PETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI PENYERAPAN ANGGARAN PEMDA SEMESTER II TAHUN 2015
|
|
- Sukarno Kurnia
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI PENYERAPAN ANGGARAN PEMDA SEMESTER II TAHUN 2015 S-21/D4.03/ JANUARI 2016
2 DAFTAR ISI Daftar Isi Kata Pengantar Hal i ii Bab I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Tujuan 1 C. Ruang Lingkup 2 D. Sistematika Pedoman 2 Bab II GAMBARAN UMUM EVALUASI 3 A. Tujuan dan Sasaran Evaluasi 3 B. Ruang Lingkup dan Fokus Evaluasi 4 C. Batasan Tanggung Jawab 6 D. Organisasi 6 E. Keluaran (Output) 7 F. Pembiayaan 7 G. Jadwal Evaluasi 8 Bab III PELAKSANAAN EVALUASI 10 A. Pembahasan Awal (Entry Meeting) 10 B. Langkah Kerja Evaluasi 10 C. Reviu Berjenjang 18 Bab IV PELAPORAN 20 A. Umum 20 B. Jenis dan Penyampaian Laporan 20 C. Format Laporan 21 Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III i
3
4 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang BPKP dan Instruksi Presiden RI Nomor 4 Tahun 2011 tanggal 17 Februari 2011 tentang Percepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara, BPKP memiliki fungsi pelaksanaan evaluasi terhadap penyerapan anggaran kementerian/lembaga/pemerintah daerah, dan memberikan rekomendasi langkah-langkah strategis percepatan penyerapan anggaran. Pelaksanaan evaluasi tersebut selaras dengan tugas BPKP dalam mengawal jalannya pembangunan nasional dengan berfokus pada 4 (empat) strategi/kebijakan/arah pengawasan, yakni: 1) mengawal jalannya pembangunan nasional, 2) mendorong upaya peningkatan ruang fiskal, 3) mengawal aset negara/daerah, dan 4) memantapkan governance system. Agar dapat mengetahui tingkat dan efektifitas penyerapan anggaran pada tahun 2015, dipandang perlu dilakukan evaluasi pada akhir semester II, terutama difokuskan pada penyerapan anggaran belanja barang/jasa, belanja modal, belanja hibah, dan belanja bantuan sosial. B. TUJUAN Tujuan Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Penyerapan Anggaran Pemerintah Daerah adalah untuk memberi panduan bagi evaluator dalam melaksanakan evaluasi yang berkaitan dengan: 1. Pemahaman mengenai tujuan evaluasi dan penetapan ruang lingkup evaluasi; Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 1
5 2. Pemahaman mengenai strategi evaluasi dan metodologi yang digunakan dalam evaluasi; 3. Penetapan langkah-langkah kerja yang harus ditempuh dalam proses evaluasi; 4. Penyusunan Laporan Hasil Evaluasi (LHE) dan mekanisme pelaporan serta proses pengolahan datanya. C. RUANG LINGKUP Ruang lingkup Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Penyerapan Anggaran Pemerintah Daerah tahun 2015 mencakup kegiatan evaluasi penyerapan anggaran pemerintah daerah s.d semester II tahun 2015 (periode 1 Januari 2015 s.d 31 Desember 2015). D. SISTEMATIKA PEDOMAN Sistematika Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Penyerapan Anggaran Pemerintah Daerah meliputi: Bab I : Pendahuluan, berisi latar belakang, tujuan, ruang lingkup, dan sistematika pedoman. Bab II : Gambaran Umum Evaluasi, berisi tujuan dan sasaran evaluasi, ruang lingkup dan fokus evaluasi, batasan tanggung jawab, organisasi, keluaran (output), pembiayaan, dan jadwal evaluasi. Bab III : Pelaksanaan Evaluasi, berisi pembahasan awal (entry meeting), langkah kerja evaluasi, dan riviu berjenjang hasil evaluasi. Bab IV : Pelaporan Hasil Evaluasi, berisi informasi umum, jenis dan format laporan. Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 2
6 BAB II GAMBARAN UMUM EVALUASI A. TUJUAN DAN SASARAN EVALUASI 1. Tujuan Evaluasi Tujuan evaluasi penyerapan anggaran pemerintah daerah semester II Tahun 2015 (periode 1 Januari s.d 31 De se mbe r 2015 ) adalah untuk: a. Memperoleh informasi tentang tingkat penyerapan anggaran belanja pemerintah daerah pada periode tersebut. b. Mengidentifikasi permasalahan yang menghambat penyerapan anggaran pemerintah daerah pada periode tersebut. c. Memberikan saran/rekomendasi langkah-langkah strategis percepatan penyerapan anggaran pemerintah daerah untuk periode tahun yang akan datang. 2. Sasaran Evaluasi Perwakilan BPKP diwajibkan memperoleh data Laporan Realisasi Anggaran (LRA) serta anggaran dan realisasi belanja per urusan dan per jenis belanja untuk seluruh pemerintah daerah di wilayah kerjanya. Sasaran evaluasi hanya meliputi anggaran dan realisasi belanja pada pemerintah daerah yang menjadi obyek evaluasi dengan batasan sebagai berikut: a. Jumlah pemda yang dievaluasi minimal tiga Pemda untuk dapat menghasilkan satu rekomendasi strategis sesuai dengan PKP2T tahun 2016 masing-masing Perwakilan BPKP. b. Pemda yang menjadi obyek evaluasi adalah pemda yang dievaluasi yang menjadi objek evaluasi pada semester I tahun 2015 (salah satunya adalah pemerintah provinsi), dan Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 3
7 diutamakan yang menggunakan aplikasi SIMDA. B. RUANG LlNGKUP DAN FOKUS EVALUASl 1. Ruang Lingkup Evaluasi Evaluasi penyerapan anggaran pemerintah daerah tahun 2015 dilakukan terhadap realisasi anggaran sampai dengan semester II tahun anggaran 2015 (periode 1 Januari 2015 s.d. 31 Desember 2015) berdasarkan LRA Semester II tahun Fokus Evaluasi Evaluasi difokuskan pada penyerapan anggaran terhadap jenis belanja yaitu belanja barang dan jasa, belanja modal, belanja hibah, dan belanja bantuan sosial. a. Belanja Barang dan Jasa Evaluasi belanja barang dan jasa dilakukan terhadap semua objek belanja barang dan jasa kecuali objek belanja hibah barang dan jasa dan obyek belanja bantuan sosial barang dan jasa (belanja barang untuk diserahkan kepada masyarakat/ pihak ketiga), karena obyek belanja tersebut akan dievaluasi khusus pada belanja hibah dan belanja bantuan sosial. b. Belanja Modal Evaluasi belanja modal dilakukan terhadap seluruh objek belanja modal. c. Belanja Hibah Evaluasi untuk belanja hibah (sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 terakhir direvisi dengan Permendagri nomor 39 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah), dirinci atas dua bagian yaitu : Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 4
