e-journal Boga, Volume 5, No. 3, Edisi Yudisium Periode September 2016, Hal 48-53

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "e-journal Boga, Volume 5, No. 3, Edisi Yudisium Periode September 2016, Hal 48-53"

Transkripsi

1 e-journal Boga, Volume 5, No. 3, Edisi Yudisium eriode September 2016, Hal OLA KONSUMSI MAKANAN, STATUS GIZI DAN ERILAKU ANAK AUTIS (STUDI KASUS DI SDN KETINTANG 2 SURABAYA) Ninuk Andayani rogram Studi S1 endidikan Tata Boga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya ninukandayani20@gmail.com Siti Sulandjari Dosen endidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya ari.marsni@yahoo.com Abstrak Autis merupakan gangguan sebagian perkembangan fungsi otak yang ditandai dengan ketidakmampuan: komunikasi, interaksi sosial, dan perilaku adaptif. erilaku autistik akan menjadi lebih meningkat jika anak autis mengkonsumsi makanan dengan pola konsumsi yang salah. Oleh sebab itu perlu seleksi jenis bahan makanan yang akan diberikan kepada anak autis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: 1) pola konsumsi makanan anak autis, 2) status gizi anak autis, 3) kecenderungan perilaku autistik setelah mengkonsumsi jenis bahan makanan tertentu. enelitian ini mendeskripsikan kebiasaan pola konsumsi makanan, status gizi dan kecenderungan perubahan perilaku autistik 8 anak autis di SDN Ketintang 2 Surabaya. Data dikumpulkan melalui 1) teknik wawancara dengan orang tua untuk mengetahui pola konsumsi makanan, wawancara dengan guru untuk mengetahui perubahan perilaku autistik di sekolah, 2) teknik observasi untuk mengetahui perilaku anak autis di sekolah, dan 3) teknik kuisioner dengan menggunakan food recall 3x24 jam untuk mengetahui pola konsumsi makanan anak autis. Hasil penelitian pola konsumsi makanan pada anak autis adalah 1 anak memiliki pola konsumsi kategori sedang dan 7 anak kategori kurang. ola konsumsi makanan menggunakan indikator jenis makanan, frekuensi makan, tingkat konsumsi energi, dan tingkat konsumsi protein. Jenis makanan menunjukkan bahwa 8 anak cenderung mengkonsumsi makanan pokok, lauk hewani dan sayuran. Frekuensi makan anak autis tergolong kategori baik (8 anak). Tingkat konsumsi energi digolongkan kategori kurang (5 anak), sangat kurang (2 anak), dan sedang (1 anak). Tingkat konsumsi protein kategori sangat kurang ( 7 anak) dan kurang (1 anak). erhitungan status gizi menggunakan indeks BB/U didapatkan hasil bahwa 8 anak memiliki status gizi yang baik dengan Z-score = -0,42 Z skor 1,15. Hasil observasi perilaku menunjukkan bahwa 5 anak mengalami perubahan perilaku autistik setelah mengkonsumsi makanan berbahan dasar tepung terigu dan susu, 2 anak tidak mengalami perubahan perilaku karena tidak mengkonsumsi makanan berbahan dasar tepung terigu dan susu, dan 1 anak tidak menunjukkan perubahan perilaku autistik walaupun selalu mengkonsumsi makanan berbahan dasar tepung terigu dan susu. Kata kunci : pola konsumsi makanan, status gizi, perilaku, autis Abstract Autism is a developmental disorder of brain function in part characterized by the inability of: communication, social interaction, and adaptive behavior. Autistic behavior would be further increased if an autistic child consume foods with the wrong patterns of consumption. Therefore, it needs the selection of food items that will be given to a child with autism. The purpose of this study to determine: 1) food consumption patterns of children with autism, 2) the nutritional status of children with autism, 3) the tendency of autistic behavior after consuming certain types of foods. This study describes the habits of food consumption patterns, nutritional status and changing trends of autistic behavior in children with autism 8 SDN Ketintang 2 Surabaya. Data collected by 1) interview with the parents to determine food consumption patterns, interviews with teachers to determine changes in the behavior of autistic school, observation techniques to study the behavior of children with autism in schools, and technical questionnaire using a food recall 3x24 hours to determine the pattern of consumption food children with autism. The results of the study of food consumption patterns in children with autism is one child has a pattern of consumption of medium category and seven children less category. Food consumption patterns used indicator of the type of food, meal frequency, energy consumption, and the level of protein consumption. The type of food indicates that 8 children tend to consume staple foods, animal and vegetable dishes. Frequency of eating children with autism are classified as either category (8 children). The level of energy consumption is classified in category poor (5 children), very less (2 kids), and medium (1 child). The level of protein intake is very less category (7 kids) and less (1 child). Calculations of nutritional status using an index BB / U showed that eight children had good nutritional status with the 48

