PENGANTAR TEKNIK SAMPLING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGANTAR TEKNIK SAMPLING"

Transkripsi

1 PENGANTAR TEKNIK SAMPLING Dalam banyak hal, penelt dhadapkan kepada keputusan untuk dapat menentukan banyaknya elemen yang akan mereka amat. Setap elemen yang terplh dharapkan dapat mewakl objek yang sedang damat. Terkat dengan hal tersebut, seorang penelt selan harus menentukan banyaknya elemen juga harus mengetahu cara mendapatkan elemen tersebut. Teknk samplng secara statstk dapat ddefnskan sebaga berkut. "Teknk samplng adalah suatu teknk untuk menentukan jumlah sampel dan pemlhan calon anggota sampel, sehngga setap sampel yang terplh dalam peneltan dapat mewakl populasnya." Selan tu, teknk samplng juga mencakup proses pengumpulan nformas sepert pengamatan, surve, atau stud dokumentas. Pengertan samplng secara statstk adalah sebaga berkut. Samplng adalah suatu proses memlh sebagan unsur populas yang jumlahnya mencukup secara statstk, sehngga memberkan dampak bahwa dengan mempelajar sampel serta memaham karakterstknya akan dketahu dengan bak nformas mengena keadaan populasnya." Apabla semua anggota populas dplh menjad anggota sampel pengamatan maka proses tersebut dnamakan sensus. Pengamblan sampel menjad pentng, karena dalam banyak kasus penelt tdak mungkn mengamat seluruh anggota populas karena beberapa hal berkut n. a. Sumber daya yang dmlk terbatas. Sumber daya yang dmaksud adalah waktu, tenaga, dan dana. Dengan keterbatasan yang dhadap dalam melakukan peneltan, seorang penelt dharuskan mengambl sampel pengamatan agar a dapat menyelesakan peneltannya. b. Tdak mungkn dapat mengamat seluruh anggota populas Msalkan seorang penelt dmnta mengamat konsumen dar suatu produk "X" yang tersebar dseluruh Indonesa. Maka tdak mungkn penelt tersebut dapat mengamat semua konsumen pengguna produk "X". Untuk kasus sepert n,

2 penelt dharuskan mengambl sebagan dar konsumen produk "X" yang dapat mewakl keseluruhan konsumen. c. Sebagan pengamatan bersfat "merusak" Bagamana jadnya apabla untuk menguj bahwa jeruk yang akan kta bel memlk rasa yang mans, kta harus mencoba terlebh dahulu jeruk-jeruk yang djual pedagang? Melalu lustras tersebut sangat jelas bahwa sensus tdak dapat dlakukan pada kasus d atas. Untuk memerksa rasa dar jeruk yang djual pedagang, cukup dambl sebagan saja untuk duj. Dalam Bab 1 telah djelaskan krtera dar data (sampel) yang bak, yakn a. objektf, maksudnya bahwa sampel yang terkumpul harus sesua dengan keadaan yang sebenarnya, b. representatve, maksudnya bahwa sampel yang terkumpul harus dapat mewakl objek yang damat, c. standard error yang kecl, maksudnya adalah tngkat keteltan dar proses mendapatkan sampel harus tngg atau dengan kata lan kesalahan proses pengamblan sampel kecl, d. relevan, artnya sampel yang terkumpul harus memlk hubungan atau keterkatan dengan masalah yang akan dselesakan. Dalam bab n, penjelasan mengena pengantar teknk samplng akan dfokuskan pada proses menentukan jumlah sampel, proses pemlhan anggota sampel, proses pengumpulan data, dan proses mentransformas data kualtatf menjad data kuanttatf (selanjutnya dsebut proses kuantfkas data). Hal-hal tersebut sangatlah pentng dalam melakukan peneltan dkarenakan alasan berkut. 1. Penentuan jumlah sampel secara statstk akan dapat meyaknkan bahwa nformas terkumpul dperoleh dar jumlah yang sgnfkan terhadap populasnya.. Proses pemlhan anggota sampel yang bak bertujuan agar nformas yang dperoleh dar jumlah sampel yang terbatas dapat dgeneralsaskan untuk dapat melhat karakterstk populas. 3. Proses pengumpulan data yang bak akan sangat membantu dalam mengumpulkan nformas yang selanjutnya akan dolah sebaga data. 4. Proses tranformas akan menjad pentng, karena alat-alat statstk yang selama n dpelajar memerlukan nput data kuanttatf, padahal kenyataannya

