TUNE UP ENGINE ELECTRICAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TUNE UP ENGINE ELECTRICAL"

Transkripsi

1 TUNE UP ENGINE ELECTRICAL Tujuan : Pada akhir perkuliahan diharapkan agar mahasiswa dapat memahami konsep dasar motor kendaraan untuk melakukan tune up dengan cara yang tepat sesuai buku petunjuk. Untuk dengan cara yang tepat sesuai buku petunjuk. Melayanai komponen dengan melakukan pekerjaan membersihkan, memeriksa, menyetel, mengukur dan pergantian part setelah dikerjakan motor dalam kondisi baik. Jika diberikan sebuah motor kendaraan dengan alat dan bahan yang dibutuhkan. Alat dan Bahan : 1. Kendaraan trainer 2. Engine tune up tester 3. Radiator tester 4. Defleksi meter 5. Air gun compressed 6. Battery tester 7. Spark plug tester 8. Alat tangan standar Petunjuk : Keberhasilan usaha dalam pemeriksaan untuk perbaikan kendaran yang dilakukan seorang mekanik, bergantung pada ketelitian proses pengukuran untuk melakukan penyetelan setelah dilakukan pertimbangan. Proses perbaikan dan perawatan di tempuh pada pekerjaan tune up bergantung pada ketrampilan seorang mekanik didukung oleh sarana penunjang peralatan mekanik. Peralatan yang digunakan dalam perawatan system kelistrikan sebenarnya adalah untuk menulusuri kondisi dan keadaan aliran arus listrik dalam kendaraan otomobil. Oleh karena itu seorang mekanik dituntut untuk mengenal lebih dulu electrical circuit dari masing-masing system untuk ditelusuri, hasilnya dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk membuat sesuatu keputusan, yang tepat, terhadap sesuatu pekerjaan yang sedang dilakukan. 1

2 1. Pakai tutup fender, tutup tempat duduk dan slepeer kendaraan agar kendaraan tetap bersih dan terhindar dari kerusakan. 2. Selama pembongkaran komponen-komponen di simpan pada rak trolley dengan teratur agar terhindar salah pemasangan karena tertukar. 3. Sebelum memakai melakukan pekerjaan kelistrikan, lepaskan hubungan hubungan kabel dari terminal positif batere,. 4. Pen dan ring o harus selalu diganti dengan yang baru. 5. Sewaktu melakukan pemasangan kembali, pergunakan perapat oto sealer pada gasket untuk mencegah bocor. 6. Perhatikan baik-baik spesifikasi momen pengencangan baut dengan mempergunakan kunci momen 7. Pada waktu melakukan penggantian fuse, periksa besaran amper yang cocok jangan kebesaran atau kekecilan. 8. Penggunakan alat servis khusus SST mungkin diperlukan jika disebutkan harus menggunakan SST Referensi Tune up adalah suatu usaha perawatan yang dilakukan, dengan tujuan untuk menjaga kontinuitas potensi suatu kendaraan agar selalu bekerja dalam kondisi baik. Melalui kegiatan penyetelan bagian-bagian penting dari peralatan yang tidak pada kondisi rusak SIMBOL-SIMBOL Simbol-simbol berikut diberikan untuk mempersingkat dan mempermudah. 2

3 Langkah kerja Sistem Pendinginan Periksa Tinggi Air Pendingin. Jika tinggi air kurang isi hingga garis FULL pada tangki cadangan ( reservoir tank ). Periksa Air pendingin. Periksa air pendingin kemungkinan terdapat oli karat atau kotoran. Periksa system pendinginan Periksa kemungkinan terdapat : 1. kerusakan atau berubahnya bentuk dari radiator atau slang. 2. klem Slang ; longgar. 3. kerusakan atau berkaratnya kisi-kisi radiator. 4. kebocoran pompa air, inti radiator (core) atau longgarnya sumbat penguras air. 3

4 Periksa cara kerja tutup radiator. Dengan menggunakan alat test tutup radiator periksa tegangan pegas dan kedudukan katup vakum dari tutup radiator. Tutup harus diganti jika tutup membuka pada tekanan di bawah angka spesifikasi atau jika tutup rusak. Tekanan pembuka katup : STD : 0,75 1,05 kg/ cm 2 Limit : 0,6 kg/cm 2 TALI KIPAS Pemeriksaan secara visual Periksa tali kipas kemungkinan : 1. Retak,berubah bentuk, terlalu kencang atau aus. 2. terkena oli atau gemuk. 3. persinggungan yang tidak sempurna antar tali dan puli. 4

5 Periksa & stel kekencangan tali kipas Dengan kekuatan tekanan 10 kg. Tekan tali pada tempat-tempat seperti pada gambar. Tali harus menunjukan kekencangan spesifikasi. Lenturan tali kipas pad tekanan 10 Kg: Selain 5K Pompa Air alternator : 7 11 mm Engkol -- Kompresor : mm Mesin 5K Pompa air -- Alternator : 7 11 mm Engkol -- Kompresor : mm USA & CANADA Dengan menggunakan alat penekan tali kipas 33-73F setel harga berikut : Tegangan tali kipas : Baru 125 ± 25 Lbs Bekas 80 ± 20 Lbs BT SARINGAN UDARA Bersihkan Elemen. 1. Buka elemen saringan udara 2. Untuk membersihkan elemen, hembuskan udara bertekanan dari sebelah dalam. 3. Jika elemen koyak atau terlalu kotor, ganti dengan yang baru. 5

6 Baterai Pemeriksaan secara Visual Periksa baterai kemungkinan : 1. penyangga baterai berkarat. 2. hubungan terminal longgar. 3. terminal berkarat atau rusak. 4. baterai rusak atau bocor. UKUR BERAT JENIS ELEKTROLIT 1. periksa berat jenis elektrolit dengan hydro meter. 2. periksa banyaknya elektrolit pada setiap sel jika tdak berada pada ketinggian yang semestinya, isilah dengan air suling. OLI MESIN Periksa tinggi ali Oli Tinggi oli harus berada pada antara tanda L dan F. Jika lebih rendah, periksa kemungkinan ada kebocoran lalu tambah oli hingga tanda F. Gunakan OLI API service SE. 6

7 PERIKSA KUALITAS OLI Periksa oli kemungkinan sudah kotor, kemasukan air atau berubah warna. GANTI SARINGAN OLI ( FILTER ) 1. Buka saringan oli dengan. SST ( ) 2. untuk memasang, kencangkan saringan oli dengan tangan. 3. setelah mesin hidup, periksa oli kemungkinan terdapat kebocoran dan periksa kembali tinggi oli. 7

8 BUSI Pemeriksaan secara visual Periksa busi kemungkinan terdapat hal-hal berikut: 1. Retak atau kerusakan lain pada ulir dan isolator. 2. Keausan elektroda. 3. Gasket rusak atau berubah bentuk. 4. Elektroda terbakar atau terdapat kotoran yang berlebihan. Bersihkan busi 1. Jangan menggunakan alat pembersih lebih lama dari yang diperlukan. 2. Hembuskan kompoun dari karbon pembersih dengan udara bertekanan. 3. Bersihkan ulir dan permukaan luar isolator Stel Celah Busi Periksa setiap celah busi menggunakan alat pengukur celah busi. Jika perlu, setellah dengan membengkokkan bagian yang menonjol dari elektroda. 8

9 KABEL TEGANGAN TINGGI Periksa tahanan kabel - Catatan - pada waktu menarik kabel busi, tariklah dengan memegang bagian ujung kabelnya, jangan memegang pada bagian tengah kabel. Periksa tahanan kabel. Tahanan Kabel :Kurang dari 25 kω per kabel. DISTRIBUTOR ( Selain mesin 5k ) Periksa tutup distributor Periksa tutup distributor dan rotor kemungkinan : 1. retak, cacat, berkarat, terbakar atau lubang kabel kotor. 2. terminal elektroda terbakar. 3. pegas bagian lemah tengah. 9

10 Periksa Dan Stel Celah Platina Atau Celah Udara 1. Jika platina terbakar parah atau berlubang-lubang platina harus diganti. 2. Setel celah platina dan pegas penahn. Celah blok : 0,45 mm 3. Setel celah udara antara rotor proyeksi koil. Celah udara : 0,2 0,4 mm Periksa Sudut Dwell. Periksa sudut dwell dengan tester Sudut Dwell : 52 0 ± 6 0. Periksa Saat Pengapian Setel putaran mesin pada putaran idle. Oktan selector harus di setel pada posisi standar. Saat pengapian : (pada max Rpm. 950) Seri 2K, 3K, 4K : 8 0 Seb TMA. 10

