PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013"

Transkripsi

1 c. Pengukuran Aset Tetap Biaya administrasi dan biaya umum lainnya sampai dengan aset tersebut dapat dipergunakan untuk operasional telah diakui sebagai suatu komponen biaya aset tetap. Setiap potongan dagang dan rabat dikurangkan dari harga pembelian. Pengukuran aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian asset tetap dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan. Dikarenakan kesiapan sarana dan prasarana yang ada, penyusutan atas aset tetap belum dilakukan untuk menilai suatu aset tetap. Apabila terjadi kondisi yang memungkinkan penilaian kembali, maka aset tetap akan disajikan dengan penyesuaian pada masingmasing akun aset tetap dan dibukukan dalam ekuitas dana pada akun Diinvestasikan Dalam Aset Tetap. Aset Tetap terdiri dari : 1) Tanah. Menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh tanah sampai dengan tanah tersebut siap pakai, biaya ini meliputi antara lain harga pembelian serta biaya untuk memperoleh hak, biaya yang berhubungan dengan pengukuran dan penimbunan. Nilai tanah juga meliputi biaya pembelian bangunan tua yang terletak pada sebidang tanah yang dibeli untuk melaksanakan pembangunan sebuah gedung yang baru jika bangunan tua itu dimaksudkan untuk dibongkar. 2) Peralatan dan Mesin Menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh peralatan dan mesin sampai siap pakai. Peralatan dan mesin yang berasal dari hibah dinilai berdasarkan nilai wajar dari harga pasar atau harga gantinya. BAB IV Kebijakan Akuntansi 31

2 3) Gedung dan Bangunan Menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh gedung dan bangunan sampai siap pakai. Biaya ini meliputi : harga beli, biaya pembebasan, biaya pengurusan IMB, notaris dan pajak. Biaya kontruksi yang dicakup oleh suatu kontrak kontruksi akan meliputi harga kontrak yang ditambah dengan biaya tidak langsung lainnya yang dilakukan sehubungan dengan kontruksi dan dibayar pada pihak selain dari kontraktor, biaya ini juga mencakup biaya bagian dari pembangunan yang dilaksanakan secara swakelola jika ada. 4) Jalan, Irigasi dan Jaringan Menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh jalan, irigasi dan jaringan sampai siap pakai. Biaya ini meliputi antara lain biaya perolehan dan biayabiaya lain sampai dengan jaringan tersebut siap pakai. 5) Aset Tetap Lainnya Menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset tetap lainnya sampai siap pakai. Biaya ini meliputi biaya perolehan aset tetap lainnya yang tidak dapat diklasifikasikan dengan tepat kedalam aset tetap yang telah disesuaikan sebelumnya. 6) Konstruksi dalam Pengerjaan Menggambarkan biaya yang diakumulasikan sampai pada tanggal laporan posisi keuangan dari semua jenis aset tetap dalam pengerjaan yang belum selesai dibangun dan dimaksudkan untuk operasional pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat dalam jangka panjang. Suatu konstruksi dalam pengerjaan dipindahkan ke aset tetap yang bersangkutan setelah pekerjaan konstruksi tersebut dinyatakan selesai dan siap digunakan sesuai tujuan perolehannya dan dicatat harga perolehannya. BAB IV Kebijakan Akuntansi 32

3 E. KEBIJAKAN AKUNTANSI KEWAJIBAN 1. Definisi Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Kewajiban diklasifikasikan menjadi kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. 2. Pengakuan Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima atau pada saat kewajiban timbul. 3. Pengukuran Kewajiban dibukukan nilai nominal. Utang bunga atas utang pemerintah harus dicatat biaya bunga yang telah terjadi dan belum dibayar. Utang bunga atas utang pemerintah yang belum dibayar harus diakui pada setiap akhir periode pelaporan sebagai bagian dari kewajiban yang berkaitan. F. KEBIJAKAN AKUNTANSI EKUITAS Ekuitas Dana merupakan kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dengan kewajiban pemerintah. Ekuitas Dana terdiri dari : 1. Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara aset lancar (kecuali donasi) dengan kewajiban jangka pendek. 2. Ekuitas Dana Investasi mencerminkan kekayaan pemerintah yang tertanam dalam aset non lancar selain dana cadangan, dikurangi dengan kewajiban jangka panjang. 3. Ekuitas Dana Cadangan mencerminkan kekayaan pemerintah yang dicadangkan untuk tujuan yang telah ditentukan sebelumnya sesuai peraturan perundangundangan. BAB IV Kebijakan Akuntansi 33

4 4.4 PENERAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI Dalam melaksanakan kebijakan akuntansi, ada beberapa hal khusus yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Pekalongan yaitu : a. Belum dilaksanakannya penyusutan atas aset yang dimiliki sebagai pengurang atas penurunan nilai; b. Pengakuan belanja ke dalam aset sudah meliputi nilai belanja modal dan mencakup belanja lain yang dapat dikapitalisasi ke dalam belanja modal sampai dengan dapat berfungsinya aset yang bersangkutan. Dalam satu kegiatan yang terdiri dari beberapa pos pengadaan barang dan jasa, maka biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dibagi secara proporsional ke dalam masingmasing aset. c. Penyusunan Laporan keuangan dilakukan dengan konsolidasi seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pekalongan. BAB IV Kebijakan Akuntansi 34

5 BAB V PENJELASAN POSPOS LAPORAN KEUANGAN 5.1 LAPORAN REALISASI ANGGARAN A. PENDAPATAN DAERAH Penerimaan Pemerintah Kabupaten Pekalongan bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Pendapatan Transfer dengan anggaran dan realisasi serta realisasi sebagai berikut : Pendapatan Daerah : 1 Pendapatan Asli Daerah , , , ,00 3 LainLain Pendapatan yang sah Pendapatan Daerah , ,46 2 Pendapatan Transfer 119, ,61 100, ,00 103, ,61 Pendapatan Daerah ,46 atau 103,30 dari anggarannya ,00, meningkat ,85 atau 19,09 dibandingkan realisasi ,61 yang dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Pendapatan Asli Daerah Rekening ini menggambarkan Pendapatan Asli Daerah dan 2013 dengan rincian sebagai berikut: Pendapatan Asli Daerah (PAD) : 1 Pajak Daerah , ,00 112, ,00 2 Retribusi Daerah , ,00 105, , , ,00 99, , ,46 122, , , ,46 119, ,61 Bagian Laba Perusahaan Daerah 4 Lainlain PAD yang Sah Pendapatan Asli Daerah (PAD) BAB V Penjelasan Pospos Laporan Keuangan , 35