8 1) Belanja hibah berupa uang. Belanja Hibah berupa uang dianggarkan dalam kelompok belanja tidak langsung, jenis belanja hibah, obyek, dan rincian obyek belanja berkenaan pada PPKD (BUD). Objek belanja hibah dan rincian objek belanja hibah meliputi: - P emerintah - Pemerintah daerah lainnya - Perusahaan daerah - Masyarakat - Organisasi kemasyarakatan 2) Belanja hibah dalam bentuk barang dan jasa Belanja Hibah dalam bentuk barang dan jasa dianggarkan dalam kelompok belanja langsung yang diformulasikan kedalam program dan kegiatan, yang diuraikan kedalam jenis belanja barang dan jasa, obyek belanja hibah barang dan jasa, dan rincian obyek belanja hibah barang dan jasa yang diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat. Belanja ini dianggarkan pada SKPD. d. Belanja Bantuan Sosial Evaluasi Belanja Bantuan Sosial (sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 terakhir direvisi dengan Permendagri nomor 39 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pemberian Hibah Dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah), dirinci atas dua bagian yaitu : 1) Belanja Bantuan Sosial berupa Uang Belanja Bantuan Sosial berupa uang dianggarkan dalam kelompok belanja tidak langsung, jenis belanja Bantuan Sosial, obyek belanja, dan rincian obyek belanja berkenaan pada PPKD. Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 5
9 Objek belanja hibah dan rincian objek belanja Bantuan Sosial meliputi: - Individu dan/atau keluarga - Masyarakat - Lembaga non pemerintahan 2) Belanja Bantuan Sosial dalam bentuk Barang dan Jasa Belanja Bantuan Sosial dalam bentuk barang dan jasa dianggarkan dalam kelompok belanja langsung yang diformulasikan kedalam program dan kegiatan, yang diuraikan kedalam jenis belanja barang dan jasa, obyek belanja Bantuan Sosial barang dan jasa, dan rincian obyek belanja Bantuan Sosial barang atau jasa yang akan diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat. Belanja ini dianggarkan pada SKPD. C. BATASAN TANGGUNG JAWAB Pemerintah daerah bertanggung jawab atas data penyerapan anggaran yang dievaluasi berupa data anggaran dan realisasi, serta jawaban atas pertanyaan dalam daftar pertanyaan (kuesioner), sedangkan BPKP hanya bertanggung jawab atas hasil evaluasi penyerapan anggaran pemerintah daerah dan rekomendasinya. D. ORGANISASI Bagan organisasi pelaksana evaluasi, sebagai berikut: Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 6
10 Penanggung Jawab: Deputi IV Perwakilan BPKP Koordinator: Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III Tim evaluasi Tim Penyusun Pedoman Tim Kompilasi Keterangan: Garis Komando Garis Koordinasi Garis Penyampaian E. KELUARAN (OUTPUTJ Keluaran (output) yang diharapkan dari kegiatan evaluasi penyerapan anggaran pemerintah daerah sampai dengan semester II tahun 2015 terdiri dari: 1. Laporan individu masing-masing pemerintah daerah. 2. Laporan kompilasi provinsi. 3. Laporan kompilasi nasional. F. PEMBIAYAAN Pembiayaan sehubungan dengan kegiatan evaluasi penyerapan anggaran pada pemerintah daerah menjadi beban DIPA Perwakilan BPKP tahun anggaran Jumlah evaluator, obyek evaluasi, dan jadwal waktu (unsurunsur yang mempengaruhi biaya) ditetapkan dengan mempertimbangkan asas efisiensi dan efektivitas, dan tetap memperhatikan pencapaian sasaran evaluasi, dan ketentuan yang berlaku. Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 7
11 G. JADWAL EVALUASI Evaluasi direncanakan akan dimulai pada minggu ke-4 bulan Januari 2016, dengan uraian sebagai berikut: No Uraian Tanggal 1 Pelaksanaan Evaluasi 25 Jan - 10 Feb 2 Penyusunan Draft dan Finalisasi LHE individu dan Kompilasi Provinsi 3 Penyampaian LHE Individu dan Kompilasi Provinsi Feb Feb 4 Kompilasi LHE Nasional Feb 5 Penyusunan Draft dan finalisasi LHE Nasional Feb Januari Februari Mg 4 Mg 1 Mg 2 Mg 3 Mg 4 Mg 5 1. Pelaksanaan Evaluasi Pelaksanaan evaluasi dilakukan dengan menyusun tim evaluasi, membuat surat tugas evaluasi, dan pelaksanaan evaluasi. Surat tugas ditujukan kepada Gubernur/Bupati/Walikota dengan tembusan kepada Sekretaris Daerah dan Inspektur Provinsi/Kabupaten/Kota. Pelaksanaan evaluasi paling lambat selesai pertengahan minggu kedua bulan Februari Penyusunan Draft dan Finalisasi LHE Individu dan Kompilasi Provinsi Penyusunan Laporan Hasil Evaluasi (LHE) Individu dan Laporan Kompilasi Provinsi oleh Perwakilan BPKP diselesaikan paling lambat akhir minggu ketiga bulan Februari Penyampaian LHE Individu dan Kompilasi Provinsi LHE individu untuk masing-masing pemda disampaikan kepada Gubernur/Bupati/Walikota dan Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah paling lambat akhir minggu ketiga bulan Februari Untuk kepentingan kompilasi nasional, Perwakilan BPKP agar menyampaikan soft copy LHE individu beserta seluruh KKE melalui rakisno@bpkp.go.id paling lambat Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 8
12 tanggal 19 Februari 2016 (mendahului hard copy LHE). Perwakilan BPKP diharapkan agar tidak mengirimkan soft copy LHE individu dan KKE dalam bentuk PDF. Laporan Kompilasi Provinsi disampaikan kepada Gubernur dalam bentuk surat dengan tembusan kepada Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah. Tembusan paling lambat disampaikan akhir minggu ke-4 bulan Februari Kompilasi LHE Nasional Kompilasi data sebagai bahan penyusunan LHE Nasional dilakukan pada minggu ke-3 dan ke-4 bulan Februari Penyusunan Draft dan Finalisasi LHE Nasional Penyusunan Draft dan Finalisasi LHE serta penyampaian LHE Kompilasi Nasional dilakukan paling lambat akhir minggu ke-5 bulan Februari Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 9