11 Stel Saat Pengapian Cocokkan tanda-tanda waktu dengan memutar body distributor. Saat pengapian : Seri 2K, 3K, 4K : 8 0 seb TMA Perhatian : Jangan di stel dengan oktan selector Periksa Cara Kerja Dari Governor 1. Rotor harus kembali dengan cepat setelah diputar searah jarum jam dan dilepas. 2. Rotor tidak boleh terlalu longgar. 3. Hidupkan mesin dan lepaskan slang vakum dari distributor. Tanda wktu berubah-ubah sesuai dengan putaran mesin. 11

12 DISTRIBUTOR ( Mesin 5K ) Memeriksa saat pengapian a. Bila posisi oktan selector tidak standar setelah oktan selektornya seperti ditunjukkan pada gambar. b. Lepaskan slang vakumnya dari sub diapragma distributor dan sumbatlah ujung slangnya c. Dengan mesin berputar idling sesuai spesifikasi, gunkan timing light untuk memeriksa saat pengapian. Saat pengapian : 5 0 _+ 2 0 sebelum 900 rpm. d. Bila perlu kendorkan baut pengikat distributor, putar distributor untuk meluruskan dengan tanda. Perikslah kembali sat pengapiannya, setelah baut pengikat distributor dikencangkan. Momen pengencangan : 195 kg cm ( 14 ft lb, 19 N m ) 12

13 e. Hubungkan kembali slang vakumnya, pada distributor. f. Periksa saat pengapian. Saat pengapian 12 ± 3 0 Max. 900 rpm. Periksa Cara Kerja Percepatan Vakum ( Vakuum Advance ) Hubungkan slang vakum distributor. Oktan selector harus berubah ubah sesuai dengan pembukaan dan penutupan katup trotel. CELAH KATUP Penyetelan 1. Mesin dipanasi dan kemudian dimatikan. 2. stel silinder No. 1 pada TMA atau titik mati atas / kompresi. 13

14 3. Kencangkan kembali baut- baut kepala silinder dan penunjang batang penumbuk katup ( rocker arm ). Momen pengencangan : Baut penunjang penumbuk katup : 1,8 2,4 kg m Baut kepala silinder : 5,4 6,6 kg m 4. stel celah katup Celah katup diukur di anatar batang katup dan lengan roker. Yang distel hanya katup yang ditunjuk oleh panah saja. Celah katup : Hisap : 0,20 mm Buang : 0, 30 mm 5. putarkan poros engkol ( crankshaft ) stel katup-katup lain yang ditunjukkan oleh panah. 14

15 KARBURATOR Periksa cara kerjanya. Untuk penyetelan, lihat bab karburator Katup Trotal. 1. katup trotel harus membuka penuh pada waktu pedal gas ditekan habis. 2. Peneyetelan terbuka penuh dilakukan melalui kabel gas atau baut penyetop pedal. Pompa Akselarasi Bensin harus muncarat ke luar dari jet pada waktu katup trotel terbuka. 15

16 Cuk Biasa 1. Katup Cuk harus tertutup penuh apabila tombol cuk ditari sampai habis. 3. Katup cuk harus terbuka penuh pada waktu tombol cuk dikembalikan ke tempat semula. Pembuka Cuk (USA &CANADA) 1. Periksa BVSV dengan mesin dalam keadaan dinging. (1) Suhu air pendingin harus dibawah 30 0 C. (2) Lepasakan slang Vakum dari pembuka cuk. 16

17 (3) Tarik sepenuhnya tombol cuk, tekan pedal gas sekali dan hidupkan bensin. (4) Pasang kembali selang vakum pada embuka cuk dan cek bahwa penghubung (linkage ) cuk tidak bergerak. 2. Periksa BVSV, membran (diafragma) dan linkage dengan mwesin dalam keadaan panas. (1) Panaskan mesin hinga temperatur kerja lalu matikan mesin. (2) Lepaskan slang vakum dari pembuka cuk. 3. tarik tombol cuk sepenuhnya, tekan pedal gas sekali lalu kembalikan tombol cuk setengahnya. 17

18 4. periksa bahwa nok idle tinggi berada pada langkah kedua. 5. hidupkan mesin. 6. pasang kembali slang vakum dan pastikan bahwa linkage cuk bergerak dn bahwa nok idle tinggi (fast idle cam) dibebaskan pada langkah ketiga. 7. Pada waktu tombol cuk ditekan habis, periksa bahwa kecepatan mesin kembali ke idle. penyetelan putaran idle dan campuran idle 2K, 3K-H, dan 4K 1. Penyetelan dan pengukuran idle ditentukan sebgai berikut : 1) Saringan udara dalam keadaan terpasang 18

19 2) Suhu air pendingin normal 3) Cuk terbuka penuh 4) Semua perlengkapan tambahan dimatikan. 5) Saat pengapian tepat 6) Semua saluran vakum terpasang. 7) Transmisi pada posisi netral. 2. Lepaskan Slang HIC dan sumbatlah ujungujungnya. 3. Buka kap pembatas idle pada sekrup pengatur campuaran idle jika dipasang. 4. Setel putaran idle pada putaran spesifikasi dengan jalan memutar sekrup pengatur. putaran idle : 2K,3K H, 5K : 750 rpm. 4K (KF) : 6O0 rpm. 5K (KF 40,50) : 750 ± 50 rpm 19

20 5. setel hingga vakum maksimum dengan memutar sekrup pengatur campuran idle. Catatan : Bila perlu gunakan sst penyetel mesin eropah. SST( ) 6. Ulangi penyetelan 5 dan 6 di atas sampai tercapai angka vacum maksimum pada putaran idle. 7. Naikkan putaran mesin sebntar dengan menarik link gas untuk melihat bahwa mesin kembali ke rpm spesifikasdi waktu dibebankan. 8. Ukur konsentrasi CO pada gas buang menggunakan CO meter. 20

21 1) Naikkan putaran mesin sekitar 200 rpm selama detik. 2) Agar konsentrasi sambil, tunggu Selama satu menit sebelum melakukan pengukuran, dan harus dilakukan dalam waktu 3 menit Konsentrasi CO Model mesin % 3K-H, & 4K 0,5 1,5 9. 3). Jika konsentrasi melebihi harga spesifikasi, kencangkan sekrup pengatur campuran idle sedikit demi sedikit sampai tercapai harga spesifikasi. -Catatan - 1) Apabila sekrup penyetel di campuran idle di kencangkan, akan terdapat titik dimana putaran mesin menurun dengan cepat. Penyetelan berikutnya harus tidak memutar sekrup ini lagi agar tidak melewati titik optimum ini. 2) Putaran idle mesin yang diperbolehkan adalah ± 50 rpm dari spesifikasi. 10. Pasang selang kembali pada katup HIC. 21

22 11. Pasang kap pembatas idle yang baru pada sekrup pengatur campuran idle. 5K & 5K - C 1. Penyetelan dan kondisi pengukuran harus dengan cara sebagai berikut : a. saringan udara terpasang b. pada suhu kerja normal c. cuk terbuka penuh d. semua perlengkapan tambahan dimatikan. e. Semua saluran vakum dihubungkan. f. Transmisi pada posisi N g. Wa h. ktu pengapian tepat 22

23 i. Tacometer terpasang j. Meter co di set 0 ( nol ) 2. Hanya Eropa, lepaskan hubungan slang Hic dan sumbatlah ujungnya. 3. Switzerland $ Australia, NSW. Lepaskan hubungan slang hisap dari reed valve dan sumbatlah reed valve. 4. lepaskan tutup penyegel pada sekrup penyetel campuran idle, bila dipasangkan. METODE ALTERNATIVE 5. setel putaran dan campuran idle. a. Hidupkan mesin. b. Setelah hingga putaran maksimum dengan memutar sekrup penyetel putaran idle. c. Stel putaran campuran idle dengan memutar sekrup penyetel putaran idle : 800 rpm. 23

24 - Catatan- Bila perlu gunakan SST penyetel spesifikasi mesin untuk Eropa.SST ( ) 6. sebelum melangkah ke langkah berikutnya teruskan penyetelan 2 dan 3 sampai dapat putaran maximum yang paling optimal, tidak tergantung berapa banyak memutar sekrup penyetel campuran idle rpm. Catatan Ini adalah cara melakukan penyetelan putaran idle dan campuran idle untuk campuran kurus. METHODE DENGAN METER CO. 7. setel putaran idle dan campuran idle. a. Hidupkan mesin. b. Gunakan meter CO untuk mengukur konsentrasi CO pada gas buang, putaran sekrup penyetel putaran idle dan 24