2 e-journal Boga, Volume 5, No. 3, Edisi Yudisium eriode September 2016, Hal Z-score = Z score The results of behavioral observation showed that (5 children) experienced changes in autistic behavior after consuming food made from flour and milk, (2) children do not experience changes in behavior because they do not consume foods made from flour and milk, and (1 child) showed no change autistic behavior although always consume foods made from flour and milk. Keywords: food consumption patterns, nutritional status, behavior, autism ENDAHULUAN Kasus autisme pada anak (autism infantile) semakin banyak sehingga menimbulkan kekhawatiran dikalangan masyarakat terutama orangtua. rediksi penderita autis dari tahun ke tahun semakin meningkat. Di Indonesia tahun 2015 diperkirakan satu per 250 anak mengalami gangguan spektrum autis. Tahun 2015 di Indonesia diperkirakan terdapat kurang lebih autism dan penyandang spektrum autis (Judarwanto, 2015). Kata autisme berasal dari bahasa yunani autos yang berarti sendiri, jadi penyandang autisme pada dasarnya seseorang yang cenderung menikmati kegiatan dengan dirinya. Autisme merupakan kelainan yang terjadi pada anak yang tidak mengalami perkembangan normal, khususnya dalam hubungan dengan orang lain (Winarno, 2013 : 1). enyebab autisme adalah gangguan neurobiologis yang mempengaruhi fungsi otak sedemikian rupa sehingga anak tidak mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan dunia luar secara efektif. enyandang autisme memiliki gejala yang bisa diamati ketika berinteraksi dengan orang lain. erkembangan intelektual sekilas tampak normal, khususnya pada beberapa bagian, tetapi pada bagian lain ternyata abnormal. Beberapa diantaranya adalah gejala mengulang ulang gerakan tubuh, seperti terus menerus mengguncang tubuhnya sendiri (Winarno, 2013 : 7). Gejala autis meliputi gangguan komunikasi, interaksi sosial dan perilaku. Gejala autis bisa terlihat ketika anak memasuki usia 1 3 tahun. Gejala ini berdampak pada keterlambatan perkembangan dan pertumbuhan terutama pada bahasa untuk berkomunikasi dengan orang lain. Autis cenderung mengulang kata kata dan mengalami kesulitan untuk memulai pembicaraan sehingga lebih memilih diam dan sibuk dengan kegiatannya sendiri. Anak autis mengalami kerusakan hubungan sosial, terkadang menarik diri dari lingkungannya. Terdapat beberapa hal yang dapat memicu timbulnya autism termasuk pengaruh makanan atau alergi makanan (Judarwanto, 2005). Alergi pangan dapat memperburuk kondisi pasien autis terutama dua alergen utama, yaitu: gluten (protein gandum) dan kasein (protein susu) (Winarno, 2008 : 4). engaturan pola konsumsi makanan bisa mengurangi perilaku pada anak autis sehingga anak autis tidak mengalami alergi makanan. ola konsumsi makanan adalah kebiasaan makan yang meliputi jumlah, frekuensi dan jenis atau macam makanan. enentuan pola konsumsi makan harus memperhatikan nilai gizi makanan dan kecukupan zat gizi yang dianjurkan (Supariasa, 2013). ola konsumsi makanan anak autis berbeda dengan anak yang memiliki kondisi normal. ola konsumsi makanan harus memperhatikan makanan yang dianjurkan dan makanan yang harus dihindarkan. emilihan bahan makanan yang baik dapat mengurangi gejala autis. Jenis bahan makanan yang di anjurkan adalah bahan makanan yang tidak mengandung gluten, casein, gula, soda, garam, kedelai, khamir/ candida, dan pangan organik misalnya: beras,umbi-umbian, kacang-kacangan jagung, daging ayam, daging sapi, ikan, telur, buahbuahan dan sayur yang rendah karbohidrat misalnya: wortel, brokoli, kol, bayam dan sebagainya (Soenardi, 2009). Salah satu alternatif bahan makanan yang boleh dikonsumsi adalah jenis tepung GFCF (Gluten Free dan Casein Free). Tepung GFCF sudah banyak dijual dipasaran dan dapat langsung digunakan sebagai bahan baku makanan, dibuat biskuit atau makanan lainnya. Selain itu berbagai produk bebas gluten dan kasein telah banyak dijual baik berupa produk yang sudah jadi, antara lain berupa roti atau tepung yang beraneka ragam jenisnya. ola konsumsi makanan yang baik akan mempengaruhi status gizi anak autis sehingga sangat penting bagi orang tua untuk memperhatikan pola konsumsi makanan anak autis. Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutrisi dalam bentuk variabel tertentu (Supariasa, 2013 : 18). Status gizi baik terjadi apabila makanan yang dikonsumsi sudah memenuhi kecukupan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Status gizi kurang terjadi apabila pengkonsumsian zat gizi yang dibutuhkan tubuh mengalami kekurangan, sehingga tubuh akan terlihat kurus dan kurang bertenaga. Status gizi lebih menunjukkan kondisi kelebihan pengkonsumsian makanan sumber zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Kelebihan konsumsi ini akan disimpan di jaringan 49

3 e-journal Boga, Volume 5, No. 3, Edisi Yudisium eriode September 2016, Hal dalam bentuk lemak sehingga menyebabkan seseorang mengalami kegemukan. enanggulangan status gizi lebih dan kurang bisa dilakukan dengan cara melakukan pengaturan pola makanan yang dikonsumsi oleh anak autis. engaturan pola konsumsi makanan ini sebaiknya dilakukan sedini mungkin. Beberapa penelitian tentang pengaruh makanan terhadap gangguan perilaku anak juga telah dilakukan, dan memberikan hasil bahwa beberapa jenis makanan dengan mekanisme tertentu ternyata sangat mempengaruhi gangguan fungsi otak dan perilaku anak. Hasil penelitian Judarwanto (2006) berjudul Behaviour Biomedis Clinic atau klinik Biomedis Gangguan erilaku terhadap 95 anak menyatakan, bahwa setelah dilakukan penghindaran terhadap makanan tertentu ternyata gangguan saluran cerna dan gangguan perilaku seperti gangguan emosi, perilaku agresif, keterlambatan bicara, gangguan tidur dan beberapa gejala yang ada dalam penderita autism terdapat perbaikan secara drastis. Sekolah Dasar Negeri Ketintang 2 Surabaya adalah sekolah inklusi. Sekolah inklusi adalah sekolah yang menerima siswa didik yang memiliki kebutuhan khusus yang belajar bersama dengan anak normal. Di SDN Ketintang 2 Surabaya ditemui sejumlah 8 siswa penyandang autis. Hasil pengamatan terhadap kondisi sekolah dan murid, serta hasil wawancara dengan guru dan orang tua menunjukkan, bahwa di kantin sekolah dan sekitar sekolah masih dijual makanan dan minuman yang mengandung gluten dan kasein seperti: mie instan, ayam goreng tepung, minuman sachet kemasan yang mengandung susu, snack yang mengandung msg, biskuit yang mengandung kasein dan tepung terigu. enjaja makanan dan minuman di kantin dan di sekitar sekolah tidak melarang anak autis membeli makanan yang mengandung gluten dan casein. Guru dan orang tua juga tidak bisa memantau kebiasaan anak ketika membeli makanan dan minuman sehingga menyebabkan anak autis mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung gluten dan kasein. Hal ini menyebabkan anak tidak terkontrol pola konsumsinya, sering terjadi perubahan perilaku setelah anak mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung gluten dan kasein misalnya: agresif (memukul, berteriak, dan marah), mengalami gangguan konsentrasi (cepat merasa bosan belajar, bermain dan sulit menyelesaikan tugas dan ujian saat pembelajaran di kelas) dan ada anak autis yang mengalami gangguan sensoris yaitu sensitive terhadap suara. Berdasar uraian di atas, maka akan dilakukan penelitian tentang ola Konsumsi Makanan, Status Gizi dan erilaku Anak Autis (Studi Kasus di SDN Ketintang 2 Surabaya). METODE ENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pertimbangan bahwa penelitian ini tidak memberikan perlakuan. ada penelitian ini tidak mengubah, menambah, atau mengadakan manipulasi terhadap objek atau wilayah penelitian.. enelitian ini dilakukan di SDN Ketintang 2 Surabaya. enelitian ini dilaksanakan pada bulan April Subjek dalam penelitian ini adalah anak autis di SDN Ketintang 2 Surabaya. Jumlah anak autis yang dijadikan subjek penelitian sebanyak 8 anak. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuisioner, wawancara, dan observasi. Instrumen lembar kuisioner berupa food recall 3x24 jam yang dilakukan dengan mencatat jenis bahan makanan, frekuensi makan dan jumlah konsumsi makanan. Instrumen timbangan injak yaitu detecto dengan tingkat ketelitian 0,1 kg untuk mengetahui berat badan anak autis. Instrumen lembar observasi untuk mengetahui status gizi anak autis menggunakan Z-Score (indeks BB/U) dengan pedoman sebagai berikut: Tabel 1 Tabel Indeks BB/U Kriteria Gizi Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik Gizi Lebih Z- Score - 3 SD - 3 SD s/d - 2 SD - 2 SD s/d +2 SD > + 2 SD Instrumen kuisioner berisikan daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh guru untuk mengetahui perilaku anak autis selama berada di sekolah dan dijawab orang tua ketika anak berada di rumah. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah dengan mendeskripsikan data hasil food recall 3x24 jam, status gizi hasil antropometri (indeks BB/U), dan perilaku autis hasil observasi dan wawancara pada orang tua dan guru. HASIL DAN EMBAHASAN Hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1. ola Konsumsi Makanan ola konsumsi responden dilihat dari jumlah makanan, frekuensi makan dan jenis makanan. a. Jumlah Makanan Jumlah makanan dilihat berdasarkan perhitungan tingkat konsumsi energi dan protein anak autis. 1) Tingkat Konsumsi Energi Tingkat Konsumsi energi anak autis dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi 4 kategori yaitu baik, sedang, kurang dan sangat kurang.. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan hasil sebagai berikut: 50

