Distribusi dan Interaksi Tegangan Sisa antar Lubang Setelah Proses Cold Expansion Hole

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Distribusi dan Interaksi Tegangan Sisa antar Lubang Setelah Proses Cold Expansion Hole"

Transkripsi

1 Jurnal Rekayasa Mesin Vol.3, No. 3 Tahun 212 : ISSN X Distriusi dan Interaksi Tegangan Sisa antar Luang Setelah Proses Cold Expansion Hole Ari W. 1), Anindito P. 1), Andika H P. 2) Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang 1) Mahasiswa Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 2) Jl. MT. Haryono 167 Malang 65145, Indonesia Anindito@u.ac.id Astract It is well known that the main cause of a failure of structure is initiated y cracks on a memer. A crack may originate easily in a region with high stress concentration. Because in the rivet and the olt joining method are usual with numer of holes, and to reduce the stress concentration, the compressive residual stress is introduced in the region near y the hole. The cold expansion hole technique is used to developed compressive residual on the vicinity of the edge hole. The present study was carried out y the computer simulation ased on finite element method to investigate the distriution and interaction residual stress in the region etween holes related to the cold expansion hole. The result of the study suggests that the distance etween holes influence the state of residual stress and its magnitude. These cause y the deformed material etween holes interact each other. Keywords: residual stress distriution, stress interaction, region etween holes PENDAHULUAN Latar Belakang Proses penyamungan untuk memangun suatu struktur adalah salah satu proses yang sulit dihindari [1]. Salah proses atau teknik penyamungan yang sering digunakan adalah penyamungan dengan menggunakan mur dan aut atau dengan menggunakan paku keling. Teknik penyamungan ini dapat dilakukan dengan cara memuat suatu luang atau eerapa luang pada komponen yang akan disamung. Umumnya teknik penyamungan ini digunakan untuk menyamung suatu jenis profile atau lemaran (plat) dari suatu logam [1]. Salah satu kelemahan teknik penyamungan dengan menggunakan metode mur-aut atau pun keling adalah luang yang harus diuat pada suatu komponen atau agian yang disamung. Hal ini, dapat meyeakan timulnya konsentrasi tegangan, yang mana esar tegangan pada tepi luang adalah 3 kali dari tegangan kerja [1-4]. Sehingga kekuatan material yang harus digunakan setidak-tidaknya mempunyai kekuatan 3 kali leih kuat dari tegangan kerja. Untuk mengurangi esar tegangan pada daerah sekitar tepi luang yang diseakan oleh konsentrasi tegangan, maka daerah terseut dieri tegangan sisa tekan. Ada eerapa teknik digunakan untuk menimulkan tegangan sisa tekan pada daerah sekitar tepi luang. Teknik-teknik terseut pada dasarnya adalah dengan cara memerikan deformasi plastis aik secara dingin maupun panas sehingga menyeakan tegangan sisa tekan terdistriusi pada daerah sekitar tepi luang [6, 7]. Dengan menggunakan teknik ekspansi dingin (cold expansion hold) pada luang, tegangan sisa tekan terentuk mulai dari tepi luang sampai eerapa milimeter dari tepi luang, dan selanjutnya tegangan sisa tekan secara gradual eruah menjadi tegangan sisa tarik dan selanjutnya setelah eerapa milimeter pengaruh proses ekspansi terhadap tegangan sisa tidak mempunyai pengaruh [6-8]. Teknik penyamungan mur-aut atau paku keling, pada umumnya dilakukan dengan menggunakan leih dari satu muraut atau keling, maka seagai konsekuensi, jumlah luangnya disesuaikan dengan jumlah mur-aut atau keling. Kondisi ini menyeakan timulnya daerah konsentrasi 372

2 Jurnal Rekayasa Mesin Vol.3, No. 3 Tahun 212 : ISSN X tegangan pada eerapa tempat. Selain di daerah tepi luang, tegangan pada daerah antar luang pun dapat mempunyai tegangan yang leih tinggi dari tegangan kerja, jika jarak antar luang terlalu dekat. Semakin anyaknya konsentrasi tegangan, maka semakin meningkatkan kemungkinan terjadinya inisiasi retak, dan jika retak meramat pada daerah antar luang yang mempunyai tegangan yang leih esar dari tegangan kerja dapat meningkatkan laju peramatan retak. Hal ini dapat memperpendek umur suatu komponen dan memahayakan keamanan dari struktur [1-1]. Dengan adanya eerapa luang pada suatu komponen, dan jika teknik cold expansion hold digunakan untuk menimulkan tegangan sisa tekan, maka proses terseut harus dilakukan pada masingmasing luang. Selain dapat menimulkan tegangan sisa tekan, proses ini juga dapat menimulkan tegangan sisa tarik pada jarak tertentu dari tepi luang. Jika dalam kasus penyamungan dengan menggunakan anyak luang, maka daerah antar luang akan terdapat interaksi tegangan sisa yang diseakan oleh proses ekspansi pada tiaptiap luang. Oleh karena itu dalam investigasi ini akan diteliti agaimana huungan jarak antar luang dan esar deformasi ekspansi pada masing-masing luang terhadap kondisi dan interaksi tegangan sisa pada daerah antar luang. METODE PENELITIAN Pada studi ini difokuskan pada distriusi tegangan sisa yang terjadi pada daerah sekitar luang. Metode yang digunakan adalah simulasi numerik dengan menggunakan antuan software erasis metode elemen hingga. Dalam simulasi ini model material yang digunakan adalah identik dengan Almunium komersial seri 1, yang mempunyai spesifikasi seagai erikut : Density ( ρ ) 2,75 g/cm 2, Poisson s Ratio ( υ ),33, Elastic Modulus ( E )71 Gpa., Tensile Strength ( σ ) 32 MPa., Yield Strength ( σ y ) 28 MPa., Elongation ( e )1 %, Hardness 3 HB. x Tekanan D h Potongan x-x Gamar 1. Proses cold expansion hold Gamar 1 erikut ini menunjukkan secara skematik agaimana proses cold expansion hole dilakukan. Gamar terseut menunjukkan suatu luang samungan dengan diameter D h pada suatu plat dengan ketealan t, diekspansi dengan cara memeri tekanan pada luang terseut dengan pasak erdiameter D p. Karena D p > D h, maka pada saat D p = D h keliling luang akan terdeformasi, sehingga akan terentuk tegangan sisa disekitar luang. Dalam studi ini akan diteliti distriusi tegangan sisa pada ketealan plat t = 2 dan dengan D p = 2.2 mm dan D h = 2 mm pada jarak antar tepi luang r masingmasing, 2, 4 dan 6 mm. HASIL DAN PEMBAHASAN L D p Hasil Gamar 2 menunjukkan contoh hasil simulasi pada plat setelah diekspansi dengan jarak antar tepi luang r = 2 mm. Karena simitri maka pada gamar teseut ditunjukkan kontur distriusi tegangan sisa pada setengah agian saja ( semi model). Pada Gr. 2a adalah distriusi tegangan normal searah dengan sumu x dan pada Gr. 2 adalah distriusi tegangan pada arah sumu y. Warna iru menunjukkan ahwa daerah terseut mempunyai tegangan sisa tekan (compressive) dan kontur yang cenderung H t x 373

3 MPa. MPa. Jurnal Rekayasa Mesin Vol.3, No. 3 Tahun 212 : ISSN X tergradasi ke arah merah eruah menjadi tegangan sisa tarik. Dari gamar ini dapat diperoleh petunjuk ahwa tegangan sisa tekan ke arah sumu y mendominasi pada daerah antar tepi luang, sehingga jika dieri ean ke arah sumu y, maka dapat mengurangi konsentrasi tegangan yang terjadi pada daerah di depan tepi luang. Hal ini dapat menurunkan peluang terjadinya retak di sekitar tepi luang, misalnya, dalam kasus ini adalah retak yang timul atau meramat searah sumu x. a.. Gamar 2. Kontur distriusi tegangan normal searah sumu x dan y Untuk mengetahui leih detail esar tegangan sisa di daerah antar luang, maka Gr. 3 menunjukkan contoh variasi distriusi tegangan sisa pada daerah antar luang untuk tegangan sisa paralel terhdap sumu x dan y dengan jarak antar luang 2 mm, yang mana r = adalah kondisi tegangan sisa tepat diantara luang dan r = -1 atau 1 mm adalah masing-masing posisi di tepi luang. Jarak antar luang 2 mm r, mm Searah sum. Y Searah sum. X Gamar 3. Distriusi tegangan sisa, jarak antar luang 2 mm Dalam penelitian ini simulasi di fokuskan pada pemeanan tegangan aksial ke arah sumu y, maka Gr. 4 hanya menunjukkan grafik variasi dan kondisi tegangan sisa pada daerah antar luang searah sumu y untuk kondis r yang ereda yaitu 2, 4 dan 6 mm. Karena jarak antar luangnya ereda maka agar supaya dapat diandingkan, maka dalam grafik terseut r diganti dengan, yaitu perandingan jarak dari titik diantara luang atau pada saat r = dengan jarak antar luang. Dari gamar ini dapat terlihat ahwa kondisi tegangan sisa disekitar ujung luang adalah tekan, walaupun esarnya ereda pada masing-masing jarak antar luang, r. Pada daerah antar luang terlihat jelas ahwa esar tegangan sisa tekan pada r = 2, jauh leih esar diandingkan dengan yang terjadi pada jarak antar luang dengan r = 4 dan 6 mm. Sealiknya kondisi tegangan sisa di ujung luang pada r = 2 mm leih kecil diandingkan dengan kedua harga r lainnya. Variasi Tegangan Sisa r = 2 mm r = 4 mm r = 6 mm Gamar 4. Distriusi tegangan sisa diantara luang pada eragai harga r. Gamar 5 menunjukkan kontur distriusi tegangan pada daerah antar luang pada saat dieri ean aksial, searah sumu y, seesar 9 MPa. Seperti pada umumnya ahwa tegangan akan terkonsentrasi di depan 374