25 campuran idle, untuk mendapatkan spec katup konsentrasi pada putaran idle. Catatan: Bila perlu gunakan SST untuk penyetelan mesin spesifikasi mesin Eropah. SST ( ) 8. Ukurlah konsentrasi CO di ujung Knalpot dengan meter CO 1) Periksa bahwa meter COdalam keadaan sempurna. Naikan putaran mesin hingga putaran 2000 rpm selama detik sebelum pengukuran konsentrasi. Tunggu 1-3 menit setelah putaran mesin dimatikan agar konsentrasi stabil. Masukan alat ukur CO pada ujung knalpot lalu ukurlah konsentrasi CO dalam waktu yang singkat. Konsentrasi CO : 1.0 2,0 % Catatan : 25

26 1. Bila konsentrasi dalam harga spesifikasi berarti penyetelan telah sempurna. 2. Bila konsentrasi CO di luar harga spec, putarlah sekrup idle untuk mencari spec yang tepat. 3. Bila harga konsentrasi tidak bisa diperbaiki dengan penyetelan campuran idle perhatikanlah table dibawah ini untuk mengetahui kemungkinan sebabnya. HC CO Gangguan Penyebab Tinggi Normal Idling kasar 1. Pengapian salah Waktu pengapian tidak betul. Busi kotor, atau celah tidak betul atau terlalu longgar. Hubungan terbuka atau kabel tegangan tinggi busi saling tertukar. Tutup distributor retak. 2. katup buang bocor 3. silinder bocor. 26

27 Tinggi Normal Idling kasar (pembacaan HC tidak tepat) 1. Vakuum bocor a. Salng vakum, b. manifold hisap c. saluran PCV d. dasar karburator Tinggi Normal Idling kasar ( asap gas buang Hitam ) 1. Saringan udara terhambat 2. Katup PCV tersumbat 3. Kesalahan pada karburator. Gerakan cuk salah. Setelah pelampung salah. Katup jarum atau dudukannya bocor. Katup tenaga ( power valve ) bocor. 1. Hubungkan kembali selangnya ke ketup HIC. 2. Hubungkan kembali selangnya ke katup reed hisap udara. 3. Pasangkan tutup penyegel ( pembatas ) pada sekrup penyetel campuran idle. PUTARAN IDLE TINGGI Penyetelan 27

28 1. Buka saringan udara dan sumbat ujung slang untuk sistim HIC untuk mencegah putaran idling yang kasar. 2. Panaskan mesin. Dan kemudian dimatikan 3. Lepaskan slang vakum dari katup EGR dan sumbat ujung slang. 4. Lepaskan slang vakum dari pembuka cuk dan sumbat ujungnya. 28

29 5. Tarik sepenuhnya tombol cuk, tekan pedal gas sekali dan kembalikan tombol cuk setengahnya. 6. Pastikan bahwa nok idle tinggi berada pada pemberhentian ke dua 7. Hidupkan mesin dan buka sepenuhnya katup cuk. 8. stel putaran idle tinggi dengan memutar sekrup penyetel idle. Idle : 3500 rpm 29

30 9. pasang slang vakum pada tempatnya. 10. Perhatikan bahwa mesin kembali ke putaran idle menurut spesifikasi setelah putaran dinaikkan. 11. Putaran idle Tinggi : 3500 rpm. TEKANAN KOMPRESI 1. Panaskan mesin 2. Buka semua busi. 3. lepaskan kabel tegangan tinggi dari koil pengapian agar aliran sekunder terputus. 30

31 4. masukkan alat pengukur kompresi ke dalam lubang busi. Mesin 5K Selain mesin 5K STD LIMIT 9.5 9,0 5. Buka katup trotel sepenuhnya dan baca tekanan kompresi sementara mesin dihidupkan dengan motor stater. 6. Usahakan agar pengukuran dilakukan dalam waktu yang singkat Putaran 250 rpm. Perbedaan tekanan antara masing masing silinder 1,0 kg / cm 2 31

32 SISTEM PENGAPIAN Pengujian Bunga Api Periksa bahwa terjadi loncatan bunga api. (1) Putuskan hubungan kabel tegangan tinggi busi dari distributor. (2) Dekatkan ujung kabel tegangan tinggi tadi sekitar 12,5 mm ( 1 / 2 ) dari busi. (3) Perhatikan terdapat loncatan bunga api saat mesin di start. Bila tidak ada loncatan bunga api lakukan pengujian sebagai berikut : 32

33 2. Periksa Governor Putar rotornya berlawanan putaran jarum jam dan lepaskan. Rotor harus kembali dengan lembut ke posisi semula. 33

34 Jenis A dan B. 3. Periksa celah udara Periksalah celah udara antara timing rotor dan tonjolan pick up coil dengan pengukur celah. Celah udara : 0,2 0,4 mm 4. Periksa signal generator Periksa tahanan dari signal generator dengan ohmmeter. Tahanan : Ω Jenis C 5. Periksa celah rubbing block Celah rubbing block : 0,45 mm Resistor Periksa tahanan dari resistor dengan ohmmeter. Tahanan (Exter Resistor) : 1,1 1,3 Ω 34

35 Tahanan (Internal Resistor) : 0,9 1,2 Ω Koil Pengapian 1. Periksa tahanan Koil pengapian dengan ohmmeter. (1) Tahanan primary coil : antara terminal positif (+) dan negative (-) Tahanan (tanpa Internal Resistor): 1,3 1,6 Ω Tahanan (dengan Internal Resistor) 1,5 1,9 Ω (2) Tahanan secondary coil : antara terminal positif (+) dan terminal tegangan tinggi. Tahanan (Tanpa Internal Resistor): 10,7 14,5 kω 35

36 Tahanan (dengan Internal Resistor): 13,7 18,5 kω 2. Periksa tahanan penyekatan antara terminal positif (+) dan pemegang koil (case coil) dengan ohmmeter. Tahanan : Tak terhingga DISTRIBUTOR Melepas Lepas komponen berikut dengan urutan seperti tampak pada gambar. 36

37 37

38 38

39 Lepaskan komponen berikut dengan urutan seperti tampak pada gambar. 39

40 40

41 PEMERIKSAAN DAN PERBAIKAN Tutup Periksa kemungkinan terdapat keretakan, sisa-sisa karbon, terbakar atau terminal berkarat. Juga periksa tempat persinggungan bagian tengah kemungkinan aus. Rotor Periksa kemungkinan retak, terdapat sisasisa karbon, terbakar atau terminal berkarat. Breaker Plate Periksa breaker plate apakah berputar dengan halus. Pemberat Governor & Pen Periksa bagian fitting dari pemberat governor (governor weight) beserta pen kemungkinan bengkok. 41

42 Memberan vacuum Advancer Memberan harus bergerak apabila dihisap melalui lubang kecil. Kam & Poros Periksa kam (nok) kemungkinan aus, cacat serta periksa keadaan hubungan antara kam dan poros. Poros governor & Rumah 1. Periksa celah aksial poros. Celah aksial : 0,15 0,50 mm. 2. Lepaskan roda gigi dan pen. Gerinda ujung pen dan keluarkan pen dan roda gigi. 42

43 3. Periksa poros governor kemungkinan aus atau cacat. 4. Periksa bos rumah dan ring kemungkinan aus, berubah bentuk atau cacat. Petunjuk Umum 5. Masukkan waser ke dalam poros governor dan plat menurut urutan sebagai berikut : (1) 2 mm (2) 0,2 mm (3) Waser bakelit (4) 0,2 mm (5) 0,2 mm Stel celah hingga harga standar dengan memberi variasi jumlah waser 2, 4 dan 5 di atas. Selain Jenis A 5.1 rakitlah washernya seperti terlihat pada gambar. 43

44 Washer (untuk penyetelan) No. Part Tebal mm (in.) 2.5 (0.098) 2.7 (0.106) 2.9 (0.114) 2.3 (0.091) 5.2 Rakitlah bantalan antara pen dan pemberat (weight). 6. Rakit waser dan roda gigi menurut urutan seperti pada gambar dan periksa celah aksial (thrust clearance). 7. Kelinglah ujung-ujung pen dengan catok. 44

