PERBANDINGAN PENGGUNAAN METODE OPTIMASI EXTENDED QUADRATIC INTERIOR POINT DENGAN NEURAL NETWORK UNTUK ECONOMIC DISPATCH PEMBANGKIT THERMAL DI BALI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERBANDINGAN PENGGUNAAN METODE OPTIMASI EXTENDED QUADRATIC INTERIOR POINT DENGAN NEURAL NETWORK UNTUK ECONOMIC DISPATCH PEMBANGKIT THERMAL DI BALI"

Transkripsi

1 erbandngan enggunaan Metode Optmas Rum Sar Hartat, Suerayasa ERBANDINGAN ENGGUNAAN METODE OTIMASI EXTENDED QUADRATIC INTERIOR OINT DENGAN NEURAL NETWORK UNTUK ECONOMIC DISATCH EMBANGKIT THERMAL DI BALI Rum Sar Hartat, I Wayan Suerayasa Staf engajar rogram Stud Ten Eletro Unverstas Udayana INTISARI Maalah n membahas aloas pembebanan perbandngan penggunaan metode optmas extended quadratc nteror pont dengan neural networ untu economc dspatch pembangt termal d bal. Metode exstended quadratc nteror pont (EQI) adalah metode determnst yang merupaan pengembangan metode Karmaar oleh James A. Momoh d. dengan berdasaran pada perbaan onds awal sehngga bsa dgunaan untu menyelesaan permasalahan pemrograman uadrat (non lner). Metode jarngan Syaraf Truan model Hofeld (HNN) adalah suatu metode ecerdasan buatan yang berdasaran pada prnsp erja jarngan saraf manusa, yang telah banya dgunaan sebaga metode alternatf untu menyelesaan permasalahanpermasalahan optmas yang sult dmana cara onvensonal gagal untu mencapa ecepatan, eauratan atau effcency. Dar hasl ujcoba pada sstem pembangt termal dbal dperoleh hasl yang mendeat sama. Kata unc : Optmas, extended quadratc nteror pont (EQI), Jarngan saraf truan. 1. endahuluan emaaan Lstr secara omersl sudah lebh dar seratus tahun yang lalu ( bulan januar d London dan bulan september 188 d New Yor ). Seja tu pemaaannya terus menngat. Tda dapat dbantah bahwa lstr adalah bentu energ yang saat n merupaan penyoong ehdupan masyaraat yang sangat berart; ba dar seg menunjang produtftasnya, maupun unsur-unsur lan yang menyangut ualtas hdupnya. Begtu besarnya peranan yang dman an oleh energ lstr n maa onseuensnya dtuntut etersedaan, esnam bungan, dampa lngungan yang bersh, uanttas, dan ualtas yang tngg, serta harga yang wajar Dalam perencanaan, pengoperasan, dan pengontrolan sstem tenaga lstr muncul berbaga persoalan tens maupun eonoms, salah satunya dabatan oleh beban sstem yang dnams. D ss lan energ lstr tda dapat dsmpan dalam jumlah banya sehngga harus dsedaan pada saat dbutuhan oleh onsumen, abatnya tmbul persoalan dalam menghadap ebutuhan daya lstr yang berubah dar watu e watu. Apabla daya yang drm dar bus bus pembangt lebh besar dar ebutuhan daya pada bus bus beban, maa aan tmbul pemborosan daya. Sedangan apabla daya yang dbangtan lebh rendah dar ebutuhan atau tda memenuh ebutuhan beban maa aan tmbul pemadaman loal pada bus bus beban, yang aan mengabatan erugan pada onsumen. ada sstem pengoperasan tenaga lstr, omponen baya operas terbesar adalah baya bahan baar. enghematan baya bahan baar dalam prosentase yang ecl aan member dampa yang besar dalam jumlah rupah, mengngat besarnya jumlah baya bahan baar tersebut datas. Oleh arenanya efsen pemaaan bahan baar sangat besar pengaruhnya terhadap penghematan baya operas. Bal sangat terenal sabaga salah satu tujuan wsata duna, sampa saat n sebagan pasoan tenaga lstrnya mash tergantung dar Jawa melalu sstem nterones Jawa-Bal lewat abel laut yang hanya bsa dpaa dengan apastar sebesar x 110 MW. embangt yang beroperas d Bal saat n ada 9 unt LTD dengan daya terpasang sebesar 65,7 MW, dan 4 unt LTG dengan daya terpasang sebesar 15,5 MW, yang berloas d esanggaran. Satu unt LTG berloas d Glmanu dengan daya terpasang sebesar 145 MW, yang merupaan pembangt terbesar d Bal. Sehngga daya terpasang total setelah dtambah pasoan dar Jawa sebesar 556, MW, namun daya mampu sebesar 450 MW, hal n dsebaban oleh deratng emampuan unt pembangt. Beban punca tertngg mencapa 35 MW, pada tanggal Otober 00. Apabla terjad pemelharaan unt pembangt terbesar d Bal (145 MW), atau terganggunya abel laut maa sstem elstran d Bal aan mengalam eurangan pasoan daya, sehngga aan terjad glran pemadaman lstr. Upaya penanggulangan eurangan daya sstem elstran Bal, yang sudah dlauan adalah penghematan daya d ss pemaa (demand sde management) yatu dengan memasyaraatan lampu hemat energ, sedangan dar ss suply yatu menambah apastas pembangtan. Dsampng hal d atas penghematan baya operas terutama penghematan baya bahan baar sstem d Bal juga tda alah pentngnya untu dlauan. Salah satu bagan pengoperasan sstem tenaga lstr yang mengarah e hal n adalah penjadwalan pembangtan daya secara eonoms. Hal n Tenolog Eletro 6 Vol.3 No. Jul Desember 004