4 MPa. MPa. Jurnal Rekayasa Mesin Vol.3, No. 3 Tahun 212 : ISSN X tepi luang seesar tiga kali dari ean. Hal ini juga terlihat pada gamar ini, yang mana warna merah pada daerah sekitar ujung luang mengindikasikan ahwa pada daerah terseut terjadi konsentrasi tegangan. Sedangkan pada agian luang sisi tepi atas dan awah didominasi warna iru, hal ini mengindikasikan ahwa pada area terseut mempunyai kondisi tegangan tekan. Oleh karena arah pemeanan paralel terhadap sumu y, maka investigasi di fokuskan pada tegangan yang paralel terhadap sumu y. Gamar 5. Contoh kontur distriusi tegangan sekitar daerah luang pada pemeanan ke arah sumu y Gamar 6 menunjukkan harga distriusi tegangan yang terjadi pada daerah antar luang ketika plat dieri ean seesar 9 MPa. dengan jarak antar ujung luang r = 2 mm. Ketika r = 1 atau -1, karena tepat di tepi luang maka mempunyai nilai tegangan yang leih dari tiga kali ean aksial, yaitu sekitar 295 MPa., dan karena nilai ini meleihi esar dari tegangan yeild material, maka pada daerah disekitar ujung luang akan mengalami defoemasi plastis, seperti ditunjukkan dengan kontur warna merah pada Gr. 5. Semakin menjauh dari ujung luang, konsentrasi tegangan cenderung menurun, dan tepat di antara luang atau r = nilai tegangan menjadi minimum, sekitar 14 MPa.. Tetapi nilai ini masih leih esar dari esar tegangan aksial, yaitu seesar 9 MPa., hal ini diseakan oleh jarak antar luang, r yang dekat. Distriusi Tegangan r, mm r = 2 Gamar 6. Contoh harga distriusi tegangan pada daerah antar luang pada r = 2 mm Untuk mengetahui pengaruh peredaan jarak antar luang r terhadap distriusi tegangan pada daerah antar luang, maka Gr. 7 menunjukkan ahwa semakin dekat jarak antar luang maka tegangan yang terjadi pada daerah antar luang adalah cenderung leih tinggi dianding ean aksial, hal ini terlihat pada r = 2 mm. Sedangkan pada masing-masing tepi luang mempunyai kecenderungan sama yaitu sekitar tiga kali dari ean aksialnya. Dari sini dapat disimpulkan ahwa semakin dekat jarak antar luang dapat memahayakan karena tegangan pada daerah antar luang juga leih tinggi daripada tegangan kerjanya, dalam penelitian ini adalah ean yang diseakan oleh tegangan aksial, 9 MPa. searah sumu y. Distriusi Tegangan r = 2 r = 4 r =6 Gamar 7. Distriusi tegangan pada daerah antar luang pada eragai variasi r. Selain untuk mengetahui interaksi tegangan sisa pada daerah antar luang, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui agaimana pengaruh distriusi tegangan sisa pada daerah antar luang pada eragai variasi jarak antar luang r, maka dengan mensuperposisi tegangan sisa pada daerah antar luang, Gr. 4 dan kondisi tegangan pada saat dieri ean, Gr. 7, pada eragai jarak antar luang r, kondisi 375

5 MPa. Jurnal Rekayasa Mesin Vol.3, No. 3 Tahun 212 : ISSN X tegangan pada saat dieani, dalam hal ini diseut tegangan total, dapat diketahui seperti ditunjukkan pada Gr. 8. Dari sini dapat diketahui ahwa pementukan tegangan sisa melalui proses ekspansi luang sangat effektif menurunkan konsentrasi tegangan. Pada r = 2 mm, meskipun konsentrasi tegangan masih tetap tinggi pada daerah ujung luang, akan tetapi nilainya jauh diawah tegangan yeild ahan, ahkan meskipun dieri ean tarik pada daerah antar luang masih mempunyai tegangan dalam kondisi tekan. Hal ini merupakan suatu keuntungan, karena dapat mencegah terjadinya inisiasi retak. Untuk r = 4 dan 6 mm, esar tegangan yang terjadi pada daerah antar luang adalah seanding dengan ean yang dierikan pada plat, yaitu 9 MPa., dan tegangan sisa tekan yang diseakan proses ekspansi luang, ternyata dapat mengeliminasi konsentrasi tegangan pada ujung luang, sehingga esar tegangan pada daerah terseut mendekati MPa.. tegangan sisa, maka sesi erikut akan memahas leih detail. Pemahasan Untuk mengetahui penyea distriusi tegangan sisa tekan kearah sumu y yang leih esar pada daerah antar luang diandingkan dengan pada ujung luang, untuk kasus r = 2 mm, maka distriusi deformasi pada daerah-daerah terseut perlu diinvestigasi. Gr. 9 menunjukkan contoh kontur distriusi deformasi searah sumu x, y dan z pada kasus dengan jarak antar ujung luang 2 mm. Selanjutnya untuk mengetahui leih detail harga deformasi pada daerah antar luang, maka Gr. 1 menunjukkan distriusi deformasi pada daerah terseut. Tegangan Total Gamar 8. Tegangan Total r = 2 r = 4 r =6 a. Deformasi arah sumu x Dari hasil studi ini dapat diketahui pengaruh interaksi tegangan sisa hasil proses ekspansi luang dan tegangan pada luang dipengaruhi oleh jarak antar luang r. Dapat disimpulkan ahwa semakin kecil harga r, maka tegangan sisa tekan yang terentuk leih esar pada daerah antar luang dianding dengan pada tepi luang. Sealiknya pada r yang leih esar tegangan sisa tekan yang terjadi pada ujung luang mempunyai harga yang leih esar. Tentunya ini merupakan suatu petunjuk ahwa untuk mereduksi inisiasi retak yang iasanya terjadi pada daerah dengan kosentrasi tegangan tinggi dalam hal ini tepi luang, akan leih efektif jika harga r leih esar. Untuk mengetahui mekanisme terentukya. Deformasi arah sumu y c. deformasi arah z Gamar 9. Contoh kontur deformasi, mm 376

6 mm mm mm mm Jurnal Rekayasa Mesin Vol.3, No. 3 Tahun 212 : ISSN X Deformasi, r = 2 mm Sumu x Sumu y Sumu z Gamar 1. Harga distriusi deformasi pada daerah antar luang, r = 2 mm Gamar 1 menunjukkan deformasi yang terjadi pada eragai arah sumu, pada daerah antar luang. Untuk arah sumu x, terlihat ahwa deformasi yang terjadi erlawanan arah, yang mana satu sisi tepi luang erharga negatif dan sisi lain erharga positif, sehingga menyeakan timulnya tegangan sisa tekan kearah x. Untuk arah sumu y, deformasi yang terjadi erharga negatif. Hal ini tidak mempengaruhi harga dari tegangan sisa yang timul, karena pada arah sumu y tidak erinteraksi dengan luang, tetapi erinteraksi dengan area lain yang tidak terdeformasi. Kondisi inilah yang menyeakan timulnya tegangan sisa ke arah y. Pada arah sumu z terjadi deformasi, hal ini mengindikasikan ahwa terjadi peruahan entuk pada daerah antar luaang yang menyeakan turunya harga tegangan sisa ke arah sumu x. Gr. 11 adalah semi model untuk kasus r = 2, menunjukkan peruahan entuk erupa lengkungan diantara luang yang diseakan tekanan dari arah sumu x. deformasi pada r = 2 mempunyai kecenderungan leih esar dianding dengan kedua harga r lainnya. Hal ini merupakan indikasi ahwa semakin dekat jarak antar ujung luang dapat meningkatkan kondisi tegangan sisa pada daerah antar luang Searah Sumu x a. Arah sumu x Searah Sumu y Searah sumu y Searah sumu z r = 2 r = 4 r = 6 r = 2 r = 4 r = 6 r = 2 r = 4 r = 6 c. Searah sumu z -1 Gamar 11. Peruahan entuk pada daerah sekitar luang, r = 2 mm Gamar 12 menunjukkan perandingan esar deformasi pada masingmasing sumu untuk masing masing jarak antar luang, r. Dari gamar terseut terlihat ahwa aik ke arah sumu x, y dan z Gamar 12. Deformasi kearah masing-masing sumu dan pada masing-masing jarak antar luang, r. Gamar 13. menunjukkan vektor deformasi total, pada masing-masing r. Terlihat ahwa deformasi total untuk r = 2, leih terfokus tepat diantara luang, hal ini mengindikasikan ahwa terjadi eruahan 377

