Soal Latihan Bab Tentukanlah kompelemen 1 dan kompelemen 2 dari bilangan biner berikut:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Soal Latihan Bab Tentukanlah kompelemen 1 dan kompelemen 2 dari bilangan biner berikut:"

Transkripsi

1 1 Soal Latihan Bab 1 1. Nyatakanlah bilangan-bilangan desimal berikut dalam sistem bilangan: a. Biner, b. Oktal, c. Heksadesimal Tentukanlah kompelemen 1 dan kompelemen 2 dari bilangan biner berikut: Tentukanlah kompelemen 9 dan kompelemen 10 dari bilangan desimal berikut: Tentukanlah kompelemen 7 dan kompelemen 8 dari bilangan Oktal berikut: Tentukanlah kompelemen 15 dan kompelemen 16 dari bilangan Heksadesi mal: BAC B3F 120 1A1 6. Dengan panjang kata 8 bit dan bit paling kiri menyatakan tanda, 0= positif dan 1= negatif, nyatakanlah bilangan-bilangan desimal berikut dalam biner dengan menggunakan kompelemen 1 dan kompelemen 2: Dalam sistem yang menggunakan ukuran kata 16 bit, tentukanlah harga desi mal dari bilangan-bilangan berikut: Biner : ; Oktal : 73 ; 201 ; 172 Heksadesimal: 6B ; A5 ; 7C 8. Dengan melakukan operasi penjumlahan, laksanakan pengurangan berikut: Desimal: ; Biner : ; (panjang kata 8 bit) file:///d /E-Learning/Dasar%20teknik%20Digital/Latihan/Latihan%20Bab01.htm (1 of 2)5/8/2007 2:41:39 PM

2 1 9. Nyatakanlah bilangan desimal berikut dalam kode-kode BCD, Gray dan Ex cess-3: Tentukanlah hasil penjumlahan dalam kode BCD berikut: Tuliskanlah kode ASCII dan EBCDIC, baik secara biner maupun heksadesi mal, larik : "Kodya Medan (SUMUT)". file:///d /E-Learning/Dasar%20teknik%20Digital/Latihan/Latihan%20Bab01.htm (2 of 2)5/8/2007 2:41:39 PM

3 2 Soal Latihan Bab 2 1. Buktikanlah Rumus-rumus penyederhanaan dan teorema konsensus Tabel Suatu sistem dengan 3 peubah masukan membutuhkan hubungan logika seperti yang ditunjukkan pada tabel kebenaran Tabel S2.1. a. Tentukanlah pernyataan logika fungsi keluaran f dalam bentuk suku min dan dalam bentuk sukumax b. Tentukanlah realisasi fungsi f yang paling murah c. Gambarkanlah rangkaian logikanya dalam bentuk OR-AND (OR diikuti AND) dan AND- OR (AND diikuti OR). Tabel S2.1. p q r f Sederhanakanlah pernyataan Boole berikut: a. ABC(ABC + ABC +ABC ) b. AB + AB +AC +BC c. A(A+B+C)(A+B+C)(A+B+C)(A+B+C) d. (A+B+C)(A+B+C)(A+B+C)(A+B+C) 4. Sederhanakanlah ke dalam bentuk ekspansi sukumin dan ekspansi sukumax dan gambarkan rangkaian untuk fungsi berikut: a. x = ( AB + C + DE )( AB + C ) file:///d /E-Learning/Dasar%20teknik%20Digital/Latihan/Latihan%20Bab02.htm (1 of 2)5/8/2007 2:41:39 PM

4 2 b. y = ( CD + A + B )( CD + A + B ) 5. Gambarkan rangkaian untuk soal No. 3 diatas dengan hanya mengguna kan gerbang-gerbang: a. NAND sembarang cacah masukan b. NOR sembarang cacah masukan c. NAND 2 masukan d. NOR 2 masukan 6. Sederhanakanlah secara aljabar Boole fungsi f(a,b,c) = Σ m (1,3,4,5) + Σ d (6,7) f(a,b,c) = Π M (0,2) + Π d (6,7) dengan d 6 dan d 7 adalah suku abaikan (don't care) file:///d /E-Learning/Dasar%20teknik%20Digital/Latihan/Latihan%20Bab02.htm (2 of 2)5/8/2007 2:41:39 PM

5 3 Soal Latihan Bab 3 1. Tentukanlah pernyataan yang paling sederhana untuk untuk fungsi f yang tabel kebenarannya ditunjukkan berikut ini. A B C f v w x y f x x x= don t care x 2. Tentukanlah pernyataan yang paling sederhana untuk untuk fungsi yang digambarkan dalam peta Karnaugh berikut ini: AB AB CD CD file:///d /E-Learning/Dasar%20teknik%20Digital/Latihan/Latihan%20Bab03.htm (1 of 3)5/8/2007 2:41:40 PM

6 (dalam bentuk perkalian/ sukumin) (dalam bentuk perkalian jumlah/ sukumax) 3. Dengan menggunakan peta Karnaugh, sederhanakanlah fungsi-fungsi: a. f(a,b,c) = m (0,2,3,4,7) b. f(p,q,r,s) = m (0,1,2,4,6,7,8,9,13,15) c. f(a,b,c,d)= m(0,3,4,5,6,7,8,9,12,13,14,16,21,23,24,29,31) 4. Sederhanakanlah fungsi dalam bentuk jumlah perkalian f(a,b,c,d) = π M (0,1,2,4,6,7,8,9,13,15) dengan menggunakan peta Karnaugh. 5. Dengan menggunakan peta Karnaugh, sederhanakan fungsi f(a,b,c) = Σ m (1,3,4,5) + Σ d (6,7) f(p,q,r) = π M (0,2) + Σ d (6,7) f(a,b,c,d) = m (2,4,6,10) + d (1,3,5,7,8,12,13) dengan d adalah suku abaikan (don't care) 6. Nyatakanlah fungsi berikut dalam bentuk ekspansi sukumin dan ekspansi sukumax yang lengkap: f = a b + a c + c d + b c d Tentukan fungsi minimum dari komplemen f (F= f ) dalam bentuk jumlah-perkalian. [Saran: gunakan ekspansi sukumax). 7. Dengan peta Karnaugh, buktikan kebenaran teorema konsensus dalam Tabel Dengan menggunakan peta Karnaugh, buktikanlah kesamaan: AB + AD + ACD + ABC = BD + AD + ACD + ABC file:///d /E-Learning/Dasar%20teknik%20Digital/Latihan/Latihan%20Bab03.htm (2 of 3)5/8/2007 2:41:40 PM

7 3 9. Dengan menggunakan peta Karnaugh, buktikanlah kesamaan: (A+B+D) (A+B+D) (A+C+D) (A+C) (B+C+D)= ACD + ACD + BCD 10. Gambarkanlah rangkaian paling sederhana untuk rangkaian logika yang sekali gus merealisasikan fungsi-fungsi berikut ini (keluaran ganda): f 0 (a,b,c) = Σ m (0,1,2,5,6,7) f 1 (a,b,c) = Σ m (1,2,5,6) f 2 (a,b,c) = Σ m (2,3,6,7) 11. Keluaran suatu rangkaian digital, selain ditentukan oleh keadaan 3 masukan juga dikendalikan oleh 2 sinyal kendali. Keluaran akan berkeadaan 1 bila salah satu kendali (tetapi tidak keduanya) berkeadaan 1 dan ada 2 (atau ketiga) masukan berkeadaan 1. Di luar kombinasi masukan dan kendali tersebut, keluaran akan berkeadaan 0. Tentukanlah pernyataan paling sederhana untuk fungsi digital tersebut dengan menggunakan peta Karnaugh. Mulailah dengan membuat tabel kebenarannya. file:///d /E-Learning/Dasar%20teknik%20Digital/Latihan/Latihan%20Bab03.htm (3 of 3)5/8/2007 2:41:40 PM

