ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN SEMEN NON-CURAH (ZAK) PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK PADA AREA JAWA TIMUR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN SEMEN NON-CURAH (ZAK) PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK PADA AREA JAWA TIMUR"

Transkripsi

1 ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN SEMEN NON-CURAH (ZAK) PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK PADA AREA JAWA TIMUR Feby Artwodini Muqtadiroh 1, Avia Riska Syofiani 2, Terry Safiria Ramadhani 3 Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya Telp. (031) feby@is.its.ac.id 1, aviariska@ymail.com 2, terrysafr@gmail.com 3 ABSTRAK PT Semen Indonesia (Persero), Tbk merupakan perusahaan BUMN penghasil semen terkemuka di Indonesia, gabungan dari empat perusahaan penghasil semen yaitu PT Semen Gresik, PT Semen Padang, PT Semen Tonasa dan Thang Long Cement Vietnam. Sebagai perusahaan penghasil semen terkemuka, PT Semen Indonesia harus selalu berupaya yang terbaik untuk mempertahankan posisinya dengan selalu meningkatkan penjualan produknya seiring dengan persaingan bisnis yang sangat ketat. Salah satunya adalah bidang penjualan dengan menyusun rencana penjualan. Rencana penjualan ini dapat berbentuk peramalan penjualan untuk memperkirakan penjualan di masa yang akan datang pada periode tertentu. penjualan PT Semen Indonesia (Persero), Tbk dilakukan dalam periode tahunan yang didokumentasikan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP). PT Semen Indonesia khususnya pada area pemasaran Jawa Timur memerlukan metode yang tepat untuk dapat memperkirakan penjualan sehingga dapat menjadi dasar perencanaan perusahaan. Paparan kali ini membandingkan tiga metode peramalan yakni Least Square, Double Exponential Smoothing dan Triple Exponential Smoothing dengan mencari nilai error terkecil. Metode Least Square menghasilkan nilai error terkecil yang digunakan untuk meramalkan penjualan semen non-curah selama satu tahun mendatang di 36 kota area penjualan Jawa Timur untuk periode data bulan Januari 2012 Juni Adapun tahapan peramalan pada PT Semen Indonesia yakni tahap pre-processing data, penerapan metode Least Square, uji moving range, analisis trend penjualan semen non-curah di 36 kota dan terakhir mengkategorikan wilayah penjualan semen sesuai dengan kondisi trend penjualan. Pada paparan ini juga dikaji/dianalisis penyebab peningkatan dan penurunan trend dengan melakukan interview terhadap pihak-pihak di Departemen Penjualan PT Semen Indonesia. Dan hasilnya terdapat 6 kota masuk ke dalam kategori high yang mempunyai peningkatan tren penjualan yang lebih dari 10%. Kemudian 25 kota mengalami kenaikan penjualan yang tidak signifikan, kenaikan penjualan mulai dari 1% hingga 10% masuk ke dalam kategori medium. Sisanya yakni 5 kota masuk ke dalam kategori low dengan rata-rata penurunan trend sebesar -1% yang disebabkan karena adanya pergeseran gudang besar dan adanya ekspansi dari perusahaan kompetitor. Kata Kunci: Penjualan, Least Square, Tren Penjualan, Kategori Penjualan, Kompetitor 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Semen Indonesia (Persero), Tbk adalah perusahaan persemenan yang terkemuka di Indonesia dengan menggabungkan empat perusahaan persemenan besar di Indonesia yaitu PT Semen Gresik, PT Semen Padang, PT Semen Tonasa dan Thang Long Cement Vietnam (Semen Indonesia, 2014). Sebagai perusahaan penghasil semen terkemuka, PT Semen Indonesia harus selalu berupaya yang terbaik untuk mempertahankan posisinya dengan selalu meningkatkan penjualan produknya seiring dengan persaingan bisnis yang sangat ketat (Portal BUMN, 2014). Saat ini, adanya tren penambahan pabrik baru dengan kapasitas besar oleh para perusahaan kompetitor pada daerah pemasaran PT Semen Indonesia di regional Jawa Timur (PT Semen Gresik) akan mengancam kelangsungan perusahaan. Oleh karena itu dibutuhkan manajemen yang baik dalam pelaksanaan seluruh kegiatan perencanaan dan pengawasan perusahaan. Perusahaan harus menyusun perencanaan di segala bidang, salah satunya adalah bidang penjualan dengan menyusun rencana penjualan. Rencana penjualan ini akan berbentuk peramalan penjualan untuk memperkirakan penjualan di masa yang akan datang pada periode tertentu. penjualan PT Semen Indonesia (Persero), Tbk dilakukan dalam periode tahunan yang nantinya akan didokumentasikan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dengan metode yang sangat sederhana dan belum dikaji ketepatannya (Kamal Pasah, 2014). Oleh karena itu, PT Semen Indonesia khususnya pada area pemasaran Jawa Timur memerlukan metode peramalan yang tepat dan valid untuk dapat memperkirakan penjualan sehingga dapat menjadi dasar perencanaan perusahaan yang lain. Paparan ini akan membandingkan tiga metode peramalan (Metode Least Square, Metode Double Exponential Smoothing dan Metode Triple Exponential Smoothing) yang paling cocok