7 Jurnal Rekayasa Mesin Vol.3, No. 3 Tahun 212 : ISSN X entuk yang leih esar, dalam hal ini, engkokan yang paralel terhadap sumu x. a. Vektor deformasi total, r = 2 mm KESIMPULAN Dari penelitian ini dapat disimpulkan ahwa; 1. Tegangan sisa tekan yang dihasilkan melalui proses ekspansi luang, leih esar terjadi pada daerah antar luang yang mempunyai jarak 2 mm antar ujung luang. 2. Penyea utama dari esarnya tegangan sisa tekan yang terjadi pada r = 2 adalah interaksi deformasi antar luang leih esar. Besarnya interaksi inilah yang menyeakan terjadinya lengkungan diantara luang leih esar diandingkan jika ujung luang mempunyai jarak yang leih esar. 3. Tegangan sisa tekan yang dihasilkan dari proses ekspansi luang dapat secara effektif menghilangkan konsentrasi tegangan di ujung luang, ahkan jika jarak antar ujung luang semakin dekat, r = 2, isa terjadi juga pada daerah diantara luang.. Vektor deformasi total, r = 4 mm DAFTAR PUSTAKA c. Vektor deformasi total, r = 6 mm Gamar 13. Deformasi total pada r = 2, 4 dan 6 mm Dari hasil Studi ini diketahui ahwa jarak antar luang mempengaruhi esar tegangan sisa yang terentuk setelah proses ekspansi luang. Harga tegangan sisa tekan pada r = 2, leih esar diandingkan dengan yang terjadi pada r = 4 dan 6. Hal ini diseakan interaksi regangan atau deformasi terjadi leih esar pada konfigurasi luang dengan jarak antar ujung luang seesar 2 mm, seperti ditunjukkan pada Gr. 12 dan 13. [1]. Roert L. Mott, RE, Machine Elements in Mechanical Design, Prentice Hall, 24 [2]. Shin Ichi Nishida, Failure Analysis in Engineering Application, Butterworth- Heinemann Ltd., [3]. Barsom, J.M., Rofle, S.T., Fracture and Fatigue Control in Structure. Appliaction of Fracture Mechanics, ASTM,MNL41, 1999 [4]. A.J. McEvily, " Failures in inspection procedures: case studies", Engineering Failure Analysis, Vol. 11, 24, pp [5]. Stephens, R.I., Fatemi, A., Stephens, R.R., Fuchs, H.O., Metal Fatigue in Engineering,21. [6]. R. Ghf I Ri, A. Amrouche, A. Imad And G. Mesmacque, Fatigue life estimation after crack repair in 65 A-T6 aluminium alloy using the cold expansion hole technique, Fatigue Fract Engng Mater Struct, vol. 23, 2, pp

8 Jurnal Rekayasa Mesin Vol.3, No. 3 Tahun 212 : ISSN X [7]. P.F.P. de Matos, A.J. McEvily, P.M.G.P. Moreira, P.M.S.T. de Castro, Analysis of the effect of cold-working of rivet holes on the fatigue life of an aluminum alloy, International Journal of Fatigue, Vol. 29, 27, pp [8]. Zeljko Domazet, Comparison Of Fatigue Crack Retardation, Engineering Failure Analysis, Vol.3, No. 2, pp , 1996 [9]. Charlie R. Brooks, Ashok Choudhury, "Failure Analysis of Engineering Materials", Profesional Engineering, Mc.Graw Hill, 22. [1]. F.S. Silva, " Analysis of a vehicle crankshaft failure", Engineering Failure Analysis, Vol. 1, 23, pp [11]. Norman E. Dowling, " Mechanical Behavior of Materials", Engineering Methods for Defromation, fracture, and fatigue, Prentice Hall, 1999 [12]. Makae, C., McEvily, A. J., Purnowidodo, A. and Yamauchi, A. Effects of Negative Stress Ratios on Crack Propagation Behavior after an Overload. Int. J. Modern Physics. B, Vol.17, 23, PP [13]. Makae, C., Purnowidodo, A. and McEvily, A. J. Effects of Surface Deformation and Crack Closure on Fatigue Crack Propagation after Overloading and Underloading, Int. J. Fatigue, Vol.26, 24, pp [14]. Bao, H. and McEvily, A. J. The Effect of Overload on the Rate of Crack Propagation under Plane Stress Conditions. Metallurgical and Materials, Vol. 26A, 1995, pp [15]. Anindito Purnowidodo, Choin Makae, The Crack Growth Behavior After Overloading on Rotating Bending Fatigue, Engineering Failure Analysis, European Structural Integrity Society, Vol. 16, issue 7, Octoer 29, pp [16]. Anindito Purnowidodo, Budi Prawara, The Relation Of Crack Length And Overloads To Crack Growth On Solid Round Bar, International Journal of Materials Engineering and Technology, Vol. 5, No. 1, pp. 29-4,

Hubungan Diameter Pasak, Lubang Sambungan Dan Ketebalan Plat Terhadap Distribusi Tegangan Sisa

Hubungan Diameter Pasak, Lubang Sambungan Dan Ketebalan Plat Terhadap Distribusi Tegangan Sisa Hubungan Diameter Pasak, Lubang Sambungan Dan Ketebalan Plat Terhadap Distribusi Tegangan Sisa Ari Wahjudi, Anindito Purnowidodo, Wijil Pambudi Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

Perilaku Rambat Retak di Daerah Lubang yang Terekspansi pada Aluminium Alloy

Perilaku Rambat Retak di Daerah Lubang yang Terekspansi pada Aluminium Alloy Jurnal Rekayasa Mesin Vol.5, o.1 Tahun 2014: 91-95 ISS 0216-468X Perilaku Rambat Retak di Daerah Lubang yang Terekspansi pada Aluminium Alloy Syahrizal, Anindito Purnowidodo, Rudy Soenoko Jurusan Teknik

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PENELITIAN FUNDAMENTAL TAHUN ANGGARAN 2010

LAPORAN HASIL PENELITIAN FUNDAMENTAL TAHUN ANGGARAN 2010 TEKNIK MESIN LAPORAN HASIL PENELITIAN FUNDAMENTAL TAHUN ANGGARAN 2010 Hubungan Kontraksi Lateral, Ketebalan Material dan Kondisi Siklus Beban Terhadap Kondisi Tegangan Sisa di Depan Ujung Retak Oleh: Dr.

Lebih terperinci

EVALUASI FAKTOR INTENSITAS TEGANGAN PADA UJUNG RETAK DENGAN LUBANG PENGHAMBAR RAMBAT RETAK

EVALUASI FAKTOR INTENSITAS TEGANGAN PADA UJUNG RETAK DENGAN LUBANG PENGHAMBAR RAMBAT RETAK EVALUASI FAKTOR INTENSITAS TEGANGAN PADA UJUNG RETAK DENGAN LUBANG PENGHAMBAR RAMBAT RETAK Anindito Purnowidodo Teknik Mesin, Universitas Brawijaya Jl. MT. Haryono 167 Malang 65145 Tlp: 0341-571147 E-mail

Lebih terperinci

PERILAKU RAMBAT RETAK PADA POROS PEJAL SETELAH BENDING OVERLOADS

PERILAKU RAMBAT RETAK PADA POROS PEJAL SETELAH BENDING OVERLOADS JOURNAL OF ENVIRONMENTAL ENGINEERING & SUSTAINABLE TECHNOLOGY P-ISSN : 2356-3109 PERILAKU RAMBAT RETAK PADA POROS PEJAL SETELAH BENDING OVERLOADS Anindito Purnowidodo E-mail: anindito01@yahoo.com Teknik

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Mata Kuliah : Teori patahan dan Kelelahan Kode/ Bobot : TKM 8206 Status : Mata Kuliah Penunjang Disertasi Prasyarat : - Deskripsi Singkat : Mata kuliah ini berisi tentang

Lebih terperinci

ANALISA KEGAGALAN PADA Spindle MESIN Batch Centrifugal

ANALISA KEGAGALAN PADA Spindle MESIN Batch Centrifugal ANALISA KEGAGALAN PADA Spindle MESIN Batch Centrifugal Anindito Purnowidodo, Ari Wahjudi, Riza Prawira Teknik Mesin, Universitas Brawijaya Jl. MT. Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) - 571147 E-mail

Lebih terperinci

Pertemuan XI, XII, XIII VI. Konstruksi Rangka Batang

Pertemuan XI, XII, XIII VI. Konstruksi Rangka Batang ahan jar Statika Mulyati, ST., MT ertemuan XI, XII, XIII VI. Konstruksi Rangka atang VI. endahuluan Salah satu sistem konstruksi ringan yang mempunyai kemampuan esar, yaitu erupa suatu Rangka atang. Rangka

Lebih terperinci

PERANCANGAN BALOK BETON PROFIL RINGAN UNTUK PEMASANGAN LANTAI BANGUNAN BERTINGKAT YANG EFEKTIF

PERANCANGAN BALOK BETON PROFIL RINGAN UNTUK PEMASANGAN LANTAI BANGUNAN BERTINGKAT YANG EFEKTIF PERANCANGAN BALOK BETON PROFIL RINGAN UNTUK PEMASANGAN LANTAI BANGUNAN BERTINGKAT YANG EFEKTIF Jamiatul Akmal 1, a *, Ofik Taufik Purwadi 2,, Joko Pransytio 3, c 1,3) Jurusan Teknik Mesin, UNILA, Bandar

Lebih terperinci

BAB 5 DESAIN DAN ANALISIS SAMBUNGAN

BAB 5 DESAIN DAN ANALISIS SAMBUNGAN BAB 5 DESAIN DAN ANALISIS SAMBUNGAN Ba ini akan memahas kapasitas samungan rangka aja ringan terhadap gaya-gaya dalam yang merupakan hasil analisis struktur rangka aja ringan pada pemodelan a seelumnya.

