PRINSIP DAN PELAKSANAAN PENGAMBILAN SAMPEL (SAMPLING) Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB
|
|
- Erlin Kurniawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PRINSIP DAN PELAKSANAAN PENGAMBILAN SAMPEL (SAMPLING) Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB
2 Prinsip Umum Pengambilan Sampel (Sampling) adalah tahap awal dalam proses dimana data hasil karakterisasi satu batch produk dikumpulkan untuk proses evaluasi. Oleh karena hanya sebagian saja dari suatu batch yang diambil sampelnya untuk pengujian, bagian tersebut harus mewakili batch tersebut Hasil pengujian sampel tersebut akan menentukan nasib batch tersebut, sehingga proses seleksi sampel merupakan tahap kritis (penting) dalam sistem penjaminan mutu (Quality Assurance System).
3 Prinsip Sampling
4 PROSES DI INDUSTRI FARMASI WARE HOUSE PPIC PREPARATION PRODUCTION Raw material, packaging material, apparatus, instruments, etc DISTRIBU TION WARE HOUSE PACKAGING OUTLET
5 Pada tahap mana sampling harus dilakukan?
6 QC SAMPLING QC QC QC QC WARE HOUSE PPIC PREPARATION PRODUCTION QC QC DISTRIBU TION WARE HOUSE PACKAGING QC QC OUTLET
7 Dalam setiap proses sampling, indikator kualitas atau disebut sebagai atribut, harus ditetapkan dan menggambarkan karakteristik batch yang dimaksud. Dalam sampling mikrobiologi, tidak hanya homogenitas dan random sampling yang menjadi persyaratan, namun juga HACCP (Hazard Analysis and Control of Critical Points).
8 Masalah Sampling dalam konteks mikrobiologi Kontaminasi merupakan hal yang harus diperhatikan. Penanganan khusus perlu diterapkan untuk beberapa jenis bahan yang akan disampling, terutama yang berisiko tinggi terhadap kemungkinan kontaminasi. Penanganan nya bisa bervariasi tergantung pada jenis sampel. Misalnya sampling untuk produk yang dibuat secara aseptik, uji sterilitas harus dilakukan di ruang tertentu (LAF cabinet kelas A di ruang bersih Kelas B). Untuk produk-produk lain, sampling area khusus yang tidak steril sudah cukup dapat digunakan.
9 SOP sampling SOP sampling harus dibuat karena sampling merupakan bagian penting dari Sistem Penjaminan Mutu Di dalam SOP harus tercantum hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan sampling, antara lain : metode dan alat yang harus digunakan siapa yang boleh melakukan sampling jumlah sampel yang harus diambil, bagaimana pembagiannya jenis wadah yang digunakan kondisi penyimpanan, selang waktu pengambilan sampel, dan masalah-masalah khusus untuk setiap jenis sampel
10 Guidance Notes on Sampling Plan for Microbiological Analysis
11 Purpose These notes provide information to the food trade on application of sampling plan in order to enhance food safety and improve food quality. Sampling plan is a systematic way to assess the microbiological quality of food lots. A lot refers to a batch of products manufactured under the same conditions at the same time. During sampling, the samples should be taken from the lot independently and randomly. In developing a sampling plan, a number of factors should be taken into consideration including properties of food, production processes, consumers and storage practical conditions limitations. of the final products, Each food associated product risks, should targeted be considered individually. A comprehensive sampling plan includes the following elements: (a) (b) (c) (d) The microbe or group of microbes of concern or interest; Number of samples to be tested (n); Testing method(s); Microbiological limit(s), m & M Acceptable (< m) Marginally acceptable (> m and < M) Unacceptable (> M); (e) Number of samples which fall into each category of microbiological unacceptable). limit (i.e. acceptable / marginal / Types of sampling plan Two types of sampling plans are commonly used in food microbiology, namely, the two-class attributes plan and the three-class attributes plan.
12 Single sampling (Sampling Tunggal) Metode sampling klasik yaitu satu kali pengambilan sampel untuk satu wadah. Jumlah wadah yang disampling tergantung dari jumlah batch yang datang, plus dua. Biasanya jumlah sampel yg diambil : n +2 dimana n=jumlah container dalam 1 batch Sampel yang diambil lalu dicampur, diuji dan hasilnya menentukan reject atau tidaknya suatu batch. Dasar statistik skema sampling tunggal tidak diketahui, tetapi bila perlu, kumpulan sampel dapat di sampling kembali dan hasil dari masing-masing produk dapat dievaluasi untuk melihat trend dalam periode waktu tertentu.
13 Attribute Sampling Salah satu metode pilihan untuk sampling di industri kosmetik dan makanan melibatkan seleksi atribut (kriteria) yang harus dipenuhi dalam sejumlah sampel yang telah ditentukan sebelumnya, yang diambil dari satu batch. Hal ini disebut toleransi, yang memperbolehkan sejumlah tertentu dari sampel yang diambil tidak memenuhi persyaratan, namun tentu saja skema ini tidak dapat digunakan untuk produk steril. Sampel diambil, lalu diuji dan memberikan level of assurance yang lebih tinggi dibandingkan metode klasik.
