Sang Guru. Menelusuri Jejak Kaki. (Footprints of Gautama the Buddha) Marie Beuzeville Byles. oleh:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Sang Guru. Menelusuri Jejak Kaki. (Footprints of Gautama the Buddha) Marie Beuzeville Byles. oleh:"

Transkripsi

1

2

3 Menelusuri Jejak Kaki Sang Guru (Footprints of Gautama the Buddha) oleh: Marie Beuzeville Byles Penerbit Pundarika Perpustakaan Vihara Borobudur Medan 1995 Untuk Kalangan Sendiri dibagi cuma-cuma

4 Marie Beuzeville Byles, Footprints of Gautama the Buddha. Wheaton: Theosophical Publishing House, 1972 Buku keempat Pustaka Pundarika, Maret 1995 Alih Bahasa Editor Setting Layout & Cover : Upi. Vimala Devi Lim Chai Cu : Lei Suang Yoga Putra : Ardy P. Kusuma Muliana Wibawa : Taruna ( Edisi Elektronik Pustaka Pundarika 2007 ) ii

5 Pengantar Editor Tentang perjalanan suci Sang Buddha Gautama, yang bermula dari Benares dan berakhir di Kusinara; tentang berbagai kejadian yang terjadi sepanjang perjalanan-nya tersebut; tentang siswa-siswa-nya yang utama, seperti Ananda, Sariputta atau Moggallana; tentang umat awam yang terkemuka, seperti Anathapindika, Visakha atau Bhadda; atau tentang Devadatta juga Angulimala, mungkin bukanlah sesuatu yang baru bagi sebagian besar umat Buddha, bahkan boleh jadi sebagian orang sudah menganggapnya semacam legenda. Namun Marie Beuzeville Byles memberi sesuatu yang baru dalam buku ini, dengan mempersilahkan Yasa, siswa keenam Sang Bhagava, menuturkan perjalanan panjang mereka bersama Sang Guru selama empat puluh lima tahun tersebut. Hal yang membuat buku ini berbeda dari buku-buku yang mengisahkan perjalanan suci Sang Buddha adalah mungkin tentang konflik-konflik batin yang terjadi pada orang-orang yang bertemu dengan beliau saat itu dan juga konflik-konflik batin yang dialami para siswa-nya, seperti Yasa sendiri atau Ananda, yang terkadang sangat manusiawi dan menyentuh hati. Hal lain yang menonjol dalam buku ini adalah kemampuan Marie menjalin bagian terpenting dari sejarah panjang kehidupan Sang Buddha tersebut dengan menggunakan bahasa sastra yang sederhana, tetapi menarik dan indah, dan kami berusaha semaksimal mungkin membuat kalimat-kalimat dalam buku ini tidak kalah indahnya dengan buku aslinya dengan tidak mengurangi isinya, paling tidak itulah alasannya mengapa kami memilih judul dengan memakai istilah 'Sang Guru' daripada 'Sang Buddha'. Sumber buku ini sendiri sebenarnya adalah dari kitab-kitab suci Agama Buddha sehingga walaupun sekilas tampak berupa 'cerita', namun sebenarnya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dalam buku aslinya, si penulis jarang menggunakan istilah-istilah Pali, seperti nama-nama tempat ataupun istilah-istilah dalam Dhamma, kami mencoba membantu pembaca dengan menambahkan atau menggantinya dengan istilah Pali. Selain itu pada bagian Appendiks, isinya berbeda dari aslinya dengan pertimbangan bahwa Menelusuri Jejak Kaki Sang Guru adalah untuk umat Buddha Indonesia sedangkan sasaran utama Footprints of Gautama The Buddha adalah orang-orang Barat yang sekarang memang sangat tertarik akan kebijaksanaan Timur. Banyak yang dapat dipelajari dan diambil 'hikmah'nya dari kejadian-kejadian selama pengembaraan-nya, sebagiannya adalah bagaimana cara Sang Pelita Dunia, dengan cinta kasih-nya, membuka iii

6 wawasan mereka yang picik, menaklukkan mereka yang angkuh, melembutkan mereka yang kasar, menguatkan mereka yang lemah, atau menerangi mereka yang berada dalam kegelapan, yang mungkin pun sedang menyelimuti kita saat ini. Memang, Dhamma yang dibabarkan-nya ribuan tahun yang lalu, aplikasinya tak pernah lekang oleh waktu. Editor iv

7 Daftar Isi Pengantar Editor... iii Daftar Isi... v Siswa-Siswa Pertama... 1 Berdirinya Kerajaan Kebenaran... 6 Dua Siswa Utama Kembali Pada Keluarga Kunjungan Kedua ke Rajagaha Bangsawan-Bangsawan Suku Sakya Menjadi Anggota Sangha Savatthi dan Hutan Jeta Meditasi dan Ketenangan Bathin Bhaddiya dan Anuruddha Vesali dan Sangha Bhikkhuni Dukkha: Kesunyataan Utama Keajaiban dan Penyembuhan Sona dan Usaha yang Berlebihan Siha dan Makanan Berdaging Asal Usul Tersusunnya Vinaya Kekuatan Gaib Sang Buddha Sang Buddha dan Umat Biasa Perubahan Sang Perampok Devadatta Kematian dan Nirvana Saccaka Sang Pendebat Kedamaian di Hutan Mangga Tahun-Tahun Terakhir Kehidupan Sang Buddha Wafatnya Sang Buddha Epilog: Setelah Wafatnya Sang Buddha Appendiks-1: Persamuan Sangha Appendiks-2: Meditasi dan Pandangan Theravada Appendiks-3: Sutra dan Pandangan Mahayana v

8 vi

9 Siswa-Siswa Pertama Aku, Yasa adalah siswa keenam dari Sang Bhagava Buddha Gautama, yang terpanggil untuk mengikuti jejaknya, mengerti dan memahami ajaran-ajarannya. Aku adalah putra seorang bangsawan di Benares dan seperti Sang Bhagava, aku pernah hidup bergelimang kemewahan. Beberapa minggu sebelum saat yang kuceritakan ini, aku gelisah dan tidak dapat istirahat, seperti pada saat kita mendengar alunan nada yang samar-samar dari kejauhan, kita berusaha untuk menggapainya namun tidak mampu. Demikianlah yang terjadi padaku, sepertinya aku mendengar nada yang bukan berasal dari dunia ini, tetapi ketika kucoba untuk menjangkaunya, musik tersebut telah terbang dan hilang. Kini kutahu bahwa semua kesenangan-kesenangan duniawi yang ada di sekelilingku tidak akan lama memuaskan. Semuanya hampa dan tak berguna, bagaikan sawah tanpa ada yang mengairinya. Kemudian pada suatu malam aku terjaga, dan terus terjaga, akhirnya aku keluar menuju ruang depan di mana kelihatan dayang-dayang yang sedang tertidur nyenyak. Mereka yang seperti bunga-bunga cantik di siang hari kini terbaring kacau-balau di atas balai-balai dengan baju yang kusut dan kotor. Rasa duka yang teramat dalam menyelimutiku. Apa yang biasanya kelihatan sangat indah bisa menjadi sesuatu yang demikian menjijikkan. Aku tidak dapat beristirahat lebih lama, kupakai sandal sepuhanku dan keluar menembus gelapnya malam. Sesuatu yang tak kuketahui benar membawaku ke Taman Rusa di Isipatana. Saat aku berjalan di malam itu, aku merasa tidak pernah dapat beristirahat lagi. Apa arti kehidupan bagiku jika di balik semua kemegahan ternyata yang ada hanyalah kekotoran-kekotoran seperti yang melekat pada tubuh-tubuh itu? Tidak ada ketenangan! Tidak ada kedamaian! Rantai kesengsaraan yang tak putus-putusnya! Kubuang sandal sepuhanku dengan jijik. Tetapi kemudian tiba-tiba aku merasakan udara yang sejuk penuh damai menyelusup ke dalam sanubariku, seperti saat aku sedang kepanasan, aku menyelam dalam sebuah danau yang sejuk dan jernih. Aku mendengar sebuah suara lembut sebagai jawaban pikiran-pikiranku, "Nirvana penuh kedamaian, sejuk dan bebas dari penderitaan." Seperti terjaga dari sebuah mimpi aku menemukan diriku sendiri duduk di samping seseorang yang tak pernah kukenal sebelumnya namun kelihatannya dia mengetahui seluruh kehidupanku bagaikan guruku. Dia lebih tua dariku, tetapi seberapa tuanya tidak dapat kuperkirakan, kelihatannya dia sudah hidup dalam waktu yang lama 1

10 Menelusuri Jejak Kaki Sang Guru namun terlihat masih muda. Aku tidak dapat mengingat apa yang telah dikatakannya. Bahkan barangkali di saat itu memang dia tidak pernah berbicara. Tetapi kesedihanku melesat keluar seperti kulit tua yang terkelupas dari seekor ular. Aku melihat jalan yang terbentang luas menuju kedamaian sejati. Kemudian kuperhatikan pakaianku yang penuh dengan permata-permata berkilauan di bawah cahaya bintang. Aku merasa malu, tapi setidak-tidaknya ada perasaan senang dan lega karena telah membuang sandal sepuhanku tadi. Sang Guru membaca pikiran-pikiranku dan berkata: "Hiasan-hiasan dengan permata-permata itu tidak perlu menjadi beban perasaan. Seorang tidaklah dapat dipandang melalui pakaiannya melainkan dari dalam hatinya. Seseorang bisa saja mempunyai pakaian-pakaian seperti seorang pengemis dan tinggal di tempattempat yang sunyi, namun di dalam hatinya mungkin masih penuh dengan keinginan-keinginan dan pikiran-pikiran duniawi. Jika kamu melihat segala sesuatu dengan mata yang sama, tidak memilih antara permata-permata atau kain-kain buruk, maka walaupun kamu hidup di dunia ini, kamu telah terbebas dari semua ikatan-ikatan." Banyak lagi yang dikatakan Sang Guru, dan ketika dia bangkit, kuikuti langkahnya seperti seekor anak sapi yang mengikuti ibunya. Pohon-pohon palem yang tinggi terbayangi oleh fajar yang berwarna jingga tua; tiga ekor bangau dari paya-paya berdiri dengan tenang di atas lumpur di tepi kolam sedang menanti mangsanya; dan di sekitarnya terbentang sawah-sawah yang terlihat bagaikan tambalan kain dari jubah orang yang kuikuti ini. Beliau membimbingku menuju hutan mangga yang tidak jauh dari Taman Rusa, dan di sana aku bertemu dengan kelima siswa pertama, Kondanna, Vappa, Bhaddiya, Mahanama dan Assaji. Mereka semua jauh lebih tua dari aku yang baru berumur dua puluh tahun saat itu, tetapi tiba-tiba aku merasa telah menjadi bagian dari mereka, seolaholah aku telah lama selalu berada dalam tali persaudaraan mereka. Kondanna adalah saudara yang tertua. Ia termasuk salah satu dari delapan Brahmana yang diundang raja Suddhodana pada hari kelahiran anaknya untuk meramal masa depan bayi tersebut. Dengan mata batinnya Kondanna dapat melihat bahwa anak tersebut akan menjadi Buddha. Dua puluh sembilan tahun kemudian, ketika dia mendengar bahwa pangeran Siddharta Gautama telah meninggalkan kehidupan duniawi, dia juga meninggalkan rumah, dan bergabung dengan Vappa dan tiga orang lainnya, mengikuti pangeran bertapa di dalam hutan untuk mencari penerangan dan kebenaran. Mereka berpikir bahwa penerangan dan kebenaran dapat ditemukan jika 2

