2014 & & 2014 II. CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "2014 & & 2014 II. CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA"

Transkripsi

1 1

2 OUT LINE I. PROLOG - Tahapan Penyusunan RKPD Provinsi Jawa Timur Isu Strategis Global & Nasional - Isu Strategis Nasional & Jawa Timur Tahun 2014 II. CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA - Kinerja Ekonomi - Penurunan Kemiskinan - Penurunan TPT - Peningkatan IPM - Pengurangan Disparitas III. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2014 IV. Analisa Kabupaten Banyuwangi 2

3 3

4 A. TAHAPAN PENYUSUNAN RKPD TAHUN 2014 Bottom-Up Forum SKPD Rakorbangpus Top-Down Kepakatan Bersama KUA DAN PPAS 2014 RAPBD 2014 Musrenbang Desa Musrenbang Kecamatan Musrenbang Kab/Kota Pra-Musrenbang Prov. Di Bakorwil Musrenbangnas Penetapan RKPD 2014 Januari Februari Maret April Mei Raker Gub dg SKPD Penyusunan Rancangan Awal RKPD oleh BAPPEDA Penyampaian Pokok Pikiran DPRD Konsultasi dengan DPRD FGD Musrenbang Provinsi Teknokratik Politik Partisipatif 4

5 Trend Pertumbuhan & Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Global (%) WEO-IMF Okt'12 Jan'13 Okt'11 Jan'12 Apr'12 Juli'12 Okt'12 Jan'13 Dunia -0,6 5,1 3,8 3,3 3,2 4,5 3,9 4,1 3,9 3,6 3,5 AS -3,1 2,4 1,8 2,2 2,3 2,5 2,2 2,4 2,3 2,1 2,0 Eropa -4,4 2,0 1,4-0,4-0,4 1,5 0,8 0,9 0,7 0,2-0,2 GDP Cina 9,2 10,5 9,2 7,8 7,8 9,5 8,8 8,8 8,5 8,2 8,2 India 5,9 10,1 6,8 4,9 4,5 8,1 7,3 7,3 6,5 6,0 5,9 ASEAN-5 1,7 7,0 4,5 5,4 5,7 5,8 5,6 6,2 6,1 5,8 5,5 Indonesia 4,6 6,2 6,5 6,0 n.a. 6,7 n.a. 6,1 6,6 6,3 n.a. Vol.Perdagangan Dunia -10,4 12,6 5,8 3,2 2,8 6,4 5,4 5,6 5,1 4,5 3,8 Perekonomian dunia yang belum sepenuhnya pulih sejak resesi global tahun 2009, saat ini dan dalam beberapa tahun ke depan masih diliputi oleh ketidakpastian. Di tengah ketidakpastian perkembangan ekonomi global itu, perekonomian Indonesia tetap tumbuh relatif tinggi, dengan stabilitas pertumbuhan ekonomi yang terbaik diantara negara-negara lain di dunia. The Center of Gravity, dimana Indonesia menjadi sentral pendulum pusaran arus barang & jasa Asia-Pacific Sangat strategis, butuh Regionalisasi untuk menangkap peluang ekonominya Regionalisasi Pasar Tunggal ASEAN 2015 (Masyarakat Ekonomi ASEAN/ASEAN Economic Community) sudah di depan Mata 5

6 Indonesia memiliki potensi untuk memacu perekonomian lebih cepat lagi, bertransformasi menjadi negara maju Struktur demografi mengarah pada Bonus Demografi, yakni rasio ketergantungan yang rendah antara Life-cycle hypothesis: besarnya porsi usia produktif berarti besarnya potensi saving, besar pula potensi investasi Progres/Capaian target Pembangunan Millenium (MDGs) 2015 Pengurangan Emisi Gas Buang 6

7 (1) Rencana Kenaikan Gas dan TDL memicu Inflasi (2) Pelayanan Dasar Kesehatan dan Pendidikan (3) Masalah Kemiskinan dan Pengangguran (4) Penciptaan Kelas Menengah Ekonomi Baru (5) Peningkatan Produktivitas sektor pertanian Ketahanan Pangan (6) Industrialisasi dan pengembangan lapangan pekerjaan berkualitas (7) Peningkatan investasi daerah (8) Percepatan dan Peningkatan kualitas infrastuktur jalan serta jaringan Listrik (9) Peningkatan kualitas SDM (10) Mobilisasi tabungan masyarakat dan fungsi intermediasi perbankan untuk mendorong akses permodalan usaha (11) Peningkatan kualitas belanja modal pemerintah daerah (12) Penyelenggaraan Pemilu & Pemilihan Kepala Daerah 7

8 II. CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA 8

9 Grafik Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur dan Nasional % C to C , , Jawa Timur Nasional *) *) Sumber : BPS Jatim, angka Sementara Feb 2013 Inflasi % 3,62 6,96 4,09 4,50 Sumber : BPS Jatim, Januari

10 No Provinsi Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2012 (%) Kontribusi Thd PDB 1. DKI Jakarta 6,53 16,40 2. Jawa Timur 7,27 14,88 3. Jawa Barat 6,21 14,07 4. Jawa Tengah 6,34 8,27 5. Banten 6,15 3,16 6. DI Y 5,32 0,85 Kontribusi PDRB Pulau Jawa Dalam Total PDB Nasional Tahun ,40 14,07 3,16 8,27 DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah 0,85 14,88 DI Jawa Timur Yogyakarta 23,77 % 9,30 % 4,74 % Sumber : BPS, Feb ,06 % 57,62 % 2,51% Dibandingkan dengan provinsi lain, pertumbuhan ekonomi Jatim yang tertinggi di Pulau Jawa dengan share terbesar ke-2 se Indonesia setelah DKI Jakarta. 10

11 Kab. Pacitan Kab. Ponorogo Kab. Trenggalek Kab. Tulungagung Kab. Blitar Kab. Kediri Kab. Malang Kab. Lumajang Kab. Jember Kab. Banyuwangi Kab. Bondowoso Kab. Situbondo Kab. Probolinggo Kab. Pasuruan Kab. Sidoarjo Kab. Mojokerto Kab. Jombang Kab. Nganjuk Kab. Madiun Kab. Magetan Kab. Ngawi Kab. Bojonegoro Kab. Tuban Kab. Lamongan Kab. Gresik Kab. Bangkalan Kab. Sampang Kab. Pamekasan Kab. Sumenep Kota Kediri Kota Blitar Kota Malang Kota Probolinggo Kota Pasuruan Kota Mojokerto Kota Madiun Kota Surabaya Kota Batu Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota di Jawa Timur Tahun JAWA TIMUR : Rp ,47 Jt Sumber : BPS Jatim, Maret 2013; Angka Sangat Sementara 11

12 Capaian Target Penurunan Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 (Per Maret) 1.42 Tahun 2012 (Per Sep) *) Sumber : BPS Jatim Sept