8 4 Soal Latihan Bab 4 1. Dengan menggunakan tabel Quine McCluskey, sederhanakanlah fungsi-fungsi: a. f(a,b,c) = Σ m (0,2,3,4,7) b. f(p,q,r,s) = Σ m (0,1,2,4,6,7,8,9,13,15) c. f(a,b,c,d) = Σ m (0,1,2,5,6,7,8,9,10,14) d. f(a,b,c,d,e)=σ m(0,3,4,5,6,7,8,9,12,13,14,16,21,23,24,29,31) 2. Sederhanakanlah fungsi dalam bentuk product-of-sum a. f 1 (A,B,C,D) = π M (0,1,2,4,6,7,8,9,13,15) b. f 2 (A,B,C,D,E) = π M (3,5,10,11,12,14) dengan menggunakan tabu lasi Quine McCluskey. Periksa kebenaran f 1 = f Sederhanakanlah fungsi f(x,y,z) = Σ m (0,1,2,5,6,7) dengan menggunakan tabu lasi Quine McCluskey dan uji hasilnya dengan menggunakan peta Karnaugh. 4. Dengan menggunakan tabel Quine McCluskey, sederhanakanlah fungsi f(a,b,c,d) = Σ m (2,4,6,10) + Σ d (1,3,5,7,8,12,13) dengan d= sukumin abaikan (don t care) 5. Sederhanakanlah fungsi f(a,b,c,d,e,f) = Σ m(1,2,3,16,17,18,19,26,32,39,48,63) + Σ d (15,28,29,30) dan tentukan juga fungsi minimum tersebut jika suku abaikan tidak ada, tanpa harus mulai dari awal kembali (cukup dengan mengamati tabel pemilihan penyusun utama). 6. Dengan menggunakan tabel Quine McCluskey, sederhanakanlah fungsi: file:///d /E-Learning/Dasar%20teknik%20Digital/Latihan/Latihan%20Bab04.htm (1 of 2)5/8/2007 2:41:40 PM

9 4 f(a,b,c,d,e)=σ m(0,2,3,4,5,7,9,11,13,14,16,18,24,26,28,30)+ Σ d(1,29,31) file:///d /E-Learning/Dasar%20teknik%20Digital/Latihan/Latihan%20Bab04.htm (2 of 2)5/8/2007 2:41:40 PM

10 5 Soal Latihan Bab 5 1. Gambarkanlah diagram pohon 3 tingkat dan 4 tingkat daripada fungsi: f = (AB + C)(D + E + FG) + H 2. Dengan menggunakan gerbang OR dan AND, tentukanlah realisasi minimum dengan logika 2 tingkat dan 3 tingkat dari fungsi f = m (0,3,4,6,7,8,11,12,13,15) Tentukanlah harga realisasi masing-masing? 3. Dengan menggunakan gerbang NOR dalam logika 2 tingkat realisasikanlah fungsi minimum dari fungsi f= m(0,2,5,8,10,11,12,13,15,18,21,26,27,28,29,30,31) Ulangi untuk realisasi dengan 3 tingkat NOR. 4. Buatlah rangkaian yang dapat menjumlahkan dua bilangan BCD (Binary Coded Decimal) 1 digit. Lanjutkan untuk dua bilangan BCD 3 digit. 5. Realisasikanlah fungsi minimum dari f(a,b,c,d) = m (0,1,2,4,5,7,11,15) dengan menggunakan multiplexer (MUX) 8-ke-1 dengan masukan kontrol a,c, dan d. Lakukan juga dengan MUX 4-ke-1, tentukan sendiri masukan kontrolnya. 6. Realisasikanlah fungsi dalam soal nomor 5 dengan menggunakan dua buah dekoder 3 x Rancanglah rangkaian logika untuk mengubah kode dari BCD ke Gray dan gambarkan rangkaiannya. 8. Realisasikanlah fungsi pengubah kode dalam soal nomor 7 dengan meng guna kan: a. ROM b. PLA file:///d /E-Learning/Dasar%20teknik%20Digital/Latihan/Latihan%20Bab05.htm5/8/2007 2:41:40 PM

11 6 Soal Latihan Bab 6 1. Tentukanlah rangkaian yang membuat flip-flop JK berfungsi sebagai: a. flip-flop D b. flip-flop T 2. Tentukanlah rangkaian yang mengubah flip-flop D berfungsi sebagai flip-flop JK. 3. Jelaskanlah apa keuntungan penggunaan flip-flop induk budak sehingga banyak digunakan walaupun menggunakan lebih banyak gerbang! 4. Flip-flop yang mempunyai masukan G dan L, dinamakan flip-flop GL, yang disebut juga pemalang ditabuh (gated latch), mempunyai sifat bahwa keadaan flip-flop tidak berubah bila G= 0 dan keadaan-berikut mengikuti (sama dengan) keadaan L bila G= 1. Tentukanlah persamaan keadaan yang menerangkan keadaan-berikut untuk setiap kombinasi antara G, L dan keluarannya. Buatlah rangkaian logika yang akan mengubah flip-flop RS menjadi flip-flop GL. 5. Rencanakanlah rangkaian logika yang harus ditambahkan di depan suatu flip-flop RS sehinggga keadaan flip-flop itu dapat dibuat 0 dengan membuat masuk an CLEAR (C) = 0 dan dibuat 1 dengan membuat masukan PRESET (P)= 0 secara terpisah dari masukan R dan S. Andaikanlah P dan C tak pernah berkeadaan 0 secara bersamaan. 6. Tentukanlah persamaan karakteristik flip-flop JK yang mempunyai masukan kontrol PRESET (P) dan CLEAR (C). Masukan P= 0 akan mengubah keadaan flip-flop menjadi 1 dan masukan C= 0 membuatnya berkeadaan 0. Andaikanlah P dan C tak pernah berkeadaan 0 secara bersamaan. 7. Gambarkanlah bentuk gelombang masukan R dan S untuk flip-flop RS ditabuh, disertai gelombang penabuhnya, yang akan membuat keluarannya berkeadaan 1101 secara berturutturut untuk 4 penabuh pertama, tetap untuk 3 pe nabuh berikutnya diikuti 101 untuk 3 penabuh terakhir. 8. Dua buah flip-flop D dengan kendali CLEAR dihubungkan seperti pada Gambar S8.8 (a). Tentukanlah bentuk gelombang keluaran flip-flop A dan B untuk gelombang masukan yang diberikan pada Gambar S8.8 (b). Pada awal diagram waktu ditunjukkan bahwa A dan B berkeadaan 0 karena CLEAR rendah (= 0). file:///d /E-Learning/Dasar%20teknik%20Digital/Latihan/Latihan%20Bab06.htm (1 of 2)5/8/2007 2:41:40 PM

12 6 CLEAR P (Pulsa Penabuh) P (a) CK= Penabuh C A B (b) t file:///d /E-Learning/Dasar%20teknik%20Digital/Latihan/Latihan%20Bab06.htm (2 of 2)5/8/2007 2:41:40 PM

13 7 Soal Latihan Bab 7 1. Rencanakanlah suatu pencacah desimal yang melakukan pencacahan dengan urutan: 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,0,1,.. dengan menggunakan: a. Flip-flop RS b. Flip-flop JK c. Flip-flop T Sediakanlah sarana yang memungkinkan semua flip-flopnya direset (berke-adaan 0). 2. Rencanakanlah suatu pencacah 4 bit yang melakukan cacahan dengan urutan: 0,1,3,2,6,14,10,11,9,8,0,1,.. dengan menggunakan: a. Flip-flop RS b. Flip-flop JK c. Flip-flop T d. Flip-flop D 3. Rencanakanlah register 4 bit dengan menggunakan flip-flop RS yang dapat menaikkan dan menurunkan 1 harga yang disimpannya. Register tersebut dapat diberi harga awal melalui masukan paralelnya. 4. Dengan menggunakan rangkaian terpadu Gambar 7.12, rancanglah suatu pencacah yang akan melakukan pencacahan: 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 2, 3,... Isyarat: setel (set) data masukan pada harga yang dibutuhkan dan berikan sinyal yang berlogika 0 kepada masukan COUNT/LOAD pada saat pemuatan (loading) dibutuhkan. file:///d /E-Learning/Dasar%20teknik%20Digital/Latihan/Latihan%20Bab07.htm5/8/2007 2:41:41 PM

