PROGRAM PENYEDIAAN SARANA AIR MINUM DAN SANITASI BERBASIS MASYARAKAT (PAMSIMAS) Fieldbook Proses Identifikasi Masalah dan Analisis Situasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROGRAM PENYEDIAAN SARANA AIR MINUM DAN SANITASI BERBASIS MASYARAKAT (PAMSIMAS) Fieldbook Proses Identifikasi Masalah dan Analisis Situasi"

Transkripsi

1 PROGRAM PENYEDIAAN SARANA AIR MINUM DAN SANITASI BERBASIS MASYARAKAT (PAMSIMAS) Fieldbook Proses Identifikasi Masalah dan Analisis Situasi Februari 2010

2 DAFTAR ISI 1. Pendahuluan Konsep Dasar Konsep Dasar MPA a) Gender dan kemiskinan dalam proses perencanaan b) Keberlanjutan dan Kesetaraan c) Efektifitas penggunaan d) Demand Responsive Approach (DRA) Konsep Dasar PHAST a) Efektivitas Penggunaan b) Alur Penularan Penyakit c) Menghambat Alur Penularan Penyakit d) Peningkatan Kesadaran Masyarakat Terhadap Kesehatan Dan Perubahan e) Epidemiologi Penyakit Menular Manfaat MPA/PHAST Perencanaan Masyarakat dalam PAMSIMAS Kegiatan Dalam MPA/PHAST Metoda Pertemuan / Diskusi Penggunaan Tools untuk Perencanaan Hasil dan Rencana Tindak Lanjut Setiap Kegiatan MPA/PHAST Tahap Persiapan Identifikasi Masalah dan Analisis Situasi ALAT KAJIAN PERENCANAAN PARTISIPATIF MASYARAKAT KEGIATAN PAMSIMAS Alat kajian untuk identifikasi kondisi umum desa Alat kajian untuk analisis situasi dan identifikasi masalah PERTEMUAN DENGAN APARAT DESA/KELURAHAN INVENTARIS DATA KOMUNITAS SEJARAH PEMBANGUNAN SARANA AIR MINUM DAN SANITASI, DAN PROMOSI KESEHATAN KLASIFIKASI KESEJAHTERAAN PEMETAAN SOSIAL RAPID TECHNICAL ASSESSMENT (RTA) PERENCANAAN TRANSECT WALKS DAN PERTEMUAN KELOMPOK TERFOKUS (FGD) TINJAUAN PENGELOLAAN PELAYANAN TRANSECT WALKS ) Pengelolaan Sumber Air ) Penilaian Tingkat Kualitas Kerja ) Penilaian Pelayanan oleh Kelompok Pengguna Perempuan dan Laki laki ) Masyarakat yang Tidak Terlayani EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SARANA AIR MINUM EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SARANA SANITASI PEMBAGIAN KERJA BERDASARKAN GENDER DAN WAKTU KERJA HAK SUARA DAN PILIHAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALUR PENULARAN PENYAKIT DAN PENGHAMBATNYA PERTEMUAN PLENO MASYARAKAT UNTUK MEMBAHAS HASIL IMAS Field Book CFT Pamsimas

3 1. Pendahuluan Salah satu tujuan dari proses perencanaan di masyarakat pada Program PAMSIMAS adalah membantu masyarakat dalam mengembangkan pengelolaan pelayanan sarana air minum dan sanitasi yang berkelanjutan dan digunakan secara efektif oleh masyarakat sendiri. Pencapaian keberhasilan PAMSIMAS berdasarkan dampak yang terjadi dapat terlihat apabila: Adanya keberlanjutan pelayanan sarana air minum dan sanitasi Adanya perubahan perilaku masyarakat menuju perilaku hidup sehat serta terjadi peningkatan pelayanan kesehatan dan sanitasi Adanya kesetaraan gender dalam proses dan hasil pencapaian program Adanya prioritas program kepada masyarakat yang miskin dan termarjinalkan Sesuai kebutuhan masyarakat (menggunakan demand responsive approach) Pelayanan sarana air minum dan sanitasi yang berkelanjutan secara efektif adalah sarana yang dapat berfungsi terus menerus, sehingga pengguna mendapat kepuasan yang tinggi dan bersedia untuk mengunakan dan memelihara sarana, serta sebagian besar masyarakat mempunyai akses. Pelayanan sarana air minum dan sanitasi yang digunakan secara efektif adalah sarana yang oleh sebagian besar masyarakat digunakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan melestarikan lingkungan. 2. Konsep Dasar 2.1. Konsep Dasar MPA MPA adalah sebuah metodologi untuk membantu masyarakat, pelaksana program dan pengambil keputusan untuk mencapai keberlanjutan dan pemerataan pelayanan. Metodologi ini dibuat untuk dapat melibatkan semua pihak dan dapat melakukan identifikasi masalah dan analisis situasi dengan melibatkan pengguna pelayanan utama yaitu kelompok masyarakat baik laki laki, perempuan, kaya dan miskin. a) Gender dan kemiskinan dalam proses perencanaan. Ketika perempuan dan kelompok miskin memiliki hak suara dan pilihan 1 dalam memilih opsi sarana dan dalam pembangunan serta pemeliharaannya, maka sarana air minum dan sanitasi akan lebih berkelanjutan dan digunakan dengan efektif. Hal ini juga akan meningkatkan adanya suatu kesetaraan, yang berarti adanya keadilan dalam pembagian manfaat dan biaya dari sarana bagi semua anggota masyarakat. Dalam PAMSIMAS, isu gender dan kemiskinan adalah mainstreamed di dalam proses perencanaan masyarakat melalui penggunaan tools/kegiatan dalam buku panduan lapangan (field book) ini dan dengan memastikan bahwa perempuan, laki laki, kaya dan miskin terlibat dalam menilai kebutuhan mereka sendiri terhadap sarana. Hal yang dicakup dalam pendekatan yang sensitif terhadap gender dan kemiskinan yang dapat mempengaruhi keberlanjutan sarana adalah : Identifikasi kebutuhan terhadap sarana dan peningkatan kesehatan Identifikasi tentang pilihan yang mungkin untuk pengembangan sarana Pengambilan keputusan pada opsi opsi, biaya, dan kontribusi Pelatihan untuk pengelolaan pelayanan Pembagian kerja antara perempuan dan laki laki, kaya dan miskin dalam pemeliharaan dan pengelolaan pada pelayanan sarana air minum dan sanitasi 1 Suara = seseorang dapat mengeluarkan pendapatnya dan dapat didengar. Pilihan = seseorang dapat menentukan pilihanpilihan berdasarkan keadaan mereka sendiri. Field Book CFT Pamsimasi

4 b) Keberlanjutan dan Kesetaraan Dalam kerangka analisis MPA berkaitan dengan pembangunan sarana air minum dan sanitasi serta pelayanan kesehatan terdapat 5 faktor yang mempengaruhi keberlanjutannya, dimana masing masing faktor yang berbeda mempunyai hubungan saling untuk pencapaian keberlanjutan. i. Keberlanjutan Teknis ii. Mencakup kepada berfungsinya secara benar dan dapat diandalkan terhadap teknologi serta pelayanan air minum dan dapat memberikan pelayanan dengan jumlah air yang memadai secara kontinu dengan kualitas air yang memenuhi standar kesahatan. Equity/Kesetaraan mencakup pelayanan diberikan kepada seluruh kelompok masyarakat dengan prioritas orang miskin. Keberlanjutan Finansial Sistem hanya dapat berfungsi bila sumber pendanaan/financial paling tidak dapat memenuhi kebutuhan untuk operasional, pemeliharaan dan perbaikan. Equity/kesetaraan berhubungan dengan siapa yang akan menjadi sumber pendanaan, bagaiamana secara adil asal sumber pendanaan ini akan ditanggung secara bersama diantara para pemanfaat yang mempunyai tingkat kesejahteraan yang berbeda. iii. iv. Keberlanjutan Kelembagaan Apakah dalam proses pembentukan badan pengelola telah memperhatikan kesetaraan gender dan pelibatan kelompok miskin, serta mewujudkan nilai nilai demokrasi dan transparansi. Kelembagaan yang ada harus mempunyai karakteristik lokal, aturan dan akuntabilitas. Equity/kesetaraan mempertimbangkan suara semua golongan, terutama masyarakat miskin dan wanita didalam organisasi yang akan mengelola dan mengkontrol sistem. Selain itu dalam kaitannya dengan pengembangan kemampuan melalui pelatihan juga harus melibatkan kelompok miskin dan kesetaraan gender, baik dalam menentukan jenis pelatihan maupun peserta pelatihan. Keberlanjutan Sosial Pemanfaat akan mendukung keberlanjutan sistem bila harapan mereka dapat terpenuhi, ini berarti bahwa pelayanan yang ada harus mudah mereka akses, yang mana pemanfaat diberikan pilihan untuk teknologi pelayanan sesuai dengan kemampuan pembiayaan, budaya dan tata cara keseharian. Aspek equity/kesetaraan melihat bagaimana keuntungan dari pemanfaatan sistem dapat dibagi secara adil sesuai dengan perbedaan kondisi sosio ekonomi, gender dan kemisikinan. v. Keberlanjutan Lingkungan Sumber air akan menghadapi banyak ancaman, seperti terlalu besarnya penyadapan, kontaminasi, penggundulan hutan, dan fasilitas/sarana air minum dan sanitasi sendiri juga akan menjadikan ancaman terhadap lingkungan seperti tidak tersedianya drainase yang memadai sehingga minimbulkan genangan yang memungkinkan tempat berkembang biaknya serangga pembawa penyakit seperti malaria dsb. Hal hal tersebut diatas yang harus diperhatikan untuk dilaksanakan atau dihindari. Aspek equity/kesetaraan mencakup pembagian tanggung jawab secara adil diantara pemanfaat untuk melindungi sumber air dan lingkungan. c) Efektifitas penggunaan Efektifitas penggunaan bertumpu kepada : - Peningkatan akses oleh kelompok miskin - Peningkatan penggunaan SAB/S dan pelayanan kesehatan oleh kelompok miskin - Adanya perubahan perilaku oleh masyarakat (sekolah, rumah dan lingkungan). Field Book CFT Pamsimasi

