STRATEGI GROUP MAPPING ACTIVITY (GMA) DALAM MENULIS RANGKUMAN ISI BUKU. Oleh: Pritha Rizka Iriani, S.Pd.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STRATEGI GROUP MAPPING ACTIVITY (GMA) DALAM MENULIS RANGKUMAN ISI BUKU. Oleh: Pritha Rizka Iriani, S.Pd."

Transkripsi

1 STRATEGI GROUP MAPPING ACTIVITY (GMA) DALAM MENULIS RANGKUMAN ISI BUKU Oleh: Pritha Rizka Iriani, S.Pd. 1. Keterampilan Menulis Menurut Byrne (Syamsi, 1999: 4), pada hakikatnya menulis bukan sekedar menulis simbol-simbol grafis sehingga berbentuk kata, dan kata-kata disusun menjadi kalimat menurut aturan tertentu, tetapi menulis adalah menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil. Dengan demikian, menulis dapat diartikan sebagai kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis dapat didefinisikan sebagai kecakapan melahirkan pikiran dan tulisan dengan tulisan secara cermat, tepat, dan cepat. 2. Modal Dasar Menulis Nursisto (2000: 9) menyatakan bahwa modal adalah sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan berbagai macam hal yang membawa keberuntungan. Dalam hal menulis, sedikitnya ada lima hal yang menjadi modal utama dan harus dikuasai. Kelima modal tersebut ada dalam penjelasan berikut. Pertama, menguasai struktur kalimat. Kalimat merupakan rangkaian kata yang mengungkapkan suatu pikiran lengkap. Dalam bahasa Indonesia terdapat dua unsur kalimat yang harus ada untuk memenuhi persyaratan minimal sebuah kalimat, yaitu subjek dan predikat. Kedua, mampu menciptakan perluasan kalimat. Perluasan kalimat adalah penambahan terdapat unsur dasar pembentuk kalimat. Semakin banyak unsur yang ditambahkan maka akan semakin luas cakupan makna yang dikandung di dalamnya. Ketiga, mampu menentukan pilihan kata. Pilihan kata atau diksi memegang peranan penting dalam menulis. Arti penting penguasaan kata adalah agar dapat mengungkapkan makna yang dimaksud secara tepat. Untuk kepentingan menulis, modal perbendaharaan kata atau kosakata perlu diperkaya.

2 Keempat, menguasai ejaan. Ejaan mempunyai peranan penting dalam menulis. Dengan penguasaan ejaan yang baik, maksud tulisan dapat disampaikan dengan tepat dan jelas. Ejaan yang harus dikuasai sebagai modal untuk menulis sangat banyak. Mulai dari permasalahan yang sederhana, seperti: huruf kapital, penulisan gelar, kata ulang, pemisahan suku kata, sampai permasalahan yang rumit, seperti penulisan kata serapan. Kelima, menguasai pungtuasi. Pungtuasi adalah tanda baca. Bermacam-macam tanda baca yang perlu dikuasai adalah (.) titik, (;) titik koma, (:) titik dua, (,) tanda koma, ( ) petik tunggal, (!) tanda seru, dan (-) tanda sambung. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas. Kejelasan ini tergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata, dan struktur kalimat. 3. Menulis Rangkuman a. Pengertian Rangkuman Rangkuman atau sering disebut juga dengan istilah ringkasan merupakan salah satu jenis precis. Kata precis dalam pengertian yang dipakai ini mempunyai arti memotong atau memangkas. Sabarti (1996: 108) menyatakan bahwa precis adalah sari karangan yang ditinggal oleh hiasan keindahan gaya bahasa, ilustrasi, serta penjelasan-penjelasan yang terinci dihilangkan. Gould, dkk. (1989: 76) menyatakan bahwa a summary is a succinct account of a work. As a condensation or compression, a summary is shorter than the work it summarizes. Dari penyataan tersebut dapat dipahami bahwa ringkasan bertolak dari penyajian suatu karya asli secara singkat. Karena itu, ringkasan merupakan suatu keterampilan untuk mengadakan reproduksi dari hasil yang sudah ada. Seorang penulis atau pengarang ringkasan harus berbicara dalam suara pengarang asli. Ia harus langsung saja mulai dengan membuat ringkasan karangan tersebut dengan meringkas kalimat-kalimat, alinea-alinea, bagian-bagian, dan seterusnya. Ringkasan hendaknya dibedakan dengan ikhtisar. Ikhtisar juga merupakan bentuk penyajian yang singkat dari suatu karangan asli. Kenyataannya, kedua istilah itu sering dicampuradukkan, tetapi secara teknis kedua istilah itu dibedakan maknanya. Ringkasan

