RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN"

Transkripsi

1 1 RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN ASRENA KAPOLRI, SEKRETARIS MAHKAMAH AGUNG, SEKJEN KEMENKUMHAM RI DAN JAKSA AGUNG MUDA PEMBINAAN KEJAGUNG RI (BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN) Tahun Sidang : Masa Persidangan : I Rapat ke : Sifat : Terbuka Jenis Rapat : RDP Komisi III DPR RI Hari/tanggal : Selasa, 18 Oktober 2016 Waktu : Pukul WIB Tempat : Ruang Rapat Komisi III DPR RI Acara : Target dan Realisasi PNBP Tahun 2016 dan Target PNBP Tahun Penyerapan Anggaran Triwulan I sampai dengan III Tahun Penyesuaian RKA K/L Tahun Anggaran KESIMPULAN/KEPUTUSAN I. PENDAHULUAN Rapat Dengar Pendapat Komisi III DPR RI dibuka pukul WIB oleh Wakil Ketua Komisi III DPR RI, H. Desmond J Mahesa, SH, MH dengan agenda rapat sebagaimana tersebut diatas. II. POKOK-POKOK PEMBICARAAN 1. Dalam Pembahasan Target dan Realisasi PNBP Tahun 2016 dan Target PNBP Tahun 2017, Penyerapan Anggaran Triwulan I sampai dengan III Tahun 2016 dan Penyesuaian RKA K/L Tahun Anggaran 2017 Asrena Kapolri menyampaikan hal-hal sebagai berikut : Realisasi penerimaan PNBP dan BLU POLRI T.A sampai dengan bulan September 2016 sebesar Rp. 4,321 Triliun atau 58,4 % dari target T.A sebesar Rp. 7,402 Triliun yang terdiri dari: PNBP fungsional sebesar Rp. 2,795 triliun atau sebesar 51% dari target sebesar Rp. 5,377 triliun; PNBP umum sebesar Rp.773,964 miliar atau sebesar 94% dari target sebesar Rp. 820,926 miliar; 1

2 BLU sebesar Rp.751,977 miliar atau sebesar Rp. 62,42% dari target sebesar Rp.1,204 triliun; Target PNBP fungsional POLRI T.A diprediksi tidak dapat tercapai 100% hal ini dikarenakan jenis dan tarif PNBP fungsional T.A disusun berdasarkan revisi PP PNBP Polri (revisi PP Nomor 50 Tahun 2010) yang sampai dengan saat ini revisi PP tersebut belum diterbitkan (saat ini Kemsetnge sedang meminta paraf Menkeu, Menkopolhukam dan Kapolri pada RPP PNBP Polri) Untuk Tahun 2017, Target PNBP Fungsional POLRI sebesar Rp. 7,406 triliun atau naik sebesar Rp. 2,028 triliun (37%) dari TA 2016 sebesar rp. 5,377 triliun; Target PNBP fungsional Polri T.A 2017 diprediksi dapat tercapai dengan pertimbangan revisi PP PNBP Polri sudah diterbitkan dan dapat dilaksankan pada T.A 2017; Target PNBP umum sebesar Rp.62, 896 miliar atau turun sebesar Rp. 758,029 miliar (1.205%) dibanding target T.A 2016 sebesar Rp. 820,926 miliar hal ini dikarenakan pada T.A 2016 terdapat penerimaan kembali belanja pegawai/tunkin Tahun Anggaran yang lalu (T.A. 2015) dan hal ini diprediksi tidak akan terjadi pada T.A. 2017; Target BLU pada 26 Rumkit Bhayangkara sebesar Rp. 1,365 triliun atau naik sebesar Rp. 161 miliar (13%) dibanding target T.A 2016 sebesar Rp. 1,204 triliun. Hal ini dikarenakan terdapat peningkatan pelayanan kesehatan. Sesuai keputusan Menteri Keuangan nomor 342/KMK.02/2010 tentang Persetujuan Penggunaan Sebagian Dana PNBP Polri, maka pagu PNBP fungsional Polri yang dapat digunakan T.A 2017 sebesar Rp. 6,963 triliun, naik sebesar Rp. 1,906 triliun atau naik 37% dari T.A sebesar Rp. 5,056 triliun. Selanjutnya, terkait dengan penjelasan tentang penyerapan anggaran Triwulan I sampai dengan Triwulan III dapat disampaikan dengan mengawali dari alokasi APBN-P Polri T.A 2016 sebesar Rp.79,558 triliun dengan rencana penarikan dana sampai dengan bulan September 2016 yaitu 63,18% atau sebesar Rp.50,261 triliun. Berdasarkan aplikasi smart Kemenkeu RI sampai dengan tanggal 30 September 2016, realisasi anggaran Polri telah mencapai 61,05% atau sebesar Rp.48,567 triliun, di bawah rencana penarikan dana pada bulan September 2016 dengan selisih sebesar Rp.1,694 triliun atau 3,37%, disebabkan oleh: 1. Adanya penghematan alokasi anggaran TA 2016, sehingga berdampak terhadap pelaksanaan anggaran yang karena adanya proses revisi RKA- K/L dan DIPA POLRI; 2. Terjadinya pergeseran waktu pelaksanaan kegiatan pengadaan barang dan jasa khususnya pada belanja barang dan belanja modal, sehingga berakibat kepada keterlambatan terhadap penyerapan/penarikan anggaran; 3. Tertundanya penandatanganan kontrak terhadap pengadaan barang/jasa yang pelaksanaannya menunggu proses pengesahan revisi RKA-K/L dan DIPA POLRI. Berkaitan dengan penyesuaian RKA-K/L Tahun Anggaran 2017, merupakan pembahasan lanjutan sebagaimana yang telah disampaikan pada RDP tanggal 19 September 2016, sehingga materi yang kami sampaikan tidak jauh berbeda dengan materi sebelumnya yang diawali dengan usulan kebutuhan 2 2

