PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYUSUN KALIMAT YANG DIACAK MENJADI SEBUAH PARAGRAF YANG BAIK DAN BENAR MELALUI METODE SCRAMBLE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYUSUN KALIMAT YANG DIACAK MENJADI SEBUAH PARAGRAF YANG BAIK DAN BENAR MELALUI METODE SCRAMBLE"

Transkripsi

1 SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYUSUN KALIMAT YANG DIACAK MENJADI SEBUAH PARAGRAF YANG BAIK DAN BENAR MELALUI METODE SCRAMBLE PADA SISWA KELAS V SDN 1 KESIMAN DENPASAR TAHUN PELAJARAN 212/213 OLEH ANDREALDUS ROLANDO GUNTUR NPM : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR TAHUN 213

2 PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI INI DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN MEMPEROLEH GELAR SARJANA PENDIDIKAN PROGRAM S1 PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR MENYETUJUI Pembimbing I Pembimbing II Drs. I Nyoman Diarta, M.Pd Dra. I.G.A.P Tuti Indrawati, M.Hum NIP NIP i

3 2 TIM PENGUJI UJIAN SKRIPSI SARJANA PENDIDIKAN PROGRAM S1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR PENGUJI UTAMA Dra. A.A Rai Laksmi, M.Hum NIP PEMBANTU PENGUJI I PEMBANTU PENGUJI II Drs. I Nyoman Diarta, M.Pd Dra. I.G.A.P Tuti Indrawati, M.Hum NIP NIP ii

4 3 DITERIMA OLEH PANITIA UJIAN SKRIPSI SARJANA PENDIDIKAN PROGRAM S1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR Hari : Tanggal : MENGESAHKAN KETUA SEKRETARIS PROF.DR. WAYAN MABA DRA.NI LUH SUKANADI, M.HUM NIP NIP iii

5 4 KATA PERSEMBAHAN HASIL KARYA INI KUPERSEMBAHKAN UNTUK KEDUA ORANG TUAKU YANG TERCINTA DAN SEMUA KELUARGAKU SERTA TEMAN-TEMAN YANG SELALU MENDOAKAN DENGAN TULUS HATI DEMI KESUKSESANKU. iv

6 5 MOTTO HIDUP AKAN LEBIH MUDAH JIKA KAMU MEMUTUSKAN UNTUK MENIKMATI APA YANG KAMU MILIKI DARIPADA MENYESALI APA YANG TELAH TERJADI v

7 6 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-nya sehingga skripsi ini yang berjudul Peningkatan Kemampuan Menyusun Kalimat Yang Diacak Menjadi Sebuah Paragraf Yang Baik dan Benar Pada Siswa Kelas V SDN 1 Kesiman Tahun Pelajaran 212/213 dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam skripsi ini masih ada kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi penyempurnaan skripsi ini. Penyusunan skripsi ini, tidak terlepas dari partisipasi, pemikiran, bimbingan, dan motivasi dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Ibu Tjok Istri Ramaswati, S.H.M.M, Rektor Universitas Mahasaraswati Denpasar yang telah menyediakan sarana dan prasarana serta memberikan ijin untuk mengadakan penelitian. 2. Bapak Prof.Dr. Wayan Maba, Dekan FKIP Unmas Denpasar beserta staf para dosen pengajar di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar yang mengarahkan mahasiswa dalam melaksanakan kewajiban dan tugas akademis lapangan. 3. Ibu Dra. Ni Luh Sukanadi, M.Hum, Ketua Program Studi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bahasa Indonesia yang selalu mendukung dan memotivasi mahasiswa untuk menyelesaikan tugas skripsi ini. vi

8 7 4. Bapak Drs. I Nyoman Diarta, M.Pd, Pembimbing I yang dengan sabar dan tulus memberikan bimbingan hingga skripsi ini selesai. 5. Ibu Dra. I Gusti Ayu Putu Tuti Indrawati, M.Hum, Pembimbing II yang turut membantu selesainya tugas akhir ini. 6. Bapak dan Ibu Dosen di lingkungan FKIP Unmas Denpasar yang telah banyak memberikan ilmunya serta bimbingan yang tulus dan iklas kepada penulis selama pendidikan. 7. Ibu Ida Ayu Manik,S.Ag, Kepala Sekolah SDN 1 Kesiman Denpasar, beserta staf yang telah mengijinkan dalam mengadakan penelitian. 8. Ayah, ibu, kakak, dan keluargaku tercinta yang memberi dukungan baik moril maupaun materil dalam meraih cita-cita. 9. Teman-teman seperjuangan yang dengan sukarela membantu sehingga selesainya tugas akhir ini. Akhir kata, penulis sangat berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam meningkatkan mutu pendidikan, khususnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia selanjutnya. Denpasar, 3 Agustus 213 Penulis vii

9 8 Isi DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... PERSETUJUAN PEMBIMBING... TIM PENGUJI... PENGESAHAN PANITIA UJIAN... PERSEMBAHAN... MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... ABSTRAK... i ii iii iv v vi viii x xii xiii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Tujuan Umum Tujuan Khusus Ruang Lingkup Penelitian Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis Manfaat Praktis Asumsi... 7 BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Kalimat Kalimat yang Diacak Kalimat Tunggal Jenis-jenis Kalimat Tunggal Kalimat Majemuk Pengertian Kalimat Majemuk Macam-macam Kalimat Majemuk Pengertian Paragraf Jenis Paragraf Ciri-ciri Paragraf Fungsi Paragraf Syarat-syarat Pembuatan Paragraf Teknik Scramble Kelebihan dan Kekurangan Teknik Scramble Kelebihan Teknik Scramble Kelemahan Teknik Scramble Langkah-langkah Penerapan Teknik Scramble dalam Pembelajaran viii

10 9 Isi Halaman BAB III METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Subjek, Objek, dan Tempat Penelitian Rancangan Penelitian Prosedur Penelitian Refleksi Awal Siklus I Metode Pengumpulan Data Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Hasil Observasi Hasil Tes Analisis Data Refleksi Hasil Penelitian Siklus I Analisis Data Siklus I Refleksi Siklus I Siklus II Perencanaan Pelaksanaan Observasi dan Evaluasi Hasil Penelitian Siklus II Hasil Observasi Siklus II Hasil Tes Siklus II Analisis Data Siklus II Refleksi Siklus II Siklus III Perencanaan Pelaksanaan Observasi dan Evaluasi Hasil Penelitian Siklus III Hasil Observasi Siklus III Hasil Tes Siklus III Analisis Data Siklus III Refleksi Siklus III Rekapitulasi Prasiklus, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III Pembahasan BAB V PENUTUP Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA. LAMPIRAN-LAMPIRAN ix

11 1 DAFTAR TABEL 1. Skenario Pembelajaran yang digunakan dalam Penelitian Siklus I Peningkatan Kemampuan Menyusun Kalimat yang Diacak Menjadi Sebuah Paragraf yang Baik dan Benar Pada Siswa Kelas V SDN 1 Kesiman Tahun Pelajaran 212/ Daftar Hasil Tes Prasiklus Peningkatan Kemampuan Menyusun Kalimat yang Diacak Menjadi Sebuah Paragraf yang Baik dan Benar Pada Siswa Kelas V SDN 1 Kesiman Tahun Pelajaran 212/ Analisis Data Tes Prasiklus Peningkatan Kemampuan Menyusun Kalimat yang Diacak Menjadi Sebuah Paragraf yang Baik dan Benar Pada Siswa Kelas V SDN 1 Kesiman Tahun Pelajaran 212/ Daftar Hasil Tes Siklus I Peningkatan Kemampuan Menyusun Kalimat yang Diacak Menjadi Sebuah Paragraf yang Baik dan Benar Pada Siswa Kelas V SDN 1 Kesiman Tahun Pelajaran 212/ Analisis Data Siklus I Peningkatan Kemampuan Menyusun Kalimat yang Diacak Menjadi Sebuah Paragraf yang Baik dan Benar Pada Siswa Kelas V SDN 1 Kesiman Tahun Pelajaran 212/ Skenario Pembelajaran Menyusun Kalimat yang Diacak Menjadi Sebuah Paragraf yang Baik dan Benar Melalui Metode Scramble Daftar Hasil Tes Siklus II Peningkatan Kemampuan Menyusun Kalimat yang Diacak Menjadi Sebuah Paragraf yang Baik dan Benar Pada Siswa Kelas V SDN 1 Kesiman Tahun Pelajaran 212/ Analisis Data Siklus II Peningkatan Kemampuan Menyusun Kalimat yang Diacak Menjadi Sebuah Paragraf yang Baik dan Benar Pada Siswa Kelas V SDN 1 Kesiman Tahun Pelajaran 212/ Skenario Pembelajaran Menyusun Kalimat yang Diacak Menjadi Sebuah Paragraf yang Baik dan Benar Melalui Teknik Scramble Daftar Hasil Tes Siklus II Peningkatan Kemampuan Menyusun Kalimat yang Diacak Menjadi Sebuah Paragraf yang Baik dan Benar Pada Siswa Kelas V SDN 1 Kesiman Tahun Pelajaran 212/ Analisis Data Siklus III Peningkatan Kemampuan Menyusun Kalimat yang Diacak Menjadi Sebuah Paragraf yang Baik dan Benar Pada Siswa Kelas V SDN 1 Kesiman Tahun Pelajaran 212/ x

12 Rekapitulasi Prasiklus, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III dalam Peningkatan Kemampuan Menyusun Kalimat yang Diacak Menjadi Sebuah Paragraf yang Baik dan Benar Pada Siswa Kelas V SDN 1 Kesiman Tahun Pelajaran 212/ xi

13 12 DAFTAR GRAFIK 1. Grafik Peningkatan Kemampuan Memahami Arti, Fungsi dan Bentuk Imbuhan Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas IV A SD No. 1 Kesiman Denpasar Tahun Pelajaran 211/ xii

14 13 ABSTRAK PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYUSUN KALIMAT YANG DIACAK MENJADI SEBUAH PARAGRAF YANG BAIK DAN BENAR MELALUI METODE SCRAMBLE PADA SISWA KELAS V SDN 1 KESIMAN TAHUN PELAJARAN 212/213 OLEH : ANDREALDUS ROLANDO GUNTUR NPM : TEBAL : XV,64 halaman TAHUN : 213 Penelitian yang berjudul Peningkatan Kemampuan Menyusun Kalimat Yang Diacak Menjadi Sebuah Paragraf Yang Baik dan Benar Melalui Metode Scramble Pada Siswa Kelas V SDN 1 Kesiman Denpasar Tahun Pelajaran 212/213 yang dilatarbelakangi dengan pentingnya belajar menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar merupakan hal yang dibicarakan dalam pengajaran bahasa. Menyusun kalimat yang diacak mutlak diperlukan sebagai cerminan alat komunikasi yang jelas dan teratur antara pengguna bahasa. Melalui observasi yang dilakukan oleh peneliti ada beberapa permasalahan yang ditemukan yang berkaitan dengan menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar, yaitu: 1). Guru kurang tepat memilih metode pembelajaran. Penyebab ini berdampak pada peserta didik yang tidak memahami materi. 2). Peserta didik kurang berkonsentrasi serta kurang memperhatikan penjelasan dari guru. 3). Peserta didik mengalami kesulitan dalam menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar. Berdasarkan latar belakang penelitian di atas yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah (1) apakah teknik scramble dapat meningkatkan kemampuan menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar pada siswa kelas V SDN 1 Kesiman Tahun Pelajaran 212/213? (2) bagaimanakah langkah-langkah teknik scramble yang tepat dalam pembelajaran menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf? Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai adalah untuk memperoleh gambaran yang pasti tentang peningkatan kemampuan menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar melalui metode scramble pada siswa kelas V SDN 1 Kesiman tahun pelajaran 212/213. Adapun ruang lingkup dari penelitian ini adalah: (1) meningkatkan kemampuan menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar pada siswa kelas V SDN 1 Kesiman Denpasar Tahun Pelajaran 212/213, (2) menerapkan teknik scramble dalam menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar pada siswa kelas V SDN 1 Kesiman Denpasar. Pada penelitian ini harus didasari dan ditunjang oleh teori-teori yang relavan. Teori ini berguna sebagai pedoman atau panduan untuk menambah wawasan baik terhadap peneliti maupun pembaca. Rancangan atau desain penelitian ini dilaksanakan sampai siklus ke-n untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu, perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek xiii

15 14 penelitian adalah SDN 1 Kesiman Denpasar serta objek penelitiannya adalah siswa/i SDN 1 Kesiman Denpasar yang terdiri dari 31 orang siswa. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis deskriptif. Metode pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan untuk mengumpulkan data penilaian. Adapun metode yang digunakan dalam mengumpulkan data yaitu dengan observasi dan tes. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa: 1). Metode scramble dapat meningkatkan kemampuan menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar, dapat dilihat dari tes awal atau prasiklus sampai pada siklus III dan nilai dari masing-masing siswa mengalami peningkatan tiap siklus. Adapun saran yang disampaikan oleh peneliti, yaitu : 1). Guru dalam mengajar materi tentang menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar hendaknya lebih banyak melakukan latihan dengan contoh soal, atau soal yang bervariasi sehingga pemahaman siswa tentang materi lebih mendalam. Hasil penelitian ini diharapakan bermanfaat bagi semua pihak khususnya guru bahasa Indonseia untuk meningkatkan pembelajaran selanjutnya. Kata Kunci : Kalimat Yang Diacak, Paragraf, Metode Scramble. xiv

16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi antar anggota masyarakat, berupa lambang bunyi suara yang dihasilkan oleh alat-alat ucap (Keraf, 1978: 16). Pemberian materi yang beragam dalam bahasa Indonesia yang meliputi aspek kebahasaan, keterampilan berbahasa dan sastra akan dapat meningkatkan pengetahuan siswa akan pentingnya bahasa Indonesia. Salah satu aspek kebahasaan tersebut adalah tentang bagaimana kemampuan siswa pada Sekolah Dasar dalam menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar. Salah satu contoh pemakai bahasa dalam ragam tulisan seperti penyusunan kalimat yang diacak menjadi paragraf yang baik dan benar. Kalimat merupakan bagian ujaran yang didahului dan diikuti kesenyapan, sedangkan intonasinya menunjukan bahwa bagian itu sudah lengkap (Wiyanto, 212:37). Kalimat memegang peranan penting dalam berkomunikasi baik lisan maupun tulisan. Melalui penyusunan kalimat yang baik, seseorang dapat berbuat banyak dalam mengungkapkan perasaan atau mengkomunikasikan pesan kepada orang lain. Dalam pengajaran bahasa di sekolah, kalimat juga memegang peran penting bahkan sama pentingnya dengan peran kosa kata untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Paragraf merupakan sekelompok kalimat yang saling berhubungan dan bersama-sama menjelaskan unit buah pikiran untuk mendukung buah pikiran yang

17 2 lebih besar, yaitu buah pikiran yang diungkapkan dalam seluruh tulisan (Wiyanto, 212:96). Paragraf mempunyai peranan penting dalam pengajaran bahasa Indonesia di sekolah. Dengan menyusun paragraf yang baik, siswa dapat menentukan gagasan atau ide pokok dari paragraf tersebut, serta dapat mengekspresikan keseluruhan gagasan secara utuh, runtut, lengkap, menyatu dan sempurna sehingga dapat dipahami. Paragraf juga dapat mendinamiskan sebuah karangan sehingga menjadi lebih hidup dan dapat menarik para pembaca. Dalam wujudnya yang nyata, paragraf merupakan sekelompok kalimat yang tergabung dalam paragraf dan saling berhubungan, bersama-sama menjelaskan satu unit buah pikiran. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar khususnya tentang kalimat dan paragraf sangat berkaitan dengan menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar. Pembelajaran mengenai kalimat dan paragraf sangatlah penting dipelajari dan dipahami oleh para siswa dengan cara memberikan latihan dan tugas agar para siswa mampu menyusun kalimat dengan baik tanpa mengalami kesulitan ataupun hambatan. Selain itu faktor guru juga berperan penting untuk memotivasi siswa agar lebih giat belajar tentang kalimat ataupun paragraf khususnya berkaitan dengan menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik. Berdasarkan observasi, peneliti menemukan beberapa permasalahan yang ada yang berkaitan dengan menyusun kalimat yang diacak menjadi paragraf yang baik dan benar, yaitu: (1). Guru kurang tepat memilih metode pembelajaran. Penyebab ini berdampak pada peserta didik yang tidak memahami materi ini. (2).

