II. TINJAUAN PUSTAKA. berbeda terdiri dari planning, organizing, actuating, dan controlling yang dilakukan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "II. TINJAUAN PUSTAKA. berbeda terdiri dari planning, organizing, actuating, dan controlling yang dilakukan"

Transkripsi

1 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Terry, George R (1977) manajemen adalah suatu proses yang berbeda terdiri dari planning, organizing, actuating, dan controlling yang dilakukan untuk mencapi tujuan yang ditentukan dengan menggunakan manusia dan sumber daya lainnya. Dengan kata lain, berbagai jenis kegiatan yang berbeda itulah yang membentuk manajem sebagai suatu proses yang tidak dapat dipisah-pisahkan dan sangat erat hubungannya. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanafaatan sumbersumber lainya secara efektif dan efesien untuk mencapai tujuan tertentu (Hasibuan, 2002). Pengertian praktis, kata manajemen dapat berarti kolektivitas orang-orang yang melakukan pengaturan. Dalam hal ini, manajemen sama dengan suatu badan, lembaga atau organisasi di mana pemimpinnya disebut sebagai manajer. 2.2 Manajemen Mutu Terpadu (TQM) Menurut Feigenbaum (1950) harus hadir pada seluruh tahap siklus industri. Pengendalian harus dimulai dari identifikasi persyaratan mutu pelanggan dan berakhir hanya apabila produk telah digantikan oleh pelanggan dan berakhir hanya apabila produk telah digantikan oleh pelanggan yang telah puas. Total Quality Management atau disingkat dengan TQM adalah suatu sistem manajemen kualitas yang berfokus pada Pelanggan (customer focused) dengan 9

2 10 melibatkan semua level karyawan dalam melakukan peningkatan atau perbaikan yang berkesinambungan atau secara terus-menerus (Tjiptono, 2001). Manajemen Mutu Terpadu (TQM) menekankan komitmen pada manajemen untuk memiliki keinginan yang berkesinambungan bagi perusahaan untuk mencapai kesempurnaan di segala aspek barang dan jasa yang penting bagi konsumen (Dale, 2003). Menurut British and International Standars membagi evolusi TQM menjadi empat tahapan (Dale, 2003), yaitu sebagai berikut. a. Inspeksi (inspection): evaluasi konfirmasi melalui observasi dan penilaian atas hasil pengukuran, pengujian, atau pendugaan. b. Pengendalian kualitas (quality control): bagian dari manajemen kualitas yang terfokus pada pemenuhan standart kualitas. c. Jaminan kualitas (quality assurance): bagian dari manajemen kualitas yang terfokus pada penyajian kepercayaan bahwa tolok ukur kualitas akan selalu terpenuhi. d. Manajemen mutu terpadu (total quality management): melibatkan aplikasi prinsip-prinsip manajemen kualitas pada semua aspek. 2.3 Pentingnya Mutu bagi Perusahaan Menurut (Dorothea, 1999 dalam Fitriani 2007), pentingnya mutu bagi suatu perusahaan adalah sebagai berikut.

3 11 1. Reputasi perusahaan Perusahaan yang telah menghasilkan suatu produk atau jasa yang bermutu akan mendapat predikat sebagai organisasi yang mengutamakan mutu. Oleh karena itu, perusahaan tersebut dikenal oleh masyarakat dan dipercaya masyarakat. 2. Peningkatan pangsa pasar Pangsa pasar akan meningkat bila minimasi biaya tecapai, sehingga harga dapat ditekan walau mutu tetap menjadi yang utama. Hal ini yang mendorong konsumen untuk terus membeli produk atau jasa tersebut sehingga pangsa pasar meningkat. 3. Penampilan produk atau jasa Mutu akan membuat produk atau jasa dikenal, hal ini akan membuat perusahaan dikenal, dipercaya dan lebih dihargai oleh masyarakat. Hal ini, menimbulkan fantisme tertentu dari para konsumen terhadap produk apapun yang ditawarkan oleh perusahaan. 4. Mutu yang dirasakan Total quality meruapakn suatu pendekatan untuk melaksanakan bisnis yang berusaha memaksimumkan persaingan organisasi melalui perbaikan secara menyeluruh dalam mutu produk, pelayanan, orang, proses, dan lingkungan.

4 Pengertian Kualitas Pelanggan mendefinisikan kualitas dengan berbagai cara. Kualitas didefinisikan sebagai memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Menurut Goetsch dan Davis, (1994 dalam Tjiptono, 2001) mendefinisikan kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Memahami makna kualitas, dapat dilihat dari perspektif produsen dan konsumen. Dalam pikiran pelanggan, kualitas mempunyai banyak dimensi dan mungkin diterapkan dalam satu waktu. Pelanggan melihat kualitas dari dimensi, ada lima dimensi mutu produk menurut (Dorothea, 1999 dalam Fitriani 2007) seperti berikut. 1. Bentuk (form), meliputi ukuran, bentuk, atau struktur fisik produk. 2. Kualitas kinerja (performance quality), adalah tingkat dimana karakteristik utama produk beroperasi. 3. Kesan kualitas (perceived quality) merupakan hasil dari penggunaan pengukuran yang dilaksanakan secara tidak langsung karena terdapat kemungkinan bahwa konsumen tidak mengerti atau kekurangan informasi atas produk yang bersangkutan. 4. Gaya (style), menggambarkan penampilan dan rasa produk kepada pembeli. 5. Desain (design), merupakan totalitas fitur yang mempengaruhi tampilan, rasa, dan fungsi produk berdasarkan kebutuhan pelanggan.