5 d) Demand Responsive Approach (DRA) Demand atau kebutuhan adalah orang orang/kelompok masyarakat yang terdiri dari laki laki, perempuan, kaya dan miskin yang mempunyai kemauan untuk mengeluarkan pembiayaan baik in cash dan in kind untuk pembangunan, operasi, pemeliharaan dan pengelolaan pelayanan sesuai dengan sistem pelayanan dan teknologi sarana yang mereka pilih. Sedang reponsive atau tanggap adalah memberikan pilihan pilihan atau memungkinkan kelompok masyarakat untuk memilih berapa besar air yang akan digunakan, teknologi dan tingkat pelayanan dengan didasari pengertian bahwa setiap pilihan disertai kesanggupan yang harus dilaksanakan sesuai dengan pilihan. Proses perencanaan kegiatan PAMSIMAS ini dirancang agar masyarakat mampu mengembangkan PJM Pro AKSi dan Rencana Kerja Masyarakat (RKM) yang akan memperkuat kemampuan mereka dalam kelima hal di atas. 2.2 Konsep Dasar PHAST a) Efektivitas Penggunaan Mengidentifikasi dan menganalisa pola dan perilaku masyarakat dari kelompok kaya dan miskin, perempuan dan laki laki yang berkaitan dengan kebiasaan pemakaian tempat buang air besar, serta pemakaian sumber air dan hal hal yang perlu untuk ditingkatkan. b) Alur Penularan Penyakit Terjadinya penularan penyakit karena ada interaksi antara penyebab penyakit (agent) yang berasal dari sumber penyakit (penderita), lingkungan dan penjamu (host). Sebagai contoh, penularan penyakit diare seperti digambarkan dalam diagram 5F. Terjadinya penularan penyakit diare karena penyebab penyakit yang keluar dari penderita bersama tinja (faeces) dapat masuk kedalam tubuh orang lain kedalam mulut melalui tangan (finger), serangga (flies), tanah (field) dan cairan (fluids), serta makanan (food). Dengan menggunakan tool yang sederhana dan secara partisipatif, masyarakat belajar memahami proses/ alur penularan penyakit. Agar dapat menjadi fasilitator yang baik harus mempelajari alur penularan penyakit yang sering terjadi di masyarakat terutama penyakit yang ditularkan melalui air dan lingkungan. c) Menghambat Alur Penularan Penyakit Setelah masyarakat mengetahui alur penularan penyakit, masyarakat dapat memikirkan bagaimana mencegah berlangsungnya alur penularan penyakit tersebut dengan memasang penghambat yang sesuai dengan lintasan penyebaran penyakit, dengan kegiatan pembangunan sarana (fisik) atau kegiatan non fisik (perilaku hidup bersih dan sehat). Sebagai contoh, penghambat penulatan penyakit diare ialah dengan : Pembuangan tinja di tempat yang aman, terutama tinja dari penderita diare (baik bayi, anak dan orang dewasa) atau disebut dengan Stop Buang Air Sembarangan (Stop BABS). Secara lebih Jelas hal ini dapat merujuk pada Panduan Pemicuan Stop BABS (CLTS). Cuci tangan pakai sabun setelah buang air besar, setelah membersihkan kotoran bayi, dan sebelum makan, menyuapi bayi/ anak, atau sebelum menyiapkan makanan. Menjaga agar air minum terbebas dari pencemaran baik pada waktu mengkonsumsi air, penyimpanan air, pengambilan air atau air pada sumbernya. Fasilitator harus mampu memfasilitasi masyarakat, agar masyarakat dapat merumuskan sendiri cara menghambat alur penularan penyakit yang sering terjadi di masyarakat, terutama penyakit yang ditularkan melalui air dan lingkungan. Field Book CFT Pamsimasi

6 d) Peningkatan Kesadaran Masyarakat Terhadap Kesehatan Dan Perubahan Pada umumnya masyarakat tidak mengerti akan hubungan antara kesehatan dengan penyediaan air minum, sarana sanitasi dan kualitas lingkungan. Untuk mencapai agar masyarakat mengerti bahwa penyediaan air minum, sanitasi dan peningkatan kualitas lingkungan mempunyai dampak terhadap peningkatan derajat kesehatan, memerlukan perubahan perilaku yang berlangsung terus menerus dan tahap demi tahap. Masyarakat dapat dengan mudah melihat manfaat yang diberikan oleh sarana air minum dan sanitasi, yaitu berupa kemudahan pola hidup, keleluasaan pribadi, gengsi; dan hal ini akan mendorong masyarakat untuk membangun sarana air minum dan sanitasi. Lambat laun masyarakat akan mengerti bahwa pembangunan sarana air minum, sarana sanitasi, peningkatan kualitas lingkungan dapat mencegah penularan penyakit sehingga mempunyai dampak terhadap peningkatan derajat kesehatan. Dengan demikian maka masyarakat akan meninjau perilaku kesehatan pada saat ini serta sarana apa yang mereka perlukan sehubungan dengan perilaku tersebut, sehingga timbul minat tahap demi tahap merubah perilaku yang dianggap kurang baik menuju perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Fasilitator harus memahami bahwa perubahan perilaku tidak sekaligus terjadi, tetapi dengan melakukan setahap demi setahap. Kegiatan pertama selesai tidak harus buru buru melangkah ke kegiatan kedua, sebelum memastikan bahwa kegiatan pertama terjamin keberlanjutannya. Melalui metoda partisipatif dan pemahaman yang luas tentang kaitan antara kesehatan dan kesejahteraan (kualitas hidup) serta masyarakat, akan mendorong masyarakat terpanggil untuk melaksanakan rencana pembangunan sarana air minum, sanitasi dan perbaikan kualitas lingkungan. e) Epidemiologi Penyakit Menular Untuk meningkatkan kesadaran akan kesehatan dan perubahan perilaku tersebut dibutuhkan fasilitator. Fasilitator tersebut perlu memahami informasi tambahan tentang epidemiologi sederhana tentang penyakitpenyakit yang ditularkan melalui air dan lingkungan terutama yang sering terjadi di masyarakat. Epidemiologi sederhana tersebut meliputi : Penyebab penyakit Cara penularan penyakit Mengapa penyakit dianggap berbahaya (resiko penyakit). Gejala gejala penyakit Pengobatan dan pengelolaan penderita penyakit Cara pencegahan dan pemberantasan penyakitkan dengan PHAST mempunyai tujuan fokus pada perubahan perilaku hidup bersih dan sehat serta pencegahan penyakit. 3. Manfaat MPA/PHAST Manfaat metoda MPA/PHAST adalah : a. Peningkatan partisipasi masyarakat Mendorong keikutsertaan setiap individu dalam proses kelompok tanpa memandang usia, jenis kelamin, kelamin, kelas sosial dan latar belakang pendidikan. Mendorong keikutsertaan perempuan Saling belajar antara sesama anggota kelompok b. Pemberdayaan masyarakat Menambah rasa percaya diri dan rasa tanggung jawab Mudah dan menyenangkan dalam proses pengambilan keputusan oleh kelompok masyarakat c. Perubahan perilaku Memperbaiki dan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat Field Book CFT Pamsimasi

7 Mendorong usaha pencegahan penyakit Mendorong masyarakat untuk mengelola dan menggunakan sarana air minum dan sanitasi Meningkatkan pengetahuan tentang hubungan air minum dan sanitasi dengan status kesehatan Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam merencanakan pembangunan sarana air minum dan sanitasi. 4. Perencanaan Masyarakat dalam PAMSIMAS Untuk meningkatkan proses perencanaan yang tanggap terhadap kebutuhan 2, PAMSIMAS menggunakan satu set tools dari Methodology for Participatory Assessments (MPA) and Participatory Hygiene And Sanitation Transformation (PHAST). MPA mempunyai fokus pada penilaian kebutuhan terhadap sarana air minum dan sanitasi. Sedangkan PHAST mempunyai fokus pada perubahan perilaku hidup bersih dan sehat di tingkat rumah tangga dan masyarakat. Tool lain juga bisa digunakan untuk melengkapi proses tersebut, sebagai contoh Rapid Technical Assessments (RTA) Kegiatan Dalam MPA/PHAST MPA/PHAST terdiri dari dua metoda yaitu MPA dan PHAST, masing masing terdiri dari serangkaian kegiatan. Serangkaian kegiatan tersebut perlu disusun dalam suatu logical framework sehingga merupakan alur (proses) perencanaan pembangunan sarana air minum, sanitasi dan kesehatan. Setiap kegiatan (yang berupa tools) mempunyai tujuan khusus, sehingga dalam melaksanakan kegiatan dengan tool tertentu terlebih dahulu harus mengetahui tujuan (hasil) apa yang ingin dicapai. Kegiatan merupakan apa yang dikerjakan kelompok dengan tujuan untuk menemukan informasi (identifikasi masalah), memperoleh pengetahuan dan keterampilan, atau mengambil keputusan. Dalam melaksanakan kegiatan dibutuhkan/ menggunakan perangkat peralatan (alat bantu) misalnya berupa gambar gambar, kertas plano, spidol dan lain lain, tergantung masalah yang ingin ditangani (misal untuk penanganan penyakit diare, malaria, demam berdarah dengue menggunakan peralatan yang berbeda beda). Untuk melaksanakan setiap kegiatan dalam MPA/PHAST telah disusun suatu pedoman yang memuat tentang : Maksud dan tujuan Waktu yang diperlukan Alat bantu yang diperlukan Personal/ kelompok dalam masyarakat yang diajak berdiskusi (Kaya/Miskin, Laki laki/perempuan) Cara melaksanakan kegiatan (proses kegiatan) Lembar pencatatan Dengan mengikuti pedoman tersebut masyarakat (termasuk masyarakat sekolah) dapat mengetahui kebutuhan mereka sendiri, menggunakan hasilnya untuk perencanaan pembangunan sarana air minum dan sanitasi umum, serta intervensi bidang kesehatan dan hygiene sanitasi sesuai dengan kebutuhan mereka Metoda Pertemuan / Diskusi Untuk menjamin terjadinya proses keberlanjutan pembangunan sarana air minum, sanitasi dan kesehatan, maka setiap tahap kegiatan perencanaan, pelaksanaan, operasional dan pemeliharaan, serta monitoring dan evaluasi, harus dilaksanakan oleh masyarakat sendiri dengan memperhatikan sensitif gender dan kemiskinan. Anggota masyarakat perempuan laki laki, kaya miskin, tua muda harus ambil bagian dalam identifikasi masalah dan pengambilan keputusan dalam setiap tahap kegiatan. 2 Kebutuhan dalam PAMSIMAS, konsep ini mencakup kemauan dan kemampuan untuk membayar. Field Book CFT Pamsimasi

