CATTARI ARIYA SACCANI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "CATTARI ARIYA SACCANI"

Transkripsi

1 CATTARI ARIYA SACCANI

2 Ia yang telah berlindung pada Buddha, Dhamma serta Sangha, akan menjumpai Kebijaksanaan Sempurna, yaitu Empat Kebenaran Mulia. (Dhammapada 190) Empat Kebenaran Mulia tersebut adalah : Hidup adalah dukkha, Penyebab dari dukkha, Terhentinya dukkha dan Jalan untuk menghentikan dukkha. (Dhammapada 191) Perlindungan semacam itu betul-betul aman, perlindungan semacam itu adalah yang tertinggi, dengan perlindungan semacam itu seseorang dapat terbebas dari dukkha (penderitaan). (Dhammapada 192)

3 Pengertian Apa yang dimaksud dengan Cattari Ariya Saccani? Cattari = empat Ariya = mulia Saccani = kebenaran Cattari Ariya Saccani = Empat Kebenaran Mulia

4 Empat Kebenaran Mulia adalah kebenaran yang ditemukan Buddha Sakyamuni dengan kemampuan- Nya sendiri. Apakah Buddha muncul atau tidak kebenaran tetap ada. Buddha-lah yang mengungkapkan hal ini kepada dunia yang gelap. Kesunyataan ini tidak akan berubah karena waktu, sebab mereka adalah kebenaran abadi. Buddha sama sekali tidak dibantu oleh siapapun dalam memahami hal itu. Beliau sendiri menyatakan kebenaran ini tidak terdengar sebelumnya.

5 Empat Kebenaran Mulia merupakan ajaran dari semua Samma Sambuddha Kebenaran terdiri dari 2 macam, yaitu : Sammuti Sacca kebenaran biasa, kebenaran yang digunakan dalamkehidupan sehari-hari, kebenaran yang berlaku di masyarakat dan diterrima sebagai kebenaran karena dibuat berdasarkan kesepakatan. Paramattha Sacca kebenaran mutlak, terlepas dari konsep-konsep biasa

6 Pertama kali diajarkan oleh Buddha di Taman Rusa kepada lima pertapa.

7 Diajarkan oleh Sang Buddha dalam kotbah yang bernama Dhammacakkapavatthana Sutta, terdiri dari : a. Kebenaran Mulia tentang Dukkha b. Kebenaran Mulia tentang Sebab Dukkha c. Kebenaran Mulia tentang Terhentinya Dukkha d. Kebenaran Mulia tentang Jalan Menuju Terhentinya Dukkha

8 Dalam bahasa Pali disebut Dukkha Ariya Sacca Dukkha berasal dari kata du dan kha du berarti tidak menyenangkan, sulit dipertahankan kha artinya kosong Dukkha => sesuatu yang kosong yang tidak menyenangkan Dapat juga diartikan sebagai keberadaan yang menekan/menghimpit.

9 Dalam Dhammacakkappavattana sutta, dijelaskan tentang pengertian dukkha: Jati-dukkha : kelahiran Jara-dukkha : usia tua Byadi-dukkha ; sakit Marana-dukkha; mati Soka-dukkha : sedih Parideva-dukkha : ratap tangis Dukkha-dukkha : pend. jasmani Domanassa-dukkha : pend. batin Appiyehi sampayoga-dukkha: berkumpul dg yang tidak disenangi Piyehi vippayoga-dukkha : berpisah dengan yang dicinta Yampicchan nalabhati-dukkha : tidak tercapai yang dicita-citakan

10 Secara umum, dukkha dapat dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu : a. Dukkha-dukkha (penderitaan yang umum) b. Viparinama-dukkha (akibat dari perubahan) c. Sankhara-dukkha (akibat dari keadaan yang bersyarat)

11 Dukkha-dukkha Dukkha terlihat dalam kehidupan, nyata, dirasakan sebagai derita tubuh atau derita batin, seperti kelahiran, usia tua, kematian, susah hati Viparinama-dukkha Semua perasaan senang dan bahagia adalah tidak kekal, memiliki benih-benih dukkha, cepat atau lambat perasaan senang dan bahagia akanberubah menimbulkan kesedihan. Sankhara-dukkha Manusia adalah kombinasi dari energi jasmani (rupa) dan rohani (nama) yang selalu bergerak yang terdiri dari PANCAKKHANDHA.

12 Dukkha Samudaya Ariya Sacca Kebenaran Mulia tentang Sebab Dukkha Hakikat hidup di 31 alam ditandai oleh suka dan duka yang sifatnya tidak kekal, selalu berubah dan disebut Dukkha. Dukkha disebabkan oleh Tanha. Tanha dapat didefinisikan sebagai : 1) Kehausan atau nafsu keinginan yang tidak ada habis-habisnya 2) Yang menghasilkan kelangsungan kembali dan tumimbal lahir (ponobhavika) 3) Yang terikat oloeh hawa nafsu 4) Yang memperoleh kenikmatan baru di sana sini

13 Jenis-jenis Tanha Tanha dapat digolongkan menjadi 3(tiga) macam, yaitu : a) Kama-tanha b) Bhava-tanha c) Vibhava-tanha

14 Kama Tanha Adalah keinginan nafsu atau kehausan pemuasan pemuasan nafsu indera yang terjadi karena keinginan yang tak pernah berhenti untuk memuaskan nafsu melalui semua indera kita. Mata => melihat objek yang indah, menarik Telinga => mendengar sura yang merdu Hidung => membaui aroma harum dan wangi Lidah => mencecap makanan dan minuman yang rasanya enak Tubuh => merasakan sentuhan yang menyenangkan Pikiran => mengkhayal, membayangkan impian

15 Bhava Tanha Adalah keinginan untuk menjadi hidup, yang didasrkan pada pandangan tentang adanya jiwa yang kekal, bahwa setelah mati kita akan terlahir kembali dengan jiwa yang sama, yang akan tetap ada selamanya. Pandangan kekekalan (attavada)

16 Vibhava Tanha Adalah keinginan untuk tidak menjadi atau hidup lagi, keinginan untuk memusnahkan diri. Keinginan ini muncul karena seseorang selalu menderita dalam hidupnya, yang melihat kehidupan ini dengan pesimistis, bahwa semua yang dialaminya membuatnya kecewa, putus asa, tidak puas dan menderita. Berpendapat bahwa semua masalah dapat diselesaikan dengan kematian. Bahwa setelah kematian tidak ada kehidupan lagi, menggangap kematian adalah akhir dari segalagalanya

17 DUKKHA NIRODHA ARIYA SACCA

18 Dukkha Nirodha Ariya Sacca Artinya Kebenaran Mulia tentang Lenyapnya Dukkha. Lenyapnya Dukkha disebut sebgaai Nibbana Seperti disabdakan oleh Buddha kepada Ananda, Ini adalah tenteram, ini adalah suci, luhur, di mana semua bentuk kamma telah terhenti, gugurnya semualapisan kehidupan, padamnya keinginan napsu (tanha), di sanalah Nibbana. Untuk menyingkirkan dukkha secara total, kita harus menyingkirkan akar dukkha yang disebut Tanha. Dengan demikian, Nibbana juga dapat disebut sebagai dengan istilah Tanhakkaya (padamnya kehausan).

19 Nibbana adalah terhentinya tanha secara total, melepaskan diri, menolak, terbebas dan terlepas dari tanha. Pudarnya benda-benda yang tercipta, terbebas dari semua noda dan terhentinya kekotoran batin, padamnya nafsu keinginan, tidak terpengaruh, terhenti, kesemuanya itulah yang dinamakan dengan Nibbana. Bilamana Dukkha telah lenyap maka tercapailah Nibbana yang menjadi tujuan akhir dari agama Buddha. Bilamana seseorang telah mencapai Nibbana maka ia akan mengalami kebahagiaan kekal, bebas dari kelahiran, penderitaan, umur tua dan kematian, serta batinnya telah bersih dari lobha, dosa dan moha.

20 Beberapa pengertian Nibbana Menurut Abhidhammatasangaha yang terbebas dari Tanha disebut Nibbana Dalam Visudhimagga a. Nibbana adalah kebahagiaan yang terbebas dari kilesa b. Nibbana adalah kebahagiaan tertinggi Menurut Khuddaka Nikaya Itivuttakka a. Saupadisesa Nibbana : Nibbana dengan adanya sisa b. Anupadisesa Nibbana : Nibbana tanpa adanya sisa upadi digunakan untuk menyatakan: a. Sisa lima kelompok kehidupan (pancakkhanda) b. Perasaan jasmaniah serta perasaan senang atau sakit c. Sisa belenggu-belenggu batin yang belum dihancurkan

21 Menurut Digha Nikaya atthakatha : a. Kilesa Parinibbana : padamnya/ habisnya kilesa b. Khanda Parinibbana : padamnya pancakhandha c. Dhatu Parinibbana : padamnya semua sisa-sisa peninggalan tubuh, relik Sang Buddha Menurut Khuddaka Nikaya, Patika vagga,makna nibbana yang mengacu pada kebebasan (vimokkha) : a. Animitta Nibbana : nibbana yang terbebas dari objek bayangan b. Appnihita Nibbana : nibbana yang terbebas dari objek keinginan c. Sunnata Nibbana : nibbana yang terbebas dari kilesa dan 5 khandha, tidak ada apa-apa yang ketinggalan, habis dan kosong

22 Dukkha Nirodha Gaminipatipada Ariya Sacca Kebenaran Mulia tentang Jalan Menuju Lenyapnya Dukkha Dikenal juga dengan Ariya Magga, yaitu jalan untuk mencapai keariyaan dan menjadi ariya puggala. Ada juga yang menyebut sebagai majjhima patipada atau jalan tengah. Disebut sebagai jalan tengah karena pada pelaksanaannya untuk mencapai kebahagiaan menghindari dua cara ekstrim.