11 Siswa-Siswa Pertama mereka mengikat dan menyiksa diri mereka sendiri, hingga jiwanya dapat mencapai surga. Dalam waktu yang lama Sang Guru menjadi contoh bagi mereka, mengunguli mereka dalam berpuasa dan melakukan penyiksaan diri, dan mereka sangat menghormatinya. Ketika Sang Guru menjadi sadar bahwa cara yang ditempuhnya salah dan melepaskan diri dan kemudian hidup seperti manusia-manusia lain, mereka menjadi marah dan meninggalkannya. Kini mereka bercerita bagaimana kejadiannya hingga mereka menjadi siswa-siswa- Nya. Ketika mereka saat itu melihat kedatangan Sang Guru, mereka telah bersepakat dan memutuskan bahwa Sang Gautama, telah mengambil makanan seperti manusia-manusia yang hidup di dunia; bukanlah kebiasaan yang ramah bagi seorang samana untuk mengulurkan tangan pada orang lain. Sejauh itu mereka tidak peduli akan kedatangan Sang Guru, mereka tidak membuat perjamuan sebagai tanda kehormatan. Mereka tidak menawarkan tempat duduk untuknya. Tetapi ketika Sang Guru mendekat, ada kekuatan perasaan lembut dan kedamaian yang meliputi diri mereka. Sebelum mereka menyadari apa yang sedang mereka perbuat, seseorang telah bergerak mengambil jubahnya, yang lainnya menyediakan sebuah tempat duduk, dan seorang lagi mengambil air untuk mencuci kaki Sang Guru. Kemudian mereka semua duduk dengan sopan untuk mendengar sabda Sang Guru sebagai seorang guru yang mereka hormati. Tiba-tiba rasa kagum mereka terhenti; mereka ingat akan sumpah mereka untuk tidak menghormati Sang Guru. Dengan lemah, dengan hati yang berat mereka mulai berbicara seramah mungkin pada Sang Guru, mengungkapkan betapa kecewanya mereka terhadap Sang Guru, yang melanggar cita-cita mereka yang tinggi. Tetapi satu persatu protes mereka hilang berkat ketenangan dan wajah yang bersinar terang dari Sang Guru. Untuk sementara mereka berdiam diri dan Sang Guru berkata: "Ada dua hal yang ekstrim. Pertama, adalah mereka yang memuaskan hawa nafsu mereka dan hidup mewah untuk kepuasan sendiri, orang-orang demikian bahkan tidak mengerti Syair-Syair Suci mereka; betapa sedikitnya mereka memahami jalan yang bebas dari penderitaan dan menuju pintu hidup yang abadi. Kedua, adalah mereka yang mengadakan penyiksaan diri dengan jalan mati kelaparan atau dengan cara lain. Orang-orang seperti itu tidak dapat berpikir tentang masalah-masalah duniawi, betapa sedikitnya mereka memahami kebijaksanaan surgawi! Seorang bhikkhu yang kurus kering 3

12 Menelusuri Jejak Kaki Sang Guru adalah seperti seorang wanita yang berusaha menyalakan lampu dengan air sebagai pengganti minyak, atau seorang pria yang mencoba membuat api yang baik dari kayu rotan. "Kedua hal tersebut bukanlah jalan menuju kebenaran. Tetapi ada Jalan Tengah, sebuah jalan yang terletak di antara kedua jalan tersebut. Pada satu sisi, kemewahan dan kepuasan disingkirkan. Hidup sederhana adalah hidup dengan tubuh yang sehat dan kuat, tidak lebih dari itu. Jalan Tengah adalah Jalan Kebenaran." Mereka memberitahuku bahwa Sang Guru berbicara pada mereka dengan begitu bijaksana, sesuatu yang tidak pernah mereka dengar dari guru-guru lainnya. Hal yang juga tidak dipelajari Sang Guru dari orang lain, juga tidak didengar dari guru-guru lain atau dari Syair-Syair Suci. Sang Guru berkata dari apa yang diketahuinya berdasarkan pengalamannya sendiri. Sang Guru telah mencoba kedua jalan tersebut dan gagal. Kemudian dia mencoba jalan tengah dan berhasil. Tetapi ada sesuatu di samping pengalaman dalam apa yang telah dikatakannya, atau barangkali itu adalah cara beliau mengemukakannya. Ada suatu kelembutan dan pengertian yang sulit dilukiskan, juga suatu rasa di luar jangkauan waktu. Mereka mencoba menerangkan hasil-hasil yang mereka peroleh, tetapi tidak mampu. Semua yang mereka ketahui adalah bahwa keinginan jahat yang memenuhi hati mereka telah mencair dan mereka menjadi muridmurid Sang Guru. Mereka adalah lima orang pertama dari beribu-ribu orang lainnya yang mendengar Empat Kesunyataan Mulia dan Delapan Jalan Utama yang dapat merubah kehidupan dari pria-pria dan wanitawanita yang mendengar dan mengikutinya, dan bagi siapa saja yang membuka jalan cinta kasih menuju kedamaian abadi; Nirvana. Ketika aku tidak pulang ke rumah, ibuku sangat rindu dan menyuruh ayahku untuk melihat apa yang terjadi padaku. Ayah menemukan sandal sepuhan yang kubuang, kemudian dia mengikuti jejak-jejak kakiku sampai akhirnya datang menyaksikan aku sedang duduk dengan kelima siswa pertama yang sedang mendengarkan khotbah tentang pelepasan diri dari duniawi. Ketika aku memberitahukan padanya bahwa adalah niatku sendiri untuk meninggalkan rumah dan menjadi pengembara sebagai siswa Sang Guru, ayah tidak terkejut, sebab ayah melihat guru yang kuikuti telah menemukan kebenaran. Ayah memberitahu bahwa ibuku selalu menangis karena aku tidak mau kembali ke rumah, tetapi ayah tidak memaksaku untuk kembali. Sebaliknya, ayah menjamu Sang Guru dan kelima pertapa untuk makan di rumahnya. 4

13 Siswa-Siswa Pertama Pada hari berikutnya, begitu ibuku melihat Sang Guru, mendung yang terukir di wajahnya menjadi lenyap dan ia tak lagi sedih melihatku. Juga istriku, gembira akan pilihanku untuk mengembara. Dalam keluarga kami, kami menghormati panggilan itu sebagai panggilan yang tertinggi. Adalah benar bahwa aku meninggalkan rumah lebih cepat dari biasanya, aku tidak sempat menegakkan sebuah rumah tangga, tetapi yang lainnya dapat menjalankan kewajiban-kewajibanku sebagai kepala rumah tangga, dan beberapa tahun kemudian istriku mengikuti jejakku dan bergabung dalam persaudaraan Bhikkhuni. Sesudah perjamuan, Sang Guru berkhotbah kepada seluruh keluarga tentang kebenaran, kemudian ibu dan ayahku beserta keluarga-keluarga lainnya menjadi pengikut awam pertama dari Sang Guru. Sebagian karena keahlianku memainkan musik, aku menjadi pemimpin para remaja dari Banares. Ketika sahabat-sahabatku melihat aku memakai jubah kuning dan berkepala gundul, mereka sangat heran. Untuk mengetahui alasannya, mereka datang pada Sang Guru yang telah membawa perubahan dalam hidupku, dan setelah mendengar khotbah Sang Guru lenyaplah keheranan mereka, dan banyak di antara mereka yang mencukur rambutnya dan meninggalkan rumah. Sang Guru bercerita kepada kami, bahwa di saat beliau mencapai penerangan sempurna, Mara menggoda beliau untuk pergi saja mengucilkan diri ke hutan belantara sebagai seorang pertapa menikmati sendiri kebahagiaan yang telah dicapainya, karena tidak seorang pun yang akan mengerti kebenaran yang telah ia temukan. Tetapi Mara terbukti salah, karena dari sejak semula Sang Guru telah berhasil mengumpulkan siswa-siswanya, baik yang awam maupun yang telah ditabhiskan; yang mengerti akan ajaran-ajaran-nya. 5

14 Berdirinya Kerajaan Kebenaran Setelah sejumlah laki-laki ditabhiskan menjadi siswa dan bergabung dengan persaudaraan para bhikkhu, Sang Buddha mengumpulkan kami di Taman Rusa dekat Benares dan berkata: "Sekarang pergilah mengembara sebagai guru-guru yang penuh belas kasih untuk dunia yang penuh penderitaan ini. Jangan ada dua orang menuju jalan yang sama. Sebarkan Dhamma di mana pun kamu berada, Dhamma yang agung pada permulaan, juga agung pada akhirnya, baik dalam hidup maupun dalam jiwa. Tunjukkan kehidupan yang baik, mulia dan bahagia. Ada sebagian orang yang matanya hanya tertutup sedikit debu, dan bila mereka mendengar Dhamma, mereka akan mengerti." Sang Buddha selalu melihat dengan mata batin siapa-siapa yang matanya hanya tertutup sedikit debu, dan sejauh manapun Sang Buddha akan pergi memberikan khotbah Dhamma pada mereka. Kini Sang Buddha memberitahu kami bahwa pertama-tama beliau akan pergi ke Uruvela, dekat Gaya, tempat di mana Beliau mencapai penerangan sempurna, kemudian ke Rajagaha, di mana kami dapat bergabung dengannya bila musim dingin tiba, kami tahu bahwa beliau telah melihat dengan mata batin bahwa orang-orang di Uruvela dan Rajagaha telah siap sedia menerima Dhamma. Apa yang terjadi dengannya setelah beliau meninggalkan Benares, aku dengar kemudian dari yang lain, inilah yang aku dengar: Ketika Sang Buddha tiba di Uruvela, Sang Buddha masuk ke sebuah hutan dan duduk di bawah sebuah pohon untuk meditasi. Ada sekelompok orang kaya beserta istri-istri mereka sedang menikmati liburan di hutan tersebut. Salah seorang dari mereka belum menikah, jadi kelompok tersebut mengundang seorang pelacur yang sangat cantik dan kalem. Ketika kelompok ini berjalan-jalan menikmati indahnya bunga lily di kolam dan cantiknya kibasan ekor burung merak, pelacur tersebut mengambil barang-barang milik mereka dan melarikan diri. Setelah mengetahui apa yang telah terjadi, mereka sangat marah, segera mereka berpencar ke berbagai penjuru mencoba menemukan pelacur tersebut dan barang-barang milik mereka. Mereka berkeliaran kian kemari sampai akhirnya tiba di tempat Sang Buddha bermeditasi, dan salah satu di antara mereka menghadap Sang Buddha dan berkata: "Tuan yang terhormat, adakah Anda melihat seorang wanita yang melewati jalan ini?" 6

15 Berdirinya Kerajaan Kebenaran "Seorang wanita?" tanya Sang Buddha, bangun dari meditasinya. "Apa yang telah kamu lakukan dengan wanita tersebut hingga kamu mencarinya?" Kemudian pemuda tersebut menjelaskan kenapa mereka mencari pelacur tersebut. Sang Buddha berkata, "Sekarang apa yang menjadi pertimbanganmu? Mana yang lebih baik dan lebih menguntungkan bagimu, pergi mencari seorang wanita dan barang-barang milikmu, liburan yang telah dinikmati berjam-jam tadi yang telah menimbulkan kesusahan-kesusahan bagimu, atau pergi mencari Dirimu Yang Sejati, yang akan membawa kebahagiaan yang abadi?" Pemuda yang pertama kali berbicara pada Sang Buddha ini, yang kemudian menjadi anggota Sangha, memberitahu aku bahwa jika yang berkata demikian adalah seorang pertapa biasa, mereka pasti akan menertawakannya, tetapi ada sesuatu pada diri Sang Buddha yang menyebabkan mereka sadar bahwa masih ada sesuatu yang lebih berharga daripada barang-barang milik mereka yang hilang. Kemudian pemuda ini menjawab, "Tuan yang terhormat, yang lebih baik adalah mencari Diri Sejati kami." "Tetapi apakah itu Diri Sejati itu?" tanya pemuda lainnya. Kemudian Sang Buddha meminta mereka beserta istri-istri mereka untuk mengambil tempat duduk, dan Sang Buddha menerangkan bagaimana caranya memenuhi keinginan-keinginan yang merusak diri sendiri yang menyebabkan penderitaan, dan bahwa dalam menahan keinginan-keinginan dan menghilangkannya sama sekali, akan ditemukan diri yang sejati dan kebahagiaan yang sempurna. Ketika Sang Buddha selesai berkhotbah, pemuda-pemuda tersebut beserta istri-istri mereka merasa bahagia dan kemudian hidup sesuai dengan pedoman yang diberikan Sang Buddha. Mereka masih muda, tetapi mata-mata mereka juga bisa tertutup oleh hanya sedikit debu. Dari hutan Sang Buddha melanjutkan perjalanan menuju Gua Uruvela tempat orang-orang yang memuja api suci, yang dijaga oleh pertapa-pertapa yang menderita, yang menganut adat-istiadat lama dengan melakukan penyiksaan diri. Pemimpin mereka bernama Kassapa, dan berkat penembusan dosanya yang besar dia dihormati sebagai orang yang termulia oleh penduduk setempat. Hari sudah malam ketika Sang Buddha mendekati Kassapa dan berkata, "Jika saudara tidak berkeberatan, saya akan menginap di gua, tempat pemujaan api suci." 7