14 Skema Two-class Atribut Parameter yang penting : Jumlah sampel yang diambil, dan jumlah maksimum hasil positif yang diperbolehkan Simbol yang telah ditetapkan (n dan c). Contoh : Uji bakteriologi suatu sumber air minum > Dari 5 sampel yang diambil (n), E.coli tidak boleh ada dalam setiap sampel, dan hanya 2 dari 5 sampel yang boleh mengandung Enterobacteriaceae. Jadi ada dua tingkat kualitas yang dipersyaratkan : adalah tidak adanya E.coli dan sejumlah tertentu sampel masih boleh mengandung Enterobacteriaceae. Dalam bidang farmasi, metode ini cocok bila hasil positif tidak diperkenankan. Contoh : suatu bahan baku alam misalnya bubuk tiroid, mungkin punya spesifikasi yaitu tidak boleh ada Salmonella dalam 25 gram (n=5, c=0)
15 Parameter dalam sampling dua atribut n = jumlah unit sampel yang akan diuji m = angka yang menunjukkan batas angka yang dinyatakan reject/defect c = jumlah maksimum yang masih diijinkan di atas angka m sebelum lot sampel tersebut di reject Contoh : Bila m= 10 4 cfu/g, maka hasil analisis 10 2, 9x10 3 dinyatakan acceptable dan 1,2x10 4 dapat dikatakan defective
16 Skema sampling 2 attribut
17 Skema Tiga-class Attribute Dalam skema ini ada 3 level kualitas yang ditetapkan : Fully acceptable (AQL=Acceptable Quality Level) Marginally acceptable Unacceptable Metode ini banyak digunakan di dalam industri makanan dan kosmetik, dan skema ini telah digunakan untuk establishment dan penggunaan angka referensi mikrobiologi. (Mosses 1995, CTPA 1996). Penggunaannya dalam mikrobiologi farmasi lebih ketat, dan terutama terbatas hanya untuk uji bahan baku dan produk non-steril.
18 Skema sampling 3 attribut
19 Contoh : Suatu batas jumlah mikroba 100 koloni, bila kurang dari 100, dapat dikategorikan acceptable, lebih dari 1000 koloni adalah unacceptable, sedangkan antara koloni disebut marginally acceptable, tergantung pada jumlah sampel yang diambil
20 Contoh skema sampling mikrobiologi 2 attribut dan 3 attribut
21 Re-sampling Jika ada keraguan dalam validitas sampling, sampling kedua harus dilakukan. Jika keakuratan (accuracy) metode perhitungan yang dipertanyakan, atau karena distribusi mikroba yang dicurigai tidak homogen, uji ulang harus dilakukan. Populasi mikroba dapat sangat dinamis, berubah dari waktu ke waktu, dapat menghasilkan profil mikroba yang berbeda pada sampling kedua. Jika keraguan pada presisi maka dilakukan re-sampling Jika pada hasil uji sampling kedua muncul mikroba yang tidak diharapkan, maka tidak perlu lagi dilakukan uji ulang.
22 Sampel baku standar Sampel yang diambil sebagai baku standar harus mewakili batch yang ada. Sampel ini harus ditandai dengan baik, ada nomor referensi nya, jumlah, no batch, tanggal sampling, dan dari wadah mana sampel tersebut diambil. Sampel baku standar harus disimpan dari setiap batch produk jadi sampai 1 tahun setelah waktu kadaluarsanya. Jumlah sampel harus cukup untuk sedikitnya uji ulang penuh. Peringatan atau perhatian tertentu harus dibuat untuk mencegah kerusakan sampel selama penyimpanan yang mungkin dapat menjadikan hasil uji tidak valid.
23 HACCP (Hazard Analysis of Critical Control Point) HACCP = sistem untuk menjamin bahwa monitoring dan kontrol mikrobiologi pada point-point kritis yang telah ditetapkan dalam setiap tahap produksi, serta jumlah sampel yang harus diperiksa, telah sesuai dan tepat Proses produksi harus dimonitor secara rutin dan intensif Jika perlu langkah-langkah koreksi harus diambil untuk menjamin pengawasan telah dipelihara setiap waktu.
24 Pengawasan dalam HACCP membatasi kontaminasi dengan cara menyeleksi bahan baku yang sesuai dan menerapkan pengukuran higienis yang sesuai selama proses produksi meminimumkan semua kesempatan bagi mikroba untuk tumbuh di seluruh proses pembuatan produk, distribusi dan penyimpanan proses untuk safety (misalnya dengan melakukan sterilisasi) jika melalui dua cara sebelumnya tidak mungkin diperoleh produk yang aman
25 Sampling Khusus Produk Steril Sampling untuk Bioburden Air Lingkungan Alat kesehatan Peralatan (equipment) Operator (pekerja) Alat kesehatan
26 Sampling untuk Produk Steril Probabilitas hasil uji Jumlah sampel untuk uji Volume sampel untuk uji
27 Produk/wadah steril dan non-steril Pada saat kita akan sampling utk sterilitas, tingkat jaminan kualitas dari suatu batch merupakan fungsi dari homogenitas kondisi produksi dan juga efisiensi rencana sampling Secara matematis, perbandingan wadah (container) steril dan non-steril dalam suatu batch dapat digambarkan masingmasing sebagai q dan p : p + q = 1 atau q = (1-p) Jika diambil n sample dari suatu batch utk uji, nilai probabilitas (P) sample tersebut steril sehingga batch tersebut dpt di release : P = q n atau P= (1-p) n
28 Probabilitas dalam sampling produk steril Misalnya 1% dari wadah tsb terkontaminasi, (berarti p = 0,01), dan dari wadah tersebut 10 sampel yg diambil utk uji maka P = (1-0,01) 10 atau P = 0,904 Hal ini berarti : dalam mengambil 10 sampel dari batch yg 1%tidak steril, batch tsb akan lolos dengan kemungkinan 9 dari 10, sehingga jumlah sample sangat menentukan kemungkinan hasil yg diperoleh merepresentasikan keadaan sebenarnya. (lihat tabel tentang sample size dan probabilitas lolosnya uji sterilitas dengan beberapa tingkat kontaminasi)