23 Dua Pandangan Ekstrim Sassata-ditthi yaitu pandangan bahwa kebahagiaan akan tercapai dengan memuaskan napsu-napsu indera. pandangan ini tidak mempercayai adanya sebab akibat perbuatan dan kelahiran kembali, menganggap bahwa kehidupan hanya sekali dan setelah mati tidak ada yang perlu dipertanggungjawabkan. Ucchedda-ditthi yaitu pandagan bahwa kebahagiaan akan tercapai dengan menyiksa diri. menganggap bahwa setelah mati, jiwa seseorang akan hidup kekal abadi di alam berikutnya sehingga jiwa yang dikotori oleh perbuatan jasmani sekarang harus disiksa agar tidak mengotori lagi.

24 Disebut juga sebagai Jalan Mulia berunsur delapan, yang terdiri dari tiga kelompok : Panna Pandangan Benar (samma -ditthi) Pikiran Benar (samma-sankapa) Sila Ucapan Benar (samma-vaca) Perbuatan Benar (samma-kamanta) Penghidupan Benar (samma-ajiva) Samadhi Daya upaya benar (samma-vayama) Perhatian Benar (samma-sati) Konsentrasi Benar (samma-samdahi)

25 Pandangan Benar Adalah pandangan benar yaitu pengetahuan benar tentang empat kebenaran mulia. (Lokuttara Sammaditthi) Pandangan benar akan memastikan kebenaran pikiran dan keselarasan gagasan. Pandangan benar dengan penalaran biasa setelah mempelajari Dhamma akan menyimpulkan bahwa kamma kita sendiri yang mempengaruhi kehidupan kita. Pandangan benar akan keyakinan terhadap hukum kamma (kammassakata sammaditthi) meliputi: kammassaka, kammadayada, kammayoni, kammabandhu, kammappatisarana.

26 Pandangan benar menurut kitab Uparipannassa Kammassakata Sammaditthi : pandangan benar tentang hukum perbuatan Vipassana Sammaditthi : yang timbul setelah penyadaran terhadap Nama dan Rupa Magga Sammaditthi : berupa pengetahuan dalam perenungan objek-objek indera dan batin sebagaimana adanya Phala Sammaditthi : pandangan benar yang menyertai empat tingkat buah yang merupakan hasil dari empat tingkat jalan Pacavekkhana Sammaditthi : pandangan benar berupa renungan yang terjadi dengan sendirinya setelah pencapaian magga dan phala

27 Pikiran Benar * Pikiran yang bebas dari keserakahan nafsunafsu indera, serta bertujuan untuk terbebas dari lingkaran kembali (nekkhamasankappa) Pikiran mulia ini menunjukkan bentuk pikiran-pikiran yang menahan diri untuk tidak dikuasai oleh sifat memuaskan nafsu, juga untuk meninggalkan objek-objek nafsu.

28 Pikiran benar Pikiran yang bebas dari kebencian dan selalu membahagiakan mahluk lain (abhayapadasankappa) Pikiran mulia ini mengarahkan pikiran yang diliputi cinta kasih kepada semua mahluk-mahluk lain, mengharapkan kebahagiaan dan kesejahteraan mereka.

29 Pikiran benar Pikiran yang terbebas dari keinginan untuk mencelakai orang lain dan selalu mengembangkan cita kasih terhadap mahluk lain (avihimsasankappa) Pikiran mulia ini mengarahkan pikiran berdasarkan kasih sayang dengan kemauan untuk membantu orang lain agar terbebas dari penderitaan.

30 Pikiran benar Merupakan hasil dari memahami segala hal apa adanya. Pikiran sangat penting, karena kata-kata dan perbuatan bersumber pada pikiran.

31 UCAPAN BENAR Adalah ungkapan kata-kata yang benar, beralasan, berfaedah dan tepat waktunya. Ucapan benar adalah bebas dari kata-kata dusta, fitnah, makian, kata-kata kasar dan omong kosong. Dalam berbicara seharusnya tidak dikuasai oleh pikiran jahat seperti lobha dan dosa Banyak pembicaraaan sesungguhnya justru menghambat ketenangan dan pemikiran benar yang kadang membawa pada pembicaraan yang salah.

32 Hal-hal yang diperoleh dengan melaksanakan Ucapan benar adalah menghindari hal-hal yang tidak berguna, yaitu : a. Berdusta b. Memfitnah c. Makian d. Omong kosong

33 Perbuatan Benar (samma-kamanta) Adalah perbuatan-perbuatan yang bermanfaat bagi pembuat maupun bagi orang lain Perbuatan benar bertujuan untuk mengembangkan perbuatan yang bersusila, terhormat dan menjauhkan diri dari keributan-keributan, yang berarti : tidak membunuh, tidak mencuri, tidak berzina. Perbuatan benar berarti mengembangkan kelakuan bermoral, mulia yang dapat diwujudkan dengan melaksanakan Pancasila Buddhis.

34 Pantang membunuh, kita berusaha untuk tidak membunuh manusia maupun binatang. Semua mahluk ingin hidup, memperthankan dan melindungi dirinya, harta, keluarga. Pantang mencuri, dipenuhi apabila kita tidak mengambil barang yang bukan milik kita atau mendapatkan sesuatu karena diberikan oleh pemiliknya. Berzina adalah berhubungan kelamin yang dilarang oleh hukum agama dan hukum negara.

35 Penghidupan Benar (samma-ajiva) Adalah bahwa dalam mencari nafkah tidak melanggar prinsip-prinsip moral, yaitu pekerjaan yang tidak melanggar Pancasila Buddhis. Kita dianjurkan untuk menghindari 5 mata pencaharian yang dapat merugikan orang lain: a. Penipuan b. Ketidaksetiaan c. Penujuman d. Kecurangan e. Memungut bunga yang tinggi

36 Selain itu kita juga harus menghindari 5 (lima) bentuk perdagangan: 1. Senjata 2. Manusia 3. Daging (hasil pembunuhan) 4. Alkohol (minuman keras)/narkoba 5. Racun

37 Daya upaya benar Merupakan faktor yang sangat penting untuk kesuksesan, karena kemalasan merupakan bahaya besar karena merupakan dasar dari kejatuhan dan kehancuran. Daya upaya benar atau usaha benar adalah merupakan semangat untuk maju, dasar dari kemajuan dan ketenangan.

38 Daya upaya benar berarti pengerahan kekuatan kemauan untuk: 1. Dengan sekuat tenaga mencegah munculnya kondisi yang tidak bermanfaat yang belum muncul 2. Dengan sekuat tenaga berusaha untuk memusnahkan kondisi yang tidak bermanfaat yang telah muncul dalam batin 3. Dengan sekuat tenaga berusaha membangkitkan kondisi yang bermanfaat yang belum muncul dalam batin 4. Berusaha keras untuk mempernyata, mengembangkan dan memperkuat kondisi yang bermanfaat yang telah muncul dalam batin.

39 Perhatian benar (samma-sati) Terdiri dari latihan Vipassana Bhavana, melatih diri agar benarbenar sadar, penuh perhatian dan waspada terhadap kegiatankegiatan yang terjadi dalam diri manusia Menyangkut : 1. Kayanupassana satipatthana = perhatian yang didasarkan pada perenungan terhadap tubuh 2. Vedananupassana satipatthana = perhatian yang didasarkan pada perenungan terhadap perasaan 3. Cittanupassana satipatthana = perhatian yang didasarkan pada perenungan terhadap kesadaran 4. Dhammanupassana satipatthana = perhatian yang didasarkan pada perenungan terhadap objek-objek pikiran.

40 Konsentrasi benar (samma samadhi) Adalah cara memusatkan pikiran pada sebuah objek atau suatu perbuatan dengan cara-cara yang benar sehingga batin mencapai tingkatan yang lebih tinggi Samadhi atau konsentrasi pikiran biasanya dikenal dengan sebutan meditasi Konsentrasi menetapkan pikiran pada tempatnya dan membuatnya supaya tidak terganggu. Latihan yang benar dari konsentrasi akan mempertahankan pikiran dalam keadaan seimbang.