13 Karakteristik Kemiskinan Menurut Kabupaten/ Kota Kabupaten/ Kota Sep Tahun 2011 Jumlah Penduduk Miskin p0 p1 p2 GK 3501 Pacitan ,13 2,59 0, Ponorogo ,29 1,52 0, Trenggalek ,90 2,64 0, Tulungagung ,90 1,31 0, Blitar ,29 1,63 0, Kediri ,44 2,10 0, Malang ,67 1,66 0, Lumajang ,01 1,57 0, Jember ,44 1,72 0, Banyuwangi ,47 1,30 0, Bondowoso ,66 2,30 0, Situbondo ,11 2,17 0, Probolinggo ,48 4,00 0, Pasuruan ,26 1,82 0, Sidoarjo ,97 0,81 0, Mojokerto ,38 1,35 0, Jombang ,88 1,95 0, Nganjuk ,88 1,83 0, Madiun ,37 2,30 0, Magetan ,01 1,44 0, Ngawi ,74 2,34 0, Bojonegoro ,47 2,96 0, Tuban ,78 2,26 0, Lamongan ,41 2,07 0, Gresik ,33 2,65 0, Bangkalan ,22 4,00 0, Sampang ,21 5,24 1, Pamekasan ,94 3,77 0, Sumenep ,10 2,95 0, Kota Kediri ,63 1,57 0, Kota Blitar ,12 1,31 0, Kota Malang ,50 0,73 0, Kota Probolinggo ,74 3,64 1, Kota Pasuruan ,39 0,99 0, Kota Mojokerto ,89 1,12 0, Kota Madiun ,66 0,71 0, Kota Surabaya ,58 1,07 0, Kota Batu ,74 0,52 0, JAWA TIMUR ,85 2,02 0,46 - Sumber : Susenas September 2011

14 Penurunan Capaian Target Thn.2009 Thn.2010 Thn Thn (Per Feb) *) Sumber : BPS Jatim Agust 2012 Thn (Per Agust) 14

15 TPT Tahun 2009 TPT Tahun 2010 TPT Tahun 2011 TPT Tahun 2012 Tingkat Pengangguran Terbuka Kab/Kota di Jawa Timur Tahun : Rendah ( TPT < 2,57 ) : Sedang ( 2,57 TPT 6,55 ) : Tinggi ( TPT > 6,55 ) Kabupaten/Kota Tahun Pacitan 1,32 0,87 2,70 1, Ponorogo 3,45 3,83 4,37 3, Trenggalek 3,91 2,15 3,18 3, Tulungagung 4,54 3,50 3,58 3, Blitar 3,00 2,24 3,61 2, Kediri 5,10 3,75 4,54 4, Malang 6,35 4,49 4,63 3, Lumajang 2,24 3,17 2,70 4, Jember 4,42 2,71 3,95 3, Banyuwangi 4,05 3,92 3,71 3, Bondowoso 2,88 1,59 2,84 3, Situbondo 2,28 3,13 4,74 3, Probolinggo 2,60 2,02 3,20 1, Pasuruan 5,03 3,49 4,83 6, Sidoarjo 10,19 8,35 4,75 5, Mojokerto 5,54 4,84 4,31 3,42 17.Jombang 6,19 5,27 4,24 6, Nganjuk 3,98 3,64 4,73 4, Madiun 6,04 5,55 3,37 4, Magetan 3,82 2,41 3,16 3, Ngawi 4,49 4,80 4,06 3, Bojonegoro 4,52 3,29 4,18 3, Tuban 4,22 2,86 4,15 4, Lamongan 4,92 3,62 4,40 4, Gresik 7,01 7,70 4,36 6, Bangkalan 5,01 5,79 3,91 5, Sampang 1,70 1,77 3,91 1, Pamekasan 2,18 3,53 2,89 2, Sumenep 2,27 1,89 3,71 1, Kota Kediri 8,32 7,39 4,93 7, Kota Blitar 8,47 6,66 4,20 3, Kota Malang 10,44 8,68 5,19 7, Kota Probolinggo 8,53 6,85 4,66 5, Kota Pasuruan 7,57 7,23 4,92 4, Kota Mojokerto 9,30 7,52 5,86 7, Kota Madiun 11,27 9,52 5,15 6, Kota Surabaya 8,63 6,84 5,15 5, Kota Batu 6,88 5,55 4,57 3, Jawa Timur 5,08 4,25 4,16 4,12

16 76 Kenaikan Penurunan Capaian Target Thn.2009 Thn.2010 Thn Thn *) Sumber : BPS Jatim, Angka Sementara, Feb

17 IPM Tahun 2010 IPM Tahun 2011 IPM Tahun 2012 Penyebaran IPM Kab/Kota di Jawa Timur Tahun : 66 Angka IPM 80 (Upper-Medium) : 50 Angka IPM 66 (Lower-Medium) Kabupaten/Kota Tahun Pacitan 72,07 72,48 72, Ponorogo 70,29 71,15 71, Trenggalek 73,24 73,66 74, Tulungagung 73,34 73,76 74, Blitar 73,67 74,06 74, Kediri 71,75 72,28 72, Malang 70,54 71,17 71, Lumajang 67,82 68,55 68, Jember 64,95 65,53 65, Banyuwangi 68,89 69,58 69, Bondowoso 62,94 63,81 64, Situbondo 64,26 64,67 65, Probolinggo 62,99 63,84 64, Pasuruan 67,61 68,24 68, Sidoarjo 76,35 76,90 77, Mojokerto 73,39 73,89 74,33 17.Jombang 72,70 73,14 73, Nganjuk 70,76 71,48 71, Madiun 70,18 70,50 70, Magetan 72,72 73,17 73, Ngawi 68,82 69,73 70, Bojonegoro 66,92 67,32 67, Tuban 68,31 68,71 69, Lamongan 69,63 70,52 70, Gresik 74,47 75,17 75, Bangkalan 64,51 65,01 65, Sampang 59,70 60,78 61, Pamekasan 64,60 65,48 65, Sumenep 65,60 66,01 66, Kota Kediri 76,28 76,79 77, Kota Blitar 77,42 77,89 78, Kota Malang 77,20 77,76 77, Kota Probolinggo 74,33 74,85 75, Kota Pasuruan 73,45 73,89 74, Kota Mojokerto 77,02 77,50 77, Kota Madiun 76,61 77,07 77, Kota Surabaya 77,28 77,85 78, Kota Batu 74,45 74,93 75, Jawa Timur 71,62 72,18 72,54

18 ,85 Jawa Timur Sumber : BPS Prov. Jawa Timur *) Angka Diperbaiki **) Angka Sementara 115,14 * ,53** Pemerataan Pendapatan versi Bank Dunia Perubahan 20 % atas 42,55 41,81 40, % menengah 37,59 38,46 38,57 + 0,98 40% bawah 19,86 19,73 21,09 + 1,23 Pertumbuhan Ekonomi Tinggi yang diiringi dengan Penurunan tajam indeks Wiliamson mengindikasikan Pertumbuhan Inklusif Penurunan Porsi pemanfaatan ekonomi pada 20 % kelas Atas memperjelas sasaran pemerataan perekonomian pada 80 % kelas menengah dan bawah 18 18