3 nformas dperoleh pula dalam bentuk data kualtatf. Oleh karena tu perlu kranya dlakukan proses transformas yang tak lan adalah proses kuantfkas yakn merubah data kualtatf menjad data kuanttatf agar supaya alat-alat statstk yang selama n dpelajar dapat pula dgunakan untuk menganalss data kualtatf. Secara umum, terdapat dua hal yang harus dperhatkan dalam melakukan teknk samplng yakn keteltan dan keakuratan dar sampel yang dperoleh agar tdak bas, karena sampel tersebut merupakan modal yang sangat berharga dalam mengumpulkan nformas dar suatu populas. Pernyataan tersebut dapat dkatakan dengan suatu kasan sebaga berkut : "Tdak mungkn mendapatkan butran emas apabla bongkahan batu yang dolah tdak mengandung emas sama sekal". Tngkat keteltan dan keakuratan nla data selalu dkatkan dengan beberapa sumber kesalahan samplng, sepert berkut n. 1. varas acak. kesalahan spesfkas 3. kesalahan penentuan responden 4. kesalahan ketdaklengkapan respon 5. kesalahan penarkan sampel 6. kesalahan pengukuran 7. kesalahan ketdaklengkapan daftar unsur populas. Teknk Samplng Ukuran besarnya sampel yang harus dambl dalam suatu peneltan selalu saja menjad bahan perdebatan yang menark dalam mengnformaskan suatu hasl peneltan. Terlalu sedkt sampel yang dambl, menyebabkan banyak orang tdak mempercaya kesmpulan yang dambl, akan tetap jka sampel yang dambl sangat besar atau mendekat populasnya, penelt mengalam kendala dengan dana yang harus danggarkan, jumlah tenaga yang harus membantu, dan yang tdak kalah pentng adalah waktu peneltan yang sempt, bahkan terkadang faktor geografs dan faktor-faktor tekns tekns lannya serng menjad kendala dalam setap surve. Oleh karena tu dperlukan suatu cara untuk menentukan jumlah sampel yang tepat agar nformas hasl peneltan dapat dterma secara luas. Masalah yang serng muncul dalam teknk samplng selan penentuan jumlah sampel adalah proses pemlhan

4 sampel dar setap anggota populas. Bagamana cara memlh sampel yang bak, apakah harus kelompok tertentu saja yang dapat dplh sebaga sampel, ataukah semua orang harus damat. Banyaknya dlema ddalam menentukan jumlah sampel dan proses pemlhan sampel, menjadkan teknk samplng sebaga suatu topk tersendr yang dkembangkan secara khusus dalam statstk. Melalu statstk masalah penentuan jumlah sampel dcoba untuk dselesakan secara lebh fleksbel dmana kengnan masyarakat dan kesultan dar penelt menjad bahan pertmbangan d dalamnya. Beberapa faktor yang mempengaruh penelt dalam menentukan jumlah sampel pengamatan adalah masalah yang akan dhadap dan juga jens peneltannya. Varablty dar karakterstk yang akan dukur. a. Derajat kepercayaan [smbol yang dgunakan (1-α )100%] yang dngnkan oleh penelt. b. Power of test (smbol p-value), apabla jens peneltan komparatf. c. Pembatasan waktu pengamatan. Makn banyak unt samplng yang akan dukur makn banyak pula waktu yang dbutuhkan untuk mengukurnya. d. Baya pengamatan. Makn banyak unt samplng yang akan dperlukan maka baya yang harus dsedakan pun semakn banyak. e. Bound of error (BE) adalah besarnya kesalahan terbesar yang dlakukan pada saat melakukan estmas (penaksran). f. Unt observas yang terseda. g. Rencana samplng yang telah drencanakan. Melalu teknk-teknk samplng yang akan dajarkan dharapkan dapat membantu mahasswa dan pengguna lannya dalam menyelesakan tahapan awal dar pengolahan data. Teknk penentuan jumlah dan pemlhan anggota sampel secara statstk dbag menjad dua yakn: 1. Teknk probablty samplng, adalah suatu teknk menentukan jumlah sampel dan pemllhan anggota sampel dengan memperkrakan kemungknan atau peluang dar setap anggota populas yang terplh menjad anggota samplng.