41 Manfaat melaksanakan Jalan Mulia Berunsur Delapan Pelaksanaan Jalan Mulia Berunsur Delapan akan melenyapkan sepuluh belenggu yang mengikat manusia dalam lingkaran tumimbal lahir yaitu : 1. Sakkayaditthi kepercayaan akan adanya atta/roh yang kekal 2. Vicikiccha keragu-raguan akan ajaran Sang Buddha 3. Silabataparamasa kepercayaan bahwa dengan mengikuti upacara agama sematamata dapat mencapai kesucian 4. Kamaraga nafsu indria 5. Patigha kebencian 6. Ruparaga keinginan untuk hidup dalam alam halus dengan bentuk 7. Aruparaga keinginan untuk hidup dalam alam halus tanpa bentuk 8. Mana kesombongan, membandingkan pencapaian diri sendiri dengan orang lain 9. Udaccha kegelisahan 10. Avijja ketidaktahuan

42 Manfaat melaksanakan Jalan Mulia Berunsur Delapan Apabila seorang siswa dapat melenyapkan belenggu ke-1, ke-2 dan ke-3 maka ia mencapai tingkat kesucian pertama yang disebut Sotapanna (maksimum terlahir kembali tujuh kali). Apabila dapat melemahkan belenggu ke-4 dan ke-5, maka akan tercapai tingkat kesucian kedua yang disebut Sakadagami (terlahir kembali satu kali). Apabila kedua belenggu tersebut dapat dimusnahkannya, maka ia mencapai tingkat kesucian ketiga yang disebut Anagami (tidak akan terlahir kembali di alam mana pun juga kecuali di alam Suddhavasa untuk mencapai tingkat Arahat di sana). Setelah seorang siswa dapat memusnahkan kelima belenggu sisanya, maka ia mencapai tingkat kesucian tertinggi yaitu Arahat.

43 Memahami Empat Kebenaran Mulia dengan 3 tahap 12 pandangan Secara singkat dapat dijelaskan : a. Dukkha : (1) diterima sebagai kebenaran, (2) harus dipahami, (3) telah dipahami b. Sebab Dukkha : (1) diterima sebagai kebenaran, (2) harus dikikis, (3) telah dikikis. c. Terhentinya Dukkha : (1) diterima sebagai kebenaran, (2) harus direalisasi, (3) telah direalisasi d. Jalan menuju terhentinya Dukkha : (1) diterima sebagai kebenaran, (2) harus dikembangkan, (3) telah dikembangkan

44 Ada 2 (dua) hal ekstrim yang tidak bermanfaat => menuruti kesenangan hawa nafsu rendah dan menyiksa diri yang menyakitkan. Empat kebenaran mulia Ada Jalan tengah (jalan mulia berunsur delapan)

45 Manfaat Jalan Tengah (berunsur 8) : 1. Membukakan mata batin (Cakkhukarani) 2. Menimbulkan pengetahuan (nanakarani) 3. Membawa ketentraman (upasamaya) 4. Kemampuan batin luar biasa (Abhinnaya) 5. Kesadaran agung (Sambodhaya) 6. Perealisasian Nibbana (Nibbanaya)

46 Dari 12 pandangan, masing-masing segi pandangan menimbulkan: 1) Pandangan (Cakkhum udapadi) : indera mata mampu mengetahui dengan jelas dalam menyaksikan Dhamma di setiap tempat. 2) Pengetahuan (Nanam udapadi) : pengetahuan terhadap yang lampau dan yang akan datang; baik diri sendiri maupun orang lain 3) Kebijaksanaan (Panna udapadi) : mengetahui secara menyeluruh segala macam Dhamma 4) Penembusan (Vijja udapadi) : kemampuan khusus, mampu mengetahui hal-hal Dhamma 5) Cahaya (Aloko udapadi) : memandang semua penjuru alam semesta hanya sebagai dhatu saja.

47 Ketika kotbah disampaikan, YA. Kondanna memperoleh mata Dhamma (Dhammacakkhu) yang bersih tanpa noda. Kondanna sebagai Siswa Bhagava yang pertama mengerti, memperoleh nama julukan Anna Kondanna yang artinya Kondanna yang pertama mengerti.

48 Terima kasih

LEMBAR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL SMA EHIPASSIKO SCHOOL BSD T. P. 2016/2017

LEMBAR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL SMA EHIPASSIKO SCHOOL BSD T. P. 2016/2017 LEMBAR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL SMA EHIPASSIKO SCHOOL BSD T. P. 2016/2017 Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hari, Tanggal : Rabu 8 Maret 2017 Kelas/Semester : XI/IV Alokasi Waktu : 120 menit Guru

Lebih terperinci

Agama dan Tujuan Hidup Umat Buddha Pengertian Agama

Agama dan Tujuan Hidup Umat Buddha Pengertian Agama Agama dan Tujuan Hidup Umat Buddha Pengertian Agama Kata agama berasal dari kata dalam bahasa Pali atau bisa juga dari kata dalam bahasa Sansekerta, yaitu dari akar kata gacc, yang artinya adalah pergi

Lebih terperinci

MEDITASI VIPASSANĀ & EMPAT KESUNYATAAN MULIA

MEDITASI VIPASSANĀ & EMPAT KESUNYATAAN MULIA (edited version 15/8/06, Daung) (edited version 17/8/06, Andi Kusnadi) CERAMAH DI CAMBRIDGE MEDITASI VIPASSANĀ & EMPAT KESUNYATAAN MULIA OLEH : SAYADAW CHANMYAY Kata Pengantar Minggu sore 11 Juli 2004

Lebih terperinci

D. ucapan benar E. usaha benar

D. ucapan benar E. usaha benar 1. Keyakinan yang dituntut dalam agama Buddha adalah A. keyakinan tanpa dasar terhadap seluruh ajaran Buddha B. keyakinan yang muncul dari proses pembelajaran, pengalaman, dan perenungan C. keyakinan yang

Lebih terperinci

TIGA PERMATA MULIA. --Hari Asadha--

TIGA PERMATA MULIA. --Hari Asadha-- TIGA PERMATA MULIA --Hari Asadha-- Redaksi Sukhemadewi Tiandi Widayat Yensita Layout and Editing Andre Krislee Hery Ciaputra Michael Tanoto Pandapotan Sitinjak Renardi Winata Diterbitkan oleh: Sekretariat

Lebih terperinci

Empat Kebenaran Mulia. Pariyatti Sāsana Yunior 2 hp ; pin 7E9064DE

Empat Kebenaran Mulia. Pariyatti Sāsana Yunior 2  hp ; pin 7E9064DE Empat Kebenaran Mulia Pariyatti Sāsana Yunior 2 www.pjbi.or.id; hp.0813 1691 3166; pin 7E9064DE Nilai Penting Empat Kebenaran Mulia Para bhikkhu, dikarenakan tidak memahami, tidak menembus Empat Kebenaran

Lebih terperinci

Sutta Magandiya: Kepada Magandiya (Magandiya Sutta: To Magandiya) [Majjhima Nikaya 75]

Sutta Magandiya: Kepada Magandiya (Magandiya Sutta: To Magandiya) [Majjhima Nikaya 75] 1 Sutta Magandiya: Kepada Magandiya (Magandiya Sutta: To Magandiya) [Majjhima Nikaya 75] Magandiya, seandainya ada seorang penderita kusta yang dipenuhi luka- luka dan infeksi, dimakan oleh cacing, menggaruk

Lebih terperinci

Sutta Nipata menyebut keempat faktor sebagai berikut: Lebih lanjut, murid para

Sutta Nipata menyebut keempat faktor sebagai berikut: Lebih lanjut, murid para 1 Ciri-ciri Seorang Sotapanna (The Character of a Stream-enterer) Pada umumnya Tipitaka menjelaskan seorang Sotapanna sehubungan dengan empat faktor. Tiga faktor pertama dari keempat faktor Sotapatti ini

Lebih terperinci

62 Pandangan Salah (6)

62 Pandangan Salah (6) 62 Pandangan Salah (6) Dari Brahmajāla Sutta dan Kitab Komentarnya Dhammavihārī Buddhist Studies www.dhammavihari.or.id PAHAM SPEKULATIF TENTANG MASA DEPAN (44) (APARANTAKAPPIKA) I. Paham tentang Pemusnahan

Lebih terperinci

PANDANGAN BENAR : Upa. Jayagandho Willy Yandi Wijaya Proof Reader : Upa. Sasanasanto Seng Hansun

PANDANGAN BENAR : Upa. Jayagandho Willy Yandi Wijaya Proof Reader : Upa. Sasanasanto Seng Hansun PANDANGAN BENAR Penulis : Upa. Jayagandho Willy Yandi Wijaya Proof Reader : Upa. Sasanasanto Seng Hansun Ukuran Buku : 80 x 120 mm Kertas sampul : Art Cartoon 210 gsm Kertas isi : HVS 70 gsm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

Sutta Mahavacchagotta (The Greater Discourse to Vacchagotta)

Sutta Mahavacchagotta (The Greater Discourse to Vacchagotta) 1 Sutta Mahavacchagotta (The Greater Discourse to Vacchagotta) Demikianlah telah saya dengar. Suatu ketika Bhagavan sedang berada di Kalantakanivapa, Hutan Bambu, di Rajagaha. Kemudian Samana Vacchagotta

Lebih terperinci

Dāna. Sebuah Perhiasan dan Pendukung untuk Batin 2. Pariyatti Sāsana hp ; pin. Sunday, October 13, 13

Dāna. Sebuah Perhiasan dan Pendukung untuk Batin 2. Pariyatti Sāsana  hp ; pin. Sunday, October 13, 13 Dāna Sebuah Perhiasan dan Pendukung untuk Batin 2 Pariyatti Sāsana www.pjbi.org; hp.0813 1691 3166; pin 2965F5FD Dāna Mahapphala Sutta Vaṇṇanā Cittālaṅkāracittaparikkhāranti samathavipassanācittassa alaṅkārabhūtañceva

Lebih terperinci

Pembabaran Dhamma yang Tidak Lengkap (Incomplete Teachings)

Pembabaran Dhamma yang Tidak Lengkap (Incomplete Teachings) Pembabaran Dhamma yang Tidak Lengkap (Incomplete Teachings) Oleh: U Sikkhānanda (Andi Kusnadi) Ada beberapa alasan dari tidak tercapainya Dhamma Mulia. Sebuah contoh dari tidak terealisasinya Dhamma Mulia

Lebih terperinci

PERTAPA GOTAMA MEMILIH JALAN TENGAH & ARIYASĀVAKA TANPA JHĀNA. Pariyatti Sāsana Yunior 2 hp ; pin!