18 3 Peserta didik kurang berkonsentrasi serta kurang memperhatikan penjelasan dari guru. (3). Peserta didik mengalami kesulitan dalam menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar. Berkaitan dengan permasalahan di atas, peneliti memilih model scramble sebagai solusinya. Model scramble adalah permainan menyusun atau mengurutkan suatu struktur bahasa yang sebelumnya telah sengaja dikacaukan susunannya (Budinuryanto, dkk. 1997:11). Model scramble bertujuan menumbuhkan minat belajar siswa serta siswa lebih berperan aktif dalam pembelajaran. Dengan menggunakan model ini siswa diharapkan mampu menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar. Model scramble mempunyai keunggulan atau keistimewaan, yaitu: (1). Bagi guru, yaitu guru lebih termotivasi untuk mengembangkan serta meningkatkan proses pembelajaran di sekolah. (2). Bagi siswa, yaitu siswa mempunyai kemauan untuk membangkitkan gairah belajar serta berlomba untuk maju memupuk sifat solidaritas antar sesama siswa. (3). Bagi pembelajaran, yaitu materi yang disampaikan akan sangat mengesankan dan sukar dilupakan. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Peningkatan Kemampuan Menyusun Kalimat Yang Diacak Menjadi Paragraf Yang Baik Dan Benar Pada Siswa Kelas V SDN 1 Kesiman Denpasar. 1.2 Rumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang di atas, maka dapat ditemukan masalah sebagai berikut:

19 4 1. Apakah teknik scramble dapat meningkatkan kemampuan menyusun kalimat yang diacak menjadi paragraf yang baik dan benar pada siswa kelas V SDN 1 Kesiman Denpasar Tahun Pelajaran 212/213? 2. Bagaimanakah langkah-langkah teknik scramble yang tepat dalam pembelajaran menyusun kalimat yang diacak menjadi paragraf? 1.3 Tujuan penelitian Dalam penelitian ini ada dua tujuan yang ingin dicapai yaitu: (1) tujuan umum (2) tujuan khusus Tujuan Umum Tidak ada kegiatan yang dilakukan tanpa tujuan. Apapun yang dilakukan mempunyai tujuan tertentu. Dalam penelitian kemampuan menyusun kalimat yang diacak menjadi paragraf yang baik dan benar pada siswa kelas V SDN 1 Kesiman Denpasar Tahun Pelajaran 212/213 ini, peneliti ikut berperan serta di dalam melestarikan sikap positif terhadap berbahasa Indonesia, sehingga merasa bangga terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa negara, memberikan sumbangan pikiran dalam usaha meningkatkan kualitas pembelajaran Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mendapatkan data yang pasti dapatkah teknik scramble dapat meningkatkan kemampuan menyusun kalimat yang diacak menjadi paragraf yang baik dan benar pada siswa kelas V SDN 1 Kesiman Denpasar Tahun Pelajaran 212/213

20 5 2. Menemukan langkah-langkah teknik scrambel yang tepat dalam menyusun kalimat yang diacak menjadi paragraf. 1.4 Ruang Lingkup Penelitian Mengingat terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, maka dalam penelitian ini diadakan suatu batasan. Adapun ruang lingkup penelitian dalam menyusun kalimat yang diacak menjadi paragraf yang baik dan benar pada siswa kelas V SDN 1 Kesiman Denpasar Tahun Pelajaran 212 / 213 adalah: 1. Meningkatkan kemampuan menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar pada siswa kelas V SDN 1 Kesiman Denpasar Tahun Pelajaran 212/ Menerapkan teknik scramble dalam menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar pada siswa kelas V SDN 1 Kesiman. 1.5 Manfaat penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah manfaat teoritis dan manfaat praktis Manfaat Teoritis Adapun manfaat teoritis antara lain: 1. Dapat melengkapi teori - teori tentang menyusun kalimat yang diacak menjadi paragraf yang baik dan benar yang telah dipelajari dengan ditunjang oleh data - data yang disajikan.

21 6 2. Dalam pengembangan pendidikan, hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai pedoman dalam perbaikan proses belajar mengajar khususnya dalam tingkat menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar pada siswa kelas V SDN 1 Kesiman Denpasar. 3. Mendapat gambaran umum mengenai peningkatan kemampuan menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar pada siswa agar dapat dipertahankan dan ditingkatkan lagi Manfaat Praktis Manfaat praktis dapat dibagi menjadi (1) manfaat bagi dunia pendidikan, (2) manfaat bagi peneliti Manfaat Bagi Dunia Pendidikan Bahasa memiliki fungsi yang banyak dan sangat menentukan bagi perkembangan anak terutama murid-murid sekolah dasar, seperti fungsi bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi yang akan menentukan anak untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan berbahasa serta akan memudahkan untuk berkomunikasi dengan orang-orang disekitarnya, yang manfaatnya akan membantu perkembangan siswa dalam berhubungan dan beradaptasi dengan lingkungan sosialnya, begitu pula fungsi bahasa sebagai pengantar pendidikan, pemahaman anak dan pengenalan anak serta keterampilan anak dalam berbahasa Indonesia akan dapat bermanfaat dalam proses pendidikan secara optimal Manfaat Bagi Peneliti - Untuk mengetahui sejauh mana ilmu yang diperoleh selama mengikuti kegiatan dapat diterapkan di dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

22 7 - Meningkatkan kemampuan dan keinginan untuk selalu mengadakan penelitian khususnya dalam penggunaan bahasa Indonesia. 1.6 Asumsi Asumsi adalah landasan berpikir karena dianggap benar atau dugaan yang diterima sebagai dasar (Nazir, 1988: 52). Selain pendapat di atas, juga dikemukakan bahwa asumsi adalah postulat atau anggapan dasar harus didasarkan atas kebenaran yang telah diyakini oleh peneliti (Arikunto, 1993: 57). Berdasarkan uraian di atas adalah anggapan dasar tentang sesuatu masalah yang kebenarannya perlu diuji lagi. Dengan demikian asumsi merupakan syarat penting untuk melangsungkan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan atas dasar asumsi berikut: 1. Pelajaran bahasa dan sastra Indonesia pada siswa kelas V SDN 1 Kesiman Denpasar Tahun Pelajaran 212/213, sesuai dengan kurikulum. 2. Guru bahasa dan sastra Indonesia di kelas V SDN 1 Kesiman Denpasar Tahun Pelajaran 212/213, mempunyai wewenang dalam mengajar bahasa dan sastra Indonesia di SD. 3. Sarana yang dipergunakan siswa dalam proses pembelajaran seperti, buku paket, buku penunjang, dan sarana lainya dianggap sama.

23 8 BAB II LANDASAN TEORI Sebuah penelitian ilmiah seharusnya didasari atau ditunjang dengan teoriteori yang relevan untuk mendukung penelitian yang dilaksanakan. Teori-teori ini nantinya akan berguna di samping sebagai pedoman atau pemandu di dalam melaksanakan penelitian juga berguna dalam menambah wawasan baik terhadap peneliti maupun terhadap pembaca, karena suatu penelitian yang baik harus di dasari suatu teori. Secara ringkas, hal-hal yang akan di bahas pada bagian ini dapat dibagi menjadi: (1) pengertian kalimat, (2) jenis-jenis kalimat, (3) pengertian paragraf, (4) jenis-jenis paragraf, (5) ciri-ciri paragraf, (6) fungsi paragraf, (7) teknik scramble, (8) kelebihan dan kekurangan teknik scramble, dan (9) langkah-langkah penerapan teknik scramble dalam pembelajaran. 2.1 Pengertian Kalimat Kalimat merupakan satuan yang terkecil; dalam analisis gramatikal, satuan yang terbesar, di samping yang lebih kecil: frasa dan klausa (Alek danachmad, 211: 244). Kalimat adalah ucapan bahasa yang mempunyai arti penuh dan batasan keseluruhanya ditentukan oleh turunnya suara (Alwi, 1999 : 11). Selanjutnya, menurut (Ramlan, 1986: 27) kalimat adalah suatu gramatik yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada turun atau naik. Berdasarkan ketiga pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kalimat merupakan satuan terkecil yang mempunyai arti penuh dan batasan 8

24 9 keseluruhannya ditentukan oleh turunnya suara yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada turun atau naik. 2.2 Kalimat yang diacak Kalimat yang diacak merupakan sebuah paragraf yang sudah baik dan benar kemudian kalimat-kalimat pembentukannya dipisah-pisahkan lalu diacak susunannya. Kalimat-kalimat yang teracak inilah disusun kembali menjadi sebuah paragraf seperti semula Kalimat tunggal Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu pola kalimat (Suparman, 1981:23). Kalimat tunggal tidak sesederhana di atas, karena baik subjek maupun predikatnya dapat ditambha dengan keterangan-keterangan yang diperlukan pada subjek maupun predikat harus terwujud kata atau kelompok kata, dan sama sekali bukan berwujud kalimat (Suparman, 1981:23). Sedangkan Keraf berpendapat bahwa kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa dan minimal mempunyai dua unsur inti yang masing-masing unsur dapat diperluas asal tidak membentuk pola yang baru (198:151). Adapun pola dalam kalimat tunggal adalah: Contoh 1. Alfred bermain S P 2. Alfred bermain bola S P O

25 1 3. Alfred bermain di lapangan S P K 4. Alfred bermain bola di lapangan S P O K Jenis-jenis Kalimat Tunggal Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas suatu pola kalimat (Suparman, 1981:23). Berdasarkan macamnya, kalimat tunggal dapat digolongkan atas: (1) kalimat berita, (2) kalimat tanya, dan (3) kalimat perintah (Ramlan,1987:3). 1. Pengertian Kalimat Berita Kalimat berita adalah kalimat yang berfungsi untuk memberitahukan sesuatu kepada orang lain, sehingga tanggapan yang diharapkan berupa perhatian (Ramlan, 1987: 32). Contoh : Saya tidak mau membeli buku itu. Kalimat di atas mempunyai intonasi yang netral, dengan demikian contoh kalimat tersebut digolongkan ke dalam kalimat berita. 2. Pengertian Kalimat Tanya Kalimat Tanya merupakan kalimat yang mengandung suatu permintaan agar kita diberitahu sesuatu karena kita tidak mengetahui suatu hal (Keraf, 1991: 157). Selanjutnya beliau juga mengutarakan ada pula kalimat tanya yang sama sekali tidak menghendaki jawaban. Kalimat tanya semacam ini disebut pertanyaan retoris. Pertanyaan retoris biasa dipakai

26 11 dalam pidato-pidato atau percakapan-percakapan lain dimana pendengar sudah mengetahui atau dianggap sudah mengetahui jawabannya. Contoh : 1. Kepada siapa kita harus bertanya? 2. Apakah pembangunan ini harus dihentikan? Kedua contoh kalimat di atas sudah jelas pertanyaan tersebut tidak dikehendaki jawaban sebab semua orang sudah tahu bahwa pembangunan tidak berakhir sampai di sini saja, tapi harus berkesinambungan. Berdasarkan uraian di atas, maka contoh kalimat di atas adalah kalimat retoris/ oratoris. 3. Pengertian Kalimat Perintah Kalimat perintah adalah kalimat yang dimaksud untuk menyuruh orang lain agar melakukan sesuatu yang kita kehendak. Sebab itu perintah meliputi suruhan yang keras hingga ke permintaan yang halus. Ciri-ciri formal kalimat perintah intonasi keras, mempergunakan partikel pengeras lah serta kata kerja yang mendukung isi perintah itu merupakan kata dasar. Contoh : Pukul anak itu! Andaikan definisi di atas kita terapakan pada kalimat Pukulah anak itu!, maka kalimat itu mengandung maksud menyuruh orang lain melakukan sesuatu.