6 Pendapatan Asli Daerah ,46 atau 119,31 dari anggarannya ,00, meningkat ,85 atau 71,68 dibandingkan dengan realisasi ,61 yang dapat dirinci dan dijelaskan sebagai berikut : a. Pajak Daerah Pendapatan Pajak Daerah ,00 atau 112,56 dari anggarannya ,00, meningkat ,00 atau 15,04 dibandingkan realisasi ,00, dengan penjelasan sebagai berikut : Pajak Daerah: 1 Hotel , ,00 141, ,00 2 Restoran , ,00 123, ,00 3 Hiburan , ,00 141, ,00 4 Reklame , ,00 136, , , ,00 109, ,00 6 Pajak Parkir , ,00 108, ,00 7 Pajak Mineral Bukan Logam , ,00 114, ,00 8 Pengusahaan Sarang Burung Walet , ,00 126, , , ,00 104, ,00 10 Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan , ,00 108, ,00 11 BPHTB , ,00 153, , , ,00 112, ,00 5 Penerangan Jalan 9 Pajak Air Tanah 1. Pajak Hotel Pendapatan Pajak Hotel ,00 atau 141,24 dari anggarannya ,00, meningkat ,00 atau 157,54 dibandingkan realisasi ,00, dengan perincian sebagai berikut: BAB V Penjelasan Pospos Laporan Keuangan 36

7 Pajak Hotel : 1 Hotel Bintang Dua 2 Hotel Melati Satu Losmen/Rumah 3 Penginapan/Pesanggrahan/Hotel/Rumah Kos , ,00 142, , , ,00 107, , , ,00 135, , , ,00 141, ,00 Pajak Hotel pencapaian 141,24. pendapatan pajak hotel melampaui target yang ditetapkan karena pada tahun 2014 tingkat okupansi kamar hotel meningkat cukup signifikan, sehingga berdampak pada peningkatan pendapatan pajak hotel. 2. Pajak Restoran Pendapatan Pajak Restoran ,00 atau 123,37 dari anggarannya ,00, meningkat ,00 atau 9,96 dibandingkan realisasi ,00, dengan perincian sebagai berikut : Pajak Restoran : , ,00 101, , , ,00 116, ,00 3 Kafetaria , ,00 83, ,00 5 Katering , ,00 127, ,00 6 Warung , ,00 94, ,00 8 Jasa Boga , ,00 107, , , ,00 123, ,00 1 Restoran 2 Rumah Makan Pajak Restoran pencapaian 123,37. pendapatan pajak restoran melampaui target yang ditetapkan karena sesuai ketentuan Peraturan Daerah tentang pajak daerah karena adanya penambahan cakupan obyek restoran, yaitu obyek katering, baik yang dinikmati ditempat maupun tidak sehingga meningkatkan jumlah wajib pajak baru yang berdampak pada peningkatan pajak restoran. BAB V Penjelasan Pospos Laporan Keuangan 37

8 3. Pajak Hiburan Pendapatan Pajak Hiburan ,00 atau 141,65 dari anggarannya ,00, meningkat ,00 atau 35,30 dibandingkan realisasi ,00, dengan perincian sebagai berikut : Pajak Hiburan : , ,00 289, , , ,00 127, ,00 3 Sirkus/akrobatik/sulap ,00 100,00 4 Permainan Bilyar 100, ,00 5 Balap Kendaraan Bermotor , ,00 166,67 6 Permainan Ketangkasan , ,00 341, ,00 7 Mandi Uap/spa , ,00 106, ,00 8 Pertandingan Olahraga , ,00 131, , , ,00 141, ,00 1 Pagelaran Kesenian/ M usik/ Tari/ Busana 2 Karaoke Pajak Hiburan, pencapaian 141,65. pendapatan pajak hiburan melampaui target yang ditetapkan karena terdapat beberapa hiburan yang bersifat insidentil yang mengalami peningkatan frekwensi kegiatan. 4. Pajak Reklame Pendapatan Pajak Reklame ,00 atau 136,32 dari anggarannya ,00, meningkat ,00 atau 34,69 dibandingkan realisasi ,00, dengan perincian sebagai berikut : BAB V Penjelasan Pospos Laporan Keuangan 38

9 Pajak Reklame, pencapaian 136,32. pendapatan pajak reklame melampaui target yang ditetapkan karena pada tahun 2014 terdapat beberapa obyek pajak baru yang terpasang dan adanya peningkatan pajak reklame yang bersifat insidentil yang cukup signifikan. 5. Pajak Penerangan Jalan Umum Pendapatan Pajak Penerangan Jalan Umum (PPJU) ,00 atau 109,59 dari anggaran ,00 dan meningkat ,00 atau 16,28 dibandingkan realisasi ,00. Pajak Penerangan Jalan : 1 Pajak Penerangan Jalan PLN , ,00 109, , , ,00 109, ,00 PPJU, pencapaian 109,59. pendapatan pajak penerangan jalan melampaui target yang ditetapkan karena adanya kenaikan tarif listrik untuk daya diatas 900 kva secara progresif setiap 2 (dua) bulan, sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan pajak penerangan jalan umum. 6. Pajak Parkir Pajak Parkir ,00 atau 108,14 dari anggarannya ,00, meningkat ,00 atau 26,85 dibandingkan realisasi ,00. Pajak Parkir : 1 Pajak Parkir , ,00 108, , , ,00 108, ,00 Pajak Parkir, pencapaian 108,14. pendapatan pajak parkir melampaui target karena telah dilakukan sosialisasi secara berkelanjutan, sehingga dapat meningkatkan kesadaran untuk membayar pajak parkir. BAB V Penjelasan Pospos Laporan Keuangan 39

