Model: Reg VIII.A REGISTER LITMAS PROSES PERADILAN REGISTER LITMAS PROSES PERADILAN PETUNJUK PENGISIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Model: Reg VIII.A REGISTER LITMAS PROSES PERADILAN REGISTER LITMAS PROSES PERADILAN PETUNJUK PENGISIAN"

Transkripsi

1 REGISTER LITMAS PROSES PERADILAN IDENTITAS KORBAN IDENTITAS PENJAMIN Model: Reg VIII.A Nama Nama Instansi Nama Tanggal Tanggal TPP Tempat/Tanggal Lahir Perkara/Pasal Tempat/Tanggal Lahir Penyelesaian c. Tempat/Tanggal Lahir c. Jenis kelamin c. dan Tanggal Tanggal dan c. Jenis kelamin Litmas Keterangan d. Jenis kelamin d. Agama Surat Surat d. Pekerjaan (foto) Penahanan e.pendidikan d. Tanggal Surat e. Alamat Tanda tangan Rekomendasi f. Pendidikan f. Pekerjaan Diterima PK g. Hubungan dengan pejabat yang PK g. Alamat klien berwenang REGISTER LITMAS PROSES PERADILAN 1. Daftar register ini dipakai untuk mencatat Litmas Proses Peradilan Klien Dewasa 3. Untuk ketelitian mengidentifikasi klien supaya masing-masing diisi dengan lengkap oleh pihak yang bersangkutan. 3. Kolom 3 : Diisi nama, no. KTP/identitas, tempat/tanggal lahir, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, dan alamat klien 4. Kolom 4 : Diisi nama, tempat/tanggal lahir, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, dan alamat korban 5. Kolom 5 : Diisi instansi, perkara/pasal, nomor dan tanggal surat penahanan, tanggal surat diterima oleh Bapas dan tanda tangan pejabat yang berwenang 6. Kolom 6 : Diisi tanggal dan nomor surat penahanan 7. Kolom 7 : Diisi identitas penjamin 8. Kolom 8 : Diisi tanggal penyelesaian litmas dan tanda tangan pejabat yang berwenang 9. Kolom 9 : Diisi tanggal TPP dan rekomendasi PK 10. Kolom 10 : Diisi keterangan lain yang perlu ditulis/sampaikan dan foto klien

2 REGISTER LITMAS UNTUK PROGRAM PELAYANAN DI RUTAN Nama Surat Penahanan Nama PK RUTAN (tempat penahanan) Model: Reg VIII.B d. Jenis kelamin & Tanggal Litmas Tanggal Surat f. Pendidikan Penahanan c. Rekomendasi PK Jenis Layanan Tanda Tangan Pejabat Yang Berwenang 7 8 REGISTER LITMAS UNTUK PROGRAM PELAYANAN DI RUTAN 1. Daftar register ini dipakai untuk mencatat Litmas untuk Program Pelayanan Klien Dewasa di Rutan 4. Kolom 4 : Diisi nomor dan tanggal putusan/ penetapan hakim serta perkara/pasal klien 5. Kolom 5 : Diisi nama PK yang mengawasi klien, nomor dan tanggal litmas serta rekomendasi PK 6. Kolom 6 : Diisi nama Rutan tempat Klien ditahan dan jenis layanan yang diberikan oleh Klien 7. Kolom 7 : Diisi tanda tangan Pejabat yang berwenang 8. Kolom 8 : Diisi keterangan lain yang perlu ditulis/sampaikan dan foto klien

3 REGISTER LITMAS PEMBINAAN AWAL Nama dan Tanggal Putusan/ Penetapan Hakim Nama PK Model : Reg VIII.C & Tanggal Litmas d. Jenis kelamin Tanda Tangan Pejabat Yang Berwenang Perkara/ Pasal f. Pendidikan c. Rekomendasi PK (Jenis dan Lamanya Masa Pembinaan) REGISTER LITMAS PEMBINAAN AWAL 1. Daftar register ini dipakai untuk mencatat Litmas Pembinaan Awal Klien Dewasa 4. Kolom 4 : Diisi nomor dan tanggal putusan/ penetapan hakim serta perkara/pasal klien Dewasa 5. Kolom 5 : Diisi nama PK yang mengawasi klien, nomor dan tanggal litmas serta rekomendasi PK 6. Kolom 6 : Diisi tanda tangan pejabat yang berwenang 7. Kolom 7 : Diisi keterangan lain yang perlu ditulis/sampaikan dan foto klien

4 REGISTER LITMAS PROGRAM ASIMILASI Nama dan Tanggal Putusan/ Penetapan Nama PK Tempat Asimilasi Hakim & Tanggal Litmas c. Tempat/Tanggal Lahir d. Jenis kelamin c. Rekomendasi PK Alamat Perkara/ Pasal (Program Asimilasi dan Lamanya Pelaksanaan f. Pendidikan Program) Tanda Tangan Pejabat Yang Berwenang Model : Reg VIII.D Keterangan (foto) 7 8 REGISTER LITMAS PROGRAM ASIMILASI 1. Daftar register ini dipakai untuk mencatat Litmas Program Asimilasi Klien Dewasa 4. Kolom 4 : Diisi nomor dan tanggal putusan/ penetapan hakim serta perkara/pasal klien Dewasa 5. Kolom 5 : Diisi nama PK yang mengawasi klien, nomor dan tanggal litmas serta rekomendasi PK tentang program asimilasi dan lamanya pelaksanaan program untuk klien 6. Kolom 6 : Diisi tempat dan alamat asimilasi 7. Kolom 7 : Diisi tanda tangan Pejabat yang berwenang 8. Kolom 8 : Diisi keterangan lain yang perlu ditulis/sampaikan dan foto klien

5 REGISTER LITMAS PROGRAM RE-INTEGRASI (CB) dan Tanggal Nama Nama PK Putusan/ Penetapan Tempat Hakim Melaksanakan CB Model : Reg VIII.E d. Jenis kelamin Perkara/ Pasal Alamat & Tanggal Litmas Tanda Tangan Pejabat Yang Berwenang f. Pendidikan c. Rekomendasi PK 7 8 REGISTER LITMAS PROGRAM RE-INTEGRASI (CB) 1. Daftar register ini dipakai untuk mencatat Litmas Program CB Klien Dewasa 4. Kolom 4 : Diisi nomor dan tanggal putusan/ penetapan hakim serta perkara/pasal klien 5. Kolom 5 : Diisi tempat dan alamat dilaksanakannya CB 6. Kolom 6 : Diisi nama PK yang mengawasi klien, nomor dan tanggal litmas serta rekomendasi PK 7. Kolom 7 : Diisi tanda tangan Pejabat yang berwenang 8. Kolom 8 : Diisi keterangan lain yang perlu ditulis/sampaikan dan foto klien

6 REGISTER LITMAS PROGRAM RE-INTEGRASI (CMB) dan Tanggal Nama Nama PK Putusan/ Penetapan Tempat Melaksanakan Hakim CMB Model : Reg VIII.F d. Jenis kelamin Perkara/ Pasal Alamat & Tanggal Litmas Tanda Tangan Pejabat Yang Berwenang Keterangan (foto) f. Pendidikan c. Rekomendasi PK 7 8 REGISTER LITMAS PROGRAM RE-INTEGRASI (CMB) 1. Daftar register ini dipakai untuk mencatat Litmas Program CMB Klien Dewasa 3. Untuk ketelitian mengidentifikasi klien dewesa supaya masing-masing diisi dengan lengkap oleh pihak yang bersangkutan. 4. Kolom 4 : Diisi nomor dan tanggal putusan/ penetapan hakim serta perkara/pasal klien 5. Kolom 5 : Diisi tempat dan alamat dilaksanakannya CMB 6. Kolom 6 : Diisi nama PK yang mengawasi klien, nomor dan tanggal litmas serta rekomendasi PK 7. Kolom 7 : Diisi tanda tangan Pejabat yang berwenang 8. Kolom 8 : Diisi keterangan lain yang perlu ditulis/sampaikan dan foto klien

7 REGISTER LITMAS PROGRAM RE-INTEGRASI (PB) Nama dan Tanggal Tempat Putusan/ Penetapan Melaksanakan PB Nama PK Hakim Model : Reg VIII.G d. Jenis kelamin & Tanggal Litmas Tanda Tangan Pejabat Yang Berwenang Perkara/ Pasal Alamat f. Pendidikan c. Rekomendasi PK 7 8 REGISTER LITMAS PROGRAM RE-INTEGRASI (PB) 1. Daftar register ini dipakai untuk mencatat Litmas Program PB Klien Dewasa 4. Kolom 4 : Diisi nomor dan tanggal putusan/ penetapan hakim serta perkara/pasal klien Dewasa 5. Kolom 5 : Diisi tempat dan alamat dilaksanakannya PB 6. Kolom 6 : Diisi nama PK yang mengawasi klien, nomor dan tanggal litmas serta rekomendasi PK 7. Kolom 7 : Diisi tanda tangan Pejabat yang berwenang 8. Kolom 8 : Diisi keterangan lain yang perlu ditulis/sampaikan dan foto klien