27 Kalimat Majemuk Pengertian Kalimat Majemuk Kalimat majemuk merupakan kalimat yang terdiri dari dua klausa atau lebih (Wiyanto, 212:46). Pengertian kalimat majemuk adalah kalimat yang mengandung dua pola kalimat atau lebih (Sutarno, 1979:174). Adapula yang berpendapat kalimat majemuk adalah kalimat yang terjadi dua kalimat tunggal atau lebih yang dipadukan lebih dari satu (Adi Mulyono, 24:36). Contoh : 1. Andik pergi. (S + P) 2. Andik membeli kain. (S + P + O) 3. Andik membeli kain untuk baju. (S + P + O + K) 4. Andik membeli kain dan Anton mencuci baju. (S + P + O dan S + P + O). Kalimat (1), (2), dan (3) satu pola kalimat/satu klausa/kalimat tunggal. Kalimat (4) dua pola kalimat/dua klausa/kalimat majemuk. Jadi, kalimat tunggal hanya satu klausa dan kalimat mejemuk dua klausa atau lebih. Kalimat majemuk terbentuk dari kalimat-kalimat tunggal yang dikumpulkan. Artinya, beberapa kalimat tunggal dihubung-hubungkan menjadi satu. Karena itu, kalimat majemuk pasti terdiri dari dua klausa atau lebih Macam-macam Kalimat Majemuk Wiyanto berpendapat bahwa hubungan antara klausa satu dengan klausa lain dalam kalimat mejemuk bermacam-macam (212: 46). Berdasarkan hubungan antarklausa itu kalimat mejemuk terdiri atas (1) kalimat majemuk

28 13 setara, (2) kalimat majemuk bertingkat, (3) kalimat majemuk campuran, (4) kalimat majemuk rapatan. a. Kalimat Majemuk Setara Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk hasil penggabungan kalimat-kalimat tunggal, sehingga kalimat yang baru mengandung dua klausa atau lebih. Klausa-klausa yang ada dalam kalimat baru mempunyai hubungan yang setara, karena klausa yang satu tidak menjadi bagian atau tidak menduduki fungsi tertentu bagi klausa lain. Contoh: 1. Rumahnya besar 2. Pekarangannya amat luas 3. Rumahnya besar dan pekarangannya amat luas. Klausa I Klausa II Kalimat di atas terdiri dari dua klausa, yaitu klausa I Rumahnya besar dan klausa II Pekarangannya amat luas. Hubungan antara klausa I dengan klausa II setara, karena klausa I tidak menjadi bagian dari klausa II, dan klausa II juga tidak menjadi bagian dari klausa I. dengan kata lain, klausa I tidak menduduki fungsi tertentu, misalnya sebagai keterangan, objek, atau subjek bagi klausa II. b. Kalimat Majemuk bertingkat Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat majemuk yang hubungan antara klausa-klausanya tidak sederajat. Salah satu klausa menjadi bagian dari klausa yang lain, atau menduduki fungsi tertentu bagi klausa lain.

29 14 Klausa yang lebih tinggi kedudukannya disebut klausa induk (induk kalimat), sedangkan klausa yang lebih rendah kedudukannya, karena hanya menduduki fungsi tertentu bagi klausa induk, disebut klausa anak (anak kalimat). Contoh: a) Pencuri itu membuka jendela b) Kami tidur c) Pencuri itu membuka jendela ketika kami tidur. Klausa I Klausa II Dari contoh kalimat di atas dapat kita ketahui bahwa hubungan antara klausa I dan klausa II tidak sederajat. Klausa I mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dan klausa II mempunyai kedudukan yang lebih rendah, karena hanya berfungsi sebagai keterangan waktu bagi klausa I. Jadi, kalimat majemuk bertingkat di atas yang menjadi klausa induk (induk kalimat) adalah Pencuri itu membuka jendela, dan yang menjadi klausa anak (anak kalimat) kami tidur. c. Kalimat Majemuk Campuran. Kalimat majemuk campuran merupakan gabungan dari kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat, baik rapatan maupun tidak. Hal ini bisa terjadi bila kalimat majemuk itu sekurang-kurangnya terdiri dari tiga klausa. Contoh : a) Sinta menggoreng tempe

30 15 b) Santi mengatur meja makan c) Ranti mencuci piring d) Sinta menggoreng tempe dan Santi mengatur meja makan ketika Klausa I Klausa II Ranti mencuci piring. Klausa III Kalimat contoh di atas menunjukan bahwa hubungan klausa I dengan klausa II setara, sedangkan hubungan klausa I dan klausa II dengan klausa IIIbertingkat. Itulah yang dimaksud dengan kalimat majemuk campuran, yaitu campuran setara dan bertingkat. d. Kalimat Majemuk Rapatan Surana (1976:13), kalimat majemuk rapatan adalah unsur yang sama yang membentuk kalimat itu, maka bagiannya dapat dijelaskan sekali saja. Suparman Herusantoso (1974:23), mengatakan bahwa kalau ada beberapa kalimat tunggal mempunyai kesamaan unsur, maka kalimat-kalimat tunggal itu dapat digabungkan menjadi kalimat majemuk dengan menuliskan atau menyebutkan satu kali unsur yang sama itu, atau dengan merapatkan unsur yang sama itu. Contoh : 1) Pekerjaannya hanya makan (klausa I) 2) Pekerjaannya hanya tidur (klausa II) 3) Pekerjaannya hanya merokok (klausa III) 4) Pekerjaannya hanya makan, tidur, dan merokok.

31 16 Dari contoh di atas dapat kita ketahui bahwa kalimat (1), (2), dan (3) merupakan kalimat tunggal. Sedangkan kalimat (4) merupakan kalimat majemuk rapatan. 2.3 Pengertian Paragraf (Widjono Hs, 27: 173) Paragraf mempunyai beberapa pengertian: (1) Paragraf adalah karangan mini, artinya semua unsur karangan yang panjang ada dalam paragraf. (2) Paragraf adalah satuan bahasa tulis yang terdiri dari beberapa kalimat yang disusun secara runtut, logis, dalam satu kesatuan ide yang tersusun secara lengkap, utuh, dan padu. (3) Paragraf adalah bagian dari suatu karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan informasi dengan pikiran utama sebagai pengendaliannya dan pikiran penjelas sebagai pendukungnya. (4) Paragraf yang terdiri atas satu kalimat berarti tidak menunjukan ketuntasan atau kesempurnaan. Paragraf merupakan himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan. (Abdul Chaer, 211 : 7) Paragraf adalah satuan bahasa yang terdiri dari dua buah kalimat atau lebih dan saling berkaitan dan merupakan satu kesatuan utuh dan padu. (Tim Pustaka Agung Harapan, 29 : 74) Paragraf (alinea) adalah bagian bab dalam suatu karangan atau karya ilmiah, dimana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, paragraf adalah satuan bahasa yang dibangun oleh dua buah kalimat atau lebih yang mempunyai

32 17 makna serta mendapat satu ide pokok atau pokok pikiran. Suatu kumpulan kalimat belum tentu merupakan sebuah paragraf, jika di antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain tidak menunjukan suatu keterkaitan untuk membentuk suatu gagasan atau ide. 2.4 Jenis Paragraf (Widjono, 27 : 19) Jenis paragraf menurut fungsinya dalam karangan adalah sebagai berikut: a. Paragraf Pengantar Paragraf pengantar berfungsi untuk memberitahukan latar belakang, masalah tujuan, dan anggapan dasar serta memperoleh simpati dan gairah orang lain untuk mengetahui lebih banyak. Paragraf pengantar juga disebut paragraf topik, berfungsi sebagai pengikat makna bagi semua paragraf lain. Fungsi paragraf pengantar adalah: (1) menunjukan pokok persoalan yang mendasari masalah, (2) menarik minat pembaca dengan mengungkapkan latar belakang, pemecahan masalah, (3) menyatakan tesis yaitu ide sentral karangan yang dibahas, (4) menyatakan pendirian (pernyataan maksud) sebagai persiapan kearah pendidrian selengkapnya. b. Paragraf Pengembang Paragraf pengembang yaitu paragraf yang berfungsi menerangkan atau menguraikan gagasan pokok karangan. Fungsi paragraf pengembang adalah: (1) menguraikan, mendeskripsikan, membandingkan, menghubungkan, menjelaskan, atau menerangkan, (2) menolak konsep, alasan, argumentasi

33 18 (pembuktian), contoh, fakta, rincian, dan menyajikan dukungan, (3) mendukung konsep, argumentasi, contoh, alasan, fakta, dan rincian. 2.5 Ciri-ciri Paragraf (Widjono, 27 : 174) Ciri-ciri paragraf adalah sebagai berikut: a. Kalimat pertama bertakluk kedalam lima ketukan spasi untuk jenis karangan biasa, misalnya surat dan delapan ketukan untuk jenis karangan ilmiah formal, misalnya makalah, skripsi, thesis, dan disertasi. b. Paragraf menggunakan pikiran utama (gagasan utama)yang dinyatakan dalam kalimat topik. c. Setiap paragraf menggunakan sebuah kalimat topik dan selebihnya merupakan kalimat pengembang yang berfungsi menjelaskan, menguraikan, atau menerangkan pikiran utama yang ada dalam kalimat topik. d. Paragraf menggunakan pikiran penjelas (gagasan penjelas yang dinyatakan dalam kalimat penjelas. 2.6 Fungsi Paragraf Paragraf mempunyai arti dan fungsi yang penting serta pengarang dapat mengekspresikan keseluruhan gagasan secara utuh, runtut, lengkap, menyatu dan sempurna sehingga bermakna dan dapat dipahami oleh pembaca sesuai dengan keinginan penulisannya. Paragraf juga dapat mendinamiskan sebuah karangan sehingga menjadi lebih hidup, dinamis, dan energik sehingga dapat menarik para

34 19 pembaca. Artinya, paragraf mempunyai fungsi strategis dalam menjembatani gagasan penulis dan pembacanya ( Widjono, 27 : 175) antara lain : a. Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaan kedalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis, dalam suatu kesatuan. b. Menandai peralihan (pergantian) gagasan baru bagi karangan yang terdiri beberapa paragraf, ganti paragraf berarti ganti pikiran. c. Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis, dan memudahkan pemahaman bagi pembacanya. d. Memudahkan pengendalian variable terutama karangan yang terdiri atas beberapa variable. Selanjutnya, bentuk paragraf ditentukan oleh teknik pengembanganya serta ditentukan oleh fungsi paragraf dalam suatu karangan, misalnya membandingkan, mempertentangkan, menggambarkan, memperdebatkan, contoh, dan definisi luas. 2.7 Syarat-syarat Pembuatan Paragraf Paragraf yang baik harus memenuhi syarat antara lain, (1) kesatuan, (2) kepaduan, dan (3) ketuntasan, (4) keruntutan, dan (5) konsistensi penggunaan sudut pandang (Widjono, 27 : 18). Di bawah ini akan diuraikan: 1. Kesatuan Untuk menjamin adanya kesatuan paragraf, setiap paragraf hanya berisi satu pokok pikiran. Paragraf dapat berupa beberapa kalimat yang

35 2 merupakan kesatuan-kesatuan paragraf, jika kalimat-kalimat dalam paragraf tidak terlepas dari topik. 2. Kepaduan Paragraf dinyatakan padu jika dibangun dengan kalimat-kalimat yang berhubungan logis. Hubungan pikiran-pikiran yang ada dalam paragraf menghasilkan kejelasan struktur dan makna paragraf. Hubungan antara kalimat tersebut menghasilkan paragraf menjadi padu, utuh, dan kompak. Kepaduan ini dapat dibangun melalui repitisi (pengulangan) kata kunci atau sinonim, kata ganti, kata transisi, dan bentuk pararel. 3. Ketuntasan Ketuntasan ialah kesempurnaan. Hal ini dapat diwujudkan dengan: a. Klasifikasi yaitu, pengelompokan objek secara lengkap dan menyeluruh. b. Ketuntasan bahasan yaitu, kesempurnaan membahas materi secara menyeluruh dan utuh. 4. Konsistensi Sudut Pandang Sudut pandang adalah cara penulis menempatkan diri dalam karangannya. 1. Keruntutan Keruntutan adalah penyusunan urutan gagasan dalam karangan serta gagasan demi gagasan disajikan secara runtut. Keruntutan dapat dilakukan dengan beberapa cara: (1) penalaran, (2) kejelasan gagasan, makna dan struktur, (3) kata transisi yang tepat, (4) kata ganti yang tepat, (5) ikatan makna yang jelas, (6) penggunaan idiomatik yang

36 21 tepat, (7) komunikasi yang efektif (terpahami, meransang kreativitas, (8) membangun suasana (ilmiah, objektivitas, menyenangkan), dan (9) hubungan antargagasan, antarkata, dan antarkalimat yang tidak terputus. Menulis yang runtut menuntut pengendalian pikiran, emosi, dan kemauan dengan memerlukan: a. Kesabaran (konsistensi) sehingga tidak melewatkan pikiran penting yang menyajikan cara-cara. b. Teliti yang tinggi dalam menghimpun gagasan, data, dan fakta yang tersebar menjadi satu sajian tulisan yang utuh, lengkap dan menarik. c. Ketekunan dalam menjaring (menyisir) pikiran yang penting dengan himpunan kata, kalimat, tanda baca paragraf, dan penalaran yang sempurna. d. Gigih yaitu, menulis secara berkelanjutan sampai tuntas dan tidak mengenal lelah. e. Membaca dan menulis kembali naskah yang siap dikonsumsi oleh pembaca. 2.8 Teknik Scramble Teknik scramble adalah permainan penyusunan atau pengurutan suatu struktur bahasa yang sebelumnya telah sengaja dikacaukan susunanya (Budinuryanto, dkk. 1997:11). Dalam meningkatkan mutu pembelajaran dan menyusun kalimat yang diacak menjadi paragraf yang baik dan benar, guru

37 22 hendaknya lebih memanfaatkan teknik atau media (sarana belajar) yang tepat. Teknik yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah teknik scramble '. Bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, scramble berarti memanjat dengan susah payah, perebutan (Wojowasito, 1976 : 188 ). Teknik scramble ini biasanya dipakai oleh anak-anak sebagai suatu permainan yang pada dasarnya merupakan latihan pengembangan dan peningkatan wawasan pemilikan kalimat mereka dengan jalan berlomba membentuk kalimat dari yang tersedia. Teknik pemainan ini pada prinsipnya menghendaki siswa supaya melakukan penyusunan atau pengurutan suatu sruktur bahasa yang sebelumnya dengan sengaja telah dikacaukan susunanya. Berdasarkan sifat jawabanya disebutkan bahwa scramble terdiri atas bermacam-macam bentuk. Scramble kata adalah sebuah permainan menyusun kata-kata dari huruf-huruf yang telah dikacaukan letak-letak hurufnya sehingga membentuk suatu kata tertentu yang bermakna (Budinuryanto, dkk. 1997:11). Scramble kalimat, yakni sebuah permainan menyusun paragraf dari kata yang diacak. Bentukan kalimat yang dimaksud hendaknya logis, bermakna, tepat dan benar (Budinuryanto, dkk. 1997: 11). Sramble wacana yakni, sebuah permainan menyusunan wacana logis berdasarkan kalimat-kalimat acak (Budinuryanto, dkk. 1997: 12). Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, teknik scramble merupakan permainan yang pada dasarnya merupakan latihan pengembangan dan peningkatan wawasan pemilikan kosakata dan huruf-huruf yang tersedia, serta pada dasarnya menghendaki siswa supaya melakukan penyusunan bahasa yang sebelumnya dengan sengaja diacak susunannya.