2 erbandngan enggunaan Metode Optmas Rum Sar Hartat, Suerayasa merupaan suatu sstem untu memnmuman baya operas pada sstem tenaga lstr dengan cara mengoptmalan pengaloasan pembang tan daya antara generator-generator yang beroperas pada sstem Bal serta menghaslan suatu rencana operas yang memenuh persyaratan pengoperasan sstem tenaga lstr. ersyaratan tersebut terutama adalah daya yang dbangtan cuup untu memaso beban dan rug-rug daya, tda melanggar endala sstem. Banya ten optmas untu pengaloasan pembangtan daya antara generator-generator yang beroperas agar optmal.. Aloas embebanan Eonoms (Economc Dspatch) Dalam sstem tenaga lstr, ada beberapa macam pembangt tenaga (power plant), yatu pembangt tenaga thermal, pembangt tenaga hdro, pembangt tenaga nulr dsb. embangt thermal sendr juga mempunya beberapa perbedaan, sebaga contoh, perbedaan bahan baar, harga masmum dan mnmum eluaran pembangt, dsb. Salah satu araterst terpentng adalah baya operas. Baya operas masng-masng pembangt berbeda, tda hanya antar pembangt, melanan juga tergantung pada besarnya daya yang dbangtan. Dlan pha, sstem tenaga lstr mempunya beberapa pembangt dengan araterst berbeda-beda. Dan pembangt-pembangt tersebut loasnya jauh dar tt pusat beban, sehngga menyebaban rug-rug transms yang besar, yang merupaan pengeluaran estra dar pembangtan. Jad, yang menjad perhatan dalam hal n adalah bagamana menentuan jumlah daya yang harus dbangtan oleh masng-masng pembangt dalam suatu sstem tenaga lstr sehngga dapat memenuh jumlah ebutuhan beban dengan baya mnmum, dnamaan aloas pembebanan eonoms (Economc Load Dspatch). Masalah aloas pembebanan eonoms drumusan untu memperoleh ods optmal pembangt dengan memnmalan total baya bahan baar, yang dnyataan sebaga [17,7,3]: ( + ) Baya _ operas = N a b + = G c G 1 Rp/jam (1) Kendala termasu esembangan daya antara pembangt dengan permntaan dan rug-rug daya [8]: N D + L = G () = 1 enjadwalan daya atf dsyaratan untu memenuh batas atas dan batas bawah pembangt. G mn (3) G G max dengan D adalah total permntaan (MW) L adalah total rug-rug daya (MW) G adalah daya yang dbangtan oleh pembangt e- (MW) a, b, c : Konstanta-onstanta pembangt G mn : pembangtan mnmal unt (MW) G max N : pembangtan masmal unt (MW) : Jumlah unt pembangt berputar Beberapa metode yang telah berhasl dgunaan untu memecahan permasalahan n, ba metode onvensonal dan ecerdasan buatan (artfcal ntellgent). Metode onvensonal yang sudah denal antara lan metode Lagrange (Lagrangan Relaxaton method), metode proyes graden (gradent projecton method), metode nteror pont, metode Generalze Reduce Gradent (GRG method), dsb. Metode optmas dengan menggunaan Jarngan Syaraf Truan termasu dalam metode ecerdasan buatan, dalam decade terahr n menjad sangat pentng dalam menyelesaan permasalahan-permasalahan dalam sstem tenaga lstr, antara lan penjadualan unt-unt pembangt (unt commtment), aloas pembebanan eonoms (economc load dspatch), peramalan beban (load forecastng), dsb. 3. Metoda Optmas Quadratc Interor ont Metode Interor ont pertama dperenalan oleh Karmarar adalah merupaan metode untu menyelesaan masalah pemrograman lner. Metode n banya dgunaan dalam operas peneltan (operaton research) arena efsen, relabel dan aurat. Metode n emudan dembangan oleh James A. Momoh d dengan berdasaran pada perbaan onds awal sehngga bsa dgunaan untu menyelesaan permasalahan dengan pemrograman lner maupun uadrat (non lner) yang denal dengan metode EQI (Extended Quadratc Interor ont method). Yang palng pentng dalam algortma n adalah tt start awal dapat dtentuan dahulu. Kemudan mencar solus optmal dalam nteror polytope yang ddefnsan oleh endala-endala sampa dcapa tt optmal. Dalam paper n metode EQI dgunaan untu menyelesaan masalah optmas aloas pembebanan pada sstem elstran Bal. Model quadratc nteror pont ddefnsan sebaga benut [6, 10]. Tenolog Eletro 7 Vol.3 No. Jul Desember 004

3 erbandngan enggunaan Metode Optmas Rum Sar Hartat, Suerayasa dengan T T = 1 X QX + a X (4) mn max b AX b (5) dmana : X = varabel yang tda detahu (unnown) n-vetor a = onstanta n-vetor b mn,b max = onstanta m-vetor Q = matr bujursangar smetrs A = matrs oefsen mxn dengan m < n rograma lner dapat dperoleh dengan asus husus Q = 0. ada umumnya, dua m-vetor baru dbentu yatu S 1 dan S, dnamaan varabel slac, dperenalan untu merubah endala etdasamaan (5) menjad bentu persamaan : mn AX S 1 = b (6) max AX + S = b S 1,S 0 (7) sehngga bsa ddefnsan varabel baru : X Q X S 1, n n 0 Q n m S 0 m n 0 m m (8) mn a( nx1) b( ) mx1 a, b a max ( mx1) b( mx1) (9) dan A ( mxn) I 0 A, (10) A 0 ( mxn) I dengan I adalah matr denttas mxm. Sehngga permasalahan optmas quadratc (4) dan (5) mempunya bentu mnmsas sebaga : mn = 1 X T Q X + a T X (11) harus memenuh endala AX = b (1) X j 0, j = n+1,..., n+m (13) permasalahan tda mempunya solus atau solusnya menjad tda terbatas (unbounded). Iteras dmula dengan suatu nla awal yang 0 memungnan X, algortma proses optmas menghaslan nla-nla nteror fsbel yang berurutan X, X,... X, X,... sedeman sehngga 1 = ( X +1 ) T Q X +1 + a T X +1 < (X ) T Q X + a T X = (14) roses teras berhent bla rtera berhent (stoppng crteron) terpenuh. Is dar algortma EQI dberan sebaga berut: Tentuan X sedeman sehngga AX = b dengan X 0 untu j = n+1,...,n+m. Keta rtera j berhent tda terpenuh lauan D := dag [ x,..., 1 x n+m] (15) B := AD G : = Q X K K d : =D G w ( B B ) B + a (16) 1 T = (17) T dp : = B w d (18) γ:=mn [ dp,..., dp ] d n + 1 n + m (19) T:=(D dp ) T Q (D dp ) (0) β 1 : = - γ 1, γ < 0, β1 : = 10 6, γ 0 (1) T ( dp ) dp β : = T, T > 0,... β : = 10 6, T 0 () β : = mn [β 1, β ], d : = D dp (3) x Masalah optmasas quadrat yang dperlhatan pada (11) - (13) d atas dengan mengasumsan meml batas tt awal (bounded o nteror pont) X. Ja tda deman maa X + 1 : = X + β d x set : = +1, dmana adalah jumlah teras. (4) Tenolog Eletro 8 Vol.3 No. Jul Desember 004

4 erbandngan enggunaan Metode Optmas Rum Sar Hartat, Suerayasa Krtera berhent adalah perubahan relatf fungs objetf pada setap teras, yatu +1 /max{1, } < є atau perubahan relatf pada nla nteror yang memungnan pada setap terasnya X +1 - X < є Untu menjaga solus dar masalah pada setap teras agar selalu berada dalam daerah nteror yang memungnan, algortma EQI memerluan perhtungan dar nla start awal tt nteror yang 0 0 fsbel X yatu A X = b dengan 0 x 0 untu j = j n+1,...,n+m. Nla awal yang memungnan dapat dhaslan dengan memperenalan varabel buatan x s. EQI aan menghaslan nla yang memungnan dengan memnmalan x [11]: s Mnmze[x s ] (5) Harus memenuh endala A X + ( b - A e) xs =b (6) x 0 untu j = n+1,...,n+m. x s 0 (7) j dengan e=(1,1,...,1) T. Sehngga bsa dsmpulan bahwa aplas dar EQI melput : 1. Formulas matr A, Q, a dan b dalam fungs objetf uadrat dengan endala lnear.. Menghtung nla awal nteror yang memungnan dar persamaan (5 7). 3. Eseus algortma EQI hngga rtera berhent terpenuh. 4. Metode Optmas Jarngan Syaraf Truan Model Hopfeld (HNN) Jarngan Syaraf Truan (Artfcal neural networs) telah dpromosan sebaga metode alternatf untu menyelesaan permasalahanpermasalahan sstem tenaga yang sult dmana cara onvensonal gagal untu mencapa ecepatan, eauratan atau effcency [9]. Metode optmsas dengan menggunaan Jarngan Syaraf Truan model Hopfeld (Hopfeld Neural Networ / HNN ) banya dgunaan dalam peneltan tentang aloas pembebanan eonoms. Metode n aan daplasan untu menyelesaan aloas pembebanan untu sstem elstran Bal. Dengan mengaplasan Hopfeld Neural Networ berdasaran pada persamaan syaraf truan dnams berut: du = T V j I j j + (8) dt U adalah total nput dar syaraf (neuron), dapat dnyataan sebaga: U = T V j I j j + (9) dengan T j = bobot hubungan antara syaraf j dan syaraf I = ambang batas (threshold) neuron V adalah output dar syaraf, dapat dnyataan sebaga fungs U sebaga V = g( U ) dengan g ( U ) adalah fungs ta lner pada syaraf yang merupaan fungs sgmod yang dnyataan sebaga []: g( U ) = (1 + tanh( λ U ) / (30) dengan λ adalah suatu onstanta Fungs sgmod tersebut sebaga fungs masuan eluaran dengan harga 0 atau 1 sebaga eluaran. Fungs sgmod n merupaan fungs monoton na dalam batasan V. Energ E dar ddefnsan sebaga [8]: E ( V ) = 5 V. T V V j I j j (31) Energ menunjuan suatu status seberapa ba jarngan (networ) tersebut memenuh endala pada permasalahan dmana jarngan ddesan. Hal terpentng dalam menyelesaan masalah optmas adalah memformulasan perhtungan yang sesua untu fungs energ E(V ) sehngga menghaslan energ terendah yang aan menghaslan nla V yang optmal. Aplas metode n untu menyelesaan masalah optmas dapat djelasaan sebaga berut. Secara umum dsn djelasan tentang permasalahan non-lnear programmng [5]: Tenolog Eletro 9 Vol.3 No. Jul Desember 004

