AMANAT NOVEL MENGETUK PINTU SURGA-MU KARYA HAWARI AKA (Suatu Penelitian Berdasarkan Pendekatan Didaktis)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "AMANAT NOVEL MENGETUK PINTU SURGA-MU KARYA HAWARI AKA (Suatu Penelitian Berdasarkan Pendekatan Didaktis)"

Transkripsi

1 1

2 AMANAT NOVEL MENGETUK PINTU SURGA-MU KARYA HAWARI AKA (Suatu Penelitian Berdasarkan Pendekatan Didaktis) Apriyani Amanat Novel Mengetuk Pintu Surga-Mu karya Hawari Aka. Prof. Dr. Hj. Sayama Malabar, M.Pd selaku pembimbing I dan Salam, S.Pd, M.Pd selaku pembimbing II. Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Negeri Gorontalo. Abstrak: Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini, yakni; (1) bagaimana amanat eksplisit yang terkandung dalam novel Mengetuk Pintu Surga-Mu karya Hawari Aka dilihat dari aspek pendidikan; (2) bagaimana amanat implisit yang terkandung dalam novel Mengetuk Pintu Surga- Mu karya Hawari Aka dilihat dari aspek pendidikan. Tujuan penelitian ini yakni; (1) mendeskripsikan amanat eksplisit yang terkandung dalam novel Mengetuk Pintu Surga-Mu karya Hawari Aka dilihat dari aspek pendidikan; (2) mendeskripsikan amanat implisit yang terkandung dalam novel Mengetuk Pintu Surga-Mu karya Hawari Aka dilihat dari aspek pendidikan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yakni metode deskriptif analitik yaitu menggambarkan suatu keadaan atau data sesubjektif mungkin sesuai hasil penelitian. Metode deskriptif analitik dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis. Dengan demikian metode deskriptif analitik ini digunakan untuk menggambarkan secara objektif bagaimana amanat eksplisit dan implisit yang terkandung dalam novel Mengetuk Pintu Surga-Mu karya Hawari Aka dilihat dari aspek pendidikan. Adapun sumber data yang diperoleh sebagai bahan kajian dalam penelitian ini adalah novel Mengetuk Pintu Surga-Mu karya Hawari Aka, Penerbit SABIL, Tahun terbit 2010, dan Tempat terbit Jakarta Selatan dengan jumlah 350 halaman. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa amanat eksplisit dalam novel Mengetuk Pintu Surga-Mu dilihat dari aspek pendidikan meliputi; (a) raihlah kesuksesan sampai titik darah penghabisan, (b) jangan bosan untuk menuntut ilmu dan menambah wawasan, (c) gunakanlah jilbab sesuai dengan filosofinya, (d) susunlah rencana untuk masa depan yang cerah, (e) gunakan waktu untuk hal-hal yang positif, (f) menuntut ilmu harus dengan ridha Allah, (g) faktor ekonomi jangan dijadikan hambatan dalam menuntut ilmu, (h) perkembangan tekhnologi mempengaruhi studi mahasiswa, (i) semangat dalam meraih cita-cita yang lebih tinggi, (j) jangan berputus asa dengan segala kekurangan, (k) berpangku tangan hanya akan menyebabkan berbagai kerusakan, (l) kebebasan jangan diartikan untuk hal yang tidak baik, (m) pergunakan waktu yang ada untuk meraih kesuksesan yang lebih tinggi, (n) sesama teman harus saling tolong menolong bagi mereka yang sedang dalam kesulitan, (o) jangan berputus asa dengan suatu kegagalan, (p) ilmu dan kemampuan harus selalu diperbarui dan ditingkatkan, dan (q) jangan berhenti untuk meraih mimpi yang lebih tinggi, dan amanat implisit meliputi; (a) kegagalan bukanlah suatu hal untuk menilai diri, (b) jangan hanyut dalam lembah keterpurukan, (c) tanamkan cita-cita mulia dalam benak kita, (d) potensi yang ada di dalam diri kita harus dikeluarkan, (e) jangan sia-siakan waktu yang ada hanya untuk bermalas-malasan, (f) kita harus bangkit, tak ada kata menyerah, (g) bermain-main dengan waktu dapat merugikan diri sendiri, (h) kobarkan semangat untuk menyelamatkan dunia, tetap berjuang meskipun berbagai keprihatinan melanda diri, (i) jangan ada kata malas dan enggan, (j) yakinlah bahwa kita adalah pemenangnya, (k) jangan mudah diperdaya oleh diri sendiri, (l) berbanggalah dengan kemenangan yang kita raih dan bersabarlah jika belum beruntung, dan (m) hanya Allah yang berkuasa atas apa yang akan kita Peroleh Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa dalam menentukan amanat eksplisit dan implisit yang terkandung dalam novel Mengetuk Pintu Surga-Mu karya Hawari Aka dibutuhkan kejelian agar amanat dapat diteliti dengan sebaik-baiknya dan peneliti menggunakan pendekatan didaktis agar amanat yang dikaji hanya dibatasi pada aspek pendidikan. 2

3 Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di sekitarnya. Sumardjo dan Saini (1997: 5) mengatakan bahwa karya sastra adalah sebuah usaha merekam isi jiwa sastrawannya. Sastra adalah bentuk rekaman dengan bahasa yang akan disampaikan kepada orang lain. Karya sastra juga disebut sebagai suatu karya yang kreatif, bukan semata-mata imajinatif. Kreatif dalam karya sastra berarti ciptaan dari tidak ada menjadi ada. Karya sastra diciptakan oleh pengarangnya berdasarkan realitas kehidupan sosial. Realitas sosial itu bisa bersumber dari pengalaman pribadi pengarangnya atau dapat juga bersumber dari pengalaman orang lain. Antara karya sastra yang diciptakan dengan realitas sosial mempunyai hubungan yang sangat erat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa karya sastra merupakan bagian dari kehidupan manusia. Salah satu ragam karya sastra yang dikenal adalah novel. Novel merupakan suatu ragam sastra yang memberikan pengalaman bagi manusia tentang kebudayaaan, adat istiadat yang disusun berdasarkan peristiwa, tingkah laku tokoh, plot, suasana dan latar. Sumardjo dan Saini (1997: 29) mengemukakan, dalam arti luas novel adalah cerita berbentuk prosa dalam ukuran yang luas. Ukuran yang luas disini dapat berarti dengan plot (alur) yang kompleks, karakter yang banyak, tema yang kompleks, suasana cerita yang beragam, dan setting cerita yang beragam pula. Novel Mengetuk Pintu Surga-Mu karya Hawari Aka merupakan salah satu novel yang menggambarkan amanat atau pesan tersebut. Amanat yang digambarkan dalam novel ini berupa amanat moral-religius dan amanat terhadap 3