3 pagu indikatif kepada Menteri Keuangan dan Menteri PPN/Kepala Bappenas dalam penyusunan RAPBN T.A sebesar Rp. 110,752 triliun, namun sesuai dengan surat Menteri Keuangan Nomor: S-635/MK.02/2016 tanggal 5 Agustus 2016 hal penyesuaian (penghematan) Pagu Anggaran K/L T.A. 2017, Menteri Keuangan telah menetapkan pagu anggaran POLRI T.A sebesar Rp. 72,436 triliun, terpenuhi 65,40% dari usulan POLRI dengan komposisi pemenuhan per jenis belanja sebagai berikut: 1. Belanja Pegawai sebesar Rp. 43,250 triliun terpenuhi 89,55% dari usulan sebesar Rp. 48,292 triliun; 2. Belanja Barang sebesar Rp. 20,033 triliun terpenuhi 53,24% dari usulan sebesar Rp. 37,625 triliun; 3. Belanja Modal sebesar Rp. 9,153 triliun terpenuhi 36,85% dari usulan sebesar Rp. 24,833 triliun. Namun demikian setelah dianalisa dan evaluasi kembali pengalokasian Pagu anggaran dimaksud masih terdapat kekurangan alokasi anggaran untuk memenuhi dan meningkatkan capaian target kinerja sesuai sasaran prioritas dalam Renja Polri Tahun 2017, untuk itu Polri telah mengirimkan surat kepada Menteri Keuangan dan Kepala Bappenas (surat Kapolri nomor: B/4374/IX/2016/SRENA tanggal 2 September 2016) perihal usulan kebutuhan tambahan anggaran dalam Penetapan Pagu Alokasi Anggaran Polri TA sebesar Rp. 24,532 triliun dengan rincian: 1. Belanja pegawai sebesar Rp. 5,042 triliun untuk memenuhi perkiraan kebutuhan gaji dan tunjangan pegawai negeri pada polri (termasuk kebutuhan gaji/tunjangan hasil rekruitmen tahun 2016 dan 2017 serta tunjangan kinerja); 2. Belanja barang sebesar Rp. 4,323 triliun yang diprioritaskan untuk meningkatkan operasional kepolisian yang terkait dengan penambahan komponen kegiatan baru, volume kegiatan dan penyesuaian harga satuan karena inflasi/perubahan standar biaya, antara lain: Memperkuat kemampuan deteksi intelijen dalam rangka mengeleminasi setiap potensi gangguan dan gejolak sosial, termasuk kebutuhan anggaran untuk operasional kontra intelijen; Membangun partisipasi publik dalam pengamanan lingkungan dan penguatan polmas dengan penggelaran satu bhabinkamtibmas satu desa/kelurahan; Penanganan konflik sosial dan separatisme dengan mengutamakan pencegahan; Meningkatkan kegiatan pencegahan gangguan keamanan berupa pengaturan, pengawalan dan patroli (turwali) pada tempat-tempat rawan gangguan kamtibmas; Meningkatkan penyelesaian tindak pidana terhadap kejahatan konvensional, transnasional, kekayaan negara, dan yang berimplikasi kontinjensi, terutama penanganan tindak pidana umum, tindak pidana narkoba dan peningkatan penanganan/penyuluhan hukum pencegahan kejahatan dan penyalahgunaan narkoba serta penguatan Densus 88 AT Polri; Pelaksanaan keterbukaan informasi publik di lingkungan polri; Penegakan disiplin dan kode etik profesi polri sebagai tindak lanjut internal atas pengaduan masyarakat; 3 3

4 Pengawasan dan pemeriksaan oleh APIP dalam rangka menerapkan sistem pengendalian intern pemerintah secara maksimal; Melaksanakan pendidikan dan latihan pembentukan, struktural dan fungsional termasuk melaksanakan pendidikan dan latihan penyidik penanganan perkara anak berhadapan hukum, perlindungan perempuan dan anak serta HAM; Penyiapan Satgas FPU Indonesia baru dalam rangka misi internasional menjaga perdamainan dunia; Usulan tambahan belanja barang termasuk antisipasi kebutuhan anggaran pengamanan pilkada serentak pada 7 Provinsi dan 94 kabupaten/kota; 3. Belanja modal sebesar Rp ,- untuk pembangunan fasilitas dan pengadaan peralatan dalam rangka meningkatkan pelayanan publik, penanganan gejolak sosial dan penanganan flash point antara lain: Pembangunan fasilitas gedung makopolda dan polres baru serta makopolsek yang belum ada gedung kantor prioritas wilayah perbatasan dan perairan; Pembangunan lanjutan gedung kantor dan perbaikan/renovasi gedung kantor untuk pelayanan publik yang tidak layak, termasuk sarana prasarana sentra pelayanan kepolisian terpadu (SPKT) dan lembaga pendidikan; Pembangunan rumah dinas bagi personel polri secara bertahap yang saat ini baru terpenuhi 15,93 % dari kebutuhan (jumlah personel orang); Penambahan peralatan bhabinkamtibmas, peralatan PHH, peralatan dalmas, persenjataan, peralatan teknologi informasi dan komunikasi, alat transportasi, peralatan deteksi dan forensik, peralatan polair serta peralatan mesin kantor. Dalam rangka meningkatkan keberadaan negara (POLRI) dalam melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara serta meningkatkan pelayanan publik, mohon dukungan kiranya Polri mendapat penambahan anggaran pada penetapan pagu alokasi anggaran T.A sebesar Rp. 24,532 triliun. 2. Dalam Pembahasan Target dan Realisasi PNBP Tahun 2016 dan Target PNBP Tahun 2017, Penyerapan Anggaran Triwulan I sampai dengan III Tahun 2016 dan Penyesuaian RKA K/L Tahun Anggaran 2017, Sekjen Kementerian Hukum dan HAM menyampaikan hal-hal sebagai berikut : Sesuai surat Menteri Keuangan RI Nomor : S-868/MK.02/2015 hal Penyampaian Alokasi Anggaran Kementerian/Lembaga Tahun Anggaran 2016, ditetapkan alokasi anggaran Kementerian Hukum dan HAM Tahun 2016 sejumlah Rp ,-. Dalam pelaksanaannya selama tahun anggaran 2016, alokasi anggaran tersebut mengalami beberapa kali perubahan, baik penambahan maupun penghematan anggaran sehingga sampai dengan saat ini total pagu Kementerian Hukum dan HAM tahun 2016 sejumlah Rp ,- Rincian anggaran per Program pada APBN-Perubahan tahun 2016 sebagai berikut: a) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Hukum dan HAM sejumlah Rp ,- 4 4