4 e-journal Boga, Volume 5, No. 3, Edisi Yudisium eriode September 2016, Hal c. Jenis Makanan Jenis makanan anak autis didapatkan berdasarkan food recall 3x24 jam. Hasil data selengkapnya dapat dilihat di bawah ini: Gambar Diagram Tingkat Konsumsi Energi Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa tingkat konsumsi energi dalam kategori kurang sejumlah 6 anak (75%) dan kategori sangat kurang sejumlah 2 anak (25%). 2) Tingkat Konsumsi rotein Tingkat Konsumsi energi anak autis dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi 4 kategori yaitu baik, sedang, kurang dan sangat kurang. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan hasil sebagai berikut: Gambar Diagram Tingkat Konsumsi rotein Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa tingkat konsumsi protein dalam kategori baik sejumlah 5 anak (62,5%), kategori kurang sejumlah 3 anak (37,5%). b. Frekuensi Makan Frekuensi makanan dihitung berdasarkan hasil food recall 3x24 jam. Hasil data disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 2 Jenis Makanan No Nama Makanan okok Lauk Hewani Lauk Nabati Sayuran Buah- Buahan 1 Alif Tegar Tria Farhan Raihan Heikal Ilham Dhani Berdasarkan data jenis makanan di atas diketahui bahwa jenis makanan responden terdiri dari jenis makanan pokok dengan kategori baik sejumlah 8 anak, jenis makanan lauk hewani dengan kategori baik sejumlah 7 anak dan kategori sedang sejumlah 1 anak, jenis makanan lauk nabati dengan kategori baik sejumlah 2 anak, kategori kurang sejumlahk 5 anak dan kategori kurang sekali sebanyak 1 anak, jenis makanan sayuran dengan kategori baik sejumlah 8 anak dan jenis makanan buah-buahan kategori baik sejumlah 1 anak, kategori sedang 2 anak, kategori kurang sejumlah 1 anak dan kategori sangat kurang sejumlah 4 anak. Tabel 3 ola Konsumsi Makanan Anak Autis N Nama ola Konsumsi Makanan Tot Has Ket o Jenis Makanan Frekuensi Makan Jumlah Makan al il A B C D E AKE AK 1 Alif Kurang 2 Tegar Kurang 3 Tria Kurang 4 Farhan Kurang 5 Raihan Kurang 6 Heikal Kurang 7 Ilham Kurang 8 Dhani Sedang Gambar Diagram Frekuensi Makanan Berdasarkan gambar diagram frekuensi makan di atas diketahui bahwa frekuensi makan responden dengan kategori baik sejumlah 8 anak (100%), kategori sedang kategori buruk sejumlah 0 anak (0%). Gambar Diagram ola Konsumsi Makanan Berdasarkan tabel dan gambar diagram di atas dapat terlihat bahwa pola konsumsi responden dalam kategori sedang sejumlah 1 anak (12,5%) dan kategori kurang sejumlah 7 anak (87,5%). Hasil 51

5 e-journal Boga, Volume 5, No. 3, Edisi Yudisium eriode September 2016, Hal tersebut menunjukkan paling banyak anak autis di SDN Ketintang 2 Surabaya memiliki pola konsumsi makanan kategori kurang. 2. Status Gizi Berdasarkan perhitungan status gizi menggunakan indeks BB/U didapatkan hasil data sebagai berikut: Tabel 4 erhitungan Z-Skore Status Gizi Autis Nama L/ Umur (th) M. Alif L 9 tahun 8 W.S bulan M. Tegar S. L 9 tahun 7 bulan Tria 10 tahun Ningrum 8 bulan M. Farhan L 12 tahun A. 1 bulan Randi L 11 tahun Imanda 1 bulan Varel L 13 tahun Heikal 7 bulan Ilham L 13 tahun Ridho A. 4 bulan Surya L 13 tahun Ramdhani 3 bulan BB (Kg) Z- Score BB/U Stat us Gizi 23-1,659 Baik 35 0,75 Baik 32-0,42 Baik 42-0,82 Baik 30-1 Baik 40-1,078 Baik 60 1,15 Baik 40-0,853 Baik Berdasarkan hasil pada tabel di atas dapat dilihat bahwa semua responden yang berjumlah 8 orang (100%) memiliki status gizi dengan Z-score = - 0,42 Z skor 1,15. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semua anak autis di SDN Ketintang 2 Surabaya memiliki status gizi baik. 3. erilaku Autis Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti di dapatkan hasil perilaku autis ketika di kelas, saat istirahat dan ketika berada di rumah. 1 Tabel 5 Hasil engukuran erilaku Autis Saat di kelas saat istirahat Saat di rumah Alif Keterangan Ya = Skor 1 Tidak = Skor 0 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa anak autis cenderung diam, kurang berinteraksi sosial dan berkomunikasi dengan siswa atau guru ketika berada di sekolah. Ketika berada di rumah anak autis Tria Randi Farhan Heikal Ilham Dhani mau diajak berinterksi sosial dan berkomunikasi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semua anak autis kurang berinterksi dan berkomuniksi dengan baik dengan orang tua, guru, dan teman sekolah. ENUTU Simpulan 1. ola konsumsi makanan anak autis adalah sedang 1 anak dan kurang 7 anak dengan indikator jenis makanan, menunjukkan bahwa 8 anak cenderung mengkonsumsi makanan pokok, lauk hewani dan sayuran. Frekuensi makan anak autis tergolong kategori baik (8 anak). Tingkat konsumsi energi digolongkan kategori kurang (5 anak), sangat kurang (2 anak), dan sedang (1 anak). Tingkat konsumsi protein kategori sangat kurang ( 7 anak) dan kurang (1 anak). 2. Status gizi 8 orang (100%) memiliki status gizi yang baik dengan Z-score = -0,42 Z skor 1, Hasil observasi perilaku menunjukkan bahwa 5 anak mengalami perubahan perilaku autistik setelah mengkonsumsi makanan berbahan dasar tepung terigu dan susu, 2 anak tidak mengalami perubahan perilaku karena tidak mengkonsumsi makanan berbahan dasar tepung terigu dan susu, dan 1 anak tidak menunjukkan perubahan perilaku autistik walaupun selalu mengkonsumsi makanan berbahan dasar tepung terigu dan susu. Saran 1. Hasil penelitian ini masih kurang sempurna, diharapkan ada penelitian-penelitian selanjutnya yang membahas lebih mendalam tentang hubungan pola konsumsi, status gizi dan perilaku anak autis. 2. Diharapkan penelitian ini bisa digunakan sebagai referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya. 3. Diharapkan orang tua lebih bijak dalam mengatur pola konsumsi makanan untuk memenuhi kecukupan gizi anak autis. 4. Diharapkan ada edukasi untuk orang tua dan anak autis tentang pemilihan makanan yang baik, pendidikan dan terapi yang cocok digunakan untuk perawatan dan penanganan anak autis. 5. Orang tua sebaiknya berusaha untuk mencari alternatif makanan pengganti yang tidak mengandung gluten, casein, gula, soda dan msg agar perilaku autis anak tidak semakin parah. 6. ihak sekolah terutama penjaga kantin dan Guru sebaiknya memantau makanan anak autis supaya anak autis tidak memakanan makanan dan minuman yang mengandung gluten dan casein. DAFTAR USTAKA Judarwanto, Alergi Makanan, Diet dan Autisme. (Jurnal Online) Diakses tanggal 10 Desember