14 8 Soal Latihan Bab 8 1. Gambarkanlah suatu kumpulan register (register file) yang terdiri dari 8 register 4 byte, yang beri nomor 0 sampai dengan 7. Gunakan rangkaian dekoder untuk memilih nomor alamat (lokasi)nya. 2. Melalui satu bus data 4 bit dikirimkan data 8 bit dalam dua kali pengiriman. Data ini akan disimpan di memori 8 bit dengan penulisan 8 bit sekaligus. Gambarkan lah diagram blok hubungan pemalang, yang digunakan untuk memalang data kriman pertama, dengan memorinya. 3. Rencanakanlah suatu penggeser 4 bit yang dapat melakukan penggeseran baik ke kiri maupun ke kanan. Setiap dilakukan penggeseran ke kanan, keadaan flip-flop yang paling kiri dibuat berharga 0 dan pada penggeseran ke kiri, keadaan flip-flop yang paling kanan dibuat berharga 0. Pergunakanlah : a. Flip-flop RS b. Flip-flop D 4. Rencanakanlah register 4 bit dengan menggunakan flip-flop JK yang setiap diberikan pulsa penabuh kepadanya harga yang dikandung oleh ke-4 flip-flop nya akan ditambah 5 dengan catatan bahwa harga yang dapat disimpannya tidak lebih dari 9, bila lebih dari 9 keadaannya kembali menjadi 0. Jadi, kalau saat se belum dikenakan pulsa keadaannya berharga N, 0 (0000) N 9 (1001), setelah penabuhan keadaannya menjadi N Rencanakanlah register geser "cyclic" 4 bit dengan masukan paralel yang meng geser isi flipflopnya sebanyak 2 posisi setiap muncul penabuh. file:///d /E-Learning/Dasar%20teknik%20Digital/Latihan/Latihan%20Bab08.htm5/8/2007 2:41:41 PM

15 9 Soal Latihan Bab 9 1. Gambarkanlah diagram waktu yang keadaan flip-flop A, B, dan keluaran Z pada mesin Mealy yang ditunjukkan oleh Gambar 9.4 di depan jika keadann awal adalah AB= 00 dan sinyal masukan x berubah menurut ururtan: x = 1, 0, 0, 1, 0, 1, 1, 0, 1, Analisislah rangkaian berikut untuk mengetahui apa fungsi yang dilaku kannya. J A J B CK CK x K A K B Z Pulsa Penabuh 1 Gambar S9.1. Rangkaian Soal no Tentukanlah persamaan keadaan-berikut dan persamaan keluaran rangkaian berikut ini, dan susun tabel keadaannya. x B A x B A x x A z A B B x A CP B Gambar S9.2. Rangkaian untuk soal no Buatlah tabel keadaan dan diagram keadaan rangkaian berikut ini. file:///d /E-Learning/Dasar%20teknik%20Digital/Latihan/Latihan%20Bab09.htm (1 of 2)5/8/2007 2:41:41 PM

16 9 CP x Gambar S9.3. Rangkaian Soal no. 4 file:///d /E-Learning/Dasar%20teknik%20Digital/Latihan/Latihan%20Bab09.htm (2 of 2)5/8/2007 2:41:41 PM

17 10 Soal Latihan Bab Rencanakanlah suatu detektor pasangan (parity) yang akan memberikan keluar an 1 bila cacah masukan 1 berharga ganjil dan keluaran 0 bila cacah masukan 1 berharga genap. Pendeteksian baru dilakukan bila rangkaian telah menerima dua masukan 0. Gunakan flip-flop RS. 2. Sederhanakanlah tabel keadaan-berikut dalam Tabel S10.2 berikut ini baik secara pencocokan baris mau pun peta pasangan. Tabel S10.2 keadaan keadaan-berikut Keluaran sekarang sekarang X = 0 X = 1 X = 0 X = 1 a c f 0 0 b d e - 0 c h g 0 0 d b g 0 0 e e b 0 1 f f a 0 1 g c g 0 1 h c f 0 0 file:///d /E-Learning/Dasar%20teknik%20Digital/Latihan/Latihan%20Bab10.htm (1 of 3)5/8/2007 2:41:41 PM

18 10 3. Suatu rangkaian dengan satu masukan dan satu keluaran mempunyai tabel keadaan seperti ditunjukkan Tabel S10.3 berikut ini. Dengan mengambil S 1 = 000 tentu kan keadaan-keadaan yang lain dan tentukan persamaan masukan untuk masing-masing flip-flop dengan menggunakan flip-flop D. Tabel S10.3 keadaan keadaam berikut Keluaran sekarang X = 0 X = 1 Z S 1 S 5 S 4 0 S 2 S 1 S 6 1 S 3 S 7 S 8 1 S 4 S 7 S 1 0 S 5 S 2 S 3 1 S 6 S 4 S 2 0 S 7 S 6 S 8 0 S 8 S 5 S Sederhanakanlah tabel keadaan-berikut dalam Tabel S10.4 berikut ini dengan meng gunakan tabel pasang an. Realisasikanlah rangkaiannya dengan mengguna kan: a. flip-flop D b. flip-flop JK Tabel S10.4 file:///d /E-Learning/Dasar%20teknik%20Digital/Latihan/Latihan%20Bab10.htm (2 of 3)5/8/2007 2:41:41 PM

19 10 Keadaan Keadaan-berikut Keluaran sekarang X = 0 X = 1 Z A A B 1 B C E 0 C F G 1 D C A 0 E I G 1 F H I 1 G C F 0 H F B 1 I C E 0 5. a. Untuk kedua kemungkinan pilihan keadaan (b) dan (c) dalam Gambar 10.13, tentukanlah harga rangkaiannya jika menggunakan flip-flop JK. b. Kerjakan ketiga pilihan dalam gambar tersebut jika menggunakan flip-flop D. c. Cobalah rancang dengan memenuhi keberdekatan (B,C), (C,D), dan (B,E) dan salah satu dari pedoman 1. file:///d /E-Learning/Dasar%20teknik%20Digital/Latihan/Latihan%20Bab10.htm (3 of 3)5/8/2007 2:41:41 PM

PETA KARNAUGH 3.1 Peta Karnaugh Untuk Dua Peubah

PETA KARNAUGH 3.1 Peta Karnaugh Untuk Dua Peubah 3 PETA KARNAUGH Telah ditunjukkan di bab sebelumnya bahwa penyederhanaan fungsi Boole secara aljabar cukup membosankan dan hasilnya dapat berbeda dari satu orang ke orang lain, tergantung dari kelincahan

Lebih terperinci

TABULASI QUINE-McCLUSKEY

TABULASI QUINE-McCLUSKEY 4 TABULASI QUINE-McCLUSKEY Untuk fungsi-fungsi dengan cacah peubah yang lebih besar dari 6, terlebih untuk sistem dengan keluaran ganda (MIMO, Multiple Input Multiple Output) di mana beberapa keluaran

Lebih terperinci

Perlu diperhatikan bahwa perubahan sinyalnya sebenarnya tidaklah curam

Perlu diperhatikan bahwa perubahan sinyalnya sebenarnya tidaklah curam 6 FLIP-FLOP emua rangkaian logika yang telah diuraikan di bagian depan adalah rangkaian logika kombinasi yang keadaan keluarannya setiap saat hanya ditentukan oleh kombinasi masukan yang diberikan pada

Lebih terperinci

10 DESAIN RANGKAIAN BERURUT

10 DESAIN RANGKAIAN BERURUT 10 DESAIN RANGKAIAN BERURUT Desain rangkaian berurut pada umumnya dimulai dari uraian dengan katakata (verbal) tentang perilaku (behaviour) daripada rangkaian berurut yang akan dibangun. Uraian kebutuhan

Lebih terperinci

DIKTAT SISTEM DIGITAL

DIKTAT SISTEM DIGITAL DIKTAT SISTEM DIGITAL Di Susun Oleh: Yulianingsih Fitriana Destiawati UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI JAKARTA 2013 DAFTAR ISI BAB 1. SISTEM DIGITAL A. Teori Sistem Digital B. Teori Sistem Bilangan BAB 2.