19 III. STRATEGI dan ARAH KEBIJAKAN Pembangunan Tahun

20 1. STABILITAS DAERAH, terdiri atas unsur: a. Harmonisasi horizontal dan vertikal b. Keamanan, ketentraman dan ketertiban c. Dinamika politik yang kondusif d. Reformasi Birokrasi (Administasi ) yang efisien, efektif dan Pemberantasan Korupsi e. Pembangunan Sumberdaya Manusia 2. PEMANTAPAN EKONOMI DAERAH YANG BERDAYA SAING GLOBAL, terdiri atas unsur: a. Pertumbuhan ekonomi yang inklusif b. Peningkatan daya saing global daerah c. Perluasan jaringan internasional untuk Pariwisata, Perdagangan dan Investasi ( Tourism, Trade and Investment) d. Perkuatan Pasar domestik e. Percepatan Pembangunan Infrastruktur untuk investasi f. Fokus target group pada UMKM & Koperasi 3. PENINGKATAN KEMAKMURAN RAKYAT, terdiri dari unsur: a. Percepatan penurunan kemiskinan b. Percepatan penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka c. Percepatan peningkatan IPM d. Pengurangan Disparitas antar Wilayah dan Kelompok Pendapatan e. Percepatan Pembangunan Infrastruktur untuk pelayanan dasar f. Pelestarian lingkungan yang berkelanjutan REASONING SUBSTANSI : 2014 PESTA DEMOKRASI NASIONAL STABILITAS MENJADI SANGAT URGEN DAN BAGIAN DARI IKLIM KONDUSIF UNTUK MEMBANGUN EKONOMI 2014 PERSIAPAN TERAKHIR MENUJU PERSAINGAN GLOBAL 2015 (CAFTA) PILAR-PILAR MEMERLUKAN PEMANTAPAN (DAYA SAING, JARINGAN MARKET TTI GLOBAL &DOMESTIK, INFRASTRUKTUR/CONNECTIVITY) 20

21 IV. ANALISA KABUPATEN BANYUWANGI 24

22 Jawa Timur Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur Kabupaten Banyuwangi Pola pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banyuwangi dari tahun sama dengan Provinsi Jawa Timur, mengalami perlambatan pada kurun waktu dan mengalami percepatan pada tahun , bahkan pada tahun 2012 laju pertumbuhannya sama dengan Provinsi Jawa Timur. Sektor Pertanian dan Perdagangan Hotel Restoran mendominasi struktur ekonomi di Kabupaten Banyuwangi tahun 2011 dengan total kontribusi 67,99 %, sedangkan di Provinsi Jawa Timur didominasi oleh Sektor Perdagangan dan Industri Pengolahan. Sektor industri pengolahan memberikan kontribusi ketiga terbesar dalam struktur ekonomi Kabupaten Banyuwangi. 25

23 50.00 Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Perdagangan Hotel Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa Tidak terjadi pergeseran di dalam struktur ekonomi Kabupaten Banyuwangi, sektor pertanian dan perdagangan mendominasi struktur ekonomi Kabupaten Banyuwangi. Sektor Pertanian (primer) kontribusinya dominan selama meskipun jumlahnya menunjukkan tren penurunan. Sektor perdagangan (tersier) menunjukkan tren peningkatan. Sektor industri pengolahan kontribusinya relatif kecil dibandingkan sektor pertanian (primer) dan perdagangan (tersier). 26

24 C. Analisis LQ dan Shift Share Kabupaten Banyuwangi Sektor Nilai LQ Ket Dampak pertumbuhan ekonomi provinsi (Nij) Dampak bauran industri/sektor provinsi (Mij) 27 Differential Shift Spesialisasi Keunggulan kompetitif Total Peningkatan PDRB Pertanian 2,79 LQ > , , ,70 0, ,34 4 Pertambangan dan penggalian 3,88 LQ > , , ,31-0, ,86 1 Industri Pengolahan 0,21 LQ < , , ,36-0, ,37 2 Listrik,Gas, dan Air bersih 0,18 LQ < , , ,72 0, ,46 3 Bangunan 0,30 LQ < , , ,72 0, ,31 3 Perdagangan, hotel dan restoran 0,92 LQ < , , ,03 0, ,97 3 Pengangkutan dan Komunikasi 0,47 LQ < , , ,56-0, ,23 2 Keuangan persewaaan dan Jasa perusahaan 1,00 LQ = , , ,14-0, ,56 1 Jasa-jasa 0,68 LQ < , , ,75-0, , , , ,87 Sektor pertanian dan pertambangan terindikasi sebagai sektor basis/unggulan di Kabupaten Banyuwangi keunggulan komparatif Secara agregat terjadi peningkatan PDRB di Kabupaten Banyuwangi sebesar 2,48 Trilyun selama , Sektor Perdagangan menyumbang kontribusi terbesar yaitu 989,51 Milyar rupiah, disusul oleh sektor pertanian. Dampak pertumbuhan ekonomi Provinsi menguatkan output PDRB Kabupaten Banyuwangi dengan kontribusi sebesar 2,56 Trilyun, hal ini mengindikasikan bahwa program dan kebijakan di sektor tersebut baik oleh tingkat provinsi maupun pusat sangat membantu pengembangan sektor tersebut. Secara umum pertumbuhan ekonomi sektoral provinsi (bauran industri/sektor) berpengaruh negatif sehingga melemahkan output PDRB Kabupaten Banyuwangi sebesar -354,66 M. Secara total faktor spesialisasi dan daya saing berpengaruh positif sehingga menguatkan/menambah output PDRB Kabupaten Banyuwangi, Sektor Pertanian merupakan sektor spesialisasi (berperan lebih besar dibandingkan sektor yang sama di tingkat provinsi) dan daya saingnya tinggi (pertumbuhannya lebih cepat). TIPE

25 D. Arahan Ekonomi Makro Kabupaten Banyuwangi Mengembangkan potensi ekonomi unggulan di Kabupaten Banyuwangi yang terindikasi pada sektor pertanian dan pertambangan. Produktivitas serta kualitas komoditas sektor pertanian harus terus ditingkatkan dengan menerapkan teknik budidaya yang benar serta mengoptimalkan keterkaitan antar sektor dalam kemasan program agropolitan. Akan lebih besar memberikan nilai tambah/nilai pengganda perekonomian daerah manakala potensi sektor pertanian juga diiringi upaya pengolahan terlebih dahulu (sebelum diperdagangkan), sehingga industrialisasi yang ada di Kabupaten Banyuwangi makin berkembang. Surplus dari sektor basis agar diarahkan untuk mendorong pertumbuhan sektor perdagangan dari input olahan agroindustri dan juga sektor jasa-jasa. Meningkatkan pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran yang sudah memiliki daya saing dan kontribusi besar dalam perekonomian Kabupaten Banyuwangi. Rancang bangun pengembangan agroindustri perlu didesain sinergis dengan Program Provinsi dan Pusat yang diharapkan dapat memenuhi demand yang tinggi. 28

26 E. ARAHAN SPASIAL KABUPATEN BANYUWANGI 2 3 Fungsi Wilayah Pengembangan Banyuwangi adalah pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, kehutanan, perikanan, pertambangan, industri, pendidikan, kesehatan, dan pariwisata Kabupaten Banyuwangi berperan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dalam Sistem Perkotaan di Wilayah Provinsi Jawa Timur Perkotaan Banyuwangi berperan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dalam Sistem Perkotaan di Wilayah Provinsi Jawa Timur