5 erbandngan enggunaan Metode Optmas Rum Sar Hartat, Suerayasa t t Memnmuman f ( x) = 1 x x + q x (3) Kendala t g x = s = 1... n t w x d or t w x d = 1... m ertama, abaan dulu endala etdasamaan, emudan dlauan mappng e Hopfeld Neural Networ Hubungan varable x e neuron output v dan fungs energ berut onvergen e harga mnmum [9]: [ ( )] E = α F( v) + β G v (33) Dsn fungs F (v) dan G (v) menyataan fungs tujuan dan endala esamaan dan harus memenuh beberapa onds yang dsyaratan oleh fungs energ. Kendala esamaan dhtung dengan menambahan [ G (v) ] e E agar supaya mnmsas msmatch e nol, alau tda solus yang dhaslan bsa terjad eurangan daya pembangtan. Koefsen postf α dan β dgunaan untu menghtung derajad epentngan relatf (bobot) dar fungs endala dan tujuan. Fungs energ terdr dar m endala esamaan yang dtambahan e fungs tujuan, dan solus onvergen bsa tda merupaan global optmum. emodelan aloas pembebanan eonoms dnyataan dalam bentu fungs energ dalam Jarngan Syaraf Truan (Neural Networ) sebaga: E = (A / ) D + L - ( a + b c ) + (B / ) + (34) Dengan A, dan B adalah fator bobot (weght). Daya eluaran dapat dnyataan sebaga = g ( U ) Sehngga dperoleh hasl pemetaan dar aloas pembebanan eonoms e jarngan syaraf truan dengan membandngan oefsen-oefsen dar persamaan (1) dan () dengan persamaan (31), dan dengan menyataan V sebaga, dperoleh T = A Bc T j = A I = A( D + L ). 5Bb (35) Untu menyelesaan endala etdasamaan, ada beberapa cara, dantaranya dengan menggunaan varable tambahan (slac varable). Dsn endala etdasamaan dselesaan dengan memodfas fungs sgmod sebaga berut : (U g ) = ( max ( 1 + tanh( λu mn )) / + ) mn Sehngga proses perhtungan menjad : (36) U = { T I t j j + } = { A( B a b t j j D L ) ( + / )} (37) = g ( U ) (38) = ( max mn )(1 + tanh( λ U )) / + mn 5. Smulas Untu peneltan n dambl sampel pembebanan pembangt berdasaran pemaaan beban yang tercatat pada data T. INDONESIA OWER UB BALI pada tanggal 31 Desember 003 pada puul Saat sampel pembebanan dambl LTG Glmanu dalam onds pemelharaan rutn. enjadwalan dlauan hanya untu pembangt d Bal saja dengan asums bahwa beban yang dtanggung dalam penjadwalan n adalah beban yang sebenarnya duranga pasoan dar Jawa. Beban dmasud adalah beban pada bus pembangt, sehngga dalam perhtungan tda mengutan rug rug transms. Berdasaran data performance test sesudah nspecton sentral LTD dan LTG esanggaran, emudan dcar araterst nput-output hanya pada unt-unt LTD dan LTG yang beroperas dengan menggunaan metode regres least square. Karaterst Input-Output LTD dan LTG sepert dalam tabel 1. embebanan pembangt hasl smulas dengan edua metode telhat pada tabel. Tenolog Eletro 30 Vol.3 No. Jul Desember 004

6 erbandngan enggunaan Metode Optmas Rum Sar Hartat, Suerayasa Tabel 1: Karaterst nput-output pembangt No Unt Konstanta pembangt mn mas (MW) (MW) a b c (Rp/MW h) (Rp/MWh) (Rp/h) 1 LTD- 1,7 4, LTD-4 1,7 4, LTD-5 1,05 3, LTD-6 1,70 5,3 48, LTD-7 1,70 5,6 344, LTD-8 1,60 4,5 665, LTD-9 1,60 4, LTD-10 3,00 10,5 835, LTD-11 3,80 10, LTG-1 5,00 19, LTG- 5,00 19, LTG-3 10,00 39, LTG-4 10, LTG-Glmanu F ( ) = a + b + c Tabel erbandngan hasl pembebanan metode EQI dengan HNN uul UNIT EQI HNN EQI HNN EQI HNN EQI HNN EQI HNN LTD- (MW) 4,438 3,66 4,600 4,600 4,600 4,600 4,600 4,600 4,600 4,600 LTD-4 (MW) 4,459 3,13 4,500 3,7 4,500 3,713 4,500 3,650 4,500 3,596 LTD-5 (MW) 3,500 3,500 3,500 3,500 3,500 3,500 3,500 3,500 3,500 3,500 LTD-6 (MW) 5,5 5,300 5,300 5,300 5,300 5,300 5,300 5,300 5,300 5,300 LTD-7 (MW) 1,700 5,600 5,600 5,600 5,600 5,600 5,600 5,600 5,600 5,600 LTD-8 (MW) 1,600 4,500 1,600 4,500 1,600 4,500 1,600 4,500 1,600 4,500 LTD-9 (MW) 1,600 4,500,518 4,500,440 4,500 1,887 4,500 1,600 4,500 LTD-10 (MW) 10,500 10,500 10,500 10,500 10,500 10,500 10,500 10,500 10,500 10,500 LTD-11 (MW) 10,500 10,500 10,500 10,500 10,500 10,500 10,500 10,500 10,500 10,500 LTG-1 (MW) 19,400 19,400 19,400 19,400 19,400 19,400 19,400 19,400 19,400 19,400 LTG- (MW) 19,79 7,471 11,78 9,370 11,761 9,341 11,613 9,14 11,300 8,971 LTG-3 (MW) 39,500 39,500 39,500 39,500 39,500 39,500 39,500 39,500 39,500 39,500 LTG-4 (MW) 35,000 9,144 35,000 33,308 35,000 33,46 35,000 3,808 35,000 3,433 TOTAL (MW) 146, , , , ,00 154,00 153, ,500 15,900 15,900 Beban (MW) 146, , , , ,00 154,00 153, ,500 15,900 15,900 Total baya 434,000, ,000,000 43,000, ,000, ,000,000 49,000,000 EQI, 431,176,790 EQI HNN, 433,815,909 HNN Gambar 1. erbandngan total baya Tenolog Eletro 31 Vol.3 No. Jul Desember 004