4 pendidikan. Amanat dalam novel tersebut menyangkut pesan moral-religius dan pendidikan sebagai makhluk individu, sebagai makhluk sosial, dan sebagai makhluk Tuhan. Kenney (dalam Nurgiyantoro 2010: 320) mengemukakan amanat seperti halnya tema, dilihat dari segi dikhotomi atau pemisahan bentuk isi karya sastra merupakan unsur isi. Ia merupakan sesuatu yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca, merupakan makna yang terkandung dalam sebuah karya sastra, makna yang disarankan lewat cerita. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan didaktis. Menurut Aminuddin (2010: 47) pendekatan didaktis adalah suatu pendekatan yang berusaha menemukan dan memahami gagasan, tanggapan evaluatif maupun sikap itu dalam hal ini akan mampu terwujud dalam suatu pandangan etis, filosofis maupun agamis sehingga akan mengandung nilai-nilai yang mampu memperkarya kehidupan rohaniah pembaca. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini yakni; (1) Mayoritas pembaca dalam membaca novel hanya ingin menikmati jalan cerita sebuah novel tanpa berusaha memahami atau mengetahui makna yang terkandung di dalamnya; (2) Kurangnya minat masyarakat dalam menemukan amanat novel Mengetuk Pintu Surga-Mu karya Hawari Aka; (3) Banyaknya masyarakat yang membaca novel hanya sekedar pengisi waktu luang saja. Berdasarkan identifikasi tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada kajian Amanat novel Mengetuk Pintu Surga-Mu karya Hawari Aka. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah; (1) Bagaimana amanat eksplisit yang terkandung dalam novel Mengetuk Pintu Surga-Mu karya Hawari 4

5 Aka dilihat dari aspek pendidikan; dan (2) Bagaimana amanat implisit yang terkandung dalam novel Mengetuk Pintu Surga-Mu karya Hawari Aka dilihat dari aspek pendidikan. Kata-kata dalam judul penelitian secara operasional yaitu; (1) Amanat yang dimaksud dalam penelititan ini adalah amanat yang berupa anjuran, larangan dan perintah baik secara eksplisit maupun implisit yang mengandung aspek pendidikan. Eksplisit adalah cara penyampaian amanat atau pesan secara langsung kepada pembaca dengan menggunakan makna yang sebenarnya. Sedangkan implisit adalah cara penyampaian amanat atau pesan secara tidak langsung dengan menggunakan makna konotatif; (2) Novel adalah cerita atau karangan fiksi yang membahas berbagai masalah secara utuh. Novel yang dimaksud dalam penelitian ini adalah novel yang berjudul Mengetuk Pintu Surga-Mu karya Hawari Aka cetakan pertama yang diterbitkan oleh SABIL. Jadi, yang dimaksud dengan amanat dalam novel Mengetuk Pintu Surga-Mu karya Hawari Aka dalam penelitian ini adalah pesan eksplisit dan implisit yang terdapat dalam novel tersebut dilihat dari aspek pendidikan yang berupa anjuran, larangan dan perintah. Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan amanat eksplisit yang terkandung dalam novel Mengetuk Pintu Surga-Mu karya Hawari Aka dilihat dari aspek pendidikan dan untuk mendeskripsikan amanat implisit yang terkandung dalam novel Mengetuk Pintu Surga-Mu karya Hawari Aka dilihat dari aspek pendidikan. 5

6 Novel berasal dari bahasa Italia novella, yang dalam bahasa Jerman novelle, dan dalam bahasa Yunani novellas, kemudian masuk ke Indonesia menjadi novel. Istilah novella dan novelle saat ini mengandung pengertian yang sama dengan istilah Indonesia novelette (Inggris, novelette), yang berarti sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya cakupan, tidak terlalu panjang juga tidak terlalu pendek. Nurgiyantoro, (1995 : 9) menjelaskan bahwa novel merupakan karya fiksi yang mengungkapkan aspek-aspek kemanusiaan yang lebih mendalam dan disajikan dengan halus. Faruk (2012: 90-91) mendefinisikan novel sebagai cerita tentang suatu pencarian yang terdegradasi akan nilai-nilai yang otentik yang dilakukan oleh seorang hero yang problematik dalam sebuah dunia yang juga terdegradasi. Yang dimaksud dengan nilai-nilai yang otentik itu adalah nilai-nilai yang mengorganisasikan dunia novel secara keseluruhan meskipun hanya secara implisit. Nilai-nilai itu hanya ada dalam kesadaran si novelis, tidak dalam karakerkarakter sadar atau realitas yang konkret. Sehubungan dengan definisi Faruk (2012: 91) bahwa novel masih berpikir dalam batas-batas totalitas dalam dunia yang sudah tidak lagi mengandunghal itu, dapat disimpulkan dengan nilai-nilai yang otentik itu adalah totalitas kehidupan. Semua jenis karya sastra akan mengalami degradasi atau perubahan yang akan disesuaikan dengan perkembangan zaman dan tekhnologi. Faruk (2012: 92) berpendapat bahwa degradasi adalah suatu keadaan yang bersangkutan dengan adanya perpecahan yang tidak terjembatani antara sang hero dengan dunia. Dengan demikian, degradasi menggambarkan sekaligus oposisi konstitutif antara 6

7 dasar dari perpecahan yang tidak terjembatani itu dengan suatu komunitas yang cocok yang memungkinkan eksistensi bentuk epik, suatu totalitas. Atas dasar itulah Faruk (2012: 92) membedakan novel menjadi tiga jenis, yaitu novel idealisme abstrak diwakili oleh Don Quixote; novel psikologis oleh L. Education sentrimentale; dan novel pendidikan oleh karya Wilhelm Meister. Dalam novel yang terakhir itu sang hero telah melepaskan pencariannya akan nilai-nilai yang otentik, tetapi tetap menolak dunia. Dalam novel yang kedua sang hero cenderung pasif karena kekuasaan kesadarannya tidak tertampung oleh dunia konvensi. Dalam novel yang pertama sang hero penuh optimisme dalam petualangan tanpa menyadari kompleksitas dunia. Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang melalui karyanya. Amanat dapat disampaikan dengan cara memberikan pesan dalam tingkah laku tokoh menjelang cerita berakhir, dapat pula dengan penyampaian seruan, saran, peringatan, nasehat, anjuran, larangan yang berhubungan dengan gagasan utama cerita. Sudjiman (dalam Tuloli 2000: 49) mengemukakan bahwa dalam sebuah karya sastra ada kalanya terangkat suatu ajaran moral, atau pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca yang disebut amanat. Pesan itu ada yang tersurat seperti pada umumnya dalam sastra lama, tetapi ada pula yang hanya tersirat seperti pada karya sastra modern. Amanat dalam cerita menurut Nurgiyantoro (2010: 321), biasanya dimaksudkan sebagai suatu saran yang berhubungan dengan ajaran moral tertentu yang bersifat praktis, yang dapat diambil (ditafsirkan) lewat cerita yang bersangkutan oleh pembaca. Ia merupakan petunjuk yang sengaja diberikan 7