27 WP BANYUWANGI Kabupaten Banyuwangi 30 Rencana Struktur Kegiatan WP Banyuwangi Rencana Struktur Ruang Perkotaan Banyuwangi Pengembangan Perkotaan Banyuwangi lebih ditekankan/diprioritaskan pada kegiatan permukiman, perdagangan jasa, industri pengolahan, perdagangan serta pariwisata Kegiatan ekonomi yang dikembangkan di wilayah sekitar perkotaan banyuwangi adalah kegiatan pertanian, perkebunan, pergudangan industri, perikanan, serta pariwisata Struktur pusat permukiman perkotaan Banyuwangi terdiri dari 3 (tiga) sistem cluster yaitu cluster Banyuwangi, cluster Rogojampi dan Cluster Muncar : o Struktur pusat Perkotaan Banyuwangi diarahkan berpusat bagi kegiatan yang ada di Kabupaten Banyuwangi o Cluster Rogojampi merupakan permukiman perkotaan yang berkembang karena posisi di jalur regional o Sedangkan permukiman perkotaan Muncar berkembang karena kegiatan perikanan di Banyuwangi o Pantai Bomo dikembangkan sebagai kawasan Industri Fisheries Town

28 KEBUTUHAN PENGEMBANGAN PRASARANA WILAYAH (1) Jaringan Jalan Nasional Bebas Hambatan : Probolinggo Banyuwangi Jaringan Jalan Nasional Arteri Primer Surabaya Sidoarjo Gempol Pasuruan Probolinggo Situbondo Banyuwangi Jaringan Jalan Nasional Kolektor Primer Glonggong Pacitan Panggul Durenan Tulungagung Blitar Kepanjen Turen Lumajang Wonorejo Jember Gentengkulon Jajag Benculuk Rogojampi Banyuwangi Jalan Strategis Nasional Rencana Paltuding Banyuwangi Jalan Provinsi Kolektor Primer Gentengkulon Wonorekso Rogojampi Balung Rambipuji Genteng Temuguruh Wonorekso Glagahagung Tegaldlimo Benculuk Grajagan Jajag Bangorejo Pasanggaran Terminal : Terminal Sri Tanjung sbg Terminal Tipe A Terminal Brawijaya dan Wiroguno sbg Terminal Tipe B Pengembangan Bandar Udara bandar udara pengumpan (spoke) : bandar udara Rogojampi/Blimbingsari Stasiun Kereta Api Stasiun Banyuwangi Baru Pengembangan Jalur Kereta Api Umum Jalur Timur : Surabaya (Semut) Surabaya (Gubeng) Surabaya (Wonokromo) Sidoarjo Bangil Pasuruan Probolinggo Jember Banyuwangi Konservasi Jalur Kereta Api Mati Rogojampi Benculuk Pengembangan Pelabuhan Pelabuhan Pengumpul menjadi Pelabuhan Utama - Pelabuhan Tanjung Wangi Pelabuhan Pengumpan Regional - Pelabuhan Boom Rencana Pengembangan Pelabuhan Penyeberangan Pelabuhan Penyeberangan dengan pelayanan antar provinsi - Pelabuhan Ketapang

29 KEBUTUHAN PENGEMBANGAN PRASARANA WILAYAH (2) Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan Meliputi: Energi Mikrohidro, Energi Angin, Energi Surya, Energi Panas Bumi (Belawan-Ijen), Energi Gelombang Laut, Energi Biogas, dan Energi Biomassa Jaringan Listrik: Pengembangan Jaringan Transmisi: sistem transmisi 150 kv Banyuwangi Gilimanuk, Banyuwangi-Ketapang, Ijen PLTP-Banyuwangi, New Banyuwangi- Genteng Pengembangan Gardu Induk : gardu induk 150/20 kv Sistem Jaringan Sumber Daya Air : pengembangan jaringan irigasi dalam rangka mendukung air baku pertanian (Wilayah Sungai Baru Bajulmati - Embung Sumber Mangaran)

30 RENCANA POLA RUANG Kawasan Hutan Produksi = Ha (Kab. Banyuwangi = Ha) Kawasan Peruntukan Permukiman Kawasan Peruntukan Industri Kawasan Pertambakan Kawasan Hutan Rakyat Rawan Bencana Letusan Gunung Berapi Rawan Bencana Tanah Longsor Kawasan Peruntukan Pertanian Lahan Basah Lahan Kering Kawasan Pertanian Lahan Basah direncanakan sebesar Ha dan kurang lebih 802, Ha (Kab. Banyuwangi = Ha) ditetapkan sebagai Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Kawasan pertanian Lahan Kering direncanakan sebesar Ha dan kurang lebih 215, Ha (Kab. Banyuwangi = 465 Ha) ditetapkan sebagai Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Kawasan Hutan Lindung = Ha (Kab Banyuwangi = Ha) Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya: lebih dari ,50 Ha (Kab. Banyuwangi Ha)

31 KAWASAN ANDALAN Kawasan Andalan Kawasan Banyuwangi dan sekitarnya dengan sektor unggulan: perikanan, pertanian, kehutanan, pariwisata, transportasi 34

32 KAWASAN STRATEGIS Kawasan Agropolitan Regional - Sistem Agropolitan Ijen Kawasan Pengembangan Potensial Panas Bumi - Belawan-Ijen

33 Tindak Lanjut Setelah ditetapkannya Perda RTRW Kab. Banyuwangi Rencana Detail Tata Ruang Berdasarkan Permen PU 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan RDTR dan PZ Berdasarkan pasal 59 ayat 4 PP 15 Tahun 2010: Rencana Detail Tata Ruang harus sudah ditetapkan paling lama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak penetapan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota. RTRW Kabupaten Banyuwangi Telah Diperdakan Rencana Rinci Tata Ruang Rencana Kawasan Strategis RDTR dan PZ Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang harus disesuaikan dengan Peraturan Menteri PU No. 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kawasan Strategis RDTR Perkotaan (1:5000) 36

34 Tindak Lanjut Setelah ditetapkannya Perda RTRW Kab. Banyuwangi Pendetailan Lokasi LP2B Berdasarkan UU No. 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan LP2B Berdasarkan Pasal 20, UU 41 penetapan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan merupakan bagian dari penetapan dalam bentuk Rencana Rinci Tata Ruang Wilayah kabupaten/kota sesuai dengan ketentuang peraturan perundang undangan serta menjadi dasar bagi penyusunan peraturan zonasi. Berdasarkan Ketentuan Peralihan yang tertuang dalam Pasal 75, UU 41 Tahun 2009 yang mengamanatkan bahwa : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota yang belum menetapkan Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan, Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Lahan Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan disesuaikan paling lama dalam waktu 2 (dua) Tahun terhitung sejak Undang- Undang ini diundangkan. Pada saat Undang-Undang ini berlaku, sedangkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota sudah ditetapkan, penetapan Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan, Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Lahan Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan dilakukan oleh bupati/walikota sampai diadakan perubahan atas Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota. Kabupaten Banyuwangi segera melaksanakan pendataan, pemetaan dan penetapan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku Luasan Total LP2B Provinsi Jawa Timur Sebesar ,73 Ha dengan rincian LP2B Irigasi = ,90 Ha LP2B Non Irigasi = ,83 Ha Luasan Total LP2B Kabupaten Banyuwangi Sebesar Ha dengan rincian: Sawah irigasi Eksisting= Ha LP2B Irigasi = ,00 Ha Sawah Non Irigasi = 465 Ha LP2B Non Irigasi = 465 Ha 37

