Elemen Tujuan Bobot Prioritas Mempertahankan Kualitas Beras 0,591 1 Mendapatkan Jalur Distribusi yang Lebih Efesien 0,409 2 Rasio Inkonsistensi 0,00

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Elemen Tujuan Bobot Prioritas Mempertahankan Kualitas Beras 0,591 1 Mendapatkan Jalur Distribusi yang Lebih Efesien 0,409 2 Rasio Inkonsistensi 0,00"

Transkripsi

1 VII. ANALISIS PRIORITAS KEGIATAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT LEMBAGA PERTANIAN SEHAT 7.1 Analisis Hasil Pengolahan Horisontal Analisis pengolahan horisontal terbagi menjadi tiga bagian yaitu pada tingkat 2, 3, dan 4. Pada tingkat 2 dilakukan pengolahan horisontal terhadap elemen tujuan yang ingin dicapai Lembaga Pertanian Sehat dalam pegambilan keputusan supply chain management, pada tingkat 3 merupakan elemen faktor yang mempengaruhi pengambilan kegiatan supply chain management, pada tingkat 4 merupakan elemen sub faktor yang mempengaruhi kegiatan supply chain management. Pengolahan horisontal ini untuk melihat prioritas suatu pada elemen pada suatu tingkat terhadap satu tingkat yang berada di atasnya. Data hasil pengisian kuisioner kemudian diolah secara horizontal dengan menggunakan software expert choice Version Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Tujuan Pengolahan pada tingkat 2 pada struktur model hirarki dilakukan untuk mengetahui prioritas tujuan prioritas yang ingin dicapai oleh Lembaga Pertanian Sehat. Berdasarkan hasil pengolahan dapat dilihat bahwa tujuan utama yang ingin dicapai oleh Lembaga Pertanian Sehat dalam pengambilan keputusan supply chain management adalah mempertahankan kualitas beras dengan bobot terbesar yaitu sebesar (0,591). Tujuan selanjutnya yang ingin dicapai Lembaga Pertanian Sehat adalah mendapatkan jalur distribusi yang lebih efisien dengan bobot sebesar (0,409). Tabel 9. Susunan Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horisontal Antar Elemen Pada Tingkat 2 Elemen Tujuan Bobot Prioritas Mempertahankan Kualitas Beras 0,591 1 Mendapatkan Jalur Distribusi yang Lebih Efesien 0,409 2 Rasio Inkonsistensi 0,00 Hal tersebut menjadi prioritas utama dikarenakan Lembaga Pertanian Sehat konsisten dengan produk-produk yang mereka hasilkan yang merupakan produk-produk sehat dan ramah lingkungan. Hal ini sesuai dengan salah satu misi 85

2 di Lembaga Pertanian Sehat yaitu meneliti, mengembangkan dan merakit teknologi-teknologi sarana produksi pertanian (saprotan) yang menggunakan bahan baku lokal, murah, sehat dan ramah lingkungan. Oleh karena itu Lembaga Pertanian Sehat selalu mempertahankan kualitas produk-produknya terutama Beras SAE dikarenakan Beras SAE merupakan salah satu produk unggulan Lembaga Pertanian Sehat. Lembaga Pertanian Sehat juga selalu mengevaluasi standar mutu Beras SAE setiap bulannya untuk dapat mengukur kualitas Beras SAE apakah sudah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, jadi fokus Lembaga Pertanian Sehat adalah pada rantai supplier dan manufacturer, karena semua kegiatan yang berkaitan dengan kualitas beras berada di rantai supplier dan manufacturer. Dengan kualitas bibit yang berkualitas dan proses budidaya yang terkontrol diharapkan dapat menghasilkan beras yang berkualitas baik, begitu juga dengan proses pencampuran beras dan pengemasan di rantai manufacturer memberikan kontribusi yang besar dalam menentukan kualitas beras yang dihasilkan. Prioritas yang kedua yang ingin dicapai Lembaga Pertanian Sehat adalah mendapatkan jalur distribusi yang lebih efesien. Hal ini berkaitan dengan biayabiaya yang dikeluarkan dalam proses pengiriman. Lembaga Pertanian Sehat sendiri masih menggunakan saluran distribusi lama (old distribution). Saluran distribusi lama adalah armada penjualan dan perantara mencakup pengecer hingga distributor (Sukardi 2009). Permasalahan yang dihadapi dalam saluran distribusi lama adalah distribusi produk yang lambat, belum ada media promosi untuk program yang terkoordinir. Dari prioritas yang kedua ini yaitu mendapatkan jalur distribusi yang lebih efisien menjadi fokus tujuan jangka panjang bagi Lembaga Pertanian Sehat, sedangkan tujuan jangka pendeknya adalah mempertahankan kualitas beras Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Antar Elemen Faktor Kegiatan Supply Chain Management Hasil pengolahan ini merupakan pengolahan hirarki pada tingkat tiga untuk mengetahui faktor-faktor yang diprioritaskan dalam kegiatan supply Chain Management terhadap masing-masing tujuan. Faktor-faktor yang mempengaruhi dari setiap tujuan merupakan faktor-faktor gabungan yang terkait, baik itu di 86

3 rantai supplier, manufacturer maupun di rantai distributor. Hasil pengolahan dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Hasil pengolahan Horizontal Elemen Kegiatan Supply Chain Management Tujuan Mendapatkan Jalur Distribusi yang Efesien Mempertahankan Kualitas Beras Faktor yang Rasio Bobot Prioritas Mempengaruhi Inkonsistensi Perencanaan 0, ,08 Sumber 0,069 5 Pembuatan 0,037 6 Agen 0,173 3 Transportasi 0,122 4 Penjualan 0,347 1 Perencanaan 0, ,02 Sumber 0,252 1 Pembuatan 0,221 2 Agen 0,125 5 Transportasi 0,071 6 Penjualan 0,139 4 Hasil pengolahan menunjukkan bahwa pada tujuan mendapatkan jalur distribusi yang efesien, faktor penjualan menempati urutan pertama dengan bobot sebesar 0,347. Dengan jalur distribusi yang lebih efisen, Lembaga Pertanian Sehat mengharapkan penjualan beras SAE dapat meningkat karena selama ini penjualan Beras SAE hanya dilakukan kepada agen yang bekerja sama dan tidak melakukan penjualan dengan pihak supermarket-supermarket besar dikarenakan kebutuhan perputaran modal yang cukup cepat dengan agen dibandingkan dengan pihak supermarket-supermarket besar yang ada di Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok dan Bekasi. Faktor perencanaan menempati urutan kedua setelah penjualan dengan bobot sebesar 0,252. Sebagai sebuah lembaga yang mandiri dan profesional dalam bidang penelitian dan pemberdayaan pihak Lembaga Pertanian Sehat sangat memperhitungkan segala sesuatunya dengan matang sehingga faktor perencanaan sangat diperhitungkan di Lembaga Pertanian Sehat dalam memproduksi Beras SAE. Perencanaan dibuat oleh orang yang bertanggung jawab dibidangnya kemudian di rapatkan. Setelah hasil rapat tersebut ditanda-tangani oleh Direktur barulah perencanaan dapat dijalankan sesuai dengan rencananya masing-masing. 87

4 Faktor agen menempati urutan ketiga dari prioritas kegiatan supply chain management dengan tujuan mendapatkan jalur distribusi yang lebih efesien dengan bobot sebesar 0,173. Pihak Lembaga Pertanian Sehat menilai bahwa dengan adanya agen maka saluran distribusi sedikit lebih efisien dibandingkan tanpa menggunakan agen. Agen inilah yang nantinya akan mendistribusikan Beras SAE ke konsumen akhir. Faktor transportasi menempati urutan keempat dari prioritas kegiatan supply chain management dengan tujuan mendapatkan jalur distribusi yang lebih efesien dengan bobot sebesar 0,122. Faktor transportasi dinilai dapat mempengaruhi langsung jalur distribusi yang lebih efisien, karena di transportasi ada beberapa kegiatan yang dilakukan diantaranya pemilihan jalan, sarana pengangkutan dan pengarahan pengiriman sehingga diharapkan saluran-saluran yang ada menjadi lebih efisien. Sarana Pengangkutan yang layak juga menjadi timbangan bagi pihak Lembaga Pertanian Sehat, karena dengan sarana pengangkutan yang layak dan tidak sering bermasalah pengiriman Beras SAE dapat terdistribusikan dengan tepat waktu. Prioritas kelima dari kegiatan supply chain management dengan tujuan mendapatkan jalur distribusi yang efisien adalah sumber dengan bobot sebesar 0,069. Sumber disini yang dimaksudkan adalah para petani binaan Lembaga Pertanian Sehat yang menghasilkan beras. Beras yang dihasilkan petani binaan biasanya dikumpulkan dalam satu tempat untuk setiap gabungan kelompok taninya (gapoktan), hal ini dikarenakan belum tersedianya tempat yang cukup besar untuk menampung beras yang dihasilkan petani binaan. Walaupun demikian menurut pihak Lembaga Pertanian Sehat cara tersebut sudah efisien. Prioritas terakhir dari kegiatan supply chain management dengan tujuan mendapatkan jalur distribusi yang efisien adalah pembuatan dengan bobot sebesar 0,037. Kegiatan pembuatan (produksi) merupakan faktor yanng harus diperhatikan dalam kegiatan supply chain management. Pembuatan Beras SAE yang tidak menggunakan bahan-bahan campuran kimia yang berbahaya bagi kesehatan memberikan kegiatan pembuatan jadi lebih efisien. Hal ini juga sesuai dengan misi Lembaga Pertanian Sehat yang memproduksi produk-produk yang 88