8 Ada 6 (enam) jenis pertemuan/ diskusi dalam perencanaan di masyarakat dengan metoda MPA/PHAST : a. Pertemuan dengan aparat desa Sebelum melaksanakan kegiatan perencanaan dengan metoda MPA/PHAST, fasilitator mengadakan pertemuan dengan aparat desa, untuk : Memperoleh data awal desa tentang gambaran umum desa (sosial ekonomi, kesehatan, kesehatan lingkungan, akses pelayanan air minum dan sanitasi) Hambatan masyarakat dalam partisipasi Mendiskusikan strategi perencanaan dengan metoda MPA/PHAST b. Pertemuan Pleno dengan masyarakat Untuk memperoleh gambaran identifikasi masalah secara menyeluruh maka diperlukan pertemuan dalam bentuk pleno yang dihadiri oleh seluruh komponen masyarakat. c. Diskusi Kelompok Terfokus atau Focus Group Discussion (FGD) Untuk memperoleh gambaran identifikasi masalah, pendapat/ pandangan masyarakat dan keputusan masyarakat, maka setiap kegiatan dalam metoda MPA/PHAST harus sensitif gender dan kemiskinan. Oleh karena itu setiap tool MPA/PHAST harus memperhatikan : Apakah dilakukan pada kelompok campuran kaya miskin, perempuan laki laki. Apakah dilakukan/ mendatangi kelompok (cluster) miskin dilakukan campuran perempuan laki laki, atau terpisah antara perempuan dan laki laki. Apakah dilakukan/ mendatangi kelompok (cluster) kaya dilakukan campuran perempuan laki laki, atau terpisah antara perempuan dan laki laki. Jenis Focus Group Discussion (FGD) adalah sebagai berikut: FGD di daerah / cluster kaya, kelompok perempuan FGD di daerah / cluster kaya, kelompok laki laki FGD di daerah / cluster miskin, kelompok perempuan FGD di daerah / cluster miskin, kelompok laki laki FGD di daerah / cluster kaya, kelompok campuran perempuan laki laki FGD di daerah / cluster miskin, kelompok campuran perempuan laki laki FGD campuran (perempuan laki laki, kaya miskin) d. Pertemuan dengan badan Pengelola Sarana air minum dan Sanitasi e. Transect Walk untuk melakukan pertemuan dengan kelompok terfokus Penggunaan Tools untuk Perencanaan Tools yang digunakan pada tahap perencanaan kegiatan PAMSIMAS ini ditentukan berdasarkan kebutuhan informasi yang ingin kita dapatkan di tingkat masyarakat. Tools dimaksudkan sebagai alat untuk mendapatkan informasi, jadi bukan tujuan. Masyarakat menggunakannya dengan bantuan fasilitator untuk mengetahui kebutuhan mereka dan menggunakan hasilnya untuk perencanaan pelayanan sarana air minum dan sanitasi, serta intervensi di bidang kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Penggunaan tools dan sistem skor dengan anggota masyarakat dapat menyediakan informasi yang berharga tentang: Keadaan secara keseluruhan pada masyarakat mengenai status kesehatan yang berhubungan dengan air dan sanitasi Kelebihan dan kekurangan dari fasilitas sarana air dan sanitasi yang ada Keinginan perempuan dan laki laki, kelompok kaya dan miskin, untuk pengembangan pada pelayanan mereka, dan kemauan mereka untuk membayar. Field Book CFT Pamsimasi

9 Secara khusus, tools yang digunakan sebagai alat kajian untuk penggalian informasi tentang kesetaraan akses pada pelayanan yang ada, partisipasi dalam pengambilan keputusan, kebutuhan dan kepuasan pengguna, kualitas pelayanan dan pengelolaan oleh masyarakat serta kebutuhan pelatihan untuk mengembangkan kemampuan dengan tujuan agar pelayanan dapat berkeberlanjutan, selain itu juga meningkatkan kondisi hidup bersih dan sehat. Untuk lebih jelasnya, hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 1. Pelayanan yang ada seperti dimaksud dalam fieldbook dan proses perencaan ini adalah sarana air minum dan sanitasi yang dibangun dari proyek sebelumnya. Apabila ada beberapa proyek pada satu desa, maka sistem yang menjadi fokus adalah sistem yang paling utama dan yang digunakan sedikitnya oleh 25% rumah tangga di desa yang bersangkutan. Jika tidak ada sistem sarana air minum dan sanitasi dari proyek, maka beri fokus pada penggunaan sarana yang ada saja, sehingga tidak semua skor dari tools perlu digunakan. Hasil tiap proses MPA/PHAST di masyarakat, seperti peta sosial, diagram batang dan sebagainya, ditinggalkan untuk masyarakat. Tim Fasilitator Masyarakat (TFM) hanya mengambil salinannya saja Hasil dan Rencana Tindak Lanjut Setiap Kegiatan MPA/PHAST Buku Lapangan ini menyediakan uraian rinci dari masing masing tool dan informasi yang diperlukan untuk diskusi anggota masyarakat dalam analisis situasi mengenai kesehatan, sarana air minum dan sanitasi. Informasi ini bermanfaat untuk mengidentifikasi masalah dan analisis situasi untuk penyusunan PJM ProAKSi dan memilih prioritas opsi yang mungkin dimasukkan ke dalam Rencana Kerja Masyarakat. Hasil dari proses masyarakat seperti tercantum dalam Buku Lapangan ini harus dicatat di dalam Buku Lembar Skor dan Catatan Tahap Persiapan Identifikasi Masalah dan Analisis Situasi Perencanaan partisipatif masyarakat dalan PAMSIMAS ini mengacu kepada pendekatan yang menggunakan metode MPA/PHAST, dengan peran utama perencana adalah masyarakat dan dipandu oleh Tim Fasilitator Masyarakat. Berdasarkan kondisi masyarakat yang tergali melalui proses tersebut diharapkan muncul temuantemuan yang penting yang dapat dirumuskan sebagai permasalahan yang dapat diwadahi oleh kegiatan PAMSIMAS ini, dengan mempertimbangkan prinsip prinsip Tanggap Kebutuhan dan Kesetaraan Gender dan Sosial. Agar didapat perencanaan masyarakat yang cukup memadai, persiapan yang perlu dilakukan antara lain adalah : Tim Fasilitator Persiapan di tingkat tim fasilitator bertujuan untuk menyamakan pandangan tentang konsep, metodologi, alat kajian serta pembagian peran dalam tim. Masyarakat Persiapan di tingkat masyarakat bertujuan untuk membangun hubungan, kepercayaan, motivasi, dan kesadaran bersama. Proses ini penting dan akan ikut menentukan keberhasilan perencanaan. Perlengkapan pendukung Melakukan persiapan menyangkut berbagai hal yang dibutuhkan selama proses. Kegiatan ini juga perlu dilakukan sebaik mungkin karena tim fasilitator masyarakat juga akan berada di tengah masyarakat. Penyiapan logistik untuk kegiatan selama perencanaan dapat dilakukan oleh masyarakat; yakinlah bahwa masyarakat memiliki kemampuan untuk mempersiapkannya, sehingga dukungan yang dapat diberikan tim dikomunikasikan bersama masyarakat. Rancangan kegiatan Dimaksudkan untuk merumuskan alur kegiatan, informasi kajian, alat kajian yang digunakan, kelompok diskusi serta jadual kegiatan proses perencanaan bersama masyarakat. Yang penting untuk diperhatikan adalah dasar untuk merancang kegiatan adalah informasi apa yang ingin kita gali, bukan menyelesaikan alat kajian (tools). Rencana rancangan kegiatan ini sebaiknya dibahas kembali bersama masyarakat untuk menyepakati perihal waktu pelaksanaannya, dan segera lakukan perbaikan bila ada masukan dari masyarakat. Field Book CFT Pamsimasi

10 5. Alat Kajian Perencanaan Partisipatif Masyarakat Kegiatan PAMSIMAS Dalam buku panduan ini, alat alat kajian untuk membantu proses diskusi dalam penggalian informasi bersama masyarakat dan perencanaan oleh masyarakat ini telah dikelompokkan dalam beberapa bagian yaitu: Alat kajian untuk identifikasi kondisi umum desa Alat kajian ini akan memberikan hasil tentang kondisi umum desa yang sangat penting dan harus diperoleh dalam membantu menetapkan lokasi kajian berdasarkan kriteria pemilihan lokasi seperti derajat kesehatan masyarakat menurut angka diare, tingkat ekonomi masyarakat sasaran, akses masyarakat terhadap pelayanan air minum dan sanitasi yang ada, dan ada/ tidaknya program/ kegiatan sejenis yang sedang berjalan di lokasi tersebut. Alat kajian yang digunakan antara lain: Pertemuan dengan aparat desa ; Inventaris Data Komunitas (CD); Alur sejarah pengembangan Sarana air minum dan sanitasi, serta kesehatan (Timeline); Klasifikasi Kesejahteraan; Pemetaan Sosial, Rapid Technical Assessment (RTA). Alat kajian untuk analisis situasi dan identifikasi masalah Alat kajian yang akan diterapkan tergantung kepada informasi atau hasil yang diharapkan dan akan didalami, dan tidak terlepas dari informasi awal yang diperoleh dari hasil identifikasi kondisi umum desa. Beberapa alat kajian juga dapat digunakan untuk melakukan cek silang (cross check) atau triangulasi terhadap hasil yang diperoleh. Namun demikian, harus hati hati dalam menerapkan alat kajian, jangan sampai banjir informasi. Pilihan alat kajian untuk analisis situasi dan identifikasi masalah antara lain: Lanjutan Pemetaan Sosial (termasuk perencanaan transect walk dan FGD); Transect Walk; Alur Penularan Penyakit dan Pengahambat (Contamination Route & Blocking); Efektivitas Penggunaan/ Pocket Voting SAB&S (EU); Pembagian Kerja Berdasarkan Gender dan Waktu Kerja (MPA); Hak Suara dan Pilihan dalam Pengambilan Keputusan; Pertemuan Musyawarah Masyarakat. Dalam setiap alat kajian ini dilengkapi dengan uraian tentang tujuan, bahan yang dibutuhkan, proses pelaksanaannya, dan informasi minimal yang diharapkan. Untuk mempermudah tim fasilitator dalam merekam proses dan hasil kegiatan tersebut dalam buku ini juga dilengkapi dengan contoh lembaran catatan dan skoring yang harus diisi sebagai kesimpulan dari setiap rangkaian kegiatan MPA. Pada prinsipnya alat kajian yang dibahas dalam buku panduan ini bukan sekedar sebagai alat analisis situasi dan identifikasi masalah, tetapi sebenarnya sebagai media untuk bercermin terhadap kondisi kondisi masyarakat pada saat itu. Disinilah peran utama seorang fasilitator dalam melakukan proses pemberdayaan sudah mulai dilakukan, berproses bersama sama untuk mengajak masyarakat menyadari kondisi mereka dan melakukan promosi promosi ke arah perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Untuk tujuan khusus, seperti untuk pemicuan perkembangan akses jamban keluarga, terdapat beberapa alat kajian/ tools dalam buku panduan ini yang dapat digunakan untuk fungsi tersebut, tetapi diperlukan suatu modifikasi gaya fasilitasinya. Alat kajian tersebut antara lain: Pemetaan sosial, perjalanan transek, dan alur penularan penyakit. Selain alat kajian tersebut diperlukan juga simulasi lain, misalnya Simulasi air yang telah terkontaminasi seperti ada dalam Panduan CLTS. Field Book CFT Pamsimasi