5 b) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Hukum dan HAM sejumlah Rp ,- c) Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Hukum dan HAM sejumlah Rp ,- d) Program Administrasi Hukum Umum sejumlah Rp ,- e) Program Pembinaan dan Penyelenggaraan Pemasyarakatan sejumlah f) Rp ,- g) Program Peningkatan Pelayanan dan Penegakan Hukum Keimigrasian sejumlah Rp ,- h) Program Pembinaan/Penyelenggaraan HKI sejumlah Rp ,- i) Program Pembentukan Hukum sejumlah Rp ,- j) Program Pemajuan HAM sejumlah Rp ,- k) Program Pembinaan Hukum Nasional sejumlah Rp ,- l) Program Penelitian dan Pengembangan Kementerian Hukum dan HAM sejumlah Rp ,- m) Program Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Kementerian Hukum dan HAM sejumlah Rp ,- Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2016 tentang Langkahlangkah Penghematan Belanja Kementerian/Lembaga dalam Rangka Pelaksanaan APBN Perubahan Tahun 2016, ditetapkan pagu Kementerian Hukum dan HAM untuk dihemat lagi sejumlah Rp ,- dengan rincian penghematan Rupiah Murni sejumlah Rp ,- dan PNBP sejumlah Rp ,- sehingga total anggaran Kementerian Hukum dan HAM yang dapat dipergunakan sejumlah Rp ,- Adapun Realisasi penyerapan anggaran sampai dengan tanggal 17 Oktober 2016 sejumlah Rp ,- atau 58,2%. Sedangkan realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp ,- atau 69,23% dari target penerimaan sejumlah Rp ,-. Sesuai dengan surat Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Menteri Keuangan tanggal 13 Mei 2016 hal Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2017 dan Pagu Indikatif Kementerian/Lembaga TA 2017, ditetapkan Pagu Indikatif Kementerian Hukum dan HAM TA 2017 sebesar Rp ,- Pagu Anggaran Kementerian Hukum dan HAM sesuai surat Menteri Keuangan Nomor S-549/MK.02/2016 tanggal 30 Juni 2016 hal Pagu Anggaran Kementerian/Lembaga dan Penyelesaian Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga Tahun Anggaran 2017, ditetapkan Pagu Anggaran Kementerian Hukum dan HAM sejumlah Rp ,- atau mengalami penurunan sebesar 2,37% dari Pagu Indikatif. Pada periode penyusunan anggaran TA 2017, Kementerian Keuangan melakukan koreksi/penyesuaian Pagu Anggaran Kementerian/Lembaga sesuai dengan surat Menteri Keuangan Nomor S-635/MK.02/2016 tanggal 05 Agustus 2016 hal Penyesuaian (Penghematan) Pagu Anggaran K/L TA Dengan ditetapkan Pagu Anggaran Penyesuaian (Penghematan) tersebut, alokasi Pagu Anggaran Kementerian Hukum dan HAM mengalami penurunan pada Rupiah Murni sejumlah Rp ,- atau 5 5

6 mengalami penurunan sebesar 5,81% sehingga Pagu Anggaran Kementerian Hukum dan HAM yang semula sejumlah Rp ,-, berubah menjadi sejumlah Rp ,- Sesuai dengan hasil pembahasan Rapat Panja Belanja Pemerintah Pusat RAPBN Tahun 2017 dapat kami sampaikan bahwa alokasi anggaran Kementerian Hukum dan HAM tersebut akan dilakukan pemotongan kembali pada Rupiah Murni sejumlah Rp ,- Pemotongan akan dilakukan pada belanja barang non operasional. Disamping itu diinformasikan akan mendapatkan tambahan alokasi anggaran sejumlah kurang lebih 423 miliar yang digunakan untuk memenuhi belanja prioritas. Mengingat masih terdapat beberapa prioritas yang belum terpenuhi kebutuhan anggarannya, maka Kementerian Hukum dan HAM telah mengusulkan penambahan anggaran tahun 2017 kepada Menteri Keuangan Republik Indonesia sejumlah Rp ,-, dengan rincian sebagai berikut : 1. Pemenuhan kekurangan Anggaran Prioritas sejumlah Rp ,- 2. Kekurangan Rupiah Murni (RM) sejumlah Rp ,- 3. Dalam Pembahasan Target dan Realisasi PNBP Tahun 2016 dan Target PNBP Tahun 2017, Penyerapan Anggaran Triwulan I sampai dengan III Tahun 2016 dan Penyesuaian RKA K/L Tahun Anggaran 2017, Sekretaris Mahkamah Agung menyampaikan hal-hal sebagai berikut : Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 0163/M.PPN/05/2016 dan Nomor S-378/MK.02/2016 tanggal 13 Mei 2016 hal Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2017 dan Pagu Indikatif Kementerian/Lembaga Tahun Anggaran 2017, Mahkamah Agung dan Badan Peradilan yang berada dibawahnya pada empat lingkungan Peradilan mendapat alokasi pagu indikatif sebesar Rp ,- Berdasarkan Surat Menteri Keuangan Nomor S-635/MK.02/2016 tanggal 15 Agustus 2016 hal Penyesuaian (Penghematan) Pagu Anggaran K/L Tahun Anggaran 2017, Mahkamah Agung mendapat penyesuaian pagu anggaran sebesar Rp ,-, penghematan diambil dari alokasi belanja operasional sebesar Rp ,- dan belanja non operasional diluar prioritas nasional sebesar Rp ,-. Pada awalnya alokasi pagu anggaran Mahkamah Agung sebesar Rp ,-, dengan adanya penyesuaian/penghematan pagu anggaran Mahkamah Agung tahun 2017 menjadi Rp ,-. Mahkamah Agung dan Badan Peradilan yang berada dibawahnya Tahun 2016 menargetkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp ,- sementara realisasi sampai dengan Triwulan ke III sebesar Rp ,-. Target dan realisasi PNBP Tahun Anggaran 2016 sebagaimana daftar terlampir. Sedangkan target PNBP Tahun Anggaran 2017 masih menggunakan target PNBP Tahun 2016 dikarenakan realisasi tahun anggaran 2016 belum optimal. Perlu diketahui bahwa sampai saat ini Mahkamah Agung belum dapat menggunakan PNBP dikarenakan belum 6 6