10 7. Pajak Mineral Bukan Logam Pendapatan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan ,00 atau 114,20 dari anggarannya ,00, menurun ,00 atau (5,34) dibanding realisasi ,00. Pajak Mineral Bukan Logam : , ,00 114, , , ,00 114, ,00 1 Batu, Pasir, Tanah Penggalian Mineral Bukan Logam dan Batuan, pencapaian 114,20. Kelebihan target disebabkan adanya potensi pemohon ijin penggalian baru di wilayah kecamatan Talun. pajak TA ,00 mineral bukan logam dan batuan menurun dibanding realisasi ,00. pajak mineral bukan logam dan batuan menurun hal ini disebabkan karena beberapa penambang izin penambangan telah habis dan kesulitan untuk melakukan perpanjangan izin karena adanya moratorium ijin penambangan yang telah habis, sehingga ada beberapa wajib pajak yang tidak beroperasi/tutup. 8. Pajak Sarang Burung Walet Pendapatan Pajak Sarang Burung Walet ,00 atau 126,59 dari anggarannya ,00, meningkat ,00 atau 13,32 dibandingkan realisasi ,00. BAB V Penjelasan Pospos Laporan Keuangan 40

11 Pajak Burung Walet pencapaian 126,59 dengan realisasi ,00, meningkat dibanding realisasi TA ,00. pajak sarang burung walet mengalami kenaikan karena penagihan yang intensif dari petugas sehingga menghasilkan peningkatan yang cukup signifikan. 9. Pajak air Tanah Pajak Air Tanah ,00 atau 104,51 dari anggarannya ,00, meningkat ,00 atau 4,49 dibandingkan realisasi ,00. Pajak Air Tanah : 1 Pajak Air Tanah , ,00 104, , , ,00 104, ,00 Pajak Air tanah pencapaian 104,51. pajak air tanah ,00 meningkat dibanding realisasi TA ,00. pendapatan pajak air tanah mengalami kenaikan karena terdapat beberapa wajib pajak baru dan beberapa perusahaan kategori besar mengalami peningkatan pemanfaatan air tanah sehingga pendapatan pajak air tanah mengalamai kenaikan. 10. Pajak Bumi dan Bangunan Pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan ,00 atau 108,48 dari anggarannya ,00. Meningkat ,00 atau 6,87 dari realisasi ,00 Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan : 1 Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan BAB V Penjelasan Pospos Laporan Keuangan , ,00 108, , , ,00 108, ,00 41

12 Pajak PBB P2 pencapain 108,48. pendapatan pajak bumi dan bangunan Pedesaan dan Perkotaan (PBBP2) melampaui target yang telah ditetapkan karena adanya pembenahan/koreksi data base yang ada, melalui pelayananan pembetulan SPPT dan pembuatan peta blok Desa secara bertahap. 11. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan BPHTB (Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan) , ,00, atau meningkat 153,96 dari anggarannya ,00 atau 36,31 dibanding realisasi ,00. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan : 1 Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan , ,00 153, , , ,00 153, ,00 Pajak BPHTB tercapai 130,67. bea perolehan hak atas tanah dan bangunan melampai target yang telah ditetapkan karena intensitas jual beli tanah pada tahun 2014 mengalami peningkatan. b. Pendapatan Retribusi Daerah Retribusi Daerah merupakan PAD yang tarifnya ditetapkan melalui Perda dan terkait langsung dengan pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Pekalongan. Pemungutan dan pengelolaan Pendapatan Retribusi Daerah dilakukan oleh masingmasing SKPD (Dinas/Kantor) sebagai Unit Penghasil dengan anggaran dan realisasi serta realisasi sebagai berikut : BAB V Penjelasan Pospos Laporan Keuangan 42

13 pendapatan retribusi daerah ,00 atau105,95 dari anggarannya ,00, meningkat ,00 atau 95,47 dibandingkan dengan realisasi ,00. masingmasing pendapatan retribusi daerah TA 2014 dan 2013, dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Retribusi Jasa Umum Retribusi Jasa Umum merupakan PAD yang terkait langsung dengan pelayanan umum pemerintahan, dengan rincian sebagai berikut : Retribusi Jasa Umum : 1 Retribusi Pelayanan Kesehatan Retribusi Penggantian Biaya Kartu Tanda Penduduk 2 dan Akta Catatan Sipil Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan 3 M ayat , ,00 107, , , ,00 100, , , ,00 66, , , ,00 100, , , ,00 93, , , ,00 106, ,00 7 Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus , ,00 91, ,00 8 Retribusi Pengendalian M enara Telekomunikasi , ,00 103, ,00 9 Retribusi Penyedotan Limbah Cair Industri Kecil , ,00 82, ,00 10 Retribusi Sampah , ,00 86, , , ,00 105, ,00 4 Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum 5 Retribusi Pelayanan Pasar 6 Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor retribusi pelayanan umum ,00 atau 105,36 dari anggarannya ,00 meningkat ,00 atau 123,27 dibandingkan dengan realisasi ,00 dengan penjelasan sebagai berikut : a. Pelayanan Kesehatan. Retribusi pelayanan kesehatan terealisasi ,00 atau 107,94. dari anggarannya ,00. pendapatan retribusi pelayanan kesehatan melebihi target, hal ini disebabkan karena pelayanan puskesmas yang semakin baik, maka meningkatkan kunjungan pasien yang akan berobat/pemeriksaan atau rawat inap. BAB V Penjelasan Pospos Laporan Keuangan 43

14 b. Penggantian Biaya KTP dan Akte Capil Retribusi penggantian biaya KTP dan Akte Capil terealisasi ,00 atau 100,00 dari anggarannya ,00. pendapatan retribusi penggantian biaya kartu tanda penduduk dan akta catatan sipil sesuai dengan target anggaran akan tetapi lebih kecil dari tahun sebelumnya karena adanya instruksi Bupati Pekalongan Nomor 1 Tahun 2014 tanggal 26 Februari 2014 tentang pengurusan dan penerbitan dokumen kependudukan tidak dipungut biaya. c. Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan mayat. Retribusi pelayanan pemakaman & pengabuan mayat terealisasi ,00 atau 66,18 dari anggarannya ,00. retribusi pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat tidak memenuhi target, hal ini disebabkan karena dalam melaksanakan pelayanan kepada masyarakat sifatnya pelayanan insidentil. d. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum. Retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum ,00 atau 100,11 dari terealisasi anggarannya ,00. pendapatan retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum melebihi target dikarenakan adanya titik baru dan adanya tunggakan dari juru parkir yang dibayar pada akhir tahun. e. Retribusi Pelayanan Pasar. Retribusi Pelayanan Pasar terealisasi ,00 atau 93,52 dari anggarannya ,00. Hal ini disebabkan karena sebagian kios/los banyak yang pasif (tidak berjualan) dan banyak pedagang yang tidak menempati lapak/los yang telah ditentukan serta jumlah pedagang di pasar mengalami penurunan. f. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor terealisasi ,00 atau 106,73 dari anggarannya ,00. pendapatan retribusi pengujian kendaraan BAB V Penjelasan Pospos Laporan Keuangan 44