2 diterapkan sesuai dengan karakteristik data historis penjualan 36 daerah yang termasuk ke dalam area penjualan Jawa Timur. Metode peramalan yang akan digunakan adalah metode dengan tingkat akurasi paling tinggi yang diukur dengan nilai error (MAD, MAPE, MSE dan MPE) terkecil (Duke, 2014). akan dilakukan untuk periode 1 tahun mendatang dan akan dihasilkan trend penjualan untuk masing-masing daerah di seluruh area penjualan Jawa Timur. Setelah nilai peramalan penjualan diketahui akan dilakukan proses pengkategorian berdasarkan trend penjualan di daerah tersebut. Proses pengkategorian ini dilakukan untuk dapat dilanjutkan dengan proses analisis penyebab peningkatan atau penurunan trend penjualan. Analisis penyebab peningkatan atau penurunan trend penjualan ini dilakukan dengan melakukan interview terhadap para pihak terkait dalam lingkup Departemen Penjualan (Kamal Pasah, 2014). Diharapkan analisis penyebab peningkatan dan penurunan trend penjualan ini dapat dijadikan evaluasi untuk terus meningkatkan penjualan produk semen non-curah (zak) pada area penjualan Jawa Timur 1.2 Tinjauan Pustaka A. Penjualan Penjualan adalah merupakan suatu usaha terpadu untuk mengembangkan rencana-rencana strategis yang diarahkan pada pemuasan kebutuhan dan keinginan pembeli. Penjualan merupakan suatu transaksi yang bertujuan untuk mendapatkan suatu keuntungan dan merupakan suatu jantung dari suatu perusahaan (Himayati, 2008). Banyak faktor yang mempengaruhi penjualan yang berasal dari eksternal perusahaan maupun internal perusahaan. Faktor eksternal perusahaan meliputi kondisi pasar, segmen pasar, daya beli konsumen, kondisi ekonomi, kebutuhan konsumen dan sebagainya. Sedangkan faktor internal perusahaan dapat meliputi tingkat permodalan, kegiatan produksi, kegiatan pemasaran, kegiatan penjualan serta proses administrasi penjualan produk tersebut. B. Metode dapat didefinisikan sebagai alat atau teknik untuk memprediksi atau memperkirakan suatu nilai pada masa mendatang dengan memperhatikan data atau informasi yang relevan, baik data atau informasi masa lalu maupun data atau informasi saat ini menggunakan kerangka kerja atau teknik kuantitatif yang baku dan kaidah yang dapat dijelaskan secara matematik maupun statistik (Nachrowi, Djalal; Usman, 2004). Secara umum peramalan dilakukan dengan menggunakan dua metode yang dibagi dalam dua kategori yaitu peramalan bersifat subjektif (kualitatif) dan peramalan bersifat objektif (kuantitatif). Pada dasarnya terdapat beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam membuat suatu ramalan untuk menjamin efektifitas dan efisiensi dari sistem peramalan (Soepeno, 2012) yaitu : a. Menentukan tujuan dari peramalan. b. Memilih item independent demand yang akan diramalkan. c. Menentukan horison waktu dari peramalan (jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang). d. Memilih metode peramalan. e. Memperoleh data yang dibutuhkan untuk melakukan peramalan. f. Validasi metode peramalan. g. Membuat peramalan. h. Implementasi hasil-hasil peramalan. i. Verifikasi peramalan. C. Teknik Time Series Metode time series adalah metode peramalan dengan menggunakan analisa pola hubungan antara variabel yang akan diperkirakan dengan variabel waktu atau analisis time series (Hutasuhut, Amira Herwindyani; Anggraeni, Wiwik; Tyasnurita, 2014). Metode Double Exponential Smoothing Metode ini tepat digunakan untuk melakukan peramalan serial data yang memiliki unsur trend (kecenderungan) adalah metode pemulusan eksponensial linear yang diperkenalkan oleh Holt. Metode pemulusan eksponensial linear Holt s Model ini menggunakan persamaan sebagai berikut : D = demand Metode Triple Exponential Smoothing Metode peramalan ini khusus digunakan untuk data yang berpola trend dan musiman adalah metode pemulusan eksponensial linear dan musiman dari Winter. Metode ini didaasarkan atas tiga persamaan pula yaitu untuk unsur stasioner, trend dan musiman yang dirumuskan sebagai berikut :

3 D. Teknik Analisis Trend Metode peramalan analisis trend adalah peramalan yang didasarkan pada data historis dari satu variabel saja. Trend merupakan gerakan lamban yang bersifat jangka panjang dan cenderung menuju ke satu arah yaitu menaik atau menurun. Metode Trend Least Square Metode Least Square merupakan metode yang paling umum digunakan dalam peramalan untuk data time series untuk melihat trend (Sugiarto, 2000). Metode least square (kuadrat terkecil) untuk mencari garis trend suatu perkiraan atau taksiran mengenai nilai dan b dari persamaan didasarkan atas data hasil observasi sedemikian rupa sehingga dihasilkan jumlah kesalahan kuadrat terkecil (minimum) (Supranto, 2000). Mean Absolute Percentage Error (MAPE) MAPE menunjukkan akurasi peramalan dalam bentuk persentase. Perhitungan akurasi dengan MAPE biasanya lebih banyak dipakai karena mudah dibaca (karena dalam bentuk persentase) (Raharja, Alda; Angraeni, Wiwik; Vinarti, 2010). F. Analisis Uji Moving Range Uji Moving Range Chart merupakan salah satu cara untuk mengendalikan kesalahan peramalan untuk memastikan bahwa metode peramalan yang digunakan telah sesuai dengan plot data dengan mengabaikan error positif dan error negatif. Uji Moving Range Chart diawali dengan menghitung selisih antara data aktual dengan data hasil peramalan kemudian hasilnya akan dipetakan pada peta rentang bergerak. E. Pengukuran Akurasi Akurasi peramalan akan diukur dengan menggunakan fungsi Mean Absolute Deviation (MAD), Root Mean Square Error (RMSE) dan Mean Absolute Percentage Error (MAPE). Mean Absolute Deviation (MAD) MAD merupakan rata-rata kesalahan mutlak selama periode tertentu tanpa memperhatikan apakah hasil peramalan lebih besar atau lebih kecil dibandingkan kenyataannya. Secara sistematis MAD dirumuskan sebagai berikut : Root Mean Square Error (RMSE) RMSE biasanya digunakan untuk mengevaluasi kinerja model dalam hal kesesuaian dengan data atau meramalkan data. RMSE menghitung selisih antara nilai yang diprediksi oleh model dan nilai sebenarnya (Raharja, Alda; Angraeni, Wiwik; Vinarti, 2010). Gambar 1. Grafik Pengujian Moving Range Chart 2. METODE Metode dalam penyelesaian analisis penjualan pada PT. Semen Indonesia dilakukan melalui beberapa tahapan. Tahapan-tahapan tersebut adalah studi pendahuluan dan literatur, pengumpulan dan pre-processing data, identifikasi dan penerapan metode peramalan, perbandingan tingkat akurasi metode peramalan (validasi), implementasi metode peramalan, verifikasi hasil peramalan, analisis hasil peramalan dan penyusunan laporan akhir. Secara sistematis, tahapan-tahapan tersebut terangkum dalam diagram seperti di bawah ini :