Lebih terperinci

STUDI BANDING ANALISIS STRUKTUR PELAT DENGAN METODE STRIP, PBI 71, DAN FEM

STUDI BANDING ANALISIS STRUKTUR PELAT DENGAN METODE STRIP, PBI 71, DAN FEM Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer STUDI BANDING ANALISIS STRUKTUR PELAT DENGAN METODE STRIP, PBI 71, DAN FEM A COMPARATIVE STUDY OF PLATE STRUCTURE ANALYSIS USING STRIP METHOD, PBI 71, AND FEM Guntara M.

Lebih terperinci

ANALISIS KONSENTRASI TEGANGAN PADA GELAGAR BERLUBANG MENGGUNAKAN PEMODELAN DAN EKSPERIMEN

ANALISIS KONSENTRASI TEGANGAN PADA GELAGAR BERLUBANG MENGGUNAKAN PEMODELAN DAN EKSPERIMEN NLISIS KONSENTRSI TEGNGN PD GELGR BERLUBNG MENGGUNKN PEMODELN DN EKSPERIMEN khmad aizin, Dipl.Ing.HTL, M.T. Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Malang E-mail: faizin_poltek@yahoo.com strak Belum diketahuinya

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KUAT TEKAN DAN FAKTOR AIR SEMEN PADA BETON YANG DIBUAT DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND-POZZOLAN

HUBUNGAN ANTARA KUAT TEKAN DAN FAKTOR AIR SEMEN PADA BETON YANG DIBUAT DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND-POZZOLAN Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 10, No. 2, Juli 2006 HUBUNGAN ANTARA KUAT TEKAN DAN FAKTOR AIR SEMEN PADA BETON YANG DIBUAT DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND-POZZOLAN I Made Alit Karyawan Salain 1 dan I.B.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Lingkungan mikro di dalam rumah tanaman khususnya di daerah tropika asah perlu mendapat perhatian khusus, mengingat iri iklim tropika asah dengan suhu udara yang relatif panas,

Lebih terperinci

I. Kombinasi momen lentur dengan gaya aksial tarik

I. Kombinasi momen lentur dengan gaya aksial tarik VII. BALOK KOLOM Komponen struktur seringkali menderita kominasi eerapa macam gaya secara ersama-sama, salah satu contohnya adalah komponen struktur alok-kolom. Pada alok-kolom, dua macam gaya ekerja secara

Lebih terperinci

Konstruksi Rangka Batang

Konstruksi Rangka Batang Konstruksi Rangka atang Salah satu sistem konstruksi ringan yang mempunyai kemampuan esar, yaitu erupa suatu Rangka atang. Rangka atang merupakan suatu konstruksi yang terdiri dari sejumlah atang atang

Lebih terperinci

BAB VI DEFLEKSI BALOK

BAB VI DEFLEKSI BALOK VI DEFEKSI OK.. Pendahuluan Semua alok akan terdefleksi (atau melentur) dari kedudukannya apaila tereani. Dalam struktur angunan, seperti : alok dan plat lantai tidak oleh melentur terlalu erleihan untuk

Lebih terperinci

BAB II. PROTEKSI TRAFO 60 MVA 150/20 kv. DAN PENYULANG 20 kv

BAB II. PROTEKSI TRAFO 60 MVA 150/20 kv. DAN PENYULANG 20 kv BAB II PROTEKSI TRAFO 60 MVA 150/20 kv DAN PENYULANG 20 kv 2.1. Transformator Daya Transformator adalah suatu alat listrik statis yang erfungsi meruah tegangan guna penyaluran daya listrik dari suatu rangkaian

Lebih terperinci

SIMULASI SPRINGBACK BENCHMARK PROBLEM CROSS MEMBER NUMISHEET 2005

SIMULASI SPRINGBACK BENCHMARK PROBLEM CROSS MEMBER NUMISHEET 2005 SIMULASI SPRINGBACK BENCHMARK PROBLEM CROSS MEMBER NUMISHEET 005 Akhmad Arif Wahudi, Waluo Adi S., Tri Widodo B.R. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiah Surakarta Jl. A. Yani Paelan

Lebih terperinci

a home base to excellence Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 Sambungan Baut Pertemuan - 13

a home base to excellence Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 Sambungan Baut Pertemuan - 13 Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 SKS : 3 SKS Samungan Baut Pertemuan - 13 TIU : Mahasiswa dapat merencanakan kekuatan elemen struktur aja eserta alat samungnya TIK : Mahasiswa mampu

Lebih terperinci

ANALISIS TEGANGAN BAUT PENGUNCI GIRTH-GEAR KILN

ANALISIS TEGANGAN BAUT PENGUNCI GIRTH-GEAR KILN No.33 Vol.1 Thn.XVII April 010 ISSN : 0854-8471 ANALISIS TEGANGAN BAUT PENGUNCI GIRTH-GEAR KILN Devi Chandra 1, Gunawarman 1, M. Fadli 1 Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Andalas

Lebih terperinci

4. Mononom dan Polinom

4. Mononom dan Polinom Darpulic www.darpulic.com 4. Mononom dan Polinom Sudaratno Sudirham Mononom adalah pernataan tunggal ang erentuk k n, dengan k adalah tetapan dan n adalah ilangan ulat termasuk nol. Fungsi polinom merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS KEKUATAN BAUT PONDASI REL CARRIER PADA IRADIATOR GAMMA UNTUK STERILISASI HASIL PERTANIAN

ANALISIS KEKUATAN BAUT PONDASI REL CARRIER PADA IRADIATOR GAMMA UNTUK STERILISASI HASIL PERTANIAN ANALISIS KEKUATAN BAUT PONDASI REL CARRIER PADA IRADIATOR GAMMA UNTUK STERILISASI HASIL PERTANIAN ABSTRAK Sanda Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional ANALISIS KEKUATAN BAUT PONDASI

Lebih terperinci

ANALISA PERKIRAAN UMUR PADA CROSS DECK KAPAL IKAN KATAMARAN 10 GT MENGGUNAKAN METODE FRACTURE MECHANICS BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA

ANALISA PERKIRAAN UMUR PADA CROSS DECK KAPAL IKAN KATAMARAN 10 GT MENGGUNAKAN METODE FRACTURE MECHANICS BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA LOGO ANALISA PERKIRAAN UMUR PADA CROSS DECK KAPAL IKAN KATAMARAN 10 GT MENGGUNAKAN METODE FRACTURE MECHANICS BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA Erik Sugianto (4108 100 094) Dosen Pembimbing: Dony Setyawan ST

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK LOGAM/NON-LOGAM TERHADAP KEKUATAN DAN PERILAKU RAMBAT RETAK PADA SAMBUNGAN LEM EPOXY

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK LOGAM/NON-LOGAM TERHADAP KEKUATAN DAN PERILAKU RAMBAT RETAK PADA SAMBUNGAN LEM EPOXY Journal of Environmental Engineering & Sustainable Technology Vol. No., November 5, Pages 67-7 JEEST http://jeest.ub.ac.id PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK LOGAM/NON-LOGAM TERHADAP KEKUATAN DAN PERILAKU RAMBAT

Lebih terperinci

Deformasi Elastis. Figure 6.14 Comparison of the elastic behavior of steel and aluminum. For a. deforms elastically three times as much as does steel

Deformasi Elastis. Figure 6.14 Comparison of the elastic behavior of steel and aluminum. For a. deforms elastically three times as much as does steel Deformasi Elastis Deformasi Elastis Figure 6.14 Comparison of the elastic behavior of steel and aluminum. For a given stress, aluminum deforms elastically three times as much as does steel Deformasi Elastis

Lebih terperinci

Bab 3 PERUMUSAN MODEL KINEMATIK DDMR

Bab 3 PERUMUSAN MODEL KINEMATIK DDMR Ba 3 PERUMUSAN MODEL KINEMATIK DDMR Model kinematika diperlukan dalam menganalisis pergerakan suatu root moil. Model kinematik merupakan analisis pergerakan sistem yang direpresentasikan secara matematis

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKTIFITAS PROSES PRODUKSI PENGRAJIN KUSEN DAN PINTU BERBASIS MESIN BAND SAW