16 Menelusuri Jejak Kaki Sang Guru "Saudara tidak tahu apa yang saudara ucapkan; Dewa Api adalah seekor ular yang besar dan berbisa. Saya tidak ingin dia melukaimu. Bahkan saya, orang yang dianggap paling mulia, juga tidak berani mengembara di Gua Suci bila malam tiba." "Saya jamin tidak akan terjadi apa-apa," mohon Sang Buddha. "Saya tidak suka perdebatan," jawab Kassapa. "Kematian Anda terletak pada keputusan Anda. Itu adalah permintaan Anda sendiri." Sang Buddha mengucapkan terima kasih dan menuju gua, duduk bersila melakukan meditasi hingga jam dua tengah malam. Ketika Dewa Api menyemburkan segumpalan asap dan api, Sang Buddha membalasnya dengan menyemburkan api cinta kasih dan niat baik dan asap serta api semburan dari Dewa Api dapat dipadamkan. Kassapa, bangun dari tidurnya dan menyaksikan pancaran sinar api yang besar dalam Gua, bergumam sendiri, "Pancaran cinta kasih pendatang ini sungguh sangat indah, tetapi Dewa Api tetap akan melukainya." Pada pagi harinya, Kassapa merasa heran melihat Sang Buddha tidak terluka, dan Sang Buddha yang dapat membaca pikirannya, berkata padanya, "Api yang disemburkan Dewa Api telah dipadamkan dengan pancaran sinar cinta kasih dan niat yang baik." Dan Sang Buddha memperlihatkan mangkuknya di mana tampak sang ular terbaring tidur dengan penuh kedamaian. Kassapa semakin heran dan berkata sendiri, "Pendatang ini benarbenar memiliki kekuatan gaib, dan dia tidak kenal rasa takut, namun bagaimanapun dia tidak semulia saya." Pada malam kedua, dengan tidak gentar sedikit pun Sang Buddha memasuki tempat suci dari Dewa Api dan untuk kedua kalinya kobaran api dari Dewa Api dipadamkan dengan kobaran cinta kasih dan niat baik Sang Buddha. Dan sebagai penghormatan Kassapa berkata, "Tinggallah di rumah saya dan saya akan menjamu Anda makan, seperti halnya orang-orang desa yang dermawan akan memberi makan pada seseorang yang mereka anggap mulia." Sang Buddha setuju, dan malam-malam berikutnya dewa-dewa datang menyinari seluruh hutan dengan pancaran sinar yang sangat indah. Kassapa semakin terheran-heran, namun dalam hatinya ia tetap menganggap Sang Buddha tidak semulia dirinya. Kemudian, pada suatu hari Kassapa mengadakan suatu upacara pengorbanan besar-besaran yang memang sudah menjadi kebiasaannya. Seluruh penduduk Anga dan Magadha datang dan membawa makanan yang berlimpah-limpah. Kini Kassapa takut kalaukalau Sang Buddha menarik perhatian orang-orang dengan kekuatan magisnya dalam upacara tersebut dan dengan sendirinya semua 8

17 Berdirinya Kerajaan Kebenaran kehormatan akan tertuju pada Sang Buddha sehingga kehormatan padanya akan menjadi berkurang. Sang Buddha yang mengetahui pikirannya kemudian berkata: "Saudaraku, besok jika waktu mengizinkan, saya akan membawa bekal makanan dan pergi ke tepi danau untuk bermeditasi seharian." "Waktu yang tepat sekali," sambut Kassapa lega, dan ketika Sang Buddha berlalu, dia berguman pada dirinya sendiri, "Saudara ini adalah orang yang baik dengan pandangan yang tajam tetapi tentu saja dia tidak semulia saya." Selama berhari-hari Sang Buddha mengerjakan pekerjaanpekerjaan rendah untuk melayani Kassapa. Sang Buddha membuat pemandian yang menyenangkan yakni sebuah kolam yang dialiri air sungai dengan sebuah batu yang diletakkan di tengah kolam hingga pembersihan kolam dapat dilakukan dengan mudah. Sang Buddha memetik sejumlah buah-buahan yang harum dan segar, membelah kayu bakar untuk api suci sebanyak lima ratus potong. Kassapa sangat senang dan berkata dalam hati, "Saudara ini benar-benar sangat baik dan bijaksana tetapi tentu saja dia tidak semulia saya." Pada saat itu turun hujan lebat, sebagian tanah berpasir di hutan mangga tempat Sang Buddha bermeditasi digenangi air. Kassapa takut bahwa air yang kian menaik akan menenggelamkan tamunya. Dia, yang hingga saat itu, tidak pernah mengenal kelembutan dan perhatian kepada orang lain, tiba-tiba merasa hatinya berat saat berpikir bahwa orang yang semulia itu mati tenggelam. Kemudian buru-buru dia pergi ke desa untuk memperoleh perahu dan membawa Sang Buddha dengan selamat sampai di tempat yang kering. Dia sangat senang dengan kebaikan yang dapat diperbuatnya, walaupun dia masih menggumam dalam hati bahwa tamunya ini tidaklah semulia dirinya. Sang Buddha, tahu bahwa sekarang hati Kassapa telah lembut dan dapat ditundukkan, berkata padanya, "Kassapa, kamu selalu berkata pada dirimu sendiri bahwa saya tidaklah semulia kamu. Tetapi dapatkah kamu dalam upacara kebenaran memberitahu saya bahwa kamu penuh penerangan dan tidak mengenal arti sebuah ketakutan?" Kassapa terhenyak, seketika hatinya menjadi lunak berkat pancaran cinta kasih persahabatan Sang Buddha, dan dia bersujud sebelum berkata, "Tidak, Guru, saya tidak penuh penerangan, saya masih penuh ketakutan, saya tidak lebih mulia daripada Mu." Segera dia bangkit menuju Gua Suci, mengambil benda-benda untuk pemujaan dan membuangnya ke sungai, dan kembali bersujud di kaki Sang Buddha dan memohon Sang Buddha menunjukkan jalan di mana dia dapat bebas dari ketakutan dan menemukan kebijaksanaan. 9

18 Menelusuri Jejak Kaki Sang Guru Pertapa-pertapa yang menderita, begitu melihat benda-benda pengorbanan yang dibuang ke dalam sungai, menjadi takut kalau terjadi malapetaka yang menimpa pemimpin mereka. Buru-buru mereka menuju Gua Suci, di mana mereka menyaksikan Kassapa sedang bersujud di bawah kaki Sang Buddha dan sedang mendengarkan ajarannya. Dan mereka pun juga duduk mendengarkan. "Hantu Api yang kalian takutkan," kata Sang Buddha, "adalah di dalam dirimu sendiri, Hantu Api dalam bentuk keinginan-keinginan, kesombongan dan kepentingan diri sendiri. Itu adalah api hawa nafsu yang menyala-nyala. Ketika perasaan menyentuh obyek perasaan dan pikiran menyentuh obyek pikiran, berarti api hawa nafsu dan keinginan dinyalakan. Telingamu mendengar doamu sendiri, dan kemudian pikiranmu hanya memikirkan kepentinganmu sendiri dan kamu takut akan kehilangannya. Kamu tidak menyadari bahwa diri ini bukanlah diri yang sebenarnya dan tidaklah abadi." Pada saat itu juga Kassapa merasa lega dan memiliki pandangan benar, dan berkat sabda Sang Buddha, rasa damai menyelimutinya. Sang Buddha melanjutkan, "Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut, kamu akan jemu pada api-api yang dinyalakan oleh perasaan dan pikiranmu, dengan demikian api-api itu akan padam. Pengorbanan yang benar adalah pengorbanan keinginan, baranya adalah keinginan yang terkendali dan altar yang benar adalah altar kerendahan hati." Setelah pertapa-pertapa menderita ini mendengar ajaran Sang Buddha, mereka memohon untuk ditahbiskan menjadi siswa, dan Sang Buddha menyetujui, mereka pun memotong rambut mereka masingmasing. Kemudian Sang Buddha bersama-sama mereka mengadakan perjalanan dari Uruvela menuju Rajagaha. Alasan Sang Buddha untuk melanjutkan perjalanan ke Rajagaha adalah sebagai berikut: Ketika Sang Buddha yang saat itu masih sebagai Pangeran Siddharta meninggalkan rumah untuk mencari kebenaran, Sang Buddha berkesempatan mengunjungi Rajagaha di mana Raja Bimbisara sedang merencanakan untuk mengadakan upacara pengorbanan secara besar-besaran dengan menyembelih binatangbinatang. Pangeran Siddharta memberikan khotbah pada raja beserta menteri-menterinya tentang kesatuan dari seluruh makhluk hidup, dan raja terenyuh oleh belas kasihan Sang Buddha dan kemudian membebaskan binatang-binatang tersebut. Raja menilai bertapa mulianya karakter pangeran muda ini dan dia menginginkan pangeran ini tinggal dan menjalankan roda kerajaan bersamanya. Tetapi Pangeran Siddharta menjawab: 10

19 Berdirinya Kerajaan Kebenaran "Yang Mulia, saya mencari kerajaan yang lebih besar dari kerajaanmu, yang lebih besar dari kerajaan-kerajaan yang ada di dunia ini. Saya mencari kerajaan yang tidak ada di dunia ini, yakni kerajaan kebenaran. Bila saya telah menemukan kerajaan itu saya akan kembali memberitahukanmu." Raja sedih mendengar kata-kata itu, tapi dia sadar bahwa perkataan pangeran muda ini adalah benar dan dia sama sekali tidak ingin menghalangi tujuannya. Kini Sang Buddha telah menemukan kerajaan kebenaran, untuk memenuhi janjinya, Sang Buddha berangkat menuju Rajagaha beserta Kassapa dari Uruvela dan pertapa-pertapa yang menderita. Sang Buddha menginap dekat tempat suci Supatittha, kira-kira enam mil jauhnya dari kota Rajagaha, sebuah kota yang menyenangkan dengan dikelilingi bukit-bukit yang puncaknya didiami burung-burung nasar atau burung bering yang besar: bukit Gijjhakuta atau lereng burung bering. Ada penginapan untuk pertapa-pertapa yang mengembara yang di dirikan di pinggiran kota dan desa, dan saat itu tidak ada yang begitu memperhatikan kedatangan rombongan Sang Buddha kecuali hanya sekedar memberi penghormatan pada mereka. Tetapi ketika Raja Bimbisara mendengar bahwa Gautama, seorang pertapa dari suku Sakya telah tiba di Supatittha, ia segera mengunjunginya karena mengingat janji Pangeran Siddharta yang akan memberitahukannya bila telah menemukan kerajaan kebenaran, dan kini dia yakin bahwa Pangeran Siddharta telah menemukannya dan datang untuk memberitahukannya. Sekarang, Raja dan rombongan besar yang terdiri dari negarawannegarawan dan kepala-kepala rumah tangga mendekati Supatittha, mereka melihat Kassapa dari Uruvela duduk di samping Sang Buddha. Ada beberapa orang yang berpendapat bahwa pertapa ini, Gautama, pasti adalah siswa Kassapa yang dianggap sebagai orang yang paling suci. Tetapi yang lainnya; yang telah mendengar kesucian dari Sang Tathagata, berpendapat bahwa Kassapa lah yang seharusnya menjadi siswa Sang Buddha. Mereka masih memperdebatkan persoalan ini sampai pada acara memperkenalkan dirinya masing-masing. Ketika mereka sudah mengambil tempat duduk, Sang Buddha memandang Kassapa sambil berkata, "Dalam rapat ini maukah kamu menerangkan pengetahuan apa yang kamu dapati hingga menyebabkan kamu meninggalkan penebusan dosa dan pemujaan api ini?" "Pengorbanan dan penebusan dosa yang saya lakukan," jawab Kassapa, "Adalah berkenaan dengan benda-benda berwujud dan 11