3 merupakan penyajian singkat dari suatu karangan asli. Dalam bentuknya yang singkat, ringkasan tetap mempertahankan perbandingan bagian atau bab dari karangan secara proporsional. Sebaliknya, ikhtisar tidak perlu mempertahankan urutan karangan asli dan tidak perlu menggambarkan isi dari seluruh karangan secara proporsional. Ikhtisar langsung dikemukakan pokok masalah dan problematika pemecahannya. Untuk menjelaskan pokok masalah dapat diberikan ilustrasi beberapa bagian atau isi dari beberapa bab, sementara bagian atau bab-bab yang kurang penting dapat diabaikan. b. Tujuan Membuat Rangkuman Membuat ringkasan berarti kita memelajari bagaimana seorang penulis yang baik menyusun karangannya, menyampaikan gagasannya melalui bahasa, bagaimana cara ia memecahkan suatu masalah dengan urutan yang logis, dan sebagainya. Latihan membuat ringkasan merupakan suatu cara yang efektif untuk mengembangkan ekspresi serta menghemat kata. Latihan-latihan yang intensif akan mengembangkan daya kreasi serta memberi kemungkinan dapat memahami karya asli secara mesra. Suatu ringkasan yang cermat dan teliti akan diperoleh bila apa yang dibaca atau didengar dan dipelajari dapat dipahami dengan baik. Karena tujuan membuat ringkasan adalah memahami dan mengetahui isi buku atau tulisan, maka latihan-latihan untuk mencapai maksud tersebut sangat diperlukan. Latihanlatihan akan menuntun siswa agar dapat membaca karangan atau tulisan dengan cermat, dan bagaimana menuliskan kembali dengan tepat. Siswa tidak akan dapat membuat ringkasan dengan baik bila ia kurang cermat membaca. Ia harus dapat membedakan gagasan utama dari gagasan-gagasan tambahan. Kemampuan siswa dalam membeda-bedakan tingkat-tingkat gagasan akan membantu untuk melihat dan menentukan gagasan pokok dari tulisan yang dibacanya. c. Cara Membuat Rangkuman Menurut Sujanto (1988), membuat sarian atau summary adalah memadatkan informasi semaksimal mungkin, dengan jalan hanya menyebutkan pokok pikiran serta inti-inti penjelasannya. Berikut ini beberapa pegangan yang dipergunakan untuk membuat ringkasan yang baik dan teratur menurut Keraf (1971: ). 1) Membaca naskah asli

4 Langkah pertama yang harus dilakukan oleh penulis ringkasan adalah membaca naskah asli beberapa kali untuk mengetahui kesan umum tentang karangan secara menyeluruh. Penulis ringkasan perlu juga mengetahui maksud pengarang dan sudut pandangan pengarang. 2) Mencatat gagasan utama Pada langkah ini tindakan yang harus dilakukan ialah membaca kembali karangan tersebut bagian demi bagian atau paragraf itu. Pencatatan ini dilakukan dengan tujuan; pertama, untuk pengamanan agar memudahkan penulis meneliti kembali mengenai apakah pokok-pokok yang dicatat itu penting atau tidak; kedua, catatan yang telah dibuat akan menjadi landasan bagi penulisan selanjutnya. Tujuan terpenting dari pencatatan tersebut adalah agar tanpa ikatan karangan asli penulis mulai menulis dan menyusun sebuah ringkasan berdasarkan pokok-pokok yang telah dicatat tadi. 3) Mengadakan reproduksi Pada saat mengadakan reproduksi hendaknya teks (karangan) asli tidak dipergunakan lagi. Hal ini dimaksudkan untuk menghindarkan penggunaan kalimat-kalimat pengarang asli. Namun, bila di antara gagasan pokok yang telah dicatat ada yang masih kabur atau kurang jelas, maka penulis ringkasan dapat melihat kembali karangan aslinya. Perlu diingat dalam menyusun ringkasan atau precis, kalimat pengarang asli hanya boleh dipergunakan bila kalimat tersebut dianggap sangat penting karena merupakan kaidah, kesimpulan, atau perumusan yang padat. 4) Ketentuan tambahan Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar ringkasan itu diterima sebagai suatu tulisan yang baik, yaitu. a) Sebaiknya menggunakan kalimat yang pendek, jangan menggunakan kalimat majemuk yang terlalu panjang. b) Jumlah alinea tergantung dari jumlah topik utama yang dimasukkan dalam ringkasan. Alinea yang mengandung ilustrasi, contoh, deskripsi, dan sebagainya dapat dihilangkan, kecuali yang dianggap penting. c) Bila mungkin semua keterangan atau kata sifat dibuang; kadang-kadang sebuah kata sifat atau keterangan masih dipertahankan untuk menjelaskan gagasan

5 umum yang tersirat dalam rangkaian keterangan, atau rangkaian kata sifat yang terdapat dalam naskah. d) Pertahankan susunan gagasan asli, serta ringkaskanlah gagasan-gagasan itu dalam urutan seperti naskah asli. Urutan topik sebagaimana dicatat dari karangan asli itulah yang harus dirumuskan kembali dalam kalimat penulis ringkasan. Dalam usaha merumuskan kembali karangan itu, penulis ringkasan harus menjaga agar tidak boleh ada hal baru yang dimasukkan atau tanpa sadar penulis memasukkan pikirannya sendiri. e) Untuk membedakan ringkasan atau sebuah tulisan biasanya (bahasa tak langsung) yang mempergunakan sudut pandangan Orang Pertama Tunggal atau Jamak, maka ringkasan pidato atau ceramah itu harus ditulis dengan sudut pandangan Orang Ketiga. Bila diminta membuat ringkasan atau suatu karangan yang mengandung dialog (oration directa, bahasa langsung) maka dialog itu harus diringkas juga dalam bntuk bahasa tak langsung (oratio indirecta). f) Biasanya untuk suatu ringkasan ditentukan pula panjang ringkasan finalnya. 4. Strategi Group Mapping Activity (GMA) Group Mapping Activity (GMA) merupakan strategi yang diperkenalkan oleh Jane Davidson (1982). Strategi ini ditujukan untuk mengembangkan pemahaman ketika pembelajar memadukan dan mensintesis informasi, gagasan, dan konsep (Davidson via Ruddell, 2005: 111). Kegiatan ini sangat efektif setelah pembelajar membaca sebuah teks dan dapat menggunakan apa yang telah mereka pelajari untuk membuat peta pikir. Strategi ini mengundang pembelajar untuk membuat representasi grafis yang menggambarkan penafsiran pribadi mereka tentang hubungan di antara berbagai gagasan dan konsep yang ada dalam teks. Representasi ini dapat berbentuk peta atau diagram yang menunjukkan berbagai bentuk atau bangunan seperti lingkaran, garis, persegi panjang atau kata-kata yang melukiskan pemahaman mereka tentang teks tersebut. Pembelajar dapat mengungkapkan dengan bebas gagasan atau konsep dalam peta. Tidak ada satu cara khusus untuk melakukan hal itu. Setelah mereka selesai membuat peta, mereka dapat menunjukkan peta itu kepada kelompok kecil atau kepada seluruh pembelajar, dan pada saat itulah gagasan dan konsep dikembangkan atau diperluas.