45 MERAKIT Rakit komponen berikut menurut urutan seperti pada gambar. 45

46 Rakit komponen berikut menurut urutan seperti tampak pada gambar. 46

47 Pasang pegas-pegas governor pada arah seperti pada gambar PENYETELAN 1. Setelah celah udara Celah rubbing blok : 0,45 mm 2. Setel alat pemilih oktan (octane selector) pada garis standar. 3. Periksa breaker plate apakah berputar dengan halus. 47

48 PEMASANGAN 1. Pasang puli poros engkol pada posisi waktu pengapian silinder No 1. Waktu pengapian : Mesin 5K (KF21) : 5 0 seb. TMA Mesin 5K (KF 40, 50) : ± 2 0 seb. TMA Vakum advance OFF Selain mesin 5K : 8 0 seb. TMA 2. Luruskan garis tengah celah di ujung atas poros pompa oli dengan tanda (lubang oli) di bagian atas body pompa oli. 3. Posisikan rotor distributor menghadapi bagian kanan selubung busi No. 3, lalu masukkan rumah distributor. 4. Pada waktu rumah distributor dimasukkan, rotor harus menunjuk ke pertengahan selubung no

49 5. Putar swit kontak pada posisi ON. Jangan memutar motor starter. 6. Putar body distributor berlawanan dengan jarum jam sampai timbul bunga api pada titik kontak platina, kemudian kencangkan baut klem pada posisi ini. 7. Periksa waktu pengapian atau pada putaran idling. Kalau perlu cocokan tanda-tanda timing dengan memutar body distributor. Seri 2K, 3K, 4K : 8 0 seb. TMA Seri 5K (KF21) : 5 0 seb. TMA Seri 5K (KF 40, 50) : ± 2 0 seb. Max. 900 rpm {Transmisiposisi Netral, Vakum advance OFF} 49

50 KABEL TEGANGAN TINGGI -Catatan 1. dengan hati-hati lepaskan kabel tegangan tinggi dengan menarik pada bagian karet. 2. Jangan menekuk kabel karena penghantar (konduktor) akan rusak. PEMERIKSAAN 1. Periksa keadaan terminal kabel. Jika ada karat, dibersihkan. Jika patah atau mengeliat, gantilah kabel tersebut. 2. Periksa tahanan masing-masing kabel antara kedua ujungnya. Jika pemeriksaan menunjukkan harga di atas limit, kabel harus diganti. Tahanan : kurang dari 25 KΩ/kabel 50

51 BUSI PEMERIKSAAN Periksa kemungkinan terdapat hal-hal berikut, bersihkan dan bila perlu ganti busi. 1. Retak atau cacat pada ulir atau isolator. 2. Gasket cacat atau buruk. 3. Elektroda aus. 4. Elektroda terbakar dan terdapat sisa-sia karbon. PENYETELAN CELAH Periksa celah busi menggunakan alat pengukur celah busi. Jika tidak ada pada harga spesifikasi, lakukan penyetelan dengan menekuk elektroda masa (bagian luar) Celah busi : Mesin 5K : 0,7 1,0 mm Selain 5K : 0,8 mm 51

52 BAGIAN-BAGIAN TUNE UP MESIN BAGIAN-BAGIAN SISTEM PENDINGIN Tinggi air pendingin Periksa kualitas Periksa kebocoran Tekanan pembuka katup tutup radiator,std, LIMIT Kapasitas air pendinginan (dengan pemanas). 2K, 3K H 4K 5K TALI KIPAS Deflektor tali kipas pada 10 kg (22 lb) Pompa air - alternator - Tali kipas baru - Tali kipas terpakai poros engkol - kompresor A/C - Tali kipas baru - tali kipas lama (bekas) SARINGAN UDARA Bersihkan elemennya KETERANGAN Sampai garis atas (full) 0,75-1,05 kg/cm 2 0,6 kg/cm 2 5,6 ltr 6,7 ltr 6,5 ltr Mesin 5K Selain mesin 5K 5-7 mm 7-11 mm 9-12 mm mm mm 52

53 4. BATERAI Berat jenis Perhatikan tinggi elektrolit Baterai 1,25 1,27 pada 20 0 C 5. OLI MESIN Periksa tinggi oli Pengisian kembali Sampai garis full API service SE atau yang lebih baik 6. Kapasitas Mesin 2K,3K Pengisian kering dengan saringan oli Kuras dan isi kembali dengan ganti saringan oli Tanpa saringan oli Mesin 4K, 5K Pengisian kering dengan saringan oli Kuras dan isi kembali dengan ganti saringan oli Tanpa saringan oli BUSI Pemeriksaan dengan mata, Bersihkan Celah mesin 5K Selain mesin 5K 3,6 liter 3,4 liter 2,9 liter 3,7 liter 3,5 liter 3,0 liter 0,7 1,0 mm 0,8 mm 53

54 7. 8. KABEL TEGANGAN TINGGI Tahanan DISTRIBUTOR Tutup distributor Celah rubbing blok, selain mesin 5K Mesin 5K Celah udara Sudut dwell Variasi sudut dwell Saat pengapian selain mesin 5K Mesin 5K Operasi governor Operasi vakum MESIN PANAS Kurang dari 25 kilo ohm/kabel 0,45 mm 0,4-0,5 mm 0,2-0,4 mm 52 0 lebih kurang 6 0 dalam 3 0 (dari idling hingga 2000 rpm) 8 0 sebelum TMA/idling 5 0 sebelum max 900 rpm transmisi manual posisi netral (N) dan vakum advance off CELAH KATUP Hisap Buang KARBURATOR Katup trotel terbuka penuh Periksa pompa percepatan Cuk biasa Pembukaan cuk 0,2 mm 0,3 mm PUTARAN IDLE 54

55 k, 3K-H, 4K M/T 4K (KF) 5K (KF) KONSENTRASI CO IDLE 3K-H & 4K 4K (KF) 5K (KF) TEKANAN KOMPRESI STD (selain 5K) Limit STD (5K) Limit Perbedaan tekanan antara silinder 750 rpm 600 rpm 750 rpm 0,5 1,5 % Sistem HIC mati 1,5 2,5 % Sistem HIC mati 1,0 2,0 % Sistem HIC mati pada 250 rpm 11 kg/cm kg/cm 2 12,6 kg/cm kg/cm 2 kurang dari 1,0 kg/cm 2 55

D. LANGKAH KERJA a. Langkah awal sebelum melakukan Engine Tune Up Mobil Bensin 4 Tak 4 silinder

D. LANGKAH KERJA a. Langkah awal sebelum melakukan Engine Tune Up Mobil Bensin 4 Tak 4 silinder JOB SHEET DASAR TEKNOLOGI A. TUJUAN : Setelah menyelesaikan praktek ini diharapkan siswa dapat : 1. Dapat menjelaskan prosedur tune up 2. Dapat melakukan prosedur tune up dengan benar 3. Dapat melakukan

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA TUNE UP MESIN 4 Tak 4 SILINDER

LEMBAR KERJA SISWA TUNE UP MESIN 4 Tak 4 SILINDER LEMBAR KERJA SISWA TUNE UP MESIN 4 Tak 4 SILINDER Petunjuk Lembar Kerja Siswa Ikuti prosedur Tune Up seperti pada video yang anda saksikan Tayangan dan petunjuk di video adalah terbatas, tetapi prosedur

Lebih terperinci

Tune Up Mesin Bensin TUNE UP MOTOR BENSIN

Tune Up Mesin Bensin TUNE UP MOTOR BENSIN TUNE UP MOTOR BENSIN 1 Membersihkan Saringan Udara Ganti bila sudah kotor belebihan Semprot dengan udara tekan dari arah berlawanan dengan arah aliran udara masuk 2 Periksa Oli Mesin Periksa : Jumlah Oli

Lebih terperinci

TUNE UP MESIN TOYOTA SERI 4K dan 5K

TUNE UP MESIN TOYOTA SERI 4K dan 5K SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI ENGINE TUNE UP MESIN TOYOTA SERI 4K dan 5K Nama Siswa No. Absen Kelas Jurusan : : : : 74 TUNE UP MESIN BENSIN 4 LANGKAH PENGERTIAN TUNE UP Jumlah kendaraan mobil sampai

Lebih terperinci

POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA LAPORAN TUNE - UP POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA Disusun oleh : Nama : Deny Arif W ibowo : Saiful Rahman : Dhowi Pratomo Jurusan Prodi : Teknik Mesin : Mesin Perawatan Pagi TUNE UP MOTOR BENSIN 1. TEORI DASAR

Lebih terperinci

: Memelihara/servis engine dan komponen-komponenya(engine. (Engine Tune Up)

: Memelihara/servis engine dan komponen-komponenya(engine. (Engine Tune Up) SMK MA ARIF SALAM KABUPATEN MAGELANG JOBSHEET (LEMBAR KERJA) KODE : /PMO/VIII/12 Mata Pelajaran : Motor Otomotif (PMO) Guru : Edi Purwanto Memelihara/servis engine dan komponen-komponenya (Engine Tune

Lebih terperinci

SISTIM PENGAPIAN. Jadi sistim pengapian berfungsi untuk campuran udara dan bensin di dalam ruang bakar pada.