6 e-journal Boga, Volume 5, No. 3, Edisi Yudisium eriode September 2016, Hal Judarwanto, Widodo encegahan Autisme pada Anak. (online) Diakses tanggal 10 Desember 2015 Soenardi dan Soetardjo. (2009). Terapi Makanan Anak dengan Gangguan Autisme. (Online) p?option=com_content&do_pdf=1&id=52. Diakses 13 April Supariasa,dkk enilaian Status Gizi. Jakarta: enerbit Buku Kedokteran EGC. 53

HUBUNGAN ANTARA DIET BEBAS GLUTEN DAN KASEIN DENGAN PERILAKU HIPERAKTIF ANAK AUTIS

HUBUNGAN ANTARA DIET BEBAS GLUTEN DAN KASEIN DENGAN PERILAKU HIPERAKTIF ANAK AUTIS HUBUNGAN ANTARA DIET BEBAS GLUTEN DAN KASEIN DENGAN PERILAKU HIPERAKTIF ANAK AUTIS Dita Fiskasila Putri Hapsari, Agung Kurniawan Jurusan Pendidikan Luar Biasa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study. Pengambilan data penelitian dilaksanakan pada bulan April-Mei 2011. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN. Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Gizi Seimbang dan Pola Makan Anak Autis di SDNLB Lubuk Pakam Tahun 2012

KUESIONER PENELITIAN. Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Gizi Seimbang dan Pola Makan Anak Autis di SDNLB Lubuk Pakam Tahun 2012 Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Gizi Seimbang dan Pola Makan Anak Autis di SDNLB 107708 Lubuk Pakam Tahun 2012 Karakteristik Ibu 1. Nama Ibu : 2. Umur : 3. Alamat

Lebih terperinci

PENELITIAN. Perbandingan Kemajuan Terapi Anak Autisme Dengan Diet CFGF Dan Tanpa Diet CFGF Pada Yayasan Pengembangan Potensi Anak (YPPA) Padang

PENELITIAN. Perbandingan Kemajuan Terapi Anak Autisme Dengan Diet CFGF Dan Tanpa Diet CFGF Pada Yayasan Pengembangan Potensi Anak (YPPA) Padang PENELITIAN Ners JURNAL KEPERAWATAN UNIVERSITAS ANDALAS Perbandingan Kemajuan Terapi Anak Autisme Dengan Diet Dan Tanpa Diet Pada Yayasan Pengembangan Potensi Anak (YPPA) Padang Yonrizal Nurdin a Autisme

Lebih terperinci

Lampiran 1. Karakteristik Responden (Ibu) 1. Nama 2. Tempat, Tanggal lahir..., Usia... tahun 4. Alamat

Lampiran 1. Karakteristik Responden (Ibu) 1. Nama 2. Tempat, Tanggal lahir..., Usia... tahun 4. Alamat Lampiran 1 Karakteristik Responden (Ibu) 1. Nama 2. Tempat, Tanggal lahir...,... 3. Usia... tahun 4. Alamat 5. No. Telepon 6. Pendidikan 1. SD 2. SMP 3. SMA 4. Diploma 5. PT 7. Pekerjaan 1. Ibu Rumah Tangga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan gizinya serta aktif dalam olahraga (Almatsier, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan gizinya serta aktif dalam olahraga (Almatsier, 2011). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja adalah mereka yang berusia 10-18 tahun. Usia ini merupakan periode rentan gizi karena berbagai sebab, yaitu remaja memerlukan zat gizi yang lebih tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah anak autis baik di dunia maupun di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah anak autis baik di dunia maupun di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Meningkatnya jumlah anak autis baik di dunia maupun di Indonesia memerlukan perhatian yang serius dalam penanganannya. Autis dapat sembuh bila dilakukan intervensi

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMIGALUH I

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMIGALUH I Hubungan Pengetahuan Ibu (Aby Riestanti) 1 HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMIGALUH I Penulis 1 Penulis 2 : Aby Riestanti : Dr. Siti Hamidah

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI BODY IMAGE DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN STATUS GIZI ATLET SENAM DAN ATLET RENANG DI SEKOLAH ATLET RAGUNAN JAKARTA

HUBUNGAN PERSEPSI BODY IMAGE DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN STATUS GIZI ATLET SENAM DAN ATLET RENANG DI SEKOLAH ATLET RAGUNAN JAKARTA LAMPIRAN 68 69 Lampiran 1 Kuesioner penelitian KODE: KUESIONER HUBUNGAN PERSEPSI BODY IMAGE DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN STATUS GIZI ATLET SENAM DAN ATLET RENANG DI SEKOLAH ATLET RAGUNAN JAKARTA Saya setuju

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA KONSUMSI MAKANAN JAJANAN DENGAN STATUS KESEHATAN ANAK USIA SEKOLAH DI SDN KETINTANG I SURABAYA

HUBUNGAN POLA KONSUMSI MAKANAN JAJANAN DENGAN STATUS KESEHATAN ANAK USIA SEKOLAH DI SDN KETINTANG I SURABAYA HUBUNGAN POLA KONSUMSI MAKANAN JAJANAN DENGAN STATUS KESEHATAN ANAK USIA SEKOLAH DI SDN KETINTANG I SURABAYA Nukita Candra Rukmana Mahasiswa S1 Tata Boga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya (nukky_nine@yahoo.com)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang di nyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat

Lebih terperinci

Ternyata Dimas Autis. Berawal dari Kontak Mata 1

Ternyata Dimas Autis. Berawal dari Kontak Mata 1 Ternyata Dimas Autis Berawal dari Kontak Mata 1 Kenali Autisme Menghadapi kenyaataan Dimas autis, saya banyak belajar tentang autisme. Tak kenal maka tak sayang, demikian kata pepatah. Tak kenal maka ta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsumsi Pangan Konsumsi pangan adalah jenis dan jumlah pangan yang di makan oleh seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan dimaksudkan untuk memenuhi

Lebih terperinci

FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN

FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN 60 Lampiran 1 Persetujuan Responden FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN Sehubungan dengan diadakannya penelitian oleh : Nama Judul : Lina Sugita : Tingkat Asupan Energi dan Protein, Tingkat Pengetahuan Gizi,

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM

LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM No. Responden : Nama : Umur : Jenis Kelamin : Tinggi Badan : Berat Badan : Waktu makan Pagi Nama makanan Hari ke : Bahan Zat Gizi Jenis Banyaknya Energi Protein URT

Lebih terperinci

NARASI KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT PENYULUHAN PENENTUAN STATUS GIZI DAN PERENCANAAN DIET. Oleh : dr. Novita Intan Arovah, MPH

NARASI KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT PENYULUHAN PENENTUAN STATUS GIZI DAN PERENCANAAN DIET. Oleh : dr. Novita Intan Arovah, MPH NARASI KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT PENYULUHAN PENENTUAN STATUS GIZI DAN PERENCANAAN DIET Oleh : dr. Novita Intan Arovah, MPH Berdasarkan Surat Ijin/Penugasan Dekan FIK UNY No 1737/H.34.16/KP/2009 FAKULTAS