5 sehat dan ramah lingkungan. Hal ini juga terkait efisiensi waktu dan biaya yang dikeluarkan dalam memproduksi Beras SAE. Berdasarkan hasil pengolahan horizontal kegiatan supply chain management untuk tujuan yang kedua yaitu mempertahankan kualitas beras didapat prioritas yang utama adalah sumber dengan bobot sebesar 0,252. Pihak manajemen menilai dengan sumber yang berkualiatas dan bermutu baik maka produk yang dihasilkan juga akan bermutu baik, oleh karena itu pihak Lembaga Pertanian Sehat mempunyai standar mutu yang mengacu kepada Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang beras giling dan hasil pengukuran kemurnian rata-rata beras yang dihasilkan oleh penggilingan yang menjadi mitra Lembaga Pertanian Sehat. Bagi Lembaga Pertanian Sehat, standar mutu Beras SAE ini memberikan kejelasan kualitas yang bagaimana yang diinginkan, dan mendapat kejelasan beras yang bagaimana yang harus mereka hasilkan dengan petani binaan mereka, sedangkan bagi konsumen mereka akan mendapatkan beras sesuai mutu yang diinginkan. Sumber yang dimaksud disini adalah penggunaan benih padi yang bersertifikat yang telah diuji oleh pihak Lembaga Pertanian Sehat dan beberapa pestisida yang ramah lingkungan yang juga telah diuji oleh pihak Lembaga Pertanian Sehat. Faktor pembuatan menempati urutan kedua setelah sumber yang memiliki bobot sebesar 0,221. Keterkaitan antara sumber dan pembuatan merupakan hal tidak bisa dilepaskan, karena setelah sumber yang dihasilkan bermutu baik sedangkan cara pembuatan yang dilakukan tidak benar maka produk yang dihasilkan akan bermutu jelek dan tidak sesuai dengan harapan atau tidak sesuai dengan standar mutu yang telah telah yang telah ditetapkan oleh Lembaga Pertanian Sehat. Proses pembuatan disini sangat terkait dengan proses penggilingan, dimana di proses penggilinganlah terjadi pencampuran beras dari berbagai petani binaan yang menghasilkan Beras SAE. Berhubung pihak Lembaga Pertanian Sehat tidak memiliki penggilingan sendiri sehingga bekerja sama dengan pihak mitra penggilingan maka pihak Lembaga Pertanian Sehat selalu melakukan kontrol dikegiatan pembuatan ini. Faktor perencanaan menempati urutan ketiga yang memiliki bobot sebesar 0,192. Semua kegiatan untuk mempertahankan kualitas beras sebelumnya 89

6 merupakan melalui proses perencanaan. Proses perencanaan dibuat oleh pihak Lembaga Pertanian Sehat untuk menghemat biaya-biaya yang dikeluarkan, karena dengan perencanaan yang matang pihak Lembaga Pertanian Sehat dapat mengedepankan kegiatan yang penting terlebih dahulu. Proses perencanaan disini dibuat oleh manager-manager yang terkait dengan produksi Beras SAE. Manager yang dimaksud disini adalah manager produksi dan bisnis (probis). Dari departemen produksi dan bisnis membawahi lagi tiga divisi yaitu : divisi produksi, divisi pemasaran dan divisi pengadaan, dapat dilihat pada Lampiran 1. Setelah semua perencanaan dibuat oleh tiap-tiap divisi maka dilakukan rapat untuk melihat apakah ada kegiatan yang tidak dibutuhkan atau kegiatan yang kurang dari perencanaan yang dibuat. Prioritas keempat dari kegiatan supply chain management dengan tujuan mempertahankan kualiatas beras adalah penjualan dengan bobot sebesar 0,139. Kegiatan penjualan yang dimaksud disini adalah memberikan harga yang bersaing sesuai dengan kualiatas yang diberikan oleh pihak Lembaga Pertanian. Harga yang diberikan oleh pihak Lembaga Pertanian Sehat juga mempertimbangkan harga yang beredar di pasaran yang berlaku. Pihak Lembaga Pertanian Sehat memberikan harga yang tidak begitu tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang menjual beras organik juga dikarenakan pihak Lembaga Pertanian Sehat membutuhkan perputaran modal yang cepat untuk menutupi semua kegiatan produksi. Faktor agen menempati urutan yang kelima dengan tujuan mempertahankan kualitas beras yang memiliki bobot sebesar 0,125. Faktor agen yang dimaksud disini untuk tujuan mempertahankan kualitas beras adalah dengan memperhatikan segala sesuatunya agar Beras SAE yang dia jual tidak mengalami penurunan mutu setelah Beras SAE yang dia terima dari pihak Lembaga Pertanian Sehat. Memperhatikan segala sesuatunya diantaranya adalah tidak menerima Beras SAE dari pihak Lembaga Pertanian Sehat dalam keadaan yang mengalami kebocoran di karung, memperhatikan kebersihan tempat penyimpan Beras SAE yang akan dia jual, dan juga memperhatikan sirkulasi udara di tempat penjualan. Kebersihan dan sirkulasi dimaksudkan agar Beras SAE yang akan di jual tidak 90

7 kotor dan berkutu. Dengan sirkulasi yang baik, Beras SAE yang akan dijual akan tetap terjaga kualitasnya. Prioritas terakhir dari kegiatan supply chain management dengan tujuan mempertahankan kualitas beras adalah transportasi yang memiliki bobot sebesar 0,071. Transportasi disini yang dimaksud adalah kebersihan armada pengangkutan Beras SAE dari gudang pihak Lembaga Pertanian Sehat sampai ke agen-agen yang menjual Beras SAE, jangan sampai Beras SAE yang sudah dikarungin (packing) di Lembaga Pertanian Sehat benar-benar dalam keadaan baik dan bersih menjadi jorok dan bocor di dalam perjalanan menuju tempat agen-agen penjual Beras SAE. Oleh karena itu pihak Lembaga Pertanian juga memperhatikan kebersihan armada pengangkutan Beras SAE sebelum berangkat ke agen-agen penjual Beras SAE agar kualitas Beras SAE dapat dipertahankan Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Antar Elemen SubFaktor Kegiatan Supply Chain Management. Hasil pengolahan ini merupakan pengolahan hierarki pada tingkat empat untuk menentukan prioritas masing-masing subfaktor dari hirarki tingkat tiga yaitu faktor yang sesuai dengan tujuan kegiatan supply chain management yang ingin dicapai oleh Lembaga Pertanian Sehat, sama halnya dengan hasil pengolahan horizontal antar elemen faktor kegiatan supply chain management hasil pengolahan horizontal antar elemen subfaktor ini juga merupakan subfaktor gabungan yg terkait di rantai supplier, manufacturer, dan distributor. Hasil pengolahan horizontal dengan tujuan untuk mendapatkan jalur distribusi yang efesien dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Hasil Pengolahan Horizontal Antar Elemen Subfaktor Untuk Tujuan Mendapatkan Jalur Distribusi yang Efesien. Faktor Subfaktor Bobot Prioritas Perencanaan Keuangan 0,453 1 Strategi 0,150 3 Organisasi 0,110 4 Pengukuran/Pengontrolan 0,287 2 Sumber Strategi 0,267 2 Organisasi/SDM 0,102 4 Proses 0,370 1 Rasio Inkonsistensi 0,00 0,08 91

8 Teknologi 0,196 3 Penilaian Resiko 0,064 5 Pembuatan Strategi 0,106 4 Organisasi/SDM 0,060 5 Proses 0,379 1 Ukuran dan Kontrol 0,289 2 Penilaian Resiko 0, ,07 Agen Strategi 0, ,08 Organisasi/SDM 0,414 1 Manajemen Persediaan Barang 0,297 2 Penilaian Resiko 0,125 4 Transportasi Strategi 0,194 2 Perencanaan 0,327 1 Pengarahan Pengiriman 0,183 3 Pemilihan Jalan dan Tarif 0,078 5 Sarana Pengangkutan 0,052 6 Evaluasi Keberhasilan 0,167 4 Penjualan Strategi 0,277 2 Organisasi/SDM 0,095 5 Proses 0,294 1 Ukuran dan Kontrol 0,222 3 Penilaian Resiko 0, ,01 0,01 Berdasarkan hasil tabel pengolahan diatas dapat dilihat bahwa keuangan merupakan prioritas utama dengan bobot sebesar 0,453 dari faktor perencanaan dengan tujuan mendapatkan jalur distribusi yang efesien. Hal ini dikarenakan keuangan menjadi tolak ukur yang utama dalam semua kegiatan, termasuk kegiatan perencanaan ini. Merencanakan keuangan menjadi prioritas, karena Lembaga Pertanian Sehat ingin mengetahuai alokasi biaya yang dibutuhkan. Merencanakan keuangan dalam hal pemberian tugas pendistribusian beras SAE ke agen-agen yang menjalin kerja sama dengan Lembaga Pertanian Sehat. Pengukuran/pengontrolan menjadi prioritas kedua dengan bobot sebesar 0,287. Hal ini berkaitan dengan semua faktor yang telah direncanakan harus dilakukan pengukuran dan pengontrolan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui mana yang sudah berjalan dengan benar dan mana yang harus ditambahkan. Pengontrolan jalur distribusi yang telah dilakukan dan yang akan dilaksanakan. Strategi menempati urutan ketiga dari faktor perencanaan dengan bobot sebesar 0,150. Dengan strategi perencanaan yang matang diharapkan tujuan mendapatkan jalur distribusi yang lebih efesien dapat dilakukan. Disini strategi yang dimaksud diantaranya perencanaan kegiatan, perencanaan bisnis, persedian 92

