50 /SEOJK.04/2016 PENGAKUAN TERHADAP ASOSIASI MANAJER INVESTASI

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 50 /SEOJK.04/2016 PENGAKUAN TERHADAP ASOSIASI MANAJER INVESTASI Yth. 1. Direksi Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Manajer Investasi; 2. Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia; dan 3. Asosiasi Manajer Investasi Indonesia, di tempat. SALINAN SURAT

Lebih terperinci

IJIN USAHA PERDAGANGAN (IUP)

IJIN USAHA PERDAGANGAN (IUP) I. Dasar Hukum IJIN USAHA PERDAGANGAN (IUP) a) Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. b) Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 289/MPP/Kep/10/2000 tentang Ketentuan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM, PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/PRT/M/2014 TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN PEMBERIAN IZIN PERWAKILAN BADAN USAHA JASA KONSTRUKSI ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PENERBITAN SURAT TANDA PENDAFTARAN USAHA WARALABA

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PENERBITAN SURAT TANDA PENDAFTARAN USAHA WARALABA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 12/M-DAG/PER/3/2006 TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PENERBITAN SURAT TANDA PENDAFTARAN USAHA WARALABA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.122, 2015 KEMENAKER. Izin Usaha. Pelatihan Kerja. Pelayanan Satu Pintu. BKPM. Standar Operasional Prosedur. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

: PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PENJUALAN LANGSUNG.

: PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PENJUALAN LANGSUNG. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 13/M-DAG/PER/3/2006 T E N T A N G KETENTUAN DAN TATA CARA PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PENJUALAN LANGSUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA TENGAH

BUPATI BANGKA TENGAH BUPATI BANGKA TENGAH SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG TANDA DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA TENGAH, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA PERHOTELAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI POLEWALI MANDAR, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG SURAT IJIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PEDAGANG VALUTA ASING BUKAN BANK DI INDONESIA

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PEDAGANG VALUTA ASING BUKAN BANK DI INDONESIA No. 6/ 13 /DPM Jakarta, 11 Maret 2004 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA PEDAGANG VALUTA ASING BUKAN BANK DI INDONESIA Perihal : Tata Cara Perizinan, Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah, Pengawasan, Pelaporan,

Lebih terperinci

BERITA KOTA SERI : E NOMOR PERATURAN TENTANG. memperkuat. struktur. Peraturan. No. DAG/PER/9/ Penerbitann Perdagangan. 2. Undang-U. tentang.

BERITA KOTA SERI : E NOMOR PERATURAN TENTANG. memperkuat. struktur. Peraturan. No. DAG/PER/9/ Penerbitann Perdagangan. 2. Undang-U. tentang. BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 24 2012 PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG SERI : E PENYELENGGARAAN DAN PERIZINAN DI BIDANG PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI,

Lebih terperinci

WALIKOTA BAUBAU PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BAUBAU PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BAUBAU PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BAUBAU, Menimbang : a. bahwa untuk menciptakan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PMK.01/2017 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PMK.01/2017 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PMK.01/2017 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan ketentuan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 05/PRT/M/2011 TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN PEMBERIAN IZIN PERWAKILAN BADAN USAHA JASA KONSTRUKSI ASING

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 05/PRT/M/2011 TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN PEMBERIAN IZIN PERWAKILAN BADAN USAHA JASA KONSTRUKSI ASING PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 05/PRT/M/2011 TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN PEMBERIAN IZIN PERWAKILAN BADAN USAHA JASA KONSTRUKSI ASING KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../SEOJK.04/20... tentang. Asosiasi atau Perkumpulan Wakil Manajer Investasi

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../SEOJK.04/20... tentang. Asosiasi atau Perkumpulan Wakil Manajer Investasi 1 Yth. Wakil Manajer Investasi di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../SEOJK.04/20... tentang Asosiasi atau Perkumpulan Wakil Manajer Investasi Dalam rangka pelaksanaan Peraturan

Lebih terperinci

Direksi Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN

Direksi Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN Yth. Direksi Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 19 /SEOJK.04/2017 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 36/M-DAG/PER/9/2007 TENTANG PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 36/M-DAG/PER/9/2007 TENTANG PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN Menteri Perdagangan Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 36/M-DAG/PER/9/2007 TENTANG PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA GABUNGAN INDUSTRI PENGERJAAN LOGAM DAN MESIN INDONESIA BAB I LANDASAN PENYUSUNAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA GABUNGAN INDUSTRI PENGERJAAN LOGAM DAN MESIN INDONESIA BAB I LANDASAN PENYUSUNAN ANGGARAN RUMAH TANGGA GABUNGAN INDUSTRI PENGERJAAN LOGAM DAN MESIN INDONESIA BAB I LANDASAN PENYUSUNAN Pasal 1 Landasan Penyusunan 1. Anggaran Rumah Tangga disusun berlandaskan pada Anggaran Dasar yang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 73/MPP/Kep/3/2000 TENTANG KETENTUAN KEGIATAN USAHA PENJUALAN BERJENJANG

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 73/MPP/Kep/3/2000 TENTANG KETENTUAN KEGIATAN USAHA PENJUALAN BERJENJANG KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 73/MPP/Kep/3/2000 TENTANG KETENTUAN KEGIATAN USAHA PENJUALAN BERJENJANG MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN NOMOR 2/PLPS/2005 TENTANG LIKUIDASI BANK DEWAN KOMISIONER LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN,

SALINAN PERATURAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN NOMOR 2/PLPS/2005 TENTANG LIKUIDASI BANK DEWAN KOMISIONER LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN, R AN SALINAN PERATURAN NOMOR 2/PLPS/2005 TENTANG LIKUIDASI BANK DEWAN KOMISIONER, Menimbang : a. bahwa dengan berlakunya UndangUndang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan perlu diatur

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 8 TAHUN : 2016 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN TANDA DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Menteri Perdagangan Republik Indonesia

Menteri Perdagangan Republik Indonesia Menteri Perdagangan Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32/M-DAG/PER/8/2008 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN USAHA PERDAGANGAN DENGAN SISTEM PENJUALAN LANGSUNG DENGAN

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA CARA JENIS PERIZINAN DAN NON PERIZINAN. I. Ketentuan dan Persyaratan Perizinan dan Non Perizinan Bidang Penanaman Modal

PEDOMAN DAN TATA CARA JENIS PERIZINAN DAN NON PERIZINAN. I. Ketentuan dan Persyaratan Perizinan dan Non Perizinan Bidang Penanaman Modal LAMPIRAN PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR : 45 TAHUN 2017 TANGGAL : 4 September 2017 TENTANG : PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PERATURAN WALI KOTA TENTANG PEDOMAN DAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR: 17/PMK.01/2008 TENTANG JASA AKUNTAN PUBLIK MENTERI KEUANGAN,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR: 17/PMK.01/2008 TENTANG JASA AKUNTAN PUBLIK MENTERI KEUANGAN, PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR: 17/PMK.01/2008 TENTANG JASA AKUNTAN PUBLIK MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa sejalan dengan tujuan Pemerintah dalam rangka mendukung perekonomian yang sehat dan efisien,

Lebih terperinci

2016, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN.

2016, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN. No.261, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA HAK ASASI MANUSIA. Organisasi Kemasyarakatan. Pelaksanaan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5958) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 40/MPP/Kep/1/2003 TENTANG ANGKA PENGENAL IMPORTIR (API)

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 40/MPP/Kep/1/2003 TENTANG ANGKA PENGENAL IMPORTIR (API) KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 40/MPP/Kep/1/2003 TENTANG ANGKA PENGENAL IMPORTIR (API) MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a.

Lebih terperinci