Lebih terperinci

THE RELATIONSHIP OF FOOD CONSUMPTION TOWARDS STAY LENGTH AND PATIENT NUTRITIONAL STATUS BY RICE DIET IN PKU MIHAMMADIYAH HOSPITAL OF YOGYAKARTA

THE RELATIONSHIP OF FOOD CONSUMPTION TOWARDS STAY LENGTH AND PATIENT NUTRITIONAL STATUS BY RICE DIET IN PKU MIHAMMADIYAH HOSPITAL OF YOGYAKARTA THE RELATIONSHIP OF FOOD CONSUMPTION TOWARDS STAY LENGTH AND PATIENT NUTRITIONAL STATUS BY RICE DIET IN PKU MIHAMMADIYAH HOSPITAL OF YOGYAKARTA Listia Anita 1, Yeni Prawiningdyah 2, Farissa Fatimah 3 ABSTRACT

Lebih terperinci

POLA MAKAN DAN STATUS GIZI SISWA KELAS X JASA BOGA DI SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA

POLA MAKAN DAN STATUS GIZI SISWA KELAS X JASA BOGA DI SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA Pola makan dan status (Metriyani) 1 POLA MAKAN DAN STATUS GIZI SISWA KELAS X JASA BOGA DI SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA THE DIETARY HABITS AND NUTRITIONAL STATUS OF GRADE X STUDENTS OF THE CULINARY SERVICES

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PERILAKU LANSIA DALAM MENGONSUMSI MAKANAN SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATU HORPAK KECAMATAN TANTOM ANGKOLA KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2010 I. Karakteristik Responden

Lebih terperinci

POLA MAKAN, KECUKUPAN GIZI DAN STATUS GIZI BALITA PADA KELUARGA MISKIN DI PERUMNAS MANDALA, KELURAHAN KENANGAN BARU

POLA MAKAN, KECUKUPAN GIZI DAN STATUS GIZI BALITA PADA KELUARGA MISKIN DI PERUMNAS MANDALA, KELURAHAN KENANGAN BARU 1 POLA MAKAN, KECUKUPAN GIZI DAN STATUS GIZI BALITA PADA KELUARGA MISKIN DI PERUMNAS MANDALA, KELURAHAN KENANGAN BARU Chintya Nurul Aidina¹, Zulhaida Lubis², Fitri Ardiani² ¹Mahasiswi Departemen Gizi Kesehatan

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT

LAMPIRAN KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT 65 LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT FILE : AllData Sheet 1 CoverInd

Lebih terperinci

Hari - 1: Kurangi Kalori bukan Makanan Kalori di sini adalah perkiraan

Hari - 1: Kurangi Kalori bukan Makanan Kalori di sini adalah perkiraan Hari - 1: Kurangi Kalori bukan Makanan P Kalori di sini adalah perkiraan Script Hari 1, penjelasan 3 menit Masih ingat ANGKA AJAIB Anda? 1. Ini adalah angka AJAIB karena jika Anda mengingatnya dan membatasi

Lebih terperinci

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya Secara garis besar, bahan pangan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu bahan pangan asal tumbuhan (nabati) dan bahan pangan asal hewan (hewani).

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Kode : KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DITINJAU DARI KARAKTERISTIK KELUARGA DI KECAMATAN DOLOK MASIHUL KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 2011 Tanggal Wawancara : A. Identitas

Lebih terperinci

Program Studi S1 Ilmu Gizi Reguler Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul (UEU) Jl. Arjuna Utara No.9 Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11510

Program Studi S1 Ilmu Gizi Reguler Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul (UEU) Jl. Arjuna Utara No.9 Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11510 LAMPIRAN 104 105 LAMPIRAN I HUBUNGAN PEMBERIAN MPASI LOKAL, FREKUENSI PENYAKIT INFEKSI DAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-24 BULAN DI PUSKESMAS WAIPARE, KABUPATEN SIKKA NUSA TENGGARA TIMUR Program Studi S1 Ilmu

Lebih terperinci

Informed Consent PENJELASAN PENELITIAN UNTUK BERPARTISIPASI SEBAGAI RESPONDEN

Informed Consent PENJELASAN PENELITIAN UNTUK BERPARTISIPASI SEBAGAI RESPONDEN Informed Consent PENJELASAN PENELITIAN UNTUK BERPARTISIPASI SEBAGAI RESPONDEN Judul Penelitian : Hubungan Pola Konsumsi Pangan dengan Hipertensi Pada Lansia di Desa Tajuk, Kecamatan Getasan, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sarapan Pagi Sarapan pagi adalah makanan atau minuman yang memberikan energi dan zat gizi lain yang dikonsumsi pada waktu pagi hari. Makan pagi ini penting karena makanan yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross sectional study, dilakukan di SDN 09 Pagi Pademangan Barat Jakarta Utara. Pemilihan lokasi sekolah dasar dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Balita Anak balita merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan yang pesat sehingga memerlukan zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat badannya. Anak balita ini justru

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksploratif, yaitu untuk menjelaskan hubungan antara jumlah zat gizi pada makanan balita, frekuensi makan balita, jenis

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden:

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden: LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden: KUESIONER PENELITIAN POLA KONSUMSI PANGAN MASYARAKAT PAPUA (Studi kasus di Kampung Tablanusu, Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi, interaksi sosial dan aktivitas imajinasi. Gejalanya mulai nampak

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi, interaksi sosial dan aktivitas imajinasi. Gejalanya mulai nampak BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Autis adalah gangguan perkembangan yang kompleks menyangkut komunikasi, interaksi sosial dan aktivitas imajinasi. Gejalanya mulai nampak sebelum anak berusia 3 tahun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang baik serta benar. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang baik serta benar. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tumbuh kembangnya anak usia sekolah yang optimal tergantung dari pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang baik serta benar. Dalam masa tumbuh kembang tersebut

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PENELITIAN. SMA Raksana Medan Tahun Oleh : RISHITHARAN DORAISAMY

LAPORAN HASIL PENELITIAN. SMA Raksana Medan Tahun Oleh : RISHITHARAN DORAISAMY LAPORAN HASIL PENELITIAN Gambaran Pengetahuan Tentang Diet Seimbang pada Siswa SMA Raksana Medan Tahun 2011 Oleh : RISHITHARAN DORAISAMY 080100424 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011

Lebih terperinci

MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I

MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I PROGRAM PG PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 Pendahuluan Setiap orang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Status gizi adalah keseimbangan antara pemasukan zat gizi dari bahan makanan yang dimakan dengan bertambahnya pertumbuhan aktifitas dan metabolisme dalam tubuh. Status

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU DIET IBU NIFAS DI DESA TANJUNG SARI KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG. 1. Nomor Responden :...