13 BAB III PELAKSANAAN EVALUASI A. PEMBAHASAN AWAL (ENTRY MEET/NG) Pelaksanaan evaluasi dimulai dengan entry meeting bersama dengan kepala daerah atau yang mewakili untuk mengkomunikasikan maksud, tujuan, mekanisme pelaksanaan evaluasi dan berbagai informasi umum lainnya yang berkaitan dengan evaluasi yang akan dilaksanakan. Pada kesempatan ini, tim evaluasi menyampaikan surat pengantar yang dilampiri dengan surat tugas kepada kepala daerah. B. LANGKAH KERJA EVALUASI 1. Pengumpulan Data Sumber data yang diperlukan untuk melakukan evaluasi penyerapan anggaran adalah data yang diperoleh dari pemerintah daerah, berupa dokumen anggaran dan dokumen pelaporan. Dokumen anggaran berupa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2015 atau perubahannya, Penjabaran APBD Tahun Anggaran 2015 serta Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD Tahun Anggaran 2015, sedangkan dokumen pelaporan berupa Laporan Realisasi Anggaran (LRA) sampai dengan Semester II Tahun Anggaran Data penyerapan anggaran untuk evaluasi adalah LRA periode 1 Januari 2015 s.d. 31 Desember 2015 yang disajikan per program, kegiatan, dan rekening belanja sampai dengan obyek belanja. LRA yang dievaluasi adalah LRA pemerintah daerah secara keseluruhan dan LRA SKPD yang dijadikan obyek evaluasi. Pengumpulan data penyebab rendahnya penyerapan anggaran dilakukan dengan menggunakan kuesioner atau wawancara Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 10
14 langsung dengan Pejabat pada Dinas/Badan/Biro/Bagian Pengelola Keuangan, SKPD Teknis, dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) yang terkait dengan penyerapan anggaran. 2. Penetapan Sampel (Uji Petik) Evaluasi atas penyerapan anggaran belanja barang dan jasa serta belanja modal dilakukan pada SKPD sampel untuk bidang urusan yang ditentukan. Sedangkan untuk evaluasi atas penyerapan belanja hibah dan belanja bantuan sosial dilakukan pada seluruh SKPD yang menerima alokasi anggaran belanja tersebut. Evaluasi atas penyerapan anggaran belanja barang dan jasa serta belanja modal dilakukan secara sampel (uji petik) pada SKPD untuk urusan yang ditentukan yaitu urusan pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum, dan salah satu urusan pilihan. Sedangkan terhadap urusan otonomi hanya dilakukan evaluasi atas belanja hibah dan bansos dalam bentuk uang. Jumlah SKPD dalam suatu urusan pada setiap pemda kemungkinan berbeda dan oleh sebab itu pengaturan sampel ditentukan sebagai berikut: a. Urusan Otonomi Untuk urusan otonomi, yang menjadi sampel adalah 1 satker yaitu Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) yang menjalankan fungsi sebagai BUD yang mengelola Belanja Hibah dan Bantuan Sosial dalam bentuk uang. b. Urusan Pendidikan Untuk urusan pendidikan, yang menjadi sampel adalah 3 SKPD, salah satunya adalah Dinas Pendidikan. Jika urusan pendidikan dilaksanakan oleh kurang dari 3 SKPD, maka semua SKPD tersebut akan menjadi sampel. Namun jika urusan pendidikan dilaksanakan oleh lebih dari 3 SKPD, maka yang dijadikan sampel hanya 3 SKPD. c. Urusan Kesehatan Untuk urusan kesehatan, yang menjadi sampel adalah 3 SKPD, Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 11
15 salah satunya adalah Dinas Kesehatan. Jika urusan kesehatan dilaksanakan oleh kurang dari 3 SKPD, maka semua SKPD tersebut akan menjadi sampel. Namun jika urusan kesehatan dilaksanakan oleh lebih dari 3 SKPD, maka yang dijadikan sampel hanya 3 SKPD. d. Urusan Pekerjaan Umum Untuk urusan pekerjaan umum, yang menjadi sampel adalah 3 SKPD, salah satunya adalah Dinas Pekerjaan Umum. Jika urusan pekerjaan umum dilaksanakan oleh kurang dari 3 SKPD, maka semua SKPD tersebut akan menjadi sampel. Namun jika urusan pekerjaan umum dilaksanakan oleh lebih dari 3 SKPD, maka yang dijadikan sampel hanya 3 SKPD. e. Urusan Pilihan Urusan pilihan yang diambil sebagai sampel adalah urusan pertanian. Jika urusan pertanian dilaksanakan oleh kurang dari 3 SKPD, maka semua SKPD tersebut akan menjadi sampel. Namun jika urusan tersebut dilaksanakan oleh lebih dari 3 SKPD, maka yang dijadikan sampel hanya 3 SKPD. Evaluasi atas program dan kegiatan pada SKPD yang menjadi sampel dilaksanakan dengan membandingkan data realisasi penyerapan anggaran setiap kegiatan terhadap rencana pengeluarannya dalam periode evaluasi yang ditentukan. Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui penyebab tidak tercapainya target sesuai rencana pengeluaran yang telah ditetapkan. 3. Teknik Evaluasi a. Evaluasi atas Belanja Barang dan Jasa Evaluasi dilakukan jika total serapan anggaran belanja barang dan jasa pemda adalah 90%. Evaluasi atas penyerapan anggaran belanja barang dan jasa dilakukan terhadap SKPD sampel yang realisasi serapan anggarannya 90%. Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 12
16 b. Evaluasi atas Belanja Modal Evaluasi dilakukan jika total serapan anggaran belanja modal pemda adalah 90%. Evaluasi atas penyerapan anggaran belanja modal dilakukan terhadap SKPD sampel yang realisasi serapan anggarannya 90%. c. Evaluasi atas Belanja Hibah Evaluasi atas belanja hibah berupa uang tunai, dilakukan terhadap PPKD, sedangkan evaluasi atas belanja hibah berupa barang dan jasa dilakukan terhadap seluruh SKPD yang menerima alokasi anggaran belanja tersebut dengan mendapatkan data program dan kegiatan dimana anggaran tersebut ada. Evaluasi dilakukan jika total serapan anggaran pemda 90% dan dilakukan terhadap SKPD yang realisasi serapan anggarannya 90%. d. Evaluasi atas Belanja Bantuan Sosial Evaluasi atas belanja bantuan sosial berupa uang tunai, dilakukan terhadap PPKD, sedangkan evaluasi atas belanja bantuan sosial berupa barang dan jasa dilakukan terhadap seluruh SKPD yang menerima alokasi anggaran belanja tersebut dengan mendapatkan data program dan kegiatan dimana anggaran tersebut ada. Evaluasi dilakukan jika total serapan anggaran pemda 90% dan dilakukan terhadap SKPD yang realisasi serapan anggarannya 90%. 4. Program Kerja Evaluasi (PKE) dan Kertas Kerja Evaluasi (KKE) Evaluasi dilaksanakan berdasarkan program kerja evaluasi (PKE) dan dituangkan ke dalam kertas kerja evaluasi (KKE). Kertas kerja evaluasi disajikan dalam Lampiran 1, sedangkan program kerja evaluasi adalah sebagai berikut. Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 13