35 Terima Kasih... 38

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Simpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini sebagai berikut.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Simpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini sebagai berikut. BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Simpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini sebagai berikut. 1. Berdasarkan Tipologi Klassen periode 1984-2012, maka ada 8 (delapan) daerah yang termasuk

Lebih terperinci

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur Disampaikan dalam Acara: World Café Method Pada Kajian Konversi Lahan Pertanian Tanaman Pangan dan Ketahanan Pangan Surabaya, 26 September 2013 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Provinsi

Lebih terperinci

Grafik Skor Daya Saing Kabupaten/Kota di Jawa Timur

Grafik Skor Daya Saing Kabupaten/Kota di Jawa Timur Grafik Skor Daya Saing Kabupaten/Kota di Jawa Timur TOTAL SKOR INPUT 14.802 8.3268.059 7.0847.0216.8916.755 6.5516.258 5.9535.7085.572 5.4675.3035.2425.2185.1375.080 4.7284.4974.3274.318 4.228 3.7823.6313.5613.5553.4883.4733.3813.3733.367

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG MASALAH Dinamika yang terjadi pada sektor perekonomian Indonesia pada masa lalu

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG MASALAH Dinamika yang terjadi pada sektor perekonomian Indonesia pada masa lalu BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dinamika yang terjadi pada sektor perekonomian Indonesia pada masa lalu menunjukkan ketidak berhasilan dan adanya disparitas maupun terjadinya kesenjangan pendapatan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR 4. 1 Kondisi Geografis Provinsi Jawa Timur membentang antara 111 0 BT - 114 4 BT dan 7 12 LS - 8 48 LS, dengan ibukota yang terletak di Kota Surabaya. Bagian utara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat dari tahun ketahun. Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN PRIORITAS DAERAH

BAB V RENCANA PROGRAM DAN PRIORITAS DAERAH BAB V RENCANA PROGRAM DAN PRIORITAS DAERAH 5.1. Prioritasdan Arah Kebijakan RKPD Tahun 2013 5.1.1. Prioritas dan Arah Kebijakan Spasial Arah kebijakan spasial akan berintegrasi dengan kebijakan sektoral

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, program pembangunan lebih menekankan pada penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, program pembangunan lebih menekankan pada penggunaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini, program pembangunan lebih menekankan pada penggunaan pendekatan regional dalam menganalisis karakteristik daerah yang berbeda-beda. Hal tersebut dikarenakan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun (juta rupiah)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun (juta rupiah) 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang memiliki pertumbuhan ekonomi cukup tinggi. Selain Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Timur menempati posisi tertinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Isu mengenai ketimpangan ekonomi antar wilayah telah menjadi fenomena

BAB I PENDAHULUAN. Isu mengenai ketimpangan ekonomi antar wilayah telah menjadi fenomena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu mengenai ketimpangan ekonomi antar wilayah telah menjadi fenomena global. Permasalahan ketimpangan bukan lagi menjadi persoalan pada negara dunia ketiga saja. Kesenjangan

Lebih terperinci

P E N U T U P P E N U T U P

P E N U T U P P E N U T U P P E N U T U P 160 Masterplan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan dan Hortikultura P E N U T U P 4.1. Kesimpulan Dasar pengembangan kawasan di Jawa Timur adalah besarnya potensi sumberdaya alam dan potensi

Lebih terperinci

KAJIAN AWAL KETERKAITAN KINERJA EKONOMI WILAYAH DENGAN KARAKTERISTIK WILAYAH

KAJIAN AWAL KETERKAITAN KINERJA EKONOMI WILAYAH DENGAN KARAKTERISTIK WILAYAH KAJIAN AWAL KETERKAITAN KINERJA EKONOMI WILAYAH DENGAN KARAKTERISTIK WILAYAH Hitapriya Suprayitno 1) dan Ria Asih Aryani Soemitro 2) 1) Staf Pengajar, Jurusan Teknik Sipil ITS, suprayitno.hita@gmail.com

Lebih terperinci

Jumlah Penduduk Jawa Timur dalam 7 (Tujuh) Tahun Terakhir Berdasarkan Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab./Kota

Jumlah Penduduk Jawa Timur dalam 7 (Tujuh) Tahun Terakhir Berdasarkan Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab./Kota Jumlah Penduduk Jawa Timur dalam 7 (Tujuh) Tahun Terakhir Berdasarkan Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab./Kota TAHUN LAKI-LAKI KOMPOSISI PENDUDUK PEREMPUAN JML TOTAL JIWA % 1 2005 17,639,401

Lebih terperinci

EVALUASI/FEEDBACK KOMDAT PRIORITAS, PROFIL KESEHATAN, & SPM BIDANG KESEHATAN

EVALUASI/FEEDBACK KOMDAT PRIORITAS, PROFIL KESEHATAN, & SPM BIDANG KESEHATAN EVALUASI/FEEDBACK PRIORITAS, PROFIL KESEHATAN, & SPM BIDANG KESEHATAN MALANG, 1 JUNI 2016 APLIKASI KOMUNIKASI DATA PRIORITAS FEEDBACK KETERISIAN DATA PADA APLIKASI PRIORITAS 3 OVERVIEW KOMUNIKASI DATA

Lebih terperinci

LOKASI SEKTOR UNGGULAN di JAWA TIMUR

LOKASI SEKTOR UNGGULAN di JAWA TIMUR LOKASI SEKTOR UNGGULAN di JAWA TIMUR Kondisi Umum Perekonomian Kabupaten/Kota di Jawa Timur Perekonomian di berbagai kabupaten/kota di wilayah Provinsi Jawa Timur terbentuk dari berbagai macam aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik dan potensi daerah. Otonomi daerah memberikan peluang luas bagi

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik dan potensi daerah. Otonomi daerah memberikan peluang luas bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, sehingga paradigma kebijakan pembangunan nasional sebaiknya diintegrasikan dengan strategi pembangunan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 Oleh: BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN MALANG Malang, 30 Mei 2014 Pendahuluan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

RILIS HASIL LISTING SENSUS EKONOMI 2016 PROVINSI JAWA TIMUR TEGUH PRAMONO

RILIS HASIL LISTING SENSUS EKONOMI 2016 PROVINSI JAWA TIMUR TEGUH PRAMONO RILIS HASIL LISTING SENSUS EKONOMI 2016 PROVINSI JAWA TIMUR TEGUH PRAMONO 2 Penjelasan Umum Sensus Ekonomi 2016 Sensus Ekonomi merupakan kegiatan pendataan lengkap atas seluruh unit usaha/perusahaan (kecuali