8 Model : Reg IX.A REGISTER PUTUSAN PIDANA DENGAN SYARAT Nama & Tanggal Penetapan Nama PK Tanggal Ekspirasi Pembimbingan surat eksekusi c. Tempat/Tanggal Lahir c. d. Jenis kelamin d. Jenis/ tempat Bimbingan e. Lamanya Masa Bimbingan dan Tanggal Litmas f. Pendidikan f. Tanggal mulai pembimbingan c. Rekomendasi PK g. Tanda tangan pejabat berwenang Tanda Tangan Pejabat Yang Berwenang 8 REGISTER PUTUSAN PIDANA DENGAN SYARAT 1. Daftar register ini dipakai untuk mencatat Putusan Pidana Dengan Syarat Klien Dewasa 4. Kolom 4 : Diisi nomor dan tanggal penetapan, perkara/pasal, nomor surat eksekusi, jenis/tempat bimbingan, lamanya masa bimbingan, tanggal mulai pembimbingan dan tanda tangan pejabat yang berwenang 5. Kolom 5 : Diisi nama PK yang membimbing klien, nomor dan tanggal litmas PK dan Rekomendasi PK 6. Kolom 6 : Diisi tanggal ekspirasi pembimbingan dan tanda tangan pejabat yang berwenang 7. Kolom 7 : Diisi keterangan lain yang perlu ditulis/sampaikan dan foto klien

9 REGISTER PEMBIMBINGAN ASIMILASI Nama & Tanggal SK Menkumham RI / K Kanwil Kemenkumham Nama PK Tanggal Ekspirasi Pembimbingan Model : Reg IX.B d. Jenis kelamin c. Jenis/ Tempat Bimbingan d. Lamanya Masa Bimbingan f. Pendidikan e. Tanggal Mulai Pembimbingan c. Rekomendasi PK f. Tanda Tangan Pejabat Berwenang dan Tanggal Litmas Tanda Tangan Pejabat Yang Berwenang 7 REGISTER PEMBIMBINGAN ASIMILASI 1. Daftar register ini dipakai untuk mencatat Pembimbingan Asimilasi klien dewasa 2. Kolom 2 : Diisi nomor register Dewasa di Bapas 4. Kolom 4 : Diisi nomor dan tanggal SK Menkumham RI/Kepala Kanwil Kemenkumham, perkara/pasal, nomor surat eksekusi, tanggal mulai pembimbingan dan tanda tangan pejabat yang bewenang 5. Kolom 5 : Diisi nama PK yang mengawasi klien, nomor dan tanggal litmas serta rekomendasi PK 6. Kolom 6 : Diisi batas waktu pelaksanaan tindakan, tanggal ekspirasi, dan tanda tangan pejabat yang berwenang. 7. Kolom 7 : Diisi keterangan lain yang perlu ditulis/sampaikan dan foto klien

10 REGISTER PEMBIMBINGAN CB Nama & Tanggal SK Menkumham RI / K Kanwil Kemenkumham Nama PK Tanggal ekspirasi pembimbingan Model : Reg IX.C d. Jenis kelamin c. Jenis/ Tempat Bimbingan dan Tanggal d. Lamanya Masa Bimbingan Litmas Tanda Tangan f. Pendidikan e. Tanggal Mulai Pembimbingan Pejabat Yang f. Tanda Tangan Pejabat Berwenang c. Rekomendasi PK Berwenang REGISTER PEMBIMBINGAN CB 1. Daftar register ini dipakai untuk mencatat Pembimbingan CB klien dewasa 4. Kolom 4 : Diisi nomor dan tanggal SK Menkumham RI/Kepala Kanwil Kemenkumham, perkara/pasal, nomor surat eksekusi, tanggal mulai pembimbingan dan tanda tangan pejabat yang bewenang 5. Kolom 5 : Diisi nama PK yang mengawasi klien, nomor dan tanggal litmas serta rekomendasi PK 6. Kolom 6 : Diisi batas waktu pelaksanaan tindakan, tanggal ekspirasi, dan tanda tangan pejabat yang berwenang. 7. Kolom 7 : Diisi keterangan lain yang perlu ditulis/sampaikan dan foto klien

11 REGISTER PEMBIMBINGAN CMB Nama & Tanggal SK Menkumham RI / K Kanwil Kemenkumham Nama PK Tanggal ekspirasi pembimbingan Model : Reg IX.D d. Jenis kelamin c. Jenis/ tempat Bimbingan dan Tanggal d. Lamanya Masa Bimbingan Litmas Tanda Tangan f. Pendidikan e. Tanggal mulai pembimbingan Pejabat Yang f. Tanda tangan pejabat berwenang c. Rekomendasi PK Berwenang REGISTER PEMBIMBINGAN CMB 1. Daftar register ini dipakai untuk mencatat Pembimbingan CMB klien dewasa ` 2. Kolom 2 : Diisi nomor register di Bapas 4. Kolom 4 : Diisi nomor dan tanggal SK Menkumham RI/Kepala Kanwil Kemenkumham, perkara/pasal, nomor surat eksekusi, tanggal mulai pembimbingan dan tanda tangan pejabat yang bewenang 5. Kolom 5 : Diisi nama PK yang mengawasi klien, nomor dan tanggal litmas serta rekomendasi PK 6. Kolom 6 : Diisi batas waktu pelaksanaan tindakan, tanggal ekspirasi, dan tanda tangan pejabat yang berwenang. 7. Kolom 7 : Diisi keterangan lain yang perlu ditulis/sampaikan dan foto klien

12 REGISTER PEMBIMBINGAN PB Nama & Tanggal SK Menkumham RI / K Kanwil Kemenkumham Nama PK Tanggal ekspirasi pembimbingan Model : Reg IX.E d. Jenis kelamin c. Jenis/ tempat Bimbingan dan Tanggal d. Litmas Lamanya Masa Bimbingan f. Pendidikan e. Tanggal mulai pembimbingan f. Tanda tangan pejabat berwenang c. Rekomendasi PK Tanda Tangan Pejabat Yang Berwenang REGISTER PEMBIMBINGAN PB 1. Daftar register ini dipakai untuk mencatat Pembimbingan PB klien dewasa 4. Kolom 4 : Diisi nomor dan tanggal SK Menkumham RI/Kepala Kanwil Kemenkumham, perkara/pasal, nomor surat eksekusi, tanggal mulai pembimbingan dan tanda tangan pejabat yang bewenang 5. Kolom 5 : Diisi nama PK yang mengawasi klien, nomor dan tanggal litmas serta rekomendasi PK 6. Kolom 6 : Diisi batas waktu pelaksanaan tindakan, tanggal ekspirasi, dan tanda tangan pejabat yang berwenang. 7. Kolom 7 : Diisi keterangan lain yang perlu ditulis/sampaikan dan foto klien

13 REGISTER PEMBIMBINGAN AFTER CARE Nama & Tanggal SK Menkumham RI / Nama PK K Kanwil Kemenkumham Tanggal ekspirasi pembimbingan Model : Reg IX.F d. Jenis kelamin c. Jenis/ tempat Bimbingan dan Tanggal Litmas d. Lamanya Masa Bimbingan c. Rekomendasi PK f. Pendidikan e. Tanggal mulai pembimbingan f. Tanda tangan pejabat berwenang Tanda Tangan Pejabat Yang Berwenang Keterangan (foto) REGISTER PEMBIMBINGAN AFTER CARE 1. Daftar register ini dipakai untuk mencatat Pembimbingan After Care klien dewasa 2. Kolom 2 : Diisi nomor register di Bapas 4. Kolom 4 : Diisi nomor dan tanggal SK Menkumham RI/Kepala Kanwil Kemenkumham, perkara/pasal, nomor surat eksekusi, tanggal mulai pembimbingan dan tanda tangan pejabat yang bewenang 5. Kolom 5 : Diisi nama PK yang mengawasi klien, nomor dan tanggal litmas serta rekomendasi PK 6. Kolom 6 : Diisi batas waktu pelaksanaan tindakan, tanggal ekspirasi, dan tanda tangan pejabat yang berwenang. 7. Kolom 7 : Diisi keterangan lain yang perlu ditulis/sampaikan dan foto klien 8. Kolom 8 : Diisi keterangan lain yang perlu ditulis/sampaikan dan foto klien

14 Model : Reg IX.G BUKU EKSPIRASI PEMBIMBINGAN DAN PENGAWASAN Tanggal :... Nama Tanggal :... Nama BUKU EKSPIRASI PEMBIMBINGAN DAN PENGAWASAN 1. Daftar register ini dipakai untuk mencatat Ekspirasi Pembimbingan dan Pengawasan Klien. 3. Untuk ketelitian mengidentifikasi klien supaya masing-masing diisi dengan lengkap oleh pihak yang bersangkutan. 4. Setiap klien wajib dicatat di dalam buku registrasi (tanggal hari pengakhiran) 3. Kolom 3 : Diisi nama klien.

