PERENCANAAN SDM TUJUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERENCANAAN SDM TUJUAN"

Transkripsi

1 1 PERENCANAAN SDM DESKRIPSI Perencanaan SDM dalam perusahaan merupakan titik kunci atau merupakan langkah strategik dalam mencapai tujuan perusahaan. Dampak perencanaan yang sering terjadi saat ini adalah kelebihan tenaga kerja, sebagai akibat kurang akuratnya standard prestasi yang dipergunakan untuk memproyeksikan kebutuhan SDM. TUJUAN Setelah selesai mengikuti mata kuliah ini diharapkan karyasiswa memahami sistem-sistem dan proses SDM secara menyeluruh. - Mengenali hambatan - hambatan dalam perencanaan SDM - Mengetahui jenis, menghitung jumlah penawaran SDM yang dibutuhkan organisasi - Mengikuti Prosedur dan Langkah-Langkah perencanaan sumberdaya manusia - Menerapkan Teknik perencanaan SDM - Menerapkan rakiraan-prakiraan dalam perencanaan SDM - Mengimplementasikan teknik-teknik metode perhitungan dalam perencanaan SDM PENDAHULUAN Perencanaan SDM merupakan suatu proses untuk menentukan jumlah, jenis tenaga kerja yang dibutuhkan perusahaan, pada waktu dan tempat yang tepat, dengan harapan tenaga kerja tersebut mampu melaksanakan tugas-tugasnya sesuai harapan perusahaan. Jika disimak/dicermati, pengertian perencanaan SDM dalam perusahaan, tidaklah sekedar menghitung apa, berapa, kapan dan dimana tenaga kerja yang diperlukan, namun perencana juga harus menentukan faktor-faktor yang menjadi penyebab keutuhan tenaga kerja tersebut. Umumnya, terjadinya perubahanperubahan dalam berbagai bisnis, teknologi, organisasi, dll menjadi penyebab perubahan kebutuhan SDM yang diperlukan perusahaan. Secara definitif, Institut Personalia dan Pengembangan menggambarkan perencanaan sumber daya manusia sebagai: Proses yang sistematis dan terus-menerus dalam menganalisis kebutuhan -kebutuhan organisasi akan SDM dalam kondisi yang selalu berubah, dan mengembangkan kebijakan personalia yang sesuai dengan rencana jangka panjang organisasi. Hal ini merupakan bagian yang integral dari

2 2 perencanaan dan anggaran organisasi, karena pembiayaan dan perkiraan SDM akan berpengaruh dan dipengaruhi oleh rencana jangka panjang organisasi. Aspek pokok perencanaan SDM dari definisi di atas adalah : Sistematis dan merupakan proses yang disadari dan terencana ; bukan sesuatu yang terjadi secara tiba-tiba. Proses yang terus-menerus karena organisasi dan tujuannya beserta lingkungan di mana ia beroperasi akan selalu berubah. Bertujuan jangka pendek dan jangka panjang dengan penekanan pada rencana jangka panjang demi kelangsungannya (dan pertumbuhannya). Berhubungan dekat dan integral dengan proses perencanaan perusahaan, karena hal ini akan menentukan kebijakan-kebijakan dan prioritasprioritas organisasi, yang kemudian akan dipengaruhi oleh tersedianya SDM. Persyaratan sumber daya harus dinilai dari sudut kualitas maupun kuantitas. Tingkat sumber daya akan tergantung pada kemampuan. Sumber-sumber daya harus memenuhi persyaratan demi keefektifan organisasi. Definisi lain menyebutkan bahwa, perencanaan SDM merupakan suatu proses untuk menentukan jumlah, jenis tenaga kerja yang dibutuhkan organisasi, pada waktu dan tempat yang tepat, dengan harapan tenaga kerja tersebut mampu melaksanakan tugas-tugasnya sesuai harapan organisasi. Jika disimak/dicermati, pengertian perencanaan SDM dalam organisasi, tidaklah sekedar menghitung apa, berapa, kapan dan dimana tenaga kerja yang diperlukan, namun perencana juga harus menentukan faktor-faktor yang menjadi penyebab kebutuhan tenaga kerja tersebut. Umumnya, terjadinya perubahanperubahan dalam berbagai bisnis, teknologi, organisasi, dll menjadi penyebab perubahan kebutuhan SDM yang diperlukan organisasi. Perencanaan SDM menjadi penting peranannya dalam perusahaan, terlebih dengan dimulainya pendekatan Manajemen Ilmiah yang bersasarankan : a. Produktivitas maksimal b. Biaya minimal c. Waktu pelatihan pendek d. Kualitas output maksimal e. Usaha sekecil mungkin TUJUAN PERENCANAAN SDM Alasan utama dilakukannya perencanaan SDM adalah untuk memastikan bahwa organisasi: dapat menarik dan mempertahankan jumlah tenaga kerja yang cukup, dengan keahlian yang memadai untuk dapat beroperasi secara efektif dan dapat mencapai tujuan perusahaan. dapat menggunakan tenaga kerjanya secara penuh.

3 3 dapat memastikan bahwa pegawainya mendapatkan semua latihan dan pengembangan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang efektif dalam peranannya saat ini, dan dapat mengembangkan fleksibilitas sehingga dapat mengemban peran yang lain bila perlu. dapat mengantisipasi dan menghadapi perubahan-perubahan tuntutan kerja atau perubahan-perubahan jumlah SDM yang tersedia. dapat memenuhi kriteria SDM di masa mendatang yang berasal dari sumber-sumber internal. dapat memastikan bahwa kesempatan yang sama dalam hal promosi dan pengembangan akan berlaku bagi semua pegawainya, terutama pegawai wanita, anggota etnik minoritas, dan yang cacat fisik. dapat mengontrol biaya SDM dan mengantisipasi secara efektif bila ada biaya tenaga kerja yang baru muncul. Sasaran-sasaran manajemen ilmiah ini baru akan dicapai jika SDM yang dimiliki perusahaan direncanakan sebaik mungkin. Sebagai contoh sebuah rumah sakit, manfaat perencanaan sumber daya manusia dalam suatu organisasi dapat dirinci seperti berikut: Penghematan dengan mencegah kekurangan atau kelebihan tenaga. Dalam suatu organisasi pelayanan seperti rumah sakit, kekurangan atau kelebihan tenaga selalu merugikan. Kekurangan tenaga membuat rumah sakit tidak mampu memberikan pelayanan yang diperlukan. Disatu fihak pelayanan yang diperlukan itu membawa rumah sakit menuju tujuan organisasi. Kelebihan tenaga dapat membebani rumah sakit dengan ongkos yang tidak semestinya sehingga kegiatan-kegiatan lain yang membutuhkan dukungan dana tidak terlaksana. Dasar perencanaan pengembangan tenaga. Suatu perencanaan tenaga di masa depan berdasar dan dipengaruhi oleh perencanaan yang pernah dilakukan. Perbaikan seluruh proses perencanaan kegiatan. Perencanaan sumberdaya manusia merupakan komponen dalam seluruh proses perencanaan dalam manajemen rumah sakit. Perencanaan keseluruhan baik hanya bila perencanaan komponen-komponennya dilakukan dengan baik. Kesempatan setara untuk pengembangan masa depan. Pengembangan masa depan bagi semua unsur sumber daya manusia lebih dapat dikaitkan dengan perencanaan yang dilakukan dengan sadar dan sistematik. Tindakan-tindakan ad hoc bagi pengembangan individual yang sangat bergantung kepada kebijaksanaan kebijaksanaan sesaat dapat diganti dengan perencanaan yang menyeluruh bagi pengembangan seluruh sumberdaya manusia. Peningkatan kesadaran akan kepentingan manajemen sumberdaya manusia di organisasi. Alat untuk mengevaluasi efek dari alternatif kebijakan dan tindakan sumberdaya manusia. Penetapan penambahan sejumlah sumberdaya manusia tertentu tidaklah semestinya hanya didasarkan kepentingan sesaat, namun bereaksi terhadap suatu keadaan yang sudah terjadi atau sedang berlangsung. Tujuan organisasi, fungsi yang harus dilakukan untuk mencapainya, struktur yang perlu untuk