38 Kelebihan dan Kelemahan Teknik Scramble Kelebihan teknik scramble Adapun kelebihan teknik scramble tersebut adalah: 1. Permainan bahasa merupakan media pengajaran bahasa yang cocok untuk penerapan kurikulum berbasis kompetensi, aktivitas yang dilakukan siswa dalam permainan bahasa ini bukan saja aktifitas fisik tetapi aktivitas mental juga dipelajari. 2. Permainan bahasa dapat dipakai untuk membangkitkan kembali gairah belajar siswa yang mulai lesu. 3. Sikap kompetetif yang ada dalam permainan dapat mendorong siswa untuk berlomba-lomba maju. 4. Menimbulkan kegembiraan dan melatih keterampilan tertentu sehingga dapat memupuk sifat solidaritas (terutama dalam permainan beregu). 5. Materi yang disampaikan lewat permainan bahasa biasanya mengesankan sehingga sukar dilupakan (Suparno, 198: 6) Kelemahan dari Teknik Scramble Beberapa kelemahan dari teknik scramble adalah sebagai berikut: 1. Pada umumnya jumlah siswa dalam satu kelas terlalu besar sehingga menimbulkan kesulitan untuk melibatkan seluruh siswa dalam permainan. 2. Permaianan bahasa menimbulkan secara gadu sehingga hal tersebut akan mengganggu kelas yang lain.

39 24 3. Permainan bahasa yang banyak mengandung unsur spekulasi. Siswa yang menang dalam suatu permainan belum dapat dijadikan ukuran bahwa siswa tersebut lebih pandai dari pada lain (Suparno, 198: 64-65). 2.1 Langkah-langkah Penerapan Teknik Scramble dalam Pembelajaran Secara umum rambu-rambu pembelajaran dengan teknik scramble ini terdiri dari tiga kegiatan, yakni (1) persiapan, (2) kegiatan inti, dan (3) kegiatan tindak lanjut. Pada tahapan persiapan, guru hendaknya membuat persiapan mengajar berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), menyiapkan media pembelajaran berupa kalimat, dan alat penilaian. Pada saat kegiatan inti, guru seharusnya telah siap menerapkan semua perangkat persiapan yang dibuatnya. Pada kegiatan tindak lanjut, guru berupaya memberikan tindakan yang tepat ketika siswa mengalami kesulitan belajar. Sasaran utamanya adalah agar siswa merasa senang belajar, sehingga keterlibatan fisik dan mental emosional siswa dapat maksimal (Sadiman, 199: 7).

40 25 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan hasil kegiatan penelitian ini. Agar suatu penelitian dapat berjalan dengan lancar, terarah sesuai dengan tujuan maka diperlukan suatu metode yang tepat, tanpa metode tujuan penelitian tidak akan tercapai. Dengan metode yang tepat maka mutu hasil penelitian dapat tercapai dan dapat dipertanggungjawabkan sacara ilmiah. Jadi tercapai tidaknya tujuan penelitian sangat tergantung pada metode yang kita gunakan dalam penelitian tersebut. Maka dalam penelitian ini untuk mengetahui apakah teknik scramble dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas V SDN 1 Kesiman Tahun Pelajaran 212/213, dalam menyusun kalimat yang diacak menjadi paragraf yang baik dan benar. Adapun metode metode yang digunakan adalah: (1) jenis penelitian, (2) subjek dan tempat penelitian, (3) rancangan penelitian, (4) metode pengumpulan data, (5) prosedur penelitian (6) analisis data. 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas ini difokuskan pada upaya peningkatan kemampuan menyusun kalimat yang diacak menjadi paragaf yang baik dan benar melalui teknik scramble. Penelitian ini dilaksanakam di kelas V SDN 1 Kesiman tahun pelajaran 212/213.

41 Subjek, Objek dan Tempat Penelitian Subjek penelitian adalah siswa/siswi kelas V SDN 1 Kesiman Tahun Pelajaran 212/213. Objek penelitian adalah Peningkatan Kemampuan Menyusun Kalimat Yang Diacak Menjadi Sebuah Paragraf Yang Baik dan Benar Melalui Teknik Scramble. Sedangkan tempat penelitian dilaksanakan di SDN 1 Kesiman. 3.3 Rancangan Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara bertahap atau multi siklus. Rancangan penelitian tindakan kelas ini direncanakan sampai pada sikluas ke-n. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai. Observasi awal dilakukan untuk mengetahui tindakan yang tepat, diberikan dalam rangka meningkatkan dan rasa ingin tahu siswa dalam mempelajari materi tentang menyusun kalimat acak menjadi paragraf yang baik dan benar melalui teknik scramble. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa penelitian tindakan kelas dilakukan untuk memperbaiki kinerja sendiri, tetapi dilaksanakan secara terencana, sistematis, dan sikap mawas diri serta dapat dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dan guru sebagai praktisi. Penelitian tindakan ini, dilakukan peneliti dan guru secara kolaboratif dengan mengadaptasi tahap yang diajukan Kemmis dan Mc. Taggart ( dalam Wendra, 27: 34 ) yang terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan ( planning ), tindakan ( action ), observasi/evaluasi, dan refleksi untuk menentukan tindakan pada siklus

42 27 selanjutnya. Penelitian ini dapat berlangsung dalam dua atau tiga siklus. Dalam setiap siklusnya terdiri atas empat tahapan yaitu: 1. Merencanakan yaitu apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan, atau merubah perilaku dan sikap sebagai solusi. 2. Tindakan atau pelaksanaan apa yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan. 3. Observasi yaitu suatu tindakan untuk mengetahui hambatan atau kendala yang dialami selama proses berlangsung. 4. Refleksi yaitu meneliti, mengkaji, melihat dan mempertimbangkan dampak dari tindakan yang dilakukan atau dikenakan terhadap siswa sehingga peneliti melakukan revisi /perbaikan terhadap rencana awal. Gambaran Pelaksanaan Siklus Penelitian Refleksi Rencana tindakan I Pelaksanaan tindakan I Observasi, Tes, Wawancara Refleksi Revisi Rencana tindakan II Pelaksanaan tindakan II Observasi, Tes, Wawancara Refleksi Rencana tindakan III Pelaksanaan tindakan III Observasi, Tes, Wawancara Refleksi Revisi N dan seterusnya Memutuskan tindakan terbaik.

43 Prosedur Penelitian Refleksi Awal Refleksi awal dilakukan dengan observasi untuk mengetahui kelemahan kelemahan yang dialami oleh siswa dalam pembelajaran menyusun kalimat yang diacak menjadi paragraf yang baik dan benar dan melakukan free test untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki siswa, dan hasil free test ini dipakai sebagai titik tolak untuk menentukan kemajuan yang dicapai pada penelitian Siklus I 1. Perencanaan Tindakan 1 Sebelum melaksanakan tindakan, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan agar penelitian dapat berlangsung dengan lancar. Hal-hal yang perlu dipersiapkan antara lain: - Peneliti bersama guru mata pelajaran mencermati materi pelajaran dalam kurikulum pada semester pelaksanaan penelitian yang dapat dipilih untuk melaksanakan penelitian. - Menyusun rencana pembelajaran. - Menyusun lembar pengamatan dan menyusun lembar kerja siswa. - Menyusun tes. 2. Pelaksanaan Tabel 1. Skenario Pembelajaran Yang Digunakan Dalam Penelitian Siklus I No Guru Siswa (1) (2) (3) KEGIATAN AWAL

44 29 (1) (2) (3) 1. Menyampaikan salam, apersepsi dan mengabsen siswa. Membalas salam, mendengarkan apersepsi dan mengangkat tangan, mengkonfirmasi kehadiran. 2. Menyampaikan tujuan pembelajaran. Mendengarkan penjelasan guru dengan baik. KEGIATAN INTI 3. Eskplorasi: Menjelaskan metode yang digunakan dalam pembelajaran. 4. Menjelaskan materi yang diajarkan yaitu tentang peningkatan kemampuan menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar. Elaborasi: 5. Memberikan beberapa contoh tentang penyusunan kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf. 6. Menyuruh siswa membuat contoh menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf. 7. Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum jelas dan belum di mengerti. Konfirmasi: 8. Memberikan tes berupa kalimat yang disusun menjadi sebuah paragraf. 9. Memerintahkan siswa yang sudah selesai mengerjakan untuk mengumpulkan tugasnya. KEGIATAN PENUTUP Memperhatikan dan mendengarkan penjelsan guru. Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru. Memperhatikan dengan saksama contoh-contoh yang diberikan. Beberapa siswa memberikan pendapatnya, sedangkan yang lain mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Menanyakan hal-hal yang belum di mengerti. Menerima tes yang diberikan guru dan mengerjakan dengan sungguh-sungguh. Mengumpulkan lembar jawaban dari tes yang diberikan.

45 3 (1) (2) (3) 1. Menyimpulkan materi yang diajarkan mengenai penyusunan kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar. 11. Mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam. Bersama-sama menyimpulkan materi tersebut. Membalas mengucapkan salam penutup. 3. Pengamatan / Observasi Observasi dilaksanakan pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Observasi dilakukan untuk menilai tingkah laku siswa di dalam kelas. Adapun hal-hal yang diamati antara lain: - Perhatian terhadap penjelasan guru (peneliti). - Keantusiasan dalam mengerjakan tugas. - Hubungan kerja sama antar pasangan. - Keberanian bertanya. 4. Analisis dan Refleksi Refleksi merupakan langkah untuk menganalisis hasil kerja siswa. Analisis dilakukan untuk mengukur kelebihan maupun kekurangan yang terdapat pada siklus 1, kemudian hasil tes yang dilakukan secara kolaboratif untuk perbaikan pada pelaksanaan siklus berikutnya hingga peneliti merasa cukup untuk melakukan penelitian dan proses menyusun kalimat yang diacak menjadi paragraf yang baik dan benar, sudah mengalami peningkatan sesuai kriteria yang ditentukan oleh peneliti.

46 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan untuk mengumpulkan data penilaian. Adapun metode yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah dengan observasi dan tes Observasi Observasi dilaksanakan pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Observasi dilakukan secara sistematis yaitu dengan cara mengamati dan mencatat perilaku siswa dan guru dalam peroses belajar mengajar untuk memperoleh data tentang langkah langkah yang ditempuh guru untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa (Toha Anggoro, 27 : 51). Adapun hal-hal yang diamati antara lain: - Perhatian terhadap penjelasan guru (peneliti). - Keantusiasan dalam mengerjakan tugas. - Hubungan kerja sama antar pasangan. - Keberanian bertanya Metode Tes Metode tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk tugas yang harus dikerjakan oleh siswa yang dapat menghasilkan nilai tentang tingkah laku atau potensi siswa tersebut yang dapat dibandingkan dengan nilai yang diperoleh siswa lain dengan suatu standar yang ditetapkan (Nurkancana dan Sunartana, 1986:25). Instrumen yang dipakai adalah tes tulis bentuk essay. Tes esaay adalah alat penilaian yang menuntut peserta didik untuk mengingat, memahami dan

47 32 mengorganisasikan gagasan atau hal-hal yang sudah dipelajari, dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Jumlah tes adalah 1 paragraf dan masing-masing paragraf diberi skor 1. Jadi apabilah siswa dapat menjawab semua soal dengan benar, maka skor maksimal ideal yang didapatkan adalah 1. Skor ini sudah berupa skor standar. 3.5 Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskrptif kuantitatif. Analisis data ini dilakukan dengan cara terus menerus. Maksudnya adalah data yang diperoleh pada saat pelaksanaan siklus akan diolah dan diteruskan pada pengelolahan data hingga siklus ke-n untuk menentukan tindakan yang paling tepat agar penggunaan teknik pemberian tugas mampu meningkatkan kemampuan pada siswa, dalam menyusun kalimat yang diacak menjadi paragraf yang baik dan benar. Untuk memperoleh nilai rata-rata digunakan rumus: Keterangan ; Mean fx N : Nilai rata-rata : Jumlah Skor : Jumlah individu yang diteliti

48 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas hasil penelitian tentang kemampuan menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar pada siswa kelas V SDN 1 Kesiman. Secara garis besar yang dibahas pada bab ini mencakup tentang: (1) hasil penelitian dan (2) analisis hasil penelitian. 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian yang diperoleh untuk memberikan jawaban terhadap masalah penelitian yang telah dikemukakan dan memerlukan tiga siklus penelitian, menggunakan nilai rata-rata hasil tes menyusun kalimat menjadi sebuah paragraf, yang diperoleh dari prasiklus sebagai nilai awal untuk membandingkan nilai pada siklus I, siklus II, dan siklus III sehingga dapat ditentukan kriteria standar ketuntasan dalam menyusun kalimat menjadi sebuah paragraf. Hasil penelitian peningkatan kemampuan meyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar melalui metode scramble dapat dipaparkan sebagai berikut: Hasil Observasi Awal Observasi terhadap kegiatan pembelajaran dilakukan oleh peneliti. Dari hasil observasi inilah dapat diketahui baik tidaknya prilaku siswa. Adapun yang diamati adalah : (1) Siswa kurang aktif mengikuti proses belajar mengajar dengan tekun,