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2014

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2014 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2014 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN DESA/KELURAHAN DI JAWA TIMUR 22 MEI 2012

PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN DESA/KELURAHAN DI JAWA TIMUR 22 MEI 2012 PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN DESA/KELURAHAN DI JAWA TIMUR 22 MEI 2012 OLEH : Drs. MUDJIB AFAN, MARS KEPALA BADAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI JAWA TIMUR DEFINISI : Dalam sistem pemerintahan di Indonesia

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/43/KPTS/013/2006 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/43/KPTS/013/2006 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/43/KPTS/013/2006 TENTANG TIM PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA INVESTASI NON PMDN / PMA PROPINSI JAWA TIMUR TAHUN 2006 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2015

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2015 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2015 GUBERNUR JAWA TIMUR. Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis dan Iklim Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang terletak di Pulau Jawa selain Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta), Banten,

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2016 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2016 GUBERNUR JAWA TIMUR. Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2009 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2010

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2009 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2010 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2009 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2010 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur merupakan salah satu unit pelaksana induk dibawah PT PLN (Persero) yang merupakan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam periode 2004 sampai dengan 2008.

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam periode 2004 sampai dengan 2008. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian Indonesia pasca terjadi krisis moneter sampai dengan tahun 2008 menunjukkan perkembangan yang membaik. Hal ini ditunjukkan oleh grafik

Lebih terperinci

EVALUASI TEPRA KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR OKTOBER 2016

EVALUASI TEPRA KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR OKTOBER 2016 EVALUASI TEPRA KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR OKTOBER 2016 Realisasi belanja APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota se-provinsi Jawa Timur Oktober 2016 PROVINSI KABUPATEN/KOTA Provinsi Gorontalo Provinsi

Lebih terperinci

DATA DINAMIS PROVINSI JAWA TIMUR TRIWULAN IV BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN 2017

DATA DINAMIS PROVINSI JAWA TIMUR TRIWULAN IV BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN 2017 DATA DINAMIS PROVINSI JAWA TIMUR TRIWULAN IV - 2017 DATA DINAMIS PROVINSI JAWA TIMUR TRIWULAN IV - 2017 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN 2017 DATA DINAMIS

Lebih terperinci

2. JUMLAH USAHA PERTANIAN

2. JUMLAH USAHA PERTANIAN BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 61/09/35/Tahun XI, 2 September 2013 HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 PROVINSI JAWA TIMUR (ANGKA SEMENTARA) JUMLAH RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 SEBANYAK

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 121 TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2017

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 121 TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2017 \ PERATURAN NOMOR 121 TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2010

RENCANA KERJA DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2010 RENCANA KERJA DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 200 KODE PERMEN 2 05 000 2 Kelautan dan Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Dinas 2.400.000 Fasilitasi Program Anti Kemiskinan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERKIRAAN ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU KEPADA PROVINSI JAWA TIMUR DAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Profil Provinsi Jawa Timur Jawa Timur sudah dikenal sebagai salah satu Provinsi di Indonesia yang memiliki posisi strategis, baik dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pusat dan pemerintah daerah, yang mana otonomi daerah merupakan isu strategis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pusat dan pemerintah daerah, yang mana otonomi daerah merupakan isu strategis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diberlakukannya UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Lebih terperinci

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 557 /KPTS/013/2016 TENTANG PENETAPAN KABUPATEN / KOTA SEHAT PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 557 /KPTS/013/2016 TENTANG PENETAPAN KABUPATEN / KOTA SEHAT PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 557 /KPTS/013/2016 TENTANG PENETAPAN KABUPATEN / KOTA SEHAT PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka tercapainya kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Program dari kegiatan masing-masing Pemerintah daerah tentunya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Program dari kegiatan masing-masing Pemerintah daerah tentunya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia telah menerapkan penyelenggaraan Pemerintah daerah yang berdasarkan asas otonomi daerah. Pemerintah daerah memiliki hak untuk membuat kebijakannya

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 8 TAHUN 1996 TENTANG ORGANISASI

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kedelai merupakan salah satu tanaman yang menjadi komoditas utama di Indonesia. Bagian yang dimanfaatkan pada tanaman kedelai adalah bijinya. Berdasarkan Sastrahidajat

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN BADAN KOORDINASI WILAYAH PEMERINTAHAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) Jawa Timur terkait dengan Penataan Ruang di Kabupaten Jember BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PEMERINTAH

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 25/04/35/Th. XV, 17 April 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) JAWA TIMUR TAHUN 2016 IPM Jawa Timur Tahun 2016 Pembangunan manusia di Jawa Timur pada

Lebih terperinci

Tabel 2.19 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun

Tabel 2.19 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun 41 2.1.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat 2.1.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 2.1.2.1.1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. sebuah provinsi yang dulu dilakukan di Indonesia atau dahulu disebut Hindia

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. sebuah provinsi yang dulu dilakukan di Indonesia atau dahulu disebut Hindia BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Profil Eks Karesidenan Madiun Karesidenan merupakan pembagian administratif menjadi kedalam sebuah provinsi yang dulu dilakukan di Indonesia atau dahulu disebut

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2016 No. 010/06/3574/Th. IX, 14 Juni 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2016 IPM Kota Probolinggo Tahun 2016 Pembangunan manusia di Kota Probolinggo pada tahun 2016 terus mengalami

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso KATA PENGANTAR Sebagai upaya mewujudkan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif, efisien dan sistematis guna menunjang pembangunan daerah dan mendorong perkembangan wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi harus di pandang sebagai suatu proses yang saling

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi harus di pandang sebagai suatu proses yang saling BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan Ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu negara dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan

Lebih terperinci

Lampiran 1 LAPORAN REALISASI DAU, PAD TAHUN 2010 DAN REALISASI BELANJA DAERAH TAHUN 2010 KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR (dalam Rp 000)

Lampiran 1 LAPORAN REALISASI DAU, PAD TAHUN 2010 DAN REALISASI BELANJA DAERAH TAHUN 2010 KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR (dalam Rp 000) Lampiran 1 LAPORAN REALISASI DAU, PAD TAHUN 2010 DAN REALISASI BELANJA DAERAH TAHUN 2010 KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR (dalam Rp 000) Kabupaten/Kota DAU 2010 PAD 2010 Belanja Daerah 2010 Kab Bangkalan 497.594.900

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Perkembangan Kinerja Keuangan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur dari Sisi Penerimaan dan Sisi Pengeluaran Selama masa desentralisasi fiskal telah terjadi beberapa kali perubahan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013 Menimbang: a. Bahwa dalam upaya meningkatkan kersejahteraan rakyat khususnya

Lebih terperinci

Nomor : KT.304/ 689 /MJUD/XI/2014 Surabaya, 20 Nopember 2014 Lampiran : - Perihal : Awal Musim Hujan 2014/2015 Prov. Jawa Timur.