PENINGKATAN PRODUKTIFITAS PROSES PRODUKSI PENGRAJIN KUSEN DAN PINTU BERBASIS MESIN BAND SAW PENINGKATAN PRODUKTIFITAS PROSES PRODUKSI PENGRAJIN KUSEN DAN PINTU BERBASIS MESIN BAND SAW Silviana 1, Nova Risdiyanto Ismail 2 1 Universitas Widyagama Malang/ Dosen Teknik Industri, Kota Malang 2 Universitas

Lebih terperinci

Penentuan Kondisi Kelonggaran Cetakan Optimum Pada Pemotongan Logam Plat Menggunakan Deform2D dan Pendekatan Analisis Ragam (ANOVA)

Penentuan Kondisi Kelonggaran Cetakan Optimum Pada Pemotongan Logam Plat Menggunakan Deform2D dan Pendekatan Analisis Ragam (ANOVA) Penentuan Kondisi Kelonggaran Cetakan Optimum Pada Pemotongan Logam Plat Menggunakan Deform2D dan Pendekatan Analisis Ragam (ANOVA) Y. BURHANUDDIN*, A. HAMNI, S. HARUN, N. ISMANTO, Z. ARIFIN Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PENGARUH PERETAKAN BETON DALAM ANALISIS STRUKTUR BETON

PENGARUH PERETAKAN BETON DALAM ANALISIS STRUKTUR BETON PENGARUH PERETAKAN BETON DALAM ANALISIS STRUKTUR BETON Wiratman Wangsadinata 1, Hamdi 2 1. Pendahuluan Dalam analisis struktur eton, pengaruh peretakan eton terhadap kekakuan unsurunsurnya menurut SNI

Lebih terperinci

SIMULASI PENGUJIAN TEGANGAN MEKANIK PADA DESAIN LANDASAN BENDA KERJA MESIN PEMOTONG PELAT

SIMULASI PENGUJIAN TEGANGAN MEKANIK PADA DESAIN LANDASAN BENDA KERJA MESIN PEMOTONG PELAT Prosiding Seminar Nasional Teknologi dan Aplikasi Reaktor Nuklir PRSG Tahun 2012 ISBN 978-979-17109-7-8 SIMULASI PENGUJIAN TEGANGAN MEKANIK PADA DESAIN LANDASAN BENDA KERJA MESIN PEMOTONG PELAT Dedy Haryanto,

Lebih terperinci

Sidang Tugas Akhir (TM091486)

Sidang Tugas Akhir (TM091486) Sidang Tugas Akhir (TM091486) Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Soeharto, DEA Oleh : Budi Darmawan NRP 2105 100 160 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya suatu sistem pemipaan yang memiliki kualitas yang baik. dan efisien. Pada industri yang menggunakan pipa sebagai bagian

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya suatu sistem pemipaan yang memiliki kualitas yang baik. dan efisien. Pada industri yang menggunakan pipa sebagai bagian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong terciptanya suatu sistem pemipaan yang memiliki kualitas yang baik dan efisien. Pada industri yang menggunakan

Lebih terperinci

PENENTUAN MATRIKS IMPEDANSI REL JALA-JALA (NETWORN DENGAN METODE LANGSUNG

PENENTUAN MATRIKS IMPEDANSI REL JALA-JALA (NETWORN DENGAN METODE LANGSUNG Jurnal llmiah PoIi Rekayasa Volume 3. Nomor f, Oktoer 2007 ISSN : Ig5g-3209 PENENTUAN MATRIKS IMPEDANSI REL JALA-JALA (NETWORN DENGAN METODE LANGSUNG Oleh : Adul Hafid, Efendi Muchtar & Tri Artono Jurusan

Lebih terperinci

BAB III OPTIMASI KETEBALAN TABUNG COPV

BAB III OPTIMASI KETEBALAN TABUNG COPV BAB III OPTIMASI KETEBALAN TABUNG COPV 3.1 Metodologi Optimasi Desain Tabung COPV Pada tahap proses mengoptimasi desain tabung COPV kita perlu mengidentifikasi masalah terlebih dahulu, setelah itu melakukan

Lebih terperinci

DECIDING THE OPTIMUM SPOKE ANGLE OF MOTORCYCLE CAST WHEEL USING FINITE ELEMENT APLICATION AND PUGH S CONCEPT SELECTION METHOD

DECIDING THE OPTIMUM SPOKE ANGLE OF MOTORCYCLE CAST WHEEL USING FINITE ELEMENT APLICATION AND PUGH S CONCEPT SELECTION METHOD DECIDING THE OPTIMUM SPOKE ANGLE OF MOTORCYCLE CAST WHEEL USING FINITE ELEMENT APLICATION AND PUGH S CONCEPT SELECTION METHOD Case study: Sustainable Product Development for Motorcycle Cast Wheel Willyanto

Lebih terperinci

PENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT AMPAS EMPULUR SAGU TERHADAP KEKUATAN BENDING DAN IMPAK PADA KOMPOSIT BERMATRIK POLYESTER

PENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT AMPAS EMPULUR SAGU TERHADAP KEKUATAN BENDING DAN IMPAK PADA KOMPOSIT BERMATRIK POLYESTER PENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT AMPAS EMPULUR SAGU TERHADAP KEKUATAN BENDING DAN IMPAK PADA KOMPOSIT BERMATRIK POLYESTER Arthur Yanny Leiwakaessy 1) FakultasTeknik Universitas Pattimura Amon Email : arthur.leiwakaessy@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ekstrusi merupakan salah satu proses yang banyak digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Ekstrusi merupakan salah satu proses yang banyak digunakan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ekstrusi merupakan salah satu proses yang banyak digunakan dalam proses manufaktur. Dimana aplikasinya sangat luas seperti dijumpai pada aplikasi-aplikasi struktur,

Lebih terperinci

ANALISA REFRAKSI GELOMBANG PADA PANTAI

ANALISA REFRAKSI GELOMBANG PADA PANTAI ANALISA REFRAKSI GELOMBANG PADA PANTAI A.P.M., Tarigan *) dan Ahmad Syarif Zein **) *) Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik USU **) Sarjana Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik USU

Lebih terperinci

ANALISA STABILITAS LERENG TANAH BERBUTIR HALUS UNTUK KASUS TEGANGAN TOTAL DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT EXEL ABSTRACT

ANALISA STABILITAS LERENG TANAH BERBUTIR HALUS UNTUK KASUS TEGANGAN TOTAL DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT EXEL ABSTRACT ANALISA STABILITAS LERENG TANAH BERBUTIR HALUS UNTUK KASUS TEGANGAN TOTAL DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT EXEL Handali, S 1), Gea, O 2) 1) Jurusan Teknik Sipil Universitas Kristen Immanuel Yogyakarta e-mail

Lebih terperinci

HUBUNGAN B VALUE DENGAN FREKUENSI KEJADIAN DAN MAGNITUDO GEMPA BUMI MENGGUNAKAN METODE GUTENBERG-RICHTER DI SULAWESI TENGAH PERIODE

HUBUNGAN B VALUE DENGAN FREKUENSI KEJADIAN DAN MAGNITUDO GEMPA BUMI MENGGUNAKAN METODE GUTENBERG-RICHTER DI SULAWESI TENGAH PERIODE Jurnal Fisika. Volume 03 omor 02 Tahun 2014, hal 84-88 HUBUGA B VALUE DEGA FREKUESI KEJADIA DA MAGITUDO GEMPA BUMI MEGGUAKA METODE GUTEBERG-RICHTER DI SULAWESI TEGAH PERIODE 2008-2014 or Hidaya Rachmawati,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 33 III. METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan dalam penelitian, sehingga pelaksanaan dan hasil penelitian bisa untuk dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

ANALISA TRAFIK PADA JARINGAN CDMA

ANALISA TRAFIK PADA JARINGAN CDMA BAB V AALSA TRAFK PADA JARGA CDMA Analisa trafik pada suatu sistem seluler sangat terkait dengan kapasitas aringan dari sistem terseut. Yang terkait erat dengan kapasitas aringan ini adalah intensitas

Lebih terperinci

EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS SIRIP LONGITUDINAL DENGAN PROFIL SIKU EMPAT KEADAAN TAK TUNAK KASUS 2D

EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS SIRIP LONGITUDINAL DENGAN PROFIL SIKU EMPAT KEADAAN TAK TUNAK KASUS 2D EFISIENSI DAN EFEKIVIAS SIRIP LONGIUDINAL DENGAN PROFIL SIKU EMPA KEADAAN AK UNAK KASUS 2D PK Purwadi Jurusan eknik Mesin, FS, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Email: pur@mailcity.com ABSRAK Penelitian

Lebih terperinci

ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA Jatmoko Awali, Asroni Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hjar Dewantara No. 116 Kota Metro E-mail : asroni49@yahoo.com

Lebih terperinci

INSTALASI DAN EVALUASI GROUNDING UNTUK MBE INDUSTRI LATEKS PTAPB MENGGUNAKAN MULTIPLE ROD

INSTALASI DAN EVALUASI GROUNDING UNTUK MBE INDUSTRI LATEKS PTAPB MENGGUNAKAN MULTIPLE ROD J. Iptek Nuklir Ganendra Vol. 5 No. Juli : 7-8 ISSN 4-6957 INSTALASI DAN EVALUASI GROUNDING UNTUK MBE INDUSTRI LATEKS PTAPB MENGGUNAKAN MULTIPLE ROD Suyamto, Sutadi, Elin Nuraini *) Pusat Teknologi Akselerator