29 Probabilitas suatu batch lolos uji sterilitas pada beberapa tingkat kontaminasi dan ukuran sampel Sample size Persentase kontaminasi dalam suatu batch Baird, et.al, 2000
30 Bioburden Sampling Bioburden testing umumnya dilakukan untuk mengestimasi jumlah mikroorganisme yang mungkin terdapat pada : produk sebelum proses sterilisasi dilakukan (pre-sterilization count), bahan komponen padat, komponen cairan, alat bantu proses bahan baku kimia, dan komponen gas Produk mengandung air : Bila terkontaminasi diasumsikan homogeneously contaminated Produk non-air (non-aqueous product) : kontaminasi mungkin terjadi beragam tergantung jenis produknya Produk aerosol : air-borne contamination
31 Sampling Air Cara dan jumlah sampel untuk air tergantung pada tujuan penggunaan air, metode penyiapan air, dan cara penyimpanan air Untuk air yang digunakan untuk proses produksi harus disampling paling sedikit 1x/minggu Air deionisasi (Deionized water) harus disampling 1x/minggu, atau setiap selesai siklus regenerasi Selama melakukan proses validasi sistem, harus dijamin tidak terjadi kontaminasi sebelum proses regenerasi
32 Semakin tinggi kualitas air yang akan digunakan, semakin kecil jumlah kontaminan yang diijinkan, dan semakin besar volum sampel air yang harus diambil Menurut FDA : Air untuk pembersihan dan pencucian : 3x100 ml Air untuk produksi atau bilasan akhir alat dan wadah : 3x250 ml atau lebih dari satu titik sampling yang sama Air untuk proses pendinginan produk setelah sterilisasi : 3x1 L atau lebih dari satu titik sampling yang sama Air untuk uji endotoksin : < 1 ml, disampling dari wadah yang depirogenasi (depyrogenized containers) Sampling air dapat dilakukan pada tempat keluar (outlet) dan air dibiarkan mengalir selama 2 menit sebelum disampling
33 Sampling Lingkungan Sampling udara di dalam ruangan dapat dilakukan dengan cara meletakkan cawan petri berisi medium pertumbuhan mikroba pada tempat-tempat tertentu. Dapat pula menggunakan alat khusus
34 Analisis kualitas udara dalam ruangan Mengevaluasi tingkat higienis dalam lingkungan normal (misalnya ruangan dengan aktivitas manusia yang dilakukan secara normal) Alat yang digunakan : SAS = Surface Air System Sampler, atau Sieve Sampler Berdasarkan jumlah mikroorganisme yang terdapat di dalam udara ruangan tersebut Parameter yang diukur : ALT (Angka Lempeng Total) mikroorganisme (bakteri aerob dan kapang/ragi)
35 Lingkungan yang perlu diambil sampel nya selain udara : dinding, atap, lantai, meja kerja, jendela, pegangan pintu. Untuk benda keras maka metode sampling dapat dilakukan dengan cara swab
36 Sampling Alat Kesehatan Berbeda dengan bahan baku untuk suatu produk farmasi, parts (bagian-bagian) alat kesehatan tidak diuji kontaminasi mikroba nya. Yang diuji hanyalah produk akhir, umumnya sebelum proses sterilisasi dilakukan Alat kesehatan yang diuji antara lain : Syringe, alat pacu jantung, orthopaedic implant, perban, plester, bahan baku patch, kateter, dll
37 Syarat metode sampling Dalam memilih metode sampling yang akan digunakan, persyaratan berikut harus dipenuhi : Sampling tidak boleh menyebabkan kontaminasi Sampling tidak boleh menyebabkan penurunan jumlah mikroba Harus memberikan hasil yang reprodusibel
PRINSIP DAN PELAKSANAAN PENGAMBILAN SAMPEL (SAMPLING) Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB
PRINSIP DAN PELAKSANAAN PENGAMBILAN SAMPEL (SAMPLING) Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB Prinsip Umum Pengambilan Sampel (Sampling) adalah tahap awal dalam proses dimana data hasil karakterisasi
Lebih terperinciB. ACCEPTANCE SAMPLING. Analysis
Analysis Control A. PENDAHULUAN B. ACCEPTANCE SAMPLING Control Analysis Pengendalian dan pengawasan mutu untuk mengetahui kesesuaian dengan standar tidak dapat diterapkan pada semua produk karena jumlah
Lebih terperinciStandar Mikrobiologi dan Uji Mikrobiologi untuk Bahan dan Produk Farmasi. Marlia Singgih Wibowo
Standar Mikrobiologi dan Uji Mikrobiologi untuk Bahan dan Produk Farmasi Marlia Singgih Wibowo Bahan Farmasi Bahan baku Air murni (Purified Water) Produk Farmasi Steril (Sterile Pharmaceuticals) Produk
Lebih terperinciSAMPLING PENERIMAAN ( ACCEPTANCE SAMPLING )
SAMPLING PENERIMAAN ( ACCEPTANCE SAMPLING ) PENDAHULUAN Pengertian dari Sampling Penerimaan : keputusan untuk menerima atau menolak suatu lot atau populasi berdasarkan hasil dari pemeriksaan sebagian lot
Lebih terperinciMILITARY STANDARD (MIL-STD) Ganda Marulitua Simbolon ( )
MILITARY STANDARD (MIL-STD) Ganda Marulitua Simbolon (4133230016) Robinsar Pakpahan (4133230031) Rony G.T.Marpaung (4133230032) Sumanto Sitanggang (4132230035) MIL-STD-105E Suatu sistem rencana penarikan
Lebih terperinciTUGAS INDIVIDU PENGANTAR MIKROBIOLOGI. Penerapan HACCP pada Proses Produksi Yoghurt
TUGAS INDIVIDU PENGANTAR MIKROBIOLOGI Penerapan HACCP pada Proses Produksi Yoghurt Disusun Oleh : Yatin Dwi Rahayu 1006578 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN
Lebih terperinciANALISIS CEMARAN MIKROBA PADA KUE BASAH DI PASAR BESAR KOTA PALANGKA RAYA. Susi Novaryatiin, 1 Dewi Sari Mulia
ARTIKEL PENELITIAN ANALISIS CEMARAN MIKROBA PADA KUE BASAH DI PASAR BESAR KOTA PALANGKA RAYA 1 Susi Novaryatiin, 1 Dewi Sari Mulia 1 Dosen Pengajar Program Studi D-III Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan,