Nomor : KT.304/ 689 /MJUD/XI/2014 Surabaya, 20 Nopember 2014 Lampiran : - Perihal : Awal Musim Hujan 2014/2015 Prov. Jawa Timur. BMKG BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS I JUANDA SURABAYA Alamat : Bandar Udara Juanda Surabaya, Telp. 031 8667540 Pes. 104, Fax. 031-8673119 E-mail : meteojuanda@bmg.go.id

Lebih terperinci

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR (Indikator Makro)

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR (Indikator Makro) POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR (Indikator Makro) Pusat Data dan Statistik Pendidikan - Kebudayaan Setjen, Kemendikbud Jakarta, 2015 DAFTAR ISI A. Dua Konsep Pembahasan B. Potret IPM 2013 1. Nasional

Lebih terperinci

Gambar 1. Analisa medan angin (streamlines) (Sumber :

Gambar 1. Analisa medan angin (streamlines) (Sumber : BMKG BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS I JUANDA SURABAYA Alamat : Bandar Udara Juanda Surabaya, Telp. 031 8667540 Pes. 104, Fax. 031-8673119 E-mail : meteojuanda@bmg.go.id

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN... 1

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN... 1 1 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Dasar Hukum...... 2 1.3. Hubungan Antar Dokumen... 5 1.4. Sistematika Dokumen RKPD... 5 1.5. Maksud dan Tujuan... Hal BAB II EVALUASI HASIL

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 DATA UMUM 4.1.1 Keadaan Demografi Provinsi Jawa Timur (Statistik Daerah Provinsi Jawa Timur 2015) Berdasarkan hasil estimasi penduduk, penduduk Provinsi Jawa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 406 TAHUN 1991 TENTANG

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 406 TAHUN 1991 TENTANG GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 406 TAHUN 1991 TENTANG KOORDINATOR WILAYAH PENGAIRAN PADA DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN DAERAH PROPINSI

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PENETAPAN SEMENTARA BAGIAN PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI DALAM NEGERI PASAL 25/29 DAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21

Lebih terperinci

III. INDIKASI PEMANFAATAN ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI LIMA TAHUNAN

III. INDIKASI PEMANFAATAN ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI LIMA TAHUNAN III. INDIKASI PEMANFAATAN ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROINSI LIMA TAHUNAN No Program Utama Lokasi Instansi Pelaksana Sumber A Program Utama Pengembangan Wilayah 1 Pengembangan kerjasama

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 8 TAHUN 1996 TENTANG ORGANISASI

Lebih terperinci

DAFTAR PERDA/PERKADA KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR YANG DIBATALKAN OLEH GUBERNUR JAWA TIMUR

DAFTAR PERDA/PERKADA KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR YANG DIBATALKAN OLEH GUBERNUR JAWA TIMUR - 1 - DAFTAR PERDA/PERKADA KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR YANG DIBATALKAN OLEH GUBERNUR JAWA TIMUR NO. KABUPATEN/KOTA JML PERATURAN DAERAH PEMBATALAN PERATURAN BUPATI/ PERATURAN WALIKOTA KEPUTUSAN GUBERNUR

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 125 TAHUN 2008

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 125 TAHUN 2008 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 125 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR MENIMBANG

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur Berikut dijelaskan tentang tugas pokok dan fungsi, profil, visi misi, dan keorganisasian Badan Ketahanan Pangan

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Sementara Tahun 2014)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Sementara Tahun 2014) BPS PROVINSI JAWA TIMUR PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Sementara Tahun ) No.22/03/35/Th XIII,2 Maret 2015 A. PADI Angka Sementara (ASEM) produksi Padi Provinsi Jawa Timur sebesar 12,398 juta ton Gabah

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 42 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang terletak di Pulau Jawa selain Provinsi DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah,

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG PERKIRAAN ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU KEPADA PROVINSI JAWA TIMUR DAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan.... DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Gambar Daftar Grafik i ii vii viii Bab I Pendahuluan. 1.1. Dasar Hukum..... 1.2. Profil Wilayah Kabupaten Sijunjung... 1.2.1 Kondisi Fisik

Lebih terperinci

MEWUJUDKAN BIROKRASI AKUNTABEL, EFEKTIF DAN EFISIEN

MEWUJUDKAN BIROKRASI AKUNTABEL, EFEKTIF DAN EFISIEN MEWUJUDKAN BIROKRASI AKUNTABEL, EFEKTIF DAN EFISIEN 1 3 S A S A R A N R E F O R M A S I B I R O K R A S I Pemerintah yang bersih, akuntabel, dan berkinerja tinggi Pemerintah yang efektif dan efisien Pemerintahan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TIMUR 2014

PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TIMUR 2014 OUTLINE ANALISIS PROVINSI 1. Perkembangan Indikator Utama 1.1 Pertumbuhan Ekonomi 1.2 Pengurangan Pengangguran 1.3 Pengurangan Kemiskinan 2. Kinerja Pembangunan Kota/ Kabupaten 2.1 Pertumbuhan Ekonomi

Lebih terperinci

PROFIL PEMBANGUNAN JAWA TIMUR

PROFIL PEMBANGUNAN JAWA TIMUR 1 PROFIL PEMBANGUNAN JAWA TIMUR A. GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI WILAYAH Provinsi Jawa Timur mempunyai 229 pulau dengan luas wilayah daratan sebesar 47.130,15 Km2 dan lautan seluas 110.764,28 Km2. Wilayah

Lebih terperinci

Analisis Biplot pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Variabel-variabel Komponen Penyusun Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Analisis Biplot pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Variabel-variabel Komponen Penyusun Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sidang Tugas Akhir Surabaya, 15 Juni 2012 Analisis Biplot pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Variabel-variabel Komponen Penyusun Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Wenthy Oktavin Mayasari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ekonomi suatu daerah baik itu Kabupaten maupun kota yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ekonomi suatu daerah baik itu Kabupaten maupun kota yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ekonomi suatu daerah baik itu Kabupaten maupun kota yang berlangsung di Indonesia berjalan terus menerus dan tiap daerah tersebut berusaha untuk memajukan daerahnya.

Lebih terperinci

VISI KALTIM BANGKIT 2013

VISI KALTIM BANGKIT 2013 VISI KALTIM BANGKIT 2013 Mewujudkan Kaltim Sebagai Pusat Agroindustri Dan EnergiTerkemuka Menuju Masyarakat Adil Dan Sejahtera MENCIPTAKAN KALTIM YANG AMAN, DEMOKRATIS, DAN DAMAI DIDUKUNG PEMERINTAHAN

Lebih terperinci

Pengembangan Daya Saing Daerah Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Timur berdasarkan Potensi Daerahnya

Pengembangan Daya Saing Daerah Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Timur berdasarkan Potensi Daerahnya JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-81 Pengembangan Daya Saing Daerah Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Timur berdasarkan Potensi Daerahnya Miftakhul Huda dan Eko

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007 BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007 4.1. Gambaran Umum awa Barat adalah provinsi dengan wilayah yang sangat luas dengan jumlah penduduk sangat besar yakni sekitar 40 Juta orang. Dengan posisi

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2014)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2014) BPS PROVINSI JAWA TIMUR PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2014) No. 75/11/35/Th.XII, 3 November 2014 A. PADI Produksi Padi Provinsi Jawa Timur berdasarkan Angka Ramalan II (ARAM