SISTIM PENGAPIAN. Jadi sistim pengapian berfungsi untuk campuran udara dan bensin di dalam ruang bakar pada. SISTIM PENGAPIAN Pada motor bensin, campuran bahan bakar dan udara yang dikompresikan di dalam silinder harus untuk menghasilkan tenaga. Jadi sistim pengapian berfungsi untuk campuran udara dan bensin

Lebih terperinci

TUGAS TUNE UP MESIN GASOLINE DAN MESIN DIESEL

TUGAS TUNE UP MESIN GASOLINE DAN MESIN DIESEL TUGAS TUNE UP MESIN GASOLINE DAN MESIN DIESEL D I S U S U N Oleh : Rezi Rizki KATA PENGANTAR Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-nya kepada saya, sehingga

Lebih terperinci

Ring II mm. Ukuran standar Batas ukuran Hasil pengukuran Diameter journal

Ring II mm. Ukuran standar Batas ukuran Hasil pengukuran Diameter journal Celah antara ring piston dengan - - silinder I II III IV Ring I 0.02 0.02 0.02 0.02 Ring II 0.02 0.02 0.02 0.02 alurnya Gap ring piston - - silinder I II III IV Ring I 0.30 0.20 0.30 0.20 Tebal piston

Lebih terperinci

Engine Tune Up Engine Conventional

Engine Tune Up Engine Conventional Kualifikasi Tipe Mobil Spesifik Engine Tune Up Nama No. Reg TUK Tanggal Lembar : Peserta Engine Tune Up Engine Conventional OTO.KR-01-001.01 Pelaksanaan pemeliharaan/service komponen OTO.KR-01-009.01 Pembacaan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT 25 BAB IV PENGUJIAN ALAT Pembuatan alat pengukur sudut derajat saat pengapian pada mobil bensin ini diharapkan nantinya bisa digunakan bagi para mekanik untuk mempermudah dalam pengecekan saat pengapian

Lebih terperinci

1. EMISI GAS BUANG EURO2

1. EMISI GAS BUANG EURO2 1. EMISI GAS BUANG EURO2 b c a Kendaraan Anda menggunakan mesin spesifikasi Euro2, didukung oleh: a. Turbocharger 4J 4H Turbocharger mensuplai udara dalam jumlah yang besar ke dalam cylinder sehingga output

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

ENGINE TUNE-UP CONVENTIONAL

ENGINE TUNE-UP CONVENTIONAL MODUL PELATIHAN ENGINE TUNE-UP CONVENTIONAL Oleh: Sriyono 132206843 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2007 Servis Rutin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. PETUNJUK UMUM REPARASI

BAB I PENDAHULUAN A. PETUNJUK UMUM REPARASI BAB I PENDAHULUAN A. PETUNJUK UMUM REPARASI 1. Pakailah tutup tutup fender, tutup tempat duduk dan lantai agar kendaraan tetap bersih dan mencegah kerusakan. 2. Selama pembongkaran komponen komponen ditaruh

Lebih terperinci

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN Jl. Dr. Setiabudhi No. 207 Bandung UJIAN TEORI PRAKTEK ENGINE

Lebih terperinci

SISTEM PENGISIAN SIRKUIT SISTEM PENGISIAN

SISTEM PENGISIAN SIRKUIT SISTEM PENGISIAN SISTEM PENGISIAN SIRKUIT SISTEM PENGISIAN PEMERIKSAAN PADA KENDARAAN Periksa komponen-komponen system berikut: 1. Penyimpangan (defleksi) tali kipas: Defleksi tali kipas: 7 11 mm dengan gaya tekan 10 kg.

Lebih terperinci

SISTEM START SIRKUIT SISTEM START JENIS BIASA PENGETESAN KEMAMPUAN KERJA STARTER

SISTEM START SIRKUIT SISTEM START JENIS BIASA PENGETESAN KEMAMPUAN KERJA STARTER SISTEM START SIRKUIT SISTEM START JENIS BIASA PENGETESAN KEMAMPUAN KERJA STARTER PENGETESAN KERJA TANPA BEBAN Jepitlah starter dengan catok untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. 1. Hubungkan starter

Lebih terperinci

MEMPERBAIKI SISTEM PENGAPIAN OTO.KR

MEMPERBAIKI SISTEM PENGAPIAN OTO.KR MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR OTOMOTIF SUB SEKTOR KENDARAAN RINGAN MEMPERBAIKI SISTEM PENGAPIAN BUKU KERJA DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelang melakukan proses overhoul cylinder head berdasarkan standar dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelang melakukan proses overhoul cylinder head berdasarkan standar dan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion. Setelang melakukan proses overhoul cylinder head berdasarkan standar dan spesifikasi yamaha diperoleh hasil pengukuran dan indentifikasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH. ditemukan sistem pengisian tidak normal pada saat engine tidak dapat di start

BAB III ANALISIS MASALAH. ditemukan sistem pengisian tidak normal pada saat engine tidak dapat di start BAB III ANALISIS MASALAH A. Tinjauan masalah Umumnya, pengemudi akan menyadari bahwa pada sistem pengisian terjadi gangguan bila lampu tanda pengisian menyala. Sebagai tambahan, sering ditemukan sistem

Lebih terperinci

BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION. Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin,

BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION. Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin, BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION 3.1. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin, Politenik Muhammadiyah Yogyakarta. Pelaksanaan dilakukan

Lebih terperinci

Pembakaran. Dibutuhkan 3 unsur atau kompoenen agar terjadi proses pembakaran pada tipe motor pembakaran didalam yaitu:

Pembakaran. Dibutuhkan 3 unsur atau kompoenen agar terjadi proses pembakaran pada tipe motor pembakaran didalam yaitu: JPTM FPTK 2006 KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BUKU AJAR NO 2 Motor Bensin TANGGAL : KOMPETENSI Mendeskripsikan

Lebih terperinci

Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RPKPM).

Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RPKPM). Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RPKPM). Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

Petunjuk : Berilah Tanda Silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat

Petunjuk : Berilah Tanda Silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat Petunjuk : Berilah Tanda Silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat 1. Menurut gambar di bawah ini jaket air (water jacket) ditunjukkan oleh 1 5 7 2 8 9 6 3 4 a. No. 1 b. No. 2 c. No. 3 d. No.

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. JST/OTO/OTO0/06 Revisi: 0 Tgl: Agustus 06 Hal dari 5 I. Kompetensi:. Melepas dan memasang poros nok dengan prosedur yang benar. Menentukan kondisi poros nok II. III. IV. Sub Kompetensi: Setelah selesai

Lebih terperinci

TUNE-UP mobil bensin. Dalam pemeriksaan sistem tune up mobil, kita dapat mengenal beberapa alat yang harus di pergunakan, di ataranya :

TUNE-UP mobil bensin. Dalam pemeriksaan sistem tune up mobil, kita dapat mengenal beberapa alat yang harus di pergunakan, di ataranya : TUNE-UP mobil bensin Cara Tune Up Mobil 1. Alat Yang Digunakan Untuk Tune Up Dalam pemeriksaan sistem tune up mobil, kita dapat mengenal beberapa alat yang harus di pergunakan, di ataranya : 1. Fuller

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM 3 PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN CELAH KATUP

LAPORAN PRAKTIKUM 3 PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN CELAH KATUP LAPORAN PRAKTIKUM 3 PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN CELAH KATUP Tujuan Praktikum : Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa akan dapat memeriksa dan menyetel celah katup. A. Obyek, Alat dan Bahan a) Obyek

Lebih terperinci

Pengertian Tune Up (untuk Sepeda Motor)

Pengertian Tune Up (untuk Sepeda Motor) Pengertian Tune Up (untuk Sepeda Motor) Leave a commentgo to comments Pemakaian sepeda motor secara terus-menerus berakibat kerja mesin dan komponen-komponen di dalamnya sedikit demi sedikit akan mengalami