4 4 melaksanakan fungsi, dan jenis serta besaran, serta perubahan yang harus dilakukan menuju masa depan rnerupakan pertimbangan penting dalam perencanaan sumberdaya manusia. Perubahan organisasi dan lingkungannya mendorong manajemen sumberdaya manusia untuk berperspektif memandang ke depan, komprehensif, dan integratif: 1. Biaya sumberdaya manusia harus dipandang sebagai penanaman modal untuk peningkatan kemampuan rumah sakit bergiat di masa depan 2. Sikap manajemen harus proaktif, bukan reaktif atau pasif. 3. Perspektif peran berciri: tak lagi melengkapi transaksi personil melainkan rnengembangkan sumberdaya manusia rumah sakit. 4. Kaitan haruslah jelas ada diantara kegiatan perencanaan sumberdaya manusia dengan fungsi-fungsi organisasi lainnya seperti perencanaan strategik, prakiraan ekonomi dan pasar, dan perencanaan penanaman modal dan fasilitas. 5. Menyadari bahwa kegiatan sumberdaya manusia seperti rekruitmen, seleksi, hubungan pekerja, kompensasi dan tunjangan, pelatihan, perencanaan organisasi dan manajemen karir sebagai fungsi yang saling berkaitan dengan dinamis, tak terpisah-pisah. 6. Berfokus pada pendekatan yang memajukan tujuan organisasi dan individu MASALAH DALAM PERENCANAAN SDM Perencanaan SDM lebih kompleks dibanding perencanaan sumber daya lain, misalnya keuangan, karena : Manusia tidak dapat diramalkan - secara mudah mereka dapat merusak rencana dengan cara mengundurkan diri, sakit, menolak melakukan sesuatu, dan lain sebagainya. Manusia berbeda satu dengan yang lain, maka akan sulit untuk membuat kebijakan dan pendekatan yang sesuai untuk semua. Persyaratan organisasi tidak untuk sejumlah produk homogen tertentu saja tetapi diperuntukkan bagi sejumlah besar manusia yang bertipe khusus, misalnya akuntan, sekretaris, tukang listrik, dan lain sebagainya. Manusia diperlukan di tempat tertentu, pada waktu tertentu, dan tidak mudah untuk berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain, dibandingkan dengan berpindahnya uang misalnya. Kelebihan dan kekurangan tenaga kerja lebih sulit untuk dikelola - jumlah pegawai biasanya tidak dapat dikurangi begitu saja, dan untuk mendapatkan tenaga kerja akan memerlukan banyak waktu dan biaya. Penanganan manusia harus hati-hati dan sensitif, karena itu memerlukan pemikiran dan penanganan yang benar di pihak manajer. Lebih banvak faktor kondisi lingkungan yang perlu dipertimbangkan uang dapat disimpan di brankas, tetapi manusia memerlukan kantor, tempat parkir mobil, kantin, dan sebagainya. Mungkin saja kombinasi dari hal-hal yang kompleks diatas menyebabkan perencanaan SDM yang mendetail dan komprehensif menjadi sesuatu yang langka dalam organisasi.

5 5 HAMBATAN DALAM PERENCANAAN SDM Tidak diragukan bahwa perencanaan SDM karena memegang kunci pencapaian sasaran manajemen ilmiah tadi, harus dilaksanakan dengan sebaik mungkin. Kenyataan di lapangan, perencanaan SDM sebaik mungkin masih sukar dilaksanakan karena ada hambatan struktural yang sukar dipecahkan. Hambatan struktural, atau hambatan yang terjadi karena masalah- masalah yang amat komplek dan berlatang belakang historis, menjadi penyebab kurang tepatnya perencanaan SDM dilakukan oleh perusahaan. Beberapa hambatan perencanaan SDM yang dihadapi perusahaan : Sistem pendidikan nasional Sistem pendidikan keluarga, sistem pendidikan formal dan sistem pendidikan masyarakat kurang mendukung watak berdisiplin tinggi, mandiri, inovatif kreatif. Ketiadaan standar kerja efisiensi Hingga dewasa ini, belum diadakan gerakan nasional untuk menyelenggarakan time and motion study menuju pada praktek manajemen ilmiah, sehingga belum tersedia standar kerja yang baku. Berbagai tolak ukur yang dipakai perusahaan, masih mengandung unsur pemborosan yang tinggi. Gerakan Nasional TQC dengan QCC-nya, juga belum menjangkau time and motion study ini. Ketiadaan tolak ukur efisiensi, mempersulit perencanaan tenaga kerja yang pas. Kurangnya penelitian dan pengembangan (Research & Development/R&D) R&D merupakan langkah yang tidak dapat dihindarkan guna mencapai tingkat produktivitas dan efisiensi tinggi. Dewasa ini tindakan R&D dalam SDM masih sangat sedikit, berhubung permasalahan keterbatasan biaya dan tenaga ahli. Akibatnya, teori-teori barat banyak di adopsi dan kurang diadaptasikan dengan budaya di Indonesia. Hal ini juga menjadi penyebab perencanaan SDM kurang tepat dengan kebutuhan perusahaan. Jenis, jumlah penawaran SDM yang dibutuhkan perusahaan Jenis dan jumlah penawaran SDM dapat digolong-golongkan menjadi : a. SDM tidak terlatih, jumlah terbanyak b. SDM terlatih, jumlah kurang c. SDM manajer menengah, jumlah sangat kurang d. SDM manajer atas, jumlahnya langka Kondisi penawaran SDM seperti ini menambah hambatan dalam perencanaan SDM yang diperlukan perusahaan. Hambatan ini menjadi penyebab perusahaan selalu memiliki SDM yang tidak memenuhi harapan, yaitu dalam hal jumlah cenderung kelebihan tenaga kerja, sedangkan dalam mutu cenderung dibawah mutu yang sebenarnya dibutuhkan perusahaan. Jalan pintas yang dilaksanakan hanyalah meningkatkan keterampilan SDM yang ada dalam organisasi melalui program pendidikan dan pelatihan. Program pendidikan dan pelatihan inipun sering tidak efektif hasilnya karena SDM yang dididik dan dilatih memang kurang memiliki dasar/bakat dalam bidang kerja yang dituntutkan perusahaan.

6 6 Setiap proses perencanaan SDM harus memperhitungkan kebutuhan organisasi di masa mendatang, dalam hal tenaga keria dan bagaimana cara memenuhinya. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan hal-hal berikut: Prakiraan kebutuhan - yang memerlukan dilakukan estimasi persyaratan tenaga kerja di masa mendatang baik dalam jumlah maupun keahlian, dengan mengacu pada tujuan organisasi juga perlu mempertimbangkan adanya perubahan cara kerja dan tingkat aktivitas. Prakiraan suplai - yang memerlukan dilakukannya estimasi suplai tenaga kerja di masa mendatang, baik diambil dari dalam organisasi dengan mempertimbangkan faktor penyusutan jumlah pegawai, keahlian saat ini, kinerja, dan sebagainya maupun yang diambil dari luar organisasi dengan mempertimbangkan sejumlah pegawai berpotensi dengan tingkat keahlian yang benar. Bentuk sederhana dari proses perencanaan SDM ditunjukkan oleh Gambar 1. Rencana Strategis Analisis SWOT Benchmarking Perubahan Lingkungan Posisi Anda Saat Ini Posisi yang Anda Inginkan Analisis utilisasi, arus dan stok pada saat ini Prakiraan Kebutuhan Prakiraan Suplai Kesenjangan Sumber Daya Perencanaan dan Pengembangan SDM Gambar 1. Proses Perencanaan SDM TEKNIK PERENCANAAN SDM Perencanaan jumlah dan mutu SDM yang diperlukan perusahaan dilakukan dengan cara : a. Mempersiapkan statistik SDM. Data ini meliputi: Data pribadi karyawan; Nama, alamat, agama, tanggal lahir dst. Data pekerjaan karyawan; pekerjaan sekarang, riwayat kerja, tanggal mulai bekerja, dst. Data pendataan karyawan; gaji, upah, tunjangan, NPWP, nomor rekening, dst. Data ini selanjutnya di tabulasi dan di analisis dengan alat-alat analisis yang sesuai, seperti analisi ratio, korelasi, angka relatif, regressi, programasi linear, dst dan dapat dipermudah dengan komputer. Analisis yang dibuat diklarifikasikan sebagai berikut :