Lebih terperinci

P E N C A C A H 7.1 Pencacah Berurutan dan tak berurutan

P E N C A C A H 7.1 Pencacah Berurutan dan tak berurutan 7 P E N H Rangkaian pencacah (counter) merupakan rangkaian yang sederhana dan sangat umum pemakaiannya dalam sistem-sistem digital, baik dalam sistem yang kecil-kecil maupun dalam sistem besar seperti

Lebih terperinci

DESAIN RANGKAIAN BERURUT

DESAIN RANGKAIAN BERURUT SISTEM DIGITAL DESAIN RANGKAIAN BERURUT TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS TRUNOJOYO Rahmady Liyantanto, S.kom liyantanto@gmail.com Desain Pencacah Nilai, spesifikasi: X= cacahan naik 2, z= jika cacahan >

Lebih terperinci

R E G I S T E R 8.1 Register Pemalang

R E G I S T E R 8.1 Register Pemalang 8 R E I T E R Register adalah sekumpulan sel biner yang dipakai untuk menyimpan informasi yang disajikan dalam kode-kode biner. Penulisan (pemuatan) informasi itu tidak lain daripada penyetelan keadaan

Lebih terperinci

SISTEM DIGITAL; Analisis, Desain dan Implementasi, oleh Eko Didik Widianto Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283

SISTEM DIGITAL; Analisis, Desain dan Implementasi, oleh Eko Didik Widianto Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 SISTEM DIGITAL; Analisis, Desain dan Implementasi, oleh Eko Didik Widianto Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-889398; Fax: 0274-889057; E-mail: info@grahailmu.co.id

Lebih terperinci

Gerbang gerbang Logika -5-

Gerbang gerbang Logika -5- Sistem Digital Gerbang gerbang Logika -5- Missa Lamsani Hal 1 Gerbang Logika 3 gerbang dasar adalah : AND OR NOT 4 gerbang turunan adalah : NAND NOR XOR XNOR Missa Lamsani Hal 2 Gerbang NAND (Not-AND)

Lebih terperinci

Ruko Jambusari No. 7A Yogyakarta Telp. : ; Fax. :

Ruko Jambusari No. 7A Yogyakarta Telp. : ; Fax. : DASAR TEKNIK DIGITAL Oleh : Pernatin Tarigan Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2012 Hak Cipta 2012 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh

Lebih terperinci

9 ANALISIS RANGKAIAN BERURUT

9 ANALISIS RANGKAIAN BERURUT 9 NLISIS RNGKIN ERURUT Seperti telah disebutkan dalam bab sebelumnya, selain oleh sinyal-sinyal masukan, keluaran rangkaian berurut (sequential) pada suatu saat juga ditentukan oleh keadaan keluarannya

Lebih terperinci

BAB 10. DESAIN RANGKAIAN BERURUT

BAB 10. DESAIN RANGKAIAN BERURUT BAB 10. DESAIN RANGKAIAN BERURUT 2 DESAIN PENCACAH NILAI SPESIFIKASI : X=1 cacahan naik 2, z= 1 jika cacahan > 5 X=0 cacahan turun 1, z= 1 jika cacahan < 0 mesin Mealy 3 0 DESAIN PENCACAH NILAI 1/1 1/0

Lebih terperinci

LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM )

LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM ) LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM ) RANGKAIAN DIGITAL Program Studi Teknik Komputer Jenjang Pendidikan Program Diploma III Tahun AMIK BSI NIM NAMA KELAS :. :.. :. Akademi Manajemen Informatika dan Komputer

Lebih terperinci

PERCOBAAN 11. CODE CONVERTER DAN COMPARATOR

PERCOBAAN 11. CODE CONVERTER DAN COMPARATOR PERCOBAAN 11. TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu Memahami prinsip kerja rangkaian Converter dan Comparator Mendisain beberapa jenis rangkaian Converter dan Comparator

Lebih terperinci

BAHAN AJAR SISTEM DIGITAL

BAHAN AJAR SISTEM DIGITAL BAHAN AJAR SISTEM DIGITAL JURUSAN TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI PENDIDIKAN TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI MEDAN Disusun oleh : Golfrid Gultom, ST Untuk kalangan sendiri 1 DASAR TEKNOLOGI DIGITAL Deskripsi Singkat

Lebih terperinci

GERBANG LOGIKA. Keadaan suatu sistem Logika Lampu Switch TTL CMOS NMOS Test 1 Tinggi Nyala ON 5V 5-15V 2-2,5V TRUE 0 Rendah Mati OFF 0V 0V 0V FALSE

GERBANG LOGIKA. Keadaan suatu sistem Logika Lampu Switch TTL CMOS NMOS Test 1 Tinggi Nyala ON 5V 5-15V 2-2,5V TRUE 0 Rendah Mati OFF 0V 0V 0V FALSE GERBANG LOGIKA I. KISI-KISI. Gerbang Logika Dasar (AND, OR, NOT, NAND, NOR, EXOR, EXNOR). AStable Multi Vibrator (ASMV) dan MonoStable MultiVibrator (MSMV). BiStable Multi Vibrator (SR-FF, JK-FF, D-FF,

Lebih terperinci

Output b akan ada aliran arus dari a jika saklar x ditutup dan sebaliknya Output b tidak aliran arus dari a jika saklar x dibuka.

Output b akan ada aliran arus dari a jika saklar x ditutup dan sebaliknya Output b tidak aliran arus dari a jika saklar x dibuka. A. TUJUAN : FAKULTAS TEKNIK Semester 5 LOGIKA KOMBINASIONAL 2 4 5 No. LST/EKA/PTE23 Revisi : Tgl : 7-2-2 Hal dari 22 Setelah selesai pembelajaran diharapkan mahasiswa dapat. Menjelaskan kembali prinsip-prinsip

Lebih terperinci

18/09/2017. Fakultas Teknologi dan Desain Program Studi Teknik Informatika

18/09/2017. Fakultas Teknologi dan Desain Program Studi Teknik Informatika 8/09/207 Fakultas Teknologi dan Desain Program Studi Teknik Informatika 8/09/207 Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu menyederhanakan persamaan logika menggunakan Karnaugh Map (K-Map). Mahasiswa mampu

Lebih terperinci

Sistem Digital. Sistem Angka dan konversinya

Sistem Digital. Sistem Angka dan konversinya Sistem Digital Sistem Angka dan konversinya Sistem angka yang biasa kita kenal adalah system decimal yaitu system bilangan berbasis 10, tetapi system yang dipakai dalam computer adalah biner. Sistem Biner

Lebih terperinci

Aljabar Boolean. Bahan Kuliah Matematika Diskrit

Aljabar Boolean. Bahan Kuliah Matematika Diskrit Aljabar Boolean Bahan Kuliah Matematika Diskrit Definisi Aljabar Boolean Misalkan terdapat - Dua operator biner: + dan - Sebuah operator uner:. - B : himpunan yang didefinisikan pada operator +,, dan -

Lebih terperinci

Review Sistem Digital : Logika Kombinasional

Review Sistem Digital : Logika Kombinasional JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNY Sem 5 9/ Review Sistem Digital : Logika Kombinasional S dan D3 Mata Kuliah : Elektronika Industri 2 5 Lembar Kerja 2. Jaringan Pensaklaran (Switching

Lebih terperinci

BAB II ARITMATIKA DAN PENGKODEAN

BAB II ARITMATIKA DAN PENGKODEAN TEKNIK DIGITAL/HAL. 8 BAB II ARITMATIKA DAN PENGKODEAN ARITMATIKA BINER Operasi aritmatika terhadap bilangan binari yang dilakukan oleh komputer di ALU terdiri dari 2 operasi yaitu operasi penambahan dan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Kuliah : Elektronika Digital (3 SKS) Kode : ELP 2318 Prasyarat : - Program Studi : Teknik Elektronika (program D-3) Semester

Lebih terperinci

2. Gambarkan gerbang logika yang dinyatakan dengan ekspresi Boole di bawah, kemudian sederhanakan dan gambarkan bentuk sederhananya.

2. Gambarkan gerbang logika yang dinyatakan dengan ekspresi Boole di bawah, kemudian sederhanakan dan gambarkan bentuk sederhananya. Tugas! (Materi Aljabar Boolean). Gambarkan jaringan switching yang dinyatakan dengan polinominal Boole di bawah, kemudian sederhanakan dan gambarkan bentuk sederhananya, kapan jaringan tsb on atau off.