Lebih terperinci

Prosedur Pengetesan Injektor

Prosedur Pengetesan Injektor Prosedur Servis, Pengetesan dan Perbaikan Injektor Diesel Menentukan Kerusakan Injektor Sesuai penjelasan dalam buku yang ditulis oleh May and Crouse, sebuah kesalahan pada injektor akan dapat di identifikasikan

Lebih terperinci

Tune up injeksi. 14,7:1 = 14,7 bagian O2 (oksigen) berbanding 1 bagian BBM

Tune up injeksi. 14,7:1 = 14,7 bagian O2 (oksigen) berbanding 1 bagian BBM Tune up injeksi Berbagai macam cara dan usaha yang dilakukan untuk mengurangi kadar gas buang beracun yang dihasilkan oleh mesin-mesin kendaraan bermotor seperti penggunaan BBM bebas timbal, penggunaan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER Di susun oleh : Cahya Hurip B.W 11504244016 Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2012 Dasar

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Semester III OVERHAUL MESIN X 50 No.JST/OTO/OTO0/0& Revisi : 0 Tgl : 6 Februari 0 Hal dari I. Kompetensi : Setelah selesai praktik diharapkan mahasiswa dapat :. Melepas dan memasang semua komponen mesin

Lebih terperinci

Mobil lebih awet karena frekuensi bongkar-pasangnya relatif lebih kecil.

Mobil lebih awet karena frekuensi bongkar-pasangnya relatif lebih kecil. Tune-up merupakan servis yang paling sering dilakukan dibandingkan dengan jenis servis mobil yang lain, seperti overhaul, spooring- balancing, dan kenteng magic (ketok magic). Tune-up merupakan servis

Lebih terperinci

Letak sensor EFI pada toyota Avanza dan Daihatsu Xenia tak sensor pada Avanza/ Xenia tak Sensor dan Injektor Mesin Avanza/xenia

Letak sensor EFI pada toyota Avanza dan Daihatsu Xenia tak sensor pada Avanza/ Xenia tak Sensor dan Injektor Mesin Avanza/xenia Letak sensor EFI pada toyota Avanza dan Daihatsu Xenia Letak sensor pada Avanza/ Xenia 1. Vacuum switching Valve (EVAP) 2. Sensor Tekanan Absolut Manifold 3. Pompa nahan Bakar 4. Sensor oksigen (sensor

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Semester III OVERHAUL MESIN X 50 No.JST/OTO/OTO0/9&0 Revisi: 0 Tgl: Agustus 06 Hal dari I. Kompetensi: Setelah selesai praktik diharapkan mahasiswa dapat:. Melepas dan memasang semua komponen mesin dengan

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN Gasoline Generator SG 3000 & SG 7500

BUKU PANDUAN Gasoline Generator SG 3000 & SG 7500 S A G E BUKU PANDUAN Gasoline Generator SG 3000 & SG 7500 SG300W GASOLINE GENERATOR O L INE E N G I N SE 168s PT. SHARPRINDO DINAMIKA PRIMA Layanan service : (021) 5903411 Website : www. shark.co.id Bersertifikasi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAAN 4.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI KOPLING Kopling adalah satu bagian yang mutlak diperlukan pada truk dan jenis lainnya dimana penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran di dalam silinder

Lebih terperinci

PERAWATAN DAN PERBAIKAN GARDAN

PERAWATAN DAN PERBAIKAN GARDAN SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) PERAWATAN DAN PERBAIKAN GARDAN 68 PRAKTEK PERAWATAN DAN PERBAIKAN GARDAN 1. Gambar komponen-komponen differential. 17 12 15 4 1 2 3 7 18 13

Lebih terperinci

PRAKTEK II TUNE UP MOTOR DIESEL. A. Tujuan:

PRAKTEK II TUNE UP MOTOR DIESEL. A. Tujuan: PRAKTEK II TUNE UP MOTOR DIESEL A. Tujuan: - mahasiswa dapat memahami komponen komponen pada mesin diesel yang harus di tun e up - mahasiswa dapat memahami fungsi dan cara kerja komponen komponen mesin

Lebih terperinci

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak Tutup kepala silinder (cylinder head cup) kepala silinder (cylinder

Lebih terperinci

KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR

KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR JPTM FPTK 2006 KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BAHAN AJAR NO 2 Motor TANGGAL : KOMPETENSI Komponen Utama

Lebih terperinci

ANALISA DAN CARA MENGATASI GANGUAN SISTEM PENGAPIAN MAZDA MR 90

ANALISA DAN CARA MENGATASI GANGUAN SISTEM PENGAPIAN MAZDA MR 90 ANALISA DAN CARA MENGATASI GANGUAN SISTEM PENGAPIAN MAZDA MR 90 LAPORAN Disusun untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III dengan gelar Ahli Madya Teknik Mesin Oleh Ali Agsa 5250304539 PENDIDIKAN TEKNIK

Lebih terperinci

Sistem Pengapian CDI AC pada Sepeda Motor Honda Astrea Grand Tahun 1997 ABSTRAK

Sistem Pengapian CDI AC pada Sepeda Motor Honda Astrea Grand Tahun 1997 ABSTRAK Sistem Pengapian CDI AC pada Sepeda Motor Honda Astrea Grand Tahun 1997 Kusnadi D-III Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Tegal. ABSTRAK Sistem pengapian merupakan sistem yang menghasilkan tegangan

Lebih terperinci

PRAKTEK KERJA INDUSTRI DI BENGKEL SLENDRO MEKANIK TAHUN 2012/2013

PRAKTEK KERJA INDUSTRI DI BENGKEL SLENDRO MEKANIK TAHUN 2012/2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI DI BENGKEL SLENDRO MEKANIK TAHUN 2012/2013 Disusun oleh : N a ma : MUHAMMAD DEDI S.R No. Induk : 9045 Kelas Prog.Keahlian : XII MOB : Teknik Mekanik Otomotif SMK PETRUS KANISIUS

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam proses pengambilan data pada media Engine Stand Toyota Great

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam proses pengambilan data pada media Engine Stand Toyota Great BAB IV PEMBAHASAN.. Proses Pengambilan Data Dalam proses pengambilan data pada media Engine Stand Toyota Great Corolla tipe A-FE tahun 99 ini, meliputi beberapa tahapan yakni pengambilan data sebelum dilakukan

Lebih terperinci

PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk

PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk HONDA SALES OPERATION TECHNICAL SERVICE DIVISION TRAINING DEVELOPMENT ASTRA HONDA TRAINING CENTRE PELATIHAN MEKANIK TINGKAT - I BONGKAR & PASANG MESIN MENURUNKAN MESIN SEPEDA

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. JST/OTO/OTO410/14 Revisi : 02 Tgl : 6 Februari 2014 Hal 1 dari 10 I. Kompetensi : Setelah melaksanakan praktik, mahasiswa diharapkan dapat : 1. Mengidentifikasi komponen sistem bahan bakar, kontrol

Lebih terperinci

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA Suprihadi Agus Program Studi D III Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Jln. Mataram No. 09 Tegal Telp/Fax (0283) 352000

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM PENGAPIAN (IGNITION SYSTEM)

BAB IV SISTEM PENGAPIAN (IGNITION SYSTEM) 30 BAB IV SISTEM PENGAPIAN (IGNITION SYSTEM) 1. Dasar Pada motor bakar yang menggunakan bahan bakar bensin, yang masuk keruang bahan bakar adalah gas campuran udara dan bensin, sedangkan untuk pembakarannya

Lebih terperinci

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA 9.1. MESIN PENGGERAK UTAMA KAPAL PERIKANAN Mesin penggerak utama harus dalam kondisi yang prima apabila kapal perikanan akan memulai perjalanannya. Konstruksi

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. JST/OTO/OTO410/13 Revisi: 03 Tgl: 22 Agustus 2016 Hal 1 dari 10 I. Kompetensi: Setelah melaksanakan praktik, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Mengidentifikasi komponen sistem bahan bakar, kontrol udara

Lebih terperinci

No. Nama Komponen Fungsi

No. Nama Komponen Fungsi Jobsheet Baterai / Aki PROSEDUR MELEPAS BATERAI 1. Matikan mesin atau putar kunci kontak pada posisi OFF. 2. Buka tutup tempat baterai atau body pada sepeda motor. 3. Kendorkan terminal baterai negatif

Lebih terperinci

PROSEDUR PENYETELAN AWAL PADA SEPEDA MOTOR Oleh : Bambang Sulistyo, S.Pd.