15 REGISTER PENGAWASAN PROGRAM DI RUTAN dan Tanggal Surat Penahanan Nama Nama PK Tanggal Ekspirasi Pengawasan Model : Reg X.A Jenis Program Pelayanan c. Tempat/Tanggal Lahir c. d. Jenis kelamin d. Tempat Pengawasan dan Tanggal e. Lamanya Masa Pengawasan Litmas f. Pendidikan f. Tanggal Mulai Pengawasan g. Tanda Tangan Pejabat Berwenang c. Rekomendasi PK Tanda Tangan Pejabat Yang Berwenang 7 REGISTER PENGAWASAN PROGRAM DI RUTAN 1. Daftar register ini dipakai untuk mencatat Pengawasan Program di Rutan 4. Kolom 4 : Diisi nomor dan tanggal surat penahanan, perkara/pasal, jenis program pelayanan, tempat pengawasan, lamanya masa pengawasan, tanggal mulai pengawasan dan tanda tangan pejabat yang berwenang 5. Kolom 5 : Diisi nama PK yang membimbing klien, nomor dan tanggal litmas PK dan Rekomendasi PK 6. Kolom 6 : Diisi tanggal ekspirasi pengawasan dan tanda tangan pejabat yang berwenang 7. Kolom 7 : Diisi keterangan lain yang perlu ditulis/sampaikan dan foto klien

16 REGISTER PENGAWASAN DI LAPAS Nama dan Tanggal Putusan/ Penetapan Hakim Nama PK Tanggal Ekspirasi Pengawasan Model : Reg X.B d. Jenis kelamin c. Jenis Program Pembinaan dan Tanggal d. Tempat Pengawasan Litmas f. Pendidikan e. Lamanya Masa Pengawasan f. Tanggal Mulai Pengawasan g. Tanda Tangan Pejabat Berwenang c. Rekomendasi PK Tanda Tangan Pejabat Yang Berwenang 7 REGISTER PENGAWASAN DI LAPAS 1. Daftar register ini dipakai untuk mencatat Pengawasan Klien Dewasa 4. Kolom 4 : Diisi dan Tanggal Putusan/ Penetapan Hakim, perkara/pasal, jenis program pembinaan, tempat pengawasan, lamanya masa pengawasan, tanggal mulai pengawasan dan tanda tangan pejabat yang berwenang 5. Kolom 5 : Diisi nama PK yang membimbing klien, nomor dan tanggal litmas PK dan Rekomendasi PK 6. Kolom 6 : Diisi tanggal ekspirasi pengawasan dan tanda tangan pejabat yang berwenang 7. Kolom 7 : Diisi keterangan lain yang perlu ditulis/sampaikan dan foto klien

17 REGISTER PENGAWASAN ASIMILASI & Tanggal SK Menkumham RI / K Nama Nama PK Kanwil Kemenkumham Tanggal Ekspirasi Pengawasan Model : Reg X.C d. Jenis kelamin c. Jenis Program Asimilasi d. Tempat Pengawasan f. Pendidikan e. Lamanya Masa Pengawasan c. Rekomendasi PK f. Tanggal Mulai Pengawasan g. Tanda Tangan Pejabat Berwenang 7 & Tanggal Litmas Tanda Tangan Pejabat Yang Berwenang Keterangan (foto) REGISTER PENGAWASAN ASIMILASI 1. Daftar register ini dipakai untuk mencatat Pengawasan Asimilasi Klien Dewasa 3. Untuk ketelitian mengidentifikasi klien Dewasa supaya masing-masing diisi dengan lengkap oleh pihak yang bersangkutan. 2. Kolom 2 : Diisi nomor register klien Dewasa di Bapas 3. Kolom 3 : Diisi nama, no. KTP/identitas, tempat/tgl lahir, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, dan alamat klien Dewasa 4. Kolom 4 : Diisi & Tanggal SK Menkumham RI / K Kanwil Kemenkumham, perkara/pasal, jenis program asimilasi, tempat pengawasan, lamanya masa pengawasan, tanggal mulai pengawasan dan tanda tangan pejabat yang berwenang. 5. Kolom 5 : Diisi nama PK yang membimbing klien, nomor dan tanggal litmas PK dan Rekomendasi PK. 6. Kolom 6 : Diisi tanggal ekspirasi pengawasan dan tanda tangan pejabat yang berwenang. 7. Kolom 7 : Diisi keterangan lain yang perlu ditulis/sampaikan dan foto klien.

18 REGISTER PENGAWASAN CB Nama & Tanggal SK Menkumham RI / K Kanwil Kemenkumham Nama PK Tanggal Ekspirasi Pengawasan Model: Reg X.D d. Jenis kelamin c. Jenis Program CB dan Tanggal d. Tempat Pengawasan Litmas Tanda Tangan f. Pendidikan e. Lamanya Masa Pengawasan Pejabat Yang f. Tanggal Mulai Pengawasan Berwenang c. Rekomendasi PK g. Tanda Tangan Pejabat Berwenang 7 REGISTER PENGAWASAN CB 1. Daftar register ini dipakai untuk mencatat Pengawasan CB Klien Dewasa 3. Untuk ketelitian mengidentifikasi klien Dewasa supaya masing-masing diisi dengan lengkap oleh pihak yang bersangkutan. 2. Kolom 2 : Diisi nomor register klien Dewasa di Bapas 3. Kolom 3 : Diisi nama, no. KTP/identitas, tempat/tgl lahir, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, dan alamat klien Dewasa 4. Kolom 4 : Diisi & Tanggal SK Menkumham RI / K Kanwil Kemenkumham, perkara/pasal, jenis program CB, tempat pengawasan, lamanya masa pengawasan, tanggal mulai pengawasan dan tanda tangan pejabat yang berwenang. 5. Kolom 5 : Diisi nama PK yang membimbing klien, nomor dan tanggal litmas PK dan Rekomendasi PK. 6. Kolom 6 : Diisi tanggal ekspirasi pengawasan dan tanda tangan pejabat yang berwenang. 7. Kolom 7 : Diisi keterangan lain yang perlu ditulis/sampaikan dan foto klien.

19 REGISTER PENGAWASAN CMB Nama & Tanggal SK Menkumham RI / K Kanwil Kemenkumham Nama PK Tanggal Ekspirasi Pengawasan Model : Reg X.E d. Jenis kelamin c. Jenis Program CMB dan Tanggal d. Tempat Pengawasan Litmas f. Pendidikan e. Lamanya Masa Pengawasan f. Tanggal Mulai Pengawasan g. Tanda Tangan Pejabat Berwenang c. Rekomendasi PK Tanda Tangan Pejabat Yang Berwenang REGISTER PENGAWASAN CMB 1. Daftar register ini dipakai untuk mencatat Pengawasan CMB Klien Dewasa 3. Untuk ketelitian mengidentifikasi klien Dewasa supaya masing-masing diisi dengan lengkap oleh pihak yang bersangkutan. 2. Kolom 2 : Diisi nomor register klien Dewasa di Bapas 3. Kolom 3 : Diisi nama, no. KTP/identitas, tempat/tgl lahir, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, dan alamat klien Dewasa 4. Kolom 4 : Diisi & Tanggal SK Menkumham RI / K Kanwil Kemenkumham, perkara/pasal, jenis program CMB, tempat pengawasan, lamanya masa pengawasan, tanggal mulai pengawasan dan tanda tangan pejabat yang berwenang. 5. Kolom 5 : Diisi nama PK yang membimbing klien, nomor dan tanggal litmas PK dan Rekomendasi PK. 6. Kolom 6 : Diisi tanggal ekspirasi pengawasan dan tanda tangan pejabat yang berwenang. 7. Kolom 7 : Diisi keterangan lain yang perlu ditulis/sampaikan dan foto klien.