5 . Teknk Non Probablty samplng, adalah teknk-menentukan jumlah sampel dan pemlhan anggota sampel tanpa memperhtungkan nla peluang atau kemungknan terplhnya setap anggota populas. Walaupun demkan, kedua teknk d atas dapat dpaka secara bersamaan dalam suatu peneltan. Masng-masng teknk memlk kelebhan dan kekurangan masngmasng. Msalkan teknk probablty samplng memlk kelebhan dalam menentukan jumlah sampel mnmum yang dapat dambl seorang penelt karena rumusannya cukup jelas. Tetap rumusan tersebut basanya hanya dapat dgunakan apabla banyaknya anggota populas dketahu sejak awal. Apabla banyaknya anggota populas tdak dapat dtaksr dengan cukup bak, msalnya dalam kasus pengamatan terhadap pengunjung pasar tradsonal, maka teknk proballty samplng dapat dgantkan dengan teknk non-probablty samplng. Walaupun demkan teknk non-probablty samplng tdak memberkan rumusan yang jelas dalam penentuan banyaknya sampel pengamatan. Selanjutnya akan djelaskan beberapa teknk probablty samplng dan teknk non probablty samplng adalah sebaga berkut. Teknk Probablty Samplng Sepert telah djelaskan pada alnea sebelumnya, bahwa teknk probablty samplng dapat ddefnskan sebaga berkut. Teknk probablty samplng adalah suatu teknk menentukan jumlah sampel dan pemlhan anggota sampel dengan memperkrakan kemungknan atau peluang dar setap anggota populas yang terplh menjad anggota sampel. Dalam teknk probablty samplng, pemlhan sampel dlakukan secara objektf, dalam artan sampel yang terplh tdak ddasarkan semata-mata pada kengnan penelt, tetap setap anggota populas memlk kesempatan/peluang yang sama untuk dapat terplh sebaga sampel. Dengan demkan dharapkan sampel yang terplh tad dapat dgunakan untuk mempelajar prlaku populas secara objektf pula. Dsampng tu beberapa metode probablty samplng yang dpelajar

6 akan dapat memperkrakan besarnya nla bas dan juga varas dar anggota populas (tdak akan djelaskan lebh lanjut dalam bab n). Selan tu, untuk dapat menggunakan probablty samplng dbutuhkan kerangka sampel (samplng frame) yakn suatu daftar dar unt-unt samplng dalam rangka mendapatkan responden dengan peluang yang telah dketahu sebelumnya. Kebutuhan n berdampak pada tmbulnya baya dan permasalahan-permasalahan lannya yang akan dbahas pada alnea d bawah n. Dengan menggunakan metode alokas Neyma untuk rata-rata populas maka langkah-langkal penentuan banyaknya sampel adalah sebaga berkut: () n = = N dketahu besarnya nla n adalah Z α ( N S ) ( BE ) + Z ( N x S ) α ( 1,645) ( ) ( 850) ( 5) + ( 1,645) ( ) sampel () dengan menggunakan rumus N S n = n= [ N S ] [ N S ] N S 7 Dan dketahu N S = maka dperoleh banyaknya sampel untuk setap strata sebaga berkut : Strata S N N S n Sswa SD Sswa SMP Sswa SMU Mahasswa