4 Start Implementasi Metode Verifikasi Hasil Studi Pendahuluan atau Literatur Pembandingan Metode Analisis Hasil Pengumpulan dan Pre- Processing Data Identifikasi dan Penerapan Metode End Gambar 2. Tahapan Penyelesaian Topik Analisis Penjualan pada PT. Semen Indonesia 1. Studi Pendahuluan dan Literatur Studi literatur yang dilakukan adalah pembelajaran dan pemahaman literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang ada. Beberapa yang akan dipelajari seperti teori-teori peramalan dan cara melakukan peramalan menggunakan teknik peramalan time series dan analisi trend. 2. Pengumpulan dan Pre-processing Data Langkah selanjutnya yaitu melakukan pengumpulan dan pra-pemrosesan data. Data yang akan digunakan pada paparan ini adalah data realisasi penjualan semen non-curah (zak) pada PT Semen Indonesia (Persero), Tbk. Periode historis data yang akan digunakan yaitu periode mingguan untuk bulan Januari 2012 Juni 2014 pada area penjualan Jawa Timur yang berjumlah 36 kota. 3. Identifikasi dan Penerapan Metode Langkah selanjutnya adalah dengan mengidentifikasi metode peramalan yang tepat digunakan setelah menganalisis data yang dilakukan dengan melihat plotting data. Langkah selanjutnya adalah dengan mengimplementasikan beberapa metode peramalan yang tepat sesuai dengan karakteristik data realisasi penjualan semen noncurah (zak) di area penjualan Jawa Timur yaitu metode Double Exponential Smoothing, Triple Exponential Smoothing dan Least Square. 4. Pembandingan Metode Langkah selanjutnya adalah dengan membandingkan tingkat akurasi dari 3 metode peramalan yang telah diterapkan sebelumnya. Pengukuran tingkat akurasi metode peramalan dapat dilihat berdasarkan nilai Mean Absolute Deviation (MAD), Mean Square Error (MSE), MPE dan Mean Absolute Percentage Error (MAPE) paling kecil. 5. Implementasi Metode Langkah selanjutnya adalah dengan mengimplementasikan metode peramalan yang mempunyai tingkat akurasi peramalan paling tinggi. Metode peramalan ini akan diimplementasikan untuk membuat peramalan untuk 36 kota di Jawa Timur dengan periode peramalan selama 1 tahun. 6. Verifikasi Hasil Verifikasi hasil peramalan dilakukan dengan melakukan uji moving range chart. Uji Moving Range Chart merupakan salah satu cara untuk mengendalikan kesalahan peramalan untuk memastikan bahwa metode peramalan yang digunakan telah sesuai dengan plot data. 7. Analisis Hasil Setelah mengetahui hasil dari implementasi metode peramalan yang paling tepat, selanjutnya akan dianalisis hasil peramalan dibandingkan dengan data aktual yang ada. Hasil peramalan ini juga akan disimpulkan sesuai dengan keadaan penjualan semen non-curah (zak) PT Semen Indonesia (Persero), Tbk di lapangan yang dipaparkan oleh narasumber yang bersangkutan di perusahaan yaitu Departemen Penjualan. 3. PEMBAHASAN 3.1 Identifikasi dan Penerapan Metode Diketahui berdasarkan pengolahan data bahwa data penjualan memiliki tren, Oleh karena itu diterapkan beberapa metode yang tepat untuk meramalkan karakteristik data yang memiliki trend seperti Double & Triple Exponential Smoothing dan Least Square. Penerapan beberapa metode peramal an ini digunakan untuk menentukan metode peramalan yang mempunyai tingkat akurasi paling tinggi sehingga dapat menggambarkan perkiraan penjualan semen zak pada PT Semen Indonesia (Persero), Tbk. Tingkat akurasi dapat dihitung dengan menghitung MAD, MSE, MPE, dan MAPE. Berikut adalah ringkasan tingkat error 3 metode peramalan yang dibandingkan untuk mencari metode peramalan dengan tingkat akurasi paling tinggi. Tabel 1. Hasil Perbandingan Metode Forecasting Method MAD MSE MPE MAPE Double Exponential % 26% Smoothing Triple Exponential % 28% Smoothing Least Square , % 24% Berdasarkan ringkasan pada tabel tersebut menunjukkan bahwa metode Least Square merupakan metode terbaik untuk melakukan

5 peramalan penjualan semen pada PT Semen Indonesia, terlihat dari nilai MAD, MSE, MPE, dan MAPE terkecil yaitu , 273,770.01, -8%, dan 24%. Sehingga penulis menggunakan metode Least Square untuk melakukan peramalan dan analisis tren penjualan semen PT Semen Indonesia. 3.2 Pengolahan Data Data yang akan digunakan pada paparan ini adalah data realisasi penjualan semen non-curah (zak) pada PT Semen Indonesia (Persero), Tbk. Periode historis data yang akan digunakan yaitu periode mingguan untuk bulan Januari 2012 Juni 2014 pada area penjualan Jawa Timur yang berjumlah 36 kota. Dalam pengolahan data ini akan dilakukan analisis tren untuk mengetahui pola data yang digunakan. Pola data untuk realisasi penjualan semen non curah pada daerah pamekasan (sebagai contoh) : Gambar 3 Tren Analisis Pamekasan 3.3 Verifikasi Hasil Verifikasi peramalan semen non-curah (zak) dilakukan dengan melakukan uji moving range chart pada Excel. Uji Moving Range Chart diawali dengan menghitung selisih antara data aktual dengan data hasil peramalan kemudian hasilnya akan dipetakan pada peta rentang bergerak. Berikut merupakan contoh penerapan peta bergerak pada hasil peramalan di Kota Pamekasan. Gambar 4. Uji Moving Range untuk Penjualan Semen di Wilayah Pamekasan 4. ANALISIS HASIL Berdasarkan hasil peramalan dengan metode least-square, keadaan trend pada sebagian besar kota-kota yang ada di area penjualan Jawa Timur mengalami peningkatan trend untuk perkiraan penjualan pada periode yang akan datang (pada penelian ini periode peramalan adalah satu tahun). Jika dikategorikan berdasarkan tingkat persentase peningkatan atau penurunan trend maka dapat disimpulkan bahwa : Tabel 2. Daftar Area Semen Indonesia di Jawa Timur untut Tren Penjualan Berkategori High Kategori High Kota Lamongan Soko Rengel Jatirogo Kertosono Kalisat Pamekasan Berdasarkan hasil analisa dengan pihak PT Semen Indonesia (Persero), Tbk mengenai faktorfaktor yang dapat menyebabkan daerah dalam kategori high mengalami peningkatan adalah sebagai berikut: 1. Pembangunan Ekonomi Daerah Penjualan produk Semen Indonesia sangat terpengaruh dengan pengembangan suatu daerah sesuai dengan RAPBN (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara). Semakin banyak pembangunan sektor ekonomi pada daerah tersebut, maka semakin besar pula peluang Semen Indonesia untuk meningkatkan penjualan. 2. Penyebaran produk Semen Indonesia Penyebaran produk Semen Indonesia yang merata di suatu daerah akan berpengaruh pada peningkatan penjualan. Data penyebaran produk dari para distributor ini harus dianalisis lebih dalam untuk mengetahui penyebaran produk. 3. Persaingan dengan perusahaan competitor Persaingan dengan perusahaan kompetitor penghasil semen lain di jalur distribusi merupakan hal yang sangat berpengaruh. Semakin lengkap infrastruktur distribusi di daerah tersebut dan transportasi yang baik akan meningkatkan peluang produk menguasai pasar di daerah itu.