11 Tabel 1: Alat Kajian/Tools Perencanaan Masyarakat Aktivitas/Tools Diskusi Campuran FGD Kelompok kaya Perempuan Laki laki Campuran FGD Kelompok Miskin Perempuan Laki laki Campuran Lainnya Dilakukan hanya bila ada sarana Keterangan Identifikasi Kondisi Umum Desa Analisis Situasi dan Identifikasi Masalah 1. Pertemuan dengan aparat desa X Dilakukan bersama aparat desa; bila memungkinakan dapat juga menghadirkan tokoh masyarakat 2. Inventaris Data Komunitas (CD) X Menggunakan Monografi Desa dan Peta Sosial; informasi bisa didapat dari narasumber lain, seperti puskesmas, bidan, dll. 3. Alur sejarah pengembangan Sarana air minum dan sanitasi, serta kesehatan (Timeline) X Dilakukan bersama kelompok yang terdiri dari orang orang yang mengetahui betul, sejarah perkembangan desa, khususnya berkaitan dengan sarana air minum, sanitasi, kesehatan. 4. Klasifikasi Kesejahteraan (P) X 5. Pemetaan Sosial (M) X 6. Rapid Technical Assessment (RTA) X Menggunakan form RTA 7. Perencanaan Transect Walks dan FGD (PL) X 8. Transect Walks (SM, WR, TW, UP) X X X X Mengunjungi clusters kaya dan miskin (FGD dalam aktivitas ini sifatnya lebih kepada observasi dan diskusi dengan masyarakat yang ditemui pada titik titik kunjungan transect berdasarkan perencanaan sampling) 9. Tinjauan Pengelolaan Pelayanan (CM, FIN, TR, H) 10. Alur Penularan Penyakit dan Pengahambat (Contamination Route & Blocking) 11. Efektivitas Penggunaan/ Pocket Voting SAB&S (EU) 12. Pembagian Kerja Berdasarkan Gender dan Waktu Kerja (DIV) 13. Hak Suara dan Pilihan dalam Pengambilan Keputusan (VC) X X Diskusi dengan Badan Pengelola yang sudah ada di Desa atau dengan anggota masyarakat yang mengerti tentang pengelolaan SAB yang sudah ada sebelum PAMSIMAS. Tool ini tidak perlu dilakukan apabila tidak ada pengelolaan terhadap SAB existing. Hanya gunakan beberapa pertanyaan relevan saja kepada anggota masyarakat. X X X Perempuan dan laki laki melakukan secara terpisah untuk kemudian membandingkan hasilnya. Dilakukan juga dengan masyarakat sekolah X X X Suara perempuan dan laki laki dibedakan X X X X X X X X X Perempuan dan laki laki melakukan secara terpisah mengidentifikasi jenis dan pengambil keputusan, serta bagaimana mengatasi hambatan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Apabila tidak ada proyek sebelumnya, maka tool ini dilakukan tanpa menggunakan skoring. 14. Pertemuan Pleno membahas Hasil IMAS X Diikuti oleh masyarakat luas (laki laki, perempuan, kaya, miskin) dari seluruh RT/ Dusun, serta dari masyarakat sekolah. Field Book CFT Pamsimas

12 Alat Kajian untuk Identifikasi Kondisi Umum Desa/Kelurahan

13 Pertemuan Dengan Aparat Desa/Kelurahan Pertemuan dengan Aparat Desa/Kelurahan Tujuan Untuk mensosialisasikan pendekatan kegiatan PAMSIMAS, prinsip prinsip keberlanjutan, sehingga diperoleh kejelasan tentang arah dari tiap tahapan kegiatan baik perencanaan maupun pelaksanaan. Untuk menjelaskan kegiatan kegiatan yang berkenaan dengan proses perencanaan di masyarakat dengan menggunakan berbagai tools seperti diuraikan dalam buku panduan ini. Untuk mengidentifikasi hambatan masyarakat untuk berpartisipasi serta strategi strategi untuk mengatasinya, sehingga dapat memastikan peserta kelompok diskusi terfokus telah diwakili oleh semua kelompok yang ada di masyarakat (perempuan, laki laki, kaya, dan miskin) Bahan yang dibutuhkan Sticky Cloth/Flip Chart Kertas/Karton Alat tulis Proses Sebelum pertemuan dilakukan, sebaiknya telah ada persetujuan untuk waktu dan tempat yang akan digunakan, serta pastikan bahwa aparat desa (anggota lembaga lembaga formal desa), termasuk tokoh masyarakat telah mendapatkan informasi dan diundang dalam pertemuan ini. Hal ini biasanya tidak sulit untuk dilakukan karena pemerintah desa telah memiliki garis koordinasi yang jelas. Mulailah pertemuan dengan memberikan ulasan tentang kegiatan PAMSIMAS, mengenai tujuan dan sasaran kegiatan, prinsip prinsip keberlanjutan, pendekatan kegiatan, proses pengumpulan data dan pelaporan, serta tahapan kegiatan. Dalam kaitannya dengan proses perencanaan di masyarakat secara partisipatif yang menggunakan tools MPA/PHAST, jelaskan bahwa kegiatan PAMSIMAS menggunakan pendekatan yang sensitif terhadap gender dan kemiskinan, yang berarti sangat menuntut adanya keterlibatan perempuan dan kelompok miskin dalam program. Kelompok Miskin Perempuan Laki-laki Kelompok Kaya Field Book IMAS PAMSIMAS

14 Pertemuan dengan Aparat Desa/Kelurahan Integrasi keempat komponen masyarakat (perempuan, laki laki, kelompok kaya, dan miskin) dalam setiap tahapan program akan sangat menunjang berjalannya program serta tercapainya keberlanjutan sarana yang dibangun, sebagai ilustrasi maka hal itu dapat digambarkan sebagai sebuah roda yang dapat berputar dengan baik apabila terdapat keempat komponen tersebut. Keterlibatan masyarakat seperti digambarkan di atas tentu akan menemukan berbagai hambatan, diskusikan hambatan hambatan yang mungkin terjadi pada keempat komponen di masyarakat tersebut untuk berpartisipasi memberikan suara dan pilihannya dalam kegiatan perencanaan, khususnya untuk mengikuti kegiatan perencanaan masyarakat dan yang lainnya. Diskusikan pula bagaimana cara untuk mengatasi hambatan hambatan tersebut, serta strategi yang perlu dilakukan agar dapat memastikan adanya keterlibatan seluruh anggota masyarakat dalam setiap tahapan program. Catat berbagai temuan dan hasil diskusi tersebut, yang tentunya akan sangat membantu bagi fasilitator dan pihak perencana program dalam melakukan kegiatannya di lapangan. Field Book IMAS PAMSIMAS

15 Lembar Catatan (Pertemuan Dengan Aparat Desa/Kelurahan) Pertemuan dengan Aparat Desa/Kelurahan 1. Nama Desa/Kelurahan : 2. Nama Kecamatan/Kabupaten/Propinsi : 3. Tanggal : 4. Jumlah peserta perempuan dalam diskusi: 5. Jumlah peserta laki laki dalam diskusi: WAKTU MULAI Tabel Hambatan Masyarakat untuk Berpartisipasi dan Strategi untuk Mengatasi No Hambatan di Masyarakat Strategi untuk Mengatasi Analisis Temuan dan Kesimpulan : WAKTU SELESAI Field Book IMAS PAMSIMAS

16 Inventaris Data Komunitas Inventaris Data Komunitas Tujuan Untuk mendapatkan data umum mengenai profil desa dan keadaan pelayanan yang ada di desa saat ini, yang dapat dibandingkan dengan data yang akan diperoleh dari proses penilaian selanjutnya. Proses Tim fasilitator masyarakat mengisi lembar isian Inventaris Data Komunitas ini bersama sama dengan aparat pemerintah desa. Kegiatan ini dapat dilakukan pada saat pertemuan dengan aparat desa/kelurahan. Gunakan pula informasi lain yang diperoleh sebagai sumber data sekunder, seperti monografi desa, dsb. Field Book IMAS PAMSIMAS

17 Inventaris Data Komunitas Lembar Catatan (Inventaris Data Komunitas) 1. Nama pencatat: 2. Tanggal: 3. Nama Desa : 4. Nama Dusun : CD 1 Jumlah dan Komposisi Penduduk berdasarkan umur Jumlah Perempuan Jumlah Laki laki Total Umur 16 tahun ke atas Kode (CD 1.1) (CD 1.2) (CD 1.3) Umur 15 tahun ke bawah Jumlah Perempuan Jumlah Laki laki Total Kode (CD 1.4) (CD 1.5) (CD 1.6) CD 2 Jumlah Rumah Tangga (KK) Jumlah Rumah tangga (KK) : Kode (CD 2) CD 3 Lokasi Kelompok Masyarakat Pertanyaan Skor Skor yg diberikan Kode Lokasi dengan periode hujan rendah (Ya=1; Tidak=0) (CD 3.1) Lokasi dengan pendapatan yang tinggi (Ya=1; Tidak=0) (CD 3.2) CD 4 Tingkat Pendidikan Perempuan (5 tahun keatas) Laki Laki (5 tahun keatas) Total Jumlah Kode Jumlah Kode Jumlah Kode Tanpa pendidikan formal CD 4.10 CD 4.11 CD 4.12 Tingkat sekolah dasar CD 4.20 CD 4.21 CD 4.22 Tingkat sekolah menengah CD 4.30 CD 4.31 CD 4.32 Di atas tingkat sekolah CD 4.40 CD 4.41 CD 4.42 menengah Total CD 4.50 CD 4.51 CD 4.52 CD 5 Tipe sumber air tradisional di masyarakat Tipe Sumber Air Jumlah Sumber Jumlah Sumber Kode Umum Pribadi Kode Sumur terbuka, tidak terlindungi (CD 5.10) (CD 5.11) Sumur terbuka, terlindungi/ditingkatkan (CD 5.20) (CD 5.21) Kolam, tidak terlindungi (CD 5.30) (CD 5.31) Kolam, terlindungi/ ditingkatkan (CD 5.40) (CD 5.41) Mata air, tidak terlindungi (CD 5.50) (CD 5.51) Mata air, terlindungi/ ditingkatkan (CD 5.60) (CD 5.61) Field Book IMAS PAMSIMAS

18 Inventaris Data Komunitas Sungai/air terjun/kanal/danau, tidak ditingkatkan (CD 5.70) (CD 5.71) Sungai/air terjun/kanal/danau, terlindungi/ (CD 5.80) (CD 5.81) ditingkatkan Lainnya (Sebutkan) (CD 5.90) (CD 5.91) CD 6 Sistem pipa air 1 Sistem jaringan pipa air di lingkungan masyarakat Tahun Berfungsi Jumlah Sarana Air (keran) Umum Jumlah Dengan Drainase (SPAL) Jumlah Sambungan Pribadi Jumlah Dengan Drainase (SPAL) Kode (CD 6.10) (CD 6.11) (CD 6.12) (CD 6.13) (CD 6.14) Sistem pipa air 2 Kode (CD 6.20) (CD 6.21) (CD 6.22) (CD 6.33) (CD 6.44) CD 7 Sumur pompa tangan di lingkungan masyarakat Jumlah Sumur Pompa Umum Sumur pompa tangan Jumlah Dengan Drainase (SPAL) Jumlah Sumur Pompa Pribadi Jumlah Dengan Drainase (SPAL) Kode (CD 7.1) (CD 7.2) (CD 7.3) (CD 7.4) CD 8 Sumber penyediaan air lain yang ada di lingkungan masyarakat Pertanyaan Skor Skor yang diberikan Kode Penjual air (contoh tangki, kios, dll) (Ya=1, Tidak=0) (CD 8.1) Lain lain (Sebuktan) (Ya=1, Tidak=0) (CD 8.2) CD 9 Penyediaan air Jarak Daerah terdekat dimana spare part, alat alat dan keahlian teknis lainnya untuk kegunaan sarana air dan sanitasi dapat diperoleh. Nama Daerah Jarak (dalam kilometer) Kode* (CD 9) Sanitasi (CD 9S) *hanya untuk jarak dalam kilometer CD 10S Detil Sanitasi Rumahtangga Total jumlah rumahtangga Jumlah: dengan saluran pembuangan Jumlah: dengan jamban saniter Jumlah: dengan jamban tidak saniter Jumlah: tanpa sarana Jumlah: memiliki sarana pembuangan sampah Jumlah Kode (CD 10.1S) (CD 10.2S) (CD 10.3S) (CD 10.4S) (CD 10.5S) (CD 10.6S) Field Book IMAS PAMSIMAS