15 bermotor melebihi target dikarenakan seringnya dilaksanakan operasi laik jalan oleh Dinhubkominfo kesadaran para pengusaha bersama Polres Pekalongan, angkutan untuk munculnya melaksanakan pengujian kendaraan dibanding kabupaten/kota yang lain sesuai perda Retribusi Pengujian di Kabupaten Pekalongan tarifnya lebih murah sehingga banyak wajib uji dari daerah lain yang melakukan numpang uji. g. Retribusi Penyediaan/ penyedotan Kakus. Retribusi penyediaan/penyedotan kakus terealisasi ,00 atau 91,71 dari anggarannya ,00. pendapatan retribusi penyediaan dan/atau penyedotan kakus tidak mencapai target, hal ini disebabkan karena hanya tersedia 1(satu) unit mobil operasional sedot tinja dan banyaknya jasa pelayanan penyedotan kakus swasta. h. Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi. Retribusi Pengendalian Menara Telkom terealisasi ,00 atau 103,85 dari anggarannya ,00. pendapatan retribusi pengendalian menara telekomunikasi melebihi target dikarenakan adanya penambahan jumlah menara dan adanya pembayaran denda retribusi keterlambatan pembayaran tahun lalu. i. Retribusi Penyedotan Limbah Cair. Retribusi penyedotan limbah cair industri kecil teralisasi ,00 atau 82,19 dari anggarannya ,00. pendapatan retribusi penyedotan limbah cair industri kecil tidak memenuhi target dikarenakan beberapa pengusaha industri kecil yang disedot limbahnya tidak beroprasi. j. Retribusi Sampah. Retribusi sampah terealisasi ,00 atau 86,88 dari anggarannya ,00. retribusi sampah kurang dari target, hal ini disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat untuk membayar retribusi sampah dan perlunya sosialisasi tentang retribusi sampah. BAB V Penjelasan Pospos Laporan Keuangan 45

16 2. Retribusi Jasa Usaha Retribusi Jasa Usaha merupakan PAD yang terkait pemakaian aset daerah dan/atau penjualan produksi usaha daerah, dengan rincian sebagai berikut : Retribusi Jasa Usaha : , ,00 103, , ,00 3 Retribusi Tempat Pelelangan , ,00 103, ,00 4 Retribusi Terminal , ,00 101, ,00 5 Retribusi Tempat Khusus Parkir , ,00 103, ,00 6 Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa , ,00 100, ,00 7 Retribusi Rumah PotongHewan , ,00 100, ,00 9 Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga , ,00 98, ,00 11 Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah , ,00 100, ,00 12 Retribusi Sewa Peralatan Outbond ,00 13 Retribusi Sewa Mess ,00 14 Sewa Gedung/Ruang/Aula Milik Pemda , ,00 117, ,00 15 Sewa Tanah dan Bangunan , ,00 220, , , ,00 105, ,00 1 Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah 2 Retribusi Pasar Grosir/Pertokoan penerimaan jasa usaha ,00 atau 105,85 dari anggarannya ,00, meningkat ,00 atau 2,68 dibandingkan dengan realisasi ,00. Dengan penjelasan sebagai berikut : a. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah. Retribusi pemakaian kekayaan daerah terealisasi ,00 atau 103,80 dari anggarannya ,00. pendapatan retribusi pemakaian kekayaan daerah melebihi target dikarenakan adanya optimalisasi atas pemanfaatan kekayaan daerah dan adanya pekerjaan infrastruktur yang menggunakan peralatan alat berat pada DPU Kabupaten Pekalongan. BAB V Penjelasan Pospos Laporan Keuangan 46

17 b. Retribusi Pasar Grosir/Pertokoan. dan realisasi pendapatan retribusi grosir/pertokoan tahun 2014 tidak ada dikarenakan sudah masuk pada retribusi pemakaian kekayaan daerah. c. Retribusi Tempat Pelelangan. Retribusi tempat pelelangan terealisasi ,00 atau 103,97 dari anggarannya ,00. pendaparan retribusi tempat pelelangan melebihi target dikarenakan banyaknya kapal luar daerah yang mendarat di TPI Wonokerto dan jumlah tangkapan mengalami kenaikan. d. Retribusi Terminal. Retribusi Terminal terealisasi ,00 atau 101,50 dari anggarannya ,00. pendapatan retribusi terminal melebihi target dikarenakan angkutan awalnya tidak mau masuk ke terminal dan tidak bayar retribusi namun dengan melalui berbagai pendekatan akhirnya mereka mau untuk diarahkan masuk ke terminal sehingga mereka membayar retribusi. e. Retribusi Tempat Khusus Parkir. Retribusi Tempat Khusus Parkir terealisasi ,00 atau 103,90 dari anggarannya ,00. pendapatan retribusi tempat khusus parkir melebihi target dikarenakan adanya penambahan titik baru dan meningkatnya jumlah pengunjung puskesmas, obyek wisata linggoasri dan pantai depok yang menggunakan sepeda motor. f. Tempat Penginapan/Pesangrahan/Villa Retribusi tempat penginapan/pesanggrahan/villa terealisasi ,00 atau 100,58 dari anggarannya ,00. pendapatan retribusi tempat penginapan/pesanggrahan/villa melebihi target karena banyaknya pengunjung yang menginap, akan tetapi menurun dari tahun sebelumnya dikarenakan adanya bangunan dan fasilitas villa yang rusak dan memerlukan perbaikan. BAB V Penjelasan Pospos Laporan Keuangan 47