6 Tabel 3. Daftar Area Semen Indonesia di Jawa Timur untut Tren Penjualan Berkategori Low Kategori Low Kota Babat Madiun Sampang Tuban Kediri Berdasarkan hasil analisa dengan pihak PT Semen Indonesia (Persero), Tbk mengenai faktorfaktor yang dapat menyebabkan daerah dalam kategori Low mengalami penurunan adalah sebagai berikut: 1. Tuban a. Distributor yang kurang optimal menyebarkan produk b. PT Semen Indonesia tidak mempunyai gudang di sekitar kota sehingga proses distribusi produk terhambat c. Adanya ekspansi dari kompetitor lain yaitu Holcim yang juga membangun pabrik dengan kapasitas besar di lokasi yang berdekatan dengan lokasi pabrik Semen Indonesia 2. Sampang Adanya perpindahan posisi gudang besar dari Sampang ke Pamekasan 3. Babat Adanya pergeseran gudang di daerah Lamongan 4. Madiun a. Masuknya kompetitor seperti Holcim dan Tiga Roda ke daerah Madiun b. Adanya hambatan dalam hal proses angkutan/transportasi c. Lokasi gudang yang berada di dalam kota Madiun sehingga angkutan besar seperti truk tidak bisa menjangkau gudang tersebut karena angkutan besar tidak diperbolehkan untuk melintasi jalanan dalam kota 5. KESIMPULAN 5.1 Simpulan Berdasarkan langkah-langkah pengerjaan paparan yang telah diselesaikan ini maka terdapat beberapa kesimpulan yang dapat diambil, diantaranya adalah : 1. Berdasarkan beberapa metode peramalan yang telah diujicobakan untuk memperkirakan penjualan PT Semen Indonesia (Persero), Tbk maka didapatkan bahwa metode analisis tren Least-Square cocok diterapkan untuk data time-series dengan nilai MAD, MSE, MPE dan MAPE lebih kecil dibanding metode peramalan lain. Hal ini menunjukkan bahwa metode peramalan least-square mempunyai nilai akurasi lebih tinggi untuk melakukan peramalan penjualan PT Semen Indonesia (Persero), Tbk pada area penjualan Jawa Timur. 2. Berdasarkan implementasi metode peramalan least-square yang dilakukan pada data historis realisasi penjualan area Jawa Timur yang berjumlah 36 kota didapatkan hasil bahwa sebagian besar menunjukkan peningkatan tren penjualan yang meningkat sebesar 7%. Kota Lamongan, Soko Rengel, Jatirogo, Kertosono, Kalisat dan Pamekasan adalah kota pada area penjualan Jawa Timur yang mempunyai peningkatan tren penjualan yang lebih dari 10%. Hal ini menunjukkan bahwa untuk periode mendatang PT Semen Indonesia tetap menjadi market leader di daerah-daerah tersebut kecuali terdapat perubahan kebijakan ekonomi makro. 3. Berdasarkan implementasi metode peramalan least square yang dilakukan, terdapat 25 kota mengalami kenaikan penjualan yang tidak signifikan. Kenaikan penjualan mulai dari 1% hingga 10%. Oleh karena itu 25 kota tersebut dimasukkan ke dalam kategori medium. 4. Berdasarkan hasil peramalan terdapat 4 kota yang mempunyai tren penjualan menurun yaitu Kota Tuban, Sampang, Babat dan Madiun dan terdapat 1 kota yang mempunyai tren penjualan stabil yaitu kota Kediri. Kota Babat, Tuban dan Madiun rata-rata mempunyai penurunan trend sebesar -1% yang disebabkan karena adanya pergeseran gudang besar dan adanya ekspansi dari perusahaan kompetitor. Sedangkan kota Sampang mengalami penurunan trend yang sangat signifikan sebesar -100% karena adanya pergeseran gudang besar ke daerah Pamekasan. 5. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan atau penurunan penjualan di suatu daerah yaitu pertumbuhan ekonomi pada daerah tersebut, pemerataan penyebaran produk dan persaingan dengan perusahaan kompetitor. Posisi daerah-daerah pada kategori high, medium dan low dapat sewaktu-waktu berubah sesuai dengan kondisi pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut. Daerah dengan kategori medium dapat meningkat menjadi daerah dengan penjualan dengan kategori high seiring dengan pembangunan yang terjadi di daerah tersebut. Daerah dengan kategori low dapat meningkat menjadi daerah dengan penjualan dengan kategori medium atau high dengan adanya perbaikan infrastrukrtur dan jalur distribusi.

7 5.2 Saran Berdasarkan pengerjaan paparan ini terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki lagi. Oleh karena itu, untuk pengembangan yang lebih baik lagi berikut adalah beberapa saran yang dapat dipertimbangkan : 1. Perusahaan sebaiknya menyusun peramalan penjualan untuk memperkirakan besarnya penjualan yang akan terjadi di masa yang akan datang. Dengan membuat forecast penjualan perusahaan akan mempunyai gambaran mengenai tren penjualan yang akan terjadi selanjutnya dan dapat menyusun suatu kebijakan umum yang didukung dengan perencanaan-perencanaan yang ditetapkan oleh perusahaan. 2. Perusahaan perlu memperhatikan infrastruktur untuk daerah yang memiliki kenaikan tren lebih dari 10% untuk memastikan infrastruktur masih dapat menunjang permintaan produk sesuai dengan kenaikan tren penjualan pada daerah tersebut. 3. Perusahaan perlu mengetahui pergerakan perusahaan pesaing di daerah Jawa Timur sehingga perusahaan dapat mengevaluasi langkah apa yang ditempuh untuk dapat mempertahankan posisi penjualan di Jawa Timur terutama dalam jalur distribusi. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya penurunan tren penjualan. 4. Hasil dari peramalan dalam paparan ini dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan strategis penjualan pada Juli 2014 Juni 2015, khususnya bagi kota yang mengalami penurunan tren penjualan. 5. Untuk paparan selanjutnya, dapat digunakan metode peramalan yang lain untuk membandingkan kehandalan peramalan dari masing-masing metode peramalan, baik itu kuantitatif atau kuantitatif. 6. PUSTAKA Duke, U. (2014). What s the bottom line? How to Compare Models. Retrieved from Himayati. (2008). Eksplorasi Zahir Accounting. Jakarta: Jakarta: Elex Media Komputindo. Hutasuhut, Amira Herwindyani; Anggraeni, Wiwik; Tyasnurita, R. (2014). Pembuatan Aplikasi Pendukung Keputusan Untuk Persediaan Bahan Baku Produksi Plastik Blowing dan Inject Menggunakan Metode ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) Di CV. Asia. JURNAL TEKNIK POMITS, Vol. 3(No. 2), A 169 A 173. Retrieved from viewfile/8114/1846 Kamal Pasah, M. (2014). Sales Forecasting in PT. Semen Indonesia. Surabaya: Kepala Seksi Administrasi Penjualan Area Jawa Timur, PT. Semen Indonesia. Nachrowi, Djalal; Usman, H. (2004). Teknik Pengambilan Keputusan. Jakarta: Grasindo. Portal BUMN, P. S. I. (2014). Semen Indonesia Waspadai Ketatnya Persaingan Bisnis Semen. Retrieved July 23, 2014, from /730/Semen.Indonesia Raharja, Alda; Angraeni, Wiwik; Vinarti, R. A. (2010). Penerapan Metode Exponential Smoothing untuk Penggunaan Waktu Telepon Di PT. Telkomsel DIVRE3 Surabaya. Jurnal SISFO. Retrieved from iew_citation&hl=en&user=f2_71q8aaaaj& citation_for_view=f2_71q8aaaaj:u5hhmv D_uO8C Semen Indonesia, P. (2014). Profil Perusahaan PT Semen Indonesia (Persero). Retrieved July 25, 2014, from il-perusahaan-9 Soepeno, B. (2012). MODUL PERAMALAN PENJUALAN. Malang: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan - Politeknik Negeri Malang. Sugiarto, D. S. (2000). Metode statistika untuk bisnis dan ekonomi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Supranto, J. (2000). Statistik Teori dan Aplikasi. (U. N. Malang, Ed.). Jakarta: Erlangga.

PENERAPAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK PERAMALAN PENGGUNAAN WAKTU TELEPON DI PT TELKOMSEL Divre 3 SURABAYA

PENERAPAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK PERAMALAN PENGGUNAAN WAKTU TELEPON DI PT TELKOMSEL Divre 3 SURABAYA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERAPAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK PERAMALAN PENGGUNAAN WAKTU TELEPON DI PT TELKOMSEL Divre 3 SURABAYA Alda Raharja - 5206 100 008! Wiwik Anggraeni, S.Si, M.Kom! Retno

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1. Peramalan 2.1.1. Pengertian dan Kegunaan Peramalan Peramalan (forecasting) menurut Sofjan Assauri (1984) adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang

Lebih terperinci

PENERAPAN LEAST SQUARE METHOD UNTUK PERAMALAN PENJUALAN DI HIJABSTORY BANDUNG

PENERAPAN LEAST SQUARE METHOD UNTUK PERAMALAN PENJUALAN DI HIJABSTORY BANDUNG PENERAPAN LEAST SQUARE METHOD UNTUK PERAMALAN PENJUALAN DI HIJABSTORY BANDUNG Wendi Wirasta, Muhamad Luthfi Ashari 2 Program Studi Teknik Informatika, STMIK & Ilmu Komputer LPKIA Jl. Soekarno Hatta 456,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebuah fakta bahwa waktu adalah uang dalam aktivitas penjualan. Pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebuah fakta bahwa waktu adalah uang dalam aktivitas penjualan. Pengambilan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah fakta bahwa waktu adalah uang dalam aktivitas penjualan. Pengambilan keputusan merupakan hal yang penting untuk kesuksesan penjualan. Dalam hal ini seseorang

Lebih terperinci

METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN

METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN Peramalan kuantitatif hanya dapat digunakan apabila terdapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama. Sedangkan

Lebih terperinci

Membuat keputusan yang baik

Membuat keputusan yang baik Membuat keputusan yang baik Apakah yang dapat membuat suatu perusahaan sukses? Keputusan yang dibuat baik Bagaimana kita dapat yakin bahwa keputusan yang dibuat baik? Akurasi prediksi masa yang akan datang

Lebih terperinci

PERENCANAAN PRODUKSI

PERENCANAAN PRODUKSI PERENCANAAN PRODUKSI Membuat keputusan yang baik Apakah yang dapat membuat suatu perusahaan sukses? Keputusan yang dibuat baik Bagaimana kita dapat yakin bahwa keputusan yang dibuat baik? Akurasi prediksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Peramalan Peramalan ( forecasting) merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Dalam organisasi modern

Lebih terperinci

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DI CV. SURYA MEDIA PERDANA SURABAYA SKRIPSI Oleh : TRI PRASETYO NUGROHO

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan sering dipandang sebagai seni dan ilmu dalam memprediksikan kejadian yang mungkin dihadapi pada masa yang akan datang. Secara teoritis peramalan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Permintaan III KERANGKA PEMIKIRAN Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Landasan Teori 1.1.1 Prediksi Prediksi adalah sama dengan ramalan atau perkiraan. Menurut kamus besar bahasa indonesia, prediksi adalah hasil dari kegiatan memprediksi atau

Lebih terperinci

BAB III PERAMALAN 3.1 Landasan Teori Peramalan

BAB III PERAMALAN 3.1 Landasan Teori Peramalan BAB III PERAMALAN 3.1 Landasan Teori Peramalan Menurut Gaspersz (2004), aktivitas peramalan merupakan suatu fungsi bisnis yang berusaha memperkirakan permintaan dan penggunaan produk sehingga produk-produk

Lebih terperinci

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Program Studi Teknik Otomasi, Jurusan Teknik Kelistrikan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Program Studi Teknik Otomasi, Jurusan Teknik Kelistrikan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Perbandingan Metode Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) dan Exponential Smoothing pada Peramalan Penjualan Klip (Studi Kasus PT. Indoprima Gemilang Engineering) Aditia Rizki Sudrajat 1, Renanda

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang

BAB V ANALISA HASIL. Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang BAB V ANALISA HASIL Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang dikumpulkan untuk pembuatan perencanaan kebutuhan material (MRP). Kemudian dalam bab ini berisikan analisa berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan merupakan usaha yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk melihat dan mengkaji situasi dan kondisi di masa mendatang. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam skripsi yang penulis lakukan ini menggunakan analisa forecasting dari

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam skripsi yang penulis lakukan ini menggunakan analisa forecasting dari BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitan Dalam skripsi yang penulis lakukan ini menggunakan analisa forecasting dari PT. Honda Dunia Motorindo. Setelah itu dengan analisa tersebut, penulis berusaha

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Peramalan diperlukan karena adanya kesenjaan waktu

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 19 3.1 Diagram Alir Penelitian BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN MULAI Pengajuan Surat Survei PT. Bangkit Sukses Mandiri (BSM) Diterima? Tidak Ya Observasi Perusahaan Wawancara dengan Direktur PT. BSM Pengamatan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Teori Dunia industri biasanya tak lepas dari suatu peramalan, hal ini disebabkan bahwa peramalan dapat memprediksi kejadian di masa yang akan datang untuk mengambil keputusan

Lebih terperinci

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DI CV. SURYA MEDIA PERDANA SURABAYA SKRIPSI Oleh : TRI PRASETYO NUGROHO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Emas merupakan logam mulia yang sering dijadikan sebagai alat tukar dalam perdagangan maupun sebagai standar keuangan berbagai negara. Nilai emas yang tidak pernah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Produksi Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit tanaman pada lahan yang telah disediakan, pemupukan dan perawatan sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika memegang peranan penting dalam kehidupan. Selain sebagai salah satu kajian ilmu utama dalam pendidikan, matematika juga berperan untuk menunjang ilmu-ilmu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. saling berhubungan membentuk suatu kesatuan atau organisasi atau suatu jaringan

BAB II LANDASAN TEORI. saling berhubungan membentuk suatu kesatuan atau organisasi atau suatu jaringan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut Amsyah (2005), definisi sistem adalah elemen-elemen yang saling berhubungan membentuk suatu kesatuan atau organisasi atau suatu jaringan kerja dari prosedur

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG Siti Rohana Nasution 1, Temotius Agung Lukito 2 1,2) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pancasila 1) nasutionana@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Peramalan Peramalan (forecasting) merupakan upaya memperkirakan apa yang terjadi pada masa yang akan datang. Pada hakekatnya peramalan hanya merupakan suatu perkiraan (guess),

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 1 BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini membahas tentang teori penunjang dan penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan metode ARIMA box jenkins untuk meramalkan kebutuhan bahan baku. 2.1. Peramalan Peramalan

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN PRODUK KECAP PADA PERUSAHAAN KECAP MANALAGI DENPASAR BALI.

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN PRODUK KECAP PADA PERUSAHAAN KECAP MANALAGI DENPASAR BALI. ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN PRODUK KECAP PADA PERUSAHAAN KECAP MANALAGI DENPASAR BALI Ni Putu Lisna Padma Yanti 1, I.A Mahatma Tuningrat 2, A.A.P. Agung Suryawan Wiranatha 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan merupakan suatu kegiatan memprediksi nilai dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan merupakan suatu kegiatan memprediksi nilai dari suatu BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Peramalan merupakan suatu kegiatan memprediksi nilai dari suatu variabel berdasarkan nilai yang diketahui dari variabel tersebut pada masa lalu atau variabel yang berhubungan.