Lebih terperinciJURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG
PERANCANGAN PROSES PRODUKSI SARI BUAH APEL DENGAN PENDEKATAN HACCP (Hazard Analysis Critical Control Points) UNTUK MENJAMIN KEAMANAN PANGAN: STUDI KASUS PADA PETANI APEL DI NONGKOJAJAR APPLE JUICE PRODUCTION
Lebih terperinciPenetapan Potensi Antibiotik Secara Mikrobiologi. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB
Penetapan Potensi Antibiotik Secara Mikrobiologi Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB Mengapa antibiotik perlu ditentukan kadar atau potensinya? Efek penggunaan antimikroba yang meningkat, sehingga
Lebih terperinciTEKNIK PENARIKAN SAMPEL PADA DATA ATRIBUT UNTUK PEMERIKSAAN HASIL AKHIR PRODUKSI
TEKNIK PENARIKAN SAMPEL PADA DATA ATRIBUT UNTUK PEMERIKSAAN HASIL AKHIR PRODUKSI ERNANING WIDIASWANTI Program Studi Teknik Industri, Universitas Trunojoyo Madura Jl. Raya Telang PO Box Kamal, Bangkalan,
Lebih terperinciFactors influencing microbial growth. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB
Factors influencing microbial growth Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB Factors related to microbial growth Intrinsic Factor: ph, moisture content, Redox Potential, nutrition content, antimicrobial
Lebih terperinciTEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BAB XV PENGENDALIAN MUTU SELAMA PROSES KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
55 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Penanganan Contoh Sample merupakan bahan-bahan yang akan digunakan dalam baik dalam proeses pembuatan obat secara langsung maupun baha-bahan penunjang lain yang
Lebih terperinciEVALUASI PENJAMINAN MUTU DAN KEAMANAN PANGAN PROSES PRODUKSI SALAD SAYUR PADA INDUSTRI JASABOGA BERDASARKAN PRINSIP HACCP
EVALUASI PENJAMINAN MUTU DAN KEAMANAN PANGAN PROSES PRODUKSI SALAD SAYUR PADA INDUSTRI JASABOGA BERDASARKAN PRINSIP HACCP EVALUATION OF FOOD SAFETY AND QUALITY ASSURANCE OF VEGETABLE SALAD PRODUCTION PROCESS
Lebih terperinciUji Mikrobiologi untuk Produk Non steril. Marlia Singgih Wibowo Sekolah Farmasi ITB
Uji Mikrobiologi untuk Produk Non steril Marlia Singgih Wibowo Sekolah Farmasi ITB Pembahasan mencakup : microbial enumeration tests dan tests for specified micro organisms Untuk uji, gunakan campuran
Lebih terperinciPENERAPAN HACCP PADA INDUSTRI CRACKER MAKALAH KOMPREHENSIF OLEH: STEPHANIE HANS
PENERAPAN HACCP PADA INDUSTRI CRACKER MAKALAH KOMPREHENSIF OLEH: STEPHANIE HANS 6103009034 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA SURABAYA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri farmasi berkembang pesat seiring dengan berkembangnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri farmasi berkembang pesat seiring dengan berkembangnya berbagai macam penyakit baru yang belum pernah ada sebelumnya. Industri farmasi menghadapi berbagai masalah
Lebih terperinciINTISARI ANALISIS KUANTITATIF BAKTERI COLIFORM
INTISARI ANALISIS KUANTITATIF BAKTERI COLIFORM PADA MINUMAN TEH MANIS YANG DIJUAL RUMAH MAKAN DI KECAMATAN BANJARMASIN BARAT Teh manis merupakan salah satu jenis minuman dengan bahan baku air yang diseduh
Lebih terperinciMetode uji bahan yang lebih halus dari saringan 75 m (No. 200) dalam agregat mineral dengan pencucian (ASTM C , IDT)
Standar Nasional Indonesia Metode uji bahan yang lebih halus dari saringan 75 m (No. 200) dalam agregat mineral dengan pencucian (ASTM C117 2004, IDT) ICS 91.100.15 Badan Standardisasi Nasional ASTM 2004
Lebih terperinciKualitas Bakteriologis Air Minum dalam Kemasan AC yang tidak Terdaftar di Bandung
Kualitas Bakteriologis Air Minum dalam Kemasan AC yang tidak Terdaftar di Bandung Maya Sofa, Widura Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Abstrak Air minum dalam kemasan
Lebih terperinciKONTAMINASI PADA SUSU PASTEURISASI, PENYEBAB, DAN CARA PENCEGAHANNYA MAKALAH KOMPREHENSIF
KONTAMINASI PADA SUSU PASTEURISASI, PENYEBAB, DAN CARA PENCEGAHANNYA MAKALAH KOMPREHENSIF OLEH: EVELINA PUSPITA DEWI 6103006051 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KALTOLIK
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2013 di PT. AGB Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi-Jawa Barat. 3.2 Alat dan Bahan Penelitian 3.2.1 Alat
Lebih terperinciPERENCANAAN UNIT PENGAWASAN MUTU PADA PABRIK PENGALENGAN JAMUR KANCING DENGAN KAPASITAS BAHAN BAKU KG/HARI
PERENCANAAN UNIT PENGAWASAN MUTU PADA PABRIK PENGALENGAN JAMUR KANCING DENGAN KAPASITAS BAHAN BAKU 15.000 KG/HARI TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN OLEH: DEBBY NATALLIA (6103007066) PROGRAM STUDI
Lebih terperinciPengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati
1 Pengendalian Kualitas Statistik Lely Riawati 2 SQC DAN SPC SPC dan SQC bagian penting dari TQM (Total Quality Management) Ada beberapa pendapat : SPC merupakan bagian dari SQC Mayelett (1994) cakupan
Lebih terperinciII. METODELOGI PENELITIAN
II. METODELOGI PENELITIAN 2.1. Metode Pengumpulan Data 2.1.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Sampel nasi bungkus diambil dari penjual nasi bungkus di wilayah sekitar kampus Universitas Udayana Bukit Jimbaran.
