BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 5.1 Sifat fisik tanah vertisol BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis fisika dan kimia tanah menunjukkan bahwa sifat fisik tanah : tekstur tanah merupakan liat 35 %, pasir 27 % dan debu 38 % dengan permeabilitas tanah yang lambat 1,59% dengan kadar air 8,47 %. Sifat kimia tanah merupakan C organik sangat rendah 0,69 %, N total sangat rendah 0,06 %, P 2 O 5 tersedia 3,80 ppm, K 2 O dapat ditukar 0,24me/100g, ph agak masam, H 2 O 6,48 %, ph KCl 5,64 %, KTKsangat tinggi 29,95 (me/100 g), K + 0,24 % sangat rendah, Ca 2 14,90 % sangat tinggi, Mg 2+ 6,0 5% sangat tinggi, Na + 0,50 % sedang, Kejenuhan Basa 70,08% sangat tinggi (Tabel 3). Dengan demikian, berdasarkan kriteria status kesuburan tanah (Pusat Penelitian Tanah, 1983), maka status kesuburan tanah setempat tergolong sedang. Tabel 3. Sifat-sifat tanah Vertisol (Endoaquerts Ustic) di lokasi penelitian No Sifat-Sifat Tanah Sebelum Penelitian Nilai Kriteria* 1 Fisik Tanah : - Tekstur: Pasir (%) Liat (%) Debu (%) - Permebilitas Tanah (cm/jam) - Nilai Cole - Kadar Air Tersedia ,59 0,98 8,47 Lempung Berliat Lambat Kembang-kerut nyata 2 Kimia Tanah - C-Organik (%) - N total (%) - P 2 O 5 tersedia (ppm) - K 2 O dapat ditukar (me/100 g) - ph: H 2 O ph KCl - KTK (me/100 g) - Kation Basa (me/100 g): K + Ca 2+ Mg 2+ Na + - Kejenuhan Basa (%) 0,69 0,06 3,80 0,24 6,48 5,64 29,95 0,24 14,90 6,05 0,50 70,08 Sangat Rendah Sangat Rendah Sangat Rendah Sangat Rendah Agak Masam Sangat Sangat Rendah Sedang

2 Merujuk pada sifat-sifat tanah dan status kesuburan tanah sedang, maka upaya pemberian bahan amelioran ini dapat memperbaiki sifat-sifat tanah Vertisol ini. Dengan demikian diharapkan produktifitas tanah Vertisol meningkat. 5.2 Tanaman Data hasil pengamatan tinggi tanaman padi pada Endoaguert Ustic dan sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 1. Hasil sidik ragam menunjukan bahwa pemberian pasir sungai berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman padi hanya pada umur 28 hari setelah tanam (HST). Sementara untuk umur 14, 42, dan 56 HST tidak berpengaruh nyata. Rata-rata tinggi tanaman padi pada Endoaquert Ustic hasil uji BNT (0,05) disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Rataan tinggi tanaman hasil padi dengan pemberian pasir sungai, sabut kelapa dan sabut batang pisang pada Endoaquert Ustic Perlakuan Pasir (S) 0% (S 0 ) 25% (S 1 ) 50% (S 2 ) Sabut kelapa (C) 0 ton ha -1 (C 0 ) 10 ton ha -1 (C 1 ) 20 ton ha -1 (C 2 ) Sabut batang pisang (B) 0 ton ha -1 (B 0 ) 10 ton ha -1 (B 1 ) 20 ton ha -1 (B 2 ) tanaman I 14,94 tn 13,91 14,49 14,37 tn 14,82 14,14 14,78 tn 14,53 14,02 tanaman II 22,38 a 19,30 b a 20,13 tn 21,99 20,94 21,36 tn 21,07 20,62 tanaman III 28,80 tn 28, ,85 tn 27,94 29,14 29,99 a 27,24 b 27,71 b tanaman IV 27,70 tn 30, ,56 tn 30,01 29,31 30,95 tn 29,29 28,65 Interaksi tn tn tn tn BNT 0,05 2,07 2,46 KK (%) 18, Superskrip yang sama pada kolom sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf BNT 0,05 tn=tidak berpengaruh nyata pada taraf uji F 0,05 Walaupun hanya pada umur 28 HST yang berpengaruh nyata, tetapi secara keseluruhan untuk pemberian pasir sungai pada setiap pengamatan telah menunjukkan peningkatan tinggi tanaman. Pada pengamatan tinggi tanaman umur 14 HST, pemberian 0% pasir justru meningkatkan tinggi tanaman sebesar 7,40% dibanding perlakuan 25% penambahan pasir sungai dan 3,10% dibanding

3 penambahan 50% pasir sungai. Kondisi tersebut terjadi pula pada pengamatan 28 dan 42 HST, tetapi tidak berlaku pada pengamatan 56 HST karena justru mengalami penurunan sebesar 10,56% dibanding perlakuan 25% pasir sungai dan 8,34% dibanding perlakuan 50% pasir sungai. Hal ini diduga disebabkan karena proses penambahan tinggi tanaman membutuhkan ketersediaan air yang cukup, sementara dengan pemberian pasir justru meningkatkan jumlah air yang terinfiltrasi ke dalam tanah bagian bawah yang mungkin tidak terjangkau oleh akar tanaman (sesuai umur pengamatan). Nursyamsi (2009) telah mengunakan pasir sebagai media tanam (sand culture) untuk mempelajari pengaruh pemberian K dan pengunaan varietas terhadap eksudat asam organik dari akar jagung pada pengamatan berbagai umur tanaman, serta pengaruh perlakuan tersebut terhadap serapan N, P, dan K, serta produksi brangkasan kering tanaman jagung. Muchtar dan soeleman (2010) melaporkan bahwa liat vertisol yang ditambahkan ke tanah pasiran pesisir memberikan pengaruh nyata terhadap sifat fisik tanah seperti bulk density, porositas, kemantapan agregat dan permeabilitas tanah (Gambar 3). Gambar 3. Pertumbuhan tinggi tanaman pada perlakuan pasir sungai Sementara itu, hasil sidik ragam menunjukan pada pemberian sabut kelapa tidak berpengaruh nyata pada pertumbuhan tinggi tanaman pada umur 14 hari setelah tanam pada perlakuan 0 ton ha -1 mengalami penurunanan 3,03% dibandingkan dengan perlakuan sabut kelapa 10 ton ha -1 mengalami kenaikan 3,13%, sedangkan pada perlakuan 20 ton ha -1 sabut kelapa mengalami penurunan

4 4,58%. Hal ini diduga pemberian sabut kelapa dapat mengikat air lebih banyak sehinga tidak ada perbedaan yang nyata pada tinggi tanaman(gambar 4). Pemberian sabuk batang pisang berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman padi hanya pada umur 42 hari setelah tanam (HST). Sementara untuk umur 14, 28, dan 56 HST tidak berpengaruh nyata. Walaupun hanya pada umur 42 HST yang berpengaruh nyata, tetapi secara keseluruhan untuk pemberian sabut batang pisang pada setiap pengamatan telah menunjukkan peningkatan tinggi tanaman. Gambar 4. Pertumbuhan tinggi tanaman pada perlakuan sabut kelapa Pada pengamatan tinggi tanaman umur 42 HST, pemberian 0 ton ha -1 sabut batang pisang justru meningkatkan tinggi tanaman sebesar 10,09% dibanding perlakuan 10 ton ha -1 dan meningkat sebesar 8,23% dibanding perlakuan sabut batang pisang sebanyak 20 ton ha -1. Sementara pemberian sabut batang pisang sebanyak 20 ton ha -1 hanya mengalami peningkatan tinggi tanaman sebesar 1,72%. Keragaan tinggi tanaman dengan pemberian sabut kelapa disajikan pada Gambar 5.