49 34 ( 2) Siswa kurang aktif mendengarkan penjelasan guru (peneliti), (3) Siswa tidak ada yang bertanya, jika ada hal yg belum dimengerti Hasil Tes Prasiklus Hasil tes prasiklus penelitian dilaksanakan pada Senin, tanggal 1 April 213 dengan melakukan tindakan awal dalam menyusun kalimat menjadi sebuah paragraf. Hasil tes prasiklus dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keadaan awal kemampuan siswa dalam menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf pada siswa kelas V SDN 1 Kesiman Denpasar Tahun Pelajaran 212/213. Tes prasiklus yang dilakukan adalah menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf. Hasil tes menyusun kalimat menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar pada prasiklus dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2. Daftar Hasil Tes Prasiklus Peningkatan Kemampuan Menyusun Kalimat Yang Diacak Menjadi Sebuah Paragraf Yang Baik dan Benar Pada Siswa Kelas V SDN 1 Kesiman Denpasar Tahun Pelajaran 212/213. No. Nama Siswa Nilai Keterangan (1) (2) (3) (4) 1. Tata Wahyu 4 Kurang 2. I Gd Sukarta Adi Putra 5 Hampir cukup 3. Yanu Tirta Mashubuhi 4 Kurang 4. I Kd Andre Merta W. 4 Kurang 5. Febrian Bagaskara L. 4 Kurang 6. Firman Syah Al Hida 4 Kurang 7. I Gd Ivan Darma Eka Y. 4 Kurang 8. I Pt Gd Ivan Ayestha A. 5 Hampir cukup 9. I Pt Joey Fany 4 Kurang 1. Pt Kresna Praditya 4 Kurang 11. I Nyoman Mesa Raditya 4 Kurang 12. Gst Ngr Km Margana 3 Kurang sekali 13. I Kd Novsa Wiguna 5 Hampir cukup 14. I.B.Gd. Oka Widiarta 4 Kurang

50 35 (1) (2) (3) (4) 15. I Kd Risky Wahyudi 4 Kurang 16. I Gd Rika Adi Pranata 4 Kurang 17. Rifki Izza Al-Fariz 4 Kurang 18. Kd Satrya Krisna 4 Kurang 19. I Pt Satria Pratama 4 Kurang 2. Gd Tangkas Kusuma P. 5 Hampir cukup 21. I Kd Wira Adiputra 4 Kurang 22. I Kt Widya Aityavat P. 5 Hampir cukup 23. I Md Widiantara Putra 5 Hampir cukup 24. I Gd Widia Artawan 4 Kurang 25. Ni Putu Melani Putri 5 Hampir cukup 26. Kd Marga Wulandari 4 Kurang 27. Ni Pt Nadya Eka Riski 5 Hampir cukup 28. Ni Md Nanda Mita Dewi 5 Hampir cukup 29. Ni Pt Onik Okta Oktaviani 4 Kurang 3. I Gst Ayu Rifka Marina 4 Kurang 31. Ni Kt Rini Wardani 4 Kurang Jumlah 132 Skor rata-rata 4,25 Kurang Analisis Data Tes Awal Dari hasil data tes yang di ikuti oleh 31 siswa Kelas V SDN 1 Kesiman Denpasar dapat diketahui skor standar yang diperoleh siswa adalah 132 dengan nilai rata-rata 4,25%. Persentase pengelompokan nilai yang diperoleh siswa sebagai berikut: 1. Jumlah siswa yang memperoleh nilai 5 sebanyak 9 orang, presentasenya 9 adalah: x 1% = 29,3 % Jumlah siswa yang memperoleh nilai 4 sebanyak 21 orang, presentasenya 21 adalah : x 1% = 67,74 % 31

51 36 3. Jumlah siswa yang memperoleh nilai 3 sebanyak 1 orang, presentasenya 1 adalah : x 1% = 3,22 % 31 Setelah mengetahui nilai masing-masing siswa, selanjutnya secara klasikal dapat dicari nilai rata-rata dengan menggunakan rumus: M = fx N Keterangan : fx = Jumlah skor seluruh siswa N = Banyak siswa M = Mean Tabel 3. Analisis Data Tes Prasiklus Peningkatan Kemampuan Menyusun Kalimat Yang Diacak Menjadi Sebuah Paragraf Pada Siswa Kelas V SDN 1 Kesiman DenpasarTahun Pelajaran 212/213. No. Kategori Rentang Skor Nilai Freku ensi Jumlah Nilai Persen (%) Nilai Rata-rata (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Istimewa Baik sekali Baik Lebih dari cukup Cukup Hampir cukup Kurang Kurang sekali Buruk Buruk sekali Gagal % % % % % 29,3% 67,74% 3,22% % % % % = 4,25 (kurang)

52 37 Dari tabel 3 di atas menunjukan bahwa sebagian besar siswa mempunyai keterampilan yang rendah dalam menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar. Hal ini terlihat dari rata-rata nilai kelas yang mencapai 4,25 dan termasuk dalam kategori kurang. Rincian data tersebut dapat dijelaskan yaitu, dari jumlah keseluruhan 31 siswa, tidak ada satu pun siswa (%) yang mendapat predikat istimewa (85-1), baik sekali (79-86), baik (71-78), lebih dari cukup (62-7). Ada 9 siswa (29,3%) mendapat nilai hampir cukup yaitu antara 46-53, selanjutnya terdapat 21 siswa (67,74%) memperoleh nilai kurang yaitu antara 38-45, dan ada 9 siswa (29,3%) dengan kategori hampir cukup yaitu Siswa yang sudah memenuhi Kriteria Ketentuan Mininal berjumlah 9 orang dan yang belum memenuhi KKM berjumlah 22 orang. Sehingga kemampuan menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar pada tes awal dapat dikelompokkan kurang karena masih dibawah nilai Kriteria Ketentuan Minimal (KKM) pada siswa kelas V SDN 1 Kesiman Denpasar Refleksi Berdasarkan hasil tes menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf pada tes prasiklus dapat diketahui bahwa, nilai rata-rata tes menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar pada siswa kelas V SDN 1 Kesiman Denpasar adalah 4,25 atau dengan kategori kurang, dengan rentangan nilai Hasil tes tersebut belum memenuhi target ketuntasan yaitu 8, atau dengan kategori baik. Minimnya hasil tes menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar adalah siswa

53 38 belum terbiasa dengan penerapan model pembelajaran scramble, dan siswa masih belum membedakan antara kalimat dengan paragraf sehingga mengalami kesulitan dalam menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar Hasil Penelitian Siklus I Hasil penelitian pada siklus I dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 8 April 213, dan dilanjutkan pada hari Rabu tanggal 1 April 213 dengan melakukan tindakan siklus I dalam peningkatan kemampuan menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar meliputi hasil tes berupa essay tes Hasil Observasi Berdasarkan hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan siklus I diperoleh data sebagai berikut: (1) siswa kurang aktif mengikuti proses belajar mengajar dengan tekun, ( 2) siswa kurang aktif mendengarkan penjelasan guru (peneliti), (3) siswa tidak ada yang bertanya, jika ada hal yg belum dimengerti, (4) siswa tidak berani berargumentasi Hasil Tes Siklus I Hasil tes berupa lembaran soal essay tes pada siklus I ini merupakan data awal setelah diberlakukannya tindakan pembelajaran dengan menerapkan metode atau model pembelajaran scramble. Kriteria penilaian berdasarkan kemampuan menyusun sebuah kalimat menjadi paragraf yang baik dan benar pada siklus I meliputi satu aspek penilaian yaitu, mampu menyusun kalimat yang

54 39 diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar. Hasil tes berupa soal esay tes siklus I dengan penerapan metode scrmble dapat dilihat pada tabel 4 berikut. Tabel 4. Daftar Hasil Tes Siklus I Peningkatan Kemampuan Menyusun Kalimat Yang Diacak Menjadi Sebuah Paragraf Yang Baik dan Benar Pada Siswa Kelas V SDN 1 Kesiman Denpasar Tahun Pelajaran 212/213. No. Nama Siswa Nilai Keterangan (1) (2) (3) (4) 1. Tata Wahyu 5 Hampir cukup 2. I Gd Sukarta Adi Putra 6 Cukup 3. Yanu Tirta Mashubuhi 5 Hampir cukup 4. I Kd Andre Merta W. 5 Hampir cukup 5. Febrian Bagaskara L. 6 Cukup 6. Firman Syah Al Hida 5 Hampir cukup 7. I Gd Ivan Darma Eka Y. 5 Hampir cukup 8. I Pt Gd Ivan Ayestha A. 4 Kurang 9. I Pt Joey Fany 5 Hampir cukup 1. Pt Kresna Praditya 5 Hampir cukup 11. I Nyoman Mesa Raditya 5 Hampir cukup 12. Gst Ngr Km Margana 5 Hampir cukup 13. I Kd Novsa Wiguna 5 Hampir cukup 14. I.B.Gd. Oka Widiarta 5 Hampir cukup 15. I Kd Risky Wahyudi 5 Hampir cukup 16. I Gd Rika Adi Pranata 5 Hampir cukup 17. Rifki Izza Al-Fariz 5 Hampir cukup 18. Kd Satrya Krisna 6 Cukup 19. I Pt Satria Pratama 5 Hampir cukup 2. Gd Tangkas Kusuma P. 5 Hampir cukup 21. I Kd Wira Adiputra 5 Hampir cukup 22. I Kt Widya Aityavat P. 5 Hampir cukup 23. I Md Widiantara Putra 5 Hampir cukup 24. I Gd Widia Artawan 4 Kurang 25. Ni Pt Melani Putri 5 Hampir cukup 26. Kd Marga Wulandari 5 Hampir cukup 27. Ni Pt Nadya Eka Riski 5 Hampir cukup 28. Ni Md Nanda Mita Dewi 5 Hampir cukup 29. Ni Pt Onik Okta Oktaviani 5 Hampir cukup 3. I Gst Ayu Rifka Marina 5 Hampir cukup 31. Ni Kt Rini Wardani 5 Hampir cukup Jumlah 156

55 4 (1) (2) (3) (4) Skor rata-rata 5,3 Hampir cukup Analisis Data Siklus I Dari hasil data siklus I yang di ikuti oleh 31 siswa Kelas V SDN 1 Kesiman Denpasar dapat diketahui skor standar yang diperoleh siswa adalah 156 dengan nilai rata-rata 5,3 %. Persentase pengelompokan nilai yang diperoleh siswa sebagai berikut: 1. Jumlah siswa yang memperoleh nilai 6 sebanyak 3 orang, 3 presentasenya adalah: x 1% = 9,67 % Jumlah siswa yang memperoleh nilai 5 sebanyak 26 orang, 26 presentasenya adalah: x 1% = 83,87 % Jumlah siswa yang memperoleh nilai 4 sebanyak 2 orang, 2 presentasenya adalah: x 1% = 6,45 % 31 Setelah mengetahui nilai masing-masing siswa, selanjutnya secara klasikal dapat dicari nilai-nilai rata-rata dengan menggunakan rumus: M = fx N Keterangan : fx = Jumlah skor seluruh siswa N = Banyak siswa M = Mean

56 41 Tabel 5. Analisis Data Siklus I Peningkatan Kemampuan Menyusun Kalimat Yang Diacak Menjadi Sebuah Paragraf Pada Siswa Kelas V SDN 1 Kesiman DenpasarTahun Pelajaran 212/213. No. Kategori Rentang Skor Nilai Freku ensi Jumlah Nilai Persen (%) Nilai Rata-rata (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Istimewa Baik sekali Baik Lebih dari cukup Cukup Hampir cukup Kurang Kurang sekali Buruk Buruk sekali Gagal % % % % 9,67% 83,87% 6,45% % % % % % = 5,3 (hampir cukup) Dari tabel 5 di atas menunjukan bahwa tes kemampuan siswa dalam menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar dengan penerapan pembelajaran scramble mencapai nilai rata-rata 5,3 dan termasuk dalam kategori hampir cukup. Skor rata-rata tersebut dapat dikatakan sudah mengalami peningkatan sebesar 1,82 dari hasil prasiklus. Tidak ada satupun siswa (%) memperoleh kategori istimewa (87-1), baik sekali (79-86), dan baik (71-78). Terdapat 3 siswa (9,67%) dengan rentangan nilai dengan kategori cukup. Selanjutnya, 26 orang siswa (83,87%) dengan rentangan nilai dengan kategori hampir cukup. 2 orang siswa (6,45%) dengan rentangan nilai dengan kategori kurang. Pada siklus I terdapat 3 orang siswa yang sudah memenuhi KKM dan siswa yang belum memenuhi KKM sebanyak 28

57 42 orang.karena belum memenuhi target yang telah ditetapkan maka penelitian ini akan dilanjutkan ke siklus II Refleksi Siklus I Berdasarkan hasil tes menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf pada siklus I dapat diketahui bahwa, nilai rata-rata tes menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar, siswa kelas V SDN 1 Kesiman Denpasar adalah 5,3 atau dengan kategori hampir cukup, dengan rentangan nilai Hasil tes tersebut belum memenuhi target ketuntasan yaitu 8, atau dengan kategori baik. Minimnya hasil tes menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar adalah siswa belum terbiasa dengan penerapan model pembelajaran scramble, dan siswa masih belum membedakan antara kalimat dengan paragraf sehingga mengalami kesulitan dalam menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar. Dari masalah di atas, perlu diadakan revisi untuk lebih meningkatakan kemampuan siswa dalam efektivitas pembelajaran tentang menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar. Adapun hal-hal yang direvisi pada siklus I dan dilaksankan pada siklus II adalah sebagai berikut: 1. Guru memberikan pengawasan tanpa mengganggu jalannya pembelajaran berlangsung. 2. Guru memberikan penjelasan tentang pengertian kalimat dan paragraf dengan tujuan agar siswa mampu menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf. Perbaikan ini dapat diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah

58 43 paragraf, dan untuk mengatasi kekurangan-kekurangan dan permasalahan yang terdapat pada siklus I Siklus II Proses tindakan pada silus II dilaksankan pada hari Senin, tanggal 22 April 213, dan dilanjutkan pada hari Rabu tanggal 24 April 213 dengan melakukan tindak lanjut dari siklus I. Hasil refleksi siklus I diperbaiki pada siklus II. Siklus II sebagai usaha peningkatan kemampuan siswa menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar. Penilaian hasil tes ini merupakan satu kesatuan yang dijadikan bahan acuan peneliti untu6b mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf. Hasil pembelajaran pada siklus II harus lebih baik dari hasil pembelajaran pada siklus I. Siklus II terdiri atas empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi Perencanaan Sebelum melakukan tindakan penelitian siklus II, peneliti menyusun rencana untuk kelancaran pelaksanaan tindakan kelas pada siklus II antara lain: a) Menyiapkan bahan pembelajaran bahasa Indonesia. b) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kemampuan menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar melalui metode scramble. c) Menyusun tes kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar. d) Meningkatkan nilai siswa yang masih berada dibawah standar ketuntasan.