6 Dalam menggunakan strategi ini, guru harus menyiapkan langkah-langkah berikut ini. 1. Menyiapkan sebuah peta pikir sederhana untuk diperlihatkan kepada pembelajar. 2. Setelah membaca teks yang berupa buku ilmu pengetahuan populer dan sebelum berdiskusi dengan teman, setiap pembelajar harus memetakan konsep dan gagasan dari teks yang mereka anggap penting. 3. Pembelajar harus diingatkan bahwa peta pikir mereka akan digunakan selama pelajaran berlangsung dan harus menunjukkan semua informasi yang mereka rasakan penting. 4. Pembelajar diminta untuk memperlihatkan peta pikir kepada pembelajar lain, baik kepada kelompok kecil maupun perorangan. 5. Pembelajar juga harus diingatkan untuk menjelaskan apa yang mereka masukkan ke dalam peta pikir, bagaimana mereka melakukannya, dan mengapa mereka menentukan pilihan-pilihan tertentu. 6. Pembelajar harus diminta untuk bekerjasama dengan pembelajar lain atau dalam kelompok kecil untuk menyelesaikan peta pikir mereka. 7. Pembelajar diminta untuk membaca kembali teks untuk memperjelas pertanyaan atau informasi. 5. Peta Pikir (Mind Mapping) sebagai Dasar Strategi Group Mapping Activity (GMA) Strategi Group Mapping Activity (GMA) menggunakan konsep peta pikiran (mind mapping) sebagai dasar pelaksanannya. Peta pikir mulai ada pada tahun 1970 yang lebih dikenal dengan istilah peta pikir (mind mapping). Tony Buzan adalah psikolog yang mengembangkan ini sebagai cara untuk membantu belajar lebih efektif. Karyanya berdasarkan penelitian Roger Wolcott Sperry pada tahun 1968 yang meneliti tentang kerja otak kanan dan otak kiri. Kemudian disempurnakan oleh Robert Ornstein pada tahun 1977, dalam penelitiannya menunjukkan bahwa otak manusia merespon sangat baik untuk kata kunci, gambar, warna, dan asosiasi langsung. Menurut Buzan, ide-ide ini menjadi seperangkat aturan yang sederhana dan dapat diikuti untuk menciptakan suatu labirin informasi, yang dikenal sebagai peta pikir. Dalam beberapa tahun terakhir, peta pikir banyak diminati orang sebagai cara yang efektif untuk membuat catatan, merencanakan suatu proyek atau presentasi, brain storming, serta aplikasi lainnnya (Tucker, 2009: 2).

7 Menurut Putra (2008: 257) peta pikir (mind mapping) merupakan bentuk pencatatan yang berbeda dengan pencatatan konvensional. Peta pikir melibatkan bentuk pencatatan dengan struktur dua dimensi, sehingga dapat mengakomodinir bentuk keseluruhan dari suatu topik, kepentingan, serta hubungan relatif antarmasing-masing komponen dan mekanisme penghubungannya. Menurut Buzan (2009: 4), mind map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan memetakan pikiran kita. Mind mapping juga merupakan peta rute yang hebat bagi ingatan, yang memungkinkan kita menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal. Hal ini menunjukkan bahwa mengingat informasi akan lebih mudah dan lebih bisa diandalkan daripada menggunakan teknik pencatatan tradisional. Dengan mind mapping, daftar informasi yang panjang bisa dialihkan menjadi diagram warna-warni, sangat teratur, mudah diingat, dan yang bekerja selaras dengan cara kerja alami otak dalam melakukan berbagai hal. Masih menurut Buzan (2009: 12) mind mapping adalah sistem penyimpanan, penarikan data, dan akses yang luar biasa untuk perpustakaan raksasa yang sebenarnya ada dalam otak yang menakjubkan. Senada dengan pendapat Windura (2009: 16) yang menyatakan bahwa mind mapping adalah satu teknik grafis yang memungkinkan kita untuk mengeksplorasi seluruh kemampuan otak kita untuk keperluan berpikir dan belajar. Dengan demikian, mind mapping dapat membantu belajar, menyusun, dan menyimpan sebanyak mungkin informasi yang kita inginkan, dan mengelompokkannya dengan cara yang alami, memberi akses yang mudah dan langsung (ingatan yang sempurna) seperti yang kita inginkan. Dengan mind mapping, setiap potong informasi yang baru kita masukkan ke dalam otak secara otomatis dikaitkan dengan semua informasi yang sudah ada. Semakin banyak ingatan yang melekat dalam otak kita, akan semakin mudah kita mengingat kembali informasi yang kita butuhkan. Mind mapping juga mendorong untuk mencari kaitan (asosiasi) informasi dan membantu memilah dengan benar. Inilah sebabnya mind map memudahkan otak untuk mengingat segalanya. Akan lebih baik lagi ketika peserta didik sudah menyusun peta pikir (mind mapping) maka peserta didik akan mempunyai semua informasi dalam satu halaman kertas, sehingga tidak perlu disibukkan oleh banyak kertas. 6. Pengajaran Menulis Rangkuman dengan Strategi Group Mapping Activity (GMA)