9 barang dan distribusi. Organisasi atau sumberdaya manusia menjadi prioritas terakhir dari faktor perencanaan dengan tujuan mendapatkan jalur distribusi yang lebih efesien dengan bobot sebesar 0,110. Pihak Lembaga Pertanian Sehat menilai organisasi yang ada sekarang sudah tergolong baik sehingga itu belum menjadi prioritas yang lebih penting, karena setiap orang memiliki job description masingmasing yang sudah berjalan sebelumnya. Proses menjadi prioritas yang utama dari faktor sumber dengan bobot sebesar 0,370. Proses yang dilakukan dari sumber utama menjadi langkah kedepannya agar tujuan mendapatkan jalur distribusi yang lebih efesien dapat tercapai. Proses sumber jalur transportasi yang dilakukan Lembaga Pertanian Sehat menjadi tolak ukur dari berhasilnya tujuan mendapatkan jalur distribusi yang efisien. Di prioritas kedua dari faktor sumber ada strategi dengan bobot sebesar 0,267. Strategi seperti apa yang dijalankan di sumber ini agar jalur distribusi yang lebih efesien tercapai adalah keinginan pihak Lembaga Pertanian Sehat, karena dengan strategi yang matang diharapkan tujuan diatas tercapai. Teknologi yang digunakan menjadi prioritas ketiga dari faktor sumber dengan bobot sebesar 0,196. Dengan penggunaan teknologi diharapkan aktivitas yang memakai tenaga manusia jadi berkurang dan lebih efesien biaya,waktu dan jalur distribusi yang sebelumnya ada menjadi lebih efesien lagi. Di prioritas keempat dari faktor sumber adalah organisasi dengan bobot sebesar 0,102. Organisasi yang sederhana dibuat oleh pihak Lembaga Pertanian Sehat juga beralasan karena pihak Lembaga Pertanian Sehat tidak menginginkan adanya kegiatan yang tidak bermanfaat dan semua kegiatan sesuai dengan prosedur sehingga tujuan untuk mendapatkan jalur distribusi yang lebih efesien pun dapat tercapai juga. Prioritas yang terakhir dari faktor sumber adalah penilaian risiko dengan bobot sebesar 0,064. Penilaian risiko terhadap sumber dilakukan untuk memberikan gambaran seperti apa risiko yang akan muncul dari faktor sumber ini agar tujuan mendapatkan jalur distribusi yang lebih efesien tercapai. Proses merupakan prioritas yang utama dari faktor pembuatan dengan tujuan mendapatkan jalur distribusi yang lebih efesien yang memiliki bobot sebesar 0,379. Proses pembuatan jalur yang sederhana diharapkan memberikan 93

10 jalur distribusi yang sederhana juga, karena Beras SAE tidak menggunakan bahan-bahan kimia jadi jalur distribusi untuk penggunaan bahan kimia pun menjadi tidak ada. Sehingga Lembaga Pertanian Sehat bisa lebih memfokuskan jalur distribusi produk akhirnya. Di prioritas yang kedua adalah ukuran dan kontrol dengan bobot sebesar 0,298. Mengukur dan mengawasi merupakan kegiatan yang penting agar apa yang telah dijalankan dapat dinilai. Terkait dengan tujuan mendapatkan jalur distribusi yang lebih efesien mengukur dan mengawasi tidak hanya di faktor pembuatan ini saja, tetapi di semua faktor. Penilaian risiko di prioritas yang ketiga dengan bobot sebesar 0,167. Setelah dilakukan pengawasan tahap selanjutnya adalah menilai risiko yang akan muncul seperti apa dari faktor pembuatan ini. Diharapkan dengan mengetahui risiko yang muncul dari faktor pembuatan, tujuan untuk mendapatkan jalur distribusi yang lebih efesien tercapai. Prioritas yang keempat dari faktor pembuatan adalah strategi dengan bobot sebesar 0,106. Pada aspek ini dilakukan evaluasi ketepatan strategi yang digunakan, seperti melakukan ketepatan penyelesaian produksi sesuai dengan penjadwalan dan ketepatan penyerahan bahan baku dari petani. Prioritas yang terakhir dari faktor pembuatan adalah organisasi/sumber daya manusia dengan bobot sebesar 0,060. Pada aspek ini dilihat beberapa hal antara lain tingkat kehandalan alat penghubung, pengintegrasian sistem produksi dengan sistem pesanan masuk, dan pengintegrasian sistem produksi dengan sisitem layanan pelanggan. Subfaktor organisasi atau sumber daya manusia merupakan prioritas yang utama dari faktor agen dengan bobot sebesar 0,414. Sub faktor ini berguna untuk melihat keadaan organisasi dan sumber daya manusia yang terdapat dalam agen. Didalamnya terkait apakah terdapat pertemuan-pertemuan antar agen ataupun dengan pihak Lembaga Pertanian Sehat, dengan pengorganisasian jalur distribusi yang terencana Lembaga Pertanian Sehat mengharapkan distribusi menjadi lebih efisien.di prioritas yang kedua adalah manajemen persedian barang dengan bobot sebesar 0,297. Sub faktor ini melihat lebih jauh bagaimana agen menerapkan manajemen persedian barangnya. Prioritas yang ketiga dari faktor agen adalah strategi dengan bobot sebesar 0,164. Adapun strategi tersebut berkaitan dengan ada atau tidaknya kerjasama 94

11 antar agen, penggunaan gudang bersama. Penilaian risiko menjadi prioritas yang terakhir dari faktor agen dengan bobot sebesar 0,125. Sub faktor ini melihat seberapa banyak sumber daya yang dikeluarkan dalam kegiatan penjualan, kecukupan informasi dalam menilai sumber daya yang keluar, dan melakukan penilaian untuk melihat apakah agen melakukan pengintegrasian antara sistem penyimpanan dengan sistem pesanan yang masuk atau dengan sistem layanan pelanggan. Perencanaan menjadi prioritas yang utama dari faktor transportasi dengan tujuan mencapai jalur distribusi yang lebih efesien dengan bobot sebesar 0,327. Pada sub faktor perencanaan ini dilihat apakah terdapat perencanaan untuk mengelompokkan pesanan dan melihat apakah terdapat rencana pemuatan untuk dapat menentukan waktu pengiriman. Di prioritas yang kedua adalah strategi dengan bobot sebesar 0,122. Pada sub faktor ini melihat adanya ketersediaan data informasi kegiatan perusahaan dan melihat tingkat keberhasilan sistem transportasi sejalan dengan kegiatan perusahaan. Pengarahan pengiriman menjadi prioritas yang ketiga dari faktor transportasi dengan bobot sebesar 0,183. Pada subfaktor pengarahan pengiriman dilihat mengenai pembentukan rute dengan pengangkut dan melihat ada atau tidaknya prosedur yang digunakan dalam menggunakan rute tersebut. Prioritas yang keempat dari faktor transportasi adalah evaluasi keberhasilan pengangkutan dengan bobot sebesar 0,052. Subfaktor ini berguna untuk dapat mengetahui keberhasilan pengangkut dalam proses pengiriman. Prioritas kelima adalah pemilihan jalan dan tarif pengiriman dengan bobot sebesar 0,078. Pada subfaktor ini melihat apakah terdapat proses negosiasi tarif pengangkutan, ada atau tidaknya pembuatan daftar biaya pengangkutan, melihat apakah terdapat pergerakan transportasi, melihat cara pemberian daftar biaya ke bagian akuntansi atau keuangan. Sarana pengangkutan, dokumen pengiriman produk menjadi prioritas yang terakhir dengan bobot sebesar 0,052. Pada subfaktor ini melihat bagaimana prosedur pendaftaran ulang pelanggan, cara penurunan barang, pemeriksaan sarana sebelum mengangkut. Subfaktor proses merupakan prioritas yang utama dari faktor penjualan dengan tujuan mendapatkan jalur distribusi yang lebih efesien dengan bobot 95