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU DIET IBU NIFAS DI DESA TANJUNG SARI KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG. 1. Nomor Responden :... KUESIONER PENELITIAN PERILAKU DIET IBU NIFAS DI DESA TANJUNG SARI KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG 1. Nomor Responden :... 2. Nama responden :... 3. Umur Responden :... 4. Pendidikan :... Jawablah

Lebih terperinci

KEBIASAAN JAJAN ANAK SEKOLAH DASAR DAN HUBUNGANNYA TERHADAP STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR SUNGAI RAMBUTAN KABUPATEN OGAN ILIR

KEBIASAAN JAJAN ANAK SEKOLAH DASAR DAN HUBUNGANNYA TERHADAP STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR SUNGAI RAMBUTAN KABUPATEN OGAN ILIR JURNAL Jurnal ILMU Ilmu KESEHATAN Kesehatan Masyarakat MASYARAKAT VOLUME 2 Nomor 03 November 20 Artikel Penelitian KEBIASAAN JAJAN ANAK SEKOLAH DASAR DAN HUBUNGANNYA TERHADAP STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM) ke arah peningkatan kecerdasan dan produktivitas kerja.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM) ke arah peningkatan kecerdasan dan produktivitas kerja. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Titik berat dari pembangunan Bangsa Indonesia adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) ke arah peningkatan kecerdasan dan produktivitas kerja. Salah satu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi. Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak. Menumbuhkan Minat Baca Anak. Mendidik Anak Di Era Digital

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi. Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak. Menumbuhkan Minat Baca Anak. Mendidik Anak Di Era Digital KATA PENGANTAR Pada tahun anggaran 2016 PP-PAUD dan DIKMAS Jawa Barat melaksanakan Pengembangan Kemitraan Keluarga dengan Sekolah Dasar yang diujicobakan di dua lokasi labsite bagi para orangtua dalam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pola Konsumsi Makanan Dalam kehidupan sehari-hari, orang tidak terlepas dari makanan karena makanan adalah salah satu kebutuhan pokok manusia. Fungsi pokok makanan adalah untuk

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN STUDI TENTANG PENGETAHUAN GIZI, KEBIASAAN MAKAN, AKTIVITAS FISIK,STATUS GIZI DAN BODYIMAGE REMAJA PUTRI YANG BERSTATUS GIZI NORMAL DAN GEMUK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Sehat Anak sehat adalah anak yang dapat tumbuh kembang dengan baik dan teratur, jiwanya berkembang sesuai dengan tingkat umurnya, aktif, gembira, makannya teratur, bersih,

Lebih terperinci

Bab 1.Pengenalan MP ASI

Bab 1.Pengenalan MP ASI Bab 1.Pengenalan MP ASI Apa sih MPASI itu? MPASI adalah singkatan dari Makanan Pendamping ASI. Pendamping ASI, jadi ASI tetap diberikan kepada bayi ya... Hal pertama yang harus kita ingat adalah usia bayi,

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 UNIVERSITAS INDONESIA

LAMPIRAN 1 UNIVERSITAS INDONESIA LAMPIRAN 1 Kuesioner Penelitian UNIVERSITAS INDONESIA Dengan Hormat, Saya adalah mahasiswa Universitas Indonesia Fakultas Kesehatan Masyarakat Jurusan Gizi Kesehatan Masyarakat, akan mengadakan penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hidangan penutup (dessert) adalah hidangan yang disajikan setelah hidangan utama atau biasa disebut dengan istilah pencuci mulut. Hidangan penutup biasanya mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki fisik

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki fisik 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia sekolah merupakan investasi dan generasi penerus bangsa. Kualitas bangsa dimasa depan ditentukan kualitas anak-anak saat ini. Kualitas anak sangat

Lebih terperinci

Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Ibu dalam Pola Makan Anak Penderita Autis di Yayasan Tali Kasih

Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Ibu dalam Pola Makan Anak Penderita Autis di Yayasan Tali Kasih JURNAL KEDOKTERAN INDONESIA, VOL. 1/NO. 1/JANUARI/2009 Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Ibu dalam Pola Makan Anak Penderita Autis di Yayasan Tali Kasih Knowledge, Attitude, and Practise in Dietary Pattern

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan Vitamin A (KVA) adalah keadaan di mana simpanan. pada malam hari (rabun senja). Selain itu, gejala kekurangan vitamin A

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan Vitamin A (KVA) adalah keadaan di mana simpanan. pada malam hari (rabun senja). Selain itu, gejala kekurangan vitamin A BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekurangan Vitamin A (KVA) adalah keadaan di mana simpanan vitamin A dalam tubuh berkurang dengan gejala awal kurang dapat melihat pada malam hari (rabun senja).

Lebih terperinci

EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG

EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG LEMBAR BALIK PENDIDIKAN GIZI UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG Disusun Oleh: Iqlima Safitri, S. Gz Annisa Zuliani, S.Gz Hartanti Sandi Wijayanti, S.Gz, M.Gizi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melalui penganekaragaman pangan didapatkan variasi makanan yang

BAB I PENDAHULUAN. Melalui penganekaragaman pangan didapatkan variasi makanan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penganekaragaman pangan sangat penting untuk menghindari ketergantungan pada suatu jenis bahan makanan. Penganekaragaman ini dapat memanfaatkan hasil tanaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi

Lebih terperinci

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Kepada: Tempat

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Kepada: Tempat PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Malang, Februari 2015 Kepada: Yth. Bapak/ Ibu/ Saudara/i Calon Responden Di Tempat Dengan Hormat, Saya yang bertsaudara tangan di bawah ini adalah mahasiswa DIII Jurusan Keperawatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cake selalu menjadi primadona kudapan dalam keluarga. Teksturnya yang cenderung empuk, rasanya enak dan harum, serta tampilannya yang cantik adalah alasan mengapa cake

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN. : Gizi Seimbang Pada Lansia. : Wisma Dahlia di UPT PSLU Blitar di Tulungagung

SATUAN ACARA PENYULUHAN. : Gizi Seimbang Pada Lansia. : Wisma Dahlia di UPT PSLU Blitar di Tulungagung SATUAN ACARA PENYULUHAN ( Gizi Seimbang Pada Lansia ) Topik Sasaran : Gizi Seimbang Pada Lansia : lansia di ruang Dahlia Hari/tanggal : Sabtu, 29 April 2017 Waktu Tempat : 25 menit : Wisma Dahlia di UPT

Lebih terperinci

Penelitian akan dilaksanakan di R.S.U Dr. Pirngadi Medan pada bulan Januari 2014 Juli 2015.

Penelitian akan dilaksanakan di R.S.U Dr. Pirngadi Medan pada bulan Januari 2014 Juli 2015. 2 DM perlu diamati karena sifat penyakit yang kronik progresif, jumlah penderita semakin meningkat dan banyak dampak negatif yang ditimbulkan (Hartati, 2008). Menurut keterangan Supriadi (2009), terlihat

Lebih terperinci

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia umumnya digunakan untuk menggambarkan makanan yang dianggap bermanfaat bagi kesehatan, melebihi diet sehat normal yang diperlukan bagi nutrisi manusia. Makanan Sehat "Makanan Kesehatan" dihubungkan dengan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura

Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura 66 67 Lampiran 2. Kisi-kisi instrumen perilaku KISI-KISI INSTRUMEN Kisi-kisi instrumen pengetahuan asupan nutrisi primigravida

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengkonsumsi berbagai jenis pangan sehingga keanekaragaman pola

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengkonsumsi berbagai jenis pangan sehingga keanekaragaman pola BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah yang dihadapi oleh negara berkembang termasuk Indonesia adalah peningkatan jumlah penduduk yang pesat dan tidak seimbang dengan penyediaan pangan

Lebih terperinci

Program Studi : Ilmu Gizi / Ilmu Kesehatan Masyarakat (Lingkari salah satu) Umur Sampel : tahun