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data
20 METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian Cross sectional study, yaitu data dikumpulkan pada satu waktu. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan
Lebih terperinciPRINSIP PENERAPAN HACCP DI INDUSTRI PANGAN SIAP SAJI
PRINSIP PENERAPAN HACCP DI INDUSTRI PANGAN SIAP SAJI BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Pedoman
Lebih terperinciKata Kunci :Ronto, jumlah mikroba, kadar air, kadar garam
HUBUNGAN ANTARA KADAR GARAM DAN KADAR AIR TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROBA PADA MAKANAN TRADISIONAL RONTO DARI KOTABARU KALIMANTAN SELATAN Meiliana Sho etanto Fakultas Farmasi Meilianachen110594@gmail.com
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. observasi kandungan mikroorganisme Coliform dan angka kuman total pada susu
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian deskripsi dengan metode observasi. Penelitian dilakukan dengan melakukan observasi kandungan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah eksplanatori research adalah menjelaskan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dengan melalui
Lebih terperinciRENCANA PENERIMAAN SAMPEL (ACCEPTANCE SAMPLING)
1 KOMPETENSI Mampu menerapkan rencana penerimaan sampel, baik satu tingkat atau beberapa tingkat, untuk data atribut dan data variabel dengan menggunakan beberapa metode guna menentukan keputusan dalam
Lebih terperinciUJI EFEKTIVITAS PENGAWET ANTIMIKROBA. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB
UJI EFEKTIVITAS PENGAWET ANTIMIKROBA Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB DEFINISI Pengawet Antimikroba: Zat yang ditambahkan pada sediaan obat untuk melindungi sediaan terhadap kontaminasi mikroba
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persyaratan itu harus memenuhi syarat-syarat bagi kesehatan hidup manusia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Makanan merupakan suatu kebutuhan pokok manusia, dimana persyaratan itu harus memenuhi syarat-syarat bagi kesehatan hidup manusia. Syarat-syarat makanan yang baik diantaranya
Lebih terperinciBeberapa Faktor yang Berhubungan dengan Kontaminasi Mikroorganisme pada Jamu Gendong Di Kota Semarang
Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Kontaminasi Mikroorganisme pada Jamu Gendong Di Kota Semarang Sulistiyani 1) dan Siti Thomas Zulaikhah 2) 1) FKM UNDIP 2) Laboratorium Mikrobiologi AAK 17 Agustus
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sampai Desember Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pembinaan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama ± 3 bulan dimulai bulan Oktober sampai Desember 2013. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pembinaan dan Pengujian
Lebih terperinciPemeriksaan Mutu Jamu Obat Mencret yang Beredar di Apotik Kota Padang
Pemeriksaan Mutu Jamu Obat Mencret yang Beredar di Apotik Kota Padang Harrizul Rivai 1, Susana Merry Mardiastuty 2, Fitra Fauziah 2 1Fakultas Farmasi Universitas Andalas Padang 2Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi
Lebih terperinciJUMLAH BAKTERI DAN JAMUR DALAM RUANGAN DI JURUSAN ANALIS KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN PONTIANAK
JUMLAH BAKTERI DAN JAMUR DALAM RUANGAN DI JURUSAN ANALIS KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN PONTIANAK Slamet Poltekkes Kemenkes Pontianak, Jl. 28 Oktober Siantan Hulu, Pontianak Abstrak:
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
30 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Metode Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini yang menjadi populasi penelitian adalah bahan baku yang digunakan oleh PT Singgang Jati. Jumlah populasi penelitian
Lebih terperinciUJI KUALITAS MIKROBIOLOGI MAKANAN BERDASARKAN ANGKA LEMPENG TOTAL KOLONI BAKTERI
UJI KUALITAS MIKROBIOLOGI MAKANAN BERDASARKAN ANGKA LEMPENG TOTAL KOLONI BAKTERI LAPORAN PRAKTIKUM Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Mikrobiologi Yang Dibimbing Oleh Prof. Dr. Dra. Utami Sri Hastuti,
Lebih terperinciVALIDASI & VERIFIKASI METODA MIKROBIOLOGI
VALIDASI & VERIFIKASI METODA MIKROBIOLOGI 1 Penentu Kehandalan Analisis Mikrobiologi Metode Analisa Peralatan Analis/Pelaksana Metode Standar Modifikasi Penyederhanaan Neraca LAF Pipet Inkubator Autoklaf
Lebih terperinciKAJIAN AWAL SISTEM HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PRODUKSI SUSU PASTEURISASI DI MILK TREATMENT KPBS PENGALENGAN BANDUNG
KAJIAN AWAL SISTEM HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PRODUKSI SUSU PASTEURISASI DI MILK TREATMENT KPBS PENGALENGAN BANDUNG SKRIPSI ELLYTA WIDIA PUTRI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK
Lebih terperinciPENUNTUN PRAKTIKUM HIGIENE DAN SANITASI
PENUNTUN PRAKTIKUM HIGIENE DAN SANITASI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA Uji Kontaminasi Udara Ruang Pengolahan - Nutrient Agar ( ) Steril - Potato Dextrose
Lebih terperinciBgn-2. Penanganan Mutu Produk
Bgn-2. Penanganan Mutu Produk 1. Proses produksi 2. Pengolahan 3. Teknologi 4. Pemasaran A. Sasaran B. Hazard Analysis Critical Control Point, meliputi 2 aspek : 1. SSOP (Sanitation Standar Operating Procedure)
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERMASALAHAN
BAB IV ANALISA PERMASALAHAN 4.1 Proses Produksi Bintang Toedjoe Panas Dalam Sebelum melakukan proses produksi, operator terlebih dahulu melakukan sanitasi hygiene mulai dari sanitasi diri, peralatan, mesin
Lebih terperinciPENGUJIAN ANGKA LEMPENG TOTAL PADA TEPUNG TERIGU DI PASARAN TUGAS AKHIR OLEH: DEDEK TASYA SEMBIRING NIM
PENGUJIAN ANGKA LEMPENG TOTAL PADA TEPUNG TERIGU DI PASARAN TUGAS AKHIR OLEH: DEDEK TASYA SEMBIRING NIM 102410013 PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS FARMASI DAN MAKANAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku. Penerapan sanitasi dan higiene diruang penerimaan lebih dititik beratkan pada penggunaan alat dan bahan sanitasi.