5 Pengawasan Mutu (Quality Control) Menurut Assauri (2004) mengemukakan bahwa: Pengawasan mutu atau kualitas adalah kegagalan untuk memastikan apakah kebijaksanaan dalam hal mutu (standar) dapat tercermin dalam hasil akhir. Dengan kata lain pengawasan mutu merupakan usaha untuk mempertahankan mutu/kualitas dari barang yang dihasilkan, agar sesuai dengan spesifikasi produksi produk yang telah ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan pimpinan perusahaan. Selain itu, beberapa pengertian pengawasan mutu (quality control) menurut Gultom (2011) yang berkembang di Indonesia adalah sebagai berikut. 1. Pengawasan mutu (quality control) adalah keseluruhan rangkaian kegiatan yang terpadu secara efektif dan dapat digunakan untuk mengembangkan, melestarikan, dan meningkatkan kualitas dari berbagai usaha (berupa produk maupun jasa) seekonomis mungkin dan sekaligus memenuhi kepuasan. (Dewan Produktivitas Nasional, 1985). 2. Pengawasan mutu (quality control) adalah sistem manajemen yang mengikutsertakan seluruh jajaran pekerja di semua tingkatan, dengan menerapkan konsepsi pengendalian mutu dan metode statistik, untuk mendapatkan kepuasan pelanggan maupun karyawan (Astra TQC, 1984). 3. Pengawasan mutu (quality control) adalah suatu sistem manajemen yang mengikutsertakan seluruh pimpinan dan karyawan dari semua tingkat jabatan secara musyawarah untuk meningkatkan mutu serta produktivitas kerja dan

6 14 memberikan kepuasan kepada pelanggan maupun karyawan. (Pusat Produktivitas Nasional, 1985) Tujuan Pengawasan Mutu Menurut Assauri (2004) mengemukakan tujuan dilaksanakannya pengendalian kualitas (mutu), adalah sebagai berikut. 1. Agar barang hasil produksi mencapai standar mutu yang telah ditetapkan 2. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat ditekan menjadi sekecil mungkin 3. Mengusahakan agar biaya desain dari produk dan proses menjadi lebih rendah 4. Mengusahakan agar biaya produksi menjadi serendah mungkin Dari tujuan-tujuan yang diungkapkan di atas dapat diketahui bahwa pengendalian mutu, tidak hanya untuk menjaga dan meningkatkan mutu dari produk yang dihasilkan saja, tetapi juga untuk menjaga dan meningkatkan mutu kinerja perusahaan termasuk proses produksi agar sesuai standar perusahaan. Tujuan pengawasan mutu menurut Prawirosentono, (1999 dalam Indrawati, 2013) adalah agar produk akhir mempunyai spesifikasi dengan standar mutu yang telah ditetapkan dan agar biaya desain produk, biaya inspeksi, dan biaya produksi dapat berjalan secara efisien Sistem Pengawasan Mutu Menurut Reksohadiprodjo, (1986 dalam Widiastuti 2003) pengawasan mutu merupakan alat bagi manajemen untuk memperbaiki kualitas produk bila diperlukan,

7 15 mempertahankan kualitas yang sudah tinggi dan mengurangi jumlah bahan yang rusak. Sedangkan Assauri (2004), memberikan pengertian pengawasan mutu adalah kegiatan untuk memastikan apakah kebijaksanaan dalam hal mutu (standar) dapat tercermin dalam hasil akhir. Sistem pengawasan mutu secara garis besar dapat dikelompokkan ke dalam dua tingkatan sebagai berikut. 1. Pengawasan selama proses pengolahan (proses). Pengawasan yang termasuk selama proses pengolahan meliputi bahan-bahan yang akan digunakan untuk proses, waktu, penggunaan peralatan produksi, bentuk dan kualitas. 2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. Pengawasan ini perlu dilakukan agar produk yang rusak tidak keluar dari pabrik sampai ke konsumen. 2.6 Statistika Pengawasan Mutu (Statistical Quality Control) Statistika pengawasan mutu adalah metode yang dikembangkan untuk menjaga standar mutu yang seragam dan mutu produk pada tingkat biaya minimum dan merupakan usaha untuk mencapai efisiensi perusahaan. Penggunaan pengawasan mutu secara statistika adalah untuk mengawasi proses selama produk-produk sedang dibuat sekaligus mengawasi kualitas produk yang sedang dibuat sehingga dapat mengurangi kerugian-kerugian akibat produk rusak (Handoko, 1984 dalam Widiastuti, 2003).

8 16 Menurut (Gasperz, 1992 dalam Widiastuti, 2003) ada tujuh metode statistic untuk pengawasan mutu, yaitu sebagai berikut. 1. Lembar periksa, yaitu suatu alat sederhana yang digunakan untuk mengumpulkan data serta memudahkan dalam analisis selanjutnya. 2. Histogram, yaitu bentuk grafik batang yang digunakan sebagai alat sederhana untuk mengetahui distribusi data yang dikumpulkan. 3. Diagram Pareto, yang digunakan untuk menentukan persoalan yang ada serta dapat menentukan persoalan mana yang terpenting untuk ditangani terlebih dahulu. 4. Diagram sebab-akibat, yaitu yang digunakan untuk menemukan penyebab timbulnya persoalan serta apa akibatnya. 5. Pengelompokan, yang dimaksudkan untuk mengelompokkan objek permasalahan dimana hal-hal yang serupa dapat dikelompokkan menjadi satu, sehingga arah pemecahan menjadi jelas dan lebih mudah. 6. Diagram pencar, digunakan untuk melihat bentuk hubungan dari data variable yang diamati, sekaligus dapat digunakan untuk membangun suatu fungsi yang sesuai untuk memperoleh pemecahan yang akurat. 7. Peta kontrol (Control Chart), digunakan untuk mencapai suatu proses dalam keadaan terkendali dan memantau proses secara terus-menerus. Peta control yang sering digunakan adalah peta kontrol model Andrew Shewart yang pada dasarnya memiliki.

9 17 a. Garis tengah (Central Line), yang dinotasikan sebagai CL adalah nilai baku yang akan menjadi pangkal perhitungan terjadinya penyimpangan hasil pengamatan pada setiap sampel. b. Batas kontrol atas (Upper Control Limits) yang dinotasikan sebagai UCL adalah batas penyimpangan paling tinggi dari nilai baku. c. Batas kontrol bawah (Lower Control Limits) yang dinotasikan sebagai LCL adalah batas penyimpangan terendah yang masih ada dalam batas-batas pengendalian. 2.7 Biaya-biaya yang berhubungan dengan mutu Upaya agar produk yang dihasilkan sesuai dengan keinginan konsumen maka perusahaan memerlukan sejumlah biaya dalam melakukan pengawsan kualitas, biaya tersebut merupakan biaya kualitas yang nantinya akan mempengaruhi biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan. Menurut Lesley Munro Faure dan Munro Faure, (1999 dalam Prianggawan, 2008), biaya-biaya kualitas sangat penting untuk diperhitungkan dengan alasan sebagai berikut. a. Biaya-biaya tersebut sering kali berjumlah sangat besar. b. Besarnya biaya-biaya tersebut terjadi tidak diketahui oleh kebanyakan bisnis. c. Sebagian besar biaya dikaitkan dengan kegagalan dan kegiatan penilaian. d. Penghematan biaya kualitas akan mempunyai dampak yang penting dan positif terhadap hasil-hasil garis bawah (bottom line).