5 Gambar 5. Pertumbuhan tinggi tanaman pada perlakuan sabut batang pisang Hal ini diduga disebabkan karena ketersediaan air yang cukup pada media tumbuh tanaman, juga karena pada umur ini sudah memasuki fase perkembangan generatif. Selain itu, diduga hal ini disebabkan oleh kelebihan air pada perlakuan yang mendapat penambahan sabut batang pisang. Indrawati (2009) melaporkan bahwa pelepah pisang kering akan menjadi bahan yang memiliki daya serap dan daya simpan tinggi. 5.3 Panjang Daun Data hasil pengamatan panjang daun tanaman padi pada Endoaguert Ustic dan sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 5. Hasil sidik ragam menunjukan bahawa pemberian pasir sungai berpengaruh nyata terhadap panjang daun tanaman padi hanya pada umur 56 hari setelah tanam (HST). Sementara untuk umur 14, 28, dan 42 HST tidak berpengaruh nyata. Rata-rata panjang daun tanaman padi pada Endoaquert Ustic dengan hasil uji BNT (0,05) disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Rataan panjang daun padi dengan pemberian pasir sungai, sabut kelapa dan sabut batang pisang pada Endoaquert Ustic Perlakuan Panjang daun I Panjang daun II Panjang daun III Panjang daun IV Pasir (S) 0% (S 0 ) 25% (S 1 ) 50% (S 2 ) Sabut kelapa (C) 0 ton ha -1 (C 0 ) 10 ton ha -1 (C 1 ) 20 ton ha -1 (C 2 ) Sabut batang pisang (B) 0 ton ha -1 (B 0 ) 10 ton ha -1 (B 1 ) 20 ton ha -1 (B 2 ) 11,l72 tn 10,53 11,65 11,32 tn 11,72 10,85 11,45 tn 11,54 10,91 15,66 tn 14,73 15,40 14,71 tn 16,04 15,04 16,11 a 15,62 ab b 21,10 tn 21,14 20,72 20,72 tn 20,96 21,27 21,59 tn 20,60 20,77 20,27 b 24,04 a 23,01 a 21,99 tn 22,55 22,78 23,89 tn 21,43 21,99 Interaksi tn tn tn tn BNT ,70 2,78 KK (%) 20.65% 20.59% 19,87% 19,87% Superskrip yang berbeda pada kolom sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf uji BNT 0.05

6 tn=tidak berpengaruh nyata pada taraf uji F 0.05 Walaupun hanya pada umur 56 HST yang berpengaruh nyata, tetapi secara keseluruhan untuk pemberian pasir sungai pada setiap pengamatan telah menunjukan peningkatan panjang daun tanaman. Pada pengamatan panjang daun tanaman umur 14 dan 28 HST mempunyai pola yang relatif sama yang mana pemberian 0% pasir sungai meningkatkan panjang daun masing-masing sebesar 11,30% dan 6,31% dibandingkan dengan penambahan pasir sungai sebesar 25%, sedangkan terhadap penambahan pasir sungai sebesar 50% hanya meningkatkan panjang daun yang masing-masing sebesar 0,60% dan 1,69% saja. Sementara tinggi tanaman pada umur 42 HST dan 56 HST cenderung relatif sama, yaitu justru pada penambahan 25% pasir sungai yang meningkatkan panjang daun masing-masing sebesar 0,19% dan 18,59% terhadap perlakuan kontrol, sedangkan terhadap pemberian pasir sungai 50% hanya mengalami peningkatan masingmasing sebesar 2,03% dan 4,47%. Hal ini diduga disebabkan karena proses penambahan panjang daun membutuhkan ketersediaan air yang cukup, sementara dengan pemberian pasir justru meningkatkan jumlah air yang terinfiltrasi ke dalam tanah bagian bawah yang mungkin tidak terjangkau oleh akar tanaman (sesuai umur pengamatan). Nursyamsi (2009) telah mengunakan pasir sebagai media tanam (sand culture) untuk mempelajari pengaruh pemberian K dan pengunaan varietas terhadap eksudat asam organik dari akar jagung pada pengamatan berbagai umur tanaman, serta pengaruh perlakuan tersebut terhadap serapan N, P, dan K, serta produksi brangkasan kering tanaman jagung. Muchtar dan soeleman (2010) melaporkan bahwa liat vertisol yang ditambahkan ke tanah pasiran pesisir memberikan pengaruh nyata terhadap sifat fisik tanah seperti bulk density, porositas, kemantapan agregat dan permeabilitas tanah (Gambar 6).

7 Gambar 6. Keragaan panjang daun pada perlakuan pasir sungai Hasil sidik ragam menunjukan bahawa pemberian sabut kelapa tidak berpengaruh nyata terhadap panjang daun tanaman padi. Pada umur 14 HST dan 28 HST cenderung menunjukkan pola yang sama. Perlakuan 10 ton ha -1 sabut kelapa meningkatkan panjang daun masing-masing sebesar 3,53% dan 9,04% dibanding perlakuan 0 ton ha -1 dan meningkatkan panjang daun sebesar 8,01% dan 6,65% pada penambahan 20 ton ha -1 sabut kelapa. Sementara pada umur 42 HST dan 56 HST juga menunjukkan pola yang sama. Perlakuan 10 ton ha -1 sabut kelapa meningkatkan panjang daun masing-masing sebesar 1,15% dan 2,55% dibanding perlakuan 0 ton ha -1 dan meningkatkan panjang daun sebesar 1,48% dan 1,02% saja pada penambahan 20 ton ha -1 sabut kelapa (Gambar 7). Hal ini diduga karena pada perlakuan 10 ton ha -1 kandungan kandungan air lebih banyak. Gambar 7. Keragaan panjang daun pada perlakuan sabut kelapa Sementara itu, hasil sidik ragam menunjukan bahwa pemberian sabut batang pisang hanya berpengaruh nyata terhadap panjang daun tanaman padi pada umur 28 HST. Walaupun hanya pada umur 28 HST yang berpengaruh nyata, tetapi secara keseluruhan untuk pemberian sabut batang pisang telah menunjukan peningkatan panjang daun tanaman.