7 CLUSTER SAMPLING Apabla populas tersebar dalam beberapa wlayah (cluster) yang masng-masng mempunya cr yang hampr sama, maka salah satu atau beberapa wlayah dapat dplh secara acak sebaga sampel. Msalkan seorang penelt mengamat masalah kemsknan d pedesaan dalam satu kecamatan. Msalkan dalam kecamatan tersebut terdapat 0 desa. Dketahu pula penduduk d beberapa desa mempunya keragaman yang hampr sama dalam banyak hal, bak keragaman dalam hal penddkan, pekerjaan, dan atau penghaslan. Karena setap desa (sebaga cluster) memlk karakterstk yang hampr sama satu sama lan, maka salah satu desa dapat dplh sebaga sampel untuk mewakl desa lannya. Dengan demkan yang dmaksud dengan cluster adalan sebuah unt samplng yang ddalamnya bers unt-unn samplng yang lebh kecl. Metode n tdak memerlukan kerangka samplng, sehngga untuk menentukan responden yang akan dplh jauh lebh mudah ketmbang metode lannya. Tetap dengan adanya keleluasaan dalam menentukan sampel, maka nla samplng error dar pengamatan serngkal cukup besar. Pemlhan sampel secara cluster dapat dlakukan secara bertngkat, msal cluster samplng one stage atau cluster samplng two stage, dan Ian-lan. Msal, cluster stage satu adalah pemlhan banyaknya desa yang akan djadkan daerah pengamatan, sedangkan stage kedua adalah memlh banyaknya RT atau RW d setap desa terplh. Penarkan sampel dalam cluster samplng dlakukan secara acak dan bermbang dengan ukuran sampel dtentukan berdasarkan fracton yang telah dtentukan. Adapun salah satu rumusan dar cluster samplng adalah : n = f. N dmana a. f menyatakan fracton dar tahapan/stage ke- (basanya dtentukan berdasarkan pengamatan sebelumnya, atau kesepakatan dar para ahl) b. n menyatakan ukuran sampel dar tahapan/stage ke- c. N menyatakan banyaknya populas dar tahapan/stage ke-

8 Keuntungan menggunakan cluster samplng adalah rendahnya baya yang harus dkeluarkan ketmbang jka menggunakan metode stratfed random samplng. Sedangkan kelemahan utama dar metode n adalah kurang efsen dalam proses pemlhan anggota sampel dbandngkan metode lannya, karena sub-sub dar setap kelompok yang dtentukan dalam suatu stage dasumskan memlk karakterstk homogen (hampr homogen). Padalah sepert telah djelaskan sebelumnya bahwa dalam konds nyata keadaan n sangatlah sult untuk dperoleh. Mash banyak metode lannya dar teknk probablty samplng sepert Area Samplng, Double samplng, Systematc samplng, rato estmaton, dan mash banyak lag lannya yang tdak dbahas secara khusus dalam dktat n (selengkapnya lhat : Elementary survey samplng oleh Wllam Mendenhall). Selan tu pula ada satu buah rumus yang penggunaannya sudah sangat umum, yakn rumus SLOVIN dmana penentuan jumlah sampel hanya ddasarkan pada banyaknya anggota populas (N) dan tngkat kepercayaan (( 1 α ) loo% saja. Adapun rumusan dar penentuan banyaknya sampel melalu rumus SLOVIN adalah sebaga berkut. N n = 1+ Nα Penggunaan rumus tersebut mengasumskan bahwa nla data akan berdstrbus normal atau hampr normal. Beberapa penelt ada pula yang menggunakan tabel samplng dengan tngkat kepercayaan tertentu ddalam menentukan banyaknya sampel pengamatan yang akan mereka ambl. Setelah sebelumnya kta mempelajar mater yang berkatan dengan pengamblan dan pemlhan sampel melalu teknk probablty samplng, maka selanjutnya akan durakan -teknk lannya yakn teknk non probablty samplng. Teknk Pengumpulan Data Beberapa metode yang telah dkenal luas sebaga suatu teknk untuk mengumpulkan data sepert wawancara, surve yang terdr dar pengamatan (observas) dan kuesoner (angket), serta stud dokumentas. Karena metode pengumpulan data tergantung pada karakterstk data, maka teknk yang dgunakan pun tdak selalu sama untuk setap peubah. Terkadang untuk suatu peubah dapat dgunakan lebh dar satu teknk pengumpulan data dmana teknk