12 sebesar 0,294. Pada subfaktor ini dilihat bagaimana cara memeriksa kredit, bagaimana peramalan dibuat, bagaimana cara memberi pengertian pelanggan terhadap barang yang dapat di kembalikan. Prioritas yang kedua adalah adalah strategi dengan bobot sebesar 0,277. Subfaktor ini berfungsi untuk memperoleh keberhasilan penjualan dalam hal melayani pelanggan agar dapat sejalan dengan kegiatan perusahaan lainnya, mengetahui peramalan yang tepat sesuai dengan kebutuhan. Pengukuran dan pengontrolan menjadi prioritas yang ketiga dari faktor penjualan dengan bobot sebesar 0,22. Dalam subfaktor ini melihat bagaimana cara melakukan pengukuran dan pengontrolan, seperti apakah terdapat kebijakankebijakan khusus terhadap pelanggan, bagaimana perusahaan merespon barang yang dikembalikan. Sub faktor penilaian risiko menjadi prioritas keempat dari faktor penjualan dengan bobot sebesar 0,111. Pada subfaktor ini dilihat apakah proses penjualan sejalan dengan sumber, bagaimana keberhasilan pemenuhan pesanan yang ada, apakah Lembaga Pertanian Sehat khususnya sistem penjualan dapat memahami kebutuhan pasar, bagaimana hasil dari adanya pengintegrasian antara kegiatan penjualan dengan pemberian layanan terhadap pelanggan. Prioritas terakhir dari faktor penjualan adalah organisasi/sumber daya manusia dengan bobot sebesar 0,095. Subfaktor ini melihat apakah terdapat informasi klaim dengan departemen lain, dan apakah organisasi memiliki informasi yang cukup mengenai pesanan atau kebutuhan pelanggannya. Hasil pengolahan horizontal dengan tujuan untuk mempertahankan kualitas beras dapat dilihat pada Tabel 12 di bawah ini. Tabel 12. Hasil Pengolahan Horizontal Antar Elemen Subfaktor Untuk Tujuan Mempertahankan Kualitas Beras. Faktor Subfaktor Bobot Prioritas Perencanaan Keuangan 0,173 3 Strategi 0,300 2 Organisasi 0,132 4 Pengukuran/Pengontrolan 0,395 1 Sumber Strategi 0,087 5 Organisasi/SDM 0,145 3 Proses 0,341 1 Teknologi 0,317 2 Rasio Inkonsistensi 0,03 0,02 96

13 Penilaian Resiko 0,109 4 Pembuatan Strategi 0,108 5 Organisasi/SDM 0,308 1 Proses 0,191 3 Ukuran dan Kontrol 0,267 2 Penilaian Resiko 0,126 4 Agen Strategi 0,313 1 Organisasi/SDM 0,239 3 Manajemen Persediaan Barang 0,306 2 Penilaian Resiko 0,142 4 Transportasi Strategi 0,107 6 Perencanaan 0,233 2 Pengarahan Pengiriman 0,154 3 Pemilihan Jalan dan Tarif 0,110 5 Sarana Pengangkutan 0,148 4 Evaluasi Keberhasilan 0,248 1 Penjualan Strategi 0,298 1 Organisasi/SDM 0,184 3 Proses 0,276 2 Ukuran dan Kontrol 0,124 4 Penilaian Resiko 0, ,01 0,09 0,02 0,05 Berdasarkan tabel pengolahan diatas dapat dilihat bahwa pengukuran atau pengontrolan menjadi prioritas utama dari faktor perencanaan dengan tujuan mempertahankan kualitas beras dengan bobot sebesar 0,395. Hal ini dikarenakan dengan pengukuran dan pengontrolan di tahap perencanaan yang mana tahap perencanaan merupakan tahap awal dari semua tahap, dapat mengukur dari semua kegiatan dari bulan-bulan atau tahun-tahun sebelumnya. Apabila belum sesuai maka pengontrolan dilakukan secara ketat, begitu juga apabila sudah sesuai pengontrolan masih dilakukan secara ketat, sehingga diharapkan pihak Lembaga Pertanian Sehat dapat mempertahankan kualitas beras sesuai dengan standar yang ada. Prioritas kedua dari fakor perencanaan dengan tujuan mempertahankan kualitas beras adalah strategi dengan bobot sebesar 0,300. Dengan strategi yang terencana dan fokus untuk mempertahankan kualitas Beras SAE pihak Lembaga Pertanian Sehat dapat menjalankan semua kegiatannya dengan lancar dan sesuai dengan strategi yang telah direncanakan. Keuangan menjadi prioritas yang ketiga dari faktor perencanaan dengan bobot sebesar 0,173. Hal ini disebabkan karena semua kegiatan yang telah direncanakan akan dilakukan apabila keuangannya juga lancar, karena dengan terhambatnya subfaktor keuangan ini semua strategi 97

14 yang telah dibuat akan sia-sia. Organisasi atau sumber daya manusia merupakan prioritas yang terakhir dari faktor perencanaan dari tujuan mempertahankan kualitas beras dengan bobot sebesar 0,132. Dengan pengorganisasian yang tepat dan sumber daya manusia yang berkompeten di bidangnya, pihak Lembaga Pertanian Sehat dapat menjalankan semua kegaiatan-kegiatannya tanpa ada kendala yang tidak bisa dipecahkan. Dengan demikian tujuan mempertahankan kuliatas beras pun tercapai dengan baik sesuai dengan standart yang telah ditentukan. Subfaktor proses merupakan prioritas yang utama dari faktor sumber dengan tujuan mempertahankan kualitas beras dengan bobot sebesar 0,341. Lembaga Pertanian Sehat sangat memperhatikan sumber yang bermutu agar kualitas beras dapat terjamin. Penggunaan teknologi menjadi prioritas yang kedua dengan bobot sebesar 0,317. Penggunaan teknolgi yang sederhana, ramah lingkungan dan tersedia banyak di lingkungan merupakan salah satu misi pihak Lembaga Pertanian Sehat agar produk yang mereka hasilkan berkualitas baik. Penggorganisasian atau sumber daya manusia menjadi prioritas ketiga dengan bobot sebesar 0,145. Dengan sumber daya manusia yang berkompeten di bidangnya pihak Lembaga Pertanian Sehat berusaha menjaga kualitas Beras SAE tetap terjamin dan bermutu. Prioritas keempat dari faktor sumber adalah penilaian risiko dengan bobot 0,109. Menilai semua risiko yang akan terjadi kedepannya agar produk yang dihasilkan pihak Lembaga Petanian Sehat dapat bersaing di pasaran, termasuk risiko kesehatan yang akan terjadi apabila produk yang dihasilkan Lembaga Pertanian Sehat tidak Sehat dan tidak aman. Strategi menjadi prioritas terakhir dari faktor sumber dengan tujuan mempertahankan kualitas beras dengan bobot 0,087. Merencanakan strategi yang tepat dalam bidang kualitas produk diharapkan pihak Lembaga Pertanian Sehat dapat fokus dengan produk yang dihasilkan. Organisasi atau sumber daya manusia menjadi prioritas yang utama dari faktor pembuatan dengan tujuan mempertahankan kualitas beras dengan bobot sebesar 0,308. Pihak Lembaga Pertanian Sehat berusaha membagi-bagi setiap karyawannya dengan pekerjaan yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya sehingga diharapkan para karyawan dapat menerapkan ilmu yang diperolehnya di 98

15 Lembaga Pertanian Sehat sehingga produk yang dihasilkan lebih terjamin dan bermutu. Ukuran dan dan kontrol menjadi prioritas yang kedua dari faktor faktor pembuatan dengan bobot sebesar 0,267. Dengan selalu melakukan pengukuran dan pengontrolan dari tahapan pembuatan, pihak Lembaga Pertanian Sehat berusaha selalu menjaga dan mempertahankan kualitas Beras SAE. Proses pembuatan yang benar dan sesuai dengan standar yang telah diterapkan diharapkan dapat mempertahankan kualitas beras. Sub faktor proses dalam faktor pembuatan ini menjadi prioritas ketiga dengan bobot sebesar 0,191. Penilaian risiko menjadi prioritas yang keempat dengan bobot sebesar 0,126. Setiap kegiatan selalu memperhatikan segala risiko yang akan muncul sehingga fokus pada tujuan utama dari setiap faktor dapat terwujud. Sub faktor strategi dalam faktor pembuatan menjadi prioritas yang terakhir dengan bobot sebesar 0,108. Strategi pembuatan seperti apa yang dijalankan dan direncanakan selalu mengacu pada tujuan yang utama yaitu mempertahankan kualiatas beras yang dihasilkan, karena memberikan kualitas yang baik menjadi nilai tambah produk dipasaran. Sub faktor strategi menjadi prioritas yang utama dari fakor agen dengan bobot sebesar 0,313. Strategi agen ikut andil dalam mempertahankan kualitas beras, karena konsumen akhir lebih banyak berada di rantai agen ke bawah. Dengan pengarahan dari pihak Lembaga Pertanian Sehat mengenai mempertahankan kualitas beras, diharapkan agen dapat membuat strategi sendiri yang sesuai dengan keadaan lingkungan mereka. Manajemen persediaan barang menjadi prioritas kedua dengan bobot sebesar 0, 306. Manajemen persediaan yang baik dari agen yang sesuai dengan keadaan lingkungannya diharapkan dapat mencapai tujuan mempertahan kualitas beras. Manajemen disini terkait dengan manajemen waktu dan manajemen penyimpanan. Pengorganisasian dan sumber daya manusia menjadi prioritas yang ketiga dengan bobot sebesar 0,239. Walaupun agen memiliki organisasi yang berbeda dengan Lembaga Pertanian Sehat, tetapi pihak Lembaga Pertanian Sehat tidak lepas tangan begitu saja. Lembaga Pertanian Sehat memberikan pengarahan tentang sumber daya manusia para agen-agennya. Penilaian risiko menjadi prioritas yang terakhir dari faktor agen dengan bobot sebesar 0,142. Para agen juga diharapkan mampu melihat 99