20 Menelusuri Jejak Kaki Sang Guru mencari pamrih dalam dunia ini atau dunia dewa, dunia-dunia penglihatan, suara dan pikiran. Imbalan-imbalan yang diberikan pada pengorbanan-pengorbanan dan penebusan dosa yang demikian, tidak akan jauh dari dunia kesombongan dan egoisme, yang terikat selamanya di atas roda penderitaan. Itulah sebabnya saya meninggalkan semua penebusan dosa dan pengorbanan api ini." "Dan jika pikiranmu tidak terang dengan benda-benda ini, Kassapa, apa yang menyebabkan pikiranmu terang dalam dunia manusia dan dewa?" tanya Sang Buddha. Dan Kassapa kembali menjawab, "Saya telah melihat kedamaian yang abadi, Nirvana, hal ini dapat dicapai bila kepentingan diri sendiri dan semua pikiran-pikiran tentang 'aku' disingkirkan, dan tidaklah bijaksana terikat pada hawa nafsu atau benda-benda yang ada baik di dunia ini maupun dunia lain. Kedamaian ini tidak mengenal pembentukan atau perubahan, juga kematian. Lalu, untuk apa saya bertahan pada pengorbanan dan penebusan dosa ini baik di bumi maupun di surga, yang selamanya mengalami pembentukkan, berubah dan musnah?" Sambil berkata demikian Kassapa lalu bangkit dan bersujud di bawah telapak kaki Sang Buddha dan berkata, "Guru saya adalah satu-satunya orang yang termulia. Saya adalah siswanya." Raja Bimbisara memberitahu aku betapa terkesannya orang-orang yang mendengarkannya, dan dengan sendirinya dia maju ke depan, bersujud memberi hormat pada Sang Buddha, dan rakyat pun tahu bahwa dia menghormati seseorang yang telah menemukan kebenaran. Sebelum Kassapa duduk kembali mereka kembali berbisik antara yang satu dengan lainnya, "Kassapa yang termulia dari Uruvela, telah dibimbing oleh pertapa Gautama. Pastilah Gautama telah menunjukkan padanya berkat termulia." Kemudian Sang Buddha memberikan khotbah Dhamma pada rombongan tersebut, tentang kebenaran-kebenaran yang telah dicapai Kassapa dan jalan untuk menemukan kerajaan kebenaran. Selesai Sang Buddha berkhotbah, Raja Bimbisara bersujud memberi hormat dan mengucapkan terima kasih pada Sang Buddha sambil berkata bahwa ketika dia masih muda, dia mempunyai lima keinginan yang kini semuanya telah tercapai. Yang pertama adalah bahwa dia ingin menjadi raja, kedua dia ingin seorang Buddha yang suci datang ke kerajaannya, ketiga dia ingin bersujud memberi penghormatan pada Buddha tersebut, keempat dia ingin Sang Buddha memberikan khotbah Dhamma padanya dan kelima dia dapat mengerti Dhamma tersebut. 12

21 Berdirinya Kerajaan Kebenaran Kemudian raja Bimbisara menjamu Sang Buddha beserta para pertapa. Selesai acara makan, raja mengambil kendi emas yang berisi air, dan menuangkan air tersebut ke tangan Sang Buddha sambil berkata, "Saya serahkan Hutan Bambu, Taman Veluvana di sebelah utara kota kepada Sang Buddha yang termulia sebagai tanda persaudaraan. Saya mohon ini diterima." Dan Sang Buddha menerimanya, dan taman ini merupakan taman pertama yang diberikan kepada persaudaraan Sangha. Seringkali Sang Buddha tinggal di Hutan Bambu tersebut, dan penduduk datang ke sana dengan masalah-masalah dan penderitaan mereka. 13

22 Dua Siswa Utama Singkatnya, setelah Raja Bimbisara menghadiahkan Taman Veluvana kepada persaudaraan Sangha, banyak siswa-siswa Sang Buddha yang dikirim menyebar dari Benares mengadakan perjalanan menuju Rajagaha untuk bergabung dengan Sang Buddha. Ada suatu dataran yang merupakan daerah yang mengelilingi tanah leluhurku dekat Benares, di mana terdapat tebing berpasir dekat sungai Gangga suci dengan sawah-sawah yang terbentang luas hingga ke taman rusa Isipatana. Kebanyakan penduduknya bekerja sebagai penambal kain. Tetapi ketika kami mendekati kota Gaya dari perjalanan kami menuju Rajagaha, tampak bukit-bukit terbentang di hadapan kami. Assaji menunjuk sesuatu dan berkata bahwa di dalam salah satu gua dari bukit-bukit ini Sang Buddha beserta kelima siswa pertama pernah mengadakan penyiksaan diri yang keras. Sebelumnya aku tidak pernah ke dataran yang setinggi ini, maka aku membujuk Assaji untuk bersama-sama memanjat melalui tanaman berduri untuk sampai di puncak. Ketika kami memandang ke bawah, tampak hamparan pasir yang luas yang merupakan dasar sungai yang berlikuliku yang mengelilingi hutan yang ditumbuhi pohon-pohon mangga. Di bagian yang lain, Assaji memberitahuku, bahwa ada satu dari dua puluh empat tempat dekat Gaya, yang dikhususkan sebagai tempat melakukan upacara bagi keselamatan leluhur. "Di bawah sebuah pohon Bodhi yang di sebelah sana," dia berkata sambil menunjuk ke seberang sungai, "Sang Buddha mencapai penerangan sempurna." Aku ingin menyeberangi pasir tandus untuk melihat pohon itu, tetapi Assaji mengingatkan aku bahwa obyek ini tidak termasuk tujuan perjalanan kami. Kemudian kami turun dan berjalan terus sejauh dua puluh mil, sampai kami melihat bukit-bukit indah yang mengelilingi kota Rajagaha dari segala penjuru yang tampak seperti perbentengan yang alamiah. Kami berjalan melalui sebuah terowongan menuju selatan. Kota Rajagaha lebih megah dan berseri daripada Benares. Pada seluruh bagian kota tampak para pedagang yang menjual periuk belanga, dan banyak yang belum pernah aku lihat sebelumnya seperti permata, sulaman-sulaman niha yang maha indah dan kulit-kulit pelana yang dikerjakan dengan corak yang sangat indah. Kami berjalan terus melalui kota menuju ke utara di mana terdapat sumber air panas; Taman Veluvana yang menyenangkan dengan bambu-bambu raksasanya yang tumbuh melingkupi danau kecil yang indah. Melalui lengkungan bambu-bambu ini, kami melihat lapangan-lapangan dan 14

23 Dua Siswa Utama tempat-tempat galian pembuatan batu bata yang diletakkan di bawah terik matahari untuk dikeringkan. Pada saat itu, di Rajagaha ada seorang pertapa pengembara bernama Sanjaya yang mempunyai banyak siswa, termasuk Sariputta dan Moggallana. Kedua siswanya ini sangat serius dalam menyelidiki sesuatu yang terletak di luar jangkauan waktu dan ruang di dalam dunia ini, sehingga seringkali mereka membicarakan masalah ini. Suatu hari mereka memanjat puncak bukit di mana mereka dapat melihat kota dan dataran di sebelah utara. Mereka melihat penduduk berlalu lalang di sawah-sawah dan jalan-jalan, hingga di saat itu timbul dalam pemikiran mereka bahwa dalam seratus tahun, semua orangorang ini akan dimangsa oleh kematian. Mereka sangat terharu bila memikirkan hal ini dan berjalan terus dalam kebisuan. Kemudian salah seorang dari mereka berkata, "Jika ada prinsip umum tentang kematian dan kemusnahan ini, pasti ada juga prinsip yang berlawanan yakni kekekalan yang tidak mengalami kematian dan bisa menghindari kemusnahan." "Ya," jawab yang lainnya, "marilah dengan teguh kita selidiki rahasia dari jalan yang harus ditempuh untuk mencapai kehidupan abadi ini." "Dan, sampai sejauh ini," kata pembicara pertama, biarkanlah seseorang yang untuk pertama kalinya menemukan jalan ini, menceritakannya pada yang lain." Demikianlah janji yang dibuat antara mereka. Pertama-tama mereka pergi menemui guru mereka, Sanjaya, tetapi Sanjaya telah mengajarkan mereka seluruh pengetahuannya dan dia tidak dapat menjabarkan pada mereka rahasia jalan yang harus ditempuh untuk menghindari kematian. Kemudian pada suatu hari, ketika Sariputta keluar meminta sedekah, dia berjumpa dengan Assaji yang juga akan meminta sedekah. Assaji berjalan dengan kepala tertunduk menunjukkan kerendahan hati, wajahnya yang terang menandakan kedamain batinnya dan Sariputta yakin bahwa bhikkhu ini telah menemukan jalan yang dia dan Moggallana selidiki selama ini. Sariputta mengikutinya hingga dia kembali dari sedekahnya, dan menunggu dengan hormat hingga dia menghabiskan makanannya dan mencuci tangan. Setelah itu, Sariputta mendekatinya sambil berkata: "Wajahmu sangat terang, sahabat, siapa Gurumu? Dan apa saja yang diajarkannya padamu?" Wajah Assaji berseri-seri penuh cinta-kasih dan agung saat dia menjawab, "Sang Buddha Gautama, adalah guru saya. Tidak pernahkah kamu mendengar ketenaran Sang Buddha?" 15

24 Menelusuri Jejak Kaki Sang Guru "Dia yang baru-baru ini datang di Rajagaha? Ajaran apa yang dia miliki? Ajaran apa yang diajarkannya padamu?" Assaji tidak pernah dapat mengungkapkannya dengan kata-kata. Assaji mengerti semua yang diajarkan Sang Buddha, tetapi itu adalah pengalaman batin, yang tidak dapat diutarakan dengan kata-kata. Beberapa lama kemudian dia menjawab, "Saya hanya seorang siswa yang baru saja ditahbiskan. Saya tahu bahwa ajaran Sang Buddha adalah benar, tapi saya tidak dapat menerangkannya secara lengkap." Sariputta menjadi lebih yakin bahwa guru Assaji dapat menerangkan padanya tentang kehidupan abadi, dan dia melanjutkan pertanyaannya. "Dapatkah kamu menjelaskan kepada saya walaupun sedikit saja? Saya perlu isinya, kata-kata tidaklah menjadi masalah." Assaji berpikir beberapa saat dan kemudian berkata, "Sang Buddha mengajarkan bahwa segala sesuatu yang memiliki awal juga memiliki akhir." Itu bukanlah suatu jawaban yang akan diyakini orang-orang bijaksana yang mengembara di pinggiran desa, yang sedang mencari pedang-pedang tajam dengan siapa saja yang akan menentang mereka, tetapi Sariputta tidak termasuk salah seorang dari mereka. Dia terdiam beberapa saat dan melalui kekuatan batinnya dia memahami penjelasan Assaji, tiba-tiba cahaya terang membias di wajahnya seraya berkata, "Berarti seseorang yang dilahirkan suatu saat akan mengalami kematian?" "Ya," jawab Assaji. "Berarti semua makhluk hidup selalu mengalami kelahiran dan berakhir dengan kematian?" "Ya," jawab Assaji. "Dan di balik keberadaan dan ketidakberadaan, di balik kelahiran dan kematian berada kehidupan yang abadi?" "Ya," jawab Assaji kembali. "Akhir dari siklus kelahiran dan kematian," sambung Sariputra yang lebih ditujukan pada dirinya sendiri, "dan penemuan dari Keabadian kelahiran dan kematian serta semua yang ada dan berhenti untuk menjadi ada beriak pada kolam waktu muncul untuk kemudian menjadi padam dan di bawah kedalamannya, Keabadian! Sahabat, kamu telah menjelaskan pada saya rahasia hal-hal yang abadi, rahasia pembebasan dari penderitaan." "Bukan aku!" protes Assaji, "tetapi Sang Buddha. Ikutilah saya dan saya akan membawamu untuk bertemu dengan beliau." 16

25 Dua Siswa Utama "Dengan segala senang hati," sambut Sariputta, "tetapi saya harus menemui sahabat saya dulu, Moggallana dan mengajaknya ikut serta. Kami berdua telah membuat perjanjian bahwa bila salah satu di antara kami telah melihat cahaya dari kehidupan abadi, akan segera memberi kabar pada yang lain." Assaji memberitahu Sariputta di mana Sang Buddha berada, Sariputta segera mencari Moggallana dan menceritakan pertemuannya dengan Assaji, Moggallana berteriak kegirangan,"mari kita berangkat kawan, dan bergabung dengan Sang Gautama yang mulia, mungkin dia bersedia menjadi guru kita." Tetapi Sariputta menjawab, "Kita harus mempertimbangkan kawan, bahwa masih banyak teman-teman kita di kota ini sebagai pendeta pengembara yang mengikuti Sanjaya. Mari kita beri informasi dulu pada mereka tentang niat kita ini, mungkin mereka juga akan melakukan apa yang mereka rasa baik untuk dilakukan." Moggallana setuju dan keduanya segera memberitahu pendetapendeta pengembara bahwa ada seorang guru yang akan mengajarkan rahasia dari kehidupan abadi. Mereka menyambutnya dengan gembira, kemudian pertapa-pertapa tersebut memutuskan bahwa mereka juga akan belajar pada Sang Buddha. Kemudian, kedua sahabat tersebut menemui Sanjaya dan memberitahu tentang niat mereka. Sanjaya meminta mereka untuk tidak meninggalkan dirinya dan membujuk mereka untuk tetap tinggal dan bergabung dengannya dalam mengambil bagian kepemimpinan di antara pendeta-pendeta pengembara tersebut. Tetapi mereka menolak dengan halus, dan meninggalkan dirinya diikuti seluruh pendeta pengembara tersebut. Melihat itu, tak lama kemudian kemarahan Sanjaya memuncak, wajahnya menjadi merah padam dan muntah darah. Ketika Sang Buddha melihat kedatangan Sariputta dan Moggallana, Sang Buddha berkata pada kami, "Lihatkah kalian kedatangan kedua orang itu? Tandailah mereka. Mereka akan menjadi siswa-siswaku yang hebat dan agung." Sebagaimana yang diucapkan Sang Buddha, mereka menjadi siswa yang kemampuannya melebihi yang lain di dalam Sangha kecuali jika dibandingkan dengan Sang Buddha sendiri. Sejak Sang Buddha tiba di Rajagaha, beliau telah diikuti oleh para pertapa yang menderita, pengikut Kassapa dari Uruvella dan para pertapa pengembara, pengikut Sanjaya, dan juga sejumlah besar bangsawan-bangsawan muda. Dan kini penduduk mulai bersungutsungut dan dengan marah mengatakan bahwa Sang Buddha telah merebut siswa-siswa orang lain dan menyebabkan orang-orang 17