17 PROGRAM KERJA EVALUASI (PKE) No Uraian Kegiatan Ref KKE 1. Dapatkan data anggaran dan realisasi penyerapan seluruh pemda yang ada di wilayah kerja Perwakilan BPKP dimaksud. Anggaran dan realisasi penyerapan adalah berdasarkan jenis belanja dan belanja per urusan pemerintahan, baik urusan wajib maupun urusan pilihan. Kertas Kerja Data Serap per Jenis Belanja dan per Urusan. 2. Dapatkan dokumen APBD tahun 2015, meliputi Perda APBD, Perkada APBD. 3. Dapatkan data mengenai SKPD yang diuji petik, meliputi nama SKPD, jumlah program, dan jumlah kegiatan. Sampel uji petik terdiri dari 5 bidang urusan, masingmasing urusan diwakili oleh 3 SKPD (kecuali jumlah SKPD-nya kurang dari 3). Khusus untuk urusan otonomi hanya SKPKD yang berfungsi sebagai BUD yang mengelola Belanja Hibah dan Bantuan Sosial dalam bentuk uang. 4. Dapatkan data mengenai SKPD pengelola belanja hibah dan belanja bantuan sosial dalam bentuk barang (belanja barang untuk diserahkan kepada masyarakat/pihak ketiga). 5. Dapatkan LRA per 31 Desember 2015 menurut format Permendagri 64 Tahun Hitung penyerapan anggaran pemda dan persentase penyerapan per jenis pendapatan dan belanjanya. KKE 01 KKE 01 KKE 01 KKE 02 Jika penyerapan belanja Barang/Jasa, belanja Modal, belanja Hibah, belanja Bantuan Sosial 90%, lakukan evaluasi mendalam kepada SKPD yang diuji petik. Catatan: Dalam LRA, anggaran maupun realisasi Belanja Hibah/Bantuan Sosial seharusnya sudah merupakan penggabungan belanja dalam bentuk uang dan Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 14
18 No Uraian Kegiatan Ref KKE barang/jasa. Jika evaluator mendapati bahwa LRA pemda belum menggabungkan belanja Hibah/Bantuan Sosial dalam bentuk uang dan barang/jasa, maka untuk kondisi ini agar dimasukkan dalam hal-hal lain yang harus diperhatikan dan diberikan rekomendasi perbaikan. 6. Dapatkan LRA PPKD (BUD) dan SKPD yang diuji petik. Masukkan LRA tersebut ke dalam Kertas Kerja Evaluasi (KKE) 03 untuk PPKD (BUD) dan KKE 04 untuk SKPD yang KKE 03 dan KKE 04 diuji petik. KKE diperbanyak sesuai dengan jumlah SKPD yang diuji petik. Untuk total belanja barang/jasa/belanja modal/ belanja hibah/belanja bansos dengan tingkat penyerapan 90% akan dilakukan evaluasi lebih lanjut dengan menggunakan kuesioner untuk menggali penyebab rendahnya tingkat penyerapan. Jika total belanja barang/jasa/belanja modal/belanja hibah/belanja bansos >90% maka tidak dilakukan evaluasi lebih lanjut. Catatan: Pastikan bahwa anggaran dan realisasi belanja barang/jasa pada KKE 04 sudah dikurangi dengan anggaran dan realisasi belanja barang/jasa yang akan diserahkan kepada pihak ketiga (hibah/bansos oleh SKPD). Dan realisasi belanja barang/jasa yang akan diserahkan kepada pihak ketiga tersebut dikonversi menjadi belanja Hibah/Bansos di LRA pemda. 7. Dapatkan data anggaran, realisasi, dan hitung tingkat KKE 05 penyerapan obyek belanja barang/jasa dari SKPD yang diuji petik. Jika obyek belanja barang dan jasa 90% maka akan dilakukan evaluasi lebih lanjut. Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 15
19 No Uraian Kegiatan Ref KKE Data ini akan di-break down per program/kegiatan (menggunakan KKE 07) untuk menentukan responden kuesioner penyebab. 8. Dapatkan data anggaran, realisasi, dan hitung tingkat penyerapan obyek belanja modal dari SKPD yang diuji petik. KKE 06 Jika obyek belanja modal 90% maka akan dilakukan evaluasi lebih lanjut. Data ini akan di-break down per program/kegiatan (menggunakan KKE 07) untuk menentukan responden kuesioner penyebab. 9. Terhadap penyerapan belanja barang/jasa SKPD dengan tingkat serapan 90%, tentukan 5 obyek belanja barang/jasa terbesar anggarannya untuk dirinci berdasarkan program dan kegiatannya dan dituangkan dalam KKE 07. KKE 07 dan KKE 08 Terhadap penyerapan belanja modal SKPD dengan tingkat serapan 90%, tentukan 5 obyek belanja modal terbesar anggarannya untuk dirinci berdasarkan program dan kegiatannya dan dituangkan dalam KKE 08. Lakukan evaluasi dengan pemberian kuesioner penyebab kepada responden untuk mengetahui penyebab rendahnya tingkat penyerapan obyek belanja barang /jasa dan belanja modal tersebut. Buat simpulan penyebab rendahnya penyerapan belanja tersebut. Lakukan langkah tersebut untuk seluruh urusan dan SKPD yang di uji petik. 10. Dapatkan data anggaran, realisasi, dan hitung tingkat penyerapan belanja hibah dalam bentuk barang dan KKE 09 Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 16