7 erbandngan enggunaan Metode Optmas Rum Sar Hartat, Suerayasa 6. Kesmpulan Hasl pembebanan pembangt selama lma jam menunjuan bahwa edua metode mem perlhatan onsstensnya untu tda melanggar endala dan memenuh beban yang dbutuhan. Total baya pembebanan selama lma jam, untu metode EQI lebh murah 0,6 % dar metode HNN. 7. Daftar ustaa [1] Abe, Shgeo d., Solvng Inequalty Constraned Combnatoral Optmzaton roblems by the Hopfeld Neural Networs, Neural Networs, Vol.5, pp , 199. [] Burchett, R.C., d., Developments n Optmal ower Flow, IEEE Transactons on ower Systems 198, AS-101, pp [3] Duncan J. Glover and Muluutla Sarma, ower System Analyss and Desgn: Wth ersonal Computer Applcaton, WS-KENT ublshng Co., Boston, [4] ommel, H.W., and Tnney, W.F., Optmal ower Flow Solutons, IEEE Transactons on ower Systems 1968, AS-87, pp [5] El-Hawary, M.E., Applcatons of artfcal neural networs n electrc power systems operatonal plannng, Engneerng Intellgent Systems, Vol. 7, no. 1, March [6] Eselt, H.A., G. ederzol, C.L.Sandblom, Contnuous Optmzaton Models, Walter de Gruyter, Berln, New Yor, [7] Had Saadat, ower System Analyss, WCB McGraw-Hll Companes, New Yor, [8] ar, J.H., d., Economc Load Dspatch for ecewse Quadratc Cost Functon Usng Hopfeld neural Networs, IEEE Transactons on ower Systems, Vol. 8, No. 3, August [9] Lee, K.Y., Y.M ar, J.L.Ortz, Fuel-cost mnmzaton for both real-and reactve-power dspatches, IEE roceedngs, Vol. 131, t. C, No.3, May [10] Momoh, J.A d., The Quadratc Interor ont Method Solvng ower System Optmzaton roblems, IEEE Transactons on ower Systems, Vol. 9, No. 3, August [11] Momoh, J.A d, Extenson of The Interor ont Method, ERI roceedng1991, Advanced Maths for ower Systems, San Dego CA. [1] Rosen, J.B., The Gradent rojecton method for non-lnear programmng-art I Lnear constrants, J. Soc. Indust. Appl. Math., 1960,3,pp [13] Rum Sar Hartat & El-Hawary, M.E., Summary of Applcaton of Hopfeld Neural Networ to Economc Load Dspatch, roceedng of Canadan Conference of Electrcal and Computer Engneerng, Halfax, May 000. [14] Rum Sar Hartat, El-Hawary, M.E., New Approach for solvng Optmzaton roblems n Economc Load Dspatch usng Hopfeld Neural Networs, roceedngs of CCECE 000, May 7-10, 000. [15] Salgado, R. A. Bramaller,. Atchson, Optmal ower Flow solutons usng the gradent projecton method, part 1 and, IEE roceedngs, Vol. 137, t. C. No. 6, November [16] Smon Hayn, Neural Networs, a comprehensve foundaton, Second edton, rentce Hall, Upper Saddle Rver, New Jersey, [17] Suerayasa, Rum Sar Hartat, Aplas Metode Optmas Exstended Quadratc Interor dan Gradent rojecton untu Econom Dspatch embangt Termal d Bal, Majalah Ilmah Tenolog Eletro, Vol. No. Jul- Desember 003, ISSN: [18] Wood, A.J. and Wollenberg, B.F, ower generaton, operaton, and control, Second edton, John Wley & Sons New Yor, Tenolog Eletro 3 Vol.3 No. Jul Desember 004

APLIKASI METODE EXSTENDED QUADRATIC INTERIOR POINT (EQIP) UNTUK ECONOMIC DISPATCH PEMBANGKIT TERMAL DI BALI

APLIKASI METODE EXSTENDED QUADRATIC INTERIOR POINT (EQIP) UNTUK ECONOMIC DISPATCH PEMBANGKIT TERMAL DI BALI Apliasi MetodeExstended Quadratic Interior Ngaan utu Satriya Utama ALIKASI METODE ESTENDED QUADRATIC INTERIOR OINT (EQI) UNTUK ECONOMIC DISATCH EMBANGKIT TERMAL DI BALI Ngaan utu Satriya Utama Staf engajar

Lebih terperinci

Bab III. Plant Nonlinear Dengan Fase Nonminimum

Bab III. Plant Nonlinear Dengan Fase Nonminimum Bab III Plant Nonlnear Dengan Fase Nonmnmum Pada bagan n dbahas mengena penurunan learnng controller untu sstem nonlnear dengan derajat relatf yang detahu Dalam hal n hanya dperhatan pada sstem-sstem nonlnear

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB PENDAHULUAN. Latar Belaang Masalah Analss regres merupaan lmu peramalan dalam statst. Analss regres dapat dataan sebaga usaha mempreds atau meramalan perubahan. Regres mengemuaan tentang engntahuan

Lebih terperinci

FUZZY BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI POLA (STUDI KASUS: KLASIFIKASI KUALITAS PRODUK)

FUZZY BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI POLA (STUDI KASUS: KLASIFIKASI KUALITAS PRODUK) Semnar Nasonal Aplas Tenolog Informas 00 (SNATI 00) ISSN: 0-0 Yogyaarta, Jun 00 FUZZY BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI POLA (STUDI KASUS: KLASIFIKASI KUALITAS PRODUK) Sr Kusumadew Jurusan Ten Informata,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Untuk mengetahui pola perubahan nilai suatu variabel yang disebabkan oleh

BAB 2 LANDASAN TEORI. Untuk mengetahui pola perubahan nilai suatu variabel yang disebabkan oleh BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Untu mengetahu pla perubahan nla suatu varabel yang dsebaban leh varabel lan dperluan alat analss yang memungnan ta unut membuat perraan nla varabel tersebut pada nla

Lebih terperinci

Karakterisasi Matrik Leslie Ordo Tiga

Karakterisasi Matrik Leslie Ordo Tiga Jurnal Graden Vol No Januar 006 : 34-38 Karatersas Matr Lesle Ordo Tga Mudn Smanhuru, Hartanto Jurusan Matemata, Faultas Matemata dan Ilmu Pengetahuan Alam, Unverstas Bengulu, Indonesa Dterma Desember

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Economic Dispatch Pembangkit Menggunakan Metode Lagrange dan CFPSO

Analisis Perbandingan Economic Dispatch Pembangkit Menggunakan Metode Lagrange dan CFPSO 91 Analss Perbandngan Economc Dspatch Pembangt Menggunaan Metode Lagrange dan CFPSO Kharudn Syah, Harry Soeotjo Dachlan, Rn Nur Hasanah, dan Mahfudz Shdq Abstra -Pada pengoperasan pembangt tenaga lstr,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.. Populas dan Sampel Populas adalah eseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngup yang ngn dtelt. Banyanya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut uuran populas, sedangan suatu nla

Lebih terperinci

toto_suksno@uny.ac.d Economc load dspatch problem s allocatng loads to plants for mnmum cost whle meetng the constrants, (lhat d http://en.wkpeda.org/) Economc Dspatch adalah pembagan pembebanan pada pembangktpembangkt

Lebih terperinci

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Pengendalan Kualtas Statst Pengendalan Kualtas statst merupaan suatu metode pengumpulan dan analss data ualtas, serta penentuan dan nterpretas penguuran-penguuran

Lebih terperinci

BAB V MODEL SEDERHANA DISTRIBUSI TEMPERATUR DAN SIMULASINYA

BAB V MODEL SEDERHANA DISTRIBUSI TEMPERATUR DAN SIMULASINYA BAB V MOEL SEERHANA ISTRIBUSI TEMPERATUR AN SIMULASINYA Model matemata yang terdapat pada bab sebelumnya merupaan model umum untu njes uap pada reservor dengan bottom water. Model tersebut merupaan model

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Analisis Kelompok

BAB II TEORI DASAR. Analisis Kelompok BAB II TORI DASAR II.. Analss Kelompo Istlah analss elompo pertama al dperenalan oleh Tryon (939). Ia memperenalan beberapa metode untu mengelompoan obye yang meml esamaan araterst (statsoft, 004). Kesamaan

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN TEORI MARKOV DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERAWATAN TAHUNAN PADA PT. PUPUK KUJANG