26 Menelusuri Jejak Kaki Sang Guru meninggalkan kehidupan keluarga atau tanggung jawabnya sebagai seorang pemimpin keluarga. Ketika kami memberitahu Guru tentang hal ini, Sang Buddha berkata, "Keributan ini tidak akan bertahan lama. Jangan pikirkan hal itu. Sang Tathagata memimpin manusia-manusia dengan kekuatan kebenaran. Siapa yang tahan bersungut-sungut sepanjang hari pada kekuatan kebenaran?" Kembali, apa yang dikatakan Sang Buddha menjadi kenyataan. Pada akhir hari ketujuh, orang-orang yang terlibat dalam kemarahan ini menjadi diam dan keributan-keributan pun padam. Sekarang sebelum aku ceritakan tentang berdirinya kerajaan kebenaran secara lebih mendalam, izinkanlah aku menceritakan sesuatu tentang kedua siswa yang terkenal ini, yakni Sariputta dan Moggallana. Sariputta mempunyai kebijaksanaan dan pengertian yang dalam, mempunyai mata batin yang melebihi setiap orang kecuali Sang Buddha. Dia dapat mengalahkan setiap orang dalam perdebatan jika dia mau, tetapi dia tidak suka terlibat dalam perdebatan yang tidak berguna, kecuali terhadap beberapa pertanyaan yang memang seharusnya dilayani, karena dia dan begitu juga Assaji mengetahui bahwa hal-hal yang mempunyai arti terdalam tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata, melainkan hanya terungkap dengan pikiran. Seseorang dapat menemukan rahasia dari kehidupan abadi dengan memikirkan hal-hal yang fana dari semua benda-benda yang ada di dunia. Walaupun berpengetahuan luas, Sariputta tetap rendah hati dan wajahnya mirip seorang bayi yang tak berdosa. Dia mengagumi Sang Buddha seperti seorang anak kecil yang mengagumi pahlawan besar. Suatu ketika, di saat kami berada di Nalanda dan suaranya memecah kesunyian: "Guru, dengan sepenuh hati saya katakan bahwa saya pikir pada saat ini, tidak pernah ada dan tidak akan pernah ada seseorang yang lebih mulia dan bijaksana daripada dirimu." Dengan tersenyum Sang Buddha menjawab, "Betapa agung dan beraninya kata-katamu Sariputta. Apa yang kamu katakan ini benarbenar seperti raungan seekor singa. Tentu saja, karena kamu telah mengetahui mereka yang telah mencapai penerangan, semua yang suci dan bijaksana pada masa lampau dan telah kamu ketahui juga pikiran-pikiran mereka yang terdalam, sikap-sikap mereka, ajaranajaran mereka dan juga kebebasan yang telah mereka capai, bukan?" "Bukan begitu, Guru," jawab Sariputta merendah. Sang Buddha berkata dengan ironi yang halus, "Kalau demikian, tentu saja kamu telah mengetahui semua yang telah mencapai 18

27 Dua Siswa Utama penerangan, yang kelak di masa mendatang akan menjadi seorang suci dan bijaksana, terkenal, juga mengetahui apa yang akan ada dalam pikiran-pikiran mereka yang terdalam, sikap-sikap mereka, ajaranajaran mereka dan juga kebebasan yang akan mereka capai, bukan?" "Bukan begitu, Guru," ulang Sariputta sekali lagi seraya tersenyum. "Tetapi setidak-tidaknya, Sariputta, kamu mengetahui pikiranpikiran saya yang terdalam, sikap-sikap, ajaran-ajaran dan kebebasan yang telah saya capai, bukan?" Kami semua tertawa ketika Sariputta kembali terpaksa secara jujur menjawab, tidak! "Sariputta, berarti tidak ada pengetahuanmu mengenai penerangan, kesucian dan kebijaksanaan seseorang pada masa lalu, masa yang akan datang, atau pada masa kini. Jadi mengapa katakatamu begitu agung dan berani? Mengapa kamu meraung seperti raungan seekor singa?" "Guru," kata Sariputta, "Saya mengaku tidak mempunyai pengetahuan mengenai pikiran-pikiran seorang suci yang telah mencapai penerangan pada masa lalu, masa yang akan datang atau masa kini. Saya hanya mengetahui apa yang terkandung dalam Dhamma." "Dan itu sudah cukup untuk diketahui," jawab Sang Buddha membenarkan. "Tetapi aku juga tahu," kata Sariputta dengan berani, "Bahwa pintu gerbang untuk memasuki kota Dhamma adalah sukar untuk ditemukan, bahwa mereka yang telah mencapai penerangan, suci dan bijaksana masa lalu telah menemukannya dan begitu juga yang akan datang akan menemukannya dan saya juga tahu," dengan suara keras dia berseru, "Bahwa Sang Buddha Gautama juga telah menemukannya!" Kami tertawa dan Sang Buddha tersenyum gembira di saat gurauan ini kembali tertuju padanya. Sesudah wafatnya Sang Buddha, orang-orang yang tidak mengenalnya kadang menyatakan bahwa Sang Buddha senantiasa dihormati sehingga terkesan mengambil jarak dan jauh dari siswanya. Orang-orang yang menyatakan demikian tidak pernah menyaksikan dekatnya Sang Buddha dengan siswa-siswanya seperti saat ini. Adalah benar, terhadap yang tertawa keras dan tak terkontrol Sang Buddha berkata, "Adalah cukup menunjukkan kegembiraan dengan senyuman." Tetapi tidak ada kekakuan dalam sikap-nya dan beliau merasa senang dengan Sariputta yang dapat membalikkan kata-kata beliau dalam senda gurau yang menyenangkan. 19

28 Menelusuri Jejak Kaki Sang Guru Kerendahan hati Sariputta terlihat dalam kesempatan ini, juga terlihat ketika untuk pertama kalinya dia bertemu dengan Punna, yang merupakan seorang budak sebelum bergabung dengan Sangha. Setelah mendengar Sang Buddha berkata bahwa Punna telah mencapai kehidupan tertinggi, Sariputta sebagai seorang brahmin mengikuti budak ini masuk ke dalam hutan, dengan sabar menunggu hingga Punna selesai bermeditasi, kemudian baru memberikan pertanyaan-pertanyaannya. Sariputta tertarik dan menunjukkan kekagumannya pada pelajaran-pelajaran yang diterangkan oleh Punna. "Dan siapa namamu, tuan yang mulia?" tanya Punna. Ketika Sariputta memberitahu Punna siapa dirinya, Punna berkata, "Ternyata saya telah berbicara dengan Sariputta tanpa tahu bahwa ia adalah Sariputta, siswa yang agung. Bila saya tahu dia adalah Sariputta, saya tentu tidak memberanikan diri untuk menerangkan pelajaranpelajaran. Namun bagaimanapun, adalah kesempatan yang berharga buat saya karena dapat berbicara dengan Sariputta, yang patut diteladani kerendahan hatinya." Sungguh, kerendahan hati Sariputta membuatnya mudah didekati, hal ini jarang didapati dari orang-orang yang berpengetahuan luas. Aku tidak ragu-ragu menceritakan masalah-masalahku dan meminta nasehatnya, dan dia selalu diikuti oleh orang-orang yang baru mulai belajar, bahkan sebelum dia dipilih untuk menjadi guru mereka. Sahabat Sariputta, Moggallana, sangat berbeda dengannya. Dia mempunyai mata batin, penglihatan kedua yang dapat mengetahui isi hati seseorang, mengetahui sesuatu yang jauh, mengunjungi alam surga dan dewa-dewa, dan aku merasa agak takut dengan kekuatan supranormalnya. Bila dia mulai tersenyum aneh berarti dari jauh dia telah melihat sesuatu yang tidak dapat dilihat orang lain; aku akan menggigil bila dia menceritakan pada kami tentang penglihatannya, seperti misalnya sebuah kerangka berjalan di udara sementara burung gagak dan elang mematukinya dan ia berteriak kesakitan. Dan aku tidak merasa gembira sedikit pun ketika dari penglihatannya dia menjelaskan seorang penjual daging lembu yang menderita karena makhluk-makhluk bisu yang telah dibunuhnya itu. Kadang-kadang Moggallana digoda oleh Mara yang mengetahui minatnya tentang halhal yang berhubungan dengan alam gaib, dan sekali Sang Buddha pernah menegurnya secara tak langsung dengan menyuruh kami untuk ulet melatih meditasi dalam keheningan Arya. Mereka yang berpenglihatan kedua sering melupakan bahwa berhubungan dengan malaikat dan para dewa yang kehidupannya juga sementara seperti kita bukanlah tujuan yang sebenarnya, yakni Nirvana dan Keabadian. 20

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika 1 Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika Kepada yang kekasih saudara-saudari saya seiman di Tesalonika yaitu kalian yang sudah bersatu dengan Allah Bapa dan Tuhan kita Kristus Yesus: Salam

Lebih terperinci

Rangkuman Kata Mutiara Tentang Waktu

Rangkuman Kata Mutiara Tentang Waktu Rangkuman Kata Mutiara Tentang Waktu Ambillah waktu untuk berfikir, itu adalah sumber kekuatan. Ambillah waktu untuk bermain, itu adalah rahasia dari masa muda yang abadi. Ambillah waktu untuk berdoa,

Lebih terperinci

UNTAIAN KISAH KEHIDUPAN (JATAKAMALA) Kisah Ajastya

UNTAIAN KISAH KEHIDUPAN (JATAKAMALA) Kisah Ajastya 1 UNTAIAN KISAH KEHIDUPAN (JATAKAMALA) Kisah Ajastya Kelahiran Bodhisattva berikut menunjukkan bagaimana sebagai seorang pertapa, beliau mempraktikkan kemurahan hati dan pemberian secara terusmenerus,

Lebih terperinci

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika 1 Tesalonika 1:1 1 1 Tesalonika 1:6 Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika 1 Kepada yang kekasih saudara-saudari saya seiman di Tesalonika yaitu kalian yang sudah bersatu dengan Allah Bapa

Lebih terperinci

"Jika saya begitu takut maka biarlah saya mati malam ini". Saya takut, tetapi saya tertantang. Bagaimanapun juga toh akhirnya kita harus mati.

Jika saya begitu takut maka biarlah saya mati malam ini. Saya takut, tetapi saya tertantang. Bagaimanapun juga toh akhirnya kita harus mati. Malam di Perkuburan Diposkan pada 03 Januari 2016 Sebelumnya saya tidak pernah tinggal di tanah perkuburan. Dan tak ingin tinggal di sana. Namun suatu saat saya mengajak seorang pa-kow. Ketika saya sampai

Lebih terperinci

Yesus Kristus. David C Cook. All Rights Reserved. Kisah tentang

Yesus Kristus. David C Cook. All Rights Reserved. Kisah tentang Kisah tentang Yesus Kristus Ini adalah kisah nyata mengenai Yesus Kristus yang datang ke dunia sebagai seorang bayi dan bertumbuh dewasa. Tetapi Ia lebih dari sekedar manusia biasa. Ia adalah Anak AlLah.