Lebih terperinciEvaluasi Untuk Peningkatan Mutu dan Keamanan Proses Produksi Ikan Goreng Pada Perusahaan Katering di Semarang Melalui Penerapan Prinsip HACCP
Evaluasi Untuk Peningkatan Mutu dan Keamanan Proses Produksi Ikan Goreng Pada Perusahaan Katering di Semarang Melalui Penerapan Prinsip HACCP Evaluation of Quality and Safety of Fried Fish Production at
Lebih terperinciPERENCANAAN SANITASI PADA UNIT PENGOLAHAN ROTI TAWAR DENGAN KAPASITAS 100 KG TERIGU/HARI TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN
PERENCANAAN SANITASI PADA UNIT PENGOLAHAN ROTI TAWAR DENGAN KAPASITAS 100 KG TERIGU/HARI TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN OLEH : GABRIELLA MARIA ANGELINA 6103013053 JOHN JOZEF SUMUEL 6103013094
Lebih terperinciPengendalian Kualitas dengan Metode Acceptance Sampling (Studi kasus: AMDK ADENI Pamekasan)
Pengendalian Kualitas dengan Metode Acceptance Sampling (Studi kasus: AMDK ADENI Pamekasan) 1 M. Fitriyan H, 2 Agus Salim Program Studi Teknik Industri, Universitas Trunojoyo Madura Jl. Raya Telang PO
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan menggunakan daun sirsak (Annona muricata) yang
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil Penelitian yang dilakukan menggunakan daun sirsak (Annona muricata) yang berasal dari daerah Sumalata, Kabupaten Gorontalo utara. 4.1.1 Hasil Ektraksi Daun Sirsak
Lebih terperinciNur Hidayat Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang
Nur Hidayat Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang http://nurhidayat.lecture.ub.ac.id Materi Sosialisasi GMP dan Keamanan Pangan 11/17/2011 1 HACCP
Lebih terperinciGMP (Good Manufacturing Practices) Cara Pengolahan Pangan Yang Baik
GMP (Good Manufacturing Practices) Cara Pengolahan Pangan Yang Baik HANDOUT MATA KULIAH : REGULASI PANGAN (KI 531) OLEH : SUSIWI S JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA F P M I P A UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Desain penelitian pada penelitian ini adalah Deskriptif Laboratorik.
III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian pada penelitian ini adalah Deskriptif Laboratorik. 3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret - April 2013.
Lebih terperinciANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS MENGGUNAKAN DIAGRAM KENDALI DEMERIT (Studi Kasus Produksi Air Minum Dalam Kemasan 240 ml di PT TIW)
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS MENGGUNAKAN DIAGRAM KENDALI DEMERIT (Studi Kasus Produksi Air Minum Dalam Kemasan 240 ml di PT TIW) SKRIPSI Oleh : GITA SUCI RAMADHANI 24010210120012 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku, bahan kemas dan obat jadi yang belum didistribusikan.
Lebih terperinciTata cara pengambilan contoh uji beton segar
Standar Nasional Indonesia Tata cara pengambilan contoh uji beton segar ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Dari penelitian yang dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan, diperoleh hasil pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Tabel 2 : Hasil pengukuran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut SNI 01-3719-1995, minuman sari buah ( fruit juice) adalah minuman ringan yang dibuat dari sari buah dan air minum dengan atau tanpa penambahan gula dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan usaha yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Farmasi 2.1.1 Pengertian Industri Farmasi Industri farmasi menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan
Lebih terperinciDokumentasi SSOP (Sanitation Standard Operating Procedures) S P O Sanitasi
Dokumentasi SSOP (Sanitation Standard Operating Procedures) S P O Sanitasi HANDOUT MATA KULIAH : REGULASI PANGAN (KI 531) OLEH : SUSIWI S JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA F P M I P A UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Lebih terperinciUJI CEMARAN MIKROBA PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG YANG ADA DI KECAMATAN KEMBARAN
UJI CEMARAN MIKROBA PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG YANG ADA DI KECAMATAN KEMBARAN SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh : TRIANTORO 1008010099 Fakultas
Lebih terperinciStok yang disimpan untuk. mendatang. Pertanyaan: barang atau jasa?