PERTAPA GOTAMA MEMILIH JALAN TENGAH & ARIYASĀVAKA TANPA JHĀNA. Pariyatti Sāsana Yunior 2  hp ; pin! PERTAPA GOTAMA MEMILIH JALAN TENGAH & ARIYASĀVAKA TANPA JHĀNA Pariyatti Sāsana Yunior 2 www.pjbi.or.id; hp.0813 1691 3166; pin! 2965F5FD JALAN TENGAH PERUMPAMAAN TENTANG KECAPI Gb: Vīnā (kecapi India)

Lebih terperinci

MEDITASI VIPASSANĀ CERAMAH MENGENAI MEDITASI PANDANGAN TERANG

MEDITASI VIPASSANĀ CERAMAH MENGENAI MEDITASI PANDANGAN TERANG MEDITASI VIPASSANĀ CERAMAH MENGENAI MEDITASI PANDANGAN TERANG O L E H SAYADAU U JANAKABHIVAMASA CHANMYAY YEIKTHA YANGON, MYANMAR I DAFTAR ISI: Bab Halaman: Kata Pengantar I Ucapan Terima Kasih II Bab I

Lebih terperinci

Sutta Kalama: Kepada Para Kalama (Kalama Sutta: To the Kalamas)

Sutta Kalama: Kepada Para Kalama (Kalama Sutta: To the Kalamas) 1 Sutta Kalama: Kepada Para Kalama (Kalama Sutta: To the Kalamas) [Anguttara Nikaya 3.65] Demikianlah telah saya dengar. Bhagavan sedang melakukan perjalanan bersama orang-orang Kosala dengan sekumpulan

Lebih terperinci

Dhamma Inside. Kematian Yang Indah. Orang-orang. Akhir dari Keragu-raguan. Vol September 2015

Dhamma Inside. Kematian Yang Indah. Orang-orang. Akhir dari Keragu-raguan. Vol September 2015 Dhamma Inside Vol. 22 - September 2015 Kematian Yang Indah Akhir dari Keragu-raguan Orang-orang Kematian Yang Indah Oleh : Bhikkhu Santacitto Kematian adalah peristiwa yang tidak dapat dihindari oleh siapapun,

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar: - Menumbuhkan kesadaran luhur dalam melaksanakan peringatan hari raya

Kompetensi Dasar: - Menumbuhkan kesadaran luhur dalam melaksanakan peringatan hari raya Pendidikan Agama Buddha 2 Hari Raya Agama Buddha Petunjuk Belajar Sebelum belajar materi ini Anda diharapkan berdoa terlebih dahulu dan membaca materi dengan benar serta ketika mengerjakan latihan soal

Lebih terperinci

Aturan -Moralitas Buddhis

Aturan -Moralitas Buddhis 1 35 Aturan -Moralitas Buddhis Pengertian, Penjelasan, dan Penerapan Ronald Satya Surya i 1 3ii 1 3Buku ini saya dedikasikan untuk: Ibu yang mencurahkan cinta dan kasih sayangnya tanpa pernah mengeluh,

Lebih terperinci

KAMMA 1 Bukan kata lain dari fatalisme atau takdir. Pariyatti Sāsana hp ; pin!

KAMMA 1 Bukan kata lain dari fatalisme atau takdir. Pariyatti Sāsana  hp ; pin! KAMMA 1 Bukan kata lain dari fatalisme atau takdir Pariyatti Sāsana www.pjbi.or.id; hp.0813 1691 3166; pin! 2965F5FD KEMUNCULAN TEORI KAMMA Ciri khas agama-agama di India sejak awal periode Vedic (1750-500

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Buddhisme dengan suatu citra tertentu, sedangkan dalam komunitas Buddhis tradisional

Bab 2. Landasan Teori. Buddhisme dengan suatu citra tertentu, sedangkan dalam komunitas Buddhis tradisional Bab 2 Landasan Teori 2.1 Konsep Budha Santina ( 2004 ) mengatakan bahwa di Barat, masyarakat umum memandang Buddhisme dengan suatu citra tertentu, sedangkan dalam komunitas Buddhis tradisional ( khususnya

Lebih terperinci

Pentahbisan Yasa dan Buddha Memulai Misinya. Pariyatti Sāsana Yunior 2 hp ; pin

Pentahbisan Yasa dan Buddha Memulai Misinya. Pariyatti Sāsana Yunior 2  hp ; pin Pentahbisan Yasa dan Buddha Memulai Misinya Pariyatti Sāsana Yunior 2 www.pjbi.or.id; hp.0813 1691 3166; pin 2965F5FD Anattalakkhaṇa Sutta (S 3:67) Sutta tentang Karakteristik Bukan-diri dibabarkan 5 hari

Lebih terperinci

Kasih dan Terima Kasih Kasih dan Terima Kasih

Kasih dan Terima Kasih Kasih dan Terima Kasih Namo tassa bhagavato arahato sammā sambuddhassa. Pada kesempatan yang sangat baik ini saya menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh jajaran pengurus Dhammavihārī Buddhist Studies (DBS)

Lebih terperinci

Mengapa bhikkhu harus dipotong rambutnya? Mengapa bhikkhu itu tidak boleh beristeri? Mengapa anak perempuan tidak boleh dekat bhikkhu?

Mengapa bhikkhu harus dipotong rambutnya? Mengapa bhikkhu itu tidak boleh beristeri? Mengapa anak perempuan tidak boleh dekat bhikkhu? TENTANG SANG BUDDHA 1. Apa arti kata Buddha? Kata Buddha berarti "Yang telah Bangun" atau "Yang telah Sadar", yaitu seseorang yang dengan usahanya sendiri telah mencapai Penerangan Sempurna. 2. Apakah

Lebih terperinci

o Di dalam tradisi Theravāda, pāramī bukanlah untuk Buddha saja, tetapi sebagai prak/k yang juga harus dipenuhi oleh Paccekabuddha dan sāvakā.

o Di dalam tradisi Theravāda, pāramī bukanlah untuk Buddha saja, tetapi sebagai prak/k yang juga harus dipenuhi oleh Paccekabuddha dan sāvakā. o Apakah yang dimaksud dengan pāramī? Pāramī adalah kualitas mulia seper/ memberi, dll., yang disertai oleh belas kasih dan cara- cara yang baik (upāya kosalla) serta /dak ternoda oleh nafsu- keinginan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TENTANG ALIRAN HINAYANA. sejumlah 900 orang murid terutama berkumpul di Rajagriha. Disitu dibicarakan dan

BAB II KAJIAN TENTANG ALIRAN HINAYANA. sejumlah 900 orang murid terutama berkumpul di Rajagriha. Disitu dibicarakan dan 12 BAB II KAJIAN TENTANG ALIRAN HINAYANA A. Sejarah Timbulnya Aliran Hinayana Tak lama sesudah Budha Gautama meninggal pada tahun 483 SM maka sejumlah 900 orang murid terutama berkumpul di Rajagriha. Disitu

Lebih terperinci

1.Definisi Hukum. 2.Pembagian/jenis-jenis Hukum

1.Definisi Hukum. 2.Pembagian/jenis-jenis Hukum 1.Definisi Hukum Hukum adalah himpunan petunjuk hidup (perintah atau larangan) yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat yang seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat dan jika dilanggar dapat

Lebih terperinci

Agama Buddha dan Kehidupan Sosial (Konsep dasar pola pikir Buddhis berdasarkan Sutta)

Agama Buddha dan Kehidupan Sosial (Konsep dasar pola pikir Buddhis berdasarkan Sutta) Agama Buddha dan Kehidupan Sosial ) A. Filsafat dan ciri-ciri Filsafat Buddhis. 1. Panna bersifat menembus hakikat kenyataan (Dhamma) dan langsung dihasilkan dari samadhi. Barang siapa bersamadhi, ia akan