8 Pada pengamatan panjang daun tanaman umur 28, 42 dan 56 HST pada pemberian 10 ton ha -1 sabut kelapa mempunyai pola yang relatif sama yang mana justru menurunkan panjang daun masing-masing sebesar 3,04%., 4,58% dan 10,29% dibanding perlakuan 0 ton ha -1. Sementara pada pemberian 20 ton ha -1 sabut kelapa hanya pada umur 42 HST dan 56 HST yang berpola sama, yaitu meningkatkan panjang daun masing-masing sebesar 0,83% dan 2,16% terhadap penambahan 10 ton ha -1 sabut kelapa. Sementara pada umur 14 HST dan 28 HST cenderung relatif sama dengan pemberian 20 ton ha -1 sabut kelapa. Hal ini diduga disebabkan karena sabut batang pisang memiliki daya serap air yang tinggi sehinga tidak ada perbedaan yang nyata antara perlakuan 0 ton ha -1 penembahan sabut batang pisang, 10 ton ha -1 penembahan sabut batang pisang dan 20 ton ha -1 penembahan sabut batang pisang (Gambar 8). Indrawati (2009) melaporkan bahwa pelepah pisang kering akan menjadi bahan yang memiliki daya serap dan daya simpan tinggi. Lebih lanjut wulandari et al. (2011) menyatakan bahwa dalam batang pisang terdapat unsur unsur penting yang dibutuhkan tanaman seperti nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K). Gambar 8. Keragaan panjang daun pada perlakuan sabut batang pisang 5.4 Jumlah Anakan Data hasil pengamatan jumlah anakan tanaman padi pada Endoaguert Ustic dan sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 9. Hasil sidik ragam menunjukan bahwa pemberian pasir sungai tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan

9 padi. Rata-rata jumlah anakan tanaman padi pada Endoaquert Ustic dengan hasil uji BNT (0,05) disajikan pada Tabel 6. Pada pengamatan jumlah anakan menunjukan bahwa pemberian pasir sungai pada perlakuan 0% dan 50% mempunyai pola relatif sama dimana pemberian 0% pasir sungai meningkat 38,11%, dan pemberian 50% pasir sungai 34,83% dibandingkan dengan penambahan pasir sungai 25% menurun 2,37%, Hal ini diduga disebabkan karena proses penambahan panjang daun membutuhkan ketersediaan air yang cukup, sementara dengan pemberian pasir justru meningkatkan jumlah air yang terinfiltrasi ke dalam tanah bagian bawah yang mungkin tidak terjangkau oleh akar tanaman (sesuai umur pengamatan). Nursyamsi (2009) telah mengunakan pasir sebagai media tanam (sand culture) untuk mempelajari pengaruh pemberian K dan pengunaan varietas terhadap eksudat asam organik dari akar jagung pada pengamatan berbagai umur tanaman, serta pengaruh perlakuan tersebut terhadap serapan N, P, dan K, serta produksi brangkasan kering tanaman jagung. Muchtar dan soeleman (2010) melaporkan bahwa liat vertisol yang ditambahkan ke tanah pasiran pesisir memberikan pengaruh nyata terhadap sifat fisik tanah seperti bulk density, porositas, kemantapan agregat dan permeabilitas tanah (Gambar 9). Tabel 6. Rataan jumlah anakan padi dengan pemberian pasir sungai, sabut kelapa dan sabut batang pisang pada Endoaquert Ustic Perlakuan Jumlah anakan Pasir (S) 0% (S 0 ) 2.44 tn 25% (S 1 ) % (S 2 ) 3.29 Sabut kelapa (C) 0 ton ha -1 (C 0 ) 10 ton ha -1 (C 1 ) 20 ton ha -1 (C 2 ) Sabut batang pisang (B) 0 ton ha -1 (B 0 ) 10 ton ha -1 (B 1 ) 20 ton ha -1 (B 2 ) 2.74 tn tn Interaksi tn KK (%) 20.59% tn=tidak berpengaruh nyata pada taraf uji F 0.05

10 Sementara itu hasil sidik ragam menunjukan bahwa pemberian sabut kelapa tidak berbeda nyata terhadap jumlah anankan tanaman padi. pada perlakuan 0 ton ha -1 sabut kelapa meningkatkan jumlah anakan 20,07%, pada perlakuan 20 ton ha - 1 sabut kelapa meningkatkan jumlah anakan tanaman padi 12,04 % dibandingkan pada perlakuan 10 ton ha -1 sabut kelapa meningkatkan jumlah anakan tanaman padi 6,68%.Hal ini menunjukan bahwa pemberian sabut kelapa dapat mengikat air yang dengan baik. Sementara itu,hasil sidik ragam menunjukan bahwa pemberian sabut batang pisang tidak berpengaruh nyata pada jumlah anakan tanaman padi namun dengan pemberian sabut batang pisang telah menunjukan peningkatan jumlah anakan pada tanaman padi, pada perlakuan 0 ton ha -1 sabut batang pisang 39,21% dan pada perlakuan 20 ton ha -1 sabut batang pisang 17,64% dibanding dengan penambahan pada perlakuan 10 ton ha -1 sabut batang pisang 15,49%. Hal ini diduga disebabkan pada perlakuan 0 ton ha -1 lebih baik karena kandungan liat yang banyak dapat menyimpan air lebih banyak sehinga membuat tanaman lebih mudah menyerap air. Indrawati (2009) melaporkan bahwa pelepah pisang kering akan menjadi bahan yang memiliki daya serap dan daya simpan tinggi. Lebih lanjut wulandari et al. (2011) menyatakan bahwa dalam batang pisang terdapat unsur unsur penting yang dibutuhkan tanaman seperti nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K) 4 3,5 Jumlah Anakan Pengamatan 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 0% (S0) 25% (S1) 50% (S2) 0 ton (C0) 10 ton (C1) 20 ton (C2) 0 ton (B0) 10 ton (B1) 20 ton (B2) Perlakuan

11 Gambar 9. Ragaan Jumlah anakan padi dengan pemberian pasir sungai, sabut kelapa, dan sabut batang pisang pada Endoaquert Ustic 5.5 Jumlah Daun Data hasil pengamatan jumlah daun tanaman padi pada endoaguert ustic dan sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 10. Hasil sidik ragam menunjukan bahawa pemberian sabut batang pisang berpengaruh nyata terhadap jumlah daun tanaman padi hanya pada perlakuan 0 ton ha -1, sementara pada penambahan10 ton ha -1 dan 20 ton ha -1 tidak berpengaruh nyata.rata-rata hasil tanaman padi pada Endoaquert Ustic dengan hasil uji BNT (0,05) disajikan pada tabel 7. Tabel 7. Rataan jumlah daun hasil padi dengan pemberian pasir sungai, sabut kelapa dan sabut batang pisang pada Endoaquert Ustic Perlakuan Pasir (S) 0% (S 0 ) 25% (S 1 ) 50% (S 2 ) Sabut kelapa (C) 0 ton ha -1 (C 0 ) 10 ton ha -1 (C 1 ) 20 ton ha -1 (C 2 ) Sabut batang pisang (B) 0 ton ha -1 (B 0 ) 10 ton ha -1 (B 1 ) 20 ton ha -1 (B 2 ) Jumlah daun tn tn b a a Interaksi tn BNT KK (%) 68.62% Superskrip yang sama pada kolom sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNT 0.05 tn=tidak berpengaruh nyata pada taraf uji F 0.05