Lebih terperinci

GERBANG dan ALJABAR BOOLE

GERBANG dan ALJABAR BOOLE GERBNG dan LJBR BOOLE Konsep dasar aljabar Boole (Boolean lgebra) telah diletakkan oleh seorang matematisi Inggeris George Boole, pada tahun 1854. Konsep dasar itu membutuhkan waktu yang cukup lama untuk

Lebih terperinci

Aljabar Boolean. Rinaldi Munir/IF2151 Mat. Diskrit 1

Aljabar Boolean. Rinaldi Munir/IF2151 Mat. Diskrit 1 Aljabar Boolean Rinaldi Munir/IF25 Mat. Diskrit Definisi Aljabar Boolean Misalkan terdapat - Dua operator biner: + dan - Sebuah operator uner:. - B : himpunan yang didefinisikan pada operator +,, dan -

Lebih terperinci

Mata Kuliah TKE 113. Ir. Pernantin Tarigan, M.Sc Fahmi, S.T, M.Sc Departemen Teknik Elektro Universitas Sumatera Utara USU

Mata Kuliah TKE 113. Ir. Pernantin Tarigan, M.Sc Fahmi, S.T, M.Sc Departemen Teknik Elektro Universitas Sumatera Utara USU Mata Kuliah Dasar Teknik Digital TKE 113 10. DESAIN RANGKAIAN BERURUT Ir. Pernantin Tarigan, M.Sc Departemen Teknik Elektro Universitas Sumatera Utara USU 2006 Desain Pencacah Nilai, spesifikasi: i X=1

Lebih terperinci

SISTEM SANDI (KODE) Suatu rangkaian pengubah pesan bermakna (misal desimal) menjadi sandi tertentu (misal biner) disebut enkoder (penyandi).

SISTEM SANDI (KODE) Suatu rangkaian pengubah pesan bermakna (misal desimal) menjadi sandi tertentu (misal biner) disebut enkoder (penyandi). SISTEM SANDI (KODE) Pada mesin digital, baik instruksi (perintah) maupun informasi (data) diolah dalam bentuk biner. Karena mesin digital hanya dapat memahami data dalam bentuk biner. Suatu rangkaian pengubah

Lebih terperinci

Konsep dasar perbedaan

Konsep dasar perbedaan PENDAHULUAN Konsep dasar perbedaan ANALOG DAN DIGITAL 1 ANALOG Tegangan Berat Suhu Panjang Kecepatan dlsb 2 DIGITAL Pulsa 0 dan 1 Digit Biner Bit Numerik 3 Benarkah definisi tersebut tadi? 4 ANALOG DIGITAL

Lebih terperinci

Aljabar Boolean. Matematika Diskrit

Aljabar Boolean. Matematika Diskrit Aljabar Boolean Matematika Diskrit Definisi Aljabar Boolean Misalkan terdapat - Dua operator biner: + dan - Sebuah operator uner:. - B : himpunan yang didefinisikan pada operator +,, dan - dan adalah dua

Lebih terperinci

BAB III GERBANG LOGIKA DAN ALJABAR BOOLEAN

BAB III GERBANG LOGIKA DAN ALJABAR BOOLEAN A III GERANG LOGIKA DAN ALJAAR OOLEAN 3. Pendahuluan Komputer, kalkulator, dan peralatan digital lainnya kadang-kadang dianggap oleh orang awam sebagai sesuatu yang ajaib. Sebenarnya peralatan elektronika

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Digital. Yohanes Suyanto

Perancangan Sistem Digital. Yohanes Suyanto Perancangan Sistem Digital 2009 Daftar Isi 1 SISTEM BILANGAN 1 1.1 Pendahuluan........................... 1 1.2 Nilai Basis............................. 2 1.2.1 Desimal.......................... 2 1.2.2

Lebih terperinci

BAB VI RANGKAIAN ARITMATIKA

BAB VI RANGKAIAN ARITMATIKA BAB VI RANGKAIAN ARITMATIKA 6.1 Pendahuluan Pada saat ini banyak dihasilkan mesin-mesin berteknologi tinggi seperti komputer atau kalkulator yang mampu melakukan fungsi operasi aritmatik yang cukup kompleks

Lebih terperinci

BAB VIII COUNTER (PENCACAH)

BAB VIII COUNTER (PENCACAH) EKNIK DIGIAL - COUNER/HAL. BAB VIII COUNER (PENCACAH) Sebuah Flip-flop akan mempunyai dua keadaan yaitu keadaan reset (Q = ) dan set (Q = ). Sehingga untuk sederetan n buah FF akan mempunyai 2 keadaan

Lebih terperinci

=== PERANCANGAN RANGKAIAN SEKUENSIAL ===

=== PERANCANGAN RANGKAIAN SEKUENSIAL === === PERANCANGAN RANGKAIAN SEKUENSIAL === Rangkaian Sekuensial, adalah rangkaian logika yang keadaan keluarannya dipengaruhi oleh kondisi masukan dan kondisi rangkaian saat itu. Variabel Masukan Keadaan

Lebih terperinci

Penyederhanaan Fungsi Boolean

Penyederhanaan Fungsi Boolean Penyederhanaan Fungsi Boolean Contoh. f(x, y) = x y + xy + y disederhanakan menjadi f(x, y) = x + y Penyederhanaan fungsi Boolean dapat dilakukan dengan 3 cara:. Secara aljabar 2. Menggunakan Peta Karnaugh

Lebih terperinci

Aljabar Boolean dan Peta Karnough

Aljabar Boolean dan Peta Karnough Aljabar Boolean dan Peta Karnough a. Logic Function minimization Pada rangkaian yang cukup rumit, kombinasi variable di logic function yang diperoleh dari hasil table kebenaran biasanya pun cukup banyak.

Lebih terperinci

Definisi Aljabar Boolean

Definisi Aljabar Boolean Aljabar Boolean Definisi Aljabar Boolean Misalkan terdapat - Dua operator biner: + dan - Sebuah operator uner:. - B : himpunan yang didefinisikan pada operator +,, dan - dan adalah dua elemen yang berbeda

Lebih terperinci

BAB I SISTEM BILANGAN

BAB I SISTEM BILANGAN BAB I SISTEM BILANGAN Tujuan Mengetahui jenis-jenis bilangan yang dapat diselesaikan dengan menggunakan komputer digital Mencoba untuk menyelesaikan berbagai jenis bilangan untuk dikonversikan kedalam

Lebih terperinci

ebook PRINSIP & PERANCANGAN LOGIKA Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma 2013

ebook PRINSIP & PERANCANGAN LOGIKA Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma 2013 Penyusun :. Imam Purwanto, S.Kom, MMSI 2. Ega Hegarini, S.Kom., MM 3. Rifki Amalia, S.Kom., MMSI 4. Arie Kusumawati, S.Kom ebook PRINSIP & PERANCANGAN LOGIKA Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

Rangkaian digital yang ekivalen dengan persamaan logika. Misalnya diketahui persamaan logika: x = A.B+C Rangkaiannya:

Rangkaian digital yang ekivalen dengan persamaan logika. Misalnya diketahui persamaan logika: x = A.B+C Rangkaiannya: ALJABAR BOOLEAN Aljabar Boolean Aljabar Boolean adalah aljabar yang menangani persoalan-persoalan logika. Aljabar Boolean menggunakan beberapa hukum yang sama seperti aljabar biasa untuk fungsi OR (Y =

Lebih terperinci

GERBANG LOGIKA & SISTEM BILANGAN

GERBANG LOGIKA & SISTEM BILANGAN GERBANG LOGIKA & SISTEM BILANGAN I. GERBANG LOGIKA Gerbang-gerbang dasar logika merupakan elemen rangkaian digital dan rangkaian digital merupakan kesatuan dari gerbang-gerbang logika dasar yang membentuk

Lebih terperinci

PENYEDERHANAAN DENGAN KARNAUGH MAP

PENYEDERHANAAN DENGAN KARNAUGH MAP PENYEDERHANAAN DENGAN KARNAUGH MAP Karnaugh Map adalah pengganti persamaan aljabar boole. Maksud penulisan variable pada peta (map) ini, agar dalam peta hanya ada satu variable yang berubah dari bentuk

Lebih terperinci

DASAR ALJABAR BOOLEAN

DASAR ALJABAR BOOLEAN DASAR ALJABAR BOOLEAN Dalam mengembangkan sistem Aljabar Boolean Perlu memulainya dengan asumsi asumsi yakni Postulat Boolean dan Teorema Aljabar Boolean. Postulat Boolean :.. = 2.. = di turunkan dari

Lebih terperinci

BAB III ALJABAR BOOLE (BOOLEAN ALGEBRA)

BAB III ALJABAR BOOLE (BOOLEAN ALGEBRA) TEKNIK DIGITAL-ALJABAR Boole/HAL. 1 BAB III ALJABAR BOOLE (BOOLEAN ALGEBRA) PRINSIP DASAR ALJABAR BOOLE Aljabar boole adalah suatu teknik matematika yang dipakai untuk menyelesaikan masalah-masalah logika.