20 No Uraian Kegiatan Ref KKE belanja bantuan sosial dalam bentuk barang (obyek belanja : Belanja Barang yang Akan Diserahkan Kepada Masyarakat/Pihak Ketiga) dari seluruh SKPD pengelola anggaran dana hibah. Jika total penyerapan belanja hibah/bansos >90% maka tidak dilakukan evaluasi lebih lanjut. Jika total penyerapan belanja hibah/bansos 90% maka akan dilakukan evaluasi lebih lanjut. Jika ditemukan adanya belanja hibah dan bantuan sosial yang dianggarkan pada SKPD dalam bentuk uang, maka diungkap dalam hal-hal lain yang perlu diperhatikan dan berikan rekomendasi. 11. Terhadap penyerapan belanja hibah dan bansos KKE 10 dalam bentuk barang dengan tingkat serapan 90%, maka belanja dirinci sampai ke program dan kegiatannya. Lakukan evaluasi dengan pemberian kuesioner penyebab kepada responden untuk mengetahui penyebab rendahnya tingkat penyerapan belanja hibah dan bansos dalam bentuk barang. Buat simpulan penyebab rendahnya penyerapan belanja tersebut. 12. Dapatkan data anggaran, realisasi, dan hitung KKE 11 tingkat penyerapan belanja hibah dan belanja bansos dalam berbentuk uang dari BUD/PPKD/SKPKD. Jika total penyerapan belanja hibah BTL/bansos BTL 90% maka akan dilakukan evaluasi lebih lanjut dengan pemberian kuesioner kepada penanggung jawab belanja hibah/bansos untuk mengetahui penyebab rendahnya serapan. Buat simpulan penyebab rendahnya penyerapan belanja tersebut. Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 17
21 5. Wawancara/Kuesioner Wawancara adalah tanya jawab untuk memperoleh informasi atau keterangan akan suatu hal. Instrumen wawancara diperlukan sebagai bagian dari teknik evaluasi selain melalui analisis dan pengumpulan data. Instrumen wawancara menggunakan metode kuesioner dengan memberikan tick mark ( ) pada jawaban yang dipilih. Instrumen wawancara berisi tentang isian data responden, petunjuk pengisian, dan daftar pertanyaan wawancara dengan rincian sebagai berikut: a. Responden Responden yang ditetapkan dalam mengidentifikasi penyebab rendahnya belanja barang dan jasa, belanja modal, belanja hibah, dan belanja bantuan sosial adalah Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) yang terkait dengan belanja tersebut pada SKPD yang diuji petik dan penanggung jawab dana hibah/bansos pada PPKD (BUD). b. Petunjuk Wawancara Pengisian jawaban kuesioner dilakukan dengan wawancara terhadap responden yang terkait dengan penyerapan anggaran rendah. Instrumen (kuesioner) wawancara ini diisi oleh evaluator berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan responden. Wawancara mendalam diperlukan untuk memastikan jawaban yang diberikan responden valid dan bila dianggap perlu minta bukti yang dapat mendukung jawaban responden. Instrumen wawancara disajikan pada Lampiran 2. Jika terdapat penyebab diluar kode yang telah ada pada kuesioner penyebab, maka dapat ditambahkan dalam laporan maupun Lampiran 2 kuesioner penyebab tanpa diberi kode. C. REVIU BERJENJANG Proses riviu berjenjang terhadap daftar Isian, konsep LHE, dan kertas Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 18
22 kerja evaluasi (KKE) dilakukan oleh Pengendali Teknis, Kepala Bidang/Koordinator Bidang, dan Kepala Perwakilan BPKP. Riviu dilakukan antara lain untuk melihat kesesuaian antara data yang diinput dengan dokumen pendukungnya serta antara data yang diinput dengan informasi yang tercetak pada laporan. Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah selaku rendal melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan evaluasi di Perwakilan BPKP sebagai bentuk konsultasi dan menjamin kualitas (quality assurance). Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 19
23 BAB IV PELAPORAN A. UMUM Penyajian laporan hasil evaluasi penyerapan anggaran harus memenuhi ketentuan umum sebagai berikut: 1. Setiap surat tugas evaluasi penyerapan anggaran pemda menghasilkan Kertas Kerja Evaluasi (KKE) dan Laporan Hasil Evaluasi (LHE). 2. Laporan Hasil Evaluasi (LHE) disusun berdasarkan berbagai hasil pengumpulan data dan fakta serta analisis yang didokumentasikan dalam Kertas Kerja Evaluasi (KKE). 3. LHE disusun berdasarkan prinsip kehati-hatian dan mengungkapkan hal-hal penting bagi perbaikan dalam penyerapan anggaran pemerintah daerah. Evaluator harus berhati-hati dalam menginterprestasikan data hasil penyimpulan dan menuangkannya dalam laporan. 4. Penulisan LHE harus mengikuti kaidah-kaidah umum penulisan laporan yang baik, antara lain: a. Penggunaan kalimat dalam laporan diupayakan menggunakan kalimat yang jelas dan bersifat persuasif untuk perbaikan. b. Tidak menggunakan ungkapan yang ambivalen atau membingungkan dalam proses penyimpulan dan kompilasi data. B. JENIS DAN PENYAMPAIAN LAPORAN Jenis laporan evaluasi penyerapan anggaran pemerintah daerah yang diterbitkan adalah sebagai berikut: 1. Laporan yang diterbitkan Perwakilan BPKP. Laporan yang diterbitkan Perwakilan BPKP adalah Laporan Individu dan Laporan Kompilasi Provinsi. Laporan Individu merupakan LHE masing-masing pemda provinsi/ kabupaten/kota yang dievaluasi. Laporan individu disampaikan Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 20
24 kepada kepala daerah (Gubernur/Bupati/Walikota) terkait dan kepada BPKP Pusat c.q. Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah. Laporan Kompilasi Provinsi merupakan kompilasi atas LHE individu provinsi/kabupaten/kota yang dievaluasi. Laporan kompilasi provinsi disampaikan kepada Gubernur selaku pembina pengelolaan keuangan daerah kabupaten/kota dalam bentuk surat dengan tembusan kepada BPKP Pusat c.q. Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah. Untuk kepentingan kompilasi nasional, Perwakilan BPKP agar menyampaikan soft copy LHE Kompilasi Provinsi dan LHE individu beserta seluruh KKE melalui (mendahului hard copy LHE) paling lambat tanggal 19 Februari Perwakilan BPKP dimohon agar tidak mengirimkan soft copy LHE individu dan KKE dalam bentuk PDF. 2. Laporan yang diterbitkan BPKP Pusat. Laporan yang diterbitkan BPKP Pusat c.q. Deputi Pengawasan Bidang Penyelenggaraan Keuangan Daerah adalah Laporan Kompilasi Nasional. C. FORMAT LAPORAN Format Laporan Hasil Evaluasi Penyerapan Anggaran Pemerintah Daerah sampai dengan Semester II Tahun 2015 (Periode 1 Januari 2015 s.d 31 Desember 2015) ditentukan sebagai berikut: 1. Laporan individu disusun dalam bentuk bab beserta lampirannya. 2. Laporan kompilasi provinsi disusun dalam bentuk surat. Format laporan individu dan format laporan kompilasi provinsi disajikan pada Lampiran 3. Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III 21
INSPEKTORAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
INSPEKTORAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN, 2014 KEPUTUSAN INSPEKTUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR : 700/ 179 /ITPROV/2014
Lebih terperinci4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas d
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Kementerian; 5. Peraturan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG
PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2010 MENTERI NEGARA
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciINSPEKTORAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
INSPEKTORAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI BANTUAN KEUANGAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR KEPADA KABUPATEN/KOTA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN, 2014 KEPUTUSAN
Lebih terperinciPETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI ATAS IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MALANG
1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI ATAS IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MALANG
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA NOMOR 1 TAHUN 2015 SISTEM PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA TAHUN 2015 NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA NOMOR 1 TAHUN 2015 SISTEM PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH BAGIAN HUKUM DAN ORGANISASI SEKRETARIAT
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 91 TAHUN 2014 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 91 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI LINGKUNGAN
Lebih terperinciJADWAL TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG
LAMPIRAN II PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR : 20 TAHUN 2011 TANGGAL : 21 Juli 2011 JADWAL TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG A. JADWAL BULANAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 1. Bulan Januari
Lebih terperinci2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indon
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1747, 2016 KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. Evaluasi. Juklak. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN
Lebih terperinci- 9 - PERENCANAAN REVIU LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
- 9 - LAMPIRAN I : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 4 TAHUN 2008 TANGGAL : 17 Januari 2008 PERENCANAAN REVIU LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH A. PENDAHULUAN Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban
Lebih terperinciBUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG
BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN SERTA MONITORING DAN EVALUASI HIBAH DI KABUPATEN
Lebih terperinciBUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG
BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN SERTA MONITORING DAN EVALUASI HIBAH DI KABUPATEN
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN HIBAH DARI PEMERINTAH PUSAT KEPADA PEMERINTAH DAERAH, DAN PENYERTAAN
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS EVALUASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH BAB I P E N D A H U L U A N
LAMPIRAN KEPUTUSAN INSPEKTUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 700/2129/1.1/2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS EVALUASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PETUNJUK TEKNIS EVALUASI
Lebih terperinciBADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 092/KA/VI/2008 TENTANG
PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 092/KA/VI/2008 TENTANG PELAKSANAAN EVALUASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) UNIT KERJA DI LINGKUNGAN BATAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,
1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOORDINASI DAN PENGENDALIAN PROGRAM DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciWALIKOTA TASIKMALAYA
WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciWALIKOTA TANGERANG SELATAN
WALIKOTA TANGERANG SELATAN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR : 62 TAHUN 2009 TENTANG PENGENDALIAN PELAKSANAAN KEGIATAN DANA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciINSPEKTORAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
INSPEKTORAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DILINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI
Lebih terperinciPERENCANAAN REVIU LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
LAMPIRAN VI PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2014 TENTANG STANDAR AUDIT DAN REVIU ATAS LAPORAN KEUANGAN BAGI APIP PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERENCANAAN REVIU LAPORAN KEUANGAN
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 6 Tahun 2016 Seri A Nomor 2 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG
BERITA DAERAH KOTA BOGOR Nomor 6 Tahun 2016 Seri A Nomor 2 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BELANJA TIDAK TERDUGA TAHUN ANGGARAN 2016 Diundangkan dalam Berita Daerah
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 33 Tahun : 2017
BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 33 Tahun : 2017 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 33 TAHUN 2017 TENTANG PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.52/MEN/2011 TENTANG
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.52/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI LINGKUNGAN