Lebih terperinci

1 Tesalonika. 1 1 Dari Paulus, Silas, dan Timotius. 2 1 Saudara-saudara, kamu tahu bahwa

1 Tesalonika. 1 1 Dari Paulus, Silas, dan Timotius. 2 1 Saudara-saudara, kamu tahu bahwa 301 1 Tesalonika 1 1 Dari Paulus, Silas, dan Timotius untuk jemaat yang tinggal di Tesalonika, yang ada dalam Allah Bapa dan Tuhan Yesus Kristus. Semoga Allah memberikan berkat dan damai sejahtera kepada

Lebih terperinci

Dhamma Inside. Bersikap Ramah. Standar. Berada di luar Kata-kata : Alamilah Sendiri. Vol Oktober 2015

Dhamma Inside. Bersikap Ramah. Standar. Berada di luar Kata-kata : Alamilah Sendiri. Vol Oktober 2015 Dhamma Inside Vol. 23 - Oktober 2015 Bersikap Ramah Standar Berada di luar Kata-kata : Alamilah Sendiri Bersikap Ramah Oleh : Bhikkhu Santacitto Pada umumnya, ramah dipahami sebagai sikap positif yang

Lebih terperinci

Siapakah Yesus Kristus? (3/6)

Siapakah Yesus Kristus? (3/6) Siapakah Yesus Kristus? (3/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus adalah Allah Sejati dan Manusia Sejati Tanpa Dosa Kode Pelajaran : SYK-P03 Pelajaran 03 - YESUS ADALAH ALLAH SEJATI

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #11 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #11 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #11 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #11 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.6

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.6 SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.6 1. Merpati, Elang, dan Bangau akan pamer kecepatan. Setelah semua siap, Rajawali memberi aba-aba. Tapi belum hitungan ketiga,

Lebih terperinci

Diceritakan kembali oleh: Rachma www.dongengperi.co.nr 2008 Cerita Rakyat Sumatera Utara Di tepi sebuah hutan kecil yang hijau, sebuah danau yang berair jernih berkilau disapa mentari pagi. Permukaannya

Lebih terperinci

Merenungkan/Membayangkan Penderitaan Neraka

Merenungkan/Membayangkan Penderitaan Neraka Merenungkan/Membayangkan Penderitaan Neraka Oleh: U Sikkhānanda (Andi Kusnadi) Seseorang harus benar-benar mempertimbangkan dan merenungkan penderitaan yang akan dijalaninya di neraka. Sewaktu Sang Buddha

Lebih terperinci

Pikirlah tentang Allah Bila. Saudara Berdoa

Pikirlah tentang Allah Bila. Saudara Berdoa Pikirlah tentang Allah Bila. Saudara Berdoa Allah Akan Mengajar Saudara Berdoa Allah Itu Baik Allah Mengasihi Saudara Allah adalah Bapa Kita Allah Dapat Melakukan Segala Sesuatu Pelajaran ini akan menolong

Lebih terperinci

SEKOLAH SESUDAH INI. "Dan mereka akan melihat wajah-nya dan nama-nya akan tertulis di dahi mereka."

SEKOLAH SESUDAH INI. Dan mereka akan melihat wajah-nya dan nama-nya akan tertulis di dahi mereka. SEKOLAH SESUDAH INI "Dan mereka akan melihat wajah-nya dan nama-nya akan tertulis di dahi mereka." Sorga adalah sebuah sekolah; bidang studinya, alam semesta; gurunya, Yang tak berkesudahan hari-nya. Cabang

Lebih terperinci

Level 1 Pelajaran 6 PERTOBATAN

Level 1 Pelajaran 6 PERTOBATAN Level 1 Pelajaran 6 PERTOBATAN Oleh Don Krow Beberapa orang memiliki pengertian yang salah mengenai pertobatan. Pertobatan bukanlah kesempurnaan tapi perubahan arah. Kita akan bicara mengenai kisah anak

Lebih terperinci

Yang Mencinta dalam Diam

Yang Mencinta dalam Diam Yang Mencinta dalam Diam Aku melihat sebuah abstrak dengan gambar batu-batu cantik menyerupai sebuah rumah, lengkap dengan air-air jernih dibatu-batu tersebut, mereka mengalir dan bergerak sebebas-bebasnya,

Lebih terperinci

Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu ( 23

Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu ( 23 X.b.5 Mujizad-mujizad yang Dilakukan oleh Tuhan Yesus 74. Menenangkan Badai Markus 4:35-41, Matius 8:18; 23-27, Lukas 8:22-25 35 Pada hari itu, waktu hari sudah petang, 18 ketika Yesus melihat orang banyak

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN. Indikator Pencapaian Kompetensi Instrumen

SILABUS PEMBELAJARAN. Indikator Pencapaian Kompetensi Instrumen SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah : SMP Kelas : VIII (Delapan) Mata Pelajaran : PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA Semester : 1 (Satu) Aspek : Sejarah Standar : 1. Mengungkapkan sejarah Pangeran Siddharta pada masa bertapa

Lebih terperinci

1 1 Dari Paul, Silwanus, dan Timotius.

1 1 Dari Paul, Silwanus, dan Timotius. 1 Tesalonika Salam 1:1 1 1 Dari Paul, Silwanus, dan Timotius. Kepada jemaah Tesalonika yang ada dalam Allah, Sang Bapa kita, dan dalam Isa Al Masih, Junjungan kita Yang Ilahi. Anugerah dan sejahtera menyertai

Lebih terperinci

Menemukan Rasa Aman Sejati

Menemukan Rasa Aman Sejati Modul 11: Menemukan Rasa Aman Sejati Menemukan Rasa Aman Sejati Diterjemahkan dari Out of Darkness into Light Wholeness Prayer Basic Modules 2014, 2007, 2005, 2004 Freedom for the Captives Ministries Semua

Lebih terperinci

Baptisan. Mencuci Bersih Dosa HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

Baptisan. Mencuci Bersih Dosa HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS Baptisan Mencuci Bersih Dosa GEREJA YESUS SEJATI Pusat Indonesia Jl. Danau Asri Timur Blok C3 number 3C Sunter Danau Indah Jakarta 14350 Indonesia Telp. (021) 65304150, 65304151

Lebih terperinci

Dharmayatra tempat suci Buddha

Dharmayatra tempat suci Buddha Dharmayatra tempat suci Buddha 1. Pengertian Dharmayatra Dharmayatra terdiri dari dua kata, yaitu : dhamma dan yatra. Dharmma (Pali) atau Dharma (Sanskerta) artinya kesunyataan, benar, kebenaran, hukum,

Lebih terperinci

Tahun A-B-C : Hari Raya Paskah LITURGI SABDA

Tahun A-B-C : Hari Raya Paskah LITURGI SABDA 1 Tahun A-B-C : Hari Raya Paskah LITURGI SABDA Bacaan Pertama Kis. 10 : 34a. 37-43 Kami telah makan dan minum bersama dengan Yesus setelah Ia bangkit dari antara orang mati. Bacaan diambil dari Kisah Para

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar: - Menumbuhkan kesadaran luhur dalam melaksanakan peringatan hari raya

Kompetensi Dasar: - Menumbuhkan kesadaran luhur dalam melaksanakan peringatan hari raya Pendidikan Agama Buddha 2 Hari Raya Agama Buddha Petunjuk Belajar Sebelum belajar materi ini Anda diharapkan berdoa terlebih dahulu dan membaca materi dengan benar serta ketika mengerjakan latihan soal

Lebih terperinci

5. Kisah-kisah dan Sejarah 5.7 Nabi Ya qub AS. dan Nabi Yusuf AS.

5. Kisah-kisah dan Sejarah 5.7 Nabi Ya qub AS. dan Nabi Yusuf AS. 5.7.5 Nabi Yusuf AS. dan Saudara-saudaranya Kini saudara-saudara Nabi Yusuf yang telah menceburkannya ke dalam sumur telah datang. Anak-anak Nabi Ya qub datang dan berbaris dalam rombongan orang-orang

Lebih terperinci

Surat 1 Yohanes 5 (Bag. 2) Wednesday, April 1, 2015

Surat 1 Yohanes 5 (Bag. 2) Wednesday, April 1, 2015 Surat 1 Yohanes 5 (Bag. 2) Wednesday, April 1, 2015 Kurban Santapan dan Kurban Kembelihan, dalam Yes. 44:21-22: - Melenyapkan kefasikan (= lenan iman) - Mengakhiri dosa (= menyucikan harap) - Menghapus

Lebih terperinci

MENCARI KEBENARAN SEJATI BERSAMA ROH KUDUS-ROH KEBENARAN Belajar dari Santo Yustinus

MENCARI KEBENARAN SEJATI BERSAMA ROH KUDUS-ROH KEBENARAN Belajar dari Santo Yustinus MENCARI KEBENARAN SEJATI BERSAMA ROH KUDUS-ROH KEBENARAN Belajar dari Santo Yustinus (Sumber bacaaan: Injil Yohanes,16:12-15) Betapa mengagumkan! Allah Bapa adalah Pencipta kita, Allah Putra adalah Penebus

Lebih terperinci

Kura-kura dan Sepasang Itik

Kura-kura dan Sepasang Itik Kura-kura dan Sepasang Itik Seekor kura-kura, yang kamu tahu selalu membawa rumahnya di belakang punggungnya, dikatakan tidak pernah dapat meninggalkan rumahnya, biar bagaimana keras kura-kura itu berusaha.

Lebih terperinci

Lucu memang.. Aku masih bisa tersenyum manis, melihatmu disana tertawa lepas bersamanya.

Lucu memang.. Aku masih bisa tersenyum manis, melihatmu disana tertawa lepas bersamanya. Lelah menanti.. Cinta untukmu tak pernah berbalas. Lucu memang.. Aku masih bisa tersenyum manis, melihatmu disana tertawa lepas bersamanya. Lucu memang, aku masih saja merindukanmu.. Walau kutau hatimu

Lebih terperinci

Batu yang Menjadi Roti

Batu yang Menjadi Roti Batu yang Menjadi Roti Berikut ini adalah kisah tentang Tuhan Yesus dan para murid-nya. Kisah ini hanya sebuah kiasan, ceritanya sendiri tidak tertulis dalam Injil mana pun. Oleh karenanya kisah ini hanya

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #9 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #9 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #9 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #9 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

Man of God Transformation 2 Transformasi Manusia Allah 2 Holy Spirit Measures

Man of God Transformation 2 Transformasi Manusia Allah 2 Holy Spirit Measures Man of God Transformation 2 Transformasi Manusia Allah 2 Holy Spirit Measures PEMBUKAAN: Hari ini saya ingin melanjutkan seri khotbah Man of God Transformation bagian kedua, yaitu: Holy Spirit Measures

Lebih terperinci

Mengapa bhikkhu harus dipotong rambutnya? Mengapa bhikkhu itu tidak boleh beristeri? Mengapa anak perempuan tidak boleh dekat bhikkhu?

Mengapa bhikkhu harus dipotong rambutnya? Mengapa bhikkhu itu tidak boleh beristeri? Mengapa anak perempuan tidak boleh dekat bhikkhu? TENTANG SANG BUDDHA 1. Apa arti kata Buddha? Kata Buddha berarti "Yang telah Bangun" atau "Yang telah Sadar", yaitu seseorang yang dengan usahanya sendiri telah mencapai Penerangan Sempurna. 2. Apakah

Lebih terperinci

Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann

Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.