USULAN PENERAPAN TEORI MARKOV DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERAWATAN TAHUNAN PADA PT. PUPUK KUJANG Usulan Penerapan Teor Marov Dalam Pengamblan Keputusan Perawatan Tahunan Pada Pt. Pupu Kujang USULAN PENERAPAN TEORI MARKOV DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERAWATAN TAHUNAN PADA PT. PUPUK KUJANG Nof Ern,

Lebih terperinci

Optimasi Baru Program Linear Multi Objektif Dengan Simplex LP Untuk Perencanaan Produksi

Optimasi Baru Program Linear Multi Objektif Dengan Simplex LP Untuk Perencanaan Produksi JURNA INFORMATIKA, Vol.4 No.2 September 27, pp. 222~229 ISSN: 2355-6579 E-ISSN: 2528-2247 222 Optmas Baru Program near Mult Objetf Dengan Smplex P Untu Perencanaan Produs Maxs Ary Am BSI Bandung e-mal:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belaang Analss dsrmnan merupaan ten menganalss data, dmana varabel dependen merupaan data ategor ( nomnal dan ordnal ) sedangan varabel ndependen berupa data nterval atau raso.msalnya

Lebih terperinci

EKSPEKTASI SATU PEUBAH ACAK

EKSPEKTASI SATU PEUBAH ACAK EKSPEKTASI SATU PEUBAH ACAK Dalam hal n aan dbahas beberapa macam uuran yang dhtung berdasaran espetas dar satu peubah aca, ba dsrt maupun ontnu, yatu nla espetas, rataan, varans, momen, fungs pembangt

Lebih terperinci

INVERS DRAZIN DARI SUATU MATRIKS DENGAN MENGGUNAKAN BENTUK KANONIK JORDAN

INVERS DRAZIN DARI SUATU MATRIKS DENGAN MENGGUNAKAN BENTUK KANONIK JORDAN Buletn Ilmah ath. Stat. dan erapannya (Bmaster) Volume 5, No. 3 (6), hal 8. INVERS DRAZIN DARI SUAU ARIKS DENGAN ENGGUNAKAN BENUK KANNIK JRDAN Eo Sulstyono, Shanta artha, Ea Wulan Ramadhan INISARI Suatu

Lebih terperinci

Optimisasi Operasi Sistem Tenaga Listrik dengan Konstrain Kapabilitas Operasi Generator dan Kestabilan Steady State Global

Optimisasi Operasi Sistem Tenaga Listrik dengan Konstrain Kapabilitas Operasi Generator dan Kestabilan Steady State Global Optmsas Operas Sstem Tenaga Lstr dengan Konstran Kapabltas Operas Generator dan Kestablan Steady State Global Johny Custer,, Indar Chaerah Gunadn, Ontoseno Penangsang 3, Ad Soeprjanto 4,,3,4 Jurusan Ten

Lebih terperinci

III FUZZY GOAL LINEAR PROGRAMMING

III FUZZY GOAL LINEAR PROGRAMMING 7 Ilustras entu hmpunan fuzzy dan fungs eanggotaannya dapat dlhat pada Contoh 3. Contoh 3 Msalan seseorang dataan sudah dewasa ja erumur 7 tahun atau leh, maa dalam loga tegas, seseorang yang erumur urang

Lebih terperinci

Strategi Meminimalkan Load Shedding Menggunakan Metode Sensitivitas Untuk Mencegah Voltage Collapse Pada Sistem Kelistrikan Jawa-Bali 500 kv

Strategi Meminimalkan Load Shedding Menggunakan Metode Sensitivitas Untuk Mencegah Voltage Collapse Pada Sistem Kelistrikan Jawa-Bali 500 kv 1 Strateg Memnmalan Load Sheddng Menggunaan Metode Senstvtas Untu Mencegah Voltage Collapse Pada Sstem Kelstran Jawa-Bal 500 V Rs Cahya Anugrerah Haebb, Ad Soepranto,, Ardyono Pryad Jurusan Ten Eletro,

Lebih terperinci

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal. Makalah Semnar Tugas Akhr MENGOPTIMALKAN PEMBAGIAN BEBAN PADA UNIT PEMBANGKIT PLTGU TAMBAK LOROK DENGAN METODE LAGRANGE MULTIPLIER Oleh : Marno Sswanto, LF 303 514 Abstrak Pertumbuhan ndustr pada suatu

Lebih terperinci

Probabilitas dan Statistika Distribusi Peluang Diskrit 1. Adam Hendra Brata

Probabilitas dan Statistika Distribusi Peluang Diskrit 1. Adam Hendra Brata Probabltas dan Statsta Dsrt Adam Hendra Brata Unform Bernoull Multnomal Setap perstwa aan mempunya peluangnya masng-masng, dan peluang terjadnya perstwa tu aan mempunya penyebaran yang mengut suatu pola

Lebih terperinci

FUZZY BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI POLA (Studi kasus: klasifikasi kualitas produk)

FUZZY BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI POLA (Studi kasus: klasifikasi kualitas produk) Semnar Nasonal plas enolog Informas (SNI ) Yogyaarta, Jun FUZZY BCKPROPGION UNUK KLSIFIKSI POL (Stud asus: lasfas ualtas produ) Sr Kusumadew Jurusan en Informata, Faultas enolog Industr Unverstas Islam

Lebih terperinci

KOMBINASI INERTIA WEIGHT DAN CONSTRICTION FACTOR PADA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION SEBAGAI SOLUSI PEMBANGKITAN EKONOMIS PADA SISTEM TENAGA IEEE 26 BUS

KOMBINASI INERTIA WEIGHT DAN CONSTRICTION FACTOR PADA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION SEBAGAI SOLUSI PEMBANGKITAN EKONOMIS PADA SISTEM TENAGA IEEE 26 BUS ISSN 1412 3762 http://jurnal.up.edu/electrans ELECTRANS, VOL.12, NO.2, SEPTEMBER 2013, 151-160 KOMBINASI INERTIA WEIGHT DAN CONSTRICTION FACTOR PADA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION SEBAGAI SOLUSI PEMBANGKITAN

Lebih terperinci

SIMULASI OPTIMASI ALIRAN DAYA SISTEM TENAGA LISTRIK SEBAGAI PENDEKATAN EFISIENSI BIAYA OPERASI

SIMULASI OPTIMASI ALIRAN DAYA SISTEM TENAGA LISTRIK SEBAGAI PENDEKATAN EFISIENSI BIAYA OPERASI ISSN: 1693-6930 167 SIMULASI OPTIMASI ALIRAN DAA SISTEM TENAGA LISTRIK SEBAGAI PENDEKATAN EFISIENSI BIAA OPERASI Subyanto Teknk Elektro Fakultas Teknk Unverstas Neger Semarang Gedung E6 Lt. Kampus Sekaran

Lebih terperinci

Benyamin Kusumoputro Ph.D Computational Intelligence, Faculty of Computer Science University of Indonesia METODE PEMBELAJARAN

Benyamin Kusumoputro Ph.D Computational Intelligence, Faculty of Computer Science University of Indonesia METODE PEMBELAJARAN METODE PEMBELAJARAN Sebelum suatu Jarngan Neural Buatan (JNB) dgunaan untu menglasfasan pola, terlebh dahulu dlauan proses pembelaaran untu menentuan strutur arngan, terutama dalam penentuan nla bobot.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Konsep Dasar Infeksi, Saluran Pernafasan, Infeksi Akut, dan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Konsep Dasar Infeksi, Saluran Pernafasan, Infeksi Akut, dan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) BAB TINJAUAN TEORITIS. Knsep Dasar Infes, Saluran Pernafasan, Infes Aut, dan Infes Saluran Pernafasan Aut (ISPA.. Infes Infes adalah masunya uman atau mrrgansme e dalam tubuh manusan dan berembang ba sehngga

Lebih terperinci

ANALISIS VARIASI PARAMETER BACKPROPAGATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK TERHADAP PENGENALAN POLA DATA IRIS