8 oleh pengarang tentang berbagai hal yang berhubungan dengan masalah kehidupan, seperti sikap, tingkah laku, dan sopan santun pergaulan. Ia bersifat praktis sebab petunjuk itu dapat ditampilkan dalam cerita itu lewat sikap dan tingkah laku tokoh-tokohnya. Tuloli (2000: 49) mengemukakan bahwa amanat menggambarkan pendirian, sikap, dan pandangan pengarang mengenai masalah yang dikemukakan dalam karyanya. Karya sastra yang baik selalu mengajak pembaca untuk menjunjung tinggi norma-norma moral. Sastra dianggap sebagai sarana pendidikan moral. Seperti juga filsafat dan agama, sastra juga mempelajari masalah manusia. Dengan cara yang berbeda-beda, sastra, filsafat, dan agama dianggap sebagai sarana untuk menumbuhkan jiwa humanitat, yaitu jiwa yang halus, manusiawi, dan berbudaya. Namun harus dipahami bahwa karya sastra sering mengungkakan kenyataan, yang tidak sejalan dengan moral, atau apa yang seharusnya tidak terjadi. Pembaca diharapkan dapat memilih yang terbaik sesuai ajaran moral, dan meninggalkan yang tidak sesuai dengan moral. Amanat yang tertuang dalam suatu karya sastra dapat dirasakan ketika pembaca telah selesai membaca keseluruhan cerita. Dalam menganalisis amanat dalam suatu cerita, pembaca diberikan gambaran seperti apa maksud seorang penulis dalam memberikan pesan-pesan bagi masyarakat melalui karyanya. Hartoko (dalam Tuloli 2000: 50) berpendapat bahwa amanat dibagi dalam dua jenis, yaitu; (1) Amanat eksplisit adalah makna absolut yang langsung diacu oleh bahasa. Konsep makna ini bersifat denotatif (sebenarnya) sebagai representasi dari bahasa kognitif. Amanat benar-benar ditulis dalam sebuah cerita 8

9 sehingga pembaca tidak perlu berpikir lagi untuk mencari amanat yang terkandung dalam sebuah cerita; (2) Amanat implisit adalah makna universal yang disembunyikan oleh bahasa. Konsep makna ini bersifat konotatif (kias) sebagai representasi dari bahasa emotif. Amanat tidak ditulis oleh pengarang dalam sebuah cerita sehingga pembaca perlu berpikir lagi, memahami sebuah cerita sehingga menemukan sendiri amanat yang terkandung dalam sebuah cerita. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan didaktis. Aminuddin (2010: 47-48) mengemukakan bahwa pendekatan didaktis adalah suatu pendekatan yang berusaha menemukan dan memahami gagasan, tanggapan evaluatif maupun sikap pengarang terhadap kehidupan. Gagasan, tanggapan maupun sikap itu dalam hal ini akan mampu terwujud dalam suatu pandangan etis, filosofis, maupun agamis sehingga akan mengandung nilai-nilai yang mampu memperkarya kehidupan rohaniah pembaca. Cara kerja pendekatan didaktis dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut. Mula-mula unsur yang akan dianalisis adalah unsur penokohan. Analisis terhadap unsur penokohan dilakukan lebih awal karena melalui unsur penokohan akan diperoleh amanat yang dilihat dari segi pendidikan. Analisis selanjutnya adalah unsur tema, dan terakhir adalah amanat. METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik. Kutha Ratna, (2012: 53) mengatakan bahwa metode penelitian deskriptif analitik diperoleh melalui gabungan dua metode, dengan syarat kedua metode tidak bertentangan. Metode deskriptif analitik dilakukan dengan cara 9

10 mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis. Secara etimologis deskripsi dan analisis berarti menguraikan. Dengan demikian metode deskriptif analitik ini digunakan untuk mengambarkan secara objektif bagaimana amanat eksplisit dan implisit yang terkandung dalam novel Mengetuk Pintu Surga-Mu karya Hawari Aka dilihat dari aspek pendidikan. Langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan data yang telah terkumpul dengan cara; (1) Mengidentifikasi amanat eksplisit yang terdapat dalam novel Mengetuk Pintu Surga-Mu karya Hawari Aka dilihat dari aspek pendidikan; (2) Menganalisis amanat implisit dalam novel Mengetuk Pintu Surga-Mu karya Hawari Aka berupa amanat yang berkaitan dengan segi pendidikan; (3) Menganalisis data yang terdiri dari struktur cerita novel, gambaran kehidupan pengarang, dan hasil karyanya dalam novel Mengetuk Pintu Surga-Mu karya Hawari Aka; (4) Menyimpulkan hasil pengolahan data; dan (5) Pengorganisasian hasil pengoalahan data secara keseluruhan dan tersistematis. HASIL DAN PEMBAHASAN Sinopsis Cerita Novel Mengetuk Pintu Surga-Mu Siang itu, kegiatan arfan baru saja usai. Menunanaikan kewajibannya mengajar di TPQ Masjid Baitun Nur, Pati. Tangan kirinya meraih tas, kemudian menggendongnya. Sedangkan tangan kanannya menenteng proposal. Kakinya melangkah menuruni tangga. Sampai ditangga nomor tiga, ia berhenti. Duduk menikmati pemandangan kota dan hembusan angin dari pucuk pohon beringin di pojok alun-alun. Sejurus kemudian, pandangan Arfan tertuju pada proposal di tangan kanannya. Proposal pengajuan judul skripsinya yang di kampus kota. Ia tatap penuh harap. Senyumnya makin terurai. Mengembang dan bahagia. Begitu menatapnya, dersiran semangat dalam dada kian membuncah. Setapak lagi, gelar 10