20 REGISTER PENGAWASAN PB Nama & Tanggal SK Menkumham RI / K Kanwil Kemenkumham Nama PK Tanggal Ekspirasi Pengawasan Model : Reg X.F d. Jenis kelamin c. Jenis Program CMB dan Tanggal d. Tempat Pengawasan Litmas f. Pendidikan e. Lamanya Masa Pengawasan f. Tanggal Mulai Pengawasan g. Tanda Tangan Pejabat Berwenang c. Rekomendasi PK Tanda Tangan Pejabat Yang Berwenang 7 REGISTER PENGAWASAN PB 1. Daftar register ini dipakai untuk mencatat Pengawasan PB Klien Dewasa 3. Untuk ketelitian mengidentifikasi klien Dewasa supaya masing-masing diisi dengan lengkap oleh pihak yang bersangkutan. 2. Kolom 2 : Diisi nomor register klien Dewasa di Bapas 3. Kolom 3 : Diisi nama, no. KTP/identitas, tempat/tgl lahir, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, dan alamat klien Dewasa 4. Kolom 4 : Diisi & Tanggal SK Menkumham RI / K Kanwil Kemenkumham, perkara/pasal, jenis program PB, tempat pengawasan, lamanya masa pengawasan, tanggal mulai pengawasan dan tanda tangan pejabat yang berwenang. 5. Kolom 5 : Diisi nama PK yang membimbing klien, nomor dan tanggal litmas PK dan Rekomendasi PK. 6. Kolom 6 : Diisi tanggal ekspirasi pengawasan dan tanda tangan pejabat yang berwenang. 7. Kolom 7 : Diisi keterangan lain yang perlu ditulis/sampaikan dan foto klien.

21 REGISTER PENGAWASAN PROGRAM TAMBAHAN (AFTER CARE) & Tanggal SK Menkumham RI / K Nama Kanwil Kemenkumham Nama PK Tanggal Ekspirasi Pengawasan Model : Reg X.G d. Jenis kelamin c. Jenis Program After Care dan Tanggal d. Tempat Pengawasan Litmas f. Pendidikan e. Lamanya Masa Pengawasan f. Tanggal Mulai Pengawasan g. Tanda Tangan Pejabat Berwenang c. Rekomendasi PK Tanda Tangan Pejabat Yang Berwenang 7 REGISTER PENGAWASAN PROGRAM TAMBAHAN (AFTER CARE) 1. Daftar register ini dipakai untuk mencatat Pengawasan After Care Klien Dewasa 3. Untuk ketelitian mengidentifikasi klien Dewasa supaya masing-masing diisi dengan lengkap oleh pihak yang bersangkutan. 2. Kolom 2 : Diisi nomor register klien Dewasa di Bapas 3. Kolom 3 : Diisi nama, no. KTP/identitas, tempat/tgl lahir, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, dan alamat klien Dewasa 4. Kolom 4 : Diisi & Tanggal SK Menkumham RI / K Kanwil Kemenkumham, perkara/pasal, jenis program After Care, tempat pengawasan, lamanya masa pengawasan, tanggal mulai pengawasan dan tanda tangan pejabat yang berwenang. 5. Kolom 5 : Diisi nama PK yang membimbing klien, nomor dan tanggal litmas PK dan Rekomendasi PK. 6. Kolom 6 : Diisi tanggal ekspirasi pengawasan dan tanda tangan pejabat yang berwenang. 7. Kolom 7 : Diisi keterangan lain yang perlu ditulis/sampaikan dan foto klien.

22 BUKU REGISTER KONTROL LITMAS Model : Reg XI.A Nama PK Bulan Keterangan BUKU REGISTER KONTROL LITMAS 1. Daftar register ini dipakai untuk mencatat Kontrol Litmas Klien. 3. Untuk ketelitian mengidentifikasi klien supaya masing-masing diisi dengan lengkap oleh pihak yang bersangkutan. 2. Kolom 2 : Diisi Nama PK 3. Kolom 3 : Diisi Jumlah litmas yang dibuat perbulan 4. Kolom 4 : Diisi keterangan lain yang perlu ditulis/sampaikan

23 BUKU REGISTER PEMANTAUAN DAN EVALUASI DENGAN INSTANSI LAIN Nama dan Tanggal Putusan/ Penetapan Hakim Nama Instansi Tanggal Penerimaan Bimbingan Klien Model: Reg XI.B c.tempat/tgl lahir d. Jenis kelamin Lamanya Masa Bimbingan Perkara/ Pasal Tanggal Berakhir Bimbingan Klien Hasil Pemantauan dan Evaluasi f. Pendidikan 7 8 BUKU REGISTER PEMANTAUAN DAN EVALUASI DENGAN INSTANSI LAIN 1. Daftar register ini dipakai untuk mencatat Pemantauan dan Evaluasi dengan Instansi Lain klien dewasa 2. Kolom 2 : Diisi nomor register klien dewasa di Bapas 4. Kolom 4 : Diisi nomor dan tanggal putusan/ penetapan hakim serta perkara/pasal klien 5. Kolom 5 : Diisi Nama instansi dan lamanya masa bimbingan 6. Kolom 6 : Diisi tanggal penerimaan bimbingan klien dan tanggal berakhirnya bimbingan klien 7. Kolom 7 : Diisi Hasil Pemantauan dan Evaluasi 8. Kolom 8 : Diisi keterangan lain yang perlu ditulis/sampaikan dan foto klien

24 BUKU PEMBANTU KERJASAMA Kode : Reg. XI.C Nama Instansi Jenis Kerjasama Lamanya Kerjasama Hasil Kerjasama dan Evaluasi Keterangan 7 BUKU PEMBANTU KERJASAMA 1. Buku ini digunakan untuk mencatat bentuk kerjasama yang dilakukan dengan pihak lain 2. Untuk ketelitian supaya masing-masing diisi dengan lengkap oleh pihak yang bersangkutan. 2. Kolom 2 : Diisi nomor register di Bapas 3. Kolom 3 : Diisi nama instansi yang bekerjasama dengan Bapas 4. Kolom 4 : Diisi jenis kerjasama yang dilakukan 5. Kolom 5 : Diisi lamanya kerjasama yang dilakukan 6. Kolom 6 : Diisi hasil kerjasama dan evaluasi 7. Kolom 7 : Diisi keterangan lain yang perlu ditulis/sampaikan

Model : Reg I.A REGISTER LITMAS DIVERSI REGISTER LITMAS DIVERSI PETUNJUK PENGISIAN

Model : Reg I.A REGISTER LITMAS DIVERSI REGISTER LITMAS DIVERSI PETUNJUK PENGISIAN REGISTER LITMAS DIVERSI IDENTITAS KORBAN IDENTITAS PENJAMIN Model : Reg I.A Nama Nama Instansi Nama Tanggal Tanggal TPP No. KTP/Identitas Lain Tempat/Tanggal Lahir Perkara/Pasal Tempat/Tanggal Lahir. Penyelesaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pedoman Standar Registrasi Balai Pemasyarakatan (BAPAS) A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pedoman Standar Registrasi Balai Pemasyarakatan (BAPAS) A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan amanah dan karunia Tuhan YME yang memiliki harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya. Untuk menjaga harkat dan martabatnya anak berhak mendapatkan

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR II.A.1: DOKUMEN YANG TERBUKA UNTUK UMUM

PERATURAN NOMOR II.A.1: DOKUMEN YANG TERBUKA UNTUK UMUM PERATURAN NOMOR II.A.1: DOKUMEN YANG TERBUKA UNTUK UMUM 1. Dokumen yang terbuka untuk umum tersedia di Pusat Referensi Pasar Modal, sebagai berikut: a. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995, Peraturan Pemerintah,

Lebih terperinci

MODEL : - KARTU BIMBINGAN - BENTUK/FORMULIR SURAT-SURAT - LAPORAN - BERITA ACARA

MODEL : - KARTU BIMBINGAN - BENTUK/FORMULIR SURAT-SURAT - LAPORAN - BERITA ACARA MODEL : - KARTU BIMBINGAN - BENTUK/FORMULIR SURAT-SURAT - LAPORAN - BERITA ACARA CATATAN : Penegak hukum berpendapat bahwa anda masih dapat menjadi anggota masyarakat yang baik, oleh karena itu anda ditindak,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-39/PM/1997 TENTANG DOKUMEN YANG TERBUKA UNTUK UMUM KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL,

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-39/PM/1997 TENTANG DOKUMEN YANG TERBUKA UNTUK UMUM KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-39/PM/1997 TENTANG DOKUMEN YANG TERBUKA UNTUK UMUM KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Peraturan Nomor II.A.1 Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang-undang

Lebih terperinci

PENANGANAN PERKARA ANAK PADA BAPAS JAKARTA-TIMUR. PUSANEV_BPHN. Oleh : Ida Rifdiah

PENANGANAN PERKARA ANAK PADA BAPAS JAKARTA-TIMUR. PUSANEV_BPHN. Oleh : Ida Rifdiah PENANGANAN PERKARA ANAK PADA BAPAS JAKARTA-TIMUR. Oleh : Ida Rifdiah Peta Peraturan Perundangan-undangan Terkait Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi Bapas. Terkait pelaksanaaan tugas dan fungsi Bapas dalam