12 Hasil analisis sidik ragam menunjukan bahwa pemberian pasir sungai tidak berpengaruh nyata pada jumlah daun tanaman padi namun telah menunjukan peningkatan disetiap pengamatan Pada perlakuan 0% pasir sungai dan 50% pasir sungai dengan masing-masing 37,80% dan 36,34%, dibandingkan dengan penembahan 25% pasir sungai 1,05%. Hal ini diduga disebabkan karena proses penambahan panjang daun membutuhkan ketersediaan air yang cukup, sementara dengan pemberian pasir justru meningkatkan jumlah air yang terinfiltrasi ke dalam tanah bagian bawah yang mungkin tidak terjangkau oleh akar tanaman (sesuai umur pengamatan). Nursyamsi (2009) telah mengunakan pasir sebagai media tanam (sand culture) untuk mempelajari pengaruh pemberian K dan pengunaan varietas terhadap eksudat asam organik dari akar jagung pada pengamatan berbagai umur tanaman, serta pengaruh perlakuan tersebut terhadap serapan N, P, dan K, serta produksi brangkasan kering tanaman jagung. Muchtar dan soeleman (2010) melaporkan bahwa liat vertisol yang ditambahkan ke tanah pasiran pesisir memberikan pengaruh nyata terhadap sifat fisik tanah seperti bulk density, porositas, kemantapan agregat dan permeabilitas tanah. Hasil analisis sidik ragam menunjukan bahwa pemberian sabut kelapa tidak berbeda nyata pada jumlah daun tanaman. Pada perlakuan 0 ton ha- 1 sabut kelapa dan pada perlakuan 20 ton ha- 1 sabut kelapa masing-masing meningkat 11,02 % dan 12,20% di bandingkan pada perlakuan 10 ton ha- 1 sabut kelapa 1,06%. Hal ini diduga sabut kelapa memiliki kemampuan untuk mengikat air dan menjaga kelembaban tanah. Sementara itu, hasilsidik ragam menunjukan bahwa pemberian sabut batang pisang berpengaruhn yata terhadap jumlah daun tanaman padi. Walaupun hanya pada perlakuan 0 ton ha- 1 sabut batang pisang 65,68% yang berpengaruhnyata akan tetapi secara keseluruhan menunjukan peningkatan jumlah daun tanaman padi. Pada pengamatan 10 ton ha- 1 dan 20 ton ha- 1 sabut batang pisang masing masing menunjukan peningkatan 25,16% dan 23,98%. Hal diduga disebabkan sabut batang pisang memiliki daya serap air yang tinggi. Indrawati (2009) melaporkan bahwa pelepah pisang kering akan menjadi bahan yang memiliki daya serap dan daya simpan tinggi. Lebih lanjut wulandari et al. (2011)

13 menyatakan bahwa dalam batang pisang terdapat unsur unsur penting yang dibutuhkan tanaman seperti nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K)(Gambar 10). Pengamatan Jumlah Daun 0% (S0) 25% (S1) 50% (S2) 0 ton (C0) 10 ton (C1) 20 ton (C2) 0 ton (B0) 10 ton (B1) 20 ton (B2) Perlakuan Gambar 10. Jumlah daun padi dengan pemberian pasir sungai, sabut kelapa, dan sabut batang pisang pada Endoaquert Ustic

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karateristik Tanah di Lokasi Penelitian (Karakteristik Tanah Awal) Pada Ustic Endoaquers.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karateristik Tanah di Lokasi Penelitian (Karakteristik Tanah Awal) Pada Ustic Endoaquers. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karateristik Tanah di Lokasi Penelitian (Karakteristik Tanah Awal) Pada Ustic Endoaquers. Sifat fisik tanah dilokasi penelitian di Desa Sidomukti Kecamatan Motilango dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 19 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sifat Fisik dan Kimia Tanah Awal Sifat fisik tanah di lokasi penelitian dengan jenis tanah Vertisol menunjukkan tekstur lempung liat berdebu. Fraksi tanah yang dominan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Siklus dan Neraca Nitrogen (N) Menurut Hanafiah (2005 :275) menjelaskan bahwa siklus N dimulai dari fiksasi N 2 -atmosfir secara fisik/kimiawi yang meyuplai tanah bersama

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 8. KTK (me/100 g) 30,40 Tinggi - 9. C-organik (%) 12,42 Sangat Tinggi - 10. N-Total (%) 0,95 Sangat Tinggi - 11. P-tersedia (ppm) 34,14 Tinggi - 12. C/N 13,07 Sedang - * Dianalisis di Laboratorium Kimia

Lebih terperinci

V1 (II) V3 (II) V5(III) V0(IV) V4(III) V2 (I)

V1 (II) V3 (II) V5(III) V0(IV) V4(III) V2 (I) Lampiran 1. Bagan Percobaan U V4(IV) V5 (II) V1 (II) V3(III) V2 (II) V3 (I) V3 (II) V4 (I) V1(IV) V2(III) V5(III) V0 (II) V0 (I) V4 (II) V0(IV) V2(IV) V5 (I) V1(III) V4(III) V5(IV) V3(IV) V0(III) V2 (I)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Analisis Fisika dan Kimia Tanah Berdasarkan hasil analisis fisik dan kimia tanah tempat pelaksanaan penelitian di Dutohe Kecamatan Kabila pada lapisan olah dengan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 16 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Analisis Tanah Awal Karakteristik Latosol Cimulang yang digunakan dalam percobaan disajikan pada Tabel 2 dengan kriteria ditentukan menurut acuan Pusat Peneltian Tanah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sifat Fisik dan Kimia Tanah Berdasarkan hasil analisis fisika dan kimia tempat pelaksanaan penelitian di Desa Dutohe Kecamatan Kabila. pada lapisan olah dengan kedalaman

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Sifat Fisik dan Kimia Tanah Inceptisol Indramayu Inceptisol Indramayu memiliki tekstur lempung liat berdebu dengan persentase pasir, debu, liat masing-masing 38%,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Kondisi Lahan 4. 1. 1. Sifat Kimia Tanah yang digunakan Tanah pada lahan penelitian termasuk jenis tanah Latosol pada sistem PPT sedangkan pada sistem Taksonomi, Tanah tersebut

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Penanaman rumput B. humidicola dilakukan di lahan pasca tambang semen milik PT. Indocement Tunggal Prakasa, Citeurep, Bogor. Luas petak yang digunakan untuk

Lebih terperinci

V1 (II) V3 (II) V5(III) V0(IV) V4(III) V2 (I)

V1 (II) V3 (II) V5(III) V0(IV) V4(III) V2 (I) Lampiran 1. Bagan Percobaan U V4(IV) V5 (II) V1 (II) V3(III) V2 (II) V3 (I) V3 (II) V4 (I) V1(IV) V2(III) V5(III) V0 (II) V0 (I) V4 (II) V0(IV) V2(IV) V5 (I) V1(III) V4(III) V5(IV) V3(IV) V0(III) V2 (I)

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik 14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik Sifat kimia dan fisik Latosol Darmaga dan komposisi kimia pupuk organik yang

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Karakteristik Tanah Awal Podsolik Jasinga Hasil analisis kimia dan fisik Podsolik Jasinga disajikan pada Tabel 4. Berdasarkan kriteria PPT (1983), Podsolik Jasinga

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Sifat Fisik Tanah Sifat fisik tanah yang di analisis adalah tekstur tanah, bulk density, porositas, air tersedia, serta permeabilitas. Berikut adalah nilai masing-masing