11 sarjana bakal diraihnya. Jabatan direktur menanti dia. Sungguh mnyenangkan. Meski enam kali sudah arfan mengajukan judul dan enam kali sidang, enam kali pula ia gagal. Enam kali ditolak. Tapi tak ada kata menyerah dalam kamus hidupnya. Kegagalan adalah awal keberhasilan, hiburnya. Tidaklah pantas bagi seorang muslim berputus asa. Apalagi menyesali kegagalan. Bila ingin mengukur diri dengan perbuatan yang terkecil, maka sama dengan menakar samudra hanya dengan melihat butiran-butiran buihnya saja. Menilai diri dengan ukuran kegagalan, sama dengan menyalahkan musim-musim karena pergiliran waktu. Arfan adalah anak yang paling didambakan dari delapan bersaudara. Menjadi tulang punggung keluarga dan sumber motivasi bagi Yanti, adik satusatunya. Maklum, bapaknya telah lama dipanggil oleh Sang Maha Kuasa setelah dua tahun berbaring tiada daya lantaran mengidap stoke. Keenam kakaknya sudah menikah. Mereka tenggelam di pusaran kehidupan masing-masing, sibuk mencari nafkah hidup. Sementara itu, Yanti adiknya baru semester dua di IKIP PGRI. Sebentar lagi Arfan akan menjadi sarjana. Ia berencana melanjutkan sekolahnya ke akademia dakwah di Bogor. Ia menyempatkan diri untuk pulang ke kampung halamannya sekalian minta izin kepada ibunya tentang melanjutkan studi ke Bogor. Tapi ibunya kaget dengan kabar tersebut, karena jika Arfan pergi siapa yang harus membayar biaya kuliah adiknya. Ibunya sudah tidak mampu bekerja keras, dikarenakan usia yang sudah sangat tua. Arfan berusaha tabah, membesarkan nyali dan kekuatan iman. Ia yakin akan keputusan Tuhan. Allah pasti memberikan jalan kemudahan. Allah tak mungkin menzhalimi hamba-nya yang beriman. Yakin, pasti ada jalan terbaik buat cita-cita mulia. Ada kepasrahan dan keputusan menyelimuti batin ibu Arfan. Antara rasa syukur dan khawatir akan kepergian anaknya membalut lara di dalam dada. Namun, apa hendak dikata. Ia tidak mungkin memungkiri suara hati dan lubuk yang paling dalam. Tidak mungkin menghalangi tekad menuntut ilmu. Akhirnya, beliau pun memberikan jalan. Suara hatinya membumbung keluar, meringkus kekhawatiran akan kepergian anaknya. Setiap niat baik pastilah ada perlindungan dari Allah Yang Maha Melindungi. Hati Arfan sedikit lega. 11

12 Derai air mata kian mengering disapu kelembutan dan kebesaran jiwa. Di dalam hati, ibunya merasa bangga punya anak bercita-cita mulia. Sudah beberapa tahun Arfan menggadaikan diri sebagai mahasiswa di Akademi Dakwah Bogor. Semenjak diterima masuk di Akademia Dakwah, Arfan langsung mengamalkan ilmunya kepada masyarakat. Terutama kepada mahasiswa yang kuliah jurusan ilmu umum. Sepekan sekali, ia mengajar di Masjid IPB. Selebihnya, ia manfaatkan untuk membimbing anak-anak TPQ di Masjid an-nur, Ciapus. Terkadang, ia juga diminta untuk menuntun baca-tulis Al-Qur an di SDIT Insa Mulia. Sehingga, setiap detik adalah kesempatan untuk beramal kebaikan. Setiap detik yang kita lewati pun akan dituntut pertanggungjawabannya di akhirat kelak. Setelah Arfan menyelesaikan studi di Akademia Dakwah, ia mendapat beasiswa ke Universitas Islam Madinah. Tapi, ibunya menginginkan agar Arfan segera menikah dengan seorang gadis yang bernama Uzlifa, gadis yang memang didambakan oleh Arfan. Menikah atas dasar perikemanusiaan, sikap empati terhadap masesama manusia. Sebab, ibu Uzlifa sering sakit-sakitan. Ayahnya juga sudah lama meninggal. Tetapi hati Arfan bingung tak karuan. Ia dihadapkan pada dua pilihan, antara idealisme dan takzim kepada orang tuanya. Amanat Eksplisit Amanat eksplisit yang terdapat dalam novel Mengetuk Pintu Surga-Mu karya Hawari Aka yaitu raihlah kesuksesan sampai titik darah penghabisan, jangan bosan untuk menuntut ilmu dan menambah wawasan, gunakanlah jilbab sesuai dengan filosofinya, susunlah rencana untuk masa depan yang cerah, gunakan waktu untuk hal-hal yang positif, menuntut ilmu harus dengan ridha allah, faktor ekonomi jangan dijadikan hambatan dalam menuntut ilmu, perkembangan tekhnologi mempengaruhi studi mahasiswa, semangat dalam meraih cita-cita yang lebih tinggi, jangan berputus asa dengan segala 12

13 kekurangan, berpangku tangan hanya akan menyebabkan berbagai kerusakan, kebebasan jangan diartikan untuk hal yang tidak baik, pergunakan waktu yang ada untuk meraih kesuksesan yang lebih tinggi, sesama teman harus saling tolong menolong bagi mereka yang sedang dalam kesulitan, jangan berputus asa dengan suatu kegagalan, ilmu dan kemampuan harus selalu diperbarui dan ditingkatkan, dan jangan berhenti untuk meraih mimpi yang lebih tinggi. Dari penjelasan di atas, amanat eksplisit yang terdapat dalam novel tersebut sesuai dengan teori Hartoko yang mengatakan bahwa amanat eksplisit adalah makna absolut yang langsung diacu oleh bahasa. Konsep makna ini bersifat denotatif (sebenarnya) sebagai representasi dari bahasa kognitif. Amanat benarbenar ditulis dalam sebuah cerita sehingga pembaca tidak perlu berpikir lagi untuk mencari amanat yang terkandung dalam sebuah cerita. Jadi, teori yang digunakan dalam penelitian ini sangat mendukung dan sesuai. Amanat Implisit Dalam novel Mengetuk Pintu Surga-Mu karya Hawari Aka, amanat implisit yang ditemukan yaitu kegagalan bukanlah suatu hal untuk menilai diri, jangan hanyut dalam lembah keterpurukan, tanamkan cita-cita mulia dalam benak kita, potensi yang ada di dalam diri kita harus dikeluarkan, jangan sia-siakan waktu yang ada hanya untuk bermalas-malasan, kita harus bangkit, tak ada kata menyerah, bermain-main dengan waktu dapat merugikan diri sendiri, kobarkan semangat untuk menyelamatkan dunia, tetap berjuang meskipun berbagai keprihatinan melanda diri, jangan ada kata malas dan enggan, yakinlah bahwa kita adalah pemenangnya, jangan mudah diperdaya oleh diri sendiri, 13