Lebih terperinci

FPGA DAN VHDL TEORI, ANTARMUKA DAN APLIKASI

FPGA DAN VHDL TEORI, ANTARMUKA DAN APLIKASI FPGA DAN VHDL TEORI, ANTARMUKA DAN APLIKASI Chapter 1 Prinsip-Prinsip Sistem Digital Ferry Wahyu Wibowo Outlines Sistem digital Persamaan dan perbedaan elektronika analog dan elektronika digital Sistem

Lebih terperinci

Dari tabel diatas dapat dibuat persamaan boolean sebagai berikut : Dengan menggunakan peta karnaugh, Cy dapat diserhanakan menjadi : Cy = AB + AC + BC

Dari tabel diatas dapat dibuat persamaan boolean sebagai berikut : Dengan menggunakan peta karnaugh, Cy dapat diserhanakan menjadi : Cy = AB + AC + BC 4. ALU 4.1. ALU (Arithmetic and Logic Unit) Unit Aritmetika dan Logika merupakan bagian pengolah bilangan dari sebuah komputer. Di dalam operasi aritmetika ini sendiri terdiri dari berbagai macam operasi

Lebih terperinci

DASAR DIGITAL. Penyusun: Herlambang Sigit Pramono DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN

DASAR DIGITAL. Penyusun: Herlambang Sigit Pramono DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DASAR DIGITAL Penyusun: Herlambang Sigit Pramono DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN PROYEK PENGEMBANGAN SISTEM DAN STANDAR PENGELOLAAN SMK 2 KATA PENGANTAR Modul ini

Lebih terperinci

BAB IV PENYEDERHANAAN RANGKAIAN LOGIKA

BAB IV PENYEDERHANAAN RANGKAIAN LOGIKA B IV PENYEDERHANAAN RANGKAIAN LOGIKA 4. Penyederhanaan Secara Aljabar Bentuk persamaan logika sum of minterm dan sum of maxterm yang diperoleh dari tabel kebenaran umumnya jika diimplementasikan ternyata

Lebih terperinci

1. SISTEM BILANGAN. Teknik Digital Dasar 1

1. SISTEM BILANGAN. Teknik Digital Dasar 1 Teknik Digital Dasar 1 1. SISTEM BILANGAN Semua sistem bilangan dibatasi oleh apa yang dinamakan Radik atau Basis, yaitu notasi yang menunjukkan banyaknya angka atau digit suatu bilangan tersebut. Misalnya

Lebih terperinci

TI 2013 IE-204 Elektronika Industri & Otomasi UKM

TI 2013 IE-204 Elektronika Industri & Otomasi UKM TI 23 IE-24 Elektronika Industri & Otomasi UKM Lampiran C Aljabar Boolean Tupel Misalkan terdapat - Dua operator biner: + dan - Sebuah operator uner:. - B : himpunan ang didefinisikan pada operaror +,,

Lebih terperinci

=== PENCACAH dan REGISTER ===

=== PENCACAH dan REGISTER === === PENCACAH dan REGISTER === Pencacah Pencacah adalah sebuah register yang mampu menghitung jumlah pulsa detak yang masuk melalui masukan detaknya, karena itu pencacah membutuhkan karakteristik memori

Lebih terperinci

Hanif Fakhrurroja, MT

Hanif Fakhrurroja, MT Pertemuan 4 Organisasi Komputer Rangkaian Logika Hanif Fakhrurroja, MT PIKSI GANESHA, 2013 Hanif Fakhrurroja @hanifoza hanifoza@gmail.com Agenda 1 Rangkaian Kombinasi 2 Rangkaian Sekuensial/flip-flop Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB VI RANGKAIAN KOMBINASI

BAB VI RANGKAIAN KOMBINASI BAB VI RANGKAIAN KOMBINASI Di dalam perencanaan rangkaian kombinasi, terdapat beberapa langkah prosedur yang harus dijalani, yaitu :. Pernyataan masalah yang direncanakan 2. Penetapan banyaknya variabel

Lebih terperinci

Meminimalkan menggunakan K-Map. Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs.

Meminimalkan menggunakan K-Map. Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs. Meminimalkan menggunakan K-Map Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs. Meminimkan ungkapan SOP # A B C F 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 2 0 1 0 1 3 0 1 1 0 4 1 0 0 0 5 1 0 1 1 6 1 1 0 0 7 1 1 1 1 Terkait dengan

Lebih terperinci

Percobaan 4 PENGUBAH SANDI BCD KE PERAGA 7-SEGMEN. Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

Percobaan 4 PENGUBAH SANDI BCD KE PERAGA 7-SEGMEN. Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY Percobaan 4 PENGUBAH SANDI BCD KE PERAGA 7-SEGMEN Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY E-mail : sumarna@uny.ac.id Tujuan : 1. Mengenal cara kerja dari peraga 7-segmen 2. Mengenal cara kerja rangkaian

Lebih terperinci

Percobaan 6 PENCACAH (COUNTER) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

Percobaan 6 PENCACAH (COUNTER) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY Percobaan 6 PENCACAH (COUNTER) Oleh : Sumarna, urdik Fisika, FMIPA, UNY E-mail : sumarna@uny.ac.id Tujuan :. Mempelajari cara kerja pencacah biner sinkron dan tak sinkron, 2. Merealisasikan pencacah biner

Lebih terperinci

DEFINISI ALJABAR BOOLEAN

DEFINISI ALJABAR BOOLEAN ALJABAR BOOLEAN DEFINISI ALJABAR BOOLEAN Misalkan terdapat - Dua operator biner: + dan - Sebuah operator uner:. - B : himpunan yang didefinisikan pada operator +,, dan - dan adalah dua elemen yang berbeda

Lebih terperinci

SISTEM BILANGAN 1.1 Sistem Bilangan Puluhan

SISTEM BILANGAN 1.1 Sistem Bilangan Puluhan 1 SISTEM BILANGAN Banyak sistem bilangan yang dapat dan telah dipakai dalam melaksanakan perhitungan. Tetapi ada sistem bilangan yang sudah jarang dipakai ataupun tidak dipakai lagi sama sekali dan ada

Lebih terperinci

BAB I GERBANG LOGIKA DASAR & ALJABAR BOOLEAN

BAB I GERBANG LOGIKA DASAR & ALJABAR BOOLEAN BAB I GERBANG LOGIKA DASAR & ALJABAR BOOLEAN A. Tabel Kebenaran (Truth Table) Tabel kebenaran merupakan tabel yang menunjukkan pengaruh pemberian level logika pada input suatu rangkaian logika terhadap

Lebih terperinci

BAB 4. Aljabar Boolean

BAB 4. Aljabar Boolean BAB 4 Aljabar Boolean 1. PENDAHULUAN Aljabar Boolean merupakan lanjutan dari matakuliah logika matematika. Definisi aljabar boolean adalah suatu jenis manipulasi nilai-nilai logika secara aljabar. Contoh

Lebih terperinci

Representasi Data. M. Subchan M

Representasi Data. M. Subchan M Representasi Data M. Subchan M DATA Fakta berupa angka, karakter, symbol, gambar, suara yang mepresentasikan keadaan sebenarnya yg selanjutnya dijadikan sbg masukan suatu sistem informasi Segala sesuatu

Lebih terperinci

FLIP-FLOP (BISTABIL)