PROSEDUR PENYETELAN AWAL PADA SEPEDA MOTOR Oleh : Bambang Sulistyo, S.Pd. PROSEDUR PENYETELAN AWAL PADA SEPEDA MOTOR Oleh : Bambang Sulistyo, S.Pd. Pendahuluan Operasi sepeda motor yang tanpa kerusakan dan aman, dan juga umur yang panjang adalah idaman dari setiap pemilik sepeda

Lebih terperinci

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA TURBOCHARGER URAIAN Dalam merancang suatu mesin, harus diperhatikan keseimbangan antara besarnya tenaga dengan ukuran berat mesin, salah satu caranya adalah melengkapi mesin dengan turbocharger yang memungkinkan

Lebih terperinci

Lampiran. Struktur Pohon Keputusan K0010 K0060

Lampiran. Struktur Pohon Keputusan K0010 K0060 Lampiran Struktur Pohon Keputusan K0010 K0060 A0010 B0010 C0010 C0020 C0030 C0040 C0050 C0060 K0010 K0020 K0030 K0040 K0050 K0060 Mesin motor mati Tidak ada api pada busi Ujung elektroda rata dengan keramik

Lebih terperinci

2.1.2 Siklus Motor Bakar Torak Bensin 4 Langkah

2.1.2 Siklus Motor Bakar Torak Bensin 4 Langkah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin 2.1.1 Pengertian Motor Bakar Torak Bensin Motor bakar torak bensin merupakan salah satu jenis motor bakar yang menggunakan bensin sebagai bahan bakarnya. Bensin

Lebih terperinci

2) Lepaskan baut pemasangan exhaust pipe (pipa knalpot) dan baut/mur pemasangan mufler (knalpot)

2) Lepaskan baut pemasangan exhaust pipe (pipa knalpot) dan baut/mur pemasangan mufler (knalpot) Jurusan : Pendidikan Teknik Otomotif Waktu : 2 x 50 Menit Teknologi Sepeda Motor Judul :Melepas, Memeriksa, & Memasang Piston Sepeda Motor Karisma A. Tujuan 1) Mahasiswa mampu melepas silinder dan torak

Lebih terperinci

SERVIS KEPALA SILINDER BESERTA KATUPNYA

SERVIS KEPALA SILINDER BESERTA KATUPNYA SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI ENGINE SERVIS KEPALA SILINDER BESERTA KATUPNYA Nama Siswa No. Absen Kelas Jurusan : : : : 87 A. KEPALA SILINDER 1. Kontruksi. Kepala silinder (cylinder Head) berfungsi

Lebih terperinci

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN 12.1. Pendahuluan Bab ini berisi sistem kelistrikan bodi yang berhubungan dengan suatu pengukur bagi pengemudi yang sebagian atau keseluruhannya berada pada panel

Lebih terperinci

BAB IV PROSES OVERHOUL DAN ANALISIS KOMPONEN

BAB IV PROSES OVERHOUL DAN ANALISIS KOMPONEN BAB IV PROSES OVERHOUL DAN ANALISIS KOMPONEN 4.1. Data Sebelum Dilakukan Overhoul. Sebelum melakukan proses overhoul atau pembongkaran mesin, terlebih dahulu melakukan pengujian dan pengambilan data awal

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini meliputi : mesin

III. METODOLOGI PENELITIAN. Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini meliputi : mesin III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini meliputi : mesin bensin 4-langkah, alat ukur yang digunakan, bahan utama dan bahan tambahan..

Lebih terperinci

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK 2.1 Lingkup Kerja Praktek di PT. Safari Dharma Sakti Lingkup kerja praktek di PT.Safari Dharma Sakti pemeliharaan secara berkala kendaraan bus Mercedes Benz dan Hino meliputi

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA MOTOR DAN PENGAPIAN

PRINSIP KERJA MOTOR DAN PENGAPIAN PRINSIP KERJA MOTOR DAN PENGAPIAN KOMPETENSI 1. Menjelaskan prinsip kerja motor 2 tak dan motor 4 tak. 2. Menjelaskan proses pembakaran pada motor bensin 3. Menjelaskan dampak saat pengapian yang tidak

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN MESIN DIESEL BUS

BAB IV PERAWATAN MESIN DIESEL BUS BAB IV PERAWATAN MESIN DIESEL BUS A. Tujuan Perawatan Mesin Perawatan dan perbaikan merupakan suatu hal yang sangat penting agar suatu alat atau mesin dapat bekerja dengan baik. Karena dengan sistem perawatan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KASUS

BAB III ANALISIS KASUS A. Analisis BAB III ANALISIS KASUS Penulis mengumpulkan data-data teknis pada mobil Daihatsu Gran Max Pick Up 3SZ-VE dalam menganalisis sistem suspensi belakang untuk kerja pegas daun (leaf spring), dimana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco 29 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco G16ADP 2 langkah 160cc Dari pembongkaran yang dilkukan didapat spesifikasi komponen kopling kering mekanis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Torak Salah satu jenis penggerak mula yang banyak dipakai adalah mesin kalor, yaitu mesin yang menggunakan energi termal untuk melakukan kerja mekanik atau mengubah

Lebih terperinci

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Recirculating Ball

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Recirculating Ball Jobsheet Membongkar Sistem Kemudi Tipe Recirculating Ball 1. Tujuan Siswa mengenal komponen sistem kemudi Tipe Recirculating Ball Siswa memahami cara kerja sistem kemudi Tipe Recirculating Ball Siswa mampu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Troubleshooting Sistem Pengapian Dan Pengisian Sepeda Motor. 1. Cara Kerja Sistem Pengapian Sepeda Motor Yamaha Mio

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Troubleshooting Sistem Pengapian Dan Pengisian Sepeda Motor. 1. Cara Kerja Sistem Pengapian Sepeda Motor Yamaha Mio BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Troubleshooting Sistem Pengapian Dan Pengisian Sepeda Motor Yamaha Mio 4.1.1 Sistem Pengapian Yamaha Mio ( DC ) 1. Cara Kerja Sistem Pengapian Sepeda Motor Yamaha Mio Pada

Lebih terperinci

ECS (Engine Control System) TROOT024 B3

ECS (Engine Control System) TROOT024 B3 ECS (Engine Control System) TROOT024 B3 Diagnosa Ignition Control Sistem Tujuan Umum : Peserta dapat mengidentifikasi fungsi, konstruksi, cara kerja sistem control ngine Peserta dapat mendiagnosa dan memperbaiki

Lebih terperinci

Gambar 4.2 Engine stand dan mesin ATV Toyoco G16ADP

Gambar 4.2 Engine stand dan mesin ATV Toyoco G16ADP 49 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Engine Stand ATV Toyoco G16ADP 160 CC Engine stand merupakan sebuah alat bantu stand engine yang digunakan untuk mengkondisikan mesin agar dapat diletakan pada pelat

Lebih terperinci

JOBSHEET PRAKTEK MEMELIHARA SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN

JOBSHEET PRAKTEK MEMELIHARA SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN JOBSHEET PRAKTEK NAMA SEKOLAH KOMPETENSI KEAHLIAN MATA PELAJARAN KELAS NAMA PRAKTEK SMK TEKNIK KENDARAAN RINGAN MEMELIHARA SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN XI OVERHOUL KARBORATOR / KIJANG TUJUAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB IV MENGOPRASIKANKAN GENERATOR SET

BAB IV MENGOPRASIKANKAN GENERATOR SET BAB IV MENGOPRASIKANKAN GENERATOR SET 4.1 Menjalankan Mesin Baru Persiapan yang perlu diperhatikan sebelum menjalankan GENSET baru ada beberapa tahapan, sebagai berikut: 1. Periksalah semua skrup dan baut;

Lebih terperinci

JOB SHEET (LEMBAR KERJA) : Melaksanakan overhaul kepala silinder

JOB SHEET (LEMBAR KERJA) : Melaksanakan overhaul kepala silinder JOB SHEET (LEMBAR KERJA) Sekolah : SMKN 1 Sintang Program Keahlian : Teknik Sepeda Motor Mata Diklat : (Produktif) Melaksanakan overhaul kepala silinder Kelas/Semester : XI/3 Alokasi Waktu : 20 x 45 Menit

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Sepeda motor adalah salah satu alat transportasi yang digunakan untuk memudahkan aktivitas sehari-sehari. Maka dari itu banyak masyarakat atau konsumen yang