7 mendapat persetujuan penggunaan anggaran PNBP dari Kementerian Keuangan RI. Pada tahun anggaran 2016 Mahkamah Agung dan Badan Peradilan yang berada dibawahnya sampai dengan Triwulan III (tanggal 17 Oktober 2016) mampu merealisasikan anggaran sebesar Rp ,- atau 73.3 % dari alokasi anggaran sebesar Rp Untuk penyerapan anggaran pada belanja barang mencapai 67,19% dikarenakan masih banyaknya kegiatan yang dilaksanakan di Balitbang Diklat Kumdil MA RI berkaitan dengan pendidikan dan sertifikasi Teknis, sedangkan pada Unit Eselon I lainnya terdapat biaya mutasi Hakim, Panitera dan Sekretaris pada 4 (empat) Lingkungan Peradilan yang belum dilaksanakan menunggu hasil Tim Promosi Mutasi (TPM). Sedangkan penyerapan anggaran pada belanja modal khususnya berkaitan dengan output bangunan gedung kantor masih dalam tahap pelaksanaan dimana pihak ketiga (pelaksana) belum melakukan penarikan atau tagihan dikarenakan pekerjaan yang dilaksanakan belum mencapai 100%. Di sisi lain, dalam pelaksanaan pembangunan gedung kantor mengalami kendala dalam pelelangan sehingga anggaran tersebut direvisi kepada output lain untuk mempercepat pemenuhan sarana prasarana yang mendukung pelayanan public. Sehubungan dengan telah ditetapkan Keppres pembentukan Pengadilan Baru Keppres Nomor 13,14,15,16,17, dan 18 pada tanggal 26 April Dengan terbentuknya 86 Pengadilan Baru memberikan konsekuensi kebutuhan anggaran untuk : 1. Sewa Gedung Kantor 2. Pengadaan Tanah untuk Gedung Kantor 3. Pengadaan Gedung Kantor 4. Tenaga Teknis dan Kesekretariatan 5. Sarana dan Prasarana Peradilan 6. Operasional dan Non Operasional Kantor Baru Adapun kebutuhan anggaran untuk rencana operasional satker baru tahun 2017 yang telah mendapatkan hibah tanah dari Pemda Setempat sebanyak 32 satker: kebutuhan anggaran untuk Operasional dan Non Operasional Kantor Baru pada 32 Rp ,- sehingga usulan kebutuhan Rp ,- Untuk kebutuhan sarana dan prasarana satuan kerja baru sebanyak 86 satker memprioritaskan satuan kerja yang mendapat hibah tanah dari Pemerintah Daerah setempat, antara lain: 1. Pembangunan Gedung kantor 32 Rp ,- dengan total kebutuhan Rp ,- 2. Pengadaan Tanah bagi satker yang tidak dapat hibah dari Pemda setempat sebanyak 54 satuan m2 x Rp dengan total kebutuhan Rp ,- 3. Pembangunan Gedung kantor 54 Rp ,- dengan total kebutuhan Rp ,- Total kebutuhan kekurangan alokasi anggaran Mahkamah Agung dan Badan Peradilan dibawahnya Tahun Anggaran 2017 sebesar Rp ,-. 7 7

8 4. Dalam Pembahasan Target dan Realisasi PNBP Tahun 2016 dan Target PNBP Tahun 2017, Penyerapan Anggaran Triwulan I sampai dengan III Tahun 2016 dan Penyesuaian RKA K/L Tahun Anggaran 2017, Jaksa Agung MUda Pembinaan menyampaikan hal-hal sebagai berikut : Realisasi PNBP Kejaksaan RI Tahun 2016 : 1. Bahwa dalam Rencana Kerja tahun 2016 target PNBP Kejaksaan RI adalah sebesar Rp ,-. Sampai dengan tanggal 30 September 2016, PNBP Kejaksaan adalah sebesar Rp ,- atau sebesar 866,35%. 2. Bahwa Kejaksaan sampai dengan saat ini belum menggunakan anggaran yang berasal dari pendapatan (PNBP), sehingga pengelolaan PNBP hanya sebatas menerima dan langsung menyetorkan ke kas negara. Bahwa pada tahun 2017 Kejaksaan menargetkan PNBP sebesar Rp ,- Realisasi Anggaran Tahun 2016 Kejaksaan RI s.d. tanggal 30 September 2016 sebagai berikut : PROGRAM PAGU REALISASI Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kejaksaan RI Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kejaksaan RI Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kejaksaan RI Program Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Kejaksaan Program Penyelidikan/Pengamanan /Penggalangan Permasalahan Hukum di Bidang IPOLEKSOSBUD Hukum dan Hankam Program Penanganan dan Penyelesaian Perkara Pidana Umum Program Penanganan dan Penyelesaian Perkara Pidana Khusus, Pelanggaran Ham yang Berat dan Perkara Tindak Pidana Korupsi 8 PROSENTA SE ,16 % ,45 % ,33 % ,11 % ,48 % ,81 % ,58 % 8

9 Program Penanganan dan Penyelesaian Perkara Perdata dan Tata Usaha Negara ,34 % JUMLAH ,34 % 9 Berdasarkan surat bersama antara Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan RI nomor : S- 0163/M.PPN/05/2016 dan nomor : S-378/MK.02/2016 tanggal 13 Mei 2016 hal Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2017 dan Pagu Indikatif Kementerian/Lembaga TA 2017, Kejaksaan RI Tahun Anggaran 2017 mendapatkan anggaran sebesar Rp ,-. Pada pagu Indikatif 2017 ini Belanja Barang Non Operasional Kejaksaan RI hanya sebesar Rp ,- mengalami penurunan jika dibandingkan dengan Tahun Anggaran 2015 yang sebesar Rp ,- dan pada Tahun Anggaran 2016 setelah APBN-P 2016 yaitu sebesar Rp ,-. Sesuai surat Menteri Keuangan RI nomor : S-549/MK.02/2016 tanggal 30 Juni 2016 hal Pagu Anggaran Kementerian/Lembaga dan Penyelesaian Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga Tahun Anggaran 2017, untuk Tahun Anggaran 2017 Kejaksaan RI mendapatkan Pagu Anggaran sebesar Rp ,-. Dengan adanya pagu anggaran TA 2017 untuk Kejaksaan RI sebesar Rp ,-, sebenarnya Kejaksaan RI masih kekurangan anggaran, sehingga Jaksa Agung RI telah mengajukan permintaan tambahan anggaran kepada Menteri Keuangan RI dengan surat nomor : 115/A/Cr.2/07/2016 tanggal 25 Juli 2016 perihal Permintaan Tambahan Anggaran Kejaksaan RI dalam APBN Tahun Anggaran 2017 sebesar Rp ,-. 5. Beberapa hal lainnya yang menjadi pokok-pokok pembahasan, diantaranya adalah sebagai berikut : Bahwa pemotongan Anggaran POLRI dikhawatirkan akan mengganggu pelaksanaan 101 Pilkada serentak di tahun Mempertanyakan kebijakan pemotongan anggaran oleh Menteri Keuangan karena dianggap tidak sejalan dengan kebijakan reformasi bidang hukum yang digagas oleh Presiden sehingga dirasa perlu untuk meminta keterangan Menteri Keuangan dalam waktu dekat. Diharapkan mitra-mitra kerja selain menyampaikan permintaan penambahan anggaran, juga menyampaikan kinerja dari masing masing instansi. Bahwa tidak dapat menerima pemotongan terhadap anggaran mitra kerja. Dengan pemotongan ini, maka mundur dalam konteks penganggaran, karena ini bisa menghambat program kerja maka seharusnya dibahas kembali secara kenegaraan. Meminta Pemerintah agar tidak melakukan pemotongan, dan kalau bisa penambahan, namun kinerja mitra kerja harus semakin meningkat. Saat ini tidak perlu bicara tentang bangunan dan infrastruktur jika kinerja tidak sesuai harapan. Dalam rapat konsultasi di Mahkamah Agung, disampaikan 9