16 risiko yang akan muncul di usaha yang dijalankannya. Pihak Lembaga Pertanian Sehat memberikan solusi yang tepat dari setiap risiko yang akan muncul di rantai agen-agennya. Mengevaluasi terlebih dahulu kemungkinan keberhasilan pengangkutan menjadi prioritas yang utama dari faktor transportasi dengan bobot sebesar 0,248. Menilai kembali pengangkutan yang telah dijalankan apakah sudah sesuai dengan target atau belum, kalaupun belum masih melakukan evaluasi yang lebih intensif. Perencanaan menjadi prioritas yang kedua dengan bobot sebesar 0,233. Merencanakan transportasi yang bersih dan higienis di dalam kabin diharapkan dapat mempertahankan kualitas beras. Pengarahan pengiriman di prioritas ketiga dengan bobot sebesar 0,154. Pengarahan pengiriman di sampaikan kepada supir dan staff yang mendampinginya agar selalu melakukan kegiatan sesuai dengan standar yang telah ditentukan termasuk kebersihan dalam kabin mobil pengangkut. Sarana pengangkut, dokumen pengiriman produk menjadi prioritas keempat dengan bobot sebesar 0,148. Dengan sarana pengangkut yang layak pakai dan terjaga kebersihannya, pihak Lembaga Pertanian Sehat berusaha mempertahankan kualitas berasnya. Begitu juga dengan dokumen produk yang jelas, agar tidak ada perjalanan yang salah dan boros biaya. Pemilihan jalan dan tarif pengiriman menjadi prioritas yang kelima dengan bobot sebesar 0,110. Pemilihan jalan yang benar dan tidak banyak jalan yang rusak agar beras yang ada di dalam kabin mobil pengangkut tidak hancur sehingga kualitas pun tetap terjaga, sedangkan tarif pengiriman dibuat sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati antara agen atau pembeli dengan pihak Lembaga Pertanian Sehat. Strategi menjadi prioritas yang terakhir dari faktor transportasi dengan bobot sebesar 0,107. Pada dasarnya secara keseluruhan strategi di faktor transportasi ini adalah kebersihan mobil pengangkut dan kemahiran si supir dalam menjalankan tugasnya agar produk yang diterima agen atau pembeli masih sama kualitasnya pada saat beras berada di pihak Lembaga Pertanian Sehat. Strategi menjadi prioritas yang utama dari faktor penjualan dalam mempertahankan kualitas beras dengan bobot sebesar 0,298. Strategi yang dilakukan dalam bidang penjualan adalah memberikan arahan kepada bagian penjualan agar memberitahukan kepada konsumen bahwa pihak Lembaga 100

17 Pertanian Sehat memberikan jaminan kualiatas beras yang bermutu. Proses menjadi prioritas yang kedua dengan bobot sebesar 0,276. Proses yang dimaksud adalah membuat brosur atau iklan di website Lembaga Pertanian Sehat dengan mencantumkan kata-kata yang mempertahankan kualitas, karena dengan melakukan seperti itu diharapkan dapat meningkatkan penjualan dan pihak Lembaga Pertanian Sehat tetap fokus terhadap kualitas yang diberikan. Pengorganisasian atau sumber daya menjadi prioritas ketiga dengan bobot sebesar 0,184. Dengan sumber daya manusia yang berkompeten dan pengorganisasian yang baik di bidang penjualan dengan tetap memfokuskan pada mempertahankan kualitas beras diharapkan angka penjualan juga semakin meningkat. Ukuran dan kontrol menjadi prioritas yang keempat dengan bobot sebesar 0,124. Selalu mengukur dan mengontrol di kegiatan penjualan terutama dalam memberikan pengarahan kepada bagian penjualan atau promosi untuk selalu memberikan yang terbaik juga bukan hanya di iklan atau brosur saja. Penilaian risiko menjadi prioritas yang terakhir dari faktor penjualan dengan tujuan mempertahankan kualitas beras dengan bobot sebesar 0,117. Mengantisipasi semua risiko yang akan terjadi dari kegiatan penjualan terutama yang berkaitan kualitas beras. Salah satunya adalah memberikan jaminan apabila kualitas yang diterima agen atau konsumen pada saat penerimaan barang tidak sesuai dengan yang ada di brosur penjualan atau web pihak Lembaga Pertanian Sehat. 7.2 Analisis Hasil Pengolahan Vertikal Analisa pengolahan secara vertikal bertujuan untuk melihat pengaruh setiap elemen pada tingkat hierarki keputusan tertentu terhadap sasaran utama atau fokus perusahaan. Hasil pengolahan vertikal pada dasarnya hampir sama untuk pengolahan horizontal. Perbedaannya hanya pada tingkat 3 dan tingkat 4. Untuk tingkat 2, hasil pengolahan horizontal dan vertikal memberikan hasil prioritas yang sama, sedangkan hasil pengolahan vertikal untuk tingkat 3 yaitu faktor yang mempengaruhi kegiatan supply chain management diutamakan pada faktor sumber dengan bobot Dengan sumber yang baik diharapkan produk yang dihasilkan pun baik juga. Sumber yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Baik itu sumber benih padi yang berkualitas, sumber pengolahan dan 101

18 sumber pengemasan. Proses memberikan kontribusi yang besar dalam faktor sumber, dengan proses pembuatan yang sesuai dengan standar kerja diharapkan Lembaga Pertanian Sehat dapat menghasilkan beras SAE yang berkualitas baik. Penggunaan teknologi di sumber pembuatan seperti pembudidayaan yang ramah lingkungan dan penggunaan teknologi pencampuran beras yang ramah lingkungan juga diharapkan dapat mempertahankan kualitas beras. Pembuatan menjadi faktor yang kedua yang mempengaruhi kegiatan untuk mempertahankan kualitas beras. Peran sumber daya manusia yang berkompeten dalam bidangnya masing-masing dalam proses pembuatan diharapkan dapat mempertahankan kualitas beras SAE, seperti sarjana agronomi yang paham akan masalah budidaya beras dan sarjana teknologi pertanian dalam kegiatan pengemasan beras yang ramah akan lingkungan. Penggunaan teknologi menjadi subfaktor yang kedua dalam faktor pembuatan. Penggunaan teknologi yang ramah lingkungan dalam bidang budidaya dan pengemasan diharapkan beras SAE yang yang dihasilkan dapat berkualitas dengan itu Lembaga Pertanian Sehat dapat mempertahankan kualitas berasnya. Faktor ketiga yang mempengaruhi dalam mempertahankan kualitas beras adalah perencanaan dengan pengontrolan yang menjadi sub faktornya. Perlakuan pengawasan dan pengontrolan di kegiatan perencanaan dilakukan agar perencanaan yang telah direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan harapan dan tujuan, yaitu mempertahankan kualitas beras. Sub faktor kedua yang mempengaruhi dari faktor perencanaan adalah strategi. Strategi perencanaan yang dibuat sebaik dan sesederhana untuk mempertahankan kualitas beras. 102

19 Identifikasi Faktor-Faktor Kegiatan Supply Chain Management Beras SAE Mendapatkan Jalur Distribusi yang Lebih Efesien Mempertahankan Kualitas Beras PLAN SOURCE MAKE AGENT TRSPT SELL Keuangan Strategi Strategi Strategi Strategi Strategi Strategi SDM SDM SDM Plan SDM SDM Proses Proses MPB PP Proses Control Tekno Kontrol Risk PJTP Kontrol Risk Risk SPDPP Risk Rasio Inkonsistensi : 0.00 Keterangan : Plan = Perencanaan SDM = Sumber Daya Manusia Source = Sumber Tekno = Teknologi Make = Pembuatan Risk = Risiko Agent = Agen MPB = Manajemen Persedian Barang TRSPT = Transportation PP = Pengarahan Pengiriman PJTP = Pemilihan Jalan dan Tarif Pengiriman SPDPP = Sarana Pengangkutan, Dokumen Pengiriman Produk EKP = Evaluasi Keberhasilan Pengangkutan Gambar 9. Hasil Pengolahan Vertikal EKP

VI. IDENTIFIKASI FAKTOR FAKTOR PENYUSUN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT LEMBAGA PERTANIAN SEHAT

VI. IDENTIFIKASI FAKTOR FAKTOR PENYUSUN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT LEMBAGA PERTANIAN SEHAT VI. IDENTIFIKASI FAKTOR FAKTOR PENYUSUN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT LEMBAGA PERTANIAN SEHAT 6.1 Identifikasi Tujuan Lembaga Pertanian Sehat Dalam Melakukan Kegiatan Supply Chain Management Perusahaan maupun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tahun. Sumber : [18 Februari 2009]

I. PENDAHULUAN. Tahun. Sumber :  [18 Februari 2009] I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi sumber daya manusia suatu bangsa termasuk Indonesia. Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar (228.523.300

Lebih terperinci

Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011

Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011 LAMPIRAN Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011 Lampiran 2. Rincian Luas Lahan dan Komponen Nilai Input Petani

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #5

Pembahasan Materi #5 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Latar Belakang Kunci Sukses SCM Manajemen Logistik Fungsi dan Kegunaan Pengendalian Logistik Konvensional dan Logistik Mengelola Jaringan SC Strategi Proses

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto per Triwulan Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 (Miliar Rupiah)

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto per Triwulan Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 (Miliar Rupiah) 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN Sektor pertanian selama ini memberikan sumbangan yang cukup besar untuk pembangunan nasional, seperti dalam pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto), penyerapan tenaga kerja,