Lebih terperinci

ANALISIS ELEMEN HINGGA UNTUK FAKTOR KONSENTRASI TEGANGAN PADA PELAT ISOTROPIK BERLUBANG DENGAN PIN-LOADED

ANALISIS ELEMEN HINGGA UNTUK FAKTOR KONSENTRASI TEGANGAN PADA PELAT ISOTROPIK BERLUBANG DENGAN PIN-LOADED Analisis Elemen Hingga Untuk Faktor Konsentrasi Tegangan Pada Pelat Isotropik Berlubang ANALISIS ELEMEN HINGGA UNTUK FAKTOR KONSENTRASI TEGANGAN PADA PELAT ISOTROPIK BERLUBANG DENGAN PIN-LOADED Dwi Hartini

Lebih terperinci

Optimasi Proses Multi-Pass Equal Channel Angular Pressing dengan Simulasi Komputer

Optimasi Proses Multi-Pass Equal Channel Angular Pressing dengan Simulasi Komputer Jurnal Rekayasa Mesin Vol.5, No. Tahun : 79-8 ISSN 6-68X Optimasi Proses Multi-Pass Equal Channel Angular Pressing dengan Komputer Moch. Agus Choiron, Khairul Anam, Totok Tri Prasetyo Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

1). Definisi Relasi Relasi dari dua himpunan A dan B adalah pemasangan anggota-anggota A dengan anggota B.

1). Definisi Relasi Relasi dari dua himpunan A dan B adalah pemasangan anggota-anggota A dengan anggota B. Bayangkan suatu fungsi seagai seuah mesin, misalnya mesin hitung. Ia mengamil suatu ilangan (masukan), maka fungsi memproses ilangan yang masuk dan hasil produksinya diseut keluaran. x Masukan Fungsi f

Lebih terperinci

ANALISIS SENSITIVITAS PADA PIPA BESI COR DENGAN RETAKAN KEARAH MELINGKAR PIPA

ANALISIS SENSITIVITAS PADA PIPA BESI COR DENGAN RETAKAN KEARAH MELINGKAR PIPA ANALISIS SENSITIVITAS PADA PIPA BESI COR DENGAN RETAKAN KEARAH MELINGKAR PIPA Gunawan (1) (1) Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya Jl. Raya Palembang Prabumulih km 32, Inderalaya

Lebih terperinci

b. Titik potong grafik dengan sumbu y, dengan mengambil x = 0

b. Titik potong grafik dengan sumbu y, dengan mengambil x = 0 B.3 Fungsi Kuadrat a. Tujuan Setelah mempelajari uraian kompetensi dasar ini, anda dapat: Menentukan titik potong grafik fungsi dengan sumu koordinat, sumu simetri dan nilai ekstrim suatu fungsi Menggamar

Lebih terperinci

(R.2) PERBANDINGAN METODE BOOTSTRAP DAN JACKKNIFE DALAM PENDUGAAN PARAMETER REGRESI DENGAN PARTIAL LEAST SQUARE REGRESSION

(R.2) PERBANDINGAN METODE BOOTSTRAP DAN JACKKNIFE DALAM PENDUGAAN PARAMETER REGRESI DENGAN PARTIAL LEAST SQUARE REGRESSION Universitas Padjadjaran, 3 Novemer 200 (R.2) PERANDINGAN METODE OOTSTRAP DAN JACKKNIFE DALAM PENDUGAAN PARAMETER REGRESI DENGAN PARTIAL LEAST SQUARE REGRESSION I Gede Nyoman Mindra Jaya Jurusan Statistika

Lebih terperinci

Tekstur Bidang Geser (111) pada Pelat Aluminium A1100P dengan Berbagai Rasio Pengerolan Dingin Berpengaruh terhadap Kekuatan Tarik

Tekstur Bidang Geser (111) pada Pelat Aluminium A1100P dengan Berbagai Rasio Pengerolan Dingin Berpengaruh terhadap Kekuatan Tarik Tekstur Bidang Geser (111) pada Pelat Aluminium A1100P dengan Berbagai Rasio Pengerolan Dingin Berpengaruh terhadap Kekuatan Tarik Yudy Surya Irawan Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin, Universitas Brawijaya,

Lebih terperinci

SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERAT LIMBAH PATI ONGGOK SANDWICH DENGAN CORE SERAT ACAK DARI BAHAN LIMBAH SEKAM PADI DENGAN MATRIK RESIN

SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERAT LIMBAH PATI ONGGOK SANDWICH DENGAN CORE SERAT ACAK DARI BAHAN LIMBAH SEKAM PADI DENGAN MATRIK RESIN SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERAT LIMBAH PATI ONGGOK SANDICH DENGAN CORE SERAT ACAK DARI BAHAN LIMBAH SEKAM PADI DENGAN MATRIK RESIN Ngafwan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan Perkuatan struktur umumnya dilakukan apaila angunan terseut mengalami kegagalan desain, peruahan desain, peruahan fungsi angunan, kegagalan pada saat pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kependudukan di Indonesia merupakan masalah penting yang perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kependudukan di Indonesia merupakan masalah penting yang perlu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kependudukan di Indonesia merupakan masalah penting yang perlu mendapat perhatian dan pemahasan serius dari pemerintah dan ahli kependudukan. Bila para ahli

Lebih terperinci

TRIGONOMETRI. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Aturan sinus Aturan kosinus Luas segitiga A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR

TRIGONOMETRI. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Aturan sinus Aturan kosinus Luas segitiga A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR a 6 TRIGONOMETRI A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN ELAJAR Kompetensi Dasar 1. Menghayati pola hidup disiplin, kritis, ertanggungjawa, konsisten dan jujur serta menerapkannya dalam kehidupan sehari hari..

Lebih terperinci

Pengaruh Perlakuan Silane Dan NaOH Pada Permukaan Serat Kontinyu Limbah Epulur Sagu (Metroxylon Sp) Terhadap Daya Serap Air Dan Kekuatan Bending

Pengaruh Perlakuan Silane Dan NaOH Pada Permukaan Serat Kontinyu Limbah Epulur Sagu (Metroxylon Sp) Terhadap Daya Serap Air Dan Kekuatan Bending Pengaruh Perlakuan Silane Dan NaOH Pada Permukaan Serat Kontinyu Limah Epulur Sagu (Metroxylon Sp) Terhadap Daya Serap Air Dan Kekuatan Bending Josef Matheus, Yudy Surya Irawan, Rudy Soenoko Jurusan Teknik

Lebih terperinci

V. DEFLEKSI BALOK ELASTIS: METODE-LUAS MOMEN

V. DEFLEKSI BALOK ELASTIS: METODE-LUAS MOMEN V. DEFEKSI BOK ESTIS: METODE-US MOMEN Defleksi alok diperoleh dengan memanfaatkan sifat diagram luas momen lentur. Cara ini cocok untuk lendutan dan putaran sudut pada suatu titik sudut saja, karena kita

Lebih terperinci

BAB XII GAYA DAN TEKANAN

BAB XII GAYA DAN TEKANAN BAB XII GAYA DAN TEKANAN 1. Bagaimanakah huungan antara gaya dan tekanan?. Faktor apakah yang mempengaruhi tekanan di dalam zat cair? 3. Apakah yang dimaksud dengan hukum Pascal? 4. Apakah yang dimasudkan

Lebih terperinci

KAJI NUMERIK PENCEGAHAN PERTUMBUHAN RETAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE MODIFIKASI BENTUK STOP-DRILLED HOLE (SDH)

KAJI NUMERIK PENCEGAHAN PERTUMBUHAN RETAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE MODIFIKASI BENTUK STOP-DRILLED HOLE (SDH) KJI NUMERIK PENCEGHN PERTUMBUHN RETK DENGN MENGGUNKN METODE MODIFIKSI BENTUK STOP-DRILLED HOLE (SDH) Yudi Dwianda, Hendery Dahlan, Meifal Rusli Jurusan Teknik Mesin, Universitas ndalas Kampus Limau Manis,

Lebih terperinci

Perbandingan Hasil Analisa Konsentrasi Tegangan Pada Plat Berlubang Akibat Beban Tarik Dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga dan Kajian Eksperimen

Perbandingan Hasil Analisa Konsentrasi Tegangan Pada Plat Berlubang Akibat Beban Tarik Dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga dan Kajian Eksperimen Perbandingan Hasil Analisa Konsentrasi Tegangan Pada Plat Berlubang Akibat Beban Tarik Dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga dan Kajian Eksperimen Oleh : 1), Martinus Heru Palmiyanto 1), Jurusan Teknik

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 31 HASIL DAN PEMBAHASAN Silika Hasil Isolasi dari Sekam Padi Analisis kuantitatif dengan metode X-Ray Fluorescence dilakukan untuk mengetahui kandungan silika au sekam dan oksida-oksida lainnya aik logam

Lebih terperinci

PENGARUH PEREGANGAN TERHADAP PENURUNAN LAJU PERAMBATAN RETAK MATERIAL AL T3 Susilo Adi Widyanto

PENGARUH PEREGANGAN TERHADAP PENURUNAN LAJU PERAMBATAN RETAK MATERIAL AL T3 Susilo Adi Widyanto PENGARUH PEREGANGAN TERHADAP PENURUNAN LAJU PERAMBATAN RETAK MATERIAL AL- 2024 T3 Susilo Adi Widyanto Abstract Streching process of sheet materials is one of any process to increasing of material strength.