10 bahwa di Badan Peradilan harus sesuai dengan standar ISO, namun tidak ada anggarannya. Ini sangat berbahaya, karena mitra kerja bisa kreatif untuk mencari anggarannya. Untuk itu, diminta untuk menyampaikan secara komprehensif dampak dari pemotongan anggaran tersebut. Bahwa Komisi III harus maksimalkan dukungan anggaran mitra kerja. Mendukung sepenuhnya program reformasi hukum yang dicanangkan Presiden namun tidak mungkin bisa maksimalkan jika ada pemotongan anggaran Bagaimana mitra kerja bisa mendukung reformasi hukum kalau kenyataannya anggarannya dipotong potong. Apakah pemotongan ini presiden mengetahui. Pemotongan ini bisa menimbulkan permasalahan. Di Kejaksaan misalnya, kendaraan masih memakai kendaraan tua. Di Kumham, Lapas masih banyak yang over kapasitas, harusnya menjadi prioritas. Di Mahkamah Agung, ada 832 pengadilan di Indonesia yang harus menjadi perhatian. Jadi intinya, program kerja mitra harus didukung oleh politik anggaran. Dari berbagai fenomena yang muncul, misalnya banyaknya kasus pungli, ini sudah menjadi cerminan bahwa dimitra kerja kekurangan anggaran dan mungkin juga kurangnya sejahteraan, sehingga mereka mencarinya ditempat lain. Bagaimana dampaknya, jika anggarannya sudah tidak mencukupi namun terdapat pemotongan kembali. Bahwa pemikiran yang diusulkan Menteri Keuangan dengan penghematan anggaran tidak sinkron dengan situasi yang ada saat ini. Di Kepolisian penganggaran dalam menghadapi Pilkada harus diperkuat, karena jika Pilkada tidak berjalan dengan baik, bisa berdampak pada konflik sosial. Jika ini terjadi, maka anggaran justru akan semakin besar. Bahwa harus diketahui sebenarnya yang melatarbelakangi dan alasan utama dari Menteri Keuangan dengan pemotongan tersebut. Sebagai catatan kepada Kejaksaan dan Kepolisian, terkait Kepolisian ada permasalahan terkait SP3 di Polda Riau dan beberapa polda lainnya. Bahwa sangat mendukung sepenuhnya reformasi hukum yang dicanangkan oleh Presiden, namun mengapa dalam kebijakan anggaran justru tidak sejalan dengan semangat reformasi tersebut. Dari berbagai pandangan sebelumnya, pada prinsipnya semangatnya sama, yakni reformasi hukum ditegakkan tetapi jangan ada pemotongan anggaran. Dengan catatan seluruh mitra kerja harus dapat mempertanggungjawabkan realisasi anggarannya selama ini. Bahwa harus lebih obyektif melihat pemotongan atau penghematan anggaran mitra kerja. Namun yang menjadi pertanyaan, mengapa harus anggaran penegakan hukum yang juga terkena dampaknya. Seharusnya mitra kerja tidak ada penghematan, karena penegakan hukum itu menyangkut marwah Negara. Diusulkan mengundang Menteri Keuangan dan Kepala Bappenas untuk menjelaskan kebijakan penghematan anggaran. Bahwa pada prinsipnya tidak setuju dengan pemotongan anggaran mitra kerja. Namun dari semua mitra kerja, penyerapan anggarannya masih sangat rendah. Jika mau mengundang Menteri Keuangan maka harus memiliki informasi yang cukup ataupun back up data yang baik

11 Bahwa harus diketahui seperti apa konstruksi penegakan hukum pemerintah. Dengan mengetahui konstruksinya, maka itu akan tercermin dalam penganggaran. Bahwa pemotongan anggaran ini mencerminkan bahwa perencanaan keuangan di Negara ini sangat buruk yang dapat mengakibatkan ketidakpastian bagi Kementerian dan Lembaga. 11 III. KESIMPULAN/PENUTUP Rapat Dengar Pendapat Komisi III dengan Sekretaris Jenderal Kementerian Hukum dan HAM RI, Asrena Polri, Jambin Kejaksaan RI dan Sekretaris Mahkamah Agung mengambil keputusan/ kesimpulan, sebagai berikut : 1. Komisi III DPR RI dapat menerima penjelasan dari Asrena Kapolri, Plt. Sekretaris Mahkamah Agung, Sekjen Kementerian Hukum dan HAM serta Jaksa Agung Muda Pembinaan terkait RKA-KL Tahun Komisi III DPR RI khususnya F.PDIP, F.PG, F.Gerindra, F. Demokrat, F.PAN, F.PKB, F.PKS, F.PPP dan F.Nasdem menolak adanya rencana Menteri Keuangan RI melakukan pemotongan/ realokasi pengurangan pagu, sehingga Komisi III DPR RI akan memperjuangkan pagu anggaran seluruh mitra kerja tahun 2017 tidak dikenakan pemotongan/realokasi pengurangan pagu dalam rangka mendukung reformasi di bidang hukum, sesuai dengan mekanisme yang ditentukan dalam UU MD3, UU 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Peraturan Tata Tertib DPR RI. Rapat ditutup pukul WIB 11

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI DAN KEPOLISIAN NEGARA RI --------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM, HAM DAN KEAMANAN)

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN 1 RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPATDENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN SESTAMA BNPT, SEKJEN MAHKAMAH KONSTITUSI, SEKJEN KOMISI YUDISIAL, KEPALA PPATK DAN KETUA KOMNAS HAM ---------------------------------------------------