Lebih terperinci

Dokumen Yang Terbuka Untuk Umum. Kep-40/PM/1997 II.A.2 Prosedur Penyediaan Dokumen Bagi Masyarakat Di Pusat Referensi Pasar Modal

Dokumen Yang Terbuka Untuk Umum. Kep-40/PM/1997 II.A.2 Prosedur Penyediaan Dokumen Bagi Masyarakat Di Pusat Referensi Pasar Modal DAFTAR ISI NO. 1. Kep-39/PM/1997 II.A.1 Dokumen Yang Terbuka Untuk Umum 2. 3. 4. Kep-40/PM/1997 II.A.2 Prosedur Penyediaan Dokumen Bagi Masyarakat Di Pusat Referensi Pasar Modal Kep-41/PM/1997 II.A.3 Surat,

Lebih terperinci

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Anak yang Berkonflik dengan Hukum yang selanjutnya

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Anak yang Berkonflik dengan Hukum yang selanjutnya LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.49, 2017 HUKUM. Anak. Anak Korban. Perkara. Register. Pedoman. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6033) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

Daftar Peraturan Ketua Bapepam-LK ( update ) No. Keputusan Peraturan Tentang

Daftar Peraturan Ketua Bapepam-LK ( update ) No. Keputusan Peraturan Tentang Daftar Peraturan Ketua Bapepam-LK ( update 15-10-2010 ) No. Keputusan Peraturan Tentang 1. Kep-39/PM/1997 II.A.1 Dokumen Yang Terbuka Untuk Umum 2. Kep-40/PM/1997 II.A.2 Prosedur Penyediaan Dokumen Bagi

Lebih terperinci

PERAN KANWIL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM JAWA TENGAH DALAM PEMENUHAN HAM ANAK BERHADAPAN DENGAN HUKUM (ABH)

PERAN KANWIL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM JAWA TENGAH DALAM PEMENUHAN HAM ANAK BERHADAPAN DENGAN HUKUM (ABH) PERAN KANWIL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM JAWA TENGAH DALAM PEMENUHAN HAM ANAK BERHADAPAN DENGAN HUKUM (ABH) 16 APRIL 2015 VISI, MISI DAN TUSI KANWIL KEMENTERIAN. HUKUM & HAM JATENG VISI : Masyarakat memperoleh

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN REGISTER PERKARA ANAK DAN ANAK KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN REGISTER PERKARA ANAK DAN ANAK KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN REGISTER PERKARA ANAK DAN ANAK KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai Pemasyarakatan (BAPAS) adalah institusi yang sangat erat hubungannya dengan penegakan hukum dan sebagai pranata yang melaksanakan bimbingan terhadap klien Pemasyarakatan

Lebih terperinci

PEDOMAN PERLAKUAN ANAK DI BALAI PEMASYARAKATAN (BAPAS) BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PERLAKUAN ANAK DI BALAI PEMASYARAKATAN (BAPAS) BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keberlangsungan hidup manusia keberlangsungan sebuah bangsa dan negara. Dengan melihat pada pentingnya peran Anak ini,

Lebih terperinci

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN Jalan Veteran No. 11 Jakarta

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN Jalan Veteran No. 11 Jakarta KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN Jalan Veteran No. 11 Jakarta Yth. 1. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI 2. Kepala Divisi Pemasyarakatan

Lebih terperinci

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BAPAS

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BAPAS M A S Y A R A K A T Anak PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BAPAS POLISI JAKSA HAKIM LPAS, LPKA. TINDAKAN 0 1/3 mp LPKA 1/3 1/2 mp 1/2-2/3 mp 2/3 s.d Bebas murni M A S Y A R A K A T LINGKUNGAN UU SPPA mengamanahkan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pada hakikatnya perlakuan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DESKRIPSI SINGKAT B. KOMPETENSI UMUM

BAB I PENDAHULUAN A. DESKRIPSI SINGKAT B. KOMPETENSI UMUM BAB I PENDAHULUAN A. DESKRIPSI SINGKAT Modul Penanganan Anak dalam Lembaga Penempatan Anak Sementara (LPAS)/Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA)/Rumah Tahanan Negara (Rutan)/Lembaga Pemasyarakatan (Lapas)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Balai pemasyarakatan (BAPAS) klas II Gorontalo dibentuk sesuai dengan Keputusan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Balai pemasyarakatan (BAPAS) klas II Gorontalo dibentuk sesuai dengan Keputusan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Balai pemasyarakatan (BAPAS) klas II Gorontalo dibentuk sesuai dengan Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi manusia RI Nomor : M.07.PR.07.03

Lebih terperinci

LAPORAN PERSEN PWH : JONIGIUS DONUATA NIM : : KETEKNIKAN KEHUTANAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBER DAYA HUTAN

LAPORAN PERSEN PWH : JONIGIUS DONUATA NIM : : KETEKNIKAN KEHUTANAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBER DAYA HUTAN LAPORAN PERSEN PWH NAMA : JONIGIUS DONUATA NIM : 132 385 018 MK KELAS : KETEKNIKAN KEHUTANAN : A PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBER DAYA HUTAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN LAHAN KERING POLITEKNIK PERTANIAN

Lebih terperinci

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA JABATAN FUNGSIONAL ASISTEN PEMBIMBING KEMASYARAKATAN. TANGGAL : 12 APRIL 2Ol7 PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBINAAN

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA JABATAN FUNGSIONAL ASISTEN PEMBIMBING KEMASYARAKATAN. TANGGAL : 12 APRIL 2Ol7 PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBINAAN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL ASISTEN PEMBIMBING KEMASYARAKATAN PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR :6TAHUN2017 TANGGAL : 12 APRIL 2Ol7 BADAN KEPEGAWAIAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 68, 1999 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3842) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBINAAN DAN PEMBIMBINGAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBINAAN DAN PEMBIMBINGAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBINAAN DAN PEMBIMBINGAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berusia tahun, korban berusia 6 12 tahun sebanyak 757 kasus (26 %)

BAB 1 PENDAHULUAN. berusia tahun, korban berusia 6 12 tahun sebanyak 757 kasus (26 %) BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang berpotensi sebagai pelaku kejahatan, tidak mengenal jenis kelamin pria atau wanita, dewasa maupun anak-anak. Masyarakat menganggap siapapun pelaku

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBINAAN DAN PEMBIMBINGAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBINAAN DAN PEMBIMBINGAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBINAAN DAN PEMBIMBINGAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 31 TAHUN 1999 (31/1999) TENTANG PEMBINAAN DAN PEMBIMBINGAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 31 TAHUN 1999 (31/1999) TENTANG PEMBINAAN DAN PEMBIMBINGAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN PERATURAN PEMERINTAH (PP) NOMOR 31 TAHUN 1999 (31/1999) TENTANG PEMBINAAN DAN PEMBIMBINGAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN PRESIDEN, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 7 ayat (2) Undang-undang

Lebih terperinci

Nomor : W15.PAS.PAS19.PK Mei 2017 Lampiran : --- Perihal : Atensi atas Laporan Pengaduan keluarga Narapidana An.

Nomor : W15.PAS.PAS19.PK Mei 2017 Lampiran : --- Perihal : Atensi atas Laporan Pengaduan keluarga Narapidana An. KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI KANTOR WILAYAH JAWA TIMUR LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B PASURUAN Jl. Panglima Sudirman No. 04 Pasuruan Telp/fax. 04343-421608, 429737 Kode Pos : 67115 E-mail

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG BALAI PERTIMBANGAN PEMASYARAKATAN DAN TIM PENGAMAT PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

Semoga dokumen ini memberikan manfaat bagi peningkatan kinerja Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.