Apa itu inventori? Stok yang disimpan untuk memenuhi kebutuhan di masa mendatang Pertanyaan: barang atau jasa? Inventori dan manajemen kualitas Pelanggan biasanya mempersepsikan kualitas layanan sebagai
Lebih terperinciPENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA
PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Direktorat Produksi 2010 Pendahuluan Dalam rangka menghadapi era globalisasi, maka produk perikanan
Lebih terperinciPERENCANAAN UNIT PENGENDALIAN MUTU PADA PABRIK AIR MINUM DALAM KEMASAN CUP 250 ML DENGAN KAPASITAS PRODUKSI L/HARI
PERENCANAAN UNIT PENGENDALIAN MUTU PADA PABRIK AIR MINUM DALAM KEMASAN CUP 250 ML DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 48.000 L/HARI TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN OLEH: ANDREAS SIAUW TANTO (6103010021)
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda
15 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda pada pollard terhadap kandungan total bakteri, Gram positif/negatif dan bakteri asam laktat telah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dilakukan di Laboratorium Pembinaan dan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan penelitian dilakukan di Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Provinsi Gorontalo. Waktu penelitian dilaksanakan pada
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAK...i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH...iv. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR GAMBAR...
DAFTAR ISI ABSTRAK...i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH...iv DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan
Lebih terperinciUpaya Perlindungan Kualitas Hidup Konsumen Melalui Studi Penerapan HACCP Pada Penyediaan Pangan Di Kantin Rumah Sakit
Upaya Perlindungan Kualitas Hidup Konsumen Melalui Studi Penerapan HACCP Pada Penyediaan Pangan Di Kantin Rumah Sakit Nuzulia Khoiriyah 1), Wiwiek Fatmawati 2) 1),2) Teknik Industri, Universitas Islam
Lebih terperinciAPLIKASI PENGENDALIAN MUTU PADA PABRIK SUSU STERILISASI ULTRA HIGH TEMPERATURE PLAIN YANG BERKAPASITAS L PRODUK/HARI MAKALAH KOMPREHENSIF
APLIKASI PENGENDALIAN MUTU PADA PABRIK SUSU STERILISASI ULTRA HIGH TEMPERATURE PLAIN YANG BERKAPASITAS 21.000 L PRODUK/HARI MAKALAH KOMPREHENSIF OLEH: FANI NOVITA HALIM 6103006077 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI
Lebih terperinciANALISA BAKTERI COLIFORM
ANALISA BAKTERI COLIFORM DAN IDENTIFIKASI ESCHERICHIA COLI PADA ES BATU YANG DIGUNAKAN PEDAGANG MINUMAN KAKI LIMA DI LINGKUNGAN SEKITAR UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TAHUN 2015 Oleh: LINDIA FITRI 120100462
Lebih terperinciSosialisasi PENYUSUNAN SOP SAYURAN dan TANAMAN OBAT. oleh: Tim Fakultas Pertanian UNPAD, Bandung, 14 Maret 2012
Sosialisasi PENYUSUNAN SOP SAYURAN dan TANAMAN OBAT oleh: Tim Fakultas Pertanian UNPAD, Bandung, 14 Maret 2012 Issue : Kemampuan petani didalam menjamin mutu dan keamanan pangan segar yg dihasilkan relatif
Lebih terperinciENVIRONMENTAL MONITORING RISK ASSESSMENT. By Tim Sandle
ENVIRONMENTAL MONITORING RISK ASSESSMENT By Tim Sandle PENDAHULUAN Pemantauan lingkungan atau Environmental Monitoring menggambarkan pengujian mikrobiologi yang dilakukan dengan tujuan untuk mendeteksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan hak
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Makanan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan hak asasi setiap orang untuk keberlangsungan hidupnya. Makanan adalah unsur terpenting dalam menentukan
Lebih terperinciPENENTUAN WAKTU TINGGAL OPTIMUM PASTEURISASI SUSU DENGAN PLATE HEAT EXCHANGER
PENENTUAN WAKTU TINGGAL OPTIMUM PASTEURISASI SUSU DENGAN PLATE HEAT EXCHANGER Ninik Lintang Edi Wahyuni Teknik Kimia - Politeknik Negeri Bandung Jl Gegerkalong Hilir Ciwaruga, Bandung 40012 Telp/fax :
Lebih terperinciAnalisis Risiko Pengolahan Hasil Pertanian
Analisis Risiko Pengolahan Hasil Pertanian Tekn. Penanganan dan Pengolahan Hasil Pertanian Mas ud Effendi Risiko Risiko merupakan ketidakpastian (risk is uncertainty) dan kemungkinan terjadinya hasil yang
Lebih terperinciSISTEM IMPLEMENTASI HACCP PABRIK SNACK MENGACU ISO MENCAKUP DAERAH PEMASARAN KEPULAUAN KECIL TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN
SISTEM IMPLEMENTASI HACCP PABRIK SNACK MENGACU ISO 22000 MENCAKUP DAERAH PEMASARAN KEPULAUAN KECIL TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN OLEH: VERONICA HARTANTIO 6103009112 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
Lebih terperinciITP730 Faktor-Faktor Kritis pada Proses Sterilisasi dengan Retort (Form FDA 2541 dan FDA 2541a)
ITP730 Faktor-Faktor Kritis pada Proses Sterilisasi dengan Retort (Form FDA 2541 dan FDA 2541a), PhD Southeast Asian Food & Agricultural Science & Technology (SEAFAST) Center, Bogor Agricultural University,
Lebih terperinciPengolahan, Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian
Pengolahan, Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Teknologi Penanganan dan Pengolahan Hasil Pertanian Mas ud Effendi Tahap Awal Proses Pengolahan (1) Kualitas produk olahan yang dihasilkan sangat
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 27 Mei 2013 sampai dengan 5 Juni 2013 di PT. Awindo Internasional Jakarta. PT. Awindo Internasional terletak
Lebih terperinciGrace Sugianto (6103012048), Amelia Sugianto (6103012075), Jessica Novita Budiono (6103012080). Proses Pembekuan Udang di PT. Surya Alam Tunggal. Waru-Sidoarjo. Di bawah bimbingan: Dr. Ir. Anna Ingani
Lebih terperinciABSTRAK PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DAIHATSU SIRION PADA PT ASTRA DAIHATSU MOTOR BANDAR LAMPUNG. Oleh.