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran

BAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran BAB II KERANGKA TEORETIS 2.1. Teori Tentang Distribusi 2.1.1. Pengertian Distribusi Kebanyakan produsen bekerja sama dengan perantara pemasaran untuk menyalurkan produk-produk mereka ke pasar. Mereka membantu

Lebih terperinci

MANAJEMEN RANTAI PASOKAN. Suhada, ST, MBA

MANAJEMEN RANTAI PASOKAN. Suhada, ST, MBA MANAJEMEN RANTAI PASOKAN Suhada, ST, MBA MATERI Supply Chain Supply Chain Management ERP MODULES (POSISI SCM, CRM) ERP Modules (Posisi SCM, CRM) SUPPLY CHAIN Sebuah rangkaian atau jaringan perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan Usaha perdagangan produk logam kuningan sudah ditekuni oleh pemilik perusahan semenjak tahun 2001, dimana pada saat itu hanya melayani penjualan

Lebih terperinci

Peran Saluran Pemasaran

Peran Saluran Pemasaran MENGELOLA SALURAN PEMASARAN M a n a j e m e n P e m a s a r a n bab 16 1 Peran Saluran Pemasaran Keputusan perusahaan mengenai saluran distribusi akan langsung mempengaruhi setiap keputusan pemasaran yang

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan 144 BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI 7.1 Analisis Matriks EFE dan IFE Tahapan penyusunan strategi dimulai dengan mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan serta kekuatan dan

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI Modul ke: 05 KEWIRAUSAHAAN III Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III Fakultas SISTIM INFORMASI Endang Duparman Program Studi INFORMATIKA www.mercubuana.a.cid EVALUASI RENCANA PRODUKSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergerak dalam bidang industri semen, dengan kapasitas total produksi

BAB I PENDAHULUAN. bergerak dalam bidang industri semen, dengan kapasitas total produksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PT. Semen Gresik (Persero). Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri semen, dengan kapasitas total produksi kurang lebih 9 juta ton pertahun. Semen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Pemasaran Pengertian manajemen pemasaran menurut Adi (2006:6) adalah suatu analisis, perencana, pelaksanaan serta kontrol program-program yang telah direncanakan

Lebih terperinci

Mendefinisikan dan menggambarkan proses bisnis dan hubungan mereka dengan sistem informasi. Menjelaskan sistem informasi yang mendukung fungsi bisnis

Mendefinisikan dan menggambarkan proses bisnis dan hubungan mereka dengan sistem informasi. Menjelaskan sistem informasi yang mendukung fungsi bisnis Mendefinisikan dan menggambarkan proses bisnis dan hubungan mereka dengan sistem informasi. Menjelaskan sistem informasi yang mendukung fungsi bisnis utama: penjualan dan pemasaran, manufaktur dan produksi,

Lebih terperinci

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 3 KSI LANJUT Supply Chain Management (SCM) Pemahaman dan Fungsi Dasar SCM. Karakter Sistem. Arsitektur Pengembangan dan Tantangan SCM. Peran Internet

Lebih terperinci

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 3 KSI LANJUT Supply Chain Management (SCM) Pemahaman dan Fungsi Dasar SCM. Karakter Sistem SCM. Arsitektur Pengembangan dan Tantangan SCM. Peran

Lebih terperinci

VI. ANALISIS MANAJEMEN

VI. ANALISIS MANAJEMEN VI. ANALISIS MANAJEMEN A. KEBUTUHAN TENAGA KERJA Analisis kebutuhan tenaga kerja merupakan salah satu aspek dalam manajemen operasi yang perlu direncanakan pada awal proyek. Proses produksi katekin dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah Supply Chain Management. Maka dari itu sistem management dalam. memaksimalkan di dalam pengiriman produk ke distributor.

BAB I PENDAHULUAN. adalah Supply Chain Management. Maka dari itu sistem management dalam. memaksimalkan di dalam pengiriman produk ke distributor. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam berkembangnya sistem management distribusi pada perusahaan, dimana perusahaan harus mampu untuk melakukan sebuah sistem kerja yang terbaik di dalam pendistribusian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan motif laba. Pada era krisis global yang dialami

Lebih terperinci

Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ.

Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ http://adamjulian.web.unej.ac.id/ A. Supply Chain Proses distribusi produk Tujuan untuk menciptakan produk yang tepat harga, tepat kuantitas, tepat kualitas, tepat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 data statistik bahan baku aspal

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 data statistik bahan baku aspal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Sebuah bisnis tidak terlepas dari adanya persaingan. Persaingan merupakan salah satu faktor pendorong bagi suatu perusahaan untuk mengembangkan usahanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan penerbitan majalah keluarga islam yang berskala nasional. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan penerbitan majalah keluarga islam yang berskala nasional. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan penerbitan majalah Nikah merupakan satu dari sekian banyak perusahaan penerbitan majalah keluarga islam yang berskala nasional. Dalam memenuhi permintaan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan, dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya untuk berkembang dan mencapai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan PT. Cipta Graha Sejahtera adalah perusahaan nasional yang dibangun pada tahun 1987 sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang konstruksi. Berperan

Lebih terperinci

VI. ANALISIS MANAJEMEN DAN ORGANISASI

VI. ANALISIS MANAJEMEN DAN ORGANISASI VI. ANALISIS MANAJEMEN DAN ORGANISASI A. Kebutuhan Tenaga Kerja Salah satu aspek dalam manajemen operasi yang perlu direncanakan pada awal proyek adalah analisis kebutuhan tenaga kerja. Proses produksi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT TAJUR merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan/ekspedisi, yaitu

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT TAJUR merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan/ekspedisi, yaitu BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT TAJUR merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan/ekspedisi, yaitu mengirinkan barang dalam skala besar. Sejarah serta perkembangannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Perusahaan melakukan kegiatan pemasaran pada saat perusahaan ingin memuaskan kebutuhannya melalui sebuah proses transaksi. Pemasaran juga

Lebih terperinci

Fungsi saluran distribusi: Anggota Saluran Distribusi. a) Informasi, b) Promosi, c) Kontak, d) Penyesuaian, e) Negosiasi.

Fungsi saluran distribusi: Anggota Saluran Distribusi. a) Informasi, b) Promosi, c) Kontak, d) Penyesuaian, e) Negosiasi. Saluran Distribusi A. Sifat Saluran Distribusi. Saluran distribusi adalah sekumpulan organisasi yang saling bergantung yang terlibat dalam proses yang membuat produk atau jasa siap digunakan atau dikonsumsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi adalah kegiatan manusia yang sangat penting dalam menunjang dan mewujudkan interaksi sosial serta ekonomi dari suatu wilayah kajian. Salah satu

Lebih terperinci

BAB VII. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYUSUN STRATEGI PROMOSI INSTITUT PERTANIAN ORGANIK (IPO) AIE ANGEK

BAB VII. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYUSUN STRATEGI PROMOSI INSTITUT PERTANIAN ORGANIK (IPO) AIE ANGEK BAB VII. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYUSUN STRATEGI PROMOSI INSTITUT PERTANIAN ORGANIK (IPO) AIE ANGEK 7.1 Identifikasi Tujuan IPO Aie Angek Melakukan Kegiatan Promosi Sebelum melakukan analisis pemilihan

Lebih terperinci

BAB 4. ANALISIS dan HASIL PENELITIAN

BAB 4. ANALISIS dan HASIL PENELITIAN BAB 4 ANALISIS dan HASIL PENELITIAN 4.1 Pelaksanaan Kegiatan Distribusi Perusahaan Untuk melaksanakan kegiatan pemasarannya, PT. ANUGERAH IDEALESTARI telah menunjuk PT. ANUGERAH CENTRAL AUTOMOTIVE sebagai

Lebih terperinci

Copyright Rani Rumita

Copyright Rani Rumita Strategi Distribusi Topik yang Dibahas Bagaimana sifat saluran pemasaran dan mengapa saluran pemasaran penting? Bagaimana perusahaan saluran berinteraksi dan diatur untuk melakukan pekerjaan saluran? Masalah

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM DISTRIBUSI SEMEN DALAM MENDUKUNG KONSEP SUPPLY CHAIN

EVALUASI SISTEM DISTRIBUSI SEMEN DALAM MENDUKUNG KONSEP SUPPLY CHAIN TUGAS AKHIR EVALUASI SISTEM DISTRIBUSI SEMEN DALAM MENDUKUNG KONSEP SUPPLY CHAIN UNTUK MEMINIMASI BIAYA DISTRIBUSI (Studi Kasus pada Distributor Semen Holcim CV. Putra Abadi ) Diajukan Sebagai Salah Satu

Lebih terperinci

VI KAJIAN KEMITRAAN PETANI PADI SEHAT DESA CIBURUY DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPLUBIKA

VI KAJIAN KEMITRAAN PETANI PADI SEHAT DESA CIBURUY DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPLUBIKA VI KAJIAN KEMITRAAN PETANI PADI SEHAT DESA CIBURUY DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPLUBIKA 6.1 Motif Dasar Kemitraan dan Peran Pelaku Kemitraan Lembaga Petanian Sehat Dompet Dhuafa Replubika

Lebih terperinci

DESAIN DAN STRUKTUR ORGANISASI

DESAIN DAN STRUKTUR ORGANISASI DESAIN DAN STRUKTUR ORGANISASI T U J U A N 1. Mengetahui tujuan dari pengambilan keputusan yang terkait dengan desain organisasi 3. Mengetahui keterkaitan antara pembagian kerja, departementalisasi, hirarki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diraih apabila suatu perusahaan bisa mengambil keputusan secara