8 Proses menulis pada hakikatnya memindahkan suatu objek yang dilihat dan dirasakan ke dalam bentuk tulisan, begitu juga menulis rangkuman isi buku. Teknik mind mapping dalam pembelajaran menulis rangkuman isi buku membantu siswa dalam proses belajarnya. Pemahaman yang memadai dalam menentukan hubungan atau keterkaitan antara suatu pikiran dengan pikiran yang lain saling berhubungan melalui teknik mind mapping membantu siswa dalam menyusun isi rangkuman. Struktur kognitif seseorang dapat dibangun secara hirarkis dengan pikiran dan preposisi-preposisi dari yang bersifat umum ke khusus. Belajar akan lebih bermakna bila siswa menyadari adanya kaitan-kaitan pikiran di antara pikiran-pikiran atau preposisi yang saling berhubungan. Menurut Wycoff (Hernowo, 2005: 141), pemetaan pikiran adalah cara yang baik untuk menghasilkan dan menata gagasan sebelum mulai menulis. Menuliskan tema utama sebagai turunan yang keluar dari titik tengah dan memikirkan cabang-cabang atau tema turunan. Setiap kali orang mempelajari atau membaca sesuatu maka fokus diarahkan pada tema utamanya, poin-poin penting dari tema utama yang sedang dipelajarinya, pengembangan dari setiap poin penting tersebut, dan mencari hubungan antara setiap poin. Dengan cara ini orang bisa mendapatkan gambaran hal-hal apa saja yang telah diketahuinya dan hal apa saja yang masih belum dikuasainya dengan baik. Berikut ini langkah-langkah strategi Group Mapping Activity (GMA) menurut Davidson yang dikaitkan dengan menulis rangkuman isi buku. 1) Menyiapkan kertas, pena, buku ilmu pengetahuan populer sebagai sumber rangkuman, dan alat tulis atau mewarnai yang dapat membantu peserta didik membuat peta pikir yang berwarna dan indah. 2) Berilah tugas pada peserta didik untuk memetakan pikiran isi sebuah buku yang mereka baca. Tunjukkan pada mereka untuk memulai peta pikir mereka dengan menggunakan gambar yang menggambarkan judul atau tema buku yang mereka baca. 3) Berilah peserta didik semangat untuk membagi-bagi seluruh isi buku ke dalam komponen-komponen yang lebih kecil. Doronglah mereka untuk menghadirkan setiap ide secara bergambar dan menggunakan sedikit mungkin kata-kata. 4) Menulis atau menggambar judul buku yang akan dirangkum di tengah-tengah kertas dan lingkupilah dengan lingkaran, persegi, atau bentuk lain. Misalnya, peta pikiran dilingkupi oleh gambar bohlam.

9 5) Menambahkan cabang yang keluar dari pusatnya untuk setiap bab buku. Jumlah cabangnya akan bervariasi, tergantung dari jumlah bab atau subbab. Gunakan warna yang berbeda-beda untuk tiap cabang. 6) Menuliskan kata kunci atau frase pada tiap cabang yang dikembangkan untuk detail. Kata-kata kunci adalah kata-kata yang menyampaikan inti sebuah gagasan dan memicu ingatan. Jika menggunakan ingatan, pastikanlah bahwa mengenal singkatan-singkatan tersebut sehingga dengan mudah segera mengerti artinya. 7) Menambahkan simbol-simbol dan ilustrasi-ilustrasi untuk mendapatkan ingatan yang lebih baik. 8) Memberikan waktu yang cukup bagi peserta untuk mengembangkan peta pikir mereka. Doronglah mereka untuk melihat karya orang lain untuk menstimulasi ide-ide kreatif dalam mencatat poin-poin penting dari buku yang akan dirangkum. 9) Meminta peserta didik untuk saling membagi mind mapping-nya. Lakukanlah diskusi tentang nilai cara kreatif untuk mencatat poin-poin penting. 10) Langkah terakhir adalah mengubah mind mapping buku yang akan dirangkum menjadi sebuah rangkuman menggunakan bahasa mereka sendiri.

MENGENAL PEMBELAJARAN MODEL MIND MAPPING

MENGENAL PEMBELAJARAN MODEL MIND MAPPING MENGENAL PEMBELAJARAN MODEL MIND MAPPING Suhel Madyono Universitas Negeri Malang Alamat: Tunjung, Udanawu, Blitar, HP: 085733311038 e-mail: suhel.madyono.fip@um.ac.id Abstrak: Metode pembelajaran di SD

Lebih terperinci

Menggunakan Metode Peta Pikiran (mind mapping) dalam Menulis

Menggunakan Metode Peta Pikiran (mind mapping) dalam Menulis Menggunakan Metode Peta Pikiran (mind mapping) dalam Menulis Oleh Susana Widyastuti, M.A. Disampaikan pada Seminar Metode Belajar yang Efektif Yang diselenggarakan pada Sabtu, 25 September 2010 Oleh Pusat

Lebih terperinci

Hakikat dan Penerapan Model Mind Mapping dalam Pembelajaran di SD/MI

Hakikat dan Penerapan Model Mind Mapping dalam Pembelajaran di SD/MI Oman Farhurohman 35 Hakikat dan Penerapan Model Mind Mapping dalam Pembelajaran di SD/MI Oleh: Oman Farhurohman 1 Abstrak Upaya dalam mengoptimalkan hasil pembelajaran, seyogyanya ketika proses pembelajaran

Lebih terperinci

Mind Mapping. Ikatan Guru Indonesia Kab. Grobogan 1 Penulis Suparjan, MM. M.Pd

Mind Mapping. Ikatan Guru Indonesia Kab. Grobogan 1 Penulis Suparjan, MM. M.Pd Mind Mapping Ikatan Guru Indonesia Kab. Grobogan 1 1. Hakikat Mind Mapping Mind Mapping atau peta pikiran adalah teknik pemanfaatan keseluruhan otak yang menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (2007:136) bahwa narasi berusaha menjawab: Apa yang telah terjadi? Setiap

BAB I PENDAHULUAN. (2007:136) bahwa narasi berusaha menjawab: Apa yang telah terjadi? Setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Narasi sebenarnya merupakan karangan yang mudah ditulis oleh siswa karena karangan ini dikembangkan melalui kegemaran siswa dalam mendengarkan cerita atau bercerita.