ABSTRAK PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DAIHATSU SIRION PADA PT ASTRA DAIHATSU MOTOR BANDAR LAMPUNG Oleh M Rizki Ramadhan Salah satu produk dalam bidang otomotif yang dalam hal ini
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana
38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di laboratorium Plant Physiology and Culture Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Lebih terperinciANALISIS ASPEK MIKROBIOLOGI BAKSO BAKAR YANG DIJUAL DI KECAMATAN TAMPAN
SKRIPSI ANALISIS ASPEK MIKROBIOLOGI BAKSO BAKAR YANG DIJUAL DI KECAMATAN TAMPAN Oleh: Aref 10981006689 PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional untuk
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional untuk mengetahui hubungan antara jarak perpipaan distribusi air perpipaan Instalasi
Lebih terperinciLAMPIRAN. Tabel 1: Hasil Analisis Bakteri Koliform dengan Metode MPN. Sampel Kode sampel Tes perkiraan
LAMPIRAN Lampiran 1 Tabel 1: Hasil Analisis Bakteri Koliform dengan Metode MPN Sampel Kode sampel Tes perkiraan Tes penegasan MPN Air Bersih 290/B/AB/02/201 4 5-1-0 5-1-0 33 Lampiran 2 Flowsheet Pembuatan
Lebih terperinciTata cara pengambilan contoh uji beton segar
Standar Nasional Indonesia Tata cara pengambilan contoh uji beton segar ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan
Lebih terperinciMisbahul Huda, Maria Tuntun Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Tanjungkarang
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Jumlah Mikroba Pada Kecap Manis Isi Ulang Yang Digunakan Penjual Bakso Di Kecamatan Misbahul Huda, Maria Tuntun Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes
Lebih terperinciPENERAPAN PRINSIP HACCP (HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT) PADA PABRIK PENGOLAHAN CRACKER DENGAN KAPASITAS TEPUNG TERIGU 100 KG PER HARI
PENERAPAN PRINSIP HACCP (HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT) PADA PABRIK PENGOLAHAN CRACKER DENGAN KAPASITAS TEPUNG TERIGU 100 KG PER HARI MAKALAH KOMPREHENSIF OLEH : ANITA LUGITO (6103006007) PROGRAM
Lebih terperinciPENINGKATAN KEAKURATAN INSPEKSI SUBDEPARTMENT QUALITY CONTROL INCOMING : STUDI KASUS
PENINGKATAN KEAKURATAN INSPEKSI SUBDEPARTMENT QUALITY CONTROL INCOMING : STUDI KASUS Christian Davin Gunawan 1, Indriati Bisono 2 Abstract: PT. X produces circuit breakers. The raw material inspection
Lebih terperinciB A B 5. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T. JUR TEK INDUSTRI FT UB MALANG 1
B A B 5 1 VSM adalah suatu teknik / alat dari Lean berupa gambar yg digunakan untuk menganalisa aliran material dan informasi yg disiapkan untuk membawa barang dan jasa kepada konsumen. VSM ditemukan pada
Lebih terperinciKUMPULAN TABEL MIL-STD-414
KUMPULAN TABEL MIL-STD-414 Ir. Budi Nurtama, M.Agr. 2005 Program Studi Supervisor Jaminan Mutu Pangan Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor TABLES FOR
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Lebih terperinciKUALITAS MIKROBIOLOGIS NASI BUNGKUS DITINJAU DARI JUMLAH TOTAL MIKROBA, COLIFORM DAN
KUALITAS MIKROBIOLOGIS NASI BUNGKUS DITINJAU DARI JUMLAH TOTAL MIKROBA, COLIFORM DAN Escherichia coli DI WILAYAH KAMPUS UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN Skripsi Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mencapai Derajat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE. Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru pada bulan Mei 2013 sampai dengan Juni 2013.
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium Patologi Entomologi dan Mikrobiologi (PEM) Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. pada suhu 70 C terhadap total bakteri, ph dan Intensitas Pencoklatan susu telah
13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dengan judul pengaruh variasi periode pemanasan pada suhu 70 C terhadap total bakteri, ph dan Intensitas Pencoklatan susu telah dilaksanakan sejak tanggal 11 April
Lebih terperinciPendahuluan. Proteksi Produk Proteksi Personil Proteksi Lingkungan
Sistem AHU/HVAC Pendahuluan Sistem pengkondisian udara (tata udara) yg dipergunakan di industri farmasi yg mendukung proses produksi sesuai dg syarat yg ditetapkan Tujuan : Proteksi Produk Proteksi Personil
Lebih terperinciIV. METODOLOGI PENELITIAN
IV. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah suatu proses berfikir dari menemukan masalah, mengumpulkan data, baik melalui tinjauan pustaka maupun melalui studi lapangan, melakukan pengolahan
Lebih terperinciPenggunaan terbesar herbal. Fitofarmaka. supplement. kosmetik
Penggunaan terbesar herbal Fitofarmaka supplement kosmetik Pasar herbal Pasar dunia 10 M USD Nilai export indonesia 100 Triliun Kualitas Produksi herbal GAP GMP GDP GAP ON FARM Iklim Tanah Ketinggian bibit
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
40 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif eksploratif, yaitu penelitian yang menjajaki sesuatu informasi sementara atau kasus yang belum dikenal atau
Lebih terperinci