59 44 e) Membuat siswa lebih konsentrasi lagi dalam mengikuti pembelajaran dalam menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar. f) Memberikan gambaran pada siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran Pelaksanaan Pada tahap ini peneliti mengarahkan siswa agar siap untuk mengikuti pembelajaran menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar. Adapun langkah-langkah pelaksanaan tindakan pembelajaran menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar melalui metode scramble adalah: Tabel 6. Skenario Pembelajaran Menyusun Kalimat Yang Diacak Menjadi Sebuah Paragraf Yang Baik dan Benar Melalui Metode Scramble No Guru Siswa (1) (2) (3) KEGIATAN AWAL 1. Menyampaikan salam, apersepsi dan mengabsen siswa. Membalas salam, mendengarkan apersepsi dan mengangkat tangan, mengkonfirmasi kehadiran. 2. Menyampaikan tujuan pembelajaran. Mendengarkan penjelasan guru dengan baik. KEGIATAN INTI 3. Eskplorasi: Menjelaskan metode yang digunakan dalam pembelajaran. 4. Menjelaskan materi yang diajarkan yaitu tentang peningkatan kemampuan menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar. Elaborasi: Memperhatikan dan mendengarkan penjelsan guru. Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru.

60 45 (1) (2) (3) 5. Memberikan beberapa contoh tentang penyusunan kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf. 6. Menyuruh siswa membuat contoh menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf. 7. Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum jelas dan belum dimengerti. Konfirmasi: 8. Memberikan tes berupa kalimat yang disusun menjadi sebuah paragraf. 9. Memerintahkan siswa yang sudah selesai mengerjakan untuk mengumpulkan tugasnya. Memperhatikan dengan saksama contoh-contoh yang diberikan. Beberapa siswa memberikan pendapatnya, sedangkan yang lain mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Menanyakan hal-hal yang belum di mengerti. Menerima tes yang diberikan guru dan mengerjakan dengan sungguh-sungguh. Mengumpulkan lembar jawaban dari tes yang diberikan. KEGIATAN PENUTUP 1. Menyimpulkan materi yang diajarkan mengenai penyusunan kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar. 11. Mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam. Bersama-sama menyimpulkan materi tersebut. Membalas mengucapkan salam penutup Observasi dan Evaluasi Pada tahap ini, kegiatan observasi dilakukan oleh teman sejawat, dan sebagai teman sejawat adalah guru wali kelas. Teman sejawat melakukan observasi terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Dari observasi

61 46 inilah dapat diketahui apakah perilaku siswa sudah menampakkan hasil yang lebih baik. Adapun hal-hal yang diamati antara lain : 1. Perhatian terhadap penjelasan guru ( peneliti ) 2. Keantusiasan dalam mengerjakan tugas. 3. Hubungan kerja sama antarpasangan 4. Keberanian bertanya Hasil Penelitian Siklus II Tindakan siklus II dilaksanakan dengan melihat hasil yang didapat pada siklus I belum mencapai target. Untuk mencapai hasil yang lebih baik, perlu adanya perbaikan, serta tindakan selanjutnya. Oleh karena itu, tindakan siklus II sebagai perbaikan siklus I diharapkan dapat meningkatkan prestasi siswa terhadap pembelajaran peningkatan kemampuan menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar Tindakan siklus II dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah yang ada pada siklus I, serta berupaya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar. Penelitian siklus II dilakukan dengan rencana dan persiapan yang lebih matang dibandingkan dengan siklus I. Dengan adanya perbaikan-perbaikan dalam pembelajaran pada siklus II, maka hasil penelitian yang berupa nilai tes kemampuan menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar. Siswa lebih aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar.

62 Hasil Observasi Siklus II Berdasarkan hasil observasi diperoleh bahwa penyampaian apersepsi dan tujuan pembelajaran dapat mendorong dan mengarahkan siswa untuk mengikuti pembelajaran. Penyajian materi oleh guru dengan menggunakan metode pembelajaran scramble tetap dapat menarik dan menggairahkan siswa. Pembagian kelompok sebelum proses belajar mengajar dilaksanakan, ternyata mampu mengefektifkan waktu belajar siswa. Pemberian kesempatan untuk membagi kelompok lebih lama, juga memberikan hasil yang positif terhadap siswa dan meningkatkan ingatan mereka dalam menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar. Observasi juga sempat mencatat bahwa masih ada siswa yang masih gelisah dan kurang aktif dalam mengerjakan tugas secara berkelompok Hasil Tes Siklus II Hasil tes kemampuan menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar melalui pembelajaran scramble pada siklus II, merupakan data kedua setelah digunakan pembelajaran scramble disertai dengan upaya perbaikan pembelajaran. Hasil tes berupa penugasan menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar siklus II dengan penerapan model pembelajaran scramble dapat dilihat pada tabel 7 sebagai berikut.

63 48 Tabel 7. Daftar Hasil Tes Siklus II Peningkatan Kemampuan Menyusun Kalimat Yang Diacak Menjadi Sebuah Paragraf Yang Baik dan Benar Pada Siswa Kelas V SDN 1 Kesiman Denpasar Tahun Pelajaran 212/213. No. Nama Siswa Nilai Keterangan (1) (2) (3) (4) 1. Tata Wahyu 7 Lebih dari cukup 2. I Gd Sukarta Adi Putra 6 Cukup 3. Yanu Tirta Mashubuhi 7 Lebih dari cukup 4. I Kd Andre Merta W. 6 Cukup 5. Febrian Bagaskara L. 7 Lebih dari cukup 6. Firman Syah Al Hida 7 Lebih dari cukup 7. I Gd Ivan Darma Eka Y. 6 Cukup 8. I Pt Gd Ivan Ayestha A. 7 Lebih dari cukup 9. I Pt Joey Fany 6 Cukup 1 Pt Kresna Praditya 6 Cukup 11. I Nyoman Mesa Raditya 6 Cukup 12. Gst Ngr Km Margana 6 Cukup 13. I Kd Novsa Wiguna 6 Cukup 14. I.B.Gd. Oka Widiarta 6 Cukup 15. I Kd Risky Wahyudi 6 Cukup 16. I Gd Rika Adi Pranata 6 Cukup 17. Rifki Izza Al-Fariz 7 Lebih dari cukup 18. Kd Satrya Krisna 6 Cukup 19. I Pt Satria Pratama 7 Lebih dari cukup 2. Gd Tangkas Kusuma P. 6 Cukup 21. I Kd Wira Adiputra 6 Cukup 22. I Kt Widya Aityavat P. 7 Lebih dari cukup 23. I Md Widiantara Putra 6 Cukup 24. I Gd Widia Artawan 6 Cukup 25. Ni Pt Melani Putri 6 Cukup 26. Kd Marga Wulandari 6 Cukup 27. Ni Pt Nadya Eka Riski 6 Cukup 28. Ni Md Nanda Mita Dewi 6 Cukup 29. Ni Pt Onik Okta Oktaviani 6 Cukup 3. I Gst Ayu Rifka Marina 6 Cukup 31. Ni Kt Rini Wardani 7 Lebih dari cukup Jumlah 195 Skor rata-rata 6,29 Cukup

64 Analisis Data Siklus II Dari hasil data siklus II yang diikuti oleh 31 siswa Kelas V SDN 1 Kesiman Denpasar dapat diketahui skor standar yang diperoleh siswa adalah 195 dengan nilai rata-rata 6,29 %. Persentase pengelompokan nilai yang diperoleh siswa sebagai berikut: 1. Jumlah siswa yang memperoleh nilai 7 sebanyak 9 orang, presentasenya 9 adalah: x 1% = 29,3 % Jumlah siswa yang memperoleh nilai 6 sebanyak 22 orang, presentasenya 22 adalah: x 1% = 7,96 % 31 Setelah mengetahui nilai masing-masing siswa, selanjutnya secara klasikal dapat dicari nilai rata-rata dengan menggunakan rumus: M = fx N Keterangan: fx = Jumlah skor seluruh siswa N = Banyak siswa M = Mean

65 5 Tabel 8. Analisis Data Siklus II Peningkatan Kemampuan Menyusun Kalimat Yang Diacak Menjadi Sebuah Paragraf pada Siswa Kelas V SDN 1 Kesiman DenpasarTahun Pelajaran 212/213. No. Kategori Rentang Skor Nilai Freku ensi Jumlah Nilai Persen (%) Nilai Rata-rata (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Istimewa Baik sekali Baik Lebih dari cukup Cukup Hampir cukup Kurang Kurang sekali Buruk Buruk sekali Gagal % % % 29,3% 7,96% % % % % % % = 6,29 (cukup) % Dari tabel 8 di atas menunjukan bahwa hasil tes kemampuan siswa dalam menentukan ide pokok paragraf dengan menggunakan model pembelajaran scramble pada siklus II secara klasikal mencapai nilai rata-rata 6,29 dan termasuk dalam kategori lebih dari cukup. Walaupun demikian, nilai rata-rata tesebut sudah dikatakan lebih baik dibandingakan dengan siklus I, tetapi belum mencapai kriteria ketuntasan belajar minimal yaitu 8,. Skor rata-rata tesebut dapat dikatakan suadah mengalami peningkatan sebesar 1,2 dari hasil siklus I. Tidak ada satu orang pun yang mendapat kategori istimewa atau sebesar % dengan rentangan nilai adalah Kategori lebih dari cukup sebanyak 9 orang siswa atau sebesar 29,3% dengan rentangan antara (62-7). Kategori cukup sebanyak 22 orang siswa atau sebesar 7,96% dengan rentangan nilai antara (54-61).

66 51 Sementara itu, tidak ada satupun siswa atau (%) yang mendapat nilai dalam kategori hampir cukup, kurang, kurang sekali, buruk, buruk sekali, dan gagal. Siswa yang sudah memenuhi KKM sebanyak 9 orang, yang belum memenuhi KKM sebanyak 22 siswa, sehingga belum mencapai target yang diinginkan meskipun sudah terjadi penungkatan hasil pembelajaran Refleksi Siklus II Berdasarkan hasil tes kemampuan menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar pada siklus II dapat diketahui bahwa nilai rata-rata tes menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar siswa kelas V SDN 1 Kesiman Denpasar adalah sebesar 6,29 atau kategori cukup dengan rentangan nilai Hasil tes tersebut belum memenuhi target ketuntasan yang diharapakn yaitu 8,, atau dengan kategori baik. Kondisi yang ada pada siklus II merupakan permasalahan yang harus dicari solusinya untuk kemudian diterapakan pada pembelajaran selanjutnya. Dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar pada siklus III yang dilakukan peneliti berkenaan dengan upaya perbaikan untuk kemudian diterapkan pada pembelajaran selanjutnya yaitu, (1) guru perlu merencanakan kegiatan pembelajaran lebih matang, melakukan bimbingan terhadap siswa yang mengalami kesulitan saat belajar. (2) guru mengatur siswa, mengarahkan, dan memotivasi belajar siswa. Perbaikan-perbaikan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar.

67 Siklus III Proses tindakan pada siklus III dilaksankan pada hari Senin, tanggal 6 Mei 213, dan dilanjutkan pada hari Rabu tanggal 8 Mei 213 dengan melakukan tindak lanjut dari siklus II. Hasil refleksi siklus II diperbaiki pada siklus III. Pada siklus III upaya peningkatan kemampuan siswa dalam menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar. Penilaian hasil merupakan satu kesatuan yang dijadikan bahan acuan peneliti untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar. Hasil pembelajaran pada siklus III diharapkan lebih baik dari pembelajaran pada siklus II. Pada siklus III terdiri dari empat tahapan yaitu, perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi Perencanaan Sebelum melakukan tindakan tindakan penelitian siklus III, peneliti menyusun rencana untuk kelancaran pelaksanaan tindakan kelas pada siklus III antara lain: g) Menyiapkan bahan pembelajaran bahasa Indonesia. h) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kemampuan menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar melalui metode scramble. i) Menyusun tes kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar. j) Meningkatkan nilai siswa yang masih berada dibawah standar ketuntasan.

68 53 k) Membuat siswa lebih konsentrasi lagi dalam mengikuti pembelajaran dalam menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar. l) Memberikan gambaran pada siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran Pelaksanaan Pada tahap ini peneliti mengarahkan siswa agar siap untuk mengikuti pembelajaran menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar. Adapun langkah-langkah pelaksanaan tindakan pembelajaran menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar melalui metode scramble adalah: Tabel 9. Skenario Pembelajaran Yang Digunakan Dalam Penelitian Siklus I No Guru Siswa (1) (2) (3) KEGIATAN AWAL 1. Menyampaikan salam, apersepsi dan mengabsen siswa. Membalas salam, mendengarkan apersepsi dan mengangkat tangan, mengkonfirmasi kehadiran. 2. Menyampaikan tujuan pembelajaran. Mendengarkan penjelasan guru dengan baik. KEGIATAN INTI 3. Eskplorasi: Menjelaskan metode yang digunakan dalam pembelajaran. 4. Menjelaskan materi yang diajarkan yaitu tentang peningkatan kemampuan menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar. Elaborasi: 5. Memberikan beberapa contoh tentang Memperhatikan dan mendengarkan penjelsan guru. Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru. Memperhatikan dengan

69 54 (1) (2) (3) penyusunan kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf. 6. Menyuruh siswa membuat contoh menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf. 7. Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum jelas dan belum di mengerti. Konfirmasi: 8. Memberikan tes berupa kalimat yang disusun menjadi sebuah paragraf. 9. Memerintahkan siswa yang sudah selesai mengerjakan untuk mengumpulkan tugasnya. KEGIATAN PENUTUP 1. Menyimpulkan materi yang diajarkan mengenai penyusunan kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar. 11. Mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam. saksama contoh-contoh yang diberikan. Beberapa siswa memberikan pendapatnya, sedangkan yang lain mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Menanyakan hal-hal yang belum di mengerti. Menerima tes yang diberikan guru dan mengerjakan dengan sungguh-sungguh. Mengumpulkan lembar jawaban dari tes yang diberikan. Bersama-sama menyimpulkan materi tersebut. Membalas mengucapkan salam penutup Observasi dan Evaluasi Pada tahap ini, kegiatan observasi dilakukan oleh teman sejawat, dan sebagai teman sejawat adalah guru wali kelas. Teman sejawat melakukan observasi terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Dari observasi inilah dapat diketahui apakah perilaku siswa sudah menampakkan hasil yang lebih baik. Adapun hal-hal yang diamati antara lain :