ANALISIS VARIASI PARAMETER BACKPROPAGATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK TERHADAP PENGENALAN POLA DATA IRIS ANALISIS VARIASI PARAMETER BACKPROPAGATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK TERHADAP PENGENALAN POLA DATA IRIS Ihwannul Khols, ST. MT. Unverstas 7 Agustus 945 Jaarta hols27@gmal.com Abstra Pengenalan pola data

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SISTEM NONLINIER DENGAN MENGGUNAKAN RECURRENT NEURAL NETWORK DAN ALGORITMA DEAD-ZONE KALMAN FILTER

IDENTIFIKASI SISTEM NONLINIER DENGAN MENGGUNAKAN RECURRENT NEURAL NETWORK DAN ALGORITMA DEAD-ZONE KALMAN FILTER IDENIFIKASI SISEM NONLINIE DENGAN MENGGUNAKAN ECUEN NEUAL NEOK DAN ALGOIMA DEAD-ZONE KALMAN FILE ully Soelaman, angga fa Faultas enolog Informas Insttut enolog Sepuluh Nopember Kampus Keputh, Suollo, Surabaya

Lebih terperinci

BAB 10. Menginterpretasikan Populasi Variabel Kanonik. Variabel kanonik secara umumnya artifisal. Jika variabel awal X (1) dan X (2)

BAB 10. Menginterpretasikan Populasi Variabel Kanonik. Variabel kanonik secara umumnya artifisal. Jika variabel awal X (1) dan X (2) BB 0 Mengnterpretasan Populas arabel Kanon arabel anon secara umumnya artfsal. Ja varabel awal X ( dan X ( dgunaan oefsen anon a dan b mempunya unt propors dar hmpunan X ( dan X (. Ja varabel awal yang

Lebih terperinci

Pengolahan lanjut data gravitasi

Pengolahan lanjut data gravitasi Modul 6 Pengolahan lanjut data gravtas 1. Transformas/proyes e bdang datar (metode Damney atau Euvalen Tt Massa). Pemsahan Anomal Loal/Resdual dan Anomal Regonal a. Kontnuas b. Movng average c. Polynomal

Lebih terperinci

PEMODELAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK KONSUMSI MAKANAN DI KOTA SURABAYA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MENGGUNAKAN PENDEKATAN REGRESI SPLINE

PEMODELAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK KONSUMSI MAKANAN DI KOTA SURABAYA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MENGGUNAKAN PENDEKATAN REGRESI SPLINE PEMODELAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK KONSUMSI MAKANAN DI KOTA SURABAYA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MENGGUNAKAN PENDEKATAN REGRESI SPLINE Dew Arfanty Azm, Dra.Madu Ratna,M.S. dan 3 Prof. Dr.

Lebih terperinci

BAB III METODE RESPONSE SURFACE DENGAN SIMULASI MONTE CARLO. solusi dari suatu masalah diberikan berdasarkan proses rendomisasi (acak).

BAB III METODE RESPONSE SURFACE DENGAN SIMULASI MONTE CARLO. solusi dari suatu masalah diberikan berdasarkan proses rendomisasi (acak). BAB III METODE RESPONSE SURFACE DENGAN SIMULASI MONTE CARLO 3. Smulas Monte Carlo Smulas Monte Carlo merupaan bentu smulas probablst dmana solus dar suatu masalah dberan berdasaran proses rendomsas (aca).

Lebih terperinci

Perbandingan Masalah Optimasi TSP dengan Menggunakan Algoritma Ant Colony dan Jaringan Hopfield

Perbandingan Masalah Optimasi TSP dengan Menggunakan Algoritma Ant Colony dan Jaringan Hopfield Perbandngan Masalah Optmas TSP dengan Menggunaan Algortma Ant Colony dan Jarngan Hopfeld 1 Yulan, Moh.Isa Irawan, dan 3 Mardljah 1,, 3 Jurusan Matemata, Insttut Tenolog Sepuluh Noember Kampus ITS, Surabaya

Lebih terperinci

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) Created by Smpo PDF Creator Pro (unregstered verson) http://www.smpopd.com Statst Bsns : BAB IV. UKURA PEMUSATA DATA. Pendahuluan Untu mendapatan gambaran yang lebh jelas tentang seumpulan data mengena

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL OPTIMASI LINIER INTEGER DENGAN BANYAK TUJUAN UNTUK PENGALOKASIAN PEKERJAAN

IMPLEMENTASI MODEL OPTIMASI LINIER INTEGER DENGAN BANYAK TUJUAN UNTUK PENGALOKASIAN PEKERJAAN SISFO-Jurnal Sstem Informas IMPLEMENTASI MODEL OPTIMASI LINIER INTEGER DENGAN BANYAK TUJUAN UNTUK PENGALOKASIAN PEKERJAAN Fazal Mahananto 1), Mahendrawath ER 2), Rully Soelaman 3) Jurusan Sstem Informas,

Lebih terperinci

VI. KETIDAKPASTIAN. Contoh : Asih mengalami gejala ada bintik-bintik di wajahnya. Dokter menduga bahwa Asih terkena cacar

VI. KETIDAKPASTIAN. Contoh : Asih mengalami gejala ada bintik-bintik di wajahnya. Dokter menduga bahwa Asih terkena cacar VI. KETIDAKPASTIAN 12 Dalam enyataan sehar-har banya masalah dduna n tda dapat dmodelan secara lengap dan onssten. Suatu penalaran dmana adanya penambahan fata baru mengabatan etdaonsstenan, dengan cr-cr

Lebih terperinci

Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Udayana ABSTRAK

Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Udayana ABSTRAK Aloasi embebanan Optimal ALOKASI EMBEBANAN OTIMAL ADA SISTEM EMBANGKITAN DI BALI I Ketut Teni Eletro Faultas Teni Universitas Udayana ABSTRAK ada sistem pengoperasian tenaga listri, omponen biaya operasi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DISKRIMINAN. Analisis diskriminan (discriminant analysis) merupakan salah satu metode

BAB III ANALISIS DISKRIMINAN. Analisis diskriminan (discriminant analysis) merupakan salah satu metode BAB III ANALISIS DISKRIMINAN 3. Analss Dsrmnan Analss dsrmnan (dscrmnant analyss) merupaan salah satu metode yan dunaan dalam analss multvarat. Dalam analss dsrmnan terdapat dua jens varabel yan terlbat

Lebih terperinci

PENGUJIAN PROPORSI MENGGUNAKAN KETERKAITAN DISTRIBUSI CHI-SQUARE DENGAN PENDEKATAN DISTRIBUSI BINOMIAL TERHADAP DISTRIBUSI NORMAL STANDARD

PENGUJIAN PROPORSI MENGGUNAKAN KETERKAITAN DISTRIBUSI CHI-SQUARE DENGAN PENDEKATAN DISTRIBUSI BINOMIAL TERHADAP DISTRIBUSI NORMAL STANDARD ORBITH Vl. 7 N. 3 Nvember 11: 366-37 ENGUJIAN ROORSI MENGGUNAKAN KETERKAITAN DISTRIBUSI CHI-SQUARE DENGAN ENDEKATAN DISTRIBUSI BINOMIAL TERHADA DISTRIBUSI NORMAL STANDARD Oleh: Endang Tryan Staf engajar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mengenal dua macam variabel yaitu : 2. Variabel terikat (Y) yaitu : Hasil belajar Sejarah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mengenal dua macam variabel yaitu : 2. Variabel terikat (Y) yaitu : Hasil belajar Sejarah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Varans Peneltan 3.1.1 Varabel Peneltan Peneltan n mengenal dua macam varabel yatu : 1. Varabel bebas (X) yatu : Berpr formal. Varabel terat (Y) yatu : Hasl belajar Sejarah