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Ciri Kimia dan Fisik Tanah Sebelum Perlakuan Berdasarkan kriteria penilaian ciri kimia tanah pada Tabel Lampiran 5. (PPT, 1983), Podsolik Jasinga merupakan tanah sangat masam dengan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisis Tanah Awal Data hasil analisis tanah awal disajikan pada Tabel Lampiran 2. Berdasarkan Kriteria Penilaian Sifat Kimia dan Fisika Tanah PPT (1983) yang disajikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Hujan Curah hujan adalah jumlah air yang jatuh dipermukaan tanah datar selama periode tertentu di atas permukaan horizontal bila tidak terjadi evaporasi, run off dan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Karakteristik Latosol Cikabayan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Bahan tanah yang digunakan dalam percobaan pupuk organik granul yang dilaksanakan di rumah kaca University Farm IPB di Cikabayan, diambil

Lebih terperinci

Evaluasi Sifat Tanah Vertisol Sub Grup Ustic Epiaquerts dengan Pemberian Pasir, Sabut Kelapa, dan Sabut Batang Pisang 1

Evaluasi Sifat Tanah Vertisol Sub Grup Ustic Epiaquerts dengan Pemberian Pasir, Sabut Kelapa, dan Sabut Batang Pisang 1 Evaluasi Sifat Tanah Vertisol Sub Grup Ustic Epiaquerts dengan Pemberian Pasir, Sabut Kelapa, dan Sabut Batang Pisang 1 Arlan Latif 2 ; Nurdin, SP, Msi 3 ; Wawan Pembengo, SP, Msi 3 ABSTRACT The aimed

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Parameter pertumbuhan yang diamati pada penelitian ini adalah diameter batang setinggi dada ( DBH), tinggi total, tinggi bebas cabang (TBC), dan diameter tajuk.

Lebih terperinci

Gambar 3. Lahan Hutan di Kawasan Hulu DAS Padang

Gambar 3. Lahan Hutan di Kawasan Hulu DAS Padang Gambar 3. Lahan Hutan di Kawasan Hulu DAS Padang Gambar 4. Lahan Kebun Campuran di Kawasan Hulu DAS Padang Gambar 5. Lahan Kelapa Sawit umur 4 tahun di Kawasan Hulu DAS Padang Gambar 6. Lahan Kelapa Sawit

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Karakteristik Tanah di Lahan Percobaan Berdasarkan kriteria Staf Pusat Penelitian Tanah (1983), karakteristik Latosol Dramaga yang digunakan dalam percobaan disajikan

Lebih terperinci

UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN

UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN Suwardi Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Panyipatan, Kabupaten Tanah Laut,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. (Subagyo, dkk, 2000). Namun demikian, tanah Ultisol ini memiliki kandungan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. (Subagyo, dkk, 2000). Namun demikian, tanah Ultisol ini memiliki kandungan PENDAHULUAN Latar Belakang Tanah Ultisol termasuk bagian terluas dari lahan kering yang ada di Indonesia yaitu 45.794.000 ha atau sekitar 25 % dari total luas daratan Indonesia (Subagyo, dkk, 2000). Namun

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 14 III. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Sifat Kimia dan Fisik Latosol Darmaga Sifat kimia dan fisik Latosol Darmaga yang digunakan dalam percobaan ini disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Sifat Kimia

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kondisi Umum Saat Ini Faktor Fisik Lingkungan Tanah, Air, dan Vegetasi di Kabupaten Kutai Kartanegara Kondisi umum saat ini pada kawasan pasca tambang batubara adalah terjadi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat Fisikokimia Tanah Percobaan dan Sifat Kimia Kotoran Sapi

HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat Fisikokimia Tanah Percobaan dan Sifat Kimia Kotoran Sapi IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sifat Fisikokimia Tanah Percobaan dan Sifat Kimia Kotoran Sapi 4.1.1. Kakteristik Ultisol Gunung Sindur Hasil analisis pendahuluan sifat-sifat kimia tanah disajikan pada tabel.1.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sifat Kimia Hasil analisis sifat kimia tanah sebelum diberi perlakuan dapat dilihat pada lampiran 2. Penilaian terhadap sifat kimia tanah yang mengacu pada kriteria Penilaian

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PUPUK HAYATI ECOFERT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG. Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia

EFEKTIFITAS PUPUK HAYATI ECOFERT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG. Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia EFEKTIFITAS PUPUK HAYATI ECOFERT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Penelitian dilaksanakan pada lahan sawah di Bontonompo Gowa-Sulsel yang

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil 15 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Sifat Kimia Latosol Darmaga Latosol (Inceptisol) merupakan salah satu macam tanah pada lahan kering yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian.

Lebih terperinci

IV. HASIL 4.1. Sifat Fisikokimia Tanah Percobaan dan Sifat Kimia Kotoran Sapi Tabel 2 No Analisis Metode Hasil Status Hara

IV. HASIL 4.1. Sifat Fisikokimia Tanah Percobaan dan Sifat Kimia Kotoran Sapi Tabel 2 No Analisis Metode Hasil Status Hara IV. HASIL 4.. Sifat Fisikokimia Tanah Percobaan dan Sifat Kimia Kotoran Sapi Data fisikokimia tanah awal percobaan disajikan pada Tabel 2. Andisol Lembang termasuk tanah yang tergolong agak masam yaitu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang TINJAUAN PUSTAKA Sifat dan Ciri Tanah Ultisol Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang tersebar luas di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya serta sebagian kecil di pulau

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sifat Fisik Tanah Sifat fisik tanah yang diukur dan dianalisa dari kawasan penambangan pasir (galian C) selain tekstur dan struktur tanahnya antara lain adalah kerapatan limbak

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Kebutuhan Kapur Berdasarkan Al dd : 1 me Aldd/100 g tanah : 1.57 me CaCO 3 /100 g tanah

Lampiran 1. Perhitungan Kebutuhan Kapur Berdasarkan Al dd : 1 me Aldd/100 g tanah : 1.57 me CaCO 3 /100 g tanah Lampiran 1. Perhitungan Kebutuhan Kapur Berdasarkan Al dd : Al dd yang diperoleh adalah : 1.2 me Aldd/100 g tanah 1 me Aldd/100 g tanah : 1.57 me CaCO 3 /100 g tanah 1 me CaCO 3 /100 g : 100/2 mg CaCO

Lebih terperinci

JURNAL OLEH SADLI MOHAMAD NIM

JURNAL OLEH SADLI MOHAMAD NIM JURNAL KADAR N-TANAH PADA USTIC EPIAQUERTS SAWAH IRIGASI MELALUI PEMBERIAN PASIR SUNGAI, SABUT KELAPA, DAN SABUT BATANG PISANG SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KOMPONEN HASIL PADI OLEH SADLI MOHAMAD NIM. 6134

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Hasil Analisis Tanah yang digunakan dalam Penelitian Hasil analisis karakteristik tanah yang digunakan dalam percobaan disajikan pada Tabel 5. Dari hasil analisis

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 13 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Tanah Awal Seperti umumnya tanah-tanah bertekstur pasir, lahan bekas tambang pasir besi memiliki tingkat kesuburan yang rendah. Hasil analisis kimia pada tahap