Lebih terperinci

Sifat Agung dari Tiga Permata

Sifat Agung dari Tiga Permata Sifat Agung dari Tiga Permata Buddha Puncak proses evolusi spiritual selama 4 asaṅkheyya kappa dan 100.000 putaran dunia. Budh = memahami, mengerti, telah bangun : karena dia telah memahami 4KM dan bangkit

Lebih terperinci

Manfaatkan Waktu. Semaksimal Mungkin

Manfaatkan Waktu. Semaksimal Mungkin Manfaatkan Waktu Semaksimal Mungkin Oleh: U Sikkhānanda (Andi Kusnadi) Pernahkah anda merenungkan seberapa baik anda memanfaatkan waktu yang anda miliki? Dapat dipastikan jawabannya adalah TIDAK. Sebagian

Lebih terperinci

62 PANDANGAN HIDUP YANG KELIRU Sumber: Sutta Pitaka, Digha Nikaya 1: Brahmajala Sutta

62 PANDANGAN HIDUP YANG KELIRU Sumber: Sutta Pitaka, Digha Nikaya 1: Brahmajala Sutta 62 PANDANGAN HIDUP YANG KELIRU Sumber: Sutta Pitaka, Digha Nikaya 1: Brahmajala Sutta 18 Pandangan yang Berpedoman pada Hal-hal Lampau 4 Pandangan Eternalis (Jiwa dan Dunia adalah Kekal) 4 Pandangan Semi-Eternalis

Lebih terperinci

1. Mengapa bermeditasi?

1. Mengapa bermeditasi? CARA BERMEDITASI 1. Mengapa bermeditasi? Oleh: Venerable Piyananda Alih bahasa: Jinapiya Thera Dalam dunia ini, apakah yang dicari oleh kebanyakan orang dalam hidupnya? Sebenarnya, mereka ingin mencari

Lebih terperinci

FOR FREE DISTRIBUTION ONLY

FOR FREE DISTRIBUTION ONLY JUDUL ASLI: MINDFULNESS, RECOLLECTION & CONCENTRATION PERHATIAN, PERENUNGAN & KONSENTRASI KARYA DARI: BHIKKHU DHAMMAVUDDHO MAHA THERA DIALIH-BAHASAKAN OLEH: YULIANA LIE PANNASIRI, BBA, MBA & ANDROMEDA

Lebih terperinci

Mengapa berdana? Pariyatti Sāsana hp ; pin. Friday, April 12, 13

Mengapa berdana? Pariyatti Sāsana  hp ; pin. Friday, April 12, 13 Dāna-3 Mengapa berdana? Pariyatti Sāsana www.pjbi.org; hp.0813 1691 3166; pin 2965F5FD 1 Pandangan Tentang Dāna Kaum materialis: Dāna tidak ada buah karena tidak ada kehidupan setelah ini. Kaum Theis:

Lebih terperinci

Kata Kunci : Spiritual, Delapan Jalan Mulia

Kata Kunci : Spiritual, Delapan Jalan Mulia MENGENAL DASAR SPIRITUALITAS UMAT BUDDHA Muslimin* Abstrak Banyak cara ditempuh manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, namun pada puncaknya manusia berada pada titik jenuh sehingga ia membutuhkan tuntunan

Lebih terperinci

Sabbadānam Dhammadānam Jināti Diantara semua pemberian, pemberian Dhamma adalah yang tertinggi

Sabbadānam Dhammadānam Jināti Diantara semua pemberian, pemberian Dhamma adalah yang tertinggi Sabbadānam Dhammadānam Jināti Diantara semua pemberian, pemberian Dhamma adalah yang tertinggi The Key to Liberation (Jalan Menuju Pembebasan) Nama Penulis: YM. Ajahn Chah Penerjemah: Aina Viriyawati Penyunting:

Lebih terperinci

Dāna-4. Berdana Kepada Bhikkhu Leher Kuning? Pariyatti Sāsana hp ; pin. Friday, April 12, 13

Dāna-4. Berdana Kepada Bhikkhu Leher Kuning? Pariyatti Sāsana  hp ; pin. Friday, April 12, 13 Dāna-4 Berdana Kepada Bhikkhu Leher Kuning? Pariyatti Sāsana www.pjbi.org; hp.0813 1691 3166; pin 2965F5FD Definisi Bhikkhu Leher-Kuning Anggota-anggota dari silsilah Buddha Gotama yang berleherkuning,

Lebih terperinci

PANDANGAN BENAR : Upa. Jayagandho Willy Yandi Wijaya Proof Reader : Upa. Sasanasanto Seng Hansun

PANDANGAN BENAR : Upa. Jayagandho Willy Yandi Wijaya Proof Reader : Upa. Sasanasanto Seng Hansun PANDANGAN BENAR Penulis : Upa. Jayagandho Willy Yandi Wijaya Proof Reader : Upa. Sasanasanto Seng Hansun Ukuran Buku : 80 x 120 mm Kertas sampul : Art Cartoon 210 gsm Kertas isi : HVS 70 gsm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

MEDITASI KESADARAN ASHIN TEJANIYA TUNTUNAN UNTUK BERLATIH PUSAT MEDITASI SHWE OO MIN DHAMMA SUKHA TAWYA MARET 2010

MEDITASI KESADARAN ASHIN TEJANIYA TUNTUNAN UNTUK BERLATIH PUSAT MEDITASI SHWE OO MIN DHAMMA SUKHA TAWYA MARET 2010 ASHIN TEJANIYA MEDITASI KESADARAN TUNTUNAN UNTUK BERLATIH PUSAT MEDITASI SHWE OO MIN DHAMMA SUKHA TAWYA MARET 2010 DITERJEMAHKAN KE BAHASA INDONESIA OLEH: HUDOYO HUPUDIO NAMO TASSA BHAGAVATO ARAHATO SAMMA

Lebih terperinci

Message of the Buddha PESAN SANG BUDDHA. Bhikkhu Dhammavuddho Maha Thera. Namo Tassa Bhagavato Arahato Samma Sambuddhassa PENDAHULUAN

Message of the Buddha PESAN SANG BUDDHA. Bhikkhu Dhammavuddho Maha Thera. Namo Tassa Bhagavato Arahato Samma Sambuddhassa PENDAHULUAN PESAN SANG BUDDHA Bhikkhu Dhammavuddho Maha Thera Namo Tassa Bhagavato Arahato Samma Sambuddhassa PENDAHULUAN Para Buddha muncul di dunia sekali dalam kurun waktu yang sangat lama, pada saat dunia terjerumus

Lebih terperinci

Sutta Devadaha: Di Devadaha (Devadaha Sutta: At Devadaha) [Majjhima Nikaya 101]

Sutta Devadaha: Di Devadaha (Devadaha Sutta: At Devadaha) [Majjhima Nikaya 101] 1 Sutta Devadaha: Di Devadaha (Devadaha Sutta: At Devadaha) [Majjhima Nikaya 101] [Buddha]: Menghampiri para Nigantha yang mengajarkan demikian, saya bertanya kepada mereka, Sahabat- sahabat Nigantha,

Lebih terperinci

SAMATHA AND VIPASSANA SAMATHA DAN VIPASSANA

SAMATHA AND VIPASSANA SAMATHA DAN VIPASSANA SAMATHA AND VIPASSANA SAMATHA DAN VIPASSANA PENGARANG: BHIKKHU DHAMMAVUDDHO MAHATHERA PENERJEMAH: STEVENSON KANTADHAMMO, S.E PENYUNTING: YULIANA LIE PANNASIRI DESIGN COVER: ROFIN BODHIKUSALO PENERBIT:

Lebih terperinci

Tidak Ada Ajahn Chan. Kelahiran dan Kematian

Tidak Ada Ajahn Chan. Kelahiran dan Kematian Tidak Ada Ajahn Chan Kelahiran dan Kematian Latihan yang baik adalah bertanya kepada diri Anda sendiri dengan sungguh-sungguh, "Mengapa saya dilahirkan?" Tanyakan diri Anda sendiri dengan pertanyaan ini

Lebih terperinci

Dhammacakka Pavattana Sutta!

Dhammacakka Pavattana Sutta! Khotbah Pertama Dhammacakka Pavattana Sutta! (S 5:420-424) Bagian1 Pariyatti Sāsana Yunior 2 www.pjbi.or.id; hp.0813 1691 3166; pin! 2965F5FD Bertemu Pertapa Telanjang Upaka Setelah 49 hari retret, Buddha

Lebih terperinci

SUTTA SATIPATTHANA [JALAN LANGSUNG]

SUTTA SATIPATTHANA [JALAN LANGSUNG] 1 SUTTA SATIPATTHANA Demikianlah telah saya dengar. Suatu ketika Bhagavan sedang berada di negeri Kuru, di kota para Kuru bernama Kammasadhamma. Beliau berkata kepada para bhikkhu: Para bhikkhu. Mereka

Lebih terperinci

TIGA KUSALAMULA TIGA AKAR KEBAIKAN

TIGA KUSALAMULA TIGA AKAR KEBAIKAN Hai Saudara-saudari Se-Dhamma Marilah kita melatih diri menjalankan Atthangasila di hari Uposatha-sila di bulan Oktober 2008 {06(8), 13(15), 21(23), 29(1)}. Selamat menjalankan Uposatha-sila (Pengamalan

Lebih terperinci

Meditasi. Oleh : Taridi ( ) KTP. Standar Kompetensi Mengembangkan meditasi untuk belajar mengendalikan diri

Meditasi. Oleh : Taridi ( ) KTP. Standar Kompetensi Mengembangkan meditasi untuk belajar mengendalikan diri Meditasi Oleh : Taridi (0104510015) KTP Standar Kompetensi Mengembangkan meditasi untuk belajar mengendalikan diri Kompetensi Dasar Mendeskripsikan meditasi sebagai bagian dari jalan mulia berunsur delapan.