14 berbanggalah dengan kemenangan yang kita raih dan bersabarlah jika belum beruntung, dan hanya allah yang berkuasa atas apa yang akan kita peroleh. Dari penjelasan di atas, amanat eksplisit yang terdapat dalam novel tersebut sesuai dengan teori Hartoko yang mengemukakan bahwa amanat implisit adalah makna universal yang disembunyikan oleh bahasa. Konsep makna ini bersifat konotatif (kias) sebagai representasi dari bahasa emotif. Amanat tidak ditulis oleh pengarang dalam sebuah cerita sehingga pembaca perlu berpikir lagi, memahami sebuah cerita sehingga menemukan sendiri amanat yang terkandung di dalam sebuah cerita. Jadi, dari hasil penelitian dan teori yang digunakan sudah sesuai dan teorinya mendukung. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik beberapa kesimpulan, (1) Novel Mengetuk Pintu Surga-Mu karya Hawari Aka memiliki dua bentuk amanat dilihat dari aspek pendidikan yaitu amanat eksplisit dan implisit; (2) Amanat eksplisit adalah amanat absolut yang langsung diacu oleh bahasa. Konsep makna ini bersifat denotatif (sebenarnya) sebagai representasi dari bahasa kognitif dan benar-benar ditulis dalam sebuah cerita sehingga pembaca tidak perlu berpikir lagi untuk mencarinya; (3) Amanat implisit adalah amanat universal yang disembunyikan oleh bahasa. Amanat ini bersifat konotatif (kias) sebagai representasi dari bahasa emotif. Amanat tidak ditulis oleh pengarang dalam sebuah cerita sehingga pembaca perlu berpikir lagi, memahami sebuah cerita sehingga menemukan sendiri amanat yang terkandung di dalamnya. 14

15 DAFTAR PUSTAKA Aka, Hawari Mengetuk Pintu Surga-Mu. Jakarta Selatan: Jalan Sang Hamba Menempuh CINTA Illahi. Aminuddin Pengantar apresiasi karya sastra. Malang: Sinar Baru Algensindo. Buku Bahasa Indonesia Kelas XII Unsur-Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik. Faruk Pengantar Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. (diakses 20 November 2013) (diakses 30 November 2013) (diakses 30 November 2013) (diakses 30 November 2013) Kutha Ratna, Nyoman Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Lindawati, Dwi Moralitas Sosial Tokoh dan Amanat dalam Novel 5 cm Karya Donny Dhirgantoro. Skripsi, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. Nurgiyantoro, Burhan Teori pengkajian fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Sastrowardoyo, Subagio Sekilas Soal Sastra Dan Budaya. Jakarta: Pusat Pelajar. Sumardjo, Jakob dan Saini K.M Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Tarigan, Henry Guntur Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa. Teeuw, A Sastera dan Ilmu Sastera. Leiden: Pustaka Jaya. Tuloli, Nani Kajian sastra. Gorontalo: BMT Nurul Jannah Teori Fiksi. Gorontalo: BMT Nurul Jannah. 15

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di sekitarnya.

Lebih terperinci

DIKSI DALAM NOVEL SAAT LANGIT DAN BUMI BERCUMBU KARYA WIWID PRASETYO OLEH INDRAWATI SULEMAN

DIKSI DALAM NOVEL SAAT LANGIT DAN BUMI BERCUMBU KARYA WIWID PRASETYO OLEH INDRAWATI SULEMAN 1 DIKSI DALAM NOVEL SAAT LANGIT DAN BUMI BERCUMBU KARYA WIWID PRASETYO OLEH INDRAWATI SULEMAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2)

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra yang lahir di tengah-tengah masyarakat merupakan hasil imajinasi atau ungkapan jiwa sastrawan, baik tentang kehidupan, peristiwa, maupun pengalaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkrit yang membangkitkan

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN PADA NOVEL ORANG CACAT DILARANG SEKOLAH KARYA WIWID PRASETYO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN PADA NOVEL ORANG CACAT DILARANG SEKOLAH KARYA WIWID PRASETYO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI ANALISIS NILAI PENDIDIKAN PADA NOVEL ORANG CACAT DILARANG SEKOLAH KARYA WIWID PRASETYO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI Oleh: Siti Ma rifatul Khoeriah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai- nilai ajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial, dan karya sastra memiliki kaitan yang sangat erat. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial, dan karya sastra memiliki kaitan yang sangat erat. Menurut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Moral, kebudayaan, kehidupan sosial, dan karya sastra memiliki ruang lingkup yang luas di kehidupan masyarakat, sebab sastra lahir dari kebudayaan masyarakat. Aspek

Lebih terperinci

NILAI KARAKTERR BANGSA KERJA KERAS TOKOH UTAMA DALAM NOVEL ORANG MISKIN DILARANG SEKOLAH KARYA WIWID PRASETYA SKRIPSI

NILAI KARAKTERR BANGSA KERJA KERAS TOKOH UTAMA DALAM NOVEL ORANG MISKIN DILARANG SEKOLAH KARYA WIWID PRASETYA SKRIPSI NILAI KARAKTERR BANGSA KERJA KERAS TOKOH UTAMA DALAM NOVEL ORANG MISKIN DILARANG SEKOLAH KARYA WIWID PRASETYA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud dari pengabdian perasaan dan pikiran pengarang yang muncul ketika ia berhubungan dengan lingkungan sekitar. Sastra dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra bukanlah hal yang asing bagi manusia, bahkan sastra begitu akrab karena dengan atau tanpa disadari terdapat hubungan timbal balik antara keduanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra sangat berperan penting sebagai suatu kekayaan budaya bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal, mempelajari adat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia kedudukannya di muka bumi ini, karena interaksinya dengan lingkungan tidak hanya dibekali oleh naluri (insting)

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Umi Fatonah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan ke dalam bentuk tulisan dengan media bahasa. Orang dapat mengetahui nilai-nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut tersebar di daerah-daerah sehingga setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

ANALISIS AMANAT DAN PENOKOHAN CERITA PENDEK PADA BUKU ANAK BERHATI SURGA KARYA MH. PUTRA SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA

ANALISIS AMANAT DAN PENOKOHAN CERITA PENDEK PADA BUKU ANAK BERHATI SURGA KARYA MH. PUTRA SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA ANALISIS AMANAT DAN PENOKOHAN CERITA PENDEK PADA BUKU ANAK BERHATI SURGA KARYA MH. PUTRA SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA oleh INEU NURAENI Inneu.nuraeni@yahoo.com Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai objeknya dan bahasa sebagai mediumnya. Menurut Esten (2000: 9), sastra merupakan pengungkapan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. masyarakat itu sendiri. Akan tetapi, masyarakat itu sangatlah kompleks. Untuk menjadikan

BAB II LANDASAN TEORI. masyarakat itu sendiri. Akan tetapi, masyarakat itu sangatlah kompleks. Untuk menjadikan BAB II LANDASAN TEORI Eksistensi dari karya sastra di tengah masyarakat tidak lepas dari pengakuan masyarakat itu sendiri. Akan tetapi, masyarakat itu sangatlah kompleks. Untuk menjadikan karya sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman yang telah dialaminya sendiri atau pengalaman yang dialami oleh orang

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman yang telah dialaminya sendiri atau pengalaman yang dialami oleh orang BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Karya sastra merupakan suatu hasil cipta sastrawan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Karya sastra diciptakan pengarang berdasarkan pengalaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan dalam mengemukakan gagasan melalui karyanya, bahasa sastra

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan dalam mengemukakan gagasan melalui karyanya, bahasa sastra 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil imajinasi pengarang yang mengekspresikan pikiran, gagasan maupun perasaannya sendiri tentang kehidupan dengan menggunakan bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya sebuah karya sastra tentu tidak akan terlepas dari kehidupan pengarang baik karya sastra yang berbentuk novel, cerpen, drama, maupun puisi. Latar belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari kehidupan masyarakat dalam satu

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari kehidupan masyarakat dalam satu 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Karya sastra merupakan cermin dari kehidupan masyarakat dalam satu zaman. Artinya, melalui karya sastra, kita dapat mengetahui bagaimana kehidupan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi atau

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi atau 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh manusia. Pada konteks yang berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan medium bahasa. Sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka merupakan bahan acuan yang dipakai dalam penelitian sekaligus sebagai sumber ide untuk menggali pemikiran dan gagasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan mengekspresikan gagasan

Lebih terperinci

NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL HITAM PUTIH KARYA MUSTHOFA ACHMAD DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL HITAM PUTIH KARYA MUSTHOFA ACHMAD DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL HITAM PUTIH KARYA MUSTHOFA ACHMAD DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Nadia Astikawati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tiika89unyiil@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hasil dari imajinasi pengarang. Imajinasi yang dituangkan dalam karya sastra,

BAB I PENDAHULUAN. hasil dari imajinasi pengarang. Imajinasi yang dituangkan dalam karya sastra, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah hasil ciptaan manusia yang memiliki nilai keindahan yang sangat tinggi. Keindahan yang terdapat dalam sebuah karya sastra, merupakan hasil dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Karya satra merupakan hasil dokumentasi sosial budaya di setiap daerah. Hal ini berdasarkan sebuah pandangan bahwa karya sastra mencatat kenyataan sosial budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh pengarang untuk dipahami dan dinikmati oleh pembaca pada khususnya dan oleh masyarakat pada umumnya. Hal-hal yang diungkap oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

Lebih terperinci

NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA.

NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA. NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA. Oleh : Gilang Ratnasari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP-Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari sebuah realitas kehidupan sosial masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari sebuah realitas kehidupan sosial masyarakat. 1. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Karya sastra merupakan cermin dari sebuah realitas kehidupan sosial masyarakat. Sebuah karya sastra yang baik memiiki sifat-sifat yang abadi dengan memuat kebenarankebenaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991: 11) seperti halnya budaya, sejarah dan kebudayaan sastra yang merupakan bagian dari ilmu humaniora.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK SISWA KELAS V SDN BULAK 1 BENDO MAGETAN. Cerianing Putri Pratiwi 1

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK SISWA KELAS V SDN BULAK 1 BENDO MAGETAN. Cerianing Putri Pratiwi 1 PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK SISWA KELAS V SDN BULAK 1 BENDO MAGETAN Cerianing Putri Pratiwi 1 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk (1) meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan membaca karya sastra pembaca atau masyarakat umum dapat mengetahui kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan yang terjadi di masyarakat ataupun kehidupan seseorang. Karya sastra merupakan hasil kreasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak makna dan banyak aspek didalamnya yang dapat kita gali. Karya sastra lahir karena ada daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari kebudayaan. Usianya sudah cukup tua. Kehadiran hampir bersamaan dengan adanya manusia. Karena ia diciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia atau masyarakat di suatu negara. Novel berperan sebagai aspirasi

BAB I PENDAHULUAN. manusia atau masyarakat di suatu negara. Novel berperan sebagai aspirasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Novel merupakan karya fiksi yang diceritakan secara panjang lebar oleh pengarang dengan menyuguhkan tokoh atau karakter, serangkaian peristiwa, serta latar yang biasanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan suatu karya yang lahir dari hasil perenungan pengarang terhadap realitas yang ada di masyarakat. Karya sastra dibentuk

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. makhluk lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari pasti mengalami apa itu proses. dalam kehidupan sosial (Soekanto, 1996: 140).

II. KAJIAN PUSTAKA. makhluk lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari pasti mengalami apa itu proses. dalam kehidupan sosial (Soekanto, 1996: 140). II. KAJIAN PUSTAKA 1.1 Interaksi Sosial Manusia merupakan makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Manusia dilahirkan dimuka bumi ini untuk saling bersosialisasi dengan makhluk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. referensial (Jabrohim 2001:10-11), dalam kaitannya dengan sastra pada

BAB I PENDAHULUAN. referensial (Jabrohim 2001:10-11), dalam kaitannya dengan sastra pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu karya seni yang disampaikan oleh seorang sastrawan melalui media bahasa. Keindahan dalam suatu karya sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa

Lebih terperinci

NILAI NILAI DIDAKTIS DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY. Oleh : Rice Sepniyantika ABSTRAK

NILAI NILAI DIDAKTIS DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY. Oleh : Rice Sepniyantika ABSTRAK NILAI NILAI DIDAKTIS DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY Oleh : Rice Sepniyantika ABSTRAK Penelitian ini mengambil novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy sebagai

Lebih terperinci

KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA Oleh: Anifah Restyana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari sastra adalah karya sastra. Hal yang dilakukan manusia biasanya dikenal

BAB I PENDAHULUAN. dari sastra adalah karya sastra. Hal yang dilakukan manusia biasanya dikenal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra sebagai karya lisan atau tulisan yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinalan, keartistikan, keindahan dalam isi, dan ungkapannya (Panuti

Lebih terperinci

PERBANDINGAN NILAI BUDAYA PADA NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI DENGAN NOVEL JANGIR BALI KARYA NUR ST. ISKANDAR.