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diraih apabila suatu perusahaan bisa mengambil keputusan secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendistribusian adalah salah satu kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen sehingga penggunaannya

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Profil Perusahaan PT. Muncul Anugerah Sakti merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang distribusi. Perusahaan ini berdiri pada tahun 2004 yang merupakan anak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai akibat dari krisis ekonomi global yang sedang berlangsung. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai akibat dari krisis ekonomi global yang sedang berlangsung. Hal ini 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi dalam negeri saat ini sedang mengalami penurunan sebagai akibat dari krisis ekonomi global yang sedang berlangsung. Hal ini menyebabkan perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TELAAH KEPUSTAKAAN

BAB II TELAAH KEPUSTAKAAN BAB II TELAAH KEPUSTAKAAN Dalam Bab ini akan dibahas teori-teori yang berhubungan dengan strategi rantai pasok yang diterapkan di perusahaan distribusi dan akan digunakan dalam menganalisis permasalahan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Profile Perusahaan PT. Tatalogam Lestari, yang berproduksi pertama kali pada tahun 1994, adalah produsen genteng metal terbesar di Indonesia dan sudah mampu berbicara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari kegiatan pemasokan bahan baku sampai dengan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari kegiatan pemasokan bahan baku sampai dengan melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Supply chain mempunyai peranan penting dalam aktivitas perusahaan mulai dari kegiatan pemasokan bahan baku sampai dengan melakukan pengiriman hasil produksi kepada konsumen.

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap pembentukan klaster industri kecil tekstil dan produk tekstil pada Bab IV. Pada bagian ini akan dilakukan analisis terhadap model

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i iii iii iv 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 Rumusan Masalah 4 Tujuan Penelitian 4 Manfaat Penelitian 5 Ruang Lingkup Penelitian 5 2 TINJAUAN

Lebih terperinci

SCM dalam E-Business. 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business

SCM dalam E-Business. 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business Supply Chain Management Pengertian supply adalah sejumlah material yang disimpan dan dirawat menurut aturan tertentu dalam tempat persediaan agar

Lebih terperinci

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

VI HASIL DAN PEMBAHASAN VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Saluran dan Lembaga Tataniaga Dalam menjalankan kegiatan tataniaga, diperlukannya saluran tataniaga yang saling tergantung dimana terdiri dari sub-sub sistem atau fungsi-fungsi

Lebih terperinci

A. KERANGKA PEMIKIRAN

A. KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Agroindustri sutera alam terutama untuk produk turunannnya berupa kokon, benang sutera, dan kain merupakan suatu usaha yang menjanjikan. Walaupun iklim dan kondisi

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM)

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) INTRODUCTION T I P F T P U B KONTRAK 50 % UTS 30 % Tugas 20 % Kuis/ present WHAT IS SUPPLY CHAIN? Sebuah rantai pasokan yang terdiri dari semua pihak yang terlibat, secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. baik antara perusahaan retail dengan pihak-pihak dalam rantai suplainya.

BAB 1 PENDAHULUAN. baik antara perusahaan retail dengan pihak-pihak dalam rantai suplainya. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan dalam industri retail makin ketat dewasa ini. Salah satu hal yang membuat perusahaan retail bertahan adalah penyediaan produk yang tepat bagi konsumen,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Lokasi Penelitian Penulis melakukan penelitian di PT. Dwi Naga Sakti Abadi yang beralamat di jalan Daan Mogot Km.19 No.36, Jurumudi-Batuceper

Lebih terperinci

LAMPIRAN. No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-05A; Tgl. Efektif : 01 Desember 2015; Revisi : 00. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-05A; Tgl. Efektif : 01 Desember 2015; Revisi : 00. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-05A; Tgl. Efektif : 01 Desember 2015; Revisi : 00 Lampiran 1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan pada PT. Inti

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. sistem yang sedang berjalan dalam perusahaan, menganalisis kebutuhan informasi,

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. sistem yang sedang berjalan dalam perusahaan, menganalisis kebutuhan informasi, 49 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1. Tentang Perusahaan Pada bab tiga, akan diuraikan lebih banyak mengenai perusahaan yaitu gambaran sistem yang sedang berjalan dalam perusahaan, menganalisis

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM BASISDATA

BAB 3 ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM BASISDATA 88 BAB 3 ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM BASISDATA 3.1 Tentang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Dinamika Indonusa Prima berdiri pada tanggal 9 Desember 1974. Pada awal berdirinya, perusahaan ini bernama

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III ENDANG SUPARMAN SKOM,MM. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III ENDANG SUPARMAN SKOM,MM. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI Modul ke: 04 KEWIRAUSAHAAN III Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III Fakultas SISTIM INFORMASI ENDANG SUPARMAN SKOM,MM Program Studi INFORMATIKA www.mercubuana.a.cid EVALUASI RENCANA MARKETING

Lebih terperinci

Lampiran 1. Standar Mutu Bunga Krisan Berdasarkan SNI

Lampiran 1. Standar Mutu Bunga Krisan Berdasarkan SNI Lampiran 1. Standar Mutu Bunga Krisan Berdasarkan SNI 01-4478-1988 No Jenis Uji Satuan Kelas Mutu AA A B C 1 Panjang tangkai cm minimum Tipe standar 76 70 61 Asalan Tipe spray - Aster 76 70 61 Asalan -

Lebih terperinci

SISTEM HARGA POKOK STANDAR

SISTEM HARGA POKOK STANDAR SISTEM HARGA POKOK STANDAR I. BIAYA STANDAR UNTUK BAHAN BAKU DAN TENAGA KERJA LANGSUNG Biaya Standar untuk Bahan Baku dan Tenaga Kerja Langsung mencakup beberapa hal seperti dibawah ini : a. BIAYA STANDAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan menjelaskan pendahuluan dari penelitian yang diuraikan menjadi enam sub bab yaitu latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Marketing Mix Kotler (Jilid 1, 2005: 17) menjelaskan bahwa bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan bisnis yang terjadi di kalangan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan bisnis yang terjadi di kalangan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini persaingan bisnis yang terjadi di kalangan perusahaan manufaktur semakin ketat. Hal ini mendorong perusahaan untuk mencari strategi yang tepat agar dapat

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. PENENTUAN RUTE PENGIRIMAN BARANG DAN PENGALOKASIAN ARMADA DI BAGIAN DISTRIBUSI PT.DUA KELINCI PATI (Studi Kasus Pada PT.

TUGAS AKHIR. PENENTUAN RUTE PENGIRIMAN BARANG DAN PENGALOKASIAN ARMADA DI BAGIAN DISTRIBUSI PT.DUA KELINCI PATI (Studi Kasus Pada PT. TUGAS AKHIR PENENTUAN RUTE PENGIRIMAN BARANG DAN PENGALOKASIAN ARMADA DI BAGIAN DISTRIBUSI PT.DUA KELINCI PATI (Studi Kasus Pada PT.Dua Kelinci Pati) Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dewasa ini, persaingan dalam dunia industri di negara kita

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dewasa ini, persaingan dalam dunia industri di negara kita BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dewasa ini, persaingan dalam dunia industri di negara kita semakin ketat. Rata-rata pertumbuhan perekonomian di beberapa negara industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan semakin berkembangnya persaingan dalam dunia industri membuat perusahaan dituntut agar mampu bersaing untuk berada di posisi terbaik diantara perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

2 METODE PENELITIAN. Kerangka Pemikiran

2 METODE PENELITIAN. Kerangka Pemikiran di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta meliputi: 1. Strategi Pemasaran (Relation Marketing) dilaksanakan dengan fokus terhadap pelayanan masyarakat pengguna, sosialisasi kepada masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini diuraikan tentang analisa hasil dan pembahasan dari tahap perencanaan audit, tahap persiapan audit, tahap pelaksanaan audit kontrol akses sistem informasi, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat dan modern, akan memberikan dampak yang positif bagi

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat dan modern, akan memberikan dampak yang positif bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat dan modern, akan memberikan dampak yang positif bagi perusahaan yang bergerak di bidang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Hasil penelitian yang telah diperoleh dan simpulan merupakan jawaban. dari perumusan masalah yang ada sebagai berikut:

BAB V PENUTUP. Hasil penelitian yang telah diperoleh dan simpulan merupakan jawaban. dari perumusan masalah yang ada sebagai berikut: BAB V PENUTUP Hasil penelitian yang telah diperoleh dan simpulan merupakan jawaban dari perumusan masalah yang ada sebagai berikut: 5.1. Simpulan 5.1.1. Hasil analisis menunjukkan bahwa dapat didentifikasi

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN SUPPLY CHAIN MELALUI PENDEKATAN SCOR MODEL DI PT. LASER JAYA SAKTI,Tbk GEMPOL, PASURUAN SKRIPSI

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN SUPPLY CHAIN MELALUI PENDEKATAN SCOR MODEL DI PT. LASER JAYA SAKTI,Tbk GEMPOL, PASURUAN SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN SUPPLY CHAIN MELALUI PENDEKATAN SCOR MODEL DI PT. LASER JAYA SAKTI,Tbk GEMPOL, PASURUAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distribusi Distribusi adalah suatu kegiatan untuk memindahkan produk dari pihak supplier ke pihak konsumen dalan suatu supply chain (Chopra, 2010, p86). Distribusi terjadi