19 Inventaris Data Komunitas CD 11S Sanitasi di Sekolah CD 11.NS Taman Kanak kanak Taman Kanak kanak 1 Taman Kanak kanak 2 Jumlah Kode Jumlah Kode Total jumlah anak laki laki (CD 11.N10S) (CD 11.N20S) Jumlah: kakus/toilet (CD 11.N11S) (CD 11.N21S) Total jumlah anak perempuan (CD 11.N12S) (CD 11.N22S) Jumlah: kakus/toilet (CD 11.N13S) (CD 11.N23S) Jumlah total: kakus/ toilet (CD 11.N14S) (CD 11.N24S) CD 11.PS Sekolah Dasar Sekolah Dasar 1 Sekolah Dasar 2 Jumlah Kode Jumlah Kode Total jumlah anak laki laki (CD 11.P10S) (CD 11.P20S) Jumlah: kakus/toilet (CD 11.P11S) (CD 11.P21S) Total jumlah anak perempuan (CD 11.P12S) (CD 11.P22S) Jumlah: kakus/toilet (CD 11.P13S) (CD 11.P23S) Jumlah total: kakus/ toilet (CD 11.P14S) (CD 11.P24S) CD 11.SS Sekolah Menengah Sekolah Menengah Sekolah Menengah Jumlah Kode Jumlah Kode Total jumlah anak laki laki (CD 11.S10S) (CD 11.S20S) Jumlah: kakus/toilet (CD 11.S11S) (CD 11.S21S) Total jumlah anak perempuan (CD 11.S12S) (CD 11.S22S) Jumlah: kakus/toilet (CD 11.S13S) (CD 11.S23S) Jumlah total: kakus/ toilet (CD 11.S14S) (CD 11.S24S) CD 12S Sanitasi di Pusat Kesehatan (Puskesmas, dsb) Rata rata jumlah: laki laki yang berobat ke klinik per hari Jumlah: kakus/toilet Rata rata jumlah: perempuan yang berobat ke klinik per hari Jumlah: kakus/toilet Jumlah total: kakus/ toilet Jumlah Kode (CD 12.1S) (CD 12.2S) (CD 12.3S) (CD 12.4S) (CD 12.5S) Field Book IMAS PAMSIMAS

20 Sejarah Pembangunan Sarana Air Minum dan Sanitasi, dan Promosi Kesehatan Sejarah Pembangunan Sarana Air Minum dan Sanitasi, dan Promosi Kesehatan Tujuan Untuk memperoleh informasi tentang pengalaman yang lalu berkaitan dengan sarana air minum dan sanitasi Untuk mendorong masyarakat melihat bagaimana bantuan dari luar ditanggapi pada masa lalu, hasil bantuan tersebut dan pengalaman mereka tentang kegiatan yang merupakan inisiatif mereka sendiri Bahan yang dibutuhkan Spidol aneka warna 2 set sticker warna Kertas besar/flipchart 2 set kertas kosong aneka warna Proses: Diskusi sebaiknya diikuti perwakilan masyarakat, terutama perempuan dan laki laki manula yang tinggal sejak lama di desa. Jelaskan maksud dan tujuan dari kegiatan ini. Lakukan proses ini untuk sarana sanitasi dulu, jika terdapat jamban di masyarakat (berdasarkan data dari Inventaris Data Komunitas). Tempelkan kertas besar dengan tulisan Sarana Sanitasi (dengan huruf besar) di bagian atas kertas. Tanyakan kepada masyarakat : - Kapan desa ini terbentuk? - Bagaimana bentuk utama sarana sanitasi (jamban) pada saat itu? - Bagaimana sarana air minum yang pada saat itu? Pada bagian atas kertas, tuliskan tahun desa terbentuk Tanyakan kapan jamban pertama dibangun (berapa tahun yang lalu atau tahun tertentu) dan siapa yang memperoleh jamban tersebut. Diskusikan bagaimana hal tersebut terjadi (misalnya Beberapa orang yang bekerja di kota membangun jamban di rumahnya di desa atau Suatu proyek memberikan tujuh buah jamban kepada desa sehingga kepala desa memberikan satu buah masing masing untuk sekolah dan gereja dan lima buah untuk lima rumahtangga ). Pada kertas kosong kemudian tuliskan hasilnya (apa yang telah dibangun, dimana, dan oleh siapa) dan tempelkan pada kertas dibawah tahun. Sekarang ulangi untuk waktu pembangunan yang kedua (menggunakan kertas lain) dan ulangi sampai waktu sekarang. Dengan cara ini, sejarah sarana sanitasi akan tergambarkan. Kemudian lakukan langkah yang sama untuk sarana air minum, bisa dengan kertas yang sama dengan menggunakan kertas dengan warna yang berbeda atau pada kertas kosong lainnya. Tandai setiap kertas dengan spidol/sticker warna untuk aktivitas yang merupakan inisiatif masyarakat sendiri dan tanda yang berbeda untuk yang merupakan inisiatif pihak luar. Diskusikan dengan masyarakat: - apa yang terjadi selama waktu tersebut berkaitan dengan sarana air minum dan sanitasi di desa ini? - Siapa yang memberikan inisiatif pada kegiatan tersebut? - Kontribusi apa yang diberikan oleh kelompok kelompok yang berbeda di masyarakat pada kegiatan tersebut? - Apa artinya hal ini di masa yang akan datang? Field Book IMAS PAMSIMAS

21 Sejarah Pembangunan Sarana Air Minum dan Sanitasi, dan Promosi Kesehatan - Apa yang dapat dilakukan sendiri oleh masyarakat dan apa yang membutuhkan bantuan untuk melakukannya? Pastikan bahwa masyarakat mendiskusikan siapa saja yang terlibat dalam pembangunan dan kontribusinya, tidak hanya para pemimpin atau laki laki yang membangun sarana. Terakhir, tanyakan tentang kegiatan promosi kesehatan; kapan dimulai, siapa yang memberikan inisiatif, apa jenis kegiatannya, apa perubahan yang terjadi sebagai hasilnya, sejauhmana efektivitasnya dan mengapa. Catat jawaban yang menarik saat diskusi. Ungkapkan kepada masyarakat bahwa hasil ini akan dipresentasikan pada Musyawarah Masyarakat dengan hasil dari tools yang lain, ucapkan terimakasih kepada mereka. Salin hasil diskusi dan tinggalkan hasil aslinya pada masyarakat. Informasi yang diharapkan: Informasi sarana air minum, sanitasi dan kegiatan kesehatan Rentang waktu sejarah sarana Field Book IMAS PAMSIMAS

22 Sejarah Pembangunan Sarana Air Minum dan Sanitasi, dan Promosi Kesehatan Lembar catatan: Tabel Alur Sejarah Sarana Air Minum/Sanitasi/Promosi Kesehatan Alur Kejadian/Kegiatan Kapan? (tahun) Siapa yang terlibat? Dimana? Keterangan Dahulu Sekarang Field Book IMAS PAMSIMAS

23 Klasifikasi Kesejahteraan Klasifikasi Kesejahteraan Tujuan Mengklasifikasi jumlah penduduk desa kedalam kategori tingkatan sosial ekonomi (seperti kaya, miskin, menengah) menurut kriteria khusus setempat dan sesuai istilah yang biasa digunakan di desa tersebut Hasil proses klasifikasi kesejahteraan ini digunakan untuk mengidentifikasi kelompok yang terlibat dalam diskusi kelompok terfokus (FGD), untuk pemetaan akses orang miskin dan kaya terhadap sarana air minum dan sanitasi, fungsi, dan pekerjaannya, serta mengidentifikasi perbedaan tingkat partisipasi di masyarakat, dan sebagainya. Bahan yang dibutuhkan Kertas/karton Spidol/Alat tulis Flip chart/sticky Cloth Batu atau benih Proses Mulailah diskusi dengan kelompok masyarakat (yang menyertakan perempuan), tentang bagaimana membedakan keadaan rumah tangga dalam komunitas desa mereka Jenis tingkatan yang disebutkan oleh masyarakat dicatat dan dilanjutkan dengan kriterianya, fasilitator menyediakan kertas kosong dan minta kelompok membuat gambar orang kaya umumnya dalam masyarakat mereka Setelah satu kelompok sibuk dan mulai menggambar, fasilitator meminta kelompok lainnya membuat gambar orang miskin dan menengah. Istilah yang digunakan untuk kaya/miskin dan lainnya diambil dari istilah lokal, agar dapat dimengerti dan diterima oleh mereka. Kegiatan ini membutuhkan kreativitas kelompok kelompok tersebut. Biasanya hasil gambar itu mengundang perasaan geli (ingin tertawa) dan memecahkan kekakuan yang ada. Kemudian letakkan gambar tersebut secara terpisah di atas tanah/sticky cloth Dengan menggunakan gambar tersebut, minta masing masing kelompok menjelaskan ciri ciri setiap kategori, satu demi satu. Jawaban yang muncul, oleh salah satu anggota kelompok urutkan di bawah gambar yang sesuai. Akan cukup menolong, bila dimulai dengan kategori kaya, kemudian kategori miskin, baru selanjutnya kategori menengah. Langkah ini dilanjutkan terus hingga sekurangnya 6 atau 7 ciri muncul untuk masing masing kategori. Fasilitator harus menggali keterangan yang rasional atau alasan khusus dari masyarakat dibalik ciri ciri yang keluar. Selain itu dapat diklarifikasi dengan menanyakan ke setiap kepala rumah tangga. Bagaimana kebiasaan mereka? Apakah mereka tetap mengutamakan sumber tunggal? Bagaimana keadaan sosioekonomi mereka? Seberapa jauh generalisasi dapat dilakukan? Minta kelompok diskusi mendistribusikan 100 benih atau batu kecil (menunjukkan populasi total masyarakat) menurut ketiga kategori, di mana jumlah benih pada setiap kategori menunjukkan persentase populasi pada setiap kategori. Kemudian kelompok diskusi menuliskan karakteristik dan persentase hasil diskusi dalam lembaran kertas yang besar, sebagai acuan untuk memulai kegiatan selanjutnya yang membutuhkan pengelompokan masyarakat yang kaya dan miskin. Informasi minimum yang diharapkan Kesepakatan kriteria klasifikasi keluarga kaya, miskin dan menengah. Field Book IMAS PAMSIMAS