Lebih terperinci

RINGKASAN * Pengertian Ringkasan * Tujuan Membuat Ringkasan * Cara Membuat Ringkasan

RINGKASAN * Pengertian Ringkasan * Tujuan Membuat Ringkasan * Cara Membuat Ringkasan RINGKASAN DAN ABSTRAK MEMBUAT RINGKASAN MEMBUAT ABSTRAK RINGKASAN * Pengertian Ringkasan * Tujuan Membuat Ringkasan * Cara Membuat Ringkasan ABSTRAK * Pengertian Abstrak * Manfaat Abstrak * Jenis Abstrak

Lebih terperinci

MODEL GROUP MAPPING ACTIVITY (GMA) DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA

MODEL GROUP MAPPING ACTIVITY (GMA) DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA MODEL GROUP MAPPING ACTIVITY (GMA) DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA Rasional Pengajaran membaca dalam bahasa, termasuk dalam bahasa Sunda, kini telah berkembang. Namun khususnya dalam pengajaran membaca, hasil

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 7 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hakikat Kemampuan Kemampuan dapat diartikan sebagai kesanggupan seseorang dalam melakukan kegiatan. Setiap melakukan kegiatan pasti diperlukan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Melalui pendidikan, diharapkan setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Melalui pendidikan, diharapkan setiap individu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai kedudukan yang penting dalam meningkatkan sumber daya manusia. Melalui pendidikan, diharapkan setiap individu memiliki kompetensi pengetahuan,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mind merupakan gagasan berbagai imajinasi. Mind merupakan suatu keadaan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mind merupakan gagasan berbagai imajinasi. Mind merupakan suatu keadaan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mind Map Mind merupakan gagasan berbagai imajinasi. Mind merupakan suatu keadaan yang timbul bila otak (brain) hidup dan sedang bekerja (Bahaudin, 1999:53). Mind map adalah teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelajaran Sejarah di SMA/MA adalah mata pelajaran yang mengkaji tentang perubahan dan perkembangan kehidupan masyarakat baik di Indonesia maupun di luar Indonesia dari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA Penelitian ini merupakan penelitian tentang peningkatan kemampuan menulis deskripsi dengan metode pembelajaran Mind Mapping pada peserta didik kelas IV SD Negeri Kutowinangun 05 Kota

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. Mas ud Zein dan Darto, pemahaman ( comprehension ) adalah kemampuan

BAB II KAJIAN TEORETIS. Mas ud Zein dan Darto, pemahaman ( comprehension ) adalah kemampuan 11 BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pemahaman Konsep Matematis Salah satu kemampuan yang dievaluasi dalam pembelajaran matematika adalah kemampuan pemahaman konsep matematika. Menurut Mas ud Zein dan Darto, pemahaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar (SD). Bahasa Indonesia mempunyai peran penting dalam pengembangan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak lepas dari kegiatan berbahasa. Baik di lingkungan rumah, sekolah, maupun pekerjaan. Manusia senantiasa menggunakan kemampuan

Lebih terperinci

Tabel. 1. Empat Jenis Keterampilan Berbahasa

Tabel. 1. Empat Jenis Keterampilan Berbahasa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar berbahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi. Seseorang yang memiliki keterampilan berbahasa secara optimal dalam proses berkomunikasinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Deskripsi memiliki makna gambaran. Gambaran akan suatu keadaan atau perwujudan sebuah benda atau seseorang. Mendeskripsikan adalah cara agar seorang pembaca dapat membayangkan

Lebih terperinci

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA Standar Guru C C2 C3 C4 C5 C6 Menggunakan secara lisan wacana wacana lisan untuk wawancara Menggunakan wacana lisan untuk wawancara Disajikan penggalan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 9 BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Teori 1. Media Pembelajaran Mind Mapping a. Pengertian Media Pembelajaran Mind Mapping Sadiman (dalam Rianti, 2012, h.9) menjelaskan media pembelajaran

Lebih terperinci

SILABUS BAHASA INDONESIA KELAS VI SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN

SILABUS BAHASA INDONESIA KELAS VI SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN SILABUS BAHASA INDONESIA KELAS VI SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2009-2010 Kompetensi Dasar MENDENGARKAN 1.1 Menyimpulkan isi berita yang didengar dari televisi atau radio. Indikator Pencapaian (peserta didik

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. bantuan catatan. Pemetaan pikiran merupakan bentuk catatan yang tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. bantuan catatan. Pemetaan pikiran merupakan bentuk catatan yang tidak 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mind Map Mind map atau pemetaan pikiran merupakan salah satu teknik mencatat tinggi. Informasi berupa materi pelajaran yang diterima siswa dapat diingat dengan bantuan catatan.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Mind Mapping Model pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Mengajar itu sendiri menurut Ulih dalam Slameto (2003:65)

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

PENERAPAN MODEL MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PENERAPAN MODEL MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS Rosmaini Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK Salah satu kendala yang dihadapi pembelajar pada saat menyusun makalah, laporan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia yaitu menyangkut bahasa yang digunakan oleh warga negara Indonesia dan sebagai bahasa persatuan antar warga, yang merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan sehari-hari. Tidak terlalu berlebihan jika dikatakan sejak bangun tidur

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan sehari-hari. Tidak terlalu berlebihan jika dikatakan sejak bangun tidur 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa pada hakikatnya merupakan suatu hal yang tak mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Tidak terlalu berlebihan jika dikatakan sejak bangun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan.