PERBANDINGAN NILAI BUDAYA PADA NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI DENGAN NOVEL JANGIR BALI KARYA NUR ST. ISKANDAR. PERBANDINGAN NILAI BUDAYA PADA NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI DENGAN NOVEL JANGIR BALI KARYA NUR ST. ISKANDAR. Hj. Yusida Gloriani dan Siti Maemunah Pendidikan Bahasa dan Sastra Inonesia

Lebih terperinci

ANALISIS PSIKOLOGI KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA NOVEL TEATRIKAL HATI KARYA RANTAU ANGGUN DAN BINTA ALMAMBA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS PSIKOLOGI KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA NOVEL TEATRIKAL HATI KARYA RANTAU ANGGUN DAN BINTA ALMAMBA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA ANALISIS PSIKOLOGI KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA NOVEL TEATRIKAL HATI KARYA RANTAU ANGGUN DAN BINTA ALMAMBA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Enik Kuswanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Bahasa digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lain. Bahasa mempunyai fungsi intelektual,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreatif penulis yang berisi potret kehidupan manusia yang dituangkan dalam bentuk tulisan, sehingga dapat dinikmati,

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL SINTREN KARYA DIANING WIDYA YUDHISTIRA

ANALISIS STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL SINTREN KARYA DIANING WIDYA YUDHISTIRA ANALISIS STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL SINTREN KARYA DIANING WIDYA YUDHISTIRA Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Strata 1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. intrinsik merupakan unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsurunsur

BAB I PENDAHULUAN. intrinsik merupakan unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsurunsur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam novel terdapat unsur dari dalam yang membangun terciptanya novel, atau biasa disebut unsur intrinsik. Nurgiyantoro (2007:23) berpendapat bahwa unsur intrinsik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bukan hanya cerita khayal atau angan-angan dari pengarangnya, melainkan wujud

BAB I PENDAHULUAN. bukan hanya cerita khayal atau angan-angan dari pengarangnya, melainkan wujud BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan wujud gagasan pengarang dalam memandang lingkungan sosial yang berada di sekelilingnya dengan menggunakan bahasa yang indah. Sastra hadir sebagai hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Psikologi berasal dari kata Yunani, psycheyang berarti jiwa dan logosyang berarti ilmu atau ilmu pengetahuan (Jaenudin, 2012:1). Psikologi terus berkembang seiring

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA PADA NOVEL OLENKA KARYA BUDI DARMA (TINJAUAN TEORI CARL GUSTAV JUNG) SKRIPSI

ANALISIS STRUKTUR KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA PADA NOVEL OLENKA KARYA BUDI DARMA (TINJAUAN TEORI CARL GUSTAV JUNG) SKRIPSI ANALISIS STRUKTUR KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA PADA NOVEL OLENKA KARYA BUDI DARMA (TINJAUAN TEORI CARL GUSTAV JUNG) SKRIPSI Oleh: DINO PURBO CAHYANTO NIM 09340044 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar, memberi petunjuk atau intruksi, tra artinya alat atau sarana sehingga dapat disimpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan emosi yang spontan yang mampu mengungkapkan aspek estetik baik yang berdasarkan aspek kebahasaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori BAB II LANDASAN TEORI Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori pendukungnya antara lain; hakekat pendekatan struktural, pangertian novel, tema, amanat, tokoh dan penokohan,

Lebih terperinci

Buku Teks Bahasa Indoneia Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Kota Jambi. Oleh Susi Fitria A1B1O0076

Buku Teks Bahasa Indoneia Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Kota Jambi. Oleh Susi Fitria A1B1O0076 Kemampuan Siswa menentuan Tokoh, Karekter Tokoh, dan Latar Cerpen Pada Buku Teks Bahasa Indoneia Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Kota Jambi Oleh Susi Fitria A1B1O0076 Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh

Lebih terperinci

KAJIAN TEMATIK PADA NOVEL DADAISME KARYA DEWI SARTIKA SKRIPSI. Oleh: Bungah Wijayanti

KAJIAN TEMATIK PADA NOVEL DADAISME KARYA DEWI SARTIKA SKRIPSI. Oleh: Bungah Wijayanti KAJIAN TEMATIK PADA NOVEL DADAISME KARYA DEWI SARTIKA SKRIPSI Oleh: Bungah Wijayanti 201210080311062 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian Konflik Dalam Naskah Drama Bapak Karya. Bambang Soelarto dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian Konflik Dalam Naskah Drama Bapak Karya. Bambang Soelarto dapat disimpulkan sebagai berikut: BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian Konflik Dalam Naskah Drama Bapak Karya Bambang Soelarto dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Wujud konflik yang terjadi dalam naskah drama Bapak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. moral bagi masyarakat, salah satunya ialah melalui karya sastra. Karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. moral bagi masyarakat, salah satunya ialah melalui karya sastra. Karya sastra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menanamkan dan mengajarkan nilainilai moral bagi masyarakat, salah satunya ialah melalui karya sastra. Karya sastra diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah ungkapan atau pikiran seseorang yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah ungkapan atau pikiran seseorang yang dituangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan sebuah ungkapan atau pikiran seseorang yang dituangkan menggunakan bahasa yang indah sebagai sarana pengucapannya dan dapat berguna bagi manusia, yakni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra berasal dari bahasa Sansekerta, yakni sas- dan -tra. Sas- dalam kata kerja turunan berarti mengarahkan, mengajar, memberi petunjuk atau instruksi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti baik dan sastra (dari bahasa Sansekerta) berarti tulisan atau karangan. Dari pengertian

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMSA

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMSA NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMSA Oleh: Intani Nurkasanah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan seni dan karya yang sangat berhubungan erat dengan ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka karya sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegigihan adalah semangat pantang menyerah yang harus dimiliki untuk mencapai kesuksesan. Setiap manusia harus dapat membiasakan diri melihat setiap masalah yang muncul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jika dibandingkan dengan ciptaan-nya yang lain. Kelebihan itu mencakup