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN JAKSA AGUNG MUDA PEMBINAAN KEJAKSAAN AGUNG RI --------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM, HAM DAN KEAMANAN)

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA DAN RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN SEKJEN MPR RI, SEKJEN MAHKAMAH KONSTITUSI, SEKJEN DPD RI DAN ASRENA POLRI. ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESI ---- RANCANGAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESI ---- RANCANGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESI ---- RANCANGAN ----------------- ----------- LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA ---------------------------------------------------

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN SEKJEN MPR RI, SEKJEN DPD RI DAN SEKRETARIS MAHKAMAH AGUNG RI --------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM,

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN ASRENA POLRI --------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM, HAM DAN KEAMANAN) Tahun Sidang : 2015-2016 Masa

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAN PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN SEKJEN MAHKAMAH KONSTITUSI, SEKJEN KOMISI YUDISIAL, DAN KOMNAS HAM (BIDANG HUKUM, HAM DAN KEAMANAN) Tahun Sidang : 215216 Masa Persidangan

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN SEKJEN MAHKAMAH KONSTITUSI, SEKRETARIS MAHKAMAH AGUNG DAN SEKJEN KOMISI YUDISIAL ---------------------------------------------------

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI --------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM, HAM DAN KEAMANAN) Tahun Sidang : 2015-2016

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAN PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN SEKJEN MAHKAMAH KONSTITUSI, SEKJEN KOMISI YUDISIAL, KOMNAS HAM DAN PIMPINAN KPK ---------------------------------------------------

Lebih terperinci

(BIDANG HUKUM, HAM DAN KEAMANAN)

(BIDANG HUKUM, HAM DAN KEAMANAN) RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN PERWAKILAN DAERAH, SEKRETARIS JENDERAL MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT DAN SEKRETARIS JENDERAL MAHKAMAH

Lebih terperinci

(BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN)

(BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN) LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN SEKJEN KOMISI YUDISIAL SEKRETARIS MAHKAMAH AGUNG, SEKJEN MPR RI, SEKJEN MAHKAMAH KONSTITUSI DAN SEKJEN DPD RI. ---------------------------------------------------

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN SEKRETARIS MAHKAMAH AGUNG RI DAN SEKJEN KOMISI YUDISIAL

LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN SEKRETARIS MAHKAMAH AGUNG RI DAN SEKJEN KOMISI YUDISIAL LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN SEKRETARIS MAHKAMAH AGUNG RI DAN SEKJEN KOMISI YUDISIAL --------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN,

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN KPK, BNN DAN PPATK --------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM, HAM DAN KEAMANAN) Tahun Sidang : 2015-2016

Lebih terperinci

(BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN)

(BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN) N LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN PIMPINAN KPK, ASRENA KEPOLISIAN NEGARA RI, JAMBIN KEJAKSAAN RI DAN SEKJEN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI ---------------------------------------------------

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL, PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN, LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN, DAN BADAN NASIONAL

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN SEKJEN MPR RI, SEKJEN DPD RI DAN SEKRETARIS MAHKAMAH AGUNG RI

LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN SEKJEN MPR RI, SEKJEN DPD RI DAN SEKRETARIS MAHKAMAH AGUNG RI LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN SEKJEN MPR RI, SEKJEN DPD RI DAN SEKRETARIS MAHKAMAH AGUNG RI --------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM, HAM DAN KEAMANAN)

Lebih terperinci

(BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN)

(BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN) LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN SEKJEN MAHKAMAH KONSTITUSI, SEKJEN KOMNAS HAM, SEKJEN DPD DAN KETUA LPSK --------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM,

Lebih terperinci

(BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN)

(BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN) LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI, BADAN NARKOTIKA NASIONAL, KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA, LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN, BADAN NASIONAL

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN KPK, KOMNAS HAM DAN PPATK

LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN KPK, KOMNAS HAM DAN PPATK LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN KPK, KOMNAS DAN PPATK --------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, DAN KEAMANAN) Tahun Sidang :

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN MENTERI HUKUM DAN HAM RI

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN MENTERI HUKUM DAN HAM RI LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN MENTERI HUKUM DAN HAM RI --------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN) Tahun Sidang : 2014-2015

Lebih terperinci

REKAP RKAKL-DIPA Tahun Anggaran 2015

REKAP RKAKL-DIPA Tahun Anggaran 2015 REKAP RKAKL-DIPA Tahun Anggaran 2015 (dalam Milyar Rupiah) KEMENTERIAN/LEMBAGA PROGRAM AKUN 3 DIGIT PAGU KEPPRES 001 MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT 001.01.01 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK

PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN DIREKTORAT PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DISAMPAIKAN DALAM KEGIATAN SOSIALISASI PERATURAN

Lebih terperinci

Terlampir. Terlampir

Terlampir. Terlampir KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 27 Tahun

Lebih terperinci

TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri)

TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri) TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri) LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Tahun Sidang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.108, 2014 JAKSA AGUNG. Rencana Kerja. Tahun 2014. PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER- 031 /A/JA/12/2013 TENTANG RENCANA KERJA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT KOMISI XI DPR RI

LAPORAN SINGKAT KOMISI XI DPR RI LAPORAN SINGKAT KOMISI XI DPR RI (BERMITRA DENGAN KEMENTERIAN KEUANGAN, KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BAPPENAS, BANK INDONESIA, PERBANKAN DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK (LKBB), BADAN PENGAWASAN

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG LANGKAH-LANGKAH PENGHEMATAN BELANJA KEMENTERIAN/LEMBAGA DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT KOMISI XI DPR RI

LAPORAN SINGKAT KOMISI XI DPR RI LAPORAN SINGKAT KOMISI XI DPR RI (BERMITRA DENGAN KEMENTERIAN KEUANGAN, KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BAPPENAS, BANK INDONESIA, PERBANKAN DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK (LKBB), BADAN PENGAWASAN

Lebih terperinci

PENGHEMATAN ANGGARAN JILID II

PENGHEMATAN ANGGARAN JILID II PENGHEMATAN ANGGARAN JILID II http://www.republika.co.id Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menandatangani Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 8 Tahun 2016 tentang Langkah-Langkah Penghematan Belanja Kementerian/Lembaga

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN R I

MENTERI KEUANGAN R I MENTERI KEUANGAN R I Yth. 1. Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu 2. Jaksa Agung RI 3. Kepala Kepolisian RI 4. Para Kepala Lembaga Pemerintahan Non Departemen 5. Para Pimpinan Kesekretariatan Lembaga