Lebih terperinci

LIBERATION: RELEVANCE OF SUTTA - VINAYA KEBEBASAN SEMPURNA: PENTINGNYA SUTTA - VINAYA BHIKKHU DHAMMAVUDDHO MAHATHERA

LIBERATION: RELEVANCE OF SUTTA - VINAYA KEBEBASAN SEMPURNA: PENTINGNYA SUTTA - VINAYA BHIKKHU DHAMMAVUDDHO MAHATHERA LIBERATION: RELEVANCE OF SUTTA - VINAYA KEBEBASAN SEMPURNA: PENTINGNYA SUTTA - VINAYA BHIKKHU DHAMMAVUDDHO MAHATHERA ARTIKEL INI PERTAMA KALI MUNCUL DI THERAVADA (MARET 1999) THE JOURNAL OF THERAVADA SOCIETY

Lebih terperinci

DALAM AGAMA BUDDHA AGAMA DIKENAL DENGAN:

DALAM AGAMA BUDDHA AGAMA DIKENAL DENGAN: A. DEFINISI AGAMA 1. Mennurut KBBI : suatu sistem, prinsip kepercayaan kepada tuhan (dewa & sebagainya) dengan ajaran kebaktian dan kewajiba-kewajiban yang bertalian dengan ajaran itu 2. Atau seperangkat

Lebih terperinci

Bhante Dhammavuddho Maha Thera. terbatas untuk kalangan sendiri

Bhante Dhammavuddho Maha Thera. terbatas untuk kalangan sendiri KEBEBASAN SEMPURNA Bhante Dhammavuddho Maha Thera terbatas untuk kalangan sendiri Artikel ini dialih bahasakan seizin Bhante Dhammavuddho Maha Thera (Abbot dari Vihara Buddha Gotama, Perak, Malaysia) www.vbgnet.org

Lebih terperinci

KEHIDUPAN TIDAK PASTI, NAMUN KEMATIAN ITU PASTI (LIFE IS UNCERTAIN, DEAD IS CERTAIN) Oleh: Ven. Dr. K. Sri Dhammananda

KEHIDUPAN TIDAK PASTI, NAMUN KEMATIAN ITU PASTI (LIFE IS UNCERTAIN, DEAD IS CERTAIN) Oleh: Ven. Dr. K. Sri Dhammananda KEHIDUPAN TIDAK PASTI, NAMUN KEMATIAN ITU PASTI (LIFE IS UNCERTAIN, DEAD IS CERTAIN) Oleh: Ven. Dr. K. Sri Dhammananda Penerjemah : Tidak tercantum Sang Buddha bersabda: Kehidupan tidak pasti, namun kematian

Lebih terperinci

Kamma (6) IV. Berdasarkan Tempat Kematangan Kamma Lingkup Inderawi

Kamma (6) IV. Berdasarkan Tempat Kematangan Kamma Lingkup Inderawi Kamma (6) IV. Berdasarkan Tempat Kematangan Kamma Lingkup Inderawi Tiga Pintu Kamma 1. Pintu-kamma-tubuh (kāyakammadvāra) Isyarat-tubuh (kāyaviññatti). Manusia dan pekerjaan manusia adalah dua hal yang

Lebih terperinci

Meditasi Mettā (Meditasi Cinta Kasih)

Meditasi Mettā (Meditasi Cinta Kasih) Meditasi Mettā (Meditasi Cinta Kasih) oleh: U Sikkhānanda (Andi Kusnadi) Dari ceramah Dhamma Chanmyay Sayadaw pada retret meditasi vipassanā tanggal 2-3 Jan.2009 di Pusat Meditasi YASATI, Bacom, Cianjur,

Lebih terperinci

DEWAN PENGURUS DAERAH PEMUDA THERAVADA INDONESIA SUMATERA UTARA

DEWAN PENGURUS DAERAH PEMUDA THERAVADA INDONESIA SUMATERA UTARA www.patria.or.id Pesan Sang Buddha Bhikkhu Dhammavuddho Maha Thera DEWAN PENGURUS DAERAH PEMUDA THERAVADA INDONESIA SUMATERA UTARA www.patria.or.id 1 Namo Tassa Bhagavato Arahato Samma Sambuddhassa PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB III NAFSU DALAM AGAMA BUDDHA

BAB III NAFSU DALAM AGAMA BUDDHA BAB III NAFSU DALAM AGAMA BUDDHA A. Pengertian Nafsu Dalam bahasa pali 151, nafsu dikenal dengan istilah tanha yang berarti keinginan. 152 Menurut Ajahn Brahm, nafsu berarti menginginkan sesuatu selain

Lebih terperinci

Mahā Maṅgala Sutta (1)

Mahā Maṅgala Sutta (1) Mahā Maṅgala Sutta (1) Azimat Buddhis Dhammavihārī Buddhist Studies www.dhammavihari.or.id Pseudo Sebab-Akibat Jangan memindah guci-abu-jenasah yang sudah disimpan di vihāra. Penempatan guci-abu. Ibu mengandung

Lebih terperinci

PENERAPAN ISI KOTBAH DHAMMACAKAPAVATTANA SUTTA DAN MAHA SATIPATTHANA SUTTA UNTUK MEREALISAIKAN NIBBANA

PENERAPAN ISI KOTBAH DHAMMACAKAPAVATTANA SUTTA DAN MAHA SATIPATTHANA SUTTA UNTUK MEREALISAIKAN NIBBANA PENERAPAN ISI KOTBAH DHAMMACAKAPAVATTANA SUTTA DAN MAHA SATIPATTHANA SUTTA UNTUK MEREALISAIKAN NIBBANA Boniran STAB Maha Prajna Jakarta boniraniran@yahoo.com ABSTRACT Dhammacakkapavattana Sutta is the

Lebih terperinci

Bodhipakkhiyā dhammā. Dhamma-dhamma yang kondusif untuk pencerahan. Dhammavihārī Buddhist Studies

Bodhipakkhiyā dhammā. Dhamma-dhamma yang kondusif untuk pencerahan. Dhammavihārī Buddhist Studies Bodhipakkhiyā dhammā Dhamma-dhamma yang kondusif untuk pencerahan Dhammavihārī Buddhist Studies www.dhammavihari.or.id Sutta-sutta Rujukan Mahāparinibbāna Sutta (D 16) Demikianlah, para bhikkhu, dhamma-dhamma

Lebih terperinci

DPD Patria Sumatera Utara. Juara II. Lomba Berkarya Dhamma PIKIRAN ADALAH PELOPOR DARI SEGALA SESUATU DODI PURNOMO WIJAKSONO, SURABAYA

DPD Patria Sumatera Utara. Juara II. Lomba Berkarya Dhamma PIKIRAN ADALAH PELOPOR DARI SEGALA SESUATU DODI PURNOMO WIJAKSONO, SURABAYA DPD Patria Sumatera Utara Juara II Lomba Berkarya Dhamma PIKIRAN ADALAH PELOPOR DARI SEGALA SESUATU DODI PURNOMO WIJAKSONO, SURABAYA Namo Tassa Bhagavato Arahato Samma Sambuddhassa Namo Tassa Bhagavato

Lebih terperinci

Perkembangan Pandangan Terang

Perkembangan Pandangan Terang Perkembangan Pandangan Terang Diterjemahkan oleh: Henny Gunarsa 19-02-2007 Diedit oleh: Andi Kusnadi 23-02-2007 Buku Dhamma mengenai perkembangan pandangan terang ini hanyalah kutipan-kutipan dari beberapa

Lebih terperinci

SEKOLAH SESUDAH INI. "Dan mereka akan melihat wajah-nya dan nama-nya akan tertulis di dahi mereka."