Lebih terperinci

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 19 BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Sifat Fisik Tanah 5.1.1. Bobot Isi dan Porositas Total Penambahan bahan organik rumput signal pada lahan Kathryn belum menunjukkan pengaruh baik terhadap bobot isi (Tabel

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data hasil analisis laboratorium parameter kalium tukar dari tiap titik sampel. Kontrol I II III

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data hasil analisis laboratorium parameter kalium tukar dari tiap titik sampel. Kontrol I II III LAMPIRAN Lampiran 1. Data hasil analisis laboratorium parameter kalium tukar dari tiap titik sampel Kontrol 0-20 0.12 0.25 0.94 20-40 0.34 0.41 0.57 40-60 0.39 0.45 0.50 60-80 0.28 0.39 0.57 80-100 0.23

Lebih terperinci

Pengaruh Vermikompos terhadap Perubahan Kemasaman (ph) dan P-tersedia Tanah ABSTRAK

Pengaruh Vermikompos terhadap Perubahan Kemasaman (ph) dan P-tersedia Tanah ABSTRAK Pengaruh Vermikompos terhadap Perubahan Kemasaman (ph) dan P-tersedia Tanah Oleh: A. Madjid Rohim 1), A. Napoleon 1), Momon Sodik Imanuddin 1), dan Silvia Rossa 2), 1) Dosen Jurusan Tanah dan Program Studi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Tanah Hasil analisis contoh tanah pada lokasi percobaan dapat dilihat pada Tabel 2. Berdasarkan hasil analisis tanah pada lokasi percobaan, tingkat kemasaman tanah termasuk

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Pertumbuhan Tanaman 4. 1. 1. Tinggi Tanaman Pengaruh tiap perlakuan terhadap tinggi tanaman menghasilkan perbedaan yang nyata sejak 2 MST. Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat

Lebih terperinci

APLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia

APLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia APLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Dalam budi daya jagung perlu memperhatikan cara aplikasi pupuk urea yang efisien sehingga pupuk yang diberikan

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran. 28 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengamatan 4.1.1 Tinggi Tanaman Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis dan dosis amelioran tidak memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman padi ciherang

Lebih terperinci

Lampiran 1. Nama unsur hara dan konsentrasinya di dalam jaringan tumbuhan (Hamim 2007)

Lampiran 1. Nama unsur hara dan konsentrasinya di dalam jaringan tumbuhan (Hamim 2007) Lampiran 1. Nama unsur hara dan konsentrasinya di dalam jaringan tumbuhan (Hamim 2007) Unsur Hara Lambang Bentuk tersedia Diperoleh dari udara dan air Hidrogen H H 2 O 5 Karbon C CO 2 45 Oksigen O O 2

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Kecamatan Conggeang, Kabupaten Sumedang, Propinsi Jawa Barat, tepatnya di Desa Karanglayung dan Desa Narimbang. Secara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 14 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Pemberian Mulsa Vertikal terhadap Sifat Fisik Tanah 4.1.1 Infiltrasi Kumulatif Hasil analisis sidik ragam menunjukan pemberian mulsa vertikal tidak berbeda nyata

Lebih terperinci

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Jagung Manis Varietas Bonanza. : Dikembangkan oleh Departemen Pendidikan dan Pengembangan PT. East West Seed Indonesia.

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Jagung Manis Varietas Bonanza. : Dikembangkan oleh Departemen Pendidikan dan Pengembangan PT. East West Seed Indonesia. 49 Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Jagung Manis Varietas Bonanza Asal Tanaman Golongan Umur Batang Tinggi Tanaman Tinggi letak tongkol Warna daun Keseragaman tanaman Bentuk malai Warna malai Warna sekam

Lebih terperinci

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tajuk. bertambahnya tinggi tanaman, jumlah daun, berat segar tajuk, berat kering tajuk

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tajuk. bertambahnya tinggi tanaman, jumlah daun, berat segar tajuk, berat kering tajuk IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tajuk Indikator pertumbuhan tanaman dapat diketahui dengan bertambahnya volume dan juga berat suatu biomassa yang dihasilkan selama proses pertunbuhan tanaman.

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 13 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil 5.1.1. Sifat Kimia Tanah Variabel kimia tanah yang diamati adalah ph, C-organik, N Total, P Bray, Kalium, Kalsium, Magnesium, dan KTK. Hasil analisis sifat kimia

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini dilaksanakan di Unit Lapangan Pasir Sarongge, University Farm IPB yang memiliki ketinggian 1 200 m dpl. Berdasarkan data yang didapatkan dari Badan Meteorologi

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN

IV. HASIL PENELITIAN IV. HASIL PENELITIAN Karakterisasi Tanah Hasil analisis tanah menunjukkan bahwa tanah Ultisol memiliki tekstur lempung dan bersifat masam (Tabel 2). Selisih antara ph H,O dan ph KC1 adalah 0,4; berarti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa media tanam yang digunakan berpengaruh terhadap berat spesifik daun (Lampiran 2) dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya. 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merr) Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya. Susunan morfologi kedelai terdiri dari akar, batang, daun, bunga dan

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2016 ISBN:

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2016 ISBN: Prosiding Seminar Nasional Biotik 2016 ISBN: 978-602-18962-9-7 PENGARUH JENIS DAN DOSIS BAHAN ORGANIK PADA ENTOSIL TERHADAP TOTAL MIKROORGANISME TANAH DAN AKTIVITAS MIKROORGANISME (RESPIRASI) TANAH PADA

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Awal Tanah Gambut

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Awal Tanah Gambut 20 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Awal Tanah Gambut Hasil analisis tanah gambut sebelum percobaan disajikan pada Tabel Lampiran 1. Hasil analisis didapatkan bahwa tanah gambut dalam dari Kumpeh

Lebih terperinci

RINGKASAN Maspeke, S. P dan Nurdin

RINGKASAN Maspeke, S. P dan Nurdin RINGKASAN Maspeke, S. P dan Nurdin. 2006. Uji Kurang Satu Pupuk N, P, dan K terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jagung (Zea mays L.) pada Tanah Vertisol Isimu Utara. Pembangunan di sektor pertanian merupakan

Lebih terperinci

Zulham Husein 1, Nurdin 2 dan Fauzan Zakaria 3

Zulham Husein 1, Nurdin 2 dan Fauzan Zakaria 3 Kadar K 2 O, N-Total dan Kapasitas Tukar Kation dengan Pemberian Pasir Pantai, Sabut Kelapa, dan Sabut Batang Pisang pada Ustic Epiaquerts yang Ditanami Padi Varietas Ciherang Zulham Husein 1, Nurdin 2

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Analisis Contoh Tanah Hasil analisa sudah diketahui pada Tabel 4.1 dapat dikatakan bahwa tanah sawah yang digunakan untuk penelitian ini memiliki tingkat kesuburan

Lebih terperinci

Lampiran 2.Daftar Sidik Ragam Bulk Density Tanah (g/cm 3 )

Lampiran 2.Daftar Sidik Ragam Bulk Density Tanah (g/cm 3 ) Lampiran 1. Rataan Bulk Density Tanah (g/cm 3 ) Perlakuan Ulanagan Total Rataan Lo 1.17 1.17 1.26 3.60 1.20 L1 1.07 1.05 1.13 3.25 1.08 L2 1.05 1.14 1.11 3.30 1.10 L3 1.00 1.00 1.05 3.05 1.02 L4 0.97 1.16