FLIP-FLOP (BISTABIL) FLIP-FLOP (BISTABIL) Rangkaian sekuensial adalah suatu sistem digital yang keadaan keluarannya pada suatu saat ditentukan oleh : 1. keadaan masukannya pada saat itu, dan 2. keadaan masukan dan/atau keluaran

Lebih terperinci

2.1 Desimal. Contoh: Bilangan 357.

2.1 Desimal. Contoh: Bilangan 357. 2.Sistem Bilangan Ada beberapa sistem bilangan yang digunakan dalam sistem digital. Yang paling umum adalah sistem bilangan desimal, biner, oktal, dan heksadesimal. Sistem bilangan desimal merupakan sistem

Lebih terperinci

BAB 4 RANGKAIAN LOGIKA DIGITAL SEKUENSIAL. 4.1 Flip-Flop S-R

BAB 4 RANGKAIAN LOGIKA DIGITAL SEKUENSIAL. 4.1 Flip-Flop S-R BAB 4 RANGKAIAN LOGIKA IGITAL SEKUENSIAL Telah kita pelajari tentang unit logika kombinasional yang keluarannya hanya tergantung pada masukan saat itu atau dengan kata lain keluarannya merupakan fungsi

Lebih terperinci

Bentuk Standar Fungsi Boole

Bentuk Standar Fungsi Boole PETA KARNAUGH Peta Karnaugh digunakan sebagai cara untuk menyederhanakan persamaan logika secara grafis, atau dapat pula dipandang sebagai metoda untuk mengubah suatu tabel kebenaran ke rangkaian logika

Lebih terperinci

BAB V b SISTEM PENGOLAHAN DATA KOMPUTER (Representasi Data) "Pengantar Teknologi Informasi" 1

BAB V b SISTEM PENGOLAHAN DATA KOMPUTER (Representasi Data) Pengantar Teknologi Informasi 1 BAB V b SISTEM PENGOLAHAN DATA KOMPUTER (Representasi Data) "Pengantar Teknologi Informasi" 1 SISTEM BILANGAN Bilangan adalah representasi fisik dari data yang diamati. Bilangan dapat direpresentasikan

Lebih terperinci

MATERI 2 COMBINATIONAL LOGIC

MATERI 2 COMBINATIONAL LOGIC Pengantar : :. MATERI 2 COMBINATIONAL LOGIC Rangkaian digital adalah mrp komponen perangkat keras (hardware) yang memanipulasi informasi biner. Rangkaian diimplementasikan dengan menggunakan transistor-transistor

Lebih terperinci

PRAKTIKUM RANGKAIAN DIGITAL

PRAKTIKUM RANGKAIAN DIGITAL PRAKTIKUM RANGKAIAN DIGITAL RANGKAIAN LOGIKA TUJUAN 1. Memahami berbagai kombinasi logika AND, OR, NAND atau NOR untuk mendapatkan gerbang dasar yang lain. 2. Menyusun suatu rangkaian kombinasi logika

Lebih terperinci

BAB VIII REGISTER DAN COUNTER

BAB VIII REGISTER DAN COUNTER BAB VIII REGISTER DAN COUNTER 8.1 Register Register adalah kumpulan dari elemen-elemen memori yang bekerja bersama sebagai satu unit. Register yang paling sederhana tidak lebih dari sebuah penyimpan kata

Lebih terperinci

BAB I SISTEM BILANGAN DAN PENGKODEAN

BAB I SISTEM BILANGAN DAN PENGKODEAN BAB I SISTEM BILANGAN DAN PENGKODEAN I.. Sistem Bilangan Untuk memahami cara kerja komputer, kita membutuhkan konsep mengenai sistem bilangan dan sistem pengkodean (coding systems) karena adanya perbedaan

Lebih terperinci

1. FLIP-FLOP. 1. RS Flip-Flop. 2. CRS Flip-Flop. 3. D Flip-Flop. 4. T Flip-Flop. 5. J-K Flip-Flop. ad 1. RS Flip-Flop

1. FLIP-FLOP. 1. RS Flip-Flop. 2. CRS Flip-Flop. 3. D Flip-Flop. 4. T Flip-Flop. 5. J-K Flip-Flop. ad 1. RS Flip-Flop 1. FLIP-FLOP Flip-flop adalah keluarga Multivibrator yang mempunyai dua keadaaan stabil atau disebut Bistobil Multivibrator. Rangkaian flip-flop mempunyai sifat sekuensial karena sistem kerjanya diatur

Lebih terperinci

SISTEM BILANGAN, OPERASI ARITMATIKA DAN PENGKODEAN

SISTEM BILANGAN, OPERASI ARITMATIKA DAN PENGKODEAN SISTEM BILANGAN, OPERASI ARITMATIKA DAN PENGKODEAN REPRESENTASI DATA Data : bilangan biner atau informasi berkode biner lain yang dioperasikan untuk mencapai beberapa hasil penghitungan penghitungan aritmatik,

Lebih terperinci

Sistem Bilangan dan Pengkodean -2-

Sistem Bilangan dan Pengkodean -2- Sistem Digital Sistem Bilangan dan Pengkodean -2- Missa Lamsani Hal 1 Sistem Bilangan Bilangan Decimal Bilangan Biner Decimal -> biner Aritmatika Binar Komplemen 1 dan 2 Sign Bit Operasi aritmatik dengan

Lebih terperinci

0.(0.1)=(0.0).1 0.0=0.1 0=0

0.(0.1)=(0.0).1 0.0=0.1 0=0 Latihan : 1. Diketahui himpunan B dengan tiga buah nilai (0,1,2) dan dua buah operator, + dan. kaidah operasi dengan operator + dan didefinisikan pada tabel di bawah ini : + 0 1 2 0 0 0 0 1 0 1 1 2 0 1

Lebih terperinci

BAB V UNTAI NALAR KOMBINATORIAL

BAB V UNTAI NALAR KOMBINATORIAL TEKNIK DIGITAL-UNTAI NALAR KOMBINATORIAL/HAL. BAB V UNTAI NALAR KOMBINATORIAL Sistem nalar kombinatorial adalah sistem nalar yang keluaran dari untai nalarnya pada suatu saat hanya tergantung pada harga

Lebih terperinci

MODUL I GERBANG LOGIKA DASAR

MODUL I GERBANG LOGIKA DASAR MODUL I GERBANG LOGIKA DASAR I. PENDAHULUAN Gerbang logika adalah rangkaian dengan satu atau lebih masukan tetapi hanya menghasilkan satu keluaran berupa tegangan tinggi ( 1 ) dan tegangan rendah ( 0 ).

Lebih terperinci

Tabulasi Quine McCluskey

Tabulasi Quine McCluskey Tabulasi Quine McCluskey Tabulasi Quine McCluskey Penyederhanaan fungsi menggunakan tabulasi atau metode Quine McCluskey. Metode penyederhanaan atau yang sering diesebut dengan metode Quine McCluskey,

Lebih terperinci

6. Rangkaian Logika Kombinasional dan Sequensial 6.1. Rangkaian Logika Kombinasional Enkoder

6. Rangkaian Logika Kombinasional dan Sequensial 6.1. Rangkaian Logika Kombinasional Enkoder 6. Rangkaian Logika Kombinasional dan Sequensial Rangkaian Logika secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu rangkaian logika Kombinasional dan rangkaian logika Sequensial. Rangkaian logika Kombinasional

Lebih terperinci

Register & Counter -7-

Register & Counter -7- Sistem Digital Register & Counter -7- Missa Lamsani Hal 1 Register dan Pencacah Register adalah kumpulan elemen-elemen memori yang bekerja bersama sebagai satu unit. Pencacah (counter) adalah merupakan

Lebih terperinci

Ungkapan Boolean dan Aljabar Boolean. Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs.