10 18 Sedangkan menurut Gitosudarmo, (1998 dalam Prianggawan, 2008) menyatakan dalam pelaksanaan kegiatan pengawasan kualitas setiap perusahaan akan selalu berusaha untuk menekan jumlah kerusakan produk sampai ke titik yang paling kecil atau bila mungkin sampai ke titik nol. Dalam melaksanakan kegiatan pengawasan mutu akan menimbulkan biaya-biaya yang terdiri atas. 1. Biaya Pengawasan Mutu (Quality Control Cost) Biaya pengawasan kualitas adalah biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dalam melaksanakan kegiatan pengawasan kualitas dalam satu periode yang akan dipengaruhi oleh besarnya tingkat biaya serta jumlah produk yang di tes. Biaya pengawasan kualitas yang termasuk biaya-biaya ini antara lain sebagai berikut. a. Biaya bahan-bahan yang di pakai untuk melakukan tes kualitas terhadap produk yang dihasilkan. b. Biaya penyusutan atau depresiasi alat-alat yang diperlukan untuk mengetes produk yang dihasilkan. c. Biaya atas pengurangan nilai barang atau produk yang dihasilkan. 2. Biaya Jaminan Kualitas (Quaity Assurance Cost) Biaya jaminan mutu adalah biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk menanggung beban kerugian akibat rusaknya produk yang dihasilkan. Besar kecilnya biaya jaminan kualitas yang harus ditanggung oleh perusahaan tergantung pada jumlah produk yang rusak serta besarnya biaya jaminan kualitas bagi setiap unit produk tersebut.

11 19 Biaya-biaya yang termasuk dalam golongan ini adalah sebagai berikut. a. Biaya penggantian atas produk yang rusak. b. Biaya reparasi atau perbaikan. c. Biaya penggantian spare part. d. Biaya atas ditanggungnya risiko berkurangnya volume penjualan sebagai akibat dari banyaknya barang yang rusak atau cacat yang dibeli oleh konsumen. 3. Total Biaya Kualitas (Total Quality Cost) Total biaya kualitas (TQC) adalah biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan dimana besarnya merupakan penjumlahan dari biaya pengawasan kualitas (QCC) dengan biaya jaminan kualitas (QAC). Jika digambarkan dengan menggunakan grafik maka hubungan ketiga biaya tersebut terlihat pada Gambar 2.1

12 20 Biaya (Rp) C 1 TQC (Total biaya atas kualitas) C 2 QAC (Biaya jaminan kualitas) C * min QCC (Biaya pengawasan kualitas) 0 q1 q* q 2 Jumlah produk yang cacat (unit) Keterangan : Gambar 2.1 Grafik Total Atas Kualitas Sumber: (Gitosudarmo, 1998 dalam Prianggawan, 2008) TQC = Total biaya atas kualitas QCC = Total biaya pengawasan kualitas QAC = Total biaya jaminan kualitas q* = Jumlah produk rusak optimum C* = Total biaya kualitas (rusak optimum) Gambar 2.1 menjelaskan bahwa grafik total biaya kualitas (TQC) memiliki titik rendah yaitu pada saat jumlah kerusakan produk optimal sebesar q* maka total biaya kualitasnya terendah yaitu sebesar C*. Apabila itensitas pengawasan kualitas dilakukan semakin ketat maka jumlah produk yang rusak akan semakin kecil menjadi sebesar q 1, hal ini mengakibatkan semakin besar total biaya yang dikeluarkan yaitu sebesar C 1 dan biaya jaminan akan kualitas akan semakin kecil. Sebaliknya apabila

13 21 pengawasan kualitas dilakukan terlalu longgar maka jumlah produk yang rusak akan semakin meningkat sebesar q 2, hal ini mengakibatkan biaya jaminan kualitas akan naik dan total biaya kualitas juga akan meningkat menjadi sebesar C 2. Titik terendah dari total biaya kualitas akan mencapai pada saat perpotongan garis-garis biaya pengawasan kualitas dengan biaya jaminan kualitas. Pada perpotongan tersebut juga akan dilihat jumlah kerusakan produk optimum yaitu sebesar q*. 2.8 Penelitian Terdahulu Penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh beberapa penulis mengenai pengawasan mutu atau pengendalian sebelumnya, dapat dikemukakan sebagai berikut. 1. Ari Widiastuti (2003) meneliti mengenai pengendalian mutu ikan tuna ekspor PT. (PERSERO) perikanan samudra besar cabang Benoa, Bali. Berdasarkan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa usaha tersebut sudah melaksanakan pengawasan produk sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh perusahaan. Pengendalian mutu yang dilaksanakan pada periode Januari s.d Desember 2004 menunjukkan bahwa semua produk yang dihasilkan berada dalam pengendalian, dengan batas kontrol (CL) = , batas control atas (UCL) = , batas control bawah (LCL) = serta kemampuan proses menghasilkan produk cacat sebesar 0,3%. Dan biaya pengawasan mutu (QCC) sebesar Rp ,00, biaya jaminan mutu (QAC) sebesar Rp

14 ,00, dan total biaya atas mutu (TQC) sebesar Rp ,00. Pada biaya tersebut mampu menekan jumlah kerusakan produk sebesar 2263 botol. 2. Made Agus Prianggawan (2008) meneliti mengenai pengawasan mutu produksi indico red wine pada PT. Prasida Lanturmaju. Berdasarkan hasil penelitiannya menunjukkan pelaksanaan pengawasan mutu yang dilaksanakan pada periode Januari s.d Desember 2007 sudah sesuai dengan standar perusahaan. Jumlah kerusakan yang terjadi sebesar 265 liter dengan total biaya pengawasan mutu sebesar Rp ,74 dan pada kerusakan optimum sebesar 692,8 liter dengan total biaya pengawasan yang dikeluarkan sebesar Rp ,3. Dan biaya yang dapat diefisienkan sebesar Rp , Sri Yulianti Fitriani (2007) meneliti mengenai pengawasan mutu produk kecap produksi PT. Korma Jaya Utama, Jakarta Selatan. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa biaya pengawasan mutu yang dikeluarkan oleh perusahaan selama periode Januari s.d Desember tahun 2006, yaitu untuk biaya pengawasan mutu (QCC) sebesar Rp ,76 dengan biaya jaminan mutu (QAC) sebesar Rp sehingga total biaya pengawasan mutu yang dikeluarkan yaitu sebesar Rp ,8. Metode analisis yang digunakan yaitu biaya intensitas pengawasan mutu produk. 4. Yuniar Astuti Hutapea (2010) meneliti mengenai pengawasan mutu produk kelapa di CV Cahaya Bali, Denpasar. Hasil penelitian menunjukkan