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 21 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pertumbuhan dan Produksi Padi pada Berbagai Dosis Pemberian Terak Baja Dengan dan Tanpa Penambahan Bahan Humat Parameter yang digunakan dalam mengamati pertumbuhan tanaman

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Konidisi Umum Penelitian Berdasarkan hasil Laboratorium Balai Penelitian Tanah yang dilakukan sebelum aplikasi perlakuan didapatkan hasil bahwa ph H 2 O tanah termasuk masam

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi. wilayahnya. Iklim yang ada di Kecamatan Anak Tuha secara umum adalah iklim

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi. wilayahnya. Iklim yang ada di Kecamatan Anak Tuha secara umum adalah iklim V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi Kecamatan Anak Tuha, Kabupaten Lampung Tengah terdiri dari 12 desa dengan luas ± 161,64 km2 dengan kemiringan kurang dari 15% di setiap

Lebih terperinci

KLOROFIL XII - 1 : 25 29, Juni 2017 ISSN

KLOROFIL XII - 1 : 25 29, Juni 2017 ISSN RESPON PERTUMBUHAN STEK TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) TERHADAP JENIS DAN TAKARAN PUPUK ORGANIK Lendri Yogi, Gusmiatun, Erni Hawayanti Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan pengamatan setelah melaksanakan penelitian, diperoleh hasil yang disusun dengan sistematika hasil pengomposan, kualitas kompos dari berbagai bahan organik, pengaruh kompos

Lebih terperinci

Daftar Isi. III. Pengelolaan Tanah Masam Pengertian Tanah Masam Kendala Tanah Masam Mengatasi Kendala Tanah Masam 84

Daftar Isi. III. Pengelolaan Tanah Masam Pengertian Tanah Masam Kendala Tanah Masam Mengatasi Kendala Tanah Masam 84 Daftar Isi Kata Pengantar Daftar isi Daftar Tabel Daftar Gambar I. Pendahuluan 1 1.1.Pentingnya Unsur Hara Untuk Tanaman 6 1.2.Hubungan Jenis Tanah Dengan Unsur Hara 8 1.3.Hubungan Unsur Hara Dengan Kesehatan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA Lampiran 1. Bagan penelitian

DAFTAR PUSTAKA Lampiran 1. Bagan penelitian 48 FTR PUSTK Lampiran. Bagan penelitian B L O K B L O K B L O K 49 8 Lampiran. Hasil analisis awal sampel tanah Inceptisol Kwala Bekala No. Parameter Hasil Kriteria ph H O 4.54 Masam Kadar air (K) 5,4

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Tanah Tanah adalah kumpulan benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara,

Lebih terperinci

SIFAT KIMIA TANAH LANJUTAN SIFAT KIMIA TANAH

SIFAT KIMIA TANAH LANJUTAN SIFAT KIMIA TANAH SIFAT KIMIA TANAH LANJUTAN SIFAT KIMIA TANAH 4. Phosphor (P) Unsur Fosfor (P) dlm tanah berasal dari bahan organik, pupuk buatan & mineral 2 di dlm tanah. Fosfor paling mudah diserap oleh tanaman pd ph

Lebih terperinci

Lampiran 3. Analisis AwalLimbah Padat Kertas Rokok PT. Pusaka Prima Mandiri Parameter Satuan Hasil Uji Metode Uji. 14,84 IK.01.P.

Lampiran 3. Analisis AwalLimbah Padat Kertas Rokok PT. Pusaka Prima Mandiri Parameter Satuan Hasil Uji Metode Uji. 14,84 IK.01.P. Lampiran 1. Perhitungan Kebutuhan Kapur Berdasarkan Kandungan Al dd Al dd yang diperoleh adalah : 1.6 me Al-dd/100 g tanah 1 me CaCO 3 /100 g : 100/2 mg CaCO 3 /100 g Kebutuhan Kapur L0 : Tanpa Perlakuan

Lebih terperinci

Hendra Tantu, Nurdin, Fauzan Zakaria ABSTRAK

Hendra Tantu, Nurdin, Fauzan Zakaria ABSTRAK PERUBAHAN KADAR N-TANAH PADA ENDOAQUERT USTIC SAWAH TADAH HUJAN DENGAN PEMBERIAN PASIR PANTAI, SABUT KELAPA, DAN SABUT BATANG PISANG SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KOMPONEN HASIL PADI Hendra Tantu, Nurdin,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Pemberian dan Terhadap Sifat sifat Kimia Tanah Penelitian ini mengevaluasi pengaruh pemberian amelioran bahan humat dan abu terbang terhadap kandungan hara tanah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 14 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Berdasarkan hasil analisis tanah di Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Institut Pertanian Bogor, tanah yang digunakan sebagai media tumbuh dikategorikan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pertumbuhan Vegetatif Dosis pupuk kandang berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman (Lampiran 5). Pada umur 2-9 MST, pemberian pupuk kandang menghasilkan nilai lebih

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Inceptisol merupakan tanah awal yang berada di wilayah humida yang

TINJAUAN PUSTAKA. Inceptisol merupakan tanah awal yang berada di wilayah humida yang TINJAUAN PUSTAKA Tanah Inceptisol Inceptisol merupakan tanah awal yang berada di wilayah humida yang mempunyai horizon teralterasi, tetapi tidak menunjukkan adanya iluviasi, eluviasi, dan pelapukan yang

Lebih terperinci

Lampiran 1 Hasil analisis tanah sawah Babakan Dramaga (SBD), University Farm Institut Pertanian Bogor

Lampiran 1 Hasil analisis tanah sawah Babakan Dramaga (SBD), University Farm Institut Pertanian Bogor LAMPIRAN 147 148 Lampiran 1 Hasil analisis tanah sawah Babakan Dramaga (SBD), University Farm Institut Pertanian Bogor Sifat kimia Nomor ph(1:5) Hasil analisis dihitung berdasarkan contoh tanah kering

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Juli 2017 memiliki suhu harian rata-rata pada pagi hari sekitar 27,3 0 C dan rata rata

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Juli 2017 memiliki suhu harian rata-rata pada pagi hari sekitar 27,3 0 C dan rata rata BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengamatan Penunjang 4.1.1 Kondisi Lingkungan Tempat Penelitian Lokasi percobaan bertempat di desa Jayamukti, Kec. Banyusari, Kab. Karawang mendukung untuk budidaya tanaman

Lebih terperinci

Tabel Lampiran 1. Sifat Fisik Tanah pada Lokasi Tambang Batubara Site Binungan Sebelum Ditambang. Tekstur

Tabel Lampiran 1. Sifat Fisik Tanah pada Lokasi Tambang Batubara Site Binungan Sebelum Ditambang. Tekstur LAMPIRAN 40 41 Tabel Lampiran 1. Sifat Fisik Tanah pada Lokasi Tambang Batubara Site Binungan Sebelum Ditambang. Kedalaman (cm) Tekstur BD (g/cm ) P (cm/jam) Kode Lokasi Struktur Konsistensi C Si S Kelas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Pemberian Bahan Humat dengan Carrier Zeolit terhadap Jumlah Tandan Pemberian bahan humat dengan carrier zeolit tidak berpengaruh nyata meningkatkan jumlah tandan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Abu Terbang dan Bahan Humat pada Pertumbuhan Tanaman Sengon Hasil analisis ragam menunjukkan adanya interaksi pengaruh antara abu terbang dan bahan humat pada peningkatan

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. produk tanaman yang diinginkan pada lingkungan tempat tanah itu berada.