18 g. Retribusi Rumah Potong Hewan. Retribusi Rumah Potong Hewan terealisasi atau 100,27 dari anggarannya ,00. pendapatan retribusi potong hewan melebihi target dikarenakan meningkat nya pengguna jasa rumah potong hewan. h. Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga. Retribusi tempat rekreasi dan olahraga terealisasi ,00 atau 98,90 dari anggarannya ,00. pendapatan retribusi tempat rekreasi dan olah raga tidak memenuhi target dikarenakan adanya perbaikan kolam renang linggoasri dan tempat rekreasi. i. Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah. Retribusi penjualan produksi usaha daerah terealisasi ,00 atau 100,08 dari anggarannya ,00. pendapatan retribusi penjualan produksi usaha daerah melebihi target dikarenakan adanya peningkatan permintaan/pembelian benih ikan di Balai Benih Ikan Karanganyar dan benih padi dari Balai Pembibitan dan Perbenihan Kampil Wiradesa. j. Retribusi Sewa Peralatan Outbond. Retribusi sewa peralatan outbond pada tahun 2014 tidak dianggarkan. Hal ini disebabkan karena untuk pendapatan retribusi sewa peralatan outbond sudah digabungkan ke pendapatan retribusi tempat rekreasi dan olar raga. k. Retribusi Sewa Mess. Retribusi sewa mess pada tahun 2014 tidak dianggarkan. Hal ini disebabkan karena karena untuk pendapatan retribusi sewa mess sudah digabungkan pada pendapatan sewa gedung/ruang/aula milik pemda. l. Retribusi Sewa Gedung/Ruang/Aula Milik Pemda. Sewa Gedung/Ruang/Aula milik Pemda Kabupaten Pekalongan terealisasi , ,00. milik pemda atau 117,61 dari anggarannya pendapatan retribusi sewa gedung/ruang/aula melebihi target dikarenakan optimalisasi pengelolaan gedung/ruang/aula milik pemda dan banyaknya pengguna sewa gedung. BAB V Penjelasan Pospos Laporan Keuangan 48

19 m. Retribusi Sewa Tanah & Bangunan. Sewa Tanah dan Bangunan terealisasi ,00 atau 220,06 dari anggarannya ,00. pendapatan retribusi sewa tanah dan bangunan melebihi target dikarenakan optimalisasi sewa tanah dan bangunan. 3. Retribusi Perijinan Tertentu Retribusi perijinan tertentu merupakan PAD yang terkait dengan fungsi Pemerintah Daerah sebagai regulator dan otorisator untuk memberikan ijin terhadap kegiatan yang dilaksanakan masyarakat, dengan rincian sebagai berikut: Retribusi Perijinan Tertentu : 1 Retribusi Izin Mendirikan Bangunan , ,00 112, ,00 2 Retribusi Izin Gangguan/Keramaian , ,00 142, , , ,00 101, , ,00 100, , ,00 364, , , ,00 124, ,00 3 Retribusi Izin Trayek 4 Retribusi Izin Usaha Perikanan 5 Retribusi Jasa Laboratorium penerimaan retribusi perijinan tertentu dalam seluruhnya ,00 atau 124,00 dari anggarannya ,00, meningkat ,00 atau 1,35 dibanding realisasi seluruhnya ,00 dengan penjelasan sebagai berikut : a. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan. Retribusi Izin Mendirikan bangunan terealisasi ,00 atau 112,51 dari anggarannya ,00. pendapatan retribusi izin mendirikan bangunan melebihi target dikarenakan sosialisasi perizinan yang dilaksanakan di tiap kecamatan dan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mengurus izin mendirikan bangunan (IMB) baik untuk rumah tinggal maupun untuk bangunan usaha. BAB V Penjelasan Pospos Laporan Keuangan 49

20 b. Retribusi Izin Gangguan/Keramaian. Retribusi izin gangguan / keramaian terealisasi ,00 atau 142,36 dari anggarannya ,00. pendapatan retribusi izin gangguan/keramaian melebihi target dikarenakan sosialisasi perizinan yang dilaksanakan di tiap kecamatan serta meningkatnya kesadaran masyarakat, khususnya para pengusaha untuk mengurus izin gangguan untuk kegiatan usahanya. c. Retribusi Izin Trayek Retribusi Izin Trayek terealisasi ,00 atau 101,63 dari anggarannya ,00. pendapatan retribusi izin trayek meningkat, hal ini disebabkan karena adanya peningkatan jumlah penerbitan ijin insidentil yang melebihi target yang ditetapkan pada masa angkutan lebaran. d. Retribusi Izin Usaha Perikanan Retribusi izin usaha perikanan terealisasi ,00 atau 100 dan tidak dianggarkan di tahun Hal ini disebabkan karena penerbitan dan pemungutan izin usaha perikanan baru dilaksanakan di Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu pada tahun 2014 dengan dasar adanya Peraturan Bupati Nomor 47 Tahun 2013 tentang Pendelegasian Kewenangan Penandatanganan Perizinan kepada Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu. e. Retribusi Jasa Laboratorium Retribusi jasa pengujian alat laboratorium terealisasi ,00 atau 364,03 dari anggarannya ,00. pendapatan retribusi jasa laboratorium melebihi target, hal ini disebabkan karena adanya kegiatankegiatan infrastruktur yang diuji di laboratorium DPU. BAB V Penjelasan Pospos Laporan Keuangan 50

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG BAGI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH UNTUK DESA

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG BAGI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH UNTUK DESA SALINAN BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG BAGI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH UNTUK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang

Lebih terperinci

DATA ISIAN SIPD TAHUN 2017 BPPKAD KABUPATEN BANJARNEGARA PERIODE 1 JANUARI SAMPAI DENGAN 8 JUNI 2017

DATA ISIAN SIPD TAHUN 2017 BPPKAD KABUPATEN BANJARNEGARA PERIODE 1 JANUARI SAMPAI DENGAN 8 JUNI 2017 DATA ISIAN SIPD TAHUN 2017 BPPKAD KABUPATEN BANJARNEGARA PERIODE 1 JANUARI SAMPAI DENGAN 8 JUNI 2017 JENIS DATA 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Satuan Data XIX. RINGKASAN APBD I. Pendapatan Daerah - 584244829879

Lebih terperinci

Hubungan Keuangan antara Pemerintah Daerah-Pusat. Marlan Hutahaean

Hubungan Keuangan antara Pemerintah Daerah-Pusat. Marlan Hutahaean Hubungan Keuangan antara Pemerintah Daerah-Pusat 1 Desentralisasi Politik dan Administrasi Publik harus diikuti dengan desentralisasi Keuangan. Hal ini sering disebut dengan follow money function. Hubungan

Lebih terperinci

KODE REKENING PENDAPATAN KABUPATEN/KOTA

KODE REKENING PENDAPATAN KABUPATEN/KOTA LAMPIRAN A.IV.a : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 21 TAHUN 2011 TANGGAL : 23 MEI 2011 KODE REKENING PENDAPATAN KABUPATEN/KOTA Kode 4 PENDAPATAN DAERAH 4 1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 4 1 1 Hasil Pajak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pendapatan Asli Daerah a. Pengertian Pendapatan Asli Daerah Menurut Mardiasmo (2002:132), Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan yang diperoleh dan sektor

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 9 TAHUN 2015 BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Asli Daerah (PAD) menurut Halim (2008:96) merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah. Kelompok PAD dipisahkan

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN KUDUS TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Semakin besar jumlah penduduk maka semakin. jawab pemerintah dalam mensejahterakan rakyatnya.