15 23 pengawasan mutu yang dilakukan oleh perusahaan belum efisien karena biaya jaminan mutu rill yang dikeluarkan lebih besar jika dibandingkan dengan biaya pengawasan mutu optimum. Besarnya kerusakan optimum yang terjadi sebesar ,38 kg atau 6,96% dari total produksi, dimana biaya pengawsan mutu yang dikeluarkan pada saat kondisi kerusakan optimum terjadi yaitu sebesar Rp ,84 serta biaya jaminan mutu sebesar Rp ,84 dan total biaya optimum atas mutu sebesar Rp ,84. Metode analisis yang digunakan yaitu peta control dan biaya mutu. Pada beberapa penelitian di atas, terdapat persamaan maupun perbedaan dengan penelitian ini. Dimana persamaan penelitian ini dengan penelitan terdahulu yaitu dengan metode analisis yang sama yaitu dengan menggunakan menggunakan peta kontorl (control chart), dan dengan menggunakan biaya pengawasan mutu. Sedangkan perbedaan penelitian terdahulu dengan ini, yaitu terletak pada obyek yang diteliti dan lokasi penelitian. 2.9 Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran merupakan suatu kegiatan untuk mencari jawaban dari masalah penelitian, yang dirumuskan secara teoritis yang masih perlu dikaji kebenarannya di lapangan (Gorda, 1997 dalam Prianggawan, 2008). Sekarang ini tujuan utama dari setiap perusahaan adalah menghasilkan produk yang sesuai dengan keinginan pelanggan. Hal ini dilakukan sebagai suatu upaya

16 24 meningkatkan kepuasan pelanggan. Oleh karena itu kegiatan operasional perusahaan harus sesuai dengan keinginan pelanggan atau prosedur yang telah dibuat, agar peningkatan kepuasan pelanggan serta keberlanjutan usaha perusahaan dapat tercapai. Pada kerangka pemikiran ini akan dapat diketahui salah satu usaha yang dilakukan perusahaan agar produk ini dapat bersaing di pasaran dan kualitas produk yang dihasilkan sesuai dengan standar yaitu dengan melakukan pengawasan kualitas produksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses produksi, sistem pengawasan mutu, serta biaya-biaya pengawasan mutu dan biaya optimum yang dikeluarkan oleh perusahaan. Peningkatan tingginya kerusakan produk pada UD Kangen Water mengakibatkan perlu dilakukannya pengawasan mutu pada produk untuk mencegah atau mengurangi tingkat kerusakan produk yang sudah berjalan. Maka untuk memberikan solusi, perlu dilakukan pengamatan pada proses produksi dan pengendalian saat proses produksi serta biaya-biaya pengawasan yang dikeluarkan dengan menggunakan metode analisis kuantitatif dan kualitatif. Analisis kulitatif pada kerangka pemikiran ini menekankan pada kegiatan deskriptif, atau dengan mengamati dan menceritakan mengenai proses produksi yang dilakukan oleh UD Kangen Water. Kegiatan proses produksi yang dilakukan yaitu kegiatan mulai dari awal hingga tahap akhir kegiatan produksi. Kemudian dibuat kesimpulan yang efektif, dan efisien sesuai dengan tujuan penelitian. Sedangkan, analisis kuantitatif menekankan pada sistem pengawasan mutu yang dilakukan perusahaan. Menggunakan metode Statistical Quality Control

17 25 menggunakan perhitungan peta kontrol. Perhitungan menggunakan peta kontrol yaitu untuk mencari batas toleransi kerusakan berada pada batas toleransi kerusakan atau tidak. Sehingga pemilik usaha dapat mempertimbangkan kembali dan dapat melakukan beberapa upaya pengendalian yang akan dilakukan. Analisis biaya pengawasan yang terdiri dari biaya mutu, biaya jaminan mutu, dan biaya pengawasan mutu dimaksudkan untuk membuktikan bahwa semakin ketat pengawasan mutu maka semakin besar biaya pengawasan yang harus dikeluarkan dan jumlah produk yang rusak menjadi semakin kecil, sehingga biaya jaminan mutu akan semakin kecil. Sebaliknya, saat pengawasan mutu semakin longgar maka biaya yang dikeluarkan dalam melakukan pengawasan mutu akan semakin kecil dan jumlah produk yang rusak semakin bertambah, serta biaya jaminan mutu yang harus ditanggung oleh perusahaan akan semakin bertambah. Tercapainya pemecahan masalah salah satu caranya yaitu dengan menerapkan suatu sistem pengendalian kualitas yang baik untuk menjamin agar semua proses berjalan sesuai dengan keinginan pelanggan atau prosedur yang telah dibuat. Oleh karena itu, sistem pengendalian kualitas yang hendak diterapkan oleh UD Kangen Water harus selalu berorientasi pada konsumen dan selalu melakukan perbaikan secara terus menerus agar kepuasan konsumen tersebut senantiasa selalu meningkat. Kerangka pemikiran pengawasan kualitas pada UD Kangen Water di Kelurahan Lukluk, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung dapat dilihat pada Gambar 2.2

18 26 Adapun kerangka pemikiran dalam bentuk Gambar 2.2 UD Kangen Water di Kelurahan Lukluk, Kabupaten Badung Peningkatan Kerusakan Produk Pengawasan Mutu Produk Proses Produksi Pengendalian Metode Analisis Data Analisis Deskriptif Kualitatif Analisis Deskriptif Kuantitatif Proses Produksi Sistem Pengawasan Analisis Biaya Pengawasan Peta Kontrol Biaya Mutu Biaya Jaminan Mutu Jmlh. Kerusakan Optimum Simpulan Rekomendasi Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Manajemen Pengawasan Mutu Produk pada UD Kangen Water

Manajemen Pengawasan Mutu Produk PadaUD Kangen Water di Kelurahan Lukluk, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung

Manajemen Pengawasan Mutu Produk PadaUD Kangen Water di Kelurahan Lukluk, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung Manajemen Pengawasan Mutu Produk PadaUD Kangen Water di Kelurahan Lukluk, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung NI MADE DWIYANI CITA ARSANI, I KETUT SUAMBA,IDA AYU LISTIA DEWI Program Studi Agribisnis, Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Kualitas merupakan aspek yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena kualitas merupakan aspek utama yang diperhatikan oleh para konsumen dalam memenuhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kualitas 2.1.1. Definisi Kualitas Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam blog yang ditulis oleh Rosianasfar (2013), kualitas berarti tingkat baik buruknya sesuatu, derajat

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Kualitas Berdasarkan perspektif TQM (Total Quality Management), kualitas dipandang secara lebih komprehensif atau Holistik, dimana bukan hanya aspek hasil saja yang ditekankan,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam perusahaan pabrik, istilah mutu diartikan sebagai faktor-faktor yang terdapat

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam perusahaan pabrik, istilah mutu diartikan sebagai faktor-faktor yang terdapat II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mutu Pengertian mutu dapat berbeda-beda tergantung pada rangkaian perkataan atau kalimat dimana istilah mutu ini dipakai, dan orang yang mempergunakannya. Dalam perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari

Lebih terperinci

SEJARAH PERKEMBANGAN KUALITAS. Nur Hadi Wijaya, STP, MM

SEJARAH PERKEMBANGAN KUALITAS. Nur Hadi Wijaya, STP, MM SEJARAH PERKEMBANGAN Nur Hadi Wijaya, STP, MM 1. Sejarah awalnya masih dianggap tidak penting Sistem subsisten (produksi untuk memenuhi kebutuhan sendiri) Sistem Barter (tidak dalam kondisi menawar) hanya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Untuk mengelola suatu perusahaan atau organisasi selalu dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut dapat tercapai.

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang memproduksi kemeja pria dewasa dengan harga Rp. 41.000 Rp. 42.500 perkemeja.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Statistic Quality Control (SQC) Statistik merupakan teknik pengambilan keputusan tentang suatu proses atau populasi berdasarkan pada suatu analisa informasi yang terkandung di

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN KUALITAS Kualitas merupakan faktor dasar yang mempengaruhi pilihan konsumen untuk berbagai jenis produk dan jasa yang berkembang pesat dewasa ini. Kualitas secara langsung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lebih tinggi lagi penggunaannya (Kartasapoetra, 2000). Peningkatan nilai guna suatu

I. PENDAHULUAN. lebih tinggi lagi penggunaannya (Kartasapoetra, 2000). Peningkatan nilai guna suatu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri merupakan kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi lagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia industry manufaktur maupun jasa semakin ketat

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia industry manufaktur maupun jasa semakin ketat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia industry manufaktur maupun jasa semakin ketat dengan memasuki era globalisasi, karena persaingan bukan hanya dengan perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pasar nasional negara lain. Dalam menjaga konsistensinya perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pasar nasional negara lain. Dalam menjaga konsistensinya perusahaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Banyaknya perusahaan di era globalisasi memicu keberadaan produk lokal dan nasional tidak akan luput dari tuntutan persaingan, selain itu juga mempunyai peluang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat semakin ketat meskipun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat semakin ketat meskipun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat semakin ketat meskipun berada dalam kondisi perekonomian yang cenderung tidak stabil. Hal tersebut memberikan dampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis yang semakin meningkat secara ketat berdampak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis yang semakin meningkat secara ketat berdampak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis yang semakin meningkat secara ketat berdampak terhadap persaingan bisnis yang semakin tinggi dan tajam baik di pasar domestik maupun pasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada era globalisasi ini semakin marak bemunculan perusahaan-perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada era globalisasi ini semakin marak bemunculan perusahaan-perusahaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Operasi Pada era globalisasi ini semakin marak bemunculan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur maupun jasa. Perusahaan tersebut melakukan aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Kondisi perusahaan-perusahaan di Indonesia saat ini dihadapkan pada persaingan yang sangat ketat. Hal ini dikarenakan banyaknya perusahaanperusahaan baru bermunculan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Riset Operasi 2.1.1 Pengertian Riset Operasi Menurut Mulyono, riset adalah proses untuk mencari kebenaran suatu masalah atau hipotesa, sedangkan operasi didefinisikan sebagai penerapan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Sejarah Pengendalian Kualitas Pada tahun 1924, W.A. Shewart dari Bell Telephone Laboratories mengembangkan diagram atau grafik statistik untuk mengendalikan

Lebih terperinci

Pengawasan Mutu Beras pada Perusahaan Umum BULOG Divisi Regional Bali

Pengawasan Mutu Beras pada Perusahaan Umum BULOG Divisi Regional Bali Pengawasan Mutu Beras pada Perusahaan Umum BULOG Divisi Regional Bali PUTU RAKA MAHENDRA, RATNA KOMALA DEWI, I KETUT SUAMBA Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Jl. PB. Sudirman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Zaman sekarang ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Zaman sekarang ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Zaman sekarang ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha dan cara-cara yang dikembangkan untuk mencapai tujuan, sasaran oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1 PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era saat ini, perekonomian adalah salah satu sektor pembangunan yang penting dan harus benar-benar diperhatikan dalam suatu negara. Apalagi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI Kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers) (Gasperz, 2006). Pengendalian kualitas secara statistik dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan ketat antar industri khususnya industri rumahan atau home industry.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan ketat antar industri khususnya industri rumahan atau home industry. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi ini telah membawa banyak dampak ke semua negara, termasuk Indonesia khususnya karena banyak sekali industri baik yang berskala besar maupun

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Globalisasi dan kemudahan untuk mengakses informasi dari seluruh dunia, membawa perubahan yang sangat besar dalam kehidupan manusia. Perubahan itu juga Mempengaruhi dunia

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN PENDEKATAN MODEL SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) (APLIKASI MODEL PADA PERUSAHAAN FURNITURE)

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN PENDEKATAN MODEL SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) (APLIKASI MODEL PADA PERUSAHAAN FURNITURE) PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN PENDEKATAN MODEL SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) (APLIKASI MODEL PADA PERUSAHAAN FURNITURE) Sutrisn Badri, Rmadhn Prgram Studi Manajemen Fakultas Eknmi-Universitas

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN: Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Analisis Pengendalian Kualitas dengan Menggunakan Metode Statistical Quality Control (SQC) Produk Kue Astor untuk Meminimumkan Produk Rusak Pada PT. Prima Jaya A.M.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan masalah Bagaimana cara pengendalian kualitas proses statistik pada data variabel.