Lebih terperinci

APLIKASI TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK FORECASTING JUMLAH PENDUDUK MISKIN

APLIKASI TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK FORECASTING JUMLAH PENDUDUK MISKIN APLIKASI TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK FORECASTING JUMLAH PENDUDUK MISKIN Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta padrul.jana@upy.ac.id Abstract This study aims to predict

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam memecahkan permasalahan penelitian ini. Tahapan tersebut terdiri dari kajian pendahuluan, identifikasi dan merumuskan masalah,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Aetra Air Jakarta, Jl. Jend. Sudirman Ged. Sampoerna Strategic Square. 1.2 Obyek Penelitian Objek penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan meramalkan atau memprediksi apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang dengan waktu tenggang (lead time) yang relative lama,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi Peramalan Peramalan adalah suatu proses dalam menggunakan data historis yang telah dimiliki untuk diproyeksikan ke dalam suatu model peramalan. Dengan model peramalan

Lebih terperinci

Peramalan Deret Waktu Menggunakan S-Curve dan Quadratic Trend Model

Peramalan Deret Waktu Menggunakan S-Curve dan Quadratic Trend Model Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Peramalan Deret Waktu Menggunakan S-Curve dan Quadratic Trend Model Ni Kadek Sukerti STMIK STIKOM Bali Jl. Raya Puputan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Vanissa Hapsari,2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Vanissa Hapsari,2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingkat pencemaran udara di beberapa kota besar cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya jumlah transportasi terus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. adalah penelitian secara deskriptif dan komparatif.

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. adalah penelitian secara deskriptif dan komparatif. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan komparatif. Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan hasilnya, secara

Lebih terperinci

S (t)=ax(t)+(1-a)s t-1 (2) S (t)=asn(t)+(1-a)s t-1 (3) F(t+m)=S(t)+mb(t) (4)

S (t)=ax(t)+(1-a)s t-1 (2) S (t)=asn(t)+(1-a)s t-1 (3) F(t+m)=S(t)+mb(t) (4) Ju rnal)lm iah. %2O 6ol.,. o. data ini terjadi jika terdapat data yang berfluktuasi di sekitar nilai rata-rata yang konstan. Suatu produk yang penjualannya tidak meningkat atau menurun selama waktu tertentu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori yang menjadi dasar dan landasan dalam penelitian sehingga membantu mempermudah pembahasan selanjutnya. Teori tersebut meliputi arti dan peranan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama (assaury, 1991). Sedangkan ramalan adalah

Lebih terperinci

BAB 3 FORECASTING DAN PENGAMATAN TRAFIK DATA

BAB 3 FORECASTING DAN PENGAMATAN TRAFIK DATA BAB 3 FORECASTING DAN PENGAMATAN TRAFIK DATA Forecasting adalah suatu peramalan nilai sebuah atau sekumpulan variabel pada satu titik waktu di masa depan. Dalam melakukan perhitungan peramalan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Peramalan (forecasting) 2.1.1. Hubungan Forecast dengan Rencana Forecast adalah peramalan apa yang akan terjadi pada waktu yang akan datang, sedang rencana merupakan penentuan apa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Di dalam melakukan suatu kegiatan dan analisis usaha atau produksi bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

Lebih terperinci

PERAMALAN (FORECASTING)

PERAMALAN (FORECASTING) #3 - Peramalan (Forecasting) #1 1 PERAMALAN (FORECASTING) EMA302 Manajemen Operasional Pengertian (1) 2 Oxford Dictionary, Forecast is a statement about what will happen in the future, based on information

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Dari uraian latar belakang masalah, penelitian ini dikategorikan ke dalam penelitian kasus dan penelitian lapangan. Menurut Rianse dan Abdi dalam Surip (2012:33)

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Koperasi Niaga Abadi Ridhotullah (KNAR) adalah badan usaha yang bergerak dalam bidang distributor makanan dan minuman ringan (snack). Koperasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peramalan merupakan studi terhadap data historis untuk menemukan hubungan, kecenderungan dan pola data yang sistematis (Makridakis, 1999). Peramalan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA MANTIK Edisi: Oktober Vol. 02 No. 01 ISSN: E-ISSN:

JURNAL MATEMATIKA MANTIK Edisi: Oktober Vol. 02 No. 01 ISSN: E-ISSN: ISSN: 25273159 EISSN: 25273167 PENERAPAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK PERAMALAN JUMLAH KLAIM DI BPJS KESEHATAN PAMEKASAN Faisol 1, Sitti Aisah 2 Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah dalam suatu periode tertentu, baik atas

Lebih terperinci

PENENTUAN METODE PERAMALAN SEBAGAI DASAR PENENTUAN TINGKAT KEBUTUHAN PERSEDIAAN PENGAMAN PADA PRODUK KARET REMAH SIR 20

PENENTUAN METODE PERAMALAN SEBAGAI DASAR PENENTUAN TINGKAT KEBUTUHAN PERSEDIAAN PENGAMAN PADA PRODUK KARET REMAH SIR 20 PENENTUAN METODE PERAMALAN SEBAGAI DASAR PENENTUAN TINGKAT KEBUTUHAN PERSEDIAAN PENGAMAN PADA PRODUK KARET REMAH SIR 20 Theresia Oshin Rosmaria Pasaribu 1 Rossi Septy Wahyuni 2 Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

VALIDASI HASIL PROYEKSI PENDUDUK TAHUN 2010 TERHADAP SENSUS PENDUDUK 2010 MENGGUNAKAN MAD DAN MSE

VALIDASI HASIL PROYEKSI PENDUDUK TAHUN 2010 TERHADAP SENSUS PENDUDUK 2010 MENGGUNAKAN MAD DAN MSE VALIDASI HASIL PROYEKSI PENDUDUK TAHUN 2010 TERHADAP SENSUS PENDUDUK 2010 MENGGUNAKAN MAD DAN MSE Sugandi yahdin 1, Endang Sri Kresnawati 2 1 Universitas Sriwijaya, Palembang 2 Universitas Sriwijaya, Palembang

Lebih terperinci

Program Studi Matematika, Institut Teknologi Kalimantan, Balikpapan

Program Studi Matematika, Institut Teknologi Kalimantan, Balikpapan J. Math. and Its Appl. E-ISSN: 2579-8936 P-ISSN: 1829-605X Vol. 14, No. 2, Desember 2017, 25-37 Perbandingan Metode ARIMA dan Double Exponential Smoothing pada Peramalan Harga Saham LQ45 Tiga Perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan dari dokumen perusahaan. Data yang di perlukan meliputi data penjualan produk Jamur Shiitake,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Iklim Iklim ialah suatu keadaan rata-rata dari cuaca di suatu daerah dalam periode tertentu. Curah hujan ialah suatu jumlah hujan yang jatuh di suatu daerah pada kurun waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak kondisi ekonomi dan bisnis selalu berubah setiap waktu, maka para

BAB I PENDAHULUAN. Sejak kondisi ekonomi dan bisnis selalu berubah setiap waktu, maka para 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak kondisi ekonomi dan bisnis selalu berubah setiap waktu, maka para pimpinan suatu perusahaan atau para pelaku bisnis harus menemukan cara untuk terus

Lebih terperinci

Aplikasi Sistem Informasi Forecasting pada PD. Maha Jaya. Teknik Informatika 1 Teknik Industri 2 Universitas Kristen Petra Surabaya

Aplikasi Sistem Informasi Forecasting pada PD. Maha Jaya. Teknik Informatika 1 Teknik Industri 2 Universitas Kristen Petra Surabaya Aplikasi Sistem Informasi Forecasting pada PD. Maha Jaya Rudy Adipranata 1, Tanti Octavia 2, Andi Irawan 1 Teknik Informatika 1 Teknik Industri 2 Universitas Kristen Petra Surabaya Pendahuluan Pentingnya

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 PEMBUATAN APLIKASI PERAMALAN JUMLAH PERMINTAAN PRODUK DENGAN METODE TIME SERIES EXPONENTIAL SMOOTHING HOLTS WINTER DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Malang, Mei Penyusun

KATA PENGANTAR. Malang, Mei Penyusun KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia-nya penyusun dapat menyelesaikan laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktik (KKN-P) ini dengan baik. Laporan KKN-P

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bisnis pada berbagai kegiatannya selalu melakukan suatu perencanaan untuk kedepannya. Untuk melakukan perencanaan suatu kegiatan yang akan disusun dan dilakukan

Lebih terperinci

BAB. 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB. 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB. 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kain adalah bahan mentah yang dapat dikelola menjadi suatu pakaian yang mempunyai nilai financial dan konsumtif dalam kehidupan, seperti pembuatan baju. Contohnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORITIS BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksikan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relative lama.