Lebih terperinci

PROSES PENGGANGGARAN APBNP TA 2013 (PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN (P4-IP)/PPIP-P2KP)

PROSES PENGGANGGARAN APBNP TA 2013 (PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN (P4-IP)/PPIP-P2KP) KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PROSES PENGGANGGARAN APBNP TA 2013 (PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN (P4-IP)/PPIP-P2KP) DASAR HUKUM ALOKASI ANGGARAN APBNP 2013

Lebih terperinci

1. NAMA JABATAN: Sekretaris Direktorat Jenderal.

1. NAMA JABATAN: Sekretaris Direktorat Jenderal. LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KM.1/2016 TENTANG URAIAN JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN 1. NAMA JABATAN: Sekretaris Direktorat

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGANGGARAN SEKTOR PERTANIAN

KEBIJAKAN PENGANGGARAN SEKTOR PERTANIAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN KEBIJAKAN PENGANGGARAN SEKTOR PERTANIAN Jakarta, 12 Mei 2015 1 OUTLINE A. DASAR HUKUM B. PEMBAGIAN KEWENANGAN DALAM PENGELOLAAN NEGARA C. SIKLUS PENYUSUNAN

Lebih terperinci

Disampaikan Dalam Pembekalan Tenaga Ahli DPR RI Tanggal April /3/2013 Biro Analisa APBN 1

Disampaikan Dalam Pembekalan Tenaga Ahli DPR RI Tanggal April /3/2013 Biro Analisa APBN 1 Disampaikan Dalam Pembekalan Tenaga Ahli DPR RI Tanggal 15-17 April 2013 4/3/2013 Biro Analisa APBN 1 UUD 1945 Pasal 20: (1) Tiap-tiap Undang-undang menghendaki persetujuan DPR (2) Jika sesuatu rancangan

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT UMUM KOMISI III DPR RI DENGAN FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MARWADEWA ------------------------------------------------------------ (BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN,

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

Menteri Perindustrian Republik Indonesia Menteri Perindustrian Republik Indonesia PENJELASAN MENTERI PERINDUSTRIAN TENTANG RKA-KL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN ANGGARAN 2016 DALAM RAPAT KERJA DENGAN KOMISI VI DPR-RI Yth.: TANGGAL, 1 SEPTEMBER

Lebih terperinci

Revisi ke 06 Tanggal : 14 Oktober 2016

Revisi ke 06 Tanggal : 14 Oktober 2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM. Direktorat Pembinaan PK BLU Direktorat Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan

PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM. Direktorat Pembinaan PK BLU Direktorat Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM Direktorat Pembinaan PK BLU Direktorat Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan Perencanaan Anggaran Satker BLU BLU membuat rencana bisnis lima tahunan mengacu

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN 1 RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPATKOMISI III DPR RI DENGANSEKJEN MPR, SEKJEN DPD, SEKJEN KPK DAN SESTAMA BNN ------------------------------------------------------------ (BIDANG HUKUM, HAM

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 NOMOR SP DIPA-15.1-/216 DS5272-8985-171-5367 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU

Lebih terperinci

PEDOMAN PENELITIAN RKA-K/L

PEDOMAN PENELITIAN RKA-K/L LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA NOMOR M.HH.-05.PR.01.04 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERENCANAAN PENGANGGARAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN, PELAPORAN, PEMANTAUAN DAN

Lebih terperinci

PERANAN KEMENKEU DALAM IMPLEMENTASI JAKSTRANAS P4GN TAHUN

PERANAN KEMENKEU DALAM IMPLEMENTASI JAKSTRANAS P4GN TAHUN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERANAN KEMENKEU DALAM IMPLEMENTASI JAKSTRANAS P4GN TAHUN 2011-2015 Disampaikan Dalam Rapat Koordinasi Implementasi Jakstranas P4GN Tahun 2011-2015 Jakarta, 8 Mei

Lebih terperinci

Oleh: Kepala Biro Perencanaan dan Organisasi Badan Urusan Administrasi Mahkamah Agung RI

Oleh: Kepala Biro Perencanaan dan Organisasi Badan Urusan Administrasi Mahkamah Agung RI 1 5/22/2012 22/05/2012 be created by DJOKO SARWOKO, Created by Djoko Sarwoko, SH., MH. be created by DJOKO SARWOKO TUADAWAS MAHKAMAH AGUNG RI TUADA PIDSUS MARI 5/22/2012 1 1 1 Oleh: Kepala Biro Perencanaan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 15 Tahun

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 15 Tahun

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN 1 RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN PANITIA SELEKSI KOMISIONER KOMNAS HAM --------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM

Lebih terperinci

Revisi ke 02 Tanggal : 05 Februari 2015

Revisi ke 02 Tanggal : 05 Februari 2015 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 27 Tahun

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI

LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri) LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI (Bidang Pemerintahan Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kepemiluan, Pertanahan dan Reforma Agraria)

Lebih terperinci

Revisi ke 02 Tanggal : 13 Agustus 2015

Revisi ke 02 Tanggal : 13 Agustus 2015 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 27 Tahun

Lebih terperinci

Revisi ke 06 Tanggal : 06 Januari 2017

Revisi ke 06 Tanggal : 06 Januari 2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1 - 2-5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82); 6. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan

Lebih terperinci

Revisi ke 02 Tanggal : 25 Agustus 2015

Revisi ke 02 Tanggal : 25 Agustus 2015 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 27 Tahun

Lebih terperinci

TATA CARA PENGANGGARAN, PENGALOKASIAN, PENYALURAN, PENGGUNAAN, MONITORING DAN EVALUASI DANA DESA

TATA CARA PENGANGGARAN, PENGALOKASIAN, PENYALURAN, PENGGUNAAN, MONITORING DAN EVALUASI DANA DESA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TATA CARA PENGANGGARAN, PENGALOKASIAN, PENYALURAN, PENGGUNAAN, MONITORING DAN EVALUASI DANA DESA Disampaikan oleh Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI (KPK) -------------------------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN,

Lebih terperinci

DIREKTORAT ANGGARAN BIDANG POLHUKHANKAM & BA BUN DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN 1

DIREKTORAT ANGGARAN BIDANG POLHUKHANKAM & BA BUN DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN 1 KEMENTERIAN KEUANGAN RI Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.02/2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 10/PMK.02/2017 tentang Tata Cara Revisi TA 2017 DIREKTORAT ANGGARAN BIDANG

Lebih terperinci

Revisi ke 01 Tanggal : 05 Februari 2015

Revisi ke 01 Tanggal : 05 Februari 2015 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 27 Tahun