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan masalah Bagaimana cara pengendalian kualitas proses statistik pada data variabel. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengendalian Kualitas Statistik (Statistical Quality Control) secara garis besar digolongkan menjadi dua, yakni pengendalian proses statistik (statistical process control)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2009, hlm.38), menyatakan bahwa objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai

Lebih terperinci

Pengawasan Mutu Olahan Kacang Mete pada PT East Indo Fair Trading, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali

Pengawasan Mutu Olahan Kacang Mete pada PT East Indo Fair Trading, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali Pengawasan Mutu Olahan Kacang Mete pada PT East Indo Fair Trading, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali A. A. A. ISTRI PRIYATNA WULANDARI, RATNA KOMALA DEWI, KETUT RANTAU Program Studi Agribisnis, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini banyak perusahaan yang bergerak dalam bisnis produk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini banyak perusahaan yang bergerak dalam bisnis produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini banyak perusahaan yang bergerak dalam bisnis produk maupun jasa berlomba-lomba meningkatkan kualitas produk maupun pelayanannya, agar dapat memberikan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Kerangka Pemikiran 6

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Kerangka Pemikiran 6 ABSTRAK PT Dhaya Tuhumitra adalah perusahaan penghasil sepatu sandal wanita dengan orientasi pasar ekspor sehingga harus dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas produknya agar dapat memenangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Daya saing dalam era globalisasi pada perusahaan dan industri yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Daya saing dalam era globalisasi pada perusahaan dan industri yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daya saing dalam era globalisasi pada perusahaan dan industri yang semakin maju, industri konveksi pun semakin berkembang pesat mengikuti irama pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dewasa ini tuntutan pelanggan terhadap kualitas produk semakin meningkat, sehingga perusahaan perlu memperhatikan kualitas produk yang dihasilkannya agar mampu bersaing di pasar dan mempertahankan

Lebih terperinci

BAB III METODE CONTROL CHART. sebagai metode grafik yang di gunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses

BAB III METODE CONTROL CHART. sebagai metode grafik yang di gunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses BAB III METODE CONTROL CHART 3.1 Control Chart Peta kendali atau Control Chart merupakan suatu teknik yang dikenal sebagai metode grafik yang di gunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses berada dalam

Lebih terperinci

DEFINISI & FUNGSI KUALITAS. Nur Hadi Wijaya, STP, MM

DEFINISI & FUNGSI KUALITAS. Nur Hadi Wijaya, STP, MM DEFINISI & FUNGSI KUALITAS Nur Hadi Wijaya, STP, MM LATAR BELAKANG Asumsi : 12 juta penduduk merupakan pasar potensial untuk barang dan jasa yang memiliki nilai tambah, Ada tiga hal mendasar yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan Sanggar Pusaka

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan Sanggar Pusaka BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian. Penelitian ini akan dilakukan pada proses bahan baku, proses produksi, dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan

Lebih terperinci

MANAJEMEN OPERASIONAL M. KURNIAWAN. DP BAB 3 MANAJEMEN KUALITAS

MANAJEMEN OPERASIONAL M. KURNIAWAN. DP BAB 3 MANAJEMEN KUALITAS MANAJEMEN OPERASIONAL M. KURNIAWAN. DP BAB 3 MANAJEMEN KUALITAS DEFINISI KUALITAS Fitur dan karakteristik produk yang mempengaruhi kepuasan pelanggan, cocok untuk digunakan Pengguna: Apa kata pelanggan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Kualitas Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita mendengar orang membicarakan masalah kualitas, misalnya: mengenai kualitas sebagian besar produk buatan luar negeri

Lebih terperinci

EVALUASI PENGAWASAN KUALITAS PRODUK KAYU LAPIS PADA CV CIPTA USAHA MANDIRI JURNAL PENELITIAN

EVALUASI PENGAWASAN KUALITAS PRODUK KAYU LAPIS PADA CV CIPTA USAHA MANDIRI JURNAL PENELITIAN EVALUASI PENGAWASAN KUALITAS PRODUK KAYU LAPIS PADA CV CIPTA USAHA MANDIRI JURNAL PENELITIAN Ditulis Oleh : Nama : Dhika Nur Rofiq Nomor Mahasiswa : 10311014 Jurusan Bidang Konsentrasi : Manajemen : Operasional

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. PENGERTIAN PENGENDALIAN KUALITAS 2.1.1 Pengertian Pengendalian Kegiatan pengendalian dilaksanakan dengan cara memonitor keluaran (output), membandingkan dengan standart - standart,

Lebih terperinci

STATISTICAL PROCESS CONTROL

STATISTICAL PROCESS CONTROL STATISTICAL PROCESS CONTROL Sejarah Statistical Process Control Sebelum tahun 1900-an, industri AS umumnya memiliki karakteristik dengan banyaknya toko kecil menghasilkan produk-produk sederhana, seperti

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Dalam mengelolah suatu perusahaan atau organisasi dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi dapat tercapai. Manajemen

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN ABSTRAK Pengendalian kualitas adalah suatu proses yang ditujukan untuk mempertahankan standar kualitas produk yang dijanjikan oleh perusahaan kepada konsumen serta untuk membantu mempertahankan kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas produk merupakan faktor penting yang mempengaruhi tingkat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas produk merupakan faktor penting yang mempengaruhi tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualitas produk merupakan faktor penting yang mempengaruhi tingkat perkembangan dan kemajuan suatu perusahaan. Perusahaan yang beroperasi tanpa memperhatikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan yang memuat berbagai cara kerja di dalam melaksanakan penelitian dari awal hingga akhir. Metode penelitian juga merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa pakar, di antaranya adalah Menurut stevenson (2014:4) manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa pakar, di antaranya adalah Menurut stevenson (2014:4) manajemen BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Operasi 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Sehubungan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengambilan data yang dilakukan penulis menggunakan data primer dan sekunder yang didapatkan pada Lini 2 bagian produksi Consumer Pack, yang