Lebih terperinci

MODEL REGRESI SEMIPARAMETRIK SPLINE UNTUK DATA LONGITUDINAL PADA KASUS KADAR CD4 PENDERITA HIV. Lilis Laome 1)

MODEL REGRESI SEMIPARAMETRIK SPLINE UNTUK DATA LONGITUDINAL PADA KASUS KADAR CD4 PENDERITA HIV. Lilis Laome 1) Paradgma, Vol. 13 No. 2 Agustus 2009 hlm. 189 194 MODEL REGRESI SEMIPARAMERIK SPLINE UNUK DAA LONGIUDINAL PADA KASUS KADAR CD4 PENDERIA HIV Lls Laome 1) 1) Jurusan Matemata FMIPA Unverstas Haluoleo Kendar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL PERSEDIAAN BARANG EOQ DENGAN MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR KADALUARSA DAN FAKTOR ALL UNIT DISCOUNT

ANALISIS MODEL PERSEDIAAN BARANG EOQ DENGAN MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR KADALUARSA DAN FAKTOR ALL UNIT DISCOUNT LAORAN HASIL ENELITIAN ANALISIS MOEL ERSEIAAN BARANG EO ENGAN MEMERTIMBANGKAN FAKTOR KAALUARSA AN FAKTOR ALL UNIT ISOUNT Tauf Lmansyah LEMBAGA ENELITIAN AN ENGABIAN KEAA MASYARAKAT UNIVERSITAS KATOLIK

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

JARINGAN SARAF TIRUAN UNTUK IDENTIFIKASI POLA KODE DERAU PALSU

JARINGAN SARAF TIRUAN UNTUK IDENTIFIKASI POLA KODE DERAU PALSU JARINGAN SARAF TIRUAN UNTUK IDENTIFIKASI POLA KODE DERAU PALSU Ea Saputra LF096585 Jurusan Ten Eletro Faultas Ten Unverstas Dponegoro Abstra Jarngan saraf truan merupaan suatu metode yang salah satunya

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan

Lebih terperinci

Lucas Theorem Untuk Mengatur Penyimpanan Memori yang Lebih Aman

Lucas Theorem Untuk Mengatur Penyimpanan Memori yang Lebih Aman Lucas Theorem Untu Mengatur Penympanan Memor yang Lebh Aman Hendra Hadhl Chor (135 8 41) Program Stud Ten Informata ITB Jalan Ganesha 1, Bandung e-mal: hendra_h2c_mathematcan@yahoo.com; f1841@students.f.tb.ac.d

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

Analisis Penyelesaian Persamaan Kuadrat Matriks

Analisis Penyelesaian Persamaan Kuadrat Matriks Jurnal Matemata, Jurnal Matemata, tatsta tatsta, & Komutas & Komutas Vol. 3 No Vol. Jul No. 6 Jul 5 Vol, No, 9-3, 9-9, Jul 5 9 Analss Penyelesaan Persamaan Kuadrat Matrs Hasmawat dan Amr Kamal Amr Abstra

Lebih terperinci

Studi Optimal Power Flow pada Sistem Kelistrikan 500 kv Jawa-Bali dengan Menggunakan Particle Swarm Optimization (PSO)

Studi Optimal Power Flow pada Sistem Kelistrikan 500 kv Jawa-Bali dengan Menggunakan Particle Swarm Optimization (PSO) JNTETI, ol. 2, No. 3, Agustus 2013 59 Stud Optmal ower Flow pada Sstem Kelstran 500 Jawa-Bal dengan Menggunaan artcle Swarm Optmzaton (SO) Taqyuddn 1, Sasongo ramono Had 2 Abstract Ths paper presents a

Lebih terperinci

BAB III MODUL INJEKTIF

BAB III MODUL INJEKTIF BAB III ODUL INJEKTIF Bab n adalah bab yang palng pentng arena bab n bers mula dar hal-hal dasar mengena modul njet sampa sat-sat stmewanya yang tda dml oleh modul lan yang tda njet, yang merupaan ous

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

Dalam sistem pengendalian berhirarki 2 level, maka optimasi dapat. dilakukan pada level pertama yaitu pengambil keputusan level pertama yang

Dalam sistem pengendalian berhirarki 2 level, maka optimasi dapat. dilakukan pada level pertama yaitu pengambil keputusan level pertama yang LARGE SCALE SYSEM Course by Dr. Ars rwyatno, S, M Dept. of Electrcal Engneerng Dponegoro Unversty BAB V OPIMASI SISEM Dalam sstem pengendalan berhrark level, maka optmas dapat dlakukan pada level pertama

Lebih terperinci

Bab V Aliran Daya Optimal

Bab V Aliran Daya Optimal Bab V Alran Daya Optmal Permasalahan alran daya optmal (Optmal Power Flow/OPF) telah menjad bahan pembcaraan sejak dperkenalkan pertama kal oleh Carpenter pada tahun 196. Karena mater pembahasan tentang

Lebih terperinci

4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan dimulai dari bulan Juli sampai

4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan dimulai dari bulan Juli sampai 4 METODE PENELITIAN 4.1 Watu dan Loas Peneltan Peneltan n dlasanaan selama 6 bulan dmula dar bulan Jul sampa bulan Desember 005 d Kabupaten Indramayu, Provns Jawa Barat yang terleta pada poss geografs

Lebih terperinci

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal 157 Vol. 13, No. 2, 157-161, Januar 2017 Tnjauan Algortma Genetka Pada Permasalahan Hmpunan Httng Mnmal Jusmawat Massalesse, Bud Nurwahyu Abstrak Beberapa persoalan menark dapat dformulaskan sebaga permasalahan

Lebih terperinci

BAB II DIMENSI PARTISI

BAB II DIMENSI PARTISI BAB II DIMENSI PARTISI. Defns dasar dan eteratannya dengan metrc dmenson Dalam pembahasan dmens parts, graf yang dbahas adalah graf terhubung sederhana dan tda meml arah. Sebelum mendefnsan graf yang dgunaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE 6B.1 Pelathan ADALINE Model ADALINE (Adaptve Lnear Neuron) dtemukan oleh Wdrow & Hoff (1960) Arstekturnya mrp dengan perseptron Perbedaan

Lebih terperinci

Catatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan

Catatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan Catatan Kulah Memaham dan Menganalsa Optmsas dengan Kendala Ketdaksamaan. Non Lnear Programmng Msalkan dhadapkan pada lustras berkut n : () Ma U = U ( ) :,,..., n st p B.: ; =,,..., n () Mn : C = pk K

Lebih terperinci

Analisis Variasi Parameter Backpropagation Artificial Neural Network dan Principal Component Analysis Terhadap Sistem Pengenalan Wajah

Analisis Variasi Parameter Backpropagation Artificial Neural Network dan Principal Component Analysis Terhadap Sistem Pengenalan Wajah ELECTRANS, Jurnal Ten Eletro, Komputer dan Informata http://eournal.up.edu/ndex.php/electrans Analss aras Parameter Bacpropagaton Artfcal Neural Networ dan Prncpal Component Analyss Terhadap Sstem Pengenalan

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

PENYELESAIAN SHORTEST PATH PROBLEM DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN HOPFIELD

PENYELESAIAN SHORTEST PATH PROBLEM DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN HOPFIELD Semnar Nasonal Sstem dan Informatka 2007; Bal, 6 November 2007 PENYELESAIAN SHORTEST PATH PROBLEM DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN HOPFIELD Nur Hasanah ) Istkhomah 2) Taufq Hdayat 3) Sr Kusumadew 4) Jurusan

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SARAF TIRUAN REKUREN PADA IDENTIFIKASI SISTEM NONLINIER DENGAN ALGORITMA OPTIMAL BOUNDED ELLIPSOID