Lebih terperinci

Sutta Mahavacchagotta (The Greater Discourse to Vacchagotta)

Sutta Mahavacchagotta (The Greater Discourse to Vacchagotta) 1 Sutta Mahavacchagotta (The Greater Discourse to Vacchagotta) Demikianlah telah saya dengar. Suatu ketika Bhagavan sedang berada di Kalantakanivapa, Hutan Bambu, di Rajagaha. Kemudian Samana Vacchagotta

Lebih terperinci

Kalender Doa Oktober 2016

Kalender Doa Oktober 2016 Kalender Doa Oktober 2016 Berdoa Bagi Wanita Yang Merindukan Tuhan Pada Banyak budaya wanita dan anak anak gadis diberi tahu bahwa mereka tidak terlalu berharga dan merupakan beban bagi keluarga. Pada

Lebih terperinci

2. Gadis yang Dijodohkan

2. Gadis yang Dijodohkan 2. Gadis yang Dijodohkan Burung-burung berkicau merdu di tengah pagi yang dingin dan sejuk. Dahan-dahan pohon bergerak melambai, mengikuti arah angin yang bertiup. Sebuah rumah megah dengan pilar-pilar

Lebih terperinci

Sutta Cula- Malunkyovada: Petunjuk Singkat Kepada Malunkya (Cula- Malunkyovada Sutta: The Shorter Instructions to Malunkya) [Majjhima Nikaya 63]

Sutta Cula- Malunkyovada: Petunjuk Singkat Kepada Malunkya (Cula- Malunkyovada Sutta: The Shorter Instructions to Malunkya) [Majjhima Nikaya 63] 1 Sutta Cula- Malunkyovada: Petunjuk Singkat Kepada Malunkya (Cula- Malunkyovada Sutta: The Shorter Instructions to Malunkya) [Majjhima Nikaya 63] Saya mendengar suatu ketika Bhagavan sedang tinggal di

Lebih terperinci

APOCRYPHA SUSANNA KING JAMES BIBLE Susanna

APOCRYPHA SUSANNA KING JAMES BIBLE Susanna www.scriptural-truth.com APOCRYPHA SUSANNA KING JAMES BIBLE 1611 Sejarah Susanna [dalam Daniel] Susanna Temukan awal Daniel, karena tidak di bahasa Ibrani, bukan narasi Bel dan naga. {1:1} sana tinggal

Lebih terperinci

Pertama Kali Aku Mengenalnya

Pertama Kali Aku Mengenalnya 1 Pertama Kali Aku Mengenalnya Aku berhasil menjadi kekasihnya. Laki-laki yang selama 4 tahun sudah aku kagumi dan cintai. Aku pertama kali bertemu dengannya ketika aku duduk di bangku SMP. Saat itu hidupku

Lebih terperinci

YUNUS. 1 Yunus 1. Yunus menolak perintah ALLAH untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe

YUNUS. 1 Yunus 1. Yunus menolak perintah ALLAH untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe 1 Yunus 1 YUNUS 1P Yunus menolak perintah ALLAH untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe ada zaman dulu ada seorang nabi di Israel bernama Yunus. Bapak dari Yunus bernama Amitai. ALLAH memberikan

Lebih terperinci

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran Instrumen. Mengidentifikasi delapan anugerah yang diminta. Tes Lisan. Pangeran Siddharta

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran Instrumen. Mengidentifikasi delapan anugerah yang diminta. Tes Lisan. Pangeran Siddharta SILABUS Sekolah : SMP NEGERI 4 TANJUNGPINANG Kelas : VIII (Delapan) Mata Pelajaran : PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA Semester : 1 (Satu) Aspek : Sejarah Standar Kompetensi : 1. Mengungkapkan sejarah Pangeran Siddharta

Lebih terperinci

UNTAIAN KISAH KEHIDUPAN (JATAKAMALA) Kisah Angsa Keemasan

UNTAIAN KISAH KEHIDUPAN (JATAKAMALA) Kisah Angsa Keemasan 1 UNTAIAN KISAH KEHIDUPAN (JATAKAMALA) Kisah Angsa Keemasan Pada suatu waktu, zaman dahulu kala, Bodhisattva terlahir sebagai raja dari kawanan angsa. Ia adalah pemimpin sekelompok besar hewan dan tinggal

Lebih terperinci

LITURGI SABDA. Tahun C Minggu Paskah III. Bacaan Pertama Kis. 5:27b b-41. Kami adalah saksi dari segala sesuatu: kami dan Roh Kudus.

LITURGI SABDA. Tahun C Minggu Paskah III. Bacaan Pertama Kis. 5:27b b-41. Kami adalah saksi dari segala sesuatu: kami dan Roh Kudus. 1 Tahun C Minggu Paskah III LITURGI SABDA Bacaan Pertama Kis. 5:27b-32. 40b-41 Kami adalah saksi dari segala sesuatu: kami dan Roh Kudus. Bacaan diambil dari Kisah Para Rasul: Setelah ditangkap oleh pengawal

Lebih terperinci

Mula Kata, Bismillah

Mula Kata, Bismillah Mula Kata, Bismillah Karena berangkat bukan hanya pergi. Basmalah memilihkan yang tepat dari kebaikan Ada banyak orang pergi ke pasar. Ada yang membeli sayur di pojokan tepat sebelah toko kain. Ada yang

Lebih terperinci

Tidak Ada Ajahn Chan. Kelahiran dan Kematian

Tidak Ada Ajahn Chan. Kelahiran dan Kematian Tidak Ada Ajahn Chan Kelahiran dan Kematian Latihan yang baik adalah bertanya kepada diri Anda sendiri dengan sungguh-sungguh, "Mengapa saya dilahirkan?" Tanyakan diri Anda sendiri dengan pertanyaan ini

Lebih terperinci

BAB II RINGKASAN CERITA. sakit dan mengantarkan adik-adiknya ke sekolah. Karena sejak kecil Lina

BAB II RINGKASAN CERITA. sakit dan mengantarkan adik-adiknya ke sekolah. Karena sejak kecil Lina BAB II RINGKASAN CERITA Ada dua kewajiban yang paling di benci Lara yang harus di lakukannya setiap pagi. Lara harus mengemudi mobil ayahnya yang besar dan tua ke rumah sakit dan mengantarkan adik-adiknya

Lebih terperinci

Yehezkiel: Manusia Penglihatan

Yehezkiel: Manusia Penglihatan Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Yehezkiel: Manusia Penglihatan Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh : Lazarus Disadur oleh: Ruth Klassen Diterjemahkan

Lebih terperinci

Tiga Sumpah Agung. Hal 1.

Tiga Sumpah Agung. Hal 1. Tiga Sumpah Agung Banyak diantara kalian sudah mengetahui bahwa ketika saya berusia 25 tahun, saya pergi mengunjungi sebuah kuil Taoisme di Taiwan dari sanalah Maha Dewi Yao Chi Jin Mu membuka mata dewa

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #12 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #12 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #12 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #12 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

Siapakah Yesus Kristus? (4/6)

Siapakah Yesus Kristus? (4/6) Siapakah Yesus Kristus? (4/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus adalah Juru Selamat dan Tuhan Kode Pelajaran : SYK-P04 Pelajaran 04 - YESUS ADALAH JURU SELAMAT DAN TUHAN DAFTAR

Lebih terperinci

Santo Yohanes Rasul adalah orang yang sejak semula boleh mengalami kasih Yesus secara istimewa.

Santo Yohanes Rasul adalah orang yang sejak semula boleh mengalami kasih Yesus secara istimewa. 1. Allah, Sumber Segala Kasih Santo Yohanes Rasul adalah orang yang sejak semula boleh mengalami kasih Yesus secara istimewa. Pada perjamuan malam ia boleh duduk dekat Yesus dan bersandar dekat dengan

Lebih terperinci

Dhamma Inside. Kematian Yang Indah. Orang-orang. Akhir dari Keragu-raguan. Vol September 2015

Dhamma Inside. Kematian Yang Indah. Orang-orang. Akhir dari Keragu-raguan. Vol September 2015 Dhamma Inside Vol. 22 - September 2015 Kematian Yang Indah Akhir dari Keragu-raguan Orang-orang Kematian Yang Indah Oleh : Bhikkhu Santacitto Kematian adalah peristiwa yang tidak dapat dihindari oleh siapapun,

Lebih terperinci

SAUDARA BELAJAR BERJALAN

SAUDARA BELAJAR BERJALAN SAUDARA BELAJAR BERJALAN Dalam Pelajaran Ini Saudara Akan Mempelajari Letakkan Tangan Saudara di dalam Tangan Allah Sudahkah Iblis Berusaha untuk Menjatuhkan Saudara? Apakah Saudara Menderita karena Kristus?

Lebih terperinci

TEMAN KESUNYIAN BUKU PUISI BAGUS EKO SAPUTRO

TEMAN KESUNYIAN BUKU PUISI BAGUS EKO SAPUTRO TEMAN KESUNYIAN BUKU PUISI BAGUS EKO SAPUTRO TEMAN KESUNYIAN Bagus Eko Saputro Copyright 2016 by Bagus Eko Saputro Desain Sampul: Agung Widodo Diterbitkan Secara Mandiri melalui: www.nulisbuku.com 2 Daftar

Lebih terperinci

BAPTISAN ROH KUDUS. Baptisan Roh Kudus Baptism in the Holy Spirit Halaman 1

BAPTISAN ROH KUDUS. Baptisan Roh Kudus Baptism in the Holy Spirit Halaman 1 BAPTISAN ROH KUDUS Pengantar Sebagai orang Kristen, pernahkah Anda merindukan kuasa rohani yang lebih besar dalam hidup Anda? Kuasa yang lebih besar untuk melawan dosa? Kuasa yang lebih besar untuk menceritakan

Lebih terperinci

YUNUS. 1 7/15/15 Yunus 1. Yunus menolak perintah Allah untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe

YUNUS. 1 7/15/15 Yunus 1. Yunus menolak perintah Allah untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe 1 7/15/15 Yunus 1 YUNUS Yunus menolak perintah Allah untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe 1 Pada jaman dahulu, ada seorang nabi di Israel yang bernama Yunus. Ayahnya bernama Amitai. ALLAH memberi

Lebih terperinci

Surat Petrus yang kedua

Surat Petrus yang kedua 1 Surat Petrus yang kedua Kepada yang kekasih Saudara-saudari saya seiman yaitu kalian yang sudah diberkati Allah sehingga kalian percaya penuh kepada Kristus Yesus sama seperti kami. Dan oleh karena percaya

Lebih terperinci

Misteri Allah. Amsal 25:2-3. Orang bodoh seperti orang berhikmat. Amsal 26:11-12. Musuh seperti teman. Amsal 26:18-25.

Misteri Allah. Amsal 25:2-3. Orang bodoh seperti orang berhikmat. Amsal 26:11-12. Musuh seperti teman. Amsal 26:18-25. Lesson 10 for March 7, 2015 Pada bagian ini, kitab Amsal menolong kita untuk menemukan apa yang ditemukan di balik topeng. Yaitu, realitas di balik penampilan, apa yang mata kita tidak dapat lihat. Misteri

Lebih terperinci

Yesus Itu Adalah Hakim Agung. ketika dunia ini berakhir, yaitu di akhir zaman, akhir segala sesuatu. " Tetapi

Yesus Itu Adalah Hakim Agung. ketika dunia ini berakhir, yaitu di akhir zaman, akhir segala sesuatu.  Tetapi Pelajaran Empat Yesus Itu Adalah Hakim Agung Menurut Alkitab Allah akan mengadakan suatu hari pengadilan, pada hari kiamat, ketika dunia ini berakhir, yaitu di akhir zaman, akhir segala sesuatu. " Tetapi

Lebih terperinci

Seri Kedewasaan Kristen (2/6)

Seri Kedewasaan Kristen (2/6) Seri Kedewasaan Kristen (2/6) Nama Kursus : ORANG KRISTEN YANG BERTANGGUNG JAWAB (OKB) Nama Pelajaran : Bertanggung Jawab dalam Hal Ibadah dan Persekutuan Kode Pelajaran : OKB-P02 DAFTAR ISI A. BERTANGGUNG

Lebih terperinci

My Journey with Jesus #2 - Perjalananku dengan Yesus #2 THE JOY OF THE LORD SUKACITA DALAM TUHAN

My Journey with Jesus #2 - Perjalananku dengan Yesus #2 THE JOY OF THE LORD SUKACITA DALAM TUHAN My Journey with Jesus #2 - Perjalananku dengan Yesus #2 THE JOY OF THE LORD SUKACITA DALAM TUHAN Hari ini judul khotbah saya adalah THE JOY OF THE LORD/SUKACITA DALAM TUHAN. Saya rindu hari ini bahkan

Lebih terperinci

Roh Kudus. Penolong dan Penghibur HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

Roh Kudus. Penolong dan Penghibur HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS Roh Kudus Penolong dan Penghibur GEREJA YESUS SEJATI Pusat Indonesia Jl. Danau Asri Timur Blok C3 number 3C Sunter Danau Indah Jakarta 14350 Indonesia Telp. (021) 65304150, 65304151

Lebih terperinci

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Manusia Api

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Manusia Api Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Manusia Api Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh : Lazarus Disadur oleh: E. Frischbutter Diterjemahkan oleh: Widi Astuti

Lebih terperinci

dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakannya kepada mereka.

dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakannya kepada mereka. Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #8 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #8 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

Thn A Hari Minggu Adven III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Yes. 35 : 1-6a. 10

Thn A Hari Minggu Adven III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Yes. 35 : 1-6a. 10 1 Thn A Hari Minggu Adven III LITURGI SABDA Bacaan Pertama Yes. 35 : 1-6a. 10 Tuhan sendiri datang menyelamatkan kamu. Bacaan diambil dari Kitab Nabi Yesaya: Padang gurun dan padang kering akan bergirang,

Lebih terperinci

Pelajaran untuk Murid STUDENT LESSON KEPATUHAN Hanya Percaya Kepadaku 3 November, 2012

Pelajaran untuk Murid STUDENT LESSON KEPATUHAN Hanya Percaya Kepadaku 3 November, 2012 Pelajaran untuk Murid STUDENT LESSON KEPATUHAN Hanya Percaya Kepadaku 3 November, 2012 Hanya Percaya kepadaku (Apa kira-kira hubungan ilustrasi berikut dengan ayat-ayat Alkitab di pelajaran hari Rabu?)