Ungkapan Boolean dan Aljabar Boolean. Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs. Ungkapan Boolean dan Aljabar Boolean Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs. Ungkapan Boolean Ungkapan Boolean terdiri dari Contoh Literal variabel dan komplemennya Operasi Logika F = A.B'.C + A'.B.C'

Lebih terperinci

SISTEM DIGITAL 1. PENDAHULUAN

SISTEM DIGITAL 1. PENDAHULUAN SISTEM DIGITAL Perkembangan teknologi dalam bidang elektronika sangat pesat, kalau beberapa tahun lalu rangkaian elektronika menggunakan komponen tabung hampa, komponen diskrit, seperti dioda, transistor,

Lebih terperinci

BAB IV PETA KARNAUGH (KARNAUGH MAPS)

BAB IV PETA KARNAUGH (KARNAUGH MAPS) TEKNIK DIGITAL-PETA KARNAUGH/HAL. 1 BAB IV PETA KARNAUGH (KARNAUGH MAPS) PETA KARNAUGH Selain dengan teorema boole, salah satu cara untuk memanipulasi dan menyederhanakan fungsi boole adalah dengan teknik

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH MICROPROCESSOR I Nama Dosen: Yulius C. Wahyu Kurniawan, S.Kom.

SILABUS MATA KULIAH MICROPROCESSOR I Nama Dosen: Yulius C. Wahyu Kurniawan, S.Kom. SILABUS MATA KULIAH MICROPROCESSOR I Nama Dosen: Yulius C. Wahyu Kurniawan, S.Kom. Konsep Dasar Bilangan Pengertian Base (Radix), Absolute Digit, Positional Value Macam-macam Sistem Bilangan Desimal, Oktal,

Lebih terperinci

A. SISTEM DESIMAL DAN BINER

A. SISTEM DESIMAL DAN BINER SISTEM BILANGAN A. SISTEM DESIMAL DAN BINER Dalam sistem bilangan desimal, nilai yang terdapat pada kolom ketiga pada Tabel., yaitu A, disebut satuan, kolom kedua yaitu B disebut puluhan, C disebut ratusan,

Lebih terperinci

5.1. TUJUAN 1. Mengenal, mengerti dan memahami operasi dasar rangkaian flip-flop. 2. Mengenal berbagai macam IC flip-flop.

5.1. TUJUAN 1. Mengenal, mengerti dan memahami operasi dasar rangkaian flip-flop. 2. Mengenal berbagai macam IC flip-flop. PERCOBAAN DIGITAL 5 FLIP-FLOP 5.. TUJUAN. Mengenal, mengerti dan memahami operasi dasar rangkaian flip-flop. 2. Mengenal berbagai macam IC flip-flop. 5.2. TEORI DASAR Pemahaman terhadap rangkaian Flip-Flop

Lebih terperinci

Arsitektur Komputer. Rangkaian Logika Kombinasional & Sekuensial

Arsitektur Komputer. Rangkaian Logika Kombinasional & Sekuensial Arsitektur Komputer Rangkaian Logika Kombinasional & Sekuensial 1 Rangkaian Logika Rangkaian Logika secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu : Rangkaian Kombinasional adalah rangkaian yang kondisi

Lebih terperinci

FPMIPA UPI ILMU KOMPUTER I. TEORI HIMPUNAN

FPMIPA UPI ILMU KOMPUTER I. TEORI HIMPUNAN I. TEORI HIMPUNAN 1. Definisi Himpunan hingga dan Tak hingga 2. Notasi himpuanan 3. Cara penulisan 4. Macam-macam Himpunan 5. Operasi Himpunan 6. Hukum pada Operasi Himpunan 7. Perkalian Himpunan (Product

Lebih terperinci

R ANGKAIAN LOGIKA KOMBINASIONAL DAN SEQUENSIAL

R ANGKAIAN LOGIKA KOMBINASIONAL DAN SEQUENSIAL R ANGKAIAN LOGIKA KOMBINASIONAL DAN SEQUENSIAL Rangkaian Logika secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu Rangkaian logika Kombinasional dan rangkaian logika Sequensial. Rangkaian logika Kombinasional

Lebih terperinci

PERTEMUAN 12 PENCACAH

PERTEMUAN 12 PENCACAH PERTEMUAN 12 PENCACAH Sasaran Pertemuan 12 Mahasiswa diharapkan mengerti tentang Pencacah yang terdiri dari : - Riple Counter - Pencacah Sinkron - Pencacah Lingkar - Pencacah Turun naik - Pencacah Mod

Lebih terperinci

REGISTER DAN COUNTER.

REGISTER DAN COUNTER. REGISTER DAN COUNTER www.st3telkom.ac.id Register Register adalah rangkaian yang tersusun dari satu atau beberapa flip-flop yang digabungkan menjadi satu. Flip-Flop disebut juga sebagai register 1 bit.

Lebih terperinci

DASAR DIGITAL ELK-DAS JAM

DASAR DIGITAL ELK-DAS JAM DASAR DIGITAL ELK-DAS.3 2 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Gerbang AND Gerbang OR Gerbang NOT UNIT I GERBANG LOGIKA DASAR DAN KOMBINASI. I. Tujuan

Gerbang AND Gerbang OR Gerbang NOT UNIT I GERBANG LOGIKA DASAR DAN KOMBINASI. I. Tujuan I. Tujuan UNIT I GERBANG LOGIKA DASAR DAN KOMBINASI 1. Dapat membuat rangkaian kombinasi dan gerbang logika dasar 2. Memahami cara kerja dari gerbang logika dasar dan kombinasi 3. Dapat membuat table kebenaran

Lebih terperinci

SISTEM BILANGAN. file:///d /E-Learning/Dasar%20teknik%20Digital/Textbook/Bab01.htm (1 of 17)5/8/2007 2:45:49 PM

SISTEM BILANGAN. file:///d /E-Learning/Dasar%20teknik%20Digital/Textbook/Bab01.htm (1 of 17)5/8/2007 2:45:49 PM 1 1 SISTEM BILANGAN Banyak sistem bilangan yang dapat dan telah dipakai dalam melaksa nakan perhitungan. Tetapi ada sistem bilang an yang sudah jarang dipakai ataupun tidak dipakai lagi sama sekali dan

Lebih terperinci

Teknik Digital Dasar. Edisi 2. Pendekatan Praktis. Saludin Muis

Teknik Digital Dasar. Edisi 2. Pendekatan Praktis. Saludin Muis Teknik Digital Dasar Pendekatan Praktis Saludin Muis Edisi 2 Daftar Isi i ii Teknik Digital: Pendekatan Praktis Teknik Digital Dasar Pendekatan Praktis Saludin Muis Edisi 2 Daftar Isi iii TEKNIK DIGITAL

Lebih terperinci

Elektronika dan Instrumentasi: Elektronika Digital 1 Sistem Bilangan. Yusron Sugiarto

Elektronika dan Instrumentasi: Elektronika Digital 1 Sistem Bilangan. Yusron Sugiarto Elektronika dan Instrumentasi: Elektronika Digital 1 Sistem Bilangan Yusron Sugiarto Materi Kuliah Analog dan Digital? Elektronika Analog Digital Analog vs Digital Analog Teknologi: Teknologi analog merekam

Lebih terperinci

MODUL 2 SISTEM PENGKODEAN BILANGAN

MODUL 2 SISTEM PENGKODEAN BILANGAN STMIK STIKOM BALIKPAPAN 1 MODUL 2 SISTEM PENGKODEAN BILANGAN A. TEMA DAN TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. Tema : Sistem Pengkodean Bilangan 2. Fokus Pembahasan Materi Pokok 3. Tujuan Kegiatan Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB VII DASAR FLIP-FLOP

BAB VII DASAR FLIP-FLOP 89 BAB VII ASAR FLIP-FLOP 1. Pendahuluan Pada bagian sebelumnya telah dibahas tentang rangkaian kombinasional, yang merupakan rangkaian dengan keluaran yang dikendalikan oleh kondisi masukan yang ada.

Lebih terperinci

yang paling umum adalah dengan menspesifikasikan unsur unsur pembentuknya (Definisi 2.1 Menurut Lipschutz, Seymour & Marc Lars Lipson dalam

yang paling umum adalah dengan menspesifikasikan unsur unsur pembentuknya (Definisi 2.1 Menurut Lipschutz, Seymour & Marc Lars Lipson dalam 2.1 Definisi Aljabar Boolean Aljabar Boolean dapat didefinisikan secara abstrak dalam beberapa cara. Cara yang paling umum adalah dengan menspesifikasikan unsur unsur pembentuknya dan operasi operasi yang

Lebih terperinci