24 Klasifikasi Kesejahteraan Perkiraan distribusi keluarga/rumah tangga untuk setiap kategori yang muncul. Memberikan informasi tersebut di atas untuk proses pemetaan sosial dan identifikasi peserta untuk berpartisipasi dalam kelompok terfokus. Hal yang perlu diperhatikan Pastikan bahwa kelompok diskusi telah terwakili oleh anggota masyarakat laki laki, perempuan, serta kaya dan miskin Fasilitator sebaiknya mendiskusikan dahulu keadaan desa secara umum, sebelum membicarakan tentang tingkat kesejahteraan, karena pada beberapa komunitas masalah tingkat kesejahteraan menjadi hal yang sangat peka Pastikan pula bahwa tingkat kesejahteraan sosial yang dibuat berdasarkan atas kesepakatan masyarakat yang mengikuti proses, begitu pula untuk istilah yang digunakan untuk menyebutkan kaya, menengah, dan miskin Perlu untuk diingat bahwa pembagian tingkat kesejahteraan (status ekonomi) dalam proses ini dapat digunakan sebagai dasar untuk diskusi dengan masyarakat tentang kemampuan masyarakat (untuk berkontribusi dan membayar iuran) dalam perencanaan, pelaksanaan dan pasca proyek. Field Book IMAS PAMSIMAS

25 Klasifikasi Kesejahteraan Lembar Catatan dan Skor (Klasifikasi Kesejahteraan) 1. Nama Desa/Kelurahan : 2. Nama Kecamatan/Kabupaten/Kota/Propinsi : 3. Tanggal : 4. Nama Anggota Tim Fasilitator : 1) Bpk/Ibu.. 2) Bpk/Ibu.. 3) Bpk/Ibu.. 5. Jumlah Perempuan yang hadir : 6. Jumlah Laki laki yang hadir : WAKTU MULAI Kategori Tingkatan Kesejahteraan (diperoleh dari masyarakat) Indikator Mampu Menengah Tidak Mampu Pola makan Aset/ Kepemilikan Komposisi Rumah Tangga * Pekerjaan Akses terhadap pelayanan Pendidikan formal dan nonformal Rasa aman sosial dan psikologis dalam masyarakat Lain lain** *termasuk bila kepala rumah tangga seorang Perempuan ** periksa tentang kesehatan, suku dan kelompok agama, kelas sosial Field Book IMAS PAMSIMAS

26 Klasifikasi Kesejahteraan Komposisi masyarakat berdasarkan klasifikasi kesejahteraan 3 : Kode Pertanyaan Jumlah 3 P1 Jumlah rumah tangga kelompok mampu P2 Jumlah rumah tangga kelompok menengah P3 Jumlah rumah tangga kelompok tidak mampu P4 Jumlah total rumah tangga Catatan untuk pembuatan PJM Pro AKSi dan RKM : WAKTU SELESAI 3 Data yang diisikan bukan hasil % proporsional, tetapi angka riil hasil perhitungan peta sosial Field Book IMAS PAMSIMAS

27 Pemetaan Sosial Pemetaan Sosial Tujuan Mempelajari keadaan masyarakat menyangkut sarana air minum dan sanitasi (tradisional maupun dari program/proyek tertentu) Mempelajari akses keluarga miskin, kaya dan menengah terhadap sarana tersebut Mengetahui dari keluarga kelas sosial apa (kaya, menengah, atau miskin) anggota badan pengelola baik lakilaki maupun perempuan yang bekerja dalam bidang pelayanan air minum, sanitasi, dan promosi hidup sehat/bersih, serta siapa yang pernah dan atau akan mendapatkan pelatihan. Bahan yang dibutuhkan Material lokal untuk menggambar yang dikenal oleh peserta, seperti kapur tulis, pensil, spidol berwarna, lem, kertas lipat warna warni, gunting Lembaran kertas buram besar, atau kertas Material lokal yang ada untuk menandai, seperti benih, biji bijian, kertas minyak, kertas warna, tali dsb Persiapan: o Idealnya, tempat untuk kegiatan ini merupakan tempat umum sehingga lebih mudah diakses dan dapat menampung kelompok yang besar. Juga harus cukup penerangan pada malam hari dan terlindung dari cuaca yang buruk (angin, hujan). o Sebaiknya fasilitator telah mengumpulkan informasi pendahuluan mengenai wilayah desa (saat pertemuan dengan aparat dan tokoh masyarakat baik laki laki maupun perempuan, dapat dilanjutkan dengan orientasi desa). o Siapkan kebutuhan bahan untuk kegiatan pemetaan sosial ini, termasuk skoring skoring untuk kode M9 dan M9S (satu pilihan skor dituliskan dalam 1 lembar kertas ukuran A4). Proses kegiatan: Fasilitator menjelaskan tujuan dari kegiatan pemetaan sosial ini. Agar peta sosial yang dibuat memiliki informasi yang jelas dan rapi, penting untuk menyepakati legenda/simbol informasi yang akan dituangkan dalam peta tersebut, yang dapat dibedakan menurut informasi umum dan informasi khusus. Informasi umum: 1. Jalan 2. Tanda alam (sungai, danau, gunung, bukit, rawa, dan lain sebagainya) 3. Bangunan/ fasilitas umum (mesjid, gereja, pura, kelenteng, kuil, sekolah, sarana kesehatan, pasar dan lain sebagainya) 4. Lain lain: sawah, ladang, dan lain lain Informasi khusus: 1. Rumah anggota masyarakat (dibedakan menurut klasifikasi kesejahteraan yang ada) 2. Sumber/sarana air yang dimanfaatkan masyarakat saat ini/ sebelum PAMSIMAS. Tandai garis akses terhadap sumber/sarana tersebut) 3. Tempat tempat yang dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sarana untuk Buang Air Besar (BAB) termasuk kepemilikan jamban (penting untuk dibedakan jamban yang dibangun proyek dan oleh masyarakat sendiri). 4. Lokasi dimana terdapat potensi material lokal yang dapat dimanfaatkan untuk pembangunan sarana air minum dan jamban dari PAMSIMAS. Field Book IMAS PAMSIMAS

TOPIK PROSES PENYUSUNAN IMAS DAN RKM

TOPIK PROSES PENYUSUNAN IMAS DAN RKM TOPIK PROSES PENYUSUNAN IMAS DAN RKM Program PAMSIMAS di Kabupaten Kepulauan Meranti Propinsi Riau telah dimulai dari PAMSIMAS II tahun 2014 sampai dengan saat ini. Di awal Program PAMSIMAS III ditahun

Lebih terperinci

Pelaksanaan program Pamsimas menggunakan pendekatan

Pelaksanaan program Pamsimas menggunakan pendekatan Bagaimana Kegiatan Dilaksanakan? Siswa-siswi SDN Kwangsan 02 di Kec. Jumapolo Kab. Karanganyar Jawa Tengah melakukan demo PHBS dalam rangkaian program Pamsimas. Pelaksanaan program Pamsimas menggunakan

Lebih terperinci

PAMSIMAS PEDOMAN PELAKSANAAN DI TINGKAT MASYARAKAT. Desember 2006

PAMSIMAS PEDOMAN PELAKSANAAN DI TINGKAT MASYARAKAT. Desember 2006 PEDOMAN PELAKSANAAN PAMSIMAS DI TINGKAT MASYARAKAT Desember 2006 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Departemen Pekerjaan Umum Departemen Kesehatan Departemen Dalam Negeri The World Bank DAFTAR ISI

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C05. Relawan. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C05. Relawan. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS Relawan C05 Pemetaan Swadaya PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Alur dan GBPP OJT PS 1 Kegiatan 1 Curah Pendapat Harapan dan

Lebih terperinci

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS)

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) BUKU 4b SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Ranking Kemiskinan dan Transek Lingkungan Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus

Lebih terperinci

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Kesehatan

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Kesehatan BUKU 4d SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Kesehatan Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan

Lebih terperinci

2.3. Keberlanjutan Program Konsep Keberlanjutan (Sustainability) Partisipasi Masyarakat

2.3. Keberlanjutan Program Konsep Keberlanjutan (Sustainability) Partisipasi Masyarakat DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v INTISARI... vii ABSTRACT... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR...

Lebih terperinci

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS)

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) BUKU 4a SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Pemetaan Wilayah, Sebaran Warga Miskin, Sarana dan Prasarana Lingkungan Perumahan Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat

Lebih terperinci

DRAFT INSTRUMEN MONITORING KOMPONEN PHBS DAN LAYANAN HIGIENE SANITASI (DI MASYARAKAT DAN SEKOLAH)

DRAFT INSTRUMEN MONITORING KOMPONEN PHBS DAN LAYANAN HIGIENE SANITASI (DI MASYARAKAT DAN SEKOLAH) DRAFT INSTRUMEN MONITORING KOMPONEN PHBS DAN LAYANAN HIGIENE SANITASI (DI MASYARAKAT DAN SEKOLAH) PROGRAM PENYEDIAAN AIR BERSIH DAN SANITASI BERBASIS MASYARAKAT JAKARTA, 2009 INSTRUMEN MONITORING KOMPONEN

Lebih terperinci

VERIFIKASI ODF Di Komunitas

VERIFIKASI ODF Di Komunitas Monitoring & Evaluasi VERIFIKASI ODF Di Komunitas STBM/TSSM The World Bank Group Hubungi: Bagian yang menangani sanitasi perdesaan di setiap kantor Dinkes kabupaten setempat atau Kantor Dinkes Propinsi

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN SEMARANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN SEMARANG BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN. Jakarta, Pebruari Direktur Jenderal Cipta Karya, Budi Yuwono P. NIP

KATA SAMBUTAN. Jakarta, Pebruari Direktur Jenderal Cipta Karya, Budi Yuwono P. NIP KATA SAMBUTAN Banyak masyarakat miskin di pedesaan yang belum mendapatkan air bersih yang layak. Selain itu adalah masyarakat di wilayah pinggiran kota (peri-urban) yang mana masyarakatnya berpenghasilan

Lebih terperinci

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBANGUNAN AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang Perlunya Pembaruan Kebijakan Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan

1.1. Latar Belakang Perlunya Pembaruan Kebijakan Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Perlunya Pembaruan Kebijakan Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Beberapa hal yang mendasari perlunya pembaruan kebijakan pembangunan air minum dan penyehatan

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUKUMBA, Menimbang

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIS PEMICUAN

PETUNJUK PRAKTIS PEMICUAN PETUNJUK e PRAKTIS PEMICUAN PENGANTAR PERTEMUAN Perkenalkan Tim Pemicu Sampaikan tujuan kedatangan Tim: Untuk belajar tentang kebiasaan masyarakat yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan. Tim akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal, serta dapat. menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal, serta dapat. menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan Nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan deklarasi Johannesburg yang dituangkan dalam Milleniun