7 7 Analisis pekerjaan, lokasi kerja, departemen tempat kerja, usia, masa kerja, keahlian, golongan jabatan, pangkat, angka kredit. Semua ini dibandingkan dengan standard standard yang telah ditetapkan sebelumnya. Persentasi perputaran tenaga kerja, yaitu perbandingan jumlah karyawan yang keluar dengan jumlah karyawan rata-rata selam satu tahun. Nilai kerugian akibat karyawan keluar. Persentasi absensi, akibat sakit, ijin dan mangkir. Perbandingan jumlah karyawan yang bekerja sesungguhnya dengan jumlah karyawan yang seharusnya bekerja. Perbandingan antara pengeluaran gaji/upah dengan anggaran gaji/upah. Perbandingan antara pengeluaran biaya lembur dengan anggaran lembur. Perbandingan antara pengeluaran tunjangan-tunjangan dengan anggarannya. b. Melakukan analisis kemampuan kerja SDM Kemampuan kerja SDM yang dimiliki perusahaan sekarang ini dianalisis, baik dalam kemampuan administratif maupun kemampuan operasionalnya. Hambatan dalam hal ini adalah belumadanya tolak ukur prestasi kerja yang sudah terbebas dari tindakan pemborosan. Sebaiknya perusahaan melakukan penelitian tentang kemampuan kerja yang sesungguhnya dimiliki pekerja dan membandingkan dengan kemampuan kerja yang diharapkan perusahaan. Selisih kedua hal ini menjadi umpan balik bagi pelatihan ketrampilan pekerja, hingga mencapai kemampuan seperti diharapkan oleh perusahaan. Dengan cara ini, pengukuran kemampuan pekerja dapat dilakukan dengan baik sehingga produktivitas dan efisiensi kerja yang diharapkan perusahaan dapat dicapai, melalui proyeksi kebutuhan tenaga kerja secara tepat. c. Melakukan peramalan/proyeksi kebutuhan SDM Perubahan-perubahan yang dilaksanakan perusahaan, seperti penggunaan teknologi baru, reorganisasi, penciutan usaha, perluasan usaha, dll., menjadi penyebab perlunya penyusunan rencana kebutuhan SDM dalam perusahaan. Besarnya kebutuhandapat dihitung atas dasar peramalan atau proyeksi kebutuhan tenaga kerja untuk periode tertentu (misal 1 tahun). Proyeksi kebutuhan SDM didasarkan pada beban kerja perusahaan setelah mempertimbangkan perubahan-perubahan, dan data kemampuan SDM yang ada saat ini. Metode untuk memperkirakan kebutuhan SDM dapat dibagi secara garis besar menjadi 2, yaitu metode yang lebih lunak, pendekatan secara subyektif dan metode yang lebih keras, pendekatan secara lebih obyektif. Kedua pendekatan di atas terkandung di dalam teknik berikut. a. Penilaian Manajerial Cara ini paling sederhana dan banyak dipergunakan, terlebih untuk kepentingan jangka pendek (misal kebutuhan tenaga kerja pada perusahaan kontraktor bangunan). Perhitungan kebutuhan SDM didasarkan pada petunjuk praktis mengenai hubungan antara tingkat kegiatan dengan kebutuhan akan orang, ditambah dengan informasi akan alat/teknologi yang akan dipergunakan. Contoh, perhitungan kebutuhan tukang batu pada suatu proyek pembangunan gedung.

8 8 Luas tembok bangunan gedung = 2000m² Pembangunan tembok gedung direncanakan selesai 1 bulan. Kemampuan kerja seorang tukang batu dalam 1 bulan, dengan bantuan alat pengaduk semen sederhana (beton mollen) dapat menyelesaikan 200m². Kebutuhan tukang batu untuk proyek tersebut adalah 10 tukang batu. Model perhitungan yang sangat sederhana ini tidak berlaku untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan dalam jangka waktu yang lama (bertahun-tahun), seperti tenaga administrasi atau staff. b. Analisis rasio Analisis rasio sebagai alat untuk memproyeksikan kebutuhan tenaga kerja, didasarkan pada penelitian terhadap keadaan perbandingan yang ada sekarang antar tingkat kegiatan denga jumlah pekerja, atau jumlah karyawan denga keahlian tertentu dengan jumlah total pekerja, atau perbandingan antara jumlah tenaga staf dengan jumlah tenaga langsung dan sebagainya. Angka rasio ini selanjutnya dipergunakan menghitung kebutuhan tenaga kerja untuk perubahan kegiatan yang diperkirakan akan terjadi. Contoh : Perusahaan karoseri mobil. Angka kegiatan sebulan = 1000 buah mobil. Jumlah pekerja staf = 25 orang ; jumlah tenaga langsung = 200 orang, tidak termasuk tukang las = 20 orang. Jika terjadi peningkatan kegiatan produksi dengan 500 buah mobil perbulan, maka kebutuhan tenaga kerja baru dapat diproyeksikan sbb: Rasio tenaga staf : tenaga langsung = 1 : 8 Rasio tukang las : tenaga langsung = 1 : 10 Rasio tenaga langsung : kegiatan = 1 : 5 Tambahan kegiatan = 500 mobil atau 0,5 kegiatan semula. Proyeksi tambahan tenaga kerja : Tenaga langsung = 100 orang Tukang las = 10 orang Tenaga staf = 13 orang Metode angka rasio ini dapat diterapkan jika asumsinya tidak ada perubahan cara kerja, tidak ada perubahan dalam teknologi, tidak ada perubahan dalam bahan baku, dst. Cara ini cukup sederhana dan sistematis, namun kelemahannya terletak pada kondisi awal perbandingan tenaga kerja dengan kegiatan. Jika pada kondisi awal ternyata jumlah tenaga kerja terhadap kegiatan tidak dihitung dengan baik (katakan ada kelebihan tenaga kerja) maka penggunaan metode ini dalam memproyeksikan kebutuhan juga akan mengakibatkan terjadinya kelebihan tenaga kerja. c. Work study

9 9 Metode study kerja atau dahulu dikenal sebagai metode studi gerak dan waktu (time and motion study) yang dipelopori oleh F.W Taylor. Metode ini memproyeksikan kebutuhan tenaga kerja berdasarkan waktu standar untuk setiap jenis kegiatan atau sekelompok kegiatan. Waktu standar dihitung atas dasar gerak-gerak standar (gerak-gerak kerja yang telah dibebaskan dari gerak yang tidak diperlukan / pemborosan) ditambah dengan waktu cadangan untuk istirahat, kelelahan,absen, waktu menganggur. Berdasarkan waktu standar per kegiatan ini maka kebutuhan tenaga kerja dapat diproyeksikan. Contoh : Waktu standar untuk mengerjakan satu unit pekerjaan = 2 jam orang (manhours). Kegiatan kerja pertahun = unit, atau jam orang. Waktu produktif per orang pertahun (sudah termasuk jam istirahat, kelelahan, absen, dan waktu menganggur) adalah = jam Jumlah pekerja yang dibutuhkan adalah = Metode ini dapat diterapkanuntuk menghitung kebutuhan tenaga kerja langsung, karena waktu kerja dan hasil kerja dapat diukur dengan baik. Sebaliknya untuk tenaga kerja administrasi dan staf, sukar dapat diukur waktu kerja dan hasil kerjanya.untuk mengatasi kesulitan pengukuran ini, proyeksi kebutuhan tenaga administrasi dan tenaga staf dilakukan dengan analisis rasio. d. Metode statistik/matematika Memproyeksikan kebutuhan tenaga kerja, dapat pula dilakukan dengan analisis trend yang merupakan analisis statistik. Berdasarkan data pertumbuhan masa lalu, maka kebutuhan tenaga kerja di masa mendatang dapat dianalisis dengan menggunakan metode trend ini. Jika menggunakan analisis trend, sebaiknya hasil analisis dikoreksi kembali dengan data perubahan di masa mendatang, khususnya data dan informasi yang berada di luar data tenaga kerja. Hal ini diperlukan, sebab analisis trend didasari oleh data pertumbuhan jumlah tenaga kerja dimasa lalu, dan tidak memperhitungkan perubahan lain yang akan terjadi di masa mendatang. e. Analisis perubahan Proyeksi kebutuhan tenaga kerja, yang dihitung dengan metode apa saja, sebaiknya dikoreksi dengan analisis perubahan, yaitu analisis terhadap adanya perkembangan ditingkat teknologi, tata kerja, perbaikkan kondisi kerja, perbaikan peralatan kerja, dll. Yang mampu merubah keterampilan dan keahlian seorang pekerja. Dalam analisis perubahan ini biasanya dilibatkan para ahli untuk melakukan berbagai perkiraan akan terjadinya perubahan dan dampaknya bagi kebutuhan tenaga kerja. f. Analisis anggaran Jenis analisis yang lain adalah analisis anggaran atau budget, dimana proyeksi kebutuhan tenaga kerja dikaitkan dengan pos- pos biaya yang ada. Analisis anggaran dilaksanakan dengan maksud agar tambahan