SEKOLAH SESUDAH INI. Dan mereka akan melihat wajah-nya dan nama-nya akan tertulis di dahi mereka. SEKOLAH SESUDAH INI "Dan mereka akan melihat wajah-nya dan nama-nya akan tertulis di dahi mereka." Sorga adalah sebuah sekolah; bidang studinya, alam semesta; gurunya, Yang tak berkesudahan hari-nya. Cabang

Lebih terperinci

Permintaan Untuk Membabarkan Dhamma. Pariyatti Sāsana Yunior 2 hp ; pin

Permintaan Untuk Membabarkan Dhamma. Pariyatti Sāsana Yunior 2  hp ; pin Permintaan Untuk Membabarkan Dhamma Pariyatti Sāsana Yunior 2 www.pjbi.or.id; hp.0813 1691 3166; pin 2965F5FD Aspirasi Superior (Abhinīhāra) Setelah Aku menyeberang lautan saṃsāra d e n g a n u s a h a

Lebih terperinci

Bodhipakkhiyā Dhammā (2)

Bodhipakkhiyā Dhammā (2) Bodhipakkhiyā Dhammā (2) Empat Fondasi Perhatian Penuh Dhammavihārī Buddhist Studies www.dhammavihari.or.id Cattāro Satipaṭṭhāna Terminologi satipaṭṭhāna: 1. Sati + paṭṭhāna = perhatian-penuh + fondasi/landasan/tumpuan/

Lebih terperinci

Merenungkan/Membayangkan Penderitaan Neraka

Merenungkan/Membayangkan Penderitaan Neraka Merenungkan/Membayangkan Penderitaan Neraka Oleh: U Sikkhānanda (Andi Kusnadi) Seseorang harus benar-benar mempertimbangkan dan merenungkan penderitaan yang akan dijalaninya di neraka. Sewaktu Sang Buddha

Lebih terperinci

Meditasi Sarana untuk Mencapai Kesuksesan

Meditasi Sarana untuk Mencapai Kesuksesan Perihal Sukses Meditasi Sarana untuk Mencapai Kesuksesan Hidup sukses acapkali menjadi idaman banyak orang. Sukses dalam pemahaman masyarakat luas, berarti berhasil atau beruntung. Orang disebut sukses

Lebih terperinci

Membuka Jalan. Petunjuk untuk Para Yogi pada Saat Wawancara. Ceramah oleh: Shwe Taung Gon Sāsana Yeiktha Sayadaw U Panditābhivamsa

Membuka Jalan. Petunjuk untuk Para Yogi pada Saat Wawancara. Ceramah oleh: Shwe Taung Gon Sāsana Yeiktha Sayadaw U Panditābhivamsa Membuka Jalan Petunjuk untuk Para Yogi pada Saat Wawancara Ceramah oleh: Shwe Taung Gon Sāsana Yeiktha Sayadaw U Panditābhivamsa UNTUK DIBAGIKAN SECARA GRATIS Diterjemahkan (Inggris - Indonesia) oleh:

Lebih terperinci

Selalu terbuka jelas mata ini Mata ciptaan-mu Aku berjalan lemah di atas hiasan Pijakan menuju satu berita gembira

Selalu terbuka jelas mata ini Mata ciptaan-mu Aku berjalan lemah di atas hiasan Pijakan menuju satu berita gembira Mata Cinta Selalu terbuka jelas mata ini Mata ciptaan-mu Aku berjalan lemah di atas hiasan Pijakan menuju satu berita gembira Tangan ini beralirkan anugerah kuasa-mu Sederhana bagi-mu Hanya kamilah merasa

Lebih terperinci

MENJADI PEMENANG ARUS

MENJADI PEMENANG ARUS MENJADI PEMENANG ARUS PENDAHULUAN Di dalam Agama Buddha kita mengenal adanya tingkat-tingkat kesucian yang dapat dicapai oleh seorang umat Buddha yang telah dapat mengerti melaksanakan dan menembus EMPAT

Lebih terperinci

SĪLA-2. Pariyatti Sāsana hp ; pin!

SĪLA-2. Pariyatti Sāsana  hp ; pin! SĪLA-2 Pariyatti Sāsana www.pjbi.or.id; hp.0813 1691 3166; pin! 2965F5FD Murid-buangan (Upāsakacaṇḍāla) Vs Murid-permata (upāsakaratana) Murid buangan atau pengikut-yang-ternoda (upāsakamala) atau pengikut-kelas-bawah

Lebih terperinci

Dhammavihārī Buddhist Studies. DHAMMAVIHARI. Pāramī (3) Penolakan

Dhammavihārī Buddhist Studies.  DHAMMAVIHARI. Pāramī (3) Penolakan Dhammavihārī Buddhist Studies DHAMMAVIHARI B U D D H I S T S T U D I E S www.dhammavihari.or.id Pāramī (3) Penolakan Penolakan (Nekkhamma) Meninggalkan kesenangan-kesenangan indriawi, inilah yang disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memeluk suatu ajaran atau agama tersebut. Manusia terikat dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang memeluk suatu ajaran atau agama tersebut. Manusia terikat dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Agama memiliki pengaruh besar terhadap tindakan dan prilaku manusia yang memeluk suatu ajaran atau agama tersebut. Manusia terikat dengan aturan-aturan dan ideologi

Lebih terperinci

v 1 5 7 10 13 16 24 27 29 32 36 43 44 50 55 57 59 63 68 74 76 A. Pûjâbhatti Minggu (Tintin bertanya:) Apakah umat Buddha wajib ke vihâra setiap minggu? Kalau seseorang mengatakan umat Buddha wajib (harus)

Lebih terperinci

agenda special events regular events contents puja bhakti minggu olahraga pagi minggu latihan meditasi kamis

agenda special events regular events contents puja bhakti minggu olahraga pagi minggu latihan meditasi kamis contents 43 sajian utama Kebijaksanaan Dhamma Samma Ditthi Fenomena Kehidupan news on Penyebaran Dhamma dengan Metode "PURE" orang bijak Dalai Lama jalan-jalan Bodh Gaya pandegiling news Ceramah Dhamma

Lebih terperinci

Abhidhammatthasaṅgaha

Abhidhammatthasaṅgaha Abhidhammatthasaṅgaha Lokuttaracittaṃ Dhammavihārī Buddhist Studies www.dhammavihari.or.id Saṅgaha: (1) Sotāpatti,magga,cittaṃ, (2) sakadāgāmi,magga,cittaṃ, (3) anāgāmi,magga,cittaṃ, (4) arahatta,magga,cittañceti

Lebih terperinci

Artikel ini dialih bahasakan seizin Bhante Dhammavuddho Maha Thera (Abbot dari Vihara Buddha Gotama, Perak, Malaysia)

Artikel ini dialih bahasakan seizin Bhante Dhammavuddho Maha Thera (Abbot dari Vihara Buddha Gotama, Perak, Malaysia) Artikel ini dialih bahasakan seizin Bhante Dhammavuddho Maha Thera (Abbot dari Vihara Buddha Gotama, Perak, Malaysia) www.vbgnet.org Dipublikasikan secara gratis oleh DPD PATRIA Sumut Diterjemahkan oleh

Lebih terperinci

Sobhanacetasika (3) Dhammavihārī Buddhist Studies

Sobhanacetasika (3) Dhammavihārī Buddhist Studies Sobhanacetasika (3) Dhammavihārī Buddhist Studies www.dhammavihari.or.id Abhidhammatthasaṅgaha: (1) Ucapan-benar; (2) Perbuatan-benar; (3) Penghidupan-benar. Ketiganya dinamakan pantangan. (Sammāvācā sammākammanto

Lebih terperinci

HARTA SESUNGGUHNYA Lokuttara Dhamma BHIKKHU ASSAJI

HARTA SESUNGGUHNYA Lokuttara Dhamma BHIKKHU ASSAJI HARTA SESUNGGUHNYA Lokuttara Dhamma BHIKKHU ASSAJI NAMO TASSA BHAGAVATO ARAHATO SAMMA SAMBUDDHASSA Buku ini dipublikasikan hanya untuk dibagikan secara GRATIS dan TIDAK UNTUK DIJUAL Materi di dalam buku

Lebih terperinci

Dhammavihārī Buddhist Studies LIMA RINTANGAN BATIN PAÑCA NĪVARAṆA

Dhammavihārī Buddhist Studies  LIMA RINTANGAN BATIN PAÑCA NĪVARAṆA Dhammavihārī Buddhist Studies www.dhammavihari.or.id LIMA RINTANGAN BATIN PAÑCA NĪVARAṆA ETIMOLOGI Nīvaraṇa (rintangan batin) = nis (kebawah) + VṚ (menutupi). Dipahami sebagai: āvaraṇa: layar, hambatan,

Lebih terperinci

Sifat Agung Dari Tiga Permata 2

Sifat Agung Dari Tiga Permata 2 Sifat Agung Dari Tiga Permata 2 Pariyatti Sāsana www.pjbi.org; hp.0813 1691 3166; pin 2965F5FD Sugata: yang telah pergi [ke tempat sempurna] dan membabarkan Dhamma dengan benar. Sobhaṇagamana: dikarenakan

Lebih terperinci

Kunci Menuju Kebahagiaan Oleh Sayalay Susilā

Kunci Menuju Kebahagiaan Oleh Sayalay Susilā Kunci Menuju Kebahagiaan Oleh Sayalay Susilā Dalam tradisi kami, sebelum memulai ceramah Dhamma, kami terlebih dahulu memberikan penghormatan kepada Buddha. Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammā-Sambuddhassa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pergilah, bekerjalah untuk keselamatan orang banyak, untuk kebahagiaan orang banyak, karena belas kasihan pada dunia, untuk kesejahteraan, untuk keselamatan,