Semoga dokumen ini memberikan manfaat bagi peningkatan kinerja Direktorat Jenderal Pemasyarakatan. KATA PENGANTAR Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Pemasyarakatan tahun 01 merupakan salah satu wujud pertanggungjawaban Direktorat Jenderal Pemasyarakatan

Lebih terperinci

Institute for Criminal Justice Reform

Institute for Criminal Justice Reform KEPUTUSAN MENTERI HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.02.PR.08.03 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN BALAI PERTIMBANGAN PEMASYARAKATAN DAN TIM PENGAMAT PEMASYARAKATAN MENTERI HUKUM DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DESKRIPSI SINGKAT B. KOMPETENSI UMUM C. KOMPETENSI KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN A. DESKRIPSI SINGKAT B. KOMPETENSI UMUM C. KOMPETENSI KHUSUS BAB I PENDAHULUAN A. DESKRIPSI SINGKAT Modul Penanganan ABH di Bapas merupakan bagian dari Modul Penyuluhan penanganan anak yang berhadapan dengan hukum terkait diversi dan keadilan restoratif bagi petugas

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara R

2 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara R BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1452, 2014 KEMENKUMHAM. Pengubahan Klas. UPT. Pemasyarakatan. Penilaian. Pedoman. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014

Lebih terperinci

SALINAN BABI Undang-Undang Nomor L l Tahun 2OL2 tentang Sistem. 1. Pasal 5 ayat (21 Undang-Undang Dasar Negara

SALINAN BABI Undang-Undang Nomor L l Tahun 2OL2 tentang Sistem. 1. Pasal 5 ayat (21 Undang-Undang Dasar Negara SALINAN PRES I DEN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 2OL7 TENTANG PEDOMAN REGISTER PERKARA ANAK DAN ANAK KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Anak adalah bagian yang tidak terpisahkan dari keberlangsungan hidup manusia dan keberlangsungan bangsa dan negara. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

Lebih terperinci

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBUK INOONESIA NOMOR M.2.PK.04-10 TAHUN 2007 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PELAKSANAAN ASIMILASI,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak dalam Islam adalah sebagai makhluk ciptaan Allah swt. yang. berkedudukan mulia dan dalam keluarga dia memiliki kedudukan yang

BAB I PENDAHULUAN. Anak dalam Islam adalah sebagai makhluk ciptaan Allah swt. yang. berkedudukan mulia dan dalam keluarga dia memiliki kedudukan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak dalam Islam adalah sebagai makhluk ciptaan Allah swt. yang berkedudukan mulia dan dalam keluarga dia memiliki kedudukan yang penting, bahkan di kehidupan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia Keberhasilan pembebasan..., Windarto, FISIP UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia Keberhasilan pembebasan..., Windarto, FISIP UI, 2009 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembebasan bersyarat merupakan metode yang paling baik dalam membebaskan narapidana. Walaupun pada kenyataannya banyak orang berpendapat pembebasan bersyarat

Lebih terperinci

Oleh : MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

Oleh : MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REFORMASI SISTEM PENEGAKAN HUKUM DAN PELAYANAN PUBLIK DI BIDANG PEMASYARAKATAN DALAM RANGKA MENDUKUNG REVITALISASI DAN REFORMASI HUKUM BERDASARKAN NAWACITA Oleh : MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REFORMASI

Lebih terperinci

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tent

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tent No.572, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKN. Jabatan Fungsional. Asisten Pembimbing Kemasyarakatan. Juklak Pembinaan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK

Lebih terperinci

2016, No Keluarga, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas, dan Cuti Bersyarat; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pem

2016, No Keluarga, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas, dan Cuti Bersyarat; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pem BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.810, 2016 KEMENKUMHAM. Remisi. Asimilasi. Cuti Mengunjungi Keluarga. Pembebasan Bersyarat. Cuti Menjelang Bebas. Cuti Bersyarat. Pemberian. Tata Cara. Perubahan. PERATURAN

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALIKOTA NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG PENETAPAN JENIS DAN BENTUK PELAYANAN ADMINISTRASI KELURAHAN DI LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA,

Lebih terperinci

PERANAN BALAI PEMASYARAKATAN (BAPAS) DALAM PROSES PERADILAN ANAK DI KOTA JAYAPURA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOmor 11 TAHUN 2012

PERANAN BALAI PEMASYARAKATAN (BAPAS) DALAM PROSES PERADILAN ANAK DI KOTA JAYAPURA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOmor 11 TAHUN 2012 PERANAN BALAI PEMASYARAKATAN (BAPAS) DALAM PROSES PERADILAN ANAK DI KOTA JAYAPURA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOmor 11 TAHUN 2012, SH.,MH 1 Abstrak : Peranan Balai Pemasyarakatan (Bapas) Dalam Proses Peradilan

Lebih terperinci

TINJAUAN YURIDIS PEMBERIAN PEMBEBASAN BERSYARAT TERHADAP NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS II A PALU IRFAN HABIBIE D ABSTRAK

TINJAUAN YURIDIS PEMBERIAN PEMBEBASAN BERSYARAT TERHADAP NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS II A PALU IRFAN HABIBIE D ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PEMBERIAN PEMBEBASAN BERSYARAT TERHADAP NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS II A PALU IRFAN HABIBIE D 101 10 002 ABSTRAK Dalam Hukum Pidana dikenal adanya sanksi pidana berupa kurungan,

Lebih terperinci

Maksudnya adalah bahwa pembimbing kemasyarakatan yang ada di BAPAS. kerjaannya untuk dapat menyelesaikan persoalan tersebut.

Maksudnya adalah bahwa pembimbing kemasyarakatan yang ada di BAPAS. kerjaannya untuk dapat menyelesaikan persoalan tersebut. e. BAPAS dituntut sebagai konselor Maksudnya adalah bahwa pembimbing kemasyarakatan yang ada di BAPAS tersebut dituntut untuk selalu siap dalam menerima segala keluhan yang terjadi pada diri Klien Pemasyarakatan

Lebih terperinci

BAB II LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DIMTs NEGERI 1 CILEGON

BAB II LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DIMTs NEGERI 1 CILEGON BAB II LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DIMTs NEGERI 1 CILEGON A. Jumlah Guru BK dan Siswa di MTsN 1Cilegon 1. Jumlah Guru BK MTsN 1 Cilegon MTsN 1 Cilegon memiliki dua guru Bimbingan dan Konseling (Guru

Lebih terperinci

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA R.I. KEPUTUSAN MENTERI HUKUM DAN HAM Nomor : M.HH-13.0T.02.

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA R.I. KEPUTUSAN MENTERI HUKUM DAN HAM Nomor : M.HH-13.0T.02. PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA R.I KEPUTUSAN MENTERI HUKUM DAN HAM Nomor : M.HH-13.0T.02.01 Tahun 2011 KEPUTUSAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK

Lebih terperinci

PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBINAAN DAN PEMBIMBINGAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN

PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBINAAN DAN PEMBIMBINGAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBINAAN DAN PEMBIMBINGAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN UMUM Sebagaimana ditegaskan dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995

Lebih terperinci

Institute for Criminal Justice Reform

Institute for Criminal Justice Reform KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.01.PK.04-10 TAHUN 1999 TENTANG ASIMILASI, PEMBEBASAN BERSYARAT DAN CUTI MENJELANG BEBAS MENTERI KEHAKIMAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

A.I Tingkat Penyidikan (Kepolisian)

A.I Tingkat Penyidikan (Kepolisian) A.I Tingkat Penyidikan (Kepolisian) a. N a m a a. Tempat dan (Tanggal, Bulan, Tahun) Kelahiran a. Instansi yang memerintahkan a. Tanggal masuk LPAS a. Tanggal pemindahan, b. No.KTP/Identitas Lain b. Tempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Karangpandan tahun pelajaran 2014/2015. Pemilihan

Lebih terperinci

[ nama lembaga: Kementerian Hukum dan HAM RI ] 2012

[ nama lembaga: Kementerian Hukum dan HAM RI ] 2012 logo lembaga [ kode kegiatan: M.5. ] [ judul kegiatan: PERLINDUNGAN HAK ANAK DALAM SISTEM PEMBINAAN DAN PENGAWASAN (PEMBIMBINGAN DAN PENDAMPINGAN) ANAK YANG BERHADAPAN DENGAN HUKUM DI BALAI PEMASYARAKATAN]

Lebih terperinci

PERAN BALAI PEMASYARAKATAN DALAM PEMBERIAN PEMBEBASAN BERSYARAT BAGI WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN (STUDI DI BALAI PEMASYARAKATAN KLAS II PEKALONGAN)

PERAN BALAI PEMASYARAKATAN DALAM PEMBERIAN PEMBEBASAN BERSYARAT BAGI WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN (STUDI DI BALAI PEMASYARAKATAN KLAS II PEKALONGAN) PERAN BALAI PEMASYARAKATAN DALAM PEMBERIAN PEMBEBASAN BERSYARAT BAGI WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN (STUDI DI BALAI PEMASYARAKATAN KLAS II PEKALONGAN) NASKAH PUBLIKASI Oleh : DIMAS ANGLING PRIGANTORO C.100.070.046

Lebih terperinci

ROADMAP REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN JAKARTA 1/1/2015

ROADMAP REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN JAKARTA 1/1/2015 ROADMAP REFORMASI BIROKRASI 2015-2019 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN JAKARTA 1/1/2015 PENGANTAR Program Reformasi Birokrasi di Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan

Lebih terperinci

2018, No bersyarat bagi narapidana dan anak; c. bahwa Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 21 Tahun 2013 tentang Syarat dan Tata