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. maka para pengusaha AMDK berusaha mengemas tempat untuk air agar konsumen

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. maka para pengusaha AMDK berusaha mengemas tempat untuk air agar konsumen BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Air Minum dalam Kemasan Ketika perkembangan zaman semakin menuntut segalanya harus lebih praktis, maka para pengusaha AMDK berusaha mengemas tempat untuk air agar konsumen

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI SEDERHANA DAN DESKRIPSI TUGASNYA

STRUKTUR ORGANISASI SEDERHANA DAN DESKRIPSI TUGASNYA STRUKTUR ORGANISASI SEDERHANA DAN DESKRIPSI TUGASNYA Tugas 4 STRUKTUR ORGANISASI SEDERHANA DAN DESKRIPSI TUGASNYA Berikut ini adalah salah satu contoh struktur organisasi. Organisasi Lini adalah bentuk

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Padi termasuk golongan tanaman semusim atau tanaman muda yaitu tanaman yang biasanya berumur pendek, kurang dari satu tahun dan hanya

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT SUPPLY CHAIN MANAGEMENT Disusun Oleh: Puput Resno Aji Nugroho (09.11.2819) 09-S1TI-04 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) AMIKOM YOGYAKARTA Jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. logistik sudah digunakan untuk mengatasi berbagai jenis kebutuhan manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. logistik sudah digunakan untuk mengatasi berbagai jenis kebutuhan manusia dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Logistik bukanlah hal yang baru di dunia industri. Sepanjang sejarah logistik sudah digunakan untuk mengatasi berbagai jenis kebutuhan manusia dan mengirimkannya ke

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tujuan yang sama. Menurutnya juga, Sistem Informasi adalah serangkaian

BAB II LANDASAN TEORI. tujuan yang sama. Menurutnya juga, Sistem Informasi adalah serangkaian BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Menurut Hall (2009), Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan yang saling berfungsi dengan tujuan yang sama.

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN

BAB III OBJEK PENELITIAN BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Gambaran Umum Perusahaan III.1.1 Sejarah Singkat PT Mitra Coco Mandiri didirikan pada bulan Mei 2006 yang dilandasi oleh komitmen dan kerjasama dengan PT Cargill Indonesia

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB III PROFIL PERUSAHAAN 40 BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Profil Perusahaan. PT. Millenium Plastik adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur pengolahan biji plastik yang berdiri pada tanggal 29 Juni 1980 di daerah

Lebih terperinci

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan Dunia kita membutuhkan konsumsi energi yang semakin meningkat untuk sumber daya ekonomi kita. Sumber dominan energi dunia berasal dari pasokan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barangnya ke pemakai akhir. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan perantara untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barangnya ke pemakai akhir. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan perantara untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Saluran Distribusi Pada perekonomian sekarang ini, sebagian besar produsen tidak langsung menjual barangnya ke pemakai akhir. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Pemasaran Setiap perusahaan didirikan pasti erat dengan pemasaran. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu memaksimumkan laba adalah sangat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dibidang jasa industri vulkanisir ban, yang bahan bakunya

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dibidang jasa industri vulkanisir ban, yang bahan bakunya BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Sejahtera Panca Jaya Pekanbaru adalah perusahaan swasta yang didirikan pada tanggal 2 Januari 2001, yang berlokasi di Jalan Tuanku Tambusai

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Tabel Daftar Gambar... Daftar Lampiran.

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Tabel Daftar Gambar... Daftar Lampiran. DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi. Daftar Tabel Daftar Gambar... Daftar Lampiran. i iii v vii ix I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.. 1 1.2. Rumusan Masalah 5 1.3. Tujuan Penelitian.. 5 1.4. Manfaat

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI PENELITIAN Produksi bunga krisan yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun memberikan kontribusi yang positif kepada petani dalam peningkatan kesejahteraan mereka.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT SUPRAJAYA 2001

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT SUPRAJAYA 2001 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Perusahaan ini dirintis oleh suami istri Ngadiman di Jakarta. Maka tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem informasi merupakan suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran sering diartikan oleh banyak orang sebagai kegiatan atau aktivitas dalam menjual beli barang di pasaran. Sebenarnya

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

BAB 3 OBJEK PENELITIAN BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1 Objek penelitian Objek penelitian yang akan diteliti adalah penerapan pengakuan pendapatan kontrak dengan menggunakan metode persentase penyelesaian berdasarkan pendekatan fisik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA MASALAH

BAB IV ANALISA MASALAH BAB IV ANALISA MASALAH 4.1 Sejarah Perusahaan Mandiri Group adalah suatu perusahaan yang terdiri dari tiga perusahaan yang saling berhubungan yang bekerja dalam bidang angkutan atau logistic, distributor

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Percetakan Sinar Pandawa Usaha percetakan Sinar Pandawa dimulai pada tahun 1995. Percetakan ini didirikan oleh Bp Nicodemus Raharja bersama istrinya

Lebih terperinci

VII ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYUSUN STRATEGI PROMOSI PASTEL & PIZZA RIJSTTAFEL

VII ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYUSUN STRATEGI PROMOSI PASTEL & PIZZA RIJSTTAFEL VII ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYUSUN STRATEGI PROMOSI PASTEL & PIZZA RIJSTTAFEL 7.1 Identifikasi Tujuan Pastel & Pizza Rijsttafel Melakukan Strategi Promosi Strategi promosi yang dilakukan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Manajemen, Pemasaran, dan Manajemen Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran sering diartikan oleh banyak orang sebagai kegiatan atau aktivitas dalam menjual

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS PT. AROMATECH INTERNATIONAL

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS PT. AROMATECH INTERNATIONAL BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS PT. AROMATECH INTERNATIONAL 3.1 Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dan Piutang Usaha PT. Aromatech International

Lebih terperinci

Pengelolaan Proyek Sistem Informasi. Manajemen Sumber Daya Proyek

Pengelolaan Proyek Sistem Informasi. Manajemen Sumber Daya Proyek Pengelolaan Proyek Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya Proyek Outline Sumber Daya Proyek Tim Proyek dan Organisasi Stakeholder Sumber Daya Proyek Pada sebuah proyek diperlukan adanya sumber daya manusia,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 138 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap objek penelitian mengenai Kajian Pada PT. Daya Adira Mustika: Pendekatan Dengan Saluran Distribusi,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis memberikan beberapa teori dalam upaya pemecahan masalah yang kan diteliti. Pada bagian ini akan dijelaskan beberapa konsep

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Bab ketiga ini adalah untuk menguraikan objek penelitian, alat, tata cara penelitian dan data yang akan dikaji serta cara analisis yang dipakai dan

Lebih terperinci

b. Proses dan Saluran Distribusi Proses penyaluran produk akan memberikan dampak yang besar pada jumlah pembelian produk dan membawa keuntungan bagi

b. Proses dan Saluran Distribusi Proses penyaluran produk akan memberikan dampak yang besar pada jumlah pembelian produk dan membawa keuntungan bagi b. Proses dan Saluran Distribusi Proses penyaluran produk akan memberikan dampak yang besar pada jumlah pembelian produk dan membawa keuntungan bagi perusahaan. Oleh karena itu penting bagi perusahaan

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. EP beroperasi secara komersial pada 8 Oktober 1996, dengan NPWP

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. EP beroperasi secara komersial pada 8 Oktober 1996, dengan NPWP BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. EP beroperasi secara komersial pada 8 Oktober 1996, dengan NPWP 01.345.276.8-091.000 dan PKP 23/02/1996. Perusahaan ini bergerak dibidang

Lebih terperinci

LAMPIRAN Analisis Porter

LAMPIRAN Analisis Porter L1 LAMPIRAN Analisis Porter Dengan :Bawahan langsung Kepala Unit Penjualan Asuransi Pelangi (Account Officer), Bapak Andrey Wijaya Pada tanggal : 24 Oktober 2007 1. Siapakah target pasar dari produk Asuransi

Lebih terperinci

LAMPIRAN I WAWANCARA PENELITIAN ANALISIS STRATEGI BISNIS PT. RANIA IRAMA. Kuesioner ini merupakan model kuesioner terbuka dengan mengajukan

LAMPIRAN I WAWANCARA PENELITIAN ANALISIS STRATEGI BISNIS PT. RANIA IRAMA. Kuesioner ini merupakan model kuesioner terbuka dengan mengajukan L1 LAMPIRAN I WAWANCARA PENELITIAN ANALISIS STRATEGI BISNIS PT. RANIA IRAMA Kuesioner ini merupakan model kuesioner terbuka dengan mengajukan pertanyaan-pertanyan dan akan dijawab seluruhnya secara tertulis

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara Proses pembagian tugas pada lantai produksi dibagi menjadi 17 bagian, yaitu: 1. Direktur a. Merencanakan arah, strategi, dan kebijakan perusahaan dalam rangka mencapai

Lebih terperinci

Tugas Akhir. Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Tugas Akhir. Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Tugas Akhir PENENTUAN RUTE DALAM PENDISTRIBUSIAN MINYAK KAYU PUTIH UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DENGAN METODE TRAVELING SALESMAN PROBLEM (Studi Kasus di Pabrik Minyak Kayu Putih Krai) Diajukan

Lebih terperinci