BAB I PENDAHULUAN. jika dibandingkan dengan ciptaan-nya yang lain. Kelebihan itu mencakup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai salah satu makhluk ciptaan Tuhan memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan ciptaan-nya yang lain. Kelebihan itu mencakup kepemilikan manusia atas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki arti atau keindahan tertentu (Mihardja, 2012: 2). Dalam Kamus Istilah Sastra (dalam Purba, 2012: 2) Panuti Sudjiman

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki arti atau keindahan tertentu (Mihardja, 2012: 2). Dalam Kamus Istilah Sastra (dalam Purba, 2012: 2) Panuti Sudjiman 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra (sansekerta/shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sansekerta sastra, yang berarti teks yang mengandung instruksi atau pedoman, dari kata dasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup diperhitungkan karya-karyanya dan dianggap sebagai pengarang produktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan sebuah karya sastra yang bermanfaat bagi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan sebuah karya sastra yang bermanfaat bagi masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan buah karya dari seorang pengarang, dengan menghasilkan sebuah karya sastra pengarang mengharapkan karyanya dapat dinikmati dan dipahami

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI RELIGIUS NOVEL WO AI NI, ALLAH KARYA VANNY CHRISMA W. DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

ANALISIS NILAI RELIGIUS NOVEL WO AI NI, ALLAH KARYA VANNY CHRISMA W. DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA ANALISIS NILAI RELIGIUS NOVEL WO AI NI, ALLAH KARYA VANNY CHRISMA W. DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA Oleh : Esti Rahayu Pendidikan Bahasa ndonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo erahayuest@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupannya, manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupannya, manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN Dalam kehidupannya, manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan manusia yang lain. Dengan bahasa pula manusia menuangkan seluruh pemikiran, pengalaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, keterampilan menulis selalu dibelajarkan. Hal ini disebabkan oleh menulis

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, keterampilan menulis selalu dibelajarkan. Hal ini disebabkan oleh menulis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa dalam kegiatan pembelajaran. Bagi peserta didik yang sedang menuntut ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ataupun kitab-kitab pengajaran, Teeuw dalam Susanto (2012 : 1).

BAB I PENDAHULUAN. ataupun kitab-kitab pengajaran, Teeuw dalam Susanto (2012 : 1). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara etimologis sastra atau sastera berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari akar kata Cas atau sas dan tra. Cas dalam bentuk kata kerja yang diturunkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan problematika yang dialaminya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian tentang kajian struktural-genetik belum ada yang meneliti di Kampus

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian tentang kajian struktural-genetik belum ada yang meneliti di Kampus BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian yang Relevan Sebelumnya Penelitian tentang kajian struktural-genetik belum ada yang meneliti di Kampus Universitas Negeri Gorontalo, khususnya pada Jurusan Bahasa dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan bagian dari kehidupan manusia, yang berkaitan dengan memperjuangkan kepentingan hidup manusia. Sastra merupakan media bagi manusia untuk berkekspresi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kemampuan Menurut Moeliono (2002:701) kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan. Selanjutnya Menurut Moenir (2001:16) kemampuan berasal dari kata dasar mampu yang jika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra selalu muncul dari zaman ke zaman di kalangan masyarakat. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan manusia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah salah satu seni yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya dan kehidupan manusia subjeknya. Kata sastra dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sansekerta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sehari-hari (Djojosuroto, 2000:3). Persoalan yang menyangkut

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sehari-hari (Djojosuroto, 2000:3). Persoalan yang menyangkut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil proses pemikiran dan pengalaman batin pengarang yang dicurahkan lewat tulisan dengan mengungkapkan berbagai hal yang digali dari masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mamak atau pulang ka bako (Navis,1984: ). Dengan kata lain dikenal

BAB I PENDAHULUAN. mamak atau pulang ka bako (Navis,1984: ). Dengan kata lain dikenal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkawinan dalam adat Minangkabau merupakan salah satu hal yang penting karena berhubungan erat dengan sistem kekerabatan matrilineal dan garis keturunan. Menurut alam

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI UJUNG JALAN SUNYI KARYA MIRA WIJAYA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI

IDENTIFIKASI KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI UJUNG JALAN SUNYI KARYA MIRA WIJAYA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI IDENTIFIKASI KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI UJUNG JALAN SUNYI KARYA MIRA WIJAYA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI Oleh: Ariyadi Kusuma Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

TEKNIK BERMAIN PERAN DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN (Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas X SMA)

TEKNIK BERMAIN PERAN DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN (Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas X SMA) TEKNIK BERMAIN PERAN DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN (Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas X SMA) Oleh R. Mekar Ismayani STKIP Siliwangi Bandung mekarismayani@rocketmail.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan jabaran dari kehidupan yang terjadi di muka bumi ini. Sastra merupakan salah satu seni yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan pelbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang pengarang dalam memaparkan berbagai permasalahan-permasalahan dan kejadian-kejadian dalam kehidupan

Lebih terperinci

NILAI MORAL DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI MORAL DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Ari Handayani Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL BUMI CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL BUMI CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL BUMI CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh : Fitria Ningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

KAJIAN NILAI DIDAKTIS CERITA RAKYAT SEBAGAI KONSTRIBUSI PENYUSUNAN BAHAN BACAAN PESERTA DIDIK DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA

KAJIAN NILAI DIDAKTIS CERITA RAKYAT SEBAGAI KONSTRIBUSI PENYUSUNAN BAHAN BACAAN PESERTA DIDIK DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KAJIAN NILAI DIDAKTIS CERITA RAKYAT SEBAGAI KONSTRIBUSI PENYUSUNAN BAHAN BACAAN PESERTA DIDIK DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA Ayu Puspita Indah Sari dan Hastari Mayrita Universitas Bina Darma Abstrak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kajian pustaka adalah paparan atau konsep-konsep yang mendukung pemecahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kajian pustaka adalah paparan atau konsep-konsep yang mendukung pemecahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan Yang Relevan Dalam menyusun sebuah karya ilmiah sangat diperlukan kajian pustaka. Kajian pustaka adalah paparan atau konsep-konsep yang mendukung pemecahan masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud atau hasil dari daya imajinasi seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan pengalaman pribadi atau dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan cerminan keadaan sosial masyarakat yang dialami pengarang, yang diungkapkan kembali melalui perasaannya ke dalam sebuah tulisan. Dalam tulisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan pengungkapan realitas kehidupan masyarakat secara imajiner. Dalam hal ini, pengarang mengemukakan realitas dalam karyanya berdasarkan

Lebih terperinci