Lebih terperinci

: Menteri Dalam Negeri, Kepala BNPP, Ketua KPU, Ketua Bawaslu

: Menteri Dalam Negeri, Kepala BNPP, Ketua KPU, Ketua Bawaslu TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri) LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Tahun Sidang

Lebih terperinci

-1-1. NAMA JABATAN : Direktur Anggaran II

-1-1. NAMA JABATAN : Direktur Anggaran II LAMPIRAN II.4 PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 706/PM.1/2008 TENTANG URAIAN JABATAN DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN DEPARTEMEN KEUANGAN -1-1. NAMA JABATAN : Direktur Anggaran II 2. IKHTISAR

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 15 Tahun

Lebih terperinci

DAFTAR STANDAR PELAYANAN DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT NEGARA TAHUN 2008

DAFTAR STANDAR PELAYANAN DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT NEGARA TAHUN 2008 Lampiran 1 DAFTAR STANDAR PELAYANAN DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT NEGARA TAHUN 2008 Satuan Organisasi/Unit Kerja A. Rumah Tangga Kepresidenan 1. Deputi Kepala Rumah Tangga Kepresidenan Bidang Kerumahtanggaan

Lebih terperinci

Revisi ke 01 Tanggal : 05 Februari 2015

Revisi ke 01 Tanggal : 05 Februari 2015 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 27 Tahun

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LANGKAH-LANGKAH PENGHEMATAN DAN PEMOTONGAN BELANJA KEMENTERIAN/LEMBAGA DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN

Lebih terperinci

Revisi ke 06 Tanggal : 06 Januari 2017

Revisi ke 06 Tanggal : 06 Januari 2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN SEKRETARIS JENDERAL MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT RI DAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN PERWAKILAN DAERAH RI ---------------------------------------------------

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.836, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Penghargaan. Sanksi. Pelaksanaan Anggaran Belanja. Kementerian. Lembaga. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENGHEMATAN BELANJA KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN 2011

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENGHEMATAN BELANJA KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN 2011 INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENGHEMATAN BELANJA KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN 2011 PRESIDEN, Dalam rangka penghematan belanja Kementerian/Lembaga guna meningkatkan kualitas belanja

Lebih terperinci

Revisi ke 02 Tanggal : 06 Oktober 2016

Revisi ke 02 Tanggal : 06 Oktober 2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

RINGKASAN LAKIP MAHKAMAH SYAR IYAH ACEH TAHUN 2011

RINGKASAN LAKIP MAHKAMAH SYAR IYAH ACEH TAHUN 2011 RINGKASAN LAKIP MAHKAMAH SYAR IYAH ACEH TAHUN 2011 ARAH KEBIJAKAN Tujuan strategis merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan visi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu)

Lebih terperinci

Revisi ke 04 Tanggal : 12 Oktober 2016

Revisi ke 04 Tanggal : 12 Oktober 2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

Revisi ke 01 Tanggal : 26 Maret 2015

Revisi ke 01 Tanggal : 26 Maret 2015 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 27 Tahun

Lebih terperinci

Revisi ke 01 Tanggal : 28 Juli 2017

Revisi ke 01 Tanggal : 28 Juli 2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 18 Tahun

Lebih terperinci

2015, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pemberdayaan Perem

2015, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pemberdayaan Perem No.933, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPP-PA. Dekonsentrasi. Penatausahaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PADA SATKER RO RENA POLDA NTB

PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PADA SATKER RO RENA POLDA NTB KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT BIRO PERENCANAAN UMUM M DAN ANGGARAN PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PADA SATKER RO RENA POLDA NTB MATARAM, MEI 2016 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT PANJA KOMISI III DPR-RI DENGAN DIRJEN PERUNDANG-UNDANGAN DALAM RANGKA PEMBAHASAN DIM RUU TENTANG KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA ---------------------------------------------------

Lebih terperinci

Perubahan Anggaran berdasarkan sumber Pendapatan. dan Jenis Belanja

Perubahan Anggaran berdasarkan sumber Pendapatan. dan Jenis Belanja B. Realisasi Anggaran Satker Polres Sidoarjo Laporan realisasi anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2015. Realisasi

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 15 Tahun

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 158/PMK.02/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 158/PMK.02/2014 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 158/PMK.02/2014 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PENGHARGAAN DAN PENGENAAN SANKSI ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 18 Tahun

Lebih terperinci

Revisi ke 02 Tanggal : 17 November 2015

Revisi ke 02 Tanggal : 17 November 2015 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 27 Tahun

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA --------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN) Tahun

Lebih terperinci

Pokok Pokok Perubahan Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2015

Pokok Pokok Perubahan Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2015 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Pokok Pokok Perubahan Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2015 (Perubahan PMK No. 7/PMK.02/2014, tanggal 13 Januari 2014) 1 2 Pokok Bahasan 1 Dasar Pertimbangan draft

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 27 Tahun

Lebih terperinci

Revisi ke 03 Tanggal : 04 Januari 2017

Revisi ke 03 Tanggal : 04 Januari 2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR : SP DIPA-33.1-/218 A. DASAR HUKUM : 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN ANGGARAN DAN PELAPORAN KEUANGAN. KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI 19 Agustus 2015

KEBIJAKAN ANGGARAN DAN PELAPORAN KEUANGAN. KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI 19 Agustus 2015 KEBIJAKAN ANGGARAN DAN PELAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI 19 Agustus 2015 1 1 REALISASI ANGGARAN 2015 2 Kurva Target dan Realisasi Penyerapan Anggaran 2015 16 Agustus

Lebih terperinci

Revisi ke 02 Tanggal : 12 Mei 2016

Revisi ke 02 Tanggal : 12 Mei 2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

3. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi menyampaikan beberapa hal diantaranya sebagai berikut:

3. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi menyampaikan beberapa hal diantaranya sebagai berikut: TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri) LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI (Bidang Pemerintahan Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kepemiluan, Pertanahan dan Reforma Agraria)

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 18 Tahun

Lebih terperinci

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 08/PRT/M/2010 TANGGAL 8 JULI 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

Lebih terperinci

Revisi ke 02 Tanggal : 11 Agustus 2017

Revisi ke 02 Tanggal : 11 Agustus 2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 18 Tahun

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 27 Tahun

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 18 Tahun

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENYUSUNAN, PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNJAWABAN ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA NEGARA SERTA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 18 Tahun

Lebih terperinci