Lebih terperinci

STRESS ANALYSIS PISTON SEPEDA MOTOR MENGGUNAKAN SOFTWARE AUTODESK INVENTOR 2015

STRESS ANALYSIS PISTON SEPEDA MOTOR MENGGUNAKAN SOFTWARE AUTODESK INVENTOR 2015 TURBO Vol. 6 No. 1. 2017 p-issn: 2301-6663, e-issn: 2477-250X Jurnal Teknik Mesin Univ. Muhammadiyah Metro URL: http://ojs.ummetro.ac.id/index.php/turbo STRESS ANALYSIS PISTON SEPEDA MOTOR MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

Perencanaan hidraulik bendung dan pelimpah bendungan tipe gergaji

Perencanaan hidraulik bendung dan pelimpah bendungan tipe gergaji Konstruksi dan Bangunan Perencanaan hidraulik endung dan pelimpah endungan tipe gergaji Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor : 360/KPTS/M/2004 Tanggal : 1 Oktoer 2004 DEPARTEMEN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci: Hydrotest, Faktor Keamanan, Pipa, FEM ( Finite Element Method )

Abstrak. Kata kunci: Hydrotest, Faktor Keamanan, Pipa, FEM ( Finite Element Method ) PERBANDINGAN PRESSURE AKTUAL HYDROTEST WELDING PIPE API 5L B PSL 1 ERW SCH 10 Ø30 TERHADAP TEGANGAN LULUH DENGAN SIMULASI NUMERIK METODE FEM ( FINITE ELEMENT METHOD ) Muhammad Irawan *, Nurul Laili Arifin

Lebih terperinci

PENENTUAN PERBANDINGAN DIAMETER NOZZLE TERHADAP DIAMETER SHELL MAKSIMUM PADA AIR RECEIVER TANK HORISONTAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

PENENTUAN PERBANDINGAN DIAMETER NOZZLE TERHADAP DIAMETER SHELL MAKSIMUM PADA AIR RECEIVER TANK HORISONTAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA PENENTUAN PERBANDINGAN DIAMETER NOZZLE TERHADAP DIAMETER SHELL MAKSIMUM PADA AIR RECEIVER TANK HORISONTAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA Willyanto Anggono 1), Hariyanto Gunawan 2), Ian Hardianto

Lebih terperinci

BAB III SIFAT MEKANIK MATERIAL TEKNIK

BAB III SIFAT MEKANIK MATERIAL TEKNIK BAB III SIFAT MEKANIK MATERIAL TEKNIK Material dalam penggunaannya selalu dikenai gaya atau beban. Oleh karena itu perlu diketahui karakter material agar deformasi yang terjadi tidak berlebihan dan tidak

Lebih terperinci

STUDI KEANDALAN (RELIABILITY) PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) LABUHAN ANGIN SIBOLGA

STUDI KEANDALAN (RELIABILITY) PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) LABUHAN ANGIN SIBOLGA STUDI KEANDALAN (RELIABILITY) PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) LABUHAN ANGIN SIBOLGA Oloni Togu Simanjuntak, Ir. Syamsul Amien, MS Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

Analisa Pengaruh Diameter Nozzle Terhadap Besar Tegangan Maksimum Pada Air Receiver Tank Horisontal Dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga

Analisa Pengaruh Diameter Nozzle Terhadap Besar Tegangan Maksimum Pada Air Receiver Tank Horisontal Dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga DYN-01 Analisa Pengaruh Diameter Nozzle Terhadap Besar Tegangan Maksimum Pada Air Receiver Tank Horisontal Dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga Willyanto Anggono (1, Ian Hardianto (2 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Studi Cacat Permukaan plat Aluminium pada Proses Pembengkokkan Sudut Mesin Bending

Studi Cacat Permukaan plat Aluminium pada Proses Pembengkokkan Sudut Mesin Bending Jurnal Integrasi Vol. 8, No. 2, October 2016, 88-92 p-issn: 2085-3858 Article History Received August, 2016 Accepted September, 2016 Studi Cacat Permukaan plat Aluminium pada Proses Pembengkokkan Sudut

Lebih terperinci

6. 2 Menerapkan konsep fungsi linier Menggambarkan fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi kuadrat

6. 2 Menerapkan konsep fungsi linier Menggambarkan fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi kuadrat Sumer: Art and Gallery Standar Kompetensi 6. Memecahkan masalah yang erkaitan dengan fungsi, persamaan fungsi linier dan fungsi kuadrat Kompetensi Dasar 6. Mendeskripsikan peredaan konsep relasi dan fungsi

Lebih terperinci

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN Sumer: Art & Gallery 44 Matematika X SMK Kelompok: Penjualan dan Akuntansi Standar kompetensi persamaan dan pertidaksamaan linier dan kuadrat terdiri atas tiga kompetensi dasar.

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH BENTUK PROFIL PADA RANGKA KENDARAAN RINGAN DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISA PENGARUH BENTUK PROFIL PADA RANGKA KENDARAAN RINGAN DENGAN METODE ELEMEN HINGGA ANALISA PENGARUH BENTUK PROFIL PADA RANGKA KENDARAAN RINGAN DENGAN METODE ELEMEN HINGGA Didi Widya Utama dan Roby Department of Mechanical Engineering, Universitas Tarumanagara e-mail: didi_wu@hotmail.com

Lebih terperinci

ANALISIS KEKUATAN TARIK BOLTED JOINT STRUKTUR KOMPOSIT C-GLASS/EPOXY BAKALITE EPR 174

ANALISIS KEKUATAN TARIK BOLTED JOINT STRUKTUR KOMPOSIT C-GLASS/EPOXY BAKALITE EPR 174 ANALISIS KEKUATAN TARIK BOLTED JOINT STRUKTUR KOMPOSIT C-GLASS/EPOXY BAKALITE EPR 174 Ariansyah Pandu Surya 1, Lies Banowati 2 dan Devi M. Gunara 3 1, 2, 3 Jurusan Teknik Penerbangan, Universitas Nurtanio

Lebih terperinci

TUGAS SARJANA ANALISA PENGARUH GESEKAN PADA KONTAK SLIDING ANTAR SILINDER MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

TUGAS SARJANA ANALISA PENGARUH GESEKAN PADA KONTAK SLIDING ANTAR SILINDER MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA TUGAS SARJANA ANALISA PENGARUH GESEKAN PADA KONTAK SLIDING ANTAR SILINDER MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA Diajukan sebagai salah satu tugas dan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana (S-1) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETAHANAN BENDING KOMPOSIT HIBRID SANDWICH SERAT KENAF DAN SERAT GELAS BERMATRIK POLYESTER DENGAN CORE KAYU SENGON LAUT

PENINGKATAN KETAHANAN BENDING KOMPOSIT HIBRID SANDWICH SERAT KENAF DAN SERAT GELAS BERMATRIK POLYESTER DENGAN CORE KAYU SENGON LAUT PENINGKATAN KETAHANAN BENDING KOMPOSIT HIBRID SANDWICH SERAT KENAF DAN SERAT GELAS BERMATRIK POLYESTER DENGAN CORE KAYU SENGON LAUT Agus Hariyanto Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A.Yani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan efisien.pada industri yang menggunakan pipa sebagai bagian. dari sistem kerja dari alat yang akan digunakan seperti yang ada

BAB I PENDAHULUAN. dan efisien.pada industri yang menggunakan pipa sebagai bagian. dari sistem kerja dari alat yang akan digunakan seperti yang ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong terciptanya suatu sistem pemipaan yang memiliki kualitas yang baik dan efisien.pada industri yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM

BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM Sifat mekanik bahan adalah : hubungan antara respons atau deformasi bahan terhadap beban yang bekerja. Sifat mekanik : berkaitan dengan kekuatan, kekerasan, keuletan, dan kekakuan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Definisi C. Tujuan 1. Tujuan Umum 2. Tujuan Khusus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Definisi C. Tujuan 1. Tujuan Umum 2. Tujuan Khusus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernahkah anda menjadi seorang pasien yang datang ke dokter dan menolak dirawat? Biasanya penolakan muncul jika sang dokter menyarankan untuk dilakukan tindakan seperti

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Gage length

BAB II TEORI DASAR. Gage length BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Uji tarik merupakan salah satu pengujian mekanik yang paling luas digunakan di industri dan di dunia pendidikan karena kemudahan dalam menganalisa data yang didapatkan