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Semakin besar jumlah penduduk maka semakin. jawab pemerintah dalam mensejahterakan rakyatnya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penerimaan pajak dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut secara logis dinilai wajar karena jumlah peningkatan pajak berbanding lurus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang dibarengi dengan pelaksanaan otonomi daerah

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang dibarengi dengan pelaksanaan otonomi daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional merupakan upaya pembangunan yang berkesinambungan dan berkelanjutan yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara. Mempercepat

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH

PROVINSI JAWA TENGAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN KUDUS TAHUN ANGGARAN 2015 Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), pengertian belanja modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), pengertian belanja modal BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Belanja Modal Menurut Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), pengertian belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan modal yang sifatnya menambah

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN ANGGARAN 2014 PER SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (dalam rupiah)

LAPORAN REALISASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN ANGGARAN 2014 PER SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (dalam rupiah) Pemerintah Kabupaten Klungkung Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Bulan : Oktober 2014 LAPORAN REALISASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN ANGGARAN 2014 PER SATUAN

Lebih terperinci

BUPATI DUS BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI DUS BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI DUS BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN KUDUS TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI PAJAK. Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com

PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI PAJAK. Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI PAJAK Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com DASAR HUKUM Undang-Undang No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Dirubah dengan Undang-Undang

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat - 1 - Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PEMANFAATAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DI KOTA

Lebih terperinci

Subbag Hukum BPK Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan

Subbag Hukum BPK Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan PENGATURAN MENGENAI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH SEBAGAIMANA DIATUR DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2009 TENTANG PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH www.kaltimpost.co.id I. PENDAHULUAN Dalam rangka

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN UMUM DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III KEBIJAKAN UMUM DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III KEBIJAKAN UMUM DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Pelaksanaan Otonomi Daerah secara luas, nyata dan bertanggungjawab yang diletakkan pada Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pajak Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2016 PENJABARAN PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2016 PENJABARAN PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH SALINAN BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENJABARAN PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN KUDUS TAHUN ANGGARAN 2016 BUPATI KUDUS, Menimbang melalui :

Lebih terperinci

A. Struktur APBD Kota Surakarta APBD Kota Surakarta Tahun

A. Struktur APBD Kota Surakarta APBD Kota Surakarta Tahun A. Struktur APBD Kota Surakarta 2009 2013 APBD Kota Surakarta Tahun 2009-2013 Uraian 2009 2010 2011 1 PENDAPATAN 799,442,931,600 728,938,187,952 Pendapatan Asli Daerah 110,842,157,600 101,972,318,682 Dana

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN KUDUS TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN PENDAPATAN ASLI DAERAH Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan semua penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan

Lebih terperinci

APBD KABUPATEN GARUT TAHUN ANGGARAN ) Target dan Realisasi Pendapatan

APBD KABUPATEN GARUT TAHUN ANGGARAN ) Target dan Realisasi Pendapatan APBD KABUPATEN GARUT TAHUN ANGGARAN 2006 1) dan Pendapatan Dalam tahun anggaran 2006, Pendapatan Daerah ditargetkan sebesar Rp.1.028.046.460.462,34 dan dapat direalisasikan sebesar Rp.1.049.104.846.377,00

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Belanja Daerah Belanja daerah meliputi semua pengeluaran uang dari Rekening Kas Umum Daerah yang mengurangi ekuitas dana, yang merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran

Lebih terperinci

RINCIAN PENDAPATAN DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013

RINCIAN PENDAPATAN DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 LAMPIRAN XIV PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 RINCIAN PENDAPATAN DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 KODE 4 1 PENDAPATAN ASLI

Lebih terperinci

4. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 42, Tambahan

4. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 42, Tambahan SALINAN BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN DAN PEMANFAATAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 3.1. PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 5 Undang-Undang Nomor 33 Tahun

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG MEKANISAME PERFORASI

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG MEKANISAME PERFORASI BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG MEKANISAME PERFORASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANAH BUMBU, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM, Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

PENDAPATAN PER-SKPD SEBELUM DAN SESUDAH P-APBD TA 2016

PENDAPATAN PER-SKPD SEBELUM DAN SESUDAH P-APBD TA 2016 SEBELUM PERUBAHAN PENDAPATAN DAERAH TA 2016 SESUDAH PERUBAHAN BERTAMBAH (BERKURANG) A. Dinas Kesehatan 51.190.390.000,00 51.690.390.000,00 500.000.000,00 1 - Persalinan umum 710.000.000,00 520.000.000,00

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 34 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan rangkaian siklus Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang pelaksanaannya dimulai dari perencanaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu landasan yuridis bagi pengembangan Otonomi Daerah di Indonesia adalah lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Pengganti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keuangan Daerah Faktor keuangan merupakan faktor yang paling dominan dalam mengukur tingkat kemampuan daerah dalam melaksanakan otonominya. Keadaan keuangan daerah yang menentukan

Lebih terperinci

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JOMBANG,

Lebih terperinci

TARGET DAN REALISASI PENERIMAAN PAD KOTA MALANG TAHUN 2007 s/d 2009

TARGET DAN REALISASI PENERIMAAN PAD KOTA MALANG TAHUN 2007 s/d 2009 TARGET DAN REALISASI PENERIMAAN PAD KOTA MALANG TAHUN 2007 s/d 2009 NO JENIS PAJAK RETRIBUSI JUMLAH TARGET REALISASI PENERIMAAN ( Rp ) 2007 2008 2009 2007 2008 2009 1 2 3 4 5 6 7 8 I PAJAK DAERAH 1 PAJAK