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG KEBUTUHAN DAN PENYALURAN SERTA HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN

Lebih terperinci

Tabel 2.25 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun Keterangan (1) (2) (3) (4) (5) (6)

Tabel 2.25 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun Keterangan (1) (2) (3) (4) (5) (6) 2.2. Aspek Kesejahteraan Rakyat Kondisi Kesejahteraan Masyarakat Jawa Timur dapat dielaborasi kedalam tiga fokus utama, yaitu Fokus Kesejahteraan Masyarakat dan Pemertaan Ekonomi, Fokus Kesejahteraan Masyarakat,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Peneliti mengambil penelitian di Provinsi Jawa Timur yang terdiri atas 29 (dua puluh sembilan) kabupaten dan 9 (sembilan) kota yang telah dikelompokkan

Lebih terperinci

Segmentasi Pasar Penduduk Jawa Timur

Segmentasi Pasar Penduduk Jawa Timur Segmentasi Pasar Penduduk Jawa Timur Sebelum melakukan segmentasi, kita membutuhkan data-data tentang jawa timur sebagaiuntuk dijadikan acuan. Berikut data-data yang dapat dijadikan sebagai acuan. Segmentasi

Lebih terperinci

4. DINAMIKA POLA KONSUMSI DAN KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI JAWA TIMUR

4. DINAMIKA POLA KONSUMSI DAN KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI JAWA TIMUR 4. DINAMIKA POLA KONSUMSI DAN KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI JAWA TIMUR 4.1 Kondisi Kecukupan Kalori dan Protein Keseimbangan kontribusi diantara jenis pangan yang dikonsumsi masyarakat adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengurus dan mengatur keuangan daerahnya masing-masing. Hal ini sesuai

BAB I PENDAHULUAN. mengurus dan mengatur keuangan daerahnya masing-masing. Hal ini sesuai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah pusat memberikan kebijakan kepada pemerintah daerah untuk mengurus dan mengatur keuangan daerahnya masing-masing. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2003 TENTANG HARGA ECERAN TERTINGGI (NET) MINYAK TANAH Dl PANGKALAN MINYAK TANAH Dl JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : bahwa dalam

Lebih terperinci

TESIS ANALISIS LOCATION QUOTIENT DALAM PENENTUAN KOMODITAS IKAN UNGGULAN PERIKANAN BUDIDAYA DI PROVINSI JAWA TIMUR

TESIS ANALISIS LOCATION QUOTIENT DALAM PENENTUAN KOMODITAS IKAN UNGGULAN PERIKANAN BUDIDAYA DI PROVINSI JAWA TIMUR ANALISIS LOCATION QUOTIENT DALAM PENENTUAN KOMODITAS IKAN UNGGULAN PERIKANAN BUDIDAYA DI PROVINSI JAWA TIMUR TESIS Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Agribisnis oleh : BUDI SETYONO NIM. 201210390211011

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang pabrik

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang pabrik 6 BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 Sejarah Berdirinya PT PLN (Persero) Pada abad ke-19, perkembangan ketenagalistrikan di Indonesia mulai ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak

Lebih terperinci

Data. dinamis TRIWULAN I BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN 2017

Data. dinamis TRIWULAN I BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN 2017 data dinamis provinsi jawa timur triwulan I - 2017 data dinamis provinsi jawa timur triwulan i - 2017 Data dinamis PROVINSI JAWA TIMUR TRIWULAN I - 2017 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH

Lebih terperinci

Laporan Eksekutif Pendidikan Provinsi Jawa Timur 2013 Berdasarkan Data Susenas 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR Laporan Eksekutif Pendidikan Provinsi Jawa Timur 2013 Nomor Publikasi : 35522.1402

Lebih terperinci

RESUME PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 IHPS I TAHUN 2016

RESUME PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 IHPS I TAHUN 2016 RESUME PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 IHPS I TAHUN 2016 A. PEMERIKSAAN KEUANGAN Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) TA 2015 adalah pemeriksaan

Lebih terperinci

DATA DINAMIS PROVINSI JAWA TIMUR TRIWULAN II BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN 2017

DATA DINAMIS PROVINSI JAWA TIMUR TRIWULAN II BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN 2017 DATA DINAMIS PROVINSI JAWA TIMUR TRIWULAN II - 2017 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN 2017 DATA DINAMIS PROVINSI JAWA TIMUR TRIWULAN II - 2017 Sampul Festival

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 41/PHPU.D-VI/2008 Tentang Sengketa perselisihan hasil suara pilkada provinsi Jawa Timur

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 41/PHPU.D-VI/2008 Tentang Sengketa perselisihan hasil suara pilkada provinsi Jawa Timur RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 41/PHPU.D-VI/2008 Tentang Sengketa perselisihan hasil suara pilkada provinsi Jawa Timur I. PEMOHON Hj. Khofifah Indar Parawansa dan Mudjiono, selanjutnya disebut

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR No. 16/02/35/Th. XIII, 16 Februari 2015 Tipologi Wilayah Jawa Timur Hasil Pendataan Potensi Desa 2014 Pendataan Potensi Desa (Podes) dilaksanakan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Rasio Konsumsi Normatif Rasio konsumsi normatif adalah perbandingan antara total konsumsi dan produksi yang menunjukkan tingkat ketersediaan pangan di suatu wilayah. Rasio konsumsi

Lebih terperinci

1.1. UMUM. Statistik BPKH Wilayah XI Jawa-Madura Tahun

1.1. UMUM. Statistik BPKH Wilayah XI Jawa-Madura Tahun 1.1. UMUM 1.1.1. DASAR Balai Pemantapan Kawasan Hutan adalah Unit Pelaksana Teknis Badan Planologi Kehutanan yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 6188/Kpts-II/2002, Tanggal 10

Lebih terperinci

VISITASI KE SEKOLAH/MADRASAH BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH

VISITASI KE SEKOLAH/MADRASAH BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH Perhatian! 1. Format Kartu Kendali Validasi Proses Visitasi di bawah ini, mohon di print oleh asesor sebanyak 16 set (sesuai kebutuhan/jumlah sasaran visitasi). Selanjutnya tiap-tiap sekolah/ madrasah

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 57 TAHUN 2005 TENTANG PENETAPAN DEFINITIF BAGIAN PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI DALAM NEGERI (PASAL 25/29) DAN PAJAK PENGHASILAN PASAL

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 6 BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 Sejarah Berdirinya PT PLN (Persero) Pada akhir abad ke-19, perkembangan ketenagalistrikan di Indonesia mulai ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang

Lebih terperinci

Tabel 2.26 Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Timur Tahun Keterangan

Tabel 2.26 Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Timur Tahun Keterangan 2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat Kondisi Kesejahteraan Masyarakat Jawa Timur dapat dielaborasi kedalam tiga fokus utama, yaitu Fokus Kesejahteraan Masyarakat dan Pemertaan Ekonomi, Fokus Kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006 BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006 4.1. Gambaran Umum inerja perekonomian Jawa Barat pada tahun ini nampaknya relatif semakin membaik, hal ini terlihat dari laju pertumbuhan ekonomi Jawa

Lebih terperinci