70 55 5. Perhatian terhadap penjelasan guru ( peneliti ) 6. Keantusiasan dalam mengerjakan tugas. 7. Hubungan kerja sama antarpasangan 8. Keberanian bertanya Hasil Penelitian Siklus III Tindakan siklus III dilaksankan dengan melihat hasil yang didapat pada siklus II belum mencapai target. Untuk mencapai hasil yang lebih baik, perlu adanya perbaikan, serta tindakan selanjutnya. Oleh karena itu, tindakan siklus III sebagai perbaikan siklus I diharapkan dapat meningkatkan prestasi siswa terhadap pembelajaran peningkatan kemampuan menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar. Tindakan siklus III dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah yang ada pada siklus II, serta berupaya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar. Penelitian siklus III dilakukan dengan rencana dan persiapan yang lebih matang dibandingkan dengan siklus II. Dengan adanya perbaikan-perbaikan dalam pembelajaran pada siklus III, maka hasil penelitian yang berupa nilai tes kemampuan menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar. Siswa lebih aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar Hasil Observasi Siklus III Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti sendiri dapat diungkapkan hal-hal seperti berikut ini:

71 56 1. Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan baik dan tertib 2. Selama proses belajar mengajar berlangsung siswa terlihat antusias dan aktif mengikuti pelajaran di dalam kelas. 3. Siswa sudah berani mengemukakan contoh-contoh kalimat yang lebih luas Hasil Tes Siklus III Hasil tes pada siklus III merupakan data ketiga menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar telah digunakan jenis pembelajaran model scramble yang disertai dengan upaya perbaikan pembelajaran. Hasil tes menentukan ide pokok sebuah paragraf siklus III dengan menggunakan model pembelajaran scramble dapat dilihat pada tabel 1 berikut. Tabel 1. Daftar Hasil Tes Siklus III Peningkatan Kemampuan Menyusun Kalimat Yang Diacak Menjadi Sebuah Paragraf Yang Baik dan Benar Pada Siswa Kelas V SDN 1 Kesiman Denpasar Tahun Pelajaran 212/213. No. Nama Siswa Nilai Keterangan (1) (2) (3) (4) 1. Tata Wahyu 8 Baik 2. I Gd Sukarta Adi Putra 9 Baik sekali 3. Yanu Tirta Mashubuhi 8 Baik 4. I Kd Andre Merta W. 8 Baik 5. Febrian Bagaskara L. 8 Baik 6. Firman Syah Al Hida 8 Baik 7. I Gd Ivan Darma Eka Y. 9 Baik sekali 8. I Pt Gd Ivan Ayestha A. 8 Baik 9. I Pt Joey Fany 8 Baik 1. Pt Kresna Praditya 8 Baik 11. I Nyoman Mesa Raditya 8 Baik 12. Gst Ngr Km Margana 8 Baik

72 57 (1) (2) (3) (4) 13. I Kd Novsa Wiguna 8 Baik 14. I.B.Gd. Oka Widiarta 8 Baik 15. I Kd Risky Wahyudi 8 Baik 16. I Gd Rika Adi Pranata 8 Baik 17. Rifki Izza Al-Fariz 8 Baik 18. Kd Satrya Krisna 9 Baik sekli 19. I Pt Satria Pratama 8 Baik 2. Gd Tangkas Kusuma P. 9 Baik sekali 21. I Kd Wira Adiputra 8 Baik 22. I Kt Widya Aityavat P. 8 Baik 23. I Md Widiantara Putra 9 Baik sekali 24. I Gd Widia Artawan 8 Baik 25. Ni Pt Melani Putri 8 Baik 26. Kd Marga Wulandari 8 Baik 27. Ni Pt Nadya Eka Riski 8 Baik 28. Ni Md Nanda Mita Dewi 8 Baik 29. Ni Pt Onik Okta Oktaviani 8 Baik 3. I Gst Ayu Rifka Marina 9 Baik sekali 31. Ni Kt Rini Wardani 8 Baik Jumlah 254 Skor rata-rata 8,19 Baik Analisis Data Siklus III Dari hasil data siklus III yang diikuti oleh 31 siswa kelas V SDN 1 Kesiman Denpasar dapat diketahui skor standar yang diperoleh siswa adalah 254 dengan nilai rata-rata 8,19 %. Presentase pengelompokan nilai yang diperoleh siswa sebagai berikut: 1. Jumlah siswa yang memperoleh nilai 9 sebanyak 6 orang, 6 presentasenya adalah: x 1% = 19,35 % Jumlah siswa yang memperoleh nilai 8 sebanyak 25 orang, 25 presentasenya adalah: x 1% = 8,64 % 31 Setelah mengetahui nilai masing-masing siswa, selanjutnya secara klasikal dapat dicari nilai rata-rata dengan menggunakan rumus:

73 58 M = fx N Keterangan: fx = Jumlah skor seluruh siswa N = Banyak siswa M = Mean Tabel 11. Analisis Data Siklus III Peningkatan Kemampuan Menyusun Kalimat Yang Diacak Menjadi Sebuah Paragraf pada Siswa Kelas V SDN 1 Kesiman DenpasarTahun Pelajaran 212/213. No Kategori Rentang Nilai Freku Jumlah Persen Nilai Skor ensi Nilai (%) Rata-rata (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. Istimewa % 2. Baik sekali ,35% Baik ,64% Lebih dari cukup % = 8,19 5. Cukup % (baik) 6. Hampir cukup % Kurang Kurang sekali Buruk Buruk sekali Gagal % % % % % % Dari tabel 11 di atas menunjukan bahwa hasil tes kemampuan siswa dalam menyusun kalimat yang telah diacak menjadi paragraf yang baik dan benar dengan penerapan model pembelajran scramble pada siklus III secara klasikal mencapai rata 8, dan termasuk dalam kategori baik. Nilai rata-rata tersebut sudah dapat dikatakan sangat memuaskan karena sudah mencapai target pencapaian penilaian yang ditetapkan pada siklus III yaitu 8,. Rata-rata nilai pada siklus III ini menunjukan peningkatan sebesar 1,11 dibanding dengan rata-

74 59 rata nilai pada siklus II. Ada 6 siswa memperoleh nilai baik sekali atau 19,35% dengan rentangan nilai antara dan masuk dalam kategori baik sekali. Sebanyak 25 orang siswa atau sebesar 8,64% dengan nilai rentangan antara kategori baik. Dengan demikian, bahwa peningkatan kemampuan menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar pada siswa kelas V SDN 1 Kesiman Denpasar tahun ajaran 212/213 pada siklus III,sebanyak 31 orang atau hampir semuanya sudah memenuhi KKM, sudah tergolong cukup dengan nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 8,19 % sudah memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan bila dibandingkan nilai rata-rata siklus II yaitu 6,29 % Refleksi Siklus III Peningkatan yang diperoleh siswa dapat dilihat dari hasil perbaikan pada siklus III. Tindakan yang dilakukan peneliti selama memberikan bimbingan sesuai dengan jadwal pelajaran Bahasa Indonesia oleh peneliti kepada siswa. Dilihat dari hasil tes siklus III dari tabel di atas, diketahui bahwa kemampuan menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar melalui metode scramble sudah mengalami peningkatan. Nilai rata-rata siswa dari tindakan siklus I, siklus II dan siklus III mengalami peningkatan yang baik dan juga dilihat secara individu banyak siswa yang memperoleh nilai baik. Secara umum tindakan yang dilakukan oleh peneliti pada pelaksanaan tindakan siklus III ini dapat katakan berhasil dengan baik itu dilihat dari adanya peningkatan nilainilai maupun menunjukan peningkatan-peningkatan lain seperti:

75 6 1. Semua siswa berkonsentrasi dalam mengikuti proses belajar mengajar dengan aktif. 2. Keberanian untuk bertanya siswa lebih efektif. 3. Keaktifan siswa dalam menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar. 4. Berdasarkan hasil yang dicapai, maka peneliti merasa tidak perlu lagi melanjutkan pelaksanaan pembelajaran dalam menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar, sebab hasil yang yang diperoleh siswa sudah mencapai kriteria nilai baik yang ditentukan peneliti. 4.2 Rekapitulasi Hasil Penelitian Tabel 12. Rekapitulasi Prasiklus, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III dalam Peningkatan Kemampuan Menyusun Kalimat Yang Diacak Menjadi Sebuah Paragraf Yang Baik dan Benar pada Siswa Kelas V SDN 1 Kesiman Denpasar Tahun Pelajaran 212/213. No. Nama Siswa Prasiklus Siklus Siklus Siklus Ket I II III (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Tata Wahyu Baik 2. I Gd Sukarta Adi Putra Baik Sekali 3. Yanu Tirta Mashubuhi Lebih dari cukup 4. I Kd Andre Merta W Baik 5. Febrian Bagaskara L Baik 6. Firman Syah Al Hida Baik 7. I Gd Ivan Darma Eka Baik

76 61 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Y. sekali 8. I Pt Gd Ivan Ayestha Baik A. 9. I Pt Joey Fany Lebih dari cukup 1. Pt Kresna Praditya Baik 11. I Nyoman Mesa Raditya Lebih dari cukup 12. Gst Ngr Km Margana Baik 13. I Kd Novsa Wiguna Baik 14. I.B.Gd. Oka Widiarta Baik 15. I Kd Risky Wahyudi Lebih dari cukup 16. I Gd Rika Adi Pranata Baik 17. Rifki Izza Al-Fariz Baik 18. Kd Satrya Krisna Baik sekali 19. I Pt Satria Pratama Baik 2. Gd Tangkas Kusuma Baik P. sekali 21. I Kd Wira Adiputra Baik 22. I Kt Widya Aityavat P Lebih dari cukup 23. I Md Widiantara Putra Baik sekali 24. I Gd Widia Artawan Baik 25. Ni Pt Melani Putri Baik 26. Kd Marga Wulandari Baik

77 62 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 27. Ni Pt Nadya Eka Riski Baik 28. Ni Md Nanda Mita Baik Dewi 29. Ni Pt Onik Okta Baik Oktaviani 3. I Gst Ayu Rifka Marina Baik sekali 31. Ni Kt Rini Wardani Baik Jumlah Skor rata-rata 4, ,3 75,48 Baik 4.3 Pembahasan Berdasarkan tabel rekapitulasi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dari hasil tes prasiklus sampai pada siklus III, nilai dari masing-masing siswa ada peningkatan. Jika dilihat pada hasil tes prasiklus terdapat 1 siswa yang memperoleh nilai 3 dengan kategori kurang sekali, 21 siswa memperoleh nilai 4 dengan kategori kurang, 9 siswa yang memperoleh nilai 5 dengan kategori hampir cukup, dengan rata-rata 4,93. Pada hasil tes siklus I, sebanyak 2 siswa yang memperoleh nilai 4 dengan kategori kurang, 26 siswa yang memperoleh 5 dengan kategori hampir cukup, dengan nilai rata-rata 49. Pada hasil tes siklus II sebanyak 22 siswa yang memperoleh nilai 6 cukup, 9 siswa yang memperoleh nilai 7 dengan kategori lebih dari cukup, dengan nilai rata-rata 59,3. Pada hasil tes siklus III sebanyak 25 siswa yang memperoleh nilai 8 dengan kategori baik, 6 siswa yang memperoleh nilai 9 dengan kategori baik sekali, dengan nilai rata-rata 75,48. Hal ini menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran scramble dapat

78 63 meningkatkan pemahaman siswa dalam peningkatan kemampuan menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar. Hasil penilaian peningkatan kemampuan menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar melalui metode scramble dari pra siklus, siklus I, siklus II, dan siklus III dapat dilihat pada garfik berikut. Grafik 1. Rekapitulasi Prasiklus, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III dalam Peningkatan Kemampuan Menyusun Kalimat Yang Diacak Menjadi Sebuah Paragraf Yang Baik dan Benar Pada Siswa Kelas V SDN 1 Kesiman Denpasar Tahun Pelajaran 212/ Pra 1Siklus Siklus 2 1 Siklus 32 Siklus 43

79 64 BAB V PENUTUP Pada bab ini, penulis mengemukakan tentang simpulan dan saran yang kiranya berguna untuk penyempurnaan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah selanjutnya. Berkaitan dengan hal tersebut, maka dapat diuraikan sebagai berikut. 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis data yang telah diuraikan pada bab IV, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut: 1. Metode Scramble dapat meningkatkan kemampuan menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar adalah sebagai berikut: a. Pada hasil tes prasiklus siswa memperoleh nilai rata-rata 4,25 (kurang) dengan rincian nilai 4 rentangan skor dengan kategori kurang. Sebanyak 1 orang siswa (3,22%) siswa memperoleh nilai 3 dengan rentangan skor dengan kategori kurang sekali, 21 orang siswa (67,74%) memperoleh nilai 4 dengan rentangan skor atau termasuk dalam kategori kurang, dan 9 orang siswa (29,3%) memperoleh nilai 5 dengan rentangan skor atau termasuk dalam hampir cukup. b. Pada siklus I rata-rata nilai siswa 5,3 (hampir cukup) dengan rincian nilai 6 rentangan skor dengan kategori cukup. Sebanyak 2 orang siswa (6,45%) memperoleh nilai 4 dengan rentangan skor dengan kategori kurang, dan 26 orang siswa (83,87%) memperoleh nilai 5 rentangan skor

80 atau termasuk dalam hampir cukup. Sebanyak 3 orang siswa (9,67%) memperoleh nilai 6 dengan rentangan skor 55-62, termasuk dalam kategori cukup. c. Pada siklus II nilai rata-rata siswa 6,29 (cukup) dengan rincian nilai 7 rentangan skor 62-7 dengan kategori lebih dari cukup. Sebanyak 22 orang siswa (72,96%) memperoleh nilai 6 dengan rentangan skor termasuk dalam kategori cukup, 9 orang siswa (29,3%) memperoleh nilai 7 dengan rentangan skor 63-7 atau termasuk dalam kategori lebih dari cukup. d. Pada siklus III nilai rata-rata siswa 8,19 (baik) dengan rincian nilai 8 termasuk dalam kategori baik. Sebanyak 6 orang siswa (19,35%) memperoleh nilai 9 dengan rentangan skor termasuk dalam kategori baik sekali, 25 orang siswa (8,64%) memperoleh nilai 8 rentangan skor termasuk dalam kategori baik. e. Pada siklus III terjadi peningkatan nilai rata-rata dibandingkan dengan hasil prasiklus yaitu 4, Langkah-langkah metode scramble yang tepat adalah: a. Persiapan Pada tahapan persiapan, guru hendaknya membuat persiapan mengajar berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan media pembelajaran berupa kalimat, dan alat penilaian.