Lebih terperinci

BAB III ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH A. Arah Pengelolaan Pendapatan Daerah 1. Kondisi Pendapatan Saat Ini a. Pendapatan Asli Daerah Secara akumulatif, Pendapatan Asli Daerah kurun waktu 2006-2010 mengalami

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

1. Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tahun Anggaran Anggaran Setelah

1. Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tahun Anggaran Anggaran Setelah ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2005 A. PENDAPATAN 1. dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tahun 2005 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 1 Pajak Daerah 5.998.105.680,00 6.354.552.060,00

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN / KOTA ( REALISASI APBD 2012 ) PERHATIAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN / KOTA ( REALISASI APBD 2012 ) PERHATIAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN / KOTA ( REALISASI APBD 2012 ) PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Realisasi Pendapatan Dan Belanja Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 385.TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 385.TAHUN 2012 TENTANG SALINAN WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 385.TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PEMANFAATAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keuangan Daerah dan APBD Peraturan Menteri Dalam Negeri No 21 tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah mendefinisikan Keuangan Daerah sebagai semua hak dan kewajiban

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memberikan kesempatan serta keleluasaan kepada daerah untuk menggali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memberikan kesempatan serta keleluasaan kepada daerah untuk menggali BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Upaya Pemerintah Daerah dalam Peningkatan Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Penajam Paser Utara. Ditetapkannya Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. roda pemerintahan. Oleh karena itu tiap-tiap daerah harus mengupayakan agar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. roda pemerintahan. Oleh karena itu tiap-tiap daerah harus mengupayakan agar 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pendapatan daerah adalah komponen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang digunakan untuk membiayai pembangunan

Lebih terperinci

PEMUTAKHIRAN DATA PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DIREKTORAT PENDAPATAN DAERAH DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PEMUTAKHIRAN DATA PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DIREKTORAT PENDAPATAN DAERAH DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI PEMUTAKHIRAN DATA PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DIREKTORAT PENDAPATAN DAERAH DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI SUMBER PENDAPATAN DAERAH 1. PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemerintah Daerah Di masa orde baru pengaturan pemerintahan daerah ditetapkan dengan Undang-Undang No. 5 tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah, tapi belum memberikan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah; BERITA DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR : 08 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu 3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD 3.1.1.1. Sumber Pendapatan Daerah Sumber pendapatan daerah terdiri

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH TIMUR, Menimbang : a. bahwa Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruk, Variable Penelitian 2.1.1 Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Asli Daerah merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah, pendapatan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PASER DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD ) TAHUN ANGGARAN

PEMERINTAH KABUPATEN PASER DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD ) TAHUN ANGGARAN PEMERINTAH KABUPATEN PASER DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD ) TAHUN ANGGARAN 2017 PENDAPATAN NO DPA SKPD : 0.00 00 00 00 4 DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA

Lebih terperinci

SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN / KOTA ( REALISASI APBD 2014 )

SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN / KOTA ( REALISASI APBD 2014 ) K 2 Keuangan Pemerintah Kab/Kota REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN / KOTA ( REALISASI APBD 2014 ) 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Realisasi Pendapatan Dan Belanja

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGALOKASIAN BAGIAN DARI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH KEPADA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Kontribusi Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kabupaten Jember

Kontribusi Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kabupaten Jember Kontribusi Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kabupaten Jember Khoirul Ifa STIE Widya Gama Lumajang khoirul_ifa@yahoo.co.id Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Mengingat : 1. 2. 3. 4. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 18 ayat (3),

Lebih terperinci

SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN / KOTA ( APBD 2015 )

SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN / KOTA ( APBD 2015 ) APBD 2 Keuangan Pemerintah Kab/Kota REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN / KOTA ( APBD 2015 ) 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Lebih terperinci

BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN

Lebih terperinci

DAFTAR PERDA TAHUN 2010 S.D DITETAPKAN TANGGAL

DAFTAR PERDA TAHUN 2010 S.D DITETAPKAN TANGGAL DAFTAR PERDA TAHUN 2010 S.D. 2015 NO. URUT NOMOR PERDA / TAHUN TENTANG DITETAPKAN TANGGAL DIUNDANGKAN TANGGAL NOMOR LEMBARAN DAERAH KET Tahun 2010 1. 1 Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2009. 02-10-2010

Lebih terperinci

BAB IV. Pembahasan. IV.1. Analisa Tingkat Efektifitas Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap. Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Bekasi

BAB IV. Pembahasan. IV.1. Analisa Tingkat Efektifitas Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap. Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Bekasi BAB IV Pembahasan IV.1. Analisa Tingkat Efektifitas Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Bekasi IV.1.1. Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Berdasarkan

Lebih terperinci

PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN DAN PENETAPAN PENCAPAIAN TARGET PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH PER TRIWULAN PADA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Proses desentralisasi pemerintahan yang dilakukan oleh Pemerintah. daerah memberikan konsekuensi terhadap Pemerintah Daerah untuk

I. PENDAHULUAN. Proses desentralisasi pemerintahan yang dilakukan oleh Pemerintah. daerah memberikan konsekuensi terhadap Pemerintah Daerah untuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses desentralisasi pemerintahan yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat terhadap Pemerintah Daerah sebagai wujud nyata dari pelaksanaan otonomi daerah memberikan konsekuensi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan antara pemerintah pusat dan daerah, pendapatan asli daerah didefinisikan

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan antara pemerintah pusat dan daerah, pendapatan asli daerah didefinisikan BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pendapatan Asli Daerah II.1.1. Definisi Pendapatan Asli Daerah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah,

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS, Menimbang

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS, Menimbang BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 15 TAHUN2012 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PEMANFAATAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH KABUPATEN BANYUMAS TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 3 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 3 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 3 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PENGALOKASIAN BAGIAN DARI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH KEPADA DESA DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI JOMBANG NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PENJABARAN PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI JOMBANG NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PENJABARAN PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI JOMBANG NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PENJABARAN PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN TEORITIS 2.1.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 2.1.1.1 Pengertian Pendapatan Asli Daerah (PAD) Menurut Halim (2007:96), Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan semua penerimaan