Lebih terperinci

PERAMALAN PASOKAN BAHAN BAKU DAN PENJUALAN SIR 20 DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII UNIT PADANG PELAWI KEC. SUKARAJA KAB. SELUMA

PERAMALAN PASOKAN BAHAN BAKU DAN PENJUALAN SIR 20 DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII UNIT PADANG PELAWI KEC. SUKARAJA KAB. SELUMA PERAMALAN PASOKAN BAHAN BAKU DAN PENJUALAN SIR 20 DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII UNIT PADANG PELAWI KEC. SUKARAJA KAB. SELUMA The Forecasting of Raw Materials Supply and Sales in PT. Perkebunan Nusantara

Lebih terperinci

Analisis Deret Waktu

Analisis Deret Waktu Analisis Deret Waktu Jenis Data Cross section Beberapa pengamatan diamati bersama-sama pada periode waktu tertentu Harga saham semua perusahaan yang tercatat di BEJ pada hari Rabu 27 Februari 2008 Time

Lebih terperinci

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu melakukan perencanaan untuk memastikan kelancaran operasi rantai pasok 1. Peramalan dalam organisasi 2. Pola permintaan 3. Metode peramalan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MERAMALKAN PERSEDIAAN BERAS PADA BULOG DIVRE ACEH

PENGGUNAAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MERAMALKAN PERSEDIAAN BERAS PADA BULOG DIVRE ACEH ISBN: 978-602-71798-1-3 PENGGUNAAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MERAMALKAN PERSEDIAAN BERAS PADA BULOG DIVRE ACEH Nurmaulidar, Asep Rusyana, Rizka Maqfirah 1 Fakultas MIPA, Universitas Syiah Kuala,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pengguna jasa transportasi (penumpang) menginginkan pelayanan yang prima, baik dalam hal keselamatan, kenyamanan, maupun harga yang ditawarkan. Saat ini penumpang memiliki

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #7

Pembahasan Materi #7 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Pengertian Moving Average Alasan Tujuan Jenis Validitas Taksonomi Metode Kualitatif Metode Kuantitatif Time Series Metode Peramalan Permintaan Weighted Woving

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA digilib.uns.ac.id BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Executive Information System (EIS) Executive Information System (EIS) adalah sebuah sistem penunjang keputusan yang dibangun secara khusus

Lebih terperinci

VISUALISASI PENJUALAN DAN LOKASI PENJUALAN MENGGUNAKAN GOOGLE MAP SERTA PROYEKSI PERMINTAAN FLEXY DAN MODEM DI MASA MENDATANG (STUDI KASUS: PT

VISUALISASI PENJUALAN DAN LOKASI PENJUALAN MENGGUNAKAN GOOGLE MAP SERTA PROYEKSI PERMINTAAN FLEXY DAN MODEM DI MASA MENDATANG (STUDI KASUS: PT VISUALISASI PENJUALAN DAN LOKASI PENJUALAN MENGGUNAKAN GOOGLE MAP SERTA PROYEKSI PERMINTAAN FLEXY DAN MODEM DI MASA MENDATANG (STUDI KASUS: PT. TELKOM INDONESIA) Rully A Hendrawan, Catra Aldino, Erma Suryani

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE SMOOTHING EKSPONENSIAL DALAM MERAMAL PERGERAKAN INFLASI KOTA PALU

PENGGUNAAN METODE SMOOTHING EKSPONENSIAL DALAM MERAMAL PERGERAKAN INFLASI KOTA PALU PENGGUNAAN METODE SMOOTHING EKSPONENSIAL DALAM MERAMAL PERGERAKAN INFLASI KOTA PALU Romy Biri ), Yohanes A.R. Langi ), Marline S. Paendong ) ) Program Studi Matematika FMIPA Universitas Sam Ratulangi Jl.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Sejarah Perusahaan CV. Kurnia Teknik adalah sebuah CV spesialis moulding dan juga menerima jasa CNC, EDM, INJECT, dan DIGIT. CV. Kurnia

Lebih terperinci

Sistem Infornasi Estimasi Penjualan Dengan Menggunakan Metode Exponential. Abstraksi

Sistem Infornasi Estimasi Penjualan Dengan Menggunakan Metode Exponential. Abstraksi Sistem Infornasi Estimasi Penjualan Dengan Menggunakan Metode Exponential Smoothing (Studi Kasus : PT. Sumber Bening Lestari) 1)Krisna Setya Wardana2)Antok Supriyanto3)M. Arifin 1)Program Studi Sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan. 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM MODUL I PERAMALAN

LAPORAN PRAKTIKUM MODUL I PERAMALAN LAPORAN PRAKTIKUM MODUL I PERAMALAN Disusun oleh: Kelompok II 1. Ari Handayani (4409216094) 2. Caecilia Eka A.W.S. (4409216097) 3. Dwi Darmawan Saputra (4409216100) LABORATORIUM SISTEM PRODUKSI FAKULTAS

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING DALAM PERAMALAN PENJUALAN PULSA ELEKTRIK

IMPLEMENTASI METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING DALAM PERAMALAN PENJUALAN PULSA ELEKTRIK IMPLEMENTASI METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING DALAM PERAMALAN PENJUALAN PULSA ELEKTRIK Sugiyanto 1, Rinci Kembang Hapsari 2 1,2 Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Institut Teknologi

Lebih terperinci

Peramalan Jumlah Penumpang Pada Siluet Tour And Travel Kota Malang Menggunakan Metode Triple Exponential Smoothing

Peramalan Jumlah Penumpang Pada Siluet Tour And Travel Kota Malang Menggunakan Metode Triple Exponential Smoothing Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasi ASIA (JITIKA) Vol.11, No.1, Februari 2017 ISSN: 0852-730X Peramalan Jumlah Penumpang Pada Siluet Tour And Travel Kota Malang Menggunakan Metode Triple Exponential

Lebih terperinci

Dian Kristanti 1) 1 Prodi Pendidikan Matematika, STKIP Bina Bangsa Meulaboh.