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK. Kelas XI Semester 1. Meita Sandra Santhi Apriyanto Dwi Santoso Ika Yuliana Putri

Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK. Kelas XI Semester 1. Meita Sandra Santhi Apriyanto Dwi Santoso Ika Yuliana Putri Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI Semester 1 Penulis: Editor: Ika Setiyaningsih Meita Sandra Santhi Apriyanto Dwi Santoso Ika Yuliana Putri DISKLAIMER Powerpoint pembelajaran ini dibuat sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Berikut ini terdapat beberapa penelitian relevan yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai berikut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pekerjaan yang menuntut seseorang terampil menulis, misalnya

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pekerjaan yang menuntut seseorang terampil menulis, misalnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi kemampuan menulis sangat diperlukan. Banyak pekerjaan yang menuntut seseorang terampil menulis, misalnya wartawan, editor, pengarang, dan

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMAA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata : Bahasa Indonesia Kode Mata : DU 23111 Jurusan / Jenjang : D3 TEKNIK KOMPUTER Tujuan Instruksional Umum : Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum Nasional merupakan pengembangan dari Kurikulum 2013 yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum Nasional merupakan pengembangan dari Kurikulum 2013 yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum Nasional merupakan pengembangan dari Kurikulum 2013 yang telah disempurnakan lagi. Kurikulum Nasional disiapkan untuk mencetak generasi yang siap dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran,

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran, 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran, perasaan, gagasan, ide, dan keinginan kepada orang lain. Bahasa juga merupakan alat komunikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara berurutan. Keterampilan tersebut adalah mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk keterampilan menulis (Abidin, 2012:6). keterampilan tersebut diantaranya keterampilan menyimak, keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. termasuk keterampilan menulis (Abidin, 2012:6). keterampilan tersebut diantaranya keterampilan menyimak, keterampilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran Bahasa Indonesia memiliki peran penting, bukan hanya untuk membina keterampilan komunikasi melainkan juga digunakan sebagai penguasaan ilmu pengetahuan.

Lebih terperinci

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan yang lainnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan yang lainnya. Kegiatan ini membutuhkan alat, sarana atau media yaitu bahasa. Salah satu media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi manusia, berupa lambang atau tanda dan selalu mengandung pemikiran dan perasaan. Di dalam komunikasi manusia menyampaikan pemikiran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh manusia. Menurut para ahli Belajar dan pembelajaran adalah salah satu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh manusia. Menurut para ahli Belajar dan pembelajaran adalah salah satu 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran Belajar dan pembelajaran adalah proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada dirinya seseorang. Belajar dan pembelajaran dapat dilakukan oleh manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan struktur kebahasaannya dengan baik (penggunaan kosa kata, tatabahasa,

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan struktur kebahasaannya dengan baik (penggunaan kosa kata, tatabahasa, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 merupakan suatu bentuk pembelajaran yang berbasis teks. Pembelajaran bahasa Indonesia yang berbasis teks ini menjadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia SMA, tujuan pembelajaran bahasa indonesia di sekolah adalah siswa terampil berbahasa. Keterampilan

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN MULOK BAHASA JAWA

MATA PELAJARAN MULOK BAHASA JAWA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MATA PELAJARAN MULOK BAHASA JAWA KELAS IX SEMESTER GANJIL SMP... RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah : SMP... Mata Pelajaran : Bahasa Daerah (Jawa) Kelas/ Semester

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai kompetensi menulis argumentasi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Hasil analisis korelasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana, 2013), hlm. 242

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana, 2013), hlm. 242 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia memerlukan bahasa untuk berinteraksi. Dengan bahasa manusia dapat berekspresi, menyampaikan ide, gagasan, dan pendapat. Bahasa mencerminkan pikiran seseorang.

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Menulis Surat Pribadi Siswa Kelas IV SD Inpres Randomayang Melalui Metode Pemetaan Pikiran (Mind Mapping)

Peningkatan Kemampuan Menulis Surat Pribadi Siswa Kelas IV SD Inpres Randomayang Melalui Metode Pemetaan Pikiran (Mind Mapping) Peningkatan Kemampuan Menulis Surat Pribadi Siswa Kelas IV SD Inpres Randomayang Melalui Metode Pemetaan Pikiran (Mind Mapping) Hadijah, H.K Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Lebih terperinci

SEKOLAH DASAR (SD) / MADRASAH IBTIDAIYAH (MI)

SEKOLAH DASAR (SD) / MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA KELAS IV SEMESTER 1 SEKOLAH DASAR (SD) / MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) PROGRAM TAHUNAN Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Satuan Pendidikan : Tahun Pelajaran : Kelas : IV Smt

Lebih terperinci

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) bab 1 pasal 1 disebutkan, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas delapan hal. Pertama, dibahas latar belakang masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa sekolah dasar. Kemudian, dibahas identifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kamus besar Bahasa Indonesia dikemukakan bahwa efektif berarti ada efeknya (akibat, pengaruhnya, kesannya), manjur atau mujarab, dapat membawa hasil. Efektivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang digunakan untuk berkomunikasi. Kita dapat menyatakan pendapat, perasaan, gagasan yang ada di dalam pikiran terhadap orang lain melalui

Lebih terperinci

2015 UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MIND MAP PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI

2015 UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MIND MAP PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembelajaran Geografi di sekolah meliputi tiga aspek yaitu pengetahuan Geografi (geographical knowledge), keterampilan Geografi (geographical skills) dan sikap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikhlasiah As ar, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikhlasiah As ar, 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran keterampilan menulis menjadi aspek pembelajaran Bahasa Indonesia yang mendapat porsi lebih besar dari pada keterampilan berbahasa yang lainnya. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan produktif meliputi kemampuan berbicara dan menulis, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan produktif meliputi kemampuan berbicara dan menulis, sedangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa selain untuk meningkatkan keterampilan berbahasa, juga untuk meningkatkan kemampuan berpikir, mengungkapkan gagasan, dan memperluas wawasan. Kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi, menuntut adanya peningkatan mutu pendidikan. Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi, menuntut adanya peningkatan mutu pendidikan. Peningkatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, menuntut adanya peningkatan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan ini mencakup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang. Kenyataannya, dalam kehidupan sekarang masih ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang. Kenyataannya, dalam kehidupan sekarang masih ditemukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas menulis tidak pernah lepas dalam kehidupan sehari-hari di berbagai bidang. Kenyataannya, dalam kehidupan sekarang masih ditemukan bentuk kesalahan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam menjalin interaksi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam menjalin interaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam menjalin interaksi sosial. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan. Komunikasi lisan terkait