Lebih terperinciINSPEKTORAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
INSPEKTORAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA SE KALIMANTAN TIMUR TAHUN, 2014 KEPUTUSAN INSPEKTUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMANTAUAN PENETAPAN KINERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG KOORDINASI DAN PENGENDALIAN PROGRAM DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2007 DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0058 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA TAHUN 2013 DENGAN
Lebih terperinciMENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN EVALUASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
Lebih terperinciBUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2013
BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PELAPORAN DAN
Lebih terperinciBUPATI SOPPENG BUPATI SOPPENG,
BUPATI SOPPENG PERATURAN BUPATI SOPPENG NOMOR : 35 TAHUN 2017 TAHUN TENTANG PEDOMAN EVALUASI ATAS IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUP PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG DENGAN
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG
PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL BUPATI MUSI RAWAS, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOORDINASI DAN PENGENDALIAN PROGRAM DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciWALIKOTA DEPOK PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 28 TAHUN 2012
WALIKOTA DEPOK PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN SOSIAL Menimbang
Lebih terperinciNOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOORDINASI DAN PENGENDALIAN
Lebih terperinciBUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8B TAHUN 2012 TENTANG
BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8B TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN SERTA MONITORING DAN EVALUASI BANTUAN SOSIAL DI KABUPATEN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1465, 2015 BPKP. Laporan Kinerja. Pemerintah Daerah. Rencana Tindak Pengendalian Penyajian. Asistensi Penyusunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN
Lebih terperinci2 2015, No Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja U
No.1465, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Laporan Kinerja. Pemerintah Daerah. Rencana Tindak Pengendalian Penyajian. Asistensi Penyusunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN
Lebih terperinci5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL PEMERINTAH
Lebih terperinciGUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG
GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 56 TAHUN 2011 TENTANG TATA
Lebih terperinciBUPATI FLORES TIMUR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN BUPATI FLORES TIMUR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PERGESERAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR DENGAN
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 1 TAHUN : 2017 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PERGESERAN ANGGARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, bahwa untuk memberikan pedoman
Lebih terperinciWALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 74 TAHUN 2012 TENTANG
SALINAN WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 74 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 2.A TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 156/PMK.07/2008 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA DEKONSENTRASI DAN DANA TUGAS PEMBANTUAN MENTERI KEUANGAN,
SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 156/PMK.07/2008 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA DEKONSENTRASI DAN DANA TUGAS PEMBANTUAN MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciBUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG
BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI KARAWANG
PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 104 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN
Lebih terperinciPEDOMAN TEKNIS EVALUASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
2012, No.1329 6 LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR KEP. 12 TAHUN 2012 TENTANG EVALUASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN BADAN
Lebih terperinciGUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DANA KEISTIMEWAAN
SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DANA KEISTIMEWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA
Lebih terperinciBUPATI TOJO UNA-UNA. Tempat. SURAT EDARAN Nomor : 900/672/BPKAD TENTANG. Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA) SKPD Tahun Angggaran 2017
BUPATI TOJO UNA-UNA Ampana, 20 Oktober 2016 Kepada Yth, Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Lingkup Pemerintah Daerah Kabupaten Tojo Una-Una Di - Tempat SURAT EDARAN Nomor : 900/672/BPKAD TENTANG
Lebih terperinciGUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG
GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT
Lebih terperinciBiro Keuangan Setda Kaltim
1. Dipastikan agar menggunakan Simda 2016 Server versi 2.7.09 2. Login ke simda menggunakan user name dan password masing-masing SKPD dan tahun anggaran di ubah menjadi tahun 2015 Wajib diubah menjadi
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 55 Tahun : 2015
BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 55 Tahun : 2015 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 54 TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN
Lebih terperinciPERMENDAGRI NOMOR 32 TAHUN 2011 PERMENDAGRI NOMOR 39 TAHUN 2012 PERMENDAGRI NOMOR 14 TAHUN 2016
MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH, PERATURAN
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk memberikan pedoman
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman.