Lebih terperinci

PENENTUAN BESARNYA PENGARUH FAKTOR GENETIK TERHADAP SIFAT FENOTIP DENGAN METODE PASANGAN KEMBAR

PENENTUAN BESARNYA PENGARUH FAKTOR GENETIK TERHADAP SIFAT FENOTIP DENGAN METODE PASANGAN KEMBAR PNNTUN BSRNY PNGRUH FKTOR GNTIK TRHDP SIFT FNOTIP DNGN MTOD PSNGN KMBR. Setiawan Program Studi Matematika Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Indonesia stract. Twins

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Cooling Rate pada Material ASTM A36 Akibat Kebakaran Kapal Terhadap Nilai Kekuatan, Kekerasan dan Struktur Mikronya

Analisis Pengaruh Cooling Rate pada Material ASTM A36 Akibat Kebakaran Kapal Terhadap Nilai Kekuatan, Kekerasan dan Struktur Mikronya JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-42 Analisis Pengaruh Cooling Rate pada Material ASTM A36 Akibat Kebakaran Kapal Terhadap Nilai Kekuatan, Kekerasan dan Struktur

Lebih terperinci

ANALISIS NOSEL BAHAN TUNGSTEN DIAMETER 200 mm HASIL PROSES PEMBENTUKAN

ANALISIS NOSEL BAHAN TUNGSTEN DIAMETER 200 mm HASIL PROSES PEMBENTUKAN Majalah Sains dan Teknologi Dirgantara Vol. 5 No. 2 Juni 2010 : 60-65 ANALISIS NOSEL BAHAN TUNGSTEN DIAMETER 200 mm HASIL PROSES PEMBENTUKAN Ediwan Peneliti Pusat Teknologi Wahana Dirgantara LAPAN e-mail:

Lebih terperinci

Penentuan Kondisi Lingkungan Kerja Fisik yang Optimal Menggunakan Metode Permukaan Respon

Penentuan Kondisi Lingkungan Kerja Fisik yang Optimal Menggunakan Metode Permukaan Respon Jurnal Sistem dan Manajemen Industri Vol No Juli 7, - p-issn 5-7, e-issn 5-95 Penentuan Kondisi Lingkungan Kerja Fisik yang Optimal Menggunakan Metode Permukaan Respon Arta Rusidarma Putra dan, Anggar

Lebih terperinci

DAKTILITAS KOLOM BERDASARKAN RAGAM KERUNTUHAN KOLOM BETON BERTULANG

DAKTILITAS KOLOM BERDASARKAN RAGAM KERUNTUHAN KOLOM BETON BERTULANG Media Teknik Sipil, Volume XII, Januari 2012 ISSN 1412-0976 DAKTILITAS KOLOM BERDASARKAN RAGAM KERUNTUHAN KOLOM BETON BERTULANG Endah Safitri 1) 1) Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Uiversitas Seelas

Lebih terperinci

Bab III Model Difusi Oksigen di Jaringan dengan Laju Konsumsi Konstan

Bab III Model Difusi Oksigen di Jaringan dengan Laju Konsumsi Konstan Ba III Model Difusi Oksigen di Jaringan dengan Laju Konsumsi Konstan Pada a ini, akan diahas penyearan oksigen di pemuluh kapiler dan jaringan, dimana sel-sel di jaringan diasumsikan mengkonsumsi oksigen

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN. Struktur Baja 1. Batang Tarik #1

MODUL PERKULIAHAN. Struktur Baja 1. Batang Tarik #1 MODUL PERKULIAHAN Struktur Baja 1 Batang Tarik #1 Fakultas Teknik Perencanaan dan Desain Program Studi Teknik Sipil Tatap Kode MK Disusun Oleh Muka 03 MK11052 Abstract Modul ini bertujuan untuk memberikan

Lebih terperinci

TEGANGAN DAN REGANGAN

TEGANGAN DAN REGANGAN Kokoh Tegangan mechanics of materials Jurusan Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya TEGANGAN DAN REGANGAN 1 Tegangan Normal (Normal Stress) tegangan yang bekerja dalam arah tegak lurus permukaan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK LELAH BAJA POROS DIN 42CrMo4 BERTAKIK U DAN V AKIBAT BEBAN AMPLITUDO KONSTAN DAN BEBAN TIBA-TIBA

KARAKTERISTIK LELAH BAJA POROS DIN 42CrMo4 BERTAKIK U DAN V AKIBAT BEBAN AMPLITUDO KONSTAN DAN BEBAN TIBA-TIBA KARAKTERISTIK LELAH BAJA POROS DIN 42CrMo4 BERTAKIK U DAN V AKIBAT BEBAN AMPLITUDO KONSTAN DAN BEBAN TIBA-TIBA Subarmono 1, Aris Sinta 2 1,2 Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik, UGM ABSTRACT

Lebih terperinci

Machine; Jurnal Teknik Mesin Vol. 2 No. 2, Juli 2016 ISSN :

Machine; Jurnal Teknik Mesin Vol. 2 No. 2, Juli 2016 ISSN : PENGARUH JARAK SEL BUKAAN BALOK TERHADAP KEKUATAN MATERIAL DAN KARAKTERISTIK GETARAN Sunardi, Erny Listijorini, Muhamad Sahroni JurusanTeknik Mesin Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jl. Jendral Sudirman

Lebih terperinci

ESTIMASI UMUR FATIK MENGGUNAKAN PEMBEBANAN ROTATING BENDING PADA MATERIAL SS 304

ESTIMASI UMUR FATIK MENGGUNAKAN PEMBEBANAN ROTATING BENDING PADA MATERIAL SS 304 ESTIMASI UMUR FATIK MENGGUNAKAN PEMBEBANAN ROTATING BENDING PADA MATERIAL SS 304 Oleh Alim Mardhi dan Roziq Himawan Pusat Teknologi Reaktor Dan Keselamatan Nuklir BATAN ABSTRAK ESTIMASI UMUR FATIK MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

METODE SIMPLEKS PRIMAL MENGGUNAKAN WORKING BASIS

METODE SIMPLEKS PRIMAL MENGGUNAKAN WORKING BASIS JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol 6 No 3, 167-178, Desemer 2003, ISSN : 1410-8518 METODE SIMPLEKS PRIMAL MENGGUNAKAN WORKING BASIS Sunarsih dan Ahmad Khairul Ramdani Jurusan Matematika FMIPA UNDIP ABSTRAK

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK MEKANIK LOGAM

KARAKTERISTIK MEKANIK LOGAM KARAKTERISTIK MEKANIK LOGAM Materi - 4 Dr. Eko Pujiyanto, S.Si., M.T. Homepage : eko.staff.uns.ac.id/3-material-teknik Isi Pendahuluan Konsep tegangan dan regangan Uji tarik, Uji tekan, Regangan Geser

Lebih terperinci

PENDEKATAN TEORI ... (2) k x ... (3) 3... (1)

PENDEKATAN TEORI ... (2) k x ... (3) 3... (1) PENDEKATAN TEORI A. Perpindahan Panas Perpindahan panas didefinisikan seagai ilmu umtuk meramalkan perpindahan energi yang terjadi karena adanya peredaan suhu diantara enda atau material (Holman,1986).

Lebih terperinci

PENGARUH BENTUK TAKIKAN (NOTCHED) PADA POROS BAJA KARBON ST. 60 AKIBAT BEBAN TARIK

PENGARUH BENTUK TAKIKAN (NOTCHED) PADA POROS BAJA KARBON ST. 60 AKIBAT BEBAN TARIK PENGARUH BENTUK TAKIKAN (NOTCHED) PADA POROS BAJA KARBON ST. 60 AKIBAT BEBAN TARIK Hendri Nurdin (1), Mulianti (1) (1) Dosen Jurusan Teknik Mesin, FT-UNP ABSTRACT Shaft failure often occurs due to stress

Lebih terperinci

SUSTAINABLE PRODUCT DESIGN FOR MOTOR CYCLE CAST WHEEL USING FINITE ELEMENT APPLICATION AND PUGH S CONCEPT SELECTION METHOD

SUSTAINABLE PRODUCT DESIGN FOR MOTOR CYCLE CAST WHEEL USING FINITE ELEMENT APPLICATION AND PUGH S CONCEPT SELECTION METHOD SUSTAINABLE PRODUCT DESIGN FOR MOTOR CYCLE CAST WHEEL USING FINITE ELEMENT APPLICATION AND PUGH S CONCEPT SELECTION METHOD Case Study: Deciding the Optimum Number of Motor Cycle Cast Wheel Willyanto Anggono

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 21 Distriusi Distriusi dapat diartikan seagai kegiatan pemasaran untuk memperlancar dan mempermudah penyampaian arang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya

Lebih terperinci

SIMULASI PENGARUH FRICTION, SPEED, MATERIAL, DAN TEMPERATURE TERHADAP DAMAGE PADA BLOCK PRE FORMING DENGAN METODE TAGUCHI

SIMULASI PENGARUH FRICTION, SPEED, MATERIAL, DAN TEMPERATURE TERHADAP DAMAGE PADA BLOCK PRE FORMING DENGAN METODE TAGUCHI SIMULASI PENGARUH FRICTION, SPEED, MATERIAL, DAN TEMPERATURE TERHADAP DAMAGE PADA BLOCK PRE FORMING DENGAN METODE TAGUCHI Dicky Adi Tyagita 1), Asroni 2) Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Metro

Lebih terperinci