2018, No bersyarat bagi narapidana dan anak; c. bahwa Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 21 Tahun 2013 tentang Syarat dan Tata BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.282, 2018 KEMENKUMHAM. Remisi, Asimilasi, Cuti Mengunjungi Keluarga, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas, dan Cuti Bersyarat. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM

Lebih terperinci

BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DALAM PELAKSANAAN PEMBIMBINGAN OLEH PEMBIMBING KEMASYARAKATAN PADA KLIEN PEMASYARAKATAN ANAK

BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DALAM PELAKSANAAN PEMBIMBINGAN OLEH PEMBIMBING KEMASYARAKATAN PADA KLIEN PEMASYARAKATAN ANAK 66 BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DALAM PELAKSANAAN PEMBIMBINGAN OLEH PEMBIMBING KEMASYARAKATAN PADA KLIEN PEMASYARAKATAN ANAK Berdasarkan hasil wawancara penulis pada tanggal 14 Februari 2014 dengan KaBapas

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.832, 2013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Remisi. Asimilasi. Syarat. Pembebasan Bersyarat. Cuti. Tata Cara. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK

Lebih terperinci

PEDOMAN APLIKASI SISTEM INFORMASI BIMBINGAN MANDIRI ONLINE (SIBIMO) BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN APLIKASI SISTEM INFORMASI BIMBINGAN MANDIRI ONLINE (SIBIMO) BAB I PENDAHULUAN PEDOMAN APLIKASI SISTEM INFORMASI BIMBINGAN MANDIRI ONLINE (SIBIMO) BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perubahan adalah sebuah keniscayaan, perubahan adalah fitrah, perubahan adalah solusi, begitu juga

Lebih terperinci

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN KOMISI III DPR RI KE LAPAS KEROBOKAN, DENPASAR BALI NOVEMBER

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN KOMISI III DPR RI KE LAPAS KEROBOKAN, DENPASAR BALI NOVEMBER LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN KOMISI III DPR RI KE LAPAS KEROBOKAN, DENPASAR BALI 14-15 NOVEMBER 2014 ---------------------- A. LATAR BELAKANG Komisi III DPR RI dalam Masa Persidangan I Tahun Sidang 2014

Lebih terperinci

MENTERI KEHAKIMAN DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI KEHAKIMAN DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR: M-03.PS.01.04 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN PERMOHONAN REMISI BAGI NARAPIDANA YANG MENJALANI PIDANA PENJARA SEUMUR HIDUP

Lebih terperinci

NOMOR : 099/KMA/SKB/V/2010 NOMOR : M.HH-35.UM.03.01TAHUN 2010 NOMOR : KEP-059/A/JA/05/2010 NOMOR : B/14/V/2010

NOMOR : 099/KMA/SKB/V/2010 NOMOR : M.HH-35.UM.03.01TAHUN 2010 NOMOR : KEP-059/A/JA/05/2010 NOMOR : B/14/V/2010 LAMPIRAN PERATURAN BERSAMA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BAB II PEMBERIAN PEMBEBASAN BERSYARAT DALAM PEMBIMBINGAN. BAPAS (Balai Pemasyarakatan) KELAS I MEDAN.

BAB II PEMBERIAN PEMBEBASAN BERSYARAT DALAM PEMBIMBINGAN. BAPAS (Balai Pemasyarakatan) KELAS I MEDAN. 26 BAB II PEMBERIAN PEMBEBASAN BERSYARAT DALAM PEMBIMBINGAN BAPAS (Balai Pemasyarakatan) KELAS I MEDAN. A. Pembebasan Bersyarat Pembebasan bersyarat ini telah ada sejak diberlakukannya KUHP (1918), yang

Lebih terperinci

Standar untuk menjamin produk buah dan sayuran segar telah memenuhi kriteria tertentu

Standar untuk menjamin produk buah dan sayuran segar telah memenuhi kriteria tertentu Standar untuk menjamin produk buah dan sayuran segar telah memenuhi kriteria tertentu Sertifikat yang diberikan oleh Otoritas Kompeten yang ditunjuk oleh Gubernur kepada Produsen atau Kelompok Produsen

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEMBEBASAN BERSYARAT BAGI NARAPIDANA DI RUMAH TAHANAN NEGARA (RUTAN) PURWODADI GROBOGAN NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

PELAKSANAAN PEMBEBASAN BERSYARAT BAGI NARAPIDANA DI RUMAH TAHANAN NEGARA (RUTAN) PURWODADI GROBOGAN NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI PELAKSANAAN PEMBEBASAN BERSYARAT BAGI NARAPIDANA DI RUMAH TAHANAN NEGARA (RUTAN) PURWODADI GROBOGAN NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana Hukum pada

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA TAHUN KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA TAHUN KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... LAMPIRAN PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA TAHUN 2015 2019 RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :M.01-PK TAHUN 1999 TENTANG ASIMILASI, PEMBEBASAN BERSYARAT DAN CUTI MENJELANG BEBAS

KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :M.01-PK TAHUN 1999 TENTANG ASIMILASI, PEMBEBASAN BERSYARAT DAN CUTI MENJELANG BEBAS KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :M.01-PK.04.10 TAHUN 1999 TENTANG ASIMILASI, PEMBEBASAN BERSYARAT DAN CUTI MENJELANG BEBAS MENTERI KEHAKIMAN REPUBLIK INDONESIA. Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

TENTANG PENANGANAN ANAK YANG BERHADAPAN DENGAN HUKUM

TENTANG PENANGANAN ANAK YANG BERHADAPAN DENGAN HUKUM KEPUTUSAN BERSAMA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA, JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA, KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, MENTERI HUKUM DAN HAM REPUBLIK INDONESIA, MENTERI SOSIAL REPUBLIK

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN ANALISIS 27 V. PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN...36 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN...41

IV. HASIL DAN ANALISIS 27 V. PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN...36 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN...41 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii ABSTRAK... iii RIWAYAT HIDUP... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi I. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

TARGET KINERJA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA TAHUN 2018

TARGET KINERJA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA TAHUN 2018 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA TAHUN 2018 NO KEPALA KANTOR WILAYAH 1 Pembinaan dan pengendalian kinerja di 2 Penguatan Koordinasi dengan Instansi Terkait di Tercapainya dan terlaksananya seluruh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ANAK, LPKA, HAK-HAK ANAK DALAM LPKA DAN PROSES PEMBINAAN ANAK DALAM LPKA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ANAK, LPKA, HAK-HAK ANAK DALAM LPKA DAN PROSES PEMBINAAN ANAK DALAM LPKA BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ANAK, LPKA, HAK-HAK ANAK DALAM LPKA DAN PROSES PEMBINAAN ANAK DALAM LPKA 2.1. Anak 2.1.1. Pengertian Anak Di Indonesia, apa yang dimaksud dengan anak tidak ada kesatuan pengertian.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBINAAN DAN PEMBIMBINGAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBINAAN DAN PEMBIMBINGAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBINAAN DAN PEMBIMBINGAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

MODUL PEMBIMBING MASYARAKATAN TAHUN 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN

MODUL PEMBIMBING MASYARAKATAN TAHUN 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN MODUL PEMBIMBING KEMASYARAKATAN TAHUN 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN MASYARAKATAN MODUL BAGI PEMBIMBING KEMASYARAKATAN Copyright 2012, Tim Penulis Modul Pertama kali

Lebih terperinci

2016, No tentang Grasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5150); 2. U

2016, No tentang Grasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5150); 2. U No.1940, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Permohonan Grasi. Pengajuan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN

Lebih terperinci

1. Hubungan Sistem Pemasyarakatan dengan Lembaga-Lembaga Penegak Hukum Lainnya dalam Sistem Peradilan Pidana Terpadu

1. Hubungan Sistem Pemasyarakatan dengan Lembaga-Lembaga Penegak Hukum Lainnya dalam Sistem Peradilan Pidana Terpadu MATRIKS SUBSTANSI MANAJEMEN 1. Hubungan Sistem dengan Lembaga-Lembaga Penegak Hukum Lainnya dalam Sistem Peradilan Pidana Terpadu Pelaksanaan Misi dalam Sistem Peradilan Pidana Terpadu NO HIGH-QUICK WINS

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Sesuai dengan pertanyaan penelitian yang telah ditetapkan pada BAB 1, yakni: Bagaimana gambaran keberhasilan klien pembebasan besyarat selama dalam pembimbingan Bapas

Lebih terperinci

PENILAIAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB. (Studi Kasus pada Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Surakarta) Ole SKRIPSI

PENILAIAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB. (Studi Kasus pada Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Surakarta) Ole SKRIPSI PENILAIAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB (Studi Kasus pada Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Surakarta) Ole SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian dari Tugas Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.816, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Bantuan Hukum. Pemberian. Penyaluran Dana. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. dua cara kerja. Pertama dari prosedur tahapan kerja yang dilakukan BAPAS

BAB V KESIMPULAN. dua cara kerja. Pertama dari prosedur tahapan kerja yang dilakukan BAPAS 123 BAB V KESIMPULAN Cara kerja BAPAS sebagai sebuah unit pelaksana teknis yang merupakan lembaga pemasyarakatan yang memiliki melakukan pembinaan luar kepada narapidana sebagai warga binaan pemasyarakatan

Lebih terperinci

-2- Anak secara terintegrasi, terpadu, dan holistik, perlu dilakukan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan yang dilakukan oleh Menteri dan Komisi. Oleh

-2- Anak secara terintegrasi, terpadu, dan holistik, perlu dilakukan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan yang dilakukan oleh Menteri dan Komisi. Oleh TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I HUKUM. SPPA. Koordinasi. Pemantauan. Evaluasi. Pelaporan. Tata Cara. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 40) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 1999 TENTANG KERJASAMA PENYELENGGARAAN PEMBINAAN DAN PEMBIMBINGAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 1999 TENTANG KERJASAMA PENYELENGGARAAN PEMBINAAN DAN PEMBIMBINGAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 57 TAHUN 1999 TENTANG KERJASAMA PENYELENGGARAAN PEMBINAAN DAN PEMBIMBINGAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN PRESIDEN, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 9

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 1999 TENTANG KERJASAMA PENYELENGGARAAN PEMBINAAN DAN PEMBIMBINGAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 1999 TENTANG KERJASAMA PENYELENGGARAAN PEMBINAAN DAN PEMBIMBINGAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 1999 TENTANG KERJASAMA PENYELENGGARAAN PEMBINAAN DAN PEMBIMBINGAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PP 57/1999, KERJA SAMA PENYELENGGARAAN PEMBINAAN DAN PEMBIMBINGAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PP 57/1999, KERJA SAMA PENYELENGGARAAN PEMBINAAN DAN PEMBIMBINGAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PP 57/1999, KERJA SAMA PENYELENGGARAAN PEMBINAAN DAN PEMBIMBINGAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 57 TAHUN 1999 (57/1999) Tanggal: 22 JUNI 1999 (JAKARTA) Tentang: KERJA

Lebih terperinci

PEMBEBASAN BERSYARAT DAN TINGKAT PELANGGARAN YANG DILAKUKAN OLEH KLIEN PEMASYARAKATAN ( Riset BAPAS KELAS I MEDAN)

PEMBEBASAN BERSYARAT DAN TINGKAT PELANGGARAN YANG DILAKUKAN OLEH KLIEN PEMASYARAKATAN ( Riset BAPAS KELAS I MEDAN) 1 PEMBEBASAN BERSYARAT DAN TINGKAT PELANGGARAN YANG DILAKUKAN OLEH KLIEN PEMASYARAKATAN ( Riset BAPAS KELAS I MEDAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat-syarat untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Organisasi Setelah Indonesia merdeka, baru pada tanggal 27 April 1964 terjadi perubahan Sistem Kepenjaraan menjadi sistem Pemasyrakatan. Sistem Pemasyarakatan

Lebih terperinci

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Rep

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Rep BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1375, 2015 KEJAKSAAN AGUNG. Tugas. Wewenang. Pencegahan dan Penangkalan. Petunjuk Pelaksanaan. PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-018/A/JA/09/2015 TENTANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.1386, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Pengaduan. Laporan. Penanganan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

BERITA NEGARA. No.1386, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Pengaduan. Laporan. Penanganan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1386, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Pengaduan. Laporan. Penanganan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012

Lebih terperinci

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pedoman Standar Registrasi di BAPAS, LPAS dan LPKA A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pedoman Standar Registrasi di BAPAS, LPAS dan LPKA A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan amanah dan karunia Tuhan YME yang memiliki harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya. Untuk menjaga harkat dan martabatnya anak berhak mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian Anak dalam Konsideran Undang-Undang Nomor 11 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian Anak dalam Konsideran Undang-Undang Nomor 11 Tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengertian Anak dalam Konsideran Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak yang selanjutnya disebut dengan UU SPPA menyebutkan bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mayashafira (2007) melakukan penelitian dengan judul Tentang Perspektif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mayashafira (2007) melakukan penelitian dengan judul Tentang Perspektif BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Mayashafira (2007) melakukan penelitian dengan judul Tentang Perspektif Lembaga Pemasyarakatan Dalam Perlindungan HAM Narapidana Berdasarkan Sistem Pemasyarakatan

Lebih terperinci

UPAYA LEMBAGA PEMASYARAKATAN DALAM MENGOPTIMALKAN PROGRAM PEMBEBASAN BERSYARAT BAGI NARAPIDANA

UPAYA LEMBAGA PEMASYARAKATAN DALAM MENGOPTIMALKAN PROGRAM PEMBEBASAN BERSYARAT BAGI NARAPIDANA UPAYA LEMBAGA PEMASYARAKATAN DALAM MENGOPTIMALKAN PROGRAM PEMBEBASAN BERSYARAT BAGI NARAPIDANA (Studi di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Lowokwaru Malang) Chairil Akbar Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tent

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tent BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.571, 2017 BKN. Jabatan Fungsional. Pembimbing Kemasyarakatan. Juklak Pembinaan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: P. 28/Menhut-II/2010 TENTANG PENGAWASAN PEREDARAN BENIH TANAMAN HUTAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: P. 28/Menhut-II/2010 TENTANG PENGAWASAN PEREDARAN BENIH TANAMAN HUTAN PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: P. 28/Menhut-II/2010 TENTANG PENGAWASAN PEREDARAN BENIH TANAMAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 1999 TENTANG SYARAT-SYARAT DAN TATA CARA PELAKSANAAN WEWENANG, TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PERAWATAN TAHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. Asimilasi narapidana merupakan proses pembauran narapidana dalam kehidupan

BAB II PEMBAHASAN. Asimilasi narapidana merupakan proses pembauran narapidana dalam kehidupan BAB II PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Pemberian Asimilasi Di Rutan Salatiga Asimilasi narapidana merupakan proses pembauran narapidana dalam kehidupan bermasyarakat agar dapat hidup dan bergaul dengan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.01-PK.04.10 TAHUN 1999 TENTANG ASIMILASI, PEMBEBASAN BERSYARAT DAN CUTI MENJELANG BEBAS

KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.01-PK.04.10 TAHUN 1999 TENTANG ASIMILASI, PEMBEBASAN BERSYARAT DAN CUTI MENJELANG BEBAS KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.01-PK.04.10 TAHUN 1999 TENTANG ASIMILASI, PEMBEBASAN BERSYARAT DAN CUTI MENJELANG BEBAS MENTERI KEHAKIMAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PEDOMAN PERLAKUAN ANAK DI LEMBAGA PENEMPATAN ANAK SEMENTARA (LPAS) BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PERLAKUAN ANAK DI LEMBAGA PENEMPATAN ANAK SEMENTARA (LPAS) BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keberlangsungan hidup manusia dan keberlangsungan sebuah bangsa dan negara. Dengan melihat pada pentingnya peran Anak

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. IMPLEMENTASI PROGRAM ASIMILASI, PEMBEBASAN BERSYARAT, CUTI MENJELANG BEBAS DAN CUTI BERSYARAT Diwaktu peneliti mulai melaksanakan penelitian di Lembaga Pemasyarakatan

Lebih terperinci

Dengan ini mengajukan permohonan untuk mendapatkan Surat Izin Praktik Berkelompok Dokter/Dokter Gigi/Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis.

Dengan ini mengajukan permohonan untuk mendapatkan Surat Izin Praktik Berkelompok Dokter/Dokter Gigi/Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis. Perihal : Permohonan Surat Izin Praktek Berkelompok Dokter Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok-Tengah, di Yang bertanda tangan dibawah ini : Dengan ini mengajukan permohonan untuk mendapatkan Surat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya anak merupakan amanah dan karunia Tuhan Yang Maha

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya anak merupakan amanah dan karunia Tuhan Yang Maha 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya anak merupakan amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya. Untuk menjaga harkat dan

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI NOMOR : F-315.PW TAHUN 1995 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN ORANG ASING DI INDONESIA

PETUNJUK PELAKSANAAN DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI NOMOR : F-315.PW TAHUN 1995 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN ORANG ASING DI INDONESIA PETUNJUK PELAKSANAAN DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI NOMOR : F-315.PW.09.02 TAHUN 1995 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN ORANG ASING DI INDONESIA PENDAHULUAN A. Maksud dan Tujuan 1. Petunjuk Pelaksanaan ini dimaksudkan

Lebih terperinci