Program Studi : Ilmu Gizi / Ilmu Kesehatan Masyarakat (Lingkari salah satu) Umur Sampel : tahun 70 KUESIONER PENGUMPULAN DATA PERBEDAAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN ASUPAN SARAPAN ANTARA MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU GIZI DENGAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT DI UNIVERSITAS ESA UNGGUL KUESIONER DATA

Lebih terperinci

DESKRIPSI POLA MAKAN PENDERITA MAAG PADA MAHASISWA JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG RIRIN FITRI

DESKRIPSI POLA MAKAN PENDERITA MAAG PADA MAHASISWA JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG RIRIN FITRI DESKRIPSI POLA MAKAN PENDERITA MAAG PADA MAHASISWA JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG RIRIN FITRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG

EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG LEMBAR BALIK PENDIDIKAN GIZI UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG Disusun Oleh: Iqlima Safitri, S. Gz Annisa Zuliani, S.Gz Hartanti Sandi Wijayanti, S.Gz, M.Gizi Supported by : Pedoman Gizi

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN. Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Nutrisi Kamis, Menggali pengetahuan orang tua kurang dari

CATATAN PERKEMBANGAN. Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Nutrisi Kamis, Menggali pengetahuan orang tua kurang dari Lampiran 1 CATATAN PERKEMBANGAN Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Nutrisi Kamis, 04 10.00-4. Menggali pengetahuan orang tua kurang dari Mei 2017 12.00 tentang asupan nutrisi pada anak yaitu menggali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada garis khatulistiwa. Hal ini mempengaruhi segi iklim, dimana Indonesia hanya memiliki 2 musim

Lebih terperinci

Pola hidup sehat untuk penderita diabetes

Pola hidup sehat untuk penderita diabetes Pola hidup sehat untuk penderita diabetes Penanganan diabetes berfokus pada mengontrol kadar gula darah (glukosa). Hal tersebut dapat dijalankan dengan memperhatikan pola makan dan olahraga, serta merubah

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penanggulangan masalah gizi dan kesehatan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang paling baik adalah pada masa menjelang dan saat prenatal, karena: (1) penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKSANAKAN DIET GFCF PADA ANAK AUTIS

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKSANAKAN DIET GFCF PADA ANAK AUTIS HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKSANAKAN DIET GFCF PADA ANAK AUTIS SKRIPSI OLEH: Hilda Nency Velinda NRP: 7103013014 Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala

Lebih terperinci

Obat Herbal Diabetes dan Diet Makanan, Pasangan Serasi Untuk Diabetesi

Obat Herbal Diabetes dan Diet Makanan, Pasangan Serasi Untuk Diabetesi Obat Herbal Diabetes dan Diet Makanan, Pasangan Serasi Untuk Diabetesi Banyak yang bilang bahwa penggunaan obat herbal diabetes jauh lebih aman daripada penggunaan obat kimia Menanggapi kutipan yang tertera

Lebih terperinci

Pola Makan Sehat. Oleh: Rika Hardani, S.P.

Pola Makan Sehat. Oleh: Rika Hardani, S.P. Pola Makan Sehat Oleh: Rika Hardani, S.P. Makalah ini disampaikan pada Seminar Online Kharisma ke-2, Dengan Tema: ' Menjadi Ratu Dapur Profesional: Mengawal kesehatan keluarga melalui pemilihan dan pengolahan

Lebih terperinci

PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi

PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi Tanggal 16 Oktober 2014 PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi PENDAHULUAN Usia 6 bulan hingga 24 bulan merupakan masa yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak sekolah merupakan generasi penerus dan modal pembangunan. Oleh karena itu, tingkat kesehatannya perlu dibina dan ditingkatkan. Salah satu upaya kesehatan tersebut

Lebih terperinci

HUBUNGAN FREKUENSI KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER GLUTEN DAN KASEIN DENGAN PERILAKU AUTISTIK ANAK AUTIS USIA 5-12 TAHUN

HUBUNGAN FREKUENSI KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER GLUTEN DAN KASEIN DENGAN PERILAKU AUTISTIK ANAK AUTIS USIA 5-12 TAHUN HUBUNGAN FREKUENSI KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER GLUTEN DAN KASEIN DENGAN PERILAKU AUTISTIK ANAK AUTIS USIA 5-12 TAHUN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Autisme merupakan salah satu gangguan perkembangan kompleks bahkan dibilang sangat berat yang ditandai dengan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, prilaku,

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI SISWA SMA SANTO THOMAS 1 MEDAN. Oleh : SERGIO PRATAMA

HUBUNGAN POLA KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI SISWA SMA SANTO THOMAS 1 MEDAN. Oleh : SERGIO PRATAMA HUBUNGAN POLA KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI SISWA SMA SANTO THOMAS 1 MEDAN Oleh : SERGIO PRATAMA 120100202 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015 HUBUNGAN POLA KONSUMSI MAKANAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEBIASAAN SARAPAN PAGI DAN JAJAN DENGAN STATUS GIZI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD NEGERI KLEDOKAN DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN KEBIASAAN SARAPAN PAGI DAN JAJAN DENGAN STATUS GIZI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD NEGERI KLEDOKAN DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA 1 HUBUNGAN KEBIASAAN SARAPAN PAGI DAN JAJAN DENGAN STATUS GIZI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD NEGERI KLEDOKAN DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA Sumiarsih Ahmad 1, Waluyo 2, Farissa Fatimah 3 INTISARI Latar Belakang :

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN Instrument / Angket Penelitian HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI TERHADAP POLA KONSUMSI SISWA Petunjuk pengerjaan: Para siswa yang terhormat, dengan kerendahan hati dimohon keihklasan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN

PENGEMBANGAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN BAB 4 PENGEMBANGAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN Bab ini mengenai analisis yang dilakukan sebelum membuat aplikasi kesehatan untuk menentukan menu diet dengan model What-If Analyisis serta tampilan sistem

Lebih terperinci

POLA MAKAN DAN KERAGAMAN MENU ANAK BALITA PADA KELUARGA MISKIN DI KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN TAHUN 2005

POLA MAKAN DAN KERAGAMAN MENU ANAK BALITA PADA KELUARGA MISKIN DI KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN TAHUN 2005 HASSIILL PPEENEELLIITTIIAN POLA MAKAN DAN KERAGAMAN MENU ANAK BALITA PADA KELUARGA MISKIN DI KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN TAHUN 25 Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat FKM USU Jl. Universitas No. 21 Kampus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar

I. PENDAHULUAN. nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pembangunan pertanian merupakan bagian integral dari pembangunan ekonomi nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar bagi perekonomian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lanjut usia adalah tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lanjut usia adalah tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Lanjut Usia Lanjut usia adalah tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia (Budi,1999). Sedangkan menurut pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No.13 Tahun 1998

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gemuk adalah anak yang sehat merupakan cara pandang yang telah dibangun sejak lama oleh

BAB I PENDAHULUAN. gemuk adalah anak yang sehat merupakan cara pandang yang telah dibangun sejak lama oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gizi sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak. Asupan nutrisi yang tidak seimbang akan mengakibatkan anak kependekan, kekurusan, maupun kegemukan. Anggapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan salah satu elemen yang penting untuk menentukan maju