10 10 tenaga kerja tidak menurunkan efisiensi perusahaan, sebab jika analisis anggaran tidak dilakukan, tambahan tenaga kerja dapat meningkatkan beban keuangan perusahaan yang tidak sebanding dengan pendapatannya. Metode proyeksi kebutuhan tenaga kerja yang mana yang akan dipergunakan, biasanya pilihan jatuh pada metode kombinasi dari beberapa metode analisis yang dilaksanakan dengan tujuan saling mengkoreksi. Dengan cara ini maka proyeksi kebutuhan tenaga kerja telah dihitung dengan berbagai pertimbangan, dengan harapan tidak terlalu jauh melesetnya dengan kenyataan. MEMBANDINGKAN PROYEKSI KEBUTUHAN DENGAN KEMAMPUAN SDM Dengan membandingkan angka proyeksi kebutuhan pada suatu periode tertentu dengan kemampuan SDM pada saat ini, maka akan dapat diketahui berapa kebutuhan (penambahan atau pengurangan) SDM periode yang dikehendaki perusahaan. Contoh proyeksi kebutuhan SDM Jenis SDM Kondisi 1990 Proyeksi SDM 1995 Kebutuhan (+/-) SDM tidak terlatih SDM terlatih Manajer menengah Manajer Tingkat atas Demikian secara garis besar, perencanaan SDM dalam perusahaan. Dalam prakteknya tentunya akan lebih komplek lagi permasalahannya. PERENCANAAN SUMBERDAYA MANUSIA DAN ANALISIS PEKERJAAN DALAM BIDANG KESEHATAN Merencanakan sejumlah ahli bedah, atau spesialis lain di sebuah rumah sakit nampak mudah bila memperhitungkan hanya satu segi saja, misalnya kuantitas saja. Perencanaan tenaga mungkin membutuhkan suatu simplikasi yang besar hingga hanya memperhitungkan suatu segi atau segi-segi tertentu saja. Suatu pertimbangan yang menyeluruh perlu dilakukan untuk mengetahui bahwa suatu langkah atau beberapa langkah perencanaan dilakukan dengan benar dalam konteks manajemen yang menyeluruh. Tetapi,mengapa kita perlu melakukan perencanaan sumberdaya manusia? Perencanaan sumber daya manusia dalam suatu organisasi, seperti rumah sakit bermanfaat karena dengan perencanaan terjadi : Penghematan dengan mencegah kekurangan atau kelebihan tenaga. Dalam suatu organisasi pelayanan seperti rumah sakit, kekurangan atau kelebihan tenaga selalu merugikan. Kekurangan tenaga membuat rumah sakit tidak mampu memberikan pelayanan yang diperlukan. Disatu fihak pelayanan yang diperlukan itu membawa rumah sakit menuju tujuan organisasi. Kelebihan tenaga dapat membebani rumah sakit dengan

11 11 ongkos yang tidak semestinya sehingga kegiatan-kegiatan lain yang membutuhkan dukungan dana tidak terlaksana. Dasar perencanaan pengembangan tenaga. Suatu perencanaan tenaga di masa depan berdasar dan dipengaruhi oleh perencanaan yang pernah dilakukan. Perbaikan seluruh proses perencanaan kegiatan. Perencanaan sumberdaya manusia merupakan komponen dalam seluruh proses perencanaan dalam manajemen rumah sakit. Perencanaan keseluruhan baik hanya bila perencanaan komponen-komponennya dilakukan dengan baik. Kesempatan setara untuk pengembangan masa depan. Pengembangan masa depan bagi semua unsur sumber daya manusia lebih dapat dikaitkan dengan perencanaan yang dilakukan dengan sadar dan sistematik. Tindakan-tindakan ad hoc bagi pengembangan individual yang sangat bergantung kepada kebijaksanaan kebijaksanaan sesaat dapat diganti dengan perencanaan yang menyeluruh bagi pengembangan seluruh sumberdaya manusia. Peningkatan kesadaran akan kepentingan manajemen sumberdaya manusia di organisasi. Alat untuk mengevaluasi efek dari alternatif kebijakan dan tindakan sumberdaya manusia. Penetapan penambahan sejumlah tertentu sumberdaya manusia tidaklah semestinya hanya didasarkan kepentingan sesaat, semata bereaksi terhadap suatu keadaan yang sudah terjadi atau sedang berlangsung. Tujuan organisasi, fungsi yang harus dilakukan untuk mencapainya, struktur yang perlu untuk melaksanakan fungsi, dan jenis serta besaran, serta perubahan yang harus dilakukan menuju masa depan merupakan pertimbangan penting dalam perencanaan sumberdaya manusia. Perubahan organisasi dan lingkungannya mendorong manajemen sumberdaya manusia untuk berperspektif memandang ke depan, komprehensif, dan integratif : Biaya sumberdaya manusia harus dipandang sebagai penanaman modal untuk peningkatan kemampuan rumah sakit bergiat di masa depan Sikap manajemen harus proaktif, bukan reaktif atau pasif. Perspektif peran berciri: tak lagi melengkapi transaksi personil melainkan rnengembangkan sumberdaya manusia rumah sakit. Kaitan haruslah jelas ada diantara kegiatan perencanaan sumberdaya manusia dengan fungsi-fungsi organisasi lainnya seperti perencanaan strategik, prakiraan ekonomi dan pasar, dan perencanaan penanaman modal dan fasilitas. Menyadari bahwa kegiatan sumberdaya manusia seperti rekruitmen, seleksi, hubungan pekerja, kompensasi dan tunjangan, pelatihan, perencanaan organisasi dan manajemen karir sebagai fungsi yang saling berkaitan dengan dinamis, tak terpisah-pisah. Berfokus pada pendekatan yang memajukan tujuan organisasi dan individu Perencanaan sumberdaya manusia rumah sakit mempunyai suatu kerangka kerja analitik yang perlu dipenuhi. Komponen kerangka kerja analitik itu meliputi:

12 12 Analisis supply. Analisis supply mengukur ketersediaan seluruh jenis tenaga kesehatan secara terperinci Proyeksi supply. Proyeksi ini menggambarkan supply tenaga kerja sampai ke suatu titik waktu tertentu di masa depan dengan memperhitungkan penambahan lulusan baru dan pengurangan yang diperkirakan karena kematian, perpindahan, pensiun, dan pergantian profesi Analisis demand Analisis ini mengevaluasi demand ekonomik yang efektif terhadap pelayanan kesehatan baik swasta maupun negeri Proyeksi demand Proyeksi ini menggambarkan demand ekonomik efektif sampai suatu titik waktu tertentu di masa depan. Produktivitas. Analisis ini rnemperkirakan rata-rata pelayanan per tenaga kesehatan dalam jangka waktu tertentu Apakah supply di kemudian hari sesuai dengan demand? Rekomendasi mengenai keseimbangan perlu meliputi perbandingan dan saran mengenai penyesuaian-penyesuaian yang mungkin diperlukan. Analisis hambatan menguraikan faktor-faktor pembatas atas rekomendasi yang dibuat. Proses perencanaan sumberdaya manusia misalnya di bidang kesehatan mempunyai suatu tahapan kerangka kerja analitik yang perlu dipenuhi. Tahapan atau fase komponen kerangka kerja analitik itu meliputi (lihat Gambar 2): Fase 1: Analisis demand-supply. Analisis situasi antara lain mengukur tingkat produktivitas tenaga kerja kesehatan. Analisis ini memperkirakan rata-rata pelayanan per tenaga kesehatan dalam jangka waktu tertentu Selain itu juga dilakukan analisis hambatan menguraikan faktor-faktor pembatas atas situasi dan kondisi yang ada pada saat ini dan di masa yang akan datang. Analisis demand mengevaluasi demand ekonomik yang efektif terhadap pelayanan kesehatan baik swasta maupun negeri. Selanjutnya dilakukan proyeksi demand yang menggambarkan demand ekonomik efektif sampai suatu titik waktu tertentu di masa depan. Analisis supply mengukur ketersediaan seluruh jenis tenaga kesehatan secara terperinci. Selanjutnya dilakukan proyeksi supply, yang menggambarkan supply tenaga kerja sampai ke suatu titik waktu tertentu di masa depan dengan

13 13 memperhitungkan penambahan lulusan baru dan pengurangan yang diperkirakan karena kematian, perpindahan, pensiun, dan pergantian profesi, Apakah supply di kemudian hari sesuai dengan demand? Rekomendasi mengenai keseimbangan perlu meliputi perbandingan dan saran mengenai penyesuaianpenyesuaian yang mungkin diperlukan. Fase 2: Menyusun Tujuan Persetujuan Manajemen Puncak Kebijakan dan Tujuan SDM Fase 3: Merancang dan Menerapkan Program Programing Recruitment Seleksi dan Penempatan Purnakarya Kompensasi Latihan dan Pengembangan Penaksiran Kinerja dan Identifikasi Sistem Informasi Fase 4: Mengevaluasi Hasil Pengendalian dan evaluasi 1. Analisis Situasi 2. Prakiraan Demand 3. Penyesuaian dengan anggaran 4. Prakiraan Supply Persetujuan Manajemen Puncak Kebijakan dan Tujuan SDM Programing Recruitment Seleksi dan Penempatan Purnakarya Kompensasi Latihan dan Pengembangan Penaksiran Kinerja dan Identifikasi Sistem Informasi Pengendalian dan evaluasi Fase 1: Mengukur Supply dan Demand Fase 2: Menyusun Tujuan Fase 3: Merancang dan Menerapkan Program Fase 4: Mengevaluasi Hasil Gambar 2.Prosedur dan Langkah-Langkah untuk Perencanaan dan Programing SDM PEMBIAYAAN PERSYARATAN SDM

14 14 Salah satu alasan kenapa perlu perencanaan SDM secara efektif adalah tentang pembiayaannya. Beberapa biaya yang harus diperhitungkan sebagai bagian proses adalah: Upah pokok dan bonus, upah yang dikaitkan sebagai bagian dari keuntungan, upah kerja lembur, upah penggantian jam pekerja (shift), tambahan dalam bentuk uang tunai, dan sebagainya. Fasilitas, seperti mobil, asuransi kesehatan, hari libur, pensiun, dan saham kepemilikan (share option). Tunjangan, seperti asuransi nasional, iuran pensiun, dan tunjangan kelahiran. Pemasangan iklan untuk rekrutmen. Mempersiapkan deskripsi kerja dan spesifikasi personalia. Waktu para staf untuk mengadakan wawancara, dan lain-lain. Biaya yang mungkin diperlukan untuk mempekerjakan konsultan yang baik. Pemeriksaan medis. Biaya pelatihan, termasuk gaji, materi dan peralatan pelatihan, biaya akomodasi, berkurangnya produktivitas selama pelatihan, dan biaya pelatih. Biaya relokasi, termasuk pengeluaran yang berhubungan dengan perpindahan dan pinjaman. Biaya pengunduran diri, seperti kelebihan pegawai, PHK, salah penempatan, hilangnya produktivitas selama masa tunggu. Fasilitas-fasilitas tersendiri, misalnya fasilitas olahraga sosial, restoran untuk para staf, dan imbalan untuk masa kerja yang lama. Biaya administrasi personalia. Setiap proses perencanaan SDM harus mempertimbangkan semua biaya tersebut di atas, serta biaya-biaya lain yang ada hubungannya dengan proses ketenagakerjaan, karena potensinya sebagai alat ukur utama dalam menganalisis kinerja bisnis dan mengembangkan strategi di masa mendatang. DAFTAR PUSTAKA DAN BAHAN BACAAN 1. Peach, SL 1992, 'Parting by mutuai agreement: IBM s transition to manpower cuts', Personnel Management, Maret. 2. Bowey, A 1974, A Guide to Manpower Planning, Macmillan, London.

BAB 2 PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA

BAB 2 PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA BAB 2 PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA 2.1. PENGERTIAN PERENCANAAN SDM Pegawai atau karyawan merupakan sumber daya yang dimiliki organisasi, dan harus dipekerjakan secara efektif, efisien, dan manusiawi.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun

BAB II BAHAN RUJUKAN. Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu

Lebih terperinci

Menyusun daftar dan membahas sumber-sumber utama calon dari luar.

Menyusun daftar dan membahas sumber-sumber utama calon dari luar. Menjelaskan teknik utama yang digunakan dalam perencanaan kerja dan peramalan. Menyusun daftar dan membahas sumber-sumber utama calon dari luar. Merekrut calon pekerja dengan efektif. Memberikan daftar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perencanaan dapat diibaratkan sebagai inti manajemen, karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perencanaan dapat diibaratkan sebagai inti manajemen, karena BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanan Sumber Daya Manusia. Perencanaan dapat diibaratkan sebagai inti manajemen, karena perencanaan membantu untuk mengurangi ketidakpastian di waktu yang akan datang,

Lebih terperinci

BAB II BIAYA STANDAR DAN PENGUKURAN KINERJA. Biaya merupakan bagian terpenting dalam menjalankan kegiatan. dengan jumlah biaya yang dikorbankannya.

BAB II BIAYA STANDAR DAN PENGUKURAN KINERJA. Biaya merupakan bagian terpenting dalam menjalankan kegiatan. dengan jumlah biaya yang dikorbankannya. 10 BAB II BIAYA STANDAR DAN PENGUKURAN KINERJA 2.1. Biaya Biaya merupakan bagian terpenting dalam menjalankan kegiatan perusahaan. Setiap perusahaan tidak akan dapat menghindari berbagai biaya yang harus

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. Kata anggaran merupakan terjemahan dari kata budget dalam bahasa

BAB II KERANGKA TEORI. Kata anggaran merupakan terjemahan dari kata budget dalam bahasa BAB II KERANGKA TEORI 2. Kerangka Teori 2.1 Anggaran 2.1.1 Pengertian Anggaran Kata anggaran merupakan terjemahan dari kata budget dalam bahasa Inggris. Namun, kata tersebut sebenarnya berasal dari Perancis

Lebih terperinci

MSDM Materi 14 Audit SDM

MSDM Materi 14 Audit SDM MSDM Materi 14 Audit SDM http://deden08m.com 1 Lingkup Audit SDM Audit SDM adalah proses evaluasi atas berbagai aktivitas manajemen SDM yang bertujuan memperbaiki aktivitas-aktivitas tersebut. Audit SDM

Lebih terperinci

MSDM Materi 14. Audit SDM. 1

MSDM Materi 14. Audit SDM.  1 MSDM Materi 14 Audit SDM http://deden08m.com 1 Lingkup Audit SDM Audit SDM adalah proses evaluasi atas berbagai aktivitas manajemen SDM yang bertujuan memperbaiki aktivitas-aktivitas tersebut. Audit SDM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang II. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang II. Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sebuah organisasi merupakan institusi yang perlu melakukan perencanaan di segala bidang. Pentingnya perencanaan di segala bidang untuk memberikan pedoman terhadap langkah-langkah

Lebih terperinci

PENYUSUNAN RENCANA USAHA

PENYUSUNAN RENCANA USAHA PENYUSUNAN RENCANA USAHA I. DEFINISI RENCANA USAHA DAN MANFAAT RENCANA USAHA Rencana Usaha adalah dokumen tertulis yang disiapkan oleh seorang wirausaha yang menggambarkan hubungan faktor-faktor internal

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat, manajemen perusahaan memerlukan suatu tindakan yang hati-hati dan cermat, sehingga dalam setiap tindakan dan pengambilan

Lebih terperinci

Analisa Kebutuhan Sumber Daya Manusia Modul ke:

Analisa Kebutuhan Sumber Daya Manusia Modul ke: Analisa Kebutuhan Sumber Daya Manusia Modul ke: Widi Wahyudi,S.Kom, SE, MM. Fakultas Desain & Teknik Kreatif www.mercubuana.ac.id Program Studi Desain Produk Tujuan Pembelajaran : Setelah mempelajari bab

Lebih terperinci

BENEFIT dan TUNJANGAN

BENEFIT dan TUNJANGAN BENEFIT dan TUNJANGAN CHAPTER 15 PERSONNEL MANAGEMENT & HUMAN RESOURCES William Werther & Keith Davies (2006), 5 th Edition Singapore. McGraw Hills 1 PERBEDAAN UTAMA KOMPENSASI LANGSUNG Gaji dan atau upah

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Perencanaan merupakan perumusan awal segala sesuatu yang akan dicapai. Perencanaan melibatkan evaluasi mendalam dan cermat serangkaian tindakan terpilih dan penetapan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian dan Karakteristik Anggaran Anggaran atau yang lebih sering disebut budget didefinisikan oleh para ahli dengan definisi yang beraneka ragam. Hal ini dikarenakan adanya

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN - 2 Galih Chandra Kirana, SE.,M.Ak

KEWIRAUSAHAAN - 2 Galih Chandra Kirana, SE.,M.Ak KEWIRAUSAHAAN - 2 Kebutuhan dan Modul ke: Perencanaan SDM Fakultas Galih Chandra Kirana, SE.,M.Ak Program Studi www.mercubuana.ac.id Pengertian Perencanaan SDM Perencanaan sumber daya manusia adalah proses

Lebih terperinci

Human Resource Planning. Sakunda Anggarini, STP, MP, MSc

Human Resource Planning. Sakunda Anggarini, STP, MP, MSc Human Resource Planning 2012 Sakunda Anggarini, STP, MP, MSc Planning.. Pengambilan keputusan sekarang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa depan Membantu mengurangi ketidakpastian kondisi Human

Lebih terperinci

Pekerjaan. diukur dari biayanya. Modal

Pekerjaan. diukur dari biayanya. Modal 1 PUSAT PENDAPATAN dan BEBAN A. Pusat Tanggung Jawab Pusat tanggung jawab merupakan struktur sistem pengendalian dan pemberian tanggung jawab pada sub-unit organisasi yang mencerminkan strategi organisasi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi Setiap orang karyawan yang bekerja dengan serius bukan sekedar bertujuan untuk mendapatkan prestasi dan menunjukan kemampuan yang dimiliki saja tetapi, alasan lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. makalah perencanaan Sdm

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. makalah perencanaan Sdm makalah perencanaan Sdm BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sebuah organisasi dalam mewujudkan eksistensinya dalam rangka mencapai tujuan memerlukan perencanaan Sumber daya manusia yang efektif. Suatu

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Labor: Controlling and Accounting for Cost. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen S1

Akuntansi Biaya. Labor: Controlling and Accounting for Cost. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen S1 Akuntansi Biaya Modul ke: Labor: Controlling and Accounting for Cost Fakultas FEB Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Program Studi Manajemen S1 www.mercubuana.ac.id Produktivitas dan Biaya Tenaga Kerja Produktivitas

Lebih terperinci

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja Manajemen kinerja adalah sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan perusahaan (Bacal,1999). Sebuah

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 4.1. Penyajian data 4.1.1.Gambaran Umum Perusahaan Awal mulanya pada tahun 2006 perusahaan ini didirikan oleh dua pemegang saham dengan nama PT Citra Profoam Indonesia.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan Sumber Daya Manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan Sumber Daya Manusia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan Sumber Daya Manusia Siagian (2008) menyatakan perencanaan pada dasarnya merupakan pengambilan keputusan sekarang tentang hal-hal yang akan dikerjakan dimasa depan.

Lebih terperinci

BAB KOMPENSASI UNTUK MANAJEMEN. kelangsungan hidupnya. Karena itu manusia harus bekerja sehingga ia mampu memenuhi

BAB KOMPENSASI UNTUK MANAJEMEN. kelangsungan hidupnya. Karena itu manusia harus bekerja sehingga ia mampu memenuhi BAB KOMPENSASI UNTUK MANAJEMEN Manusia dilahirkan di dunia untuk meneliti kehidupan dan senantiasa mengupayakan kelangsungan hidupnya. Karena itu manusia harus bekerja sehingga ia mampu memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur Penggajian pada RS. Omni Alam Sutera

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur Penggajian pada RS. Omni Alam Sutera BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Penggajian pada RS. Omni Alam Sutera Dalam pelaksanaan penggajian, faktor pengamanan harus diperhatikan sehingga hal-hal yang tidak diinginkan dapat dihindari.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. kelompok pekerja menurut Sutrisno, (2010:5) dalam Ndraha (1999).

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. kelompok pekerja menurut Sutrisno, (2010:5) dalam Ndraha (1999). BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia adalah pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa dan pengelolaan

Lebih terperinci

PERENCANAAN SDM. Job Analysis/Analisa Pekerjaan 9/22/2011. Tujuan Instruksional Khusus

PERENCANAAN SDM. Job Analysis/Analisa Pekerjaan 9/22/2011. Tujuan Instruksional Khusus Tujuan Instruksional Khusus PERENCANAAN SDM MSDM M3 Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami pengertian, faktor-faktor, kepentingan dan model perencanaan SDM 3 Faktor Penyebab Perubahan Kebutuhan SDM a.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengantisipasi permintaan-permintaan bisnis dan lingkungan pada organisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengantisipasi permintaan-permintaan bisnis dan lingkungan pada organisasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perencanaan Sumber Daya Manusia Hani Handoko (2001:53) mengemukakan bahwa perencanaan sumberdaya manusia merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi permintaan-permintaan

Lebih terperinci

Tujuan administrasi kompensasi

Tujuan administrasi kompensasi kompensasi Definisi kompensasi Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa kerja mereka (Handoko,2001) Kompensasi karyawan adalah setiap bentuk pembayaran atau imbalan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia adalah bagian dari manajemen yang lebih mengfokuskan pembahasanya mengenai peraturan peranan manusia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Peran Manajemen Sumber Daya Manusia sangat penting bagi suatu organisasi, sebesar atau sekecil

Lebih terperinci

PERENCANAAN SDM. Imam Gunawan

PERENCANAAN SDM. Imam Gunawan PERENCANAAN SDM Imam Gunawan Perencanaan SDM adalah proses sistematis untuk meramalkan permintaan (demand) dan penawaran (supply) SDM di masa depan. Tujuan perencanaan SDM adalah menentukan jumlah SDM

Lebih terperinci

Kualitas kualitas Penting seorang Juara

Kualitas kualitas Penting seorang Juara Kualitas kualitas Penting seorang Juara 1. Kemampuan Komunikasi 4,69 2. Kejujuran/Integritas 4,59 3. Kemampuan bekerjasama 4,54 4. Kemampuan interpersonal 4,5 5. Beretika 4,46 6. Motivasi/Inisiatif 442

Lebih terperinci

Pemahaman mengenai proses perencanaan sumber daya manusia. Pemahaman mengenai proses rekrutmen. Pemahaman mengenai sumber-sumber rekrutmen

Pemahaman mengenai proses perencanaan sumber daya manusia. Pemahaman mengenai proses rekrutmen. Pemahaman mengenai sumber-sumber rekrutmen Pemahaman mengenai proses perencanaan sumber daya manusia. Pemahaman mengenai proses rekrutmen. Pemahaman mengenai sumber-sumber rekrutmen BAB 4. PERENCANAAN SDM & PROSES REKRUTMEN 2 1 Kegagalan untuk

Lebih terperinci

KONSEP DASAR SISTEM PENGGARAN MENYELURUH

KONSEP DASAR SISTEM PENGGARAN MENYELURUH Buku : Glenn A. Welsch : Budgeting, Profit Planning and Control M. Munandar : Budgeting, Perencanaan, pengkoordinasian dan pengawasan kerja. Gunawan Adisaputro : Anggaran Perusahaan Materi : 1. Konsep

Lebih terperinci

REKRUITMEN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RUMAH SAKIT

REKRUITMEN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RUMAH SAKIT 1 REKRUITMEN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RUMAH SAKIT DISUSUN OLEH : RINI ANGGRAENI BAGIAN MANAJEMEN RUMAH SAKIT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015 2 BAB 1 PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC IV.1. Survei Pendahuluan (Preliminary Survey) Tahap survei pendahuluan merupakan tahap awal yang harus dilaksanakan oleh seorang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Banyak para ahli berusaha mengemukakan pengertian tentang Manajemen, walau definisi yang di kemukakan berbeda-beda namun pada dasarnya menunjukan maksud

Lebih terperinci

Manajemen, Organisasidan. Tim Kewirausahaan-SEDS Universitas Hasanuddin

Manajemen, Organisasidan. Tim Kewirausahaan-SEDS Universitas Hasanuddin Manajemen, Organisasidan TenagaKerja Tim Kewirausahaan-SEDS Universitas Hasanuddin PENGERTIAN MANAJEMEN MenurutMary Parker Follet(1997), Manajemenadalahsenidalammenyelesaikansesuatumelaluiorang lain. MenurutNickels,

Lebih terperinci

09/04/2013. Perencanaan adalah proses pemilihan dan penetapan tujuan, strategi, metode, anggaran dan standar (tolok ukur) keberhasilan suatu kegiatan.

09/04/2013. Perencanaan adalah proses pemilihan dan penetapan tujuan, strategi, metode, anggaran dan standar (tolok ukur) keberhasilan suatu kegiatan. Pengertian Disajikan oleh: Nur Hasanah, SE, MSc Perencanaan adalah proses pemilihan dan penetapan tujuan, strategi, metode, anggaran dan standar (tolok ukur) keberhasilan suatu kegiatan. Pengertian Perencanaan

Lebih terperinci

ISI DAN PEMBAHASAN. Penganggaran adalah penciptaan suatu rencana kegiatan yang dinyatakan

ISI DAN PEMBAHASAN. Penganggaran adalah penciptaan suatu rencana kegiatan yang dinyatakan PENYUSUNAN ANGGARAN Dalam operasional setiap perusahaan senantiasa diperlukan langkah yang sistematis untuk dapat memberdayakan potensi sumber dayanya secara efisien dan efektif. Untuk mencapai kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan utama didirikannya perusahaan adalah untuk. memperoleh keuntungan semaksimal mungkin agar dapat mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan utama didirikannya perusahaan adalah untuk. memperoleh keuntungan semaksimal mungkin agar dapat mempertahankan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum tujuan utama didirikannya perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan semaksimal mungkin agar dapat mempertahankan kelangsungan hidup dan kegiatan operasional

Lebih terperinci

BIAYA TENAGA KERJA A. Pengawasan Biaya Tenaga Kerja 1. Perencanaan dan analisa biaya tenaga kerja a. Product engineering (pengembangan produk).

BIAYA TENAGA KERJA A. Pengawasan Biaya Tenaga Kerja 1. Perencanaan dan analisa biaya tenaga kerja a. Product engineering (pengembangan produk). 1 BIAYA TENAGA KERJA Biaya tenaga kerja menggambarkan kontribusi karyawan perusahaan di dalam kegiatan perusahaan. Sesuai dengan fungsi yang ada dalam perusahaan, biaya tenaga kerja dikelompokkan ke dalam:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Rekrutmen Menurut Samsudin (2006:81) Rekrutmen adalah proses mendapatkan sejumlah calon tenaga kerja yang kualifaid untuk jabatan/pekerjaan tertentu dalam suatu organisasi

Lebih terperinci

Perencanaan Strategis Pengendalian Manaajemen Pengendalian Operasi

Perencanaan Strategis Pengendalian Manaajemen Pengendalian Operasi Oleh: Bambang Moertijoso Manajemen sebagai proses atau kegiatan yang menjelaskan apa yang dilakukan manajer pada operasional organisasi mereka untuk merencanakan, meng organisasikan, memprakarsai, mengendalikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Di dalam rangkaian kegiatan tersebut

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN MASALAH. karyawan. Jenis-jenis kompensasi yang dibahas adalah kompensasi finansial baik

BAB V PEMBAHASAN MASALAH. karyawan. Jenis-jenis kompensasi yang dibahas adalah kompensasi finansial baik BAB V PEMBAHASAN MASALAH 5.1 Kompensasi Kompensasi yang dibahas dalam penelitian ini terdiri dari jenis kompensasi yang diberikan perusahaan dan pemberian kompensasi kepada karyawan. Jenis-jenis kompensasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut ini adalah pengertian dari perangkat lunak : Menurut Jogiyanto H.M (1992 : 420), perangkat lunak adalah program yang

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut ini adalah pengertian dari perangkat lunak : Menurut Jogiyanto H.M (1992 : 420), perangkat lunak adalah program yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Lunak Berikut ini adalah pengertian dari perangkat lunak : 2.1.1 Pengertian Perangkat Lunak Menurut Jogiyanto H.M (1992 : 420), perangkat lunak adalah program yang di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban Mulyadi (2001:2), menyatakan bahwa akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang disusun sedemikian

Lebih terperinci

Pert 13 BIAYA TENAGA KERJA. Team Teaching Universitas Islam Malang 2016

Pert 13 BIAYA TENAGA KERJA. Team Teaching Universitas Islam Malang 2016 Pert 13 BIAYA TENAGA KERJA Team Teaching Universitas Islam Malang 2016 Komponen Biaya Tenaga Kerja Biaya tenaga kerja merupakan salah satu dari tiga elemen biaya produksi. Elemen biaya produksi: Biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Manajemen Manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari serangkaian kegiatan seperti perencanaan, pengendalian/pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai

Lebih terperinci

Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen Sumber Daya Manusia Penerapan fungsi manajemen ke dalam fungsi operatif dari pengadaan, pengembangan dan pemeliharaan tenaga kerja, dengan maksud untuk mencapai tujuan individu, organisasi dan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan anggaran (budget), merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Hasibuan (2010:10), manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat mencapai tujuan sesuai apa yang diharapkan perusahaan. Sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat mencapai tujuan sesuai apa yang diharapkan perusahaan. Sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam suatu perusahaan beroperasi dengan cara mengkombinasikan antara sumber daya yang ada, untuk menghasilkan produk dan jasa yang dapat dipasarkan dan dapat mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri farmasi di Indonesia merupakan usaha yang memiliki potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. Industri farmasi di Indonesia merupakan usaha yang memiliki potensi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri farmasi di Indonesia merupakan usaha yang memiliki potensi yang cukup besar mengingat bangsa Indonesia memiliki jumlah penduduk yang cukup banyak.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berperan dalam mengkombinasikan faktor-faktor produksi, proses manajemen terdiri dari kegiatan-kegiatan utama yang disebut dengan fungsi-fungsi

Lebih terperinci

MSDM Materi 3 Perencanaan SDM

MSDM Materi 3 Perencanaan SDM MSDM Materi 3 Perencanaan SDM http://deden08m.com 1 Apa yang dimaksud dengan Perencanaan SDM? Perencanaan SDM adalah proses sistematis untuk meramalkan permintaan (demand) dan penawaran (supply) SDM di

Lebih terperinci

Perencanaan SDM. 1. Apa yang dimaksud dengan Perencanaan SDM?

Perencanaan SDM.  1. Apa yang dimaksud dengan Perencanaan SDM? MSDM Materi 3 Perencanaan SDM http://deden08m.com 1 Apa yang dimaksud dengan Perencanaan SDM? Perencanaan SDM adalah proses sistematis untuk meramalkan permintaan (demand) dan penawaran (supply) SDM di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Banyak para ahli berusaha untuk memberikan pengertian tentang manajemen, walaupun definisi yang dikemukakan mereka berbeda satu sama lainnya, namun pada

Lebih terperinci

BAHAN AJAR Jurusan : Administrasi Bisnis Konsentrasi : Mata Kuliah : Pengantar Bisnis

BAHAN AJAR Jurusan : Administrasi Bisnis Konsentrasi : Mata Kuliah : Pengantar Bisnis BAB 6 Manajemen Personalia Agar supaya pencapaian tujuan organisasi dapat dilaksanakan dengan baik, diperlukan personalia-personalia yang handal dan cakap. Personaliapersonalia ini diberi wewenang, tanggung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan dunia usaha belakangan ini menuntut perusahaan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan dunia usaha belakangan ini menuntut perusahaan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan kemajuan dunia usaha belakangan ini menuntut perusahaan untuk selalu berusaha meningkatkan kualitas maupun kuantitas produk yang dihasilkan baik itu berupa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. karyawan selalu menyelesaikan pekerjaannya dengan sebaik mungkin. Tanpa

BAB II KAJIAN TEORITIS. karyawan selalu menyelesaikan pekerjaannya dengan sebaik mungkin. Tanpa BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Prestasi Kerja 2.1.1 Pengertian Prestasi Kerja Setiap perusahaan pada dasarnya menginginkan dan menuntut agar seluruh karyawan selalu menyelesaikan pekerjaannya dengan sebaik

Lebih terperinci

BAB III FUNGSI PENGADAAN ANALISA JABATAN

BAB III FUNGSI PENGADAAN ANALISA JABATAN BAB III FUNGSI PENGADAAN ANALISA JABATAN A. Pentingnya Pengadaan Pengadaan ( procurement ) adalah merupakan fungsi operasional yang utama dari MSDM. Pengadaan tenaga-kerja ini merupakan masalah yang penting,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Keuangan

TINJAUAN PUSTAKA Keuangan 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Keuangan 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Jenis laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan dilakukan disegala bidang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan dilakukan disegala bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan dilakukan disegala bidang seperti dalam bidang ekonomi yang menjadi pusat perhatian utama dunia.

Lebih terperinci

Materi Minggu 10. Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan

Materi Minggu 10. Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan M a n a j e m e n S t r a t e g i k 77 Materi Minggu 10 Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan 10.1 Implementasi Strategi Implementasi strategi adalah jumlah keseluruhan aktivitas dan pilihan

Lebih terperinci

Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SISDM/HRIS)

Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SISDM/HRIS) Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SISDM/HRIS) Setiap organisasi khususnya perusahaan memerlukan data yang bersifat riil dari setiap tingkatan manajemennya. Data tersebut disusun dan dikelola dalam

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR METODE PENGAWASAN BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SUMATERA BARAT CABANG BUKITTINGGI

TUGAS AKHIR METODE PENGAWASAN BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SUMATERA BARAT CABANG BUKITTINGGI TUGAS AKHIR METODE PENGAWASAN BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SUMATERA BARAT CABANG BUKITTINGGI Bidang Studi Kesekretariatan Dan Manajemen Perkantoran Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

REVIEW MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA BAB III ANALISIS DAN RANCANG BANGUN PEKERJAAN

REVIEW MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA BAB III ANALISIS DAN RANCANG BANGUN PEKERJAAN REVIEW MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA BAB III ANALISIS DAN RANCANG BANGUN PEKERJAAN Memiliki informasi dan memahami pentingnya informasi tentang sumber daya manusia (SDM) merupakan tantangan organisasi.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran 2.1.1 Pengertian Anggaran Anggaran adalah merupakan suatu alat di dalam proses perencanaan dan pengendalian operasional keuangan dalam suatu perusahaan baik yang bertujuan

Lebih terperinci

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sumber Daya Manusia Terdapat beberapa pengertian sumber daya manusia menurut para ahli, antara lain: 1. Ike Kusdyah Rachmawati (2008:1) Sumber daya manusia harus

Lebih terperinci

LOGO TIP FTP - UB

LOGO TIP FTP - UB www.themegallery.com LOGO TIP FTP - UB Pendahuluan Aspek manajemen, organisasi dan SDM merupakan aspek yang cukup penting dianalisis untuk kelayakan suatu usaha. Karena walaupun suatu usaha telah dinyatakan

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN ASPEK ANGGARAN ASPEK DAN MANFAAT ANGGARAN 1. Penentuan tujuan yang akan dicapai 2. Memilih dan menentukan cara yang akan ditempuh dari semua alternatif yang mungkin dipilih

Lebih terperinci

PERENCANAAN SUMBERDAYA MANUSIA YANG EFEKTIF: STRATEGI MENCAPAI KEUNGGULAN KOMPETITIF

PERENCANAAN SUMBERDAYA MANUSIA YANG EFEKTIF: STRATEGI MENCAPAI KEUNGGULAN KOMPETITIF PERENCANAAN SUMBERDAYA MANUSIA YANG EFEKTIF: STRATEGI MENCAPAI KEUNGGULAN KOMPETITIF Disusun Oleh : Muhamad Wahyudin 125030207111110 Johanes Hartawan Silalahi 125030207111101 Arrahman 125030207111044 JURUSAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Anggaran Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya komunikasi dan teknologi, perusahaan dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya komunikasi dan teknologi, perusahaan dihadapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan berkembangnya komunikasi dan teknologi, perusahaan dihadapkan pada persaingan yang semakin kompetitif. Tidak sedikit perusahaan yang tidak

Lebih terperinci

PERENCANAAN SUMBERDAYA MANUSIA LINGKUP BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) SURABAYA. Oleh : Yayuk Badriyati,SP

PERENCANAAN SUMBERDAYA MANUSIA LINGKUP BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) SURABAYA. Oleh : Yayuk Badriyati,SP PERENCANAAN SUMBERDAYA MANUSIA LINGKUP BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) SURABAYA Oleh : Yayuk Badriyati,SP Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan kinerja. Pemberian imbalan berguna baik bagi perusahaan maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan kinerja. Pemberian imbalan berguna baik bagi perusahaan maupun 2.1 Uraian Teoritis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Imbalan Imbalan merupakan motivator yang positif bagi para karyawan untuk meningkatkan kinerja. Pemberian imbalan berguna baik bagi perusahaan maupun karyawan

Lebih terperinci

BAB VI MANAJEMEN OPERASI

BAB VI MANAJEMEN OPERASI BAB VI MANAJEMEN OPERASI Menggambarkan begitu pentingnya manajemen produksi dan operasi bagi perusahaan Mengidentifikasi faktor-faktor yang terkait dalam pemilihan lokasi perusahaan Menguraikan tugas utama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam suatu organisasi, pegawai senantiasa mengharapkan penghasilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam suatu organisasi, pegawai senantiasa mengharapkan penghasilan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam suatu organisasi, pegawai senantiasa mengharapkan penghasilan yang lebih memadai. Sedangkan sistem penggajian pegawai negeri sipil saat ini masih dibawah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata To Manage yang berarti mengatur,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata To Manage yang berarti mengatur, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata To Manage yang berarti mengatur, mengurus, melaksanakan, dan mengelola. Manajemen dalam bahasa ingris berarti mengatur. Dalam

Lebih terperinci

PENGENDALIAN & AKUNTANSI BIAYA

PENGENDALIAN & AKUNTANSI BIAYA Modul ke: AKUNTANSI BIAYA Tenaga Kerja PENGENDALIAN & AKUNTANSI BIAYA Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Bagian Isi Modul 1. Produktifitas dan biaya tenaga kerja

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget), merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu

Lebih terperinci

BAB II ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN

BAB II ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAB II ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN 2.1. Anggaran 2.1.1.Definisi Anggaran Pemahaman mengenai konsep anggaran dimulai dari memahami pengertian anggaran. Berikut ini adalah

Lebih terperinci

Mengelola SDM dan Hubungan Tenaga Kerja

Mengelola SDM dan Hubungan Tenaga Kerja Modul ke: 14 Mengelola SDM dan Hubungan Tenaga Kerja Widi Wahyudi,S.Kom, SE, MM. Fakultas Desain & Seni Kreatif Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id A. Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen

Lebih terperinci

KERANGKA KEBIJAKAN SEKTOR AIR MINUM PERKOTAAN RINGKASAN EKSEKUTIF

KERANGKA KEBIJAKAN SEKTOR AIR MINUM PERKOTAAN RINGKASAN EKSEKUTIF KERANGKA KEBIJAKAN SEKTOR AIR MINUM PERKOTAAN a. Pada akhir Repelita V tahun 1994, 36% dari penduduk perkotaan Indonesia yang berjumlah 67 juta, jiwa atau 24 juta jiwa, telah mendapatkan sambungan air

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-4 ANGGARAN BERDASARKAN FUNGSI DAN AKTIFITAS STANDAR UNIT

PERTEMUAN KE-4 ANGGARAN BERDASARKAN FUNGSI DAN AKTIFITAS STANDAR UNIT PERTEMUAN KE-4 ANGGARAN BERDASARKAN FUNGSI DAN AKTIFITAS STANDAR UNIT A. TUJUAN PEMBELAJARAN. 4.1. Mahasiswa mengetahui tentang anggaran. 4.2. Mahasiswa mengetahui tentang anggaran induk. 4.3. Mahasiwa

Lebih terperinci

PENYUSUNAN ANGGARAN A. Hakikat Anggaran

PENYUSUNAN ANGGARAN A. Hakikat Anggaran 1 PENYUSUNAN ANGGARAN A. Hakikat Anggaran Suatu anggaran operasi merupakan pernyataan tentang pendapatan dan beban yang direncanakan untuk satu tahun yang akan datang. Proses penyusunan anggaran merupakan

Lebih terperinci

Nova Yanti Maleha, SE, M.Si 19/09/2016 1

Nova Yanti Maleha, SE, M.Si 19/09/2016 1 Nova Yanti Maleha, SE, M.Si 19/09/2016 1 DESKRIPSI MATA KULIAH Dalam mata kuliah ini dibahas mengenai pemanfaatan SDM dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan organisasi perusahaan. Pembahasan difokuskan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karakteristik Anggaran 1. Anggaran Definisi anggaran ada bermacam-macam tetapi mempunyai karakterisrik yang hampir mirip, berikut salah satu definisi anggaran dari berbagai macam

Lebih terperinci

Kewirausahaan. Firdaus,S.Kom,M.Kom. Minggu, 19 Maret

Kewirausahaan. Firdaus,S.Kom,M.Kom. Minggu, 19 Maret Kewirausahaan Firdaus,S.Kom,M.Kom Minggu, 19 Maret 2017 1 Manusia (karyawan) yang menjadi motor penggerak kegiatan usaha perlu dikelola secara profesional. Pengelolaan SDM ini kita kenal dengan Manajemen

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERNAL GAJI PADA BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH SUMBAGUT

BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERNAL GAJI PADA BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH SUMBAGUT BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERNAL GAJI PADA BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH SUMBAGUT Setiap perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya sudah pasti membutuhkan karyawan untuk menjalankan kegiatan operasi.

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS. 2.1 Pengertian Kompetensi dan Jenis Kompetensi

BAB II KERANGKA TEORITIS. 2.1 Pengertian Kompetensi dan Jenis Kompetensi BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1 Pengertian Kompetensi dan Jenis Kompetensi Perubahan yang terjadi pada bidang Sumber Daya Manusia diikuti oleh perubahan pada kompetensi dan kemampuan dari seseorang yang mengkonsentrasikan

Lebih terperinci

BAB X. PENGENDALIAN INTERN

BAB X. PENGENDALIAN INTERN BAB X. PENGENDALIAN INTERN 1. KONSEP PENGENDALIAN SUATU ORGANISASI HARUS DIKENDALIKAN; DI MANA ADA PERANGKAT-PERANGKAT UNTUK MEMASTIKAN BAHWA TUJUAN STRATEGIS ORGANISASI DAPAT TERCAPAI. ELEMEN-ELEMEN SISTEM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Untuk membantu penelitian ini maka diperlukan acuan atau perbandingan dalam perencanaan agregat maka diperlukan penelitian terdahulu. Dapat dijelaskan

Lebih terperinci

BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN. satuan kuantitatif. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai

BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN. satuan kuantitatif. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN 2.1. Anggaran Perusahaan Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja dalam rangka waktu satu tahun yang dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pekerjaan, baik pekerjaan yang dilelangkan ataupun yang dikerjakan sendiri

BAB II LANDASAN TEORI. pekerjaan, baik pekerjaan yang dilelangkan ataupun yang dikerjakan sendiri BAB II LANDASAN TEORI Untuk dapat menentukan suatu nilai dari harga satuan dalam suatu pekerjaan, baik pekerjaan yang dilelangkan ataupun yang dikerjakan sendiri merupakan suatu tugas yang tidak mudah.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi Kompensasi dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang diterima karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Sebelum kompensasi diberikan, terlebih dahulu dilakukan

Lebih terperinci