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan deklarasi Johannesburg yang dituangkan dalam Milleniun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan deklarasi Johannesburg yang dituangkan dalam Milleniun Development Goals (MDGs) yang disepakati seluruh negara di dunia termasuk Indonesia, menetapkan

Lebih terperinci

ACCESS. Profil Masyarakat Petunjuk. 5 Sesi :

ACCESS. Profil Masyarakat Petunjuk. 5 Sesi : ACCESS Profil Masyarakat Petunjuk 5 Sesi : 1. Analisa Organisasi Pengelola 2. Analisa Pengambilan Keputusan: Matrik Pengambilan Keputusan 3. Analisa Partisipasi : Matrik Partisipasi 4. Analisa Hubungan

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG GERAKAN BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN NOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

Lebih terperinci

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN PROBOLINGGO

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN PROBOLINGGO SALINAN BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

Lebih terperinci

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN STOP BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN ( STOP BABS ) DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Tahapan Pemetaan Swadaya

Tahapan Pemetaan Swadaya Langkah Satu : Persiapan Agar proses Pemetaan Swadaya memperoleh hasil yang optimal, dan memperkecil resiko kegagalan, serta mempermudah pelaksanaan di lapangan, maka perlu persiapan yang baik. Di bawah

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN. Jakarta, Pebruari Direktur Jenderal Cipta Karya, Budi Yuwono P. NIP

KATA SAMBUTAN. Jakarta, Pebruari Direktur Jenderal Cipta Karya, Budi Yuwono P. NIP .$+0 +$0 #!"# KATA SAMBUTAN Banyak masyarakat miskin di pedesaan yang belum mendapatkan air bersih yang layak. Selain itu adalah masyarakat di wilayah pinggiran kota (peri-urban) yang mana masyarakatnya

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PELATIHAN PROMOSI KESEHATAN TINGKAT MASYARAKAT

KERANGKA ACUAN PELATIHAN PROMOSI KESEHATAN TINGKAT MASYARAKAT KERANGKA ACUAN PELATIHAN PROMOSI KESEHATAN TINGKAT MASYARAKAT I. PENDAHULUAN Pembangunan yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia adalah tercapainya bangsa yang maju dan mandiri, sejahtera lahir dan bathin.

Lebih terperinci

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Pendidikan

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Pendidikan BUKU 4e SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Pendidikan Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan

Lebih terperinci

PERENCANAAN JANGKA MENENGAH PROGRAM PENYEDIAAN AIR MINUM, KESEHATAN DAN SANITASI (PJM Pro-AKSi)

PERENCANAAN JANGKA MENENGAH PROGRAM PENYEDIAAN AIR MINUM, KESEHATAN DAN SANITASI (PJM Pro-AKSi) PERENCANAAN JANGKA MENENGAH PROGRAM PENYEDIAAN AIR MINUM, KESEHATAN DAN SANITASI (PJM Pro-AKSi) DESA/KELURAHAN : SAMBIREJO KECAMATAN : WIROSARI KABUPATEN : GROBOGAN PT-2.2-05 Format PJM ProAksi PT-2.2-05

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA Pembahasan Strategi untuk keberlanjutan layanan sanitasi Kabupaten Lombok Timur tahun 2011-2015 menjadi penting karena akan menjadi acuan penetapan

Lebih terperinci

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL 4.1 SASARAN DAN ARAHAN PENAHAPAN PENCAPAIAN Sasaran Sektor Sanitasi yang hendak dicapai oleh Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai berikut : - Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN OPSI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN OPSI PENGEMBANGAN SANITASI BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN OPSI PENGEMBANGAN SANITASI 5.1 Area Beresiko Tinggi dan Permasalahan Utama Tabel 5.1 Area Beresiko Kabupaten Madiun Penilaian terhadap area beresiko untuk Kabupaten Madiun

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 27 A TAHUN 2009 TENTANG PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN,

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 27 A TAHUN 2009 TENTANG PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN, BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 27 A TAHUN 2009 TENTANG PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memperkuat upaya pembudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya (Sistem Kesehatan Nasional, 2009). Salah satu upaya. program nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya (Sistem Kesehatan Nasional, 2009). Salah satu upaya. program nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup

Lebih terperinci

PENCETAKAN dan PENGGUNAAN POSTER DAN SPANDUK

PENCETAKAN dan PENGGUNAAN POSTER DAN SPANDUK PETUNJUK PENCETAKAN dan PENGGUNAAN POSTER DAN SPANDUK MEDIA SOSIALISASI PROGRAM PAMSIMAS TAHUN 2015 Petunjuk Pencetakan dan Penggunaan Poster dan Spanduk Media Sosialisasi PAMSIMAS II 1 DAFTAR ISI 1. Latar

Lebih terperinci

Kelompok seperti inilah yang menjadi target grup program Pamsimas

Kelompok seperti inilah yang menjadi target grup program Pamsimas program sejenis dalam 2 tahun terakhir. Konfirmasi akhir desa/kelurahan sasaran ditentukan oleh kriteria respon dan kesediaan masyarakat untuk berkontribusi sebesar minimal 20 % (minimal 16% in kind dan

Lebih terperinci

PERANGKAT (TOOLS) DALAM COMMUNITY BASED TOURISM

PERANGKAT (TOOLS) DALAM COMMUNITY BASED TOURISM PERANGKAT (TOOLS) DALAM COMMUNITY BASED TOURISM HELMI SURYA 24006305 PARTISIPASI Proses di mana berbagai stakeholder mempengaruhi dan berbagi kontrol atas berbagai inisiatif pembangunan Proses dengan pendekatan

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN KOTA CIMAHI

DINAS KESEHATAN KOTA CIMAHI DINAS KESEHATAN KOTA CIMAHI GAMBARAN UMUM CIMAHI OTONOMI SEJAK TAHUN 2001 LUAS CIMAHI = ± 40,25 Km2 (4.025,75 Ha) WILAYAH: 3 KECAMATAN 15 KELURAHAN 312 RW DAN 1724 RT 14 PUSKESMAS JUMLAH PENDUDUK 2012

Lebih terperinci

BAB. V Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi Kabupaten Jembrana

BAB. V Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi Kabupaten Jembrana BAB. V Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi Kabupaten Jembrana 5.1. Area Berisiko Sanitasi Pemetaan Kelurahan dan Desa beresiko dilakukan untuk mendapatkan 4 klasifikasi kelurahan, berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sasaran pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal.

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. badan air yang juga digunakan untuk mencuci, mandi dan kebutuhan lainnya.

BAB 1 : PENDAHULUAN. badan air yang juga digunakan untuk mencuci, mandi dan kebutuhan lainnya. BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang

Lebih terperinci

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Ekonomi

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Ekonomi BUKU 4c SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Ekonomi Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.193, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Sanitasi. Berbasis Masyarakat. Total. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

Lebih terperinci

Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah

Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah Tabel 3.1: Rekapitulasi Kondisi fasilitas sanitasi di sekolah/pesantren (tingkat sekolah: SD/MI/SMP/MTs/SMA/MA/SMK) (toilet dan tempat cuci tangan) Jumlah Jumlah Jml Tempat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pentingnya menjaga kesehatan bagi masyarakat adalah hal mutlak. Karena dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat terus produktif.

Lebih terperinci

Skor Bedasarakan Data sekunder

Skor Bedasarakan Data sekunder BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN OPSI PENGEMBANGAN SANITASI 5.1 Area Beresiko Tinggi dan Permasalahan Utama Kecamatan/kelurahan Skor Bedasarakan Persepsi SKPD Skor Bedasarakan Data sekunder Skor Bedasarakan

Lebih terperinci

Profil Sanitasi Wilayah

Profil Sanitasi Wilayah BAB 3 Profil Sanitasi Wilayah 3.1. Kajian Wilayah Sanitasi Wilayah kajian sanitasi Kabupaten Nias adalah desa yang menjadi area sampel studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi kebijakan pelaksanaan pengendalian lingkungan sehat diarahkan untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral dalam pembangunan kesehatan

Lebih terperinci

Tata cara pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) atau Diskusi Kelompok Terarah (DKT)

Tata cara pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) atau Diskusi Kelompok Terarah (DKT) Tata cara pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) atau Diskusi Kelompok Terarah (DKT) Disampaikan pada perkuliahan Pengembangan Masyarakat di FKM USU Senin/Tanggal 26 Mei 2014. Pelaksanaan FGD/DKT perlu

Lebih terperinci

LAMPIRAN V DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN

LAMPIRAN V DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN LAMPIRAN V DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN Sub Sektor Air Limbah Program Penyusunan Master Plan Air Limbah Latar Belakang Dokumen masterplan merupakan suatu tahap awal dari perencanaan. Dokumen ini sangat diperlukan

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan sanitasi sampai saat ini masih belum menjadi prioritas dalam pembangunan daerah. Kecenderungan pembangunan lebih mengarah pada bidang ekonomi berupa pencarian

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 30 TAHUN TENTANG STRATEGI DAERAH SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN SUMEDANG

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 30 TAHUN TENTANG STRATEGI DAERAH SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 30 TAHUN 22010 TENTANG STRATEGI DAERAH SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN SUMEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG, Menimbang : a. bahwa tantangan

Lebih terperinci

Terms of Reference Proyek Peningkatan Akses Air Minum dan Sanitasi

Terms of Reference Proyek Peningkatan Akses Air Minum dan Sanitasi Terms of Reference Proyek Peningkatan Akses Air Minum dan Sanitasi 1. Gambaran Umum: Latar Belakang: AQUA berkomitmen untuk berkontribusi terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium dan Rencana Pembangunan

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I SUMBER DAYA AIR. Air Minum. Penyediaan. Sistem. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 345 Tahun 2015) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Gambaran Sanitasi Lingkungan Wilayah Pesisir Danau Limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Tahun 2013

Gambaran Sanitasi Lingkungan Wilayah Pesisir Danau Limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Tahun 2013 Summary Gambaran Sanitasi Lingkungan Wilayah Pesisir Danau Limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Tahun 2013 Merliyanti Ismail 811 409 043 Jurusan kesehatan masyarakat Fakultas

Lebih terperinci

METODOLOGI KAJIAN Lokasi dan Waktu Kajian

METODOLOGI KAJIAN Lokasi dan Waktu Kajian III. METODOLOGI KAJIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Kajian Kajian Lapangan dilaksanakan di Desa Mambalan Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat Propinsi NTB, yang dimulai sejak Praktek Lapangan I (dilaksanakan

Lebih terperinci

KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN

KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, Pemerintah Indonesia menetapkan sejumlah kebijakan yang mendukung percepatan kinerja pembangunan air minum dan sanitasi,