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) B. KOMPETENSI DASAR 5.1 Menyampaikan kembali isi pengumuman yang dibacakan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) B. KOMPETENSI DASAR 5.1 Menyampaikan kembali isi pengumuman yang dibacakan RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah :... Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : IV / Alokasi Waktu : x 35 menit A. STANDAR KOMPETENSI 5. Mendengarkan pengumuman B. KOMPETENSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis bukan sesuatu yang diperoleh secara spontan, tetapi memerlukan usaha sadar menuliskan kalimat dan mempertimbangkan cara mengkomunikasikan

Lebih terperinci

2013 PENGARUH METODE MIND MAPPING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI

2013 PENGARUH METODE MIND MAPPING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Metode pembelajaran merupakan salah satu komponen dari proses pembelajaran yang kehadirannya akan sangat menentukan tingkat keberhasilan dari pembelajaran yang dilakukan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan 18 BAB I PENDAHULUAN E. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan siswa untuk belajar berbahasa. Kaitannya dengan fungsi bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru dalam mengembangkan model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. optimal. Hal ini tercermin dari berbagai kesulitan yang muncul pada. yang berujung pada rendahnya hasil pembelajaran.

I. PENDAHULUAN. optimal. Hal ini tercermin dari berbagai kesulitan yang muncul pada. yang berujung pada rendahnya hasil pembelajaran. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia lahir dengan segala potensi yang dimiliki, termasuk potensi pikiran. Namun, pada praktik pembelajaran, penggunaannya masih jauh dari optimal. Hal ini tercermin

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. paling tinggi. Kemampuan mengarang membutuhkan penguasaan materimateri

BAB II KAJIAN TEORI. paling tinggi. Kemampuan mengarang membutuhkan penguasaan materimateri BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis Argumentasi 1. Pengertian Menulis Nursisto (1999: 5) mengemukakan bahwa menulis atau mengarang merupakan kemampuan berkomunikasi melalui bahasa yang tingkatannya paling tinggi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan erat kaitannya dengan proses belajar mengajar. Seperti di sekolah tempat pelaksanaan pendidikan, peserta didik dan pendidik saling melaksanakan pembelajaran

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing Nurmila Moidady Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. benar. Ini ditujukan agar pembaca dapat memahami dan menyerap isi tulisan

BAB I PENDAHULUAN. benar. Ini ditujukan agar pembaca dapat memahami dan menyerap isi tulisan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ruang lingkup pembelajaran bahasa Indonesia mencakup komponenkomponen kemampuan berbahasa Indonesia yang meliputi aspek berbicara, menyimak, menulis, dan

Lebih terperinci

BAHASA INDONESIA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA

BAHASA INDONESIA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA BAHASA INDONESIA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA Fungsi Bahasa 1. Alat/media komunikasi 2. Alat u/ ekspresi diri 3. Alat u/ integrasi & adaptasi sosial 4. Alat kontrol sosial (Keraf,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kualitas kemampuan menulis seseorang, termasuk dalam menyusun paragraf

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kualitas kemampuan menulis seseorang, termasuk dalam menyusun paragraf BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemampuan menyusun paragraf merupakan salah satu unsur yang ikut andil dalam menentukan kualitas kemampuan menulis seseorang, termasuk dalam menyusun paragraf

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 235 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SD Negeri 1 Pahoman Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : V / Ganjil Waktu : 3 x 3 (1 x pertemuan) Siklus : 1 (satu) Pertemuan : 1 (satu)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia secara formal mencakup pengetahuan kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi pembelajaran mengenai asal-usul

Lebih terperinci

MERARIK; ALTERNATIF MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KESETARAAN PAKET C PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI PARIWISATA

MERARIK; ALTERNATIF MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KESETARAAN PAKET C PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI PARIWISATA MERARIK; ALTERNATIF MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KESETARAAN PAKET C PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI PARIWISATA Syafruddin Muhdar Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bahasa Indonesia merupakan suatu mata pelajaran yang diberikan pada siswa di sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen keterampilan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. atau kaidah tertentu berdasarkan hasil berpikir ilmiah. Proses berfikir ilmiah terdiri

BAB 1 PENDAHULUAN. atau kaidah tertentu berdasarkan hasil berpikir ilmiah. Proses berfikir ilmiah terdiri 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya ilmiah adalah karya tulis yang disusun secara sistematis menurut aturan atau kaidah tertentu berdasarkan hasil berpikir ilmiah. Proses berfikir ilmiah terdiri

Lebih terperinci

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012 Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Jenjang : SMP/SMA Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012 1. Mengungkapkan secara lisan wacana nonsastra 2. Mengungkapkan wacana tulis nonsastra 1.1

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dari sudut pandang: (i) hakikat menulis, (ii) fungsi, tujuan, dan manfaat menulis, (iii) jenis-jenis

Lebih terperinci

Kelas Tema Materi Waktu P1 Diri sendiri Mendengarkan

Kelas Tema Materi Waktu P1 Diri sendiri Mendengarkan Kelas Tema Materi Waktu P1 Diri sendiri Juli Membedakan berbagai bunyi bahasa Memperkenalkan diri sendiri dengan kalimat sederhana dengan bahasa yang santun nyaring suku kata dengan lafal Menyalin berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. SMP N 2 Banyudono terletak di Jalan Jembungan, Banyudono, Boyolali.