I. TINJAUAN PUSTAKA. produk tanaman yang diinginkan pada lingkungan tempat tanah itu berada. I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesuburan Tanah Kesuburan tanah adalah kemampuan suatu tanah untuk menghasilkan produk tanaman yang diinginkan pada lingkungan tempat tanah itu berada. Produk tanaman tersebut dapat

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Letak Geografis dan Iklim Daerah aliran sungai (DAS) Siulak di hulu DAS Merao mempunyai luas 4296.18 ha, secara geografis terletak antara 101 0 11 50-101 0 15 44 BT dan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Electric Furnace Slag, Silica Gel dan Unsur Mikro terhadap Sifat Kimia Tanah

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Electric Furnace Slag, Silica Gel dan Unsur Mikro terhadap Sifat Kimia Tanah 20 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Electric Furnace Slag, Silica Gel dan Unsur terhadap Sifat Kimia Tanah Pengaplikasian Electric furnace slag (EF) slag pada tanah gambut yang berasal dari Jambi

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Terdapat 11 profil tanah yang diamati dari lahan reklamasi berumur 0, 5, 9, 13 tahun dan lahan hutan. Pada lahan reklamasi berumur 0 tahun dan lahan hutan, masingmasing hanya dibuat

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Analisis Awal Contoh Tanah Inceptisol Kwala Bekala. Lampiran 2. Hasil Analisis Limbah Pabrik Industri Tempe

LAMPIRAN. Lampiran 1. Analisis Awal Contoh Tanah Inceptisol Kwala Bekala. Lampiran 2. Hasil Analisis Limbah Pabrik Industri Tempe LAMPIRAN Lampiran 1. Analisis Awal Contoh Tanah Inceptisol Kwala Bekala No Jenis Analisis Nilai Kriteria 1 ph (H20) 4,20 Masam 2 C-Organik () 1,33 Rendah 3 N-Total () 0,15 Sangat Rendah 4 P Bray II (ppm)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 16 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah pertumbuhan tinggi, diameter, berat kering dan NPA dari semai jabon pada media tailing dengan penambahan arang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Kopi Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi merupakan tanaman dengan perakaran tunggang yang mulai berproduksi sekitar berumur 2 tahun

Lebih terperinci

Lampiran 1. Flow chart penelitian

Lampiran 1. Flow chart penelitian 47 Lampiran 1. Flow chart penelitian Mulai Penentuan titik Pengamatan dilapangan Sampel tanah yang diambil memiliki penutup tanah berupa : - Kacang-kacangan (Mucuna Bracteata) - Paku harupat (Nephrolepis

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Pemberian Kotoran Kambing Terhadap Sifat Tanah. Tabel 4.1. Karakteristik Tanah Awal Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Pemberian Kotoran Kambing Terhadap Sifat Tanah. Tabel 4.1. Karakteristik Tanah Awal Penelitian IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Pemberian Kotoran Kambing Terhadap Sifat Tanah. Pemberian dosis kotoran kambing pada budidaya secara tumpang sari antara tanaman bawang daun dan wortel dapat memperbaiki

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi penelitian terlihat beragam, berikut diuraikan sifat kimia

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanah marginal merupakan tanah yang potensial untuk pertanian. Secara alami

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanah marginal merupakan tanah yang potensial untuk pertanian. Secara alami 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanah Ultisol dan Permasalahan Kesuburannya Tanah marginal merupakan tanah yang potensial untuk pertanian. Secara alami kesuburan tanah marginal tergolong rendah. Hal ini ditunjukan

Lebih terperinci

ANALISIS TANAH SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESUBURAN LAHAN BUDIDAYA PERTANIAN DI KOTA SEMARANG

ANALISIS TANAH SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESUBURAN LAHAN BUDIDAYA PERTANIAN DI KOTA SEMARANG ANALISIS TANAH SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESUBURAN LAHAN BUDIDAYA PERTANIAN DI KOTA SEMARANG Rossi Prabowo 1*,Renan Subantoro 1 1 Jurusan Agrobisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Wahid Hasyim Semarang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. menunjang pertumbuhan suatu jenis tanaman pada lingkungan dengan faktor

II. TINJAUAN PUSTAKA. menunjang pertumbuhan suatu jenis tanaman pada lingkungan dengan faktor II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesuburan Tanah Kesuburan tanah adalah kemampuan suatu tanah untuk menyediakan unsur hara, pada takaran dan kesetimbangan tertentu secara berkesinambung, untuk menunjang pertumbuhan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kelarutan P dari Fosfat Alam Rataan hasil pengukuran kadar P dari perlakuan FA dan pupuk N pada beberapa waktu inkubasi disajikan pada Tabel 1. Analisis ragamnya disajikan pada Lampiran

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Lahan Bekas Tambang Lahan bekas tambang pasir besi berada di sepanjang pantai selatan desa Ketawangrejo, Kabupaten Purworejo. Timbunan-timbunan pasir yang

Lebih terperinci

NERACA HARA PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO

NERACA HARA PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO NERACA HARA KEBUN KAKAO PRODUKSI = f (Tanaman, Tanah, Air, Cahaya) Tanaman = bahan tanam (klon, varietas, hibrida) Tanah = kesuburan tanah Air = ketersediaan air Cahaya = intensitas cahaya KOMPOSISI TANAH

Lebih terperinci

Lampiran 1. Biodata PeneUti dan Usulan Biaya. Biodata Peneliti. : Koko Baskoro Siahaan NIM : Tempat/Tangga/ laht : Medan/27 Mei 1984

Lampiran 1. Biodata PeneUti dan Usulan Biaya. Biodata Peneliti. : Koko Baskoro Siahaan NIM : Tempat/Tangga/ laht : Medan/27 Mei 1984 Lampiran 1. Biodata PeneUti dan Usulan Biaya Biodata Peneliti Nama : Koko Baskoro Siahaan NIM : 0311795 Fakultas/Jurusan : Pertanian/ Budidaya Pertanian Tempat/Tangga/ laht : Medan/27 Mei 1984 Jenis Kelamin

Lebih terperinci

PENGELOLAAN HARA UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS LAHAN SAWAH BUKAAN BARU DI HARAPAN MASA-TAPIN KALIMANTAN SELATAN

PENGELOLAAN HARA UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS LAHAN SAWAH BUKAAN BARU DI HARAPAN MASA-TAPIN KALIMANTAN SELATAN PENGELOLAAN HARA UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS LAHAN SAWAH BUKAAN BARU DI HARAPAN MASA-TAPIN KALIMANTAN SELATAN LR. Widowati dan S. Rochayati ABSTRAK Salah satu upaya pemenuhan pangan nasional adalah

Lebih terperinci

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,

Lebih terperinci