Lebih terperinci

Daerah (PAD), khususnya penerimaan pajak-pajak daerah (Saragih,

Daerah (PAD), khususnya penerimaan pajak-pajak daerah (Saragih, APBD merupakan suatu gambaran atau tolak ukur penting keberhasilan suatu daerah di dalam meningkatkan potensi perekonomian daerah. Artinya, jika perekonomian daerah mengalami pertumbuhan, maka akan berdampak

Lebih terperinci

INSTRUKSI WALIKOTA PEKALONGAN TAHUN 2000 S/D TAHUN 2015

INSTRUKSI WALIKOTA PEKALONGAN TAHUN 2000 S/D TAHUN 2015 No. Urut Nomor Instruksi INSTRUKSI WALIKOTA PEKALONGAN TAHUN 2000 S/D TAHUN 2015 Tanggal Instruksi Judul Instruksi I. TAHUN 2000 1. 1 29-01-2000 Pelaksanaan Kegiatan Pendataan Keluaraga Tahun 2000 2. 2

Lebih terperinci

PEMUNGUTAN PAJAK PARKIR DAN RETRIBUSI PARKIR OLEH PEMERINTAH DAERAH

PEMUNGUTAN PAJAK PARKIR DAN RETRIBUSI PARKIR OLEH PEMERINTAH DAERAH PEMUNGUTAN PAJAK PARKIR DAN RETRIBUSI PARKIR OLEH PEMERINTAH DAERAH www.clipartbest.com I. PENDAHULUAN Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah

Lebih terperinci

yang tidak perlu, mendorong kemampuan prakarsa dan kreativitas pemerintah daerah dan masyarakat daerah dalam mengejar kesejahteraan, walau dalam

yang tidak perlu, mendorong kemampuan prakarsa dan kreativitas pemerintah daerah dan masyarakat daerah dalam mengejar kesejahteraan, walau dalam Kebijakan otonomi daerah lahir dengan tujuan untuk menyelamatkan pemerintahan dan keutuhan negara, membebaskan pemerintah pusat dari beban yang tidak perlu, mendorong kemampuan prakarsa dan kreativitas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) Agar penyelenggaraan pemerintahan dapat berjalan dengan efektif, maka pemerintah perlu mewujudkan pelaksanaan otonomi daerah.

Lebih terperinci

10. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan

10. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI JOMBANG NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JOMBANG,

Lebih terperinci

BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. roda pemerintahan. Oleh karena itu tiap-tiap daerah harus mengupayakan agar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. roda pemerintahan. Oleh karena itu tiap-tiap daerah harus mengupayakan agar 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pendapatan daerah adalah komponen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang digunakan untuk membiayai pembangunan

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Pengelolaan keuangan daerah mempunyai peranan yang sangat penting dalam menjalankan roda pemerintahan, oleh karena itu pengelolaan keuangan daerah selalu berkembang

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH periode 1 January s.d 31 December 2016 Urusan Pemerintahan Unit Organisasi Sub Unit Organisasi : : : 1.20 1.20.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendapatan Asli Daerah 2.1.1. Definisi Pendapatan Asli Daerah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH

BUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Undang-Undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah merupakan salah satu landasan yuridis bagi pengembangan Otonomi Daerah di Indonesia. Dalam undang-undang

Lebih terperinci

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBERIAN BAGI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH KEPADA DESA DI KABUPATEN DEMAK DENGAN

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI DAERAH

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI DAERAH PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI DAERAH UMUM Dengan ditetapkannya Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undangundang Nomor

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENJABARAN TARGET APBD INDUK DAN PENETAPAN PENCAPAIAN TARGET PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH PER TRIWULAN TAHUN ANGGARAN 2012

Lebih terperinci

USULAN SCOPING LAPORAN EITI 2014

USULAN SCOPING LAPORAN EITI 2014 USULAN SCOPING LAPORAN EITI 2014 NEGARA BERKEMBANG KAYA SUMBER DAYA ALAM MELIMPAH v.s. KEMISKINAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN Oleh : Kabid Pengawasan Distamben Banjar Banjarmasin, 15 September 2015 EITI INTERNATIONAL

Lebih terperinci

Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 7. Undang Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan

Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 7. Undang Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI JOMBANG NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JOMBANG,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Kota Bandung merupakan salah satu daerah otonom yang termasuk ke dalam Provinsi Jawa Barat yang tidak lepas dari dampak penerapan otonomi daerah. Kota

Lebih terperinci

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI JOMBANG NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI JOMBANG NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI JOMBANG NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JOMBANG,

Lebih terperinci

DAFTAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG TAHUN

DAFTAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG TAHUN DAFTAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG TAHUN 2000-2015 NO PERDA TENTANG KETERANGAN 1 1 Tahun 2015 Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten batang Tahun Anggaran

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENJABARAN DAN PENETAPAN PENCAPAIAN TARGET PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH PER TRIWULAN PADA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pajak Dalam penyelenggaraan suatu pemerintahan, negara berkewajiban untuk menjaga kepentingan rakyatnya baik dalam bidang pertahanan dan keamanan negara, kesejahteraan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 21 tahun 2011 tentang

LANDASAN TEORI Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 21 tahun 2011 tentang 8 II. LANDASAN TEORI 2.1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 21 tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, struktur APBD merupakan satu

Lebih terperinci

BAB II PENGATURAN RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK DOKUMEN KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

BAB II PENGATURAN RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK DOKUMEN KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI BAB II PENGATURAN RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK DOKUMEN KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI A. Tinjauan Umum Tentang Retribusi Retribusi adalah pembayaran wajib dari penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Otonomi

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Otonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah, penyelenggaraan pemerintah daerah dilakukan dengan memberikan kewenangan yang seluas-luasnya,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 18 ayat (3), Pasal 22, dan Pasal 33

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan yang diperoleh dari sumbersumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah yang sesuai

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KOTA BONTANG NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PENETAPAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA BONTANG TAHUN ANGGARAN 2001

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KOTA BONTANG NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PENETAPAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA BONTANG TAHUN ANGGARAN 2001 PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KOTA BONTANG NOMOR 1 TAHUN 21 TENTANG PENETAPAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA BONTANG TAHUN ANGGARAN 21 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 33 TAHUN 2017 TENTANG PELAYANAN PENYELENGGARAAN PERPORASI

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 33 TAHUN 2017 TENTANG PELAYANAN PENYELENGGARAAN PERPORASI BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 33 TAHUN 2017 TENTANG PELAYANAN PENYELENGGARAAN PERPORASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci