INDUKSI DAN KONDUKSI GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK AKIBAT SAMBARAN PETIR PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH
|
|
- Adi Gunardi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 13, NO. 1, APRIL 009: 5-3 INDUKSI DAN KONDUKSI GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK AKIBAT SAMBARAN PETIR PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH Reynald Zr Seklah Teknik Elektr dan Inrmatika, Institut Teknlgi Bandung, Bandung 4013, Indnesia Abstrak Sambaran petir baik secara langsung maupun tidak langsung dapat menimbulkan kerusakan pada peralatan-peralatan elektrnik di dalam bangunan. Di Stasiun Penelitian Petir Institut Teknlgi Bandung (SPP-ITB) Gunung Tangkuban Perahu sering terjadi kerusakan peralatan elektrnik dan kerusakan arrester yang seharusnya melindungi peralatan elektrnik tersebut. Kerusakan arrester tersebut kemungkian besar disebabkan leh sambaran petir tidak langsung di sekitar jaringan tegangan rendah SPP-ITB. Sambaran petir tidak langsung menginduksikan tegangan lebih pada jaringan tegangan rendah tersebut dan kemudian menghantarkan gelmbang berjalan (knduksi) pada kedua ujung jaringan tegangan rendah yang salah satunya adalah SPP-ITB. Kerusakan karena sambaran langsung hampir tidak mungkin karena sekitar 90% SJTR terletak di bawah phn-phn yang tinggi. Pada penelitian ini dilakukan ealuasi induksi dan knduksi petir pada Jaringan Tegangan Rendah SPP-ITB Gn. Tangkuban Perahu. Penelitian ini menggunakan data-data lapangan seperti data APM, parameter saluran JTR, data arrester dan kerusakannya, dan karakteristik petir lkal dari JADPEN (Jaringan Data Petir Nasinal). Data-data tersebut terutama data histris JADPEN digunakan sebagai studi kasus untuk perhitungan tegangan eleasi, pril tegangan induksi dan knduksi petir dengan menggunakan mdel perhitungan Rusck, perhitungan arus dan energi impuls petir yang terinduksi pada SJTR. Hasil perhitungan tersebut kemudian dibandingkan dengan karakteristik arrester MOV dan SAD yang terpasang di SPP-ITB untuk mengetahui penyebab kerusakan arrester. Abstract Inductin and Cnductin Electrmagnetic Waes Caused by Lightning Strike n the Lw Vltage Netwrk. Direct and indirect lightning strikes can disturb and induce lw ltage erheadlines and it can prduced erltage due t traeling waes alng the lines. This erltage can damage the equipments cnnected t it. It was recrded that there were already a lt damages electrnic equipments and arrestesr lcated inside the building Lightning Measurement Statin at Mnt. Tangkuban Perahu. Mst the erltage which was deelped n the lw ltage lines were cming rm indirect lightning strike nearby due t the act that mst the lines were cered by trees. Research was carried ut t study and ealuate the inductin and cnductin the lightning strikes t the LV lines that can lead t the cause equipment and arrester damages inside the building. Lcal lightning data r the analysis were deried rm measurement system installed at the statins and histrical lightning data rm lightning detectin netwrk called Jadpen (Natinal Lightning Detectin Netwrk). The data was used r calculating and ealuating the ltage eleatin, inductin ltage priles and cnductin in the rm traeling waes using Rusck Mdel. Tw damaged arresters were ealuated and cmpared and it gie the better understanding n hw the prtectin system wrk. Keywrds: lightning inductin, lighting data, ltage eleatins, rusck mdel, arrester, arrester damages 1. Pendahuluan Surja petir dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan tegangan rendah dan peralatan elektrik tegangan rendah dengan beberapa mekanisme. Mekanisme pertama melalui sambaran langsung petir pada jaringan tegangan rendah. Hal ini jarang terjadi karena biasanya terlindung leh phn atau bangunan di sekitarnya. Mekanisme kedua adalah sambaran petir yang tidak langsung mengenai jaringan tegangan rendah tapi petir menyambar phn ataupun tanah di sekitar jaringan tegangan rendah. Sambaran tidak langsung ini menyebabkan kpling elektrmagnetik antara jaringan dan sambaran petir sehingga mengakibatkan tegangan induksi pada jaringan [1,]. 5
2 6 MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 13, NO. 1, APRIL 009: 5-3 Gambar 1. Lkasi Saluran JTR SPP-ITB Pada jaringan tegangan rendah, penyebab terbesar tegangan lebih adalah sambaran tidak langsung petir. Hal ini disebabkan pada jaringan tegangan rendah memiliki tingkat dasar islasi (basic insulatin leel/bil) yang relati rendah. Mekanisme sambaran tidak langsung ini juga dapat menimbulkan kerusakan pada arrester, peralatan elektrnik tegangan rendah, dan gangguan perasi sistem tenaga listrik. Mekanisme sambaran langsung petir pada jaringan jarang terjadi, tapi dapat menyebabkan kerusakan yang lebih besar pada jaringan dan instalasi peralatan listrik [3]. Di stasiun Penelitian Petir yang terletak di kawasan Gunung Tangkuban Perahu yaitu Lintang Selatan dan Bujur Timur pada ketinggian 030 meter diatas permukaan laut, pada saat ini sedang dilakukan penelitian tentang pengaruh sambaran petir tidak langsung pada jaringan tegangan rendah antara gardu Hankam dan Stasiun Penelitian Petir [4]. Jaringan tegangan rendah 3 asa 380/0 V twisted kabel ini terletak di bawah phn-phn tinggi di gunung tangkuban perahu sehingga sangat kecil kemungkinan terkena sambaran langsung petir. Namun pada jaringan tegangan rendah ini terjadi tegangan induksi petir akibat sambaran petir tidak langsung. Tegangan induksi yang terjadi ini menyebabkan kerusakan pada arrester MOV dan SAD yang dipasang di SPP, apapun tipe dan rating arrester yang dipasang.. Metde Penelitian Induksi Petir Pada Saluran Jaringan Tegangan Rendah. Sambaran tidak langsung, terjadi karena induksi elektrmagnetik akibat sambaran petir di dekat saluran udara atau induksi elektrstatis akibat awan bermuatan di atas saluran udara. Sambaran tidak langsung selanjutnya adalah sambaran petir ke tanah di dekat saluran udara. Sambaran induksi merupakan ungsi jarak dimana petir tersebut menyambar di dekat saluran. Tegangan lebih induksi tidak begitu berpengaruh pada saluran transmisi tetapi menyebabkan gangguan pada saluran distribusi, karena menurut penelitian tegangan yang diinduksikan sedikit lebih Gambar. Induksi Petir pada Saluran Udara [5] kecil dari tegangan transmisi sehingga eeknya akan terasa pada leel saluran tegangan yang lebih rendah. Menurut Rusck [5], tegangan induksi yang terjadi pada saluran udara pendek akibat sambaran petir adalah: V ind = U 1 + U...(1) di mana : t x.() U 1( x, y, z, t) = Z I ( t) z K x y + ( t x) U (x,y,z,t) = U 1 (-x)...(3) K x = 1+ di mana : 1 4π x + ( t x) (4) + ( t) 1 ( x + y ) μ μ r Z = = Impedansi Surja (hm) ε ε r dan I (t) = Amplitud step dari arus sambaran balik (ka) z = Ketinggian saluran udara dari permukaan tanah (m) x = Jarak sambaran petir sepanjang saluran udara (m), x = 0 berarti Sambaran petir tepat pada ujung saluran udara y = Jarak sambaran petir yang tegak lurus terhada saluran udara (m), y=0 Berarti sambaran petir tepat pada saluran udara
3 MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 13, NO. 1, APRIL 009: = Kecepatan sambaran balik petir (m/s), = kecepatan cahaya 3x10 8 m/s Pada titik x = 0, terjadi tegangan maksimum yaitu: V Ind maks Z =.I.h 1 + y (5) 1 ( ) Perhitungan induksi petir dengan memasukkan bentuk arus petir dapat didekati dengan persamaan berikut: I ( t t) = α tu( t) α ( t t ) u( t t ) = I ( t) I ( ).(6) I α 1 =...(7) t ( * th t ) α = I...(8) * t ( th t ) dengan t = Waktu arus petir untuk mencapai puncak (μs) t h = Waktu arus petir untuk mencapai nilai tengah atau hal alue (μs) I = Arus puncak petir (ka) Tegangan lebih pada sistem tegangan rendah dan peralatan elektrnik dapat disebabkan leh induksi elektrmagnetik, eleasi tegangan, kpling kapasiti, dan radiasi. Arus petir yang mengalir pada hantaran arus petir menimbulkan tegangan jatuh ditahanan pentanahan sebesar V = I. (V) (9) E R st Arus petir yang terinjeksi keelektrda pentanahan akan menyebar secara radial didalam tanah, sehingga akan menyebabkan terjadinya eleasi tegangan pada elektrda yang berada disekitarnya. Eleasi tegangan pada sebuah elektrda yang berada didekat sebuah elektrda lainnya yang teraliri arus petir dinyatakan dengan hubungan ρ.i G( z+ L, y,x) G( z, y,x) + V =..... (10) 4πLM G(z D, y,x) G(z D L, y,x) di mana: G ( a, b, c) = G1 ( a + M, b, c) G1 ( a, b, c).. (11) dan G 1( a, b, c) = [ a ln( a + a + b + c ) a + b + c ] (1) dengan: ρ = tahanan jenis tanah (Ω.m) i = arus puncak petir (ka) L = panjang elektrda pentanahan 1 (m) M = panjang elektrda pentanahan (m) D = kedalaman ujung atas elektrda dari permukaan tanah (m) Arrester adalah peralatan yang pada umumnya terdiri dari ltage-cntrlled resistrs (aristr, dide surpressr) dan atau spark gaps. Arrester digunakan untuk memprteksi peralatan dan sistem elektrik dari tegangan lebih yang besar dan atau untuk penyamaan tegangan (equiptentializatin). Arrester dapat diklasiikasikan menurut parameter dan spesiikasi sebagai berikut dengan spesiikasi dan parameter arrester yang berbeda-beda untuk tiap arrester: Arrester Rated Vltage (U r ) atau Max. Cntinuus Operating Vltage (U r ) Tegangan perasi kntinyu maksimal yang diperblehkan atau tegangan rms maksimal yang diberikan pada arrester pada saat berperasi kntinyu. Tegangan ini adalah tegangan maksimal arrester pada keadaan nn-knduksi dan merupakan tegangan saat arrester kembali dari keadaan knduksi. Nminal Cnductin Vltage (U a ) atau stand ltage Tegangan knduksi nminal adalah tegangan dengan nilai sesaat tertinggi yang terjadi pada terminal arrester sebelum knduksi atau spark er terjadi. Arrester dapat knduksi jika: (1) Nilai puncak kmpnen resisti dari arus yang melewati arrester mencapai 1 ma; () Tegangan impuls menyebabkan arus puncak yang melewati arrester melebihi 1 ma Pengukuran tegangan knduksi adalah metde paling mudah untuk mengecek arrester bekerja dengan baik. Tegangan knduksi nminal selalu lebih besar tegangan perasi kntinyu maksimal Energy Handling Kemampuan penyerapan energi adalah kemampuan arrester untu melakukan penyerapan energi maksimum dari impuls petir. Jika energi impuls petir yang melewati arrester melewati kemampuan penyerapan energi arrester maka arrester akan mengalami kerusakan. Standard Lightning Impuls Sparker Vltage (U as100 ) Standar tegangan knduksi impuls petir adalah tegangan test dengan menggunakan gelmbang impuls 1,/50 µs yang diset pada nilai puncak tegangan dimana arrester harus dapat merespn setiap kali tes sebanyak 10 kali tegangan tes. Lightning Test Current (I B ) r Impuls Current (I imp ) Arus tes petir adalah tegangan test dengan menggunakan gelmbang impuls 10/350 μs dan
4 8 MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 13, NO. 1, APRIL 009: 5-3 parameter yang menyimulasikan arus petir natural (arus puncak, muatan, dan energi spesiik). Arrester yang didesain untuk prteksi terhadap sambaran petir langsung harus dapat menahan tes arus petir minimal dua kali tanpa kerusakan Prtectin Leel (U sp ) Tingkat prteksi menyatakan nilai puncak dari Standard Lightning Impuls Sparker Vltage (U as100 )I dan menunjukkan karakteristik prteksi dari arrester dan menyarankan arrrester sebaiknya digunakan pada tingkat prteksi tertentu. Parameter Sambaran Petir. Stasiun Penelitian dan saluran jaringan tegangan rendah sebagai byek penelitian ini terletak di latitude LS dan lngitude BT, secara gegrais berada di dataran tinggi Gunung Tangkuban Perahu serta mengalami dua musim pertahun. Pengaruh angin mnsun Asia yang banyak membawa awan petir dan mnsun Australia yang kering juga dirasakan leh bangunan ini dan daerah sekitarnya. Pada tugas akhir ini dipergunakan data karakteristik petir histrik yang tersimpan dalam basis data JADPEN [6]. Daerah pantau penelitian yang digunakan adalah lingkaran dengan pusat di bagnunan SPP di LS BT dengan windw 0 x 0 km sehingga dapat mencakup jaringan tegangan rendah dan lingkungan sekitar lkasi penelitian. Data histrik yang digunakan selama 6 tahun dari 1 Januari 1996 sampai 31 Desember 001. Gambar 4. Peta Kerapatan Sambaran Petir Gambar 5. Distribusi Statistik Arus Puncak Petir Gambar 4 memperlihatkan peta kerapatan sambaran petir untuk Windw km x km. Dari peta kerapatan sambaran, terlihat bahwa daerah sekitar SPP sering terjadi sambaran petir. Gambar 3. Data Petir di Sekitar SPP-ITB Tabel 1. Intensitas sambaran petir di lkasi penelitian Kerapatan Sambaran [sambaran/km /thn] Rata-Rata - Sambaran petir ke tanah (GFD = N g ) Sambaran petir ke tanah dan awan Sambaran petir ke tanah psiti Sambaran petir ke tanah negati Sambaran petir awan.84 Peta kerapatan sambaran juga memperlihatkan bahwa sambaran petir yang terjadi kebanyakan adalah sambaran petir tidak langsung pada jarak sekitar km dari SJTR SPP-ITB dan hal ini dapat menyebabkan induksi petir pada saluran jaringan tegangan rendah menuju ke lkasi penelitian. Dari Gambar 5, terlihat bahwa di lingkungan sekitar lkasi penelitian Gunung Tangkuban Perahu, arus puncak negati lebih dminan daripada arus puncak psiti dengan perbandingan sambaran ke tanah (psiti dan negati) dengan sambaran ke awan adalah 4:1. Untuk arus puncak negati, sebaran dminan pada -6.9 ka sampai dengan 79.8 ka dan arus puncak negati rata-rata ka dengan jumlah sambaran 19683
5 MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 13, NO. 1, APRIL 009: Tabel. Parameter Petir di Daerah SPP Parameter Unit Rata-rata Persentase Lebih Besar dari Parameter 95% 50% 5% Maksimum Arus Puncak, I Sambaran negati ttal ka 44, Sambaran psiti ttal ka Waktu mencapai Arus Puncak, t p Sambaran negati ttal μs Sambaran psiti ttal μs Kecuraman Arus, di/dt Sambaran negati ttal ka/μs Sambaran psiti ttal ka/μs Tabel 3. Data Arus Puncak dari APM di SPP Peride Des 04 Juni 05 Waktu Pengambilan Data Twer Gardu Hankam Arrester T 1 I II IV I II IV I II IV 17 Des Jan 005 5,55 0,71 16,6 5,45 4,37 4, Jan Jan ,14 3,66 13,36 3,65 3,5 3,31 1,43 1,45 1,47 9 Jan Feb ,10 18,05 16,38,7 3,78 3,55 1,41 1,40 1,38 1 Feb Feb 005 4,38 4,55 4,07 3,63 3,44 3, Feb Mar ,6 8,5 3, Mar Mar ,77 7,68 15,67 5,6 4,06, Apr Apr 005 9,5 6,94 0, sambaran. Untuk arus puncak psiti, sebaran dminan pada 6.1 ka sampai dengan ka dan arus puncak psiti rata-rata ka dengan jumlah sambaran 6773 sambaran. Pengukuran dan Obserasi Lapangan. Obserasi lapangan dilakukan dengan pengukuran arus puncak leh alat ukur pita magnetik (APM). Alat ukur Pita Magnetik dipasang pada 4 tempat yaitu pada dwn cnductr twer SPP, Arrester Tingkat 1 SPP, Arrester Tingkat SPP, dan Arrester di panel gardu HANKAM [4,7]. Pada arrester, APM dipasang setelah arrester sehingga arus puncak yang dibaca adalah arus yang dibuang arrester dan bukan arus petir sesungguhnya [8]. Data APM diambil dari Bulan Desember 004 sampai Juni 005 dan APM diganti tiap sampai 3 minggu sekali, jadi data yang didapatkan adalah arus puncak tertinggi selama sampai 3 minggu tersebut dan kita tidak dapat mengetahui secara pasti kapan tepatnya terjadi arus puncak tersebut. 3. Hasil dan Pembahasan Induksi Petir dan Eleasi Tegangan. Sumber daya utama gedung SPP berasal dari saluran jaringan tegangan rendah PLN yang terhubung melalui erhead lines tegangan rendah 380V 3 asa 4 kawat 16 mm, kabel ini tersambung dengan Gardu HANKAM pada jarak 1,8 kmdari SPP dan melewati hutan Gunung Tangkuban Perahu. Sebagian besar kabel berada di bawah phnphn tinggi sehingga kemungkinan sambaran petir langsung pada jaringan sangat kecil [4]. Apabila terjadi sambaran tidak langsung pada saluran jaringan tegangan rendah SPP maka arus petir akan mengalir pada penghantar arus petir dan menimbulkan induksi tegangan, besarnya tegangan akibat induksi sambaran petir dihitung dengan menggunakan studi kasus data petir histrik JADPEN yang pernah menyambar di sekitar JTR SPP gunung tangkuban perahu untuk tahun [4]. Dengan menggunakan persamaan (1) sampai dengan (7) dan dengan memasukan data JADPEN dan parameter jaringan tegangan rendah SPP, didapatkan pril tegangan induksi dan arus induksi terhadap waktu untuk beberapa studi kasus. Dari Gambar 7 sampai dengan Gambar 1 memperlihatkan besarnya tegangan induksi petir maksimum [5,9], besarnya arus induksi maksimum, dan besar impuls energi.
6 30 MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 13, NO. 1, APRIL 009: 5-3 Tabel 4. Data SJTR SPP Tinggi Panjang Jari-jari Saluran Saluran Knduktr εr μr 6.5 m 1768 m 16 mm,3 3,5 Gambar 9. Pril tegangan dan arus induksi akibat sambaran petir pada kasus C Gambar 6. Lkasi sambaran petir pada SJTR SPP-ITB Gambar 10. Pril tegangan dan arus induksi akibat sambaran petir pada kasus D Gambar 7. Pril tegangan dan arus induksi akibat sambaran petir pada kasus A Gambar 11. Pril tegangan dan arus induksi akibat sambaran petir pada kasus E Gambar 8. Pril tegangan dan arus induksi akibat sambaran petir pada kasus B Gambar 1. Pril tegangan dan arus induksi akibat sambaran petir pada kasus F
7 MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 13, NO. 1, APRIL 009: Tabel 5. Rekapitulasi induksi petir di SPP ITB Parameter Sambaran Petir N Kasus A Kasus B Kasus C Kasus D Kasus E Kasus F Tegangan Induksi Maksimum -39, , ,09-70, ,49-43,001 Arus Induksi Maksimum Energi Impuls Induksi -1,0984 ka 100,775 Jule -5,8035 ka 718,093 Jule -17,0918 ka ,79 Jule -1,9745 ka 944,3966 Jule -38,5175 ka 9.953,0666-1,068 ka Jule 391,9134 Jule Tabel 6. Rekapitulasi eleasi tegangan di SPP Eleasi Tegangan 1 Untuk I 5% = 95 ka. Untuk I 50% = 40,51 ka 3. Untuk I 95% = 13,34 ka 4. Untuk I APM = 30,76 ka Dwn Cnductr Arrester Arrester Tingkat Tingkat Sistem pengetanahan gedung dan twer SPP-ITB berupa elektrda ertikal dan ring knduktr hrisntal, sistem pengetanahan ini terhubung dengan jaringan pengetanahan internal. Apabila terjadi sambaran langsung pada twer SPP-ITB maka arus petir akan mengalir pada penghantar arus petir dan menimbulkan jatuh tegangan pada elektrda pengetanahan, besar jatuh tegangan pada elektrda pengetanahan dihitung dengan asumsi I 5% = 95 ka, I 50% = 40,51 ka, I 95% = 13,34 ka, dan data APM, I = 30,76 ka mengalir merata ke elektrda pentanahan. Berikut nilai eleasi tegangan pada penghantar arus di kedua arrester yang ada di SPP. Dari Tabel 6 terlihat bahwa tegangan induksi petir jauh melebihi tegangan eleasi pada knduktr jadi penyebab kerusakan arrester pada SJTR dan SPP adalah tegangan induksi dan bukan eleasi tegangan Analisis Penyebab Kerusakan Arrester. Hasil perhitungan tegangan induksi maksimum sebesar ,49 ataupun tegangan induksi maksimum yang nilainya paling kecil sebesar -39,1374 dapat merusak arrester karena leel prteksi tegangan untuk arrester 40/415 lt adalah kurang dari 10 jadi hampir semua sambaran langsung yang menyebabkan tegangan induksi petir pada saluran jaringan tegangan rendah SPP dapat merusak arrester di SPP. Hasil perhitungan arus induksi maksimum sebesar - 38,5175 ka maupun tegangan induksi maksimum yang nilainya paling kecil sebesar -1,0984 ka tidak dapat merusak arrester karena arus ptng untuk arrester MOV tingkat 1 adalah 00 ka dan arrester MOV tingkat adalah 156 ka, namun arus induksi sebesar -38,515 ka dapat merusak arrester tingkat yang arus ptngnya 5 ka jika waktu impuls induksi cukup panjang dan energi yang diserap arrester melebihi ratingnya. Hasil perhitungan energi impuls induksi yang nilainya paling kecil sebesar 391,9134 Jule masih dapat merusak arrester tingkat bagian primer yaitu arrester SAD yang tingkat penyerapan energi maksimalnya 50 Jule namun energi impuls sebesar 391,9937 Jule tidak dapat merusak arrester tingkat bagian sekunder yaitu arrester MOV yang tingkat penyerapan energi maksimalnya 4000 Jule, dan arrester tingkat 1 yaitu arrester MOV yang tingkat penyerapan energi maksimalnya 6060 Jule. Hasil perhitungan energi impuls induksi yang nilainya paling besar sebesar 9.953,0666 Jule dapat merusak semua arrester yang terpasang di SPP dengan perincian, arrester tingkat bagian primer yaitu arrester SAD yang tingkat penyerapan energi maksimalnya 50 Jule, arrester tingkat bagian sekunder yaitu arrester MOV yang tingkat penyerapan energi maksimalnya 4000 Jule, dan arrester tingkat 1 yaitu arrester MOV yang tingkat penyerapan energi maksimalnya 6060 Jule [3]. 4. Kesimpulan Dari hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1) Sambaran langsung petir pada jaringan tegangan rendah SPP-ITB hampir tidak mungkin terjadi karena SJTR terlindungi leh phnphn tinggi sepanjang saluran; ) Eleasi tegangan akibat sambaran langsung pada twer tidak mengakibatkan kerusakan arrester karena nilai tegangan tanah yang terlalu kecil karena pemakaian dwn cnductr dengan induktansi rendah, 3) Sambaran petir tidak langsung pada radius sekitar km dari jaringan tegangan rendah dapat mengakibatkan kerusakan pada arrester dan peralatan elektrnik di dalam SPP-ITB karena tegangan knduksi yang terjadi di SPP-ITB berkisar antara 39 sampai dengan sedangkan arrester yang terpasang mempunyai tegangan breakdwn kurang dari 10, 4) Arus induksi yang terjadi akibat sambaran petir dalam bentuk gelmbang
8 3 MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 13, NO. 1, APRIL 009: 5-3 berjalan tidak langsung mempunyai besaran 1 ka sampai dengan 39 ka. Arus ini jauh lebih kecil dari kemampuan ptng arrester tingkat 1 sebesar 100 ka sehingga tidak menyebabkan kerusakan arrester, 5) Sambaran petir yang terjadi di sekitar jaringan tegangan rendah SPP-ITB sebagian besar adalah sambaran berulang dengan ekr gelmbang yang panjang sehingga menimbulkan muatan dan energi impuls petir sekitar kiljule dan merusak arrester yang terpasang karena batas energi maksimum arrester terpasang yang berkisar antara 4 6 kiljule. Datar Acuan [1] Edwards D.W dan Wherrett P.M, A six pint prtectin apprach r lightning prtectin, surge prtectin and grunding r lw ltage acilities, Eric, 001. [] Hirai T., Takinami T., Okabe S., Obseratin Lightning Phenmena n Real Distributin Lines, ICLP 00, France, 00. [3] Zr, Reynald dan Pakki, Rustam R. Guideline and prcedure in design, cnstructin, maintenance, and inspectin lightning prtectin system. LAPI ITB, Bandung, [4] Zr, Reynald, Karakteristik Petir dan Elemen Cuaca di Daerah Trpis, kasus Gn. Tangkuban perahu, Disertasi ITB, Juli [5] Hidalen, Hans Kristian. Analytical Frmulatin Lightning-Induced Vltages n Multicnductr Oerhead Lines Abe Lssy Grund. IEEE Transactin n Electrmagnetic Cmpatibility, Vl 45, N.1, February 003 [6] Zr, R., Sudirham, S., 1996, Indnesian Lightning Detectin Netwrk (JADPEN), Electrpic, Jakarta - 5 September. [7] Sirait, K.T, Zr, R. Applicatin Lightning Peak Current Measurement System at Mt. Tangkuban Perahu, Paper ACED, Bandung, 1990 [8] Hidayat, Syari. Karakteristik Petir dan Gangguan Petir pada Sistem Distribusi Listrik di Jakarta SENATRIK 004, Bandung 004. [9] IEC /006, Internatinal standard: prtectin against lightning electrmagnetic impulse IEC Publicatin, Genea, Switzerland, 006.
INDUKSI DAN KONDUKSI GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK AKIBAT SAMBARAN PETIR PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH
MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 13, NO. 1, APRIL 009: 5-3 INDUKSI DAN KONDUKSI GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK AKIBAT SAMBARAN PETIR PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH Reynald Zr Seklah Teknik Elektr dan Infrmatika, Institut
Lebih terperinciPENGUKURAN STREAMER AWAL PENANGKAL PETIR KONVENSIONAL DAN NON KONVENSIONAL
PENGUKURAN STREAMER AWAL PENANGKAL PETIR KONVENSIONAL DAN NON KONVENSIONAL Filipus Aron Mamuji 13204006 Program Studi Teknik Elektro Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Abstrak Early Streamer Emission
Lebih terperinciSTUDI AWAL PENGUKURAN KARAKTERISTIK PETIR DI DAERAH TROPIS DENGAN ROKET BERKAWAT
STUDI AWAL PENGUKURAN KARAKTERISTIK PETIR DI DAERAH TROPIS DENGAN ROKET BERKAWAT Rangga Yadi Putra 1346 Dsen Pembimbing : Dr. Dipl.-Ing Ir. Reynald Zr Departemen Teknik Elektr Seklah Teknik Elektr Dan
Lebih terperinciPOTENSI PETIR SEBAGAI SUMBER ENERGI BARU?
POTENSI PETIR SEBAGAI SUMBER ENERGI BARU? Dr. Reynaldo Zoro Lab. Teknik Tegangan Tinggi dan Arus Tinggi Kelompok Keilmuan Ketenagalistrikan Sekolah Teknik Elektro & Informatika (STEI) Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB III PELINDUNG SALURAN TRANSMISI. keamanan sistem tenaga dan tak mungkin dihindari, sedangkan alat-alat
BAB III PELINDUNG SALURAN TRANSMISI Seperti kita ketahui bahwa kilat merupakan suatu aspek gangguan yang berbahaya terhadap saluran transmisi yang dapat menggagalkan keandalan dan keamanan sistem tenaga
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Lightning Arrester merupakan alat proteksi peralatan listrik terhadap tegangan lebih yang disebabkan oleh petir atau surja hubung (switching surge). Alat ini bersifat
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori A. Fenomena Petir Proses awal terjadi petir disebabkan karena adanya awan bermuatan di atas bumi. Pembentukan awan bermuatan disebabkan karena adanya kelembaban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Petir atau halilintar merupakan gejala alam yang biasanya muncul pada musim hujan dimana di langit muncul kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan yang beberapa saat
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH KONFIGURASI 1 PERALATAN PADA SALURAN DISTRIBUSI 20 KV TERHADAP PERFORMA PERLINDUNGAN PETIR MENGGUNAKAN SIMULASI ATP/EMTP
STUDI PENGARUH KONFIGURASI 1 PERALATAN PADA SALURAN DISTRIBUSI 20 KV TERHADAP PERFORMA PERLINDUNGAN PETIR MENGGUNAKAN SIMULASI ATP/EMTP Oleh : Augusta Wibi Ardikta 2205.100.094 Dosen Pembimbing : 1. I
Lebih terperinciOleh: Dedy Setiawan IGN SatriyadiI H., ST., MT. 2. Dr. Eng. I Made Yulistya N., ST., M.Sc
STUDI PENGAMAN SALURAN KABEL TEGANGAN TINGGI 150KV YANG DILINDUNGI ARESTER SURJA Oleh: Dedy Setiawan 2209 105 022 Dosen Pembimbing: Dosen Pembimbing: 1. IGN SatriyadiI H., ST., MT. 2. Dr. Eng. I Made Yulistya
Lebih terperinciBAB II PEMAHAMAN TENTANG PETIR
BAB II PEMAHAMAN TENTANG PETIR 2.1 Pendahuluan Petir terjadi akibat perpindahan muatan negatif menuju ke muatan positif. Menurut batasan fisika, petir adalah lompatan bunga api raksasa antara dua massa
Lebih terperinciPENGARUH PERISAI PELAT LOGAM TERHADAP INDUKSI TEGANGAN SURJA PETIR PADA INSTALASI TEGANGAN RENDAH
PENGARUH PERISAI PELAT LOGAM TERHADAP INDUKSI TEGANGAN SURJA PETIR PADA INSTALASI TEGANGAN RENDAH Eykel Boy Suranta Ginting, Hendra Zulkarnaen Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan iklim tropis. Dengan letak geografis Indonesia yang dikelilingi oleh lautan, maka Indonesia berpeluang untuk memiliki kerapatan petir
Lebih terperinciProteksi Terhadap Petir. Distribusi Daya Dian Retno Sawitri
Proteksi Terhadap Petir Distribusi Daya Dian Retno Sawitri Pendahuluan Sambaran petir pada sistem distribusi dapat menyebabkan kerusakan besar pada kabel overhead dan menyuntikkan lonjakan arus besar yang
Lebih terperinciANALISIS PERLINDUNGAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI YANG EFEKTIF TERHADAP SURJA PETIR. Lory M. Parera *, Ari Permana ** Abstract
ANALISIS PERLINDUNGAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI YANG EFEKTIF TERHADAP SURJA PETIR Lory M. Parera *, Ari Permana ** Abstract Pemanfaatan energi listrik secara optimum oleh masyarakat dapat terpenuhi dengan
Lebih terperinciTUGAS PAPER MATA KULIAH SISTEM PROTEKSI MENENTUKAN JARAK PEMASANGAN ARRESTER SEBAGAI PENGAMAN TRAFO TERHADAP SAMBARAN PETIR
TUGAS PAPER MATA KULIAH SISTEM PROTEKSI MENENTUKAN JARAK PEMASANGAN ARRESTER SEBAGAI PENGAMAN TRAFO TERHADAP SAMBARAN PETIR Yang dibimbing oleh Slamet Hani, ST., MT. Disusun oleh: Nama : Daniel Septian
Lebih terperinciBAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN KAWAT TANAH
BAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN KAWAT TANAH II. 1 TEORI GELOMBANG BERJALAN II.1.1 Pendahuluan Teori gelombang berjalan pada kawat transmisi telah mulai disusun secara intensif sejak tahun 1910, terlebih-lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang terletak di daerah khatulistiwa sehingga beriklim tropis memiliki hari guruh per tahun yang sangat tinggi dibandingkan dengan negara-negara
Lebih terperinciPEMODELAN PERLINDUNGAN GARDU INDUK DARI SAMBARAN PETIR LANGSUNG DI PT. PLN (PERSERO) GARDU INDUK 150 KV NGIMBANG-LAMONGAN
PEMODELAN PERLINDUNGAN GARDU INDUK DARI SAMBARAN PETIR LANGSUNG DI PT. PLN (PERSERO) GARDU INDUK 150 KV NGIMBANG-LAMONGAN Oleh : Nina Dahliana Nur 2211106015 Dosen Pembimbing : 1. I Gusti Ngurah Satriyadi
Lebih terperinciKata Kunci Proteksi, Arrester, Bonding Ekipotensial, LPZ.
PERANCANGAN SISTEM PROTEKSI PETIR INTERNAL PADA CONDOTEL BOROBUDUR BLIMBING KOTA MALANG Priya Surya Harijanto¹, Moch. Dhofir², Soemarwanto ³ ¹Mahasiswa Teknik Elektro, ² ³Dosen Teknik Elektro, Universitas
Lebih terperinciBAB II TEGANGAN LEBIH SURYA PETIR. dibangkitkan dalam bagian awan petir yang disebut cells. Pelepasan muatan ini
BAB II TEGANGAN LEBIH SURYA PETIR 2.1. UMUM Petir merupakan peristiwa pelepasan muatan listrik statik di udara yang dibangkitkan dalam bagian awan petir yang disebut cells. Pelepasan muatan ini dapat terjadi
Lebih terperinciOPTIMASI PELETAKKAN ARESTER PADA SALURAN DISTRIBUSI KABEL CABANG TUNGGAL AKIBAT SURJA PETIR GELOMBANG PENUH
OPTIMASI PELETAKKAN ARESTER PADA SALURAN DISTRIBUSI KABEL CABANG TUNGGAL AKIBAT SURJA PETIR GELOMBANG PENUH Yuni Rahmawati, ST* Abstrak: Untuk menganalisis besar tegangan maksimum yang terjadi pada jaringan
Lebih terperinciAnalisa Pengaruh Sambaran Petir pada Jaringan Distribusi 13,8 kv di BOB PT. BSP - Pertamina Hulu Bandar Pedada Menggunakan Software ATP-EMTP
Analisa Pengaruh Sambaran Petir pada Jaringan Distribusi 13,8 kv di BOB PT. BSP - Pertamina Hulu Bandar Pedada Menggunakan Software ATP-EMTP Rahmad Wahyudi Syaifulloh*, Eddy Hamdani** *Alumni Teknik Elektro
Lebih terperinciPenentuan Nilai Impedansi Pembumian Elektroda Batang Tunggal Berdasarkan Karakteristik Response Impuls
33 Penentuan Nilai Impedansi Pembumian Elektroda Batang Tunggal Berdasarkan Karakteristik Response Impuls Managam Rajagukguk (1),Yul Martin () 1) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Lebih terperinciDAMPAK PEMBERIAN IMPULS ARUS TERHADAP TINGKAT PERLINDUNGAN ARRESTER TEGANGAN RENDAH
Dampak Pemberian Impuls Arus Terhadap Tingkat Perlindungan Arrester Tegangan Rendah DAMPAK PEMBERIAN IMPULS ARUS TERHADAP TINGKAT PERLINDUNGAN ARRESTER TEGANGAN RENDAH Diah Suwarti Widyastuti, Sugiarto
Lebih terperinciBAB II PENGUKURAN TEGANGAN PUNCAK DENGAN PERCIKAN SELA
BAB II PENGUKURAN TEGANGAN PUNCAK DENGAN PERCIKAN SELA II.1 Pendahuluan Percikan di sela elektrda bla-bla yang diislasi leh dielektrik udara dapat digunakan untuk mengukur amplitud (puncak) tegangan di
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilakukan di Gardu Induk 150 KV Teluk Betung Tragi Tarahan, Bandar Lampung, Provinsi Lampung. B. Data Penelitian Untuk mendukung terlaksananya
Lebih terperinciI Gusti Ngurah Satriyadi Hernanda, ST. MT Dr. Eng. I Made Yulistya Negara, ST. M.Sc
I Gusti Ngurah Satriyadi Hernanda, ST. MT Dr. Eng. I Made Yulistya Negara, ST. M.Sc SUTT merupakan instalasi yang sering terjadi sambaran petir karena kontruksinya yang tinggi dan berada pada lokasi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama bagi setiap orang. Ketergantungan masyarakat terhadap listrik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, listrik telah menjadi salah satu kebutuhan utama bagi setiap orang. Ketergantungan masyarakat terhadap listrik menunjukkan trend yang semakin
Lebih terperinciBAB II GANGGUAN TEGANGAN LEBIH PADA SISTEM TENAGA LISTRIK
BAB II GANGGUAN TEGANGAN LEBIH PADA SISTEM TENAGA LISTRIK 2.1 Umum Pada dasarnya suatu gangguan ialah setiap keadaan sistem yang menyimpang dari normal. Gangguan yang terjadi pada waktu sistem tenaga listrik
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang terletak di garis khatulistiwa yang menyebabkan Indonesia memiliki intensitas terjadinya petir lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara
Lebih terperinciPerbandingan Tegangan Residu Arester SiC dan ZnO Terhadap Variasi Front Time
Vol. 2, No. 2, Desember 2016 1 Perbandingan Tegangan Residu Arester SiC dan ZnO Terhadap Variasi Front Time R.D. Puriyanto 1, T. Haryono 2, Avrin Nur Widiastuti 3 Universitas Ahmad Dahlan 1, Universitas
Lebih terperinciStudi Pengaruh Konfigurasi Peralatan pada Saluran Distribusi 20 kv Terhadap Performa Perlindungan Petir Menggunakan Simulasi ATP/EMTP
Studi Pengaruh Konfigurasi Peralatan pada Saluran Distribusi 2 kv Terhadap Performa Perlindungan Petir Menggunakan Simulasi ATP/EMTP Augusta Wibi Ardikta 22594 Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi
Lebih terperinciFAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPON TRANSIEN PEMBUMIAN GRID
FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPON TRANSIEN PEMBUMIAN GRID Fransiscus M.S. Sagala, Zulkarnaen Pane Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera
Lebih terperinciSISTEM PROTEKSI TERHADAP TEGANGAN LEBIH PADA GARDU TRAFO TIANG 20 kv
Rahmawati, Sistem Proteksi Terhadap Tegangan Lebih Pada Gardu Trafo SISTEM PROTEKSI TERHADAP TEGANGAN LEBIH PADA GARDU TRAFO TIANG 20 kv Yuni Rahmawati, S.T., M.T., Moh.Ishak Abstrak: Gangguan tegangan
Lebih terperinciEVALUASI SISTEM PROTEKSI PETIR MENARA TELEKOMUNIKASI PT DAYAMITRA TELEKOMUNIKASI (TELKOM GROUP) SIMPANG TIMBANGAN INDRALAYA
Mikrotiga, Vol 2, No. 1 Januari 2015 ISSN : 2355-0457 11 EVALUASI SISTEM PROTEKSI PETIR MENARA TELEKOMUNIKASI PT DAYAMITRA TELEKOMUNIKASI (TELKOM GROUP) SIMPANG TIMBANGAN INDRALAYA Faisal Adil Sinaga 1*,
Lebih terperinciBAB III IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH
27 BAB III IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH 3.1 IDENTIFIKASI MASALAH Permasalahan yang timbul akibat kerusakan, mungkin terjadi pada peralatan elektronika dan listrik di gedung ANZ Tower yang diakibatkan
Lebih terperinciSela Batang Sela batang merupakan alat pelindung surja yang paling sederhana tetapi paling kuat dan kokoh. Sela batang ini jarang digunakan pad
23 BAB III PERALATAN PROTEKSI TERHADAP TEGANGAN LEBIH 3.1 Pendahuluan Gangguan tegangan lebih yang mungkin terjadi pada Gardu Induk dapat disebabkan oleh beberapa sumber gangguan tegangan lebih. Perlindunga
Lebih terperinciSISTEM PROTEKSI TERHADAP SAMBARAN PETIR LANGSUNG (DIRECT STRIKE) KE GARDU INDUK. Sudut Lindung. Menara Transmisi Dan Gardu Induk
SISTEM PROTEKSI TERHADAP SAMBARAN PETIR LANGSUNG (DIRECT STRIKE) KE GARDU INDUK Sudut Lindung Menara Transmisi Dan Gardu Induk Proteksi Sistem Tenaga EP3076 Disusun Oleh : Bryan Denov (18013003) Aulia
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai bulan september 2013 sampai dengan bulan maret
41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan september 2013 sampai dengan bulan maret 2014 dengan mengambil tempat di Gedung UPT TIK UNILA. 3.2
Lebih terperinciOPTIMASI JARAK MAKSIMUM PENEMPATAN LIGHTNING ARRESTER SEBAGAI PROTEKSI TRANSFORMATOR PADA GARDU INDUK. Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.
OPTIMASI JARAK MAKSIMUM PENEMPATAN LIGHTNING ARRESTER SEBAGAI PROTEKSI TRANSFORMATOR PADA GARDU INDUK Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.T, MT ABSTRAK Tegangan lebih adalah tegangan yang hanya dapat ditahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gelombang berjalan juga dapat ditimbulkan dari proses switching atau proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangkit listrik pada umumnya dihubungkan oleh saluran transmisi udara dari pembangkit menuju ke pusat konsumsi tenaga listrik seperti gardu induk (GI). Saluran transmisi
Lebih terperinciDESAIN SISTEM PROTEKSI PETIR INTERNAL PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA KUALA BEHE KABUPATEN LANDAK
DESAIN SISTEM PROTEKSI PETIR INTERNAL PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA KUALA BEHE KABUPATEN LANDAK Mahadi Septian Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Lebih terperinciSIMULASI DISTRIBUSI TEGANGAN PETIR DI JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20 KV PENYULANG KENTUNGAN 2 YOGYAKARTA
Jurnal Penelitian Teknik Elektro dan Teknologi Informasi SIMULASI DISTRIBUSI TEGANGAN PETIR DI JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20 KV PENYULANG KENTUNGAN 2 YOGYAKARTA Chandra Fadlilah 1, T. Haryono
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Pengukuran Besaran Elektrik Laboratorium Teknik Elektro Terpadu Jurusan
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi dan Laboratorium Pengukuran Besaran Elektrik Laboratorium Teknik Elektro Terpadu Jurusan Teknik Elektro
Lebih terperinciPROTEKSI PETIR PADA TRANSISI SALURAN UDARA DAN BAWAH TANAH TEGANGAN MENENGAH 20 kv
JETri, Volume 2, Nomor 2, Februari 2003, Halaman 1-8, ISSN 1412-0372 PROTEKSI PETIR PADA TRANSISI SALURAN UDARA DAN BAWAH TANAH TEGANGAN MENENGAH 20 kv Chairul G. Irianto & Syamsir Abduh Dosen-Dosen Jurusan
Lebih terperinciModel Arrester SiC Menggunakan Model Arrester ZnO IEEE WG
Model Arrester SiC Menggunakan Model Arrester ZnO IEEE WG 3.4. Model Arrester SiC Menggunakan Model Arrester ZnO IEEE WG 3.4. Herman Halomoan Sinaga *, T. Haryono **, Tumiran** * Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR GANGGUAN PETIR
BAB II TEORI DASAR GANGGUAN PETIR II.1 Umum Gangguan petir pada saluran transmisi adalah gangguan akibat sambaran petir pada saluran transmisi yang dapat menyebabkan terganggunya saluran transmisi dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di daerah khatulistiwa. Oleh karena itu Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Indonesia terletak di daerah khatulistiwa. Oleh karena itu Indonesia memiliki iklim tropis, kondisi ini menyebabkan Indonesia memiliki hari guruh rata-rata
Lebih terperinciSTUDY ON SURGE ARRESTER PERFORMANCE DUE TO LIGHTNING STROKE IN 20 KV DISTRIBUTION LINES. Agung Warsito, Abdul Syakur, Liliyana NS *)
STUDY ON SURGE ARRESTER PERFORMANCE DUE TO LIGHTNING STROKE IN 20 KV DISTRIBUTION LINES Agung Warsito, Abdul Syakur, Liliyana NS *) Abstrak Electric energy has been transmiting from power station to end
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. hari. Jumlah hari guruh yang terjadi pada suatu daerah dalam satu tahun disebut
BAB II DASAR TEORI II.1 Hari Guruh Tahunan Isokreaunic Level (I kl ) Hari guruh adalah hari dimana guruh terdengar minimal satu kali dalam satu hari. Jumlah hari guruh yang terjadi pada suatu daerah dalam
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH STRAY CAPACITANCE TERHADAP KINERJA ARRESTER TEGANGAN TINGGI 150 KV DENGAN FINITE ELEMENT METHODS (FEM)
STUDI PENGARUH STRAY CAPACITANCE TERHADAP KINERJA ARRESTER TEGANGAN TINGGI 15 KV DENGAN FINITE ELEMENT METHODS (FEM) Septian Ahadiatma, I Gusti Ngurah Satriyadi H,ST,MT, Dr.Eng. I Made Yulistya N,ST,M.Sc
Lebih terperinciBAB IV MENENTUKAN KAPASITAS LIGHTNING ARRESTER
37 BAB IV MENENTUKAN KAPASITAS LIGHTNING ARRESTER 4.1 Data-Data Peralatan Adapun penelitian ini dilakukan pada peralatan-peralatan yang terdapat di Panel distribusi STIP Marunda dengan data-data peralatan
Lebih terperinciANALISIS SAMBARAN PETIR PADA TIANG TRANSMISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE LATTICE
JETri, Volume 1, Nomor 2, Februari 2002, Halaman 1-12, ISSN 1412-0372 ANALISIS SAMBARAN PETIR PADA TIANG TRANSMISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE LATTICE Syamsir Abduh Dosen Jurusan Teknik Elektro-FTI, Universitas
Lebih terperinciKOORDINASI ISOLASI. By : HASBULLAH, S.Pd., MT ELECTRICAL ENGINEERING DEPT. FPTK UPI 2009
KOORDINASI ISOLASI By : HASBULLAH, S.Pd., MT ELECTRICAL ENGINEERING DEPT. FPTK UPI 2009 KOORDINASI ISOLASI (INSULATION COORDINATION) Koordinasi Isolasi : Korelasi antara daya isolasi alat-alat dan rangkaian
Lebih terperinciPERBANDINGAN WATAK PERLINDUNGAN ARESTER ZnO DAN SiC PADA PERALATAN LISTRIK MENURUT LOKASI PENEMPATANNYA
PERBANDINGAN WATAK PERLINDUNGAN ARESTER ZnO DAN Si PADA PERALATAN LISTRIK MENURUT LOKASI PENEMPATANNYA M.Yoza Acika 1, T.Haryono 2, Suharyanto 2 Abstract Arrester installation in electrical system need
Lebih terperinciSTUDI TEGANGAN LEBIH IMPULS AKIBAT PENGGUNAAN KONFIGURASI MIXED LINES (HIGH VOLTAGE OVERHEAD-CABLE LINES) 150 KV
STUDI TEGANGAN LEBIH IMPULS AKIBAT PENGGUNAAN KONFIGURASI MIXED LINES (HIGH VOLTAGE OVERHEAD-CABLE LINES) 150 KV Fariz Dwi Pratomo NRP 2209105044 Dosen Pembimbing IG Ngurah Satriyadi Hernanda, ST, MT Dr.
Lebih terperinciANALISIS DISAIN SISTEM PROTEKSI PETIR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN
ANALISIS DISAIN SISTEM PROTEKSI PETIR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN Fri Murdiya Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Riau, Pekanbaru fri_murdiya@yahoo.co.id Abtrak Pembangkit listrik tenaga
Lebih terperinciSTUDI KARAKTERISTIK TRANSIEN LIGHTNING ARRESTER PADA TEGANGAN MENENGAH BERBASIS PENGUJIAN DAN SIMULASI
STUDI KARAKTERISTIK TRANSIEN LIGHTNING ARRESTER PADA TEGANGAN MENENGAH BERBASIS PENGUJIAN DAN SIMULASI Bangkit Wahyudian Kartiko (290136) Dosen Pembimbing: Dr. Eng. I Made Yulistya Negara, ST.,M.Sc. Ir.
Lebih terperinciGROUNDING SYSTEM HASBULLAH, MT. Electrical engineering Dept. Oktober 2008
GROUNDING SYSTEM HASBULLAH, MT Electrical engineering Dept Oktober 2008 GROUNDING SYSTEM Petir adalah suatu fenomena alam, yang pembentukannya berasal dari terpisahnya muatan di dalam awan cumulonimbus
Lebih terperinciStudi Pengaman Tegangan Lebih pada Saluran Kabel Tegangan Tinggi 150kV yang Dilindungi oleh Arester Surja
Studi Pengaman Tegangan Lebih pada Saluran Kabel Tegangan Tinggi 5kV yang Dilindungi oleh Arester Surja Dedy Setiawan, I.G.N. Satriyadi Hernanda, Made Yulistya Negara Jurusan Teknik Elektro FTI - ITS Abstrak
Lebih terperinciL/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK
L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK Disusun Oleh : Syaifuddin Z SWITCHYARD PERALATAN GARDU INDUK LIGHTNING ARRESTER WAVE TRAP / LINE TRAP CURRENT TRANSFORMER POTENTIAL TRANSFORMER DISCONNECTING SWITCH
Lebih terperinciMITIGASI GANGGUAN TRANSMISI AKIBAT PETIR PADA PT. PLN (PERSERO) P3B SUMATERA UPT TANJUNG KARANG
1 MITIGASI GANGGUAN TRANSMISI AKIBAT PETIR PADA PT. PLN (PERSERO) P3B SUMATERA UPT TANJUNG KARANG Handy Wihartady, Eko Prasetyo, Muhammad Bayu Rahmady, Rahmat Hidayat, Aryo Tiger Wibowo PT. PLN (Persero)
Lebih terperinciAnalisis Perbandingan Shielding Gardu Induk Menggunakan Model Electrogeometric
ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro Analisis Perbandingan Shielding Gardu Induk Menggunakan Model Electrogeometric Rahmad Dwi Prima 1, Yul Martin 2, Endah Komalasari 3 Jurusan Teknik Elektro
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Efek Ftlistrik Pada tahun 1899 J.J Thmsn menemukan bahwa pada beberapa kndisi elektrn terpancar dari permukaan lgam ketika diberikan radiasi elektrmagnetik. Gejala ini
Lebih terperinciPENENTUAN LETAK OPTIMUM ARRESTER PADA GARDU INDUK (GI) 150 kv SIANTAN MENGGUNAKAN METODE OPTIMASI
PENENTUAN LETAK OPTIMUM ARRESTER PADA GARDU INDUK (GI) 150 kv SIANTAN MENGGUNAKAN METODE OPTIMASI Ringga Nurhaidi 1), Danial 2), Managam Rajagukguk 3) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciSISTEM PROTEKSI PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG WIDYA PURAYA
Sistem Proteksi Penangkal Petir pada Gedung Widya Puraya SISTEM PROTEKSI PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG WIDYA PURAYA Abdul Syakur, Yuningtyastuti a_syakur@elektro.ft.undip.ac.id, yuningtyastuti@elektro.ft.undip.ac.id
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH DIAMETER DAN PANJANG ELEKTRODA PENTANAHAN ARESTER TERHADAP PERLINDUNGAN TEGANGAN LEBIH
ANALISIS PENGARUH DIAMETER DAN PANJANG ELEKTRODA PENTANAHAN ARESTER TERHADAP PERLINDUNGAN TEGANGAN LEBIH OLEH : SYAIFUDDIN NAJIB D 400 060 049 JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Lebih terperinciOPTIMASI PENEMPATAN ARRESTER TERHADAP TEGANGAN LEBIH TRANSIEN PADA TRANSFORMATOR DAYA DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA
OPTIMASI PENEMPATAN ARRESTER TERHADAP TEGANGAN LEBIH TRANSIEN PADA TRANSFORMATOR DAYA DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA I Nugroho *), Susatyo Handoko, and Karnoto Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro
Lebih terperinciPerancangan Sistem Proteksi Petir Eksternal Menggunakan Metoda Collecting Volume pada Gudang TNT di PT Dahana (Persero)
Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Oktober 2014 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.2 No.4 Perancangan Sistem Proteksi Petir Eksternal Menggunakan Metoda Collecting Volume pada
Lebih terperinciPENGGUNAAN ATP DRAW 3.8 UNTUK MENENTUKAN JUMLAH GANGGUAN PADA SALURAN TRANSMISI 150 kv AKIBAT BACKFLASHOVER
PENGGUNAAN ATP DRAW 3.8 UNTUK MENENTUKAN JUMLAH GANGGUAN PADA SALURAN TRANSMISI 150 kv AKIBAT BACKFLASHOVER Muhammad Yudi Nugroho *), Mochammad Facta, and Abdul Syakur Jurusan Teknik Elektro, Universitas
Lebih terperinciDAMPAK PEMBERIAN IMPULS ARUS TERHADAP KETAHANAN ARRESTER TEGANGAN RENDAH
DAMPAK PEMBERIAN IMPULS ARUS TERHADAP KETAHANAN ARRESTER TEGANGAN RENDAH Diah Suwarti Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta Jln. Babarsari No 1, Sleman, Yogyakarta diah.w73@gmail.com Intisari Arester
Lebih terperinciBAB III PROTEKSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) TERHADAP SAMBARAN PETIR
BAB III PROTEKSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) TERHADAP SAMBARAN PETIR 3.1 Konsep Dasar Sistem Tenaga Listrik Suatu system tenaga listrik secara sederhana terdiri atas : - Sistem pembangkit -
Lebih terperinciMAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR
MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR SIMULASI PERHITUNGAN KEBUTUHAN PERLINDUNGAN PERALATAN KOMPUTER AKIBAT SAMBARAN PETIR (STUDI KASUS GEDUNG WIDYA PURAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG) Yopie Mafudin*, Juningtyastuti
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Dalam merencanakan suatu sistem pengaman (Proteksi) yang ada
BAB II LANDASAN TEORI II.1. Tegangan Lebih Dalam merencanakan suatu sistem pengaman (Proteksi) yang ada hubungannya dengan tenaga atau arus listrik, maka perlu diperhatikan keadaan peralatan itu pada waktu
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
15 BAB III LANDASAN TEORI Tenaga listrik dibangkitkan dalam Pusat-pusat Listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTP dan PLTD kemudian disalurkan melalui saluran transmisi yang sebelumnya terlebih dahulu dinaikkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat mengamankan manusia dan peralatan siatem tenaga listrik. Sistem pentanahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pentanahan ( grounding) adalah sistem proteksi yang sangat penting dalam instalasi listrik, karena berfungsi membuang arus berlebih kedalam tanah, sehingga dapat mengamankan
Lebih terperinciANALISIS DISTRIBUSI TEGANGAN LEBIH AKIBAT SAMBARAN PETIR UNTUK PERTIMBANGAN PROTEKSI PERALATAN PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv di YOGYAKARTA
SEMINAR NASIONAL TEKNIK KETENAGALISTRIKAN 25 ANALISIS DISTRIBUSI TEGANGAN LEBIH AKIBAT SAMBARAN PETIR UNTUK PERTIMBANGAN PROTEKSI PERALATAN PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 2 kv di YOGYAKARTA Mursid Sabdullah,
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH PEMASANGAN KAWAT TANAH TERHADAP GANGGUAN SURJA PETIR PADA SISTEM DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH 20 KV
JURNAL LOGIC. VOL. 13. NO. 2. JULI 2013 121 ANALISIS PENGARUH PEMASANGAN KAWAT TANAH TERHADAP GANGGUAN SURJA PETIR PADA SISTEM DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH 20 KV I Nengah Sunaya Jurusan Teknik
Lebih terperinciStudi Pengaruh Lokasi Pemasangan Surge Arrester pada Saluran Udara 150 Kv terhadap Tegangan Lebih Switching
Studi Pengaruh Lokasi Pemasangan Surge Arrester pada Saluran Udara 150 Kv terhadap Tegangan Lebih Switching Media Riski Fauziah, I Gusti Ngurah Satriyadi, I Made Yulistya Negara Jurusan Teknik Elektro
Lebih terperinciKINERJA ARRESTER AKIBAT INDUKSI SAMBARAN PETIR PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv
KINERJA ARRESTER AKIBAT INDUKSI SAMBARAN PETIR PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv Abdul Syakur 1, Agung Warsito 2, Liliyana Nilawati Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl.
Lebih terperinciPerancangan Sistem Penangkal Petir Batang Tegak Tunggal, Tugas Akhir BAB II TEORI DASAR
BAB II TEORI DASAR 2.1 Proses terjadinya sambaran petir Proses pelepasan muatan antara awan dan bumi sama seperti peristiwa tembus antara dua buah elektroda. Agar terjadi pelepasan muatan, perbedaan tegangan
Lebih terperinciANALISIS KOORDINASI ISOLASI SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI 150 KV TERHADAP SAMBARAN PETIR DI GIS TANDES MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK EMTP RV
TUGAS AKHIR RE 1599 ANALISIS KOORDINASI ISOLASI SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI 150 KV TERHADAP SAMBARAN PETIR DI GIS TANDES MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK EMTP RV IKA PRAMITA OCTAVIANI NRP 2204 100 028 Dosen
Lebih terperinciANALISIS PROTEKSI SAMBARAN PETIR EKSTERNAL MENGGUNAKAN METODE COLLECTION VOLUME STUDI KASUS GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS PROTEKSI SAMBARAN PETIR EKSTERNAL MENGGUNAKAN METODE COLLECTION VOLUME STUDI KASUS GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA Yudi Ugahari, Iwa Garniwa Laboratorium Tegangan Tinggi dan Pengukuran
Lebih terperinciPoliteknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan fakta yang terdapat dilapangan, diketahui bahwa energy listrik yang dikonsumsi oleh konsumen berasal berasal dari sebuah pembangkit listrik dan melalui
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kualitas dan kehandalan yang tinggi. Akan tetapi pada kenyataanya terdapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di masa sekarang kebutuhan energi listrik semakin meningkat sejalan dengan berkembangnya teknologi. Perkembangan yang pesat ini harus diikuti dengan perbaikan mutu
Lebih terperinciBAB II PENANGKAL PETIR DAN ARUS PETIR. dan dari awan ke awan yang berbeda muatannya. Petir biasanya menyambar objek yang
BAB II PENANGKAL PETIR DAN ARUS PETIR II. 1 PETIR Peristiwa petir adalah gejala alam yang tidak bisa dicegah oleh manusia. Petir merupakan suatu peristiwa pelepasan muatan listrik dari awan yang bermuatan
Lebih terperinciBAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik
BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 2.1. Umum Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik yang dihasilkan pusat pembangkitan disalurkan melalui jaringan transmisi.
Lebih terperinciANALISIS PENAMBAHAN LARUTAN BENTONIT DAN GARAM UNTUK MEMPERBAIKI TAHANAN PENTANAHAN ELEKTRODA PLAT BAJA DAN BATANG
JETri, Volume 13, Nomor 2, Februari 2016, Halaman 61-72, ISSN 1412-0372 ANALISIS PENAMBAHAN LARUTAN BENTONIT DAN GARAM UNTUK MEMPERBAIKI TAHANAN PENTANAHAN ELEKTRODA PLAT BAJA DAN BATANG Ishak Kasim, David
Lebih terperinciDAMPAK PEMBERIAN IMPULS TEGANGAN BERULANG TERHADAP TINGKAT PERLINDUNGAN ARRESTER TEGANGAN RENDAH
DAMPAK PEMBERIAN IMPULS TEGANGAN BERULANG TERHADAP TINGKAT PERLINDUNGAN ARRESTER TEGANGAN RENDAH Diah Suwarti Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta Jln. Babarsari 1, Sleman, Yogyakarta diah.w73@gmail.com
Lebih terperinciProtection on Electrical Power System. Hasbullah Bandung, Juni 2008
Protection on Electrical Power System Hasbullah Bandung, Juni 2008 Latar Belakang Saluran tenaga listrik merupakan bagian sistem tenaga listrik yang sering mengalami gangguan Gangguan yang terjadi dapat
Lebih terperinciEvaluasi Sistem Proteksi Listrik Kantor Bupati Landak
47 Evaluasi Sistem Proteksi Listrik Kantor Bupati Landak Ya Suharnoto Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura email : harya21suharnoto@yahoo.co.id Abstract-
Lebih terperinciEVALUASI ARRESTER UNTUK PROTEKSI GI 150 KV JAJAR DARI SURJA PETIR MENGGUNAKAN SOFTWARE PSCAD
EVALUASI ARRESTER UNTUK PROTEKSI GI 150 KV JAJAR DARI SURJA PETIR MENGGUNAKAN SOFTWARE PSCAD Sapari, Aris Budiman, Agus Supardi Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta
Lebih terperinciPerancangan Kinerja Penangkal Petir Menggunakan Metoda Bola Gelinding Pada Gedung Perpustakaan Universitas Lancang Kuning Pekanbaru
Perancangan Kinerja Penangkal Petir Menggunakan Metoda Bola Gelinding Pada Gedung Perpustakaan Universitas Lancang Kuning Pekanbaru Atmam 1, Usaha Situmeang 1, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Lebih terperinci12 Gambar 3.1 Sistem Penyaluran Tenaga Listrik gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan ol
BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pengertian Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari
Lebih terperinciANALISA PROTEKSI PETIR PADA GARDU DISTRIBUSI 20 KV PT PLN (PERSERO) RAYON INDERALAYA
Mikrotiga, Vol 1, No. 3 November 2014 ISSN : 2355-0457 1 ANALISA PROTEKSI PETIR PADA GARDU DISTRIBUSI 20 KV PT PLN (PERSERO) RAYON INDERALAYA Rahayu 1*, Ansyori 1 1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik
Lebih terperinciPT. Ciriajasa Cipta Mandiri
Tentang Petir SEKELUMIT TENTANG PETIRÂ ( BAGIANÂ I) Intisari Petir merupakan kejadian alam yang selalu melepaskan muatan listriknya ke bumi tanpa dapat dikendalikan dan menyebabkan kerugian harta benda
Lebih terperinciSTUDI PERENCANAAN SISTEM PERLINDUNGAN PETIR EKSTERNAL DI GARDU INDUK 150 KV NEW-TUREN
TUGAS AKHIR - RE 1599 STUDI PERENCANAAN SISTEM PERLINDUNGAN PETIR EKSTERNAL DI GARDU INDUK 150 KV NEW-TUREN ARIMBI DINAR DEWITA NRP 2202 109 044 Dosen Pembimbing Ir.Soedibyo, MMT. I Gusti Ngurah Satriyadi
Lebih terperinciBAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
2.1 Umum BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Kehidupan moderen salah satu cirinya adalah pemakaian energi listrik yang besar. Besarnya pemakaian energi listrik itu disebabkan karena banyak dan beraneka
Lebih terperinciPEMAJANAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI (SUTT) 150 KV DI PROPONSI RIAU
PEMAJANAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI (SUTT) 1 KV DI PROPONSI RIAU Suwitno, Fri Murdiya Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Riau, Pekanbaru Email : suwitnowd@yahoo.co.id
Lebih terperinci