Lebih terperinci

L a p o r a n S t u d i E H R A K a b. T T U Hal. 1

L a p o r a n S t u d i E H R A K a b. T T U Hal. 1 Bab I PENDAHULUAN Studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) atau Studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan adalah sebuah survey partisipatif di tingkat Kabupaten/kota yang bertujuan untuk memahami

Lebih terperinci

Matrix Pertanyaan Penelitian, Issue, Informan, Metode, Instrumen, dan Data Sekunder Studi Kerelawanan

Matrix Pertanyaan Penelitian, Issue, Informan, Metode, Instrumen, dan Data Sekunder Studi Kerelawanan Matrix Pertanyaan Penelitian, Issue, Informan, Metode, Instrumen, dan Data Sekunder Studi Kerelawanan Pertanyaan Penelitian Siapakah yang menjadi relawan dan apa saja jenis kemampuan, kapasitas, dan komitmen

Lebih terperinci

FIELD BOOK PROMOSI KESEHATAN MASYARAKAT DALAM PROGRAM PAMSIMAS

FIELD BOOK PROMOSI KESEHATAN MASYARAKAT DALAM PROGRAM PAMSIMAS FIELD BOOK PROMOSI KESEHATAN MASYARAKAT DALAM PROGRAM PAMSIMAS DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Sasaran II. III. IV. PENGERTIAN DAN STRATEGI PROMOSI KESEHATAN A. Pengertian Promosi

Lebih terperinci

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2 PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1 Bab 4 Program dan Kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi 1.1 Ringkasan Program dan Kegiatan Sanitasi Program

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Fasilitator Masyarakat Program Pamsimas II TA 2013

Kerangka Acuan Fasilitator Masyarakat Program Pamsimas II TA 2013 Kerangka Acuan Fasilitator Masyarakat Program Pamsimas II TA 2013 Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat II (PAMSIMAS II) 1. Latar Belakang Program Pamsimas II merupakan kelanjutan

Lebih terperinci

MEDIA KOMUNIKASI PAMSIMAS 2011 DICETAK DI TIAP PROPINSI

MEDIA KOMUNIKASI PAMSIMAS 2011 DICETAK DI TIAP PROPINSI MEDIA KOMUNIKASI PAMSIMAS 2011 DICETAK DI TIAP PROPINSI Poster 1 A Dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) Segera Cair. Sub Dana BLM cair jika dana tunai swadaya masyarakat minimal 4% dan kontribusi APBD

Lebih terperinci

Identifikasi Proyek. Menanggapi KebutuhanResponding to a need

Identifikasi Proyek. Menanggapi KebutuhanResponding to a need Bagian 1 Identifikasi Proyek TELAAH ALKITAB Penilaian Kebutuhan Menanggapi KebutuhanResponding to a need Baca Nehemia 1 Nehemia adalah seorang Yahudi dalam pembuangan di negeri asing. Sebagaian orang Yahudi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup

Lebih terperinci

MODUL PEMETAAN SOSIAL BERBASIS KELOMPOK ANAK

MODUL PEMETAAN SOSIAL BERBASIS KELOMPOK ANAK MODUL PEMETAAN SOSIAL BERBASIS KELOMPOK ANAK 00 LATAR BELAKANG Social Mapping, Pemetaan Sosial atau Pemetaan Masyarakat yang dilakukan oleh anak dimaksudkan sebagai upaya anak menyusun atau memproduksi

Lebih terperinci

Tabel Deskripsi Program / Kegiatan

Tabel Deskripsi Program / Kegiatan Lampiran E. Deskripsi Program & Kegiatan Tabel Deskripsi Program / Kegiatan Komponen Air Limbah Program Penyusunan Masterplan Air Limbah Latar Belakang Dokumen masterplan merupakan suatu tahap awal dari

Lebih terperinci

BUKU SAKU VERIFIKASI SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)

BUKU SAKU VERIFIKASI SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) BUKU SAKU VERIFIKASI SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) Direktorat Penyehatan Lingkungan Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI 2013 Tangga

Lebih terperinci

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN MINAHASA UTARA

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN MINAHASA UTARA 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan sanitasi permukiman di Indonesia bertujuan meningkatkan kondisi dan kualitas pelayanan air limbah, pengelolaan persampahan, drainase, dan kesehatan. Targetnya adalah pada

Lebih terperinci

B A B I P E N D A H U L U A N

B A B I P E N D A H U L U A N B A B I P E N D A H U L U A N 1.1. LATAR BELAKANG Kondisi sanitasi di Kabupaten Bojonegoro yang telah digambarkan dalam Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro mencakup sektor air limbah, persampahan,

Lebih terperinci

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG Volume, Nomor, Tahun 0, Halaman 535-54 Online di http://ejournals.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2 ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2 Lintang Sekar Langit lintangsekar96@gmail.com Peminatan Kesehatan Lingkungan,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung Bab - 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu pelayanan dasar yang kurang mendapatkan perhatian dan belum menjadi prioritas pembangunan di daerah. Dari berbagai kajian terungkap

Lebih terperinci

Pedoman Pelaksanaan Pemicuan Desa

Pedoman Pelaksanaan Pemicuan Desa Pedoman Pelaksanaan Pemicuan Desa Program Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat (PKGBM) untuk Menurunkan Stanting Disusun oleh: Direktorat Kesehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan dan Millenium Challenge

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 44 2014 SERI : E BEKAPERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT

BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup

Lebih terperinci

Panduan Fasilitasi PJM Pronangkis

Panduan Fasilitasi PJM Pronangkis BUKU 6 SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi PJM Pronangkis Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi PJM

Lebih terperinci

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Aru 2014 BAB 1. PENDAHULUAN

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Aru 2014 BAB 1. PENDAHULUAN BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara Nasional Pemerintah Indonesia menaruh perhatian yang sangat serius dalam mencapai salah satu target Millenium Development Goals (MDGs) khususnya yang terkait

Lebih terperinci

Memperkuat Partisipasi Warga dalam Tata Kelola Desa : Mendorong Kepemimpinan Perempuan

Memperkuat Partisipasi Warga dalam Tata Kelola Desa : Mendorong Kepemimpinan Perempuan Memperkuat Partisipasi Warga dalam Tata Kelola Desa : Mendorong Kepemimpinan Perempuan Pusat Kajian Politik (Puskapol) FISIP Universitas Indonesia 14 Desember 2015 PROGRAM PENGUATAN PARTISIPASI PEREMPUAN

Lebih terperinci

PEMETAAN SISTEM SANITASI KRITERIA PEMILIHAN LOKASI

PEMETAAN SISTEM SANITASI KRITERIA PEMILIHAN LOKASI PEMERINTAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBU KOTA JAKARTA BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH MATERI SOSIALISASI & FGD Rabu, 30 November 2011 PEMETAAN SISTEM SANITASI KRITERIA PEMILIHAN LOKASI Dalam Rangka

Lebih terperinci

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA TAHUN LOGO2013 VISI Terciptanya Kondisi Lingkungan Masyarakat yang Sehat dan

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. Sejarah Program Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan di Indonesia ( )

LAMPIRAN A. Sejarah Program Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan di Indonesia ( ) LAMPIRAN A Sejarah Program Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan di Indonesia (1970-2000) LAMPIRAN A Sejarah Program Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan di Indonesia (1970-2000) Bagian

Lebih terperinci

RINGKASAN PRASTATI THALIB NIM :

RINGKASAN PRASTATI THALIB NIM : RINGKASAN PENGARUH PENERAPAN METODE COMMUNITY LED TOTAL SANITATION (CLTS) PASCA PEMICUAN TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN (BABS) PRASTATI THALIB NIM : 811 409051 Program Studi Kesehatan

Lebih terperinci

RENCANA USULAN KEGIATAN PROGRAM KE PUSKESMAS CIMAHI SELATAN TAHUN 20

RENCANA USULAN KEGIATAN PROGRAM KE PUSKESMAS CIMAHI SELATAN TAHUN 20 RENCANA USULAN KEGIATAN PROGRAM KE PUSKESMAS CIMAHI SELATAN TAHUN 20 UPAYA NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN TARGET KESEHATAN 1 KESLING IS Rumah Pemantauan kesehatan lingkungan di perumahan Rumah dan lingkungan

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

STRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) Kabupaten Kepulauan Meranti adalah pembangunan sanitasi yang ditetapkan untuk memecahkan permasalahan sanitasi seperti yang tertera

Lebih terperinci

peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2025 adalah meningkatnya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang. Peningkatan derajat kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Bima

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Bima BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu pelayanan dasar yang kurang mendapatkan perhatian dan belum menjadi prioritas pembangunan di daerah. Dari berbagai kajian terungkap bahwa

Lebih terperinci

Pendaftaran di Dusun/RW oleh Siapapun

Pendaftaran di Dusun/RW oleh Siapapun Pendaftaran di Dusun/RW oleh Siapapun Manual untuk Fasilitator dan Pewawancara Daftar Isi I. Persiapan dan Sosialisasi... 2 1. Koordinasi (liaising) dengan Kepala Desa/Lurah... 2 2. Pelaksanaan Pertemuan

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN VERIFIKASI

PANDUAN PELAKSANAAN VERIFIKASI PANDUAN PELAKSANAAN VERIFIKASI Improved Latrine/Jamban Layak sesuai dengan MDG termasuk WC siram/leher angsa yang tersambung ke pipa pembuangan limbah (sewer), - septic tank, atau lubang, WC cubluk dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian sehat sesuai dengan UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian sehat sesuai dengan UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Pengertian sehat sesuai dengan UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, dan spiritual yang memungkinkan setiap orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara adil serta merata (Depkes RI, 2009). Masalah penyehatan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. secara adil serta merata (Depkes RI, 2009). Masalah penyehatan lingkungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang. Peningkatan derajat kesehatan dapat terwujud

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara Kabupaten Banjarnegara September 2011 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kondisi umum sanitasi di Indonesia sampai dengan saat ini masih jauh dari kondisi faktual yang diharapkan untuk mampu mengakomodir kebutuhan dasar bagi masyarakat

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 3.1. Visi dan Misi Sanitasi Visi merupakan harapan kondisi ideal masa mendatang yang terukur sebagai arah dari berbagai upaya sistematis dari setiap elemen dalam

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik III-1 BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab strategi percepatan pembangunan sanitasi akan dijelaskan lebih detail mengenai tujuan sasaran dan tahapan pencapaian yang ingin dicapai dalam

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 922-933 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BREBES Nomor : 21 Tahun : 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG I R I G A S I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

2.1 Intervensi sanitasi dilakukan sesuai dengan disain. 2.2 Sarana Pembuangan Tinja (Jamban) darurat disediakan.

2.1 Intervensi sanitasi dilakukan sesuai dengan disain. 2.2 Sarana Pembuangan Tinja (Jamban) darurat disediakan. KODE UNIT : O.842340.043.01 JUDUL UNIT : Melaksanakan Pelayanan Sanitasi Pada Saat Darurat Bencana. DESKRIPSIUNIT : Unit kompetensi ini menjelaskan keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang dipersyaratkan

Lebih terperinci