9 yang satu merupakan teknk utama dan lannya merupakan data kontrol/referens tambahan/penunjang. Pengamatan (Observas) Pengamatan (observas) adalah suatu teknk pengumpulan data dmana penelt mencatat setap nformas sesua dengan kenyataan yang mereka alam selama peneltan berlangsung. Pengalaman penelt tersebut dapat terjad berdasarkan melhat, mendengar, dan merasakan yang kemudan dlaporkan seobjektf mungkn. Surve Surve adalah suatu teknk pengumpulan data dengan menggunakan nstrumennstrumen tertentu yang dperoleh dengan memnta tanggapan dar responden. Beberapa cr-cr surve adalah : 1. Dgunakan pada sampel yang basanya dperoleh melalu teknk probablty samplng.. Tanggapan/respons dperoleh langsung dar responden terplh. 3. Surve dlaksanakan pada stuas yang alamah. Basanya responden dkunjung dlokas-lokas tertentu yang telah dplh sebaga lokas surve untuk dmnta keter angan/nf ormas. Pada dasarnya bentuk surve dbag menjad dua wawancara dan penyebaran kuesoner (angket). Wawancara Wawancara adalah bentuk komunkas langsung anta penelt dengan responden. Bentuk nstrumen da wawancara adalah schedule pertanyaan/ pedoma wawancara. Keunggulan dar pengumpulan data melalu wawanca dantaranya adalah 1. Wawancara dapat dlakukan pada setap ndvd tanpa dbatas oleh faktor usa maupun kemampuan membaca, dan lan-lan.. Data yang dperoleh dapat langsung dketahu objektftasnya karena dlaksanakan secara tata; muka. 3. Wawancara dapat dlaksanakan langsung kepada sumbernya yang terplh sebaga sampel.

10 4. Pelaksanaan wawancara dapat lebh fleksbel serta dnams, karena dlaksanakan dengan hubungan langsung antara penelt dengan responden sehngga memungknkan penelt memberkan penjelasan kepada responden apabla terdapat suatu pertanyaan yang kurang dmengert responden. Selan tu, pengumpulan data melalu wawancara memlk beberapa kelemahan, yakn: 1. Karena wawancara dlakukan secara perseorangan maka proses pengumpulan datanya memerlukan waktu, tenaga, dan baya yang cukup tngg terlebh jka jumlah sampelnya besar.. Faktor bahasa, bak dar pewawancara maupun responden sangat mempengaruh hasl atau data yang dperoleh. 3. Serng terjad wawancara yang dlakukan bertele-tele. 4. Wawancara menuntut kerelaan dan kesedaan responden untuk menerma secara bak dan bentuk kerja sama mereka dengan pewawancara. 5. Wawancara menuntut penyesuaan dr secara emosonal (mental-psks) antara pewawancara dengan responden. 6. Hasl wawancara banyak bergantung pada kemampuan pewawancara dalam menggal.mencatat, dan menafsrkan setap jawaban responden. Dlhat dar bentuk pertanyaan yang dajukan, wawancara dbag menjad tga : 1. Wawancara berstruktur, apabla pertanyaan-pertanyaan yang dajukan mengarah pada jawaban dalam pola pertanyaanya.. Wawancara tak berstruktur, apabla pertanyaan-pertanyaan yang dajukan dapat djawab secara bebas oleh responden tanpa terkat pada pola-pola jawaban tertentu. 3. Wawancara campuran, apabla kedua bentuk d atas dgabungkan yakn antara wawancara berstruktur dan tak berstruktur. Penyebaran Kuesoner/Angket Kuesoner atau angket hanya berbeda dalam bentuk penyampaan pertanyaannya. Dalam kuesoner, pertanyaan dsusun dalam bentuk kalmat tanya (pertanyaan terbuka), sedangkan dalam angket, pertanyaan dsusun dalam kalmat pertanyaan