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan salah satu elemen yang penting untuk menentukan maju BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan salah satu elemen yang penting untuk menentukan maju atau tidaknya suatu bangsa. Karena pada suatu hari, mereka akan menjadi generasi penerus yang akan

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN DIET JANTUNG DAN STATUS GIZI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI KOMPLIKASI PENYAKIT JANTUNG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM BANDUNG MEDAN

PENATALAKSANAAN DIET JANTUNG DAN STATUS GIZI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI KOMPLIKASI PENYAKIT JANTUNG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM BANDUNG MEDAN PENATALAKSANAAN DIET JANTUNG DAN STATUS GIZI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI KOMPLIKASI PENYAKIT JANTUNG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM BANDUNG MEDAN Diza Fathamira Hamzah Staff Pengajar Program Studi Farmasi

Lebih terperinci

e-journal Boga, Volume 5, No. 3, Edisi Yudisium Periode September 2017, Hal 28-33

e-journal Boga, Volume 5, No. 3, Edisi Yudisium Periode September 2017, Hal 28-33 ANALISIS GIZI SEIMBANG PADA MASYARAKAT PESISIR PANTAI SELAT MADURA DESA KALANGANYAR KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO Titanio Ferriawan S-1 Pendidikan Tata Boga, Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Teknik,

Lebih terperinci

PENULISAN DAN SEMINAR ILMIAH OLEH : JULIANA SARI MOELYONO NRP

PENULISAN DAN SEMINAR ILMIAH OLEH : JULIANA SARI MOELYONO NRP KAJIAN SUBSTITUSI TEPUNG JAGUNG DENGAN TEPUNG KEDELAI PADA SEREAL SARAPAN TINGGI PROTEIN TERHADAP SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK SERTA PENGARUH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS PENULISAN DAN SEMINAR ILMIAH

Lebih terperinci

PENYUSUNAN DAN PERENCANAAN MENU BERDASARKAN GIZI SEIMBANG

PENYUSUNAN DAN PERENCANAAN MENU BERDASARKAN GIZI SEIMBANG PENYUSUNAN DAN PERENCANAAN MENU BERDASARKAN GIZI SEIMBANG Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang By. Jaya Mahar Maligan Laboratorium Nutrisi Pangan dan Hasil Pertanian PS Ilmu dan Teknologi

Lebih terperinci

Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang

Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang By. Jaya Mahar Maligan Laboratorium Nutrisi Pangan dan Hasil Pertanian PS Ilmu dan Teknologi Pangan Jurusan THP FTP UB Menu France : daftar yang

Lebih terperinci

Secara umum seluruh keluarga contoh termasuk keluarga miskin dengan pengeluaran dibawah Garis Kemiskinan Kota Bogor yaitu Rp. 256.

Secara umum seluruh keluarga contoh termasuk keluarga miskin dengan pengeluaran dibawah Garis Kemiskinan Kota Bogor yaitu Rp. 256. ABSTRACT ERNY ELVIANY SABARUDDIN. Study on Positive Deviance of Stunting Problems among Under five Children from Poor Family in Bogor City. Under direction of IKEU TANZIHA and YAYAT HERYATNO. The objectives

Lebih terperinci

Sandu Siyoto* *Progam Studi Pendidikan Ners STIKES Surya Mitra Husada Kediri Jl. Manila Sumberece No. 37 Kediri

Sandu Siyoto* *Progam Studi Pendidikan Ners STIKES Surya Mitra Husada Kediri Jl. Manila Sumberece No. 37 Kediri VISUAL SCHEDULE TERHADAP PENURUNAN BEHAVIOR PROBLEM SAAT AKTIVITAS MAKAN DAN BUANG AIR PADA ANAK AUTIS (Visual Schedule towards the Decline of Behavioral Problems in Feeding Activities and Defecation in

Lebih terperinci

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB II DATA DAN ANALISA BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Analisa Data dan informasi yang digunakan untuk mendukung proses Tugas Akhir ini diperoleh dari: 2.2 Data proyek Pencarian data berupa buku literatur serta internet yang

Lebih terperinci

PEMBERIAN MAKANAN SEHAT PENUNJANG PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ISLAM MUTIARA BUNDA

PEMBERIAN MAKANAN SEHAT PENUNJANG PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ISLAM MUTIARA BUNDA PEMBERIAN MAKANAN SEHAT PENUNJANG PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ISLAM MUTIARA BUNDA Aprilia Novitasari, Muhamad Ali, Sutarmanto Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini FKIP Untan

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU DALAM PENERAPAN KELUARGA SADAR GIZI DI PUSKESMAS BABAKAN SARI KELURAHAN SUKAPURA BANDUNG 2011

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU DALAM PENERAPAN KELUARGA SADAR GIZI DI PUSKESMAS BABAKAN SARI KELURAHAN SUKAPURA BANDUNG 2011 ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU DALAM PENERAPAN KELUARGA SADAR GIZI DI PUSKESMAS BABAKAN SARI KELURAHAN SUKAPURA BANDUNG 2011 Arum, 2011. Pembimbing I : dr. Lusiana Darsono, M.Kes Pembimbing

Lebih terperinci

POLA KONSUMSI SARAPAN PAGI MURID SEKOLAH DASAR DI SDN KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2015 ABSTRACT

POLA KONSUMSI SARAPAN PAGI MURID SEKOLAH DASAR DI SDN KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2015 ABSTRACT 1 POLA KONSUMSI SARAPAN PAGI MURID SEKOLAH DASAR DI SDN 060921 KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2015 Ratna Juwita Sari 1, Zulhaida Lubis 2, Jumirah 2 1 Mahasiswa Fakultas Kesehatan Gizi Masyarakat 2 Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh konsumen rumah tangga dan industri makanan di Indonesia. Tepung

BAB I PENDAHULUAN. oleh konsumen rumah tangga dan industri makanan di Indonesia. Tepung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tepung terigu adalah salah satu bahan pangan yang banyak dibutuhkan oleh konsumen rumah tangga dan industri makanan di Indonesia. Tepung terigu dapat diolah menjadi

Lebih terperinci

: saya ingin mendapatkan data antropometri BB dan TB ibu.

: saya ingin mendapatkan data antropometri BB dan TB ibu. : Assalamualaikum ibu : waalaikumsalam. Silahkan masuk :(masuk dan berjabat tangan) : perkenalkan nama saya Dini, saya ahli gizi yang sedang bertugas saat ini. Dengan ibu siapa? : Saya Melinda : Ok ibu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah pangan yang perlu disediakan untuk dikonsumsi. Selain itu

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah pangan yang perlu disediakan untuk dikonsumsi. Selain itu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang jumlah penduduknya setiap tahun mengalami peningkatan. Banyaknya jumlah penduduk ini juga mengakibatkan banyaknya jumlah pangan

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG Correlation Of Satisfaction Level Of Food Quality With Energy And Macronutrient

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjalan berdampingan. Kedua proses ini menjadi penting karena dapat

BAB I PENDAHULUAN. berjalan berdampingan. Kedua proses ini menjadi penting karena dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses yang berjalan berdampingan. Kedua proses ini menjadi penting karena dapat mempengaruhi seseorang di saat mereka dewasa.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian di Indonesia yang dilakukan di Jakarta terhadap anak prasekolah. Menunjukan hasil prevalensi kesulitan makan sebesar 33,6%. Sebanyak 44,5% diantaranya

Lebih terperinci