81 66 b. Kegiatan inti Guru seharusnya telah siap menerapkan semua perangkat persiapan yang dibuatnya. c. Tindak lanjut Guru berupaya memberikan tindakan yang tepat ketika siswa mengalami kesulitan belajar. 5.2 Saran Sesuai dengan simpulan di atas, maka saran yang penulis sampaikan adalah sebagai berikut: 1. Guru dalam mengajar materi tentang menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar hendaknya lebih banyak melakukan latihan dengan contoh soal, atau soal yang bervariasi sehingga pemahaman siswa tentang materi lebih mendalam. 2. Dalam setiap proses pembelajaran, guru perlu menggunakan metode pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik materi dan mata pelajaran. Dengan demikian, diharapkan tidak menimbulkan kejenuhan siswa dalam belajar serta tujuan pembelajaran dapat tercapai secara lebih maksimal. 3. Guru bahasa Indonesia hendaknya memilih metode yang tepat dalam pembelajaran menyusun kalimat yang diacak menjadi sebuah paragraf yang baik dan benar. yaitu penerapan model pembelajaran scramble karena model ini berpusat pada siswa sedangkan guru hanya sebagai fasilitator. 4. Guru hendaknya melakukan persiapan yang matang, merancang kegiatan pembelajaran, demi tercapainya tujuan pembelajaran secara maksimal.

82 67 DAFTAR PUSTAKA Alek, dan Achmad Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana. Alwi, Hasan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia: Balai Pustaka. Anggoro. 27. Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta. Arikunto, Suharsini Prosedur Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Budinuryanto, j. dkk Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Depdikbud. Chaer, Abdul Ragam Bahasa Ilmiah. Jakarta: PT Rineka Cipta. Herusantoso, Suparman Keterampilan Menulis II Pengembangan Paragraf. FKIP Universitas Udayana. Herusantoso, Suparman Sintaksis II. Singaraja: Biro Penelitian Universitas Udayana. Keraf, Goris Tata Bahasa Indonesia. Ende Flores. Nusa Indah. Nazir Metodologi Riset. Jakarta: Ghalia Indonesia. Nurkancana dan Sunarta Evaluasi Pendidikan. Usaha Nasional. Surabaya. Ramlan, M Morfologi. Yogyakarta: VC. Karyono. Sadiman, Arif. S. dkk Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Suparno Media Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta. Surana Materi pembelajaran Bahasa Indonesia 2A. Solo: Tiga Serangkai. Sutarno Lancar Berbahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Tim Pustaka Agung Harapan. 29. Rangkuman Materi Penting Bahasa Indonesia Tata Bahasa, Pengetahuan Bahasa, dan Kesusastraan. Surabaya: Pustaka Agung Harapan. Widjono. 27. Bahasa Indonesia Mata Kulia Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Grasindo. Wiyanto Kitab Bahasa Indonesia. Jogja Bangkit Publisher. Wojowasito, S Pengantar Sintaksis. Bandung: Shinta Dharma.

83 68

84 69

85 7

SKRIPSI OLEH : LUH PUTU DIANI SUKMA NPM : 07.8.03.51.30.1.5.1069

SKRIPSI OLEH : LUH PUTU DIANI SUKMA NPM : 07.8.03.51.30.1.5.1069 i SKRIPSI MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI PADA SISWA KELAS V SDN 8 DAUH PURI

Lebih terperinci

NI KOMANG SRI YULIANTARI NPM.:

NI KOMANG SRI YULIANTARI NPM.: SKRIPSI MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BANGUN RUANG SISI DATAR MELALUI IMPLEMENTASI CTL DENGAN BANTUAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS V A SD NEGERI 10 KESIMAN TAHUN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BERITA YANG DIBACAKAN MELALUI METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 31 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BERITA YANG DIBACAKAN MELALUI METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 31 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BERITA YANG DIBACAKAN MELALUI METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 31 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 (Penelitian Tindakan Kelas) Oleh RIF ATUL

Lebih terperinci

SKRIPSI. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. oleh. : Ishmatul Maula NIM : 2101409172. : Bahasa dan Sastra Indonesia FAKULTAS BAHASA DAN SENI

SKRIPSI. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. oleh. : Ishmatul Maula NIM : 2101409172. : Bahasa dan Sastra Indonesia FAKULTAS BAHASA DAN SENI i PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT UNTUK MENEMUKAN IDE POKOK MENGGUNAKAN METODE P2R DAN QUESTION DENGAN POLA HORIZONTAL PADA SISWA KELAS X.1 MA SALAFIYAH SIMBANGKULON BUARAN PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

MENULIS CERPEN SKRIPSI. oleh SEPTEMBE

MENULIS CERPEN SKRIPSI. oleh SEPTEMBE UPAYA PENINGKATANN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN LEWAT PENDEKATAN PROSES PADA SISWA KELAS XB SMA IT ABU BAKAR YOGYAKARTAA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI BANGUN DATAR MELALUI MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR NEGERI KEMANDUNGAN 03 TEGAL

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI BANGUN DATAR MELALUI MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR NEGERI KEMANDUNGAN 03 TEGAL i PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI BANGUN DATAR MELALUI MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR NEGERI KEMANDUNGAN 03 TEGAL Skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

STUDI TENTANG CARA BELAJAR SISWA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS II DI SMK BATIK 2 SURAKARTA TAHUN DIKLAT 2005/2006

STUDI TENTANG CARA BELAJAR SISWA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS II DI SMK BATIK 2 SURAKARTA TAHUN DIKLAT 2005/2006 1 STUDI TENTANG CARA BELAJAR SISWA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS II DI SMK BATIK 2 SURAKARTA TAHUN DIKLAT 2005/2006 SKRIPSI OLEH: PUTRI ARUMINGTYAS NIM : K 2402529 Skripsi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memperoleh Gelar. Sarjana Pendidikan Islam. Oleh: Muhammad Ansori 11508045

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memperoleh Gelar. Sarjana Pendidikan Islam. Oleh: Muhammad Ansori 11508045 PENERAPAN MODEL MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PADA SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH MA ARIF KARANGASEM KECAMATAN WONOSEGORO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012/2013

Lebih terperinci

Skripsi. disajikan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh. Muhamad Farid 1401409015

Skripsi. disajikan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh. Muhamad Farid 1401409015 PENINGKATAN HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBASIS TEORI BELAJAR BRUNER PADA SISWA KELAS IV SDN KALIGAYAM 02 KABUPATEN TEGAL Skripsi disajikan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

SKRIPSI. Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS 1 MI IMAM PURO DADIREJO SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN PEMBELAJARAN PAI MATERI SHALAT MELALUI MEDIA GAMBAR KELAS III SD NEGERI SUKOREJO I MERTOYUDAN MAGELANG TAHUN 2012

PENINGKATAN PEMAHAMAN PEMBELAJARAN PAI MATERI SHALAT MELALUI MEDIA GAMBAR KELAS III SD NEGERI SUKOREJO I MERTOYUDAN MAGELANG TAHUN 2012 PENINGKATAN PEMAHAMAN PEMBELAJARAN PAI MATERI SHALAT MELALUI MEDIA GAMBAR KELAS III SD NEGERI SUKOREJO I MERTOYUDAN MAGELANG TAHUN 2012 OLEH SASMIYAH NIM 11410113 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI POKOK SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 2 KALIKAJAR KALIGONDANG PURBALINGGA

Lebih terperinci

UNIT9 HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN. Masrinawatie AS. Pendahuluan

UNIT9 HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN. Masrinawatie AS. Pendahuluan UNIT9 HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN Masrinawatie AS Pendahuluan P endapat yang mengatakan bahwa mengajar adalah proses penyampaian atau penerusan pengetahuan sudah ditinggalkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN MINAT BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR IPS DI SD GUGUS 1 KABUPATEN KEPAHIANG SKRIPSI

HUBUNGAN MINAT BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR IPS DI SD GUGUS 1 KABUPATEN KEPAHIANG SKRIPSI HUBUNGAN MINAT BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR IPS DI SD GUGUS 1 KABUPATEN KEPAHIANG SKRIPSI Oleh: RESSA ARSITA SARI NPM : A1G009038 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA ANAK USIA DINI MELALUI MEDIA GAMBAR BERSERI DI KELOMPOK B3 TAMAN KANAK- KANAK PERTIWI 1 KOTA BENGKULU

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA ANAK USIA DINI MELALUI MEDIA GAMBAR BERSERI DI KELOMPOK B3 TAMAN KANAK- KANAK PERTIWI 1 KOTA BENGKULU MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA ANAK USIA DINI MELALUI MEDIA GAMBAR BERSERI DI KELOMPOK B3 TAMAN KANAK- KANAK PERTIWI 1 KOTA BENGKULU SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT WACANA DESKRIPSI DENGAN MEDIA TEKS BERGERAK BAGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PLERET SKRIPSI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT WACANA DESKRIPSI DENGAN MEDIA TEKS BERGERAK BAGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PLERET SKRIPSI 1 PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT WACANA DESKRIPSI DENGAN MEDIA TEKS BERGERAK BAGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PLERET SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI ORANG TUA DAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA KELAS IV SD TANGGEL WINONG PATI TAHUN AJARAN 2006/2007

HUBUNGAN MOTIVASI ORANG TUA DAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA KELAS IV SD TANGGEL WINONG PATI TAHUN AJARAN 2006/2007 HUBUNGAN MOTIVASI ORANG TUA DAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA KELAS IV SD TANGGEL WINONG PATI TAHUN AJARAN 006/007 Skripsi Oleh AGUS P. ANDI W. NIM. K5103003 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

Kontributor Naskah : Purnomosidi, Irene Maria J. Astuti, Marina Novianti, Taufina, dan Faisal.

Kontributor Naskah : Purnomosidi, Irene Maria J. Astuti, Marina Novianti, Taufina, dan Faisal. Hak Cipta 2014 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang-Undang MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN Disklaimer: Buku ini merupakan buku guru yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi

Lebih terperinci

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1433 H / 2011 M

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1433 H / 2011 M PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT DALAM MEMBACA BUKU TEKS BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMP TERPADU DARUL AMAL SUKABUMI DENGAN TEKNIK SKIMMING TAHUN AJARAN 2011-2012 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

DESI AFRIDA AIE003024

DESI AFRIDA AIE003024 PENERAPAN PEMBELAJARAN IPA (FISIKA) BERBASIS PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES (PKP) DENGAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PROSEDURAL SISWA KELAS VII.3 SMPN 1 BENGKULU (CLASSROOM ACTION RESEARCH)

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Nama NIM PGPAUD

SKRIPSI. Oleh: Nama NIM PGPAUD SKRIPSI UPAYA PENINGKATANN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADAA KELOMPOK A TAMAN KANAK-KANAK PERTIWI JATIROKEH SONGGOM BREBES Di ajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

Disusun Oleh MUH SHOLEH NIM : 13485293

Disusun Oleh MUH SHOLEH NIM : 13485293 PENGGUNAAN MEDIA ALAT PERAGA KONKRIT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PECAHAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS III MIM KRANGGAN KECAMATAN POLANHARJO KABUPATEN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

Oleh INDAH SETYANING JATI NIM X7107509

Oleh INDAH SETYANING JATI NIM X7107509 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR MEMBACA PERMULAAN DI KELAS I SD NEGERI KARANGWARU I KECAMATAN PLUPUH KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2008 / 2009 Oleh INDAH SETYANING JATI NIM

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam M. THOWIL NIM : 11410088. Oleh:

SKRIPSI. Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam M. THOWIL NIM : 11410088. Oleh: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKIDAH AKHLAK MELALUI METODE TANYA JAWAB (PENELITIAN PADA SISWA KELAS I SD NEGERI GIRIMULYO KECAMATAN WINDUSARI KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2011 2012) SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI IMPLEMENTASI DUA MODEL RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI SEKOTA SALATIGA TAHUN 2012 SKRIPSI

STUDI KOMPARASI IMPLEMENTASI DUA MODEL RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI SEKOTA SALATIGA TAHUN 2012 SKRIPSI STUDI KOMPARASI IMPLEMENTASI DUA MODEL RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI SEKOTA SALATIGA TAHUN 2012 SKRIPSI Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam OLEH

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE CERAMAH, TANYA JAWAB, DAN LATIHAN DALAM PENGAJARAN BAHASA CHINA DI SMA N I KARANGANOM

IMPLEMENTASI METODE CERAMAH, TANYA JAWAB, DAN LATIHAN DALAM PENGAJARAN BAHASA CHINA DI SMA N I KARANGANOM IMPLEMENTASI METODE CERAMAH, TANYA JAWAB, DAN LATIHAN DALAM PENGAJARAN BAHASA CHINA DI SMA N I KARANGANOM LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan mencapai Derajat Ahli Madya pada

Lebih terperinci

PROSES PEMBELAJARAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) KELAS V SD NEGERI GIWANGAN YOGYAKARTA

PROSES PEMBELAJARAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) KELAS V SD NEGERI GIWANGAN YOGYAKARTA PROSES PEMBELAJARAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) KELAS V SD NEGERI GIWANGAN YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI WACANA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN SQ4R PADA SISWA KELAS VII A SMP PANCASILA CANGGU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI WACANA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN SQ4R PADA SISWA KELAS VII A SMP PANCASILA CANGGU TAHUN PELAJARAN 2012/2013 1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI WACANA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN SQ4R PADA SISWA KELAS VII A SMP PANCASILA CANGGU TAHUN PELAJARAN 212/213 Oleh : Ni Luh Eka Noviyanti NPM : 9.8.3.51.31.1.5.2712

Lebih terperinci

Tugasku Sehari-hari. http://bse.kemdikbud.go.id. Diunduh dari. Tema 3. Buku Guru SD/MI Kelas II. Buku Tematik Terpadu K urikulum 2013

Tugasku Sehari-hari. http://bse.kemdikbud.go.id. Diunduh dari. Tema 3. Buku Guru SD/MI Kelas II. Buku Tematik Terpadu K urikulum 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2014 K U R IKU L M U 2013 Tema 3 Tugasku Sehari-hari Tugasku Sehari-hari Buku Tematik Terpadu K urikulum 2013 Buku Guru SD/MI Kelas II Hak Cipta

Lebih terperinci