APLIKASI JARINGAN SARAF TIRUAN REKUREN PADA IDENTIFIKASI SISTEM NONLINIER DENGAN ALGORITMA OPTIMAL BOUNDED ELLIPSOID APLIKASI JARINGAN SARAF IRUAN REKUREN PADA IDENIFIKASI SISEM NONLINIER DENGAN ALGORIMA OPIMAL BOUNDED ELLIPSOID Rully Soelaman, Mohammad Azs Efend Faultas enolog Informas, Insttut enolog Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

Implementasi Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation Pada Aplikasi Pengenalan Wajah Dengan Jarak Yang Berbeda Menggunakan MATLAB 7.0

Implementasi Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation Pada Aplikasi Pengenalan Wajah Dengan Jarak Yang Berbeda Menggunakan MATLAB 7.0 Implementas Jarngan Saraf Truan Bacpropagaton Pada Aplas Pengenalan Waah Dengan Jara Yang Berbeda Menggunaan MATLAB 7.0 Syafe Nur Luthfe Jurusan Ten Informata, Unverstas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100,

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No. 1, 11-22, April 2001, ISSN : SUBRUANG MARKED. Suryoto Jurusan Matematika, FMIPA-UNDIP Semarang

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No. 1, 11-22, April 2001, ISSN : SUBRUANG MARKED. Suryoto Jurusan Matematika, FMIPA-UNDIP Semarang JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER ol. 4. No., - 22, Aprl 2, ISSN : 4-858 SUBRUANG MARKED Suryoto Jurusan Matemata, FMIPA-UNDIP Semarang Abstra Msalan suatu ruang vetor berdmens ngga atas lapangan omples C,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

Studi Kasus di PT.Petrokimia Gresik

Studi Kasus di PT.Petrokimia Gresik J.Oto.Ktrl.Inst (J. Auto.trl.Inst) Vol (), 9 ISSN: 85-57 Perancangan Sstem Kontrol egar H untu Optmsas Pembaaran oler Abstra Stud Kasus d P.Petroma Gres A.. Setad, Y.Y. Nazaruddn, E. Joelanto, dan S. Nugroho

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN ORI. Aljabar Matrs.. Defns Matrs Matrs adalah suatu umpulan anga-anga yang juga serng dsebut elemen-elemen yang dsusun secara teratur menurut bars dan olom sehngga berbentu perseg panjang,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

PENJADWALAN PEKERJAAN DENGAN MENGGUNAKAN DISPATCHING RULES DI PT. TIGA SERANGKAI PUSTAKA MANDIRI

PENJADWALAN PEKERJAAN DENGAN MENGGUNAKAN DISPATCHING RULES DI PT. TIGA SERANGKAI PUSTAKA MANDIRI PENJADWALAN PEKERJAAN DENGAN MENGGUNAKAN DISPATCHING RULES DI PT. TIGA SERANGKAI PUSTAKA MANDIRI Yunarstanto 1 Irwan Iftad 1 Iwan Ngabd Raharjo 2 Abstract: Producton flow n PT. Tga Seranga Pustaa Mandr

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS

BAB IV HASIL ANALISIS BAB IV HASIL ANALISIS. Standarda Varabel Dalam anal yang dtamplan pada daftar tabel, dar e-39 wadu yang meml fator-fator melput luaan DAS, apata awal wadu, 3 volume tahunan rerata pengendapan edmen, dan

Lebih terperinci

MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM

MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM Tut Susant, Mashad, Sukamto Mahasswa Program S Matematka Dosen Jurusan Matematka Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB II OPTIMALISASI PADA SISTEM KELISTRIKAN

BAB II OPTIMALISASI PADA SISTEM KELISTRIKAN BAB II OPTIMALISASI PADA SISTEM KELISTRIKAN. Penjadualan Optmal Pembangkt dan Penyaluran Daya Lstrk Setap Pembangkt tdak dtempatkan dengan jarak yang sama dar pusat beban, tergantung lokas pembangkt yang

Lebih terperinci

Pembayaran harapan yang berkaitan dengan strategi murni pemain P 2. Pembayaran Harapan bagi Pemain P1

Pembayaran harapan yang berkaitan dengan strategi murni pemain P 2. Pembayaran Harapan bagi Pemain P1 Lecture : Mxed Strategy: Graphcal Method A. Metode Campuran dengan Metode Grafk Metode grafk dapat dgunakan untuk menyelesakan kasus permanan dengan matrks pembayaran berukuran n atau n. B. Matrks berukuran

Lebih terperinci

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi )

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi ) APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Stud Kasus d PT. Snar Terang Abad ) Bagus Suryo Ad Utomo 1203 109 001 Dosen Pembmbng: Drs. I Gst Ngr Ra Usadha, M.S Jurusan Matematka

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

U JIAN A KHIR S EMESTER M ATEMATIKA T EKNIK

U JIAN A KHIR S EMESTER M ATEMATIKA T EKNIK Jurusan Ten Spl dan Lngungan FT UGM U JIAN A KHIR S EMESTER M ATEMATIKA T EKNIK SENIN, 4 JANUARI 23 OPEN BOOK WAKTU MENIT PETUNJUK ) Saudara tda boleh menggunaan omputer untu mengerjaan soal- soal ujan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK DALAM PRAKIRAAN CUACA DI DAERAH BALI SELATAN

IMPLEMENTASI BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK DALAM PRAKIRAAN CUACA DI DAERAH BALI SELATAN E-Jurnal Matemata Vol. 5 (4), November 2016, pp. 126-132 ISSN: 2303-1751 IMPLEMENTASI BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK DALAM PRAKIRAAN CUACA DI DAERAH BALI SELATAN I Made Dw Udayana Putra 1, G. K. Gandhad

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

KAJIAN METODE SUMBER EKIVALEN TITIK MASSA PADA PROSES PENGANGKATAN DATA GRAVITASI KE BIDANG DATAR

KAJIAN METODE SUMBER EKIVALEN TITIK MASSA PADA PROSES PENGANGKATAN DATA GRAVITASI KE BIDANG DATAR Berala Fsa ISSN : 1410-966 Vol.8, No.1, Januar 005, hal 7-10 KAJIAN METODE SUMBER EKIVALEN TITIK MASSA PADA PROSES PENGANGKATAN DATA GRAVITASI KE BIDANG DATAR Agus Setyawan Laboratorum Geofsa, Jurusan

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MULTIKOLINEARITAS MELALUI METODE RIDGE REGRESSION. Oleh : SOEMARTINI

PENYELESAIAN MULTIKOLINEARITAS MELALUI METODE RIDGE REGRESSION. Oleh : SOEMARTINI PENYELESAIAN MULTIKOLINEARITAS MELALUI METODE RIDGE REGRESSION Oleh : SOEMARTINI JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA dan ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR 008 DAFTAR ISI Hal DAFTAR

Lebih terperinci

ANALISIS DATA WORLD DEVELOPMENT INDICATORS MENGGUNAKAN CLUSTER DATA MINING

ANALISIS DATA WORLD DEVELOPMENT INDICATORS MENGGUNAKAN CLUSTER DATA MINING Semnar Nasonal Tenolog Informas dan Multmeda 207 STMIK AMIKOM Yogyaarta, 4 Februar 207 ANALIS DATA WORLD DEVELOPMENT INDICATORS MENGGUNAKAN CLUSTER DATA MINING Sgt Kamseno ), Bara Satya 2) ), 2) Ten Informata

Lebih terperinci

PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI OPTIMAL CPO DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING PADA PABRIK KELAPA SAWIT PT. XYZ

PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI OPTIMAL CPO DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING PADA PABRIK KELAPA SAWIT PT. XYZ e-jurnal Ten Industr FT USU Vol 3, No., Otober 03 pp. 45-5 PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI OPTIMAL CPO DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING PADA PABRIK KELAPA SAWIT PT. YZ Delmar Bnhot Lumbantoruan, Poerwanto,

Lebih terperinci