Dian Kristanti 1) 1 Prodi Pendidikan Matematika, STKIP Bina Bangsa Meulaboh. PERAMALAN JUMLAH PENDISTRIBUSIAN BAHAN BAKAR MINYAK DI PT. PERTAMINA (PERSERO) REGION III DEPOT MALANG MENGGUNAKAN METODE WINTER DAN METODE DEKOMPOSISI Dian Kristanti 1) 1 Prodi Pendidikan Matematika,

Lebih terperinci

BAB III PERAMALAN. Praktikum Sistem Produksi ATA 2014/2015

BAB III PERAMALAN. Praktikum Sistem Produksi ATA 2014/2015 BAB III PERAMALAN 3.1 Landasan Teori Peramalan merupakan suatu bentuk usaha untuk meramalkan keadaan di masa mendatang melalui pengujian keadaan di masa lalu. Esensi peramalan adalah perkiraan peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer ( S.Kom ) Pada Program Studi Teknik Informatika

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer ( S.Kom ) Pada Program Studi Teknik Informatika PERBANDINGAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING DAN FUZZY TIME SERIES PADA PERAMALAN PENJUALAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer ( S.Kom ) Pada Program

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. 3.1 Alasan digunakan Metode Exponential Smoothing. Banyak metode peramalan yang dapat digunakan dalam memprediksi tingkat

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. 3.1 Alasan digunakan Metode Exponential Smoothing. Banyak metode peramalan yang dapat digunakan dalam memprediksi tingkat BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Alasan digunakan Metode Exponential Smoothing Banyak metode peramalan yang dapat digunakan dalam memprediksi tingkat penjualan untuk beberapa periode ke depan. Biasanya untuk

Lebih terperinci

ANALISIS DERET WAKTU

ANALISIS DERET WAKTU ANALISIS DERET WAKTU JENIS DATA Cross section Beberapa pengamatan diamati bersama-sama pada periode waktu tertentu Harga saham semua perusahaan yang tercatat di BEJ pada hari Rabu 27 Februari 2008 Time

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MESIN DAN INDUSTRI (SNMI6) 2010

SEMINAR NASIONAL MESIN DAN INDUSTRI (SNMI6) 2010 PENENTUAN JUMLAH TENAGA KERJA DAN ONGKOS PRODUKSI MINIMUM PADA PERUSAHAAN ABC Ahmad Staf Pengajar Program Studi Teknik Industri Universitas Tarumanagara, Jakarta e-mail: ahmad_industri@tarumanagara.ac.id

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Peramalan Dalam melakukan analisa ekonomi atau analisa kegiatan perusahaan, haruslah diperkirakan apa yang akan terjadi dalam bidang ekonomi atau dunia usaha pada masa yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA Definisi dan Tujuan Forecasting. yang belum terjadi (Pangestu S, 1986:1). Forecasting atau peramalan

BAB II KAJIAN PUSTAKA Definisi dan Tujuan Forecasting. yang belum terjadi (Pangestu S, 1986:1). Forecasting atau peramalan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Forecasting 2.1.1 Definisi dan Tujuan Forecasting Forecasting adalah peramalan (perkiraan) mengenai sesuatu yang belum terjadi (Pangestu S, 1986:1). Forecasting atau peramalan

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 49 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Standar Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimalkan supply chain management pada Honda Tebet (PT. Setianita Megah Motor) dari proses bisnis perusahaan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS. Tabel 5.1. Kesalahan Estimasi Peramalan Metode Linear Regression

BAB V ANALISIS. Tabel 5.1. Kesalahan Estimasi Peramalan Metode Linear Regression BAB V ANALISIS 5.1. Analisis Peramalan Peramalan merupakan suatu cara untuk memperkirakan permasalahan dimasa yang akan datang berdasarkan pada data penjualan masa lalu. Dari bulan januari 2010 sampai

Lebih terperinci

Dwi Puspitasari 1, Mustika Mentari 2, Wildan Ridho Faldiansyah 3

Dwi Puspitasari 1, Mustika Mentari 2, Wildan Ridho Faldiansyah 3 PENERAPAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING MENGGUNAKAN PENDEKATAN ADAPTIF PADA PERAMALAN JUMLAH PELANGGAN DAN KEBUTUHAN AIR PADA PDAM KOTA PROBOLINGGO Dwi Puspitasari 1, Mustika Mentari 2, Wildan Ridho

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Prediksi pada dasarnya merupakan dugaan atau prediksi mengenai terjadinya

TINJAUAN PUSTAKA. Prediksi pada dasarnya merupakan dugaan atau prediksi mengenai terjadinya II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prediksi Prediksi pada dasarnya merupakan dugaan atau prediksi mengenai terjadinya suatu kejadian atau peristiwa di waktu yang akan datang. Prediksi bisa bersifat kualitatif (tidak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peramalan adalah alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien (Makridakis,1991). Peramalan merupakan studi terhadap data historis untuk menemukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada waktu yang akan datang berdasarkan data empiris. Data empiris(terhitung)

BAB I PENDAHULUAN. pada waktu yang akan datang berdasarkan data empiris. Data empiris(terhitung) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peramalan merupakan proses perkiraan tentang sesuatu yang terjadi pada waktu yang akan datang berdasarkan data empiris. Data empiris(terhitung) merupakan data yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah perusahaan baik pada bidang barang atau jasa, selalu melakukan perencanaan kedepannya. Dalam perencanan suatu kegiatan yang akan disusun dan dilakukan

Lebih terperinci

(FORECASTING ANALYSIS):

(FORECASTING ANALYSIS): ANALISIS KUANTITATIF ANALISIS PERAMALAN Hand-out ke-3 ANALISIS PERAMALAN (FORECASTING ANALYSIS): Contoh-contoh sederhana PRODI AGRIBISNIS UNEJ, 2017 PROF DR IR RUDI WIBOWO, MS Contoh aplikasi tehnik peramalan

Lebih terperinci

Peramalan Memprediksi peristiwa masa depan Biasanya memerlukan kebiasaan selama jangka waktu tertentu metode kualitatif

Peramalan Memprediksi peristiwa masa depan Biasanya memerlukan kebiasaan selama jangka waktu tertentu metode kualitatif Bab 3-4 Peramalan Peramalan Memprediksi peristiwa masa depan Biasanya memerlukan kebiasaan selama jangka waktu tertentu metode kualitatif Berdasarkan metode yang subjektif Metode kuantitatif Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengertian Peramalan (Forecasting) Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa mendatang. Peramalan penjualan adalah peramalan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS WINAYA MUKTI TEKNIK PROYEKSI BISNIS DODI TISNA AMIJAYA SE.,MM METODA METODA -- METODA PERAMALAN METODA PERAMALAN

UNIVERSITAS WINAYA MUKTI TEKNIK PROYEKSI BISNIS DODI TISNA AMIJAYA SE.,MM METODA METODA -- METODA PERAMALAN METODA PERAMALAN UNIVERSITAS WINAYA MUKTI TEKNIK PROYEKSI BISNIS DODI TISNA AMIJAYA SE.,MM METODA - METODA PERAMALAN PADA DASARNYA METODA PERAMALAN DAPAT DIKELOMPOKKAN KE DALAM 3 KELOMPOK YAITU : 1. METODA KUALITATIF YANG

Lebih terperinci

Prediksi Persediaan Ikan Teri Menggunakan Exponential Smoothing Berbasis Ordered Weighted Aggregation

Prediksi Persediaan Ikan Teri Menggunakan Exponential Smoothing Berbasis Ordered Weighted Aggregation Jurnal Ilmiah NERO Vol. 1 No. 1 2014 Prediksi Persediaan Ikan Teri Menggunakan Exponential Smoothing Berbasis Ordered Weighted Aggregation Bain Khusnul Khotimah 1, Moh. Laili 2, Budi Dwi Satoto 3 1,2)

Lebih terperinci