Lebih terperinci

Mesin Penyiang Padi Sawah Bermotor Power Weeder JP-02 / 20

Mesin Penyiang Padi Sawah Bermotor Power Weeder JP-02 / 20 Mesin Penyiang Padi Sawah Bermotor Power Weeder JP-02 / 20 Bacalah buku petunjuk sebelum anda menggunakan mesin penyiang bermotor (power weeder) BALAI BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN BADAN PENELITIAN

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI BAB II. LANDASAN TEORI 2.1. Mengenal Motor Diesel Motor diesel merupakan salah satu tipe dari motor bakar, sedangkan tipe yang lainnya adalah motor bensin. Secara sederhana prinsip pembakaran pada motor

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KASUS

BAB III ANALISIS KASUS BAB III ANALISIS KASUS A) Tujuan Pemecahan Masalah 1. Untuk mengetahui ketirusan permukaan crankshaft. 2. Untuk mengetahui kebengkokan permukaan crankshaft. 3. Untuk mengetahui apakah bantalannya masih

Lebih terperinci

TROUBLESHOOTING SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL MOTOR BAKAR GASOLINE EMPAT SILINDER 4 TAK

TROUBLESHOOTING SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL MOTOR BAKAR GASOLINE EMPAT SILINDER 4 TAK B.7 TROUBLESHOOTING SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL MOTOR BAKAR GASOLINE EMPAT SILINDER 4 TAK Edy Susilo Widodo 1 dan Eko Surjadi 2 1 Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Universitas Surakarta, Jl.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS PERAWATAN SISTEM PENDINGIN ENGINE 7K PADA TOYOTA KIJANG LSX KF80 TAHUN A. Spesifikasi Komponen Utama dan Sistem Pendingin

BAB III ANALISIS PERAWATAN SISTEM PENDINGIN ENGINE 7K PADA TOYOTA KIJANG LSX KF80 TAHUN A. Spesifikasi Komponen Utama dan Sistem Pendingin 56 BAB III ANALISIS PERAWATAN SISTEM PENDINGIN ENGINE 7K PADA TOYOTA KIJANG LSX KF80 TAHUN 1998 A. Spesifikasi Komponen Utama dan Sistem Pendingin Sistem pendingin engine 7K pada Toyota Kijang LSX merupakan

Lebih terperinci

Gambar Sistem pengkondisian udara

Gambar Sistem pengkondisian udara BAB 14 SISTEM PENGKONDISIAN UDARA (AIR CONDITIONER) 14.1. Pendahuluan Air conditioner merupakan peralatan untuk memelihara udara di dalam ruangan agar temperatur dan kelembabannya sesuai dengan yang dikehendaki.

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL LOKOMOTIF

BAB IV SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL LOKOMOTIF BAB IV SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL LOKOMOTIF 4.1 Pengetahuan Dasar Tentang Bahan Bakar Bahan bakar adalah suatu pesawat tenaga yang dapat mengubah energi panas menjadi tenaga mekanik dengan jalan pembakaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan Penelitian a. Bahan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepeda motor 4 langkah 110 cc seperti dalam gambar 3.1 : Gambar 3.1. Sepeda

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Heru Setiyanto (2007), meneliti tentang pengaruh modifikasi katup buluh dan variasi bahan bakar terhadap unjuk kerja mesin pada motor bensin dua langkah 110

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Petunjuk Penggunaan Bahan Ajar

PENDAHULUAN A. Petunjuk Penggunaan Bahan Ajar PENDAHULUAN A. Petunjuk Penggunaan Bahan Ajar Bahan ajar Perbaikan Kerusakan dirancang untuk pelaksanaan pembelajaran mandiri tanpa kehadiran guru atau pembelajaran klasikal. Apabila digunakan pada pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Mesin mesin dan Alat Uji Pengujian kendaraan bermotor menggunakan bermacam macam jenis standarisasi diantaranya BSN, ISO, IEC, DIN, NISO, ASTM dll. Sebelum melakukan pengujian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Motor Bakar Motor bakar adalah mesin atau peswat tenaga yang merupakan mesin kalor dengan menggunakan energi thermal dan potensial untuk melakukan kerja mekanik dengan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Beberapa pengertian perawatan dapat diuraikan sebagai berikut :

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Beberapa pengertian perawatan dapat diuraikan sebagai berikut : BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Pengertian Perawatan Beberapa pengertian perawatan dapat diuraikan sebagai berikut : Menurut Drs. Sudjoko dalam bukunya yang berjudul adminitrasi materil, pemeliharaan

Lebih terperinci

Spark Ignition Engine

Spark Ignition Engine Spark Ignition Engine Fiqi Adhyaksa 0400020245 Gatot E. Pramono 0400020261 Gerry Ardian 040002027X Handoko Arimurti 0400020288 S. Ghani R. 0400020539 Transformasi Energi Pembakaran Siklus Termodinamik

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR BAGAN... vii DAFTAR NOTASI... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I PENDAHULUAN... 1

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM PELUMASAN ENGINE 1TR-FE

BAB III ANALISIS SISTEM PELUMASAN ENGINE 1TR-FE BAB III ANALISIS SISTEM PELUMASAN ENGINE 1TR-FE A. Overhaul Sistem Pelumasan Overhaul yaitu suatu pekerjaan yang dilakukan sampai dengan penganalisaan perlu tidaknya suatu komponen engine dilakukan penggantian.

Lebih terperinci

Petunjuk Penggunaan KEAMANAN SPESIFIKASI. EU65is JANGAN GUNAKAN DI DALAM RUMAH JANGAN GUNAKAN DALAM KEADAAN BASAH JANGAN HUBUNGKAN KE METERAN RUMAH

Petunjuk Penggunaan KEAMANAN SPESIFIKASI. EU65is JANGAN GUNAKAN DI DALAM RUMAH JANGAN GUNAKAN DALAM KEADAAN BASAH JANGAN HUBUNGKAN KE METERAN RUMAH KEAMANAN JANGAN GUNAKAN DI DALAM RUMAH JANGAN GUNAKAN DALAM KEADAAN BASAH JANGAN HUBUNGKAN KE METERAN RUMAH Petunjuk Penggunaan 4MZ25601 00x4M-Z25-6000 SPESIFIKASI Di cetak di Indonesia JAUHKAN DARI BARANG

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. 1. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 100 cc. uji yang digunakan adalah sebagai berikut :

METODOLOGI PENELITIAN. 1. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 100 cc. uji yang digunakan adalah sebagai berikut : III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian 1. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 100 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4 langkah 100 cc, dengan merk

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN PERAWATAN 4.1 TUJUAN PERAWATAN WATER PUMP a) Menyediakan informasi pada pembaca dan penulis untuk mengenali gejala-gejala yang terjadi pada water pump apabila akan mengalami kerusakan.

Lebih terperinci

Oleh: Nuryanto K BAB I PENDAHULUAN

Oleh: Nuryanto K BAB I PENDAHULUAN Pengaruh penggantian koil pengapian sepeda motor dengan koil mobil dan variasi putaran mesin terhadap konsumsi bahan bakar pada sepeda motor Honda Supra x tahun 2002 Oleh: Nuryanto K. 2599038 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Tabel 3.1 data spesifikasi Engine Toyota Kijang Innova 1TR-FE. Tipe Mesin 2,0 L,4 Silinder Segaris 16.

BAB III PEMBAHASAN. Tabel 3.1 data spesifikasi Engine Toyota Kijang Innova 1TR-FE. Tipe Mesin 2,0 L,4 Silinder Segaris 16. 38 BAB III PEMBAHASAN A. Spesifikasi Engine Toyota Kijang Innova 1TR-FE Tabel 3.1 data spesifikasi Engine Toyota Kijang Innova 1TR-FE Tipe Mesin 2,0 L,4 Silinder Segaris 16 Katup,DOHC,VVT-i Isi silinder

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Didalam melakukan pengujian diperlukan beberapa tahapan agar dapat berjalan lancar, sistematis dan sesuai dengan prosedur dan literatur

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN BAB III METODOLOGI PENGUJIAN Percobaan yang dilakukan adalah percobaan dengan kondisi bukan gas penuh dan pengeraman dilakukan bertahap sehingga menyebabkan putaran mesin menjadi berkurang, sehingga nilai

Lebih terperinci

PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM KOPLING

PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM KOPLING SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM KOPLING 39 PRAKTEK PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING ( Toyota Kijang KF 40 ). 1. Memeriksa dan Menyetel Pedal Kopling.

Lebih terperinci