Lebih terperinci

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Yehezkiel: Manusia Penglihatan

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Yehezkiel: Manusia Penglihatan Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Yehezkiel: Manusia Penglihatan Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh : Lazarus Disadur oleh: Ruth Klassen Diterjemahkan

Lebih terperinci

Basuh Kaki. Mendapat Bagian dalam Tuhan HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

Basuh Kaki. Mendapat Bagian dalam Tuhan HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS Basuh Kaki Mendapat Bagian dalam Tuhan GEREJA YESUS SEJATI Pusat Indonesia Jl. Danau Asri Timur Blok C3 number 3C Sunter Danau Indah Jakarta 14350 Indonesia Telp. (021) 65304150,

Lebih terperinci

REFORMASI KESEHATAN PERLU DILAKSANAKAN

REFORMASI KESEHATAN PERLU DILAKSANAKAN BEKERJA UNTUK YANG KECANDUAN REFORMASI KESEHATAN PERLU DILAKSANAKAN Setiap reformasi yang benar mendapat tempat dalam pekerjaan keselamatan dan cenderung mengangkat jiwa kepada satu kehidupan yang baru

Lebih terperinci

Ruang Rinduku. Part 1: 1

Ruang Rinduku. Part 1: 1 Ruang Rinduku saat mentari hilang terganti langit malam hingga pagi datang menyambut kembali kehidupan, maka saat itulah hati ini merindukan sosokmu, canda tawamu, dan senyumanmu. Part 1: 1 hai selamat

Lebih terperinci

Selalu terbuka jelas mata ini Mata ciptaan-mu Aku berjalan lemah di atas hiasan Pijakan menuju satu berita gembira

Selalu terbuka jelas mata ini Mata ciptaan-mu Aku berjalan lemah di atas hiasan Pijakan menuju satu berita gembira Mata Cinta Selalu terbuka jelas mata ini Mata ciptaan-mu Aku berjalan lemah di atas hiasan Pijakan menuju satu berita gembira Tangan ini beralirkan anugerah kuasa-mu Sederhana bagi-mu Hanya kamilah merasa

Lebih terperinci

Pembabaran Dhamma yang Tidak Lengkap (Incomplete Teachings)

Pembabaran Dhamma yang Tidak Lengkap (Incomplete Teachings) Pembabaran Dhamma yang Tidak Lengkap (Incomplete Teachings) Oleh: U Sikkhānanda (Andi Kusnadi) Ada beberapa alasan dari tidak tercapainya Dhamma Mulia. Sebuah contoh dari tidak terealisasinya Dhamma Mulia

Lebih terperinci

En-Publishing Refleksi-refleksi mengenai Rumah Sakit. Perenungan buat dokter, perawat, pasien, keluarga

En-Publishing Refleksi-refleksi mengenai Rumah Sakit. Perenungan buat dokter, perawat, pasien, keluarga En-Publishing Refleksi-refleksi mengenai Rumah Sakit Perenungan buat dokter, perawat, pasien, keluarga Jeffrey Lim Puisi dibuat oleh Sdr. Jeffrey Lim TOC Daftar Isi I..Pendahuluan : Rumah sakit itu tempat

Lebih terperinci

Th A Hari Minggu Biasa VIII 26 Februari 2017

Th A Hari Minggu Biasa VIII 26 Februari 2017 1 Th A Hari Minggu Biasa V 26 Februari 2017 Antifon Pembuka Mzm. 18 : 19-20 Tuhan menjadi sandaranku. a membawa aku keluar ke tempat lapang. a menyelamatkan aku karena a berkenan kepadaku. Pengantar Rasa-rasanya

Lebih terperinci

Alkitab untuk Anak-anak. memperkenalkan. Manusia Api

Alkitab untuk Anak-anak. memperkenalkan. Manusia Api Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Manusia Api Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh: Lazarus Disadur oleh: E. Frischbutter Diterjemahkan oleh: Widi Astuti

Lebih terperinci

Siapakah Yesus Kristus? (5/6)

Siapakah Yesus Kristus? (5/6) Siapakah Yesus Kristus? (5/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus Memiliki Semua Kuasa dan Penakluk Kematian Kode Pelajaran : SYK-P05 Pelajaran 05 - YESUS MEMILIKI SEMUA KUASA

Lebih terperinci

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Manusia Api

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Manusia Api Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Manusia Api Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh : Lazarus Disadur oleh: E. Frischbutter Diterjemahkan oleh: Widi Astuti

Lebih terperinci

Manfaatkan Waktu. Semaksimal Mungkin

Manfaatkan Waktu. Semaksimal Mungkin Manfaatkan Waktu Semaksimal Mungkin Oleh: U Sikkhānanda (Andi Kusnadi) Pernahkah anda merenungkan seberapa baik anda memanfaatkan waktu yang anda miliki? Dapat dipastikan jawabannya adalah TIDAK. Sebagian

Lebih terperinci

-AKTIVITAS-AKTIVITAS

-AKTIVITAS-AKTIVITAS KEHIDUPAN BARU -AKTIVITAS-AKTIVITAS BARU Dalam Pelajaran Ini Saudara Akan Mempelajari Bagaimanakah Saudara Mempergunakan Waktumu? Bila Kegemaran-kegemaran Saudara Berubah Kegemaran-kegemaran Yang Baru

Lebih terperinci

Keberanian. Dekat tempat peristirahatan Belanda pada zaman penjajahan, dimulailah perjuangan nya.

Keberanian. Dekat tempat peristirahatan Belanda pada zaman penjajahan, dimulailah perjuangan nya. Keberanian Pagi itu di pedesan Kaliurang udara tampak sejuk dan embun pagi mulai pupus. Pada hari pahlawan 10 November tahun dimana kita mengingat perjuangan para pahlawan Indonesia. Ibu Malino sedang

Lebih terperinci

Mutiara Dibalik Pengalaman Pahit. Kejadian 39:1-23. Ditulis oleh Manati I. Zega Selasa, 28 April :26

Mutiara Dibalik Pengalaman Pahit. Kejadian 39:1-23. Ditulis oleh Manati I. Zega Selasa, 28 April :26 Perjalanan hidup manusia merupakan sebuah misteri. Misteri yang saya maksudkan, bukanlah seperti yang kita saksikan akhir-akhir ini di media TV, yakni sesuatu yang horor, menakutkan dan membahayakan. Misteri

Lebih terperinci

Pertobatan Sejati Suatu Syarat

Pertobatan Sejati Suatu Syarat Pertobatan Sejati Suatu Syarat Agama Menjamin Kebahagiaan Keluarga. Agama keluarga adalah satu kuasa yang ajaib. Tingkah laku suami terhadap istri dan istri terhadap suami akan membuat kehidupan rumah

Lebih terperinci

Behind the sea there s a kingdom where I could see your sweet smile.

Behind the sea there s a kingdom where I could see your sweet smile. Angel Has Fallen Down Chapter 1 : Alice the Holy Angel Dunia ini memiliki 101 dimensi yang setiap dimensinya dari teratas merupakan tempat yang bahagia hingga yang terbawah merupakan tempat paling menyengsarakan

Lebih terperinci

Kisah Dari Negeri Anggrek

Kisah Dari Negeri Anggrek Kisah Dari Negeri Anggrek By Eryani Widyastuti SATU Pernahkah kalian mendengar kisah ini? Kisah dari Negeri Anggrek yang damai, indah, dan udaranya dipenuhi oleh bau harum-manis bebungaan anggrek. Negeri

Lebih terperinci

Revelation 11, Study No. 33 in Indonesian Language. Seri kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 33, oleh Chris McCann

Revelation 11, Study No. 33 in Indonesian Language. Seri kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 33, oleh Chris McCann Revelation 11, Study No. 33 in Indonesian Language Seri kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 33, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.

Lebih terperinci

Siapakah Yesus Kristus? (2/6)

Siapakah Yesus Kristus? (2/6) Siapakah Yesus Kristus? (2/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus adalah Firman Allah dan Anak Allah Kode Pelajaran : SYK-P02 Pelajaran 02 - YESUS ADALAH FIRMAN ALLAH DAN ANAK

Lebih terperinci

Syurga, Rumah Allah Yang Indah

Syurga, Rumah Allah Yang Indah Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Syurga, Rumah Allah Yang Indah Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh: Lazarus Disadur oleh: Sarah S. Diterjemahkan oleh:

Lebih terperinci

APAKAH SAUDARA INGIN BERTUMBUH?

APAKAH SAUDARA INGIN BERTUMBUH? APAKAH SAUDARA INGIN BERTUMBUH? Dalam Pelajaran Ini Saudara Akan Mempelajari Setiap Hari Beri Makan Jiwa Saudara Bernaung Dalam Tuhan Hindari Penyakit: Jagalah Kebersihan Hindari Penyakit: Jangan Meracuni

Lebih terperinci

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Paskah Pertama

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Paskah Pertama Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Paskah Pertama Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh: Janie Forest Disadur oleh: Lyn Doerksen Diterjemahkan oleh: Julie

Lebih terperinci

Alkitab untuk Anak-anak. memperkenalkan. Paskah Pertama

Alkitab untuk Anak-anak. memperkenalkan. Paskah Pertama Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Paskah Pertama Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh: Janie Forest Disadur oleh: Lyn Doerksen Diterjemahkan oleh: Julie

Lebih terperinci

Diberikan Allah dengan senang hati.

Diberikan Allah dengan senang hati. Diberikan Allah dengan senang hati. Jauh sebelum kita lahir dan bernapas, Pencipta kita telah membuktikan diri-nya sebagai pemberi yang terbaik dengan memberikan lebih dari apa pun yang pernah didambakan

Lebih terperinci

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Syurga, Rumah Allah Yang Indah

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Syurga, Rumah Allah Yang Indah Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Syurga, Rumah Allah Yang Indah Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh: Lazarus Disadur oleh: Sarah S. Diterjemahkan oleh:

Lebih terperinci

Injil Maria Magdalena. (The Gospel of Mary)

Injil Maria Magdalena. (The Gospel of Mary) Injil Maria Magdalena (The Gospel of Mary) Para Murid Berbincang-bincang dengan Guru Mereka, Sang Juruselamat Apakah segala sesuatu akan hancur? Sang Juruselamat berkata, Segenap alam, segala hal yang

Lebih terperinci

Revelation 11, Study No. 22 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 22,oleh Chris McCann

Revelation 11, Study No. 22 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 22,oleh Chris McCann Revelation 11, Study No. 22 in Indonesian Language Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 22,oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.

Lebih terperinci

Raja Langit, Raja Bumi, dan Putri Bulan Kisah dari Sulawesi Selatan

Raja Langit, Raja Bumi, dan Putri Bulan Kisah dari Sulawesi Selatan Raja Langit, Raja Bumi, dan Putri Bulan Kisah dari Sulawesi Selatan Kisah ini mengajarkan dua hal: Pertama, bahwa setiap peperangan yang dikobarkan oleh rasa iri dan benci hanya akan menghancurkan semua

Lebih terperinci

Pertentangan Akhir antara Kristus dan Setan adalah latar belakang di seluruh Alkitab. Hal ini terutama muncul dalam kitab Ayub. Pertentangan Akhir.

Pertentangan Akhir antara Kristus dan Setan adalah latar belakang di seluruh Alkitab. Hal ini terutama muncul dalam kitab Ayub. Pertentangan Akhir. Lesson 2 for October 8, 2016 Pertentangan Akhir antara Kristus dan Setan adalah latar belakang di seluruh Alkitab. Hal ini terutama muncul dalam kitab Ayub. Pertentangan Akhir. Pertentangan dimulai. Pertentangan

Lebih terperinci

Agama dan Tujuan Hidup Umat Buddha Pengertian Agama

Agama dan Tujuan Hidup Umat Buddha Pengertian Agama Agama dan Tujuan Hidup Umat Buddha Pengertian Agama Kata agama berasal dari kata dalam bahasa Pali atau bisa juga dari kata dalam bahasa Sansekerta, yaitu dari akar kata gacc, yang artinya adalah pergi

Lebih terperinci

SINOPSIS. Universitas Darma Persada

SINOPSIS. Universitas Darma Persada SINOPSIS Watanabe Toru adalah seorang pria berusia 37 tahun yang sedang menaiki pesawat Boeing 737 menuju ke bandara Hamburg, Jerman. Sesampainya di bandara, dia mendengar suara lantunan instrumentalia

Lebih terperinci