BAB I PENDAHULUAN. SMP N 2 Banyudono terletak di Jalan Jembungan, Banyudono, Boyolali. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah SMP N 2 Banyudono terletak di Jalan Jembungan, Banyudono, Boyolali. Walaupun tempatnya berada di tengah pedesaan, tetapi kualitasnya tidak jauh berbeda dengan

Lebih terperinci

Pedoman Penulisan Tabel dan Gambar TABEL ILUSTRASI TABEL TABEL. Pedoman Penulisan Tabel dan Gambar sesuai dengan Pedoman Penulisan Karya Ilmiah di IPB

Pedoman Penulisan Tabel dan Gambar TABEL ILUSTRASI TABEL TABEL. Pedoman Penulisan Tabel dan Gambar sesuai dengan Pedoman Penulisan Karya Ilmiah di IPB K10-MPPI Pedoman Penulisan Tabel dan Gambar Alfiasari Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, FEMA IPB 2012 Pedoman Penulisan Tabel dan Gambar sesuai dengan Pedoman Penulisan Karya Ilmiah di IPB ILUSTRASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu hal yang terpenting dalam kehidupan manusia adalah bahasa. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Pengajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan, tidak boleh dipisahpisahkan

BAB I PENDAHULUAN. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan, tidak boleh dipisahpisahkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu pengajaran bahasa Indonesia secara umum adalah agar siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa. Kebiasaan seseorang berpikir logis akan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI JETIS 4 NUSAWUNGU CILACAP TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Indiarti Purnamasari Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan terdapat hubungan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan terdapat hubungan BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan terdapat hubungan antara penguasaan kosakata (X 1), kemampuan menyusun kalimat efektif (X 2

Lebih terperinci

Oleh: Dewi Ekowati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Oleh: Dewi Ekowati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN METODE PETA ALUR PIKIRAN (MIND MAPPING) PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2012/2013 Oleh: Dewi Ekowati

Lebih terperinci

SILABUS. Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu

SILABUS. Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu KELAS XII SEMESTER 1 SILABUS Semester : 1 Standar Kompetensi : Mendengarkan 1. Memahami informasi dari berbagai laporan 1.1 Membedakan Laporan Mencatat pokok-pokok antara fakta Laporan kegiatan isi laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Tujuan pendidikan direncanakan untuk dapat dicapai dalam proses belajar mengajar. Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada siswa

Lebih terperinci

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V. ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN SISWA KELAS V MI MUHAMMADIYAH KLOPOGODO, KECAMATAN GOMBONG, KABUPATEN KEBUMEN, TAHUN 2014/2015 Oleh: Sri Wardani Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menulis karangan merupakan kompetensi dasar yang harus dicapai pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IV sekolah dasar. Terdapat beberapa kompetensi dasar yang memiliki

Lebih terperinci

Topik berarti pokok pembicaraan atau pokok permasalahan. Topik karangan merupakan jawaban atas pertanyaan masalah apa yang akan ditulis?

Topik berarti pokok pembicaraan atau pokok permasalahan. Topik karangan merupakan jawaban atas pertanyaan masalah apa yang akan ditulis? TOPIK Menurut Finoza (2004) Menurut Finoza (2004) Topik berarti pokok pembicaraan atau pokok permasalahan. Topik karangan merupakan jawaban atas pertanyaan masalah apa yang akan ditulis? Topik karangan

Lebih terperinci

BAB V TEKS ULASAN FILM/DRAMA

BAB V TEKS ULASAN FILM/DRAMA MODUL BAHASA INDONESIA KELAS XI SEMESTER 2 BAB V TEKS ULASAN FILM/DRAMA OLEH NI KADEK SRI WEDARI, S.Pd. A. Pengertian Teks Ulasan Film/Drama Teks ulasan yaitu teks yang berisi ulasan atau penilaian terhadap

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Mata Kuliah : Bahasa Indonesia Bobot Mata Kuliah : 2 Sks GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Deskripsi Mata Kuliah : Dasar-dasar fundamental kemahiran bahasa. Penyusunan secara efektif dan analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini yang dikenal dengan era globalisasi dan teknologi informasi, adalah merupakan fakta yang tak dapat dipungkiri bahwa telah terjadi perubahan yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Yanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Yanti, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran utama di sekolah. Bahasa Indonesia memiliki peranan yang penting untuk meningkatkan intelektual dan kematangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tulis (Alwi, 2003:7). Ragam bahasa lisan memiliki beberapa perbedaan dengan

I. PENDAHULUAN. tulis (Alwi, 2003:7). Ragam bahasa lisan memiliki beberapa perbedaan dengan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ragam bahasa menurut sarananya terdiri atas ragam lisan atau ujaran dan ragam tulis (Alwi, 2003:7). Ragam bahasa lisan memiliki beberapa perbedaan dengan ragam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia pendidikan. Hal tersebut bisa dilihat dari digunakannya bahasa

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia pendidikan. Hal tersebut bisa dilihat dari digunakannya bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia adalah bahasa yang sangat pesat perkembangannya dalam dunia pendidikan. Hal tersebut bisa dilihat dari digunakannya bahasa Indonesia oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menimba berbagai ilmu. Banyak ilmu dan keterampilan diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. dalam menimba berbagai ilmu. Banyak ilmu dan keterampilan diperoleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan di bangku Sekolah Dasar merupakan langkah awal siswa dalam menimba berbagai ilmu. Banyak ilmu dan keterampilan diperoleh siswa di bangku Sekolah Dasar berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu, menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. yaitu, menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat hal tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa mencakup empat aspek keterampilan berbahasa yaitu, menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat hal tersebut mendapat porsi seimbang dan dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam penerapan pendekatan, metode, dan teknik dalam pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam penerapan pendekatan, metode, dan teknik dalam pengajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajaran bahasa sebagai suatu proses yang sistematik selalu mengarah kepada kegiatan perencanaan, dan penilaian (evaluasi). Kemampuan guru bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang

BAB II KAJIAN TEORI. Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Menulis 1. Pengertian Menulis Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang

Lebih terperinci