Lebih terperinci

Jalan Menuju Akhir dari Penderitaan

Jalan Menuju Akhir dari Penderitaan Jalan Menuju Akhir dari Penderitaan Judul Asli: The Noble Eightfold Path: The Way to the End of Suffering Penulis: Bhikkhu Bodhi Penerjemah: Anne Martani, Jimmy Halim, Laura Perdana, Leonard Halim, Laurensius

Lebih terperinci

62 PANDANGAN SALAH (3) Dhammavihārī Buddhist Studies

62 PANDANGAN SALAH (3) Dhammavihārī Buddhist Studies 62 PANDANGAN SALAH (3) D. PAHAM PENYANGKALAN TANPA AKHIR Amarāvikkhepavāda Para bhikkhu, beberapa pertapa dan Brahmana seperti belut yang menggeliat. Pada saat ditanya tentang sesuatu, mereka menjawab

Lebih terperinci

Apabila kamu melihat dunia dikuasai oleh ahli-ahli dunia dengan perhiasan dan kekosongannya, dengan penipuan dan perangkapnya dan dengan racunnya

Apabila kamu melihat dunia dikuasai oleh ahli-ahli dunia dengan perhiasan dan kekosongannya, dengan penipuan dan perangkapnya dan dengan racunnya 0 1 Apabila kamu melihat dunia dikuasai oleh ahli-ahli dunia dengan perhiasan dan kekosongannya, dengan penipuan dan perangkapnya dan dengan racunnya yang membunuh yang diluarnya nampak lembut tetapi di

Lebih terperinci

Oleh : Corneles Wowor, M.A.

Oleh : Corneles Wowor, M.A. KETUHANAN YANG MAHAESA DALAM AGAMA BUDDHA Oleh : Corneles Wowor, M.A. "Ketahuilah para Bhikkhu bahwa ada sesuatu Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak. Duhai para

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN PROGRAM STUDI : S1 SISTEM INFORMASI Semester : 1

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN PROGRAM STUDI : S1 SISTEM INFORMASI Semester : 1 GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN PROGRAM STUDI : S1 SISTEM INFORMASI Semester : 1 Berlaku mulai: Gasal/2010 MATA KULIAH : AGAMA BUDHA KODE MATA KULIAH / SKS : 410101029 / 2 SKS MATA KULIAH PRASYARAT

Lebih terperinci

KISAH INSPIRATIF PUTERI BUDDHA

KISAH INSPIRATIF PUTERI BUDDHA i KISAH INSPIRATIF PUTERI BUDDHA Free Distribution Only Penerbitan PVVD 2012 ii Pustaka 34 Penerbitan PVVD Kisah Inspiratif Puteri Buddha Penerjemah Tim Penerbitan PVVD Widya Putra - Fernandy- Rini Oktaviani

Lebih terperinci

Dua Jenis Tangisan. oleh: Andi Kusnadi

Dua Jenis Tangisan. oleh: Andi Kusnadi Dua Jenis Tangisan oleh: Andi Kusnadi Ini adalah penjelasan dari pertanyaan yang diajukan oleh seorang yogi pada Sayadaw. Pertanyaan: Saya sangat menikmati meditasi selama retret, tetapi karena berbagai

Lebih terperinci

KIAT MENGATASI KENAKALAN REMAJA

KIAT MENGATASI KENAKALAN REMAJA KIAT MENGATASI KENAKALAN REMAJA PENDAHULUAN Masa kanak-kanak, remaja, dewasa, dan kemudian menjadi orangtua, tidak lebih hanyalah merupakan suatu proses wajar dalam hidup yang berkesinambungan dari tahaptahap

Lebih terperinci

62 PANDANGAN SALAH (1)

62 PANDANGAN SALAH (1) Dhammavihārī Buddhist Studies www.dhammavihari.or.id DARI BRAHMAJĀLA SUTTA DAN KITAB KOMENTARNYA 62 PANDANGAN SALAH (1) PENDAHULUAN Saṃsāra Vs. Nibbāna Pandangan-benar adalah pelopor; memahami pandangan-salah

Lebih terperinci

KUMPULAN 50 TANYA JAWAB (16) Di Website Buddhis Samaggi Phala Oleh Bhikkhu Uttamo Online sejak tanggal 24 September 2005 s.d.

KUMPULAN 50 TANYA JAWAB (16) Di Website Buddhis Samaggi Phala Oleh Bhikkhu Uttamo Online sejak tanggal 24 September 2005 s.d. KUMPULAN 50 TANYA JAWAB (16) Di Website Buddhis Samaggi Phala Oleh Bhikkhu Uttamo Online sejak tanggal 24 September 2005 s.d. 12 November 2005 1. Dari: Herlina, Medan Bhante, Selama ini sering ada pandangan

Lebih terperinci

Kelahiran dan Kematian

Kelahiran dan Kematian Kelahiran dan Kematian 1. Latihan yang baik adalah bertanya kepada diri Anda sendiri dengan sungguh-sungguh, Mengapa saya dilahirkan? Tanyakan diri Anda sendiri dengan pertanyaan ini pada pagi hari, siang

Lebih terperinci

Abhidhammatthasaṅgaha

Abhidhammatthasaṅgaha Abhidhammatthasaṅgaha Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna aliquam Dasa Tathāgatabala 5. Tathāgata memahami apa adanya

Lebih terperinci

Evaṃ me sutaṃ, ekaṃ samayaṃ bhagavā bārāṇasiyaṃ viharati isipatane migadāye tatra kho bhagavā pañcavaggiye bhikkhū āmantesi:

Evaṃ me sutaṃ, ekaṃ samayaṃ bhagavā bārāṇasiyaṃ viharati isipatane migadāye tatra kho bhagavā pañcavaggiye bhikkhū āmantesi: 1 Sutta Dhammacakkappavattana: Pemutaran Roda Dhamma (Dhammacakkappavattana Sutta: Setting the Wheel of Dhamma in Motion) Dhammacakkappavattana suttam [SN 56.11] I have heard that on one occasion the Blessed

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS A. Persamaan Dan Perbedaan Konsep Kehidupan Setelah Mati (Eskatologi) Dalam Agama Islam Dan Agama Budha

BAB IV ANALISIS A. Persamaan Dan Perbedaan Konsep Kehidupan Setelah Mati (Eskatologi) Dalam Agama Islam Dan Agama Budha BAB IV ANALISIS A. Persamaan Dan Perbedaan Konsep Kehidupan Setelah Mati (Eskatologi) Dalam Agama Islam Dan Agama Budha Allah SWT memberikan motivasi kepada manusia agar selalu berusaha dan membuat program

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS KOMPARATIF. daerah yang sama, yaitu India. Sehingga memiliki corak, budaya serta ritual

BAB V ANALISIS KOMPARATIF. daerah yang sama, yaitu India. Sehingga memiliki corak, budaya serta ritual BAB V ANALISIS KOMPARATIF A. Persamaan Agama Hindu dan Budha merupakan satu rumpun agama dan berasal dari daerah yang sama, yaitu India. Sehingga memiliki corak, budaya serta ritual keagamaan yang terkandung

Lebih terperinci

Aṅguttara Nikāya Khotbah-Khotbah Numerikal Sang Buddha

Aṅguttara Nikāya Khotbah-Khotbah Numerikal Sang Buddha DhammaCitta Press Business Park Kebon Jeruk E2 No. 5# Jl. Meruya Ilir Raya No. 88 - Jakarta Barat 11620 - Indonesia http://dhammacitta.org Aṅguttara Nikāya Khotbah-Khotbah Numerikal Sang Buddha Judul Asli

Lebih terperinci

Bab I: Pengetahuan-buku. Bagian i hingga v Gagasan-gagasan dan maknanya. Topik I. PENGETAHUAN Catatan Pendahuluan

Bab I: Pengetahuan-buku. Bagian i hingga v Gagasan-gagasan dan maknanya. Topik I. PENGETAHUAN Catatan Pendahuluan Topik I. PENGETAHUAN Catatan Pendahuluan Bab I: Pengetahuan-buku Bagian i hingga v Gagasan-gagasan dan maknanya Sepuluh pendahuluan yang terdapat pada judul sebagai bentuk 3, adalah sejenis judul yang

Lebih terperinci

REKREASI. "Segala sesuatu ada masanya. Page 1

REKREASI. Segala sesuatu ada masanya. Page 1 REKREASI "Segala sesuatu ada masanya. Page 1 Perbedaan Rekreasi & Hiburan Ada perbedaan yang nyata antara rekreasi dan hiburan. Bilamana sesuai dengan namanya, Rekreasi cenderung untuk menguatkan dan membangun

Lebih terperinci

THE FIVE ILLUSIONISTS LIMA PENGHALUSINASI

THE FIVE ILLUSIONISTS LIMA PENGHALUSINASI THE FIVE ILLUSIONISTS LIMA PENGHALUSINASI BHIKKHU DHAMMAVUḌḌHO MAHĀ THERA PENERJEMAH: ÑĀṆA SURIYA JOHNNY, S.E STEVENSON KANTADHAMMO, S.E PENYUNTING: YULIANA LIE PAÑÑĀSIRI, MBA DESIGN LAY-OUT: ANWAR SUNARKO

Lebih terperinci