11 dengan krtera jawaban yang telah dsedakan (pertanyaan tertutup). Adapun nstrumen dar penyebaran kuesoner (angket) adalah kumpulan daftar pertanyaan (kuesoner) Keuntungan dar penyebaran kuesoner dantaranya adalah 1. Adanya bentuk pertanyaan baku yang dtanyakan kepada semua responden sehngga memudahkan responden untuk mengsnya dan mempermudah penelt untuk mengolahnya, karena setap responden dberkan pertanyaaan yang sama.. Kuesoner (angket) dapat dgunakan untuk mengumpulkan data dar sejumlah besar responden yang terplh sebaga sampel. 3. Responden dapat dengan leluasa memberkan nformas tanpa adanya pengaruh dar surveyor/penelt. 4. Baya yang dkeluarkan relatf lebh rendah dbandngkan wawancara. 5. Dalam mengs kuesoner (angket), responden dapa memkrkannya dengan bak karena tdak dbatas oleh waktu untuk segera memberkan jawaban begt pertanyaan selesa dajukan (dalam wawancara). Sedangkan beberapa kelemahan proses pengumpulan date melalu penyebaran kuesoner adalah : 1. Pemakaan kuesoner terbatas pada pengumpulan pendapat atau fakta yang dketahu oleh responder (yang tdak dapat dketahu/dperoleh melalu jalan lan).. Pengsan angket serng dlakukan oleh orang lan (bukan responden terplh yang seharusnya mengs). 3. Angket hanya dapat ds oleh orang-orang yang dapat membaca saja (kalangan terbatas). Stud Dokumentas Dokumen adalah catatan tertuls mengena berbaga kegatan atau perstwa pada waktu yang lalu. Semua dokumen yang berhubungan dengan peneltan merupakan sumber nformas yang secara statstk dnamakan data sekunder.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a UKURAN SAMPEL Prof. Dr. H. Almasd Syahza, SE., MP Emal: asyahza@yahoo.co.d Webste: http://almasd. almasd.staff. staff.unr.ac.d Penelt Senor Unverstas Rau Penentuan Sampel Peneltan lmah hampr selalu hanya

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

PROSEDUR MENGGUNAKAN STRATIFIED RANDOM SAMPLING METHOD DALAM MENGESTIMASI PARAMETER POPULASI

PROSEDUR MENGGUNAKAN STRATIFIED RANDOM SAMPLING METHOD DALAM MENGESTIMASI PARAMETER POPULASI JEMI, Vol 1, No 1, Desember 2010 PROSEDUR MENGGUNAKAN STRATIFIED RANDOM SAMPLING METHOD DALAM MENGESTIMASI PARAMETER POPULASI Des Rahmatna, SPd, MSc (Unverstas Martm Raja Al Haj) ABSTRAKSI Peneltan n dmaksudkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan pada 6 (enam) MTs d Kota Yogyakarta, yang melput: Madrasah Tsanawyah Neger Yogyakarta II, Madrasah Tsanawyah Muhammadyah Gedongtengen,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadap era globalsas yang penuh tantangan, aparatur negara dtuntut untuk dapat memberkan pelayanan yang berorentas pada kebutuhan masyarakat dalam pemberan pelayanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai 3 BAB III METODELOGIPENELITIAN 3. Lokas dan Waktu Peneltan 3.. Lokas Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger Bonepanta pada kelas X pada semester genap tahun ajaran 0/03. 3.. Waktu Peneltan Peneltan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negosas Negosas dapat dkategorkan dengan banyak cara, yatu berdasarkan sesuatu yang dnegosaskan, karakter dar orang yang melakukan negosas, protokol negosas, karakterstk dar nformas,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukan, guna menjawab persoalanpersoalan yang d hadap. Adapun