No.418, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 168 /PMK.07/2009 TENTANG
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 080 TAHUN 2013 TENTANG
Menimbang Mengingat : : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 080 TAHUN 2013. TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN
Lebih terperinciPROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN HIBAH YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
Lebih terperinciBUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
SALINAN BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATISERUYAN NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PERGESERAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN SERUYAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinci2017, No Pengelolaan Perbatasan Negara Lingkup Badan Nasional Pengelola Perbatasan Tahun Anggaran 2017; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 T
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.764, 2017 BNPP. Pelimpahan sebagian Urusan dan Penugasan. TA 2017. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN
Lebih terperinci2015, No c. bahwa untuk mewujudkan pengawasan tersebut dalam huruf b, diperlukan peran Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsio
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1728, 2015 KEMENKEU. Anggaran. Bendahara Umum Negara. Pelaksanaan. Pengawasan PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 204/PMK.09/2015 TENTANG PENGAWASAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk memberikan pedoman
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1344, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pemerintahan. Pelimpahan. Penugasan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELIMPAHAN DAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk memberikan pedoman
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,
GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 66 TAHUN 2010 TENTANG
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 66 TAHUN 2010 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP KEMENTERIAN DALAM NEGERI TAHUN 2011 DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2, 2012 KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Urusan Pemerintah. Pelimpahan dan Penugasan. Tahun Anggaran 2012. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG
3 BUPATI PENAJAM PASER UTARA PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN BANTUAN KEUANGAN DAERAH KEPADA PEMERINTAH DESA DAN PEMERINTAH DAERAH LAINNYA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinci2011, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Ne
No.807, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. BOS. Pedoman Pengelolaan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN
Lebih terperinciBUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG
BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8B TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 56 2014 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 56 TAHUN 20142008 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/2010 TENTANG
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.239, 2014 KEMENDAG. Dekonsentrasi. Perdagangan. Gubernur. Pelimpahan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74/M-DAG/PER/12/2013 TENTANG PELIMPAHAN
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 27 TAHUN 2014 TANGGAL 18 AGUSTUS 2014 FORMAT USULAN / PROPOSAL HIBAH KOP ORGANISASI/LEMBAGA, DLL
1 LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH FORMAT USULAN / PROPOSAL HIBAH KOP ORGANISASI/LEMBAGA, DLL,... 20... Nomor : Lamp. : 1 (satu) berkas Perihal : Permohonan Hibah Kepada Yth. Gubernur Kalimantan
Lebih terperinciPROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBUPATI PAMEKASAN PERATURAN BUPATI PAMEKASAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI PAMEKASAN PERATURAN BUPATI PAMEKASAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.254,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Monitoring. Evaluasi. Berbasis Teknologi. Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN
Lebih terperinciBUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG
BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN
Lebih terperinciBUPATI KOTAWARINGIN BARAT BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG
BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARAA REVISI ANGGARAN DAN ANGGARAN KAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Menimbang
Lebih terperinciWALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DILINGKUP PEMERINTAH KOTA PAREPARE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciANGGARAN SEKTOR PUBLIIK (AnSP) Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA. PENYUSUNAN RKA SKPD
ANGGARAN SEKTOR PUBLIIK (AnSP) PENYUSUNAN RKA SKPD Sesi 10 Penyusunan RKA SKPD Copyright 2016 bandi.staff.fe.uns.ac.id. SIKLUS APBN & ASUMSI DASAR EKONOMI Tujuan Pembelajaran pada sesi ini adalah sebagai
Lebih terperinciBUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) DI LINGKUNGAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
1 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/PERMEN-KP/2016 TENTANG PEDOMAN MONITORING DAN EVALUASI TERPADU PELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATAN PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN
Lebih terperinciBUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN DENGAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2008 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2008 TENTANG KOORDINASI DAN PENGENDALIAN PROGRAM DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2009 DENGAN
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciGUBERNUR RIAU. PERATURAN GUBERNUR RIAU Nomor : 74 Tahun 2015
GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU Nomor : 74 Tahun 2015 TATA CARA PERGESERAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH
SALINAN PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BELANJA TIDAK TERDUGA DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,
Lebih terperinciPasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 248/PMK.07/2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 156/PMK.07/2008 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA DEKONSENTRASI
Lebih terperinci2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244) sebagaimana t
No.33, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAGRI. Urusan Pemerintahan. Tahun 2015. Penugasan. Pelimpahan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PELIMPAHAN
Lebih terperinciLAMPIRAN : PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BULUNGAN
I. A. FORMAT USULAN HIBAH/BANTUAN SOSIAL : LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BULUNGAN DAFTAR USULAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA
No.1531, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. Dekonsentrasi. Pengendalian. Pelimpahan. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK
Lebih terperinciWALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT
WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT Menimbang PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET : DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BELANJA TIDAK TERDUGA
BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BELANJA TIDAK TERDUGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BIMA, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.31/MEN/2012 TENTANG
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.31/MEN/2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN
Lebih terperinci