Lebih terperinci

ABSTRAK ABSTRAK. Kata Kunci : Pengendalian Kualitas, Peta kendali P, Histogram, Pareto, diagram sebab- akibat. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK ABSTRAK. Kata Kunci : Pengendalian Kualitas, Peta kendali P, Histogram, Pareto, diagram sebab- akibat. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK ABSTRAK PD Jaya Sentosa adalah perusahaan manufaktur yang harus berjuang untuk mempertahankan produknya laku dipasaran. Upaya yang dilakukan selama ini adalah dengan mempertahankan kualitas produk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 35 A. Metode Dasar Penelitian III. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode dasar analisis deskriptif analitis. Metode ini berkaitan dengan pengumpulan data yang berguna untuk memberikan gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan dengan menggunakan teori-teori yang relevan sebagai dasar analisis, penulis menarik kesimpulan

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati

Pengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati 1 Pengendalian Kualitas Statistik Lely Riawati 2 SQC DAN SPC SPC dan SQC bagian penting dari TQM (Total Quality Management) Ada beberapa pendapat : SPC merupakan bagian dari SQC Mayelett (1994) cakupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di zaman seperti sekarang ini dengan kemajuan industri yang didukung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di zaman seperti sekarang ini dengan kemajuan industri yang didukung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman seperti sekarang ini dengan kemajuan industri yang didukung dengan perkembangan teknologi yang pesat telah memberikan dampak terhadap persaingan industri pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Sampel Penelitian Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan suatu prosedur tertentu dan diharapkan dapat mewakili suatu populasi

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN Seminar Nasional IENACO 204 ISSN 2337-4349 PENGENDALIAN KUALITAS PADA MESIN INJEKSI PLASTIK DENGAN METODE PETA KENDALI PETA P DI DIVISI TOSSA WORKSHOP Much. Djunaidi *, Rachmad Adi Nugroho 2,2 Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah kegiatan usaha peranan manajemen sangatlah penting, karena

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah kegiatan usaha peranan manajemen sangatlah penting, karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam sebuah kegiatan usaha peranan manajemen sangatlah penting, karena berguna untuk membantu usaha tersebut untuk mencapai tujuannya yaitu memberikan keuntungan

Lebih terperinci

Pengendalian Mutu Produk Agroindustri KULIAH PENGANTAR AGROINDUSTRI

Pengendalian Mutu Produk Agroindustri KULIAH PENGANTAR AGROINDUSTRI Pengendalian Mutu Produk Agroindustri KULIAH PENGANTAR AGROINDUSTRI Latar Belakang Pengembangan agroindustri memandang pengendalian mutu sangat strategis karena : Mutu terkait dengan kepuasan konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini perekonomian telah memasuki era globalisasi yang akan diwarnai

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini perekonomian telah memasuki era globalisasi yang akan diwarnai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini perekonomian telah memasuki era globalisasi yang akan diwarnai dengan revolusi di segala bidang, yang membuat faktor-faktor produksi seperti

Lebih terperinci

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang 27 2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan Walaupun telah diadakan pengawasan kualitas dalam tingkat-tingkat proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang rusak

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pengetahuan, teknologi dan pertumbuhan ekonomi pada sektor industri Pangan di Indonesia menyebabkan persaingan antara industri-industri yang menghasilkan produk sejenis harus lebih kreatif dan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT Djarum adalah salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia. Untuk tetap mempertahankan predikatnya, PT Djarum berusaha untuk selalu memberikan produk yang bermutu dan memiliki karakteristik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Agronesia Divisi Industri Plastik

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Agronesia Divisi Industri Plastik 47 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Agronesia Divisi Industri Plastik (Agroplas). Variabel yang diteliti adalah metode pengendalian kualitas yang diterapkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 30 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Studi Pendahuluan Identifikasi & Perumusan Masalah Pengumpulan Data M enentukan CTQ M enghitung Proporsi Kesalahan M enghitung Kapabilitas Sigma M embuat Peta Kendali

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian Indonesia berada pada tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian Indonesia berada pada tingkat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perkembangan perekonomian Indonesia berada pada tingkat pertumbuhan yang kurang menggembirakan, hal ini merupakan dampak dari adanya resesi perekonomian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Quality (mutu) Mutu adalah sesuatu yang diputuskan oleh pelanggan. Mutu didasarkan pada pengalaman aktual pelanggan terhadap produk atau jasa, diukur berdasarkan persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Penelitian Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba yang maksimal dengan modal yang tersedia. Dengan demikian perusahaan akan mencari

Lebih terperinci

Pengawasan Mutu pada Pengolahan Dodol Salak di CV Duta Gunung Salak

Pengawasan Mutu pada Pengolahan Dodol Salak di CV Duta Gunung Salak Pengawasan Mutu pada Pengolahan Dodol Salak di CV Duta Gunung Salak NI KADEK AYU NINGSIH, I KETUT SUAMBA, I DEWA GEDE RAKA SARJANA Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Jalan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan orang lain. Manajemen mencakup kegiatan pengelolaan dan pengaturan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. dengan orang lain. Manajemen mencakup kegiatan pengelolaan dan pengaturan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Manajemen Manajemen merupakan suatu ilmu dan seni, diantara keduanya tidak bisa dipisahkan. Manajemen sebagai suatu ilmu pengetahuan, karena telah dipelajari sejak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengendalian Mutu (Quality Control) 2.1.1. Pengertian pengendalian mutu (quality control) Beberapa pengertian pengendalian mutu (quality control) yang berkembang di Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kualitas telah menjadi karkteristik utama dalam organisasi atau perusahaan agar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kualitas telah menjadi karkteristik utama dalam organisasi atau perusahaan agar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas telah menjadi karkteristik utama dalam organisasi atau perusahaan agar dapat berkembang lebih baik lagi dalam bidang produksi disuatu organisasi atau perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 38 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Untuk mendukung perhitungan statistikal pengendalian proses maka diperlukan data. Data adalah informasi tentang sesuatu, baik yang bersifat kualitatif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk yang diberikan sesuai dengan kebutuhannya. Berikut ini beberapa. penjabaran mengenai pengertian kualitas :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk yang diberikan sesuai dengan kebutuhannya. Berikut ini beberapa. penjabaran mengenai pengertian kualitas : BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Definisi Kualitas. Kualitas merupakan salah satu aktor utama yang menentukan pemilihan produk bagi pelanggan. Kepuasan pelanggan akan tercapai apabila kualitas

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN Pengertian Kualitas Statistik

BAB II PEMBAHASAN Pengertian Kualitas Statistik BAB I PENDAHULUAN Kualitas dan manajemen kualitas telah mengalami evolusi menjadi yang TQM (Total Quality Management), filosofi TQM berisi dua komponen yang saling berhubungan, yaitu sistem manajemen dansistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan tekhnologi yang semakin meningkat sangat mempengaruhi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan tekhnologi yang semakin meningkat sangat mempengaruhi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan tekhnologi yang semakin meningkat sangat mempengaruhi perekonomian di Indonesia. Terlebih sektor di bidang dunia usaha, sektor ini merupakan sektor

Lebih terperinci

10/6/ Pengantar

10/6/ Pengantar Lecturer Content: Pengantar Konsep Pengendalian Kualitas / QC Quality of Conformance (Kualitas Kesesuaian/Kesamaan} Konsep Biaya dalam QC Tools / Penerapan Teknik Statistika dalam QC Proses Evolusi QC

Lebih terperinci

BAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 57 BAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metodologi Penelitian Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Terdapat empat kata

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dihasilkan agar dapat memenuhi kebutuhan yang telah dispesifikasikan guna

BAB II LANDASAN TEORI. dihasilkan agar dapat memenuhi kebutuhan yang telah dispesifikasikan guna BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kualitas Kualitas didefinisikan sebagai konsistensi peningkatan perbaikan dan penurunan variasi karakteristik kualitas dari suatu produk barang atau jasa yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Tjiptono (2003:4) Total Quality Management dapat diartikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Tjiptono (2003:4) Total Quality Management dapat diartikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian secara harafiah berasal dari kata total yang berarti keseluruhan atau terpadu, quality yang berarti kualitas, dan management telah disamakan dengan manajemen

Lebih terperinci

Makalah Manajemen Operasional (Manajemen Kualitas)

Makalah Manajemen Operasional (Manajemen Kualitas) Makalah Manajemen Operasional (Manajemen Kualitas) DENNY HARIANTO NIM : 1401026015123456798900- KELAS : XXXIII - D MATA KULIAH : MANAJEMEN OPERASIONAL MAGISTER MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Pengertian mutu atau kualitas akan berlainan bagi setiap orang dan tergantung pada konteksnya. Mutu atau kualitas suatu barang pada umumnya diukur dengan tingkat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar

Lebih terperinci

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ABSTRAK PT Sahabat Buana adalah perusahaan yang memproduksi bijih-bijih plastik dimana terdapat banyak pesaing, untuk itu perusahaan harus mempertahankan dan meningkatkan kualitas produknya yang semakin

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. menghasilkan barang dan jasa dengan biaya yang serendah-rendahnya untuk

Bab I. Pendahuluan. menghasilkan barang dan jasa dengan biaya yang serendah-rendahnya untuk Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan usahanya setiap perusahaan memiliki tujuan utama yaitu menghasilkan barang dan jasa dengan biaya yang serendah-rendahnya untuk memperoleh laba

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan yang

BAB II LANDASAN TEORI. Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan yang BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Total Quality Management Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan yang berorientasi pada pelanggan dengan memperkenalkan perubahan manajemen secara

Lebih terperinci

DWI PURNOMO FTIP - UNPAD

DWI PURNOMO FTIP - UNPAD Manajemen Mutu Terpadu DWI PURNOMO FTIP - UNPAD Biaya dan Pangsa Pasar Hasil yang diperoleh dari Pasar Perbaikan reputasi Peningkatan volume Peningkatan harga Perbaikan Mutu Peningkatan Laba Biaya yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar belakang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen dan Manajemen Operasi. Manajemen operasi merupakan bagian dari ilmu manajemen.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen dan Manajemen Operasi. Manajemen operasi merupakan bagian dari ilmu manajemen. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Landasan Teori 2. 1. 1. Pengertian Manajemen dan Manajemen Operasi Manajemen operasi merupakan bagian dari ilmu manajemen. Manajemen merupakan suatu kegiatan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kualitas Ada banyak sekali definisi dan pengertian kualitas, yang sebenarnya definisi atau pengertian yang satu hampir sama dengan definisi atau pengertian yang lain.

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI Ni Luh Putu Hariastuti putu_hrs@yahoo.com Jurusan Teknik industri, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Adhitama

Lebih terperinci

MANAJEMEN PENGAWASAN MUTU PRODUK PADA UD KANGEN WATER DI KELURAHAN LUKLUK, KECAMATAN MENGWI, KABUPATEN BADUNG

MANAJEMEN PENGAWASAN MUTU PRODUK PADA UD KANGEN WATER DI KELURAHAN LUKLUK, KECAMATAN MENGWI, KABUPATEN BADUNG MANAJEMEN PENGAWASAN MUTU PRODUK PADA UD KANGEN WATER DI KELURAHAN LUKLUK, KECAMATAN MENGWI, KABUPATEN BADUNG SKRIPSI NI MADE DWIYANI CITA ARSANI KONSENTRASI PENGEMBANGAN BISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang semakin pesat. Dampaknya adalah persaingan antar industri semakin ketat, terutama industri

Lebih terperinci

BAB V PERANAN INFORMASI DALAM KUALITAS PRODUK DAN JASA

BAB V PERANAN INFORMASI DALAM KUALITAS PRODUK DAN JASA BAB V PERANAN INFORMASI DALAM KUALITAS PRODUK DAN JASA Kualitas didefinisikan dalam banyak cara. Menurut James Martin, konsultan komputer terkenal, mendeskripsikan kualitas perangkat lunak sebagai tepat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Menurut Heizer dan Render (2010:4) manajemen operasi (Operation Management) adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu metode yang meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, kondisi, ataupun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan yang memuat berbagai cara kerja di dalam melaksanakan penelitian dari awal hingga akhir. Metode penelitian juga merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kemampuan bersaing (competitive advantages). Strategi bisnis

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kemampuan bersaing (competitive advantages). Strategi bisnis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aspek paling fundamental dari manajemen ilmiah adalah adanya pemisahan antara perencanaan dan pelaksanaan. Meskipun pembagian tugas telah menimbulkan peningkatan besar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Plastik Plastik mencakup semua bahan sintetik organik yang berubah menjadi plastis setelah dipanaskan dan mampu dibentuk di bawah pengaruh tekanan. Bahan

Lebih terperinci