Lebih terperinci

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS Resa Septan Pontoh Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran resa.septan@unpad.ac.d ABSTRAK.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodolog adalah salah satu faktor yang sangat pentng dalam sebuah peneltan, juga sedkt banyak tergantung pada ketepatan metode yang dgunakan. A. Jens Peneltan Berdasarkan rumusan

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data. BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan harus dsesuakan dengan masalah dan tujuan peneltan, hal n dlakukan untuk kepentngan perolehan dan analss data. Mengena pengertan metode peneltan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lapangan atau bisa disebut dengan kata field research yakni dengan

BAB III METODE PENELITIAN. lapangan atau bisa disebut dengan kata field research yakni dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang dlakukan secara langsung d lapangan atau bsa dsebut dengan kata feld research yakn dengan melakukan peneltan dan pengamblan

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.. KERANGKA ANALISIS Kerangka analss merupakan urutan dar tahapan pekerjaan sebaga acuan untuk mendapatkan hasl yang dharapkan sesua tujuan akhr dar kajan n, berkut kerangka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam memlh sesuatu, mula yang memlh yang sederhana sampa ke hal yang sangat rumt yang dbutuhkan bukanlah berpkr yang rumt, tetap bagaman berpkr secara sederhana. AHP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode adalah suatu cara yang dtempuh untuk mencapa suatu tujuan. Sepert yang dpaparkan oleh Surakhmad (985:3) yatu Metode merupakan cara utama yang dpergunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d Sunga Sak, Kota Pekanbaru, Provns Rau. Penentuan lokas dlakukan secara tertuju (purposve) karena sunga n termasuk dalam 13 sunga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:56) menjelaskan metode penelitian deskriptif adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:56) menjelaskan metode penelitian deskriptif adalah: 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Sugyono (008:56) menjelaskan metode peneltan deskrptf adalah: Rumusan masalah deskrptf adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

PENDUGAAN RASIO, BEDA DAN REGRESI

PENDUGAAN RASIO, BEDA DAN REGRESI TEKNIK SAMPLING PENDUGAAN RASIO, BEDA DAN REGRESI PENDAHULUAN Pendugaan parameter dar peubah Y seharusnya dlakukan dengan menggunakan nformas dar nla-nla peubah Y Bla nla-nla peubah Y sult ddapat, maka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode 34 BAB III METODE PENELITIAN A Metode yang Dgunakan Metode peneltan merupakan suatu pendekatan yang dgunakan untuk mencar jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dbahas Metode peneltan juga dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pekerjaan merupakan suatu aspek kehdupan yang sagat pentng. Bag masyarakat modern bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, bak dalam rangka memperoleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan kombnas atau mxed methods. Cresswell (2012: 533) A mxed methods research desgn s a procedure for collectng, analyzng and mxng

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:

Lebih terperinci

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Confgural Frequency Analyss untuk Melhat Penympangan pada Model Log Lnear Resa Septan Pontoh 1, Def Y. Fadah 2 1,2 Departemen Statstka FMIPA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk A. Metode dan Desan Peneltan 1. Metode Peneltan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara lmah yang dgunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Dalam art yang lebh luas,

Lebih terperinci

PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM

PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM 1) Membuat dstrbus frekuens. 2) Mengetahu apa yang dmaksud dengan Medan, Modus dan Mean. 3) Mengetahu cara mencar Nla rata-rata (Mean). TEORI PENUNJANG

Lebih terperinci